Analisa Drug Related Problems pada Pasien Dislipidemia di Bangsal Rawat Inap dan Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang.
|
|
- Siska Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisa Drug Related Problems pada Pasien Dislipidemia di Bangsal Rawat Inap dan Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Yuliana Arsil 1, Helmi Arifin 1, Deswinar Darwin 1, Raveinal 2 1 Faculty of Pharmacy, University of Andalas, Padang 2 Department of Internal Medicine DR. M. Djamil Hospital. Padang Abstract Dyslipidemia is an abnormality of lipid metabolism, which is characterized by elevated or reduced of plasma lipid fractions. Dyslipidemia is a major risk factor for cardiovascular disease. Improvements of lipid profile may reduce the risk of cardiovascular disease. This research was conducted to determine the Drug Related Problems (DRPs) which occurs in patients with dyslipidemia. This research was a prospective observational study using descriptive cross sectional approach, performed on dyslipidemia patients with or without comorbidities in outpatient and inpatient of Internal Medicine DR. M. Djamil Padang during March to May Evaluation of the data was carried out descriptively. The results showed that type of DRPs occurred from 11 dyslipidemia patients with or without comorbidities on inpatient of Internal Medicine were drug interactions in 4 patients, adverse drug reactions in 2 patients, noncompliance in 2 patients, dosage too high in 1 patient, inappropriate drug administration interval in 1 patient and other components of DRPs had no problem. In the outpatient of Internal Medicine, DRPs occured from 98 patients of dyslipidemia with or without accompanying diseases were drug interactions in 26 patients, patient noncompliance in 22 patients, adverse drug reactions in 13 patients, dosage too low in 5 patients, drug therapy without medical indications in 4 patients, inappropriate drug administration interval in 3 patients and other components DRPs had no problem. Drug interactions consist of pharmacokinetic and pharmacodynamic interactions. In practice, those can be accommodates by separating their administration and monitoring of drug interaction. Meanwhile, a toxic drug interactions was not found. Keywords: Dyslipidemia, Drug Related Problems (DRPs), Hospital. Pendahuluan Dislipidemia adalah ketidaknor malan metabo lis me lipid yang dit andai dengan peningkatan
2 maupun penurunan fraksi lipid dala m plasma. Ket idaknor malan fr aksi lipid tersebut berupa peningkatan kadar kolesterol total, low density lipoprotein
3 (LDL) dan kadar trigliser ida serta penurunan kadar high density lipoprotein (HDL) (1,2). Prevalensi dis lipidemia d i Indonesia cukup t inggi, hal ini dapat dilihat dar i hasil penelit ian pada usia lanjut di Jakarta terhadap 307 sampe l penelit ian, didapatkan kejadian dislipidemia sebesar 44,6%. Penelit ian yang dilakukan di kota Padang juga didapatkan kejadian dislipidemia yang cukup t inggi, yait u lebih dar i 50% sampel penelit ian memiliki nila i total ko lesterol 240 mg/dl dan LDL 160 mg/dl ( 3,4). Dislipidemia dapat menimbulk an pengaruh yang buruk terhadap kardio vaskular. Pada tahun 2005, penyakit kardio vaskular menjadi salah satu penyebab kemat ian terbesar, yakni 18 juta kemat ian di dunia disebabka n o leh penyakit kardio vaskular, sehingga penanganan dislipidemia merupakan strategi ideal untuk mengurang i beban penyakit kardio vaskular. Telah ter bukt i bahwa per baikan kadar lipid dalam dar ah dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular ( 2,5). Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki (6). Bila DRPs ini terjadi pada pasien dislipidemia, perbaikan profil lipid tidak tercapai, tentunya resiko pasien terhadap penyakit kardivaskular akan meningkat. Maka agar keberhasilan terapi dapat tercapai penting dilakukan penelitian mengenai analisa Drug Related Problems pada pasien dislipidemia Metodologi Penelitian dilaksanakan di bangsal rawat inap dan rawat jalan Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang pada bulan Maret sampai Mei Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi cross-sectional deskriptif yang dikerjakan secara prospektif terhadap suatu populasi terbatas. Sampel penelitian adalah pasien dislipidemia di bangsal rawat inap dan rawat jalan Penyakit Dalam di RSUP DR. M. Djamil Padang. Sumber data berupa rekam medik pasien, catatan perawat, memantau langsung keadaan
4 pasien dan wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien. Jenis data meliputi komponen dari DRPs yakni masalah-masalah yang ditemukan dalam terapi seperti indikasi tidak dapat obat, terapi obat tanpa indikasi medis, ketidaktepatan pemilihan obat, dosis obat berlebih, dosis kurang, reaksi efek samping obat, interaksi obat, ketidakpatuhan pasien dan ketidaktepatan interval pemberian obat. ditemukan adanya indikasi tidak dapat obat, semua pasien dislipidemia telah mendapatkan obat sesuai penyakit atau kondisi medis yang dideritanya. Tabel 1. No Jumlah Pasien Dislipidemia yang Mengalami DRPs Drug Related Problems 1. Indikasi tidak dapat obat 2. Terapi obat tanpa indikasi medis Rawat Rawat Inap Jalan Jumlah Jumlah Pasien Pasien Hasil dan Diskusi 3. Ketidaktepatan pemilihan obat 0 0 Dari penelitian didapatkan kasus dislipidemia yang terjadi adalah sebanyak 11 kasus di bangsal rawat inap dan 98 kasus di rawat jalan penyakit dalam. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Indikasi tanpa obat Indikasi tanpa obat dapat terjadi apabila pasien memiliki kondisi medis yang memerlukan terapi, tapi pasien tidak mendapatkan obat, juga dapat terjadi pada pasien yang memerlukan terapi tambahan untuk mengobati atau mencegah perkembangan penyakit, tapi pasien tidak mendapatkan obatnya (6). Dari hasil penelitian pada pasien dislipidemia di bangsal rawat inap dan rawat jalan penyakit dalam tidak 4. Terjadinya dosis obat berlebih 5. Terjadinya dosis obat kurang 6. Terjadinya interaksi obat 7. Terjadinya reaksi efek samping obat 8. Ketidakpatuhan pasien 9. Ketidaktepatan interval pemberian obat Terapi Obat Tanpa Indikasi Terapi obat tanpa indikasi dapat diartikan sebagai adanya obat yang tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan kondisi medis pasien (6). Hasil penelitian pada pasien dislipidemia di
5 bangsal rawat inap penyakit dalam tidak ditemukan penggunaan obat tanpa indikasi. Pada pasien dislipidemia di instalasi rawat jalan penyakit dalam kejadian obat tanpa indikasi medis ditemukan sebanyak 4 pasien. Keempat pasien ini adalah pasien hipertensi yang mendapat terapi simvastatin, sedangkan kadar lipid darah pasien sudah mencapai target terapi dislipidemia yakni kadar LDL pasien kurang dari 130 mg/dl. Pedoman Diagnosa dan Terapi SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil (2007) dan NCEP (2001) menyatakan bahwa pasien yang memiliki lebih dari 2 faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK) seperti: umur (pria 45tahun, wanita 55 tahun), merokok, HDL <40 mg//dl, hipertensi (TD 140/90 atau dalam terapi antihipertensi) dan mempunyai riwayat penyakit jantung koroner dini dalam keluarga, dapat memulai terapi farmakologi untuk dislipidemia bila kadar LDL 160 mg/dl dengan target kadar LDL yang akan dicapai sebesar < 130 mg/dl (7,8). Ketidaktepatan Pemilihan Obat Ketidaktepatan pemilihan obat maksudnya adalah obat yang didapatkan oleh pasien tidak efektif untuk kondisi medis pasien (6). Hasil penelitian pada pasien dislipidemia di bangsal rawat inap dan rawat jalan penyakit dalam tidak ditemukan adanya ketidaktepatan pemilihan obat, semua pasien telah mendapatkan obat yang tepat dan efektif untuk terapi dislipidemia. Dosis Obat berlebih Dosis obat berlebih dapat disebabkan karena penggunaan dosis obat yang terlalu tinggi, jarak pemakaian yang terlalu dekat, durasi obat yang terlalu panjang dan interaksi obat yang menimbulkan toksik (6). Dari hasil penelitian, tidak ditemukan adanya penggunaan obat dosis berlebih pada pasien dislipidemia di instalasi rawat jalan penyakit dalam. Penggunaan obat dosis berlebih terjadi pada 1 pasien dislipidemia yang dirawat di bangsal rawat inap, yakni pada penggunaan injeksi asam traneksamat 3x500 mg. Pasien diketahui menderita CKD stage V dengan kliren kreatinin pasien sebesar 2,5 ml/menit dengan berat badan 47 kg, sedangkan penyesuaian dosis asam traneksamat untuk pasien dengan kliren kreatinin < 10 ml/menit adalah 10 mg/kg tiap 48 jam IV atau 5 mg/kg/hari IV (9,10). Pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal, eliminasi dari
6 asam traneksamat jadi berkurang, bila penggunaan asam traneksamat tanpa penyesuaian dosis maka kelebihan dosis akan menyebabkan akumulasi obat dalam tubuh. Dosis Obat Kurang Dosis obat kurang artinya obat yang digunakan dosisnya terlalu rendah untuk efek yang diinginkan. Dari hasil penelitian pada pasien dislipidemia di bangsal rawat inap tidak ditemukan adanya dosis obat kurang. Di isntalasi rawat jalan ditemukan dosis obat kurang pada 5 pasien, yakni pada penggunaan gemfibrozil. Kelima pasien diberikan gemfibrozil dosis 1x300 mg. Berdasarkan Martindal 35 dosis gemfibrozil adalah 1,2 g dalam 2 dosis bagi, atau dalam range 0,9-1,5 g/hari. Berdasarkan Drug information handbook ed 17, juga merekomendasikan dosis gemfibrozil sebesar 1,2 g dalam 2 dosis bagi/ hari. Dosis obat yang kurang akan menyebabkan tidak tercapainya dosis terapi sehingga kadar obat dalam darah tidak cukup untuk memperbaiki kelainan pada profil lipid darah. Interaksi Obat Interaksi obat artinya aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain jika diberikan secara bersamaan (11). Hasil penelitian dari 11 orang pasien dislipidemia di bangsal rawat inap penyakit dalam interaksi obat terjadi pada 4 pasien dan dari 98 pasien dislipidemia di rawat jalan penyakit dalam interaksi obat terjadi pada 26 pasien. Kejadian interaksi obat pada penelitian ini diantaranya interaksi gemfibrozil dengan simvastatin, gemfibrozil dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi simvastatin dalam darah, dengan cara menghambat metabolisme dari simvastatin, sehingga meningkatkan resiko terjadinya myopathy. Interaksi ini dapat diatasi dengan memberi jarak dalam penggunaan gemfibrozil dan simvastatin, sekitar 1-2 jam serta lakukan monitoring terhadap timbulnya myopathy, atau menggunakan simvastatin dosis rendah yakni 10 mg (11). Interaksi antara furosemid dengan captopril (ACE inhibitor), kombinasi kedua obat ini biasanya aman dan efektif, karena memberikan efek sinergis dan interaksi yang diharapkan dalam menurunkan tekanan darah. Akan tetapi pada beberapa pasien kombinasi kedua obat ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah (hipotensif)
7 secara tajam yang terjadi pada awal pemberian terutama padahipertensi dengan aktivitas renin yang tinggi dan tergantung kepada kondisi pasien dan dosis obat, sebaiknya pada awal pemberian captopril dimulaidengan dosis rendah, dan monitor tekanan darah pasien (11). Interaksi asetosal dengan meloxicam, kombinasi keduanya dapat meningkatkan resiko pendarahan gastrointestinal, selain itu asetosal dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari meloxicam hingga 25% dan peningktan AUC meloxicam hingga 10%, sebaiknya hindari penggunaan bersama asetosal dengan meloxicam, bila digunakan beri jarak dalam penggunaannya dan monitoring terhadap kemungkinan terjadinya pendarahan gastrointestinal (10,11). Interaksi obat pada penelitian ini berupa interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik, yang dalam prakteknya sudah ditanggulangi dengan cara menjarakkan pemberian obat dan telah dilakukan monitoring terhadap interaksi obat. Sedangkan interaksi obat yang bersifat toksik tidak ditemukan. Reaksi Efek Samping Obat Efek samping obat adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien dari suatu pengobatan (6). Dari hasil penelitian, kejadian reaksi efek samping obat pada pasien dislipidemia di bangsal rawat inap penyakit dalam terjadi pada 2 pasien diantaranya nyeri otot dan konstipasi yang masing-masing terjadi pada 1 orang pasien. Pada pasien dislipidemia di instalasi rawat jalan penyakit dalam reaksi efek samping obat terjadi pada 13 pasien yaitu flatulence, mual dan nyeri otot masing-masing 2 pasien, konstipasi 5 pasien, sakit kepala dan insomnia masing-masing 1 pasien. Penentuan efek samping sulit dideteksi dengan mudah, sebab keluhan yang disampaikan oleh pasien bisa saja ditimbulkan akibat efek samping obat atau akibat kondisi pasien itu sendiri. Ketidakpatuhan Pasien Ketidakpatuhan pasien dapat terjadi bila pasien tidak mengikuti atau tidak mampu untuk mengikuti aturan penggunaan obat sesuai dengan ketentuan atau anjuran dalam terapi (12,13). Dari hasil penelitian, Ketidakpatuhan pasien dislipidemia di bangsal rawat inap adalah sebanyak 2
8 pasien dan ketidakpatuhan pasien dislipidemia di instalasi rawat jalan terjadi pada 22 pasien. Penyebab ketidakpatuhan pasien pada penelitian ini antara lain obat dirasakan cukup mahal oleh pasien sehingga pasien tidak menebus obat yang telah diresepkan, pasien sering lupa meminum obatnya sehingga pasien minum obat menjadi tidak teratur, bahkan ada pasien yang sengaja tidak meminum obatnya selama seminggu, dan ada pasien tidak melakukan perubahan gaya hidup seperti mengurangi asupan lemak jenuh, meningkatkan aktifitas fisik yang teratur dan mengurangi berat badan, padahal perubahan gaya hidup sangat penting dalam mendukung terapi dislipidemia yang dijalaninya. Kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan sangat penting, karena menentukan berhasil tidaknya suatu terapi pengobatan pasien tersebut. Sehingga tanpa adanya kesadaran pasien dalam menjalani proses pengobatan, tentunya terapi yang dilakukan tidak akan optimal. Ketidaktepatan Interval Pemberian Obat Ketidaktepatan interval pemberian obat pada pasien dislipidemia di bangsal rawat inap terjadi sebanyak 1 pasien dan pada pasien dislipidemia di instalasi rawat jalan terjadi sebanyak 3 pasien. Ketidaktepatan interval pemberian obat terjadi karena pasien meminum simvastatin dengan dosis 10 mg yang di minum dua kali sehari, sedangkan interval simvastatin yang telah diresepkan adalah satu kali sehari pada malam hari dengan dosis 20 mg. Ketidaktepatan interval pemberian obat simvastatin ini dapat menyebabkan bioavaibilitas simvastatin di dalam darah mejadi rendah sehingga efek terapi simvastatin terhadap lipid darah kurang maksimal. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa DRPs yang terjadi dari 11 pasien dislipidemia dengan atau tanpa penyakit penyerta di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam yaitu interaksi obat sebanyak 4 pasien, reaksi efek samping obat dan ketidakpatuhan penggunaan obat masing-masing 2 pasien, dosis obat berlebih dan ketidaktepatan interval pemberian obat masing-masing 1 pasien dan untuk komponen DRPs lainnya tidak
9 ada masalah. Di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam DRPs yang terjadi dari 98 pasien dislipidemia dengan atau tanpa penyakit penyerta yaitu interaksi obat sebanyak 26 pasien, ketidakpatuhan penggunaan obat 22 pasien, reaksi efek samping obat 13 pasien, dosis kurang 5 pasien, terapi obat tanpa indikasi medis 4 pasien, ketidaktepatan interval pemberian obat 3 pasien dan untuk komponen DRPs lainnya tidak ada masalah. Interaksi obat pada penelitian ini berupa interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik, yang dalam prakteknya sudah ditanggulangi dengan cara menjarakkan pemberian obat dan telah dilakukan pemantauan terhadap interaksi obat. Sedangkan interaksi obat yang bersifat toksik tidak ditemukan.. Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada Prof.Dr.Helmi Arifin, MS, Apt, dr. Raveinal, Sp.PD, Dra.Hj. Deswinar Darwin, Sp.FRS,Apt dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Daftar Pustka 1. Anwar, T.B Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, L.T., Dipiro, C.V Pharmacotherapy handbook,(7 ed) , Mc Graw Hill Companies. 3. Kamso, S., Purwantyastuti, Juwita, R Dislipidemia pada lanjut usia di kota Padang. Makara Kesehatan, 6, 2, Khairani, R., dan Sumiera, M Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta. Universa Medicina, 24, 4, Roth, G.A., Fihn, S.D., Mokdad, A.H., Aekplako m, W., hasegawa, T., Lim, S.S High total serum cholesterol, medication coverage and therapeutic control: an analysis of national health examination survey data from eight countries. Bull World Health Organ, 89, Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C Pharmaceutical care practice. McGraw-Hill. 7. Pedoman Diagnosa dan Terapi SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang ed II Padang; RSUP DR. M. Djamil.
10 8. National Cholesterol Education Program Third report of the national cholesterol education program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adults (adult treatment panel III). National Institutes of Health. 9. Drug information handbook with international trade name index (17 th ed) American pharmacists association. 10. Martindal The complete drug reference (35 th ed). United States: The Pharmaceutical Press. 11. Stockley, I Drug interactions a source book of adverse interactions, their mechanism, clinical importance and management (8 th ed). London: Pharmaceutical Press. 12. Hussar, D.A Patient compliance, in remington : the science and practice of pharmacy, Volume II, USA: The Philadelpia College of Pharmacy and Science. 13. Rantucci, M.J Komunikasi apoteker-pasien : panduan konseling pasien (2 nd ed). Penerjemah : A.N. Sani. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
ANALISA DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN DISLIPIDEMIA DI BANGSAL RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG ABSTRACT
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.2, 2011, halaman 197-202 ISSN : 1410-0177 ANALISA DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN DISLIPIDEMIA DI BANGSAL RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN PENYAKIT DALAM RSUP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, farmasis dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna menyampaikan edukasi ke pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, saat ini paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug oriented)
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden yang terdiri dari pasien hipertensi, dapat disimpulkan bahwa setelah pemberian edukasi dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya perkembangan teknologi dan globalisasi budaya memberikan dampak bagi masyarakat, baik itu dampak
Lebih terperinciINTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013 Nidayanti 1 ; Aditya Maulana.P.P
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : TRI HANDAYANI
Lebih terperinciANALISA DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN HIPERURISEMIA DI BANGSAL RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG ABSTRACT
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 212, halaman 52-59 ISSN : 141-177 ANALISA DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN HIPERURISEMIA DI BANGSAL RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN PENYAKIT DALAM RSUP DR.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama beberapa dekade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS
Lebih terperinciABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) TIKUS JANTAN GALUR Wistar F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : WAHYU
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI JUNI 2012 SKRIPSI OLEH: CUT MAYA SARI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD
ABSTRAK IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Alfisah Fatrianoor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan perekonomian adalah suatu dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan darah di atas nilai nomal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak bisa menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal ( 200 mg/dl). Tingginya kadar koleseterol ini dapat memicu beberapa penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drug Related Problems (DRPs) didefinisikan sebagai kejadian atau permasalahan yang ada dalam terapi obat atau mengganggu secara potensial hasil keluaran klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi, paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,
I. PENDAHULUAN Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki peringkat yang tinggi. Menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA <200 mg/dl DAN ANTARA mg/dl
PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL () INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciARHAYANI PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PELAYANAN KONSELING OBAT SERTA PENGKAJIAN RESEP BAGI PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
1 ARHAYANI 10702040 PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PELAYANAN KONSELING OBAT SERTA PENGKAJIAN RESEP BAGI PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan setelah mencapai usia dewasa. Secara alamiah seluruh komponen tubuh pada
Lebih terperinciINTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.
INTISARI GAMBARAN PELAYANAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Halimatus Sa diah 2 ; Ratih
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ARI TYAS UTAMININGSIH K 100 040 176 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dituntut untuk menjadi gate keeper pelayanan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciPENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.
PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh : Rahmi Feni Putri No. BP 04 931 019 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked
Lebih terperinciSKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN BAGIAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada tahun 2012. Angka mortalitas ini mengalami peningkatan apabila
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005
ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL DAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Ronauly V. N, 2011,
Lebih terperinciPencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)
Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) PENDAHULUAN Mengenai pencegahan ini ada sedikit perbedaan mengenai definisi pencegahan yang tidak terlalu mengganggu. Dalam konsensus yang mengacu ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ ekskresi utama di samping hati. Fungsi yang paling penting adalah untuk membuang racun, membuang kelebihan garam dan air dalam bentuk urine (Stein,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciTruly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Veronica Shinta Setiadi, 2016. Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH Pembimbing II :
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,
Lebih terperinciPOLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG
POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Lebih terperinciKORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA
KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN 2014 Oleh: PAHYOKI WARDANA 120100102 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 KORELASI HBA1C
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL
ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat saat ini sangat erat hubungannya dengan berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyebabnya antara lain adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
INTISARI HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Reni Sulastri 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Maria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di negara yang sedang berkembang diprediksikan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J
PERBEDAAN RERATA KADAR KOLESTEROL ANTARA PENDERITA ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL, INFARK MIOKARD TANPA ST- ELEVASI, DAN INFARK MIOKARD DENGAN ST-ELEVASI PADA SERANGAN AKUT SKRIPSI Diajukan oleh : Enny Suryanti
Lebih terperinciPERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI. Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya
PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya Swamedikasi Pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol serum (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi utama hiperkolesterolemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor primer ketiga yang dapat menyebabkan lebih dari 7 juta kematian dini setiap tahunnya setelah jantung koroner dan kanker. Prevalensi hipertensi
Lebih terperinciAKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.
PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE 10 APRIL 30 MEI 2015 Halisah 1, Riza Alfian
Lebih terperinciBAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN
BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian pengaruh penyuluhan obat antihipertensi terhadap pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Ketabang Surabaya Pusat adalah sebagai
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dengan berbagai komplikasi yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup penderitanya yang semula mampu menjalankan pekerjaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan mencatat data-data yang diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN Jessica Angela Haryanto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid atau lemak adalah suatu kumpulan zat yang tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut seperti alkohol atau kloroform (Oxford Dictionary, 2003). Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinci