2. KERANGKA TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. KERANGKA TEORITIS"

Transkripsi

1 2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Konsep Produk Produk dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran (Assauri, 1999). Produk dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Kotler, 2000). Produk dalam penelitian ini adalah produk jamu yang merupakan obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Menurut Assauri (2004), pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu : 1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. 2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas atau mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. 3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma-cuma. Produk seperti jamu dapat dikategorikan sebagai produk formal karena selain konsumen membeli manfaat inti dari produk tersebut, konsumen juga tentunya menghendaki agar produk tersebut memiliki kualitas atau mutu yang terjamin, dikemas dengan baik dan menarik serta juga tentu saja produk tersebut mereknya sudah terkenal atau familiar di masyarakat. 6

2 Penggolongan Produk Produk dapat digolongkan berdasarkan berbagai sudut pandang. Menurut wujudnya, produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001): 1. Produk berwujud Produk yang berwujud disebut juga barang, seperti makanan, pakaian, mobil dan sebaginya. Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk ini bisa dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas kebutuhan. Secara nyata produk yang berwujud adalah produk yang mempunyai wujud secara konkret. 2. Produk tidak berwujud Produk yang tidak berwujud disebut juga jasa. Jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. sebagai contohnya bengkel sepeda motor, cleaning service, salon kecantikan, jasa pendidikan yang disediakan oleh sekolah atau perguruan tinggi, jasa kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit dan lain sebagainya. Jasa disebut sebagai produk yang tidak berwujud karena secara fisik jasa tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Menurut tingkat pemakaiannya, produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001): 1. Produk tahan lama Produk tahan lama adalah produk yang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain, produk tahan lama adalah produk yang dapat dipakai berkali-kali dalam waktu yang relative lama dan tidak habis meski dipakai berkali-kali. Sebagai contohnya, pemakaian peralatan kantor seperti mesin ketik, penggaris, komputer, kendaraan dan sebagainya.

3 8 2. Produk tidak tahan lama Produk tidak tahan lama adalah produk berwujud yang biasanya dapat dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat habis. Sebagai contohnya, pemakaian sabun, makanan, parfum dan sebagainya. Menurut tujuan pemakaiannya, produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001): 1. Barang konsumsi Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan bukan untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli barang konsumsi adalah konsumen akhir. Barang konsumsi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu: a. Barang konvinien atau barang kebutuhan sehari-hari Barang konvinien adalah barang-barang yang pada umumnya dipakai sering kali dan mudah dicari. Untuk mendapatkan barang konvinien konsumen dapat membeli barang tersebut di sembarang tempat. Barang konvinien ini dapat dibagi-bagi menjadi barang pokok, barang impulsif dan barang darurat. Barang pokok adalah barang yang dibeli konsumen secara tetap, contohnya adalah beras, kecap, pasta gigi. Barang impulsif adalah barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha untuk meneliti terlebih dahulu, contohnya permen, tisu. Barang darurat adalah barang yang biasanya dibeli dalam keadaan mendesak seperti membeli payung di musim hujan. b. Barang shopping atau barang belanjaan Barang belanjaan adalah barang yang dalam proses memilih dan membelinya harus membandingkan kesesuaian harga, mutu dan modelnya. Untuk membeli barang belanjaan, konsumen terlebih dahulu harus mencari dan membutuhkan waktu yang relative lama untuk membandingkan atau memutuskan pilihannya.

4 9 c. Barang spesial atau barang khusus Barang khusus adalah barang-barang yang mempunyai ciri khas atau merek tertentu dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Contoh barang spesial adalah perhiasan, barang antik, mobil mewah. d. Barang yang tidak dicari Konsumen dapat mengetahui atau tidak mengetahui mengenai produk ini, namun pada umumnya konsumen tidak berminat untuk membelinya. Contoh barang ini adalah asuransi jiwa, kamus ensiklopedia dan sebagainya. 2. Barang industri Barang industri adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan untuk diproses kembali bagi kepentingan industri. Barang industri dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu: a. Bahan dan suku cadang Bahan dan suku cadang adalah barang-barang yang seluruhnya digunakan untuk membuat barang jadi. b. Barang modal Barang modal adalah barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. c. Perbekalan dan pelayanan Kedua jenis ini sama sekali tidak masuk ke barang jadi akhir. Barang-barang yang termasuk dalam perbekalan operasional misalnya minyak pelumas, batu bara, pita mesin ketik dan sebagainya. Sedangkan termasuk dalam bahan pemeliharaan dan reperasi adalah cat, paku, sikat dan sebagainya. Berdasarkan pengelompokkan produk di atas, berdasarkan wujud atau kekonkretannya maka produk jamu dapat dikategorikan sebagai produk yang berwujud karena secara fisik produk jamu bisa dilihat dengan mata atau diraba wujudnya sebagai alat pemuas kebutuhan para penggunanya. Berdasarkan tingkat pemakaiannya, produk jamu dapat dikategorikan sebagai produk yang tidak tahan lama karena biasanya hanya dapat

5 10 dikonsumsi satu kali atau beberapa kali saja dan akan cepat habis. Sedangkan berdasarkan tujuan pemakaian oleh pemakainya maka produk jamu dapat dikategorikan sebagai barang konsumsi. Sebagai barang konsumsi, produk jamu digolongkan sebagai barang konvinien karena produk jamu ini merupakan barang kebutuhan sehari-hari yang umumnya seringkali dikonsumsi masyarakat dan produknya mudah dicari Atribut Produk Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 1997). Setiap produk tentunya memiliki atribut yang berwujud. Menurut Kotler dan Amstrong (2001) atribut produk terdiri atas: 1. Kualitas produk, merupakan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk juga mencakup daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan penggunaan, perbaikan serta atribut bernilai lainnya. 2. Fitur produk, fitur mengarah kepada alat-alat yang dapat digunakan untuk membedakan produk perusahaan dengan lainnya. Perusahaan yang mampu memperkenalkan fitur baru sesuai kebutuhan konsumen merupakan cara efektif memenangkan persaingan. 3. Desain produk, desain produk berbeda dengan gaya. Gaya menggambarkan tampilan produk yang tampak secara fisik. Desain produk bukan tentang penampilan saja, tetapi lebih mengarah kepada peningkatan kinerja produk. Sedangkan menurut Tjiptono (1997), atribut produk meliputi beberapa macam diantaranya adalah: 1. Merek Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. ada beberapa tujuan dari merek yaitu:

6 11 a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang. b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk. c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. d. Untuk mengendalikan pasar. Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan yaitu: a. Merek harus khas atau unik. b. Merek harus menggambarkan kualitas produk. c. Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat. d. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain. e. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produkproduk baru yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk. Berkaitan dengan produk jamu, saat ini di pasar terdapat sejumlah merek jamu dari perusahaan-perusahaan jamu yang terkenal seperti misalnya jamu amurat produksi Nyonya Meneer, Kuku Bima produksi Sido Muncul, jamu pegal linu produksi Air Mancur, Basmangin produksi Jamu Jago, dan masih banyak merek produk jamu lainnya. Sebuah perusahaan jamu perlu memperhatikan faktor merek ini karena dengan adanya merek maka akan memudahkan konsumen untuk mengenali produk jamu perusahaan saat melakukan pembelian. Pemberian merek tersebut juga dapat menjadi alat promosi bagi perusahaan jamu sebagai daya tarik sekaligus juga untuk memberikan keyakinan kepada konsumen perihal kualitas dari produk perusahaan jamu tersebut.

7 12 Perusahaan yang ingin mencantumkan merek pada produknya dapat memilih salah satu strategi pemberian nama merek sebagai berikut (Kotler, 1994): a. Nama merek khusus. Manfaat terbesar dari pemberian nama merek khusus ini adalah bahwa perusahaan tidak menggantungkan reputasinya pada satu produk tertentu. Bila produk tertentu gagal atau ternyata memiliki kualitas yang kurang baik, maka hal itu tidak akan banyak mengganggu nama perusahaan. b. Nama kelompok gabungan bagi semua produk. Manfaat terbesar dari pemberian nama kelompok gabungan bagi semua produk ini adalah biaya memperkenalkan produk akan lebih kecil, karena tidak diperlukan penelitian nama atau pengeluaran iklan besar-besaran yang dibutuhkan agar merek diakui dan dipilih. c. Nama kelompok yang terpisah. Ini dilakukan jika perusahaan memproduksi produk-produk yang jelas berbeda. d. Nama perusahaan digabung dengan nama khusus. Nama perusahaan mengesahkan produk baru dan merek khusus memberi ciri kepribadian pada produk baru. Dari beberapa startegi pemberian merek di atas, tampaknya perusahaan jamu lebih cenderung menggunakan strategi merek khusus. Terlihat dari ada begitu banyak nama merek dari produk jamu yang diproduksi dan dipasarkan oleh satu perusahaan jamu. 2. Kemasan Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain: e. Sebagai pelindung isi misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar atau isi, dan sebagainya. f. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan, misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain.

8 13 g. Bermanfaat dalam pemakaian ulang, misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain. h. Memberikan daya tarik, yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya. i. Sebagai identitas produk misalnya berkesan kokoh atau awet, lembut atau mewah. j. Distribusi, misalnya mudah disusun, dihitung dan sebagainya. k. Informasi, yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas. l. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang. Pemberian kemasan pada suatu produk memberikan tiga manfaat (Berkowitz et al, 1992) yaitu : a. Manfaat komunikasi Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisis produk dan informasi khusus (efek samping, frekwensi pemakaian dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian atau di sahkan oleh instansi pemerintah yang berwewenang. b. Manfaat fungsional Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. c. Manfaat perseptual Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat. Berkaitan dengan produk jamu, jenis kemasan yang biasa digunakan oleh perusahaan jamu untuk melindungi isi produk jamunya

9 14 bisa berupa sachet, plastik, botol, kertas, dan tetrapack. Perusahaan jamu perlu memperhatikan faktor kemasan dari produknya karena disamping menjalankan fungsi pokoknya yaitu sebagai pelindung isi dari produk jamu itu sendiri, kemasan juga dapat berguna untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk jamu perusahaan. Hal ini menjadikan perusahaan jamu saling berlomba untuk membuat desain kemasan produknya semenarik mungkin dengan tujuan agar konsumen tertarik membeli produk perusahaan. Dalam menetapkan strategi pengemasan atas produknya, hal yang harus diperhatikan adalah bahwa perusahaan jamu harus memperhatikan elemen-elemen terkait dengan konsep kemasan seperti ukuran, bentuk, bahan, warna, teks dan tanda merek. Setelah desain kemasan disusun, perusahaan jamu perlu melakukan berbagai uji misalnya uji perekayasaan untuk menjamin bahwa kemasan produk jamu tersebut mampu bertahan dalam kondisi normal, uji visual untuk meyakinkan bahwa segala bentuk tulisan dapat dibaca dengan warna yang seimbang, uji penyalur untuk melihat apakah penyalur menganggap bahwa kemasan cukup menarik dan uji konsumen untuk meyakinkan adanya tanggapan baik dari para pembeli produk jamu milik perusahaan tersebut. 3. Pemberian label (Labelling) Labelling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. Secara garis besar terdapat tiga macam label (Stanton et al, 1994) yaitu: a. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan b. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai penggunaan, konstruksi atau pembuatan, perawatan atau

10 15 perhatian dan kinerja produk serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. c. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk dengan suatu huruf, angka atau kata. Berkaitan dengan produk jamu, macam label yang biasa digunakan umumnya dalam bentuk descriptive label. Biasanya dalam label kemasan berisikan informasi tentang komposisi atau kandungan dari bahan-bahan yang ada dalam jamu tersebut, serta juga berisikan tentang aturan pengkonsumsian. Perusahaan jamu perlu memperhatikan faktor pemberian label dari produknya karena label dapat berguna untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang kandungan dari produk jamu tersebut, aturan pemakaian atau pengkonsumsian serta informasi lainnya yang penting dan perlu diketahui oleh konsumen. 4. Layanan pelengkap (Suplementary Service) Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti maupun jasa sebagai pelengkap. Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok (Lovelock, 1994) yaitu: a. Informasi, misalnya jalan atau arah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul penyampaian produk atau jasa, harga, instruksi mengenai cara menggunakan produk inti atau layanan pelengkap, peringatan, kondisi penjualan atau layanan, pemberitahuan adanya perubahan, dokumentasi. b. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan konsultasi manajemen c. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu), jasa langganan, jasa berbasis kualifikasi (misalnya perguruan tinggi), order entry, dan reservasi (tempat duduk, meja, ruang, admisi untuk fasilitas yang terbatas contohnya pameran).

11 16 d. Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverages, toilet dan kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (majalah, hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi dan sekuriti (satpam). e. Caretaking, terdiri dari perhatian atas barang milik pelanggan yang mereka bawa serta perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan. f. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk, menangani komplain atau pujian atau saran, pemecahan masalah dan restitusi (pengembalian uang, kompensasi dan sebagainya). g. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening dan self billing. h. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi. Berkaitan dengan produk jamu, layanan pelengkap yang biasanya dilakukan oleh perusahaan jamu bisa dalam bentuk informasi tentang cara menggunakan atau mengkonsumsi produk jamu perusahaan, mengadakan pameran. Perusahaan jamu perlu memperhatikan faktor layanan pelengkap ini karena terkadang konsumen kurang memahami dengan baik informasi yang terkandung dalam kemasan produk atau sebaliknya perusahaan tidak dapat memberikan informasi yang lebih detail dalam kemasan misalnya karena keterbatasan ukuran kemasan. Dengan adanya layanan pelengkap ini maka konsumen bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap perihal produk perusahaan atau mungkin juga bisa berkonsultasi dalam memilih produk yang sesuai dengan

12 17 kebutuhan mereka mengingat produk yang dihasilkan oleh perusahaan jamu sangat beragam. 5. Jaminan Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi terutama produk-produk yang tahan lama. Berkaitan dengan produk jamu, bentuk jaminan yang diberikan oleh perusahaan jamu bisa dalam bentuk jaminan kualitas dan sudah mendapat ijin dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) atau dalam bentuk ganti rugi berupa penukaran produk apabila produk yang diterima konsumen cacat atau tidak layak dikonsumsi. Perusahaan jamu perlu memperhatikan faktor jaminan karena dengan adanya jaminan yang diberikan oleh perusahaan maka akan membuat konsumen merasa nyaman atau tidak khawatir jika nantinya ternyata produk jamu yang mereka beli tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya Lini Produk Lini produk adalah suatu grup produk yang berhubungan erat karena memuaskan dalam hal pemenuhan kebutuhan, digunakan bersama, dijual kepada kelompok konsumen yang sama dan didistribusikan melalui saluran distribusi yang sejenis atau berada pada tingkat skala harga tertentu (Rismiati dan Suratno, 2001). Salah satu masalah besar yang dihadapi para manajer lini produk adalah mengenai panjang yang optimal dari suatu lini produk, atau berapa banyak mata produk yang dimilikinya (Kotler, 1994).

13 18 Pada hakikatnya panjang pendeknya suatu lini produk ditentukan oleh tujuan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang ingin menempatkan diri sebagai perusahaan yang lengkap dan atau bertujuan meraih pangsa pasar yang tinggi atau pertumbuhan pasar yang pesat, pada umumnya akan memiliki lini produk yang lebih panjang. Perusahaan seperti ini kurang begitu peduli bila ternyata beberapa jenis produk tidak mampu menghasilkan laba. Sementara itu, perusahaan yang bertujuan meraih derajat laba yang tinggi akan menangani lini produk yang lebih pendek (Kotler, 1994). Berkaitan dengan produk jamu, perusahaan jamu dapat mempunyai lini produk berupa produk pencegahan, produk perawatan, produk pengobatan dan produk pemulihan. Pada dasarnya suatu perusahaan dapat memperpanjang lini produknya dengan dua cara yang sistemis yaitu (Kotler, 1994): 1. Merentang lini produk Setiap lini produk akan berada pada sebagian tertentu dari seluruh skala yang ada dalam industri. Strategi merentang lini dilakukan dengan cara memperpanjang lini produk di luar skala yang ada pada saat ini. Suatu perusahaan dapat merentang lini ke atas, ke bawah atau keduanya. Keputusan merentang lini kebawah dapat disebabkan karena beberapa alasan diantaranya adalah: perusahaan diserang pada segmen atas sehingga akan membalasnya dengan memasuki segmen bawah, perusahaan melihat gejala pertumbuhan yang makin melambat pada segmen atas. Pada awalnya perusahaan masuk ke segmen atas untuk membangun citra mutu baru sesudahnya bergerak ke segmen bawah, perusahaan menambah produk pada segmen bawah untuk menutup peluang yang ada. Keputusan merentang lini ke atas dapat disebabkan karena mungkin terpikat oleh laju pertumbuhan yang lebih tinggi, tingkat keuntungan yang lebih besar atau sekedar kesempatan untuk menempatkan diri sebagai produsen yang lengkap.

14 19 Keputusan merentang kedua arah bisa dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang berada di tengah-tengah skala suatu pasar. 2. Mengisi lini produk Suatu lini produk bisa juga diperpanjang dengan cara menambah mata produk yang lebih banyak dan masih di dalam skala lini produk yang sekarang. Beberapa pendorong strategi yang mengisi lini produk bisa disebutkan disini, yakni keinginan meraih laba yang lebih besar, mencoba memuaskan para agen atau distributor yang mengeluh tentang turunnya penjualan sebagai akibat ditariknya suatu mata produk dari pasaran, memanfaatkan kapasitas yang belum terpakai, berusaha menjadi perusahaan lengkap yang unggul, dan mencoba mengisi peluang sebelum ditutup oleh pesaing. Berkaitan dengan produk jamu, perusahaan jamu dapat melakukan perpanjangan lini produknya dengan memilih salah satu dari dua cara seperti yang dikemukakan oleh Kotler di atas, yaitu bisa dengan cara merentang lini produk ataupun dengan cara mengisi lini produk. Perpanjangan lini produk yang dilakukan oleh sebuah perusahaan jamu dimungkinkan terjadi jika terdapat sejumlah faktor pendorong misalnya karena adanya kelebihan kapasitas produksi, adanya keinginan para distributor untuk memasarkan lini produk yang lebih lengkap sehingga kebutuhan konsumen akan lebih terpenuhi. Selain itu perpanjangan lini produk yang dilakukan oleh perusahaan jamu bisa terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk meraih hasil penjualan dan keuntungan yang lebih tinggi. Namun yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jamu tersebut jika ingin memperluas lini produk adalah bahwa pastinya akan ada penambahan biaya sejalan dengan adanya penambahan produk diantaranya biaya desain produk, biaya persediaan, biaya transportasi, biaya promosi dan biaya lainnya. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan yang matang jika perusahaan memutuskan untuk memperpanjang lini produk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Ahmad Alhadi (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Bauran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Ahmad Alhadi (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Bauran 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai landasan penelitian terdahulu, peneliti mengambil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Alhadi (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan perusahaan dan kebutuhan konsumen melalui kegiatan pertukaran

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tumbuhan obat. Beberapa sumber menyebutkan terdapat sekitar 30 ribu jenis tanaman obat di sini. Dari jumlah sebanyak itu,

Lebih terperinci

STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PRODUK KLASIFIKASI PRODUK TINGKATAN PRODUK PRODUK INDIVIDUAL DAUR

Lebih terperinci

BAB II LITERATUR REVIEW

BAB II LITERATUR REVIEW BAB II LITERATUR REVIEW 2.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian, akuisisi, penggunaan dan konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK

Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK I. PENGERTIAN PRODUK Pengertian sempit dari produk adalah sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah dikenal (Djaslim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk. Tidak hanya itu, menganalisis dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk. Tidak hanya itu, menganalisis dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan aktivitas menawarkan dan menjual produk. Tidak hanya itu, menganalisis dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan topik penelitian mengenai analisis faktor bauran pemasaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan topik penelitian mengenai analisis faktor bauran pemasaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardianto (2005), dengan topik penelitian mengenai analisis faktor bauran pemasaran dalam keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu: Tabel Hasil Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu: Tabel Hasil Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan judul penelitian ini kami membandingkan dengan penelitianpenelitian sebelumnya dengan beberapa perbedaan problematik, variabel dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah

Lebih terperinci

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Meet -2 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2007:6), definisi manajemen pemasaran adalah Manajemen Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan 8 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku konsumen Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen, (2002) mengatakan: Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran

Lebih terperinci

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-2 Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata, tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas, Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II Kajian Pustaka 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran sering disama artikan dengan kegiatan penjualan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau kebutuhan pemakainya (Kotler dan Armstrong, 2003).

BAB II LANDASAN TEORI. atau kebutuhan pemakainya (Kotler dan Armstrong, 2003). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi guna memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kualitas Produk II.1.1 Pengertian Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Lebih terperinci

Lima level produk : dibeli oleh pelanggan. yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membeli produk itu. pelanggan.

Lima level produk : dibeli oleh pelanggan. yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membeli produk itu. pelanggan. A. PRODUK DAN BAURAN PRODUK Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan

Lebih terperinci

Manajemen Produk dan Harga

Manajemen Produk dan Harga Manajemen Produk dan Harga Hj.I.G.Aju Nitya Dharmani, SST, SE, MM ayurai@2011 1 Produk Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PRODUK, JASA Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi APAKAH PRODUK ITU?

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf (2005) dengan judul Pengaruh Kemasan terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Extra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian label, pelengkap, dan garansi 1. pembelian oleh konsumen masih ada. Untuk itu, penelitian ini mengusung

BAB I PENDAHULUAN. pemberian label, pelengkap, dan garansi 1. pembelian oleh konsumen masih ada. Untuk itu, penelitian ini mengusung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan sebuah perusahaan tidak akan terlepas dari konsumen. Karena tujuan dari perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan dan nilai lebih kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari kebutuhan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. CITRA MEREK 2.1.1.1. Pengertian Menurut Norman A. Hart dan John Staplenton dalam kamus Marketing (1995 : 23,24,104), definisi dari Citra (Image) adalah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan baik perusahaan barang atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Menurut Kotler dan Keller (2009:179), persepsi adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus mencari pasar dan tidak akan pernah puas

Lebih terperinci

Sebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena

Sebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena CHAPTER III Sebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena niai yang terkandung di dalam produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis sedang mengalami keterpurukan. Persaingan yang ketat terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan baik

Lebih terperinci

Minggu-1. What is a Product? Product Knowledge and Price Concepts

Minggu-1. What is a Product? Product Knowledge and Price Concepts Product Knowledge and Price Concepts Minggu-1 What is a Product? By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile : 08122035131 ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Produk Produk Dalam

Lebih terperinci

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH PRODUK : adlh segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. KLASIFIKASI PRODUK Berdsrkn daya tahan & wujudnya : Barang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud fisik yang dapat dilihat dan disentuh. Disamping produk yang berupa benda yang dapat dilihat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar penjualan, tetapi berpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam pemenuhan kebutuhannya, setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dunia telah diwarnai dengan persaingan yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, terutama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Lovelock dan Writz (1991) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya adalah : 1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd Pemasaran Pada Perusahaan Kecil Oleh Sukanti, M.Pd A. Pendahuluan Pengusaha kecil pada umumnya menghadapi masalah kurangnya keahlian dalam bidang pemasaran dan kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu inofatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era globalisasi saat ini dapat memicu timbulnya perdagangan bebas yang membuat dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai beberapa teori yang mendasari dilakukannya penelitian ini. Beberapa teori berkaitan dengan konsep produk yang merupakan obyek penelitian dijabarkan lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Melihat kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Menurut Stanton dalam Alma (2010) dan Simamora dalam Wahyudi (2005) pengertian produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar baik perti jasa, pengalaman, events,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi tantangan dari banyaknya produsen yang menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertia Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam usahanya untuk tetap mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Menurut Stanton (d alam Swastha, 2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Produk Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix. Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan harus selalu tanggap terhadap perubahan-perubahan. dihasilkan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan harus selalu tanggap terhadap perubahan-perubahan. dihasilkan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di segala bidang membawa suatu dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Abdullah (2014), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH PRODUK : adlh segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. KLASIFIKASI PRODUK Berdsrkn daya tahan & wujudnya : Barang

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian selalu berusaha dipahami oleh pemasar demi mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh persaingan. Dalam keadaan seperti ini pelaku bisnis dituntut berusaha menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak,

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan teknologi semakin ketat, begitu juga dengan persaingan produk mengalami peningkatan yang sangat pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses penyusunan komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cepat dan pesat. Keadaan tersebut menjadikan kondisi persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam memasarkan bermacam-macam produk dan merupakan kunci penting dalam mengkomunikasikan keunggulan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kotler dan Armstrong (2008:10), Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK DAN JASA

DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PRODUK? Produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Philip Kotler & Gery Amstrong (2012) mendefinisakan bahwa Pemasaran. Nilai Budaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Philip Kotler & Gery Amstrong (2012) mendefinisakan bahwa Pemasaran. Nilai Budaya dan Kepuasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Beberapa definisi tentang pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli: Philip Kotler & Gery Amstrong (2012) mendefinisakan bahwa Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan kemampuan untuk menerima teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK GARUCCI SHOES. P.E. Rachmadany.Y. Imanuddin Hasbi,S.T., M.M

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK GARUCCI SHOES. P.E. Rachmadany.Y. Imanuddin Hasbi,S.T., M.M ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.1, No.3 Desember 2014 Page 577 PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK GARUCCI SHOES P.E. Rachmadany.Y Imanuddin Hasbi,S.T., M.M Ilmu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci