PENGARUH SURAT TEGURAN TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SURAT TEGURAN TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Transkripsi

1 PENGARUH SURAT TEGURAN TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Sudi Pada Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara) Dina Famadika Heru Susilo Rosalia Rachma Agusi (PS Perpajakan, Jurusan Adminisrasi Bisnis, Fakulas Ilmu Adminisrasi, Universias Brawijaya ABSTRACT The research o explain deermine of exhoraion leer on he liquefacion of lease arrears wih leer force as inervening variable of Tax Office Norh Malang. Research ype is explanaory research wih quaniaive approach. The populaion used ime series wih sauraed sampling mehod. Source of daa is colleced from he secondary daa. Analysis used is descripive analysis and inferenial analysis. The variable exhoraion leer significanly on variable leer force of coefficiens 0,353 bea and value of sig 0,006 (0,006<0,05). Variable exhoraion leer agains he liquefacion of lease arrears significanly 0,467 and value of sig 0,000 (0,000<0,05), variable leer force on he liquefacion of lease arrears also affeced as much as 0,354 and value of sig 0,001 (0,001<0,05), and leer force as inervening variable also affeced as much as 0,124. Inferenial ha exhoraion leer influencing leer force and liquefacion of lease arrears, eiher hrough direc or also indirecly. Key Words: Exhoraion Leer, Leer Force, Liquefacion of lease arrears ABSTRAK Peneliian digunakan menguji pengaruh sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak dengan sura paksa sebagai variabel inervening pada KPP Praama Malang Uara. Peneliian penjelasan dengan pendekaan kuaniaif merupakan jenis peneliian yang digunakan. Populasi yang digunakan daa runuan waku dengan meode sampling jenuh. Sumber daa dari daa sekunder. Terdapa analisis deskripif dan analisis inferensial. Variabel sura eguran berpengaruh erhadap variabel sura paksa dibukikan nilai koefisien bea 0,353 dan nilai sig (0,006<0,05). Variabel sura eguran erhadap variabel pencairan unggakan pajak 0,467 dan sebesar (0,000<0,05), sura paksa erhadap variabel pencairan unggakan pajak juga 0,354 dan nilai probabilias (0,001<0,05), dan unuk sura paksa sebagai variabel inervening berpengaruh 0,124. Kesimpulannya bahwa sura eguran mempengaruhi sura paksa dan pencairan unggakan pajak, baik secara langsung maupun secara idak langsung. Kaa Kunci: Teguran, Paksa, PENDAHULUAN Pembangunan erus diupayakan unuk peningkaan perekonomian yang mengharapkan konribusi penerimaan negara eringgi dari sekor perpajakan. Pajak salah sau sumber alernaif unuk membiayai pembangunan negara (Kemenrian Keuangan Republik Indonesia, 2015). Peranan pajak sebagai pilar pembangunan bangsa Indonesia semakin pening seiring dengan berkembangnya masyaraka Indonesia. Hal ini dibukikan dalam APBN ahun 2015 yang membukikan bahwa penerimaan negara di sekor perpajakan berkonribusi sebesar Rp ,82 riliun, aau sebesar 77,79% dari oal pendapaan negara. Dengan konribusi 1

2 sebesar iu, pemerinah erus memanfaakan poensi pajak. Kenaikan ersebu ernyaa masih idak diserai dengan kinerja yang idak pernah mencapai arge yang elah dienukan. Padahal, penerimaan pajak seiap ahunnya erus naik. Berdasarkan persenase realisasi pada daa Noa Keuangan dan APBN ahun 2015 selama 4 ahun erakhir, realisasi penerimaan pajak selalu menurun seiap ahunya hingga mencapai iik erendah pada ahun 2014 yaiu sebesar 92%. Persesnase realisasi penerimaan perpajakan yang semakin urun dan idak mencapai arge seiap ahunnya membua pemerinah segera berindak agar membua beberapa arah kebijakan yang berguna unuk mensabilkan kembali persenase realisasi penerimaan perpajakan. Pemerinah melalui Kemenerian Keuangan membua upaya unuk mengimplemenasikan suau kebijakan jangka menengah seperi yang elah dipublikasikan dalam Noa Keuangan dan APBN ahun Arah kebijakan jangka menengah ersebu, sebagian besar melipui penegakan hukum yang berguna unuk meningkakan kepauhan Wajib Pajak. Arah kebijakan yang mengarah pada kegiaan penegakan hukum ersebu idak sera mera dilakukan pemerinah dengan anpa alasan. Pemerinah menganalisis penyebab erjadinya penurunan persenase realisasi berdasarkan ukuran ax raio negara Indonesia yang masih rendah yaiu 11% dibandingkan berapa Negara eangga, seperi Filipina sebesar 12%, Malaysia sebesar 16%, dan Singapura sebesar 22% (Kemenrian Keuangan Republik Indonesia, 2015). Tax raio ersebu berfungsi sebagai ukuran seberapa besar ingka kepedulian masyaraka erhadap penerimaan pajak. Kepedulian masyaraka yang masih rendah ersebu memacu pemerinah unuk melakukan kegiaan-kegiaan yang meningkakan kepauhan Wajib Pajak. Salah sau kegiaan penegakan hukum yang dilakukan adalah dengan meningkakan efisiensi kegiaan penagihan pajak. Selama ini apabila Wajib Pajak yang erindikasi idak pauh karena idak membayar unggakan pajak akan dilakukan kegiaan penagihan oleh Direkora Jenderal Pajak. Kegiaan penagihan ersebu dilakukan secara berahap dengan melakukan serangkaian kegiaan penagihan secara pasif dengan menerbikan Tagihan Pajak dan Keeapan Pajak. Kegiaan penagihan secara pasif ersebu akan berubah menjadi penagihan pajak akif apabila Wajib Pajak idak menindaklanjui unggakan pajak sehingga menyebabkan berkurangnya penerimaan negara. Hal ersebu erjadi karena penagihan pasif merupakan prosedur yang dilakukan pejaba unuk menguji kepauhan Wajib Pajak, sedangkan akif merupakan indakan unuk mencairkan unggakan dengan didaangi langsung oleh Juru Sia (Suandy, 2014:169). Penagihan pajak akif dimulai dikeluarkannya sura eguran agar Wajib membayar uangnya sehingga dapa menambah pencairan unggakan pajak. Selanjunya apabila Wajib Pajak belum membayarkan uangnya maka oleh pejaba akan dierbikan sura paksa diharapkan dapa menambah pencairannya karena dalam pelaksanaan penagihan pajak akif kebanyakan Wajib Pajak elah melunasi uang pajaknya sebelum dierbikannya sura paksa dikarenakan Wajib Pajak ersebu aku jika barang milik mereka disia dan dilelang oleh negara. Penagihan dilaksanakan dengan keenuan Undang-Undang diharapkan dapa memberikan kepasian hukum dan keadilan masyaraka dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pelaksanaan penegakan hukum ersebu dilakukan Direkora Jenderal Pajak unuk memberikan efek jera bagi wajib pajak dalam mengimplemenasikan arah kebijakan jangka menengah yang elah disahkan oleh negara. TINJAUAN PUSTAKA Kepauhan Wajib Pajak 2

3 Kewajiban perpajakan elah dipenuhi oleh Wajib Pajak seperi, mengisi formulir lengkap dan jelas, menghiung dengan benar, membayar epa waku, sera melaksanakan hak perpajakannya sesuai dengan perauran yang berlaku (Zain, 2007:31). Teguran eguran merupakan sura peringaan unuk melunasi uang pajak yang ercanum dalam sura agihan pajak dan sura keeapan pajak yang idak dilunasi sampai melewai ujuh hari dari baas waku jauh empo aau sau bulan sejak anggal dierbikan (Rusjdi, 2007:13). Paksa paksa merupakan sura perinah membayar uang pajak dan biaya penagihan dengan mempunyai kedudukan puusan pengadilan dan kekuaan hukum eap, dikeluarkan seelah sura eguran dengan dibebani biaya penagihan sebesar lima puluh ribu rupiah, dan dilunasi dalam waku dua kali dua puluh empa jam (Mardiasmo, 2011:121). Pajak yang elah dilunasi ermasuk sanksi adminisrasi dalam masa agihan pajak. Pencairan unggakan pajak ini harus dibayar dengan sura seoran pajak, yang digunakan unuk membayar pelunasan uang pajak Penanggung Pajak unuk menambah penerimaan negara (Waluyo 2009:64) Model Hipoesis Menuru Sugiyono (2011:71) berpendapa bahwa hipoesis jawaban semenara erhadap rumusan masalah peneliian karena disusunnya hanya berdasarkan eori yang relevan saja, belum berdasarkan faka-faka empiris yang diperoleh dari hasil pengumpulan daa. Berdasarkan eori yang elah dijabarkan, maka penelii sajikan dalam benuk model hipoesis sebagai beriku: Paksa (Z) H1 H4 H3 Teguran (X) H2 Gambar 1. Model Hipoesis Keerangan: Pencairan Tunggakan Pajak (Y) = Pengaruh Langsung = Pengaruh idak langsung X mempengaruhi Y melalui Z Keerangan Model Hipoesis: H1: Teguran berpengaruh signifikan erhadap Paksa H2: Teguran berpengaruh signifikan erhadap H3: Paksa berpengaruh signifikan erhadap H4: Terdapa pengaruh signifikan anara Teguran erhadap Pencairan Tunggakan Pajak dengan Paksa sebagai variabel inervening METODE PENELITIAN Jenis peneliian yang digunakan adalah peneliian penjelasan dengan pendekaan kuaniaif. Populasi peneliian menggunakan daa ime series dengan jumlah 60 buah unuk masing-masing variabel (5 ahun x 12 bulan) selama periode Pengambilan sampel dalam peneliian ini meode sampling jenuh aau isilah lainnya sensus merupakan eknik penenuan sampel bila semua anggoa populasi digunakan sebagai sampel (Arikuno 2013:174). Berdasarkan eknik pengambilan sampel ersebu, maka sampel peneliian sama dengan populasi yaiu sejumlah 60 buah daa ime series periode unuk masing-masing variabel. Daa yang diperoleh yaiu daa sekunder yang dikumpulkan dari daa dokumenasi pada empa peneliian selama kurun waku lima ahun yang dilakukan secara bulanan agar dapa memperoleh hasil yang akura. Teknik analisis daa pada peneliian ini menggunakan analisis deskripif, uji asumsi klasik yang erdiri dari 3

4 uji normalias dan heeroskedasisias, sera analisis saisic inferensial yang erdiri dari analisis jalur (pah analysis) dan uji parsial (es) (Ghozali, 2013:98). Diagram jalur pada persamaan srukural adalah 1. Uji Normalias pz.x e1 Paksa (Z) py.z e2 Gambar 3. Hasil Uji Normalias Dikeahui ii-iik pada P-Plo mendekai garis berari daa berdisribusi normal. py.x Teguran (X) py.x Pencairan Tunggakan Pajak (Y) 2. Uji Heeroskedasisias. Gambar 2. Diagram Model Jalur Persamaan srukural dapa dirumuskan sebagai beriku: Z = pz.x + e1 Y = py.x + py.z + e2 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Saisik Deskripif Tabel 1. Hasil Analisis Saisik Deskripif Minimum Maximum Mean Pencairan Paksa Teguran Hasil analisis deskripif pada sura eguran menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajaknya, eapi sura paksa hasilnya lebih rendah. Hal ersebu membukikan bahwa kepauhan Wajib Pajak mulai meningka karena kebanyakan Wajib Pajak elah melunasi pajaknya erlebih dahulu dan Pencairan unggakan pajak iku berkembang. Uji Asumsi Klasik Gambar 4. Hasil Uji Keeroskedasisias Tiik pada grafik scaerplo idak membenuk pola maka idak erjadi heeroskedasisias. Analisis Saisik Inferensial Uji Analisis Jalur (Pah Analysis) 1. Koefisien Jalur Teguran erhadap Paksa Tabel 2. Hasil Koefisien Jalur Teguran erhadap Paksa Varia bel Beba s Tegur an N = 60 Variab el Inerve ning Paksa Be a 0,3 53 hiu ng 2,87 3 Probabi lias Kepu usan 0,006 Signifi kan 4

5 2. Kefisien Jalur Teguran erhadap Tabel 3. Hasil Koefisien Jalur Teguran erhadap Vari abel Beba s Tegu ran Variab el Terika Pencai ran Tungg akan Pajak Be a 0,4 67 hiu ng 4,49 1 N = 60 Probab ilias Kepu usan 0,000 Signifi kan 3. Koefisien Jalur Paksa erhadap Tabel 4. Hasil Koefisien Jalur Paksa erhadap Varia bel Inerv ening Paksa Varia bel Terika Pencai ran Tungg akan Pajak Be a 0,3 54 hi ung 3,40 9 N = 60 Probab ilias Kepu usan 0,001 Signifi kan 4. Hubungan Anar Jalur Tabel 5. Hasil Langsung, Tidak Langsung, dan Toal Variabel Dirrec Indirrec Toal ST - SP 0,353-0,353 ST - PTP 0,467 0,124 0,591 ST -PTP 0,354-0, Keepaan Model Tabel 6. Hasil Koefisien Deerminasi R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae a a Hasil model sebagai beriku: R 2 = 1 (1 R 2 1) (1 R 2 2) = 1 (1 0,110) (1 0,442) = 1 (0,89) (0,558) = 0,504 Sisanya sebesar 49,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model peneliian ini. Inerpresasi Hasil Peneliian 1. Pengaruh Teguran erhadap Paksa Berdasarkan hasil perhiungan analisis jalur didapakan hasil bahwa variabel sura eguran mempunyai pengaruh signifikan erhadap sura paksa yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,353. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,006 (p < 0,05). Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 1 dierima yang membukikan bahwa sura eguran dan sura paksa menjadi hal pening unuk diberikan kepada Wajib Pajak yang idak memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan keenuan yang elah dierapkan. Suandy (2014:170) menyaakan bahwa penagihan pajak diawali oleh penerbian sura eguran yang dikeluarkan 7 hari seelah jauh empo pembayaran dan diikui oleh penerbian sura paksa apabila 21 hari seelah penerbian sura eguran Wajib Pajak ersebu belum memlunasi uang pajaknya. Teori ersebu elah sesuai dengan peneliian yang dilakukan oleh penulis enang pengaruh sura eguran erhadap sura paksa. Kesimpulan dari hasil ersebu membukikan bahwa pada Wajib Pajak di Kabupaen Malang memiliki kepauhan dan kesadaran yang inggi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan berdampak pada pencapaian pencairan unggakan pajak secara opimal. eguran dan sura paksa yang diberikan kepada Wajib Pajak juga menjadi olak ukur sejauh mana kepauhan Wajib Pajak unuk menyelesaikan permasalahan perpajakan. Peneliian ini mendukung pendapa yang dikemukakan oleh Suandy (2014:171), berpendapa bahwa sura eguran dierbikan oleh pejaba kepada Wajib Pajak diharapkan 5

6 dapa mencairkan unggakan pajak yang erjadi, apabila Wajib Pajak masih eap belum melunasi uang pajaknya maka akan dierbikan sura paksa oleh pejaba yang berujuan unuk meningkakan efek jera bagi Wajib Pajak. Kesimpulan yang dapa diarik bahwa sura eguran berpengaruh erhadap sura paksa. 2. Pengaruh Teguran erhadap Berdasarkan hasil analisis jalur mengungkapkan sebuah korelasi posiif anara variabel sura eguran dengan pencairan unggakan pajak yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,467. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 2 dierima yang membukikan bahwa perubahan pencairan unggakan pajak yang erjadi dipengaruhi oleh perubahan sura eguran, dengan demikian dapa dinyaakan semakin besar penerbian sura eguran maka pencairan unggakan pajak juga semakin mengalami peningkaan. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 enang Penagihan Pajak dengan Paksa yang berbunyi bahwa sura eguran adalah sura yang dierbikan oleh pejaba unuk menegur aau memperingakan kepada Wajib Pajak unuk melunasi huang pajaknya, elah sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh penulis erkai bagaimana pengaruh sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak. Kesimpulan hasil peneliian menunjukkan bahwa sura eguran dapa meningkakan kepauhan Wajib Pajak unuk mendorong upaya pencairan unggakan pajak yang dilakukan oleh Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara yang kemudian hasil pencairan unggakan pajak ersebu akan diseor ke kas negara unuk menambah penerimaan pajak. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Syahpura (2015) yang menyaakan sura eguran berpengaruh signifikan erhadap pembayaran unggakan pajak. 3. Pengaruh Paksa erhadap Pencairan Tunggakan Pajak Hasil analisis jalur mengungkapkan sebuah korelasi posiif anara variabel sura paksa erhadap pencairan unggakan pajak yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,354. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,001 (p < 0,05). Berdasarkan Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 3 dierima yang membukikan bahwa perubahan pencairan unggakan pajak yang erjadi dipengaruhi oleh perubahan sura paksa, dengan demikian semakin banyak penerbian sura paksa maka pencairan unggakan pajak semakin mengalami peningkaan. Pengerian sura paksa yang erdapa dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 enang Penagihan Pajak dengan Paksa yang berbunyi bahwa sura paksa merupakan sura perinah membayar huang pajak dan biaya penagihan pajak, elah sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh penulis yang menyimpulkan bahwa penerbian sura paksa yang dierbikan oleh Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara erhadap Wajib Pajak yang menunggakkan pajaknya merupakan kegiaan yang efekif unuk meningkakan pencairan unggakan pajak. Kesimpulannya bahwa sura paksa yang mempunyai kekuaan puusan hakim ini mampu membua Wajib Pajak unuk menghindari melakukan kesalahan dalam kaiannya dengan pelaksanaan keenuan perauran perundangundangan perpajakan yang dampaknya mencipakan wajib pajak yang pauh dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Wardani (2014) didukung peneliian yang dilakukan oleh Syahpura (2015) yang menyaakan bahwa sura paksa berpengaruh signifikan erhadap pencairan unggakan pajak. 4. Pengaruh Teguran erhadap melalui Paksa sebagai variabel Inervening 6

7 paksa dalam model peneliian ini memediasi hubungan anara sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak di Kanor Pelayanan Pajak Malang Uara. Variabel sura paksa mengakhibakan variabel sura eguran mempengaruhi pencairan unggakan pajak secara idak langsung. Perhiungan menyaakan bahwa nilai hiung = 8, lebih besar dari abel 2, maka dapa disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,124 signifikan yang berari ada pengaruh mediasi. Kesimpulannya bahwa bahwa variabel sura paksa adalah sebagai variabel inervening aau variabel peranara pada variabel sura eguran dan pencairan unggakan pajak.. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Wardani (2014) didukung peneliian yang dilakukan oleh Syahpura (2015) yang menyaakan bahwa sura eguran dan sura paksa berpengaruh signifikan erhadap pencairan unggakan pajak. Keerbaasan Peneliian Keerbaasan selama menjalankan peneliian ini, yaiu penulis dilarang oleh pejaba KPP dalam mengeahui pihak lainnya, yaiu Wajib Pajak. Keerbaasan yang dimaksud adalah keerbaasan sebagaimana diaur dalam Pasal 34 aya (1) UU KUP. Adapun Pasal 34 aya (1) UU KUP berbunyi seiap pejaba dilarang memberiahukan kepada pihak lain segala sesuau yang dikeahui aau diberiahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabaan aau pekerjaannya unuk menjalankan keenuan perauran perundang-undangan perpajakan Selanjunya, Pasal 34 aya (3) memberikan wewenang keerangan secara erbaas, yaiu apabila menyangku aau mengenai kepeningan negara. Dengan demikian, pihak KPP idak dapa diminai keerangannya aau daa dalam kaiannya dengan Wajib Pajak aas masalah penagihan pajak ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Teguran berpengaruh erhadap Paksa 2. Teguran berpengaruh erhadap 3. Paksa berpengaruh erhadap Pencairan Tunggaan Pajak 4. paksa mampu menjadi variabel inervening (variabel anara) yang erleak dianara Teguran dan Pencairan Tunggaan Pajak Saran 1. Bagi pemerinah, lebih diperlukan kerjasama anara fiskus dan Wajib Pajak seperi memeberikan penyuluhan dan sosialisasi di bidang penagihan pajak khususnya kepada Wajib Pajak yang menunggakkan pajaknya agar Wajib Pajak pauh dan epa waku dalam membayarkan pajaknya. 2. Bagi pemerinah, sebaiknya Direkora Jendral Pajak khususnya Seksi Penagihan selalu berusaha menghasilkan sraegisraegi baru yang lebih baik berkaian dengan pelaksanaan penagihan pajak agar kendala-kendala yang dihadapi dapa diminimalisir, seperi memperbaruhi dan mengecek alama Wajib Pajak seiap ahunnya unuk menganisipasi Wajib Pajak yang alamanya idak diemukan aau elah pindah rumah eapi alamanya belum digani. 3. Bagi penelii selanjunya, periode waku dan ruang lingkup berbeda dapa memberikan hasil peneliian yang berbeda pula sera penelii selanjunya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain diluar variabel agar memperoleh hasil yang beraneka ragam unuk memperdalam eori yang ada, conohnya variabel penyiaan, pelelangan, penyanderaan, dll. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi Prosedur Penelian (Suau Pendekaan Prakik). Jakara: PT. Rineka Cipa Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program SPSS. Ceakan Keempa, Badan Penerbi Universias Diponegoro, Semarang Kemenrian Keuangan Republik Indonesia Noa Keuangan dan APBN 7

8 periode , diakses anggal 2 Sepember 2015 dari hp:// daa/uu-apbn-noa-keuangan Mardiasmo Perpajakan Edisi Revisi Yogyakara: Andi Offes. Suandy, Erly Hukum Pajak. Jakara: Salemba Empa Sugiyono Meode Peneliian Kuaniaif Kualiaif dan R&D. Bandung: CV Alfabea. Republik Indonesia Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 enang Penagihan Pajak dengan Paksa sebagaimana elah diubah erakhir dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000, diakses pada Tanggal 4 Sepember 2015 dari hp:// les/ PersandinganUUPerpajakan.pdf Rusjdi, Muhammad PPSP Penagihan Pajak dengan Paksa. Jakara: Indeks. Syahpura, M. Sulhan Teguran, Paksa, dan Sanksi Adminisrasi erhadap Pembayaran Tunggakan Pajak. Jurnal Perpajakan Universias Brawijaya Malang, Vol. 5 No. 1 April Waluyo Perpajakan Indonesia. Jakara: Salemba Empa. Wardani, Danis Maydila Pengaruh Sanksi Adminisrasi dan Paksa erhadap Opimalisasi. Jurnal Perpajakan Universias Brawijaya Malang, Vol. 3 No. 1 Desember Zain, Muhammad Manajemen Perpajakan. Jakara: Salemba Empa. 8

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTERKEUANGAN REPUBLK NDONESA SALNAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLK NDONE.S.A NOMOR 253/PMK. 08/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERAN JAMNAN UNTUK PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL D

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment Media Sudi Ekonomi ISSN 2502-6690 (Online) ISSN 14104814 (Paper) Vol.20 No.1, Januari Juni 2017 www.journal.ua45jakara.ac.id Jurnal Online Inernasional & Nasional Universias 17 Agusus 1945 Jakara ===================================================================

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci