INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN"

Transkripsi

1 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN BAB 6-1 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN DAFTAR ISI Informasi Umum Kebersihan dan Perawatan Informasi Umum Perawatan Mesin Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar Membuang Tekanan Bahan Bakar Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar Diagnosa Uraian Umum Diagnosa Mesin Uraian Sistim Diagnosa On-Board Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) Memeriksa Lampu Check Engine (MIL) Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) Table Fail-safe Memeriksa Secara Visual Dasar Pemeriksaan Mesin Diagnosa Gejala Pada Mesin Data Scan Tool Memeriksa ECM dan Sirkuitnya Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine Lampu Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati) Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine Lampu Menyala Terus Setelah Mesin Hidup Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1) DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor A Rendah DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor A Tinggi DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1) DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor A DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor A (Bank 1) DTC P0500 Vehicle Speed Sensor A DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C) Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load Special Tool

2 6-1-2 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Informasi Umum Kebersihan dan Perawatan Mesin pada kendaraan merupakan susunan komponenkomponen yang mempunyai ukuran sangat presisi dengan toleransi hingga 1/1.000 milimeter, sehingga diperlukan kecermatan dan kebersihan saat melakukan perawatan. Dalam bagian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan di bagian mesin, terutama bagian yang harus mendapat pelumasan. Di bawah ini dijelaskan prosedur perawatan pada bagian mesin : Saat memasang, gunakan oli yang bersih untuk melumasi komponen yang bergesekan. Komponen seperti valve, piston, piston ring, connecting rod, rod bearing dan crankshaft journal bearing saat dilepas harus sesuai dengan urutan pada prosedur melepas dan dikembalikan ke posisi semula saat memasang. Kabel terminal battery harus dilepas sebelum melakukan perbaikan pada mesin. Pada buku pedoman perbaikan ini keempat cylinder mesin diberi nomor : No.1 (1), No.2 (2), No.3 (3) dan No.4 (4) mulai dari sisi pulley crankshaft ke arah sisi flywheel. Informasi Umum Perawatan Mesin Informasi mengenai perawatan mesin ini harus diperhatikan dengan baik untuk mencegah kerusakan yang dapat mempengaruhi kemampuan mesin. Saat mengangkat mesin untuk perbaikan, jangan mendongkrak di bagian oil pan, hal ini dapat menyebabkan oil pan penyok sehingga menghambat jalannya pelumasan oli ke bagian mesin lainnya. Sistem kelistrikan mesin adalah 12 Volt, jika terjadi hubungan singkat (koslet) dapat mengakibatkan kerusakan komponen. Untuk mencegah hal tersebut, lepas kabel negatif battery sebelum melakukan perbaikan. Ketika melepas air cleaner, air intake hose, throttle body, atau Intake manifold, tutuplah lubang intake manifold. Hal ini untuk mencegah masuknya benda/kotoran kecil yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal saat mesin dihidupkan.

3 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar Lihat Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan di Bab 6C. 1 Membuang Tekanan Bahan Bakar Setelah kondisi mesin dingin, lakukan langkah berikut ini untuk membuang tekanan bahan bakar. 1) Tuas transmisi pada posisi Netral tarik rem tangan dan ganjal roda. 2) Lepaskan cover bagian dalam glove box. 3) Lepaskan braket ECM. 4) Lepaskan relay fuel pump (1) dari main relay assy. 5) Buka tutup tangki bahan bakar untuk membuang tekanan dalam tangki dan kemudian pasang kembali. 6) Hidupkan mesin dan biarkan hingga mati dengan sendirinya (hingga bahan bakar habis). Kemudian, starter mesin 2-3 kali selama 3 detik untuk membuang tekanan yang terdapat di saluran. Seluruh sambungan bahan bakar kini aman untuk perbaikan. 7) Selesai perbaikan, pasang kembali relay fuel pump. Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar Setelah melakukan perbaikan pada sistim bahan bakar, periksa untuk kebocoran, sbb.: 1) ON-kan kunci kontak selama 3 detik (untuk mengoperasikan fuel pump), kemudian putar ke posisi OFF. 2) Ulangi Langkah 1) sebanyak 3 atau 4 kali hingga terasa tekanan pada saluran bahan bakar, dengan cara memegang selang. 3) Pada kondisi ini, periksa kebocoran bahan bakar pada komponen atau sistim bahan bakar.

4 6-1-4 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Uraian Umum Diagnosa Mesin Diagnosa Kendaraan ini dilengkapi dengan sistim kontrol mesin dan emisi yang dikontrol oleh ECM. Sistim kontrol mesin dan emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM memiliki sistim On-Board Diagnostic yang mendeteksi tidak berfungsinya sistim dan ketidak-normalan pada komponen emisi gas buang mesin. Ketika mendiagnosa masalah pada mesin, perhatikan Diagnosa Sistim On-Board dan Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mendiagnosa Masalah dan lakukan diagnosa sebagaimana pada Memeriksa Sistim Mesin dan Kontrol Emisi. Terdapat hubungan antara mekanisme mesin, sistim pendingin mesin, sistim pengapian, sistim gas buang, dll. dengan sistim kontrol mesin dan emisi pada struktur dan cara kerjanya. Jika terjadi masalah pada mesin, meskipun lampu check engine tidak ON, lakukan diagnosa sesuai Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi. Uraian Sistim Diagnosa On-Board ECM mendiagnosa masalah yang dapat terjadi pada komponen berikut saat kunci kontak ON serta mesin hidup dan menunjukkan hasilnya melalui nyala lampu check engine (1). Heated oxygen sensor ECT Sensor TP Sensor IAT Sensor MAP Sensor CMP Sensor CKP Sensor VSS CPU (Central Processing Unit) ECM ECM dan lampu check engine bekerja sebagai berikut. Lampu check engine menyala ketika kunci kontak diputar ke posisi ON (mesin dalam keadaan mati) dengan kondisi terminal switch diagnosa tidak digroundkan tanpa memperhatikan mesin dan sistim kontrol emisi. Hal ini hanya untuk memeriksa lampu check engine dan sirkuitnya. Jika mesin dan sistim kontrol emisi bebas dari masalah setelah mesin hidup (saat mesin hidup), lampu check engine akan OFF. Ketika ECM mendeteksi adanya masalah pada kedua sistim di atas, lampu check engine akan ON saat mesin hidup untuk mengingatkan pengemudi. (Jika ECM mendeteksi adanya 3 driving cycle yang berkelanjutan hal itu berarti normal, akan tetapi, lampu check engine (1) akan tetap OFF meskipun DTC tersimpan dalam memori ECM.) Selama ada yang mengaktifkan (ON) lampu check engine (1) saat kerusakan terdeteksi, 2 driving cycle detection logic digunakan untuk mencegah pendeteksian yang keliru untuk beberapa DTC.

5 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Saat ECM mendeteksi adanya kerusakan diagnostic trouble code (DTC) akan disimpan dalam memori ECM. DTC dapat diperiksa dengan menggunakan SUZUKI scan tool (2). Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai prosedur memeriksa DTC, lihat Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Untuk menghapus DTC, lihat petunjuk pada Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC). Warm-up Cycle Warm up cycle artinya pengoperasian kendaraan dari suhu coolant mencapai minimal 22 C (40 F) saat mesin mulai hidup hingga mencapai suhu coolant minimal 71 C (160 F). Driving Cycle Satu Driving Cycle adalah satu periode mulai dari mesin dihidupkan sampai mesin dimatikan. 2 Driving Cycle Detection Logic Kerusakan yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memory ECM (dalam bentuk pending DTC) tetapi lampu check engine tidak langsung menyala pada saat ini. Baru menyala saat kerusakan yang sama terdeteksi kedua kalinya pada driving cycle berikutnya. Pending DTC Pending DTC artinya DTC terdeteksi dan disimpan sementara selama 1 driving cycle dan terdeteksi kembali pada 2 driving cycle detection logic. Freeze Frame Data ECM menyimpan data kondisi mesin dan pengendaraan (dalam bentuk data seperti pada gambar) di dalam memory ECM saat kerusakan terdeteksi. Data seperti itu disebut Freeze frame data. Oleh karena itu, mudah sekali untuk melihat kondisi mesin dan pengendaraan (misalnya, apakah mesin sudah cukup panas atau belum, apakah kendaraan berhenti atau jalan, apakah campuran bahan bakar kaya/kurus) saat kerusakan terdeteksi dengan cara melihat freeze frame data. ECM juga dapat menyimpan freeze frame data dari 3 kerusakan berbeda yang terdeteksi. Dengan menggunakan fungsi ini, jumlah kerusakan yang terdeteksi bisa diketahui. Hal tersebut sangat membantu dalam mendiagnosa masalah. Menghapus Freeze Frame Data Freeze frame data akan terhapus bersamaan dengan terhapusnya DTC.

6 6-1-6 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Data Link Connector (DLC) DLC (1) terletak di bagian bawah panel instrumen tempat duduk pengemudi. Serial data line (K line ISO 9141) (3) digunakan SUZUKI scan tool (Tech 2) untuk berkomunikasi dengan ECM. 2. B + (terminal positif battery) 4. ECM ground (Signal Ground) 5. Vehicle body ground (Chassis Ground)

7 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Jangan melepas socket dari ECM, kabel battery, kabel ground ECM dari mesin atau main fuse sebelum mencatat informasi diagnosa (DTC, freeze frame data, dll.) yang tersimpan dalam memori ECM. Dengan melakukan pemutusan tersebut akan menghapus informasi dalam memori ECM. Waktu yang dibutuhkan untuk menghapus DTC: Temperatur luar Di atas 0 C (32 F) Di bawah 0 C (32 F) Waktu untuk memutus power ke ECM 30 detik atau lebih Tidak tercatat. Cari tempat yang temperaturnya lebih tinggi dari 0 C (32 F). Informasi diagnosa yang tersimpan dalam memori ECM dapat dihapus dengan menggunakan SUZUKI scan tool, sama halnya seperti untuk memeriksa. Sebelum menggunakan scan tool, baca buku petunjuk pemakaiannya dengan seksama untuk mendapatkan pemahaman mengenai fungsi yang tersedia dan bagaimana menggunakannya. Baca dengan seksama Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perbaikan Sirkuit Kelistrikan pada Bab 0A sebelum memeriksa dan amati apa yang tertulis di Bab itu. Penggantian ECM Ketika mengganti ECM, periksa kondisi berikut ini. Mengabaikan pemeriksaan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada ECM. Besarnya tahanan semua relay, actuator harus sesuai spesifikasi. MAP sensor dan TP sensor dalam kondisi baik dan tidak ada sirkuit power sensor-sensor ini yang short ke ground.

8 6-1-8 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Lihat halaman berikut untuk masing-masing langkah. Langkah Tindakan Ya Tidak 1 Analisa Keluhan Customer 1) Lakukan analisa keluhan customer sesuai Analisa Keluhan Customer. Apakah analisa keluhan customer telah dilakukan? Lanjut Ke langkah 2. Lakukan analisa keluhan customer 2 Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 3 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai Memeriksa Secara Visual. Apakah kondisinya rusak? 4 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai Memeriksa Secara Visual. Apakah kondisinya rusak? 5 Konfirmasi Gejala Masalah 1) Konfirmasikan gejala masalah sesuai Konfirmasi Gejala Masalah. Apakah gejalanya dapat diikenali? 6 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 7 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 8 Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin 1) Periksa dan perbaiki sesuai Dasar Pemeriksaan Mesin dan Diagnosa Gejala Mesin. Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 9 Perbaikan DTC 1) Periksa dan perbaiki sesuai tabel flow diagnosa DTC, Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 10 Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) 1) Periksa masalah sesaat sesuai Memeriksa Masalah Sesaat. Apakah kondisinya rusak? Print DTC atau catat dan hapus, lihat Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC), dan kemudian lanjut ke langkah 3. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, dan kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke langkah 7. Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke langkah 11. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 10. Periksa dan perbaiki komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 11.

9 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Langkah Tindakan Ya Tidak 11 Tes Akhir 1) Hapus DTC jika ada. 2) Lakukan tes akhir, lihat Tes Akhir. Apakah muncul gejala masalah, DTC atau kondisi tidak normal? Lanjut ke langkah 6. Selesai Langkah 1. Analisa Keluhan Customer Catat data masalah (kerusakan, keluhan) dan kronologis kejadiannya sesuai pembicaraan dengan customer. Untuk ini, gunakan form pemeriksaan untuk mengumpulkan informasi dan hal-hal penting yang diperlukan untuk analisa dan diagnosa yang akurat. Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) Pertama-tama, periksa DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Jika DTC muncul, cetak atau catat dan kemudian hapus sesuai Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC). DTC menunjukkan kerusakan pada sistim tetapi tidak menunjukkan waktu kejadiannya, apakah terjadi baru saja atau terjadi beberapa waktu lalu dan kondisi telah kembali normal. Untuk menentukan masalah yang terjadi, periksa gejala yang terjadi sesuai langkah 4 dan cocokkan dengan DTC yang muncul sesuai langkah 5. Lakukan diagnosa sesuai DTC yang muncul, kesalahan menghapus DTC pada langkah ini akan mengaburkan hasil diagnosa, atau kesulitan dalam melakukan perbaikan. Langkah 3. dan 4. Memeriksa Secara Visual Sebagai langkah awal, lakukan memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi mesin. Langkah 5. Konfirmasi Gejala Masalah Berdasarkan informasi pada Langkah 1. Analisa Keluhan Customer dan Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC), konfirmasikan gejala masalah. Dan juga, konfirmasikan DTC sesuai Prosedur Konfirmasi DTC dari masing-masing DTC. Langkah 6. dan 7. Periksa Kembali dan Simpan DTC Lihat Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) untuk prosedur memeriksa. Langkah 8. Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin Lakukan pemeriksaan berdasarkan Dasar Pemeriksaan Mesin. Pertama setelah didapatkan flow table, periksa komponen kemungkinan penyebab kerusakan lihat Diagnosis Masalah Mesin dan berdasarkan gejala yang ada pada kendaraan (keluhan customer, analisa keluhan, identifikasi masalah, dasar pemeriksaan mesin) dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak. Langkah 9. Perbaikan DTC (Lihat Tabel Flow masing-masing DTC Diagnosa) Berdasarkan DTC yang muncul pada langkah 5 lihat tabel flow diagnosa DTC, tentukan penyebab masalahnya, misalnyaa sensor, switch, wire harness, konektor, actuator, ECM atau komponen lain dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak. Langkah 10. Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) Periksa komponen yang mudah sekali terjadi masalah sesaat (terkadang muncul) (seperti, wire harness, konektor, dll.), lihat Masalah Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) dan Sambungan yang Kendur di Bab 0A dan sirkuit yang berhubungan dengan DTC yang tersimpan di langkah 2. Langkah 11. Tes Akhir Konfirmasikan gejala masalah yang telah diperbaiki dan mesin telah bebas dari kondsi abnormal. Jika muncul DTC masalah yang telah diperbaiki, hapus DTC segera, lakukan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan DTC yang sama tidak muncul lagi.

10 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) Nama: Tgl. Terbit: Model: No. Rangka: Tgl. Pencatatan: Tgl. Masalah: Km.: Sulit dihidupkan Tidak dapat Di-crank Tidak ada pengapian awal Tidak ada pengapian Sulit dihidupkan pada saat: ( Dingin Hangat Selalu) Lain - lain Tidak dapat idle Tidak dapat fast idle Putaran idle tidak normal ( Tinggi Rendah) ( rpm.) Tidak stabil Menyendat ( rpm. hingga rpm.) Lain-lain Pengendaraan tidak nyaman Percepatan kurang Pengapian cepat / Pengapian lambat Tidak bertenaga Menyentak Bunyi tidak normal Lain - lain Mesin Mati saat: Segera setelah di-start Pedal gas ditekan Pedal gas dilepas Ada beban A/C Kelistrikan P/S Lain-lain Lain-lain LAIN-LAIN: KONDISI LINGKUNGAN / KENDARAAN SAAT TERJADI MASALAH Kondisi Lingkungan Cuaca Suhu Frekwensi Jalan Biasa Berawan Hujan Salju Selalu Lain-lain Panas Hangat Sejuk Dingin ( F/ C) Selalu Selalu Terkadang ( kali/ hari,bulan) Hanya Sekali Pada kondisi tertentu Kota Desa Jalan Tol Pegunungan ( Turun / Naik) Jalan Aspal Kerikil Lain-lain Kondisi Kendaraan Kondisi Mesin Kondisi Kendaraan Dingin Pemanasan Panas Selalu Selain saat start Segera setelah start Dipacu tanpa beban Putaran Mesin ( rpm.) Selama pengendaraan: Kecepatan tetap Percepatan Perlambatan Berbelok ke kanan Berbelok ke kiri Saat pindah gigi (posisi ) Berhenti Kecepatan kendaraan ( Km/jam) Lain-lain Kondisi Lampu Cek Engine Selalu ON Terkadang ON Selalu OFF Kondisi baik DTC Pemeriksaan pertama Pemeriksaan kedua : Tidak ada Kode Normal DTC Kode Masalah ( ) : Tidak ada Kode Normal DTC Kode Masalah ( ) CATATAN: Diatas adalah contoh form standar. Lakukan modifikasi sesuai kondisi dan karakteristik masingmasing daerah.

11 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Memeriksa Lampu Check Engine (MIL) 1 1) ON-kan kunci kontak (kondisi mesin mati) dan periksa lampu check engine (1). Jika lampu check engine tidak menyala, lanjut ke Tabel Flow Diagnosa A-1. 2) Hidupkan mesin dan pastikan lampu check engine mati. 3) Jika lampu check engine menyala dan tidak ada DTC pada ECM, lanjut ke Tabel Flow Diagnostic A-2. Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Siapkan SUZUKI scan tool. 2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan ke data link connector (DLC) (1) di bagian bawah instrument panel pengemudi. Special tool (A): SUZUKI scan tool (A) 1 3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan lampu check engine menyala. 4) Perhatikan DTC yang muncul kemudian cetak atau catat. Lihat buku petunjuk scan tool untuk lebih jelasnya. Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak ada, periksa scan tool dengan menghubungkannya ke ECM pada kendaraan lain. Jika komunikasi baik, berarti scan tool dalam kondisi baik. Kemudian, periksa data link connector dan serial data line (sirkuit) pada kendaraan dimana scan tool tidak dapat berkomunikasi. 5) Selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector.

12 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke data link connector dengan cara yang sama saat melakukan pemeriksaan DTC. 2) Kunci kontak pada posisi ON. 3) Hapus DTC. 4) Selesai menghapus DTC, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector. CATATAN: DTC yang tersimpan di dalam memory ECM akan terhapus pada kondisi berikut. Hati-hati jangan mengapus DTC yang belum dicatat. Ketika power ECM terputus (dengan melepas kabel battery, melepas fuse atau melepas connector ECM) Ketika kerusakan yang sama (DTC) tidak dideteksi setelah 40 putaran engine. Waktu yang diperlukan untuk menghapus DTC: Suhu ruang Di atas 0 C (32 F) Di bawah 0 C (32 F) Waktu untuk memutus power ECM 30 detik atau lebih Tidak spesifik. lakukan di daerah dengan suhu di atas 0 C (32 F). Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) No. DTC P0031 P0032 P0107 P0108 P0112 Bagian Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1) Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output HO2S-1 heater lebih kecil dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S-1 heater lebih besar dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) DTC 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle MIL 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle

13 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN No. DTC P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 P0134 P0335 P0340 Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi Sirkuit Throttle Position Sensor A Rendah Sirkuit Throttle Position Sensor A Tinggi Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas pada Sirkuit O2 Sensor (Bank 1, Sensor 1) Sirkuit Crankshaft Position Sensor A Sirkuit Camshaft Position Sensor A (Bank 1) P0500 Vehicle speed sensor A P0601 P0602 Bagian Internal Control Module Memory Check Sum Error Control Module Programming Error Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output IAT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama 40 detik setelah warming up mesin. (2 driving cycle detection logic) Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat mesin distarter. (1 driving cycle detection logic) Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. Sinyal output CMP sensor tidak masuk di antara 75 BTDC dan 5 BTDC sudut crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic) Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic) Data write error atau check sum error (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali / 1 driving cycle) Data programming error (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak menyala) DTC 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 2 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle MIL 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 2 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle Tidak ada

14 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Table Fail-safe Saat DTC di bawah ini terdeteksi, ECM memasuki mode fail-safe selama kerusakan berlangsung dan berakhir saat ECM mendeteksi keadaan telah normal kembali. No. DTC Bagian yang Terdeteksi Cara Kerja Fail-Safe P0107 Input sirkuit manifold absolute rendah P0108 P0112 P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 Input sirkuit manifold absolute pressure tinggi Input sirkuit intake air temperature rendah Input sirkuit intake air temperature sensor tinggi Input sirkuit engine coolant temperature rendah Input sirkuit engine coolant temperature tinggi Input sirkuit throttle position sensor rendah Input sirkuit throttle position sensor tinggi Engine control bekerja pada tekanan barometric 101 kpa. Engine control bekerja berdasarkan tekanan pada manifold absolute pressure sesuai pembukaan throttle dan putaran mesin. ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control bekerja pada suhu IAT 20 C (68 F). ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control is sudah dilakukan on the basis of 80 C (176 F) engine coolant temperature. Radiator cooling fan operates continuously. ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control bekerja pada posisi throttle 20. P0335 Sirkuit crankshaft position sensor Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CMP sensor. Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. P0340 Sirkuit camshaft position sensor Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CKP sensor. Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. P0500 Vehicle speed sensor ECM menghentikan IAC feed back control

15 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Memeriksa Secara Visual Periksa secara visual komponen dan sistim berikut. Pemeriksaan Bab Referensi Oli mesin jumlah, kebocoran Bab 0B Engine coolant jumlah, kebocoran Bab 0B Bahan bakar jumlah, kebocoran Bab 0B Filter udara kotor, tersumbat Bab 0B Battery jumlah, karat pada terminal Bab 0B Water pump belt tension, rusak Bab 0B Kabel throttle play, memasang Bab 6E-1 Selang vacuum air intake system lepas, kendur, rusak, bengkok Sambungan kabel/harness lepas, gesek Fuse terbakar Bab 8 Komponen memasang Baut kendur Komponen rusak Komponen lain yang dapat diperiksa secara langsung Periksa juga hal-hal berikut saat mesin hidup, jika mungkin Lampu check engine tidak berfungsi cara kerja Bab 6-1 Lampu pengisian battery cara kerja Bab 6H Lampu peringatan tekanan oli cara kerja Bab 8 (Bab 6-1 untuk pemeriksaan) Engine coolant temp. meter cara kerja Bab 8 Fuel level meter cara kerja Bab 8 Udara masuk dari sistim air intake Sistim exhaust kebocoran gas buang, bunyi tidak normal Komponen lain yang dapat diperiksa secara visual

16 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Dasar Pemeriksaan Mesin Pemeriksaan ini sangat penting untuk melakukan perbaikan ketika ECM tidak mendeteksi adanya DTC dan adanya kejanggalan saat memeriksa langsung. Perhatikan tabel flow berikut ini dengan seksama. Langkah Tindakan Ya Tidak 1 Apakah Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi sudah dilakukan? Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi. 2 Periksa apakah tegangan. battery Lanjut ke langkah 3. Charge atau ganti battery. 11 V atau lebih? 3 Apakah mesin bisa distarter? Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke Diagnosa di Bab 6G. 4 Apakah mesin bisa hidup? Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 7. 5 Periksa idle speed/iac duty mesin sesuai Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty di Bab 6E11. Apakah sesuai spesifikasi? 6 Memeriksa ignition timing sesuai Memeriksa dan Penyetelan Ignition Timing di Bab 6F. Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? 7 Periksa supply bahan bakar berikut. 1) Periksa apakah jumlah bahan bakar pada tangki cukup?. 2) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 2 detik dan kemudian OFF. Apakah tekanan balik (suara) dapat dirasakan pada selang bahan bakar saat kunci kontak di-onkan? 8 Periksa kerja fuel pump. 1) Apakah suara fuel pump terdengar dari lubang pengisian bahan bakar sekitar 2 detik setelah kunci kontak ON dan kemudian berhenti? 9 Memeriksa pengapian busi lihat Tes Pengapian Busi di Bab 6F. Apakah kondisinya baik? 10 Periksa fungsi fuel injector lihat Memeriksa Fuel Injector di Bab 6E1. Apakah kondisinya baik? Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke Diagnosa Gejala Mesin. Lanjut ke Diagnosa Gejala Pada Mesin. Periksa komponen yang terhubung dengan ignition control, lihat Bab 6F. Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke Tabel B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar. Lanjut ke langkah 10. Lanjut ke Diagnosa Gejala Mesin. Lanjut ke Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya. Lanjut ke Diagnosa di Bab 6F. Lanjut ke Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector.

17 Diagnosa Gejala Pada Mesin INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Lakukan perbaikan dengan melihat petunjuk pada tabel berikut bila ECM tidak dapat mendeteksi DTC dan tidak ada kerusakan ditemui pada pemeriksaan langsung (visual) dan dasar pemeriksaan mesin sebelumnya. Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin susah hidup (Mesin bisa Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. distarter) Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Sambungan kabel busi kendur atau lepas Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Selang atau pipa bahan bakar tersumbat Tabel Flow Diagnosa B-3. Fuel pump tidak berfungsi Tabel Flow Diagnosa B-3. Air masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Sistim idle air control rusak Tabel Flow Diagnosa B-4. Sensor ECT atau MAP rusak Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Memeriksa atau Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor Memeriksa di Bab 6E-1. ECM rusak Kompresi rendah Periksa Kompresi di Bab 6A. Busi kendur atau rusak Melepas danmpemasang Busi di Bab 6F. Kompresi bocor dari dudukan valve Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Valve stem bengkok Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Valve spring lemah atau rusak Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Kompresi bocor dari gasket cylinder head Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Ring piston bengkok atau rusak Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders di Bab 6A. Piston, ring atau cylinder aus Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders di Bab 6A. PCV valve tidak berfungsi Memeriksa SIstim PCV di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Memeriksa Fuel Injector di Bab 6E-1. Crankshaft timing belt pulley rusak Melepas dan Memeriksa Timing Belt dan Tensioner di Bab 6A. Sensor CMP sensing rotor rusak Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft di Bab 6A.

18 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Tekanan oli rendah Viskositas oli tidak standar Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter di Bab 0B. Oil strainer tersumbat Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Fungsi oil pump terganggu Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Oil pump relief valve aus Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Celah antar komponen terlalu besar Bunyi tidak normal pada mesin Valve lash tidak tepat Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Catatan: Sebelum memeriksa bunyi Valve stem dan guide aus Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. pada bagian mekanik, pastikan: Valve spring lemah atau patah Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. busi dan bahan bakar yang Valve tertekuk atau terlipat Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. digunakan sesuai spesifikasi. Piston, ring dan cylinder bore aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Bearing rod aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Starter pin aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Mur-mur rod kendur Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Tekanan oli rendah Tekanan Oli Rendah pada tabel Bearing aus Memeriksa Main Bearing di Bab 6A. Crankshaft journal aus Memeriksa Crankshaft di Bab 6A. Baut bearing cap kendur Memeriksa Main bearing di Bab 6A Crankshaft thrust play terlalu besar Memeriksa Crankshaft di Bab 6A. Mesin overheat Thermostat tidak berfungsi Memeriksa Thermostat di Bab 6B. Water pump tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Water Pump di Bab 6B. Radiator bocor atau tersumbat Memeriksa Radiator di Bab 6B. Grade oli mesin tidak standar Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter di Bab 0B. Oil filter atau oil strainer tersumbat Memeriksa Tekanan Oli di Bab 6A. Oil pump tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Oil Pressure di Bab 6A. Kontrol sistim radiator fan rusak Tabel Flow Diagnosa B-7. Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Clutch selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Gasket cylinder head rusak Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A.

19 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Bahan bakar boros Sambungan kabel busi bocor atau kendur Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Busi rusak (celah tidak standar, timbunan karbon terlalu banyak dan elektroda hangus, Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. dll.) Putaran idle tinggi Putaran idle atau mesin tidak dapat idle pada tabel ini. Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor, Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Tekanan rendah Tekanan Rendah pada tabel. Dudukan valve kendur Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Clutch selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Thermostat tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Thermostat di Bab 6B. Tekanan ban tidak sesuai Perawatan Ban di Bab 3F. Oli sangat boros Gasket cylinder head rusak Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Oil seal camshaft bocor Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft di Bab 6A. Piston ring lengket Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Piston dan cylinder aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Piston ring groove dan ring aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Lokasi piston ring gap tidak tepat Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Valve stem seal aus atau rusak Membongkar dan Merakit Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Valve stem aus Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A.

20 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin tersendatsendat Busi rusak atau celah busi tidak standar Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. (Terkadang tidak ada respon saat Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. pedal gas ditekan di Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifkasi Tabel Flow Diagnosa B-3. semua kecepatan. Seringkali saat pertama kali kendaraan akan berjalan dari kondisi Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. berhenti) Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. Rusak ECM Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Tekanan rendah Tekanan Rendah pada tabel ini. Hentakan (Tenaga mesin berubah-ubah tanpa ada perubahan tekanan pada pedal gas) Ada ledakan (Pada mesin terjadi letupan saat pembukaan throttle) Kabel busi bocor atau kendur Busi rusak (timbunan carbon, gap dan elektroda terbakar dll.) Variable fuel pressure Selang bahan bakar terjepit atau rusak Fuel pump rusak (fuel filter tersumbat) Sensor MAP tidak berfungsi Fuel injector rusak ECM rusak Busi rusak Kabel busi kendur Engine overheat Fuel filter atau salurannya tersumbat Intake manifold atau gasket throttle body bocor Sensor ECT atau MAP tidak berfungsi Fuel injector rusak ECM rusak Timbunan karbon terlalu banyak Melepas dan memasang Kabel Busi di Bab 6F. Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Tabel Flow Diagnosa B-3. Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Tabel Flow Diagnosa B-1. Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Overheat di tabel ini. Tabel Flow Diagnosa B-1 atau Tabel Flow Diagnosa B-2. Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Tabel Flow Diagnosa B-1. Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A.

21 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin tidak bertenaga Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Kabel busi kendur atau lepas Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Selang atau pipa tersumbat Tabel Flow Diagnosa B-3 Fuel pump tidak berfungsi Tabel Flow Diagnosa B-2 Udara masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Penyetelan kabel gas tidak tepat Penyetelan Kabel Gas di Bab 6E-1. TPS, ECT atau MAP tidak berfunsi Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Meme-riksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Kopling selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Tekanan rendah Memeriksa Rendah di Bab 6A. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Putaran idle mesin tidak standar Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Gasket Manifold, throttle body, atau cylinder head bocor Sistim idle air control rusak Tabel Flow Diagnosa B-4. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. Sensor ECT, TP atau MAP tidak bekerja Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. ECM rusak Sambungan selang vacuum kendur PCV valve tidak berfungsi Memeriksa Sistim PCV di Bab 6E-1. Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Tekanan rendah Memeriksa Tekanan di Bab 6A.

22 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Emisi hydrocarbon (HC) atau carbon Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. monoxide (CO) berlebihan Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Kompresi rendah Memeriksa Kompresi di Bab 6A. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Sistim evaporative emission control rusak Memeriksa Sistim Evaporative Emission Control di Bab 6E-1. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal TP sensor rusak Throttle Position (TP) Sensor Inspection di Bab 6E-1. ECT sensor atau MAP sensor lemah Memeriksa ECT Sensor atau Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor di Bab 6E-1. Injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Mesin tidak pada temperatur kerja normal Saringan udara tersumbat Vacuum bocor Emisi nitrogen oxides (NOx) berlebihan Ignition timing tidak tepat Memeriksa Ignition Timing di Bab 6F. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal TP sensor rusak Throttle Position (TP) Sensor Inspection di Bab 6E-1. ECT sensor atau MAP sensor lemah Memeriksa ECT Sensor atau Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor di Bab 6E-1. Injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak

23 Data Scan Tool INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Data di bawah ini adalah nilai standar pada kondisi pengendaraan normal dengan menggunakan SUZUKI scan tool, yang dapat digunakan sebagai referensi. Meski kendaraan dalam kondisi baik, dalam beberapa kasus hasil pemeriksaaan mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi. Karenanya, kondisi abnormal kendaraan tidak dapat didasarkan hanya pada data ini semata. Kondisi pada tabel di bawah ini dapat diperiksa dengan menggunakan scan tool yang dideteksi oleh ECM dan output dari ECM berupa perintah-perintah dan pada beberapa kasus dimana mesin atau actuator tidak beroperasi sebagaimana ditunjukkan oleh scan tool. Gunakan timing light untuk memeriksa waktu pengapian. CATATAN: Ketika memeriksa data dengan kondisi mesin pada putaran idle atau tinggi, pindahkan tuas transmisi (M/T) ke posisi netral dan tarik rem tangan secara penuh. Jika mengindikasikan tidak ada beban, matikan A/C (jika dilengkapi), semua beban kelistrikan dan switch lainnya. Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMP.) INTAKE AIR TEMP Kondisi Kendaraan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Kondisi Normal / Nilai Standar C, F 5 C (23 F) + suhu di sekitar hingga 40 C (104 F) + suhu di sekitar. Desired idle speed ±50 r/min ENGINE SPEED Pada putaran idle tanpa beban setelah pemanasan DESIRED IDLE Pada putaran idle dan semua komponen (DESIRED IDLE SPEED) kelistrikan OFF setelah pemanasan 750 r/min IAC FLOW DUTY Pada putaran idle dan tanpa beban setelah (IDLE AIR CONTROL pemanasan FLOW DUTY) 5 30% IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban ADVANCE FOR NO.1 setelah pemanasan 8 16 BTDC CYLINDER) Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban INJ PULSE WIDTH msec setelah pemanasan (FUEL INJECTION PULSE Pada putaran mesin 2500 r/min tanpa beban WIDTH) msec setelah pemanasan BATTERY VOLTAGE Kunci kontak ON/mesin mati V THROTTLE POSITION Kunci kontak ON/ Pedal gas tidak ditekan 4 19% (ABSOLUTE THROTTLE setelah panas POSITION) mesin dimatikan Pedal gas ditekan penuh 60 90% TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE) SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM) LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM) Kunci kontak ON/ setelah panas mesin dimatikan Pedal gas tidak ditekan Pedal gas ditekan penuh Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan V Kurang dari 4.8 V % %

24 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN MAP (INTAKE MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE) Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja kpa VEHICLE SPEED Kendaraan dalam keadaan diam 0 km/h O2S B1 S1 (HEATED Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah OXYGEN SENSOR-1) pemanasan V O2S B1 S1 ACT Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah (HEATED OXYGEN pemanasan SENSOR-1 SIGNAL) ACTIVE BAROMETRIC PRES Menampilkan barometric pressure TOTAL FUEL TRIM B1 Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan % CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY) FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS) FUEL PUMP FUEL CUT Data Scan Tool CLOSED THROTTLE POS (CLOSED THROTTLE POSITION) A/C SWITCH (jika dilengkapi A/C) A/C MAG CLUTCH (jika dilengkapi A/C) A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY) (jika dilengkapi A/C) BLOWER FAN STARTER SW (STARTER SWITCH) Kondisi Kendaraan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Selama 2 detik setelah kunci kontak ON atau mesin hidup Mesin mati dan kunci kontak ON Saat mesin dalam kondisi fuel cut Selain kondisi fuel cut Throttle valve pada posisi idle Throttle valve terbuka lebih besar dari posisi idle Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C bekerja Switch A/C dan switch motor blower ON Mesin hidup Switch A/C dan switch motor blower OFF Swich blower fan ON dan switch A/C atau defroster ON saat mesin hidup. Mesin hidup Swich blower fan dan/atau switch A/C atau defroster OFF. Swich blower fan pada Kunci kontak ON posisi 1 atau lebih Swich blower fan OFF Kunci kontak pada posisi START (mesin distarter) Kunci kontak pada posisi selain START Kondisi Normal / Nilai Standar 0% CLSD ON OFF ON OFF ON OFF OFF ON ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF

25 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Data Scan Tool ELECTRIC LOAD BRAKE SWITCH Kondisi Kendaraan Kunci kontak ON/lampu besar, clearance light dan/atau motor blower OFF Kunci kontak ON/lampu besar dan/atau clearance light ON Pedal rem tidak diinjak Kunci kontak ON Pedal rem diinjak Kondisi Normal / Nilai Standar OFF ON OFF ON Definisi Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMPERATURE, C, F) Dideteksi oleh engine coolant temp. sensor. INTAKE AIR TEMP ( C, F) Dideteksi oleh intake air temp. sensor. ENGINE SPEED (rpm) Komputerisasi berdasarkan pulsa dari crankshaft position sensor. DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED, rpm) Desired Idle Speed adalah putaran idle sesuai parameter internal ECM yang menunjukkan putaran idle yang diinginkan ECM. Jika mesin tidak hidup, besarannya tidak valid. IAC FLOW DUTY (IDLE AIR (SPEED) CONTROL DUTY, %) Parameter ini menunjukkan besar arus pada putaran IAC valve (rata-rata pembukaan valve) yang mengontrol jumlah udara langsung (bypass) (putaran idle). IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER, ) Waktu pengapian cylinder No.1 berdasarkan perintah dari ECM. Waktu pengapian secara aktual harus diperiksa dengan menggunakan timing light. INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH, msec) Menunjukkan waktu injector drive (pembukaan valve) berdasarkan pulsa dari ECM (tetapi waktu injector drive cylinder NO.1 untuk multiport fuel injection). BATTERY VOLTAGE (V) Parameter ini menunjukkan tegangan positif battery yang masuk dari main relay ke ECM. THROTTLE POS (ABSOLUTE THROTTLE POSITION, %) Saat posisi TP sensor tertutup penuh, pembukaan throttle mengindikasikan 4 19% dan 60 90% pada posisi terbuka penuh. TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE, V) TP Sensor membaca informasi pembukaan throttle valve dalam bentuk voltage. SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang pendek. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan. LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang panjang. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan.

26 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN MAP (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE, mmhg, kpa) Nilai yang menunjukkan berapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran bahan bakar/udara (sesuai pembacaan C.O tester). Hal tersebut dideteksi oleh MAP sensor. VEHICLE SPEED (km/h) Berdasarkam komputerisasi dari sinyal pulsa combination meter. O2S SENSOR B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1, V) Mengindikasikan tegangan output HO2S-1 yang terpasang pada exhaust manifold (sebelum catalyst). O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL BANK 1, SENSOR 1, ACTIVE / INACTIVE) Parameter ini menunjukkan kondisi aktivasi HO2S-2 AKTIF: Aktivasi INACTIVE: Pemanasan atau stop. BAROMETRIC PRESS (kpa, in.hg) Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometric dan digunakan untuk koreksi jumlah penginjeksian bahan bakar dan IAC valve control. TOTAL FUEL TRIM B1 (%) Total pengurangan bahan bakar berdasarkan penghitungan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu pendek (Short Term Fuel Trim) dan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu panjang (Long Term Fuel Trim). Jumlah tersebut menunjukkan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran udara/bahan bakar sesuai stoichiometric. CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY, %) Parameter ini menunjukkan waktu rata-rata saat valve ON (valve membuka) sesuai putaran EVAP canister purge valve yang mengontrol jumlah EVAP purge. FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS, OPEN / CLSD / OP DC / OP SF / CL O2) Air/fuel ratio feedback loop status ditampilkan berikut ini. OPEN: Open-loop belum mencapai kondisi close loop. CLSD (CLOSED): Close-loop menggunakan oxygen sensor sebagai feedback fuel control. OP DC (OPEN-DRIVE CONDITION): Open-loop sesuai kondisi pengendaraan (Power enrichment, dll.). OP SF (OPEN SYSTEM FAULT): Open-loop terdeteksi kerusakan sistim. CL O2 (CLOSED-ONE HO2S): Closed loop, tetapi gagal dengan setidaknya satu oxygen sensor-atau menggunakan single oxygen sensor untuk fuel control. FUEL PUMP (ON/OFF) ON terdisplay saat ECM mengaktifkan fuel pump melalui fuel pump relay switch. FUEL CUT (ON/OFF) ON: Bahan bakar terputus (output signal ke injector dihentikan) OFF: Bahan bakar tidak terputus CLOSED THROTTLE POSITION (ON/OFF) Parameter ini membaca ON saat throttle valve menutup penuh, atau OFF saat tidak menutup penuh. A/C SWITCH (ON/OFF) ON: Perintah untuk menghidupkan A/C dikirim dari ECM ke A/C amplifier. OFF: Perintah untuk menghidupkan A/C tidak dikirim. A/C MAG SWITCH (A/C COMPRESSOR RELAY, ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya A/C switch. A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY, ON / OFF) ON: Perintah ON dikeluarkan ke A/C condenser cooling fan relay. OFF: Tidak ada perintah yang dikeluarkan.

27 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN BLOWER FAN (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya blower motor switch. STARTER SW (STARTER SWITCH, ON / OFF) Parameter ini menunjukkan kondisi output starting motor relay. ON: Starting motor relay ON OFF: Starting motor relay OFF ELECTRIC LOAD (ON/OFF) ON: Sinyal ON lampu besar, clearance light, dan/atau rear defogger. OFF: Semua beban kelistrikan di atas OFF. BRAKE SW (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya switch lampu rem.

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand. BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses analisis sistem EFI Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. 3.2. Diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang Sistem PGM-FI A. Latar Belakang 1. Lingkungan dan Regulasi Emisi a. Lingkungan: i. Perubahan lingkungan saat ini semakin membahayakan kehidupan ii. Volume CO meningkat ozon rusak pemanasan global iii.

Lebih terperinci

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA SELF-DIAGNOSIS (diagnosa sendiri) Informasi Umum ECM (engine control module) dilengkapi dengan fungsi diagnosa sendiri MIL (malfunction indicator lamp) akan menyala jika ada

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 9 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar.

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

DuFI (Durux Fuel Injection)

DuFI (Durux Fuel Injection) DuFI (Durux Fuel Injection) created at: april 28 2017 by sugiarto Tentang DuFI DuFI adalah sebuah ECU (Electronic Control Unit) experimental yang digunakan untuk mengatur sistem bahan bakar kendaraan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian : 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pengujian dan analisis proyek akhir sebagai berikut : 1. Tempat Analisis dan Trobleshooting Mesin : Lab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Proses Analisis Sistem EFI Honda Beat. Setelah melakukan proses analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI mengidentifikasi kerusakan

Lebih terperinci

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal

Lebih terperinci

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M PEKAN UJI PRODUKTIF TEKNIK OTOMOTIF PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M TEKNIK OTOMOTIF 2015 Lembar : Peserta Kualifika Spesifik Nama si Engine

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Letak sensor pada Avanza/ Xenia 1. Vacuum switching Valve (EVAP) 2. Sensor Tekanan Absolut Manifold 3. Pompa nahan Bakar 4. Sensor oksigen (sensor

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 2010 MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 1 P a g e Budi Waluyo, ST MESIN OTOMOTIF FT UM MAGELANG 1/1/2010 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

ELEKTRONIC FUEL INJECTION ELEKTRONIC FUEL INJECTION 1 Pada zaman dahulu sistim supply bahan bakar pada mesin masih convensional (manual) yang dikenal dengan sistim Carburator, kemudian setelah tahun 1960-an ditemukan Electronic

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas semua teori yang bisa dijadikan dasar teori pengujian injektor kendaraan Grand Livina Nissan 1500cc tahun 2010 yang telah dilengkapi

Lebih terperinci

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Prosedur Pendiagnosaan Sendiri (Self Diagnosis) a. Letakkan sepeda motor pada standar utamanya. Catatan: Malfunction indicataor lamp (MIL) akan berkedip-kedip

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 Pengantar Praktek Disampaikan Oleh: Panut Widiyono, S.Pd EFI SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) TIPE SISTEM EFI Sistem D-EFI (Tipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION KOMPONEN KOMPONEN SISTIM EFI TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL SECARA ELECTRONIC D Jetronic ( Druck Jetronic ) L Jetronic ( Luft Jetronic ) TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL

Lebih terperinci

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine ANALISA SISTEM KERJA EMS (ENGINE MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN BEBAN KERJA PADA KONDISI STASIONER (ISC) KENDARAAN DAIHATSU XENIA Waluyo Abstrak EMS adalah sistem pengaturan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM EPI ( ELECTRONIC PETROL INJECTION ) PADA MESIN SUZUKI CARRY FUTURA 1.5 G15A

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM EPI ( ELECTRONIC PETROL INJECTION ) PADA MESIN SUZUKI CARRY FUTURA 1.5 G15A TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM EPI ( ELECTRONIC PETROL INJECTION ) PADA MESIN SUZUKI CARRY FUTURA 1.5 G15A Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peneliti Terdahulu Wardika (2007) telah melakukan penelitian dengan objek penelitian mesin dengan volume silinder 1500 cc dengan sistem injeksi. Latar belakang penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Mesin diesel FAW FD 280 CG (Cargo) merupakan jenis mesin diesel empat langkah berkapasitas 280 Hp keluaran pabrik FAW yang menggunakan teknologi mesin diesel

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rangkaian Engine Management System Rangkaian pada Engine Management System yaitu ECU mendapat tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Tahap analisis masalah akan memberikan data dan opini atas permasalahan yang dibidik dan dicarikan solusinya. Pada tahap ini kita melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Mesin Bensin Nissan HR15DE dengan ECCS Mesin bensin HR15DE merupakan jenis mesin bensin empat langkah berkapasitas 1500cc keluaran pabrikan Nissan yang dengan dilengkapi teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram alir Metodologi Pengujian STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI DYNO TEST DYNOJET PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN MESIN SERVICE MESIN UJI KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN...1 DAFTAR ISI Halaman Judul...i Lembar Nomor Persoalan...ii Lembar Pengesahan...iii Lembar Pernyataan...iv Lembar Persembahan...v Motto...vi Kata Pengantar...vii Abstract...ix Intisari...x Daftar Isi...xi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

LAMPIRAN A Pohon Keputusan 72 LAMPIRAN A Pohon Keputusan Identifikasi Kerusakan pada motor Yamaha V-ixion B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110 B120 B130 B140 B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang IDENTIFIKASI SYSTEM EFI Electronic Fuel Injection M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang LAYOUT DAN KOMPONEN ENGINE SOLUNA 1,2,4 CMP,CKP,Distributor 3 DLC 5 ECM-belakang box 6 Engine control relay 7 ECT sensor

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi Garis Besar Garis Besar 1. Sistem Auto A/C (Air Conditioner) Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015 Daftar Isi Mengatur Engine Speed Idle...hal 1 Penggantian Servo Clutch Model Baru.hal 2 Proses Pemasangan Servo Clutch Model Baru..hal 2 Air di Housing Filter Cartridge adalah Normal..hal 3 Information

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN

CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, Doddy H Sinambela, Ninuk Jonoadji, Adi Kumala Wijaya Prodi Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian dari perbandingan hasil nilai CO (Karbon Monoksida) dan CO2 (karbon dioksida) dari beberapa

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT Fungsi Air Conditioner adalah untuk : 1. Mengatur suhu udara 2. Mengatur sirkulasi udara 3. Mengatur kelembaban udara 4. Mengatur Kebersihan udara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM KONTROL ELEKTRONIK

BAB III ANALISIS SISTEM KONTROL ELEKTRONIK BAB III ANALISIS SISTEM KONTROL ELEKTRONIK 3.1. KronologisPermasalahan Kondisi dari suatu mobil tidak selamanya baik, seiring dengan waktu dan cara pemakaian, prosedur perawatan berkala maupun kesalahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang Analisa BBM Pertamina pada Yamaha Mio M3 dengan membandingkan 3 jenis BBM pertamina yaitu : Premium (RON 88), Pertalite (RON 90),

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

WAITING FOR CONNECTING. MODE STANDAR Pada mode ini nyalakan kunci kontak, kemudian di layar akan muncuk sbb : 0 RPM 105 F

WAITING FOR CONNECTING. MODE STANDAR Pada mode ini nyalakan kunci kontak, kemudian di layar akan muncuk sbb : 0 RPM 105 F A. SYSTEM INJEKSI YAMAHA VERSI 1 1. Hub kabel positif (+) dan negative (-) ke kutub aki 2. Hub kabel K-LINE ke kabel warna HIJAU atau PUTIH B. SYSTEM INJEKSI YAMAHA VERSI 2 (TAHUN 2015 KE ATAS) Hubungkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla analisa sensor dan aktuator pada simulator engine management system Toyota great corolla 4A FE pada tahun 1992 seperti

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer. SISTEM BAHAN BAKAR Kegunaan dari sistem injeksi bahan bakar secara akurat adalah untuk memasok sejumlah bahan bakar pada waktu yang tepat. Berdasarkan pada sinyal-sinyal masukan, ECM akan memprogram setiap

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR ASTRA HONDA TRAINING CENTRE DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I Tujuan Materi : Peserta memahami prinsip kerja motor bakar Peserta memahami perbedaan motor 4 tak dan 2

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui :

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui : Mengenal Bagian-Bagian Sensor sensor pada Mesin EFI Mesin mobil adalah sebuah sistem yang cukup kompleks, semua parts bekerjasama untuk menghasilkan tenaga yang akan dikonversi menjadi daya gerak mobil

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli Periksa apakah ada pertukaran udara yang cukup 4 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet 0V 5 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet V 6 Periksa sambungan ground pada semua sirkuit Periksa dan amankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT VARIABLE VALVE TIMING - inteligent VVT-i adalah sebuah sistim yang mampu mengatur waktu kerja katup untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem Engine Brake dan Exhaust Brake telah menjadi trend saat ini, terutama pada sektor heavy duty. Semua jenis kendaraan heavy duty terbaru sudah menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA. Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom.

SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA. Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom. SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom Di Susun Oleh : Angga Fajar Lesmana Hidayat 1441177004233 Redy Kurniawan 1441177004188

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NO. JST/OTO/304/14 Revisi: 03 Tgl.: 24 Agustus 2016 Hal 1 dari 5 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar. II. III.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER Laporan Kerja Praktek 34 BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER 4.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Sebelum mobil diberikan perawatan, mobil tersebut terlebih dahulu harus diperiksa di WO ( Working

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci