D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI
|
|
- Veronika Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Stabilitas Talud (Stabilitas Lereng) Suatu tempat yang memiliki dua permukaan tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda dan dihubungkan oleh suatu permukaan disebut lereng (Vidayanti, 2012). Lereng ini dapat terjadi secara alamiah atau buatan. Lereng alamiah adalah lereng yang terjadi dan terbentuk secara alamiah seperti lereng pada suatu bukit atau tebing-tebing sungai. Sedangkan lereng buatan adalah lereng yang dibuat oleh manusia karena suatu kebutuhan, baik yang dibuat dalam tanah asli melalui pemotongan tanah seperti untuk jalan raya, saluran air, ataupun lereng yang dibuat dari tanah yang dipadatkan seperti tanggul, bendungan tanah (Ruskandi & Thamrin, 2003). Dengan adanya perbedaan ketinggian muka tanah, akan memungkinkan terjadinya kelongsoran, karena tidak jarang, lereng yang ada tidak kuat menerima beban yang bekerja pada bagian atasnya. Dalam Ruskandi & Thamrin (2003) longsoran adalah suatu proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula, terpisah dari arah yang mantap karena pengaruh arah gravitasi. Sedangkan Vidayanti (2012) menyimpulkan longsoran yaitu keruntuhan dari massa tanah yang terletak dibawah sebuah lereng. Bidang longsor ini dapat berupa garis lingkaran atau kurva yang terbentuk oleh mekanisme keruntuhan seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Bila suatu longsoran terjadi berarti bahwa gaya dorong yang timbul telah melampaui gaya perlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah di sepanjang bidang longsor. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..8
2 Sumber:Mekanika Tanah 2 Gambar 2.1 Kelongsoran Talud (Lereng) Jika longsoran terjadi, sering kali berdampak kerugian, baik materiil maupun moril, maka dari itu harus ada penanganan yang tepat. Penanganan yang biasanya dilakukan salah satunya adalah dengan membangun konstruksi dinding penahan tanah. Dalam kasus ini, para insinyur sipil diharapkan mampu membuat perhitungan stabilitas lereng guna memeriksa keamanan lereng alamiah, lereng galian, dan lereng timbunan yang dipadatkan. Faktor yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan tersebut adalah menghitung dan membandingkan tegangan geser yang terbentuk sepanjang permukaan retak yang paling mungkin dengan kekuatan geser dari tanah yang bersangkutan. Proses ini dinamakan slope stability analysis (analisa stabilitas lereng), yaitu diawali dengan menentukan angka keamanan yang didefinisikan sebagai persamaan berikut. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..9
3 Di mana : = angka keamanan terhadap kekuatan tanah = kekuatan geser rata-rata dari tanah = tegangan geser rata-rata yang bekerja sepanjang bidang longsor Pada umumnya, prosedur analisa stabilitas dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu analisa stabilitas dengan cara prosedur massa (mass procedure) dan analisa stabilitas dengan cara metode irisan (method of slices). Namun pada perancangan ini, penulis menggunakan metoda irisan Analisis Stabilitas dengan Cara Metode Irisan Pada prosedur ini, tanah yang berada di atas bidang gelincir dibagi menjadi beberapa irisan paralel tegak, dan lebar dari setiap irisan tidak harus sama. Stabilitas dari setiap irisan dihitung secara terpisah. Metode ini lebih teliti karena tanah yang tidak homogen dan tekanan air pori juga dapat dihitung. (a) NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..10
4 (b) Sumber:Dokumentasi Pribadi Gambar 2.2. (a) Analisis Stablitas Talud Metode Irisan (b) Perbesaran Potongan ke-n Persamaan yang didapat dari metoda irisan berdasarkan Gambar 2.2 diantaranya adalah; Kemudian perhitungan irisan ke-n adalah sbb. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..11
5 Bila c = 0, maka Maka untuk semua irisan atau elemen: 2.2 Tekanan Tanah Lateral Tekanan tanah lateral merupakan suatu parameter perancangan yang utama di dalam permasalahan teknik pondasi. Konstruksi penahan tanah seperti dinding penahan, dinding bangunan bawah tanah (basement) dan dinding turap merupakan contoh perancangan dalam teknik pondasi. Konstruksi penahan tanah tersebut biasanya digunakan untuk menahan massa tanah dengan talud vertikal. Agar dapat merencanakan konstruksi penahan tanah dengan benar, dalam kasus ini adalah konstruksi sheet pile, perlu mengetahui gaya horizontal yang bekerja antara konstruksi penahan dan massa tanah yang ditahan. Gaya horizontal tadi disebabkan oleh tekanan tanah arah horizontal Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Tekanan tanah aktif menurut Hardiyatmo (2012) adalah tekanan lateral minimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah oleh akibat gerakan dinding menjauhi tanah di belakangnya (active earth pressure). Sedangkan NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..12
6 Ariestadi (2008) menyimpulkan, tekanan tanah aktif adalah tekanan lateral yang ditimbulkan tanah secara aktif pada struktur yang diselenggarakan. Untuk menggambarkan bagaimana tekanan tanah aktif terjadi maka diambil suatu dinding yang kaku untuk menahan konstruksi seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 di halaman selanjutya. Tanah isian di belakang dinding dianggap tanah berbutir kasar (tanah tidak berkohesi). Sumber : Teknik Pondasi Gambar 2.3 Dinding Berotasi Terhadap Titik A ke Kiri (Tekanan Aktif) Dari Gambar 2.3 di atas, terlihat bahwa dinding berotasi terhadap titik A ke kiri, dengan perkataan lain dinding tersebut menjauhi tanah isian. Apabila dinding bergerak maju dari tanah isiannya, maka tanah mempunyai kecenderungan bergerak maju sampai suatu pergerakan tertentu yang cukup, maka tanah akan longsor sepanjang permukaan AC C, dimana permukaan longsor merupakan lengkung (curve), apabila dianggap lurus menjadi garis lurus AC yang NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..13
7 membentuk sudut dengan arah horizontal, dimana adalah sudut geser dalam. Sedangkan tekanan tanah pasif menurut Hardiyatmo (2012) adalah tekanan lateral maksimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (passive earth pressure). Sedangkan Ariestadi (2008) menyimpulkan, tekanan tanah pasif adalah tekanan yang timbul pada tanah saat menerima beban struktur yang disalurkan secara lateral. Berbeda dengan terjadinya tekanan tanah aktif, pada tekanan pasif dinding berotasi terhadap titik A ke kanan atau dinding mendekati tanah isian seperti pada Gambar 2.4. Sumber : Teknik Pondasi Gambar 2.4 Dinding Berotasi Terhadap Titik A ke Kanan (Tekanan Pasif) Pada kondisi ini, tekanan tanah yang bekerja pada dinding akan bertambah dari kondisi seimbang (at rest condition) sampai suatu harga maksimum. Bidang longsor yang terjadi sesungguhnya berbentuk garis lengkung yaitu garis AC C, NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..14
8 tetapi. dianggap lurus sebagai garis AC. Garis AC akan membentuk sudut Perhitungan tekanan tanah aktif maupun tekanan tanah pasif pada penulisan laporan Tugas Akhir ini dilakukan berdasarkan teori dari Rankine. Maka persamaan untuk koefisien tekanan tanah aktif ( dan koefisien tanah pasif ( yang digunakan menurut Rankine adalah sebagai berikut. Persamaan diatas berlaku dalam teori Coulomb, jika dinding turap yang dipancang tegak, permukaan dinding yang menahan tanah di belakangnya tidak memiliki kemiringan, dan licin (. 2.3 Dinding Penahan Tanah Bangunan dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil. Bangunan ini banyak digunakan pada proyek-proyek seperti irigasi, jalan raya, pelabuhan dll. Elemen-elemen pondasi seperti bangunan ruang bawah tanah (basement), pangkal jembatan (abutment), selain berfungsi sebagai bagian bawah dari struktur, berfungsi juga sebagai penahan tanah di sekitarnya. Kestabilan dinding penahan tanah diperoleh terutama dari berat sendiri struktur dan berat tanah yang berada diatas pelat pondasi. Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding penahan tanah, sangat bergantung pada gerakan ke arah lateral tanah relative terhadap dinding (Hardiyatmo, 2006). NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..15
9 2.3.1 Dinding Turap (Sheet Pile) Dalam konstruksi dinding penahan tanah, dikenal konstruksi dinding penahan tanah kaku (grafity walls dan counterfort walls) dan kontruksi dinding penahan lentur. Dinding penahan tanah lentur biasa disebut konstruksi dinding turap (sheet pile walls). Yuswandono (2011) mendefinisikan dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan juga untuk menahan air ke dalam lubang galian. Dibawah ini adalah contoh-contoh pengaplikasian dinding turap dalam konstruksi sipil. a. Dinding penahan tanah, misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai. b. Dinding dermaga. c. Dinding penahan galian, misalnya pada pembuatan pondasi langsung, pondasi menerus, pembuatan basement dll. Berdasarkan material yang digunakan, dikenal beberapa jenis dinding turap, seperti turap kayu, turap beton dan turap baja. Dikarenakan dalam laporan Tugas Akhir ini jenis dinding turap yang di desain adalah berbahan beton, maka selanjutnya akan dibahas tentang definisi turap beton. a. Turap beton Dinding turap beton biasanya digunakan pada bangunan permanen atau pada detail-detail konstruksi yang agak sulit. Keuntungan turap beton adalah dinding bisa dibuat di tempat sehingga mempercepat waktu pelaksanaan, sedangkan kerugiannya yaitu sulitnya pelaksanaan dilapangan karena sering terjadi kebocoran-kebocoran. Contoh dari turap beton ini dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..16
10 Sumber : Rekayasa Pondasi 2 Gambar 2.5 Jenis Turap Beton Selain dibedakan dari jenis materinya, dinding turap juga terbagi berdasarkan tipenya, yaitu dinding turap kantilever dan dinding turap diangker. Dalam Tugas Akhir ini penulis mendesain dinding turap berjenis kantilever. a. Dinding Turap Kantilever Yang dinamakan dengan dinding turap kantilever adalah dinding penahan tanah yang tidak menggunakan jangkar (anchore). Dinding turap kantilever diperoleh dengan memancangkan turap tersebut pada suatu kedalaman tertentu. Kestabilan dari dinding ini merupakan hasil mobilisasi tekanan tanah lateral pasif sebagai antisipasi dari tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding tersebut, antara lain tekanan tanah aktif dan tekanan residu air (Pradoto, 1985). Tekanan tanah aktif berusaha untuk mendorong dinding turap (sheetpile) menjauh dari tanah timbunannya (back fill). Tekanan pasif di depan dan di belakang dinding turap berusaha menahan pergerakan. Kedua gaya inilah yang diperhitungkan dalam perancangan dinding turap NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..17
11 kantilever. Untuk memperhitungkan tekanan lateral tanah, kondisi yang cocok untuk dinding turap adalah kondisi Rankine. Sumber : Teknik Pondasi Gambar 2.6 Gaya-gaya yang Bekerja pada Dinding Turap Akibat beban tanah isian, dinding turap akan berotasi pada titik O dengan gaya yang bekerja adalah sebagai berikut. Pa 1 = total tekanan aktif di atas titik O Pp 1 = total tekanan pasif di atas titik O Pa 2 = total tekanan aktif di bawah titik O Pp 2 = total tekanan pasif di bawah titik O 2.4 Perhitungan Desain Turap dengan Metode Penyederhanaan Statika Metode perhitungan statika dapat diterapkan dalam menghitung kedalaman pemancangan sheet pile (D), dan juga metoda ini dapat disederhanakan. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..18
12 Tahap pertama yang dilakukan untuk menghitung D pada metode penyederhanaan ini sama seperti metode lainnya, yaitu menentukan nilai koefisien tanah aktif dan koefisien tanah pasif. Setelah nilai dan didapat, tahap selanjutnya adalah menghitung nilai gaya tekanan tanah aktif dan nilai gaya tekanan tanah pasif. Besarnya nilai masing-masing gaya tekanan tanah aktif dipengaruhi oleh tegangan akibat berat sendiri, tegangan akibat beban dari luar,tegangan akibat beban air dan tegangan akibat kohesi tanahnya. Sedangkan gaya tekanan tanah pasif dipengaruhi oleh tegangan akibat berat sendiri, tegangan akibat beban air dan tegangan akibat kohesi tanahnya. Tegangan tanah akibat beban sendiri dapat dihitung dengan mengunakan rumus seperti di bawah. (untuk tegangan tanah aktif) (untuk tegangan tanah pasif) Untuk menghitung tegangan akibat beban dari luar dapat digunakan persamaan; (untuktegangan tanah aktif) Persamaan yang digunakan untuk menghitung tegangan akibat beban air adalah; (untuk tegangan tanah aktif) NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..19
13 (untuk tegangan tanah pasif) Sedangkan nilai tegangan tanah akibat kohesi tanah didapat dengan menggunakan persamaan berikut. (untuk tegangan tanah aktif) (untuk tegangan tanah pasif) Gaya-gaya tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif dapat dihitung dengan mengalikan jumlah tegangan-tegangan tanah dengan tinggi masingmasing lapisan tanah, dilihat juga bentuk luasan bidang datarnya, apakah berbentuk persegi atau segitiga. (untuk jumlah tegangan tanah aktif) (untuk jumlah tegangan tanah pasif) (untuk gaya tekanan tanah aktif berbentuk pesegi) (untuk gaya tekanan tanah aktif berbentuk segitiga) (untuk gaya tekanan tanah pasif berbentuk pesegi) (untuk gaya tekanan tanah pasif berbentuk segitiga) Gambar di bawah berikut adalah contoh dari diagram tegangan yang didapat dari hasil perhitungan. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..20
14 Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 2.7 Diagram Tegangan pada Dinding Turap dengan Metode Penyederhanaan Kedalaman pemancangan sheet pile (D) didapat dengan menghitung jumlah momen tekanan tanah aktif dikurangi jumlah momen tekanan tanah pasif. (untuk jumlah momen tekanan tanah aktif) (untuk jumlah momen tekanan tanah pasif) Dimana: = jarak dari titik tinjau momen ke titik berat luasan NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..21
15 = jarak dari titik tinjau momen ke titik berat luasan Maka, Dengan cara coba-coba (trial and error), maka didapatkan nilai kedalaman pemancangan sheet pile (D). Dengan memperhitungkan keamanan, maka kedalaman pemancangan menjadi. Setelah nilai kedalaman pemancangan (D) didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung momen maksimum. Untuk menghitung nilai momen maksimum, maka kedalaman titik rotasi harus dicari terlebih dahulu. Tahapan menghitung nilai kedalaman titik rotasi sama seperti mencari kedalaman pemancangan sheet pile (D), yaitu mencari tegangan tanah akibat berat sendiri, tegangan akibat beban dari luar, tegangan akibat beban air dan tegangan akibat kohesi tanahnya. Setelah nilai tegangan didapat, maka tahap selanjunya adalah menghitung gaya tekanan tanah aktif dan gaya tekanan tanah pasif dengan meninjau titik sejauh x (jika dalam persamaan sebelumnya adalah dikalikan D, untuk sekarang diganti menjadi x). Nilai kedalaman titik rotasi dihitung dengan jumlah gaya tekanan tanah aktif dikurangi jumlah gaya tekanan tanah pasif. Setelah mendapatkan nilai kedalaman titik rotasi, maka nilai momen maksimum dapat dihitung dengan meninjau titik sejauh x. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..22
16 (untuk jumlah momen tekanan tanah aktif) (untuk jumlah momen tekanan tanah pasif) Dimana: = jarak dari titik tinjau momen ke titik berat luasan = jarak dari titik tinjau momen ke titik berat luasan Maka, ditentukan. Jika nilai momen maksimum telah didapat, maka dimensi sheet pile dapat 2.5 Perhitungan Desain Turap dengan Hidrolis Selain dengan cara statika, kedalaman pemancangan juga dapat diketahui dengan cara hidrolis. Karena sebelumnya telah diperhitungkan secara statika dan didapatkan nilainya, maka nilai pemacangan tersebut kemudian di cek keamanannya terhadap bahaya penggelembungan di daerah hilir dinding sheet pile. Gaya rembesan per satuan volume tanah dapat dihitung untuk memeriksa kemungkinan keruntuhan suatu turap (sheet pile) di mana rembesan dalam tanah mungkin dapat menyebabkan penggelembungan (heave) pada daerah hilir (Das, ). Gambar 2.8 pada halaman selanjutnya merupakan kondisi pemisalan dimana air sungai dan air dalam tanah memiliki beda tinggi yang ekstrim. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya penggelembungan di daerah hilir dinding sheet pile. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..23
17 Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 2.8 Penggelembungan pada Tanah yang Disebabkan oleh Rembesan di Sekeliling Turap Faktor keamanan untuk mencegah terjadinya penggelembungan dapat dituliskan pada persamaan berikut. Di mana : FS = faktor keamanan gradasi hidraulis ada gradasi hidraulis kritis NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..24
18 Sedangkan menurut Terzhagi, penggelembungan pada tanah pada umumnya terjadi pada daerah sejauh D/2 dari sheet pile dimana D adalah kedalaman pemancangan sheet pile. Oleh karena itu, kestabilan tanah di daerah luasan D x D/2 di depan sheet pile perlu diselidiki seperti yang ditunjukan oleh gambar 2.9 (a). Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 2.9 (a) Pemeriksaan Terhadap Penggelembungan yang Terjadi pada Bagian Hilir Sheet Pile (b) Pembesaran Daerah Penggelembungan Faktor keamanan untuk mencegah tejadinya penggelembungan dapat dituliskan sebagai berikut. Dimana : faktor keamanan NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..25
19 berat tanah basah di daerah penggelembungan per satuan lebar sheet pile gaya angkat disebabkan oleh rembesan pada taah dengan volume yang sama Dengan nilai Dimana: gradien hidrolik rata-rata kelompok tanah Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 2.10 Pendekatan Tinggi Energi Dorong Dari gambar 2.10 di atas, dapat dihitung tinggi energi dorong rata-rata seperti pada persamaan di bawah ini. NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..26
20 Pada titik b, tingi energi dorong Pada titik c, tingi energi dorong Tinggi kehilangan energi rata-rata di dalam prisma tanah yang ditinjau adalah dan gradien hidrolik rata-rata adalah; Jadi faktor keamanan: NininYuniar, SilmiAzmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Penahan Tanah Bangunan dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong dan menahan tekanan tanah. Baik akibat beban hujan,berat tanah itu sendiri maupun akibat beban
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan
INFO TEKNIK Volume 5 No., Desember 004 (103-109) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan Syafruddin 1 Abstrak Genangan Dinding penahan tanah dibuat untuk dapat menahan
Lebih terperinciDINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )
DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall ) A. PENGERTIAN Dinding penahan tanah (DPT) adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun di tempat di
Lebih terperinciTURAP REKAYASA PONDASI II 2013/2014
REKAYASA PONDASI II 03/04 TURAP. Pendahuluan Turap merupakan struktur sheet piles yang dipancang secara kontinu kedalam tanah sehingga membentuk dinding vertikal yang menerus dan digunakan untuk menahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Stabilitas Lereng Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Setiap kasus tanah yang tidak rata, terdapat dua permukaan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH (CIV -205)
MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE : Tipe lereng, yaitu alami, buatan Dasar teori stabilitas lereng Gaya yang bekerja pada bidang runtuh lereng Profil tanah bawah permukaan Gaya gaya yang menahan keruntuhan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2. TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb
MEKANIKA TANAH 2 TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KRITERIA KERUNTUHAN MENURUT MOHR -
Lebih terperinciANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)
ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I) Turangan Virginia, A.E.Turangan, S.Monintja Email:virginiaturangan@gmail.com ABSTRAK Pada daerah Manado By Pass
Lebih terperinciDinding Penahan Tanah
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Dinding Penahan Tanah Pertemuan - 6 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat menganalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horisontal dan
Lebih terperinciUntuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :
TEKANAN TANAH LATERAL Tekanan tanah lateral ada 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Tekanan tanah dalam keadaan diam atau keadaan statis ( at-rest earth pressure). Tekanan tanah yang terjadi akibat massa tanah
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Niken Silmi Surjandari 1), Bambang Setiawan 2), Ernha Nindyantika 3) 1,2 Staf Pengajar dan Anggota Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciI n a civil engineering blog
Bgm E I n a civil engineering blog CIVI Sambutan Menteri Pendidikan dan iii Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi v Kata Pengantar vii Nama-nama yang terkait dalam rangka pembuatan ix BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Abutmen merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi terus berkembang seiring kemajuan jaman. Teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi dalam bidang
Lebih terperinciBAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN
BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI
TUGAS AKHIR DESAIN TURAP PENAHAN TANAH DENGAN OPTIMASI LETAK DAN DIMENSI PROFIL PADA LOKASI SUNGAI MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS V.8.2 Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH
PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH Yeremias Oktavianus Ramandey NRP : 0021136 Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN DINDING TURAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL DAN PROGRAM OASYS GEO 18.1
STUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN DINDING TURAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL DAN PROGRAM OASYS GEO 18.1 Nama : Riwan Bicler Sinaga NRP : 0121018 Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan pembangunan berkembang secara cepat. Pembangunan khususnya pada daerah-daerah yang curam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yulianto (2013) dalam penelitiannya Analisis Dinding Penahan Tanah Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis data tanah Data tanah yang digunakan peneliti dalam peneltian ini adalah menggunakan data sekunder yang didapat dari hasil penelitian sebelumnya. Data properties
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:
BAB III METODOLOGI 3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus dilakukan
Lebih terperinciPERHITUNGAN KEGAGALAN SHEET PILE
PERHITUNGAN KEGAGALAN SHEET PILE AKIBAT TEKANAN TANAH LATERAL DAN KEKUATAN TARIK TIE ROD PADA PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA PARENGGEAN KOTA WARINGIN TIMUR KALIMANTAN TENGAH LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciBAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR
Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air
Lebih terperinciSheet Pile (Dinding Turap)
Sheet Pile (Dinding Turap) gudang kapal sheet pile SIVA 1 Sheet Piles ~ turap baja atau kayu dipancang ke dalam tanah, yang membentuk dinding menerus gudang kapal sheet pile 2 Dinding Turap(Sheet pile
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH
Mata Kuliah : Pondasi Kode Mata Kuliah : SPR241 SKS : 2 Unit Kompetensi : Merencanakan Pondasi Bangunan BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH Kompetensi 1. Menguasai Sifat-Sifat Teknis Tanah dan Batuan
Lebih terperinciPENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum
PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan penduduk di kota Semarang, maka diperlukan sarana jalan raya yang aman dan nyaman. Dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas,
Lebih terperinciTEKANAN TANAH LATERAL
TEKANAN TANAH LATERAL Tekanan lateral tanah adalah tekanan oleh tanah pada bidang horizontal. Contoh aplikasi teori tekanan lateral adalah untuk desain-desain seperti dinding penahan tanah, dinding basement,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Dasar-Dasar Teori II. 1.1. Retaining Wall Retaining Wall merupakan istilah di bidang teknik sipil yang artinya dinding penahan. Dinding penahan merupakan struktur bangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Longsoran Pengertian gerakan tanah (mass movement) dengan longsoran (Landslide) mempunyai kesamaan. Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batu pada arah tegak, mendatar
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG DINDING PENAHAN TANAH DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB SAANIN PADANG
PERENCANAAN ULANG DINDING PENAHAN TANAH DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB SAANIN PADANG Jerry Okta Frandika, Hendri Warman, Taufik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung
Lebih terperinciGambar 1.1. Dinding penahan tanah geofoam
Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) 1. Pengertian dan Fungsi Dinding penahan tanah (retaining wall) merupakan komponen struktur bangunan penting utama untuk jalan raya, dan bangunan lingkungan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Longsoran ( landslide ) merupakan bencana alam yang sering terjadi pada daerah berbukit bukit atau pegunungan, seperti di wilayah Sumatera Barat. Material yang mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. stabilitas lereng. Analisis ini sering dijumpai pada perancangan-perancangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang besar dalam setiap bidang ilmu, salah satunya adalah bidang teknik sipil. Perencanaan dan perancangan suatu
Lebih terperinciSTABILITAS LERENG (SLOPE STABILITY)
STABILITAS LERENG (SLOPE STABILITY) Lereng : tanah dengan permukaan miring, berupa lereng alam atau lereng buatan berupa hasil galian atau timbunan, seperti pada tebing sungai, tebing jalan, tanggul atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area pada konstruksi seperti rumah, gedung bertingkat, dan jenis konstruksi lainnya. Umumnya,
Lebih terperinciPENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG
Jurnal TEKNIK SIPIL - UCY ISSN: 1907 2368 Vol. 1 No. 2, Agustus 2006 PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG Agus Setyo Muntohar * Abstrak: Pengaruh aliran air atau rembesan
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK
VOLUME 7 NO. 1, FEBRUARI 2011 STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM 64+500 Abdul Hakam 1, Rizki Pranata Mulya 2 ABSTRAK Hujan deras yang terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR NOTASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii v ix xii xiv xvii xviii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini telah merambah di segala bidang, demikian pula dengan ilmu teknik sipil. Sebagai contohnya dalam bidang teknik konstruksi,
Lebih terperinciBAB III DINDING PENAHAN TANAH
75 BAB III DINDING PENAHAN TANAH PE N DAH U LUAN Pada bab ini, materi yang akan dibahas meliputi jenis-jenis dinding penahan tanah, momen lentur, dan gaya geser yang bekerja pada dinding maupun pada telapak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan penting pada suatu lokasi konstruksi, karena tanah berperan sebagai perletakan dari suatu konstruksi. Bagian konstruksi yang berhubungan langsung
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR NOTASI xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Tinjauan dan Manfaat I-3 1.3. Batasan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. batu yang berfungsi untuk tanggul penahan longsor. Langkah perencanaan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Talud Bronjong Perencanaan talud pada embung memanjang menggunakan bronjong. Bronjong adalah kawat yang dianyam dengan lubang segi enam, sebagai wadah batu yang berfungsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia konstruksi terdapat beberapa aspek teknis yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai, salah satunya adalah persiapan lahan untuk pembangunan.
Lebih terperinciPerancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam
Perancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam Perancangan saluran berarti menentukan dimensi saluran dengan mempertimbangkan sifat-sifat bahan pembentuk tubuh saluran serta kondisi medan sedemikian
Lebih terperinciPENGANTAR PONDASI DALAM
PENGANTAR PONDASI Disusun oleh : DALAM 1. Robi Arianta Sembiring (08 0404 066) 2. M. Hafiz (08 0404 081) 3. Ibnu Syifa H. (08 0404 125) 4. Andy Kurniawan (08 0404 159) 5. Fahrurrozie (08 0404 161) Pengantar
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2
PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2 Nama : Jacson Sumando NRP : 9821055 Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN 4.1 Pemilihan Tipe Dinding Penahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menganalisis dinding penahan tipe gravitasi yang terbuat dari beton yang
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland) Violetta Gabriella Margaretha Pangemanan A.E Turangan, O.B.A Sompie Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Semester genap tahun 2007/2008 ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN. Dita Pravitra A. Kasthalisti (0700733841)
Lebih terperinciANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)
ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND) Giverson Javin Rolos, Turangan A. E., O. B. A. Sompie Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Perkembangan informasi teknologi pada saat sekarang ini telah mencakup hampir semua bidang ilmu, salah satunya adalah Teknik Sipil yang merupakan bidang keilmuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang kita hadapi dalam suatu lereng adalah masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang kita hadapi dalam suatu lereng adalah masalah keruntuhan atau kelongsoran dari lereng tersebut, baik yang terjadi pada lereng alam maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Suatu struktur bangunan yang direncanakan harus sesuai dengan peraturan - peraturan yang berlaku, sehingga mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi.
Lebih terperinciStabilitas lereng (lanjutan)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 12 MODUL 12 Stabilitas lereng (lanjutan) 6. Penanggulangan Longsor Yang dimaksud dengan penanggulangan longsoran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Debit Banjir Rencana Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang (rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa
Lebih terperinciTEMBOK PENAHAN TANAH (TPT)
1 TEMBOK PENAHAN TANAH (TPT) I. Pengertian II. TPT adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
24 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Persiapan Memasuki tahap persiapan ini disusun hal-hal penting yang harus dilakukan dalam rangka penulisan tugas akhir ini. Adapun tahap persiapan ini meliputi hal-hal sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelongsoran Tanah Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada bidang geoteknik akibat meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya
Lebih terperinciMekanika Tanah 2 Konsep Tegangan Efektif
Mekanika Tanah 2 Konsep Tegangan Efektif Anggota kelompok : Rico Sihotang [10308078] Risty Mavonda P [10308079] Susanti [10308080] Company LOGO KONSEP TEGANGAN EFEKTIF Tegangan pada Tanah Jenuh Air tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang pada era globalisasi ini. Sebagai negara berkembang Indonesia membutuhkan jaringan infrastruktur yang menunjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali daerah yang,mengalami longsoran tanah yang tersebar di daerah-daerah pegunngan di Indonesia. Gerakan tanah atau biasa di sebut tanah longsor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR
ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR M a r w a n t o Jurusan Teknik Sipil STTNAS Yogyakarta email : marwantokotagede@gmail.com Abstrak Kejadian longsoran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding perkuatan tanah merupakan struktur yang didesain untuk menjaga dan mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di sebelahnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap
5 BAB II ANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat bagi angkutan darat tersebut untuk melakukan aktifitas. Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Infrastruktur sebagai sarana transportasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, khususnya yang menggunakan angkutan darat. Kalau kita perhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geoteknik merupakan suatu ilmu terapan yang peranannya sangat penting, tidak hanya dalam dunia pertambangan akan tetapi dalam berbagai bidang seperti teknik sipil
Lebih terperinciANALISA STABILITAS LERENG DENGAN METODE COUNTER WEIGHT LOKASI STA RUAS JALAN Sp.PERDAU-BATU AMPAR
ANALISA STABILITAS LERENG DENGAN METODE COUNTER WEIGHT LOKASI STA 25+750 RUAS JALAN Sp.PERDAU-BATU AMPAR ANDY SETYA WARDHANA NPM.11.11.1001.7311.105 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS 17
Lebih terperinciMahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juli 2015 Pengaruh Hujan Terhadap Perkuatan Lereng dengan Kondisi Partially Saturated Soil Menggunakan Metode Elemen
Lebih terperinciDedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan, Evi Nur Cahya,
STUDI TENTANG ALTERNATIF STRUKTUR PENAHAN UNTUK MENGATASI MASALAH PERGERAKAN TANAH DI PLTP ULUMBU KECAMATAN SATAR MESE KABUPATEN MANGGARAI TENGAH PROPINSI NTT Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan,
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TANGGUL MUARA SUNGAI TANJUNG ORI DESA TAMBAK KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN GRESIK
ABSTRAK ANALISIS PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TANGGUL MUARA SUNGAI TANJUNG ORI DESA TAMBAK KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN GRESIK SURYANI 1), SAPTO BUDI WASONO,ST.MT 2) 1). Mahasiswa Tehnik Sipil, 2) Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND) Thyac Korah Turangan A. E., Alva N. Sarajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado Email:korahthyac@yahoo.com
Lebih terperinciBab IV STABILITAS LERENG
Bab IV STABILITAS LERENG PENDAHULUAN Permukaan tanah tidak horisontal gravitasi enderung menggerakkan tanah kebawah >>> perlawanan geseran tidak mampu menahan longsor. Analisis stabilitas pada permukaan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK
ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA Christy Yanwar Yosapat NRP : 1121037 Pembimbing : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T. ABSTRAK Pada akhir tahun 2012,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KEPADATAN PADA PERMODELAN FISIK MENGGUNAKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG TERHADAP STABILITAS LERENG
PENGARUH VARIASI KEPADATAN PADA PERMODELAN FISIK MENGGUNAKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG TERHADAP STABILITAS LERENG Herlien Indrawahyuni, As ad Munawir, Ifone Damayanti Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR
BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lereng merupakan struktur geoteknik yang dapat terjadi oleh alam maupun buatan manusia. Lereng merupakan struktur yang terbuat dari material geoteknik berupa tanah
Lebih terperinciANALISA DAN PENANGANAN KESTABILAN RUAS JALAN MUARO KALABAN TANAH BADANTUANG KILIRAN JAO SIJUNJUNG KM DAN KM (B1)
ANALISA DAN PENANGANAN KESTABILAN RUAS JALAN MUARO KALABAN TANAH BADANTUANG KILIRAN JAO SIJUNJUNG KM. 108 + 850 DAN KM 116 + 110 (B1) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV KRITERIA DESAIN
BAB IV KRITERIA DESAIN 4.1 PARAMETER DESAIN Merupakan langkah yang harus dikerjakan setelah penentuan type penanggulangan adalah pembuatan desain. Desain penanggulangan mencangkup perencanaan, analisa
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah juga merupakan salah satu penunjang yang membantu semua
Lebih terperinciD3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Jawa. Sungai ini mengalir dari hulu di daerah Gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung menuju ke
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH BASEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS v8.2 (Proyek Apartemen, Jl. Intan Ujung - Jakarta Selatan) Diajukan sebagai syarat untuk meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua bagian utama dari bangunan, yaitu bagian struktur dan nonstruktur. Bagian struktur ialah bagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR
vii DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN i HALAMAN PERSETUJUAN ii ABSTRAKSI iii ABSTRACT iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG 1.1 Latar Belakang JUMRI BAB I PENDAHULUAN Tenggarong Seberang merupakan pemekaran dari Tenggarong
Lebih terperinciANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK
ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA Adriani 1), Lely Herliyana 2) ABSTRAK Jalan lingkar utara adalah daerah yang berjenis tanah rawa atau tanah lunak maka untuk melakukan
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR PERBANDINGAN PENGGUNAAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE KANTILEVER DAN GRAVITASI DENGAN VARIASI KETINGGIAN LERENG
INFRASTRUKTUR PERBANDINGAN PENGGUNAAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE KANTILEVER DAN GRAVITASI DENGAN VARIASI KETINGGIAN LERENG Comparison of Cantylever Type Retaining Walls and Gravity Type at Various Heights
Lebih terperinciTUGAS AKHIR TINJAUAN PERHITUNGAN BETON DINDING DIAFRAGMA PADA PROYEK UNDERPASS KEBAYORAN LAMA MENUJU PONDOK INDAH
TUGAS AKHIR TINJAUAN PERHITUNGAN BETON DINDING DIAFRAGMA PADA PROYEK UNDERPASS KEBAYORAN LAMA MENUJU PONDOK INDAH Disusun oleh : Maya Pertisari 4110411-078 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
Lebih terperinci