PENGENDALIAN PERSEDIAAN MRO DENGAN CONTINUOUS REVIEW SYSTEM MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA KONTRAKTOR MIGAS
|
|
- Budi Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGENDALIAN PERSEDIAAN MRO DENGAN CONTINUOUS REVIEW SYSTEM MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA KONTRAKTOR MIGAS Yadrifil, Wijana Nugraha Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik - Universitas Indonesia, Depok Tel: (021) Fax: (021) yadrifil@yahoo.com; wijana.nugraha@yahoo.com Abstrak: Material MRO merupakan material persediaan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan operasi dalam kegiatan operasional perusahaan kontraktor migas. Pengelolaan persediaan MRO diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan permintaan pengadaan yang senantiasa berubah dari tahap pengadaan sampai dengan penggunaannya, guna dapat menunjang operasi migas secara efisien. Pengendalian material MRO ini dilakukan melalui pengaturan kebijakan persediaan seperti jumlah pemesanan, level stock atau biaya yang dinvestasikan Permintaan dan lead time material persediaan yang tidak menentu pada material persediaan MRO perusahaan kontraktor migas merupakan tantangan yang harus dihadapi. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan material persediaan adalah continuous review system. Metode ini digunakan untuk memperoleh jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali (ROP), safety stock, dan total biaya material MRO. Simulasi Monte Carlo digunakan untuk memperoleh range terhadap jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali, safety stock, dan total biaya material MRO. Hasil yang diperoleh dari kebijakan persediaan MRO dengan continuous review system untuk 15 jenis material persediaan didapat jumlah pemesanan sebanyak 565 unit, safety stock 900 unit, dan titik pemesanan kembali (ROP) mencapai 1467 unit. Kebijakan continuous review system ini juga berhasil menurunkan total biaya persediaan sebesar 31%. Kata kunci : MRO, Manajemen Persediaan, Inventory Policy, Continuous Review System, Simulasi Monte Carlo Abstract: MRO is necessary inventory to support maintenance, repair and operation in operational activity for Oil Company. MRO inventory control has purpose to plan and control uncertain demand during procurement process until its usage, so as to it can support oil and gas operation efficiently. Inventory management is used to control inventory policy, such as order size quantity, stock level or cost investment. Uncertain demand and lead time is the challenge that oil company has to encounter. Continuous review system is method in inventory management to determine inventory policy. This method is used to result order size quantity, reorder point, safety stock, and total cost. Then, those results is simulated by using Monte Carlo Simulation to obtain values range of order size quantity, reorder point, safety stock, dan MRO s total cost. The results of continuous review system inventory policy show 565 units order size quantity, 900 units safety stock, and 1467 units safety stock for 15 MRO materials. Moreover, continuous review system is lowering inventory total cost 31% from initial inventory policy Keywords : MRO, Inventory Management, Inventory Policy, Continuous Review System, Monte Carlo Simulation 1
2 1. Pendahuluan Industri minyak dan gas bumi (migas) terlibat dalam sebuah rantai pasok global yang mencakup transportasi domestik dan internasional, pemesanan dan pengendalian material serta penanganan material. Terdapat banyak kesempatan untuk mengkordinasikan kegiatan rantai pasok tersebut dengan mengintegrasikan manajemen operasional dengan fungsi lain yang terlibat dalam keputusan manajemen rantai pasok. Pelaku bisnis utama yang bergerak di dalam industri migas ini adalah perusahaan-perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), yang melakukan kontrak kerja bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi dengan Negara yang diwakili oleh lembaga yang sekarang ini dikenal sebagai SKK MIGAS. Pengendalian material persediaan MRO (maintenance, repair, operations) menjadi bagian yang penting bagi perusahaan, karena jika terdapat persediaan barang yang berlebihan menyebabkan tingginya biaya penyimpanan (holding cost) atau stockout jika persediaan tidak memadai, dan hal ini memiliki dampak yang besar terhadap kinerja operasional perusahaan (Porras, Eric, Dekker, Rommert, 2007). Permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah kebijakan dalam pengendalian material persediaan, khususnya pada material persediaan MRO dan suku cadang belum optimal terlihat dari perputaran material persediaan yang rendah, biaya persediaan yang tinggi, serta jumlah stok berlebih yang terus meningkat. Strategi perusahaan untuk menurunkan biaya persediaan dan meningkatkan perputaran material persediaan, dapat dilakukan dengan membuat kebijakan persediaan MRO dan suku cadang, berupa penentuan jumlah pemesanan dan reorder point yang tepat, penentuan persediaan material yang optimal sehingga safety stock tidak terlalu besar, serta penggunaan metode peramalan yang lebih baik. Kebutuhan peramalan sangat perlu dalam perencanaan level persediaan, walaupun peramalan memiliki kecenderungan terdapat kesalahan, sehingga pengetahuan atas kesalahan peramalan ini memungkinkan penghitungan akan perlunya safety stock (Love, 1979) Dalam penelitian ini, pemodelan permintaan dilakukan dengan pendekatan continuous review dengan bantuan analisa statistik. Selanjutnya, Monte Carlo Simulation digunakan untuk dapat memperoleh kisaran dari jumlah pemesanan dan titik pemesanan kembali untuk beberapa kondisi yang relevan, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen. Output dari kebijakan antara lain berupa penentuan jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali (ROP), serta total biaya persediaan 2. Dasar Teori Sistem pengelolaan persediaan (inventory management) merupakan sekumpulan kebijakan dan kontrol yang memantau level persediaan dan menentukan level apa yang harus dicapai, kapan stok seharusnya ditambah lagi, dan berapa besar pemesanannya (Chase, Jacobs, Aquilano, 2004). Manajemen persediaan menuntut tanggung jawab yang besar dan paling penting diantara unsur manajemen operasi lainnya, karena persediaan membutuhkan biaya yang besar dan berpengaruh terhadap pengadaan barang barang ke pelanggan (Schroeder, 2003). Manajemen persediaan berhubungan dengan pembuatan keputusan dalam bidang pembelian, distribusi, dan logistik. Lebih spesifik lagi manajemen persediaan mengatur kapan harus melakukan pemesanan dan jumlahnya (Tersine, 1994). Persediaan dalam berbagai hal merupakan sesuatu yang penting (Cui, 2011). Terdapat dua filosofi dasar mengenai manajemen persediaan yang dikembangkan (Ballou, 1992). Pertama, dikenal dengan istilah pull. Filosofi ini melihat masing masing titik stock, tidak bergantung terhadap seluruh channel yang lain. 2
3 Peramalan permintaan dan penentuan jumlah replenishment dilakukan dengan mempertimbangkan hanya pada kondisi lokal. Namun, pendekatan ini tidak memberikan pengendalian yang presisi terhadap level inventory pada masing masing lokasi. Kedua, dikenal dengan istilah push. Filosofi ini dapat digunakan secara terpusat untuk pengendalian keseluruhan yang lebih baik, produksi dan pembelian dapat digunakan membuat level inventory atas biaya yang lebih rendah, dan peramalan permintaan. Dapat dibuat pada permintaan aggregate dan kemudian disesuaikan terhadap masing masing stock untuk perbaikan akurasi. 2.1 Continuous Review System Metode ini melakukan pengontrolan material secara terus menerus sehingga memiliki kelebihan sedikitnya jumlah safety stock. Namun, biaya pengamatan akan lebih tinggi dibandingkan periodic cost serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan sewaktu-waktu dapat berubah karena tergantung dari kebutuhan material (Chopra, Sunil, Meindl, 2001). Pemesanan dilakukan ketika persediaan material telah mencapai titik ROP (reorder point). Safety stock hanya digunakan untuk menjawab ketidakpastiaan dari lead time sehingga model ini memberikan persediaan material yang lebih rendah (Ballou, 1992). Gambar 2.1 Continuous Review System Model Pada model persediaan continuous review system pemesanan akan dilakukan ketika inventory level mencapai reorder point (ROP). Karena terdapat lead time dalam proses pemesanan suatu barang, maka terdapat safety stock yang dipersiapkan untuk mengantisipasi adanya perbedaan antara peramalan dan permintaan aktual, antara lead time yang diharapkan dan lead time aktualnya. 2.2 EOQ Model Perhitungan EOQ meliputi pengolahan data yang berkaitan dengan permintaan tahunan rata-rata, biaya tetap per sekali pemesanan, dan inventory carrying cost. Hubungan antara biaya persediaan dengan kuantitas barang yang dibeli adalah seperti Gambar 2.2. Gambar 2.2 Grafik Model EOQ Gambar tersebut menunjukkan, semakin banyak jumlah barang yang dipesan, maka biaya pemesanan (replenishment cost) akan semakin rendah, sebaliknya, dengan semakin banyaknya jumlah barang yang dipesan, maka biaya penyimpanan material/barang (holding cost) akan semakin tinggi (Arnold, 2004). Titik perpotongan antara garis biaya pemesanan (replenishment cost) dan biaya penyimpanan (holding cost) merupakan jumlah pemesanan yang optimal atau EOQ 2.3 Simulasi Monte Carlo Monte Carlo merupakan bagian dari metode yang menggunakan bilangan random number dan distribusi probabilitas dalam analisisnya (Zambawa, Bozena, 2007). Simulasi Monte Carlo merupakan keadaan dengan menggunakan angka bilangan acak yang disesuaikan dengan bentuk probabilitas dari data historis yang telah diperoleh sebelumnya (Lawrence and 3
4 Pasterneck, 2001). Hal paling dasar dalam Simulasi Monte Carlo adalah mendapatkan nilai bilangan acak yang sudah ada agar sesuai dengan pola distribusi data historis yang telah dimiliki sebelumnya. Hasil yang dapat diperoleh dari simulasi ini yaitu distribusi data terhadap perubahan beberapa variabel yang nilainya terdistribusi dengan pola tertentu. Dalam menjalankan Simulasi Monte Carlo, penelitian ini menggunakan sebuah software yaitu Crystal Ball yang merupakan sebuah tool analitis yang membantu para eksekutif dan analis, membuat keputusan dengan melakukan simulasi pada model spreadsheet. Forecast/peramalan yang dihasilkan dari simulasi ini membantu untuk mengkuantifikasi risiko sehingga pembuat keputusan dapat memiliki sebanyak mungkin informasi yang mendukung keputusan tersebut Untuk menentukan tipe distribusi yang sesuai dengan data historis yang ada, terdapat uji Goodness of Fit yang dapat dilakukan. Goodness of Fit merupakan pengukuran statistik yang menggambarkan kesesuaian data terhadap sebuah distribusi. Terdapat tiga metode yang sering digunakan dalam Goodness of Fit, yaitu : 1. Chi-Square Test Chi-square test dapat diartikan sebagai perbandingan histogram data dengan densitas distribusi yang sesuai. 2. Kolmogorov-Smirnov Test Metode uji tes yang digunakan dengan data yang memiliki distribusi kontinyu. 3. Anderson-Darling Metode Uji data yang digunakan khsusus untuk beberapa tipe distribusi data. Distribusi yang dapat menggunakan metode uji data ini adalah normal, exponential, lognormal, weibull, extreme value tipe I dan logistic distribution 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan continuous review system, serta menggunakan model Monte Carlo Simulation. Pengumpulan data historis mencakup data permintaan dan penggunaan material persediaan MRO dan spare part, daftar nama material persediaan, data komponen biaya persediaan dan penyimpanan. 3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Data biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan harga beli material persediaan b. Data historis permintaan persediaan MRO dan spare part c. Laporan detail material persediaan bulanan, serta laporan movement material 3.2 Klasifikasi ABC Jenis jenis item dengan kategori MRO, karena tipe dan jenisnya bermacam macam dengan jumlah yang sangat banyak. Untuk membantu kita dalam menentukan prioritas pengawasan persediaan, maka item-tem tersebut perlu di kelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan. Item-item persediaan tersebut dapat dikelompokkan dengan metode klasifikasi ABC yang menggunakan dengan prinsip hukum Pareto. Item tersebut diurutkan berdasarkan total harga barang item dari harga yang paling tinggi hingga paling kecil. Tahapan pengelompokan dibuat berdasarkan permintaan, kemudian dikalikan dengan harga satuan barang. Tahapan pengelompokan berdasarkan permintaan material persediaan MRO untuk klasifikasi ABC adalah : Mengurutkan jumlah barang dari terbesar hingga terkecil, kemudian jumlah tersebut dikalikan dengan harga per satuan Menghitung persentase kumulatif total biaya penggunaan 4
5 Kemudian menentukan item tersebut sesuai dengan klasifikasi A, B, dan C Secara keseluruhan, total nilai permintaan item material persediaan MRO pada perusahaan yang diteliti mencapai USD 8,126, untuk jumlah item sebanyak 1123 jenis item Tabel 3.1 Klasifikasi ABC untuk kelas ABC (15 item material) memiliki pola acak, maka metode peramalan yang digunakan adalah exponential smoothing, sedangkan jika pola data membentuk trend maka dapat digunakan Double Exponential Smoothing. Jika pola data menunjukkan seasonal maka digunakan Holt-Winters Exponential Smoothing. Tabel 3.2 Peramalan permintaan material persediaaan per bulan Dari hasil klasifikasi ABC tersebut, material yaitu 5 item material, masingmasingnya masing-masing untuk klasifikasi A, B, dan C dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pemilihan masing masing klasifikasi tersebut, berdasarkan pada 5 jenis material dengan total nilai penggunaan paling tinggi di setiap kelasnya baik itu pada kelas A, B, maupun C. Sehingga, untuk pengolahan data berikutnya, ke-15 item material tersebut menjadi input penelitian yang dilakukan mulai dari forecasting, penentuan kebijakan pengendalian persediaan, serta simulasi dan analisis. 3.3 Peramalan Permintaan Berdasarkan data permintaan material MRO dapat dilihat pola pergerakan dan kecenderungan permintaan pada setiap periode sebagai acuan awal dalam memilih metode exponential smoothing untuk meramal permintaan material persediaan MRO tersebut. Pengolahan data peramalan menggunakan software Minitab 15 dengan metode exponential smoothing. Jika data Tabel 3.2 menunjukkan hasil pengolahan data untuk peramalan permintaan kebutuhan material persediaan rata rata setiap bulan yang dibuat berdasarkan data historis permintaan pada bulan Desember 2011 September Perhitungan Kebijakan Pengendalian Material MRO Persamaan persamaan pada Continuous Review Model digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan (Q), titik pemesanan kembali (ROP), safety stock, serta total cost. Dalam perhitungan parameter kebijakan persediaan tersebut, digunakan pendekatan EOQ (Ballou, 1992), yaitu : 1. Jumlah pemesanan (Q) (3.1) 2. Reorder Point (ROP) (3.2) 3. Safety stock (SS) (3.3) 5
6 4. Total cost (TC) Tabel 3.4 Perhitungan kebijakan pengendalian material (3.4) Untuk menentukan parameter kebijakan pengendalian persediaan seperti jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali, safety stock, dan total cost masing masing item, dibutuhkan variabel variabel yang relevan seperti jumlah permintaan, serta lead time yang diperlukan. Tabel 3.3 Variabel pendukung parameter kebijakan pengendalian material Tabel 3.4 Perhitungan kebijakan pengendalian material (lanjutan) Tabel 3.3 menunjukkan variabel yang terkait dengan perhitungan parameter kebijakan persediaan MRO, yakni terdiri dari servicel level, nilai z, nilai E z, lead time, dan MAD (Mean Absolute Deviation). Dengan menggunakan persamaan dengan pendekatan EOQ serta variabel pendukung perhitungan parameter kebijakan persediaan, diperoleh hasil sesuai tabel 3.4 berikut. Dari hasil pengolahan terhadap 15 material persediaan MRO pada Tabel 3.4. diperoleh nilai carrying cost yang yang berbeda beda pada setiap item material persediaan untuk persentase nilai carrying cost sebesar 24% dikalikan dengan harga per unit material. Hal yang sama berlaku pada procurement cost dengan nilai yang berbeda beda dengan angka pengali sebesar 13,38%. Tabel 3.4 Perhitungan kebijakan pengendalian material (lanjutan) 3.5 Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo untuk material persediaan MRO ini menggunakan 6 skenario berikut : 6
7 - Skenario 1 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti (uncertain), permintaan meningkat 10%, serta tanpa safety lead time - Skenario 2 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti (uncertain), permintaan, meningkat 10%, serta dengan safety lead time - Skenario 3 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti atau (uncertain), permintaan 20%, serta tanpa safety lead time - Skenario 4 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti (uncertain), permintaan, meningkat 20%, dengan safety lead time - Skenario 5 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti (uncertain), permintaan menurun 10%, serta tanpa safety lead time - Skenario 6 : Permintaan sebagai variabel yang tidak pasti (uncertain), permintaan, menurun 10%, serta dengan safety lead time Penambahan safety lead time merupakan antisipasi jika terjadi keterlambatan atau terdapat masalah dalam pengiriman barang. Safety lead time tersebut diperoleh melalui standar deviasi dari lead time masing masing barang tersebut, sehingga dalam hal ini, masing masing item material persediaan MRO memiliki nilai safety lead time yang berbeda beda. Simulasi Monte Carlo ini memberikan proyeksi atas kebijakan pengendalian persediaan, dan hasilnya merupakan parameter kebijakan pengendalian persediaan tersebut berupa jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali (ROP) dan total biaya persediaan. Dalam menentukan variabel yang tidak pasti (uncertain), maka perlu diketahui terlebih dahulu, probabilitas distribusi data historis tersebut baik variabel permintaan maupun lead time. Tahap ini menggunakan bantuan software Promodel StatFit Gambar 4.1 Fitting distribusi Oil Hydr Aqualink 300F Houghton dengan StatFit 4. Analisis 4.1 Analisis Penentuan Kebijakan Pengendalian Material Persediaan Hasil dari perhitungan kebijakan pengendalian persediaan antara kondisi keadaan yang ada pada saat ini (existing condition) dapat dilihat pada Tabel 4.1. Untuk hasil perhitungan kebijakan pengendalian persediaan menggunakan continuous review system dapat dilihat pada Tabel 4.2. Service level untuk kebijakan pengendalian persediaan perusahaan untuk keadaan saat ini adalah memiliki nilai yang sama untuk seluruh material sebesar 98,21%, serta tidak ada penentuan secara terperinci dan spesifik berkaitan dengan penghitungan service level untuk masing masing persediaan tersebut. Jika melihat dilihat dari Tabel 4.1, terdapat penurunan biaya total persediaan antara kebijakan pengendalian persediaan saat ini dengan kebijakan pengendalian persediaan yang baru dengan metode continuous review system Tabel 4.1 Hasil perhitungan kebijakan inventory pada existing condition 7
8 Tabel 4.2 Hasil perhitungan kebijakan inventory dengan continuous review system Untuk biaya total persediaan antara kebijakan pengendalian persediaan saat ini dengan kebijakan pengendalian persediaan yang baru dengan metode continuous review system, terjadi penurunan nilai yang beragam, persentase penurunan tersebut berkisar antara 9 84 % untuk setiap material, sedangkan untuk keseluruhan biaya persediaan persentase penurunan mencapai 31 %, yaitu dari USD menjadi USD per tahunnya. Kebijakan pengendalian persediaan tidak terlepas dari nilai pada empat variabel yang ada yaitu kuantitas jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali (ROP), safety stock. Kebijakan baru dengan metode continuous review system memberikan pengaruh dengan tetap memperhitungkan pula safety stock dan titik pemesanan kembali (ROP) untuk masing masing material penelitian ini, terdapat dua variabel yang merupakan variabel tidak pasti, yaitu permintaan (demand) dari material persediaan dan lead time, sebagai assumption pada software Crystal Ball untuk mengetahui perubahan parameter parameter kebijakan yang dihasilkan. Hasil dari simulasi Monte Carlo ini memperlihatkan penurunan biaya total persediaan dari hasil biaya persediaan dari kebijakan pengendalian material persediaan continuous review system dengan adanya perubahan perubahan melalui peningkatan demand dan adanya safety lead time. Tabel 4.3 Total biaya persediaan pada perusahaan (kondisi saat ini) Tabel 4.4 Total biaya persediaan dengan menggunakan Simulasi Monte Carlo 4.2 Analisis Simulasi Monte Carlo Dalam memproyeksikan kebijakan pengendalian material persediaan MRO, maka perlu dilakukan simulasi yang dapat menampilkan proyeksi keadaan yang akan terjadi pada kemudian hari. Software Crystal Ball merupakan tool yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut. Untuk dapat melihat hasil Simulasi Monte Carlo tersebut, maka dibutuhkan input yang berupa random number dan asumsi yang berupa nilai nilai yang memiliki rentang yang tidak pasti (uncertainity). Dalam 8
9 Pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dapat dilihat perbandingan total biaya persediaan antara kondisi awal perusahaan, dengan kondisi jika terjadi peningkatan permintaan material 10% dan 20% untuk keempat skenario. Untuk peningkatan kebutuhan material sebesar 10%, terjadi penurunan biaya persediaan dari masing masing material persediaan antara 3% - 83%, dan penurunan grand total biaya persediaan sebesar 30% dari USD 169,486 menjadi USD 117,915. Sedangkan untuk peningkatan permintaan material sebesar 20%, dihasilkan penurunan biaya persediaan dari masing masing material persediaan berkisar antara 14% - 83%, dan penurunan grand total biaya persediaan keseluruhan sebesar 26%, dari USD pada total biaya persediaan semula menjadi USD Gambar 4.2 Grafik perbandingan total biaya persediaan Gambar 4.2 menunjukkan grafik perbandingan total biaya persediaan, kondisi awal dengan kondisi adanya safety lead time dan tanpa safety lead time. Kondisi awal, memperlihatkan total biaya persediaan pada kisaran kenaikan permintaan antara 10% dan 20%. Gambar 4.3 menunjukkan grafik penurunan biaya persediaan, untuk permintaan 10% ditunjukkan pada skenario 1 dan skenario 2. Gambar 4.3 Grafik penurunan biaya persediaan Untuk skenario 1, merupakan skenario dengan memasukkan unsur safety lead time dan skenario 2 tanpa safety lead time. Untuk permintaan 20% ditunjukkan pada skenario 3 dan skenario 4. Untuk skenario 3 merupakan skenario dengan memasukkan unsur safety lead time dan skenario 4 tanpa adanya safety lead time. Skenario 1 dengan safety lead time persentase penurunan biaya persediaan sebesar 30%, dan skenario 2 tanpa adanya unsur safety lead time dengan persentase penurunan biaya persediaan sebesar 14%, kedua skenario tersebut merupakan kenaikan permintaan sebesar 10%. Skenario 3 dengan safety lead time persentase penurunan biaya persediaan 26%, dan skenario 4 tanpa adanya unsur safety lead time dengan persentase penurunan biaya sebesar 8%. 4.3 Analisis Sensitivitas Dengan analisis sensitivitas ini, bisa dilihat hasil kebijakan pengendalian persediaan berupa jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali (ROP), safety stock, dan biaya persediaan jika terdapat perubahan perubahan pada variabel input. Melalui empat skenario berbeda dalam Simulasi Monte Carlo, maka parameter parameter kebijakan pengendalian persediaan tersebut sensitif terhadap perubahan pada : 1. Kenaikan demand tanpa adanya safety lead time 2. Kenaikan demand dengan adanya safety lead time 9
10 3. Penurunan demand dengan adanya safety lead time 4. Penurunan demand tanpa adanya safety lead time Tabel 4.5 Total biaya persediaan pada perusahaan (existing condition) Tabel 4.6 Total biaya persediaan dengan menggunakan Simulasi Monte Carlo untuk penurunan permintaan 10% 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data material persediaan MRO pada salah satu perusahaan kontraktor migas, didapat hasil berikut: 1. Kebijakan persediaan MRO menggunakan Metode Continuous Review System dengan parameter parameter jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali (ROP), dan safety stock akan dapat menjamin ketersediaan material persediaan dan total cost yang minimum untuk setiap item material persediaan 2. Penentuan kebijakan persediaan MRO, menurunkan total biaya persediaan dari USD 166,562 untuk total biaya persediaan perusahaan saat ini, menjadi USD 115,249 untuk kebijakan Continuous Review System, atau penghematan sebesar USD 51,313 atau 31% per tahun 3. Kebijakan persediaan dengan Continuous Review System dapat menurunkan total biaya persediaan untuk kondisi sbagai berikut : - Peningkatan permintaan MRO 10%, dan tanpa safety lead time. - Peningkatan permintaan MRO sebesar 20% dan penambahan variabel safety lead time. - Peningkatan permintaan MRO sebesar 10% dan penambahan variabel safety lead time. - Peningkatan permintaan MRO sebesar 20%. Referensi Aquilano, Chase, Jacobs. (2004). Operations & Supply Management. New York: McGraw-Hill/Irwin. Arnold, J. R., Tony, Chapman, Stephen, N. (2004). Introduction to Materials Management (5 th ed). New Jersey : Pearson Prentice Hall Ballou, Ronald, H. (1992). Business Logistics Management (3 rd ed). Englewood Cliffs : Prentice Hall, Inc. 10
11 Chopra, Sunil, Meindl, P. (2001). Supply Chain Management : Strategy, Planning and Operation. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Cui, Liu., Zhao, Yiqing., Zhang, Linlin. (2011). Analysis on Inventory Management Model of a Large Mining Group. Energy Procedia 13, Donald, W., Dobler, David, N., Burt, Lamar, Lee, JR. (1990). Purchasing and Materials Management : Text and Cases. Singapore : McGraw Hill, Inc. Jiao, Shufeng, Shaojie, Du. (2010). Modeling for Random Inventory System Based on Monte Carlo Theory and Its Simulation. Third International Symposium on Information Science and Engineering /10 IEEE Computer Society. Marcikik, Aleksandra, Boris, Radovanov. (2010). Simulation In Inventory Management. International Cross- Industry Journal Porras, Eric, Dekker, Rommert. (2007). An Inventory control system for spare parts at a refinery : An empirical comparison of different re-order point methods. European Journal of Operational Research 184, Schroeder, Roger, G. (2008). Operations Management (4 th Ed). New York : McGraw-Hill Companies Inc. Tersine, J., Richard. (1994). Principles of Inventory and Materials Management. New Jersey : PTR Prentice Hall. Thomopoulos, Nick, T. (2006). Supplier Lateness, Service Level and Safety Time. Journal of Research in Engineering and Technology Vol. 2 No. 4. Zambawa, Jacek, & Bozena, Mielczarek. (2007). Journal Tools of Monte Carlo Simulation in Inventory Management System. In Proceedings of 21 st European Conference on Modelling and Simulation. 11
Penentuan Kebijakan Persediaan Spare Parts pada Perusahaan Migas dengan Pendekatan Simulasi Monte Carlo
Penentuan Kebijakan Persediaan Spare Parts pada Perusahaan Migas dengan Pendekatan Simulasi Monte Carlo Sayyidan Fatchur Rochman, Yadrifil Teknik Industri Fakultas Teknik Abstrak Material MRO merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Persediaan merupakan penyimpanan dari setiap item atau sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi 1. Dalam pengertian lain bahwa inventory merupakan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA
PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi
Lebih terperinciJAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA
JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI 2509100112 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA Gambaran PT. X 5% bentuk pakan 30% tepung/kon sentrat
Lebih terperinciPERBAIKAN SETTING PARAMETER PERSEDIAAN SUKU CADANG DENGAN PENDEKATAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi kasus di Chevron Indonesia Company)
Program tudi MMT-IT, urabaya 0 Juli 06 PERBAIKAN ETTING PARAMETER PEREDIAAN UKU CADANG DENGAN PENDEKATAN IMULAI MONTE CARLO (tudi kasus di Chevron Indonesia Company) Edi Triono ) dan I Nyoman Pujawan )
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK
PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya
Lebih terperinciPENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia)
PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia) DETERMINATION ORDER POLICY SKINCARE AND PLASTER PRODUCT VENDOR MANAGED
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) Diana Safitri Yulianti, I Nyoman Pudjawan Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto
Lebih terperinciPERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA
Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,
Lebih terperinciPerbaikan Sistem Pergudangan di PT. X
Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Otto Pratama 1, I Gede Agus Widyadana 2 ABSTRACT: This paper anlayze PT X warehouse system since some problems that are faced by the company such as full capacity
Lebih terperinciHasil Simulasi Monte Carlo Material di Kuadran II
Hasil Simulasi Monte Carlo di Kuadran II Hasil Simulasi Monte Carlo di Kuadran II a. Alternatif 1 : Dengan nilai s = 92, S= 154 dan Total cost = Rp 145.641.597 b. Alternatif 2 : Dengan nilai s = 99 dan
Lebih terperinciPENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT
PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan
Lebih terperinciANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR
ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis
5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis dan bahan baku kain memiliki permintaan yang berfluktuatif baik dari PE Setting 1, PE Setting 21, PE Setting
Lebih terperinciOPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK
OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu kerja manusia, khususnya sebagai media pengolah
Lebih terperinciPEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI
PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI 1209100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA
ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan
Lebih terperinciANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN ATK REGULAR PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA PERIODE
ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN ATK REGULAR PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA PERIODE 2011-2012 Angeline Williany BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah 30 31 3.1.Tahap Identifikasi dan Pendahuluan Tahap identifikasi dan pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Akomodasi Ketidakpastian Asumsi Model
Lebih terperinciMETODE PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL YANG OPTIMAL PADA PT. PSE
METODE PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL YANG OPTIMAL PADA PT. PSE Siti Nur Fadlillah 1 ; Andreas 2 ; Zahedi 3 1, 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciManajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT
PENGENDALIAN PERSEDIAAN Oleh : 1 Introduction Definisi Persediaan Aliran dan Stock dari Persediaan 2 Proses Aliran Material Proses Produksi Work in process Work in process Work in process Work in process
Lebih terperinciManajemen Operasi. Manajemen Persediaan.
Manajemen Operasi Manajemen Persediaan budi.harsanto@gmail.com PENTINGnya Persediaan Melibatkan dana/modal yg sangat besar Berpengaruh pd MO, MP, MK Darah The Material Flow Cycle Tujuan Menyediakan persediaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN CIRCUIT BREAKER DENGAN KEBIJAKAN CAN- ORDER (STUDI KASUS : PT. E-T-A INDONESIA)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN CIRCUIT BREAKER DENGAN KEBIJAKAN CAN- ORDER (STUDI KASUS : PT. E-T-A INDONESIA) Linda Fransiska 2507.100.022 Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Latar Belakang (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Tri Wahyu Ningsih 1, Achmad Bahauddin 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA Christianto¹ dan Harry Indra² Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan-Jakarta Barat, 021-5345830
Lebih terperinciANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)
ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) Kartika Aprilia Benhardy, Rudi Aryanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah
Lebih terperinciKebijakan Persediaan Suku Cadang Pesawat Terbang untuk Mendukung Kegiatan Maintenance di PT GMF Aero Asia dengan Menggunakan Metode Continuous Review
Kebijakan Persediaan Suku Cadang Pesawat Terbang untuk Mendukung Kegiatan Maintenance di PT GMF Aero Asia dengan Menggunakan Metode Continuous Review Azizah Aisyati Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciSistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,
Lebih terperinciPenelitian TUGAS AKHIR
LOGO Penelitian TUGAS AKHIR PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN MENGGUNAKAN CAN-ORDERING POLICY STUDI KASUS : PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK Irfan Ardiana Putra 2506100055 Dosen Pembimbing : Prof.
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT Prita Meilanitasari 1), Iwan Vanany 2), dan Erwin Widodo 3) 1) Logistik dan Manajemen Rantai Pasok, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di PT Inktech Indahmulya) *M. Arif Rahman, *Yeni Kustiyahningsih,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) Denny Satrya Putra 1411406226 Program Studi Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL
PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dizaman industri semakin maju dan berkembang serta diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 menurut
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA Siti Nur Fadlillah A. 1 ABSTRACT Inventory system is one of the essential managerial functions because most of companies
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan atau Inventori Persediaan merupakan kumpulan beberapa jenis barang atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi. Sistem inventori mengatur kebijakan dan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR Arif Tanuwijoyo Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika arif_tanuwijoyo@hotmail.co.id Siti Rahayu, S.E., M.M. Manajemen/Fakultas
Lebih terperinciKebijakan Persediaan Suku Cadang Pesawat Terbang untuk Mendukung Kegiatan Maintenance di PT GMF Aero Asia dengan Menggunakan Metode Continuous Review
Kebijakan Persediaan Suku Pesawat Terbang untuk Mendukung Kegiatan Maintenance di PT GMF Aero Asia dengan Menggunakan Metode Continuous Review Azizah Aisyati Lab. Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA
Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciInventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017
Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *
RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI
INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga
Lebih terperinciPERBAIKAN PROSES PEMESANAN BARANG KE HEAD OFFICE UNTUK MENGURANGI KETERLAMBATAN PEMENUHAN PESANAN DARI PELANGGAN
PERBAIKAN PROSES PEMESANAN BARANG KE HEAD OFFICE UNTUK MENGURANGI KETERLAMBATAN PEMENUHAN PESANAN DARI PELANGGAN Darmawan Wangsadiharja 1, dan I Nyoman Pujawan 2 1 MMT-ITS, Surabaya, Indonesia darmawan.huang@gmail.com
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen
Lebih terperinciPenentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product
Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTugas Akhir. Perencanaan dan Penentuan Inventory Untuk Meningkatkan. Efisiensi dan Service Level Pada Perusahaan Industrial Distributor PT.
Tugas Akhir Perencanaan dan Penentuan Inventory Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Service Level Pada Perusahaan Industrial Distributor PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE CROSTON DALAM FIXED TIME PERIOD WITH SAFETY STOCK
PENGGUNAAN METODE CROSTON DALAM FIXED TIME PERIOD WITH SAFETY STOCK Enny Widawati 1, Isti Surjandari 2, Amar Rachman 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.
47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah
Lebih terperinci#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN SUKU CADANG HYDRAULIC OIL FILTER KOMATSU DI PT KOMATSU MARKETING AND SUPPORT INDONESIA
ANALISIS PERAMALAN SUKU CADANG HYDRAULIC OIL FILTER KOMATSU DI PT KOMATSU MARKETING AND SUPPORT INDONESIA NAMA MAHASISWA : Galih Trisno Saputra Instansi : -- Alamat : -- Telp : -- Email Penulis : galihtrisno@ymail.com
Lebih terperinciPerencanaan Jumlah Pembelian Bahan Baku Kimia di CV. Prima Maju Jaya dengan Mempertimbangkan Fluktuasi Harga
Jurnal Titra, Vol. 4, No. 1, Januari 2016, pp. 63-68 Perencanaan Jumlah Pembelian Bahan Baku Kimia di CV. Prima Maju Jaya dengan Mempertimbangkan Fluktuasi Harga Veronica Salim 1, Tanti Octavia 2 Abstract:
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan
Lebih terperinciKata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. X Indra Dwiharto, Moses L. Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciPenjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia
Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES
Perjanjian No. III/LPPM/2017-01/19-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Disusun oleh: Y.M. Kinley Aritonang,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)
PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada
Lebih terperinciSriyanto, Heru Prastawa dan Prudensy F. Opit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
B-13-1 EVALUASI KEBIJAKAN PEMESANAN DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF MODEL PEMESANAN SUKU CADANG BERDASARKAN KRITERIA BIAYA (Studi Kasus di PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Sidoarjo) Sriyanto, Heru Prastawa
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT
PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Dian Ratu Pritama Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang
Lebih terperinciAPLIKASI SIMULASI UNTUK PERAMALAN PERMINTAAN DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN YANG BERSIFAT PROBABILISTIK
APLIKASI SIMULASI UNTUK PERAMALAN PERMINTAAN DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN YANG BERSIFAT PROBABILISTIK Bambang Sugiharto 1 ABSTRACT One of the important aspect on plan and production control is the management
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Divisi Industri Teknik Karet PT. Agronesia merupakan perusahaan yang bergerak bidang industri yang dapat memproduksi berbagai jenis barang teknik. Perusahaan ini menggunakan dua metode produksi,
Lebih terperinciAplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity
Aplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity Christian Edwin 1, Tiur Gantini 2 1 Jurusan S1 Teknik Informatika, 2 Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi,
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR
ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR Bayum Pacsi Pataddungi, Andi Pawennari, Nurul Chairany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinci#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciAnalisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat penulis kemukakan sebagai kesimpulan, antara
Lebih terperinciANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA
ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management
MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB III MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciBAB6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis persediaan bahan bal'u dengan model kuantitas pembelian yang optimal (EOQ) didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA
ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com
Lebih terperinci