JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %
|
|
- Djaja Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 % PASAR SEPEDA MOTOR TAK PERNAH KRISIS PERTUMBUHAN PER THN : 14 % (+/-12 JT) PERTUMBUHAN YANG SANGAT PESAT MENIMBULKAN PERMASALAHAN PERTAMA : KAMSELTIBCARLANTAS KEDUA : POTENSI TINDAK PIDANA DENGAN OBYEK SEPEDA MOTOR DATA KORLANTAS : ANGKA KECELAKAAN SELALU MENINGKAT (64% SPD MOTOR) THN 2013 : KASUS; THN 2014 (SAMPAI SEPT) : 81,597 KASUS (MD , LB , LR ) 2 ORG PER HARI MD DIPERLUKAN PEMBENAHAN, PENATAAN DAN PENGELOLAAN DI SEKTOR LLAJ POLRI (KORLANTAS) KONSISTEN UNTUK TERUS PROAKTIF MENGAMBIL PERAN AKSI KESELAMATAN BERLALU LINTAS 2
3 1. BURUKNYA KONDISI ANGKUTAN UMUM SEPEDA MOTOR ADALAH PILIHAN MODA TRANSPORTASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. 2. SEPEDA MOTOR COCOK UNTUK MOBILITAS SECARA CEPAT. 3. MEKANISME JUAL-BELI SEPEDA MOTOR SANGAT MUDAH. 4. REGULASI TTG SEPEDA MOTOR SANGAT LONGGAR TIDAK ADA PEMBATASAN PRODUKSI DAN PENJUALAN 3
4 INDUSTRI OTOMOTIF HARUS DIDUKUNG MENUNJANG PEREKONOMIAN NASIONAL, LAPANGAN KERJA, PENINGKATAN PAJAK DAN PAD. MENIMBULKAN KESEMRAWUTAN DI JALAN MENGGANGGU KAMSELTIBLARLANTAS POTENSI RISIKO KESELAMATAN BERLALULINTAS 4
5 TIDAK MENGGUNAKAN HELM. TIDAK DISIPLIN PADA LAJUR KIRI. MELAWAN ARUS. MENGGUNAKAN JEMBATAN PENYEBERANGAN. KEBUT-KEBUTAN. MENGGUNAKAN BAK TERBUKA (SPD MOTOR RODA TIGA). SEPEDA MOTOR PENYUMBANG TERBESAR TERJADINYA KECELAKAAN LALU LINTAS (64%). TIAP BULAN SETIDAKNYA TERDAPAT KALI LAKA LANTAS. 5
6 ANCAMAN FAKTUAL (GANGGUAN NYATA) SEKTOR HULU LAKA LANTAS KEMACETAN PELANGGARAN POLUSI POLICE HAZARD (AMBANG GANGGUAN) SARPRAS TATA RUANG LINGKUNGAN PERILAKU FAKTOR KORELATIF KRIMINOGEN (POTENSI GANGGUAN) SEKTOR HILIR PENDIDIKAN KOMPONEN TATA RUANG KEBIJAKAN 6
7 MEMBINA DAN MENYELENGGARAKAN FUNGSI LALU LINTAS YANG MELIPUTI : PENDIDIKAN MASYARAKAT, PENEGAKAN HUKUM, PENGKAJIAN MASALAH LALU LINTAS, REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI PENGEMUDI DAN KENDARAAN BERMOTOR, PATROLI JALAN RAYA. 7
8 5 PILAR RUNK STAKEHOLDER S LLAJ KOMITMEN TERINTEGRASI & BERKESINAMBUNGAN KENDARAAN YG BERKESELAMATAN JALAN YG BERKESELAMATAN PENGGUNA JALAN YG BERKESELAMATAN MANAJEMEN KESELAMATAN JALAN 5 PILAR RUNK KEBUTUHAN & HARAPAN DEKADE AKSI KESELAMATAN UNITED NATION RESPON PASCA KECELAKAAN 8
9 A. PENYEMPURNAAN SISTEM PENDATAAN 1. PENYEMPURNAAN FORMAT DATA KECELAKAAN LALU LINTAS 2. PELAKSANAAN ANALISIS SISTEM PENCATATAN DATA KECELAKAAN LALU LINTAS SECARA BERKALA 1. MANAJEMEN KESELAMATAN B. PENINGKATAN KUALITAS INVESTIGASI 3. PENINGKATAN KEMAMPUAN PERSONIL 4. PENINGKATAN SARANA TEKNOLOGI PADA PENYIDIKAN KECELAKAAN LALU LINTAS 5. KERJASAMA PENCEGAHAN C. KEMITRAAN KESELAMATAN LALU LINTAS (RSPA) 6. KERJASAMA PENANGANAN 7. KERJASAMA PASCA 8. KERJASAMA PENGKAJIAN MASALAH SEPEDA MOTOR 9
10 2. JALAN YANG BERKESELAMATAN D. PENGKAJIAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (BLACK SPOT) 9. PERUMUSAN DAN PELAKSANAKAN KAJIAN BERSAMA INSTANSI TERKAIT 10. PEMBERIAN REKOMENDASI HASIL KAJIAN 10
11 E. PENEGAKAN HUKUM KENDARAAN DENGAN MUATAN BERLEBIH (OVERLOADING) 11. PELAKSANAAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI KEMENTERIAN PU, PERHUBUNGAN, MENDAGRI, PEMERINTAH PROP/KOTA/KAB CQ. DINAS PERHUBUNGAN DAN DINAS PEKERJAAN UMUM 3. KENDARAAN YANG BERKESELAMATAN F. PENYEMPURNAAN SISTEM REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR SESUAI STANDAR KESELAMATAN 12. MENYEDIAKAN SARANA & PRASARANA PENEGAKAN HUKUM OVERLOADING 13. MELAKUKAN ANALISIS DAN EVALUASI KEGIATAN PENEGAKKAN HUKUM KELEBIHAN MUATAN 11
12 14. PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMUDI G. PENYEMPURNAAN SISTEM PENERBITAN SIM 15. PENYEMPURNAAN SISTEM UJI SIM 16. PENDATAAN PENGEMUDI YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DAN MENYEBABKAN KECELAKAAN LALU LINTAS. 4. PENGGUNA JALAN YANG BERKESELAMATAN H. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN YANG BERPOTENSİ KECELAKAAN LALU LİNTAS 17. PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS YANG BERPOTENSI SEBAGAI PENYEBAB KECELAKAAN 18. PENINDAKAN TERHADAP POTENSI LAIN PENYEBAB MASALAH KECELAKAAN I. PENDIDIKAN LALU LINTAS SEJAK DINI DAN BERKELANJUTAN 19. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS SECARA FORMAL 20. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS SECARA NON FORMAL 12
13 21. SISTEM INFORMASI PELAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN 5. POST CRASH RESPONSE J. PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PASCA KECELAKAAN 22. PENANGANAN KECELAKAAN 23. PENERBITAN SURAT KETERANGAN UNTUK ASURANSI 13
14 a. MENERAPKAN PENGETAHUAN TENTANG LALU LINTAS KEDALAM KURIKULUM SEKOLAH. b. PROGRAM POLISI LALU LINTAS MASUK SEKOLAH (TRAFFIC POLICE GOES TO SCHOOL). c. PROGRAM POLISI LALU LINTAS MASUK KAMPUS (TRAFFIC POLICE GOES TO CAMPUS). d. MEMBENTUK KOMUNITAS POLISI LALU LINTAS DENGAN MENERAPKAN SINERGITAS POLISIONAL. e. MENGAKTIFKAN PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (PKS). f. MENGAKTIFKAN GERAKAN PRAMUKA SAKA BHAYANGKARA LANTAS g. PROGRAM POLISI CILIK (POCIL). h. KONSULTASI LALU LINTAS BEKERJASAMA DENGAN MEDIA CETAK DAN MEDIA ELEKTRONIK. i. MELAKUKAN DISKUSI-DISKUSI TENTANG PELAKU BERKENDARAAN YANG BERKESELAMATAN PADA FORUM-FORUM LALU LINTAS DENGAN SASARAN UTAMA PENGGUNA SEPEDA MOTOR. 14
15 PENDIDIKAN LALU LINTAS, MELALUI PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT AGAR SELALU MENTAATI PERATURAN LALU LINTAS. PENYEDIAAN JALUR KHUSUS SEPEDA MOTOR. PEMBATASAN JALUR SEPEDA MOTOR KONSEKUENSI : PEMBENAHAN FASILITAS ANGKUTAN UMUM DENGABN AKSES YANG LUAS DAN MERATA. KOMITMEN KEBIJAKAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN PADA KAMSELTIBCARLANTAS. PENEGAKAN HUKUM SECARA KONSISTEN TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH PENGENDARA SEPEDA MOTOR. IKLAN SEPEDA MOTOR YANG MENDIDIK (TDK BERKAITAN TTG KECEPATAN, GUNAKAN HELM ) 15
16
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI SAT LANTAS POLRES SUMBAWA 0 Sumbawa, Desember 0 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya d
No.205, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERHUBUNGAN. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Keselamatan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6122) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciNomor... Tahun... TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dikerjakan oleh: Bagian Hukum dan Kerjasama, Sari Hayu Hutami : Diperiksa oleh: Kasubbag Peraturan Perundang-undangan, : Terlebih dahulu: 1. Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama : 2. Direktur KTD : 3. Direktur
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
\ SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Keselamatan Jalan Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata masalah transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciKESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan Dalam Rangka Peringatan Hari Korban Kecelakaan Lalu Lintas Sedunia Tahun 2012
KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan Dalam Rangka Peringatan Hari Korban Kecelakaan Lalu Lintas Sedunia Tahun 2012 Oleh: Ir. HOTMA SIMANJUNTAK, Ms.Tr Direktur Keselamatan Transportasi Darat Direktorat
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka penguatan koordinasi antar pemangku kepentingan di bidang jalan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka penguatan koordinasi antar pemangku kepentingan di bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Potret Keselamatan Jalan SLIDE 2 Jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016 didominasi oleh sepeda motor Jumlah
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal
Lebih terperinciLAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 APRIL 2013
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN TANGGAL : 11 APRIL PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PILAR I : MANAJEMEN KESELAMATAN JALAN Terwujudnya pengarusutamaan jalan sebagai prioritas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi
Lebih terperinciBAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING)
46 BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING) 2.1. Program Kampanye Keselamatan Jalan Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Bab XI tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat, hakikat keadilan dan hukum dapat dialami baik oleh ahli hukum maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciSINERGITAS ANTARA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RANGKA KERJA NYATA GUNA MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT
SINERGITAS ANTARA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RANGKA KERJA NYATA GUNA MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT 1 URAT NADI KEHIDUPAN BAGI MASYARAKAT LALU LINTAS MEMANG PENTING BAGI KEHIDUPAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA. A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya
BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Kebutuhan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya merupakan suatu kebutuhan primer
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu kota dikaitkan dan dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu indikator kota yang baik, yang dapat ditandai dengan sistem transportasinya. Sektor transportasi harus mampu
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN KEBIJAKAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN UU 38 / 2004 Tentang Jalan PP 34 / 2006 Tentang Jalan UU 22 / 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan RPJMN
Lebih terperinciKESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013
KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013 Oleh: Ir. Hotma Simanjuntak, Ms.Tr Direktur Keselamatan Transportasi Darat
Lebih terperincia. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %
Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab
Lebih terperinciPengarahan Umum Direktur Jenderal Perhubungan Darat
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Pengarahan Umum Direktur Jenderal Perhubungan Darat RAKORNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2018 JAKARTA, 14 MARET 2018 MENINGKATKAN SINERGITAS
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TAWURAN DAN PENGGUNAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PESERTA DIDIK DI KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Karakteristik kecelakaan berdasarkan beberapa klasifikasi
Lebih terperinciBUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014
BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014 Yth. Gubernur DI Yogyakarta, atau yang Mewakili, Yth.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan sepeda motor di Cengkareng terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kendaraan sepada motor yang demikian pesat didasarkan atas
Lebih terperinci1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali
1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali Nama Diklat : Diklatpim Tingkat III Angkatan XXXIII Tahun : Ruang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat
57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN
IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN (PADA ACARA PERINGATAN HARI KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS SEDUNIA) IR. SUHARDI, M.SC DIREKTUR BINA TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Jakarta, 21 November 2012
Lebih terperinciSalah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional di satu sisi telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak, tetapi seiring dengan itu pula disisi yang lain menghendaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan, puluhan, bahkan ratusan orang yang duduk di atas mesin dilengkapi kemampuan melaju dengan kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara tegas tercantum
Lebih terperinciBUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2013 SURABAYA,2 OKTOBER 2013
BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2013 SURABAYA,2 OKTOBER 2013 Yth. Gubernur Provinsi Jawa Timur, Yth. Direktur Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi jalan raya masih menjadi idaman dalam rangka pergerakan dan perpindahan orang maupun barang di Indonesia, khususnya untuk Pulau Jawa walaupun telah tersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, di mana pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha meningkatkan taraf hidup bangsanya. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam
Lebih terperinciKANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan terutama oleh negara yang sedang berkembang. Karena transportasi menjadi nadi perkembangan suatu negara,
Lebih terperinciDokumen ini merupakan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan yang disusun berdasarkan amanat Pasal 203 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009,
Dokumen ini merupakan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan yang disusun berdasarkan amanat Pasal 203 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan berkembang sangat cepat di berbagai bidang. Perkembangan yang cepat ini didukung dengan tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN RAMBU LALU LINTAS, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan negara Indonesia. Kemajuan dan perkembangan lalu lintas dan angkutan
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun ini. Hal itu terbukti dengan adanya bagian khusus yang mengatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan dan keselamatan lalu lintas telah menjadi perhatian khusus beberapa tahun ini. Hal itu terbukti dengan adanya bagian khusus yang mengatur keamanan dan keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) menerangkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu
Lebih terperinciTATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN http://images.hukumonline.com/ I. PENDAHULUAN Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR
0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dalam bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran-saran yang diharapkan akan memberikan manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang sangat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan
Lebih terperinciUU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas. Persoalan lalu lintas yang dihadapi oleh kota-kota besar antara lain, yaitu kemacetan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu negara kepada rakyatnya. Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia/barang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan sebuah pelangaran lalu
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam perencanaan prasarana tranportasi jalan raya di Indonesia berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Raya (MKJI) tahun 1997. Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) adalah
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS
BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu mengaplikasikan strategi dasar manajemen lalu lintas dalam perancangan sesuai acuan teknis yang berlaku Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG KELAS JALAN, PENGAMANAN DAN PERLENGKAPAN JALAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciFoto 5. public adress Foto 7. public adress
LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi Penelitian 2. Pedoman wawancara 3. UU No.22 tahun 2009 4. Surat Telegram Kapolres Bantul No:ST/598/X/2011 5. Surat Ijin Penelitian DOKUMENTASI PENELITIAN Foto 1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi darat berperan sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi
Lebih terperinciBUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KABUPATEN SUKABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Transportasi merupakan fasilitas pendukung kegiatan manusia, transportasi tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek aktivitas manusia tersebut. Transportasi sudah menjadi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : 1.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Zona Selamat Sekolah Perkembangan teknologi otomotif khususnya kendaraan bermotor roda dua maupun kendaraan beroda empat, menjadikan anak-anak khususnya anak-anak Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam aktivitasnya setiap hari, Transportasi darat khususnya bidang lalu lintas dan angkutan jalan merupakan komponen yang sangat penting dari sektor Perhubungan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan
Lebih terperinci