BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Daradjat (1982: 56) menyebutkan ada tiga fungsi agama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Daradjat (1982: 56) menyebutkan ada tiga fungsi agama"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Daradjat (1982: 56) menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang menyakini kebenarannya, yaitu a). Memberikan bimbingan dalam hidup. b). Menolong dan menghadapi kesukaran, c). Menentramkan batin. Dalam realitasnya jalan yang ditunjukkan oleh agama tidak seluruhnya diikuti oleh umat manusia. Bahkan sebagian besar mengingkarinya. Pengingkaran terhadap ajaran agama ini tidak hanya terjadi pada masa Jahiliyah saja, tetapi terjadi pula pada zaman modern ini. Proses modernisasi dan industrialisasi telah membawa perubahan pola hidup manusia. Terutama dalam cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang pada gilirannya perubahan tersebut akan membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari modernisasi antara lain: adanya perubahan tata nilai dan tata kehidupan yang serba keras, bahkan tradisi nenek moyang yang dikenal beradab telah terkikis oleh budaya baru yang serba modern. Perubahan lain dari mordenisasi itu antara lain adalah sifat induvidualitis, egois, permissif dan konsumeris. Hal ini terjadi karena tuntutan hidup yang semakin tinggi dan semakin banyak yang kurang terpenuhi. Akibatnya persaingan hidup

2 2 semakin tajam dan penuh ketegangan. Sikap kebersamaan sukar didapatkan, apalagi dalam lingkungan masyarakat yang tidak menjadikan agama sebagai way of life. Rasa keterkaitan antar kelompok, keluarga, sesama tetangga terasa semakin longgar (desintegrasi sosial). Salah satu keprihatinannya adalah munculnya pergaulan bebas di kalangan remaja, longgarnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya, mudahnya mengakses situssitus atau bacaan porno, dan tuntutan pemenuhan ekonomi ditambah lagi krisis ekonomi yang berkepanjangan, mengakibatkan terjadinya penyelewengan moral yang mengarah kepada perbuatan yang dilarang agama dan norma-norma masyarakat. Hasan (1974: 82), mengatakan, bahwa: salah satu ciri kehidupan masyarakat modern dewasa ini adalah kegoyahan norma-norma, termasuk norma-norma yang kita pergunakan dalam menilai problema manusia sebagai anggota kebersamaan. Pertanyaan mengapa manusia menjadi demikian problematika dalam abad modern ini, telah menjadi buah pikiran dari sejumlah penulis dari kalangan ilmu pengetahuan sosial dan humaniora. Kondisi yang demikian merupakan faktor yang dapat mengganggu keseimbangan jiwa bagi mereka yang tidak kuat mental agamanya. Pada tingkat permulaan mungkin berupa ketegangan (stress), phobia (rasa takut yang tidak beralasan), frustasi, menjadi tuna susila, dan sebagainya. Di sisi lain agama digunakan sebagai pendekatan dalam memberikan terapi melalui bimbingan dan penyuluhan. Karena hanya

3 3 agamalah yang dapat memuaskan jiwa, yang dapat menghilangkan konflik atau pertentangan, perasaan berdosa dan kekecewaan frustasi). Dalam al- Quran surat Yunus ayat 57, Allah berfirman: íóç ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÞóÏú ÌóÇÁóÊúßõãú ãóæúúöùóéñ ãöäú ÑóÈøößõãú æóôöýóçáñ áöãóç Ýöí ÇáÕøõÏõæÑö æóåõïìð æóñóíúãóéñ áöáúãõäúãöäöíäó (íæäó:57) Artinya: Hai manusia! sesungguhnya telah datang kepadanmu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. Yunus 57) (Depag, 1996: 315). Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan, baik dalam hidup sekarang maupun sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi (yang tumbuh dari naluri manusia sendiri), itu tidak boleh dipandang ringan, begitu saja. Jaminan untuk itu mereka menemukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia (breaking point). Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama (homo religius) yang dapat mencapai titik itu, entah itu manusia yang hidup dalam masyarakat primitif, entah dalam masyarakat modern (Hendropuspito, 1983: 39 40). Oleh sebab itu setiap orang, baik yang berstatus sosial tinggi atau berstatus sosial rendah dapat menemui kesukaran dalam berbagai bentuk.

4 4 Hanya satu mungkin yang sama-sama diinginkan, yaitu ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa ini dibutuhkan bagi setiap orang, baik di desa, maupun di kota, baik kaya maupun miskin. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin maju masyarakat, semakin banyak komplikasi hidup yang dialaminya. Banyak persaingan, perlombaan dan pertentangan karena semakin banyak kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Akibat semakin sulitnya memenuhi kebutuhan hidup itu, sebagian orang menjadi wanita tuna susila. Di sisi lain, permasalahan ketunasusilaan adalah masalah yang sangat kompleks karena merupakan pelanggaran norma sosial, agama, gangguan ketertiban, kecenderungan meningkatnya penyimpangan seksual sehingga tata kehidupan para tuna susila merendahkan harkat dan martabat bangsa dan negara, serta membahayakan generasi muda sebagai penerus dan pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Departemen Sosial sebagai aparat pemerintah yang mempunyai misi dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial mendasarkan pola kebijaksanaan penanganan melalui pelayanan dalam Panti dan sistem luar Panti. Di antara, pelayanan melalui Panti untuk wanita tuna susila adalah Panti Karya Wanita / PKW dan salah satunya yang berada di Propinsi Jawa Tengah adalah Panti Karya Wanita Wanodyatma Kendal. PKW Wanodyatama Kendal adalah Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila yang mempunyai tugas memberikan pelayanan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental sosial, mengubah sikap dan

5 5 tingkah laku, pelatihan ketrampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut dari para tuna susila agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan fisik dan mental ini, bimbingan fisik dan mental yang diberikan oleh Panti Rehabilitasi Wanodyatama Kendal di antaranya yang terpenting adalah bimbingan agama, yang tentunya berupa bimbingan dan penyuluhan agama Islam. Bimbingan dan penyuluhan yang merupakan prasarana media dakwah, karena dakwah merupakan pencegahan atau disebut dengan nahi mungkar dalam arti menjaga agar manusia tidak terperosok ke dalam kesalahan atau dosa dan tidak mengalami degradasi kemanusiaan. Artinya nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada dirinya menurun, berkurang dan bahkan hilang, kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia, sebagai disinggung diawal, kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupannya sering menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu tidak sama dengan yang lainnya, baik dalam sifat-sifatnya maupun dalam kemampuannya, maka ada manusia yang sanggup mengatasi persoalannya tanpa adanya bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi semua persoalannya tanpa adanya bantuan atau pertolongan dari orang lain, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau lembaga sosial atau instansi pemerintah. Menurut Hallen (2002: 17) Bimbingan Penyuluhan Islam adalah proses pemberian bantuan yang terarah, continue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat

6 6 mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur an, Al-Hadits sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al-Qur an dan Al-Hadits. Melihat teori di atas bahwa al-qur an dan al-hadits bukan saja merupakan landasan hidup manusia dalam bentuk hubungan antara manusia dengan Allah SWT, akan tetapi sebagai landasan kehidupan timbal balik antara sesama manusia dan alam semesta. Hal ini memberikan makna fungsional dan sekaligus membuktikan bahwa Islam tidak hanya memfokuskan pada keselamatan individual saja, namun juga mencakup masalah-masalah sosial demi terciptanya kesejahteraan umat. Melihat permasalahan di atas sebenarnya pembinaan telah dilakukan oleh instansi pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait, tetapi penghuni panti rehabilitasi tersebut kadang terjun lagi sebagi WTS, menikmati kembali pekerjaannya yang nyata-nyata dilarang oleh normanorma agama dan masyarakat berbagai alasan penyebab mereka memilih WTS sebagai profesinya adalah dikarenakan sebagai berikut: a. Gangguan Psikis : (balas dendam, frustasi, petualangan, broken home, hiperseks dll). b. Gangguan ekonomi : (tekanan ekonomi keluarga krisis moneter dll). c. Sosial budaya : (lingkungan tempat tinggal, pelanggaran norma sosial atau budaya, pelanggaran norma agama dll) (Kartono, 1982: 222).

7 7 Untuk mengembalikan dan memulihkan kepercayaan diri, harga diri, harkat dan martabat mereka ke arah kehidupan yang layak dan secara normatif sesuai dengan norma ajaran Islam, maka perlu didekati dengan sentuhan nilai-nilai agama Islam. Sejalan dengan ini, maka bimbingan dan penyuluhan Islam sangat berperan dalam rangka mempercepat proses rehabilitasi tersebut. Inti pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Islam adalah penjiwaan agama dalam hidupnya, Ia dibimbing sesuai dengan tingkat dan situasi psikologisnya (Arifin, 1977: 25). Kaitannya dengan hal tersebut, maka perlu kiranya untuk dikaji secara mendalam proses bimbingan dan penyuluhan Islam yang selama ini dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga sosial masyarakat terhadap wanita tuna susila yang berada di panti rehabilitasi dinas sosial Wanodyatama Kendal. Namun, keberhasilan dalam bimbingan dan penyuluhan Islam di Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal, apakah mungkin ditentukan oleh faktor pembimbing atau materi bimbingan dan penyuluhan Islam dalam rehabilitasi Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. Sebab, kedua komponen keberhasilan itu menimbulkan tanggapan bagi masingmasing siswa di panti tersebut. Inilah yang akan dilakukan lebih lanjut dalam penelitian skripsi ini. Karena bimbingan menurut Rachman Natawidjaja yang dikutip oleh Hallen, menyebutkan bahwa, suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut

8 8 dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial (Hellen, 2002: 5) Perumusan Masalah Permasalahaan yang dikaji dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan siswa panti karya wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing? 2. Bagaimana tanggapan siswa panti karya wanita Wanodyatama Kendal terhadap materi bimbingan penyuluhan Islam? 1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing. b. Untuk mengetahui tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal terhadap materi bimbingan penyuluhan Islam.

9 9 2. Manfaat hasil Penelitian a. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai informasi khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang bimbingan dan penyuluhan Islam tentang tanggapan siswa panti Karya wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi bimbingan penyuluhan Islam. b. Diharapkan untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap para pembimbing dalam menghadapi kasus yang serupa seperti yang terjadi di panti karya wanita Wanodyatama Kendal. Hasil penelitian ini juga, dapat dijadikan bahan atau masukan dalam pembuatan kebijakan, khususnya di panti karya wanita Wanodyatama Kendal Tinjauan Pustaka Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mengambil lokasi di kabupaten Kendal dengan obyek Siswa Rehabilitasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. Untuk menghindari duplikasi penelitian serupa telah dilakukan survei keperpustakaan. Hasil survei menunjukkan, tidak ada buku hasil penelitian atau karya ilmiah tentang Tanggapan Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal Terhadap Pembimbing Dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam. Sebagai sebuah fenomena, kajian dan penelitian mengenai bimbingan dan penyuluhan Islam telah banyak dilakukan oleh penulis klasik maupun kontemporer. Hanya saja, sampai saat ini penulis belum pernah mendapat satu karya yang secara khusus (utuh) membahas Tanggapan

10 10 Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal Terhadap Pembimbing Dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam. Penelitian ini tentunya tidak bisa lepas dari tulisan-tulisan atau penelitian yang telah ada. Untuk memperoleh gambaran yang pasti tentang posisi penelitian ini, di antara karya-karya yang sudah ada, berikut ini penulis akan ilustrasikan di antara penelitian yang dianggap relevan, yaitu: Peranan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Orang Tua Terhadap Anak Remaja dalam Upaya Meningkatkan Sikap Percaya Diri di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, (Khusniyati, 1998). Di dalamnya menjelaskan tentang bimbingan dan penyuluhan agama yang dilakukan Orang Tua kepada anak remajanya yang lebih menekankan pada tinjauan metodologisnya. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bimbingan dan penyuluhan agama yang diberikan orang tua kepada anak remajanya dinilai lebih efektif dari pada diberikan oleh orang lain, kecuali itu, para anak remaja juga dapat memiliki keinginan lebih maju dan percaya diri. Begitu juga, penelitian yang berjudul: Wanita Tuna Susila dengan Kehidupan Masa Depannya (Penelitian mengenai perubahan profesi bagi penghuni resosialisasi di Mrican Umbulharjo Kota Madya Yogyakarta), (Siti Aminah Hidayah, 2000). Hasil penelitian tersebut menyebutkan, bahwa pemenuhan kebutuhan ekonomi yang tidak cukup disebabkan kondisi ekonomi yang lebih lemah disertai tidak memiliki pendidikan yang lebih untuk mendapatkan yang layak, maka pekerjaan pelacur menjadi pilihan yang pertama. Di sisi lain, keberadaan situasi resosialisasi sangat

11 11 mendukung untuk mereka tetap bertahan diresosialisasi karena mereka memperoleh fasilitas pemerintah seperti: pendidikan, pemeriksaan kesehatan secara rutin, tempat tinggal yang nyaman, keamanan terjamin dan bebas dari razia, lamanya untuk menjadi penghuni resosialisasi tidak dibatasi, kecuali itu hasil penelitian juga, menyimpulkan bahwa sebagai seorang wanita secara naluriah ingin menjadi wanita idaman yang juga merupakan harapan wanita tuna susila, dengan demikian keinginan untuk merubah dirinya dari pelacur menjadi wanita yang baik masih ada. Selain hasil penelitian tersebut di atas, hasil penelitian saudara: Samsudin,yang berjudul: Peranan Bimbingan Islam Orang Tua Dalam Mencegah Alkoholisme Remaja di Kecamatan Adiwera Kabupaten Tegal, dapat disimpulkan bahwa bimbingan Islam merupakan suatu hal yang harus diberikan oleh orang tua anak akan mampu mengendalikan dirinya dari perbuatan-perbuatan yang negatif. Bimbingan ini diberikan dengan nasehat, pembiasaan, dan keteladanan. Peranan orang tua sangat positif untuk mencegah timbulnya alkoholisme anak pada remaja. Peranan tersebut adalah sebagai pencegah, pemelihara, pembentuk dan penyembuhan atau memperbaiki (Samsudin, 2004). Dari diskripsi di atas, jelas posisi penelitian yang akan penulis lakukan yaitu mengungkap dan menganalisis Tanggapan Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Terhadap Pembimbing dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam, merupakan upaya penelitian yang menarik, belum diteliti orang lain.

12 Kerangka Landasan Teoritik Dalam menentukan keberhasilan bimbingan dan penyuluhan salah satunya adalah dari faktor pembimbing dan materi bimbingan penyuluhan. Adapun yang dimaksud dengan pembimbing adalah seseorang yang karena keahliannya memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mana orang tersebut tidak bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan orang lain (Farid, 1988: 12). Petugas dalam rehabilitasi telah lama mengenal dan menyadari tentang kepentingan mengadakan hubungan yang erat antara panti dengan program-program rehabilitasi masyarakat. Seorang pembimbing dari instansi rehabilitasi perlu menampilkan kesan yang baik sebelum murid itu meninggalkan panti (Partowisastro,1984: 90). Adapun sikap dari pembimbing terhadap siswa antara lain: 1. Tugas primer dari pembimbing yaitu tanpa mengerti orang lain, bimbingan dan penyuluhan serta penyehatannya akan mudah salah dan akan mudah menimbulkan hasil yang sangat merugikan siswa, 2. Landasan pandangan dari pada pembimbing harus memandang setiap orang yang dihadapi, sebagai manusia yang selalu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali secara terus menerus, 3. Bahwa pembimbing harus selalu membina serta memelihara sikap ysng sopan santun, konsiderasi tentang keadaan siswa serta selera yang baik, senang atau tidak senang, tingkah laku siswa dipandang sebagai cerminan dari kepribadiannya, 4. pembimbing harus mengusahakan agar siswa merasakan aman, memberikan ketenangan,

13 13 membentuk suasana tentram, suasana percaya, suasana aman, 5. pembimbing harus dalam kondisi yang baik. Ini berarti bahwa ia harus meninggalkan segala prasangka-prasangkanya. Sedangkan materi bimbingan dan penyuluhan Islam adalah bahan yang digunakan dalam suatu proses bagian bantuan kepada individu atau kelompok masyarakat dengan tujuan memfungsikan seoptimal mungkin nilai-nilai keagamaan dalam kebulatan pribadi atau masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat (Imam Sayuti Farid, 1988: 10). Yang termasuk dalam materi bimbingan penyuluhan Islam antara lain: 1). keimanan (aqidah), 2). keislaman (syari ah), 3). budi pekerti (akhlakul karimah) Metodologi Penelitian a. Jenis dan Metodologi Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 2003: 4). Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologis. Sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek

14 14 penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi & Martini, 1996: 73). Oleh karenanya penelitian ini lebih menitikberatkan pada eksplorasi fenomena yang terdapat pada Tanggapan Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal Terhadap Pembimbing dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam. b. Definisi Konseptual Dari definisi konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut: tanggapan adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindra (Poerwodarminta, 1996: 638). Menurut Agus Dharma tanggapan yaitu proses di mana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi tanggapan faktor personal dan faktor situasional. Pembimbing menurut Shertzer & Stone adalah kunci untuk memprakarsai dan mengembangkan interaksi dalam konseling, baik dari sikap, metode pendekatan dan tindakan-tindakan pembimbing dalam mempengaruhi interaksi dalam bimbingan (Gunarsa, 1996: 65). Adapun ciri-ciri umum yang perlu dimiliki seorang pembimbing ialah: a). menaruh minat yang mendalam terhadap orang lain dan penyabar, b). peka terhadap sikap dan tindakan orang lain, c). memiliki kehidupan emosi yang stabil dan objektif, d). memiliki kemampuan untuk dipercaya orang lain, e). menghargai fakta.

15 15 Selanjutnya yang berhak menjadi pembimbing bimbingan penyuluhan Islam adalah orang/tim yang: (1). memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai syari at Islam, (2). mempunyai keahlian di bidang metodologi dan teknik bimbingan penyuluhan Islam (Faqih, 2001: 65).Dari ciri tersebut maka pembimbing dapat mempengaruh perubahan terhadap sikap atau tingkah laku bagi orang yang dibimbing. Materi menurut Sanwar (1985: 73 & 75) yaitu semua bahan atau sumber yang dipergunakan atau yang akan disampaikan oleh da i kepada mad u dalam kegiatan dakwah untuk menuju kepada tercapainya tujuan dakwah. Bahan dari materi yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam bimbingan adalah: 1. aqidah, 2. syari ah, 3. ibadah. c. Definisi Operasional Dari definisi di atas dapat diperjelas secara operasional sebagai berikut: 1. Tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal a. Melihat pembimbing b. Mendengar materi yang disampaikan pembimbing. c. Melaksanakan tata tertib yang ada di panti. 2. Pembimbing materi bimbingan penyuluhan Islam a. Syarat-syarat pembimbing b. Karakteristik pembimbing

16 16 d. Sumber dan Jenis Data Sumber data penelitian adalah seluruh siswa panti karya wanita Wanodyatama Kendal, yaitu dengan cara mewawancarai siswa panti dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu melalui populasi dan sampel. Jenis data meliputi data primer yang berkaitan langsung dengan tujuan penelitian yang meliputi informasi tentang tanggapan siswa Panti karya wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi pada bimbingan penyuluhan Islam. Data sekunder, yaitu data pendukung yang meliputi pengelola Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal, buku-buku, serta komentar pihak yang terkait dengan permasalahan yang sedang dibahas. e. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak diselidiki. Populasi penelitian ini adalah siswa rehabilitasi yang ada di Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. Sedangkan sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan objek yang sesungguhnya dari penelitian (Koentjoroningrat, 1989: 9). Jumlah populasi yang ada sebanyak 70 siswi. Menurut Arikunto (1996: 107), apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

17 17 e. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data-data yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas akan dilakukan dengan jalan penelitian lapangan (Field Research). Field Research, digunakan untuk memperoleh data dari lapangan penelitian. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dari lapangan sebagai berikut: 1. Metode Observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian, metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung obyek penelitian yaitu Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. 2. Metode Wawancara, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewe) untuk mencari informasi dari narasumber (Arikunto, 1992 : ). Dalam hal ini penulis menilai keadaan seseorang, misalnya kepada siswa, pembimbing, dan pengurus panti. Dengan siswa yang berjumlah 70 orang, akan tetapi penulis hanya mewawancari kelayan yang beragama Islam yang berjumlah 68 orang, dan yang beragama non muslim penulis tidak mewawancarai. 3. Metode Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Hadari Nawawi, (1991: 133). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan

18 18 data tentang keadaan yang ada di Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. f. Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif. Pengelompokan dan perbandingan dilakukan untuk memperoleh kejelasan dari fenomena yang ditemukan di lapangan. Dari fenomena tersebut dicari tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi bimbingan dan penyuluhan Islam, dan implikasinya terhadap pembentukan kepribadian siswa rehabilitasi. Di samping itu, dari data yang ditemukan di lapangan disusun secara deskriptif sehingga mampu memberi kejelasan Tanggapan Siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal Terhadap Pembimbing Dan Materi Bimbingan Penyuluhan Islam. Secara rinci, langkah-langkah analisis tersebut adalah: mentranskripsikan hasil wawancara. mencari pokok-pokok pikiran dari data hasil wawancara dan observasi, membandingkan pokok-pokok pikiran yang terdeteksi untuk mendapatkan persamaan dan perbedaannya, mencari hubungan antar pokok-pokok pikiran tersebut, mengabstraksikan untuk mendapatkan kerangka pikiran dalam kaitannya dengan permasalahan, mengambil kesimpulan dan mengkaitkannya dengan teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan.

19 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka penulis memberikan sistematika beserta penjelasan secara garis besar sebagai berikut: Bab pertama sebagai bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka landasan teoritik, Metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua berisi dua sub bab, sub bab pertama teori tentang pembimbing meliputi: Pengertian pembimbing, syarat pembimbing, tujuan dan tugas pembimbing, sub dua tentang bimbingan dan penyuluhan Islam meliputi Pengertian bimbingan, pengertian penyuluhan, ruang lingkup bimbingan dan penyuluhan Islam, Sub ketiga tentang: sekilas tentang Tanggapan meliputi: Pengertian tanggapan, dan faktor yang mempengaruhi tanggapan. Bab ketiga memuat tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi bimbingan dan penyuluhan Islam yang mencakup sub bab pertama tentang gambaran umum Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal yang terdiri dari : historis, dasar dan tujuan, status panti, struktur organisasi,dana panti, sarana dan prasarana panti, keadaan siswa di Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal. Sub bab kedua memuat tanggapan siswa Panti Karya Wanita

20 20 Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi bimbingan penyuluhan Islam. Bab keempat berbicara tentang analisis terhadap tanggapan siswa Panti Karya Wanita Wanodyatama Kendal terhadap pembimbing dan materi bimbingan dan penyuluhan Islam. Bab kelima penutup berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai 69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA 4.1. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak Panti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani maupun

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani maupun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya semua manusia menginginkan kehidupan yang baik yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani maupun kebutuhan sosial. Manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prostitusi merupakan persoalan klasik dan kuno tetapi karena kebutuhan untuk menyelesaikannya, maka selalu menjadi relevan dengan setiap perkembangan manusia dimanapun.

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin Contoh Proposal Disertasi KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari generasi muda yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus. Oleh karena itu anak memerlukan perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.

Lebih terperinci

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA MANUSIA MAKHLUK BUDAYA: HAKEKAT MANUSIA Manusia Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh. Manusia merupakan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dakwah adalah masalah isi pesan/ materi yang disampaikan da i pada mad u,

BAB I PENDAHULUAN. dakwah adalah masalah isi pesan/ materi yang disampaikan da i pada mad u, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dakwah Islam adalah sesuatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN 90 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang Bimbingan sosial dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS S k r i p s i Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu mengikuti

Lebih terperinci

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling Landasan Agama Bimbingan dan Konseling (Mata Kuliah Landasan BK, pertemuan ke-3) Oleh: Agus Basuki, M.Pd www.uny.ac.id Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana ditunjukkan oleh kaidah-kaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang tua bayi. Wanita-wanita hamil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut perubahan sangat pesat, serta muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum maju. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, dan tidak dapat ditinggalkan dalam setiap kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan bahwa dengan pendidikanlah

Lebih terperinci

PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL

PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi di Kecamatan Banjarsari, Surakarta) Usulan Penelitian Untuk Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari kepribadian yang sebenarnya. 1 Perilaku manusia dapat dikatakan sebagai perwujudan dari kepribadiannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki peran dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki peran dan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, berkembangnya suatu lembaga tergantung pada sumber daya manusia yang memiliki produktivitas yang tinggi dan berkualitas. Sumber daya yang dimaksud

Lebih terperinci

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ) Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ) OLEH : Aswin Yuki Helmiarto E 0003104 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG.

PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG. PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG. NAMA : HANDAYANI WULANDARI NIM : D2B604084 JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN ABSTRAKSI Ditengah meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. administrasi negara. Hal ini terbuktikan dengan banyaknya tuntutan dari warga negara atau

BAB I PENDAHULUAN. administrasi negara. Hal ini terbuktikan dengan banyaknya tuntutan dari warga negara atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep tata pemerintahaan yang baik atau yang biasa kita sebut dengan istilah good governance saat ini menjadi isu yang sangat hangat dalam kajian ilmu serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69. BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyahnya. Karena kesempurnaannya dapat memahami, mengenal secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat mahal harganya. Banyak orang yang sangat berharap untuk senantiasa hidup bahagia dan sehat sejahtera. Namun terkadang kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah di PalangkaRaya ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia dan negara-negara lain istilah prostitusi dianggap mengandung pengertian yang negatif. Di Indonesia, para pelakunya diberi sebutan Wanita Tuna Susila. Ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa anak adalah potensi serta penerus cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang kejahatan seakan tidak ada habis-habisnya, setiap hari selalu saja terjadi dan setiap media massa di tanah air bahkan mempunyai ruang khusus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting, hal ini yang menyebabkan adanya interaksi antara keduanya, karena satu sama lain saling membutuhkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mensyari atkan pernikahan bagi umatnya. Menikah dalam Islam adalah salah satu sarana untuk menggapai separuh kesempurnaan dalam beragama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali tontonan baik dimedia massa ataupun dalam kehidupan nyata yang telah menghancurkan tatanan kejiwaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan 100 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan Hasil yang dapat diketahui dari pelaksanaan metode SEFT Total Solution dalam menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi terus berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin universal. Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah tempat belajar dan berlatih siswa dalam berbagai hal yang nantinya pasti akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan nyata di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan kegiatan interaksi sosial.interaksi sosial ini tidak dapat bejalan dengan baik jika seseorang tidak dapat menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan teknologi, membawa perubahan yang signifikan dalam pergaulan dan moral manusia, sehingga banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Islami merupakan masyarakat yang dekat dengan Allah Swt dalam segala kegiatannya di dunia. Asas pertama kali yang tegak dalam sebuah masyarakat adalah aqidah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kathryn Geldard dan David Geldard, menangani Anak dalam Kelompok, Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 63 2

BAB I PENDAHULUAN. Kathryn Geldard dan David Geldard, menangani Anak dalam Kelompok, Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 63 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah bukan saja merupakan lembaga pendidikan, tetapi juga merupakan suatu lembaga sosial, yang mencerminkan budaya yang menjadi bagian sekaligus menyebarkan kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya oleh pemerintah terutama dinas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan individu. Kemajuan ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian yang sangat penting di dalam Islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan masyarakat merupakan aktifitas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, karena dengan adanya pendidikan, diharapkan akan melahirkan generasi penerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan emosi menentukan potensi untuk mempelajari ketrampilanketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan emosi menentukan potensi untuk mempelajari ketrampilanketrampilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosi menentukan potensi untuk mempelajari ketrampilanketrampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, telah banyak menyebabkan perubahan pada kemajuan manusia itu sendiri dalam menyesuaikan diri (adjustment)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini dapat digambarkan bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya penemuan-penemuan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan SD Disusun Oleh: -----CONTOH----- PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. 56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci