ATEROGENESIS DAN INFARK ATEROTROMBOTIK. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ATEROGENESIS DAN INFARK ATEROTROMBOTIK. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 ATEROGENESIS DAN INFARK ATEROTROMBOTIK Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Lesi lesi aterosklerotik pada arteri extra dan intra kranial dari otak merupakan penyebab stroke yang paling banyak. Studi patologi, angiografi da pada tahun belakangan ini dan berbagai studi ultra sonografi telah memberikan data-data penting mengenai frekwensi dan distribusi lesi-lesi vascular arterioklerotik extrakranial. Informasi yang penting bahwa arterioklerotik jauh lebih sering mengenai karotis dileher dari pada arteri vertebralis dan pembuluh-pembuluh darah interakranial. Penemuan prevalensi yang tinggi dari lesi-lesi karotis simtomatis merupakan indikator yang diandalkan akan kejadian serobrovasculer yang mengancam, sedangkan yang asimtomatis disebabkan adanya sirkulasi kolateral yang baik, kadang-kadang arteri karotis tersumbat tanpa menyebabkan efek apapun, karena itu faktor-faktor terjadinya stroke tidak dilupakan mengenai darah itu sendiri. ATEROSKLEROTIK Adalah penyakit progressif lambat dari oto arteri, dimana permukaan dalam menebal oleh deposit lemak dan jaringan fibrosa. Yang paling umum dipengaruhi adalah pembuluh darah koroner dan cerebral, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti myokard infark dan stroke. Dinding arteri secara histologi terdiri dari 3 lapisan: 1. Tunika Intima 2. Tunuka Media 3. Tunika Adventitia Gambar-1: dikutip dari Leonard S, digitized by USU digital library 1

2 Tunika Intima terdiri dari lapisan tipis sel endotellial yang membentuk baries pada sirkulasi darah dalam lumen pembuluh darah. Sel-sel endotlial terletak pada lapisan jaringan penyambung di muskuler media. Lapisan Tunika Media adalah lapisan paling tebal dan dinding tunika intima dan adventitia oleh lamina elastika externa dan interna. Lamina-lamina ini mengandung tempat terbuka diantara serabut elastik dimana sel dansubstansisubatansi lain dapat lewat. Tunika media ini terdiri terutama sel otot polos, matrix kolagen, elastin dan proteoglikan. Seperti lazimnya otot polos fungsi disini untuk kontriksi dan dilatasi dinding pembuluh darah, dengan demikian mengatur aliran darah melalui luman. Lapisan terluar adalah adventitia mengandung serabut fibroblas dan kollagen, vassa vasorum, saraf dan pembuluh lymf yang melayani arteri. Lesi lesi patologi Ada 2 lesi patologi utama yang berhubungan dengan arterioklerosis. Secara garis besar fatty streak adalah area berwarna kuning pada pembuluh darah arteri, membentuk bercak < 1 mm atau garis selebar 1-2 mm dan panjang mencapai 1 mm. Secara mikroskopis karakteristik fatty streak merupakan akumulasi subendotelial dari sel sel sebesar dipenuhi lipid intra sel yang memberi gambaran berbusa sebagai foam cell s. Foam cell s terutama terdiri dari mikrofag yang telah menelan lemak, walaupun beberapa berasal dari otot polos (smooth muscle) Lesi ini tidak bermakna secara klinis, tetapi banyak peneliti percaya bahwa, terutama pada arteri coroner fatty streak adalah precusor untuk terjadinya plak fibrosa yang lebih membahayakan. Gambar-2: dikutip dari Leonard S, 1993 Plak Fibrosa Plak fibrosa adalah lesi patologis aterosklerosis yang sanga penting karena merupakan bagunan tegas, pucat atau abu-abu yang menebal dapat menonjol kelumen arteri dan jika besar dapat menurunkan aliran darah tersebut. Secara mikroskopis, perubahan arteri kebanyakan terjadi ditunika intima, dimana terjadi akumulasi monosit, limposit, foam cell s dan jaringan ikat. Pada beberapa lesi, inti nekrosis dari sel debris, foam cells dan kristal kolesterol terlihat. Plak fibrosa tidak terdistribusi homogen diseluruh pembuluh darah, terbanyak di 2002 digitized by USU digital library 2

3 aorta abdominalis, arteri koroner, arteri poplitea, aorta torasikus desenden, arteri karotis interna, dan pembuluh darah sircullus willisi di otak. Di dalam klinik yang penting adalah komplikasi yang dapat membatasi aliran darah atau mempengaruhi integritas dinding pembuluh darah, seperti hal-hal berikut: 1. Kalsifikasi plak fibrosa dapat menyebabkan pipe like rigiditas dinding pembuluh darah yang meningkatkan flagilitas 2. Jika plak bercelah atau berulcerasi, terjadi pembentukan supermimpose materi trombus pada tempat tersebut. Beberapa trombus dapat mengoklusi lumen pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan myokard infark atau stroke 3. Pada pembuluh darah besar seperti aorta materi fragmen trombus dapat terdorong dan embolisasi ke pembuluh darah perifer 4. Perdarahan ke plak dapat disebabkan rupturnya lapisan endotel yang menutupinya atau kapiler kecil yang memvascularisasi plak sehingga beberapa hematome dapat mempersempit pembuluh darah 5. Plak fibrosa dapat menyebabkan atrofi dan hilangnya jaringan elastik dan kemudian menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah Atau secara ringkas komplikasi plak fibrosa adalah: 1. Kalsifikasi Pada keadaan ini terjadi kekakuan pembuluh darah 2. Trombosis Terjadi penyumbatan lumen pembuluh darah sehingga menyebabkan infark atau emboli perifer 3. Perdarahan plak Ruptur plak kedalam lumen dan trombosit incite 4. Aneurisma Bisa terjadi ruptur aneurisma atau tromboemboli Faktor resiko untuk terjadinya aterosklerotik 1. Kolesterol a. Bahwa kadar serumkolesterol yang leboh tinggi berhubungan dengan timbul penyakit aterosklerotik b. Aterosklerotik dapat timbul dengan mudah pada hewan yang diberi diet tinggi kolesterol c. Manusia dengan kelainan genetik yang dengan kadar kolesterol yang tinggi mendapatkan aterosklerotik prematur, walaupun seluruh faktor resiko lain negatif d. Akhirnya seperti yang telah disebutkan diatas bahwa komponen utama plak aterosklerosis adalah kolesterol 2. Tekanan Darah Peningkatan tekanan darah adalah faktor resiko untuk terjadinya aterosklerosis, coronary heart diseases (HD), dan stroke, walaupun angka diastole yang tinggi lebih sering dihubungkan untuk setiap angka diastolik resikonya meningkat secara proporsional dengan tekanan sistolik. Tidak ada ambang atas dimana peninggian tekanan ada hubungan dengan penyakit kardiovaskular. Agaknya ada hubungan resiko dengan progesifitas kenaikan tekanan darah, meskipun demikian penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa peninggian tekanan darah membahayakan endotel pembuluh darah dan dapat meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap lipoprotein digitized by USU digital library 3

4 Peranan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan disorganisasi arteri. Pada arteriole dengan diameter >200 µm terbentuk microateroma, beberapa arteriole terdapat meterial hyaline amorphous sering hubungannya dengan komponen lipid. Sedangkan pada arteriole dengan diameter < 200 µm terbentuk lipophyalinosis. 3. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah faktor aterosklerotik juga, tetapi kwantitasnya terhadap proses resiko sangat sukar ditentukan. Diabetes sering juga disertai dengan berbagai kondisi lain seperti tekanan darah tinggi dan hyperlipidemi. Telah dipostulasikan bahwa peninggian resiko berkaitan dengan aksi glokosilasi lipoprotein, dan mekanisme sesungguhnya tetap tidak diketahui. 4. Lain lain Rokok tembakau adalah faktor independen dan dapat meninggikan secara potensial komplikasi kardiovaskular. Jumlah nikotin danjumlah lain yang diabsorpsi oleh perokok sangat bervariasi, juga sulit menghubungkan jumlah rokok yang dihisap dengan aterosklerotik Penelitian yang menunjukkan bahwa low tar dan low nikotin tidak menurunkan resiko myokard infark dibandingkan rokok biasa. Tidak diketahui merokok menyebabkan aterosklerosis, coronar heart diseases dan sudden death. Stimulasi nervus simpatis oleh nikotin, mengganti O 2 dan CO pada hemoglobin, reaksi imunologi langsung diinduksi oleh merokok, meningkatkan adhesive platelet, dan permeabilits endotelium terhadap lipid. Berita baik bahwa hal tersebut adalah reversibel. Studi Framingham dan yang lainnya memperlihatkan bahwa orang yang berhenti merokok menurunkan resiko mereka terhadap penyakit jantung koroner (HD) dibandingkan yang terus merokok, walaupun resikonya tetap lebih besar dari yang tidak merokok sama sekali. Dengan mempelajari siapa yang mendapat aterosklerosis, kita dapat mempelajari patogenesisnya. Sudah lama diketahui, sebagai contoh bahwa prevalensi aterosklerosis sangat tinggi di masyarakat yang banyak mengkonsumsi daging dan rendah pada populasi dimana hanya diet sedikit lemak. Perbedaan distribusi geografi terlihat sebagai contoh angka penyakit arteri koroner Jepang lebih kecil dari Amerika, ini berkaitan dengan pola makanan. Bagaimana jika orang Jepang tinggal di Ameriak mengikuti cara makan dan gaya hidup di Amerika, ternyata menunjukkan peninggian frekwensi yang berkaitan dengan kematian karena penyakit arteri koroner. Faktor resiko lain untuk arterioklerosis juga telah diidentifikasi seperti usia tua, jenis kelamin laki-laki dan faktor resiko seperti obesitas, kebiasaan gaya hidup dan stress. Elemen Sel Aterosgenesis Ada 4 tipe sel yang berhubungan dengan terjadinya aterosklerosis, yaitu selsel otot polos, platelet dan makrofag/monosit, masing-masing berinteraksi menyebabkan ateromatous. Sel endotel Sel-sel endotel membatasi Tunika Intima pembuluh darah dan mempunyai banyak fungsi penting. 1. Membentuk barier yang menahan darah tetap pada lumen pembuluh 2002 digitized by USU digital library 4

5 2. Endotel mengeluarkan molekul pada permukaannya seperti heparan sulfat dan mengeluarkan antitrombogenik substan termasuk prostasiklin 3. Endotel mengeluarkan vasoldilator poten (EDRF = Endotelial Derived Relaxing Factor). Bentuk thiolasi nitric oxide, yang berperan penting pada regulasi tekanan vaskuler 4. Endotel menghasilkan LDL reseptor yang mengikat, mengambil dan membawa LDL, Lipoprotein yang dianggap sangat penting dalam proses aterosklerosis. Sel Endotel mensintesa subtansi mitogenik seperti Platelet Derived Growth Factor (PDGF), substansi yang juga penting pada aterosklerosis melalui aksinya di otot polos. Akhirnya sel endotel normal mensintesa protein yang membentuk membrane basalis dimana menjadi tempat bagi endotel. Jadi pada keadaan normal, endotel melengkapi perlindungan permukaan non trombogenik, untuk metabolisme aktif dan memproduksi substansi vaso aktif. Jika terjadi jelas, bagaimanapun juga, sel endotel memodifikasi aktifitasnya dapat kehilangan kemampuan sebagai barier untuk darah dan protein plasma, tidak menambah masuknya sel dan substansi lain keruang subarakhnoid endotel. Kehilangan kerja anti trombogenik dan mulai menghasilkan faktor prokoagulan. Akhirnya endotel yang ruask dapat mensekresi sejumlah besar faktor kemotaktik yang akan menarik sel-sel yang berperan pada proses aterosklerosis seperti monosit dan sel otot polos (smooth muscle). Smooth Muscle Telah diketahui bahwa mekanisme dasar yang mempengaruhi aterogenesis adalah proliferasi sel otot polos di Tunika Intima, dimana otot polosnya berasal dari Tunik Media. Stimulasi yang menggerakkan dan memproliferasi dapat dilihat dari 2 fenotipe yaitu: kontraktil dan syntesik. Fenotipe kontraktil dikatakan myofibril dalam sel yang menyebabkan kontraksi, sel menghasilkan banyak subtan vasoaktif, termasuk angiotensi II, melalui pesan yang diterima reseptor sel bisa berkontraksi atau relaksasi, merubah resistensi vaskuler berperan dalam regulasi aliran darah. Stimulus yang berlanjut, sel otot polos dapat kehilangan kontraktilitasinya dan berperan sebagai fenotip sintetik, keadaan ini ditandai dengan hilangnya myofibril di cytoplasma dan munculnya retikulum endoplasma kasar. Otot-otot ini juga memproduksi kolagen, elasin dan glycosaminoglikan yang membentuk matrix tunika media. Seperti sel endotel, sel otot polos dalam sintesa menghasilkan LDL reseptor yang merupakan fasilitas untuk mencerna lipid. Otot polos juga menghasilkan respon kemotaksis dan faktor mitogenik seperti PDGF, sehingga dapat bermigrasi ke Tunika Intima dan berproliferasi. Akhirnya otot polos sintesa dapat membentuk faktor mitogenik sendiri (PDGF) yang menyebabkan autostimulation dan proliferation. Dengan keterangan tersebut perubahan otot polos menjadi fenotipe sintetik penting untuk pembentukan aterosklerosis plak. Gambar-3: dikutip dari Leonard S, digitized by USU digital library 5

6 Platelet Platelet tidak selalu terlibat di lesi aterosklerosis, tetapi berperan dalam komplikasi klinik yang disebabkan plak fibrosa, termasuk oklusi pembuluh darah dan tromboemboli. Walaupun platelet hanya sedikit atau sama sekali tidak memproduksi protein, tetapi mengandung paket paket granul yang membentuk potensial biochemic, setelah diaktifasi oleh kolagen endotel atau stimulasi lain, melepaskan isinya ke sirkulasi, disini termasuk substan yang merangsang platelet lagi dan terbentuknya fibrin. Faktor kemotaksis dan mitogen yang merangsang sel otot polos dan menyebabkannya proliferasi dan substan seperti ADP dan epinefrin yang lebih jauh dapat membahayakan dinding pembuluh darah dengan menginduksi vasokonstriksi dan meningkatkan ancaman kerusakan jika endovasculer terexpos. Gambar-4: dikutip dari Leonard S, 1993 Monosit/Makrofag Monosit/makrofag adalah sel pembersih, berbentuk sebagai monosit sirkulasi, setelah meninggalkan sirkulasi danjaringan menjadi makrofag. Monosit sisanya tetap di sirkulasi dan dapat diaktifkan oleh berbagai emdiator, termasuk interleukin-1 untuk jadi makrofag. Setelah diaktifasi, makrofag melepaskan kemotraktan dan komponen mitogenik yang membantu proliferasi sel, termasuk smooth muscle. Seperti juga smooth muscle, sel makrofag menghasilkan reseptor LDL untuk mengambil lipoprotein, karenanya makrofag adalah sunber utama foam sel di fatty streak. Akhirnya, makrofag melepaskan zat-zat pendestruksi seperti superoksida dan hidrolisa yang dapat membahayakan sel-sel lainnya. Gambar-5: dikutip dari Leonard S, digitized by USU digital library 6

7 Hypotesa Respon to Injury Walaupun mekanisme terjadinya sterosclerosis belum jelas, bukti bukti menyatakan bahwa penyebab primernya adalah injuri endotel arteri. Ada 3 bukti yang mendukung: 1. Lokasi Aterosklerosis Selama beberapa dekade telah diteliti bahwa lesi steromatus lebih lanjut tidak terjadi secara acak, tetapi umunya terjadi dipercabangan arteri. Tempat ini adalah tempat terjadinya turbulensi tekanan yang sangat memungkinkan terjadinya kerusakan endotel. 2. Bukti ke dua ini berasal dari anggapan faktor resiko yang telah dibicarakan diatas, bahwa faktor resiko yang diketahui dapat menyebabkan injuri endotel. Merokok misalnya, menyebabkan peninggian sirkulasi concussion dan hipoksia jaringan yang dapat merusak endotel, konsentrasi LDL meningkat dan HDL menurun menyebabkan kolesterol mudah di ambil dan merusak dinding pembuluh darah. Tekanan darah langsung meningkatkan stress hemodinamik pada sel endotel. 3. Teori aterosklerosis bahwa injuri endotel bukan primer tetapi sekunder, sebagai contoh migrasi smooth muscle dan proliferasi di Tunika Intima diinduksi oleh genetik. Mekanisme Infark Aterotrombotik Walaupun derjat stenosis yang disebabkan aterosklerosis plak menetap secara konstan pada seorang pasien, lumen arteri efektif dapat berubah oleh kinking yang diinduksi oleh perubahan kepala, tekanan darah yang berfluktuasi atau deposisi trombus. Perubahan tekanan nadi sistemik, perubahan gula darah, CO 2, O 2, yang menyebabkan situasi dinamis dimana yang tidak berubah adalah tidak pernah berakhirnya permintaan otak untuk mendapat jumlah darah yang adequat dibawah tekanan yang mencukupi untuk mensuplai kebutuhannya. Infark aterotrombotik biasanyaterjadi pada sewaktu istirahat atau tidur, sering pada pagi hari, tetapi beberapa pendapat mengatakan mungkin akibat hipotensi fisiologis, hipoksemia atau kompresi mekanis pada arteri karena rotasi kepala yang berkepanjangan. Aterosklerosis pada arteri kominis di mulai dengan gambaran plak fibrosa yang berkembang menjadi lesi yang menyulitkan, dengan hilangnya sel endotel dan deposit lemak di subendotel. Derajat ulserasi yang berbeda beda kebanyakan terletak di dinding posterior sinus karotikus atau di segmen post stenotik. Ateroma sering mempengaruhi arteri karotis komunis atau arteri karotis interna di bandingkan dengan arteri karotis externa. Mural trombus dapat terbentuk diatas plak, baik di dasar ulkus atau di daerah sekitar ulkus dan menonjol ke dalam aliran darah, sehingga aliran darah terahlang atau menyebabkan emboli. Pada bebrapa kejadian emboli atau mikroemboli dapat berbentuk kristal kolesterol, fibrin atau agregasi platelet yang terlepas dari aterosklerosis plak sehingga terjadi obstruksi arteri kecil dan menyebabkan defisit neurologi, jangka waktunya tergantung pada kecukupan aliran daraj kolateral atau selanjutnya emboli bergerak ke lebih distal. Pada penderita dengan oklusi arteri atau aliran darah yang rendah yang maksimal. Residual lumen pembuluh darah yang kurang dari 1,5 mm menunjukkan stenosis yang berat dan hampir selalu mengganggu aliran ke distal. Pada pemeriksaan post mortem, diameter interna dari karotis interna sinus rata-rata digitized by USU digital library 7

8 mm (3-10mm) dan pada siphon 3,3 mm (2-5 mm), invivo arterinya mungkin agak lebih besar. Aliran darah turun hanya jika besar lumen turun 90%, bila lumen dari 2,88 mm, tekanan rata-rata di arteri distal selalu jauh menurun, dan aliran menurun sepanjang arteri sampai tiba masuk kolateral, lebih jauh aliran darah diperbesar oleh kolateral walaupun tekanan tetap rendah. Mekanisme dari trombosis arteri serebri sebenarnya masih kontroversi walaupun perdarahan intra plak telah ditemukan. Ogata J. telah mengadakan studi yaitu menganalisa secara histopatologi dari 8 kasus pasien yang telah meninggal 28 hari setelah infark serebri. Karaktersitik histopatologi dari trombosis berupa plak ruptur 3(tiga), perdarahan intra plak 1(satu). Ulserasi 1(satu), trombosis tanpa perdarahan intra plak dan plak ruptur 3(tiga). Kesimpilan yang diambil pada studi ini, pada pengamatan 2 kejadian dimana penyumbatan oleh emboli di ujung tempat trombosis (arteri to arteri) adalah: 1. Perdarahan intra plak atau plak ruptur bukan tanda yang pasti terjadi trombosis 2. Penyumbatan terjadi pada lumen yang terbesar atau pada daerah distal penyumbatan 3. Mural trombus yang tidak menyumbat tanpa plak ruptur, kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan lokal atau embolisasi pada bagian distal. Trombosis terjadi biasanya dimana tidak adanya keseimbangan antara faktorfaktor thrombigenic dan mekanisme protektif. Faktor-faktor thrombogenic adalah : 1. Kerusakan dinding pembuluh darah 2. Stimulasi platelet beragregrasi 3. Aktifasi koagulasi darah 4. Zona Stasis Sedangkan mekanisme protektif termasuk non-thrombogenic dari endotel yang utuh, neutralisasi dari faktor-faktor activated coagulation, inaktifasi faktor-faktor activated coagulation juga adanya sistem fibrinolisis. Yang paling penting dari yang lain untuk terjadinya arterial trombosis adalah kerusakan pembuluh darah dan aliran darah yang turbulensi Penutup Aterosklerosis jauh lebih penting sebagai faktor predisposisi terjadinya arterial trombosis. Semua yang menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah seperti faktor-faktor resiko yang telah disebutkan diatas sangatlah penting untuk dipahami. Dengan pemahaman tambahan tentang eleman sel aterogenesis kiranya lebih jelas untuk terjadinya aterosklerosis dan mekanisme infark aterotrombotik digitized by USU digital library 8

9 DAFTAR PUSTAKA Askiel Bruno. The Spectrum of lacunar infarction in the elderly, in clinics in geriatric medicine. Cerebrovascular disorder in the 1990s, Jose Biller (ed). 7(3), August 1991: 444 Barnet H. et al. Stroke : pathophysiology, diagnosis and management, vol.2 USA : Livingstone, 1986: 925 Caplan LR. Stroke a clinical approach. 2 nd ed. Heinemann : Butterworth, 1993: Hacke WH. Atherosclerosis, in cerebral ischemi. Berlin : Springer Verlag, 1991; Leonard SL. (ed.). pathophysiology of heart disease. Philadelphia : Harvard Medical, 1993: Loscalzo J. et al. Vascular medicine: a textbook of vasculer biology and diseases.1 st ed. London : Little Brown, 1992:251 Ogata J. Mechanisme of cerebral artery thrombosis: a histological analysis on eight, necropsy case in stroke vol.25 (6) June 1994:1304 Toole JF. Cerebrovascular disorder. 3nd ed. New York:Raven Press, 1984; digitized by USU digital library 9

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Arteri karotid merupakan bagian dari sistem sirkulasi darah yang terdapat pada ke dua sisi leher yaitu sisi kiri yang disebut arteri karotid kiri dan sisi kanan yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap tahun, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam keadaan tidak mudah melekat (adhesi) terhadap endotel pembuluh darah atau menempel

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

ATHEROSCLEROSIS. OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

ATHEROSCLEROSIS. OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 ATHEROSCLEROSIS OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENDAHULUAN Atherosclerosis berasal dari bahasa Yunani athera yang artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

Sistem vaskuler darah. Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah. System vaskuler limfe System vaskuler limfe. Sistem vaskuler darah

Sistem vaskuler darah. Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah. System vaskuler limfe System vaskuler limfe. Sistem vaskuler darah Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah Sistem vaskuler darah System vaskuler limfe System vaskuler limfe Sistem vaskuler darah Sistem vaskuler darah 1. Jantung : memompakan 1. Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Senyawa sulfida merupakan senyawa yang banyak jumlahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi, stres yang menekan sepanjang hari, obesitas dan merokok serta aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaturan Aliran Darah Koroner Aliran darah yang melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh vasodilatasi arteriol setempat sebagai respons terhadap kebutuhan nutrisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, athere berarti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, athere berarti BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ATEROSKLEROSIS Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, athere berarti lemak, oma berarti masa dan skleros berarti keras. Pada aterosklerosis terjadi pengerasan dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian diseluruh

Lebih terperinci

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang Definisi Sindroma koroner akut adalah spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan volume aliran darah ke jantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dengan memilih makan yang siap saji menjadi pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. Masyarakat kita, umumnya diperkotaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Diperoleh hasil yang positif dari pengamatan histopatologi kelompok perlakuan kolesterol dengan penambahan ekstrak metanol tempe, yaitu pencegahan pembentukail plak. Hal ini terlihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang timbul akibat penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih arteri koroner dan atau cabang-cabangnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, dimana pada suatu derajat sehingga memerlukan terapi pengganti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner 2.1.1 Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik subyek penelitian Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada penderita dengan stenosis jantung koroner

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan BAB 6 PEMBAHASAN Pare (Momordica charantia) mempunyai efek menurunkan kadar gula darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan kadar glukosa, sebagai anti inflamasi dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein yang sangat penting, disintesa dihati dan dikumpulkan didalam alfa granul trombosit.

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein yang sangat penting, disintesa dihati dan dikumpulkan didalam alfa granul trombosit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein yang sangat penting, disintesa dihati dan dikumpulkan didalam alfa granul trombosit. Kadar fibrinogen dalam plasma

Lebih terperinci

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus (DM) 2.1.1 Definisi Diabetes Diabetes merupakan penyakit yang heterogonik, baik karena manifestasinya maupun karena jenisnya. Diabetes adalah sindrom yang disebabkan

Lebih terperinci

PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Stroke adalah istilah umum yang digunakan untuk satu atau sekelompok

Lebih terperinci

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan 95 RINGKASAN Aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang dan melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan berbagai tipe sel yang saling berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem yang tumbuh di daerah Asia, dan Afrika bagian timur, Pasific. Di Indonesia sendiri, Buah pinang banyak terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di negara yang sedang berkembang diprediksikan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan global pada saat ini. Prevalensi global diabetes pada orang dewasa diperkirakan meningkat dari 6,4 % pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindroma Koroner Akut (SKA) 2.1.1 Definisi Sindroma Koroner Akut Sindroma Koroner Akut (SKA) adalah suatu terminologi yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan proses penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar di dunia. WHO mencatat hingga tahun 2008 sebanyak 17,3 juta orang telah meninggal akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limut (Hydrilla verticillata L.) 2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Limut (Hydrilla verticillata L.) Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang merupakan bagian dari ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mekanisme Hemostasis Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan proses yang amat kompleks, berlangsung secara terus menerus dalam mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke merupakan satu dari masalah kesehatan yang penting bagi individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian stroke, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian pertama pada negara-negara berkembang. Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS)

Lebih terperinci

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 BAB 1 : PEMBAHASAN 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.3dapat dilihat bahwa terdapat 27 pasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe 2 di berbagai penjuru dunia. WHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang berasosiasi dengan infark miokard. Menurut WHO, pada 2008 terdapat

Lebih terperinci

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A. Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS Struktur Dinding Pembuluh Darah Arteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS Struktur Dinding Pembuluh Darah Arteri BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Aterosklerosis 2.1.1 Struktur Dinding Pembuluh Darah Arteri Struktur dinding arteri terdiri dari tiga lapisan atau tunika, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian dan gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, 2011). Dalam 3 dekade terakhir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktoral dengan berbagai penyebab disertai manifestasi mayor, dan penyebab kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit jantung koroner (PJK) yangmemiliki risiko komplikasi serius bahkan kematian penderita. Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pada negara maju antara lain heart failure, ischemic heart disease, acute coronary syndromes, arrhythmias,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, yang dianggap merupakan masalah paling utama yang dihadapi oleh orang dewasa di seluruh dunia dan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 tahun ini bertambah 2 kali lipat. Penderita DM mempunyai resiko terhadap penyakit kardiovaskular 2 sampai 5

Lebih terperinci

Peran Sistem Komplemen pada Patogenesis Aterosklerosis

Peran Sistem Komplemen pada Patogenesis Aterosklerosis 31 Peran Sistem Komplemen pada Patogenesis Aterosklerosis 1 Reza Maulana, 2 Hidayaturrahmi, 3 Nur Wahyuniati * 1 Bagian anatomi histologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu dari penyakit saraf yang cukup memprihatinkan dan senantiasa membutuhkan perhatian kita bersama adalah stroke, penyakit ini disebut juga sebagai serangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke. 25,27 Obesitas adalah suatu keadaan di mana (BMI)

kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke. 25,27 Obesitas adalah suatu keadaan di mana (BMI) obat anti kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke. 25,27 Obesitas adalah suatu keadaan di mana (BMI) menunjukkan angka 30.0 atau lebih. Obesitas memberi risiko stroke dua kali lipat.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Defenisi Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang menjadi ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Aterosklerosis 2.1.1. Struktur dinding arteri Struktur dinding arteri terdiri atas tiga lapisan yang mengelilingi lumen dari arteri. Struktur ini tidak berbeda dari pembuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena serangan Jantung. Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. negara karena serangan Jantung. Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya populasi kematian usia produktif di banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, diabetes melitus merupakan permasalahan yang harus diperhatikan karena jumlahnya yang terus bertambah. Di Indonesia, jumlah penduduk dengan diabetes melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jantung yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Menurut

I. PENDAHULUAN. jantung yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Menurut 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketakutan terhadap kolesterol telah melanda manusia dimuka bumi ini. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa kenaikan kolesterol dalam plasma dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut 51 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi Semarang selama periode Juni 2010

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi yang meningkat. Secara umum sekitar 5 10% dari pasien tersebut berkembang menjadi Hipertensi Arteri

Lebih terperinci

Pengertian trombosit dan Vena

Pengertian trombosit dan Vena 1 Pengertian trombosit dan Vena Lailatul Munawaroh TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas browsing artikel dari internet OLEH LAILATUL MUNAWAROH NIM: G0C015012 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN II.1. LIPID DAN LIPOPROTEIN Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B 100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Siagian, 2004). Obesitas

Lebih terperinci

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang terjadi pada arteri akibat adanya disfungsi endotel. Proses ini ditandai oleh adanya timbunan plak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyebab kematian ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian daripada penyakit lainnya. Infark miokard

Lebih terperinci