ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BURSA EFEK INDONESIA IKA SUPRIHATIN BUDIYANTO 1 SEKOLAH TINGGI ILMU EKOMONI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA ABSTRACT The purpose of this research is to find out how the application of Markowitz method to analyze stock portfolio on retail companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. Object of this research is the monthly stock price data between January to December in Amounted to 5 corporate research sample were actively traded on the Indonesia Stock Exchange. The result of the research indicates that there are 3 efficient portfolios which are equal to the weight are on portfolio 1, portfolio 3, and portfolio 6 whereas different portfolio weights are on portfolio 1, portfolio 3, and portfolio 6. The investors decide to choose efficient portfolio that is in accordance with its profit preference and the risk that it bears. The Investors who like risk are prefer to make investment with high risk, The investors who are neutral to the risk are more careful in making decision and they will ask for the same increase in the rate of return for any increase in risk, and The investors who dislike risk are tend to consider their investment decision planned and wisely. Keywords : Markowitz Method, Efficient And Inefficient Portfolio, And Investors ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi metode markowitz menganalisis portofolio saham pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian ini adalah data harga saham bulanan antara bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun Sampel penelitian berjumlah 5 perusahaan yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 3 portofolio yang efisien yaitu pada bobot sama terdapat pada portofolio 1, portofolio 3, dan portofolio 6. Pada bobot berbeda terdapat pada portofolio1, portofolio 3, dan portofolio 6. Investor memilih portofolio yang efisien sesuai dengan preferensi keuntungan dan risiko yang ditanggungnya. Investor yang menyukai risiko lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi, Investor yang netral terhadap risiko lebih bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan dan akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko, dan Investor yang tidak menyukai risiko biasanya cenderung mempertimbangkan keputusan investasi secara matang dan terencana. Kata Kunci : Metode Markowitz, Portofolio Efisien Dan Tidak Efisien, Investor PENDAHULUAN Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.(tandelilin,2010:26) Menurut Tandelilin (2010 : 2)Hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi merupakan hubungan yang searah. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat return yang diharapkan (Tandelilin, 2010:11). Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dipasar modal, hendaknya seorang investor melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

2 Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Markowitz pada tahun Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan risiko yang terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan berapa bobot dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko dalam pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan tingkat keuntungan atau penghasilan optimal pada tingkat risiko yang minimal. Selain itu investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli dan dijual, karena Investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai risiko tetapi menginginkan return yang maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz. Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Salah satu asumsi yang paling penting adalah untuk membentuk portofolio yang efisien, investor ini jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang menawarkan return yang sama dengan risiko yang berbeda, akan cenderung memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Dengan meneliti dan membahas masalah portofolio saham maka diharapkan investor dapat menentukan pilihan sekuritas yang memberikan tingkat keuntungan atau penghasilan yang besar dan risiko yang sekecil mungkin atau sekuritas yang memiliki tingkat risiko sama tetapi dengan tingkat keuntungan yang tinggi. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana aplikasi metode markowitz untuk menganalisis portofolio saham pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana aplikasi metode markowitz untuk menganalisis portofolio saham pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek.(tandelilin, 2010 :13) 2

3 Jadi, jelaslah bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli sekuritas atau instrumen keuangan. Instrumen keuangan ini salah satunya adalah saham. Salah satu daya tarik dalam pasar modal adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari beberapa investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapakan. Dalam keadaan pasar modal yang efisien, hubungan yang positif antar risiko dan keuntungan diharapkan akan terjadi. (Husnan, 2009:4) Alasan Dibentuknya Pasar Modal Pasar modal banyak dijumpai dibanyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. (Husnan, 2009:4) 1. Fungsi Ekonomi Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. 2. Fungsi Keuangan Fungsi ini dilakukan dengan jalan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrower, dan para lenders menyediakan dan tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan supply dan demand akan dana jangka panjang yang transferable maka dari itu keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain : (Husnan,2009:8) 1. Supply Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas dipasar modal, tetapi juga berarti bahwa rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas tersebut memang menguntungkan. 2. Demand Akan Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota yang memiliki jumlah jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan kepada anggota masyarakat. Calon pembeli ini tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income per capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas 3. Kondisi Politik Dan Ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas di pasar modal. 4. Masalah Hukum Dan Peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran tentang informasi tersebut menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. 3

4 Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. Kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi. Peranan Dan Pentingnya Pasar Modal Menurut (Sunariyah,2004:7) peranan pasar modal ditinjau dari sisi : a. Kepentingan Para Pelaku Pasar Modal, Meliputi : 1. Sebagai tempat interaksi antara pembeli dan penjual saham 2. Sebagai tempat para pemodal dalam menentukan return yang diharapkan. 3. Sebagai tempat investor untuk menjual lagi saham yang dimiliki 4. Sebagai tempat partisipasi masyarakat dalam perkembangan perekonomian. 5. Sebagai pengurang dari biaya transaksi surat berharga dan biaya informasi. b. Peranan Pasar Modal Bagi Perekonomian Negara, Antara Lain : 1. Fungsi Tabungan (Saving Function)Bagi penabung, metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko hilang dll. 2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)Semakin bertambah umur kekayaan tersebut semakin besar nilai penyusutannya. Akan tetapi, obligasi, saham, deposito, dan instrumen surat berharga lainnya tidak mengalami depresiasi. 3. Fungsi Likuiditas (Liquiduty Function)Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuid surat berharga dengan biaya relatif elbih murah dan lebih cepat. 4. Fungsi Pinjaman (Credit Function)Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Investasi Menurut Halim (2005:4) Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut dapat dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : (Husnan, 2009:47) 1. Menentukan Kebijakan Investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi dari para pemodal yang menggunakan seratus persen modal sendirinya. 2. Analisis Sekuritas Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Tujuan kegiatan ini adalah mendeteksi sekuritas mana yang nampaknya mispriced 4

5 (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah). Bisa dilakukan dengan analisis teknikal dan analisis fundamental. 3. Pembentukan Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritassekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa bobot dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya. 4. Melakukan Revisi Portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tsb. 5. Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar bila suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi pasti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan, karena itu diperlukan standart pengukuran. Dengan demikian maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami bagaimana mengukur tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko investasi (sekelompok investasi) tersebut. Alasan Seseorang Melakukan Investasi Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah sebagai berikut : (Tandelilin, 2010:8) 1. Untuk Mendapatkan Kehidupan Yang Lebih Layak Di Masa Datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. 2. Mengurangi Tekanan Inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi 3. Dorongan Untuk Menghemat Pajak Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Keuntungan Investasi Dalam Bentuk Saham Kelebihan dari investasi adalah kemampuannya untuk memberikan tingkat keuntungan yang tidak terhingga. Keuntungan yang tidak terhingga dimaksudkan yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut (Darmadji, Dan Fakhruddin, 2001 : 8). Investasi pada saham memang memberikan harapan pengembalian dan tingkat keuntungan yang tinggi. Keuntungan yang diperoleh investor dalam investasi saham untuk membeli atau memiliki saham antara lain : 5

6 1. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dividen yang diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 2. Capital Gain Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umunya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. 6 Penilaian Investasi Saham Ada dua pendekatan analisa yang sering digunakan dalam analisis saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua teknik analisis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Analisis Fundamental Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai instrinsik. Nilai instrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. 2. Analisis Teknikal Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan saham tersebut di waktu yang lalu. Return Yang Diharapkan Dan Risiko Portofolio Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan dimasa datang. Harapan keuntungan dimasa datang. Harapan keuntungan dimasa datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai return. (Tandelilin, 2010:47) Disamping return, dalam investasi juga dikenal adanya konsep risiko. Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Risiko maupun return, bagaikan mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi, disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return diharapkan yang paling tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. (Tandelilin, 2010:47) Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Investor juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi (Tandelilin, 2010:47). Menurut Husnan,(2009,22) Risiko merupakan banyak sedikitnya penyimpangan dari nilai rata-rata dalam hal ini nilai harapan. Adapun risiko-risiko yang berhubungan dengan portofolio atau saham serta apa yang dimaksud dengan risiko dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : Husnan,(2009,102) 1. Risiko Sistematis (Systematic Risk) Risiko sistematis adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi atau pembentukan portofolio. Risiko sistematis berkorelasi dengan pasar (market yang akan mempengaruhi semua surat berharga yang beredar seperti perubahan

7 pada ekonomi, politik, sosiologi lingkungan). Dan risiko ini yang selalu mengikuti saham individu maupun portofolio. 2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) Risiko tidak sistematis adalah risiko yang bisa dikurangi dengan pembentukan portofolio. Bahwa risiko ini berkaitan erat dengan sifat unik yang memiliki perusahaan dan keadaan intern seperti perubahan dalam intern manajemen perusahaan, kesalahan manajerial pemogokan buruh dan kampanye periklanan. Faktor independent terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi industri lain dan pasar secara umum. 3. Risiko Total (Total Risk) Risiko total merupakan penjumlahan dari kedua risiko diatas yaitu : risiko sistematis + risiko tidak sistematis dan biasanya mengikuti pada saham individu. Dalam situasi ketidakpastian, investor hanya bisa mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh tanpa bisa mengetahui dengan pasti tingkat keuntungan yang sebenarnya akan diterima. Model Diversifikasi Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. (Tandelilin,2010:115) 1. Diversifikasi Secara Random Diversifikasi secara random (random atau naive diversification) merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. 2. Diversifikasi Secara Markowitz Untuk memperoleh manfaat dari pengurangan risiko yang lebih optimal dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja informasi-informasi yang penting tentang karakteristik aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio dengan menggunakan metode markowitz, diversifikasi ini dapat dibuktikan secara sistematis. Diversifikasi markowitz lebih efisien dari pada diversifikasi random dimana markowitz mengatakan janganlah menaruh semua telur dalam keranjang. Karena kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Pemilihan Portofolio 1. Portofolio Efisien Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Pada gambar 1 diasumsikan investor membentuk portofolio A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J. Yang paling penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi tingkat pengembalian dana risiko yang optimum. Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut : 1. Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau 2. Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama. 7

8 8 E(RP) 4 F 3 E 2 C D G B H 1 A I J ΣP Sumber : Halim, (2005:55) Gambar 1 Portofolio Yang Efisien Dan Yang Tidak Efisien 2. Portofolio Optimal Semua portofolio terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Pedoman yang digunakan untuk memilih portofolio yang optimal adalah sebagai berikut : Indifference Curve Dalam konteks manajemen investasi indifference curve (IC) merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan return yang tidak berbeda (indifferent) bagi investor. Slope IC menunjukkan tingkat subtitusi marginal (marginal rate of subtitation) dari return dan risk. Apabila return dan risk merupakan subtitusi yang sempurna, maka IC berupa garis lurus. Dalam kenyataan keduanya bukan merupakan subtitusi yang sempurna, karena pada suatu tingkat risiko tertentu dalam setiap kenaikan risiko, mungkin individu akan meminta tambahan return yang semakin besar, sehingga IC tidak lagi merupakan garis lurus. Semakin besar slope IC menunjukkan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko. Sebaliknya, semakin kecil slope IC menunjukkan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko. Slope IC positif menunjukkan bahwa investor selalu menginginkan return yang besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar yang harus ditanggungnya. Untuk lebih jelasnya, kami sajikan gambar kurva indifference.

9 9 Expected return D C A IC - 3 IC - 2 IC - 1 B Risk portofolio Sumber : Halim, (2005:62) Gambar 2 Kurva Indifferent Kombinasi pada IC-1 suatu titik A dan titik B masing-masing menunjukkan kombinasi expected retuirn dan risk tertentu. Expected return dan risiko titik B lebih besar dari expected return dan risiko titik A. Expected return titik B lebih besar dari titik A, namun risiko yang ditanggung titik B jauh lebih besar dari titik A. Sementara itu, jika diamati antara titik A, titik C dan titik D ketiganya memberikan risiko yang sama namun titik D memberikan expected return lebih tinggi dari titik A dan titik C memberikan expected return lebih tinggi dari titik A. Investor yang rasional akan memilih titik D. Dengan demikian, kombinasi dari portofolio pada IC tertinggi yaitu IC-3 akan memberikan tingkat kepuasan tinggi. Kombinasi dari portofolio pada IC terendah yaitu IC- 1 akan memberikan tingkat kepuasan terendah. Perpindahan dari IC terendah ke IC tertinggi menunjukkan adanya perbaikan kepuasan para investor. Semakin tinggi utilitas suatu kurva indifferen, semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan pada setiap tingkat risiko. (RP) IC-A2 IC-B Z X Y IC-A IC-A1 W EF 0 Risiko Sumber : Halim, (2005:63) Gambar 3 Portofolio Yang Optimal

10 Bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF dan memberikan kepuasan sebesar IC-AI yang lebih rendah dari IC-A. Investor A juga dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar walaupun dapat memberikan ER yang lebih tinggi dari IC- A. Sedangkan kurva indiferen investor B bersinggungan dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Karakteristik Fungsi Utilitas Menurut Tandelilin (2010:74)fungsi utilitas merupakan suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Fungsi utilitas jika dikaitkan dengan preferensi terhadap risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1). Sikap yang tidak menyukai risiko (risk averter) 2). Sikap yang netral terhadap risiko (neutral risk) 3). Sikap yang menyukai risiko (risk seeker) Ketiga jenis risiko tersebut jika dikaitkan dengan utiliti disajikan dalam gambar berikut: Indeks Utilitas a (risk averter) 10 b (neutral risk) c (risk seeker) 0 Sumber : Halim, (2005:64) Kekayaan Gambar 4 Kaitan Risiko Dengan Utilitas 1. Bagi Investor Yang Tidak Menyukai Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya adalah melengkung dengan peningkatan yang semakin berkurang. Hal ini terjadi karena terjadi tambahan utilitas yang semakin menurun (deminishing marginal utility) dari perubahan suatu unit kekayaan yang sama.

11 2. Bagi Investor Yang Netral Terhadap Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan berbentuk garis lutrus. Hal ini terjadi karena investor jenis ini akan merasa bahwa perubahan kekayaan akan memberikan utilitas yang sama dengan perubahan kekayaan yang lain dan seterusnya. Dengan demikian keputusan untuk berinvestasi atau tidak, akan memiliki efek yang sama terhadap utilitas kekayaan investor. 3. Bagi Investor Yang Menyukai Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan melengkung dengan peningkatan yang semakin bertambah. Artinya, tambahan kekayaan akan memberikan tambahan utilitas yang semakin meningkat (increasing marginal utility). (Halim, 2005 :60-65) Teori Portofolio Markowitz Pada tahun 1952, Harry Markowitz telah membentuk satu pendekatan investasi saham yang baru dianggap sebagai suatu revolusi pemikiran untuk menjadi bahan diskusi para akademik. Pendekatan ini merupakan satu unsur asas teori portofolio modern yang pertama yang diciptakan oleh Markowitz tentang perilaku rasional investor. (Rodoni & Yong,2002:9) Asas pendekatan markowitz adalah menggunakan perubahan atau variabeliti keuntungan sebagai taksiran untuk risiko investasi. Markowitz mencoba membentuk konsep statistik yaitu varians. Teori portofolio dibentuk apabila tahap risiko investor telah ditetapkan. Model teoritikal dengan komputer boleh digunakan sebagai asas pilihan sistematik portofolio optimum yang dapat memaksimumkan tingkat keuntungan. Model portofolio Markowitz adalah berdasarkan empat kenyataan berikut : a. Dua ciri yang relevan untuk sesuatu portofolio investasi ialah keuntungan yang diharapkan dan risiko b. Investor yang rasional akan memilih untuk memegang portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang memaksimumkan keuntungan pada tahap risiko tertentu atau meminimumkan risiko pada keuntungan yang diharapkan tertentu. c. Secara teorinya ada kemungkinan untuk mendapatkan portofolio yang berkesan dengan menganalisis setiap sekuritas berdasarkan keuntungan yang diharapkan, varians keuntungan, dan koefisien korelasi antara keuntungan setiap sekuritas dalam portofolio tersebut. d. Program komputer tertentu boleh menggunakan informasi dalam setiap sekuritas untuk menunjukkan satu kedudukan portofolio yag efisien yang disebut sebagai Efficient Frontier. Program itu juga dapat menunjukkan aliran dana ke atas setiap sekuritas untuk mencapai keefisienannya yaitu memaksimumkan keuntungan pada tahap risiko tertentu atas meminimumkan risiko pada keuntungan diharapkan tertentu. Satu masalah dengan model markowitz jika digunakan secara praktikal adalah untuk mengidentifikasi satu kedudukan portofolio yang efisien, yaitu seseorang itu perlu mengetahui keuntungan yang diharapkan untuk setiap sekuritas, varians, dan kovarians (atau kadang-kadang koefisien korelasi). Lebih penting lagi ialah sembarang percobaan untuk menukarkan komposisi dalam portofolio akan memerlukan perhitungan yang sama. Jelasnya biaya perhitungan adalah tinggi. Menurut Markowitz, jika seseorang investor berkeinginan untuk memaksimumkan keuntungan yang diharapkan daripada portofolio, dana sebaiknya diletakkan dalam sekuritas yang mempunyai harapan keuntungan yang maksimum. Oleh karena itu terdapat peraturan yang mencadangkan supaya investor melakukan diharapkan. peraturan ini menyatakan bahwa para investor perlu melakukan diversifikasi keuntungan yang maksimum. Daripada penjelasan ringkas tersebut,studi yang dilakukan oleh Markowitz adalah berasaskan kepada dua masalah yaitu : 11

12 12 1) Keuntungan diharapkan E(r) 2) Varians (Var) Pembentukan portofolio adalah dilakukan berasaskan kepada dua tujuan yaitu : 1) untuk memaksimumkan keuntungan yang diharapkan, dan 2) meminimumkan risiko Perumusan Hipotesis Penelitian ini termasuk penelitian yang tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Umumnya tidak melakukan pengujian hipotesis karena variabel berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang dideskripsikan adalah bagaimana menganalisis portofolio saham menggunakan metode markowitz pada perusahaan retail yang terdaftra di Bursa Efek Indonesia METODA PENELITIAN Populasi Dan Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi (Sugiyono,2007:73). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan(sugiyono,2007:72). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan retail yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 yang berjumlah 21 perusahaan. Untuk penelitian lebih lanjut, dari 21 perusahaan retail yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 penulis menetapkan kriteria, dimana pengambilan populasi yang dimasukkan ke dalam sampel dilakukan dengan sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi. Adapun kriteria yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan retail yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Perusahaan retail yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tahun Perusahaan retail yang memperoleh keuntungan 5 besar tertinggi di Bursa Efek Indonesia pada periode penutupan tahun 2012 Berdasarkan hasil seleksi, didapat 5 (lima) perusahaan retail yang memenuhi tiga kriteria diatas. Adapun perusahaan retail yang memenuhi kriteria adalah : 1. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) 2. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 3. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) 4. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 5. PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena penulis akan meneliti semua populasi yang memenuhi kriteria maka namanya teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2007:78). Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham bulanan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember periode Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber

13 selain responden yang menjadi sasaran penelitian berupa catatan laporan historis yang tersusun dalam arsip yang terpublikasi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metoda dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksudkan adalah penulis mendatangi POJOK BEI STIESIA untuk memperoleh data sekunder yang berupa data harga saham bulanan periode 2012 pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sumber informasi. Variabel Dan Definisi Operasional Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya agar penulis dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka penulis harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. 1. Return Saham Individual Return dalam penelitian ini adalah pendapatan suatu saham periode tertentu adalah jumlah dari perubahan harga di tambah dividen yang diterima kemudian dibagi dengan harga awal periode. 2. Risiko Saham Individual Mengukur risiko suatu investasi yang terdapat pada saham individu maka digunakan varian dan standart deviasi. Varian adalah kuadrat dari standart deviasi. 3. Pembentukan Portofolio Saham Portofolio merupakan gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang diiliki oleh investor dengan cara tidak memilih satu saham saja karena dengan melakukan kombinasi saham investor bisa meraih return optimal sekaligus dapat memperkecil risiko melalui diversifikasi. 4. Return Saham Portofolio Return saham portofolio adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari suatu investasi dan juga imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. 5. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah suatu ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan bersama relatif (relative comovement) antara dua variabel. Dalam konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya. 6. Risiko Saham Portofolio Risiko saham portofolio adalah varian return saham-saham yang membentuk portofolio tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standart atau varian yang merupakan kuadrat deviasi standar. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu jenis kegiatan mengolah data yang dikumpulkan dari hasil penelitian dengan tujuan membatasi penemuan menjadi data yang lebih teratur dan lebih berarti. (Sugiyono,2007:142). Berdasarkan data sekunder yang telah didapatkan dari POJOK BEI STIESIA, kemudian data tersebut diteliti dan dianalisis. Data berupa harga saham bulanan periode Adapun data-data yang dikumpulkan akan dianalisa dengan metode markowitz dengan langkah-langkah sebagai berikut : 13

14 14 1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham (R it) Untuk menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham digunakan rumus : Keterangan : R it :Tingkat Keuntungan Saham P t :Harga Saham individu akhir periode P t-1 :Harga Saham individu awal periode :Dividen saham yang diterima pada saham i D t 2. Menghitung Expected Return (Keuntungan Yang Di Harapkan)Dari Masing-Masing Saham E(R i) Untuk menghitung expected return (keuntungan yang di harapkan) dari masing-masing saham digunakan rumus : Keterangan : E (R i) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i R it : Tingkat keuntungan saham i pada periode i N : Banyaknya periode pengamatan 3. Menghitung Risiko Dari Masing-Masing Saham ( ) Untuk menghitung risiko dari masing-masing saham digunakan rumus Keterangan : σᵢ : Risiko saham R it : Tingkat keuntungan saham i pada periode t E (R i) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i N : Banyaknya periode pengamatan 4. Menghitung kombinasi Portofolio Yang Terdiri Dari Dua Saham Untuk menghitung kombinasi portofolio yang terdiri dari dua saham digunakan rumus : Keterangan : C(r,n) : Kombinasi tingkat r dari n saham n! : Faktorial jumlah saham r! : Faktorial jumlah saham yang dikombinasikan Berdasarkan jumlah sampel yang penulis gunakan (5 saham), maka diperoleh 10 kombinasi. 5. Bobot Investasi Dana Setelah diperoleh saham-saham yang termasuk kombinasi pembentuk portofolio, penulis ingin menentukan bobot 50% : 50% dan bobot 70% : 30% berdasarkan preferensi investor yaitu : menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar atau tertinggi dengan risiko sama atau menawarkan risiko lebih kecil atau terendah dengan tingkat keuntungan yang sama

15 15 6. Menghitung Expected Return (Keuntungan Yang Di Harapkan) Portofolio Untuk menghitung expected return (keuntungan yang di harapkan) portofolio digunakan rumus : E (Rp) = Σ X A. E(R A) + ΣX B. E (R B) Keterangan : E(Rp) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio X A : Bobot dana yang diinvestasikan pada saham A X B : Bobot dana yang diinvestasikan pada saham B E (R A) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham A E(R B) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham B 7. Menghitung Risiko Saham Portofolio Untuk menghitung risiko saham portofolio digunakan rumus : σ p 2 = X A 2.σ A 2+ X B 2.σ B (X A.X B.ρ ABσ Aσ B) Keterangan : σρ 2 : Varian portofolio σ p : Risiko saham portofolio σ A,σ B : Risiko saham A,B ρ AB : Koefisien korelasi saham A dan B X A : Bobot dana yang diinvestasikan pada saham A X B : Bobot dana yang diinvestasikan pada saham B Sedangkan untuk menghitung ρab (koefisien korelasi antar saham) dihitung menggunakan rumus : ρ Keterangan : ρ AB : Koefisien korelasi antar saham N : Banyaknya periode pengamatan A : Tingkat keuntungan dari saham A B : Tingkat keuntungan dari saham B 8. Pemilihan Portofolio Yang Efisien Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio,baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi return dan risk yang optimum. Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi : a.memberikan expected return yang terbesar dengan risiko sama b.memberikan risiko yang terkecil dengan expected return sama HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data harga saham yang diteliti adalah harga saham awal (previous price) dan harga saham penutup (closing price) pada setiap bulan tahun Harga saham individu berasal dari 5 perusahaan retail yang dijadikan sampel, pada umumnya harga saham individunya sangat berfluktuasi dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2012.

16 16 Tabel 1 Harga Saham Bulanan Tahun 2012 (Satuan Rupiah) NAMA SAHAM BULAN ERAA MAPI ACES LPPF HERO Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Sumber : PT Bursa Efek Indonesia 1. Perhitungan Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham (R it) Tabel 2 Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham Tahun 2012 BULAN NAMA SAHAM ERAA MAPI ACES LPPF HERO Jan 0,25 0,1067 0,0121-0,0416 0,4545 Feb 0,064-0,0087 0, ,125 Maret -0,0300 0,1238 0, ,1666 April 0,2790 0,0944 0, ,7881 Mei -0,0363 0,0071 0,0679 0,0869-0,2640 Juni 0,1886 0,0214-0, ,0992 Juli 0,1111 0,0069 0, ,0833 Agust 0-0,0833-0,0339 0,04-0,0984 Sept 0-0,0303 0,0789 0,0384 0,0168 Okt 0,1428 0,0234 0, ,1074 Nov 0,1979 0,0839-0, ,3134 Des 0,0260-0,0633 0, ,0170 ΣR it 1,1932 0,2824-0,2212 0,1237 0,0321 Sumber : Data Diolah Penulis Dari Tabel 1 Tingkat keuntungan saham individu berfluktuasi tergantung pada naik turunnya harga saham dan besarnya pembagian dividen untuk tiap bulannya. Tingkat keuntungan saham yang bertanda positif berarti saham tersebut dapat memberikan keuntungan bagi pemilik saham, sedangkan yang bertanda negatif akan memberikan kerugian yang disebabkan oleh turunnya harga saham. Keuntungan dari saham-saham berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dari tabel 2 diatas dapat kita lihat pada bulan Januari tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Hero Supermarket Tbk Sebesar 0,4545 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Matahari Department StoreTbk sebesar - 0,0416. Pada bulan Februari tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Hero SupermarketTbk. Sebesar 0,125 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Mitra Adiperkasa Tbk sebesar 0,0087. Pada bulan Maret tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0,1666 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT

17 Erajaya Swasembada Tbk sebesar 0,0300. Pada bulan April tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk sebesar 0,2790 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0,7881. Pada bulan Mei tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Matahari Department Store Tbk sebesar 0,0869 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk sebesar -0,0363. Pada bulan Juni tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk sebesar 0,1886 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk 0,0818. Pada bulan Juli tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk sebesar 0,1683 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0,0833. Pada bulan Agustus tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Matahari Department Store Tbk sebesar 0,04 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk sebesar 0,0339. Pada bulan September tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk sebesar 0,0789 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Mitra Adiperkasa Tbk sebesar 0,0303. Pada bulan Oktober tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk sebesar 0,1428 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Matahari Department Store Tbk sebesar 0. Pada bulan November tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0,3134 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk sebesar 0,8928. Pada bulan Desember tingkat keuntungan saham tertinggi pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk sebesar 0,0933 sedangkan tingkat keuntungan terendah pada saham PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0, Perhitungan Expected Return (Keuntungan Yang Diharapkan)Dari Masing-Masing Saham E(Ri) Pada situasi ketidakpastian, investor hanya bisa diharapkan yang akan diperoleh. Mereka tidak dapat mengetahui secara pasti tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Ketidakpastian tersebut diukur dengan penyebaran tingkat keuntungan disekitar nilai tingkat keuntungan yang diharapkan. dalam hal ini E(Ri) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan rata-rata dari keuntungan saham mulai bulan Januari sampai dengan Desember. Langkah kedua yaitu dengan menghitung Tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham ditunjukkan dalam tabel 3 : 17 Tabel 3 Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Masing-Masing Saham Tahun 2012 Nama Saham Σrit E (Ri) ERAA 1,1932 0,0994 MAPI 0,2824 0,0235 ACES - 0,2212-0,0184 LPPF 0,1237 0,0103 HERO 0,0321 0,0026 Sumber : Data Diolah Penulis Dari Tabel 2 Saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai positif, berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnnya. Tingkat keuntungan yang diharapkan yang memiliki nilai positif terdapat dalam PT Erajaya Sasembada Tbk, PT Mitra Adiperkasa Tbk, PT Matahari Department Store Tbk, PT Hero Supermarket Tbk. Sedangkan saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai negatif berarti

18 mendatangkan kerugian bagi pemegang sahamnya. Tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai negatif terdapat dalam PT Ace Hardware Indonesia Tbk Perhitungan risiko Dari Masing-Masing Saham Risiko adalah kemungkinan bahwa hasil yang diharapkan dari investasi berbeda dengan hasil yang dicapai. Risiko dapat juga dinyatakan sebagai hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari yang diharapkan, maka dipergunakan ukuran penyebaran tertentu. Risiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari yang diharapkan. Penyebaran ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. ukuran ini bisadipergunakan sebagai deviasi risiko. Statistik menyediakan ukuran ini yang disebut sebagai deviasi standart yang dinyatakan dalam symbol (σ) atau yang dinyatakan dalam bentuk kuadrat disebut varian (σ²). Langkah ketiga yaitu dengan menghitung Risiko atau Deviasi standart dari masingmasing saham dapat ditunjukkan dalam Tabel 4 : Tabel 4 risiko masing-masing saham Nama Saham Rit E (Ri) σ² σ ERAA 1,1932 0,0994 0,0997 0,3157 MAPI 0,2824 0,0235 0,0055 0,0747 ACES - 0,2212-0,0184 0,0034 0,0585 LPPF 0,1237 0,0103 0,0010 0,0327 HERO 0,0321 0,0026 0, ,0085 Sumber : Data Diolah Penulis Dari Tabel 3 Saham yang memiliki deviasi standart tinggi memiliki risiko yang tinggi dan kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi pula. Begitu pula sebaliknya, saham yang memiliki nilai deviasi standart rendah berarti memiliki resiko rendah dan kemungkinan memiliki keuntungan yang rendah pula. Pada tabel 4 diatas, diperoleh hasil nilai deviasi standart tertinggi terdapat pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk sebesar 0,3157 dan hasil nilai deviasi standart terendah pada PT Hero Supermarket Tbk sebesar 0, Menghitung Kombinasi Portofolio Yang Terdiri Dari Dua Saham Dari tabel 5 diketahui deviasi standart dari masing-masing saham maka langkah berikutnya yaitu dengan menghitung kombinasi portofolio yang terdiri dari 2 saham, sehingga memperoleh banyaknya kemungkinan saham yang dibentuk sebagai berikut : = 5! 2! (5-2)! = 10 kombinasi Perhitungan diatas, berdasarkan jumlah sampel yang penulis gunakan (5 saham), maka diperoleh 10 kombinasi. Adapun portofolio yang terbentuk adalah sebagai berikut :

19 19 Tabel 5 Portofolio Yang Terbentuk Portofolio Kombinasi Saham 1 PT Erajaya Swasembada Tbk dan PT Mitra Adiperkasa Tbk 2 PT Erajaya Swasembada Tbk dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk 3 PT Erajaya Swasembada Tbk dan PT Matahri Department Store Tbk 4 PT Erajaya Swasembada Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk 5 PT Mitra Adiperkasa Tbk dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk 6 PT Mitra Adiperkasa Tbk dan PT Matahari Department Store Tbk 7 PT Mitra Adiperkasa Tbk Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk 8 PT Ace Hardware Indonesia Tbk dan PT Matahri Department Store Tbk 9 PT Ace Hardware Indonesia Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk 10 PT Matahri Department Store Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk Sumber : Tabel 2 Diolah Berdasarkan Perhitungan Pembentukan Portofolio 5. Bobot Investasi Dana Setelah diperoleh saham-saham yang termasuk kombinasi pembentuk portofolio, langkah kelima yaitu penulis ingin menentukan bobot 50% : 50% dan bobot 70% : 30% berdasarkan preferensi investor yaitu : menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar atau tertinggi dengan risiko sama atau menawarkan risiko lebih kecil atau terendah dengan tingkat keuntungan yang sama 6. Perhitungan Expected Return Portofolio Langkah keenam yaitu dengan menghitung expected return portofolio. Perhitungan dalam tingkat ini adalah untuk mengetahui seberapa besar portofolio saham dari ke 10 kombinasi. Tingkat keuntungan portofolio dengan bobot sama dapat ditunjukkan dalam tabel 6 sedangkan tingkat keuntungan portofolio dengan bobot berbeda dapat dilihat dalam tabel 7 : Tabel 6 Tingkat Keuntungan Portofolio Dengan Bobot Sama (50% : 50%) Portofolio X A X B E(R A) E(R B) E(R P) 1 50% 50% 0,0994 0,0235 0, % 50% 0,0994-0,0184 0, % 50% 0,0994 0,0103 0, % 50% 0,0994 0,0026 0, % 50% 0,0235-0,0184 0, % 50% 0,0235 0,0103 0, % 50% 0,0235 0,0026 0, % 50% -0,0184 0,0103-0, % 50% -0,0184 0,0026-0, % 50% 0,0103 0,0026 0,0064 Sumber : Data Diolah Penulis Dari Tabel 3 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa bobot dana sama (50% : 50%) tingkat keuntungan portofolio saham tertinggi adalah portofolio 1 yaitu antara PT Erajaya Swasembada Tbk dan PT Mitra Adiperkasa Tbk sebesar 0,0614 sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham terendah adalah portofolio 8 yaitupt Ace Hardware Indonesia Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk sebesar -0,0040.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam penelitian ini. Tinjauan teori harus mendukung identifikasi

Lebih terperinci

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA Kristian Febrianto Kfebrianto@gmail.com Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Investasi saham di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Investasi saham di pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas (Eduardus

Lebih terperinci

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor, April 1 ISSN : 1-593 MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Fajar Novianto At.dawns3@gmail.com Budiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume, Nomor, Desember 0 ISSN : -09 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI Moh. Rizal Mohrizal.stiesia@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI Andi Muhammad Ayyub Rizal Ayyubrizal@gmail.com Suwitho Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam penelitian ini. Tinjauan teori harus mendukung identifikasi

Lebih terperinci

METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI

METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor, Februari 07 ISSN : 6-09 METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI Wahyu Nanda Setyawan wahyunanda.setyawan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Evi Christasari phy_chrizta@yahoo.com Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 12, Desember 2017 ISSN : 2461-0593 1 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK. Riisha Shalmah

EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK. Riisha Shalmah Volume 6, Nomor 0, Oktober 07 ISSN: 46-059 EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK Riisha Shalmah Riisha.hutama@gmail.com Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Husnan (1996) menyatakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR

ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR Yeni Veronika Yeni_Veronika88@yahoo.co.id Soebari Martoatmodjo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Menurut Husnan (2009:3) secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pada Sub bab ini penulis akan membahas landasan dan rerangka teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian diindonesia pada saat ini maka alternative investasi yang sangat dibutuhkan, dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

`ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI

`ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI `ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI Selly Uli Siregar selly.uli@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. OVERVIEW Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan risiko portofolio dalam investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak terdapat perusahaan-perusahaan yang menjadi tiang penyangga perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Konsumsi Kebutuhan Inflasi Apa sih alasan berinvestasi Peningkatan Nilai Kekayaan Keinginan Ketidakpastian masa depan Penanaman uang dengan harapan : 1. Mendapat hasil, dan 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir 66 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir yang tidak stabil disebabkan oleh beberapa hal yaitu krisis ekonomi, naik turunnya harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut (Rodoni, 1996). Investasi pada hakikatnya meruapakan penempatan

Lebih terperinci

SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN ANALISIS PERBANDINGAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sama hal nya seperti pasar pada umumnya, yaitu merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sama hal nya seperti pasar pada umumnya, yaitu merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pasar Modal sama hal nya seperti pasar pada umumnya, yaitu merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya keberadaan pasar modal sangatlah bermanfaat bagi investor dan dunia usaha. Pasar modal yaitu tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemberi dana (lender) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemberi dana (lender) yang 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi meningkatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini membuat investasi sangat dibutuhkan, dalam hal ini pasar modal merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana terpenting dalam perdagangan efek pada suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi berkaitan dengan Penanaman dana yang dilakukan suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung ataupun tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk,

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, SAHAM PT HM SAMPOERNA Tbk DAN SAHAM PT TIMAH Tbk) Elvida Julianti

Lebih terperinci

Portofolio yang Efisien dan Optimal

Portofolio yang Efisien dan Optimal Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals dan Sektor Trade, Service, and Investment) Nama : Golden Jr. Aliakur NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan teoritis 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu pengeluaran modal saat ini untuk mengharapkan pengembalian atau hasil pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Pada sub bab ini penulis akan membahas landasan dan rerangka teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal. Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pada sub bab ini, penulis akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi. Sehingga tinjauan teori yang dikemukakan

Lebih terperinci