HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI DAN PERSONAL HYGIENE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI DAN PERSONAL HYGIENE"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI DAN PERSONAL HYGIENE DALAM MASA NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI KLINIK SEHAT HARAPAN IBU KECAMATAN GLUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES U Budiyah Banda Aceh Oleh: MUKARRAMAH NIM: SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

2 ABSTRAK HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI DAN PERSONAL HYGIENE DALAM MASA NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI KLINIK SEHAT HARAPAN IBU KECAMATAN GLUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE Mukarramah ¹, Ismail ² Xiii + 45 Halaman + 7 Tabel + 1 Gambar + 11 Lampiran Latar Belakang: Beberapa ibu nifas mengalami rupture perineum di klinik sehat harapan ibu lukanya tidak sembuh tepat waktu, bahkan ada lukanya yang harus diheating ulang karena perawatan luka perineum yang kurang baik dan ada juga ibu nifas melakukan kebiasaan berpantang makanan, karena takut darah nifas yang keluar berbau dan luka berair, disebabkan oleh tradisi dari orang tuanya. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan pemenuhan nutrisi dan personal hygiene dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. Metode Penelitian: Bersifat analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi seluruh ibu nifas yang mengalami luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu. Yang berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Penelitian dilakukan tanggal 10 Juni sampai 15 Juli Dengan mengedarkan kuesioner. Hasil Penelitian: Dari 32 responden penyembuhan luka perineum baik 17 orang (53,1%). Dari 32 responden 18 orang (56,2%) memiliki nutrisi baik. Dari 32 responden 20 orang (62,5%) memiliki personal hygiene baik. Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan pemenuhan nutrisi dengan penyembuhan luka perineum dengan nilai p<0,05 (0,000). Ada hubungan Personal hygiene dengan penyembuhan luka perineum dengan nilai p<0,05 (0,005). Kepada ibu-ibu nifas diharapkan agar tidak melakukan pantangan makanan. Kata Kunci : Nutrisi, Personal Hygiene, Perineum Daftar Pustaka: 30 buah buku ( ) + 5 internet ( ) 1. Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U Budiyah 2. Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U Budiyah

3 PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Diploma IV Kebidanan STIKES U Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, Agustus 2013 Pembimbing (ISMAIL, SKM, M.Pd) MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH (CUT ROSMAWAR, SST)

4 LEMBARAN PENGESAHAN JUDUL : HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI DAN PERSONAL HYGIENE DALAM MASA NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI KLINIK SEHAT HARAPAN IBU KECAMATAN GLUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE NAMA MAHASISWA : MUKARRAMAH NIM : MENYETUJUI PEMBIMBING (ISMAIL, SKM, M.Pd) PENGUJI I PENGUJI II (CUT SRIYANTI,SSiT, M.Keb) (RAHMAYANI, SKM, M.Kes) MENYETUJUI KETUA STIKES U BUDIYAH MENGETAHUI KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN (MARNIATI, M. Kes) (CUT ROSMAWAR, SST) Tanggal Lulus: 10 Oktober 2013

5 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul Hubungan Pemenuhan Nutrisi dan Personal Hygiene Dalam Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. Peneliti menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang peneliti miliki, akan tetapi berkat bimbingan, arahan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak maka Skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu izinkanlah peneliti untuk mengucapkan ribuan terima kasih yang terutama kepada Bapak Ismail, SKM, M.Pd selaku pembimbing Skripsi dan peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan Pendidikan U Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, SE, M. Kes selaku Ketua STIKES U Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES U Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Nuzulul Rahmi, SST selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES U Budiyah Banda Aceh. 5. Bapak Agussalim, SKM, M. Kes selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Banda Aceh

6 6. Ibu Cut Rosmini Amd. Keb selaku Kepala Klinik Sehat Harapan Ibu tempat peneliti melakukan penelitian nantinya. 7. Seluruh Dosen dan staf STIKES U Budiyah Banda Aceh. 8. Suami yang telah menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. 9. Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan semua yang telah banyak memberikan bantuan serta semangat dalam menyusun Skripsi. Demikianlah ucapan terima kasih selanjutnya dengan tangan terbuka peneliti menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT peneliti serahkan dan semoga dapat berguna bagi kita semua, Amin Ya Rabbal alamin Banda Aceh, Oktober 2013 Peneliti

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii PERNYATAAN PERSETUJUAN... iv LEMBARAN PENGESAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Konsep Dasar Rupture Perineum Pengertian Pembagian Rupture Pencegahan Rupture Perawatan Luka Perineum Penyembuhan Luka B. Faktor-faktor Penghambat Keberhasilan Penyembuhan Luka Nutrisi/Gizi Personal Hygiene Tradisi Pengetahuan Cara Perawatan Lingkungan C. Konsep Nifas Pengertian Tahapan Masa Nifas Perubahan Fisiologi Masa Nifas D. Kerangka Konsep E. Hipotesa Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Populasi Dan Sampel... 27

8 C. Tempat Dan Waktu Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Definisi Operasional F. Cara Pengukuran Variabel G. Instrumen Penelitian H. Pengolahan Dan Analisis Data BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian B. Hasil Penelitian Data Demografi Responden Analisa Univariat Analisa Bivariat C. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Paritas Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nutrisi Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tabel 4.5 Hubungan Pemenuhan Nutrisi Dalam Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tabel 4.6 Hubungan Personal Hygiene Dalam Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie... 39

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1: Kerangka Konsep... 26

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 : Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Kuesioner Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal Lampiran 5 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian Lampiran 7 : Surat Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 8 : Print Out Put Hasil Penelitian (Master Tabel dan SPSS) Lampiran 9 : Lembaran Konsul Lampiran 10 : Biodata

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian yang sangat penting dalam fisiologi. Keutuhan perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktivitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen) dan fungsi seksual yang sehat. Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat dan lama karena menyebabkan asfiksia perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot dan pada dasar panggul karena direnggangkan terlalu lama (Depkes RI, 2005). Keutuhan dan kesehatan Perineum telah dibuktikan dipengaruhi oleh posisi ibu pada saat persalinan. Penelitian menunjukkan bahwa persalinan dalam posisi jongkok dapat mengurangi besarnya kerusakan pada Perineum. Keuntungan posisi tersebut mungkin disebabkan karena posisi kepala janin yang lebih baik terhadap Perineum dan kala II yang lebih pendek. Dengan pendeknya waktu yang diperlukan dalam proses persalinan kala II, maka bagian bawah janin akan lebih singkat berada di Perineum dan oleh karena itu peluang untuk terjadinya trauma dan perlukaan menurun (DepKes RI, 2005).

13 Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan Vulva dan Perineum (Wiknjosastro H, 2002) Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan nifas. Dengan kata lain perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan dan nifas (Ratna S, 2013). Menurut BKKBN (2011), angka kematian ibu masih tinggi sebesar 228 / kelahiran hidup, sedangkan target nasional yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 102 / kelahiran hidup. Infeksi nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu terutama di negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah itu terjadi akibat dari pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna. Faktor penyebab lain terjadinya infeksi nifas di antaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi/mal nutrisi, anemia, hygiene yang kurang baik, serta kelelahan. Upaya pemantauan yang melekat dan asuhan pada ibu dan bayi yang baik pada masa nifas diharapkan dapat mencegah kejadian tersebut. (BKKBN, 2006). Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Hal ini bisa diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang rendah setelah melahirkan,

14 perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang terjaga pada saat perawatan sendiri di rumah (Saifuddin, 2002). Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik -baiknya. Penolong persalinan harus waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum (Mochtar,R. 2002). Penelitian ini pernah dilakukan oleh Yulizawati pada Tahun 2012 di Kabupaten Indragiri (Riau) dengan judul hubungan antara sikap ibu nifas terhadap makanan gizi seimbang dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Bersalin Khairunnisa dengan hasil penelitian dari 65 responden terdapat 6 orang (9,2%) dalam kategori penyembuhan luka baik (Yulizawati, 2011; Jurnal) Data yang penulis peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie periode Januari s/d Desember 2012 jumlah ibu nifas mencapai orang, dan yang melakukan kunjungan nifas (27,57 %) ( Dinkes Kab. Pidie 2012). Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas Geulumpang Baro Kecamatan Geulumpang Baro Kabupaten Pidie Tahun 2012 didapatkan ibu post partum sebanyak 138 orang dan yang mengalami rupture sebanyak 101 orang ( PKM Glumpang Baro, 2012) Pengambilan data awal yang diperoleh dari Klinik Sehat Harapan Ibu dari bulan Agustus April 2013 didapatkan 247 ibu post partum, ibu yang mengalami Rupture Perineum sebanyak 163 orang dari ibu primipara maupun

15 multipara. Bidan setempat juga menjelaskan bahwa beberapa ibu yang mengalami rupture perineum lukanya tidak sembuh tepat waktu, bahkan ada lukanya yang harus diheating ulang karena perawatan luka perineum yang kurang seperti: tidak menjaga kebersihan luka perineum setelah BAB, membiarkan luka perineum lembab, tidak mengganti celana dalam dengan yang bersih dan kering, dan kebiasaan berpantang makanan yang mengandung protein seperti: telur, ikan, daging dan sebagainya. yang alasannya takut darah nifas yang keluar berbau amis, luka berair dan tidak cepat sembuh, hal ini disebabkan oleh tradisi dari orang tuanya. (Klinik Sehat Harapan Ibu, 2013). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pemenuhan Nutrisi dan Personal Hygiene Dalam Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Adakah Hubungan Pemenuhan Nutrisi dan Personal Hygiene Dalam Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pemenuhan nutrisi dan personal hygiene dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie.

16 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan pemenuhan nutrisi dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. b. Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi petugas kesehatan Untuk menambah pengetahuan mengenai pemenuhan nutrisi dan personal hygiene untuk penyembuhan luka perineum dan akan mempermudah petugas untuk memberikan penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi dan menjaga kebersihan yang diperlukan untuk ibu nifas dan untuk kesembuhan luka perineum. 2. Bagi penulis Untuk dapat memperdalam dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan sehingga dapat mengetahui cara yang tepat dalam penyembuhan luka perineum. 3. Bagi instansi pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan bahan tambahan perpustakaan.

17 4. Bagi responden Dapat mengetahui cara perawatan luka perineum dan ibu lebih mengetahui bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan menjaga kebersihan untuk penyembuhan luka perineum.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Rupture Perineum 1. Pengertian a. Perineum Perineum adalah daerah antara Vulva dan Anus. Biasanya setelah melahirkan Perineum menjadi agak bengkak atau memar dan mungkin ada luka bekas jahitan robekan atau Episiotomi (Huliana. M, 2003). Perineum merupakan bagian yang sangat penting dalam fisiologi. Keutuhan Perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktivitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra-abdomen) dan fungsi seksual yang sehat. Karena itu kerusakan pada Perineum harus dihindarkan. Namun hanya sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan faktor-faktor yang dapat mencegah kerusakan Perineum pada proses persalinan (DepKes RI, 2005). b. Rupture Perineum Ruptur Perineum yaitu luka pada Perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur (

19 Perlukaan Perineum umumnya terjadi Unilateral, namun dapat juga Bilateral. Perlukaan pada diafragma Urogenitalis dan Muskulus Levator Ani, yang terjadi pada waktu persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa perlukaan pada kulit Perineum atau pada Vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlu demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi Prolapsus Genitalis (Wiknjosastro H, 2005). Robekan Perineum sering juga mengenai Muskulus Levator Ani hingga setiap Robekan Perineum harus dijahit dengan baik agar tidak menimbulkan kelemahan dasar panggul atau Prolaps. Kadang-kadang Muskulus Levator Ani rusak dan menjadi lemah tanpa terjadinya Rupture Perinei, misalnya jika kepala terlalu lama meregang dasar panggul. Terjadi pula Colpaporrhexis, yaitu robeknya vagina bagian atas sedemikian rupa hingga serviks terpisah dari vagina (Sastrawinata. S, 2004). Umumnya perlukaan Perineum terjadi pada tempat dimana muka janin menghadap. Robekan Perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan Pararektal, sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Diagnosis Ruptura Perinei ditegakkan dengan pemeriksaan langsung. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan yang bersifat Arterial atau yang merembes. Dengan dua jari tangan kiri luka dibuka, bekuan darah diangkat, lalu luka dijahit secara rapi (Wiknjosastro H, 2005).

20 2. Pembagian Rupture Leserasi Perineum biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan. Luas robekan didefinisikan berdasarkan ke dalam robekan (Bobak, dkk, 2004). Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum di antaranya mobilisasi dini, vulva higiene, luas luka, umur, vaskularisasi, stressor dan juga nutrisi. Luka dikatakan sembuh jika dalam 1 minggu kondisi luka kering, menutup dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Mochtar, R, 2002). a. Robekan Perineum dibagi atas 4 tingkat: Tingkat I: Robekan terjadi hanya pada selaput lendir Vagina dengan atau tanpa mengenai kulit Perineum. Tingkat II: Robekan mengenai selaput lendir Vagina dan otot Perinei Transversalis, tetapi tidak mengenai otot Sfingter Ani. Tingkat III: Robekan mengenai Perineum sampai dengan otot Sfingter Ani. Tingkat IV: Robekan mengenai Perineum sampai dengan otot Sfingter Ani dan Mokusa Rektum (Prawirohardjo, 2006). b. Bentuk Luka Perineum Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu:

21 1) Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (Kang Kapuk, 2012). 2) Episotomi Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi. Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anastesi lokal, kecuali bila pasien telah diberi anastesi epidermal. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai di sini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Kang Kapuk, 2012) c. Etiologi menurut Saifuddin (2002) 1) Penyebab Maternal a) partus precipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong, b) pasien tidak mampu berhenti mengejan,

22 c) partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan, d) edema dan kerapuhan pada perineum. 2) Faktor Janin a) Bayi besar, b) Posisi kepala yang abnormal, c) Kelahiran bokong, d) Ekstraksi forsep yang sukar, e) Distosia bahu. 3. Pencegahan Rupture Perineum Pencegahan trauma Perineum merupakan masalah yang banyak didiskusikan. Renfrew et al menyatakan bahwa masih terdapat area-area yang memerlukan penelitian lebih lanjut, seperti karakteristik ibu, posisi, Masase Perineum Antenatal, dan gaya meneran. Sebuah penelitian telah dilakukan (McCandlish et al) yang membandingkan antara teknik persalinan Hands On dan Hand Poised untuk mengkaji tingkat nyeri Perineal. Kelompok wanita yang menggunakan teknik Hands On melaporkan bahwa mereka mengalami pengurangan nyeri secara signifikan dalam waktu 10 hari. Teknik Hands On mengendalikan kecepatan pengeluaran kepala bayi, melindungi Perineum (dengan meletakkan tangan di dekat Perineum untuk menopangnya) dan menggunakan tarikan untuk melahirkan bahu. Bidan dapat memilih tangan mana yang akan digunakan untuk melakukannya, bergantung pada posisi ibu. Menopang Perineum sulit dilakukan bila ibu

23 berada pada posisi All Fours. Mengendalikan kecepatan kelahiran kepala juga dapat dilakukan dengan komunikasi yang baik dan kontak mata (Johnson R, dkk, 2004). Pencegahan Trauma Perineum adalah garis depan perawatan yang diberikan oleh bidan yang memberi rasa bangga bagi banyak bidan jika persalinan selesai tanpa adanya trauma pada Perineum. Namun, hal ini seharusnya tidak mengorbankan trauma pada Mukosa Vagina. Teknik kelahiran difokuskan pada pengurangan diameter bagian presentasi dengan memfleksikan kepala untuk meminimalkan distensi pada jaringan Perineum dan mengontrol kecepatan kelahiran sehingga dapat mencegah trauma. Central Midwives Board (Dewan Kebidanan Pusat) membuat peraturan bahwa bidan dapat melakukan Episiotomi dalam situasi darurat. Angka Episiotomi untuk semua kelahiran di Inggris dan di Irlandia Utara meningkat dari 25% sampai 53%, dengan 70% rata-rata terjadi pada primipara (Henderson. C, dkk, 2005). Laserasi spontan pada vagina atau Perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian Laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerja sama dengan ibu dan gunakan perasat manual yang tepat, dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya Laserasi. Kerja sama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada diameter 5-6 cm tengah membuka Vulva (crowning) karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melewati

24 Introitus dan Perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya robekan (JNPK-KR, 2007). 4. Perawatan Luka Perineum Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar R, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan (Kang Kapuk, 2012). Menjaga kebersihan pada masa nifas untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan atau kulit (Anggreini, 2010). a. Kebersihan alat genetalia Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi. Anjuran: 1) Menjaga alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum

25 memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air kecil atau besar, pembalut diganti minimal 3x sehari. 2) Cuci tangan dan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah genetalia. 3) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar. 4) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. 5) Jika mempunyai luka episiotomi, hindari untuk menyentuh daerah luka. Ini yang kadang kurang diperhatikan oleh pasien dan tenaga kesehatan. Karena rasa ingin tahunya, tidak jarang pasien ingin menyentuh luka bekas jahitan di perineum tanpa memperhatikan efek yang bisa ditimbulkan dari tindakannya ini. Apalagi pasien kurang memperhatikan kebersihan tangannya sehingga tidak jarang terjadi infeksi. b. Menjaga Kebersihan Vagina Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar (Anggraeni, 2010): 1) Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari

26 arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, baik itu dari air seni maupun faeses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan. 2) Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman yang terpenting jangan takut memegang daerah tersebut dengan seksama. 3) Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAB atau BAK. 4) Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembab dan kotor. 5) Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAB atau BAK atau minimal 3 jam sekali atau bila dirasa sudah tidak nyaman. 6) Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan dokter. 5. Penyembuhan Luka a. Pengertian Penyembuhan luka adalah proses pergantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak (Boyle, 2009). Pada ibu yang baru melahirkan, banyak

27 komponen fisik normal pada masa post natal membutuhkan penyembuhan dengan berbagai tingkat pada umumnya masa nifas cenderung berkaitan dengan proses pengembalian tubuh ibu ke kondisi sebelum hamil, dan banyak proses di antaranya yang berkenan dengan proses involusi uterus, disertai dengan penyembuhan pada tempat plasenta (luka yang luas) termasuk ischemia dan autolysis. b. Proses penyembuhan luka Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan yang baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Kriteria penilaian luka adalah: 1) Baik, jika luka kering, perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa). 2) Sedang, jika luka basah, perineum menutup, tidak ada tanda tanda infeksi ( merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa). 3) Buruk, jika luka basah, perineum menutup/membuka dan ada tanda tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa) (mas adah, 2010). c. Fase-Fase Penyembuhan Luka 1) Fase inflamasi Pada fase ini, penyempitan pertama dari pembuluh darah untuk memastikan pembentukan gumpalan. Setelahnya, prostaglandin dan histamin dalam darah akan mulai melebarkan pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah ke luka.

28 2) Fase prolifetari Fase ini, matriks darah baru dan sel-sel kulit mulai terbentuk, serta fibrolast yang berfungsi memproduksi kolagen juga terbentuk. Proses ini dipengaruhi oleh asam laktat, asam askorbat dan faktor yang mempengaruhi oksigen seperti zat besi, tembaga. 3) Fase pematangan Pada tahap ini, penutupan luka di kulit terjadi, kulit mulai melakukan renovasi meskipun kadang tidak tertutup secara sempurna. B. Faktor-faktor penghambat keberhasilan penyembuhan luka Faktor-faktor penghambat keberhasilan penyembuhan luka adalah sebagai berikut: 1. Nutrisi/Gizi Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk, 2001). Factor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein (Kang Kapuk, 2012). Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang

29 gizi (nutrisi) yang membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidak cukupan nutrisi) (Paath Francins E, 2005). Wanita yang baru menjadi ibu hampir tidak dihindari mengalami pola tidur yang kurang, nutrisi yang tidak adekuat, dan stres psikologis. Memastikan bahwa wanita memiliki pengetahuan yang cukup tentang nutrisi agar memungkinkan mereka bukan saja untuk menjalani kehamilan yang sehat, tetapi juga untuk mendapatkan sumber-sumber guna mencapai kesehatan secara efisien setelah melahirkan, merupakan salah satu cara menurunkan komplikasi postnatal. Di Amerika Serikat juga ditemukan bahwa sebagian besar wanita memiliki pengetahuan yang tidak adekuat mengenai nutrisi untuk kehamilan dan pada masa nifas (Boyle, 2009) Pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis dan anatomis di antaranya yaitu uterus, lochea, vagina, perineum, dan payudara (Varney H, 2009). Pada masa nifas mempunyai beberapa kebutuhan dasar meliputi kebutuhan nutrisi, aktivitas, istirahat, perawatan payudara, perawatan vulva, eliminasi, dan latihan. Selama kehamilan seorang calon ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk memenuhi pasokan nutrisi bagi ibu dan bayi. Kebutuhan nutrisi meningkat selama kehamilan, namun tidak semua kebutuhan nutrisi meningkat secara proporsional (Paath Francin E, 2005). Setelah melahirkan kebutuhan gizi ibu nifas lebih banyak karena

30 selain untuk pembentukan ASI dalam proses menyusui juga berguna dalam pemulihan kondisi setelah melahirkan. Periode postnatal adalah waktu ketika banyak wanita memulai diet. Bidan perlu memastikan bahwa wanita sadar apa yang tubuh mereka butuhkan, dan bahwa nutrisi yang baik diperlukan baik untuk penyembuhan dan mempertahankan kesehatan pada waktu stres meningkat. Oleh karena itu tidak akan bermanfaat menjalani diet sembarangan dan/atau mengurangi nutrien yang diperlukan pada masa nifas (Boyle M, 2009). Ibu nifas dianjurkan untuk: a. Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori per harinya. Misal pada ibu dengan kebutuhan kalori per harinya 1800 kalori artinya plus tambahan 800 kalori sehingga kalori yang dibutuhkan sebanyak 2600 kalori. Demikian pula pada 6 bulan selanjutnya dibutuhkan rata-rata 2300 kalori dan tahun kedua 2200 kalori. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter didapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah sayur, buah dan makanan yang lain. Mengkonsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari selama 40 hari. c. Mengkonsumsi vitamin A iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan

31 pertama kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang terkandung dalam ASI. Dengan terwujudnya semua makanan yang dianjurkan untuk ibu nifas maka proses penyembuhan luka heating akan semakin cepat sembuh dan kering (Suherni dkk, 2009). 2. Personal Higiene Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman. Adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas akan memperlambat penyembuhan dan kekuatan regangan luka menjadi tetap rendah (Johnson Ruth, dkk, 2004). Luka yang kotor harus dicuci bersih. Bila luka kotor, maka penyembuhan sulit terjadi. Kalaupun sembuh akan memberikan hasil yang buruk. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis. Menjaga personal hygiene atau kebersihan tubuh pada masa nifas adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh kita tetap bersih pada saat nifas (Wiknjosastro, 2002). Pada prinsipnya kebersihan alat kelamin pada saat nifas dilandasi beberapa alasan yaitu banyak darah dan kotoran yang keluar dari alat kelamin, alat kelamin berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang kita lakukan setiap hari. Adanya luka di daerah perineum yang terkena kotoran dapat terinfeksi, alat kelamin merupakan organ terbuka yang

32 mudah dimasuki kuman dan menjalar ke rahim, dan kebersihan yang kurang terjaga di mana nifas, bukannya hanya mengundang infeksi pada alat kelamin tapi juga rahim (Muchtar R, 2002). Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/higiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Tidak mandi air panas b. Tidak mandi air dingin c. Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal (Yulaikhah, 2008). Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran, selain itu, perawatan perineum dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan cara membersihkan dari depan ke belakang, menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, sering mengganti pakaian dalam dan tidak melakukan pembilasan (Yulaikhah, 2008). 3. Tradisi Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan kebersihan genital, masyarakat tradisional menggunakan daun sirih yang direbus dengan air kemudian dipakai untuk cebok. Penggunaan ramuan obat untuk perawatan luka dan teknik perawatan

33 luka yang kurang benar merupakan penyebab terlambatnya penyembuhan (Zury, 2011). 4. Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama (Zury, 2011). 5. Cara perawatan Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan memperlambat penyembuhan. Karena perawatan yang kasar dan salah dapat mengakibatkan kapiler darah baru rusak dan mengalami perdarahan (Ruth dan Wendy, 2004). 6. Lingkungan Lingkungan yang paling efektif untuk keberhasilan penyembuhan luka ialah lambat dan hangat. Penyembuhan luka yang efisien selama fase regeneratif bergantung pada lingkungan yang lembab dan stabil. Lingkungan yang lembab juga mengurangi terjadinya infeksi dan ada beberapa bukti bahwa lingkungan tersebut dapat mengurangi nyeri akibat luka (Boyle, 2009). C. Konsep Nifas 1. Pengertian Masa nifas (puerperium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati E, 2009).

34 Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti pra hamil (Rustam Mochtar, 2002). Masa nifas atau post partum disebut juga puerperineum yang berasal; dari bahasa latin yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggreini, 2010). Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005). Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan /health education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur (Wiknjosastro, 2005). 2. Tahapan masa nifas Anggraeni (2010) menyatakan bahwa tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu: a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

35 b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna bisa berminggu-mingu, bulanan dan tahunan. 3. Perubahan fisiologi masa nifas a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil dengan berat 60 gram. b. Bekas luka implantation plasenta dengan cepat mengecil, pada minggu ke 2 sebesar 6-8 cm dan pada akhir masa nifas sebesar 2 cm (Anggraeni, 2010). c. Luka-luka pada jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks umumnya bila tidak disertai infeksi akan sembuh per primam (Wiknjosastro, 2005). d. Rasa sakit, Yang disebut after pain (meriang dan mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 3-4 hari pasca persalinan (Anggraeni, 2010). e. Lokhea Menurut Anggraeni (2010), lokhea dibagi menjadi: 1) Lokhea rubra Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vornik kaseosa, lanugo dan meconium, selama 2 hari pasca persalinan.

36 2) Lokhea sanguinolenta Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 hari persalinan. 3) Lokhea serosa Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 hari pasca persalinan. 4) Lokhea alba Cairan putih setelah 2 minggu. 5) Lokhea purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. 6) Lokheastasis Lokhea yang tidak lancar keluarnya. f. Serviks Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong, berwarna merah kehitaman, konsistennya lunak. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Wiknjosastro, 2005). g. Ligamen-ligamen Ligamen, vasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu kehamilan dan persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena ligament rotandum menjadi kendor (Wiknjosastro, 2005).

37 D. Kerangka Konsep Faktor-faktor penghambat keberhasilan penyembuhan luka menurut Boyle (2008) adalah sebagai berikut: Variabel Independent Nutrisi Personal Higiene Variabel Dependent Penyembuhan Luka Perineum Gambar 2.1: Kerangka Konsep E. Hipotesa Penelitian 1. Ada hubungan antara nutrisi dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. 2. Ada hubungan antara personal higiene dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie.

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pada penelitian observasional analitik, penulis mencoba untuk mencari hubungan variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel itu sehingga perlu disusun hipotesisnya (Hidayat A, 2010). B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang mengalami luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tahun Sampel Untuk menetapkan jumlah sampel dapat digunakan rumus dengan metode purposive sampling (Lemeshowb dkk,1997): Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan Z 2.1- /2 : Nilai baku distribusi normal pada tertentu 95% = 1,96 ; 90% = 1,645 ; 99% = 2,58

39 P : Proporsi sesuatu (hasil penelitian dari Yulizawati yaitu q : 1-P penyembuhan luka baik sebanyak 6 orang (9,2%) d : Derajat akurasi yang diinginkan n = n = n = 1,96². 0,092 (1 0, 092) 0,01 0, ,01 0,1² 3,84. 0,092 (0, 908) n = 32 Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling yaitu penulis memilih responden atau sampel berdasarkan pada pertimbangan subjektif dan praktis yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah a) Bersedia menjadi responden, b) Ada luka perineum dengan derajat I dan II, c) Bisa baca tulis. C. Tempat dan waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni sampai 15 Juli 2013.

40 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan cara mengedarkan kuesioner dan melakukan observasi luka langsung dengan responden tentang hubungan pemenuhan nutrisi dan personal hygiene pada ibu nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie. 2. Data Sekunder Data sekunder yang diperoleh dari Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie yaitu data ibu nifas yang mengalami luka perineum yang dikumpulkan mulai bulan Agustus 2012-Februari E. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Variabel Dependent ( variabel Terikat) 1. Penyembuhan luka perineum Sembuh tidaknya luka perineum dalam tujuh hari post partum. 2. Nutrisi Intake yang bergizi yang dikonsumsi ibu post partum mulai habis melahirkan sampai hari ketujuh post partum. 3. Personal Hygiene Skala Ukur Hasil Ukur Observasi Cheklist Nominal - Sembuh - Tidak Sembuh Variabel Independen (Variabel bebas) Mengedar kan kuesioner Kebersihan diri ibu post partum dalam tujuh hari post partum. Mengedar kan kuesioner Kuesioner Ordinal - Baik - Kurang Kuesioner Ordinal - Baik - Tidak baik

41 F. Cara Pengukuran Variabel Pengukuran variabel dilakukan sebagai berikut: 1. Penyembuhan luka perineum dibagi atas 2 kategori a. Sembuh : Jika responden sembuh 7 hari b. Tidak Sembuh : Jika responden sembuh > 7 hari 2. Nutrisi terhadap penyembuhan luka perineum dibagi 2 kategori: a. Baik : Jika responden menjawab dengan tepat x 22 dari 7 pernyataan yang diberikan b. Kurang : Jika responden menjawab dengan kurang tepat x < 22 dari 7 pernyataan yang diberikan. 3. Personal hygiene terhadap penyembuhan luka perineum a. Baik : Jika responden menjawab dengan tepat x 24 dari 7 pernyataan yang diberikan. b. Tidak Baik : Jika responden menjawab dengan kurang tepat x < 24 dari 7 pernyataan yang diberikan. G. Instrumen Penelitian Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berisi kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan, 1 pernyataan tentang penyembuhan luka, 7 pernyataan tentang nutrisi dan 7 pernyataan tentang personal hygiene.

42 H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data Data yang telah terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut (Purwanto, 2004): a. Editing : Dilakukan pengecekan kelengkapan data, bila terdapat kesalahan maka akan diperbaiki dengan pemeriksaan ulang. b. Coding : Pemberian nilai pada hasil yang telah ditetapkan dan menjumlahkannya. c. Transferring : yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan dalam tabel. d. Tabulating : Perhitungan sesuai variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah analisa data dan pengambilan kesimpulan. 2. Analisa Data a. Univariat Data yang diperoleh dari hubungan pemenuhan nutrisi dan personal hygiene dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum dianalisa dengan cara uji statistik yaitu dengan menghitung persentase dari setiap variabel.

43 Untuk test uji hubungan pemenuhan nutrisi dan personal hygiene dalam masa nifas dengan penyembuhan luka perineum, penganalisa data dilakukan dengan menggunakan rumus rata-rata sampel yaitu: (Hidayat A, 2007) x = x n Keterangan: x x n = Rata-rata hitung sampel = Total nilai = Jumlah sampel Data yang diperoleh dari kuesioner dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dipresentasekan ke tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Machfoedz I, 2008). P f n x100% Keterangan: P = persentase f = Frekwensi teramati n = Jumlah sampel b. Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji kategorik Chi Square Test (X 2 )

44 pada tingkat kemaknaannya adalah 95% ( P 0,05) sehingga dapat diketahui ada atau tidakanya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program computer SPSS for windows Versi 16,0. Melalui perhitungan uji Chi square (x 2) selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas Untuk menentukan nilai p-value pada uji Chi-Square Test ( table, memiliki ketentuan sebagai berikut: (Arikunto, 2006) 1) Bila Chi-Square Test ( 2 X ) 2 X ) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 dijumpai nilai expected (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Fisher exact test. 2) Bila Chi-Square Test ( 2 X ) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak dijumpai nilai expected (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai continuity correction. 3) Bila Chi-Square Test ( 2 X ) tabel terdiri dari tabel lebih dari 2 x 2 misalnya 3 x 2, 3 x 3 dan lain-lain, maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Pearson Chi-Square.

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Klinik sehat harapan ibu adalah salah satu klinik yang letaknya jauh dari pinggiran kota, klinik tersebut berada didesa sagoe kecamatan glumpang baro kabupaten pidie. Klinik sehat harapan ibu ini dipimpin oleh ibu Cut Rosmini, Amd.Keb, dibantu oleh 2 dokter umum, 4 orang bidan, 2 orang perawat, 1 orang tenaga laboratorium. Klinik sehat berdiri pada tahun 2010 yang sebelumnya BPS. Klinik ini terdiri dari 2 ruang bersalin, 1 IGD, 1 laboratorium, 1 apotik, 1 poli umum, dan 8 kamar rawat inap. Letak geografis Klinik Sehat Harapan Ibu mempunyai batasan wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Mayang 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Tp. Raya-Kb. Tanjong 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Jurong Baro 4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Gampong Pisang B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juni sampai 15 Juli 2013 terhadap ibu-ibu nifas yang berada di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie yang berjumlah 32 orang dengan memberikan kuesioner yang berisikan pernyataan dan juga dilakukan

46 observasi terhadap keadaan luka perineum ibu, dimana diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Data Demografi Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie No Umur Frekuensi Persentase < 20 Tahun Tahun > 35 Tahun ,1 81,3 15,6 Jumlah No Pendidikan Frekuensi Persentase Tinggi Menengah Dasar ,2 46,9 21,9 Jumlah No Pekerjaan Frekuensi Persentase Bekerja Tidak bekerja ,6 59,4 Jumlah No Paritas Frekuensi Persentase Primipara Multipara Grandemultipara ,8 53,1 3,1 Jumlah Sumber: Data Primer (diolah tahun 2013). Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas berada pada umur tahun yaitu sebanyak 26 responden

47 (81,3%), pendidikan responden mayoritas berada pada kategori menengah yaitu sebanyak 15 responden (46,9%), pekerjaan responden mayoritas berada pada kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 19 responden (59,4%), dan paritas responden mayoritas berada pada kategori multipara yaitu sebanyak 17 orang (53,1%). 2. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel dependent dan variabel independent. Maka dari hasil penelitian ini peneliti akan menyajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. a. Penyembuhan Luka Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie No Penyembuhan Luka Frekuensi Persentase Sembuh Tidak Sembuh ,1 46,9 Jumlah Sumber: Data primer (diolah tahun 2013). Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 32 responden mayoritas mengalami penyembuhan luka yang baik (sembuh) yaitu sebanyak 17 orang (53,1%).

48 b. Nutrisi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nutrisi Dalam Masa Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Nutrisi Frekuensi Persentase Baik Kurang ,2 43,8 Jumlah Sumber: Data primer (diolah tahun 2013). Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 32 responden mayoritas memiliki nutrisi yang baik dalam masa nifas yaitu sebanyak 18 orang (56,2%). c. Personal Hygiene Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Dalam Masa Nifas di Klinik Sehat Harapan Ibu Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie Personal Hygiene Frekuensi Persentase Baik Tidak Baik ,5 37,5 Jumlah Sumber: Data primer (diolah tahun 2013). Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 32 responden mayoritas memiliki personal hygiene yang baik dalam masa nifas yaitu sebanyak 20 orang (62,5%).

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan sembuh bervariasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada paska persalinan dapat terjadi masalah kesehatan seperti infeksi nifas yang dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM Nur Hasana* dan Irma Damayanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017 HUBUNGAN ANTARA VULVA HYGIENE DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI BPS NY S DESA GROBOG WETAN KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah 1 Email: seventinanurulhidayah@yahoo.com

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan pada saat proses persalinan secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA Oleh : Ita Rahmawati, S. SIT, M..Kes (Dosen AKBID ISLAM AL HIKMAH JEPARA) ABSTRAK Perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan Negara maju,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO 2008 perbandingan kematian ibu di negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran dibandingkan 16 per 100.000 kelahiran di negara maju. Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melahirkan merupakan perjalanan hidup yang akan dilakukan oleh seorang perempuan, akan tetapi persalinan sering membuat takut para ibu yang akan mengalami proses persalinan.

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL Stefania Dai Doni 1, Ina Kuswanti 2, Rista Novitasari 2 Prodi D-III Kebidanan Stikes Yogyakarta inna.nugroho@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Luka perineum Laserasi perineum adalah perlukaan yang terjadi pada saat persalinan di bagian perineum (Mochtar, 2002). Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS Disusun oleh : DIANI NURCAHYANINGSIH 1211030043 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rupture Perineum 2.1.1 Pengertian Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Desi Liana Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas berlangsung selama 6 minggu

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG (CORRELATION BETWEEN NUTRITION STATUS AND HEALING OF ULCER PERINEUM AT

Lebih terperinci

NURJANNAH NIM

NURJANNAH NIM FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PICKY EATER (SULIT MAKAN) PADA ANAK BALITA DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara negara berkembang berkisar antara 750-1000 per kelahiran

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gizi merupakan serangkaian proses penggunaan makanan yang dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu

PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu Dinamika Kebidanan vol. 1. No.2. Agustus 2011 HUBUNGAN PENGETAHUAN TEKNIK PERAWATAN DENGAN KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPS KOTA SEMARANG Ade Haris Puspitaningtyas Agnes Isti Harjanti *)

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM Triwik Sri Mulati Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Sebagian ibu post partum mengalami laserasi/robekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN Eny Sulistiyani 1, Isri Nasifah S,SiT., M.Keb 2, Puji Lestari, S.SiT 3 1 Mahasiswa AKBID Ngudi Waluyo Email

Lebih terperinci

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178). 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemijatan Perenium 1. Pengertian Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum KEADAAN PERINEUM LAMA KALA II DENGAN POSISI DORSAL RECUMBENT DAN LITOTOMI PADA IBU BERSALIN Titik Lestari, Sri Wahyuni, Ari Kurniarum Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA Fitriana Ikhtiarinawati F* dan Lilis Dwi NS** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal (Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di mana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendengaran, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendengaran, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra pendengaran, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. primipara, yang menggunakan rancangan penelitian praeksperimen. Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. primipara, yang menggunakan rancangan penelitian praeksperimen. Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment),

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH KHAIRUNNISAK Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan

Lebih terperinci

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POST SECTIO CAESARIA PADA BIDAN YANG BERTUGAS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU TAKENGON RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013 EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013 Mulyati Priyantini dan Ely Eko Agustina Akademi Kebidanan YLPP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman 1. Pengertian Pengalaman Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN TINGKAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2013 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO Ari Andayani 1), Widayati 2), Risma Aliviani 3) 1) Fakulta Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Email: arianday83@yahoo.co.id 2) Fakultas

Lebih terperinci

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PARITAS, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN BOUNDING ATTACHEMENT PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BEREUNEUN KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Kurnia Mutiara Prodi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu menyakini bahwa melahirkan merupakan suatu pengalaman yang mendalam, memberi makna yang berarti bagi wanita, keluarga dan masyarakat. Periode post partum menyebabkan

Lebih terperinci

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas MASA NIFAS NIFAS NORMAL Defenisi dan Tujuan Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

Lebih terperinci

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN BERAT BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI BPM Hj.YATMIKA,S.S.T.,M.Kes. KOTA CIREBON PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2014 Cicih Arianengsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dikatakan normal apabila terjadi pada usia kehamilan aterm (setelah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: herianibiomedik@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laserasi perineum merupakan robekan yang terjadi pada perineum sewaktu proses persalinan. Persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi forsep, ekstraksi vakum, versi

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) Esyuananik, Anis Nur Laili Prodi Kebidanan, Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum ABSTRAK Penyembuhan rupture perineum di klinik Ridho jalan sehati gang sempurna pasar dua Krakatau masih bayak yang tidak mengalami ketidak kesembuhan hal ini sebabkan oleh faktor pemenuhan nutrisi dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGERTIAN MASA NIFAS PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012 HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012 Susi Sutarmi, Sri Kustiyati, Lely Firrahmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Persalinan Dan APN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui janin lahir atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO Abdul Muhith *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perawatan luka

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37 24 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Usia Responden Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa primigravida terbanyak mempunyai kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 37 responden (92,5%).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yeyen Putriana* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pada persalinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN GANGGUAN BUANG AIR BESAR PADA MASA NIFAS DI BPM RATIJAH TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN GANGGUAN BUANG AIR BESAR PADA MASA NIFAS DI BPM RATIJAH TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA HUBUNGAN ANTARA METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN GANGGUAN BUANG AIR BESAR PADA MASA NIFAS DI BPM RATIJAH TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA Diah Andriani K, Islami STIKES Muhammadiyah Kudus,Jl.Ganesha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.luka

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.luka BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janindan uri ), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain ( Mochtar,

Lebih terperinci

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode masa nifas (post partum) dimulai tidak lama setelah kelahiran plasenta. Periode masa nifas biasanya berakhir dalam 6 minggu setelah melahirkan. Pada masa ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN Krisnamurti, SST, S.Pd, M.Kes Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Asmawahyunita, Yuni Nor'aini, Ristiati INTISARI Perdarahan postpartum menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH NUZULUL RAHMI Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh Abstrak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN 2017 (Lina Fitriani,S.ST.,M.Keb) Salah satu komplikasi nifas adalah proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA LASERASI PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TANAH JAMBO AYE PANTON LABU Factors affecting laceration Event In The Childbirth Normal In Public Health Centres

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran I LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Medan, Februari 2012 Kepada Yth : Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci