SISTEM INFORMASI AGING TUNGGAKAN PEMBIAYAAN MODAL MIKRO DALAM PEMBERIAN KREDIT DI PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (Persero) CABANG BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM INFORMASI AGING TUNGGAKAN PEMBIAYAAN MODAL MIKRO DALAM PEMBERIAN KREDIT DI PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (Persero) CABANG BANDUNG"

Transkripsi

1 SISTEM INFORMASI AGING TUNGGAKAN PEMBIAYAAN MODAL MIKRO DALAM PEMBERIAN KREDIT DI PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (Persero) CABANG BANDUNG Ade Hajriman Siregar Program Sudi Teknik Informaika Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Kompuer Indonesia Jl. Dipai Ukur No Bandung harey_road2008@yahoo.com ABSTRAK PT. PNM (Persero) Bandung adalah organisasi perusahaan yang menyalurkan pembiayaan modal bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK). PT. PNM (Persero) Bandung memiliki MMS (Madani Managemen Sysem) unuk melakukan pengawasan dan kendali erhadap aging unggakan nasabah seiap bulan, kelemahan MMS (Madani Managemen Sysem) erdapa pada daa aging unggakan nasabah yang bersifa global sera nominaif sehingga suli mengamai pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah, perhiungan NPL (Ne Performing Loan), perbandingan aging unggakan, dan forecas jumlah nasabah periode ke enam. Unuk mengaasi masalah ersebu, maka dibangun suau sisem informasi aging unggakan unuk mengamai pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah sebagai informasi mengenai nasabah yang mace angsurannya, perhiungan NPL (Ne Performing Loan) sebagai penilaian ingka kesehaan pembiayaan modal, perbandingan aging unggakan sebagai informasi bagi PT.PNM (Persero) Bandung erhadap saus angsuran nasabah, dan forecas jumlah nasabah periode ke enam unuk menilai kualias pembiayaan modal sebagai acuan alokasi modal aau kredi pada periode ke enam. Basis pembangunan sisem informasi bersifa clien-server dengan menggunakan jaringan inrane PT. PNM (Persero) Bandung, bahasa pemrograman PHP berorienasi objec, MySQL sebagai daabase, meodologi peneliian waerfall, pemodelan analisis berorienasi objec dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai ala pemodelan analisis unuk menggambarkan proses sisem informasi aging unggakan. Perhiungan forecas jumlah nasabah periode ke enam difokuskan kepada meode Double Exponenial Smoohing Alpha 0,95, karena analisis dere waku (ime series) berdasarkan komponen Trend/Kecenderungan (T) sehingga nilai pemulusan (smoohing) dapa disesuaikan unuk Trend/Kecenderungan (T) ersebu. Meode Double Exponenial Smoohing Alpha 0,95 juga mampu menghasilkan nilai forecas error erkecil sehingga hasil peramalannya akan mendekai nilai akual. Kaa kunci : Sisem Informasi, PT. PNM, Due Paymen Dae, Forecas. 1.Pendahuluan 1.1 Laar Belakang Peneliian Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia, aging adalah kaa benda dari lama ersimpan aau mengeram dan kaa sifa dari sudah lanju usia aau menjadi ua [22]. Teapi dalam pembiayaan modal, aging berari menenukan usia aau jangka waku dari unggakan nasabah [15]. PT. PNM (Persero) Bandung adalah organisasi perusahaan yang menyalurkan pembiayaan modal bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK). PT. PNM (Persero) Bandung memiliki MMS (Madani Managemen Sysem) unuk melakukan pengawasan dan kendali erhadap aging unggakan nasabah seiap bulan, kelemahan MMS (Madani Managemen Sysem) erdapa pada daa aging unggakan nasabah yang bersifa global sera nominaif sehingga suli mengamai pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah, perhiungan NPL (Ne Performing Loan), perbandingan aging unggakan, dan forecas jumlah nasabah periode ke enam pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum. Dari hasil wawancara dengan bapak Ngamin M. Hanif di divisi pembiayaan (supervisi cabang) PT. PNM (Persero) Bandung, perusahaan belum memiliki suau sisem informasi aging unggakan unuk mengamai pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah, perhiungan NPL (Ne Performing Loan), perbandingan aging unggakan, dan forecas jumlah nasabah periode ke enam pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum. Sisem informasi aging unggakan dibenuk dengan pola DPD (Due Paymen Dae) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Fungsi pola DPD (Due Paymen Dae) anara lain Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum mudah unuk mengawasi nasabah (debiur) yang melakukan unggakan, PT. PNM (Persero)

2 Bandung mampu menenukan ingka kesehaan pembiayaan modal pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum, PT. PNM (Persero) Bandung mudah unuk memeriksa saus angsuran nasabah pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum, PT. PNM (Persero) Bandung memperoleh acuan alokasi modal (kredi) yang akan diberikan kepada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum, sehingga membanu perencanaan jangka panjang dari anggaran pembiayaan modal (Informasi Kualias Pembiayaan Modal). Langkah-langkah unuk menilai kualias pembiayaan modal adalah analisis daa aging unggakan nasabah, analisis aging unggakan nasabah posisi DPD 0-30 (Lancar), analisis forecas jumlah nasabah, dan membua rancangan sisem. Unuk melaksanakan langkah-langkah ersebu, maka dibangun suau sisem informasi yang diuangkan ke dalam suau laporan dengan judul Sisem Informasi Aging Tunggakan Pembiayaan Modal Mikro Dalam Pemberian Kredi di PT.Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Bandung. 1.2 Perumusan Masalah Dari laar belakang peneliian diemukan beberapa masalah yang dirumuskan dalam suau rumusan masalah yaiu bagaimana mengolah aging unggakan pembiayaan modal mikro menjadi indeks aas umur unggakan unuk menenukan kualias pembiayaan modal di PT. PNM (Persero) Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Peneliian Maksud dari peneliian ini adalah membangun sisem informasi aging unggakan pembiayaan modal mikro dalam pemberian kredi di PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Bandung, sedangkan ujuan dalam peneliian ini yaiu : 1. Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum mudah mengawasi nasabah (debiur) yang melakukan unggakan. 2. PT. PNM (Persero) Bandung mampu menenukan ingka kesehaan pembiayaan modal pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum. 3. PT. PNM (Persero) Bandung mudah memeriksa saus angsuran nasabah pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum. 4. PT. PNM (Persero) Bandung memperoleh acuan alokasi modal (kredi) yang akan diberikan kepada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum, sehingga membanu perencanaan jangka panjang dari anggaran pembiayaan modal. 1.4 Baasan Masalah Adapun ruang lingkup yang akan dibahas akan sanga luas, unuk iu diperlukan baasan masalah sebagai beriku : 1. Daa yang akan diolah dalam sisem informasi ini adalah daa rekening, daa nasabah, daa pinjaman, daa angsuran, daa uni, daa DPD, daa produk, daa BWMP, daa markeing, daa koa, daa saus angsuran, dan daa admin. 2. Produk pembiayaan modal yang akan diolah sesuai dengan jenis pinjaman nasabah yaiu [15]: a. Rp s/d Rp (mm10) b. Rp s/d Rp (mm25) c. Rp s/d Rp (mm50) d. Rp s/d Rp (mm100) e. Rp s/d Rp (mm200) Pada kode produk mm200, baas maksimum diubah menjadi Rp pada daabase sisem informasi aging unggakan. Hal ersebu dilakukan unuk menganisipasi apabila ype kredi nasabah berubah menjadi Top Up (penambahan jumlah pinjaman). 3. Proses yang erliba berupa mengolah daa aging unggakan nasabah dari MMS (Madani Managemen Sysem) menjadi daa aging unggakan nasabah dengan pola DPD (Due Paymen Dae), perbandingan aging unggakan nasabah selama dua bulan erakhir, jumlah nasabah seiap periode, perhiungan forecas jumlah nasabah periode ke enam, dan grafik forecas jumlah nasabah periode ke enam. 4. Keluaran (oupu) sisem informasi aging unggakan berupa repor DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah, perhiungan NPL (Ne Performing Loan), perbandingan aging unggakan nasabah selama dua bulan erakhir, jumlah nasabah DPD 0-30 (Lancar) seiap periode, forecas jumlah nasabah periode ke enam, dan grafik forecas jumlah nasabah periode ke enam pada Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum. 5. Pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah menggunakan daa aging unggakan seiap bulan, perhiungan NPL (Ne Performing Loan) menggunakan daa kumulaif DPD (Due Paymen Dae) seiap bulan, perbandingan aging unggakan menggunakan daa aging unggakan nasabah selama dua bulan erakhir, dan forecas jumlah nasabah periode ke enam menggunakan daa aging unggakan nasabah dari posisi DPD (Due Paymen Dae) 0-30 / Lancar. 6. Perhiungan forecas jumlah nasabah periode ke enam difokuskan kepada meode Double Exponenial Smoohing Alpha 0, Model analisis menggunakan pemodelan analisis berorienasi objek, ala unuk pemodelan analisis adalah UML (Unified Modeling Language) unuk menggambarkan proses sisem informasi aging unggakan. 8. Basis pembangunan sisem informasi bersifa clien-server dengan menggunakan jaringan inrane PT. PNM (Persero) Bandung.

3 9. Tools yang digunakan dalam pembangunan adalah PHP versi 5.3.1, MySQL versi , Edior Nebeans IDE include JDK 6u21 Windows i586, dan Framework CodeIgnier versi Pembangunan Perangka Lunak Pembangunan perangka lunak menggunakan paradigma perangka lunak secara waerfall. Waerfall adalah sebuah pengembangan model perangka lunak yang dilakukan secara beruruan aau sekuensial, waerfall model dapa diliha pada Gambar 1. Gambar 1 Waerfall Model a. Requiremens Analysis and Definiion b. Sysem and Sofware Design c. Implemenaion and Uni Tesing d. Inegraion and Sysem Tesing e. Operaion and Mainenance 2. Landasan Teori 2.1 Pengerian Kredi dan Pembiayaan Isilah kredi bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyaraka, isilah ini berasal dari bahasa Yunani dari kaa credere yang berari kepercayaan. Dalam bahasa Lain berasal dari kaa credo yang berari kepercayaan akan kebenaran. Pengerian kredi menuru Sandar Akunansi Keuangan adalah Peminjaman uang aau agihan yang dapa dipersamakan dengan iu berdasarkan perseujuan aau kesepakaan pinjam meminjam anara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam unuk melunasi huangnya seelah jangka waku erenu dengan jumlah bunga, imbalan, aau pembagian hasil keunungan. Pengerian kredi menuru UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah Penyediaan uang aau agihan yang dapa dipersamakan dengan iu, berdasarkan perseujuan aau kesepakaan pinjam meminjam anara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya seelah jangka waku erenu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengerian pembiayaan adalah Penyediaan uang aau agihan yang dapa dipersamakan dengan iu, berdasarkan perseujuan aau kesepakaan anara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai unuk mengembalikan uang aau agihan ersebu seelah jangka waku erenu dengan imbalan aau bagi hasil. Dari pengerian di aas dijelaskan bahwa kredi maupun pembiayaan dapa berupa uang aau agihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya lembaga keuangan membiayai kredi unuk pembelian rumah aau mobil. Kemudian adanya kesepaan anara bank (krediur) dengan nasabah penerima kredi (debiur), dengan perjanjian yang elah dibuanya. Dalam perjanjian kredi ercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, ermasuk jangka waku sera bunga yang dieapkan bersama. 2.2 Forecas (Peramalan) Peramalan (forecas) adalah seni dan ilmu unuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapa dilakukan dengan melibakan pengambilan daa masa lalu dan menempakannya ke masa yang akan daang dengan suau benuk model maemais. Dikaakan juga sebagai prediksi inuisi yang bersifa subjekif aau menggunakan kombinasi model maemais yang disesuaikan dengan perimbangan yang baik. 2.3 Meode Double Exponenial Smoohing Alpha 0.95 Meode ini menggunakan dua kali ahap pemulusan dengan parameer yang sama besarnya yaiu alpha ( ). Besarnya alpha ( ) erleak anara 0 sampai 1, eapi unuk baasan masalah dari objek peneliian hanya menggunakan alpha ( ) 0,95. Kumpulan persamaan yang digunakan unuk peramalan adalah : S' X 1 S' 1 S" S' 1 S" 1 a S' S' S" 2S' S" b S' S" 1 S m a b. m Keerangan : S' : pemulusan ahap perama unuk periode S" : pemulusan ahap kedua unuk periode S ' 1 : pemulusan ahap perama unuk periode -1 S " 1 : pemulusan ahap kedua unuk periode 1 S +m : ramalan unuk periode waku + m m : periode waku yang diramalkan : 1,2,3,4,

4 3. Analisis dan Perancangan Sisem 3.1 Analisis Sisem Analisis adalah penguraian dari suau masalah aau objek yang akhirnya menghasilkan suau kesimpulan, hal ini dimaksudkan unuk mengidenifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempaan, hambaan yang erjadi, dan kebuuhan yang diharapkan sehingga dapa diusulkan perbaikan 3.2 Analisis Kebuuhan Perangka keras. 1. Processor Inel Penium 4 dengan clock speed 3.8 GHz. 2. RAM (Random Access Memory) DDR II dengan kapasias 1 GB. 3. Harddisk dengan kapasias 40 GB. 4. DVD-R, keyboard, mouse, dan priner. 5. Monior CRT dengan ukuran 13.4 Inch. 3.3 Analisis Kebuuhan Perangka Lunak 1. Windows 2003 sebagai operaing sysem. 2. Nebeans include JDK (Java Developmen Ki) sebagai edior. 3. Microsof Excel 2003 unuk menyimpan daa aging unggakan. 4. Adobe Reader 6 unuk ceak laporan aging unggakan. 3.4 Perancangan Sisem dengan OOD Perancangan sisem dengan objec oriened design membuuhkan berbagai gambaran proses yang berjalan pada sisem informasi aging unggakan. Gambaran proses mencakup beberapa diagram UML (Unified Modeling Language) yaiu use case diagram, aciviy diagram, sequence diagram, collaboraion diagram, dan class diagram Use case Pemodelan use case adalah pemodelan sisem dari perspekif pandangan pemakai akhir (end user). Model use case adalah pandangan dari luar sisem, semenara model perancangan adalah pandangan dari dalam. Model use case menangkap penggunaan-penggunaan sisem, sedangkan model rancangan merepresenasikan pembangunan dari sisem. Use case diagram bekerja dengan skenario, skenario mendeskripsikan uruan langkah-langkah (proses bisnis) yang dilakukan akor erhadap sisem maupun sisem erhadap akor. Use case diagram admin dan clien merupakan gabungan use case pada admin (divisi pembiayaan) dan clien (accoun officer uni layanan). Use case diagram admin dan clien dapa diliha pada Gambar 2. Gambar 2 Use Case Diagram Admin dan Clien Collaboraion diagram Collaboraion diagram mengelompokkan message pada kumpulan sequence diagram menjadi sebuah diagram. Dalam collaboraion diagram yang diuliskan adalah operasi/meode yang dijalankan anara objek yang sau dan objek lainnya secara keseluruhan, oleh karena iu dapa diambil dari jalannya ineraksi pada semua sequence diagram. Penomoran meode dapa dilakukan berdasarkan uruan dijalankannya meode/operasi dianara objek yang sau dengan yang lainnya aau objek iu sendiri [9]. Collaboraion diagram sisem informasi aging unggakan dapa diliha pada Gambar 3. Gambar 3 Collaboraion diagram

5 3.4.3 Class diagram Class diagram menggambarkan keadaan (aribu/properi) suau sisem sekaligus menawarkan layanan unuk memanipulasi keadaan ersebu (meode/fungsi) [9]. Sequence diagram sisem informasi aging unggakan dapa diliha pada Gambar 4. Gambar 4 Class Diagram 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian dan penyusunan skripsi ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai beriku : 1. Uni Leuwipanjang, Cimahi, dan Dalem Kaum lebih mudah mengawasi nasabah yang melakukan unggakan dari pergerakan DPD (Due Paymen Dae) angsuran nasabah. 2. PT. PNM (Persero) Bandung bisa menenukan ingka kesehaan pembiayaan modal dari hasil perhiungan NPL (Ne Performing Loan). 3. PT. PNM (Persero) Bandung lebih mudah memeriksa saus angsuran nasabah dari perbandingan aging unggakan. 4. PT. PNM (Persero) Bandung mengeahui acuan alokasi modal (kredi) sehingga membanu perencanaan jangka panjang dari anggaran pembiayaan modal. Informasi ini diperoleh dari hasil perhiungan forecas jumlah nasabah periode ke enam dan grafik forecas. 5.2 Saran Sisem informasi aging unggakan masih dapa dikembangkan seiring dengan berkembangnya spesifikasi kebuuhan pengguna (user) yang harus dipenuhi dalam mencapai hasil dan kinerja sisem yang lebih baik, karena muu dari kualias pembiayaan modal dapa diliha dari berbagai aspek bisnis sesuai dengan perkembangan eknologi dan informasi. Dafar Pusaka 1. Sugiyono. (2010), Meode Peneliian Kuaniaif, Kualiaif, dan R&D, Bandung, Alfabea : Ceakan Ke Sommerville, Ian. (2011), Sofware Engineering : Ninh Ediion, USA, Pearson Educaion. 3. Jogiyano, HM. (2005), Analisis dan Desain Sisem Informasi : Pendekaan Tersrukur Teori dan Prakek Aplikasi Bisnis, Yogyakara, Andi. 4. Ramakrishnan, Raghu., Gehrke, Johannes. (2004), Sisem Manajemen Daabase : Edisi Keiga, Yogyakara, Tim Penerjemah Andi. 5. Sofana, Iwan. (2010), Cisco CCNA dan Jaringan Kompuer, Bandung, Informaika : Ceakan Perama. 6. Makridakis, Spyros., Wheelwrigh, S.C., R.J., Hyndman. (1998), Forecasing Mehods and Applicaions : Second Ediion, New York, John Wiley & Sons. 7. Subagyo, Pangesu. (1986), Forecasing Konsep dan Aplikasi, Yogyakara, BPFE UGM Yogyakara. 8. Pressman, Roger S. (2002), Rekayasa Perangka Lunak : Pendekaan Prakisi Buku 1, Yogyakara, Andi. 9. Sholiq.(2006), Pemodelan Sisem Informasi Berorienasi Objek dengan UML, Yogyakara, Graha Ilmu : Ceakan Perama. 10. Nasuion, Arman Hakim., Praseyawan, Yudha. (2008), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakara, Graha Ilmu. 11. Siama, Dahlan. (2001), Manajemen Dana Bank : Edisi Kedua, Jakara, Bumi Aksara. 12. Kasmir. (2007), Manajemen Perbankan, Jakara, RajaGrafindo Persada.

6

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

MMS (Madani Management System) masih sulit mengamati pergerakan DPD (Due Payment Date) angsuran nasabah. MMS masih sulit melakukan perhitungan NPL

MMS (Madani Management System) masih sulit mengamati pergerakan DPD (Due Payment Date) angsuran nasabah. MMS masih sulit melakukan perhitungan NPL MMS (Madani Management System) masih sulit mengamati pergerakan DPD (Due Payment Date) angsuran nasabah. MMS masih sulit melakukan perhitungan NPL (Net Performing Loan). MMS masih sulit mengawasi perbandingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Indusri 2.1.1 Peramalan Peramalan aau forecasing adalah ilmu memprediksi perisiwa-perisiwa masa depan. Peramalan merupakan perhiungan yang objekif dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis di bidang ekonomi, sosial dan sebagainya, diperlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci