Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga dapat diselesaikannya buku Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Presiden dalam arahannya telah menyampaikan bahwa Laut adalah Masa Depan Bangsa. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan telah menetapkan 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis Tahun , yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity). Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 misi tersebut, yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis dan 20 Indikator Kinerja Utama dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard. Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 menggambarkan capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di awal tahun, beserta analisisnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2015, akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya. Perbaikan budaya kerja dengan mengusung nilai-nilai integritas dan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjadi modal utama peningkatan kinerja. Disamping itu, kerja keras jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dukungan lintas sektor, instansi terkait lainnya, seluruh pemangku kepentingan akan menjadikan sinergi pencapaian target pada tahun berikutnya. Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mewujudkan Laut sebagai Masa Depan Bangsa. Jakarta, Februari 2016 Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]

3 LAPORAN KINERJA Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015

4 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR RINGKASAN EKSEKUTIF D A F T A R I S I Halaman i iii v vi vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Tugas dan Fungsi KKP Keragaan SDM KKP Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 9 II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis KKP Penetapan Kinerja KKP Tahun III. AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Kinerja KKP Tahun Analisis dan Evaluasi Kinerja Learning and Growth Perspective 23 A. Sasaran Strategis. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian. 23 Indeks Kompetensi dan Integritas 23 B. Sasaran Strategis. Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses. 24 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem 24 Manajemen Pengetahuan yang Terstandar. C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, 24 Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). 24 D. Sasaran Strategis: Terkelolanya Anggaran Pembangunan 26 Secara Efisien dan Akuntabel. 1) Nilai Kinerja Anggaran KKP. 26 2) Opini BPK atas LK KKP Tahun Laporan Kinerja KKP 2015 [ iii ]

5 3.2.2 Internal Process Perspective 27 E. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan 27 Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. 27 F. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan 29 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Partisipatif. 1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara 29 akuntabel dan tepat waktu 2) Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan Customer Perspective 30 G. Sasaran Strategis: Terwujudnya kedaulatan dalam 30 pengelolaan SDKP. 1) Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP 30 terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Jumlah Pulau-pulau Kecil (PPK) yang Mandiri. 31 H. Sasaran Strategis: Terwujudnya pengelolaan SDKP yang 31 partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. 1) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang 31 Berkelanjutan 2) Nilai Peningkatan Ekonomi KP. 35 3) Produksi Perikanan (juta ton). 36 4) Produksi garam rakyat (juta ton). 37 5) Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar). 38 6) Konsumsi ikan (kg/kap/thn). 41 7) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP. 42 I. Sasaran Strategis: Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif Stakeholder Perspective 44 J. Sasaran Strategis: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat 44 KP. 1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM) KP. 44 2) Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Kinerja Anggaran 54 IV. P E N U T U P 57 [ iv ] Laporan Kinerja KKP 2015

6 D A F T A R T A B E L Halaman 1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional Penetapan Kinerja KKP Tahun Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun Capaian IKU KKP Tahun Indeks Kompetensi dan Integritas Capaian Indikator Kinerja Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manajemen 24 Pengetahuan Yang Terstandar 3.7. Nilai Kinerja RB KKP Nilai Kinerja Anggaran KKP di tahun Opini BPK atas LK KKP Tahun Kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP Indikator pembentuk kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan Indikator pembentuk Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan 29 (%) Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan 30 peraturan perundang undangan yang berlaku (%) Jumlah PPK yang Mandiri Daftar PPK Yang Menjadi Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan Komponen pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK yang Meningkat Efektivitas 32 Pengelolaannya Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK di Indonesia Tahun Nilai peningkatan KP Indikator pembentuk Nilai ekonomi KP Tahun Produksi Perikanan Tahun Produksi Perikanan Komposisi Produksi Perikanan Tangkap Nilai Ekspor Produk Perikanan Tahun Volume dan Nilai Ekspor per Jenis Komoditas Tahun Pencapaian IKU Nilai Ekspor Tahun Tingkat Konsumsi ikan/kapita/tahun Realisasi PNBP dari non SDA Peningkatan PNBP sektor KP Indeks efektifitas kebijakan pemerintah Realisasi IKMKP Tahun Capaian IKM KP ditandai dengan capaian out come kinerja Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Sebelum Penundaan Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Pasca Penundaan 55 Laporan Kinerja KKP 2015 [ v ]

7 D A F T A R G A M B A R v Halaman 1.1 Struktur Organisasi KKP Keragaan SDM KKP Menurut Jenis Kelamin Keragaan SDM KKP Tingkat Pendidikan Keragaan pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja Peta Strategi KKP Capaian Peta Strategis KKP Tahun Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja 20 (SAPK) KKP 3.8. WPP WPP WPP Pertumbuhan Impor TTC di USA (Januari-September ) Perkembangan Volume Ekspor Ikan Indonesia ke Thailand 39 Sebelum dan Pasca Moratorium Neraca Perdagangan Produk Perikanan Tahun Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita Realisasi PNBP sektor KP tahun 2015 dalam grafik Realisasi PNBP Tahun NTN dan NTPi Tahun NTN selama Tahun NTN tahun 2014 dengan tahun NTN per Provinsi Tahun Nilai Tukar Nelayan Januari 2015 dan Januari NTPi per Provinsi Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun Perbandingan PDB Pertanian, Perikanan dan Nasional di TW IV 52 Tahun 2014 terhadap Tahun Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama 52 Periode Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama 53 Periode Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun Perbandingan Sumbangan PDB Perikanan Tahun [ vi ] Laporan Kinerja KKP 2015

8 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun , yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity), yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis (SS) dan 20 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard, yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective; (3) internal process perspective; (4) learning and growth perspective. Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan menunjukkan hasil sebagai berikut: 1. Dari 20 IKU yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2015, terdapat 12 IKU (60%) yang pencapaiannya melebihi target, 4 IKU (20%) pencapaiannya sesuai dengan target, dan 4 IKU (20%) yang belum dapat mencapai target. 2. Uraian 12 IKU yang capaiannya di atas target yang telah ditetapkan, yakni : a. Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP, tercapai 124,70% b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%), tercapai 119,57% c. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%), tercapai 118,44 d. Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan, tercapai 165% e. Nilai peningkatan ekonomi KP, tercapai 122,03% f. Konsumsi ikan (kg/kap/thn), tercapai 100,51% g. Indeks efektivitas kebijakan Pemerintah, tercapai 135% h. Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, tercapai 124,28% i. Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu, tercapai 164,82% j. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, tercapai 136,79% k. Indeks kompetensi dan integritas, tercapai 141,15% l. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 117,19% 3. Uraian 4 IKU yang capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yakni: a. Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri, tercapai 100% b. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP, tercapai 100% c. Nilai kinerja anggaran KKP, tercapai 100% d. Opini atas Laporan Keuangan KKP, tercapai 100% 4. Uraian 4 IKU yang capaiannya belum sesuai target yang telah ditetapkan, yakni : a. Produksi perikanan, tercapai 99,13% b. Produksi garam rakyat, tercapai 88,18% c. Nilai ekspor hasil perikanan, tercapai 67,41% d. Prosentasi peningkatan PNBP dari sektor kelautan dan perikanan, tercapai 46,51%. Kinerja keuangan tahun 2015 dilaksanakan melalui 10 program dalam APBN KKP Tahun 2015, dengan pagu alokasi anggaran sebesar Rp. 10,665 triliun. Pada November 2015, KKP melakukan usulan penundaan anggaran sebesar Rp. 1,0816 triliun, sehingga pagu anggaran yang dikelola menjadi Rp. 9,579 triliun. Dari pagu setelah penundaan tersebut, sampai dengan Desember 2015 terealisasi sebesar 96,82%. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target IKU KKP selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya, yang disusun dalam rencana aksi perbaikan kinerja KKP Laporan Kinerja KKP 2015 [ vii ]

9

10 BAB I P E N D A H U L U A N Tahun 2015 adalah tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Amanat RPJMN di bidang Kelautan dan Perikanan melaksanakan 4 (empat) butir nawacita yakni nomor 1, 4, 6 dan 7 dan arahan Presiden untuk menjadikan laut adalah masa depan bangsa. Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pengemban pembangunan di bidang kelautan dan perikanan menjabarkan 4 (empat) butir nawacita tersebut dalam Renstra KKP menjadi tiga pilar atau misi pembangunan kelautan dan perikanan, yakni kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan. Pilar kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. Pilar keberlanjutan dimaksudkan untuk mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan ruang laut; pengelolaan keanekaragaman hayati laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya; dan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan. Pilar kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat; dan inovasi iptek kelautan dan perikanan. Ketiga pilar/misi tersebut dijabarkan dalam Renstra KKP melalui pendekatan balanced scorecard (BSC) yang terdiri dari 4 perspektif, yakni (1) stakeholders prespective menjabarkan misi kesejahteraan; (2) customer perspective menjabarkan misi keberlanjutan dan misi kesejahteraan; (3) internal process perspective menjabarkan misi kesejahteraan, keberlanjutan dan kedaulatan; dan (4) learning and growth perspective merupakan input yang dapat mendukung terlaksanakanya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP. Setiap perspektif memiliki target dan indikator yang harus dicapai dan pada tahun 2015 terdapat 20 indikator yang merepresentasikan keberhasilan pencapaian dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk mencapai indikator-indikator tersebut, KKP melaksanakan 10 (sepuluh) program pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh 10 Unit Eselon I di lingkup KKP. Agar keseluruhan program dan kegiatan pembangunan KP tersebut tercapai sesuai dengan rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan tepat sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai tingkat individu pegawai, dan telah diinisiasi sampai tingkat daerah (provinsi). Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun Laporan Kinerja KKP 2015 [ 1 ]

11 2014, setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Maksud dan Tujuan Penyusunan LKj KKP tahun 2015 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LKj adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran KKP selama tahun Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya Tugas dan Fungsi KKP Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 23/KEP.MEN/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP, tugas KKP adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP menyelenggarakan fungsinya: i) perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan; ii) pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; iii) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; iv) pengawasan atas pelaksanaan tugasnya serta; v) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, terdapat 10 unit Eselon I sebagai berikut: 1) Sekretariat Jenderal (Setjen) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan bertugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan KKP. Susunan organisasi Setjen terdiri dari: Biro Perencanaan; Biro Kepegawaian; Biro Keuangan; Biro Hukum dan Organisasi; Biro Umum; Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat; Pusat Data, Statistik dan Informasi, serta Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Inspektorat Jenderal (Itjen), yaitu unsur pengawasan fungsional di lingkungan kementerian. Itjen dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Susunan organisasi Itjen terdiri dari: Sekretariat Inspektorat Jenderal; Inspektorat I; Inspektorat II; Inspektorat III; Inspektorat IV; Inspektorat V; dan Kelompok Jabatan Fungsional. 3) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan tangkap. Ditjen PT dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PT terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan; Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Direktorat Pelabuhan Perikanan; Direktorat Pengendalian Penangkapan Ikan; Direktorat Kenelayanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta Laporan Kinerja KKP 2 [ 2 ] Laporan Kinerja KKP 2015

12 didukung oleh 22 Unit Pelaksana Teknis (UPT). 4) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan budidaya. Ditjen PB dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PB terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Kawasan Budidaya; Direktorat Perbenihan; Direktorat Pakan; Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya; Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan; Kelompok Jabatan Fungsional, serta didukung oleh 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT). 5) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PDSPKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Akses Pasar dan Promosi; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan; Direktorat Sistem Logistik; Direktorat Pengembangan Investasi; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 1 UPT. 6) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan ruang laut, pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Ditjen PRL dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PRL terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Perencanaan Ruang Laut; Direktorat Pendayagunaan Pesisir; Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; Direktorat Jasa Kelautan; Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 8 UPT. 7) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Ditjen PSDKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PSDKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pemantauan dan Peningkatan Infrastruktur; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; Direktorat Pengoperasian Kapal Pengawas; Direktorat Penanganan Pelanggaran; Kelompok Jabatan Fungsional dan didukung oleh 5 UPT. 8) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Balitbang KP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir; Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 14 UPT. 9) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMPKP), Laporan Kinerja KKP 2015 [ 3 ]

13 mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan. BPSDMPKP dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BPSDMPKP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan; Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan; Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 19 UPT. 10) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), yaitu unsur pelaksana dibidang menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. BKIPM dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BKIPM terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Ikan; Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Pusat Standardisasi, Kepatuhan, dan Kerja Sama; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung dengan 47 UPT. 11) Staf Ahli Menteri adalah unsur pembantu dalam memberikan telaahan, pertimbangan, dan saran pemecahan masalah secara konseptual mengenai halhal tertentu menurut keahliannya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari: a) Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya; b) Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik; c) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar lembaga; d) Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut. Struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti pada gambar berikut : Gambar 1.1. Struktur Organisasi KKP [ 4 ] Laporan Kinerja KKP 2015

14 1.3. Keragaan SDM KKP Jumlah pegawai di KKP (Pusat dan UPT) sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 mencapai orang yang terdiri dari lakilaki sebanyak orang atau 70,69% dan perempuan sebanyak orang atau 29,31%. Pegawai KKP tersebut tersebar pada 10 unit kerja Eselon I dengan komposisi pegawai sebagai berikut: Setjen 595 orang, Itjen 210 orang, Ditjen PT orang, Ditjen PB 1.524, Ditjen PRL 583 orang, Ditjen PDSPKP 416 orang, Ditjen PSDKP orang, BPSDMPKP orang, Balitbang KP orang dan BKIPM orang. Keragaan SDM KKP tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin dan unit kerja seperti pada tabel berikut: 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1, KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT JENIS KELAMIN DAN UNIT KERJA Perempuan Laki-Laki ,107 1, ,311 S E T J E N I T J E N D J P T D J P B D J P R L D J P D S D J P S D K P B P S D M P K P B A L I T B A N G KP ,103 B K I P M Gambar 1.2. Keragaan SDM KKP Disamping itu, komposisi jumlah pegawai KKP menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: S-3 sebanyak 175 orang atau 1,61%; S2 sebanyak orang atau 16,35%; S1/D4 sebanyak orang atau 40,98%; SLTA/D1/D2 sebanyak orang atau 26,13% dan di bawah SLTA sebanyak 353 atau 3,26%. KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN SLTA 26% SLTP 2% SD 2% S3 2% S2 17% D2 D1 0% D3 11% SM 0% D4 8% S1 32% Gambar 1.3. Keragaan SDM KKP Laporan Kinerja KKP 2015 [ 5 ]

15 Sedangkan keragaan Pegawai KKP tahun 2015 menurut golongan dan kepangkatan adalah sebagai berikut: Golongan IV sebanyak orang; Golongan III sebanyak orang; Golongan II sebanyak orang dan Golongan I sebanyak 180 orang. Keragaan SDM KPP menurut golongan kepangk atan dan unit kerja Eselon I seperti pada tabel berikut KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT GOLONGAN DAN UNIT KERJA Setjen Itjen DJPT DJPB DJPRL DJPDS DJPSDKP BPSDMPKP Balitbang KP BKIPM 1,0121, IV III II I Gambar 1.4. Keragaan Pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja Pegawai KKP yang menduduki jabatan fungsional sampai tahun 2015 berjumlah orang atau sekitar 35,91% dari seluruh pegawai KKP, dengan komposisi per unit Eselon I sebagai berikut. Tabel 1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional Unit Kerja Eselon I Jum. Pegawai Jum. Jabfung % (Jabfung) Setjen ,39 Itjen ,14 DJPT ,33 DJPB ,56 DJPRL ,51 DJPSDKP ,39 DJPDSPKP ,15 Balitbang KP ,21 BPSDMPKP ,67 BKIPM ,11 Total ,91 [ 6 ] Laporan Kinerja KKP 2015

16 1.4. Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP A. Potensi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km 2 (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km 2, luas perairan kepulauan 2,95 juta km 2, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km 2 ). Secara geo-politik Indonesia memiliki peran yang sangat strategis karena berada diantara benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam konteks perdagangan global (the global supply chain system) yang menghubungkan kawasan Asia- Pasifik dengan Australia. Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2013). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan. Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai km 2 (BIG, 2013). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat baik hanya sekitar 5,30%, kondisi baik 27,18%, cukup baik 37,25%, dan kurang baik sebesar 30,45% (LIPI, 2012). Laut Indonesia memiliki sekitar spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut. Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal. Sementara itu potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan ha (10,7%). Potensi luas areal budidaya air payau ha dengan tingkat pemanfaatan ha (21,9%). Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat ha, dengan tingkat pemanfaatan ha (2,7%). Potensi luas areal budidaya rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9% dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar ha. Adapun tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 25%. Adapun jenis rumput laut yang dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pengembangan pakan ikan mandiri guna mengurangi ketergantungan akan pakan pabrikan yang sangat bergantung pada bahan baku impor, Laporan Kinerja KKP 2015 [ 7 ]

17 dalam hal ini tepung ikan. Data produksi pakan pelet mandiri saat ini tercatat ton dari 1,3 juta ton (2,7%) keseluruhan pakan ikan yang digunakan untuk produksi 2,6 juta ton ikan air tawar. Diprediksi pada tahun 2019, dengan target produksi ikan air tawar 6,5 juta ton, dapat dihasilkan 592 ribu ton pakan pelet mandiri dari 5,92 juta ton (10%) dari keseluruhan kebutuhan pakan. B. Permasalahan Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan. Data BPS menunjukan terjadi penurunan rumah tangga perikanan dari 1,6 juta (Hasil Sensus Pertanian 2003) menjadi 800 ribu (Hasil Sensus Pertanian 2013) yang menunjukkan profesi nelayan kurang menarik dan kurang menguntungkan. Terdapat 115 eksportir seafood yang collapse karena tidak ada bahan baku dan adanya missmanagement yang nilainya mencapai USD4-5 miliar. Sementara itu ekspor hasil perikanan Indonesia tercatat nomor 3 di Asia Tenggara padahal Indonesia memiliki luas laut dan potensi sumber daya ikan yang jauh lebih tinggi dibanding negara lain. Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami gejala overfishing. Selain itu, praktik-praktik Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), baik oleh kapal perikanan Indonesia (KII) maupun oleh kapal perikanan asing (KIA) menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial, ekologi/lingkungan, maupun ekonomi. Ancaman IUU Fishing dipicu kondisi sektor perikanan global, dimana beberapa negara mengalami penurunan stok ikan, pengurangan armada kapal penangkapan ikan akibat pembatasan pemberian izin penangkapan sedangkan permintaan produk perikanan makin meningkat. Di sisi lain, kemampuan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia belum memadai. IUU Fishing juga merupakan global crime, tidak saja tindak pidana perikanan tetapi menyangkut perbudakan, perdagangan manusia, penyelundupan hewan, narkoba dan lain-lain. Masalah perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah perairan Indonesia. Beberapa perbatasan wilayah dengan negara tetangga belum diselesaikan. Hal ini menjadikan kasus perikanan di wilayah perbatasan belum bisa tuntas, sehingga peran KKP untuk menangani permasalahan tersebut pun perlu ditingkatkan. Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih dihadapkan pada permasalahan implementasi kebijakan tata ruang dan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulaupulau kecil, terbatasnya prasarana saluran irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih unggul, kesiapan dalam menanggulangi hama dan penyakit, penyediaan fasilitas kolam dan air yang baik serta permasalahan bahan baku pakan dan kestabilan harga, serta tingginya harga pakan. Rendahnya produktivitas perikanan budidaya juga disebabkan karena struktur pelaku usaha perikanan budidaya adalah skala kecil/tradisional (± 80%), dengan keterbatasan aspek permodalan, jaringan teknologi dan pasar. Disamping itu serangan hama dan penyakit ikan/udang, serta adanya pencemaran yang mempengaruhi kualitas lingkungan perikanan budidaya. [ 8 ] Laporan Kinerja KKP 2015

18 Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan mendorong peningkatan kegiatan perdagangan produk kelautan dan perikanan antarnegara maupun antararea di dalam wilayah NKRI. Semakin meningkatnya kegiatan lalu lintas hasil perikanan membawa konsekuensi meningkatnya risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan berbahaya serta masuknya hasil perikanan yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu diiringi dengan peningkatan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang terpercaya dalam rangka mewujudkan kawasan perikanan budidaya yang bebas hama penyakit ikan berbahaya serta terjaminnya hasil perikanan yang aman untuk konsumsi manusia. Terkait dengan permasalahan garam, selama ini kebutuhan nasional garam dalam negeri dipenuhi dari impor. Sebagai negara yang memiliki panjang pantai nomor dua di dunia, sudah seharusnya kebutuhan nasional garam dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Saat ini produksi garam nasional belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri baik secara kuantitas maupun kualitas. Importasi garam tidak terkendali mengakibatkan produksi garam rakyat tidak terserap, dan harga jual turun mencapai Rp /kg. Selain itu dikarenakan usaha pengaraman masih tradisional, minimnya infrastruktur, dan tata niaga garam yang belum mendukung Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKj KKP Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1) Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi. 2) Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi perencanaan strategis KKP dan penetapan kinerja tahun ) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan KKP tahun ) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja KKP dan rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja. Permasalahan lain yang dihadapi terkait dengan masih rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan yang disebabkan antara lain oleh belum optimalnya integrasi sistem produksi di hulu dan hilir, serta masih terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 9 ]

19 10

20 BAB II PERENCANAAN KINERJA RPJMN merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Presiden telah menyatakan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Menterjemahkan arahan presiden tersebut, KKP telah menetapkan Renstra KKP tahun melalui Permen KP nomor 45 tahun 2015 tentang Perubahan Permen KP nomor 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Tahun Rencana Strategis KKP A. VISI Salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan adalah Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional. Untuk itu Visi KKP yaitu: Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan. Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggung jawab berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama. C. TUJUAN Menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah: Kedaulatan (Sovereignty), yakni : 1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. Keberlanjutan (Sustainability), yakni : B. MISI Terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni: Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumber daya 3. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut. 4. Meningkatkan keberlanjutan sumberdaya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya. 5. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan. Kesejahteraan (Prosperity), yakni : 6. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat. 7. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 11 ]

21 D. SASARAN STRATEGIS Dalam penyusunan sasaran strategis, KKP menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut: Gambar 2.5. Peta Strategi KKP Stakeholders Prespective Terdiri dari 1 (satu) Sasaran strategis (SS-1), yaitu terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP sebagai indikator kinerjanya: a) Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, dengan target 40,5 pada tahun 2015 menjadi 51 pada tahun b) Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan, dengan target 7% pada tahun 2015 menjadi 12% pada tahun Customer Perspective Terdiri dari 2 (dua) Sasaran Strategis, yaitu Sasaran strategis kedua (SS-2) terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dengan indikator kinerja: a) Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan terhadap Ketentuan Peraturan Perundangundangan yang Berlaku, dengan target 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun b) Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri, dengan target 5 pulau pada tahun 2015 menjadi 31 pulau pada tahun Sasaran strategis ketiga (SS-3) terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja: a) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan dengan target 0,20 pada tahun 2015 menjadi 0,65 pada tahun b) Nilai Peningkatan Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan target 0,59 pada tahun 2015 menjadi 1,0 pada tahun [ 12 ] Laporan Kinerja KKP 2015

22 c) Produksi perikanan, dengan target 24,12 juta ton pada tahun 2015 menjadi 39,97 juta ton pada tahun d) Produksi garam rakyat, dengan target 3,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 4,5 juta ton pada tahun e) Nilai ekspor hasil perikanan, dengan target USD 5,86 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 9,54 miliar pada tahun f) Konsumsi ikan, dengan target 40,9 kg/kapita/tahun pada tahun 2015 menjadi 54,49 kg/kapita/tahun pada tahun g) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP dengan target 5% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun Internal Process Perspective Sasaran strategis pada perspektif ini adalah merupakan proses yang harus dilakukan oleh KKP. Terdiri dari 3 (tiga) Sasaran Strategis, yakni: a) Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif, dengan indikator kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah, dari 6 pada tahun 2015 menjadi 8 pada tahun b) Sasaran strategis kelima (SS-5) terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dengan indikator kinerja efektivitas tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 95% pada tahun c) Sasaran strategis keenam (SS-6) terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, dengan indikator kinerja: 1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu dari 56,6% pada tahun 2015 menjadi 83,3% pada tahun ) Tingkat Keberhasilan Pengawasan di Wilayah Perbatasan dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun Learning and Growth Perspective Sebagai input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP, terdapat 4 (empat) sasaran strategis yakni: a) Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yakni terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) KKP yang kompeten, profesional, dan berkepribadian, dengan indikator kinerja Indeks Kompetensi dan Integritas dari 65 pada tahun 2015 menjadi 85 pada tahun b) Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yakni tersedianya manajemen pengetahuan yang handal, dan mudah diakses, dengan indikator kinerja persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, dari 40% pada tahun 2015 menjadi 100% pada tahun c) Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yakni terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima, dengan indikator kinerja nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP dari BB pada tahun 2015 menjadi AA pada tahun d) Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yakni terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntable, dengan indikator kinerja: 1) Nilai Kinerja Anggaran KKP dengan target Baik pada tahun 2015 menjadi Sangat Baik pada tahun 2019; 2) Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP, dengan target Wajar Tanpa Pengecualian Laporan Kinerja KKP 2015 [ 13 ]

23 2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 Penetapan Kinerja KKP tahun 2015, secara rinci sebagai berikut: Tabel 2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan Internal Perspective 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan 6 Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif Learning and Growth 7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian 8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses 9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel 1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 40,50 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00 3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan 70,00 yang berlaku (%) 4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri 5,00 5 Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan (%) 20 6 Nilai peningkatan ekonomi KP (%) 59 7 Produksi perikanan (juta ton) 24,12 8 Produksi garam rakyat (juta ton) 3,30 9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 5,86 10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40,90 11 Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%) 5,00 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 6,00 13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%)/Persentase penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku (%) 15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) 70,00 82,00 70,00 16 Indeks kompetensi dan integritas 65,00 17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 40,00 18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP BB 19 Nilai kinerja anggaran KKP Baik (80-90) 20 Opini atas Laporan Keuangan KKP WTP [ 14 ] Laporan Kinerja KKP 2015

24 Penetapan kinerja KKP tahun 2015 diimplementasikan melalui 10 program pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut: 1) Program Pengelolaan Perikanan Tangkap. Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Sertifikasi Awak Kapal Perikanan; b) Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; c) Pengendalian Penangkapan Ikan; d) Pengelolaan Kenelayanan; e) Pengelolaan Sumber Daya Ikan; f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap. 2) Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya. Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya, dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya (volume dan nilai). Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; b) Pengelolaan Perbenihan Ikan c) Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya; d) Pengelolaan Pakan Ikan; e) Pengelolaan Produksi Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan; f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya. 3) Program Penguatan Daya Saing Produk Perikanan. Tujuan program adalah meningkatnya produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah, nilai produk hasil perikanan nonkonsumsi, rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional, nilai ekspor hasil perikanan, dan nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Penguatan Logistik Hasil Kelautan b) Akses Pasar dan Promosi Hasil Kelautan dan Perikanan; c) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan; d) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk kelautan; e) Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan; f) Pengujian Penerapan Hasil Perikanan; g) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDSPKP. 4) Program Pengelolaan Ruang Laut. Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Perlindungan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; b) Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan; c) Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; d) Pendayagunaan Pesisir; e) Perencanaan Ruang Laut; f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PRL. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 15 ]

25 5) Program Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas IUU Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: a) Pengoperasian Kapal Pengawas; b) Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan; c) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; d) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; e) Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Peningkatan Insfrastruktur Pengawasan; f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PSDKP. 6) Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan. Tujuan program ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran termanfaatkannya Iptek hasil penelitian dan pengembangan oleh para pemangku kepentingan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; b) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan; c) Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan; d) Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi Kelautan dan Perikanan; e) Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya laut dan Pesisir; f) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi KP; g) Penelitian Kewilayahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan h) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 7) Program Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Tujuan program adalah meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pelatihan Kelautan dan Perikanan; b) Pendidikan Kelautan dan Perikanan; c) Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; d) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPSDMPKP. 8) Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Tujuan program adalah lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan sasaran yaitu meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pembinaan dan Penerapan Sistem Perkarantinaan dan Keamanan Hayati Ikan; b) Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; c) Pengendalian Sistem Perkarantinaan Ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; d) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKIPM. [ 16 ] Laporan Kinerja KKP 2015

26 9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP. Tujuan program adalah meningkatkan pengendalian akuntabiltas kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran program meningkatnya prosentase capaian kinerja pembangunan KP. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat I dan Pelaksana Pembangunan KP; b) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat II dan Pelaksana Pembangunan KP; c) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat III dan Pelaksana Pembangunan KP; d) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat IV dan Pelaksana Pembangunan KP; e) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat V dan Pelaksana Pembangunan KP; f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen KKP. 10) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP. Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP; b) Pengelolaan Kepegawaian KKP; c) Pengelolaan Keuangan KKP; d) Pengelolaan Perencanaan, Penganggaran, Kinerja dan Pelaporan KKP; e) Pengelolaan Administrasi dan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas KKP; f) Perumusan Kebijakan Kelautan; g) Pengelolaan Kerja Sama KP dan Hubungan Masyarakat; h) Pengelolaan Data Statistik dan Informasi KP; i) Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 17 ]

27 18

28 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran Kinerja KKP Tahun 2015 Capaian kinerja KKP tahun 2015 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian NPSS (Nilai Pencapaian Sasaran Strategis) dalam sistem BSC dengan nilai 110,84%. Selanjutnya KKP telah menjalankan Knowledge management yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi KKP, yakni antara lain sudah ada sistem yang berlanjut, timbulnya inovasiinovasi baru, penggunaan teknologi informasi (IT) dengan tujuan penyebaran pengetahuan ke pegawai/staf unit organisasi. Dalam mengelola kinerjanya KKP telah menggunakan BSC sebagai tools dan didukung sistem pelaporan melalui Gambar 3.6. Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 19 ]

29 Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015 No Sasaran Strategis Capaian (%) 1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 119,79 2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 109,22 3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan 86,76 4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 120,00 5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang profesional dan partisipatif Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian 104,26 8. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable 117,20 9. Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima 100, Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel 100,19 Tidak tercapainya SS Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, disebabkan tidak tercapainya empat indikator yakni: Produksi perikanan, Produksi garam rakyat, peningkatan Nilai Ekspor dan Peningkatan PNBP sektor KP. Gambar 3.7. Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK) KKP [ 20 ] Laporan Kinerja KKP 2015

30 Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015 NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan Internal Perspective 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan 6 Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif 1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) ,88 124, ,37 119,57 3 Persentase kepatuhan ,91 118,44 (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%) 4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri Nilai Pengelolaan Wilayah 20% 33% 165 Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan 6 Nilai peningkatan ekonomi 59% 72% 122,03 KP 7 Produksi perikanan 24,20 23,99 99,13 (juta ton) Produksi Perikanan Tangkap 6,30 6,52 103,51 Produksi Perikanan 17,90 17,47 97,60 Budidaya 8 Produksi garam rakyat (juta 3,30 2,91 88,18 ton) 9 Nilai ekspor hasil perikanan 5,86 3,95*) 67,41 (USD miliar) 10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) ,11*) 100,51 11 Persentase peningkatan 48,83 46,51 PNBP dari sektor KP (%) 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%) 15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) 105 (kenaika n 5%) ,1 135,00 70,00 87,00 124,28 56,6 93,29 164, ,75 136,79 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 21 ]

31 Lanjutan Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015 NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Learn and Growth Perspective 7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian 8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses 9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable 16 Indeks kompetensi dan integritas 17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) (KM) (rata2 dari Eselon I) 18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP 19 Nilai kinerja anggaran KKP 20 Opini atas Laporan Keuangan KKP (Tahun 2014) 65 91,75 141,15 40% 46,88% 117,19 BB (70-80) Baik (80-90) BB (70,51) 100 Baik (80,30) 100 WTP WTP 100 *) Ket. Data sementara [ 22 ] Laporan Kinerja KKP 2015

32 3.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Analisis dan evaluasi kinerja KKP dilakukan dengan mengukur kinerja mulai dari Learning and Growth Perspective sebagai input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP, hasil capaian Learning and Growth Perspective akan memberikan capaian pada Internal Proces Perspective yang merupakan bisnis proses di lingkup organisasi KKP. Selanjutnya akan memberikan hasil kinerja output yang ditunjukan dalan indikator kinerja di Costumer Perspective, yang pada akhirnya akan memberikan outcome atau dampak pada capaian kinerja di Stakeholder Perspective. Pengukuran capaian kinerja KKP berurutan dimulai dari Learning and Growth Perspective, Internal Proces Perspective, Costumer Perspective, dan Stakeholder Perspective Learning and Growth Perspective Perspektif ini merupakan input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP untuk dapat menghasilkan output pada capaian Internal Proces Perspective. Untuk mengukur tingkat keberhasilannya digunakan indikator Indeks Kompetensi dan Integritas. A. Sasaran Strategis: Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian. Indeks Kompetensi dan Integritas Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan, sedangkan integritas adalah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma. Variabel yang digunakan untuk mengukur indeks kompetensi adalah hasil assesement sedangkan variable integritas pegawai di KKP yaitu nilai SKP, tingkat kehadiran dan kepatuhan penyampaian Laporan Hasil Kekayaan Aparatur Sipil Negara/Pejabat Negara (LHKASN/LHKPN). Untuk lingkup KKP indeks kompetensi dan integritas pegawai di tahun 2015 capaiannya seperti pada tabel berikut. Tabel 3.5. Indeks kompetensi dan integritas Nama IKU Indeks Kompetensi Integritas dan Target (%) Realisasi (%) % 65,00 91,75 141,15 Dari target 88%, dapat terealisasi 92,33, nilai tersebut diperoleh dari 392 pegawai yang diasesmen, dengan nilai variabel penilaian asesmen sebesar 94% yang mencerminkan tingkat kesenjangan pegawai yang diasesmen terhadap jabatan yang diduduki sangat rendah. Variabel capaian kinerja individu (SKP) sebesar 80,30% ini menggambarkan bahwa kinerja individu masih dalam kriteria baik. Variabel kehadiran pegawai sebesar 95% ini menggambarkan tingkat kehadiran pegawai sangat baik. Variabel LHKASN/LHKPN sebesar 100% ini terlihat dari jumlah 392 pegawai yang telah melaporkan harta kekayaannya dari total pegawai yang telah mengikuti asesmen. Penghitungan Indeks dapat dilihat pada lampiran 2. Dibandingkan dengan tahun lalu yang diukur tingkat kesenjangan kompetensi pegawai saja dengan nilai kesenjangan sebesar 6,59%, tahun ini sudah mengagregasi dari 4 variabel seperti diatas, sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan. Jika dibandingkan antara realisasi sebesar 92,33% dengan target jangka menengah sebesar 94%, hanya perlu sediit peningkatan untuk mencapai nilai tersebut seperti meningkatkan kompetensi pegawai dan capaian kinerja individu, kondisi ini artinya Laporan Kinerja KKP 2015 [ 23 ]

33 kompetensi dan integritas ASN lingkup KKP sudah berorientasi pada aturan yang mengikat. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP pada tahun 2015, yaitu: a) Pelaksanaan assesment dan penilaian kompetensi untuk Jabatan Administrator setara Eselon III dan Jabatan Pengawas setara Eselon IV serta beberapa Jabatan fungsional tertentu/umum (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). b) Pengukuran kinerja individu pegawai secara berkala mulai dari tingkat Eselon I sampai tingkat staf/pelaksana dengan sistem aplikasi e-skp. c) Tingkat kehadiran sebagai salah satu komponen penghitungan tunjangan kinerja. B. Sasaran Strategis: Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses. Pada sasaran ini terdapat satu indikator sebagai ukuran keberhasilannya, yakni: Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar. Dalam mengukur indikator ini menggunakan aplikasi Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan. Di tahun 2015 dari target 40% dapat terealisasi 40% sehingga capaian 100%, nilai tersebut diperoleh dari jumlah Unit Kerja lingkup KKP yang telah mengintegrasikan user manajemen pengetahuan dalam penggunaan aplikasi berbagi informasi dan data. Indikator Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar ini merupakan indikator baru. Tabel 3.6. Capaian Indikator unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar Nama IKU Unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Target (%) Realisasi (%) % Jika dibandingkan antara realisasi target akhir RPJMN sebesar 100% posisi saat ini sudah mencapai 40%. C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima. Untuk mencapai sasaran ini dicapai melalui satu indikator yaitu Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP. Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Di tahun 2015 dari target nilai BB (70-80) dapat terealisasi BB (70,51) atau capaiannya 100,73%, nilai tersebut diperoleh dari penilaian atas RB KKP oleh Kemen PAN-RB sesuai surat nomor B /M.PANRB/09/2015, tanggal 30 September 2015, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, nilai tersebut masuk dalam kategori BB atau kategori tercapai 100%. Tabel 3.7. Nilai Kinerja RB KKP Nama Indikator Nilai Kinerja RB KKP 2015 Target Realisasi Capaian BB (70-80) BB (70,51) 100,73% [ 24 ] Laporan Kinerja KKP 2015

34 KKP telah melakukan langkah-langkah dalam rangka meningkatkan nilai kinerja RB sebagai berikut: a. Penataan Organisasi dan SDM Aparatur KKP: Telah ditetapkan Permen KP 23/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP Pelaksanaan pengisian JPT Madya dan Pratama serta Administrator dan Pengawas dengan sistem seleksi tertulis, yang telah memperoleh surat penghargaan dari Kementerian PAN dan RB. Pelaksanaan assesment dan penilaian kompetensi untuk Jabatan Administrator setara Eselon III dan Jabatan Pengawas setara Eselon IV serta beberapa Jabatan fungsional tertentu/umum (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). KKP mendapatkan BKN Award tahun 2015 atas keaktifan, ketepatan, kecepatan input dan validasi data usulan kenaikan pangkat melalui aplikasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK). b. Penataan Kinerja dan Keuangan: Telah diterbitkan Permen KP Nomor 45 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KP nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Nilai akuntabilitas kinerja KKP mendapat kategori A dengan nilai 80,76. Opini BPK atas Laporan Keuangan (LK) KKP tahun 2014 dengan predikat WTP. c. Penyelesaian Peraturan Perundangan telah menghasilkan sebanyak 3 Peraturan Pemerintah, 3 Peraturan Presiden, 43 Peraturan Menteri KP dan 127 Keputusan Menteri KP. d. Pelayanan Publik telah dihasilkan: Penetapan Unit Kerja dengan predikat WBK (Wilayah Bebas Korupsi) untuk PPN Pemangkat. Percepatan pelayanan perizinan. Peringkat ke-1 K/L Hemat Energi dan Air Predikat Green Building Gedung Kantor KKP GMB 4. e. Pengelolaan Data Statistik dan Kehumasan telah menghasilkan: KKP termasuk dalam 10 Besar K/L penerima penghargaan Keterbukaan Informasi Publik KKP menerima BPS Award untuk pemanfaat data terbanyak. f. Penanganan gugatan hukum telah menghasilkan: Yudicial Review sebanyak 3 gugatan (2 menang, 1 proses) Kasus Perdata sebanyak 2 gugatan (1 menang, 1 proses) Kasus Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara sebanyak 5 kasus (2 menang, 3 proses) Pra Peradilan sebanyak 1 kasus menang. Upaya untuk meningkatkan nilai kinerja RB KKP dapat dilakukan antara lain melalui: a. Keterlibatan seluruh pimpinan secara aktif dan berkelanjutan dalam pelaksanaan RB b. Melakukan assesment dan pengembangan kompetensi pegawai secara menyeluruh c. Menjadikan penilaian kinerja individu dan capaian kinerja individu sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai; d. KKP perlu lebih memperhatikan proses bisnis kegiatan utama agar dapat dipetakan seluruhnya sesuai dengan tugas dan fungsi, kemudian dijabarkan ke dalam SOP yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektifitas birokrasi. e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan whistle blowing Laporan Kinerja KKP 2015 [ 25 ]

35 system, penanganan benturan kepentingan secara berkala; f. Menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan benturan kepentingan secara optimal, sehingga penyalahgunaan wewenang, perangkapan jabatan, hubungan afiliasi, gratifikasi, ataupun kelemahan sistem organisasi dapat terpantau. g. Menyajikan secara transparan tindak lanjut pengelolaan pengaduan pelayanan dari masyarakat, serta menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan secara menyeluruh. D. Sasaran Strategis: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel. 1) Nilai Kinerja Anggaran KKP. Nilai Kinerja Anggaran diperoleh dari perhitungan aspek implementasi yang terdiri dari penyerapan anggaran, konsistensi, capaian keluaran dan tingkat efisiensi. Penilaian ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L. Dari target 80% dapat terealisasi 81,40%, nilai tersebut diperoleh dari nilai aspek implementasi dan aspek manfaat. Aspek implementasi bobot 33,3% nilainya 83,05 diperoleh dari: Penyerapan Anggaran (WP) =8,44%; Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi(WK)=10,70%); Pencapaian Keluaran (WPK) =36,75% dan Efisiensi (WE) =27,60%. Aspek manfaat bobotnya 66,70%, Pengukuran Capaian Hasil, dilakukan dengan membandingkan realisasi IKU dengan target IKU. Nilai kinerja aspek manfaat diperoleh dari hasil perkalian antara nilai hasil pengukuran Capaian Hasil dengan bobot kinerja aspek manfaat. Tabel 3.8. Nilai Kinerja Anggaran KKP di tahun 2015 Indikator Target Realisasi % Nilai kinerja anggaran KKP 80-90% 81,40% 101,75% Kedepan untuk peningkatan kinerja anggaran agar dilakukan: Penyampaian capaian out put secara berkala (bulanan) oleh seluruh Satker pengelola APBN KKP di tahun berjalan. Penyusunan target penyerapan anggaran dilakukan secara detail sehingga gap antara penyerapan dengan rencana penarikan semakin kecil. 2) Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014 Pada tahun 2015 KKP mendapat Opini WTP dengan paragraf penjelasan dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan TA belum tercapainya target LK KKP tahun 2015 mendapat opini WTP murni, dikarenakan: Piutang bukan pajak senilai Rp ,00 pada neraca KKP Per 31 Desember 2014 belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Aset Tak Berwujud (ATB) senilai Rp ,00 pada neraca KKP per 31 Desember 2014 belum sepenuhnya memperhitungkan biaya atas ATB tersebut. Tabel 3.9. Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014 Indikator Target Realisasi % Opini BPK atas LK KKP WTP WTP DPP 90 [ 26 ] Laporan Kinerja KKP 2015

36 3.2.2 Internal Process Perspective Internal Process Perspective merupakan bisnis proses dilingkup Unit Kerja KKP untuk menghasilkan output guna mendukung capaian kinerja di level Customer Perspective. E. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Hanya terdapat satu indikator dalam sasaran ini yaitu: Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Nilai indikator tersebut merupakan indikator baru yang penilaiannya terdiri dari tiga aspek, yaitu: (i). Tata kelola, (ii). Biofisik dan (iii) Sosial Ekonomi. Tabel Kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP Nama IKU Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP Target (%) Realisasi (%) % ,14 Realisasi indikator pembentuk kinerja efektifitas tatakelola SDKP di tahun 2015 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel Indikator pembentuk kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP No Indikator Pembentuk Realisasi 1. Jumlah hasil litbang KP yang 12 terekomendasi untuk masyarakat dan/atau industri 2. Utilitas UPI Jumlah rekomendasi dan inovasi 21 Litbang yang diusulkan untuk menjadi bahan kebijakan 4. Sertifikat Pembudidaya CBIB, Sertifikat HACCP, Sertifikat SKP, Sertifikat CKIB Sertifikat CPIB Jumlah resolusi dan CMM RFMO 3 yang di implementasikan 10. Jumlah Lokasi kawasan laut, 46 wilayah pesisir yang memiliki rencana zonasi dan/atau masterplan, bussiness plan, yang ditetapkan menjadi peraturan perundangan 11. Jumlah Rancangan Standar 23 Nasional Indonesia (RSNI) dan sertifikasi dari inovasi alat penangkap standar dan sertifikasi dari inovasi kapal perikanan, alat penangkap ikan dan alat bantu penangkap ikan yang dihasilkan. Nilai indikator kinerja efektifitas tatakelola SDKP diperoleh dengan cara membandingkan realisasi komponen pembentuk dengan nilai rujukan sesuai dengan indikator. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 27 ]

37 Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan KKP untuk mencapai kinerja tersebut antara lain: a. Menjaga keberlanjutan sumber daya lobster, kepiting dan rajungan: Ditetapkannya Permen KP No. 1 Tahun 2015 yakni pembatasan penangkapan tiga spesies perikanan penting yakni Lobster Panulirus spp.), Kepiting (Scyla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.). KKP telah melakukan pelepasliaran ke alam terhadap lobster, kepiting dan rajungan bertelur dan ukuran tertentu yang ditangkap oleh nelayan di beberapa lokasi (utamanya di Bali dan NTB). b. Perlindungan terhadap penyu: KKP telah mengeluarkan Surat Edaran Kepada Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala Dinas KP Provinsi dan Kab/Kota, UPT lingkup KKP nomor 526/MEN-KP/VIII/2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan atau Produk Turunannya. 6 species yang dilindungi yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmocheyls imbricata), Penyu Tempayan (Caretta caretta), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Ridel/Abu-abu (Lepidochelys olivacea), Penyu Pipih (Natator depressa). c. Menjaga ekosistem sumber daya ikan untuk penghidupan nelayan: Telah dikeluarkannya Permen KP nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di WPP Negara Republik Indonesia. Melakukan penindakan upaya markdown ukuran kapal melalui pengukuran ulang kapal dan KKP membuka gerai perizinan di 4 lokasi. d. Menjaga keberlangsungan stok ikan tuna untuk nelayan Indonesia dan pasokan dunia: Menerbitkan Permen KP nomor 4 Tahun 2015 tentang Larangan Penangkapan Ikan di WPP-NRI 714 (Laut Banda) pada bulan Oktober s.d. Desember. e. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk menjamin ketersediaan dan stabilitasi harga: Implementasi SLIN koridor Sulawesi- Jawa untuk komoditas ikan pelagis kecil yang umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pindang dan konsumsi ikan masyarakat. Pembangunan cold storage 300 ton di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, 400 ton di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Lamongan dan ton di PPS Nizam Zachman Jakarta. f. Konservasi spesies ikan hiu telah dikeluarkan Permen KP nomor 59/PERMEN-KP/2014 tentang Larangan Pengeluaran Ikan Hiu Koboi (Carcharhinus longimanus) dan Ikan Hiu Martil (Sphyrna spp.) dari Wilayah Negara Republik Indonesia ke luar Wilayah Negara Republik Indonesia. g. Pengendalian daya dukung ekosistem terhadap usaha budidaya di perairan umum dengan diantaranya melakukan kajian jumlah budidaya keramba yang ideal agar tidak mencemari waduk. h. Rehabilitasi ekosistem dan pengelolaan kawasan konservasi. Melakukan Rehabilitasi Kawasan Pesisir Pantura Jawa, pada tahun 2015 dibangun 2,64 km sabuk pantai, 14,16 km rekayasa hybrid dan penanaman 3,6 juta batang mangrove. [ 28 ] Laporan Kinerja KKP 2015

38 F. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif. Pada sasaran ini untuk mengukur keberhasilan digunakan 2 (dua) indikator. 1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu. Pada Tahun 2015 terdapat 198 kasus tindak pidana kelautan dan perikanan. Dari kasus tersebut, sebanyak 9 kasus dalam tahap pemeriksaan pendahuluan, 39 kasus direkomendasikan untuk diberikan pembinaan/sanksi administrasi, 149 kasus ditindaklanjuti pemberkasan penyidikan dengan tahapan: 10 kasus masih dalam proses penyidikan P19, 2 kasus P21, 15 kasus masuk tahap II, 12 kasus masih dalam proses persidangan, 5 kasus banding, 9 kasus kasasi, dan 96 kasus sudah memiliki keputusan berkekuatan hukum tetap (inkrach). Tabel Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik. Indikator Kinerja Utama Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang akuntabel dan tepat waktu 2) Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%). Tabel Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan. Indikator Kinerja Utama Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) Target Realisasi % 82 93, Target Realisasi % 70 95,75 136,79 Untuk mengukur indikator ini dilakukan melalui jumlah rata-rata capaian dua indikator pembentuk yaitu: Tabel Indikator pembentuk Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%). Indikator pembentuk Target Realisasi % 1. Persentase penyakit ikan eksotik yang dicegah masuk ke dalam wilayah RI 2. Tingkat keberhasilan pemberantasan dan penanggulangan pelanggaran karantina ikan ,5 Rata-rata 95,75 Kegiatan KKP yang telah dilakukan untuk mendukung tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, antara lain yaitu: a. Dilakukan pelepasliaran ke alam sebanyak ekor kepiting ekor lobster, ekor kura-kura moncong babi (masuk dalam CITES). b. KKP telah melakukan penolakanpenolakan terhadap: Pengiriman komoditas lobster beku sebanyak 763 kg; kepiting soka sebanyak ekor dan rajungan beku sebanyak ekor. Ekspor sirip hiu koboi sebanyak kg dan frozen shrimp, salted jellyfish, dll sebanyak 26 shipment/36 kontainer Pemasukan teri dari Malaysia sebanyak kg. Ekspor ilegal mutiara sebanyak 114 kg. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 29 ]

39 3.2.3 Customer Perspective Pada level customer perspective ini memuat 4 (empat) sasaran KKP yang diurai menjadi 9 indikator. G. Sasaran Strategis: Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP. Terdapat 2 (dua) indikator sebagai ukuran keberhasilan dengan uraian prestasi kinerja sebagai berikut. 1) Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%). Capaian IKU ini sebesar 82,35% dari target sebesar 70% (persentase capaian 117%). IKU tersebut merupakan indikator kinerja baru didalam Renstra KKP Apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 87%, capaian tahun 2015 sebesar 82,35% menunjukkan bahwa target kepatuhan sampai dengan periode Renstra sangat dimungkinkan akan tercapai. Tabel Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%). Nama IKU Target Realisasi % Capaian b. Operasi Kapal Pengawas di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Pada tahun 2015, operasi kapal pengawas dalam rangka Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) telah dilakukan di seluruh WPP-NRI dengan rata-rata hari operasi sebanyak 277 hari layar di wilayah barat dan 257 hari layar di wilayah timur. c. Penindakan hukum yang telah dilakukan oleh KKP berupa: Penenggelaman kapal ilegal sebanyak 113 kapal. Pemeriksaan kapal. Penyelesaian 198 kasus pelanggaran. Pemulangan sebanyak ABK Asing atas kasus perbudakan di Benjina ke negara asal. Pemulangan sebanyak 64 nelayan RI karena melakukan pelanggaran di negara lain. 157 unit Kapal Ilegal telah ditangkap. d. Pembangunan sarana pengawasan berupa 4 unit Kapal pengawas 60 meter, 4 unit Kapal Pengawas 32 meter, 20 unit Speedboat, 20 unit Rubber Boat, 1 Pusat Pengendalian (Puskodal) pengawasan terintegrasi. Juga dilakukan pembinaan kepada Pokmaswas dan diangkat sebanyak 60 PPNS Perikanan dan 100 Polsus PWP3K. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP (%) 70 82,35 117% Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk mendukung capaian IKU tersebut adalah: a. Pemantauan kapal perikanan melalui Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP)/Vessel Monitoring System (VMS). [ 30 ] Laporan Kinerja KKP 2015

40 2) Jumlah Pulau-Pulau Kecil (PPK) yang Mandiri. Pulau-pulau kecil yang mandiri adalah pulaupulau kecil yang diupayakan untuk mampu memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang ada melalui pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu berbasis pulau-pulau kecil sehingga diharapkan dapat menciptakan peluang investasi, meningkatkan produksi perikanan tangkap, meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya di pulau-pulau kecil, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau kecil. Target jumlah PPK yang mandiri di Tahun 2015 adalah sebanyak 5 pulau, dan telah terealisasi 5 pulau (100%). Tabel Jumlah PPK yang Mandiri Nama IKU Target Realisasi % Jumlah PPK yang Mandiri % Tabel Daftar PPK yang Mandiri No. Nama Pulau Kabupaten/Kota Provinsi 1 Simeulue Simeulue Aceh 2 Bunguran Natuna Kepulauan Riau 3 Sangihe Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara 4 Yamdena Maluku Maluku Tenggara Barat 5 Kolepon Merauke Papua Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk pengembangan PPK yang mandiri yaitu Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di PPK dan/atau kawasan perbatasan yang melibatkan seluruh Eselon I KKP, K/L lain, Pemerintah Daerah, BUMN dan masyarakat. H. Sasaran Strategis: Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan Terdapat 7 (tujuh) indikator yang mendukungnya seperti diuraikan sebagai berikut. 1) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan: Tabel Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan Nama IKU Target Realisasi % Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan 20% 33% 165 Tabel Komponen pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan No. Indikator Pembentuk Target Realisasi % 1. Jumlah WPP yang dikelola sesuai RPP Jumlah kawasan konservasi perairan, pesisir dan PPK yang meningkat efektifitas pengelolaannya 3. Jumlah kawasan pesisir rusak yang pulih kembali 4. Jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan 5. Luas kawasan 16,5 17,3 104,84 konservasi (juta ha) Laporan Kinerja KKP 2015 [ 31 ]

41 Dengan kegiatan pendukung yang sudah dilakukan oleh KKP yaitu: a. Pemetaan potensi sumberdaya KP di 3 WPP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan. b. Peningkatan efektifitas pengelolaan 17 kawasan konservasi perairan pesisir, dan pulau-pulau kecil di kawasan konservasi. Tabel Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK yang Meningkat Efektivitas Pengelolaannya No Level Status Lokasi Kawasan 1. Emas 1. TWP Kepulauan Anambas, Kepri 2. Perak 2. TWP Pulau Pieh, Sumbar 3. TWP Gili Matra (Meno, Aer, Trawangan), NTB, 4. TWP Kep Kapoposang, Sulawesi Selatan, 5. TWP Pulau Padaido, Papua, 6. TNP Laut Sawu, NTT, 7. TNP Laut Banda, Maluku, 8. SAP Kepulauan Aru Bagian Tenggara, Maluku, 9. SAP Raja Ampat, Papua Barat 10. SAP Waigeo Sebelah Barat, Papua 11. KKPD Sabang, NAD 12. KKPD Sukabumi, Jabar 13. zkkpd Batang, Jawa Tengah 14. KKPD Nusa Penida, Klungkung Bali 15. KKPD Alor, NTT 16. KKPD Raja Ampat, Papua Barat 3 Perunggu 17. KKPD Selayar, Sulawesi Selatan c. Pemulihan kembali kawasan pesisir rusak melalui upaya rehabilitasi, peningkatan ketangguhan, dan pengendalian pencemaran. d. Pengelolaan WPP sesuai Rencana Pengelolaan Perikanan sebanyak 3 (tiga), yakni: WPP 718 mencakup wilayah Laut Aru, Laut Arafuru dan Laut Tomini bagian Timur yang telah pengelolaannya telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 54 Tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan WPPNRI 718 Gambar 3.8. WPP 718 [ 32 ] Laporan Kinerja KKP 2015

42 WPP 716 mencakup wilayah Laut Sulawesi sebelah utara Pulau Halmahera yang persentase implementasi rencana aksinya mencapai 80 persen Gambar 3.9. WPP 716 WPP 573 mencakup perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timor bagian barat yang persentase implementasi rencana aksinya mencapai 81,25 persen Gambar WPP 573 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 33 ]

43 Pengelolaan kawasan konservasi pada tahun 2015 seluas 17.3 juta ha atau km 2, dimana capaiannya melebihi target (108,44%) dari target seluas 16,5 juta Ha atau km 2. Kawasan konservasi ini merupakan luasan kumulatif dari tahun-tahun sebelumnya. Pencapaian target ini dicapai oleh penambahan luas kawasan konservasi perairan sebesar ha atau 8.516,7 km 2. Rincian penambahan luas kawasan konservasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK di Indonesia Tahun 2015 No Kawasan Konservasi Jumlah Kawasan Luas (Ha) 1 Dikelola Kemenhut ,55 Taman Nasional Laut ,30 Taman Wisata Alam Laut ,00 Suaka Margasatwa Laut ,25 Cagar Alam Laut ,00 2 Dikelola KKP dan Pemda ,23 Taman Nasional Perairan ,82 Suaka Alam Perairan ,00 Taman Wisata Perairan ,20 Kawasan Konservasi Perairan Daerah ,21 Jumlah Total ,78 ZONA INTI ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN [ 34 ] Laporan Kinerja KKP 2015

44 2) Nilai Peningkatan Ekonomi KP. Sumberdaya KP sama dengan asset yang memiliki nilai ekonomi, karena akan menghasilkan arus barang dan jasa berbagai bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi baik subsisten maupun yang komersial. Nilai indikator Kinerja Peningkatan Ekonomi KP diperoleh dengan cara membandingkan realisasi komponen pembentuk (tabel 3.23) dengan nilai rujukan sesuai dengan indikator, yaitu nilai investasi, dan intervensi modal (contohnya penyaluran kredit). Pada tahun 2015 capain kinerjanya sebagai berikut. Tabel Nilai peningkatan KP Nama IKU Target Realisasi % Peningkatan Nilai Ekonomi KP 59% 72% 122,03 Peningkatan nilai ekonomi KP dari investasi dan intervensi modal melalui penyaluran kredit di tahun 2015 sebagai berikut Tabel Indikator pembentuk Nilai ekonomi KP Tahun 2015 No Indikator pembentuk Realisasi Nilai (Rp. Triliun) Capaian (%) 1. Nilai investasi PDS 4, Nilai investasi PB (kumulatif) 23, Nilai investasi bidang PRL 0, Nilai investasi bidang PT 27, Jumlah penyaluran kredit bidang PT Jumlah penyaluran kredit bidang PB 0, Jumlah penyaluran kredit bidang PDS 0, Nilai ekspor (USD miliar) 3,95*) 67,41% Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung peningkatan nilai ekonomi KP adalah: a. Investasi bidang perikanan antara lain adalah: (i) penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan sejumlah bidang dan Sertifikat Hak Atas Tanah (Sehat) Nelayan sebanyak bidang (ii) Temu Nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor dengan stakeholder; dan (iii) penyediaan bahan informasi dan promosi dalam rangka mendukung penyebarluasan informasi dan promosi usaha perikanan. b. Penyaluran kredit yang disalurkan melalui lembaga keuangan dan sumber pembiayaan lainnya, seperti lembaga keuangan non bank, program CSR/PKBL dan koperasi, melalui kerja sama dengan OJK Program JARING). c. Skema Kredit Program yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Laporan Kinerja KKP 2015 [ 35 ]

45 3) Produksi Perikanan (juta ton). Produksi perikanan dihitung dari penjumlahan hasil produksi perikanan tangkap dan hasil produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2015 tercapai produksi perikanan sebanyak 23,99 juta ton atau 99,23% dari target sebanyak 24,12 juta ton. Tabel Produksi Perikanan Tahun 2015 Nama IKU Target Realisasi % Produksi Perikanan (juta ton): Produksi Perikanan Tangkap Produksi perikanan budidaya 24,12 23,99 99, ,52 103,51 17, ,87 Produksi perikanan selama lima tahun terakhir secara tabulasi sebagai berikut. Tabel Produksi Perikanan Produksi Tahun Perikanan Tangkap 5,86 6,70 6,52 Perikanan Budidaya 13,70 14,52 17,47 Jumlah 19,56 21,22 23,99 Produksi perikanan di tahun 2015 jika dibandingkan dengan produksi perikanan tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 13%, apabila dibandingkan dengan target produksi sampai akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 39,97 juta ton, capaian saat ini sudah mencapai 60,02%. Produksi perikanan tahun 2015 sebesar 23,99 juta ton terdiri dari produksi perikanan budidaya sebesar 17,47 juta ton (72,82%), dan produksi perikanan tangkap sebesar 6,52 juta ton (27,18%). Pengelolaan perikanan tangkap lebih ditekankan pada pengendalian dan keberlanjutan, sehingga peran perikanan budidaya dijadikan tumpuan dalam melipatgandakan produksi perikanan secara nasional. a. Produksi Perikanan Tangkap Realisasi produksi perikanan tangkap di tahun 2015 sebanyak 6,52 juta ton atau 103,51% dari target sebesar 6,30 juta ton. Dengan komposisi produksi dari perairan laut sebesar 6.07 juta ton atau 93,02% dan sebesar 0,46 juta ton atau 6,98% dari perairan umum. Jenis ikan hasil tangkapan di perairan laut sebagian besar adalah jenis ikan cakalang (skipjack tuna), layang (scad), kembung (short-bodied mackerel), madidihang (yellowfin tuna) dan tongkol krai (frigate tuna), sedangkan di perairan umum didominasi oleh ikan jenis gabus (snakehead murrel), baung (asian redtail catfish), nila (nile tilapia), lele (walking catfish) dan patin jambal (cat fishes). Tabel Komposisi Produksi Perikanan Tangkap Nama IKU Nilai Produksi Perikanan Tangkap Realisasi Tahun ** 2015*** 85,12 108,53 116,315 Perairan Laut 77,35 99,90 106,914 Perairan Umum 7, * sesuai target pada Renstra DJPT, ** Angka sementara, *** Angka sangat sementara b. Produksi perikanan budidaya. Produksi perikanan budidaya tahun 2015 mencapai 17, 47 juta ton (angka sementara) atau 97,58% dari target 17, 9 juta ton. Selama kurun waktu produksi perikanan budidaya memperlihatkan tren yang positif dengan kenaikan rata-rata sebesar 22,17%. Sementara kenaikan produksi dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 21,64% bila dibandingkan [ 36 ] Laporan Kinerja KKP 2015

46 dengan produksi tahun 2015 maka baru mencapai 55,77% dari target Produksi sementara perikanan budidaya tahun 2015 masih didominasi oleh rumput laut sebesar 11,68 juta ton atau mencapai 66,87% dari total produksi perikanan budidaya, sedangkan ikan mencapai 28,95% dan udang sebesar 4,18% dari total produksi. Tidak tercapainya target produksi budidaya antara lain karena: 1. Kondisi alam el nino kemarau panjang berpengaruh pada ketersediaan air, mengganggu pertumbuhan ikan dan produksi. 2. Penyakit white fisces pada udang menyebabkan terjadinya panen dini atau gagal panen. 3. Makin sedikitnya pakan alami 4) Produksi garam rakyat (juta ton) Tidak tercapainya target produksi garam diantaranya karena: Keterlambatan pencairan bantuan sarana dan permodalan yang disebabkan karena keterlambatan penyediaan bantuan geoisolator sebagai alat peningkat mutu dan produksi garam. Rencana korporatisasi garam yang menghendaki penyatuan hamparan produksi garam, hal ini menyebabkan lebih lamanya proses persiapan produksi garam. Perkembangan harga garam yang salah satunya ditengarai karena rembesan garam impor, banyak petambak atau calon petambak garam yang tidak terlalu berani berspekulasi untuk menginvestasikan modalnya untuk produksi garam. Dari target produksi garam rakyat yang dihasilkan sebesar 3,3 juta ton, hingga akhir masa tanam 2015 mampu berproduksi sebesar 2.92 juta ton (tercapai 88,35% dari target). Meskipun produksi garam rakyat tahun ini tidak tercapai, jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 jumlahnya meningkat yaitu dari 2,5 juta ton di tahun 2014, pada tahun 2015 meningkat menjadi 2,9 juta ton atau naik 16%. Kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk meningkatkan produksi garam rakyat yaitu: Memberikan bantuan geoisolator sebanyak 8.56 juta m 2 di 29 Kab/Kota Membangun prasarana berupa 100 unit gudang/collecting point, jaringan irigasi sepanjang 5,3 km, jalan produksi 2,9 km. Memberi bantuan kepada usaha garam rakyat sebanyak 44 paket di 44 Kab/Kota Mengadakan sebanyak 104 unit kendaraan roda tiga pengangkut garam di 20 kab/kota untuk masyarakat. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 37 ]

47 5) Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) Pada tahun 2015 nilai ekspor hasil perikanan ditargetkan sebesar USD 5,86 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor hasil perikanan Indonesia periode Januari-Desember 2015 mencapai USD 3,95 Milyar (data sementara s/d Desember 2015), atau tercapai 67,41%. Komoditas utama ekspor hasil perikanan tahun 2015 adalah udang (41%), TTC (15%), kepiting/rajungan (8%), rumput laut (5%), dan cumi-cumi/gurita/sotong (5%). Tabel Nilai Ekspor Produk Perikanan Tahun 2015 Nama IKU Target Realisasi % Nilai Ekspor Produk Perikanan (USD miliar) 5,86 3,95 67,41 Pencapaian nilai ekspor hasil perikanan tahun 2015 menurun 14,87% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2014, yang mencapai USD 4,64 miliar. Namun demikian beberapa komoditas perikanan unggulan ke negara-negara tujuan utama, seperti komoditas Tuna, kinerja ekspornya menunjukan kinerja yang positif di negara tujuan Amerika Serikat. Membaiknya kinerja perdagangan komoditas tuna terlihat dari terus tumbuhnya kontribusi Indonesia dalam memasok kebutuhan komoditas Tuna USA. Pada periode Januari - September , pertumbuhan impor TTC di USA dari Indonesia mencapai 26,71% (dalam volume) dan 31,49% (dalam nilai). Dalam hal ini Thailand dan Filipina bahkan menunjukan pertumbuhan yang negatif (UN Comtrade 2015) Pertumbuhan Impor TTC di USA (Jan-Sep ) Indonesia Thailand Philippina Vietnam Volume Nilai Gambar Pertumbuhan Impor TTC di USA Menurunnya kinerja ekspor komoditas tuna Thailand di pasar USA diduga kuat sebagai dampak dari menurunnya pasokan bahan baku komoditas tuna Thailand dari Indonesia. Pasca kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks Asing, pasokan ikan Indonesia ke Thailand menurun tajam. Data UN-Comtrade (2015) menunjukan bahwa impor ikan Thailand dari Indonesia Pasca Moratorium Kapal Eks Asing berada dibawah 10 ribu ton per bulan, sementara sebelum kebijakan tersebut impor ikan Thailand dari Indonesia rata-rata lebih dari 17 ribu ton. [ 38 ] Laporan Kinerja KKP 2015

48 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 30,000 Sebelum kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks Asing Pasca kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks Asing 25,000 24,457 21,461 20,000 15,000 13,989 12,251 18,831 17,723 18,822 15,756 13,888 16,451 15,186 10,000 5,000 10,055 9,689 6,976 6,152 4,292 3,162 4,407 4,925 6,278 9,110 - Sumber BPS diolah Ditjen PDS, 2015 Gambar Perkembangan Volume Ekspor Ikan Indonesia ke Thailand Sebelum dan Pasca Moratorium Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target nilai ekspor produk perikanan tahun 2015 antara lain: a. Penurunan total nilai impor hasil perikanan di beberapa negara tujuan utama. Berdasarkan data UN Comtrade 2015 periode Januari-Oktober 2015 terdapat penurunan impor perikanan di negara USA menurun 7,5% dibanding 2014 dari USD 18,3 miliar menjadi USD 16,9 miliar, Jepang menurun 10% dibanding 2014 dari USD 12,9 miliar menjadi USD 11,6 miliar, UE (28 Negara) menurun 13,4% dibanding 2014 dari USD 35,8 miliar menjadi USD 31,0 miliar. b. Berdasarkan data BPS, beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan harga, diantaranya adalah harga ekspor udang menurun 22% dibanding 2014 (walaupun volume naik 0,7% atau setara USD 436 Juta), harga ekspor rumput laut menurun 27% dibanding 2014 (walaupun volume naik 3% atau setara dengan USD 72 Juta) dan harga ekspor kepiting menurun 10% dibanding 2014 (setara dengan USD 33 Juta). Secara rinci volume dan nilai ekpor perkomoditas utama sebagaimana tabel berikut. Tabel Volume dan Nilai Ekspor per Jenis Komoditas Tahun 2015 N0 Komoditas Volume (ton) Nilai (USD 000) 1 Udang 193,133 1,627,052 2 Tuna-Tongkol- 173, ,699 Cakalang 3 Kepiting-Rajungan 23, ,180 4 Rumput Laut 216, ,790 5 Cumi-cumi-sotonggurita 98, ,649 6 Tilapia 14,735 89,817 7 Lobster 2,578 30,873 8 Kerapu 7,035 33,396 9 Ikan Hias 1,465 19, Mutiara 29 31, Kekerangan 7,812 20, Lainnya 345, ,280 Jumlah 1,084,757 3,956,392 Sumber: BPS diolah Ditjen PDSPKP Laporan Kinerja KKP 2015 [ 39 ]

49 Cumulative Value (USD million) Apabila pencapaian nilai ekspor hasil perikanan tahun 2015 dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, posisi tahun 2015 telah mencapai 41,4%, dari target tahun 2019 sebesar USD 9,54 miliar.ekspor hasil perikanan dalam periode lima tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,52% per tahun. Tabel Pencapaian IKU Nilai Ekspor Tahun Indikator Kinerja Utama Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) Tahun Pertumbuhan (%) ,52 3,85 4,18 4,64 3,95 3,52-14,87 Selanjutnya apabila dilihat dari neraca perdagangan ekspor impor hasil perikanan, selama tahun 2015 mengalami surplus dengan prosentase nilai impor dibawah 12% dari total nilai ekspor, seperti grafik berikut. 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, EXPORT IMPORT BALANCE 654 1, ,361 1,232 1,688 1,525 2,022 1, JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC 2,279 2,047 Sumber: BPS diolah Ditjen PDSPKP Gambar Neraca Perdagangan Produk Perikanan Tahun ,600 2,329 2,920 2,615 3,277 2,946 3,618 3,261 3,956 3,578 Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan, antara lain dilakukan melalui: pembangunan sistem rantai dingin (11 unit ice flake machine, 44 unit cold storage), 23 Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan dan 15 Pusat Promosi dan Pemasaran Hasil Perikanan, 27 sentra pengolahan hasil perikanan dan 15 lokasi pengembangan produk non pangan di sentra perikanan terpadu, 22 unit mobil ATI (alih teknologi dan informasi) dan 113 unit sarana distribusi berupa 47 truk berpendingin dan 66 bak terbuka. Beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan, antara lain: a. Memanfaatkan peluang di pasar tradisional (USA, Jepang, UE) sebagai akibat beberapa negara kompetitor kekurangan bahan baku. b. Memanfaatkan peluang di pasar di Timur Tengah, Afrika dan Rusia. c. Memperbaiki distribusi pasokan bahan baku. d. Membuka peluang investasi dibidang pengolahan dan cold storage. e. Meningkatkan produksi komoditas dengan harga premium dan membuka gateway services dari lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan. f. Melaksanakan Marine and Fisheries Business and Investment Forum dengan stakeholders dan negara sahabat. [ 40 ] Laporan Kinerja KKP 2015

50 6) Konsumsi ikan (kg/kap/thn) Pada tahun 2015, target konsumsi ikan nasional ditetapkan sebesar 40,9 kg/kapita, capaian sementara angka konsumsi ikan nasional adalah sebesar 41,11 kg/kapita atau mencapai 100,51%. Pencapaian tahun 2015 ini meningkat sebesar 7,79% apabila dibandingkan dengan konsumsi ikan nasional pada tahun 2014, yakni sebesar 38,14 kg/kapita. Konsumsi ikan tahun 2015 ini mencapai 75,45% apabila dibandingkan dengan target RPJMN sebagaimana tercantum pada Renstra , yakni sebesar 54,49 kg/kapita pada tahun Pada tahun 2015 angka konsumsi ikan di seluruh provinsi di Indonesia telah mencapai di atas 20 kg/kapita. Peta tingkat konsumsi seperti pada tabel dan gambar berikut Tabel Tingkat Konsumsi ikan/kapita/tahun Nama IKU Target Realisasi % Konsumsi Ikan/Kapita/Thn (kg) 40,90 41,11 100,51 Gambar Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita Kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan konsumsi ikan yang dilaksanakan oleh KKP antara lain: a. Menggalakan Gemarikan yang didukung oleh Forum Peningkatan konsumsi ikan (FORIKAN) b. Membangun Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang diharapkan dapat menjamin ketersediaan ikan sepanjang tahun. c. Terbitnya Perpres Nomor 71 tahun 2015 tentang Penentuan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, dimana ikan tuna, tongkol, cakalang (TTC), kembung dan bandeng termasuk dalam barang kebutuhan pokok. d. Membangun lima sentra kuliner dan penyelenggaraan bazar. Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian IKU peningkatan konsumsi ikan/kapita adalah: a. Konsumsi ikan antar wilayah masih belum merata. b. Pola konsumsi ikan masyarakat di Provinsi Bengkulu, DIY, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Laporan Kinerja KKP 2015 [ 41 ]

51 Banten, dan Jawa Barat masih lebih rendah dibandingkan pangan asal ternak. c. Ketersediaan produk masih terkendala dalam penyimpanan dan distribusi dari sentra produksi ke sentra konsumen. Tindak lanjut dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain: a. Kampanye Gemarikan secara terusmenerus khususnya di wilayah yang masih memiliki konsumsi ikan yang rendah. b. Pengembangan SLIN. c. Penyediaan sarana dan prasarana penyimpanan dan distribusi d. Pemantauan ketersediaan/stok dan harga sehingga diantisipasi kekurangan suplai dan gejolak harga. 7) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada KKP bersumber dari penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) dan penerimaan Non Sumber Daya Alam (Non SDA). Penerimaan SDA diperoleh dari Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP), Pungutan Hasil Perikanan (PHP) dan Pungutan Perusahaan Perikanan Asing (PPA). Selanjutnya, penerimaan Non SDA diperoleh dari Jasa Pelabuhan Perikanan dan Jasa Pengembangan Penangkapan Ikan, Jasa Pengembangan Budidaya Perikanan, Jasa Pengembangan & Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jasa Riset Kelautan dan Perikanan, Jasa Penerimaan Pendidikan dan Pelatihan, Jasa/Sensor Karantina Ikan dan Jasa Penyewaan Fasilitas di lingkup KKP. Sejak tiga tahun terakhir yaitu 2013 s.d 2015 adanya peningkatan target SDA mempengaruhi realisasi target PNBP KKP dimana nilai SDA memiliki proporsi yang sangat besar dari total PNBP KKP secara keseluruhan. Pada tahun 2015, target SDA mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp dari target SDA tahun 2014 sebesar Rp atau meningkat sebesar 131,52%. Penerimaan SDA tahun 2015 dari target sebesar Rp , realisasi sampai dengan akhir tahun hanya mencapai Rp atau sebesar 13,39%. Untuk penerimaan SDA tahun 2015 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya selalu melebihi target atau sebesar Rp atau 135,34%. Realisasi PNBP untuk kelompok non SDA bersumber sebagai berikut. Tabel Realisasi PNBP dari non SDA dan SDA No Unit Kerja TAHUN 2015 Target Realisasi % I SDA ,39 Ditjen P.Tangkap Total SDA ,39 II Non SDA 1 Ditjen P.Tangkap ,72 2 Ditjen P.Budidaya ,22 3 Ditjen P2HP ,09 4 Balitbang KP ,54 5 BPSDMKP ,88 6 BKIPM ,57 Total Non SDA ,34 TOTAL ,01 [ 42 ] Laporan Kinerja KKP 2015

52 PNBP (Rp.Juta) Realisasi PNBP (Rp. Juta) Jika dibandingkan antara realisasi PNBP tahun 2015 dengan realisasi PNBP tahun 2014 ditargekan kenaikan 5% yaitu: Untuk kelompok non SDA: realisasi 2014 sebesar Rp realisasi 2015 sebesar Rp Untuk kelompok non SDA: realisasi tahun 2014 sebesar Rp realisasi 2015 sebesar Rp Untuk SDA + non SDA: realisasi 2014 sebesa Rp realisasi 2015 sebesar Rp Sehingga capaian kinerja kenaikan PNP sektor KP adalah seperti pada Tabel di bawah ini Tabel Peningkatan PNBP sektor KP Nama IKU Target Realisasi % Peningkatan PNBP sektor KP (SDA + non SDA) Dalam Persen (%) Rp Rp (kenaikan 5%) 48,83 46,51 22,520 20,020 17,520 15,020 12,520 10,020 7,520 5,020 2, ,344 18, ,016 1,777 20,024 Gambar Realisasi PNBP sektor KP tahun 2015 dalam grafik. Realisasi PNBP per kelompok SDA dan non SDA selama lima tahun terakhir. 300, , , , , ,445 Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pengolahan dan Pemasaran HP Litbang KP Pengembangan SDM Karantina Ikan dan Pengamanan Mutu SDA NON SDA 100,000 39,919 77,477 60,902 60,940 52,956 59, Gambar Realisasi PNBP Tahun Untuk menaikan penerimaan negara dari PNBP di sektor kelautan dan perikanan dan peningkatan pelayanan di tahun mendatang, akan dilakukan sebagai berikut: 1) Penyusunan kebijakan baru tentang usaha perikanan tangkap yang kondusif dengan merevisi peraturan yang sekarang berlaku. Sebagai contoh dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 7 Oktober PP baru ini menggantikan PP Nomor 58 tahun 2002 tentang PNBP di sektor jasa riset kelautan dan perikanan, serta PP Nomor 19 tahun 2006 tentang perubahan kedua PP Nomor 60 tahun 2002 tentang PNPB Sektor Kelautan dan Perikanan. Secara garis besar, tarif dan jenis PNBP baru dalam PP ini menyesuaikan nilai pungutan dengan perkembangan harga pada saat ini. 2) Membuka gerai perizinan di daerah untuk kapal kapal mark down; 3) Akan melaksanakan percepatan mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu(PTSP). Laporan Kinerja KKP 2015 [ 43 ]

53 I. Sasaran Strategis: Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif. Dalam sasaran ini terdapat 1 (satu) indikator dengan prestasi masingmasingnya sebagai berikut. Indeks efektifitas kebijakan pemerintah. Untuk mengukur indikator ini dengan menggunakan salah satu variabel pembentuknya Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik KKP yang sudah menggunakan sistem elektronik pelayanan publik (epp-kkp), yang diukur secara berkala triwulanan. Tabel Indeks efektifitas kebijakan pemerintah Indikator Target Realisasi % Indeks efektifitas kebijakan pemerintah 6 8,1 135 Pada penilaian epp-kkp menggunakan skala dengan nilai A-D, kemudian dikonversikan ke skala 1-10 dengan nilai yang sama. Indeks Kepuasan Konsumen KKP dengan indikator yang dinilai adalah: Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan, Kejelasan Petugas Pelayanan, Kedisplinan Petugas Pelayanan, Integritas Pelayanan, Kemampuan Petugas, Kecepatan Pelayanan, Keadilan Mendapatkan Pelayanan, Kesopanan dan Keramahan Petugas, Kewajaran Biaya Pelayanan, Kepastian Biaya Pelayanan, Transparansi Pelayanan, Kenyamanan Lingkungan dan Pengelolaan Pengaduan Masyakarat. Selama tahun 2015 prestasi yang sudah diraih oleh KKP yaitu: Indeks Integritas Pelayanan Publik KKP nilai 2 dari target 2 tercapai 100%; Jumlah unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) sebanyak 3 unit dari target 4 unit (75%); Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) 70,51 dari target 70 (100%), mencakup dua penilaian yaitu pengungkit dan hasil; Kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) 80,76 dari target 80 (100) Stakeholder Perspective J. Sasaran Strategis: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP. Terdapat 2 (dua) indikator dengan prestasi kinerjanya sebagaimana uraian berikut. 1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM) KP. Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini, KKP senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh stakeholders kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya. Untuk mengukur IKM KP melalui 2 (dua) dimensi, yakni dimensi sosial kelembagaan dan dimensi ekonomi. Tabel Realisasi IKMKP Tahun 2015 Indikator Target Realisasi % IKMKP 40,45 49, [ 44 ] Laporan Kinerja KKP 2015

54 Tabel Capaian IKM KP ditandai dengan capaian out come kinerja dari: Indikator Target realisasi % 1. Jumlah kelompok pelaku utama/usaha yang meningkat kelasnya dari jumlah ,22 kelompok pelaku utama yang disuluh 2. NTN 104,50 106,14 101,57% 3. NTPi ,66 97,71 4. NTPHP ,01 5. Nilai Tukar Petambak Garam Pendapatan Petambak Garam (Rp) ,99 Nilai NTN dan NTPi Pergerakan Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Pembudidaya Ikan sepanjang tahun 2013 sampai tahun 2015 memiliki pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 0,13 % dan -0,08 % per bulan Gambar NTN dan NTPi tahun Laporan Kinerja KKP 2015 [ 45 ]

55 NTN Nilai tukar nelayan merupakan salah satu indikator kesejahetraan nelayan di Indonesia. NTN tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 1,45% dari 104,63 menjadi 106,15. Indeks Harga DiTerima (IT) nelayan mengalami kenaikan sebesar 8,78%, lebih besar dari kenaikan IB yang mencapai 7,22% sehingga pertumbuhan NTN tetap positif. Perkembangan NTN selama tahun 2015 seperti gambar berikut Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Gambar NTN selama Tahun 2015 Perbandingan NTN tahun 2014 dengan NTN tahun 2015 seperti pada gambar berikut NTN IT P.Umum P.Laut IB KRT BPPBM Gambar NTN tahun 2014 dengan tahun 2015 [ 46 ] Laporan Kinerja KKP 2015

56 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016) terlihat pada tahun 2015 tercatat ada 5 Provinsi yang memiliki Nilai Tukar Nelayan dibawah 100, yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu dan DKI Jakarta. Artinya nelayan di kelima wilayah tersebut mengalami defisit. Sementara itu jika dibandingkan dengan tahun 2014 terlihat ada pergeseran wilayah provinsi yang nilai NTN nya dibawah 100. Pada tahun 2014 Provinsi yang nilai NTnya dibawah 100 adalah Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Barat dan Sumatera Selatan. Nilai NTN Provinsi Sulawesi Barat dan Maluku Utara meningkat tajam menjadi diatas 102. Artinya nelayan dikedua provinsi tersebut mengalami surplus. Kenaikan NTN di kedua provinsi tersebut seiring dengan berhentinya aktivitas kapal asing dan eks asing di wilayah perairan Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Timur. Sehingga produksi ikan nelayan nasional cenderung meningkat. Bahkan memasuki Bulan Januari 2016, Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurut provinsi terlihat mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan yang sama tahun Artinya bahwa kesejahteraan nelayan di tiap provinsi cenderung meningkat. Jumlah provinsi yang memiliki NTN dibawah 100 Gambar NTN per Provinsi Tahun 2015 tahun 2016 hanya ada dua, yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Selatan. Sementara pada tahun 2015 Provinsi yang memiliki NTN dibawah 100 mencapai 6 Provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat. Gambar Nilai Tukar Nelayan Januari 2015 dan Januari 2016 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 47 ]

57 Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan nelayan, upaya yang telah dilakukan KKP antara lain: Memberikan bantuan kepada nelayan berupa 155 unit kapal ikan, bidang Sertifikat Hak atas Tanah Nelayan, unit Sarpras Penangkapan (mesin tempel, long tail, lampu, bengkel kontainer stationary, GPS, fish finder, winch, lacuba (lampu celup bawah air), dan life jacket), 601 paket Bantuan PUMM Perikanan Tangkap. Memberikan bantuan Sekaya Maritim 97 paket (30 Balai Sekaya Maritim, 31 mobil nelayan pintar, 100 bengkel bergerak, 51 jetty mini dan sarana tambat labuh di permukiman nelayan) Mulai tahun 2015 KKP membebaskan pungutan hasil perikanan (PHP) bagi kapal perikanan yang berukuran 10 GT ke bawah sebagaimana tertuang Surat MKP ke para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia Nomor B.622/MENKP/ XI/2014 tanggal 7 November Memberikan perlindungan terhadap nelayan, pembudidaya dan petambak garam. Pada tanggal 30 Juni 2015 Presiden Joko Widodo telah meresmikan beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan memberikan secara simbolis kartu BPJS yang diperuntukan bagi nelayan di Cilacap Jawa Tengah. Membangun Sarpras di 43 Pelabuhan Perikanan dan Pemasangan Sistem Informasi Nelayan Pintar di 11 lokasi. [ 48 ] Laporan Kinerja KKP 2015

58 NTPi Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsisten-nya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi dari bulan Januari Desember 2015 sebesar 99,66 atau telah tercapai 97,71% dari target tahunan, serta 96,76% dari target akhir RPJMN sebesar 103. Capaian rata-rata NTPi tahun 2015 ini menurun dibandingkan dengan capaian ratarata NTPi tahun 2014 sebesar 101,61. NTPi 99,66 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada tahun berikutnya. IKU ini tidak mencapai target karena, hampir di setiap bulan kenaikan lb lebih besar dibandingkan dengan lt. Kenaikan rata-rata pada bulan Januari-Desember 2015 untuk lt Gambar NTPi per Provinsi Tahun 2015 sebesar 0,38 dan lb sebesar 0,34. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan nila, ikan mas, dan ikan gurame. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga (KRT) rata-rata naik sebesar 0,41% dan indeks kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,20%. Namun demikian, NTPi selama Januari Desember 2015 fluktuatif sebagaimana pada gambar berikut Gambar Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2015 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 49 ]

59 Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sebagai akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi. Selain itu juga adanya kemarau panjang/el-nino yang menyebabkan pertumbuhan ikan terganggu sehingga pendapatan pembudidaya juga mengalami penurunan. Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah: (i) pengembangan pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk peningkatan/ pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat KKP telah melakukan langkahlangkah sebagai berikut. a. Pemberian bantuan kepada pembudidaya ikan, antara lain berupa: 258 unit keramba jaring apung di 64 Kab/Kota, 22 provinsi dan 9 UPT DJPB, dengan luas lahan m paket bantuan PUMM Perikanan Budidaya 34 unit Ekskavator di 19 kab/kota dan 9 UPT DJPB, dengan luas layanan ha 220 km lari Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif sebanyak 146 paket di 59 Kab/Kota, 14 provinsi 30 unit mesin pelet 78 unit peralatan tepung ikan ton Bahan Baku Pakan Mandiri untuk 378 kelompok di 133 Kab/Kota, 19 Provinsi 378 unit Kendaraan Roda Tiga Pengangkut Bahan Baku dan Produksi Pakan di 134 Kab/Kota 440 unit Kebun Bibit Rumput Laut di 22 sentra dengan luas 55 ha 24 ha Percontohan Mina Padi di 14 Kab/Kota 3 Laboratorium Kultur Jaringan di BPBL Ambon, BPBL Lombok, BBPBL Lampung 58 Biofloc lele, nila, dan patin di 43 Kab/Kota, 22 Provinsi Memberikan nilai tambah bagi pembudidaya rumput laut, dengan menyediakan 22 sentra kebun bibit rumput laut. Disamping itu, KKP berupaya mengurangi atau melarang ekspor komoditas rumput laut dalam bentuk raw material. b. Bantuan kepada pengolah dan pemasar hasil perikanan, antara lain: Pengadaan 132 paket bantuan peralatan pengolahan ikan dan Sistem Rantai Dingin Bantuan 800 paket bantuan PUMM Poklahsar di 102 Kab/Kota di 20 Provinsi Menyediakan bantuan 15 paket peralatan pengolahan rumput laut Menyediakan bantuan berupa 78 paket peralatan tepung ikan di 38 Kab/Kota di 16 provinsi Pembangunan 11 pabrik tepung ikan. [ 50 ] Laporan Kinerja KKP 2015

60 c. Bantuan kepada petambak garam, antara lain: Memberikan jaminan hasil bagi petani garam, diantaranya menciptakan ketersediaan lahan garam sebanyak 30 ribu hektar, meningkatkan produksi garam nasional sebanyak 3,3 juta ton (meningkat dari tahun 2014 yang sebesar 2,5 juta ton), meningkatkan jumlah produksi garam sebanyak 60 persen, dan meningkatkan harga garam rakyat. Penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta pola usaha yang berbasis klaster Sistem pembiayaan yang lebih baik (resi gudang). d. Bantuan untuk masyarakat di Pulau-pulau Kecil, KKP telah melakukan pembangunan terintegrasi di Pulau-pulau Kecil dan terluar dirintis di lima pulau, yaitu Simeulue, Natuna, Sangihe, Merauke, dan Saumlaki. Pengembangan ekonomi masyarakat di Pulau Kecil dan terluar menjadi salah satu prioritas KKP. e. Memberikan jaminan pembiayaan dan keringanan PPh usaha kelautan dan perikanan, KKP telah melakukan sinergitas dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai salah satu lembaga independen dengan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan di kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiunan, lembaga pembiayaan dan jasa keuangan lainnya. f. Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan, antara lain: Membangun 3 politeknik (poltek) kelautan dan perikanan yaitu di Karawang, Bone, Kupang. Sebanyak 20 ribu orang telah dilatih di bidang penangkapan, budidaya, dan pengolahan ikan, serta garam dan konservasi/non konsumsi. Dibentuk 417 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dan telah melatih masyarakat KP. Terdapat total penyuluh perikanan seindonesia, yang terdiri dari penyuluh PNS, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), penyuluh swadaya, 201 PPTK daerah, 40 penyuluh swasta, dan 77 penyuluh honorer. Membangun Techno Park Kelautan dan Perikanan (TPKP) bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Banyuwangi, Aertembaga, dan Ambon. Menciptakan inovasi IPTEK untuk kepentingan masyarakat. Menciptakan lapangan kerja riil di sektor kelautan dan perikanan. Laporan Kinerja KKP 2015 [ 51 ]

61 2) Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Pertumbuhan PDB perikanan dalam kurun waktu tahun 2015 menunjukan peningkatan diatas PDB nasional dan PDB pertanian. RPJMN tahun 2019 sebesar 12% posisi saat ini sudah mencapai 69,75%. 10 TW IV-2014 TW IV Setiap triwulan, PDB perkanan tumbuh berturut-turut sebesar 8,45% di TW 1, sebesar 7,17% di TW 2, sebesar 8,37% di TW 3 dan 8,89% di TW IV, dengan demikan rata-rata pertumbuhan PDB perikanan tahun 2015 sebesar 8,37% (Sumber BPS, februari 2016). Jika dibandingkan dengann target tahun 2015 sebesar 7%, maka pertumbuhan rata-rata PDB mencapai 8,37% atau mencapai 119,57%. Jika dibandingkan dengan target sampai akhir Gambar Perbandingan PDB Pertanian, Perikanan dan Nasional di TW IV tahun 2014 terhadap tahun 2015 Perbandingan pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode seperti tabel berikut PDB PERTANIAN PDB PERIKANAN PDB NASIONAL Gambar Pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode Laju pertumbuhan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDB nasional yang hanya mencapai 4,79 persen pada tahun * 2015** PDB Pertanian PDB Perikanan PDB Nasional Gambar Pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode [ 52 ] Laporan Kinerja KKP 2015

62 Perbandingan laju pertumbuhan PDB nasional, subsektor Perikanan seperti gambar berikut. KELOMPOK PERTANIAN PERIKANAN NASIONAL Q1 (2014) Q2 (2014) Q3 (2014) Q1 (2015) Q2 (2015) Q3 (2015) (Sumber : BPS Pebruari 2016) Gambar Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun Kontribusi PDB Perikanan terhadap perekonomian nasional sebesar 2,53%. Kegiatan sektor perikanan yang terintegrasi dari hulu ke hilir tidak saja akan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, namun juga akan mampu meningkatkan kontribusi sektor ini dalam perekonomian nasional. Tabel Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2015 Nama IKU Target Realisasi Pertumbuhan PDB Perikanan % Capaian 7,00 8,37 119,57 Pertumbuhan PDB perikanan ini tidak terlepas dari terus membaiknya neraca perdagangan komoditas perikanan nasional, membaiknya kinerja industri perikanan nasional dan terus membaiknya investasi sektor perikanan. Baiknya kinerja ekonomi perikanan tahun 2015 ini tentunya menaruh harapan besar agar pada tahun 2016 ini akan jauh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi 2015 ini pun dapat menunjukkan bahwa industri perikanan nasional mulai bangkit ditengah upaya pemerintah menertibkan kapal-kapal yang kerap melakukan IUU Fishing diwilayah perairan Indonesia. Perikanan Kehutanan dan Penebangan Kayu Jasa Pertanian dan Perburuan Peternakan Tanaman Perkebunan Tanaman Hortikultura Tanaman Pangan Pertumbuhan ekonomi perikanan 2015 tersebut sejalan dengan terus membaiknya tingkat kesejahteraan nelayan, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini menjadi basis kapal-kapal eks asing. Hal ini terlihat dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Indonesia. Nilai tukar nelayan Periode Januari-desember 2015 ratarata mencapai 106,19. Pada tahun 2014 dalam periode yang sama NTN hanya mencapai 104, Gambar Perbandingan Sumbangan PDB Perikanan Tahun 2015 Laporan Kinerja KKP 2015 [ 53 ]

LAPORAN KINERJA KKP 2016

LAPORAN KINERJA KKP 2016 ii KATA PENGANTAR aporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2016, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. iii Kementerian Kelautan dan Perikanan KINERJA

KATA PENGANTAR. iii Kementerian Kelautan dan Perikanan KINERJA KATA PENGANTAR aporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG 1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KEPMEN-KP/05 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 05 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG 1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG KELAS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang: DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M. KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016

NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016 NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016 ABDUL HALIM Sekretaris Jenderal KIARA KERANGKA PRESENTASI Kedaulatan Pangan versi Presiden Jokowi Sasaran Utama Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Ilustrasi Organisasi 3.1.1 Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia,

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN PENGELOLAAN DITJEN PSDKP SDKP TAHUN TA. 2018 2017 Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP OUTLINE 1. 2. 3. 4. ISU STRATEGIS IUU

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 16/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP Meningkatnya dukungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III- KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/PERMEN-KP/2015 perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasa

2018, No Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/PERMEN-KP/2015 perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2018 KEMEN-KP. Renstra Tahun 2015-2019. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PERMEN-KP/2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KP TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KP TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KP TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 Kepala Disampaikan pada Rapat Kerja Teknis BPSDMKP Bogor, 3 Februari 2016 Visi & Misi KKP 2015-2019

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010 RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010 VISI - KKP Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar

Lebih terperinci

-2-2. Ung-Ung Perbendaharaan 1 Tahun (Lembaran 2004 tentang Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4355); 3. Ung-Ung 15

-2-2. Ung-Ung Perbendaharaan 1 Tahun (Lembaran 2004 tentang Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4355); 3. Ung-Ung 15 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 855, 2016 KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Urusan Pemerintah. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP URUSAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP URUSAN PEMERINTAH BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGUMPULAN DATA KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 10/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dan kinerja aparatur KP dengan sasaran adalah meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat kelautan dan serta kompetensi SDM aparatur

Lebih terperinci

Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia

Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia Disampaikan oleh : Menteri Kelautan & Perikanan pada RAKORNAS BIDANG KEMARITIMAN Jakarta, 4 Mei 2017 LAUT MASA DEPAN BANGSA Visi : Mewujudkan Sektor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN DI BIDANG PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.5-/217 DS6-9464-235-812 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016 RANCANGAN RENCANA KERJA (RENJA-P) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Landasan Hukum Penyusunan. 2 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1931, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Tahun 2017 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

06, No Peraturan Pemerintah Nomor 0 Tahun 004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 004 Nomor 74, Tambaha

06, No Peraturan Pemerintah Nomor 0 Tahun 004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 004 Nomor 74, Tambaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 06 KEMEN-KP. RENJA. Tahun 07. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/PERMEN-KP/06 TENTANG RENCANA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN LKj TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN STASIUN PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013 Halaman 1 dari 26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2018 KEMEN-KP. Dekonsentrasi kepada Gubernur. Tugas Pembantuan kepada Pemda Kab/Kota. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/KEPMEN-KP/SJ/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/KEPMEN-KP/SJ/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/KEPMEN-KP/SJ/2015 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 /KEPMEN-KP/2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.24/MEN/2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010 Menimbang MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci