Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah
|
|
- Ida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kerangka Acuan Pelatihan Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah dan Integrasi Jender dalam Pengurangan Resiko Bencana Diselenggarakan oleh BPBD Sumatera Barat dan UNDP-RISE Pendahuluan Provinsi Sumatera Barat adalah daerah yang memiliki resiko bencana tinggi. Kondisi geografis, geologis, hidrologis, klimatologis dan demografis Sumatera Barat membuat ancaman-ancaman bencana berkorelasi dengan kerentanan wilayah mengindikasikan resiko bencana yang tinggi. Resiko bencana yang tinggi membuat Sumatera Barat potensial mengalami kehancuran dan kehilangan aset-aset penghidupan wilayahnya ketika bencana terjadi. Meskipun demikian, sebesar apa pun skala kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh bencananya, kerusakan dan kerugiannya dapat dikurangi. Perspektif ini dikenal sebagai perspektif pengurangan resiko bencana yang dikerangkai oleh Hyogo Framework of Action for The Disaster Resilient Nations and Community. Kerangka aksi ini menginspirasi pembentukan sistem penanggulangan bencana di Indonesia yang tertuang dalam UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB). Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah Prioritas pertama dari Kerangka Aksi Hyogo adalah memastikan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) menjadi prioritas lokal dan nasional dengan dukungan kelembagaan yang kuat sebagai landasan implementasinya. Dengan demikian pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan pembangunan daerah menjadi isu yang sangat strategis dalam membangun sistem PB di Indonesia. Sebagaimana
2 dinyatakan dalam UU 24/2007 yang memandatkan pemerintah daerah untuk memadukan PRB dalam pembangunan daerah. Integrasi jender dalam penanggulangan bencana adalah konsep yang secara umum mudah untuk diterima namun sangat terbatas implementasinya. Di Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain, kesenjangannya terletak pada kesadaran dan kapasitas yang terbatas, tidak terintegrasinya jender secara sistematis dalam kebijakan kunci Penanggulangan Bencana, ketersediaan petunjuk teknis dan data terpilah jenis kelamin dan usia serta adanya dokumentasi praktek baik di lapangan. Pengarusutamaan jender dalam PB mensyaratkan penginstitusian jender dalam risk assessment, peringatan dini, tanggap darurat, pemulihan dan pencegahan dengan menggunakan indikator minimal untuk memastikan bahwa proses dan hasil PB tidak berkontribusi terhadap lebih parahnya kesenjangan jender. ISDR dan UNDP (2009) menunjukkan melalui penelitian di 141 negara bahwa jumlah korban perempuan dalam bencana alam selalu lebih besar dari laki-laki, menandakan bahwa kerentanan setiap orang berbeda sesuai dengan struktur sosial dan pengalaman pra bencana. Risiko bencana tidaklah pernah netral jender. Undang-Undang Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 26, mencantumkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan, termasuk perempuan dan laki-laki. BPBD Sumatera Barat, Recovery Network dan UNDP-RISE berencana untuk mengadakan pelatihan dua hari mengenai Jender dalam Pengurangan Risiko Bencana untuk lembaga pemerintah dan nonpemerintah sebagai tindak lanjut dari pentingnya integrasi jender dalam fase rahabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat. Sasaran Pelatihan akan diselenggarakan dua kali untuk dua kelompok sasaran yang berbeda: Hasil 1. Staf program (laki-laki atau perempuan) dari : BPBD (perwakilan dari masing-masing komponennya), TPT (termasuk yang mewakili bagian data, perumahan, sosial ekonomi, pelatihan); Bappeda (bagian perencanaan) dan SKPD terkait dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi antara lain: dinas pendidikan, dinas sosial, dinas kesehatan, dinas PU, dinas pertanian/perikanan, UKM, dll. 2. Pengambil keputusan dan staf program (laki-laki atau perempuan) dari lembaga non pemerintah dan UN. **Daftar Peserta terlampir Pada akhir pelatihan, mitra belajar akan: Memahami tentang konsepsi pengurangan risiko dan bencana dan penanggulangan bencana Memahami sistem penyelenggaraan PB di daerah. Memahami strategi pengintegrasian PRB dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah. Memahami mengapa perlu perspektif jender dalam penanggulangan (pengurangan risiko) bencana (PB/PRB) Memahami perangkat analisis jender dan minimal standar jender dalam PB/PRB
3 Memahami isu SEA (sexual exploitaion and abuse) dan kekerasan berbasis jender Metode pelatihan Pelatihan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa berupa diskusi, studi kasus, latihan, simulasi dan penayangan film dokumenter. Topik yang dibahas Konsepsi pengurangan risiko bencana/penanggulangan bencana Sistem penyelenggaraan PB Daerah Strategi pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Advokasi PRB bagi masyarakat di yang beresiko bencana tinggi (untuk training NGO) Kelembagaan PB Daerah (untuk training Pemerintah) perspektif jender dalam penanggulangan (pengurangan risiko) bencana (PB/PRB) Kerangka kerja jender dalam penanggulangan bencana Isu-isu jender dalam penanggulangan bencana termasuk SEA dan kekerasan berbasis jender Standar minimal integrasi perlindungan/kekerasan berbasis jender dalam PB perangkat analisis jender dalam PB/PRB Standar minimal integrasi jender dalam PB dan pemakaiannya dalam program Data terpilah jenis kelamin dan indikator sensitif jender Tempat dan Waktu: Pelatihan untuk non pemerintah: Padang, 1 2 Juli 2010 Pelatihan untuk pemerintah: Padang, 5 6 Juli 2010 Ketentuan Peserta: 1. Peserta adalah bagian program/perencanaan (termasuk menejemen data dan monitoringevaluasi) dan pengambil keputusan (laki-laki dan perempuan), sehingga diharapkan sesudah pelatihan akan mampu melakukan tindak lanjut di organisasi masing-masing. 2. Peserta diminta untuk membawa dokumen program/proyek yang bisa di review dan direvisi dalam pelatihan ini dan laporan program yang berisi data kuantitatif program sesuai dengan indikator program (misalnya data jumlah penerima manfaat,dll) Fasilitator Fasilitator pelatihan adalah : 1. Rinto Andriono, DRR adviser untuk Recovery Network/UNDP 2. Sinta Dewi, Eksternal Fasilitator untuk isu Jender Penyelenggara Penyelenggara pelatihan adalah Recovery Network
4 Untuk kepentingan pendaftaran peserta dan informasi lebih lanjut mengenai pelatihan ini bisa menghubungi: Elnie Flong : elnie_starsflong@yahoo.com ( ) atau Nanda: Octrina.lamtiur@undp.org ( ) Agenda: Hari 1 Waktu Kegiatan Narasumber / fasilitator Pendaftaran Panitia 08: Pembukaan, Perkenalan dan Orientasi Fasilitator Kerangka PRB dan PB Fasilitator 10:00-10:15 Rehat Panitia Lanjutan Fasilitator Sistem Penyelenggaraan PB Daerah Fasilitator Rehat Panitia Strategi pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan Fasilitator penganggaran pembangunan daerah Rehat Fasiitator Konsep Dasar Jender / Mengapa jender penting/ isu jender dalam PB Evaluasi Hari 2 Waktu Kegiatan Narasumber / fasilitator SEA dan Kekerasan Berbasis Bender Fasilitator Standar minimal perlindungan 10:00-10:15 Rehat Panitia 10:15-12:00 Kerangka kerja jender dalam PB dan Perangkat analisis Fasilitator jender 12:00-13:00 Makan Siang Panitia 13:00-14:30 Integrasi jender dalam program dan budget: standar Fasilitator minimal jender 14:30-15:00 Rehat Panitia 15:00-16:45 Rencana tindak lanjut Fasilitator 16:45-17:00 Evaluasi Panitia
5 *Lampiran 1 Daftar Undangan DRR + Jender Training untuk Pemerintah Padang, 5-6 Juli 2010 No. Instansi / Lembaga Jumlah Peserta* 1 TPT RR, BNPB 2 2 Pusat Studi Bencana UNAND 2 3 Badan Kesbang Pol Linmas 2 4 Bappeda 2 5 BPBD Sumbar 4 6 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Pariaman 2 7 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pesisir Selatan 2 8 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Padang Panjang 2 9 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Payakumbuh 2 10 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Sawah Lunto 2 11 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Solok 2 12 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Solok 2 13 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Dhamasraya 2 14 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Sijunjung 2 15 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Tanah Datar 2 16 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Lima Puluh Kota 2 17 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pasaman 2 18 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pasaman Barat 2 19 BPBD : Kota Padang 2 20 BPBD : Kota Bukittinggi 2 21 BPBD : Kab. Agam 2 22 BPBD : Kab. Solok Selatan 2 23 BPBD : Kab. Padang Pariaman 2 24 BPBD : Kab. Kep. Mentawai 2 Total 50 *Catatan: Bagi instansi yang mengirimkan perwakilan, diharapkan untuk mengirimkan perwakilannya dengan komposisi separuh laki-laki, separuh perempuan (Mis: 2 peserta : 1 laki-laki, 1 perempuan).
6 **Lampiran 2 Daftar Undangan DRR + Jender Training untuk non Pemerintah Padang, 1-2 Juli 2010 No. Lokasi Kegiatan & Instansi / Lembaga Jumlah Peserta 1 Kab. Agam : SurAid 1 2 Kab. Agam : ArcheNova 1 3 Kab. Agam : Walhi 1 4 Kota Padang : Terre des Hommes 1 5 Kota Padang : Caritas / Karina 1 6 Kota Padang : GTZ 1 7 Kota Padang : PLAN International 1 8 Kota Padang : PokJa Jender SumBar 1 9 Kota Padang : Aceh People s Forum 1 10 Kota Padang : LBH SumBar 1 11 Kota Padang : World Relief 1 12 Kota Padang : World Vision Indonesia 1 13 Kota Padang : UNDP 1 14 Kota Padang : UNDP / SC-DRR 1 15 Kota Padang : UNRCO Recovery Network 1 16 Kota Padang : PKPU Sumbar 1 17 Kota Padang : Rumah Zakat 1 18 Kota Padang : Yayasan Citra Mandiri 1 19 Kota Padang : Pusat Studi Antar Komunitas 1 20 Kota Padang : KPMM 1 21 Kota Padang : Bank Indonesia 1 22 Kota Padang : Jemari Sakato 1 23 Kota Padang : Pusat Studi UNP 1 24 Kota Padang :Pusat Save the Children 1 25 Kab. Padang Pariaman : Island Aid 1 26 Kab. Padang Pariaman : Handicap International 1 27 Kab. Padang Pariaman : Cipta Fondasi Komunitas 1 28 Kab. Padang Pariaman : Mercy Corps 1 29 Kab. Padang Pariaman : Habitat for Humanity Indonesia 1 30 Kab. Padang Pariaman : Yakkum 1 31 Kab. Padang Pariaman : ARI 1 32 Kab. Padang Pariaman : HHF 1 33 Kab. Padang Pariaman : Bina Swadaya 1 34 Kab. Padang Pariaman : CARE 1 35 Kab. Padang Pariaman : CordAid 1 36 Kab. Padang Pariaman : UN-Habitat 1 37 Kab. Padang Pariaman : PMI - IFRC 1 38 Kab. Padang Pariaman : AusAid (Coffey International Development) 1 39 Kab. Padang Pariaman : JICA 1 40 Kab. Padang Pariaman : Ibu Foundation 1 41 Kab. Padang Pariaman : TV One 1 42 Kab. Padang Pariaman : Patamuan Institute 1 43 Kab. Padang Pariaman : Lumbung Derma 1 44 Kab. Padang Pariaman : Q-Bar 1 45 Kab. Padang Pariaman : Swiss Labour Assistance 1 46 Kab. Padang Pariaman : Build Change 1 47 Kab. Padang Pariaman : Caritas Switzerland 1 48 Kab. Pasaman : Mitra Peduli 1 49 Kab. Pasaman Barat : Idep Foundation 1 50 Kab. Pesisir Selatan : PKBI 1 Total 50 *Partisipasi perempuan sangat diharapkan.
BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya
Lebih terperinciALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton
LAMPIRAN III. A ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 Kab. Pasaman 13,31 14,97 9,98 6,65 5,82 9,15 9,98 6,65 8,33 4,99 9,98 7,49 107,30 2 Kab. Pasaman Barat 26,61 153,03 27,45 26,61
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciPENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA
PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan
Lebih terperinciKONDISI TEKTONIK INDONESIA
KONDISI TEKTONIK INDONESIA 2 Bencana Tsunami Aceh dan Sumatra Utara Desember 2004 Bencana Gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 Bencana Tsunami Pangandaran Juli 2006 UU No. 24 Tahun 2007 : Penanggulangan
Lebih terperinciBNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH
BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU
Lebih terperinciLATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM
1. Latar Belakang dan Kondisi Umum 2. Dasar Hukum 3. Proses Penyusunan RAD 4. Capaian RAD MDGS Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 2015 5. Permasalahan Pelaksanaan Aksi MDGS 6. Penghargaan yang Diperoleh
Lebih terperinci10/14/14. Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI
VISI DAN MISI RPJPN 2005-2025 Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan 2015-2019 Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI RPJPN 2005-2025 (UU 17/2007) 1. Mewujudkan masyarakat, berbudaya
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUMM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG JUMLAH BADAN PENYELENGGARA AD HOCK PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KETUA KOMISI PEMILIHAN
Lebih terperinciHasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi
c. d. e. f. g. h. i. Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta Lokasi Waktu Rekomendasi Dokumentasi 3. Laporan kegiatan yang disusun oleh Unit LIDi PB diberikan kepada Kepala Pelaksana BPBD dan
Lebih terperinciPeran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis
Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia Oleh: Rudi Saprudin Darwis Pendahuluan Secara geografis, Indonesia berada di daerah rawan bencana; negara yang memiliki risiko gempa bumi lebih dari
Lebih terperinciNOTULENSI PERTEMUAN. : Information Sharing on Rehabilitation and Reconstruction for Permanent Houses
NOTULENSI PERTEMUAN Topik : Information Sharing on Rehabilitation and Reconstruction for Permanent Houses Hari / Tgl : Kamis / 26 November 2009 Tempat : Ruang Seminar Gedung F / Lantai 2 Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT Disampaikan Oleh: SESDITJEN BINA ADMINISTRASI
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013
KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013 PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang akrab dengan kejadian-kejadian
Lebih terperinciKerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional
Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober
Lebih terperinciFinalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016
` Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 Nama Kota/Kabupaten Provinsi Target capaian Focal Point Sumatera Barat Masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI Bidang Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT
PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT OLEH: IRWAN PRAYITNO Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk
Lebih terperinciPENGALAMAN LKKS BEKERJA SAMA DENGAN BAZNAS PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
26-Aug-16 PENGALAMAN LKKS BEKERJA SAMA DENGAN BAZNAS PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM 1 PENGENTASAN KEMISKINAN LKKS SUMBAR PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 2 26-Aug-16 LKKS PROV. SUMATERA BARAT MEMBANGUN
Lebih terperinciDeklarasi Dhaka tentang
Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai daerah rawan bencana. Bencana yang terjadi di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping bencana, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, yang sekaligus merupakan tunas, potensi dan generasi
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
1958 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang
Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Mewujudkan Komitmen Sekolah Aman Bencana dalam Pelaksanaan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 Latar Belakang Indonesia
Lebih terperinciNo.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,
No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat
Lebih terperincixvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif
xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA
PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi yang menghambat terciptanya kehidupan yang adil sejahtera serta merata yang mana merupakan tujuan pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PENILAIAN KAPASITAS DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PENILAIAN KAPASITAS DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciINTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan oleh: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang rawan bencana, karena letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di Samudra Hindia sebelah barat
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK
KERANGKA ACUAN Lembaga Pelaksana Kegiatan Peningkatan Kapasitas & Penyuluhan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta 16 Mei 2012 1. LATAR BELAKANG PROYEK Organisasi Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Terjadinya bencana alam di suatu wilayah merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan karena bencana alam merupakan suatu gejala alam yang tidak
Lebih terperinciPENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN
WORLD HEALTH ORGANIZATION BAKORNAS PBP PENGANTAR KABUPATEN PESISIR SELATAN LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI Painan, 29 November 3 Desember 2005 LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN
Lebih terperinciSosialisasi Dan Lokakarya Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana
i ii Penguatan Kelembagaan KATA PENGANTAR Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2010 berkomitmen pada kampanye global Satu juta Sekolah dan Rumah Sakit
Lebih terperinciPerencanaan Partisipatif Kelompok 7
Perencanaan Partisipatif Kelompok 7 Anastasia Ratna Wijayanti 154 08 013 Rizqi Luthfiana Khairu Nisa 154 08 015 Fernando Situngkir 154 08 018 Adila Isfandiary 154 08 059 Latar Belakang Tujuan Studi Kasus
Lebih terperinciDAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI COVER DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vii ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR... ix
Lebih terperinciSumatera Barat. Jam Gadang
Laporan Provinsi 123 Sumatera Barat Jam Gadang Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kerentanan berkaitan erat dengan kesenjangan (inequality) yang dihasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bencana merupakan proses dinamis hasil kerja ancaman (hazards) terhadap komponen ekonomi, politik, dan ekologis yang disebut kerentanan. Kerentanan berkaitan erat
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS Menimbang : a. bahwa wilayah Kabupaten
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN DARI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL MEWAKILI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
Lebih terperinciLatar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:
KAJIAN PENYUSUNAN PEDOMAN PEMULIHAN FUNGSI PEMERINTAHAN B A D A N N A S I O N A L P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A R E P U B L I K I N D O N E S I A 2 0 1 0 L E M B A G A K E M I T R A A N P E
Lebih terperinciPERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA
PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) pada Nopember 2010 (seperti
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama membangun daerahnya sendiri. Otonomi daerah
Lebih terperinciKEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Sekilas Berdirinya BNPB Indonesia laboratorium bencana Terjadinya bencana besar : Tsunami NAD dan Sumut, 26 Desember 2004,
Lebih terperinciKONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) BANTUAN ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciPENTINGNYA ISU GENDER PADA PENANGGULANGAN BENCANA. Rosilawati Anggraini UNFPA
PENTINGNYA ISU GENDER PADA PENANGGULANGAN BENCANA Rosilawati Anggraini UNFPA Konsep dasar dan definisi Perbedaan Sex/Jenis Kelamin Perbedaan laki-laki dan perempuan yang didasarkan atas ciri-ciri biologis
Lebih terperinciLKKS SUMATERA BARAT DAN INSTANSI TERKAIT DALAM MEWUJUDKAN SENTRA KULAKAN WARUNG POSDAYA (SENKUDAYA)
LKKS SUMATERA BARAT DAN INSTANSI TERKAIT DALAM MEWUJUDKAN SENTRA KULAKAN WARUNG POSDAYA (SENKUDAYA) 1 19-Apr-15 LKKS SUMBAR LKKS SUMATERA BARAT MEMBANGUN JEJARING DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciMODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific
MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung SELAMAT DATANG! Mengapa kita berada disini (tujuan
Lebih terperinciREVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI
REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN 2013-2014 dan INA DRI DEPUTI BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA VISI: KETANGGUHAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang :
Lebih terperinci+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.
Latar Belakang Sugeng Triutomo Tenaga Ahli, BNPB Program Sekolah Aman di Indonesia n Indonesia merupakan negara rawan bencana n Secara kualitatif 75% sekolah di Indonesia berada pada daerah risiko bencana
Lebih terperinciRapat Koordinasi Tanggap Darurat Mentawai PUSDALOPS Meeting Room BPBD Provinsi Sumatera Barat Padang, 29 Oktober 2010.
Peserta Rapat Koordinasi: 1. BPBD Provinsi Sumatera Barat 2. UNRC/HC 3. UNDP 4. UNICEF 5. Mercy Corps 6. Save the Children 7. BNPB-TPT 8. ACTED 9. Habitat for Humanity 10. KPMM 11. WALHI 12. Islamic Relief
Lebih terperinciI. Permasalahan yang Dihadapi
BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PANDUAN TEKNIS PENGARUSUTAMAAN GENDER DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,
Lebih terperinciNegara yang tangguh. UNDP Indonesia Mendukung Upaya Konvergensi API-PRB Di tingkat Nasional Bengkulu, 13 Oktober Outline Presentasi
Outline Presentasi UNDP Indonesia Mendukung Upaya Konvergensi API-PRB Di tingkat Nasional Bengkulu, 13 Oktober 2014 1. UNDP Indonesia 2. Program terkait API dan PRB 3. Kebijakan dan Kelembagaan terkait
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER PADA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciHASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 1. Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam wilayahnya, yang meliputi pengalokasian dana,
Lebih terperinciKESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM
KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM Bencana alam adalah keadaan yang mengganggu kehidupan sosial
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan struktur penulisan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan struktur penulisan penelitian. 1.1. Latar Belakang Kota Padang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian Bencana telah mengakibatkan dampak dan resiko yang cukup besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan akibat bencana semakin
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT
KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Jakarta, Juni 6 LATAR BELAKANG Indonesia rentan terhadap bencana
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa secara geografis,
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 1 abad (1900-2012), tercatat lebih dari 212,000 orang meninggal, lebih
Lebih terperinciSTANDAR MINIMAL PENGINTEGRASIAN GENDER
STANDAR MINIMAL PENGINTEGRASIAN GENDER DALAM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SUMATERA BARAT Diadaptasi dari Buku Panduan Gender IASC Kelompok Kerja Gender Sumatera Barat (KKG-SB) Didukung oleh Oxfam Indonesia
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010
KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, 20 21 Desember 2010 I. Latarbelakang Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk semua kalangan termasuk anak-anak di Indonesia adalah suatu
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
No. Urut: 58, G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN NOMOR 58 TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI DAN ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR
Lebih terperinciTAHAPAN PENGEMBANGAN KLA
7 2012, No.170 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PANDUAN PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK TAHAPAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015
BADAN A PUSAT STATISTIKT A T I S T I K No. 41/7/13/ Th. XIX, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015NAIK1,25 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 2015 sebanyak 2,55 juta
Lebih terperinciSFDRR : Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB. Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI)
SFDRR 2015-2030: Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Komitmen Global dalam PRB 1. 1989: PBB menetapkan tahun 1990-2000
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Tabel 5.1 Area Beresiko Kabupaten Madiun Penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Madiun
Lebih terperinciRANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG DUNIA USAHA TANGGUH BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI KARANGANYAR, ESA Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciIndeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator
Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator I. Dimensi Keamanan dari Bencana (Kebencanaan) Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa wilayah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang:
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013
No. 46/8/13/Th.XVII, 4 Agustus 214 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 213 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 6.981 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 7.12 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 42.791 TON
Lebih terperinciIMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH DISAMPAIKAN OLEH : DR. SUHAJAR DIANTORO, M.Si STAF AHLI MENTERI DALAM NEGERI BIDANG PEMERINTAHAN Free Powerpoint Templates KEMENTERIAN
Lebih terperinciPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le
WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH BERPERSPEKTIF GENDER KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE
Lebih terperinci