Gambar II-1 Tahap tinjauan pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar II-1 Tahap tinjauan pustaka"

Transkripsi

1 6 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Tahap Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian. Tahap tinjauan pustaka terdiri dari tiga tahapan utama sebagaimana ditunjukkan Gambar II-1. Tahap pertama, penelitian diawali dengan studi pendahuluan melalui pencarian dan kajian awal berbagai teori yang relevan dalam permasalahan penyelarasan bisnis dan TI. Studi pendahuluan bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan utama penyelarasan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian. Tahap kedua, setelah permasalahan dan tujuan penelitian dirumuskan, beberapa teori dipilih untuk dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan materi yang menjadi rujukan utama dalam pembahasan lebih lanjut. Dalam hal ini, materi yang dimaksud adalah model penyelarasan beserta variabel yang dilingkupinya. Pemilihan teori-teori tersebut berdasarkan pada keterbaruan dari teori dan telah diterima/diapresiasi secara luas. Tahap ketiga, identifikasi dan kajian teori-teori pendukung yang digunakan dalam pembahasan penelitian. Teori-teori pendukung yang dimaksud adalah teori-teori yang digunakan untuk melengkapi rujukan utama penyelarasan serta teori atau metode yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Teori-teori yang terpilih sebagai rujukan utama beserta teori dan metode pendukung secara khusus dijelaskan lebih rinci dalam Bab 2 pada sub bab berikutnya yang meliputi : peran TI, definisi penyelarasan, SAM, SBITA, penyelarasan vertikal dan horizontal, penilaian kematangan penyelarasan, tata kelola, Balanced Scorecard (BSC), metode Delphi, dan Ukuran Kesepakatan. Studi pendahuluan teori-teori yang relevan Kajian mendalam teori-teori terpilih Identifikasi dan analisis teori dan metode pendukung Gambar II-1 Tahap tinjauan pustaka

2 7 II.2 Peran TI Peran TI dalam organisasi terdiri dari 3 (tiga) tahap perkembangan sebagaimana diilustrasikan Gambar II-2 [16] : a.1 Mengikuti (Following) Tahap pertama adalah TI mengikuti bisnis dan bereaksi terhadap kebutuhannya. TI mampu memberikan layanan secara handal dan konsisten, serta dapat mengelola biaya, efektivitas dan efisiensi sistem TI. a.2 Mendukung (Enabling) Tahap kedua adalah TI berperan dalam mendukung bisnis untuk mendapatkan keberhasilan strategis. Dengan memahami strategi bisnis, TI dapat memperkirakan kebutuhan dan mengatur prioritas dan isu strategis untuk memaksimalkan kinerja bisnis. a.3 Mengarahkan (Leading) Tahap ketiga adalah peran TI telah selaras secara optimal. TI berpengalaman dalam mendukung bisnis untuk memberikan layanan dan kemudian membangun pemahaman yang luas terhadap lingkungan operasi bisnis dan dampak teknologi. TI mampu mengarahkan pertimbangan dan menjadi pemain utama, tidak hanya dalam memberikan layanan tetapi juga dalam membuat peluang strategis bagi bisnis. Leading selaras, berpengalaman, mengarahkan pemikiran dan perencanaan Following Reaktif, pelayanan konsisten dan handal Enabling prediksi, prioritas sumberdaya, pelayanan konsisten dan handal Gambar II-2 Perkembangan peran TI [16]

3 8 II.3 Penyelarasan TI Penyelarasan menyangkut bagaimana TI selaras dengan bisnis dan bagaimana bisnis harus atau dapat selaras dengan TI [8,9]. Penyelarasan berkembang menjadi suatu hubungan dimana fungsi TI dan fungsi bisnis lain menyesuaikan strateginya secara bersama. Penyelarasan bisnis dan TI harus dicapai mulai dari tingkat strategis sampai dengan penerapan/operasional. Penyelarasan merupakan suatu proses yang dinamis [8]. Penyelarasan bisnis dan TI adalah proses berkelanjutan untuk menerapkan TI sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis [8]. Penyelarasan bisnis dan TI harus dijabarkan kedalam proses-proses supaya menjadi efektif [7]. Oleh karena itu, penyelarasan TI seharusnya merupakan sekumpulan proses atau tahapan yang terstruktur untuk membangun penyelarasan perencanaan dan penerapan TI dengan bisnis. II.4 Strategic Alignment Model (SAM) Strategic Alignment Model (SAM) [6] adalah konsep pertama yang menggambarkan secara jelas hubungan antara strategi bisnis dengan TI (). SAM memberikan konsep dan arah dalam lingkup manajemen strategi TI. SAM terdiri dari dua bangunan : (1) Penyesuaian strategis (strategic fit), Penyesuaian strategis menggambarkan bahwa strategi TI seharusnya mempertimbangkan domain eksternal dan domain internal. Domain eksternal adalah perihal bagaimana perusahaan memposisikan diri dalam pangsa pasar TI. Sementara, domain internal adalah perihal bagaimana infrastruktur TI disusun dan dikelola. (2) Integrasi fungsional (functional integration) Integrasi fungsional meliputi 2 (dua) perspektif, yaitu integrasi strategis (strategic integration) dan integrasi operasional (operational integration). Integrasi strategis memberikan hubungan antara strategi bisnis dengan strategi TI dengan mempertimbangkan komponen eksternal. Integrasi operasional mempertimbangkan elemen-elemen pada domain internal, dan menghubungkan infrastruktur dan proses organisasi dengan TI.

4 9 Gambar II-3 SAM [6] SAM menggambarkan kebutuhan untuk penyelarasan secara berkesinambungan, namun tidak menyediakan kerangka kerja praktis untuk menerapkannya. Namun demikian, terdapat beberapa teknik dan mekanisme analisis untuk mendukung konsep penyelarasan yang telah dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memadukan bisnis dengan TI, misalnya : Business Systems Planning, Business Strategy Analysis, Critical Success Factor Analysis, SWOT analysis, BSC analysis, Business portfolio and competitive strategy analysis, Value chain analysis, Process analysis/business process re-engineering, Organizational modelling, Business modeling-information analysis, Current portfolio evaluation, Technology assessment dan IS/IT infrastructure review. II.5 Strategic Business and Information Technology Alignment (SBITA) Kerangka Kerja Konsilidasi Strategic Business and Information Technology Alignment (SBITA) menggambarkan aspek-aspek utama dari teori dan model yang paling relevan dalam penyelarasan strategis bisnis dan TI [15]. Kerangka kerja ini merupakan ringkasan dari berbagai pengembangan SAM. Pada model tingkat menengah (Gambar II-4), struktur variabel sama dengan komponen penyelarasan pada SAM. Sedangkan pada model konsilidasi SBITA, variabelvariabel penyelarasan diringkaskan secara lengkap dan terstruktur (Lampiran G).

5 10 Gambar II-4 Model menengah SBITA [15] Kerangka kerja konsilidasi SBITA menggambarkan struktur variabel aspek dan variabel ukuran penyelarasan. Variabel-variabel penyelarasan dalam kerangka kerja konsilidasi SBITA dapat dijelaskan sebagai berikut [15]: (1) Strategi bisnis Aspek strategi bisnis meliputi aspek cakupan bisnis, kompetensi pembeda, dan tata kelola bisnis. Aspek ukuran dalam aspek strategi bisnis meliputi : (a) Kemampuan untuk bertahanan (defensiveness) (b) Keengganan untuk menghadapi risiko (riskiness) (c) Keberanian untuk mendominasi (aggressiveness) (d) Kebergantungan pada pertimbangan detil (analysis) (e) Fokus jangka panjang (futurity) (f) Penggunaan bahasa yang sama dalam bisnis dan TI (communication); Komunikasi adalah ukuran dari pemahaman bisnis oleh TI dan sebaliknya, pembelajaran organisasi, ketegasan aturan, penyebaran pengetahuan, kedalaman/efektivitas hubungan.

6 11 (2) Strategi TI Aspek strategi TI meliputi cakupan TI, kompetensi sistem, dan tata kelola TI. Aspek ukuran dalam aspek strategi TI meliputi : (a) Penggunaan bahasa yang sama dalam bisnis dan TI (communication) (b) Deteksi terhadap lingkungan TI (IT environment scanning) (c) Penggunaan strategis dari TI (strategic use of IT). Aspek ukuran dalam tata kelola TI meliputi : proses pengaturan prioritas, steering committee, manajemen investasi TI, pengendalian anggaran, perencanaan strategis TI, struktur organisasi/pelaporan, perencanaan strategis bisnis. (3) Proses dan infrastruktur organisasi Aspek ini meliputi struktur administrasi, proses bisnis, dan kemampuan personil. Aspek ukuran dalam aspek ini meliputi : (a) Kemitraan dalam integrasi perencanaan bisnis dan TI, dan proses manajemen (partnership); Diukur dalam hal : peran TI dalam perencanaan strategis bisnis, persepsi bisnis terhadap nilai TI, manajemen program TI, dukungan bisnis, gaya hubungan/kepercayaan, pemahaman bersama terhadap tujuan, risiko, penghargaan dan sangsi. (b) Formalitas dalam prosedur dan aturan (formality) (c) Intensitas administrasi (administrative intensity); diindikasikan oleh rasio jumlah manajer dengan personil, atau hirarki manajemen. (d) Tingkat profesionalitas dari personil (profesionalization) (e) Spesialisasi horisontal dalam jenis pekerjaan (specialization) (f) Tingkat hirarki (vertikal differentiation) Aspek ukuran dari kemampuan personil meliputi : letak kekuasaan, gaya manajemen, kewirausahaan dalam berinovasi, 11dmini, politik, kepercayaan dalam lingkungan, pendidikan, pelatihan, perpindahan/pertukaran karir, kesiapan untuk berubah.

7 12 (4) Proses dan Infrastruktur TI Aspek ini meliputi arsitektur TI, proses-proses TI, dan kemampuan personil TI. Aspek ukuran dalam aspek ini meliputi : (a) Kontribusi TI terhadap strategi bisnis (competency/value); Diukur oleh aspek penilaian formal, kesepakatan tingkat layanan, ukuran berimbang, ukuran kinerja TI, bencmarking, perbaikan berkelanjutan, kinerja bisnis. (b) Perencanaan dan pengendalian TI (IT planning and control) (c) Akuisisi dan penerapan TI (IT acquisition and implementation) Aspek ukuran dari kemampuan personil TI meliputi : letak kekuasaan, gaya manajemen, kewirausahaan dalam berinovasi, sosial, politik, kepercayaan dalam lingkungan, pendidikan, pelatihan, perpindahan silang karir, kesiapan untuk berubah. II.6 Penyelarasan Vertikal dan Horisontal Guldentops [13] merumuskan pendekatan pragmatis dalam penyelarasan dengan membagi penyelarasan kedalam dua penyelarasan, yaitu penyelarasan pada arah vertikal dan penyelarasan pada arah horisontal (Gambar II-5). Model ini menyatakan bahwa penyelarasan dibutuhkan tidak hanya pada tingkat strategis saja tetapi dibutuhkan juga di tingkat operasional. Penyelarasan pada arah vertikal dipicu terutama oleh proses komunikasi dalam menyampaikan strategi bisnis dan TI terintegrasi kepada lapisan organisasi dibawahnya secara terus-menerus, dan menterjemahkannya kedalam bahasa, tanggung jawab, nilai dan tantangan yang sesuai dengan lapisan tersebut. Proses penurunan strategi (cascading) ini harus diterjemahkan kedalam ukuran-ukuran kinerja yang akan dilaporkan kembali ke atas. Penyelarasan pada arah horisontal dipicu terutama oleh hubungan kerjasama antara bisnis dan TI dalam mengintegrasikan strategi, menyepakati ukuran kinerja dan pembagian tanggung jawab.

8 13 Gambar II-5 Penyelarasan vertikal dan horisontal [13] Praktik penyelarasan dari Wyatt-Haines mempunyai fokus yang sama dengan praktik penyelarasan Guldentops. Wyatt-Haines menjelaskan tahap penyelarasan bisnis dan TI mulai dari perencanaan, pemetaan strategi TI, dan selanjutnya penyelarasan TI pada rentang fungsi TI melalui proses penjabaran dan komunikasi strategi TI dari fungsi teratas TI sampai dengan staf individu TI [16]. Pendekatan dalam perencanaan dapat dilakukan dengan konsep Business Excelence Model dan Balanced Scorecard (BSC). Namun demikian Wyatt-Hainess lebih memilih pendekatan BSC dalam perencanaan dan pemetaan strategi. Dalam penyelarasan TI, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan daripada hanya sekedar terbentuknya Peta Strategi Bisnis dan TI. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan adalah : (1) Menentukan pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program dan pembahasan (2) Pembangunan strategi yang merupakan proses berulang dalam eksplorasi dan pengambilan keputusan dalam tim yang dilibatkan (3) Penurunan strategi yang merupakan proses penyebaran strategi yang sudah disepakati dalam tim kepada fungsi TI mulai dari tingkat atas sampai pada unit individu TI (Gambar II-6).

9 14 Fungsi TI Departemen TI Tim TI Staf TI Gambar II-6 Penurunan strategi melalui fungsi TI II.7 Penilaian Kematangan Penyelarasan Penilaian kematangan penyelarasan strategis memberikan organisasi suatu cara untuk mengevaluasi efektivitas dari proses dan aktivitas penyelarasan bisnis dan TI [8]. Kriteria yang digunakan untuk mengukur penyelarasan strategis antara bisnis dan TI adalah kriteria dari model penilaian Luftman, yaitu : komunikasi, kompetensi/pengukuran nilai, tata kelola, kemitraan, lingkup dan arsitektur teknologi, dan sumber daya manusia [8,9]. Penjelasan untuk masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai berikut. (1) Komunikasi Kriteria ini meliputi pertukaran ide, pengetahuan, dan informasi di antara organisasi bisnis dan TI, memberikan bisnis dan TI pemahaman yang jelas tentang strategi perusahaan, lingkungan bisnis dan TI, prioritas dan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapainya. Pertukaran ide dan pemahaman yang jelas tentang apa yang harus dilakukan untuk menjamin keberhasilan strategi termasuk peringkat atas dalam daftar faktor-faktor yang mendukung atau menghambat penyelarasan [9]. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Jaminan dalam penyebaran pengetahuan (knowledge sharing) (b) Penekanan faktor SDM dalam aturan hubungan formal antar unit (c) Kerja sama antar bisnis dan TI (d) Kepercayaan dan keterbukaan antar unit dengan TI

10 15 (2) Kompetensi/pengukuran nilai Kriteria ini meliputi penggunaan ukuran-ukuran yang bisa dipahami dan diterima bisnis untuk menunjukkan kontribusi TI kepada. Organisasi TI seringkali tidak mampu menunjukkan nilai TI pada bisnis dalam bahasa yang dimengerti oleh bisnis. Hal ini seringkali disebabkan perbedaan ukuran antara bisnis dengan TI. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Tingkat layanan yang mengukur komitmen TI (b) Implementasi tingkat layanan terhadap kriteria lainnya (c) Pengambilan tindakan berdasar pengukuran kinerja (d) Pemahaman terhadap faktor yang menyebabkan ketidaksempurnaan kriteria lainnya (e) Pemahaman terhadap apa yang dapat dipelajari untuk meningkatkan kondisi lingkungan secara berkelanjutan (3) Tata kelola Tata kelola menjamin partisipan bisnis dan TI secara formal membahas dan meninjau prioritas dan alokasi sumber daya TI. Kriteria ini meliputi pendefinisian otoritas pengambilan keputusan secara jelas, serta proses penetapan prioritas TI dan alokasi sumberdaya TI oleh partisipan bisnis dan TI. (4) Kemitraan Hubungan antara bisnis dan TI termasuk peringkat atas dalam daftar faktor-faktor yang mendukung atau menghambat penyelarasan. Kriteria ini meliputi hubungan antara organisasi bisnis dan TI, keterlibatan TI dalam mendefinisikan strategi bisnis, tingkat kepercayaan antara organisasi bisnis dan TI, dan pembagian kontribusi. (5) Lingkup dan arsitektur teknologi Kriteria ini meliputi kemapuan TI dalam mendukung infrastruktur yang fleksibel, evaluasi dan menerapkan teknologi baru secara efektif, mengarahkan proses bisnis dan strategi, dan menyediakan solusi sesuai kebutuhan pelanggan eksternal dan internal.

11 16 (6) Sumber Daya Manusia (SDM) Kriteria ini meliputi pertimbangan sumber daya manusia untuk organisasi, seperti pelatihan, umpan balik kinerja, mendorong inovasi dan menyediakan kesempatan berkarir, kesiapan untuk berubah, kemampuan untuk belajar dan membuat ide-ide baru. Ukuran tingkat kematangan penyelarasan strategis yang digunakan mengacu pada Capability Maturity Model Software Engineering Institute (CMM SEI). Tingkat penyelarasan strategis yang digunakan dalam mengukur kematangan penyelarasan strategis adalah sebagai berikut [8][9]: (1) Tingkat 1, Initial process Tingkat 1 menunjukkan tidak adanya penyelarasan antara TI dengan bisnis, dan tidak adanya pemahaman akan pentingnya TI oleh bisnis. (2) Tingkat 2, Committed process Tingkat 2 menunjukkan adanya komitmen untuk memulai penyelarasan strategis antara TI dan bisnis. Hal ini diindikasikan dengan : (a) Adanya proses menuju penyelarasan strategis di masing-masing fungsi (misalnya : divisi pengolahan data, divisi keuangan, dsb), walaupun prosesnya belum diintegrasikan di tingkat perusahaan (b) Manfaat TI mulai diakui. (3) Tingkat 3, Established focused process Tingkat 3 menunjukkan adanya fokus dalam kematangan penyelarasan strategis. Hal ini diindikasikan dengan : (a) Adanya konsentrasi pada tata kelola, proses, dan komunikasi ke arah tujuan bisnis yang lebih spesifik (b) TI mulai melekat pada bisnis. (c) Pengaruh TI mucul pada tingkat perusahaan dan sistem aplikasi perencanaan, serta mengarahkan proses transaksi tradisional ke sistem informasi untuk membuat keputusan bisnis. (d) TI mulai dikembangkan dengan mitra utama.

12 17 (4) Tingkat 4, Improved/Managed process Tingkat 3 menunjukkan adanya manajemen dalam kematangan penyelarasan strategis. Hal ini diindikasikan dengan : (a) Tata kelola yang efektif dan layanan yang menunjukkan bahwa TI sebagai pusat penciptaan nilai (b) Organisasi mempengaruhi aset TI pada tingkat perusahaan (c) Fokus dari sistem aplikasi adalah mengantarkan perbaikan proses bisnis untuk menjamin keunggulan kompetitif (d) Memandang TI sebagai suatu inovasi dan strategi yang imajinatif kontribusi pada kesuksesan organisasi. (5) Tingkat 5, Optimized process Tingkat 5 menunjukkan adanya penyelarasan yang optimal dalam kematangan penyelarasan strategis. Hal ini diindikasikan dengan : (a) Tata kelola yang mengintegrasikan proses perencanaan strategi TI strategi bisnis secara berkesinambungan (b) Organisasi memunculkan TI pada tingkat perusahaan untuk memperbesar pencapaian manfaat TI ke dalam rantai nilai pelanggan dan pemasok (c) Organisasi lebih kelihatan sebagai perusahaan teknologi daripada perusahaan yang sebenarnya. II.8 Tata Kelola Enterprise, Tata Kelola Bisnis, dan Tata Kelola TI Tata kelola enterprise (enterprise governance) [5] merupakan istilah informal yang relatif baru yang mengacu secara komprehensif pada cara sebuah organisasi dikelola. Tata kelola enterprise pada dasarnya sama dengan Tata kelola perusahaan perusahaan (corporate governance) [13]. Menurut Information Systems Audit and Control Foundation (ISACF) tata kelola enterprise adalah sekumpulan tanggung jawab dan praktek yang dilakukan oleh dewan direksi/komisaris dan manajemen eksekutif dengan tujuan untuk memberikan arah strategis, menjamin tercapainya tujuan, menjamin resiko dikelola secara tepat, dan verifikasi sumber daya perusahaan digunakan secara bertanggung jawab. Ruang

13 18 lingkup dari tanggung jawab dan praktek ini meliputi perencanaan, pembangunan, implementasi dan evaluasi. Tata kelola bisnis (business governance) merupakan cara perusahaan menentukan hubungan diantara manajemen, stockholder dan dewan direksi [6]. Tata kelola bisnis juga meliputi cara perusahaan dipengaruhi oleh peraturan pemerintah dan cara perusahaan mengatur hubungan dan kerja sama dengan rekanan strategis. Tata kelola TI (information technology governance) [7] adalah tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif. Tata kelola TI merupakanbagian integral dari tata kelola enterprise terdiri dari kepemimpinan beserta struktur dan prosesproses organisasi untuk menjamin bahwa organisasi TI dapat menopang dan mengembangkan strategi dan tujuan organisasi. Meskipun teknologi informasi dikelola oleh kepala departemen TI, namun tanggung jawab arah TI terletak pada dewan direksi dan manajemen eksekutif. Wilayah/domain Tata kelola TI adalah : (1) Penyesuaian strategis (strategic alignment), yang berfokus pada penyesuaian antara bisnis dan solusi kolaborasi (2) Pemberian nilai (value delivery), yang berkonsentrasi pada mengoptimalkan pengeluaran dan membuktikan nilai TI untuk bisnis (3) Manajemen resiko (risk management), mengatur keamanan aset-aset TI, recovery dari bencana dan keberlangsungan operasional (4) Manajemen sumber daya (resource management), mengoptimalkan pengetahuan dan infrastruktur TI (5) Pengukuran kinerja (performance measurement), pengawasan pelaksanaan proyek dan pengawasan layanan-layanan TI Tata kelola enterprise harus mengarahkan dan merumuskan tata kelola TI. TI, pada gilirannya akan mempengaruhi peluang-peluang strategis yang dirumuskan oleh enterprise dan mampu menyediakan masukan-masukan kritis dalam rencana strategis. Tata kelola TI memungkinkan enterprise untuk mendapatkan manfaat secara penuh dari informasi yang disediakan sebagai pemicu bagi enterprise.

14 19 II.9 Balanced Scorecard (BSC) Kaplan dan Norton telah memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC)[14] pada skala perusahaan. BSC adalah sistem manajemen kinerja yang digunakan untuk menterjemahkan visi, misi dan strategi ke dalam tujuan dan ukuran kongkret dengan menggunakan empat perspektif untuk menjamin pendekatan yang seimbang dalam mengevaluasi pencapaian strategi organisasi, yaitu perspektif pelanggan, finansial, proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Argumen dasar BSC adalah evaluasi sebuah perusahaan seharusnya tidak terbatas pada evaluasi keuangan tradisional saja tapi harus dilengkapi dengan pengukuran selain keuangan yang meliputi : kepuasan pelanggan, proses internal dan kemampuan untuk berinovasi. Hasil yang dicapai pada perspektif tambahan ini seharusnya menjamin hasil keuangan masa depan dan mengarahkan organisasi menuju tujuan strategisnya secara bersamaan dan menjaga keempat perspektif tersebut tetap seimbang. BSC dikembangkan ke dalam fungsi dan proses TI dalam bentuk BSC TI (IT Balanced Scorecard) [14]. BSC TI berbeda dari BSC bisnis karena BSC TI merupakan sebuah BSC untuk departemen yang memberikan pelayan internal teknologi informasi di sebuah organisasi. BSC TI melingkupi empat perspektif, yaitu business contribution, user orientation, operational excellence, dan future orientation) (Gambar II-7). Perspektif Business Contribution merepresentasikan nilai bisnis dari investasi TI. Perspektif User Orientation merepresentasikan evalusi pengguna TI. Perspektif Operational Excellence merepresentasikan proses TI yang dikerjakan untuk dikembangkan dan mendukung aplikasi. Perspektif Future Orientation merepresentasikan sumber daya manusia dan teknologi yang dibutuhkan oleh TI untuk memberikan layanannya setiap saat. Tujuan BSC TI adalah memungkinkan pengguna untuk : (1) Menyesuaikan perencanaan dan aktivitas-aktivitas sistem informasi dengan tujuan dan kebutuhan bisnis (2) Menyesuaikan usaha pegawai dengan tujuan sistem informasi

15 20 USER ORIENTATION Pertanyaan Perspektif Bagaimana pengguna melihat departemen TI? Misi Untuk menjadi penyedia sistem informasi pilihan Tujuan Penyedia aplikasi pilihan Penyedia operasi pilihan Relasi dengan pengguna Kepuasan pengguna OPERATIONAL EXCELLENCE Pertanyaan Perspektif Seberapa efektif dan efisien proses TI? Misi Untuk memberikan sistem TI yang efektif dan efisien Tujuan BUSINESS CONTRIBUTION Pertanyaan Perspektif Bagaimana manajemen melihat departemen TI? Misi Untuk memperoleh kontribusi bisnis dari investasi TI Tujuan Kendali pengeluaran TI Nilai bisnis untuk proyek TI Pendukung kemampuan bisnis yang baru FUTURE ORIENTATION Pertanyaan Perspektif Seberapa baik TI diposisikan untuk memenuhi kebutuhan masa depan? Misi Untuk mengembangkan kesempatan menjawab tantangan masa depan Efisiensi dan efektivitas usaha pengembangan Efisiensi dan efektivitas operasi Tujuan Pelatihan dan pendidikan staff TI Keahlian staff TI Riset teknologi terkini Daur hidup dari portofolio aplikasi Gambar II-7 BSC TI (3) Menyediakan pengukuran untuk mengevaluasi efektivitas organisasi sistem informasi (4) Mendorong dan mempertahankan kinerja sistem informasi yang semakin meningkat (5) Pencapaian hasil yang seimbang diantara kelompok stakeholder Hubungan antara BSC TI dan BSC Binis (Business BSC) digambarkan dalam Gambar II-8 [14]. BSC Pengembangan TI (IT Development BSC) dan BSC Operasional TI (IT Operational BSC) merupakan enabler dari BSC Strategi TI (IT Strategic BSC) yang merupakan enabler dari BSC Bisnis (Business BSC). BSC bertingkat ini menjadi alat pengukuran untuk menyelaraskan strategi TI dan bisnis dan akan menolong menentukan cara nilai bisnis akan dihasilkan melalui TI.

16 21 Business BSC IT Strategic BSC IT Development BSC IT Operational BSC Gambar II-8 Penurunan BSC II.10 Metode Delphi Metode Delphi adalah suatu teknik untuk mengelisitasi berbagai pandangan dan pendapat tentang suatu objek melalui pengambilan respon dari suatu kelompok para ahli (panel) [2]. Metode Delphi digunakan menstrukturkan proses komunikasi dalam grup sehingga efektif bagi individu dalam kesatuan grup untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Selain itu, metode Delphi dapat bekerja secara baik khusus dalam eksplorasi pengembangan teori pada permasalahan kompleks dan lintas disiplin yang mempertimbangkan kecenderungan di masa mendatang. Karakteristik utama dari Metode Delphi adalah adanya inisialisasi kontribusi pandangan para ahli tentang objek yang akan dibahas, umpan balik secara berulang yang memungkinkan responden merevisi jawaban, dan status jawaban tidak disertai identitas respondennya (anonim). Pengumpulan pendapat biasanya dilakukan dengan kuesioner yang akan diisi oleh para ahli (responden) sehingga metode ini mencegah konfrontasi dan debat. Para responden juga diwawancara untuk menjelaskan alasan terhadap jawaban yang diberikan.

17 22 II.11 Tingkat Kesepakatan Tingkat Kesepakatan didefinisikan sebagai derajat keseragaman pandangan atau penilaian tentang suatu objek. Tingkat Kesepakatan diturunkan ukuran keseragaman/dispersi data. Dispersi atau keragaman data adalah ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data [1]. Ukuran dispersi data merupakan jarak yang bentuknya linier dan positif. Beberapa jenis ukuran dispersi data antara lain jangkauan, simpangan rata-rata, variansi, standar deviasi, simpangan kuartil, dan koefisien variasi. Standar Deviasi (SD) merupakan ukuran dispersi yang dianggap paling baik sehingga paling banyak digunakan dalam analisis data daripada ukuran dispersi yang lain. SD terkait langsung dengan ukuran variansi. Rumus dari SD (untuk data tidak berkelompok) adalah Gambar II-9 Rumus Standar Deviasi Dimana : SD : Standar Deviasi X : Data : Rata-rata X N : Jumlah data Salah satu ukuran kesepakatan adalah Koefisien penyesuaian Kendall s (W) yang digunakan sebagai ukuran kesepakatan antara penilai yang memberikan ranking terhadap sekumpulan entitas dengan menggunakan ukuran variansi[4]. Berdasarkan logika pengukuran W, ukuran kesepakatan antara penilai yang memberikan nilai terhadap sekumpulan entitas saling bebas dapat didekati dengan SD. SD yang kecil menunjukkan kesepakatan yang besar dan sebaliknya SD yang besar menunjukkan kesepakatan yang kecil. Tingkat Kesepakatan untuk penilaian nilai terhadap sekumpulan entitas yang saling lepas dalam sekala likert yang sama dapat didekati dengan persamaan pada Gambar II-10.

18 23 Gambar II-10 Rumus Tingkat Kesepakatan Ranah Tingkat Kesepakatan mulai dari 0 yang menunjukkan tidak ada kesepakatan, sampai dengan nilai 1 yang menunjukkan kesepakatan penuh (Gambar II-11). 0 Tidak ada kesepakatan 1 Kesepakat penuh Gambar II-11 Ranah Tingkat Kesepakatan II.12 Ringkasan Hasil Tinjauan Pustaka Studi pendahuluan dilakukan pada beberapa pendekatan yang relevan dalam permasalahan penyelarasan bisnis dan TI, meliputi pendekatan teoritis dan pendekatan praktis. Hasil studi pendahuluan menemukan bahwa penyelarasan merupakan kunci keberhasilan pengelolaan TI dalam mencapai tujuan bisnis. Di sisi yang lain, berbagai pendekatan teoritis dan praktis telah menjelaskan variabel dan wilayah utama penyelarasan, tetapi belum menyediakan tahapan proses yang jelas untuk diterapkan dalam organisasi. Kajian lebih mendalam dilakukan pada beberapa teori-teori yang telah diterima/diapresiasi secara luas dan paling terbaru, yaitu SAM, SBITA, penyelarasan vertikal dan horizontal, dan penilaian kematangan penyelarasan. Teori-teori tersebut mempunyai irisan dan saling melengkapi dalam menjelaskan berbagai variabel dan wilayah utama penyelarasan. Selain itu, kajian dilakukan pada teori-teori yang digunakan untuk melengkapi rujukan utama dan teori yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Teori-teori tersebut meliputi peran TI, definisi penyelarasan, tata kelola, Balanced Scorecard (BSC), Metode Delphi, dan Tingkat Kesepakatan.

Gambar III-1 Tahap pengembangan kerangka kerja penyelarasan

Gambar III-1 Tahap pengembangan kerangka kerja penyelarasan 24 Bab III Pengembangan Kerangka Kerja Penyelarasan Bisnis dan TI III.1 Tahap Pengembangan Kerangka Kerja Pengembangan kerangka kerja penyelarasan meliputi beberapa tahapan. Tahap awal pengembangan adalah

Lebih terperinci

Gambar IV-1 Tahap penerapan kerangka kerja

Gambar IV-1 Tahap penerapan kerangka kerja 44 Bab IV Penerapan Kerangka Kerja Penyelarasan Bisnis dan TI IV.1 Tahap Penerapan Kerangka Kerja Bab 4 menjelaskan penerapan kerangka kerja penyelarasan yang telah dikembangkan. Penerapan kerangka kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan 135 Bab V Penutup V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan proses pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian pada Divisi TI dan beberapa Divisi/Fungsional lain di PT. Pos Indonesia, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS DENGAN MODEL LUFTMAN (STUDI KASUS : AMIK XYZ)

PENGUKURAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS DENGAN MODEL LUFTMAN (STUDI KASUS : AMIK XYZ) PENGUKURAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS DENGAN MODEL LUFTMAN (STUDI KASUS : AMIK XYZ) Dicky Pratama STMIK GI MDP Dqpratama@stmik-mdp.net Abstrak Keselarasan strategi teknologi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bisnis global mengandalkan Teknologi Informasi (TI) untuk meningkatkan keunggulan kompetetif, produktivitas, dan kemampuan organisasi untuk berubah [16]. Penciptaan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pendahuluan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai hasil studi literatur yang menjadi landasan pembahasan pada bab-bab selajutnya. Persoalan kesesuaian strategi teknologi

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR Natalis Sariman Simbolon 1), Febriliyan Samopa ) 1) Magister

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: Indri Rahmayuni, Ikhsan Yusda PP Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang rahmayuni@gmail.com,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

Membangun Strategi SI/TI

Membangun Strategi SI/TI Pendahuluan Membangun Strategi SI/TI Hendri Sopryadi, M.T.I Informasi telah menjadi agen integrasi dan enabler bagi kompetensi baru untuk perusahaan dalam persaingan saat in Namun apakah paradigma perencanaan

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

Strategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session

Strategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session Context of This Session External Business Environment Internal Business Environment Internal IS/IT environment Strategic Management of IS/IT O rganization and R esources Chapter 8 We are here Strategic

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA PENYELARASAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENILAIAN KEMATANGAN Studi Kasus : Universitas Islam Bandung

KERANGKA KERJA PENYELARASAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENILAIAN KEMATANGAN Studi Kasus : Universitas Islam Bandung KERANGKA KERJA PENYELARASAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENILAIAN KEMATANGAN Studi Kasus : Universitas Islam Bandung TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Lebih terperinci

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI Titien S. Sukamto FRAMEWORK COSO (COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS) COSO sangat diterima di USA sebagai pondasi dari pengendalian internal modern dan praktik manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 IT-Business Strategic Allignment Luftman berpendapat bahwa penyelarasan strategi TI dan bisnis adalah sebuah hal yang harus dilakukan agar peranan TI dalam bisnis optimal.

Lebih terperinci

Audit Sistem Informasi MEKANISME PEGAWASAN & EVALUASI TATAKELOLA TI. Pendahuluan. Penilaian Kesuksesan Penerapan Tatakelola TI

Audit Sistem Informasi MEKANISME PEGAWASAN & EVALUASI TATAKELOLA TI. Pendahuluan. Penilaian Kesuksesan Penerapan Tatakelola TI 1 Audit Sistem Informasi 3 MEKANISME PEGAWASAN & EVALUASI TATAKELOLA TI Audit SI merupakan mekanisme umum digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi implementasi sistem tatakelolati Dalam sistem tatakelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

DAMPAK TATA KELOLA TI TERHADAP KESELARASAN TI/BISNIS Titien S. Sukamto

DAMPAK TATA KELOLA TI TERHADAP KESELARASAN TI/BISNIS Titien S. Sukamto DAMPAK TATA KELOLA TI TERHADAP KESELARASAN TI/BISNIS Titien S. Sukamto Pengukuran Performa TI (IT Performance Measurement) Sebelum mulai mengukur keselarasan strategis, penting untuk lebih dahulu melakukan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1 Tugas Akhir [KS-091336] Page 1 Abstraksi Untuk meningkatkan performansi perusahaan, korporasi memilih strategi bisnis Growth agar tetap berada pada entitas bisnis. Namun demikian performansi mengeksekusi

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS Wahyuni, S.Si, MT Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Perkembangan TI yang semakin canggih dan

Lebih terperinci

IT SCORECARD JURUSAN SISTEM INFORMASI, ITS

IT SCORECARD JURUSAN SISTEM INFORMASI, ITS IT SCORECARD JURUSAN SISTEM INFORMASI, ITS Achmad Holil Noor Ali 1), Anif Bahwal 2) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih, Sukolilo,Surabaya,60111

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

ANALISA KESENJANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK DENGAN TUJUAN AKADEMIK UNIVERSITAS DI UNIVERSITAS 45 SURABAYA

ANALISA KESENJANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK DENGAN TUJUAN AKADEMIK UNIVERSITAS DI UNIVERSITAS 45 SURABAYA ANALISA KESENJANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK DENGAN TUJUAN AKADEMIK UNIVERSITAS DI UNIVERSITAS 45 SURABAYA Bayu Setyawan, Achmad Holil Noor Ali Program Magister Manajemen Teknologi Bidang

Lebih terperinci

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi 3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dalam mengkaji perencanaan strategi sistem informasi diperlukan suatu pendekatan metodologi yang berisi metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep balance scorecard Pada tahun 1992, Kaplan dan Norton menulis serangkaian artikel yang memperkenalkan konsep Balanced Scorecard. Konsep ini merupakan pengukuran yang diyakini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto The COBIT 5 Framework COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Lebih terperinci

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 Nur Aeni Hidayah 1, Zainuddin Bey Fananie 2, Mirza Hasan Siraji 3 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi 1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi informasi diaplikasikan dalam suatu organisasi akan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG Koko Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email: kwprasetyo@gmail.com

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD Ari Wedhasmara Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya E-mail: a_wedhasmara@ilkom.unsri.ac.id,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN METODA USULAN PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III PERANCANGAN METODA USULAN PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI BAB III PERANCANGAN METODA USULAN PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI Usulan metoda pengukuran kinerja TI dengan studi kasus sektor perbankan pada penelitian ini mengambil referensi dari dua metoda

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Enterprise

Manajemen Resiko Enterprise Manajemen Resiko Enterprise Rosa Ariani Sukamto 23507024 IS-7075 Manajemen Resiko Abstrak Resiko dari segi finasial dan operasional selalu dihadapi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM) Sholiq, Perencanaan Master Plan Pengembangan TI/SI V - 75 PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI ) Erwin Sutomo 1), Sholiq 2) 1) Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ Khakim Ghozali, Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember khakim@its-sby.edu, holil@its-sby.edu ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan Sistem Informasi (SI) di perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis semakin hari semakin meningkat. Saat ini SI digunakan untuk mencapai tujuan bisnis, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini secara umum berisi tentang paparan latar belakang diadakannya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI NIM : 13410100079 Nama : Andhika Maheva Wicaksono Porgram Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknologi dan Informatika INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Saat ini Perkembangan Information Technology (IT) sedang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada Saat ini Perkembangan Information Technology (IT) sedang menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Saat ini Perkembangan Information Technology (IT) sedang menunjukkan kekuatannya.hampir semua organisasi menggunakan Information Technology (IT) untuk menjalankan

Lebih terperinci