Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi. 5.1 Mewujudkan Jambi yang Memiliki Keunggulan Kompetitif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi. 5.1 Mewujudkan Jambi yang Memiliki Keunggulan Kompetitif"

Transkripsi

1 BAB V ARAH KEBIJAKAN 5.1 Mewujudkan Jambi yang Memiliki Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif merupakan kunci untuk tercapainya kemajuan dan kesejahteraan suatu daerah. Bila daerah memiliki keunggulan kompetitif tinggi, maka akan siap menghadapi tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Guna meningkatkan keunggulan kompetitif daerah, maka pembangunan daerah diarahkan untuk: 1. Pengembangan Perekonomian Daerah Berbasis Keunggulan Kompetitif Untuk memperkuat perekonomian daerah yang berbasis keunggulan kompetitif maka kegiatan pembangunan ekonomi daerah diarahkan untuk: a. Pengembangan perekonomian daerah diarahkan untuk memperkuat perekonomian daerah yang berorientasi pasar. Perlu dilakukan transformasi dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif Sumber Daya Alam (SDA) menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif. Interaksi antar daerah didorong untuk membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan prima. Upaya tersebut dilakukan dengan prinsip; peningkatan produktivitas daerah yang berkelanjutan, pengelolaan kelembagaan V - 1

2 ekonomi dan kepemerintahan yang baik, dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan. b. Pengembangan perekonomian daerah diarahkan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi dengan mengutamakan kepentingan daerah dan nasional. Perlu jaminan kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat. Kebijakan ekonomi perlu memperhatikan secara cermat dinamika pasar dan kepentingan kelompok masyarakat yang lemah, dan kemandirian perekonomian daerah. c. Penguatan struktur perekonomian daerah dan peningkatan pembangunan ekonomi daerah agar pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan diikuti oleh perubahan struktur ekonomi. d. Pengembangan kelembagaan ekonomi diarahkan sesuai dengan dinamika perekonomian dan menerapkan prinsip; tata kelola pemerintah yang baik, persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen, penerapan teknologi untuk pengembangan perekonomian daerah. e. Peningkatan daya saing diarahkan untuk membangun keunggulan kompetitif bagi produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui sinergitas pelaku usaha, pemerintah daerah, perbankan daerah dan masyarakat dari UMKM sehingga meningkatkan daya saing ekonomi daerah. f. Perkuatan struktur industri daerah diarahkan untuk menghilangkan ekonomi biaya tinggi, memajukan potensi lokal, membangun infrastruktur yang mendukung, dan memecahkan persoalan yang dialami industri daerah. g. Peningkatan peran pemerintah daerah diarahkan sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing, serta menjaga keberlangsungan mekanisme pasar. V - 2

3 h. Pembangunan industri berbasis agribisnis diarahkan sebagai motor penggerak pertanian, kelautan dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk yang efisien, modern dan berkelanjutan serta jasa pelayanan yang baik. i. Pengembangan IPTEK untuk perekonomian daerah diarahkan untuk mendukung daya saing daerah melalui peningkatan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam kegiatan ekonomi. j. Pengembangan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Perlu diciptakan pasar kerja yang kompetitif, hubungan industrial yang harmonis dan keselamatan kerja yang baik. k. Peningkatan investasi daerah diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi tetapi berkelanjutan dan berkualitas melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif, peningkatan daya saing perekonomian daerah, dan peningkatan kapasitas infrastruktur dasar. l. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri berbasis agribisnis yang berdaya saing baik di pasar lokal, regional maupun internasional. Struktur industri yang sehat dan berkeadilan akan mendorong perkembangan ekonomi daerah. Struktur industri yang sehat meniadakan praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar lainnya melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik. Struktur industri diperkuat dengan industri kecil dan menengah sebagai basis industri daerah yang sehat dan terintegrasi dengan industri berskala besar. m. Pembangunan agroindustri yang berdaya saing diarahkan untuk berbasis pada keunggulan komparatif daerah yang potensi SDA cukup besar. Untuk itu, pembangunan agroindustri dilakukan melalui tahapan: (1) Membangun landasan pertanian yang kokoh melalui pengembangan subsistem agrobisnis hulu; V - 3

4 (2) Mengembangkan subsistem usaha tani melalui pemberdayaan masyarakat pertanian dan pemanfaatan teknologi yang unggul dan berkelanjutan; (3) Mengembangkan subsistem agribisnis hilir yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian; (4) Mengembangkan subsistem pemasaran yang dapat menunjang peningkatan penjualan, pendayagunaan sistem informasi pasar baik lokal maupun ekspor; (5) Mengembangkan sistem jasa penunjang sehingga dapat mendukung peningkatan produk pertanian terutama yang berorientasi ekspor. n. Pengembangan jasa konstruksi dan perbankan daerah, diarahkan searah dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah guna mendukung peningkatan produksi dan daya saing dengan menerapkan dan standar pengelolaan nasional dan mendukung pengembangan sumberdaya manusia daerah dan serta pemanfaatan teknologi. o. Pengembangan perdagangan luar negeri diarahkan untuk meningkatkan ekspor guna mendorong pertumbuhan ekonomi melalui : (a) peningkatan daya saing dan akses pasar ekspor (b) pengembangan spesifikasi lokal dan standar produk barang dan jasa yang berkualitas ekspor. p. Pengembangan perdagangan antar daerah diarahkan untuk memperkokoh sistem distribusi yang baik dan menjamin kepastian berusaha melalui; (1) Pengembangan kelembagaan perdagangan untuk perlindungan konsumen dan persaingan usaha yang sehat; (2) Pengintegrasian aktivitas perekonomian daerah dan peningkatan kesadaran penggunaan produksi lokal, (3) Peningkatan perdagangan antar daerah, dan (4) Penjaminan ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau. V - 4

5 q. Pengembangan priwisata diarahkan untuk mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dan memperluas kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan dilakukan secara arif dan berkelanjutan atas keragaman pesona keindahan alam, potensi budaya daerah dan pengembangan budaya bangsa. r. Pengembangan Koperasi dan UMKM diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berorientasi agribisnis dan berdaya saing untuk penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat. Pengembangan Koperasi dan UMKM diarahkan pula untuk peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas melalui upaya peningkatan adaptasi kebutuhan pasar, pemanfaatan dan penerapan teknologi tepat guna. Pengembangan Koperasi dan UMKM harus terintegrasi dalam agribisnis dan mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan daya saing industri khususnya agroindustri. s. Pengembangan perbankan daerah diarahkan untuk peningkatan kemampuan perbankan konvesional dan perbankan syariah dalam perekonomian daerah dan peningkatan kontribusi lembaga keuangan Non bank seperti pegadaian, leasing, ventura, asuransi untuk penguatan permodalan. t. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah diarahkan agar pengelolaan membangun sistem anggaran yang transparan, bertanggung jawab dan menjamin peningkatan nilai guna. Peningkatan kemandirian keuangan daerah, juga diarahkan kepada pengurangan ketergantungan dengan pemerintah pusat dan peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah. Pembiayaan pembangunan daerah diarahkan pula untuk menjamin peningkatan pelayanan publik yang baik dan peningkatan daya saing ekonomi daerah. V - 5

6 2. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM) yang Berkualitas dab Berdaya Saing Pembangunan SDM memiliki peran yang sangat penting dalam mewujud-kan Jambi yang maju dan mandiri, sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi. Pembangunan SDM diarahkan untuk peningkatan kualitas SDM melalui upaya berikut ini: a. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk, diarahkan untuk peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan berkualitas guna terbentuknya keluarga kecil yang bahagia. Penataan distribusi dan mobilitas penduduk ditujukan untuk penyebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Sistem administrasi kependudukan yang baik diperlukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta mendorong terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan sosial. b. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat, martabat dan kualitas manusia agar mampu bersaing dalam era globalisasi dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan masyarakat dan tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan perlu disediakan secara berkualitas dengan biaya yang terjangkau dan pemberian biaya pendidikan gratis bagi pendidikan dasar. Penyediaan pelayanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pembangunan pendidikan diarahkan pula guna menumbuhkan akhlak mulia dan kearifan lokal serta kemampuan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat yang multikultur. Pembangunan pendidikan diarahkan juga pada pendidikan dan pelatihan yang V - 6

7 berbasis pada keunggulan komperatif darah. Penyediaan pelayanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas penduduk juga perlu diberikan. c. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Upaya tersebut memperhatikan pula dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, dan globalisasi. Peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, juga dilakukan melalui upaya promotif dan preventif kesehatan. d. Pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada peningkatan kualitas hidup keluarga dan peran perempuan, kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak, penurunan tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak, serta penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender. e. Pembangunan pemuda yang diarahkan untuk peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, iptek serta politik. Di samping itu pembangunan olahraga diarahkan pada peningkatan budaya olahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat. 3. Peningkatan Penguasaan, Pemanfaatan dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk: a. Pemberian prioritas penelitian dan pengembangan IPTEK untuk menghasilkan teknologi tepat guna yang beriorientasi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, V - 7

8 b. Peningkatan kapasitas dan kemampuan IPTEK melalui perkuatan kelembagaan, sumberdaya dan jaringan IPTEK daerah. c. Penciptaan iklim inovasi melalui pembuatan skema insentif yang tepat dalam pengembangan IPTEK daerah. d. Pengembangan budaya IPTEK di tengah masyarakat. Pembangunan IPTEK juga diarahkan untuk pemanfaatan teknologi hasil penelitian dan rekayasa IPTEK bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya saing daerah. e. Pembangunan IPTEK juga diarahkan untuk 1) Peningkatan produktivitas pertanian terutama untuk mendukung pembangunan agribisnis disektor hulu, budidaya dan hilir guna meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan, 2) Peningkatan ketersediaan energi melalui penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, 3) Peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan serta, 4) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan publik yang prima. f. Pengembangan IPTEK diarahkan pula melalui pengembangan SDM, IPTEK dan pengembangan sinergi kebijakan IPTEK lintas sektor, perumusan agenda riset daerah yang selaras dengan kebutuhan daerah, peningkatan sarana dan prasarana IPTEK, dan pengembangan mekanisme intermediasi IPTEK. Penguatan sistem inovasi yang mendorong pembangunan ekonomi daerah yang berbasis IPTEK. Kemudian, diupayakan peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia usaha, untuk penumbuhan industri baru berbasis produk penelitian. 4. Membangun Infrastruktur yang Maju dan Berkualitas Pembangunan sarana dan prasarana yang maju dan berkualitas diarahkan untuk: a. Pembangunan transportasi daerah diarahkan untuk 1). Memperlancar pergerakan orang dan barang guna mendorong V - 8

9 transaksi perdagangan 2). Menciptakan jaringan pelayanan secara intern dan antarmoda angkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi, 3). Mendorong stakeholders untuk berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan transportasi, 4). Menghilangkan bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna, 5). Mempertahankan keberpihakan pemerintah daerah sebagai regulator pelayanan kepada masyarakat; 6). Menyatukan persepsi dan langkah pelaku penyedia jasa transportasi untuk memberikan pelayanan transportasi yang prima; 7). Mempercepat dan memperlancar pergerakan muatan orang dan barang melalui peningkatan pembangunan angkutan jalan dan sungai. b. Pembangunan perumahan diarahkan untuk 1). Peningkatan penyediaan perumahan dan lahan untuk masyarakat berpendapatan rendah. 2). Peningkatan pemenuhan kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana dasar untuk kawasan rumah sederhana sehat, 3). Penyediaan pembiayaan prasarana dan sarana perumahan yang murah, 4). Peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan pada kawasan kumuh perkotaan. Penanganan persampahan dan drainase diarahkan untuk 1) Peningkatan kualitas pengelolaan dan pelayanan persampahan dan air limbah, 2). Pemberian ruang yang kondusif bagi masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pelayanan persampahan, 3). Peningkatan kualitas SDM pengelola persampahan melalui pendidikan, pelatihan dan perbaikan pelayanan kesehatan, 4). Peningkatan kinerja pengelola Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan sistem sanitary landfil. c. Pembangunan prasarana jalan dan jembatan diarahkan untuk 1). Pembangunan jalan yang rusak dan rusak berat terutama pada sentra-sentra produksi, 2). Peningkatan kinerja pelayanan prasarana jalan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, 3). V - 9

10 Pengembangan profesionalisme dan kemandirian institusi serta SDM penyelenggara prasarana jalan, 4) Pembangunan jembatan yang dapat mendorong pengembangan daerah dan membuka daerah yang terisolir. d. Pembangunan air minum diarahkan untuk 1) Peningkatan akses masyarakat terhadap air minum perpipaan melalui peningkatan kapasitas pelayanan air minum, 2) Peningkatan kesadaran stakeholder akan pentingnya pelayanan air minum yang sehat dan berlanjut, 3) Peningkatan kinerja pengelola air minum atau BUMD pengelola air minum 4) Peningkatan kualitas SDM pengelola air minum melalui pendidikan dan pelatihan, guna mengurangi kebocoran air dan menghasilkan air minum yang berkualitas. e. Pembangunan kelistrikan diarahkan untuk peningkatan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik daerah dan kemampuan pelayanannya. Peningkatan kemampuan pemenuhan kebutuhan listrik dilakukan dengan mencari sumber-sumber baru didaerah potensial untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga Air (PLTA). Pembangunan kelistrikan juga di arahkan untuk membangun jaringan infrastruktur listrik sampai pelosok pedesaan sehingga terjadi peningkatan jangkauan pelayanan listrik baik untuk industri maupun untuk rumah tangga. f. Pembangunan telematika diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pendayagunaan telematika dan pemanfaatan aplikasi teknologi informasi untuk mengurangi kesenjangan digital. g. Pembangunan infrastruktur diarahkan pada peningkatan infrastruktur transportasi dan komunikasi dari dan ke daerah-daerah tertinggal. Peningkatan kualitas kehidupan suku terasing juga dilakukan melalui peningkatan fasilitas pelayanan kebutuhan dasar. Pemanfaatan wilayah diarahkan pada reorientasi Rencana Tata V - 10

11 Ruang Wilayah, yang memperhatikan keberadaan suku terasing dalam kawasan pembangunan daerah. Terwujudnya daerah yang memiliki keunggulan kempetitif ditunjukkan oleh kriteria berikut ini: a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai sekitar US$ 5.000, dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan dibawah 5%. b. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan diikuti pula oleh perubahan struktur ekonomi dan sosial masyarakat. c. Meningkatnya kualitas SDM, dan peran perempuan dalam pembangunan. Peningkatan kualitas SDM ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan indeks kesejahteraan rakyat. d. Terbangunnya struktur perekonomian yang kuat berbasis ekonomi kerakyatan dan keunggulan kompetitif. Sektor pertanian dan pertambangan menjadi basis ekonomi yang dikelola secara efisien dan menghasilkan komoditi berkualitas. Agroindustri yang berdaya saing menjadi motor penggerak perekonomian, guna meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu dan berdaya saing. e. Terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan antar moda yang baik dan terintegrasi. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang efisiensi dan sesuai kebutuhan. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air. f. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan profesional, guna mendukung pembangunan daerah yang berkualitas dan berlanjut. V - 11

12 5.2 Mewujudkan Masyarakat Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya Terciptanya masyarakat yang agamis, bermoral dan beretika sangat penting bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Disamping itu, peningkatan kesadaran akan beragama dan budaya akan menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif. Pembangunan agama diarahkan untuk mengimplementasikan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi dan menjadi kekuatan pendorong untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan diri pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembangunan agama diarahkan pula guna meningkatkan harmonisasi kehidupan internal dan antar umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat sehingga terciptanya kehidupan masyarakat yang soleh, toleran, tenggang rasa, dan harmonis. Pembangunan budaya daerah diarahkan pada pengembangan budaya inovatif yang beriorentasi iptek dengan mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal agar masyarakat mampu menguasai iptek serta bersaing di era globalisasi. Pengembangan budaya iptek tersebut dilakukan melalui peningkatan penghargaan masyarakat terhadap iptek dengan pengembangan budaya membaca dan menulis, masyarakat pembelajar, masyarakat cerdas dan kreatif dalam rangka pengembangan tradisi iptek. Kemudian, diupayakan pula merubah budaya konsumtif menjadi budaya produktif. Pengungkapan kreativitas, melalui kesenian daerah dan olahraga didorong untuk mewujudkan keseimbangan material, spiritual dan emosional. Pengembangan iptek, kesenian daerah dan olahraga diletakkan dalam kerangka peningkatan harkat, martabat dan peradaban V - 12

13 manusia. Pembangunan budaya juga diarahkan pada peningkatan penghargaan terhadap nilai-nilai keragaman budaya. Terwujudnya suatu masyarakat yang ber-iman, ber-taqwa dan berbudaya ditandai oleh : a. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran dan dinamis. b. Makin mantapnya budaya daerah yang tercermin dari meningkatnya peradaban, harkat dan martabat serta kearifan lokal dan meningkatnya penghargaan terhadap keragaman budaya, termasuk kesenian daerah dan budaya berorientasi iptek. 5.3 Mewujudkan Masyarakat Demokratis dan Taat Hukum Masyarakat yang demokratis dan taat hukum merupakan landasan untuk pembangunan daerah yang maju, mandiri, adil dan sejahtera. Demokrasi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Ketaatan hukum akan menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi potensi masyarakat secara maksimal. Untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis dan taat hukum diarahkan melalui: a. Peningkatan peran pemerintah daerah dan masyarakat diarahkan untuk pembentukan kemandirian, kedewasaan dan penguatan peran masyarakat. Diarahkan pula penataan pranata kemasyarakatan, lembaga hukum dan lembaga politik daerah untuk membangun kemandirian masyarakat. Dan peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi hubungan antar kelompok masyarakat. b. Penataan proses politik daerah diarahkan pada proses pengalokasian kekuasaan yang diwujudkan melalui: (1) Peningkatan kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang terbuka bagi pejabat politik dan publik; (2) Peningkatan komitmen politik yang V - 13

14 tegas terhadap pentingnya kebebasan media masa, keleluasaan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat setiap warga berdasarkan aspirasi politik nya. c. Pengembangan budaya politik diarahkan pada proses penanaman nilai-nilai demokratis yang diupayakan melalui penciptaan kesadaran budaya dan pernghormatan terhadap nilai-nilai demokratis dan Hak Azazi Manusia (HAM), serta nilai-nilai toleransi, dan nasionalisme. d. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi diarahkan pada proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik melalui: (1) Perwujudan kebebasan pers yang lebih mapan, terlembaga, dan bertanggung jawab serta menjamin hak masyarakat berpendapat dan mengawasi pemerintahan daerah; (2) Perwujudan pemerataan informasi yang luas dan mendorong munculnya media massa daerah yang independen; (3) Penciptaan jaringan informasi yang lebih interaktif antara masyarakat dan pengambil keputusan politik; (4) Penciptaan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang menghubungkan seluruh jaringan informasi. e. Pembangunan hukum diarahkan pada upaya mengimplementasikan peraturan daerah yang berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan. Pembangunan hukum tersebut meliputi pembangunan materi hukum, struktur hukum, aparat hukum, sarana dan prasarana hukum serta masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang tinggi. f. Pemantapan kelembagaan hukum daerah, diarahkan untuk; penataan kedudukan, fungsi dan peranan institusi hukum dalam mendukung kelembagaan hukum pusat guna mewujudkan ketertiban; kepastian hukum; keadilan dan perlindungan hak asasi manusia, serta hirakhi peraturan/perundangan. g. Penegakan hukum diarahkan untuk menjaga bekerjanya norma/kaedah hukum di dalam masyarakat serta mempertahankan nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat melalui tindakan- V - 14

15 tindakan korektif terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan kaedah hukum dan menimbulkan gangguan terhadap masyarakat dan pembangunan daerah. h. Peningkatan kualitas pelayanan hukum kepada masyarakat diarahkan untuk; (1) Penyederhanaan syarat dan prosedur dalam perizinan; (2) Pemberian bantuan hukum bagi para pencari keadilan yang kurang mampu. i. Pengembangan budaya hukum diarahkan untuk peningkatan ketaatan dan penghormatan masyarakat dan aparat pemerintah terhadap hukum melalui: (1) Penyuluhan hukum secara intensif, dan mengembangkan nilai-nilai hukum adat; (2) Pelayanan hukum yang adil dan bijak; (3) Penegakan hukum yang tegas dan manusiawi untuk ketertiban dan kepastian hukum. Masyarakat demokratis dan taat hukum ditandai oleh beberapa kriteria yang antara lain yaitu: 1) Terwujudnya konsolidasi demokrasi dalam kehidupan politik yang terlihat pada kinerja pemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional, masyarakat dan masyarakat yang ekonominya mandiri. 2) Terbentuknya peraturan/perundang-undangan daerah yang berkualitas dan mencerminkan nilai-nilai sosial, kearifan lokal dan hirarkhi. 3) Membaiknya ketaatan dan penghormatan terhadap hukum dan HAM serta semakin kokohnya supremasi hukum dan penegakan HAM yang mencerminkan kebenaran, keadilan dan aspiratif. 5.4 Mewujudkan Kondisi Aman, Tentram dan Tertib, V - 15

16 Terjaminya keamanan dan rasa aman bagi masyarakat merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan daerah di berbagai bidang. Pembangunan keamanan dan ketertiban diarahkan pada terwujudnya kondisi yang aman, tertib dan tentram, serta tegaknya hukum. Kemudian pula terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan hukum kepada masyarakat dan terciptanya situasi yang kondusif bagi pembangunan daerah. Pembangunan keamanan dan ketertiban masyarakat dilaksanakan melalui penataan sistem keamanan yang handal, peningkatan kualitas aparat keamanan dan peningkatan partisipasi masyarakat. Penataan sistem keamanan dan ketertiban dilakukan untuk membangun sistem keamanan terpadu yang berbasis pada masyarakat dan membangun koordinasi dan kerjasama secara sinergis antara masyarakat, satuan linmas, polisi pamong praja, dan kepolisian. Peningkatan kualitas aparat keamanan dan ketertiban dilakukan melalui peningkatan kemampuan profesional dan pemantapan kualitas moral dan etika, serta peningkatan budaya disiplin yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan aparat. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan keamanan dan ketertiban masyarakat dilakukan dengan cara: (a) membangun komunikasi yang efektif antara aparat keamanan dengan masyarakat (b) meningkatkan kapasitas masyarakat untuk berpatisipasi dalam pembangunan keamanan dan ketertiban masyarakat dan (c) meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Terwujudnya kondisi aman, tertib dan tentram diperlihatkan oleh kriteria berikut ini: a. Membaiknya kondisi keamanan, ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat yang tergambar dari meningkatnya kualitas layanan hukum terhadap korban; semakin efektifnya penanganan kejahatan V - 16

17 dan pelanggaran serta menurunnya kejahatan dan pelanggaran hukum. b. Tertatanya sistem keamanan yang handal, meningkatnya profesionalisme aparat keamanan dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menangani masalah keamanan, ketertiban dan ketentraman. 5.5 Mewujudkan Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, Peningkatan pemerataan pembangunan dan berkeadilan akan dapat meningkatkan stabilitas keamanan dan mengurangi konflik sosial baik secara vertikal maupun horizontal. Guna mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan ini maka pembangunan daerah di arahkan pada: 1. Peningkatan percepatan pembangunan dan pertumbuhan kawasan strategis diarahkan untuk mengembangkan daerah tertinggal dalam satu sistem pengembangan ekonomi, tanpa mempertimbangkan batas administrasi. Kemudian, perlu pula mengembangkan produk unggulan daerah melalui koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama antar sektor guna meningkatkan investasi daerah. 2. Peningkatan keberpihakan pemerintah diarahkan pada daerah tertinggal agar dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna mengejar ketertinggalan pembangunannya melalui pembangunannya infrastruktur dasar pada pemberdayaan masyarakat melalui skema pemberian kredit rumah. Diperlukan juga penguatan kegiatan ekonomi dengan kawasan strategis dalam satu sistem pengembangan ekonomi. 3. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah diarahkan untuk dapat menjalankan perannya sebagai motor penggerak pembangunan dan untuk melayani kebutuhan warganya. V - 17

18 Pembangunan kota tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar perkotaan sesuai dengan karakteristik kota. 4. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi perkotaan dengan perdesaan diarahkan secara sinergis dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi. Peningkatan keterkaitan tersebut ditujukan untuk perluasan dan diversifikasi aktivitas ekonomi di perdesaan yang terkait dengan pasar di perkotaan. 5. Pertumbuhan daerah perkotaan diarahkan kedalam suatu sistem daerah pembangunan perkotaan yang terpadu dan mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan, melalui : (1) Penerapan manajemen perkotaan yang optimal dan pengendalian pemanfaatan ruang (2) Pengembangan kegiatan ekonomi kota yang ramah lingkungan dan peningkatan kemampuan keuangan daerah perkotaan (3) Revitalisasi kawasan kota melalui pembangunan kembali kawasan, peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya serta penataan kembali pelayanan fasilitas publik. 6. Pembangunan perdesaan diarahkan pada: pengembangan agropolitan; peningkatan kapasitas SDM perdesaan, pengembangan jaringan infrastruktur perdesaan dan kota-kota kecil penciptaan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan menguntungkan; peningkatan akses informasi pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja teknologi tepat guna dan pengembangan potensi masyarakat. 7. Pembangunan daerah diarahkan pada berkelanjutan pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun daerah agar pemanfaatan ruang dapat serasi dan seimbang. 8. Penerapan sistem pengelolaan pertanahan diarahkan pada: penegakan hukum terhadap hak atas tanah melalui penerapan prinsip-prinsip: keadilan, transparansi, demokrasi dan menghormati hak adat. Kemudian diarahkan pula pada penyempurnaan V - 18

19 penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penciptaan insentif perpajakan sesuai dengan luas, lokasi dan penggunaan tanah. Peningkatan penyelesaian sengketa pertanahan melalui kewenangan administrasi, peradilan, maupun diluar pengadilan. 9. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah diarahkan pada peningkatan kapasitas aparat, peningkatan kapasitas kelembagaan daerah, peningkatan kapasitas keuangan daerah dan peningkatan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dan swasta untuk pembiayaan pembangunan daerah, dan penguatan lembaga legislatif. Kemudian, pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk ditingkatkan melalui: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan; peningkatan akses terhadap modal usaha dan SDA, pemberian kesempatan menyampaikan aspirasi, peningkatan kesempatan dan kemampuan mengelola usaha ekonomi produktif. 10. Peningkatan kerjasama antar daerah kabupaten/kota diarahkan untuk ditingkatkan melalui pemanfaatan keunggulan daerah dan penghilang ego pemerintah kabupaten/kota, serta pembangunan kerja sama antar daerah diarahkan pula melalui sistem jaringan antar daerah sebagai sarana berbagi pengalaman, dan keuntungan dari kerjasama, maupun berbagi tanggung jawab pembiayaan pembangunan secara proporsional. 11. Pembangunan sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan daerah melalui peningkatan kemampuan produksi lokal dan kelembagaan ketahanan pangan yang menjamin pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. 12. Pembangunan koperasi diarahkan untuk berkembang sesuai perannya sebagai wahana untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, sehingga menjadi gerakan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) diarahkan V - 19

20 untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah guna mengurangi kesenjangan pendapatan, melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan dalam pengelolaan usaha. 13. Pembangunan yang berkeadilan, bagi masyarakat tertinggal diarahkan pada pemberian perhatian yang lebih besar pada masyarakat miskin, kelompok Suku Anak Dalam (Komunitas Adat Terpencil) dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan tertinggal. 14. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas dan pemberdayaan sosial yang tepat guna bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta penyediaan sarana pelayanan sosial yang baik. 15. Pembangunan perumahan diarahkan pada : (1) Pembangunan perumahan yang berkelanjutan, layak huni, terjangkau oleh daya beli masyarakat dan tersedia prasarana dan sarana permukiman yang lengkap dan berkualitas; (2) Pembangunan perumahan yang mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat, menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pemerataan pembangunan; (3) Pembangunan perumahan yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. 16. Pengentasan kemiskinan diarahkan pada, perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar secara bertahap dan mengutamakan prinsip kesetaraan. Pemenuhan kebutuhan dasar diarahkan pada peningkatan pemahaman kebutuhan dasar. Penanggulangan kemiskinan juga diarahkan pada peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin. 17. Peningkatan peran perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada penurunan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender. V - 20

21 Terwujudnya pembangunan yang merata dan berkeadilan terlihat pada kriteria berikut ini: a. Semakin meratanya tingkat pembangunan di seluruh daerah Provinsi Jambi. b. Meningkatnya peran perempuan dan kesejahteraan masyarakat, berkurangnya kesenjangan antar daerah, kelompok dan gender. c. Kemandirian pangan yang aman, kualitas gizi yang baik dan jaminan pangan untuk setiap rumah tangga. d. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang layak huni bagi seluruh masyarakat dan didukung oleh sistem pembiayaan perumahan yang efisien, akuntabel dan terjangkau. 5.6 Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan, Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan, potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunan daerah dan pendukung sistem kehidupan yang lenih baik. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Untuk mewujudkan Jambi yang maju, mandiri adil dan sejahtera, maka SDA dan lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan daerah. Pengendaliaan pencemaran dan kerusakan lingkungan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik diperlukan penerapan prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten dan diikuti dengan penegakan hukum yang adil dan tegas. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup diprioritaskan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan guna menunjang pembangunan berkelanjutan. V - 21

22 Peningkatan kapasitas pengelolaan SDA dan lingkungan hidup perlu dilakukan melalui peningkatan kelembagaan pengelola SDA dan lingkungan hidup, penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas; sistem politik yang kredibel dalam mengendalikan konflik; penerapan etika lingkungan serta asimilasi sosial budaya yang semakin mantap, sehingga lingkungan dapat memberikan kenyamanan dan keindahan dalam kehidupan. Cara pandang terhadap lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan perlu didorong melalui kegiatan produksi dan konsumsi, dan menanamkan etika lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup diarahkan bagi generasi muda, sehingga tercipta sumberdaya manusia yang berkualitas yang peduli terhadap isu SDA dan lingkungan hidup. Generasi muda harus mampu berperan sebagai penggerak untuk penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan maka pelaksanaan pembangunan diarahkan pada: 1. Pendayagunaan SDA yang Terbarukan Pendayagunaan SDA terbarukan seperti hutan, pertanian, perikanan, dan perairan, diarahkan pada pemanfaatan secara rasional dan bertanggung jawab melalui pendayagunaan fungsi dan manfaat yang berimbang. Pengelolaan SDA terbarukan yang berada dalam kondisi kritis, diarahkan untuk direhabilitasi dan dipulihkan daya dukungnya. Pendapatan yang berasal dari pemanfaatan SDA terbarukan harus diinvestasikan kembali untuk pemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan. 2. Pengelolaan SDA yang Tidak Terbarukan. V - 22

23 Pengelolaan SDA yang tidak terbarukan seperti bahan tambang, mineral dan sumber daya energi diarahkan untuk tidak digunakan secara langsung, melainkan dijadikan sebagai input untuk proses produksi berikutnya sehingga menghasilkan nilai tambah. Pendapatan yang diperoleh dari kelompok SDA ini diarahkan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dengan diinvestasikan pada sektor yang produktif, guna keperluan reklamasi, konservasi, dan memperkuat pendanaan untuk pencarian sumber energi alternatif dan terbarukan. Pembangunan energi terus diarahkan kepada penganekaragaman energi, konservasi energi dengan memperhatikan pengendalian lingkungan hidup. 3. Pelestarian Sumber Daya Air Pelestarian sumber daya air diarahkan untuk menjamin keberlanjutan daya dukung dan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah, mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui pengngendalian permintaan air. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dilakukan pengendalian penawaran air untuk meningkatkan kapasitas pasokan, air dan memperkokoh kelembagaan sumber daya air untuk keterpaduan dan kualitas pelayanan air kepada masyarakat. 4. Peningkatkan Nilai Tambah Atas Pemanfaatan SDA Peningkatan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis diarahkan pada diversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil SDA tropis agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah yang tinggi dan berdaya saing global. Arahan pengembangan industri yang berbasis SDA, tetap menekankan pada pemeliharaan SDA dan peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Perhatian khususnya V - 23

24 juga diarahkan kepada masyarakat lokal agar dapat memperoleh akses dan menikmati hasil dari pemanfaatan SDA tersebut. Pembangunan daerah tidak hanya berlandaskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keberpihakan kepada lingkungan hidup. 5. Pengembangan SDA Khas Pengembangan SDA yang khas diarahlan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, mengembangkan kawasan strategis dan memperkuat kapasitas daerah untuk pembangunan yang berkelanjutan. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan SDA dan lingkungan hidup dilaksanakan melalui pemberdayaan institusi sosial dan ekonomi lokal, serta pengakuan terhadap hak adat dan ulayat. Pengelolaan SDA pada kawasan tertinggal diarahkan juga percepatan pembangunan daerah, tetapi tetap mengedepankan keberlanjutan pembangunan. 6. Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan berwawasan lingkungan diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dan penerapan sistem deteksi dini dan diseminasi informasi secara dini tentang ancaman bencana alam berupa banjir dan kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat. Perlu ditingkatkan identifikasi dan pemetaan daerah rawan bencana banjir dan kebakaran agar dapat diantisipasi secara dini agar dapat memberikan manfaat dan bagi masyarakat. Terwujudnya pembangunan yang bekelanjutan diperlihatkan oleh kriteria berikut ini: a. Pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian SDA dan lingkungan hidup yang baik. Yang terlihat dari terpeliharanya fungsi dan daya dukung lingkungan, terjaminnya rehabilitasi guna mendukung V - 24

25 peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara seimbang dan berkelanjutan. b. Terpeliharanya kekayaan dan keragaman SDA untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing daerah. c. Terjadinya peningkatan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup guna menjamin kenyamanan dan kualitas kehidupan masyarakat. V - 25

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Semarang Tahun 2005-2025 adalah mewujudkan Kabupaten Semarang yang Adil, Mandiri dan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2026

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2026 BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2026 4.1. Tujuan Pembangunan Provinsi Jambi Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Provinsi Jambi tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

Guna mencapai sasaran pembangunan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang atau arah kebijakan umum 20 tahun mendatang, sebagai berikut :

Guna mencapai sasaran pembangunan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang atau arah kebijakan umum 20 tahun mendatang, sebagai berikut : BAB IV ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PRIORITAS DAERAH V isi pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan Kabupaten Kolaka Sebagai Daerah Perjuangan Yang Aman, Maju, Berbudaya, Religius, Demokratis,

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH -67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Kabupaten Blitar adalah suatu daerah yang telah mulai terbentuk sistem kepemerintahannya sejak lebih dari 650 tahun lalu, atau lebih tepatnya sejak 5 Agustus 1324,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan

Lebih terperinci

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Visi Pemerintah 2014-2019 adalah : Terwujudnya Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, DAN 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekanbaru 2005-2025, Visi Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 : Tabel 6.1 Strategi, dan Arah Kebijakan Kabupaten Klaten Tahun 016-01 Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Sehat, dan Berbudaya 1 Mewujudkan pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi Terwujudnya pemenuhan.1

Lebih terperinci

1 ( atau

1  (  atau VISI - MISI JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SUMEDANG (Perda No. 2 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025) 1.1. VISI DAERAH Berdasarkan kondisi sampai dengan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Sesuai dengan amanat Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2025 3.1. Visi Pembangunan Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Provinsi Jambi pada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN 2016-2021 H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK VISI TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN PEKALONGAN YANG BERKARAKTER, MANDIRI, BERAKHLAQ,

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan

Lebih terperinci