PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN NORMATIF: HARUSKAH PEMIMPIN YANG MEMUTUSKAN SEMUANYA?
|
|
- Widya Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN NORMATIF: HARUSKAH PEMIMPIN YANG MEMUTUSKAN SEMUANYA? Oleh : Anton Suharyanto Salah satu alasan utama dipromosikannya para pejabat struktural adalah untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Keputusan yang diambil pejabat struktural berimplikasi terhadap kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan stakeholders-nya: pengguna jasa, pegawai, maupun unit kerjanya. Mengambil keputusan yang tidak tepat, dapat mengakibatkan turunnya kinerja unit kerja, bahkan menggerogoti organisasi dan merusak karir pribadinya. Intinya, kita harus menyadari bahwa kompetensi dalam hal pemecahan masalah dan pengambilan keputusan akan mempengaruhi baik-buruknya kinerja individu dan organisasi. Kabar baiknya adalah bahwa kompetensi ini dapat dikembangkan. Gaya pengambilan keputusan dan model-modelnya yang akan kami uraikan berikut ini dapat diterapkan baik terhadap perorangan maupun terhadap tim, namun fokusnya kali ini adalah terhadap tim. Suatu keputusan diambil selain untuk memecahkan masalah, sekaligus pula untuk memanfaatkan peluang agar menjadi lebih baik. Misalnya, jika suatu pabrik lambat dalam memproduksi suatu produk barang jadi, dan pada gilirannya mengakibatkan pula harga jualnya menjadi lebih mahal dari pesaingnya. Namun apabila pabrik tersebut mampu membuat terobosan untuk mempercepat proses produksinya, maka selain telah berusaha memecahkan masalah lambatnya proses produksi, pabrik tersebut juga berpeluang menekan biaya produksinya sehingga lebih mampu bersaing. Jadi jika kita membahas tentang masalah, maka kita juga sekaligus membahas peluang, dan ketika kita membahas pengambilan keputusan, maka kita secara otomatis juga membahas pemecahan masalah. Suatu masalah muncul ketika ada kesenjangan (gap) antara apa yang sedang terjadi (daas solen) dengan norma yang diinginkan (daas sien), baik yang diinginkan oleh perseorangan ataupun kelompok. Misalnya jika kapasitas produksi pabrik adalah 500 unit barang jadi setiap hari, namun kenyataannya hari ini pabrik hanya mampu memproduksi 475 unit, maka di situ ada masalah. Penyebab utamanya adalah perubahan. Bisa jadi ada perubahan dalam kualitas bahan baku, perubahan keandalan mesin, perubahan SOP, perubahan jumlah 1
2 karyawan, dan sebagainya yang mengakibatkan produksi hari ini hanya 475 unit. Pemecahan masalah adalah suatu proses dalam rangka mengambil tindakan perbaikan untuk mencapai tujuan, yaitu target atau norma yang diinginkan. Adapun pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih salah satu alternatif tindakan yang memungkinkan untuk memecahkan masalah. Suatu keputusan harus diambil setiap masalah muncul. Keputusan yang pertama kali harus diambil adalah mengenai apakah memang harus mengambil suatu tindakan tertentu terkait masalah yang muncul tersebut, atau membiarkannya. Dalam contoh di atas, manajer pabrik harus memilih terlebih dahulu apakah ia harus melakukan tindakan tertentu untuk meningkatkan produksinya agar kembali menjadi 500 unit per hari, atau justru membiarkan masalah tersebut dengan mengubah target atau norma yang diinginkan menjadi 475 unit per hari. Hampir semua masalah dapat dipecahkan. Ada memang, masalah yang tidak dapat dipecahkan, tetapi ada juga masalah yang sebenarnya tidak perlu dipecahkan, biasanya karena tidak signifikan sehingga akan lebih efisien jika dibiarkan karena akan dapat menghemat waktu, tenaga, dan sumberdaya lainnya. Namun demikian, semua masalah-masalah tersebut harus dikelola, terutama masalah yang dapat merugikan dan menghambat pencapaian tujuan. Ingatlah bahwa tugas pimpinan adalah mencapai tujuan, jadi manajer ataupun pejabat struktural harus mampu mengelola dan memecahkan sebagian besar masalah dengan mengambil keputusan yang tepat jika ingin menjadi pemimpin yang sukses. Dalam mengambil keputusan, terdapat beberapa gaya yang diekspresikan para pengambil keputusan, antara lain refleksif, reflektif, dan konsisten: 1. Refleksif. Seorang pengambil keputusan yang refleksif senang mengambil tindakan segera tanpa berpikir panjang untuk memilih alternatif tindakan lain, seperti tokoh Django dalam film seri koboi era tahun 70-an yang selalu refleks menarik pelatuk pistolnya setiap kali ia melihat bayangan musuhnya berkelebat. Dar-der-dor. Sisi baiknya, pengguna gaya ini adalah pemimpin yang sigap dan tidak membuang-buang waktu. Sisi buruknya, jika keputusan yang diambilnya bukanlah alternatif yang terbaik, bahkan apabila ketergesagesaannya mengakibatkan justru alternatif buruklah yang diambil, maka 2
3 masalah tidak terpecahkan atau mungkin malah memunculkan masalahmasalah baru. Jika kita ternyata termasuk dalam kategori pengguna gaya ini, cobalah untuk lebih santai setiap menemukan masalah, dan luangkanlah waktu untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dari pihak-pihak terkait, serta menganalisa beberapa alternatif solusi yang memungkinkan. 2. Reflektif. Seorang pengambil keputusan yang reflektif biasanya banyak menghabiskan waktu dalam mengambil keputusan, mencari dan menunggu berbagai informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, bahkan membentuk unit ad-hoc hanya untuk melengkapi informasi dan memberikan rekomendasi, lalu menganalisis berbagai alternatif solusi yang memungkinkan. Sisi baiknya, pengguna gaya ini adalah pemimpin yang berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sisi buruknya, ia menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga dan menghamburkan sumber daya lainnya. Mereka sering dianggap sebagai pemimpin yang lamban, peragu atau bahkan plin-plan. Jika kita ternyata termasuk dalam kategori pengguna gaya ini, usahakanlah lebih sigap dalam mengambil keputusan. Tantanglah diri kita dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah yang kelak mungkin akan muncul sehingga ketika tiba saatnya masalah tersebut benarbenar muncul, maka kita sudah memiliki jawabannya, lalu berhentilah berfikir. Bertindaklah. 3. Konsisten. Pengambil keputusan yang konsisten tidaklah terburu-buru dan tidak pula menyia-nyiakan waktu. Mereka tahu kapan saatnya informasi yang menjadi bahan pertimbangan dan alternatif telah cukup memadai untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Dalam menghadapi situasi tertentu dan bentuk permasalahan tertentu, mereka tahu kapan saatnya harus mengambil keputusan sendiri dan segera menindaklanjutinya, dan tahu pula kapan saatnya harus melibatkan pihak lain untuk membantunya dalam mengambil keputusan. Mereka itulah yang telah membuat keputusankeputusan jitu pada saat yang tepat. Untuk menjadi pengambil keputusan yang bergaya konsisten ini, kita dapat mengikuti panduan dalam model pengambilan keputusan sebagaimana akan dibahas berikut ini. 3
4 Model Pengambilan Keputusan Normatif Kapankah seorang pemimpin harus mengambil keputusan sendiri, dan kapankah ia harus melibatkan kelompoknya atau pihak lain? Jika harus menggunakan kelompoknya atau pihak lain, maka sejauh manakah tingkat partisipasinya? Model pengambilan keputusan normatif berikut ini sebaiknya dijadikan panduan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Disamping itu, model pengambilan keputusan normatif ini juga dapat diterapkan untuk meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan. Model Pengambilan Keputusan Normatif bukanlah cara bagaimana seseorang menganalisis masalah untuk memecahkannya, tetapi melainkan untuk menjawab kapan diperlukannya pengambilan keputusan melalui keterlibatan kelompok dan sejauh mana tingkat partisipasi yang harus diberikan oleh seorang pemimpin dalam proses pemecahan masalah tersebut. Model ini diperkenalkan oleh Victor Vroom dan Philip Yetton pada tahun 1973 yang kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi 4 macam model pada tahun Kemudian pada tahun 2000, Victor Vroom memperkenalkan versi revisinya yang didasari pada riset bersama-sama dengan koleganya di Universitas Yale yang melibatkan penelitian pada lebih dari buah keputusan yang diambil para manajer di berbagai perusahaan. Dalam Model PMPK Normatif terdapat alur pengambilan keputusan yang sifatnya peka waktu, time-driven dan yang sifatnya demi kesempurnaan, development-driven, hal mana kedua alur tersebut memungkinkan kita untuk memilih salah satu dari lima macam bentuk partisipasi pemimpin yang sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kelima macam bentuk partisipasi pemimpin tersebut adalah: (1) memutuskan sendiri; (2) berkonsultasi secara perseorangan; (3) berkonsultasi kepada kelompoknya; (4) memfasilitasi kelompoknya; dan (5) mendelegasikan kepada kelompoknya. Disebut-sebut sebagai model yang sifatnya normatif adalah karena model ini menyediakan serangkaian pertanyaan secara urut yang menjadi norma sebagai panduan dalam menentukan bentuk partisipasi terbaik atau yang paling sesuai untuk situasi tertentu. Memutuskan Sendiri, artinya sang pimpinan mengambil keputusan sendiri lalu mengumumkannya kepada bawahan apa yang telah diputuskannya. 4
5 Pimpinan mungkin menerima data dan informasi yang diperlukan, baik dari luar maupun dari dalam kelompoknya, namun sumber-sumber informasi tersebut tidak dilibatkan untuk menguraikan masalah yang dihadapinya sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan yang diambilnya. Berkonsultasi secara perseorangan, berarti pimpinan secara pribadi menyampaikan permasalahan kepada salah seorang atau beberapa bawahan tertentu satu persatu, menerima informasi dan saran dari masing-masing mereka, baru mengambil keputusan. Berkonsultasi kepada kelompoknya, berarti pimpinan mengundang kelompoknya untuk rapat dan menyampaikan permasalahan yang dihadapi kepada mereka, menerima berbagai masukan data, informasi dan saran dalam forum, kemudian mengambil keputusan. Memfasilitasi kelompoknya, berarti pimpinan mengundang kelompok untuk rapat dan bertindak sebagai fasilitator bagi mereka untuk merumuskan masalah dan batasan-batasan keputusan yang memungkinkan untuk mereka ambil. Pimpinan menjalin interaksi diantara anggota, mempergilirkan tanya jawab, dan atau mempertandingkan gagasan mereka tanpa memojokkannya. Namun pada akhir acara, pimpinanlah yang mengambil keputusannya. Mendelegasikan kepada kelompoknya, berarti pimpinan memerintahkan kepada kelompok untuk mengkaji suatu permasalahan dengan batasan-batasan yang telah ditentukan sebelumnya, dan meminta mereka untuk mengambil atau merekomendasikan keputusan. Peran pimpinan adalah memberikan dorongan dan komitmen dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan kelompok. Langkah awalnya adalah dengan memilih salah satu dari dua alur pengambilan keputusan sesuai dengan sifat permasalahan yang dihadapi. Ada permasalahan yang sifatnya lebih condong pada keterdesakan waktu (timedriven), dan ada pula yang sifatnya lebih condong pada upaya pengembangan menuju kesempurnaan (development-driven). Masing-masing alur memiliki tiga ciri, yaitu fokusnya, nilainya, dan orientasinya sebagai berikut: 5
6 Ciri Model Time Driven Development Driven Fokus Nilai Membuat keputusan yang efektif dengan biaya serendahrendahnya. Waktu merupakan juga unsur biaya yang harus diperhitungkan, semakin sedikit waktu yang digunakan berarti biayanya bisa semakin rendah. Nilai keputusan ada pada waktu, bukan pada pengembangan ide oleh anggota Membuat keputusan yang efektif dengan pengembangan ide sebesar-besarnya oleh anggota halmana akan menjadi nilai tambah yang sepadan dengan biaya dan waktu yg dikorbankan Nilai keputusan ada pada pengembangan ide oleh anggota, bukan pada waktu Orientasi Jangka pendek. Jangka panjang, karena untuk pengembangan menuju kepada kesempurnaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar Langkah selanjutnya adalah dengan menjawab 7 (tujuh) butir pertanyaan di bawah ini dan dengan memanfaatkan salah satu dari dua flowchart seperti pada gambar 1 jika alur pengambilan keputusannya menggunakan model time-driven, atau seperti pada gambar 2 jika alur pengambilan keputusannya menggunakan model development-driven. Tidak semua pertanyaan berkaitan langsung dengan setiap keputusan. Bisa jadi ketujuhnya harus dijawab, tetapi mungkin saja hanya dua butir pertanyaan yang diperlukan dalam menentukan tingkat partisipasi pemimpin yang cocok untuk situasi tertentu. Dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diperlukan dan mengikuti arah ke nomor pertanyaan berikutnya, pada akhirnya kita akan sampai pada petunjuk mengenai tingkat partisipasi pemimpin yang sesuai untuk diterapkan. Tujuh rangkaian pertanyaan ini cukup dijawab dengan Ya atau Tidak. Pertanyaan yang pertama harus dijawab adalah nomor 1. Jika jawabannya Ya, maka selanjutnya beralih kepada nomor pertanyaan yang ditunjukkan oleh panah ke samping kanan, sedangkan jika jawabannya Tidak, maka dilanjutkan dengan beralih pada nomor pertanyaan yang ditunjukkan oleh panah ke bawah. 6
7 1. Arti pentingnya keputusan. Pentingkah keputusan tersebut bagi keberhasilan organisasi/proyek? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan (Y) jika keputusan tersebut penting, atau (T) jika tidak. Jika keputusan tersebut memiliki arti penting bagi keberhasilan organisasi maka seyogyanya pimpinan ikut terlibat. 2. Arti pentingnya komitmen bawahan. Pentingkah komitmen bawahan dalam penerapan/ tindak lanjut keputusan? Pertanyaan ini dijawab dengan (Y) jika ternyata komitmen bawahan merupakan hal yang menentukan keberhasilan tindak lanjut keputusan, atau dijawab (T) jika tidak. Keputusan yang menuntut komitmen bawahan agar dapat berhasil, biasanya harus melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusannya. 3. Keahlian Pimpinan. Cukup luaskah pengetahuan dan keahlian yang dimiliki pimpinan terkait masalah yang dihadapi? Jika pimpinan memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai terkait masalah maka jawabannya (Y), dan sebaliknya dijawab (T). Semakin ahli pimpinan, semakin tidak butuh partisipasi bawahan. (pertanyaan ini hanya relevan untuk alur time-driven). 4. Perkiraan Raihan Komitmen. Jika pimpinan mengambil keputusan sendiri, besarkah kemungkinannya disukai oleh bawahan? Jika sekiranya akan disukai bawahan dan mereka akan berkomitmen terhadap keputusan tersebut, maka jawabannya (Y), dan sekiranya kurang disukai jawabannya (T). Keputusan atas hal yang disukai oleh bawahan tidak perlu banyak melibatkan mereka. 5. Dukungan Kelompok. Apakah bawahan mendukung pencapaian tujuan organisasi dalam memecahkan masalah? Tingginya keterlibatan bawahan akan lebih dapat diterima pada tingkat dukungan yang juga tinggi. 6. Keahlian Kelompok. Cukupkah pengetahuan dan keahlian yang dimiliki masing-masing anggota kelompok khususnya terkait masalah yang dihadapi? Jika mereka memilikinya maka jawabannya (Y), dan sebaliknya dijawab (T). Semakin ahli anggota, semakin besar pula manfaat sumbang saran mereka. 7. Kompetensi Kerja Tim. Apakah para anggota memiliki kekompakan dan kompetensi untuk bekerja sama dan bersinergi dalam tim? Dengan kekompakan dan kompetensi tim yang tinggi maka keterlibatan mereka akan semakin bermanfaat. 7
8 Gambar 1 8
9 Gambar 2 Referensi: 1. Vroom, Victor dan Yetton, Phillip. (1973). Leadership and Decision Making. Kansas: University of Pittsburgh Press 2. Lussier, Robert N. (2010). Human Relation. New York: McGraw Hill Co.Inc. 9
LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA
LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASIONAL
MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Agar perusahaan
Lebih terperinciMEMBUDAYAKAN COACHING DI TEMPAT KERJA OLEH: SEGER, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PSDM
MEMBUDAYAKAN COACHING DI TEMPAT KERJA OLEH: SEGER, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PSDM Coaching sebuah kata yang akhir-akhir ini telah menjadi sebuah istilah yang sering kita dengar dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dewasa ini membutuhkan sumberdaya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis dewasa ini membutuhkan sumberdaya manusia yang terampil dengan kompetensi yang memadai yang akan menunjang pada peningkatan kompetensi dari perusahaan.
Lebih terperinciBergairah (Kerja) Lagi
Bergairah (Kerja) Lagi VitalSmarts Skills Talking Points DUNAMIS NEWSLETTER Apakah kantor Anda sedang kehilangan pesona? Para karyawan menghindari kantor, membalas email Anda dengan ringkas, atau bahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu perusahaan selalu menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,
Lebih terperinciPERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI)
PERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI) 1. Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model) Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA PENERAPAN POLA KEPEMIMPINAN BRANCH MANAGER DALAM PENGELOLAAN PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM KANTOR PEMASARAN CABANG PEKANBARU
BAB III PENYAJIAN DATA PENERAPAN POLA KEPEMIMPINAN BRANCH MANAGER DALAM PENGELOLAAN PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM KANTOR PEMASARAN CABANG PEKANBARU Pada bab penyajian data ini, data yang disajikan adalah berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
Lebih terperinciPembahasan Materi #5
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses
Lebih terperinciPSIKOLOGI KEPEMIMPINAN
Modul ke: PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan Partsipatif, Delegasi, dan pemberdayaan Fakultas PSIKOLOGI Dian Din Astuti Mulia, S.Psi., M.A Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kepemimpinan Partisipatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara tradisional kebanyakan pengembangan karir sebagai bagian dari Pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan dan atau organisasi masih atas dasar kekeluargaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap organisasi atau perusahaan baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja sama dalam rangka mencapai
Lebih terperinciApakah Aku Seorang Manajer yang Baik?
Apakah Aku Seorang Manajer yang Baik? oleh: Supriyanto Widyaiswara Muda Pusdiklat PSDM Good management is the art of making problems so interesting and their solutions so constructive that everyone wants
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Depok, November 2012 Kepada Yth... Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini Nama : REINHAT NPM : 1006814465 Program Studi : Manajemen Bisnis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan: 1. Hasil pengujian membuktikan secara simultan bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak luput dari peranan manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat pada sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen dengan leluasa mendapatkan info yang terkini mengenai kondisi pasar, sekaligus membuat konsumen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kepemimpinan Menurut Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni memengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan
Lebih terperinciKEPUASAN KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI ASPEK GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA BAGIAN GUDANG PT. MARGONO DIAN GRAHA SURAKARTA SKRIPSI
KEPUASAN KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI ASPEK GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA BAGIAN GUDANG PT. MARGONO DIAN GRAHA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi
Lebih terperinciPERENCANAAN DAUR PROGRAM DALAM IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN
PERENCANAAN DAUR PROGRAM DALAM IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN OLEH : ROBERT SIREGAR Dept. Urban Studies and Planning Program robert_rppp@yahoo.com A. Pendahuluan Pembangunan adalah sebuah kegiatan yang kolosal,
Lebih terperinciPanduan Orientasi. Aktivitas:
Panduan Orientasi 1. Tujuan : Mengenalkan calon karyawan pada budaya perusahaan, anggota organisasi dan suasana kerja di semua lingkungan perusahaan 2. Orientasi dilakukan apabila perusahaan melakukan
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) KANTOR GUBERNUR TAHUN BUKU
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) KANTOR GUBERNUR TAHUN BUKU 2007 Senin, 31 Maret 2008 Pukul 08.30 WIB Bertempat Di Hotel Kapuas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemerintah maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan -
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian nasional Indonesia tidak bisa lepas dari globalisasi yang telah melanda dunia akhir - akhir ini. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan
Lebih terperinci3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN
3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang kompetitif menuntut banyak perusahaan agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pesat dalam segala bidang mendorong perkembangan secara global. Hal tersebut mengakibatkan adanya berbagai keterbukaan disegala bidang kehidupan,sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing
Lebih terperinciB. MAKNA PERENCANAAN SDM BAGI PERUSAHAAN
A. PENGERTIAN Menurut Barry (1994) dan John-Pauline (1988) Perencanaan SDM adl : Suatu cara untuk menetapkan keperluan tenaga kerja untuk suatu peride tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan tentu saja memiliki tujuan mencapai keuntungan semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada beberapa faktor
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan
Lebih terperinciFaktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365
Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Sabrina Anggreini (1999), tentang analisis pendelegasian wewenang terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Hasil penelitian
Lebih terperinciTERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.
9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciPanduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia
Panduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia A. Faktor rencana strategik dan rencana operasional. 1. Apa visi dan misi 2. Tantangan apa yang dihadapi perusahaan yang akan mempengaruhi visi dan misi
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III 2017-2018 JENIS DAN TIPE KEPUTUSAN Mahasiswa dapat memahami jenis dan tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm
makalah perencanaan Sdm BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan Sumber daya manusia yang efektif. Suatu
Lebih terperinciVISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB
VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Fakultas Ekologi Manusia harus mewarnai pola pikir para staf dan
Lebih terperinciPERENCANAAN PRODUKSI AGRIBISNIS dan STRATEGI PEMASARANNYA
PERENCANAAN PRODUKSI AGRIBISNIS dan STRATEGI PEMASARANNYA Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau E-mail: asyahza@yahoo.co.id Pendahuluan
Lebih terperinciPEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI. Eti Rimawati Fakultas Kesehatan - UDINUS
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI Eti Rimawati Fakultas Kesehatan - UDINUS GR Terry: PEMBUATAN KEPUTUSAN (decision making) Pembuatan keputusan selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK
PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc KONSEP PPK Salah satu unsur pokok dalam TQM adalah PPK. Pelibatan karyawan: suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada
Lebih terperinciPANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH
PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan karyawan, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E ============================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Landasan berpikir penelitian ini dimulai dari pemikiran bahwa setiap insan manusia termasuk petani memiliki kemampuan dalam melaksanakan suatu tindakan/perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinci2. "Belajar untuk memimpin terlepas dari berbagai batasan yang diberikan orang lain kepada Anda". ~ John C. Maxwell ~
Kata-Kata Mutiara Bagian 2 1. "Anda mungkin dapat memberikan posisi tertentu kepada seseorang, tetapi Anda tidak dapat memberinya kepemimpinan sejati. Pengaruh harus diperoleh dengan usaha". 2. "Belajar
Lebih terperinciMateri 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team
Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan
Lebih terperinciMelakukan Pendampingan yang Efektif
Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen
Lebih terperinciBAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas
INSTRUMEN KAJI BANDING BAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS NO ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas 2 Apakah tersedia informasi tentang jenis pelayanan 3 Apakah
Lebih terperinciMSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM Handout 10 Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia Latar belakang Organisasional dan Gaya individual Dalam sessi ini akan disampaikan hal-hal yang terjadi dan berlaku dalam suatu organisasi yang melatar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penelitian, hasil analisis data, temuantemuan dalam penelitian, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciLampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik
Lampiran 1: Panduan Wawancara a. Hasrat atas tanggung jawab 1. Sesesorang yang merintis usaha sendiri umumnya bertanggung jawab tinggi terhadap usahanya. Bagaimanakah cara Anda bertanggung jawab pada keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta
Lebih terperinciPENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN IKA RUHANA
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN IKA RUHANA Pendekatan Untuk Mempelajari Kepemimpinan 1. Pendekatan Ciri. Pendekatan ini menekankan pada atribut / sifat yang ada pada pemimpin. 2. Pendekatan berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT
EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Terdapat dua kualitas yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan yang sukses,
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE,. MP Guru Besar FKIP Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Apa itu Penelitian Tindakan Kelas? Penelitian
Lebih terperinciUji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian.
Uji Penilaian Profesional Macquarie Leaflet Latihan Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Mengapa Uji Penilaian psikometrik digunakan Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang menyertakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan utama di dalam segala bentuk organisasi. Sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA KELOMPOK
KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA KELOMPOK Dr.Nurmala K.Panjaitan, MS, DEA 1 Pokok bahasan 1. Kepemimpinan 2. Kerja sama tim (team work) 2 1 Leadership & Team Work 3 Apa itu kepemimpinan? suatu proses mempengaruhi
Lebih terperinciBAB VII KEPEMIMPINAN,PENGARUH, DAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS
- BAB VII KEPEMIMPINAN,PENGARUH, DAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS MANAJER SEBAGAI PEMIMPIN Boone & Kurtz(2002:298) Komponen terpenting yang dapat dilihat dari tanggung jawab seorang manajer adalah kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Siklus aktifitas organisasi pada dasarnya bergantung pada asset terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya manusianya. Manusialah yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan penggerak roda organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan organisasi, dengan kata lain sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciMembangun Ketrampilan Memfasilitasi
Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi potensi desa dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciPendahuluan. Bab I. GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang
Pendahuluan Bab I 1.1 Latar Belakang Penelitian GBHN menyatakan bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM
KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM ATRIBUT KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN KHARISMATIK Cerdas, mudah bergaul, perhatian Keyakinan tinggi, dominasi, pendapat kuat Struktur lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Optimalisasi kemampuan manajemen perusahaan dalam rangka menjawab tantangan dan menghadapi persaingan perlu dilakukan, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang efektif dan efisien dalam suatu perusahaan. Apalagi bila dikaitkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Produktivitas kerja karyawan pada sebuah perusahaan merupakan masalah yang selalu hangat dan tidak ada habis-habisnya untuk dibahas. Permasalahan yang terkait dalam
Lebih terperinciSUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1
SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciHP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com
e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com A. Pendahuluan Mengapa Pemimpin Dibutuhkan? Karena banyak orang memerlukan figur pemimpin. Dalam beberapa situasi
Lebih terperinciMenghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus
PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembangunan nasional menunjuk pada kebutuhan pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Belajar Pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan persaingan yang semakin tajam dan bersifat global menuntut organisasi meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing yang dipengaruhi oleh dua faktor
Lebih terperinciPengertian : Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Bab 5 PLANNING Pengertian : Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan
Lebih terperinci