Hubungan Motivasi Kerja Dan Tingkat Stress Dengan Prestasi Kerja Karyawan di Kentucky Fried Chicken UGM Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Motivasi Kerja Dan Tingkat Stress Dengan Prestasi Kerja Karyawan di Kentucky Fried Chicken UGM Yogyakarta"

Transkripsi

1 Hubungan Motvas Kerja Dan Tngkat Stress Dengan Prestas Kerja Karyawan d Kentucky Fred Chcken UGM Yogyakarta Yur Murdo *) Abstract Ths study analyzes the relatonshp work motvaton and the level of stress wth employees' performance n the Kentucky Fred Chcken UGM Yogyakarta. Data used n ths research s prmary data from the Kentucky Fred Chcken UGM Yogyakarta. The analytcal method used s a regresson model, whch s used s multple regresson. The results showed that, frst there s a postve relatonshp between motvaton workng wth work performance of.99, and there s a negatve relatonshp between levels of stress wth work performance of -57. Based on the R squere % stated the relatonshp between work motvaton levels of stress wth work performance s stll n the medum category. The second fgure 0.8 coeffcent of work motvaton, arttnya f movas as level of employment rose 1%, then presas employment rose 0.8%, whle the number of stress-level coeffcent of means that when stress levels ncrease by 1% then the performance ncrease % A. PENDAHULUAN Perusahaan dsampng mengembangkan produknya juga harus memperhatkan tenaga kerjanya. Phak pmpnan perusahaan harus terus berusaha untuk memberkan motvas kerja kepada karyawannya, khususnya untuk dapat memaham tentang pentngnya memberkan pelayanan yang bak kepada konsumen, sehngga tdak kalah bersang dengan rumah makan sap saj lannya. Persangan yang dmaksud adalah persangan yang sehat dalam rangka menngkatkan prestas, bak prestas perusahaan maupun karyawan. Prestas kerja merupakan suatu hasl kerja yang telah dcapa oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dbebankan padanya. Prestas kerja seseorang dpengaruh oleh berbaga faktor yang bernteraks, bak faktor yang berasal dar dalam maupun dar luar dr karyawan. Motvas kerja merupakan salah satu faktor yang turut berpengaruh dan berhubungan langsung dengan tngg rendahnya prestas kerja karyawan. Selan motvas kerja, unsur pskologs lan yang pentng untuk dperhatkan oleh manajer dalam usahanya menngkatkan prestas kerja karyawan adalah apa yang dsebut dengan stress. Stress adalah suatu konds ketegangan yang mempengaruh emos, proses berfkr dan konds seseorang. Konds yang dapat menyebabkan stress pada karyawan perusahaan KFC salah satunya yatu konds kerja dan konds pskologs karyawan. Yang dapat mempengaruh motvas kerja karyawan KFC UGM dantaranya alah adanya gaj yang past tap bulannya, kenakan gaj, Tunjangan kesejahteraan yang terjamn. Sedangkan yang dapat mempengaruh tngkat stress kerja karyawan KFC UGM antara lan : Konflk antar karyawan, keadaan pskologs karyawan, dan beban pekerjaan yang terlalu berat. Stress dapat terjad negatf atau postf. Stress yang postf terjad karena *) Penuls adalah Dosen STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta ISSN

2 pada saat ndvdu berada dbawah tekanan yang luar basa besarnya, ndvdu justru merasa mampu, menjad bergarah dan bahkan secara postf menjad sangat sukses. Stress yang sepert nlah yang dapat dmanfaatkan oleh perusahaan dalam usaha menngkatkan prestas kerja karyawannya, sedangkan stress yang negatf bsa terjad karena ndvdu dar seseorang tdak menghadap banyak tekanan atau tantangan, sehngga orang tersebut kemungknan besar tdak melakukan usaha yang tngg untuk menghadapnya, maka dalam melakukan tugas-tugasnya tdak produktf, semangat dan energ menurun, kreatftas dan novas berkurang. Dengan mengetahu motvas kerja dan tngkat stress karyawan, akan membantu manajer dalam usahanya menngkatkan prestas kerja karyawan. Karena adanya penngkatan prestas kerja karyawan berart pula penngkatan terhadap prestas perusahaan. Demkan pula halnya dengan yang terjad d KFC UGM Yogyakarta. KFC UGM tdak terlepas dar permasalahan semacam tu, dmana prestas kerja karyawan kemungknan juga dpengaruh oleh motvas kerja dan tngkat stress, d sampng faktor-faktor yang lan sepert pengetahuan, keteramplan, dspln dan lan sebagannya. B. LANDASAN TEORI 1. Pengertan Manajemen Sumber Daya Manusa (MSDM) Manajemen sumberdaya manusa (T. Han Handoko, 000:5) adalah penarkan, pengembangan, pemelharaan dan penggunaan sumberdaya manusa untuk mencapa tujuan-tujuan ndvdu maupun organsas. Jad manajemen sumberdaya manusa merupakan pengakuan terhadap pentngnya satuan tenaga kerja organsas sebaga sumberdaya manusa yang vtal bag pencapaan tujuan-tujuan organsasa, dan pemanfaatan berbaga fungs dan kengnan personala untuk menjamn bahwa karyawan dgunakan secara efektf dan bjak agar bermanfaat bag ndvdu, organsas dan masyarakat.. Motvas Kerja Pengertan motvas kerja Menurut Indryo Gtosudarmo, (1999:171). Motvas adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegatan tertentu. Oleh karena tu motvas serng kal dartkan pula sebaga faktor pendorong perlaku seseorang. Motvas atau dorongan untuk bekerja n sangat pentng bag tngg rendahnya produktvtas perusahaan, tanpa adanya motvas dar para karyawan untuk bekerja sama bag kepentngan perusahaan maka tujuan yang telah dtetapkan tdak akan tercapa. Sebalknya apabla terdapat motvas yang besar dar para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jamnan atas keberhaslan perusahaan dalam mencapa tujuannya. Oleh karena tu manajer harus selalu menmbulkan dorongan kerja atau motvas kerja yang tngg kepada karyawan guna melaksanakan tugas-tugasnya. Sekalpun harus daku bahwa motvas bukan satu-satunya faktor yang mempengaruh tngkat prestas kerja seseorang. 3.Tngkat Stress. Pengertan Stress. Menurut Soehard Sgt (003:13), Stress alah tekanan dar lngkungan yang mengakbatkan tmbulnya tanggapan negatf atau postf secara pskologkal dan phskal dar ndvdu yang terkena.. Husen Umar (004:35), mengatakan bahwa, ada korelas langsung antara stress dengan prestas kerja karyawan yatu apabla karyawan tdak memlk stress, maka tantangan-tantangan kerja tdak ada dan akbatnya prestas ISSN

3 kerja juga rendah. Makn tngg stress karena tantangan kerja yang juga bertambah maka akan mengakbatkan prestas kerja juga menngkat, tetap jka stress sudah maksmal tantangan-tantangan kerja jangan dtambah karena tdak lag akan dapat menngkatkan prestas kerja, tetap malah akan menurunkan prestas kerjanya. Bla stress terus menngkat melampau batas tu, prestas akan menurun. 4. Prestas Kerja Pengertan Prestas kerja Menurut Sswanto Sastrohadwryo (00:35). Prestas kerja adalah knerja yang dcapa oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya yang dberkan kepadanya. Pada umumnya kerja seorang tenaga kerja antara lan dpengaruh oleh kecakapan, keteramplan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan Hubungan antara motvas kerja dan tngkat Stress terhadap prestas kerja Motvas kerja (X1) Tngkat Stress (X) Gb. Model Gambar Hubungan Antar Varabel Prestas kerja (Y) C. METODE PENELITIAN 1. Ruang Lngkup Peneltan Peneltan n dlakukan d Kentucky Fred Chcken, yang berada d KFC UGM Jln. C Smanjuntak no 7a Yogyakarta, sasaranya adalah semua karyawan KFC UGM.. Populas dan Sampel Populas adalah jumlah keseluruhan dar karyawan yang bekerja KFC UGM Yogyakarta. Sampel merupakan bagan yang menjad obyek yang sesungguhnya dar peneltan yang bekerja d KPC UGM Yogyakarta. sampel peneltan berjumlah 30 orang. 3. Teknk Pengumpulan Data. Adapun teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah : menggunakas kuesonar terutup.. Angket dalam peneltan n antara lan mengena motvas kerja, tngkat stress, dan prestas kerja. 4. Teknk Analss Data Alat analss yang dgunakan untuk menganalss data yatu dengan menggunakan : a.. Alat Uj Valdtas Pengujan valdtas tap dlakukan untuk mendapatkan kepastan terhadap kesahhan dar butr pertanyaan. Uj valdtas terhadap butr-butr soal, dengan menggunakan teknk korelas product moment sebaga berkut: (Sugyono, 004:18) ISSN

4 Keterangan : r xy r xy nσx Y ( ΣY ) { nσx ( ΣX ) }{ nσy ( ΣY ) } Koefsen korelas product moment X Skor tem pertanyaan Y Skor total n Jumlah responden Kretera pengujan suatu butr dkatakan vald apabla koefsen korelas ( ) berharga postf dan sama dengan atau lebh besar dar r tabel pada taraf sgnfkan 5%. Maka dalam peneltan n butr soal dkatakan vald apabla t htung lebh besar atau sama dengan 0,374, ddapat dar df N dengan ketentuan r htung > r tabel vald b. Alat Uj Relabltas. Model yang dgunakan untuk menguj relabltas nstrumen adalah model koefsen alpha (Alpha Model), (Suharsm Arkunto, 1998:193) k Σσ b r11 ( ) 1 k -1 σ t Keterangan : r 11 Relabltas nstrumen k Banyaknya butr pertanyaan/banyaknya soal Σσ b Jumlah varans butr σ t Varans total Untuk menguj sgnfkan atau tdaknya koefsen relabltas tersebut, maka harga koefsen relabltas yang dperoleh atau r htung dkonsultaskan dengan krtera tabel sebaga berkut : Tabel Interpretas Besarnya Nla Relabeltas Instrumen Besarnya nla r Antara 0,000 sampa dengan 0,199 Antara 0,00 sampa dengan 0,399 Antara 0,400 sampa dengan 0,599 Antara 0,600 sampa dengan 0,799 Antara 0,800 sampa dengan 1,000.(Sugyono, 1999:183) Interpretas Sangat rendah Rendah Sedang Tngg Sangat tngg c. Alat Uj Normaltas Dmaksudkan untuk mengetahu apakah skor untuk tap-tap bagan varabel berdstrbus normal atau tdak.rumus yang dgunakan adalah ch-kuadrat, yatu : (Sugyono, 004:6-7) K fo - fh x Σ 1 fh Keterangan : x Ch-kuadrat fo Frekuens yang dobservas fh Frekuens dharapkan Selanjutnya agar dketahu apakah dstrbus frekuens data masng-masng varabel berdstrbus normal atau tdak dlakukan dengan membandngkan ch- r xy ISSN

5 kuadrat hasl htungan dengan ch-kuadrat tabel. Jka nla ch-kuadrat data varabel lebh besar dar nla ch-kuadrat pada tabel pada taraf sgnfkan 5% berart dstrbus data peneltan tdak normal. Sedangkan bla nla ch-kuadrat data varabel lebh kecl dar nla ch-kuadrat tabel, maka dstrbus data peneltan normal. d.alat Uj Lnertas Untuk mengetahu apakah masng-masng varabel yang djadkan predktor mempunya hubungan lner atau tdak dengan varabel terkat (Sugyanto, 001:77) a. Mencar nla F htung dengan rumus R ( K -1) F.htung ( 1 R ) ( n - K) N n-k-1 Maka krtera yang dgunakan yatu jka F htung lebh besar dar F tabel pada taraf sgnfkan 5%, maka hubungan antara varabel bebas dan terkat bersfat tdak lner. Sedangkan jka F htung lebh kecl dar F tabel pada taraf sgnfkan 5%, berart hubungan antara varabel bebas dan terkat bersfat lner. e. Alat Uj Multkolnertas Untuk mengetahu ada tdaknya multkolnertas dlakukan dengan meregres tap varabel ndependen tersebut terhadap ssa varabel ndependent lannya, dan menghtung R yang dsebut r. Jka F htung > F tabel, berart tdak terdapat multkolnertas atau sebalknya jka F htung < F tabel berart terdapat multkolnertas. f..alat Analss Regres Berganda a). Persamaan regres, dengan rumus : (Sugyono, 004:11) b.cara menghtung F tabel : ( ) 1 N K-1 dan ( ) Y a + b1 x1 + b x Keterangan : Y Prestas kerja a Konstanta b1 Koefsen Predktor X1 x 1 Stress b Koefsen motvas x Motvas kerja b). Alat Uj statstk Uj t (Uj parsal) Uj t (Uj parsal) dgunakan untuk mengetahu tngkat sgnfkas dar masngmasng koefsen regres. Nla t htung yang semakn besar menunjukkan varabel bebas terhadap varabel tdak bebas semakn besar. (Algfar:57) ). Persamaan 1.1 H a1 a o H a a1 t htung Se (a1) t tabel t ( a 0.05% ) ; a/ df (N-K) ). Persamaan 1. H B 0 o ISSN

6 H a B 0 B t htung Se (B ) t tabel t ( a 0.005% ) ; a/ df (n-k) Alat ukur koefsen korelas : (Suharyad dan Purwanto S. K, 004:461-46) n ΣXY r n ΣX ΣX Keterangan : r ( Y ) ( ) ( ΣX)( ΣY) [ ( ) ( ) ][ n ( ΣY ) ( ΣY )] Nla koefsen korelas ΣX Jumlah pengamatan varabel X ΣY Jumlah pengamatan varabel Y Σ XY Jumlah hasl perkalan varabel X dan Y Σ X Jumlah kuadrat dar pengamatan varabel X ( ΣX) ( ) Jumlah kuadrat dar jumlah pengamatan varabel X Σ Jumlah kuadrat dar pengamatan varabel Y ( ΣY) Jumlah kuadrat dar jumlah pengamatan varabel Y n Jumlah pasangan pengamatan Y dan X Menguj apakah korelas tu sgnfkan atau tdak (Sugyono, 004:4) R ( N - m -1) F m( 1- R ) Keterangan : F Harga F gars regras N Cacah kasus m Cacah predktor R Koefsen korelas antara kreterum dengan predktor D. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.Uj Valdtas Pengujan valdtas tap dlakukan untuk mendapatkan kepastan terhadap kesahhan dar butr pertanyaan. Uj valdtas terhadap butr-butr soal, dengan menggunakan teknk korelas product moment sebaga berkut: (Sugyono, 004:18) nσx Y ( ΣY ) rxy nσx ΣX nσy ΣY Keterangan : r xy { ( ) }{ ( ) } Koefsen korelas product moment X Skor tem pertanyaan Y Skor total n Jumlah responden Kretera pengujan suatu butr dkatakan vald apabla koefsen korelas ( ) berharga postf dan sama dengan atau lebh besar dar r tabel pada taraf r xy sgnfkan 5%. Maka dalam peneltan n butr soal dkatakan vald apabla t htung lebh besar atau sama dengan 0,374, ddapat dar df N dengan ISSN

7 ketentuan r htung > r tabel vald. Dengan program statstk SPSS for Wndows vers 11.5 maka dar data yang terkumpul dar 30 responden dperoleh hasl sepert pada tabel berkut : Tabel Rngkasan Hasl Uj Valdtas Varabel Jumlah tem Jumlah tem vald X X Y 8 8 Total Sumber : Data Prmer dolah. Uj Relabltas. Model yang dgunakan untuk menguj relabltas nstrumen adalah model koefsen alpha (Alpha Model), (Suharsm Arkunto, 1998:193) k Σσ b r11 ( ) 1 k -1 σ t Keterangan : r 11 Relabltas nstrumen k Banyaknya butr pertanyaan/banyaknya soal Σσ b Jumlah varans butr σ t Varans total Untuk menguj sgnfkan atau tdaknya koefsen relabltas tersebut, maka harga koefsen relabltas yang dperoleh atau r htung dkonsultaskan dengan krtera tabel sebaga berkut : Tabel Interpretas Besarnya Nla Relabeltas Instrumen Besarnya nla r Interpretas Antara 0,000 sampa dengan 0,199 Sangat rendah Antara 0,00 sampa dengan 0,399 Rendah Antara 0,400 sampa dengan 0,599 Sedang Antara 0,600 sampa dengan 0,799 Tngg Antara 0,800 sampa dengan 1,000 Sangat tngg.(sugyono, 1999:183) Dengan bantuan komputer Ser Program statstk SPSS for Wndows vers 11.5, maka hasl relabltas butr dar ketga varabel dapat dlhat dalam tabel berkut, dan perhtungannya dapat dlhat pada lampran. Tabel Rngkasan Hasl Uj Relabltas Instrumen Nama varabel Koefsen alpa Interprestas Motvas kerja 0,879 Sangat tngg Tngkat stress 0,8489 Sangat tngg Prestas kerja 0,7990 Tngg Sumber : Data prmer dolah. ISSN

8 3. Uj Normaltas Dmaksudkan untuk mengetahu apakah skor untuk tap-tap bagan varabel berdstrbus normal atau tdak, rumus yang dgunakan adalah ch-kuadrat, yatu : (Sugyono, 004:6-7) K fo - fh x Σ 1 fh Keterangan : x Ch-kuadrat fo Frekuens yang dobservas fh Frekuens dharapkan Perhtungan dalam peneltan n dlakukan dengan bantuan komputer program SPSS for Wndows vers Berkut adalah hasl perhtungannya : Tabel Hasl Perhtungan Uj Normaltas Ch-Square(a,b) Df X1 X Y Asymp. Sg Sumber : Data prmer dolah. Dar uj normaltas datas dengan menggunakan uj Ch-Square (Ch-Kuadrat) adalah pada tabel datas. Uj normaltas dgunakan untuk menguj data terdstrbus normal atau tdak. Berdasarkan perbandngan tap Ch-Square (Ch-Kuadrat) htung varabel-varabel yang ada dengan Ch-Square (Ch-Kuadrat) tabel maka dapat dlhat bahwa Ch-Square (Ch- Kuadrat) htung < Ch-Square (Ch-Kuadrat) tabel maka dapat dketahu bahwa data terdstrbus normal. Dapat dlhat pada tabel sebaga berkut : Varabel Tabel Uj Normaltas Ch-kuadrat Ch-kuadrat htung tabel Keterangan Motvas Kerja (X1) 15,333 6,96 Normal Tngkat Stress (X) 11,933 6,96 Normal Prestas Kerja (Y) 17,133 18,307 Normal Sumber : Data prmer dolah 4. Uj Lnertas. Berdasarkan hasl perhtungan, pada tabel datas dapat dketahu bahwa F htung (prestas kerja karyawan dengan motvas kerja) sebesar 0,999 dan F htung (prestas kerja dengan tngkat stress) sebesar 3,016 < F tabel (4,1) dan dkatakan bahwa varabel motvas kerja dan tngkat stress mempunya hubungan lner terhadap varabel prestas kerja karyawan. ISSN

9 5. Uj Multkolnertas Dar hasl data yang dolah dperoleh F htung 5,078 > F tabel 4,1, n berart dalam regres berganda prestas kerja karyawan tdak terdapat multkolnertas. 4.. Analss Regres Berganda x x Y 17, ,80 0,054 1 Dar persamaan d atas dapat djelaskan bahwa : 1). Konstanta Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestas kerja karyawan sebesar 17,394 persen. ). Koefsen Regres Motvas Kerja Koefsen motvas kerja sebesar 0,80 berart bla motvas kerja nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja karyawan nak sebesar 0,80 persen dengan asums varabel varabel lan tetap. 3). Koefsen Regres Tngkat Stress Koefsen tngkat stress sebesar 0,054 berart bla tngkat stress nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja turun sebesar 0,054 persen dengan asums varabel varabel lan tetap. 6. Uj statstk Uj t (Uj parsal) Berdasarkan hasl analss bahwa nla t htung adalah,99 dan nla tabel,05, (lhat lampran 10). Karena nla t htung > t tabel maka dapat dsmpulkan bahwa X1 (motvas kerja) berpengaruh sgnfkan terhadap Prestas Kerja dan nla t htung X (tngkat stress) adalah -57 dan nla tabelnya,05 karena nla t htung > t tabel maka dsmpulkan bahwa X (tngkat stress) berpengaruh negatf. Terhadap prestas kerja. 3. Koefsen Korelas Berdasarkan hasl perhtungan tersebut datas dapat dperoleh R sebesar 0,53. Hasl n menunjukkan bahwa hubungan korelas antara prestas kerja karyawan (varabel tergantung) dengan motvas kerja dan tngkat stress (varabel bebas) adalah berpengaruh sedang, yatu sebesar 0,53 5,3%. Hasl analss korelas antara motvas kerja dan prestas kerja karyawan menunjukkan r 0,00 artnya hubungan antara motvas kerja dan prestas kerja postf dan hasl analss korelas antara tngkat stress dan prestas kerja karyawan menunjukkan r 0,007, artnya hubungan antara tngkat stress dengan prestas kerja karyawan postf. (lhat lampran 13 hal 98). 7. Uj Smultan (uj F ) Dar uj F ddapat nla F adalah 5,078 dengan tngkat sgnfkans 0,013. angka n lebh kecl dar 0,05 (tngkat sgnfkans 5%), maka dapat dkatakan sgnfkan karena F htung < F tabel (0,013 < 0,05) yang artnya kedua varabel bebas (motvas kerja dan tngkat stress) bersama-sama mempengaruh prestas kerja karyawan. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan : ISSN

10 Berdasarkan hasl peneltan sepert yang telah durakan pada bab sebelumnya dapat dtark beberapa kesmpulan, yatu : 1. Terdapat hubungan yang postf antara motvas kerja dengan prestas kerja sebesar 0,00 dan terdapat hubungan yang postf antara motvas kerja dengan tngkat stress sebesar 0,07. Berdasarkan R squere 0, % menyatakan hubungan antara Motvas kerja dan Tngkat Stress dengan Prestas Kerja adalah masuk dalam kategor hubungan sedang.. Dar Uj F dan Uj t menunjukkan bahwa tngkat sgnfkans varabel Motvas Kerja dan Tngkat Stress adalah sgnfkan, karena berdasarkan hasl Uj F sebesar 0,013. Angka n lebh kecl dar 0,05 (tngkat sgnfkan 5%). Karena nla F htung < F tabel (0,013<0,05), dan nla t htung pada motvas kerja (X1) sebesar 0,007 dan Stress Kerja (X) sebesar 0,03, t htung < t tabel juga sgnfkan, motvas kerja (0.007 < 0,05) dan tngkat stress (0,03 < 0,05). 3. Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestas kerja karyawan sebesar 17,394 persen. Koefsen motvas kerja sebesar 0,80 berart bla motvas kerja nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja karyawan nak sebesar 0,80 persen dengan asums varabel varabel lan tetap Koefsen tngkat stress sebesar 0,054 berart bla tngkat stress nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja turun sebesar 0,054 persen dengan asums varabel varabel lan tetap. Berdasarkan hasl peneltan sepert yang telah durakan pada bab sebelumnya dapat dtark beberapa kesmpulan, yatu : 1. Terdapat hubungan yang postf antara motvas kerja dengan prestas kerja sebesar,99 dan terdapat hubungan yang negatf antara tngkat stres dengan prestas kerja sebesar -57. Berdasarkan R squere 0, % menyatakan hubungan antara Motvas kerja dan Tngkat Stress dengan Prestas Kerja adalah masuk dalam kategor hubungan sedang.. Dar Uj F dan Uj t menunjukkan bahwa tngkat sgnfkans varabel Motvas Kerja dan Tngkat Stress adalah sgnfkan, karena berdasarkan hasl Uj F sebesar 0,013. Angka n lebh kecl dar 0,05 (tngkat sgnfkan 5%). Karena nla F htung < F tabel (0,013<0,05), dan nla t htung pada motvas kerja (X1) sebesar 0,007 dan Stress Kerja (X) sebesar 0,03, t htung < t tabel juga sgnfkan, motvas kerja (0.007 < 0,05) dan tngkat stress (0,03 < 0,05). 3. Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestas kerja karyawan sebesar 17,394 persen. Koefsen motvas kerja sebesar 0,80 berart bla motvas kerja nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja karyawan nak sebesar 0,80 persen dengan asums varabel varabel lan tetap Koefsen tngkat stress sebesar 0,054 berart bla tngkat stress nak 1 persen akan mengakbatkan prestas kerja turun sebesar 0,054 persen dengan asums varabel varabel lan tetap. Saran Berdasarkan kesmpulan datas, selanjutnya dapat dusulkan saran yang dharapkan bermanfaat bag Perusahaan KFC UGM Yogyakarta yang berkatan dengan hubungan motvas kerja dan tngkat stress dengan prestas kerja. Terbukt motvas kerja dan tngkat stress mempengaruh prestas kerja karyawan, maka sebaknya perusahaan memfokuskan pada pemberan motvas kerja ISSN

11 terhadap karyawannya dan mengurang tngkat stress karyawan, langkah-langkah yang dlakukan : 1. Pemenuhan harapan berupa kesesuaan antara harapan-harapan yang ngn dcapa dengan kenyataan yang dperoleh, khususnya mengena tugas atau pekerjaanpekerjaan yang dberkan kepadanya.. Keterlbatan karyawan dalam pekerjaan sesua dengan kemampuan dan bdang pekerjaannya. 3. Sfat postf terhadap rekan kerja F. DAFTAR PUSTAKA Arkunto, Suharsm, (1998). Prosedur Peneltan suatu Pendekatan Prakts, Rneka Cpta, Jakarta. Algfar, (1997). Analss Regres Teor, Kasus dan Solus, BPFE, Yogyakarta. Efend, Marhot, (00). Manajemen Sumber Daya Manusa, PT Grameda Ndasarana, Jakarta. Gto, Indryo dan Agus Mulyono, (1999). Prnsp Dasar manajemen, BPFE, Yogyakarta. Handoko, T. Han, (001). Manajemen Personala Dan Sumber Daya Manusa, BPFE, Yogyakarta. Husen, Umar, (004). Rset Sumber Daya Manusa dalam Organsas, PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Nawaw, H. Hadar, (000). Manajemen Sumber Daya Manusa, Gama Press, Yogyakarta. Rosdah Ambar T. Sulstyan, (003). MSDM : Konsep, Teor dan Pengembangan dalam Kontek Organsas Publk, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sastrohadwryo, Sswanto, (00). Manajemen Tenaga Kerja Indonesa, Pendekatan, Admnstras dan Operasonal, PT. Bum Aksara, Jakarta. Sagan, Sondang P., Prof. Dr, (003). Manajemen Sumber Daya Manusa, PT. Bum Aksara, Jakarta. Sgt, Soehard, (003). Esens Perlaku Organsas, BPFT UST, Yogyakarta. Sugyono, (004). Metode Peneltan Bsns, Alfabeta, Bandung. Suharyad dan Purwanto S. K, (004). Statstk untuk Ekonom dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta. ISSN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jens dan Desan Peneltan Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jens peneltan n adalah peneltan kausaltas yang berguna untuk menganalss pengaruh antara suatu varabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn 82351112034 Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n, termasuk pada jens metode verfkatf dengan tpe deskrptf yang secara harfah dartkan sebaga; metode peneltan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci