Jurnal Matik Penusa Volume 19 No. 1 Juni 2016 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Matik Penusa Volume 19 No. 1 Juni 2016 ISSN"

Transkripsi

1 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN PENGARUH PERSIAPAN ELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI ELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK AHASAN KUADRAT DAN AKAR KUADRAT ILANGAN ULAT SISWA SMP SWASTA ANDUNG PERCUT SEI TUAN Muhammad Rom Syahputra Program Stud Teknk Informatka STMIK Pelta Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan, Sumatera Utara 0154, Indonesa m.romy@yahoo.com Abstrak Masalah dalam peneltan n adalah : (1) agamana kesapan belajar sswa () agamana prestas belajar matematka sswa. Tujuan peneltan yang ngn dcapa dalam peneltan adalah : 1. Untuk mengetahu deskrps data kesapan sswa dalam belajar matematka. Untuk mengetahu deskrps data prestas belajar matematka sswa 3. Untuk mengetahu apakah ada pengaruh postf dar kesapan belajar sswa terhadap prestas belajar matematka sswa. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VIIISMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014yang berjumlah 58 orang. Sampel dalam peneltan n seluruh jumlah populas yatu 58 orang.alat pengumpul data yang dgunakan dalam peneltan n adalah angket yang berjumlah 30 tem dan test berjumlah 10 tem. Kemudan data dkumpulkan, dolah dan danalss. Hasl peneltan dperoleh bahwa : (1) Rata-rata kesapan belajar sswa 69,5 dan standard devas 6,67 () rata-rata prestas belajar matematka sswa 7,8 dan standard devas 1,008 (3) Indeks determnas sebesar 0,1 yang berart varabel kesapan belajar sswa (X ) member pengaruh sebesar 10% terhadap prestas belajar matematka sswa (4) Terdapat pengaruh yang postf kesapan belajar sswa terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014. Kata Kunc : Pengaruh Persapan elajar Sswa, Prestas elajar, Rata-Rata, standart Devas. I Pendahuluan A. Latar elakang Masalah Faktor-faktor yang mempengaruh prestas belajar sswa yatu faktor nternal dan faktor eksternal. Faktor nternal alah faktor yang berasal dar dalam dr ndvdu, sedangkan faktor eksternal alah faktor yang berasal dar luar ndvdu. Faktor eksternal sangat pentng, karena kegagalan dan keberhaslan belajar sangat tergantung pada dr sendr. Kemampuan sswa untuk mencptakan proses belajar dalam drnya termasuk faktor penunjang dar prestas belajar sswa. Sedangkan proses belajar ada satu terjad bla sswa memlk kesapan belajar yang bak. Mash banyak sswa yang datang ke sekolah tanpa ada kesapan sehngga d sekolah saat belajar sswa tersebut hanya berman, mengganggu teman yang sedang belajar atau pun hanya duduk dam tanpa memperhatkan saat guru menerangkan dan tdak mau mengerjakan tugas yang dberkan oleh guru. Walaupun kesapan belajar berasal dar dalam dr namun peranan guru sangat pentng dalam merangsang serta menngkatkan jalannya proses belajar mengajar. Untuk dapat melaksanakan tugas tu dengan bak guru harus mengetahu tahap-tahap terjadnya proses belajar. Dengan begtu guru mengetahu alasanalasan mengapa a melakukan kegatan atau skap tertentu. Guru juga harus mengetahu sejauh mana kesapan sswa untuk menghadap pelajaran, jad apa yang dlakukan guru cepat mendapat respon dar sswa, begtu juga sebalknya.melhat pentngnya kesapan belajar dalam proses belajar mengajar, maka penuls tertark untuk mengetahu menelt pengaruh kesapan belajar sswa terhadap prestas dengan judul Pengaruh Kesapan elajar Sswa Terhadap Prestas elajar Matematka Pada Pokok ahasan Kuadrat Dan Akar Kuadrat langan ulat Sswa SMP Swasta andung Percut Se Tuan Tahun Pembelajaran 014/ Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

2 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN Pembatasan Masalah Mengngat begtu banyak faktor yang mempengaruh prestas belajar sswa maka penuls dsn hanya membatas pada kesapan belajar sswa dalam mengktu pelajaran matematka pada pokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat blangan bulat d kelas VIII SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014. C. Rumusan Masalah Sesua dengan latar belajang masalah rumusan masalah dalam peneltan n adalah : 1. agamana deskrps data kesapan sswa dalam belajar matematka?. agamana deskrps data prestas belajar matematka sswa? 3. Apakah ada pengaruh postf dar kesapan belajar terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 014/015? D. Kerangka Konseptual Dalam belajar matematka memerlukan kesapan belajar karena matematka adalah lmu yang berkelanjutan. Sebaga contoh jka sswa sap untuk belajar berart sswa mau memperlhatkan guru saat menerangkan, sehngga sswa dapat mengert dan dapat mengerjakan soal-soal lathan. Kemudan esok harnya a dapat mengkut pelajaran yang selanjutnya. Prestas belajar merupakan suatu hasl seseorang dalam melakukan kegatan belajar sesua dengan nla yang dcapa. Prestas belajar dapat dcapa melalu proses belajar. Sedangkan proes belajar tdak lepas dar adanya kesapan belajar.dengan kesapana belajar dapat terjad proses belajar dan akan menghaslkan prestas belajar yang bak. E. Hpotess Peneltan Yang menjad hpotess dalam peneltan n adalah Ada pengaruh postf kesapan belajar terhadap prestas belajar matematka Pada Pokok ahasan Kuadrat dan Akar Kuadrat langan ulat sswa SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014. II Tujuan Dan manfaat peneltan A.Tujuan Peneltan Adapun yang menjad tujuan dalam peneltan n adalah : 1. Untuk mengetahu deskrps data kespan sswa dalam belajar matematka. Untuk mengetahu dekrps data belajar matematka sswa 3. Untuk mengetahu apakah ada pengaruh postf dar kesapan belajar sswa terhadap prestas belajar matematka sswa SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 014/015.. Manfaat Peneltan Manfaat dar peneltan n adalah : 1. Sebaga masukan bag para guru matematka tentang pentngnya kesapan belajar pada dr sswa dalam rangka menngkatkan prestas belajarnya, maka dharapkan para guru dapat menanamkan rasa kesadaran pada sswa tentang kesapan belajar sswa.. Sebaga masukan bag sswa agar mempersapkan drya dalam belajar sehgga prestasnya dapat dcapa dengan bak 3. Sebaga bahan perbandngan bag penelt lannya yang akan mengadakan peneltan dalam permasalahan yang sama. III Tnjauan Pustaka A. Kerangka Teorts 1. Kesapan elajar Jka sswa memlk kesapan belajar berart sswa harus sudah mengetahu apa yang nantnya akan dpelajar, mater apa yang akan dsampakan oleh guru dan alatalat bantu apa saja yang dbutuhkan dalam kegatan pelajar tersebut. Menurut Imaduddn Ismal (000 : 43) : elajar merupakan kesapan pada phak anak ddk. Kesapan maksunya bahwa anak sudah matang dan sudah mengetahu apa yang dperlukan untuk menerma tugas pelajaran, atau dengan kata lan bahwa anak akan bertambah kecepatan belajarnya bak d rumah atau d sekolah jka ada padanya kesapana untuk belajar Perhatan Untuk mengamat sesuatu dperlukan perhatan.sswa harus memperhatkan saat guru menerangkan dan bukan melhat keluar atau berman-man, jka memang ngn belajar. Guru tentu dapat memkrkan berbaga cara untuk menark perhatan sswa dengan stmulus yang baru dan beranekaragam. Namun yang terpentng adalah memupuk skap perhatan pada sswa sehngga sswa dapat memberkan perhatannya, walaupun ada hal lan yang menark perhatannya. Lsnawaty Smanjuntak (00:59) mengatakan : Untuk dapat membangktkan perhatan yang berasal dar sswa, guru harus : a. Mengajar dengan cara yang menark, msalnya menyesuakan bahan pelajaran dengan pengalaman dan kebaaan anak ddk. 80 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

3 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN b. Menjelaskan dar yang mudah ke yang sukar atau dar yang konkrt ke yang abstrak. c. Mengatakan selngan yang sehat tentu lebh bak jka selngan-selngan dkatkan dengan wawasan yang berhubungan dengan kehdupan seharhar. d. Sedapat mungkn menghlangkan saat atau keadaan yang menyebabkan perhatan jad tak perlu. e. Penggunaan alat-alat Peraga. 1.. Motvas Tngkat laku manusa darahkan untuk mencapa tujuan, sehngga kehendak tersebut menggerakkan tujuan tersebut.kehendaknya tu merupakan motvas. Msalnya ada sswa yang merasakan adanya kebutuhan untuk belajar lalu tmbullah dorongan untuk melakukan suatu perbuatan tu. Perbuatan tersebut dlakukannya untuk mencapa tujuan belajar yatu mendapatkan hasl yang bak yang dpengaruh oleh bermacam-macam konds bak dar dalam maupun luar dr sswa tersebut, konds sepert n dkatakan bahwa sswa mempunya motvas untuk belajar. Menurut pendapat Oemar Hamalk (001 : 158) : Motvas adalah perubahan energ dalam dr (prbad) seseorang yang dtanda dengan tmbulnya perasaan dan reaks untuk mencapa tujuan. Selanjutnya pendapat M. Ngalm Purwanto (001:60) adalah : motvas/dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks ddalam dr organsme yang mengarahkan ke tngkah laku terhadap suatu tujuan. Fungs motvas menurut Oemar Hamalk (001:161) adalah : a. Mendorong tmbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motvas maka tdak akan tmbul sesuatu perbuatan sepert belajar. b. Motvas berfungs sebaga pengarah. Artnya mengarahkan perbuatan ketercapaan tujuan yang dngnkan. c. Motvas berfungs sebaga penggerak. Ia berfungs sebaga mesn artnya motvas akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan Perkembangan Kematangan Dapat tdaknya seorang sswa belajar seauatu juga dtentukan oleh taraf kematangannya. Ada hal-hal yang tdak bsa dlakukan anak pada usa empat tahun tetap dapat dlakukan oleh anak berusa delapan tahun, msalnya pada usa empat tahun anak suka menru namun belum dapat membedakan hal yang patut dtru ataut tdak, sedangkan anak usa delapan tahun sudah mengetahunya. Menurut S. Nasuton (001:183) : Pada suatu saat anak tu dapat berfkr logs bla dhadapkan dengan perstwa yang konkrt, akan tetap a tdak mampu memperlhatkan pemkran logs bla menghadap masalah yang mengandung unsur-unsur smbols. Pendapat S. Nasuton menjelaskan bahwa seorang anak dapat berfkr secara logs bla dhadapkan pada suatu keadaan yang nyata dan tdak bsa berfkr logs bla dhadapkan pada keadaan atau perstwa yang menggunakan smbol-smbol.jad dapat juga dkatakan bahwa perbedaan dalam perkembangan kematangan seseorang anak dsebabkan oleh perbedaan keteramplan ntelektual yang telah dpelajar sebelumnya.. Pengertan elajar anyak pengertan tentang belajar namun penuls hanya membatas dua pengertan belajar yatu : Rochman Natawjaya (000:13) : elajar adalah suatu proses usaha yang dlakukan ndvdu untuk memperoleh suatu perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan sebaga hasl pengalaman ndvdu tu sendr dar nteraks dengan lngkungan. Kemudan Nana Sujana (1985:13) berpendapat bahwa : elajar adalah suatu proses yang dtanda dengan adanya perubahan pada dr seorang. Perubahan sebaga hasl dar proses belajar dapat dtunjukkan dalam berbaga bentuk sepert pengetahuan, pemahaman, skap dan tngkah laku, keteramplan kecakapan serta perubahan aspek-aspek lan pada ndvdu belajar. 3. Teor elajar 3.1. Teor S-R dar Thorndke Pengertan belajar adalah merupakan suatu proses yatu hubungan stmulus dan respon. Faktor yang mempengaruh proses belajar adalah reward (kepuasan atau suatu kejadan). Dasar terjadnya belajar adalah pembentukan asosa antara stmulus dan respon, terjadnya asosas antara stmulus respon n menurut Thorndke memlk hukum-hukum sebaga berkut (001:11). 3.1.a.Hukum Kesapan (Law of Readness) Hukum n menjelaksn kesapan ndvdu untuk melakukan sesuatu Cr-cr berlakunya hukum kesapan sebaga berkut : a. Seseorang ada kecenderungan bertndak, orang tu bertndak maka akan menmbulkan 81 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

4 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN kepuasan, sedang tndakantndakan lan tdak dlakukan. b. Seseorang ada kecenderungan bertndak, orang tu bertndak maka akan menmbulkan menmbulkan rasa tdak puas dan a akan melakukan tndakan-tndakan lan untuk menadakan rasa tdak puas tad. c. Seseorang tdak mempunya kecenderungan bertndak, orang tu melakukan tndakan maka akan menmbulkan rasa tdak puas dan a akan melakukan tndakan lan untuk menadakan rasa tdak puas tad. Interprestas dar hukum kesapan n adalah bahwa belajar akan berhasl bla peserta ddk telah sap untuk belajar. 3.1.b. Hukum Lathan Hukum n menunjukkan bahwa prnsp utama belajar adalah pengulangan makn serng suatu konsep dulang maka mak dkuasa konsep tu. 3.1.c. Hukum Akbat (Law Of Effect) Hukum n mengemukakakan pengaruh ganjaran dan hukuman.ganjaran menyebabkan sswa ngn melakukan hal serupa sedangkan hukuman menyebabkan sswa mungkn mogok untuk mengerjakan. 3.. Teor Gagne Menurut Gagne (001 : 19) : elajar merupakan proses pengetahuan yang Perubahan terjad berdasarkan atas berkembangnya ntelejens yang bersfat postf dan negatf. Penermaan karena adanya nteraks antara lngkungan. Menurut Gagne ada delapan tpe atau jens belajar dan lma hasl belajar : Gagne mengurutkan delapan tpe belajar (001:30) : a. elajar Sgnal (sgnal learnng) elajar dengan sgnal adalah belajar tanpa kesengajaan yang dhaslkan dar sejumlah stmulus ulangan atau stmulus tunggal yang akan menmbulkan suatu respon d dalam ndvdu yang bersangkutan. b. elajar S R (S R Learnng) eajar jens n adalah belajar untuk merespon suatu sgnal namun bentul belajar n berbeda dalam dua hal dengan belajar sgnal yatu kalau belajar sgnal adalah tdak sengajar sedangkan belajar S-R adalah sengaja. c. elajar merangka tngkah laku (channg)- Jens belajar n menunjukkan adalah dua atau lebh S- R yang dgabungkan bersama. Contohnya membag suatu sudut menjad dua bagan yang sama dengan menggunakan penggars dan jangka. Keteramplan menggunakan penggars dan jangka tu merupakan sepasang S R yang harus dpelajar lebh dulu untuk dapat membag dua sama besar suatu sudut. d. elajar Asosas Verbal (Verbal Channg) elajar jens n terjad pada waktu member nama suatu benda. Msalnya apabla peserta ddk melhat sebuah segtga yang tga buah sudutnya sama besar maka nama segtga tu adalah segtga sama ss. e. elajar Dskrmnas (Dscrmnaton Learnng) elajar jens n adalah untuk membedakan hubungan S R agar benda-benda konkrt atau perstwa fsk dan konsep melalu smbol dan merespon lngkungan. f. elajar konsep (Concept Learnng) elajar jens n adalah belajar memaham kebersamaan sfat-sfat dar benda-benda konkrt atau perstwa-perstwa dkelompokkan menjad satu jens. g. elajar mememecahkan (Rule learnng)- elajar aturan ddasarkan atas konsep-konsep yang telah dpelajar, msalnya d dalam matematka sfat-sfat pernyataan sepert satu meter sama dengan seratus centmeter h. elajar memecahkan masalah (problem solvng) belajar memecahkan masalah n merupakan tpe belajar yang menyangkut dua tau lebh aturanaturan yang telah dpelajar peserta ddk dmana aturan-aturan tu dkombnaskan agar menghaslkan suatu aturan yang tadnya belum dketahu oleh peserta ddk aturan baru nlah yang kemudan dpergunakan untuk memecahkan masalah. Lma hasl belajar Gagne (001 :9) yatu : Kategor 1. Informas verbal : kecakapan untuk mengkomunkaskan secara verbal pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informas verbal n dperoleh secara lsan, 8 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

5 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN membaca buku, mendengarkan rado dan sebaganya. Kategor. Keteramplan ntelektual : menguasa konsep dan aturan serta memecahkan masalah. Keteramplan n merupakan cara sswa bernteraks dengan lngkungannya melalu smbol-smbol. Contohnya bagamana mengubah pecahan menjad desmal. Kategor 3. Strateg Kognetf : kecakapan untuk mengelola dan mengembangkan proses berfkr dengan cara merekam, membuat analss dan sntess. Kategor 4. Skap : Kecenderungan untuk merespon secara ajeg terhadap stmulus berdasarkan penlaan terhadap stmulus tu. Kategor 5. Keteramplan Motork : Kecakapan yang dcermnkan oleh adanya kecepatan, keterapan, dan kelancaran gerakan otot-otot dan anggota badan. Msalnya dmula dar gerakan-gerakan sederhana sepert menggunakan penggars, jangka sampa mampu menggunakan alat-alat tu, msalnya membag sama panjang sepotong gars lurus. 4. Prestas elajar Oemar Hamalk (001 : 10) berpendapat bahwa : Prestas belajar adalah suatu hasl belajar yang dcapa melalu perbuatan belajar. Selanjutnya Sutratna Trtanegoro (1998:768) mengemukakan : Prestas belajar adalah penlaan dar hasl kegatan yang dlakukan bak dalam bentuk angka atau huruf yang dapat mencermnkan hasl yang dcapa oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Jad jelaskan bahwa prestas dartkan sebaga hasl yang sudah dcapa setelah perbuatan belajar dan merupakan cermn keberhaslan sswa dalam proses belajar mengajar d sekolah. IV Metode Peneltan A. Lokas dan Waktu Peneltan Dalam peneltan n penuls mengadakan peneltan d SMP Swasta andung Percut Se Tuan yang terletak d Jalan Pengabdan No. 7 andar Seta Percut Se Tuan Kab.Del Serdang. Peneltan d laksanakan pada bulan Januar Tahun Populas dan Sampel 1. Populas Populas adalah keseluruhan objek peneltan yang cr-crnya atau kharakterstk dduga atau dtelt.dalam peneltan n yang menjad populas adalah kelas VIIISMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014 sebanyak 58 orang sswa.. Sampel Sampel adalah sebagan populas yang dduga dapat menggambarkan keseluruhan populas. Untuk menentukan jumlah sampel penuls mengutp pendapat dar Suharsm Arkunto (1997:107) : Apabla jumlah subjek kurang dar 100 lebh bak dambl semua sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Karena Jumlah populas peneltan kurang dar 100 maka banyak semua populas dambl sebaga sampel yatu 58 orang. C. Instrumen Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam peneltan n adalah dsesuakan dengan varabelnya dengan perncan sebaga berkut : 1. Untuk memperoleh data tentang kesapan belajar, yang mana kesapan n sebaga varabel bebas (X) dgunakan angket tertutup. Jumlah butr angket kesapan belajar sebanyak 30 soal dengan skor plhan 3,, 1. Untuk jawaban yang tepat sesua dengan yang dharapkan dber bobot dan jawaban yang kurang sesua dber bobot 1 sehngga tentang skor dar angket kesapan belajar sswa Angket tersebut tersusun dar : - Angket tentang perhatan sebanyak - Angket tentang motvas sebanayk - Angket tentang perkembangan sebanyak. Untuk memperoleh data tentang prestas belajar sswa yang mana prestas belajar sswa sebaga varabel terkat (Y) dlakukan dengan test. Test yang dgunakan berbentuk plhan berganda yang dsusun berdasarkan mater pokok bahasa blanagan yatu kuadrat dan akar kuadrat blangan bulat. Jumlah butr soal sebanyak 10 tem dengan 4 plhan jawaban. Jka benar dber skor 1 dan bla salah dber skor 0 jad skor dar test adalah Test tersebut terdr dar : - Kuadrat suatu blangan bulat sebanyak - Menentukan kuadrat suatu blangan bulat sebanyak - Akar kuadrat suatu blangan bulat sebanyak Tabel 1. Ks-ks Soal 83 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

6 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN Mater - Kuadrat suatu blangan bulat - Menentukan kuadrat blangan bulat - Akar kuadrat suatu blangan bulat Aspel No C 1 C utr Soal 1, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10 Untuk mengetahu test sebaga pengumpul data penuls sudah mengujkan bahan test tersebut, sebagamana yang dlakukan dengan menguj. 1. Valdtas Test r xy N XY X Y N X N Y Y Keterangan : X Skor soal (jumlah sswa yang menjawab benar) Y Skor total seluruh sswa N Jumlah seluruh sswa Setelah r htung d dapat, kemudan dbandngkan dengan harga krtk tabel dar r product moment. Jka r htung lebh besar dar r tabel maka soal yang bersangkutan dkatakan vald.. Relabltas Tes Rumus yang dgunakan adalah rumus k-r0 n r 11 S ( n Pq 1 n 1 S r 11 relablas test secara keseluruhan p proposal subjek yang menjawab soal dengan benar q propors subjek yang menjawab soal dengan salah (q 1 p) pq Jumlah hasl perkalan antara p x q N banyak soal S standar devas dar test (standart devas adalah akar varans) 3. Tngkat Kesukaran Test Rumus yang dgunakan adalah : P JS Keterangan : P Indeks kesukaran J Jumlah seluruh sswa peserta test anyaknya sswa yang menjawab soal benar Klasfkas tngkat kesukaran soal durakan sebaga berkut : P 0,71-1,00 adalah soal mudah P 0,31 0,70 adalah soal sedang P adalah soal sukar 4. Daya Pembeda Test Rumus yang dgunakan adalah : D A - J A J P A P. (Suharsm Arkunto, 1997 : 13) Keterangan : A anyaknya peserta test kelompok atas yang menjawab benar anyaknya peserta test kelompok bawah yang menjawab benar J A anyaknya peserta test kelompok atas J anyaknya peserta test kelompok (Suharsm bawah Arkunto, 1997 : 7) A PA J A propors peserta kelompok atas yang menjawa benar P propors peserta kelompok J bawah yang menjawab benar Klasfkas daya pembeda soal : D 0,71 1,00 dkatakan sangat bak D 0,04 0,07 dkatakan cukup D 0,00-0,0 dkatakan kuran bak 5. Dstrbutor / Pengecoh Soal Dar pola jawaban yang dapat dtentukan apakah dstrbutor berfungs dengan bak Suharsm atau tdak. Arkunto, Dstrbutor (1997:100) yang tdak dplh sama sekal oleh peserta test berart dstraktor tu tdak bak. Dstraktor yang berfungs dengan bak apabla palng sedkt dplh oleh 5% dar pengkut test.sedangkan dlhat dar seg omtnya adalah bak bla sebuah test omtnya tdak lebh dar 10% dar pengkut test. Omt alah plhan jawaban test (a, b, c dan d) yang tdak dplh oleh pengkut test. D. Tehnk Analss Data 1. Untuk mencar Mean dan Standart Devas dgunakan : 1.1. Untuk mencar mean (rata-rata) dgunakan rumus : X X n.. (Sudjana, 00 : 67) 1.. Untuk mencar Standart Devas dgunakan rumus : S n X X n( n 1).. (Sudjana, 00 : 94). Menghtung Koefsen korelas 84 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

7 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN Untuk menghtung koefsen korelas kedua varabe dgunakan rumus : r N X Y X Y N X Y Y 3. Menghtung Indeks Determnas Dengan rumus : I r Dmana 0 I 1 4. Pengujan Hpotess Rumus hpotess : H 0 : 0 H 1 : 0 Rumus statstk yang dgunakan : t r n 1 r Untuk taraf nyata 0,05 H o dterma jka : - t (1-1/ ) <t < t (1-1/ ) Dmana dstrbus t yang dgunakan mempunya dk (n-) dalam hal lannya Ho dtolak (Sudjana, 00 : 380). V Hasl Dan Pembahasan Peneltan A. Deskrps Pengolahan Data Sebelum data dperoleh, terlebh dahulu test dberkan pada sswa untuk dujcobakan dcar syarat-syarata pembuatan soal yang bak yatu valdtas soal yang dperoleh 14 vald dan 6 tdak vald (lampran 4), relabltas soal dperoleh dalam kategor sedang (lampran 5), taraf kesukaran soal dperoleh 1 kategor sedang dan 8 mudah (lampran 6), daya pembeda soal dperoleh kateogor tdak sekal, 3 bak, cukup dan 9 jelek (lampran 7), dsatraktor (pengecoh) soal dperoleh hasl yang bak karena telah berfungs palng sedkt 5% dar pengkut test begtu juga omtnya lebh 10% dar pengkut test.. Analsa Data 1. Menentukan rentang data yatu data terbesar dkurang data terkecl Data terbesar 84 dan data terkecl 57, maka rentang Menentukan banyak kelas nterval yang dperlukan yatu (tga) 3. Menentukan panjang kelas nterval p Rentang 7 P anyak kelas 13.5 Dengan demkan krtera kesapan belajar matematka sswa adalah : Skor rendah Skor sedang Skor tngg 4. Mencar rata-rata dan standar devas dar masng-masng varabel sebaga berkut : (Sudjana, X 1 00 : ) X 855 Y 4 Y 318 N 58 Rata-rata dan standard devas kesapan belajar matematka sswa (X) X X 4030 n 58 X 69.5 S x n X X n( n 1) 58(855) (4030) 58(58 1) (57) , S x 6,67 Rata-rata standard devas prestas belajar matematka (Y) Y Y 4 n 58 Y 7,8 S x n Y Y n( n 1) 58(318) (4) 58(58 1) (57) , S y 1, Menghtung koefsen korelas (r) r xy N XY X Y N X X N Y Y 85 Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara

8 Jurnal Matk Penusa Volume 19 No. 1 Jun 016 ISSN (9454) (4030)(4) 58(855) (4030) 58(318) (4 ) ( ) ( ) (18144) (178084) 767 ( ) 767 0, Dar hasl perhtungan dapat dlhat bahwa r 0, berart terdapat korelas yang postf antara varabel X dan varabel Y. Hal n menunjukkan bahwa dengan menngkatkan kesapan belajar sswa maka prestas belajar sswa akan semakn menngkat juga. 6. Menghtung Indeks Determnas Dengan melhat nla r yang telah ddapat maka ndeks determnas : I r ; I(0,35) 0,1 In berart varabel Y memlk derajat hubungan dengan varabel X sebesar 0,1atau 10%, maka tngg rendahnya prestas belajar matematka sswa dapat dlhat oleh kesapan belajar sswa sebesar 10%. 7. Uj Hpotess Peneltan H 0 : 0 H 1 : 0 Hasl perhtungan uj hpotess adalah : r n 0,35 58 t 1 r Junal Manajemen dan Informatka Komputer Pelta Nusantara 1 (0,35),6,796 0,94 t,796 Hasl tersebut dbandngkan dengan nla t pada tabel untuk taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan (n-1) 57 dperoleh : t (1-1/) t (0,975) (57),4 Ternyata tht>t (0,975) (57) maka H 1 dterma atau Ho dtolak dan dapat dnyatakan, bahwa ada pengaruh kesapan belajar sswa terhadap prestas belajar matematka sswa kelas VII SMP Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014. VI Kesmpulan Dan Saran A. Kesmpulan erdasarkan hasl peneltan yang telah dperoleh dar analss data dana pengujan hpotess peneltan dsmpulkan sebaga berkut : 1. Rata-rata kesapan belajar sswa X 69,5 dan standard devas (Sx) 6,67.. Rata-rata prestas belajar matematka sswa Y 7,8 dan standard devas (S Y ) 1, Indeks determnas sebesar 0,1 yang berart varabel kesapan belajar sswa (X ) member pengaruh sebesar 10% terhadap prestas belajar matematka sswa atau (Y). 4. Terdapat pengaruh yang postf kesapan belajar sswa terhadap prestas belajar matematka Pada Pokok ahasan Kuadrat dan Akar Kuadrat langan ulat sswasmp Swasta andung Percut Se TuanTahun Pembelajaran 013/014.. Saran 1. Dharapkan untuk para guru khususnya guru matematka agar selalu memperhatkan kesapan belajar sswanya karena kesapan belajar berpengaruh terhadap prestas belajar matematka.. Untuk sswa agar dapat selalu mempersapkan drnya untuk belajar bak d sekolah maupun d rumah 3. Kepada penelt selanjutnya, dharapkan dapat melakukan peneltan lanjutan yang sama namun sampel dan populas yang berbeda agar dapat dlhat sampa sejauh mana pengaruhnya terhadap prestas belajar sswa. Referens Arkunto Suharsm, Dasar-Dasar Evaluas Penddkan, Jakarta, um Aksara, Purwanto Ngalm, Pskolog Penddkan, Jakarta, 001. Rochman Natawjaya, Alat Peraga dan Konsums Penddkan, Depdkbud, 000. Smanjuntak Lsnawat, Metode Mengajar Matematka, Jakarta, Rneka Cpta, 00. Sudjana, Metode Stattka, andung Tarsto, 00. Thorndke, Gagne, Dasar-Dasar Pembelajaran Matematka I, Jakarta 001. Trtanegoro Sutratna, Anak Super Norma dan Program Penddkan, Jakarta, na Aksaran,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan meda vdeo kma sebaga meda pembelajaran pada mater pokok larutan elektrolt dan nonelektrolt, peneltan

Lebih terperinci