BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah"

Transkripsi

1 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah penelitian, eksistensi kawasan wisata Danau Lido, pendapat masyarakat mengenai eksistensi kawasan wisata Danau Lido, serta diskusi dan pembahasan. Kondisi geografis daerah penelitian mencakup di dalamnya letak dan lokasi, iklim, penggunaan lahan daerah penelitian. Kondisi sosial daerah penelitian membahas mengenai jumlah dan kepadatan penduduk, komposisis penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio, komposisi penduduk berdasarkan tingkat usia, komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Selain itu, eksistensi kawasan wisata Danau Lido membahas mengenai sejarh singkat Danau Lido, dan unsur-unsur atraksi yang termasuk di dalamnya atraksi yang dapat dilihat di Danau Lido, aktivitas yang dapat dilakukan di Danau Lido, sesuatu yang dapat dibeli, fasilitas wisata, aksesibilitas, profil wisatawan, dan identitas penduduk. A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Danau Lido berjarak kurang lebih 21 km dari Kota Bogor atau 65 km dari Jakarta, Kawasan ini Secara Astronomis terletak pada garis lintang

2 LS dan garis bujur BT. Tempat ini letaknya di pinggir Jalan Raya Sukabumi Bogor, tepatnya di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Jalur Sukabumi-Bogor merupakan akses penghubung transportasi utama bagi mobilitas wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata Danau Lido. Bagi yang akan bepergian ke Sukabumi ataupun ke Bogor pasti melewati jalur kawasan wisata ini. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah timur Sebelah barat Sebelah selatan : Desa Ciburuy : Kecamatan Caringin : Desa Cigombong : Desa Benda Danau Lido sendiri terletak diantara Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango pada ketinggian ± 650 meter di atas permukaan laut, dengan luas 36,1 hektar yang memiliki hawa sejuk dan panorama yang indah. Danau lido akan menjadi tempat wisata yang strategis karena letaknya yang berada langsung dipinggir jalan utama. 2. Iklim Iklim merupakan keadaan rata-rata kondisi atmosfer dalam jangka waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas, sangat berpengaruh terhadap karakter objek wisata dan kegiatan wisata. Unsur-unsur iklim dikawasan wisata Lido memiliki Kelembaban udara ±40% dengan suhu rata-rata 26 o C dan curah

3 39 hujan rata-rata mm hingga mm per-tahun pada ketinggian ± 650 meter di atas permukaan laut.

4 40 Berdasarkan klasifikasi iklim sistem Junghuhn dalam Rafi i (1995: ), Junghuhn telah membagi zonefikasi iklim daerah tropis khususnya untuk Pulau Jawa kedalam lima zone iklim berdasarkan ketinggian. Berdasarkan kklasifikasi iklim sistem Junghuhn, Danau Lido yang memiliki unsur-unsur iklim seperti yang telah disebutkan di atas, termasuk kedalam zone panas. Kondisi ini relatif karena Danau Lido terletak di daerah dataran rendah. Namun, karena memiliki panorama alam dan berhawa lebih sejuk dari wilayah seperti Jakarta, Bekasi dan sekitarnya, sehingga Danau Lido tetap menjadi alternatif tempat berwisata dan berlibur bagi wisatawan. 3. Penggunaan lahan Secara garis besar, penggunaan lahan di daerah penelitian berdasarkan data monografi desa Wates Jaya tahun 2008, dibedakan atas pemukiman penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan, tanah kosong, dan semak belukar.

5 41

6 42 B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian 1. Jumlah dan kepadatan penduduk Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, penduduk Desa Wates Jaya pada tahun 2008 berjumlah jiwa. Penggolongan kepadatan penduduk menurut Marsidi (1990: 60) dibagi menjadi empat kelompok. Desa Wates Jaya yang mempunyai jumlah penduduk jiwa dengan luas wilayah desa hektar, termasuk kedalam kelompok desa kurang padat, yaitu dengan kepadatan penduduk 7 jiwa/hektar. 2. Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, jumlah penduduk laki-laki di desa ini adalah jiwa, sedangkan penduduk perempuan di desa ini adalah jiwa. Adapun pengelompokkan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Wates Jaya, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Desa wates Jaya berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008 No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase(%) 1. Laki-laki ,5 2. Perempuan ,5 Jumlah Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008 Dari data di atas dapat diketahui bahwa Sex Ratio Desa Wates Jaya yaitu terdapat 106 penduduk laki-laki tiap 100 penduduk perempuan. Sehingga dapat diartikan bahwa penduduk laki-laki ini merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat dikembangkan sebagai pendukung perkembangan daerah.

7 3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Usia Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi desa Wates Jaya tahun 2008, penduduk usia sekolah (5-9 tahun) mendominasi di desa Wates Jaya. Disusul kemudian oleh penduduk usia produktif (10-41 tahun), penduduk usia ini mempunyai produktivitas kerja. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian usia dapat dilihat pada tabel 4. 2 di bawah ini. Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat Usia Tahun 2008 No Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) tahun tahun , tahun , tahun , tahun 541 7, tahun 380 5, tahun 473 6, tahun 424 5, tahun 468 6, tahun 426 5, tahun 396 5,4 12. >55 tahun ,1 Jumlah Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Berdasarkan data monografi desa Wates Jaya tahun 2008 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Wates Jaya didominasi oleh karyawan baik itu karyawan pemerintah maupun karyawan swasta. Selain itu pengrajin industri rumah tangga dan buruh tani di posisi selanjutnya yang

8 44 mendominasi mata pencaharian di Desa Wates Jaya. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4. 3 di bawah ini. No Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008 Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Petani Buruh tani PNS Pengrajin industri rumah tangga Pedagang keliling Peternak Karyawan TNI/POLRI Pensiunan 20 3 Jumlah Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008 Hampir setengahnya penduduk Desa Wates Jaya bermata pencaharian karyawan. Hal ini dikarenakan terdapat pabrik-pabrik swasta di Desa tetangga sehingga banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya di sektor industri. 5. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditentukan melalui pendidikan karena melalui pendidikan manusia dapat menyerap informasi dan pengetahuan yang lebih banyak. Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi merupakan potensi sumber daya yang potensial dalam mengelola sumberdaya alam yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, tingkat pendidikan penduduk Desa Wates Jaya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

9 45 Tabel 4.4 Komposisi Pnduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008 No. Tingkat pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Belum sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Diploma Tamat Sarjana Tidak Sekolah Tidak Tamat Sekolah Jumlah Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008 Berdasarkan tabel di atas sapat diketahui bahwa penduduk Desa Wates Jaya sebagian kecil tamat SMP. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Desa Wates Jaya masih rendah, sehingga akan menjadi hambatan dalam pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan oleh pemerintah terutama melalui pendidikan. C. Keberadaan Objek Wisata Danau Lido 1. Sejarah Singkat Danau Lido Danau Lido memiliki nilai sejarah karena keberadaannya sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda. Ketika itu pada tahun 1800-an, saat Belanda membangun Jalan Raya Bogor-Sukabumi, mereka mencari tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan. Sekitar 1898 tahun, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van De Bosch memanfaatkan daerah tersebut menjadi danau, yang dibuat secara

10 46 manual oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan bahan-bahan seperti ijuk, batu, dan pasir sebagai pondasi. Teknik pengerjaannya menggunakan sistem pacen yang dikerjakan silih berganti siang malam. Danau Lido sendiri adalah danau yang letaknya di lembah Cijeruk dan Cigombong. Danau Lido merupakan danau buatan yang mendapat masukan air dari beberapa aliran sungai, seperti: Ci Letuh, Ci Keting, Pereng dan rembesanrembesan air dari areal perkebunan Pondok Gede, Cigombong, Bogor. Lokasi tersebut awalnya berupa daerah genangan atau rawa yang banyak ditumbuhi alang-alang dan tumbuhan. Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Selanjutnya danau tersebut dimanfaatkan oleh Van De Bosch untuk memenuhi kebutuhan air area Perkebunan Maskapai Cultur Pondok Gedeh yang luasnya sekitar hektar di kaki Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Pada tahun daerah tersebut dikuasai oleh Jepang kemudian terjadi pengambil alih kekuasaan oleh komite nasional Indonesia Pada tahun dan digunakan sebagai markas TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada saat proklamasi 17 agustus 1946, Lido sempat berganti nama menjadi Lido Megawati yang digunakan sebagai tempat peristirahatan Bung Karno. Selanjutnya Lido mengalami berbagai pergantian kepemilikan. Pada tahun 1993, kawasan ini di kembangkan oleh PT. PAP (Perkembangan Agrowisata Prima). 2. Unsur-unsur Atraksi Wisata Suatu objek wisata harus memperhatikan potensi wisata dan unsur

11 47 unsur yang berkenaan dengan lokasinya harus terpenuhi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah what to see (apa yang dapat dilihat), what to do (apa yang dapat dilakukan), what to buy (apa yang dapat dibeli sebagai oleh-oleh/cinderamata). a. Atraksi Wisata yang dapat dilihat (What to see) di Danau Lido Atraksi wisata merupakan salah satu unsur utama wisatawan melakukan kegiatan wisata. Dalam melakukan kegiatan wisata wisatawan tentunya memerlukan sesuatu yang baru di tempat wisata yang dikunjunginya. Untuk dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan atraksi itu harus dalam keadaan baik dan menarik untuk dilihat sehingga wisatawan merasa betah di lokasi wisata yang dikunjunginya. Adapun atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido meliputi panorama alam, keindahan danau, peninggalan sejarah berupa meriam perang, serta panggung hiburan/taman parahyangan Gambar 4.3 Panorama alam dan keindahan Danau Lido b. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan (What to do) di Danau Lido Aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan di Danau Lido memiliki peranan yang sangat penting karena semakin banyak dan beranekaragam aktivitas

12 48 yang dapat dilakukan di tempat wisata, maka wisatawan akan semakin lama tinggal di objek wisata. Adapun aktivitas wisata yang dapat dilakukan di objek wisata Danau Lido dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Aktivitas Wisata yang dapat Dilakukan Wisatawan selama Berada di Lokasi Objek wisata No. Atraksi Wisata Frekuensi Persentase (%) 1. Menikmati pemandangan 53 53,0 2. Berjalan-jalan 34 34,0 3. Memancing 1 1,0 4. Berperahu 12 12,0 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata Danau Lido cukup beragam. Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan dapat berupa menikmati pemandangan, berjalan-jalan, memancing, dan berperahu. Selain itu ada kegiatan baru yang hanya ada pada saat libur akhir pecan atau libur panjang yaitu flying fox melintasi danau. Dari data tersebut sebagian besar aktivitas yang dilakukan wisatawan adalah menikmati pemandangan. Hal ini dikarenakan Danau Lido memiliki keindahan alam yang tidak kalah indah dengan objek wisata lain yang ada di Indonesia. c. Sesuatu yang dapat dibeli (What to buy) di Sekitar Danau Lido Wisatawan akan sangat bangga dan berkesan apabila memiliki barang atau oleh-oleh dari tempat yang dikunjunginya. Oleh-oleh tersebut dapat berupa cinderamata, souvenir, maupun makanan khas daerah setempat.

13 49 Tabel 4.6 Keragaman Cinderamata Yang Dapat Diperoleh Wisatawan No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Beragam 1 1,0 2. Beragam 1 1,0 3. Cukup Beragam 4 4,0 4. Kurang Beragam 71 71,0 5. Tidak Beragam 24 24,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar cinderamata di lokasi objek wisata Danau Lido kurang beragam. Hal ini akan mengecewakan bagi wisatawan yang ingin membawa cinderamata dari objek wisata Danau Lido karena tidak tersedianya keberagaman cinderamata khas Danau Lido. Hal tersebut perlu mendapat perhatian pihak pengelola agar lebih memperhatikan masalah oleh-oleh khas/cinderamata Danau Lido. Gambar 4.4 Cinderamata di Danau Lido Jenis cinderamata yang terdapat di Danau Lido berupa gelang tangan, boneka, tas handphone dan lain-lain. Namun sayangnya cinderamata tersebut bukan merupakan cinderamata khas Danau Lido, cinderamata tersebut dapat ditemukan di objek wisata lainnya selain Danau Lido. Selain souvenir dan

14 50 cinderamata yang menjadi oleh-oleh, makanan daerah setempat pun menjadi pilihan lainnya sebagai oleh-oleh. Tabel 4.7 Kekhasan Makanan Yang Dapat Diperoleh Wisatawan No. Kriteria Frekuensi Persentase(%) 1. Sangat Khas 3 3,0 2. Khas 26 26,0 3. Cukup Khas 54 54,0 4. Kurang Khas 17 17,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar makanan yang berada di sekitar lokasi objek wisata Danau Lido cukup khas dan diminati oleh wisatawan. Gambar 4.5 Makanan khas yang ada di objek wisata Danau Lido

15

16 52 d. Fasilitas Wisata Fasilitas wisata merupakan suatu syarat berkembangnya objek wisata. Fasilitas wisata yang berupa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata sangat diperlukan oleh wisatawan guna memenuhi kebutuhan wisatawan selama mereka mengunjungi tempat wisata, sehingga wisatawan akan merasa nyaman dan betah tinggal lebih lama di tempat wisata. Fasilitas tersebut haruslah memenuhi semua kebutuhan wisatawan. Selain dapat memenuhi kebutuhan wisatawan, fasilitas wisatapun harus dijaga kualitasnya seperti kebersihan dan tingkat pencapaiannya, Adapun sarana dan prasarana pariwisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido sebagai berikut: 1. Sarana Akomodasi Sarana akomodasi merupakan sarana pokok dalam kegiatan wisata. Sarana akomodasi yang terdapat di dalam kolasi danau Lido adalah Cottage dan Hotel Lido Lake. Tabel 4.8 Sarana Akomodasi di Sekitar Objek Wisata Danau Lido No Jenis Penginapan Frekuensi Persentase (%) 1. Hotel 1 6,7 2. Cottage 14 93,3 Jumlah Berdasarkan tabel di atas, sarana akomodasi Cottage yang hampir seluruhnya dapat kita jumpai di dalam lokasi Danau Lido. Selain itu Cottage ini pun memiliki nilai sejarah karena keberadaanya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno Cottage

17 53 ini sering digunakan oleh Presiden Soekarno jika sedang berkunjung ke daerah Bogor. Gambar 4.6 Sarana Akomodasi (Hotel Lido Lake dan Cottage) di Objek Wisata Danau Lido 2. Sarana Catering Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman wisatawan, tersedia restoran di dalam lokasi objek wisata. Terdapat juga kios-kios makanan dan minuman yang menawarkan berbagai macam makanan baik makanan berat maupun ringan. Selain itu, terdapat pula restoran dan rumah makan yang berada di luar lokasi objek wisata. Adapun sarana catering yang terdapat di sekitar objek wisata Danau Lido sebagai berikut: Tabel 4.9 Sarana Catering di Sekitar Objek Wisata Danau Lido No. Jenis Sarana Catering Frekuensi Persentase (%) 1. Restoran 1 4,8 2. Rumah Makan 10 47,6 3. Kios di dalam Objek Wisata 10 47,6 Jumlah

18 54 Walaupun pihak pengelola telah menyediakan sarana catering di dalam lokasi objek wisata, akan tetapi sebagian besar wisatawan lebih menyukai untuk membawa makanan sendiri. Gambar 4.7 Sarana Catering di Objek Wisata Danau Lido 3. Sarana Olahraga Sarana olahraga merupakan sarana pelengkap dalam kegiatan wisata. Keberadaannya dapat menjadi nilai tambah suatu objek wisata. Selain menikmati keindahan alamnya, wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lain yang berhubungan dengan olahraga. Di dalam lokasi ini terdapat sarana olahraga berupa kolam renang dan lapangan tenis. Keberadaan sarana olahraga ini harus diperhayikan oleh pengelola sebagai daya tarik tambahan di dalam objek wisata Danau Lido.

19 55 Gambar 4.8 Sarana Olahraga di Danau Lido 4. Sarana Hiburan Sama halnya dengan sarana olahraga, sarana hiburan pun menjadi sarana pelengkap dalam kegiatan wisata. Sarana hiburan yang terdapat di objek wisata Danau Lido adalah berupa panggung hiburan/taman parahyangan yang dapat digunakan untuk pementasan ataupun pagelaran musik, baik musik pop maupun dangdut. Sejauh ini setiap minggunya khususnya hari minggu sering diadakan pementasan musik dangdut yang diadakan oleh pihak pengelola. Namun, jika ada pengunjung yang ingin mengadakan pagelaran pangelola pun menyewakan tempat tersebut. Hal ini perlu ditingkatkan agar wisatawan tidak merasa bosan di tempat wisata. Gambar 4.9 Sarana Hiburan Di Objek Wisata Danau Lido

20 56 5. Sarana Kebersihan Sarana kebersihan merupakan sarana yang cukup penting dalam kenyamanan dan kelangsungan kegiatan wisata. Sarana kebersihan yang terdapat di objek wisata Danau Lido berupa tempat sampah yang berjumlah ±10 buah yang ditempatkan dibeberapa titik keramaian hal ini untuk memudahkan wisatawan dalam membuang sampah sehingga tidak ada sampah yang berserakan dan mengganggu kenyamanan wisatawan. 6. Sarana Peribadatan Gambar 4.10 Sarana Kebersihan Di Objek Wisata Danau Lido Sarana peribadatan merupakan salah satu sarana penting yang harus ada di setiap objek wisata, karena wisatawan tetap tidak ingin meninggalkan kewajibannya dalam beribadah meski sedang berwisata. Oleh sebab itu sarana peribadatan harus menjadi perhatian dari pihak pengelola dalam pengembangannya. Sarana peribadatan yang terdapat di Danau Lido adalah satu buah mushola yang akan selalu penuh pada saat banyak pengunjung.

21 57 7. Sarana Toilet Umum Gambar 4.11 Sarana Peribadatan di Objek Wisata Danau Lido Sarana Toilet Umum yang terdapat di objek wisata Danau Lido berjumlah 2 buah. Sarana ini amat penting untuk kenyamanan wisatawan selama berada di lokasi objek wisata. Letak toilet ini sendiri sudah cukup strategis di dalam lokasi. 8. Sarana Parkir Gambar 4.12 Sarana Toilet di Objek Wisata Danau Lido Sarana parkir di Danau Lido dibagi menjadi dua, yaitu parkir mobil dan parkir motor sehingga tertib dalam pengaturan dan penempatannya. Area parkir di objek wisata Danau lido cukup luas sehingga dapat menampung puluhan mobil roda empat maupun bus.

22 58 9. Fasilitas Keamanan Gambar 4.13 Sarana Parkir di Objek Wisata Danau Lido Fasilitas keamanan diperlukan ada disetiap objek wisata sebagai langkah pengamanan jika sesuatu hal buruk terjadi seperti, pencurian. Fasilitas keamanan yang terdapat di objek wisata Danau Lido berjumlah dua buah. Penempatan fasilitas keamanan tersebut ditempatkan di depan pintu masuk menuju lokasi objek wisata. e. Aksesibilitas Gambar 4.14 Fasilitas Keamanan Yang Terdapat Di Objek Wisata Danau Lido Dalam melakukan suatu perjalanan wisata, wisatawan pasti menghendaki kenyaman dan kemudahan dalam menjangkau lokasi wisata, kemudahan dan kenyamanan ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti, kondisi jalan, alat

23 59 transportasi yang digunakan, waktu tempuh, biaya perjalanan dan tingkat pencapaian. 1. Kondisi Jalan Tabel 4.10 Kondisi Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata No. Kondisi Jalan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Baik 4 4,0 2. Baik 73 73,0 3. Cukup Baik 23 23,0 Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi jalan baik, dan sebagian kecil kondisi jalan cukup baik. Hal ini dikarenakan ada sebagian jalan yang berlubang karena sering dilalui juga oleh truk-truk pabrik dan truk pasir. Tabel 4.11 Tingkat Pencapaian Menuju Lokasi Objek Wisata No. Tingkat Pencapaian Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Mudah 15 15,0 2. Mudah 72 72,0 3. Cukup Mudah 13 13,0 Sumber: hasil Penelitian 2010 Tingkat pencapaian wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian besar merasa mudah. Hal ini dikarenakan letak Danau Lido yang berada tepat di pinngir jalan utama yang menghubungkan Kota Sukabumi dan Bogor. 2. Alat Transportasi Transportasi merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam hal ini transportasi digunakan oleh wisatawan untuk mencapai lokasi objek wisata. Transportasi dapat mempermudah wisatawan

24 60 untuk melakukan kegiatan wisata. Jenis dari alat transportasi ini dapat berupa mobil, motor, bus, sepeda, dan sebagainya. Terdapat beberapa alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi objek wisata Danau Lido. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, serta kendaraan carteran. Selain itu wisatawan dapat pula menggunakan angkutan umum, karena lokasinya yang strategis wisatawan akan dengan mudah menemukan kendaraan umum. Tabel 4.12 Kendaraan yang Digunakan Untuk Mencapai Lokasi Objek Wisata No. Jenis Kendaraan Frekuensi Persentasi (%) 1. Tidak menggunakan kendaraan 2 2,0 2. Kendaraan Pribadi 60 60,0 3. Kendaraan Umum 25 25,0 4. Kendaraan Rombongan/Carteran 13 13,0 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar wisatawan menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai objek wisata. Hal tersebut menurut wisatawan dikarenakan dengan menggunakan kendaraan pribadi perjalanan akan lebih nyaman. Dan hampir setengahnya wisatawan menggunakan kendaraan umum.

25 61 Tabel 4.13 Waktu Tempuh Menuju Lokasi Objek Wisata No. Waktu Tempuh Frekuensi Persentase (%) 1. <1jam 24 24, jam 59 59, jam 14 14,0 4. >6 jam 3 3,0 Waktu tempuh wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian besar 2-3 jam perjalanan. Hal ini berkaitan dengan asal wisatawan yang bertempat tinggal di luar Bogor seperti Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Sedangkan sebagian kecil waktu yang ditempuh wisatawan < 1 jam, tentu saja hal ini dikarenakan pula oleh asal wisatawan yang berdekatan dengan lokasi wisata. 3. Biaya Perjalanan Biaya perjalanan perlu direncanakan sejak awal agar kita tidak repot diakhirnya. Selain itu dengan mempersiapkan biaya perjalanan wisatawan pun berarti sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Tabel 4.14 Biaya Perjalanan yang dikeluarkan Untuk Mencapai lokasi Objek wisata No. Biaya Perjalanan Frekuensi Persentase (%) 1. <Rp ,0 2. Rp Rp ,0 3. >Rp ,0 Sumber: hasil Penelitian 2010 Biaya perjalanan yang dikeluarkan wisatawan setengahnya mengeluarkan biaya berkisar antara Rp Rp Hal ini dikarenakan wisatawan banyak yang menggunakan kendaraan pribadi dan berasal dari luar Bogor.

26 62 f. Profil Wisatawan Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata. Wisatawan berpengaruh terhadap berkembangnya suatu objek wisata, karena wisatawan merupakan sasaran utama suatu objek wisata. Jika wisatawan tidak merasakan kepuasan terhadap suatu objek wisata, maka objek wisata tersebut akan mengalami suatu kemunduran dan cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh wisatawan. Agar wisatawan merasa puas maka diperlukan adanya perkembangan. Berdasarkan penelitian pada fasilitas, aktivitas, dan daya tarik objek wisata, pada hakekatnya ditunjukkan agar menjadi daya tarik bagi wisatawan agar datang mengunjungi objek wisata, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan objek wisata. Data penelitian yang diambil dari wisatawan secara garis besaar adalah identitas wisatawan dan kesan wisatawan terhadap Objek Wisata Danau Lido. 1. Identitas Wisatawan Pertanyaan yang diajukan terdiri dari pertanyaan mengenai asal wisatawan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, mata pencaharian wisatawan, dan tingkat pendidikan. Tabel 4.15 Asal Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido No. Asal Wisatawan Frekuensi Persentase(%) 1. Bogor 25 25,0 2. Luar Kota Bogor 16 16,0 3. Luar Provinsi Jawa Barat 55 55,0 4. Luar Pulau Jawa 4 4,0

27 63 Berdasarkan penelitian, daerah asal wisatawan yang mengunjungi objek wisata Danau Lido sebagian besar berasal dari luar provinsi Jawa Barat, terutama dari Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya, karena jarak yang ditempuh hanya berkisar antara KM. Sedangkan hampir setengahnya wisatawan yang berasal dari Bogor. Hal ini dikarenakan lokasi wisata dengan daerah asal wisatawan. Sehingga faktor jarak berpengaruh dalam pemilihan lokasi wisata bagi wisatawan. Tabel 4.16 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Laki-laki 54 54,0 2. Perempuan 46 46,0 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah laki-laki dan hampir setengahnya adalah perempuan Hal ini dikarenakan laki-laki lebih membutuhkan rekreasi setelah disibukkan oleh pekerjaan. Tabel 4.17 Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1. Tamat SD Tamat SMP 4 4,0 3. Tamat SMA 65 65,0 4. Tamat Perguruan Tinggi 31 31,0

28 64 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berada pada kelompok yang memiliki pendidikan tamat SMA, kemudian hampir setengahnya perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pariwisata akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan, karena pengetahuan akan wisata berbeda bagi setiap orangnya. Tabel 4.18 Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang Berkunjung ke Objek Wisata danau lido No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1. PNS/TNI//POLRI 13 13,0 2. Pegawai swasta 40 40,0 3. Wiraswasta 47 47,0 Berdasarkan hasil penelitian wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido berdasarkan pekerjaan hampir setengahnya adalah wiraswasta. Hal ini dikarenakan intensitas dan jam kerja dari tiap-tiap pekerjaan berbeda-beda. Dan dari ketiga jenis pekerjaan diatas, yang memiliki banyak waktu luang sehingga dapat lebih melakukan kegiatan wisata ke Danau Lido adalah wiraswasta. Mereka memanfaatkan libur sekolah dan libur akhir pekan untuk datang mengunjungi Danau Lido. Tabel 4.19 Wisatawan Berdasarkan Pendapatan yang Berkunjung ke Objek wisata Danau Lido No. Pendapatan Frekuensi Persentase (%) 1. Rp Rp ,0 2. Rp Rp ,0 3. Rp Rp ,0

29 65 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berpendapatan Rp Rp Hal tersebut berkaitan pula dengan jenis pekerjaan dari wisatawan yang berkunjung ke Danau Lido. Pendapatan wisatawan dapat mempengaruhi lokasi objek wisata dan jenis wisata apa yang akan dilakukan oleh wisatawan. 2. Kesan mengenai Objek Wisata Yang Dikunjungi Tabel 4.20 Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan ke Lokasi Objek Wisata Danau lido No. Tujuan Kunjungan Frekuensi Persentase(%) 1. Bersenang-senang/rekreasi 95 95,0 2. Olahraga 5 5,0 Rekreasi menjadi pilihan hampir seluruhnya tujuan wisatawan datang mengunjungi Danau Lido. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bersenang-senang atau rekreasi dapat melepas penat dan lelah wisatawan dari rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, Danau Lido harus dikemas sedemikian rupa agar wisatawan dapat lebih merasa senang dan puas di lokasi wisata. Tabel 4.21 Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Lokasi OBjek Wisata Danau Lido No. Frekuensi Kunjungan Frekuensi Persentase (%) 1. 1 kali 13 13, kali 75 75,0 3. >5 kali 12 12,0

30 66 Frekuensi kunjungan wisatawan hampir seluruhnya telah berkunjung 2-5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Objek Wisata Danau Lido merupakan salah satu alternatif pilihan tempat berlibur wisatawan, terlihat dari frekuensi kunjungan wisatawan yang berulang. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Objek Wisata Danau Lido menarik dan menjadi favorit untuk dikunjungi karena memberikan suasana baru bagi wisatawan. Tabel 4.22 Wisatawan Berdasarkan Lamanya Tinggal di Lokasi Objek Wisata Danau Lido No. Lama Kunjungan Frekuensi Persentase (%) 1. <1 jam 3 3, jam 74 74, jam 17 17,0 4. Sehari dan tidak bermalam 4 4,0 5. Sehari dan bermalam 2 2,0 Lama tinggal wisatawan sebagian besar berkisar antara 2-4 jam. Hal ini karena banyak aktivitas yang dilakukan wisatawan didalam Objek wisata Danau Lido seperti menikmati pemandangan, jalan-jalan disekitar danau, berperahu, memancing di danau, dan lain sebagainya. Tabel 4.23 Wisatawan Berdasarkan Waktu Kunjungan ke Lokasi Objek Wisata Danau Lido No. Waktu Kunjungan Frekuensi Persentase (%) 1. Libur Sekolah 18 18,0 2. Libur Akhir Minggu 22 22,0 3. Libur Cuti 1 1,0 4. Tidak Tentu 59 59,0

31 67 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar waktu kunjungan wisatawan adalah tidak tentu dan sebagian kecil wisatawan yang datang pada libur akhir minggu. Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada saat hari libur, terutama libur sekolah, libur akhir minggu, dan terutama libur hari raya (Idul Fitri, Idul Adha dan Natal). Tabel 4.24 Pendapat Wisatawan Mengenai Kelengkapan Fasilitas Yang Ada di Objek Wisata Danau Lido No. Kelengkapan Fasilitas Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Lengkap 7 7,0 2. Lengkap Cukup Lengkap 46 46,0 4. Kurang Lengkap 10 10,0 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir setengahnya wisatawan berpendapat cukup lengkap untuk fasilitas yang terdapat di lokasi Objek Wisata. Untuk meningkatkan kelengkapan fasilitas Danau Lido harus lebih menjaga yang telah ada dan menambah yang belum ada agar fasilitas penunjang wisata dapat lebih terpenuhi. Tabel 4.25 Pendapat Wisatawan Mengenai Keamanan Lokasi Objek Wisata Danau Lido No. Keamanan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Aman 10 10,0 2. Aman 66 66,0 3. Cukup Aman 24 24,0 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berpendapat aman mengenai lokasi Objek Wisata Danau Lido. Hal ini

32 68 dibuktikan dengan wisatawan tidak pernah merasa kehilangan harta benda selama berada di lokasi Objek Wisata. Selain itu terdapat petugas keamanan di lokasi objek wisata, sehingga keamanan akan lebih terjamin. Tabel 4.26 Pendapat wisatawan Mengenai Perkembangan Objek Wisata Danau Lido No. Pendapat wisatawan Frekuensi Persentase (%) 1. Mengalami Perkembangan 93 93,0 2. Tidak Mengalami Perkembangan 7 7,0 Menurut wisatawan hampir seluruhnya Objek Wisata Danau Lido mengalami perkembangan, dan hanya sebagian kecil wisatawan yang berpendapat bahwa Objek Wisata Danau Lido tidak mengalami perkembangan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh wisatawan yang telah berkunjung lebih dari satu kali. Tabel 4.27 Pendapat Wisatawan Mengenai Aspek Yang Mengalami Perkembangan di Objek Wisata Danau Lido No. Aspek Yang Berkembang Frekuensi Persentase(%) 1. Fasilitas 75 75,0 2. Kegiatan yang dapat dilakukan 18 18,0 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya wisatawan berpendapat bahwa aspek yang berkembang dari Objek Wisata Danau lido adalah fasilitas Objek Wisata, dan sebagian kecil wisatawan berpendapat kegiatan yang dapat dilakukan merupakan aspek yang berkembang di Objek WIsata Danau Lido. Hal ini perlu ditingkatkan untuk dapat lebih banyak menarik minat wisatawan untuk datang ke Objek Wisata Danau Lido

33 69 Tabel Pemenuhan Kepuasan Wisatawan No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Puas 11 11,0 2. Puas 73 73,0 3. Cukup Puas 16 16,0 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan merasa puas terhadap Objek Wisata Danau Lido. Kepuasan tersebut dapat berasal dari panorama alam dan kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi Objek Wisata Danau Lido. Tabel 4.29 Niat Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali Ke Lokasi Objek Wisata No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Ya 96 96,0 2. Tidak 4 4,0 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya wisatawan memiliki keinginan untuk kembali ke lokasi Objek Wisata, dasn hanya sebagian kecil saja wisatawan yang tidak memiliki keinginan untuk kembali ke lokasi Objek Wisata. Hal ini mengartikan bahwa Objek Wisata Danau Lido memberikan kesan terhadap wisatawan, sehingga wisatawan ingin berkunjung kembali ke Danau Lido.

34 70 g. Identitas Penduduk Tabel 4.30 Identitas Penduduk No. Kriteria Jumlah % A B C D E F Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Usia tahun tahun tahun tahun 60 tahun Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Sarjana Asal kelahiran Asli Pendatang Mata Pencaharian Pokok PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Petani Lain-lain Pendapatan Pokok <Rp Rp Rp Rp Rp >Rp Sumber: hasil Penelitian ,1 8,9 8,9 42,2 27,8 16, ,7 34,4 36,7 2,2 84,4 15,6 1,1 25,6 32,2 3,3 37,8 14,4 58,9 25,6 1,1 Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden di lapangan adalah laki-laki, dan sebagian kecil responden adalah perempuan. Hal ini dikarenakan pangambilan data pada saat dilapangan berpusat kepada kepala keluarga yang sebagian besar adalah laki-laki. Hampir setengahnya

35 71 responden termasuk kedalam usia produktif yaitu tahun. Usia tersebut sangat produktif untuk menghasilkan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup. Hampir setengahnya responden berada pada kelompok yang memiliki pendidikan tamat SMA, kemudian tamat SMP sebesar. Hal ini dikarenakan responden menganggap pendidikan sangat penting untuk memajukan kehidupan. Hampir seluruhnya responden adalah asli penduduk setempat, dan sebagian kecil merupakan penduduk pendatang. Sedangkan, hampir setengahnya responden bermata pencaharian lain-lain. Yang dimaksud lain-lain adalah buruh, baik itu buruh tani maupun buruh bangunan dan tukang ojeg. Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan Rp Rp , dan hampir setengahnya responden mempunyai tingkat pendapatan Rp Rp Hal ini berkaitan erat dengan jenis pekerjaan responden, pendapatan buruh setiap bulannya rata-rata sebesar Rp sedangkan responden yang berpenghasilan antara Rp Rp memiliki mata pencaharian sebagai PNS, TNI, POLRI dan wiraswasta. h. Usaha Pengembangan Pada awal pembuatannya objek wisata Danau Lido hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan penjajah Belanda. Sampai pada akhirnya Danau Lido dikelola oleh PT. PAP, banyak pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh PT. PAP pada saat itu diantaranya pembangunan hotel, arena bermain, wisata air, kolam renang, restoran, tempat bermain golf, dan air strip.

36 72 Beberapa tahun terakhir pihak pengelola lebih menekankan pengembangan dalam bidang kegiatan wisata seperti flying fox, Bazar Ramadhan, festival musik, dan acara kembang api pada saat tahun baru, dan pengembangan pada bidang promosi. Untuk selanjutnya, tepatnya tahun 2011 pihak pengelola akan melakukan pengembangan yang lebih besar lagi, yaitu pembangunan sarana bermain seperti taman bermain Dufan yang terletak di Jakarta dan waterboom D. Pendapat Masyarakat Mengenai Eksistensi Kawasan Wisata Danau Lido Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai pendapat masyarakat mengenai keberadaan Objek Wisata Danau Lido. Keberadaan Objek Wisata Danau Lido menurut pendapat wisatawan dapat memberikan keuntungan maupun kerugian. Keuntungan yang dipeoleh masyarakat dari adanya kawasan objek wisata Danau Lido adalah memberikan pendapatan tambahan, hal ini dikarenakan penduduk memanfaatkan objek wisata Danau Lido sebagai tempat untuk mendapatkan pendapatan tambahan selain dari pendapatan pokok seharihari penduduk. Pendapatan tersebut didapat dengan cara membuka kios-kios makanan dan minuman, kios cinderamata, pendayung rakit bambu, dan sebagainya. Sedangkan sebagian kecil penduduk menyatakan kondisi jalan semakin baik, hal ini ditunjang dengan semakin berkembangnya objek wisata Danau Lido pihak pengelola pun semakin memperbaiki kondisi jalan menuju lokasi objek wisata, lapangan pekerjaan baru dan pembangunan yang semakin meningkat.

37 73 Selain itu adanya lapangan pekerjaan baru memberi peluang terhadap masyarakat setempat untuk bekerja di kawasan objek wisata ini. Selain memberikan keuntungan, keberadaan objek wisata Danau Lido juga memberikan kerugian bagi masyarakat, diantarannya, penduduk berpendapat sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya muda-mudi sebagai kerugian yang paling dikhawatirkan. Hal ini dikarenakan tempat yang memadai dan kurangnya pengawasan dari pihak pengelola sering dijadikan tempat berkumpul muda-mudi untuk melakukan kegiatan yang tidak bertanggung jawab seperti mabuk-mabukan, balapan liar, melakukan tindakan asusila, dan sebagainya. Hampir setengahnya berpendapat keberadaan Danau Lido memberikan kerugian terhadap kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan lokasi Danau Lido yang berada tepat dipinggir jalan raya yang menghubungkan antara kota Bogor dan Sukabumi, sehingga sering terjadi kemacetan di jalan ini setiap akhir pekan. E. Diskusi dan Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil penelitian, lokasi objek wisata Danau Lido berjarak 21 Km dari Kota Bogor dan 65 Km dari Kota Jakarta. Tempat ini terletak dipinggir jalan raya utama yang menghubungkan Kota Bogor dan Sukabumi, tepatnya di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Kondisi iklim di suatu tempat akan memperngaruhi kegiatan yang akan dilakukan di tempat tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim di objek wisata Danau Lido memiliki ciri-ciri kelembaban udara ±40 % dengan suhu rata-rata 26 0 C dan curah hujan rata-rata mm pertahun pada

38 74 ketinggian ±650 mdpl. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Junghuhn yang membagi iklim ke dalam lima tipe iklim berdasarkan ketinggian tempat, maka tipe iklim lokasi objek wisata Danau Lido termasuk kedalam tipe iklim zone panas. Sedangkan untuk penggunaan lahan di Desa Wates Jaya sebagian besar dibedakan menjadi pemukiman penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan, tanah kosong, dan semak belukar. Atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau Lido dapat dibedakan menjadi atraksi yang dapat dilihat (what to see) seperti panorama alam, keindahan danau, peninggalan sejarah, dan panggung hiburan. Aktivitas yang dapat dilakukan (what to do) seperti menikmati pemandangan, jalan-jalan, memancing, dan berperahu. Sesuatu yang dapat dibeli (something to buy) seperti oleh-oleh berupa cinderamata dan makanan khas yang ada di sekitar lokasi objek wisata. Sarana dan prasarana wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido dapat dibedakan menjadi sarana akomodasi, sarana catering, sarana olahraga, sarana hiburan, sarana kebersihan, sarana peribadatan, sarana toilet umum, area parkir dan fasilitas keamanan. Keberadaan lokasi objek wisata Danau Lido telah memberikan keuntungan dan kerugian bagi masyarakat. keuntungan dari adanya lokasi objek wisata ini adalah kondisi jalan yang semakin baik, memberikan mata pencaharian dan pendapatan tambahan kepada penduduk. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan antara lain sering dijadikan tempat berkumpulnya muda-mudi, dan kemacetan lalu lintas.

39 75 Berdasarkan hal tersebut diatas dan berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka objek wisata Danau Lido telah memenuhi syaratsyarat darii berkembangnya suatu objek wisata seperti atraksi wisata yang dapat dilihat (what to see), aktivitas wisata yang dapat dilakukan (what to do), sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), aksesibiltas menuju lokasi objek wisata (how to arrive), dan tempat tinggal sementara untuk wisatawan (how to stay). Berdasarkan teori yang ada sarana dan prasarana wisata merupakan hal yang mutlak ada di suatu lokasi objek wisata, dan Danau Lido sebagian besar telah memenuhi akan keberadaan sarana dan prasarana tersebut.

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang masalah digunakan sebagai

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek pengembangan suatu objek wisata diantaranya meliputi pengembangan tata

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Malinau adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu Kota dari Kabupaten ini adalah Malinau Kota. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor memiliki potensi yang baik untuk menjadi kawasan wisata yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor merupakan pintu gerbang Propinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*)

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*) LAMPIRAN 9 Lampiran 1. Tabel Iklim Kawasan GKC Data Iklim RataRata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Hari Hujan (Hari)*) Suhu ( C)*) Kelembaban relatif udara (%)*) Lama Penyinaran

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pariwisata adalah salah satu jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3 61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan. Kabupaten Cianjur memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, Kanagarian Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan melakukan review dan menyimpulkan semua hal terkait dengan hasil jawaban dari 50 responden yang diteliti terkait penilaian responden terhadap atribut pengelolaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, 59 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Dan Luas Daerah Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, Beranti Raya, Bumi Sari, Candi Mas, Haduyang, Haji Menna, Karang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung adalah Ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 197,22 km 2 atau 19.772 hektar. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat I. Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR BAB I PENDAHULUAN Kota Bogor merupakan Kota yang pesat pembangunan serta terdekat dengan Ibu Kota Negara. Disisi lain merupakan kota dengan tujuan wisata dari berbagai sudut daerah dimana semua daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan kawasan Propinsi terluas di Indonesia dan mempunyai banyak potensi wisata. Propinsi Jawa Barat memiliki potensi alam dan potensi budaya yang tersebar

Lebih terperinci