TEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) I. PENDAHULUAN
|
|
- Djaja Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman jati adalah ketersediaan bibit yang relatif terbatas baik dari segi jumlah, kualitas maupun dari segi waktu ketersediaannya. Selain itu, masih ada kecenderungan peningkatan kebutuhan bibit jati untuk berbagai keperluan seiring dengan peningkatan permintaan terhadap kayu jati. Pembiakan biji secara generatif memiliki beberapa kekurangan seperti persen kecambah yang rendah dengan masa perkecambahan yang bisa mencapai 2-3 bulan (Soerianegara dan Lemmens, 1994). Menurut Lamprecht (1989) dalam hartono (2004), persen kecambah jati hanya sekitar %. Dari segi waktu ketersediaan biji, jati hanya berbuah pada waktuwaktu tertentu saja, yaitu pada sekitar bulan Juli - Desember (Martawijaya dkk., 1986). Hal ini tentu saja dapat menghambat ketersediaan bibit jati yang kebutuhannya semakin meningkat. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, maka perbanyakan tanaman secara vegetatif menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan bibit jati. Pembiakan vegetatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif, yaitu disamping dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar dengan sifat penampakan yang lebih seragam, juga menghasilkan keturunan yang sifat dan penampakannya serupa dengan induknya (Hartono, 2004). Perbanyakan vegetatif juga tidak dibatasi waktu sehingga ketersediaan bibit akan lebih terjamin. Salah satu cara pembiakan vegetatif yang relatif sederhana dan umum digunakan di bidang kehutanan adalah dengan stek. Stek merupakan teknik pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya dan apabila ditanam pada kondisi yang menguntungkan akan tumbuh tunas dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna (Soerianegara dan Djamhuri, 1979, dalam Hartono, 2004). Untuk menjamin pengadaan bibit dari stek pucuk bagi pembangunan hutan tanaman, perlu dibangun kebun pangkas. Pembangunan dan pengelolaan kebun pangkas ditujukan untuk menghasilkan bahan stek yang mudah diakarkan, yang memiliki kualitas genetik tinggi dan dalam jumlah banyak pada saat diperlukan, serta untuk menghasilkan bibit yang dapat tumbuh baik di lapang. 69
2 Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, Materi kebun pangkas harus berasal dari pohon yang memang telah teruji secara kualitas. Untuk mendapatkan materi yang sama, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu cangkok dan penyambungan. Grafting atau sambungan adalah suatu seni, proses dan perlakuan menggabungkan suatu tanaman ke bagian tanaman lain sehingga terjadi persenyawaan dan dapat melanjutkan pertumbuhannya sebagai satu individu tanaman (Mahlstede dan Haber, 1957, dalam Trisnawati, 2010 ). Pada pengertian lain, grafting atau ent adalah menggabungkan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan. Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Tujuan dari grafting ini adalah membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak, dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman (Wudiyanto, 1994). Salah satu bentuk dari grafting adalah budding (penempelan), dimana ukuran batang atas (scion) tereduksi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann dkk., 1997).. B. Tujuan Tulisan ini disusun untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai teknik pembuatan grafting jenis Jati (Tectona grandis) secara budding sebagai bahan pembangunan kebun pangkas. II. METODOLOGI A. Waktu dan tempat Pengambilan mata tunas dilaksanakan pada bulan Juli 2011 di Kebun Uji Klon Jati KHDTK Wonogiri. Sedangkan pelaksanaan grafting/penyambungan dilakukan pada bulan Juli 2011 di persemaian BBPBPTH Purwobinangun. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bahan mata tunas Bahan yang digunakan adalah mata tunas yang diambil dari kebun uji klon Jati KHDTK Wonogiri. 2. Bahan kegiatan Kertas koran, air, tali rafia, kantong plastik, label dan alat tulis. 3. Alat Gunting stek, golok/parang dan cutter. C. Persiapan di persemaian Persiapan persemaian perlu dilakukan dalam rangka memperoleh viabilitas tinggi terhadap scion yang telah diambil, karena jika terlalu lama disimpan maka viabilitas scion tersebut akan turun. Berikut merupakan langkah-langkah yang harus dipersiapkan: 70
3 Teknik Grafting (Penyambungan) pada Jati (Tectona grandis L. F.) 1. Pembuatan naungan Prastowo dkk. (2006) menjelaskan bahwa naungan mempunyai fungsi sebagai pengatur sinar matahari yang masuk (30-60%), menciptakan iklim mikro yang ideal, menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daun-daun muda, menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban tanah dan mengurangi derasnya curahan air hujan. Naungan tersebut dipasang di atas lokasi yang akan dijadikan tempat penyambungan berlangsung. 2. Mempersiapkan rootstock Prastowo dkk. (2006) menjelaskan bahwa batang bawah atau rootstock/understam adalah tanaman yang berfungsi sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran dan berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Oleh karenanya, perlu pemilihan rootstock yang baik. Batang bawah ini berasal dari bibit Jati yang disemaikan dari biji dan telah berumur sekitar bulan dengan diameter berkisar antara 1,5 2,5 cm. Rootstock yang dipilih mempunyai batang yang lurus, tidak banyak percabangan dan pertumbuhannya baik dan sehat. 3. Pembuatan sungkup Pembuatan sungkup diperlukan agar kelembaban udara stabil (Gambar 1). Kelembaban udara mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. D. Pengumpulan mata tunas sebagai scion/entres Mata tunas diambil dari 5 klon unggul dari Wonogiri yang berumur 10 tahun, yang mempunyai pertumbuhan stabil dan terbaik. Langkah-langkah dalam pengumpulan pemilihan mata tunas Jati yang merupakan bahan untuk pembuatan sambungan, adalah sebagai berikut: 1. Memilih mata tunas yang belum pecah (dorman) Mata tunas yang belum pecah biasanya muncul pada ranting pohon. Bakal tunas tersebut belum mengeluarkan daun muda, akan tetapi bakal daunnya sudah ada. Gambar 1. Pembuatan sungkup Ciri-cirinya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan dan permukaannya diselimuti bulu halus. Mata tunas tersebut tumbuh pada bekas tangkai daun (Gambar 2). Gambar 3 menunjukkan mata tunas yang sudah pecah. 71
4 Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, Pemotongan ranting Gambar 2. Mata tunas Jati yang belum pecah Gambar 3. Mata tunas yang sudah pecah Pada beberapa kasus yang telah dilaksanakan, pemotongan ranting dilakukan dengan tidak teratur. Hal demikian menyebabkan kesulitan dalam penanganannya, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kesulitan dalam pengepakan 2. Kesulitan dalam penyimpanan di tempat yang lembab, sehingga saat disimpan dalam wadah yang berisi air, sebagian dari ranting tersebut tercelup ke dalam air lihat Gambar Perendaman dalam air tersebut, menurut Prastowo dkk. (2006), akan mengundang bakteri patogen dan cendawan masuk ke dalam jaringan entres. Selain itu, kambiumnya cepat tertarik keluar yang menyebabkan seringnya keluar cairan kental dari luka, sehingga pada saat akan disambungkan entres sudah membusuk. Gambar 4. Penyimpanan entres/scion dalam wadah berisi air 4. Mata tunas yang terendam air akan berubah warna menjadi kehitaman yang mengindikasikan terjadi kebusukan pada beberapa bagian mata tunas tersebut (Gambar 5). 72
5 Teknik Grafting (Penyambungan) pada Jati (Tectona grandis L. F.) Gambar 5. Mata tunas berubah warna menjadi kehitaman Untuk menghindari kesalahan tersebut, berikut merupakan langkah pemotongan ranting jati sebagai bahan pembuatan sambungan: 1. Pemotongan ranting dengan panjang 30 cm. Pemotongan dilakukan pada tengah antara ruas ranting. Biasanya terdapat 3-4 ruas yang berisi mata tunas pada bekas tangkai daun. Scion diambil pada cabang-cabang kecil/ ranting-ranting sehingga ukurannya tidak terlalu besar dan daya tumbuhnya tinggi (Gambar 6). 2. Pengikatan ranting menggunakan tali plastik dan pelabelan Pengikatan ranting jati tidak boleh terlalu kencang karena dikhawatirkan mata tunas yang akan digunakan patah atau terluka. Pelabelan sangat penting dilakukan agar identitas dari materi ini tidak hilang atau tertukar. 3. Pembungkusan ranting menggunakan kertas koran. Pembungkusan dilakukan sebanyak 2 lapis, yaitu lapisan pertama kertas koran yang dibasahi air dan lapisan kedua kertas koran kering. Seperti terlihat pada Gambar 7, potongan ranting diletakan pada kertas koran yang sudah dibasahi air pada permukaannya. Tujuannya adalah agar memberikan kelembaban dan menurunkan suhu pada entres yang sudah dipotong tersebut. Lapisan kedua kertas koran kering berfungsi sebagai Gambar 6. Mata tunas pada ranting Jati yang dipotong dengan penahan jika kertas basahnya sobek terkena panjang 30 cm ranting jati. 73
6 Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, Gambar 7. Kertas koran yang sudah dibasahi 4. Untuk menjaga kelembaban, ranting yang sudah dibungkus Koran segera dimasukan ke dalam kantung plastik dan dilabeli lagi. Pada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, ranting tersebut dapat bertahan selama 2 3 hari. Indikasi kelembaban yang terjaga dapat dilihat adanya embun di dalam kantong plastik (Gambar 8). 3. Penyambungan scion (mata tunas) dengan rootstock Gambar 8. Scion yang telah dibungkus dan dimasukkan ke dalam plastik Menurut Ashari (1995), budding dapat menghasilkan sambungan yang lebih kuat, terutama pada tahun-tahun pertama dibandingkan dengan metode grafting lain karena mata tunas tidak mudah bergeser. Budding juga lebih ekonomis digunakan sebagai metode perbanyakkan karena tiap mata tunas dapat menjadi satu tanaman baru (Hartmann dkk., 1997). Masalah yang sering terjadi dalam proses penyambungan adalah sukarnya kulit kayu batang bawah dibuka, terutama pada saat tanaman dalam kondisi pertumbuhan aktif, yakni pada saat daun-daunnya belum menua. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis tanaman. Sebaiknya okulasi dilakukan saat tanaman dalam kondisi dorman (Ashari,1995). Berikut merupakan tahapan dalam pembuatan grafting dengan teknik budding: a. Pemotongan batang utama rootstock Batang utama dipotong pada ketinggian setengah dari tinggi total rootstock. Ketinggian tersebut ideal karena apabila terlalu rendah bisa mati (Gambar 9). 74
7 Teknik Grafting (Penyambungan) pada Jati (Tectona grandis L. F.) Gambar 9. Pemotongan batang rootstock b. Membuat sayatan pada kulit rootstock Rootstock yang telah dipotong kemudian disayat kulitnya dengan ukuran kurang lebih 5 sentimeter. Arah sayatan dimulai dari atas ke pangkal batang, kemudian pada akhir sayatan kulit dipotong dengan sudut 45 derajat. Akhir sayatan tersebut nantinya untuk tempat menempelkan scion sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung kambium antara rootstock dan scion (Gambar 10). Permukaan sayatan dihaluskan agar proses pertautan menjadi sempurna. c. Memotong dan menghaluskan scion Ranting yang ada mata tunasnya dipotong dengan posisi mata tunas berada ditengahtengah antara kedua potongan. Potongan tersebut selanjutnya dibelah untuk mendapatkan bilah mata tunas yang siap untuk ditempel. Permukaan bekas belahan tersebut dihaluskan dan diratakan menggunakan cutter. Pemilihan mata tunas harus disesuaikan dan tidak boleh terlalu besar dari diameter rootstocknya karena akan kesulitan saat pertautan dilakukan (Gambar 11). Gambar 10. Pembuatan sayatan pada batang rootstock 75
8 Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, Gambar 11. Pemrosesan scion Jati d. Menempelkan dan mengikat scion Permukaan scion dan rootstock yang sudah rata segera ditempelkan. Saat menempelkan harus diperhatikan pangkal dan ujung scion tersebut (jangan terbalik). Posisi pangkal harus berada di bawah dan dilekatkan pada pangkal sayatan rootstock sehingga terjadi pertemuan antara kulit rootstock dan kulit scion. Dari pertemuan kedua kulit tersebut diharapkan akan terjadi pertautan kambium diantara keduanya. Selanjutnya diikat menggunakan plastik agar kokoh pertautannya. Ikatan dimulai dari bagian bawah ke atas dan kembali ke bawah hingga di pangkal sayatan. Ikatan harus rapat agar air tidak masuk yang dapat menyebabkan scion membusuk (Gambar 12 dan 13). Gambar 12. Penempelan scion 76
9 Teknik Grafting (Penyambungan) pada Jati (Tectona grandis L. F.) Gambar 13. Cara mengikat scion dengan rootstock Setelah diikat, segera dimasukkan ke dalam sungkup untuk mendapatkan kelembaban optimal yang stabil. e. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan adalah berupa penyiraman dan pengamatan jika ada jamur yang menyerang. 1. Penyiraman dilakukan dua hari sekali dengan cara menggenangi polybag dengan air. Diusahakan sambungan tersebut tidak terkena air karena akan menyebabkan kebusukan. 2. Perkembangan sambungan diamati, jika sambungan tidak berhasil biasanya akan berjamur. Pemisahan bibit yang berjamur perlu dilakukan agar jamur tidak menulari grafting yang lain. 3. Pemupukan dilakukan ketika sambungan telah beumur 1 bulan dengan cara mencairkan pupuk NPK yang kemudian diberikan pada masing-masing bibit. 4. Sungkup dibuka secara perlahan setelah pertautan berhasil dan terlihat pertumbuhan daun dari grafting tersebut. 5. Plastik ikatan dilepas setelah sambungan nampak kokoh agar pertumbuhannya tidak terganggu. 6. Tunas air yang muncul dari rootstock dihilangkan agar makanan tidak terbagi-bagi. f. Penggantian Polybag Penggantian polybag dan penambahan media dilakukan pada saat grafting tidak ditanam di lapangan. Masa pakai polybag yang tidak tahan lama menyebabkan polybag cepat lapuk dan sobek. Media dalam polybag juga semakin berkurang karena terbuang pada saat penyiraman. Hal lainnya adalah karena kondisi grafting yang semakin besar sehingga membutuhkan ruang yang lebih besar untuk pertumbuhannya. Oleh sebab itu, penggantian polybag keukuran yang lebih besar dan penambahan media diharapkan dapat memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan grafting. 77
10 Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, PENUTUP Permintaan terhadap kayu Jati masih tinggi untuk kayu pertukangan karena mempunyai sifat kayu yang unik. Sejalan dengan permintaan yang meningkat tersebut, ketersediaannya di hutan tanaman perlu tetap dijaga agar kebutuhan akan kayu jati tersebut dapat dipenuhi. Bibit yang diperoleh dari hasil pembiakan vegetatif diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan terhadap kebutuhan bibit jati yang ditanam. Kelebihan bibit dari pembiakan vegetatif yang berasal dari pohon plus, seperti pertumbuhannya yang lebih baik dan seragam, juga diharapkan dapat menghasilkan pohon jati yang lebih Gambar 14. Grafting yanag sudah berhasil cepat tumbuh sehingga dapat dipanen (jadi) dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan bibit dari biji. Metode grafting dengan teknik budding yang disampaikan pada tulisan ini dapat digunakan sebagai panduan untuk pembangunan kebun pangkas jati yang dimulai dari persiapan persemaian, pengambilan scion di lapangan dan proses grafting di persemaian. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Ir. Sugeng Pudjiono, MP selaku Penanggung Jawab kegiatan Penelitian Populasi Perbanyakan Kayu Pertukangan, Kayu Pulp dan Kayu Energi atas dukungan dan bantuannya sehingga kegiatan ini terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Ashari S Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press. Hartman, H. T. dan D. E. Kester Plant Propagation, Principle and Practises. Prentice Hall Inc, New York. Hartman, H. T., D. E. Kester, F. T. Davies dan R. L. Geneve Plant Propagation Principle and Practice. Sixth edition. New Jersey : Pentice Hall. Inc. Englewood. Hartono, A Pembangunan dan Pemeliharaan Kebun Pangkas untuk Produksi Bahan Stek Pucuk Jati (Tectona grandis Linn.f). Skripsi. Departemen Manajemen 78
11 Teknik Grafting (Penyambungan) pada Jati (Tectona grandis L. F.) Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Diakses dari handle/ /15624?show=full tanggal 6 Oktober 2014 jam wib. Indrioko, S., E. Faridah dan A. Y. Widhianto Keberhasilan Okulasi jati (Tectona grandis L.f) Hasil Eksplorasi di Gunung Kidul. Jurnal Ilmu Kehutanan Volume IV No.2: Mahlstede, J. P. dan E. S. Heber Plant Propagation. New York : John wiley and Sons, Inc. Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S. A. Prawira Indonesian Wood Atlas. Vol I. Departmen of Forestry. Bogor. Indonesia. Mashudi dan M. Susanto Kemampuan Bertunas Stool Plants Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) dari Beberapa Populasi di Kalimantan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 7 No. 2: Prastowo N. dan J. M. Roshetko Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah.World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International. Bogor, Indonesia. Soerianegara, I. dan R. H. M. J. Lemmens Prosea. Plant Resources of South East Asia 5. Timber Trees : Major Commercial Timbers. Prosea. Bogor. Trisnawati, R Studi Pembiakan Vegetatif (Intsia bijuga (Colebr.) O.K. melalui Grafting. Skripsi. Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Diakses dari tanggal 6 Oktober 2014 jam wib. Wudiyanto, R Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya. 79
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari
Lebih terperinciPENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )
PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) Effect of Clone and Budgraft Time on Growth and Survival Rate Teak (Tectona grandis) Sugeng Pudjiono
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)
ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)
PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING) SUWANDI Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta I. PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman banyak dilakukan
Lebih terperinciIII. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono
III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono A. Stek Stek merupakan teknik pembiakan vegatatif dengan cara perlakuan pemotongan pada bagian vegatatif
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK
STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK Preliminary Research on Vegetative Propagation of Nyawai (Ficus variegata) by Cutting Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Lebih terperinci(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)
PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena
Lebih terperinciMaman Sulaeman I. PENDAHULUAN
TEKNIK PEMANGKASAN (Shorea leprosula Miq.) SEBAGAI BAHAN PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN CARA STEK Prunning Techniques of Shorea leprosula Miq. as Vegetative Propagation Material for Cutting Balai Besar Penelitian
Lebih terperinci1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar
1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar Nama Daerah : Benuang bini, benuwang, banuang, bunuang, benua, wenuang Nama Ilmiah : Octomeles Sumatrana Miq Family
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciKARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.
KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciTEKNIK PERBANYAKAN SAMBUNG PUCUK MANGGA DENGAN CARA PENGIKATAN TALI LANGSUNG SUNGKUP. Oleh RUSJAMIN JADI ALI DAN FARIHUL IHSAN
TEKNIK PERBANYAKAN SAMBUNG PUCUK MANGGA DENGAN CARA PENGIKATAN TALI LANGSUNG SUNGKUP Oleh RUSJAMIN JADI ALI DAN FARIHUL IHSAN Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Jalan Raya Solok-Aripan KM. 8 Solok,
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (1) : 01 07, Juni 2011 ISSN : 1979-5971 PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO Oleh : Nyoman Mertade 1) dan Zainuddin Basri 2) ABSTRAK
Lebih terperinciTEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN
TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants Endin Izudin Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan
Lebih terperinciBUDIDAYA SUKUN 1. Benih
BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kering yang nyata, tipe curah hujan C F, jumlah curah hujan rata-rata 1.200
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jati merupakan tanaman komersil yang tumbuh pada tanah sarang, terutama pada tanah yang berkapur. Jenis ini tumbuh di daerah dengan musim kering yang nyata, tipe curah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96
Lebih terperinciRepositori FMIPA UNISMA
Studi Pemberian NAA dan 2,4-D pada Stek Batang Pohon Terompet Kuning (Tabebuia aurea) Ahmad Syafi'i 1, Ari Hayati 2 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Abstrak Stek batang lebih menguntungkan
Lebih terperinciTEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang
Lebih terperinciBudidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir
Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia hingga
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.
PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Mahasiswa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )
PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) Oleh : PH Padang,SP PBT. BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan
Lebih terperinciSugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.
Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A. & Mahfudz PEMBANGUNAN KEBUN PANGKAS JATI SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BENIH UNTUK MENDAPATKAN BIBIT UNGGUL GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM PENANAMAN
Lebih terperinciStudi Pembiakan Vegetatif Intsia bijuga (Colebr.) O.K. Melalui Grafting
6JURNAL Andi SILVIKULTUR Sukendro et al. TROIKA Vol. 01 No. 01 Desember 2010, Hal. 6 10 ISSN: 2086-8227 Studi embiakan Vegetatif Intsia bijuga (Colebr.) O.K. Melalui Grafting Study of Vegetative ropagation
Lebih terperinciTeknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk
Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative)
KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative) A. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN STEK Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetative buatan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG USAHA Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat di idolakan di Indonesia. Sesuai dengan sebutan durian yang di duga berasal dari istilah melayu, buah ini sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perum Perhutani merupakan Perusahaan milik negara yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di Pulau Jawa dan Madura dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani merupakan sebuah badan usaha yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola hutan tanaman yang ada di Pulau Jawa dan Madura dengan menggunakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian
Lebih terperinciPERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2
Lebih terperinciKEBERHASILAN OKULASI VARIETAS JERUK MANIS PADA BERBAGAI PERBANDINGAN PUPUK KANDANG ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (2) : 97 104, Desember 2011 ISSN : 1979-5971 KEBERHASILAN OKULASI VARIETAS JERUK MANIS PADA BERBAGAI PERBANDINGAN PUPUK KANDANG Oleh : Yusran dan Abdul Hamid Noer ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat tersebut bila tidak diimbangi dengan usaha penanaman kembali maka degradasi
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L)
PKMP-1-8-1 PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L) R.M. Aulia El Halim, B. Pramudityo, R. Setiawan, I.Y. Habibi,
Lebih terperinciMATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF
MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN
20 III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016 di lahan percobaan di desa Giriharjo, Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur.
Lebih terperinciBUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan
Lebih terperinciJenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah
PERBENIHAN 1 Pengadaan benih tanaman hutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam hutan. Kegiatan pengadaan benih mencakup beberapa kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)
PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril) The effect of shoot part on growth cutting kranji (Pongamia pinnata Merill) Oleh Nurmawati Siregar Balai Penelitian Teknologi
Lebih terperinciTEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN
TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon
Lebih terperinciOleh : Iskandar Z. Siregar
MODULE PELATIHAN 2 TEKNOLOGI PERBENIHAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.
Lebih terperinciSuatu unit dalam. embryo sac. (kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio
PERBENIHAN 1 Pengadaan benih tanaman hutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam hutan. Kegiatan pengadaan benih mencakup beberapa kegiatan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG JATI PURWOBINANGUN 5/13/2016
JATI PURWOBINANGUN LATAR BELAKANG Jati merupakan salah satu primadona hutan rakyat di Indonesia Estmasi hutan rakyat dengan jenis utama jati mencapai 1.2 juta ha dari 1.7 juta hutan jati di Indonesia (
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING
PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)
Lebih terperinciPERSIAPAN BAHAN TANAM TEH
PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciKAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 07 14, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO Oleh : Zainuddin Basri 1) ABSTRAK Kemampuan produksi dan kualitas hasil tanaman sangat
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hibrid Acacia adalah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas
TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Secara umum, pembiakan tanaman terbagi menjadi dua cara yaitu pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2009 - Maret 2010. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur dan Laboratorium Penyakit Hutan
Lebih terperinciPERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG
PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG Dr. Yadi Setiadi Mine Land Rehabilitation Specialist Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University Campus IPB, Darmaga, Bogor ysetiad55@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan kayu meningkat setiap tahun, sedangkan pasokan yang dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu dunia diperkirakan sekitar
Lebih terperinciPENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA
PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA KETUT TURIANI INDRA WINTEN 1) ANAK AGUNG GEDE PUTRA 2) PANDE GEDE GUNAMANTA 3) Fakultas Pertanian Universitas Tabanan 1).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang menjadi sentra penanaman jati adalah puau Jawa (Sumarna, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati dikenal sebagai kayu mewah karena kekuatan dan keawetannya dan merupakan salah satu tanaman yang berkembang baik di indonesia. Hal tersebut tercermin dari
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU
BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di
Lebih terperinciTehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah
Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah Nugroho H. Prastowo James M. Roshetko Gerhard E.S Maurung Erry Nugraha Joel M. Tukan Frasiskus harum Diterbitkan oleh: World Agroforestry Centre
Lebih terperinciTingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik
Biocelebes, Juni 2011, hlm. 22-30 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Tingkat Keberhasilan Okulasi Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Abdul Hamid Noer 1) dan Yusran 2) 1,2) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENYEDIAAN BAHAN TANAM KEMIRI SUNAN DENGAN TEKNIK GRAFTING
I. PENDAHULUAN PENYEDIAAN BAHAN TANAM KEMIRI SUNAN DENGAN TEKNIK GRAFTING oleh Agung Mahardhika ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Indonesia yang kaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
PENDAHULUAN Latar Belakang Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif dengan kultivar atau varietas jeruk
Lebih terperinciKOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (1) : 37 41, Juni 2011 ISSN : 1979-5971 KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH Oleh : Enny
Lebih terperinciUNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN
BUDIDAYA BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) for Forest Plantation Establishment Rizki Ary Fambayun Balai Besar Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Lebih terperinciPERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
PERBANYAKAN TANAMAN Oleh: Rommy A Laksono Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA Metode perbanyakan tanaman ada 3 : 1. Generatif (seksual) : menggunakan organ generatif (biji/benih) 2.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki
TINJAUAN PUSTAKA Bibit Sungkai (Peronema canescens) 1. Morfologi Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk
Lebih terperinciTeknik Membangun Persemaian Pohon di Desa
Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciMangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik
Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan
Lebih terperinciTehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah
Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah Nugroho H. Prastowo James M. Roshetko Gerhard E.S Maurung Erry Nugraha Joel M. Tukan Frasiskus harum Diterbitkan oleh: World Agroforestry Centre
Lebih terperinciKAJIAN UMUR BIBIT BATANG BAWAH NANGKA DAN TAKARAN PUPUK PELENGKAP BENIH NUTRIFARM-SD TERHADAP KEBERHASILAN PERTAUTAN SAMBUNG PUCUK
J. Agroland 16 (1) : 33-39, Maret 2009 ISSN : 0854 641X KAJIAN UMUR BIBIT BATANG BAWAH NANGKA DAN TAKARAN PUPUK PELENGKAP BENIH NUTRIFARM-SD TERHADAP KEBERHASILAN PERTAUTAN SAMBUNG PUCUK Study of Various
Lebih terperinciPENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU
PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU (Fragraea fragarans ROXB) 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Imam Muslimin 2) ABSTRAK Tembesu (Fragraea fragrans ROXB) merupakan jenis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciKultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang
AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciKetersediaan klon kakao tahan VSD
Alternatif Pengendalian Penyakit VSD (vascular-streak dieback) Melalui Penggantian Tajuk Tanaman Teguh Iman Santoso 1), Sudarsianto 1), dan A. Adi Prawoto 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Lebih terperinciPANEN DAN PASCA PANEN DURIAN
PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN
TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan
Lebih terperinciPELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.
PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PENDAHULUAN Metode kultur jaringan juga disebut dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen
Lebih terperinciPERBAIKAN PENGELOLAAN POHON INDUK MANGGA
iptek hortikultura PERBAIKAN PENGELOLAAN POHON INDUK MANGGA Tanaman mangga termasuk tanaman menyerbuk silang (yang umumnya konstitusi genetiknya heterozigous), apalagi berdasarkan sejarah tanaman ini telah
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciPEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010
PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009 PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak
Lebih terperinciSRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING
PENGGANTIAN JENIS SRIKAYA LOKAL DENGAN SRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING Buah srikaya (Annona squamosa) berbentuk bola dengan tekstur kulit berbenjol-benjol kasar, daging buah bercitarasa manis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA
PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan
Lebih terperinciSumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.
Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan
Lebih terperinci