MENGENAL KARST. Oleh : Heri Susanto Kasubbid Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelautan Pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGENAL KARST. Oleh : Heri Susanto Kasubbid Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelautan Pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH"

Transkripsi

1 MENGENAL KARST Oleh : Heri Susanto Kasubbid Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelautan Pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH (Tulisan ini didedikasikan untuk kegiatan Menuju Biduk-biduk sebagai Ekowisata Geologi Karst di Kalimantan yang dilaksanakan di Kec. Biduk-Biduk, Kab. Berau tgl. 5 6 Oktober 2016) Secara etimologis, karst adalah nama suatu daerah di Timur Laut Kota Trieste Slovenia karena kekhasan bentang alamnya. Pada abag ke-19 seorang geologiwan Cvijic meneliti tentang daerah tersebut dan mengabadikan bentang alam didaerah tersebut dengan istilah karst. Kars atau dalam bahasa inggris dan jerman disebut karst, atau dalam bahasa italia carso dalam bahasa Slovenia kras dan dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan istilah curing, kars ata kras. Dalam kamus Bahasa Inggris (Webster s third new international dictionary, 1986), karst diuraikan sebagai :.is a limestone region which is marked by sinks, abrupt ridges, irregular protuberant rocks, caverns and underground stream, yang dimaknai sebagai : suatu kawasan batu gamping yang ditandai oleh adanya cekungan, lereng terjal, tonjolan bukit berbatu (gamping) tak beraturan, bergua dan mempunyai sistem aliran air bawah tanah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia karst diartikan sebagai : Daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air dipermukaan tanah selalu merembes dan menghilang kedalam tanah (permukaan tanah selalu gundul karena kurang vegetasi). Sedangkan menurut Ford dan Wiliams (1989), mendefinisikan karst sebagai kawasan yang memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh derajat pelarutan batuan-batuannya yang intensif. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem karst mendefinisikan ekosistem karst sebagai tatanan bentang alam

2 karst dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup yang merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas lingkungan hidup. Sedangkan karst itu sendiri didefinisikan sebagai bentang alam yang terbentuk akibat proses pelarutan air pada batu gamping dan/atau dolomit. Batuan dasar dari pembentukan karst adalah batu gamping atau limestone atau sering masyarakat menyebutnya dengan batu kapur atau batu putih. Batu gamping atau limestone adalah merupakan batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite atau calcium carbonate (CaCO3) terbentuk secara organik, mekanik dan kimia. Organik, Pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang. Mekanik, Bahan organic yang kemudian terbawa arus dan terendapkan pada lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat semula. Kimia, terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar, umumnya pada air laut. Foto : Bentuk dan kenampakan batu gamping atau batu kapur (Batu Hapu, Kalsel; sumber foto : Luluk, P3E Kalimantan)

3 Batu gamping atau lime stone tersebut kemudian mengalami proses pelarutan yang diawali dengan larutnya CO2 pada batu gamping kedalam air membentuk H2CO3. Adapun proses pelarutan dirumuskan dengan reaksi sebagai berikut : CaCO3 + H2O + CO Ca HCO3 Beberapa faktor yang mempengaruhi proses karstifikasi itu berlangsung : 1. Kondisi batuan (mudah larut, kompak, tebal dan banyak rekahan). 2. Curah hujan yang cukup. 3. Ketinggian batuan terekspose (memungkinan perkembangan sirkulasi air secara vertikal). 4. Temperatur. 5. Penutupan hutan. 6. H2CO3 secara fisika dan kimia membentuk bentukan bentukan alam yang khas yang kemudian dikenal dengan karst atau kawasan karst. Beberapa ciri ciri batu gamping atau lime stone yang memungkinkan terjadi proses pelarutan atau karstifikasi dengan baik diantaranya : 1. Batu gamping yang tebal 2. Curah hujan yang tinggi 3. Banyak terdapat rongga atau celah akibat adanya kekar 4. Keberadaan yang lebih tinggi daripada daerah sekitar 5. Penutupan vegetasi yang rapat. 6. Proses karstifikasi yang terjadi dalam ruang dan waktu geologi yang sangat lama. Dikarenakan karst adalah bentang alam, sehingga berdasarkan kenampakan topografi telah dilakukan beberapa pengklasifikasian oleh beberapa pakar, dengan didasarkan pada perkembangan pembentuk karst (Cvijic, 1914), berdasarkan morfologi (Gvojdeckij, 1965) dan berdasarkan pada iklim (Sweeting, 1972). Beberapa tipe karst yang sering digunakan dan muncul dalam literatur karst diantaranya :

4 1. Labirynt karst, dicirikan oleh koridor-koridor atau ngarai memanjang yang terkontrol oleh kekar atau sesar. 2. Polygonal karst, berupa karst kerucut atau karst menara dari sudut pandang morfometri dolin. Foto : Bentuk polygonal karst (sumber : Bahan ajar karst Indonesia) 3. Karst fosil, terbentuk pada masa geologi lampau dan saat ini proses karstifikasinya telah berhenti. 4. Ekso karst, bentukan morfologi karst yang berada di permukaan bumi. 5. Endo karst, bentukan morfologi karst yang berada dibawah permukaan bumi. Beberapa bentukan morfologi eksokarst yang umum digunakan oleh para peneliti karst : 1. DOLINE Dolline berasal dari bahasa slavia dolina yang berarti lembah. Doline merupakan cekungan tertutup berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran

5 beberapa meter hingga lebih kurang satu kilometer. Doline sering juga disebut dengan sinkhole, sink, swallow hole, cenote dan blue hole. Beberapa bentukan dan istilah doline : a. Cockpit doline (Sweeting, 1972), doline yang umum terbentuk didaerah tropis. b. Doline mangkok (Cvijic, 1893), dicirikan perbandingan lebar dan kedalaman 10:1 dan kemiringan lereng berkisar antara 10o 12o. c. Doline corong (Cvijic, 1893), dicirikan dengan diameter yang mencapai dua atau tiga kali kedalamannya dengan kemiringan lereng mencapai 30o 40o. d. Doline sumur (Cvijic, 1893), dicirikan diameter yang lebih kecil daripada kedalamannya, menyerupai sumur dengan kemiringan lereng vertikal berupa singkapan batuan. e. Doline simetri (Williams,1985), berbentuk bulat atau elip dengan kemiringan lereng ke segala arah hampir sama. f. Doline a simetri (Williams, 1985), dengan sisi satu dan lainnya memiliki kemiringan yang berbeda. Gambar sketsa bentuk Doline : A. doline mangkok, B. doline corong, C. doline sumuran.

6 Foto : Bentuk kenampakan doline dari bentang alam karst (Sumber : 2. POLJE Berasal dari bahasa Slovenia yang berarti lading yang dapat ditanami. Ford and Williams (1992) mengklasifikasi Polje menjadi 3 kelompok yaitu Border Polje, struktural polje dan base level polje. a. Border Polje (Polje perbatasan), terbentuk apabila sistem hidrologi didominasi oleh masukkan air dari luar sistem karst. Tipe ini berkembang apabila muka air tanah batuan non karbonat terhampar hingga ke batuan karbonat. b. Struktural Polje (Polje struktural), terbentuk oleh control faktor struktur geologi, biasanya berasosiasi dengan graben atau sesar. c. Baselevel Polje (Polje baselevel), terbentuk apabila muka air tanah memotong permukaan tanah. Umumnya terbentuk dibagian bawah (outflow) dari kawasan karst. 3. UVALA Merupakan gabungan dari doline doline dengan ukuran berkisar antara meter dan kedalaman antara meter.

7 Gambar : Tipe tipe Polje menurut Ford and Williams, Beberapa bentukan endokarst yang umum dijumpai : 1. Aliran sungai bawah permukaan 2. Speleoterm/ornamen ornamen di dalam gua : a. Stalaktit merupakan sebuah kata yang dalam bahasa Yunani artinya adalah menetes. Stalaktit ini merupakan suatu jenis speleothem atau mineral sekunder yang letaknya menggantung berada di langit- langit gua b. Stalagmit merupakan pembentukan gua secara vertikal atau atas bawah. Stalagmit ini dapat terbentuk dari kumpulan kalsit. Kalsit- lasit ini berasal dari air- air yang menetes. Stalagmit ini dapat kita temukan di lantai gua

8 Gambar : sketsa pengertian stalaktit dan stalagmite ( c. Pilar / Tiang Stalaktit dan stalakmit yang menyatu dari dasar hingga atap goa (istilah umumnya column) atau stalakmit tipis yang menjulang tinggi tetapi tidak mencapai atap goa. Pada gambar disebelah mereka masih kecil dan baru bertemu dan yang dilingkar merah adalah bentuk penyatuan menjadi pilar/tiang.

9 d. Flowstone Endapan kalsium karbonat yang terkumpul di dinding atau dasar goa dimana air menetes atau mengalir di atas batuan. Flowstone terlihat juga seperti air terjun dari batu. e. Gourdam Ornamen yang berbentuk seperti kumpulan terasering sawah.

10 f. Helictites Bentukan kalsium karbonat yang melengkung atau menonjol ke samping dengan lubang kecil ditengahnya. Tumbuh kesegala arah mirip akar serabut. Tidak seperti stalaktit yang satu arah. g. Shield Ornamen berbangun cawan yang tumbuh dengan membentuk sudut besar.

11 Daerah daerah yang dicirikan sebagai kawasan karst sebagai berikut : 1. Banyak terdapat gua atau berupa cekungan-cekungan. Foto Gua Si Gending, Biduk-biduk Kab. Berau, Kaltim (Sumber : Lukman POKDARWIS Biduk-biduk) 2. Ditemukan adanya telaga atau mata air. Foto : Air terjun Bidadari, Biduk-biduk Kab. Berau (Sumber foto : Lukman POKDARWIS Biduk-biduk)

12 3. Terdapat aliran sungai yang masuk kedalam tanah. Foto gua Sigending, Biduk-biduk, Kab. Berau (Sumber Foto : Lukman, Pokdarwis Bidukbiduk) 4. Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Foto Permukaan karst di Biduk-biduk, Kab. Berau (Sumber Foto : Lukman POKDARWIS Biduk-biduk)

13 5. Terdapat bukit bukit kecil yang sambung menyambung 6. Terdapat sungai bawah tanah. 7. Adanya endapan sedimen lempung berwarna merah sebagai akibat dari pelapukan batu gamping.

14 Sumber Referensi : 1. Kawasan karst di Indonesia, Potensi dan pengelolaannya, 1999, Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 3. Karst Hidrogeology and Geomorfology, 1989, Derek Ford and Paul Williams. 4. Bahan ajar Geomorfology dan Hidrology Karst, oleh Eko Haryono dan Tjahyo Nugroho Adji, Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM. 5. Bahan presentasi Mengenal kawasan karst dan tindakan preventif sederhana pelestariannya, 2015, Tjahyo Nugroho Adji.

BENTANG ALAM KARST. By : Asri Oktaviani

BENTANG ALAM KARST. By : Asri Oktaviani http://pelatihan-osn.blogspot.com Lembaga Pelatihan OSN BENTANG ALAM KARST By : Asri Oktaviani Pengertian tentang topografi kars yaitu : suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.640, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ESDM. Kawasan Bentang Alam Karst. Penetapan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL PEGUNUNGAN PLATEAU DAN KARST

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL PEGUNUNGAN PLATEAU DAN KARST GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL3222 9. PEGUNUNGAN PLATEAU DAN KARST Plain dan Plateau? Plain (Dataran): Morfologi datar dengan kemiringan

Lebih terperinci

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT SALINAN Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : Mengingat : a. bahwa kawasan kars yang merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Sulkam berada di kecamatan Kutambaru kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara dengan posisi 419125 me-423125 me dan 366000 mn 368125 mn. Desa Sulkam memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah baik sumber daya alam hayati maupun non-hayati. Salah satu dari sekian banyak

Lebih terperinci

C. Batas Wilayah Secara administratif area pendataan berada di Desa Bandung Rejo dan Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

C. Batas Wilayah Secara administratif area pendataan berada di Desa Bandung Rejo dan Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Laporan Pendataan Gua, Mata Air dan Telaga di Karst Malang Selatan Desa Bandung Rejo dan Desa Sumber Bening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang 19-20 September 2015 A. Latar Belakang Karst adalah bentukan

Lebih terperinci

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Dwi Noviar ADITYA 1, PREMONOWAT 1, Hari Wiki UTAMA 12 Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Indonesia 1 Pascasarjana Teknik Geologi UGM, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1456 K/20/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN KARS

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1456 K/20/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN KARS KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1456 K/20/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

PENGANTAR. bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini

PENGANTAR. bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini berkaitan dengan batugamping

Lebih terperinci

DIFERENSIASI MORFOLOGI KARST KABUPATEN TUBAN-JAWA TIMUR. Oleh: Mokhammad Awaluddin Zaenuri.

DIFERENSIASI MORFOLOGI KARST KABUPATEN TUBAN-JAWA TIMUR. Oleh: Mokhammad Awaluddin Zaenuri. DIFERENSIASI MORFOLOGI KARST KABUPATEN TUBAN-JAWA TIMUR Oleh: Mokhammad Awaluddin Zaenuri Mokhammad.awaluddin.z@mail.ugm.ac.id Eko Haryono e.haryono@geo.ugm.ac.id Abstract Tuban is located on the fold

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KAWASAN KARST CITATAH RAJAMANDALA. Oleh: Yoga Candra Maulana, S.Pd *) ABSTRAK

PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KAWASAN KARST CITATAH RAJAMANDALA. Oleh: Yoga Candra Maulana, S.Pd *) ABSTRAK PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KAWASAN KARST CITATAH RAJAMANDALA Oleh: Yoga Candra Maulana, S.Pd *) ABSTRAK Karst merupakan topografi unik yang terbentuk akibat adanya aliran air pada bebatuan karbonat (biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karst berasal dari bahasa daerah Yugoslavia yang merupakan nama suatu kawasan diperbatasan Italia Utara dan Yugoslavia sekitar kota Trieste. Istilah Karst ini

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Bentang alam karst merupakan suatu bentang alam yang memiliki bentukan yang sangat unik dan khas. Bentang alam karst suatu daerah dengan daerah yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan karst merupakan bentangalam khas dengan kekayaan sumberdaya alam tinggi (Raguz, 2008). Karst terbentuk akibat proses pelarutan (solusional) pada batuan mudah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI, KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang pertambangan harus memperhatikan

Lebih terperinci

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki ibukota Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geografi merupakan disiplin ilmu yang berorientasi pada masalah (problem oriented). Untuk itu diperlukan pemahaman secara menyeluruh dan benar terhadap berbagai bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP STABILITAS GOA SEROPAN, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh; Bani Nugroho

PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP STABILITAS GOA SEROPAN, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh; Bani Nugroho PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP STABILITAS GOA SEROPAN, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh; Bani Nugroho Teknik Geologi FTKE- Universitas Trisakti Program Doktor

Lebih terperinci

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P / BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah

Lebih terperinci

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

III.1 Morfologi Daerah Penelitian TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kab. Gunungkidul terdiri atas 3 (tiga) satuan fisiografis atau ekosistem bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi pembagian satuan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORFOLOGI CEKUNGAN KARST GUNUNGSEWU MALALUI DATA GDEM ASTER

KARAKTERISTIK MORFOLOGI CEKUNGAN KARST GUNUNGSEWU MALALUI DATA GDEM ASTER KARAKTERISTIK MORFOLOGI CEKUNGAN KARST GUNUNGSEWU MALALUI DATA GDEM ASTER Eko Budiyanto *) Abstrak : Kawasan karst memiliki karakteristik alamiah yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Lebih terperinci

METODE GEOLISTRIK IMAGING KONFIGURASI DI- POLE-DIPOLE DIGUNAKAN UNTUK PENELUSURAN SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH PADA KAWASAN KARST DI PACITAN, JAWA TIMUR

METODE GEOLISTRIK IMAGING KONFIGURASI DI- POLE-DIPOLE DIGUNAKAN UNTUK PENELUSURAN SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH PADA KAWASAN KARST DI PACITAN, JAWA TIMUR METODE GEOLISTRIK IMAGING KONFIGURASI DI- POLE-DIPOLE DIGUNAKAN UNTUK PENELUSURAN SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH PADA KAWASAN KARST DI PACITAN, JAWA TIMUR Satuti Andriyani1), Ari Handono Ramelan2), dan Sutarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok yang mutlak harus dipenuhi sehari-hari. Tanpa adanya air, manusia tidak dapat bertahan hidup karena air digunakan setiap harinya untuk

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu dengan pengamatan menggunakan SRTM dan juga peta kontur yang dibuat dari

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT 1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN SITUS GUA PAWON DAN LINGKUNGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Serial:Powerpoint Presentasi: HIDROLOGI/ KONDISI AIR DAERAH KARST. Oleh : Tjahyo Nugroho Adji (Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM)

Serial:Powerpoint Presentasi: HIDROLOGI/ KONDISI AIR DAERAH KARST. Oleh : Tjahyo Nugroho Adji (Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM) Serial:Powerpoint Presentasi: HIDROLOGI/ KONDISI AIR DAERAH KARST Oleh : Tjahyo Nugroho Adji (Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM) AIR DI DAERAH KARST Ilmu yang mempelajari air di bumi adalah HIDROLOGI

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM KARS KECAMATAN

POTENSI SUMBERDAYA ALAM KARS KECAMATAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM KARS KECAMATAN TANJUNG PALAS KABUPATEN BULUNGAN Oleh Ir. Fuad Abdullah, MMT; Jendi Siregar, ST ; M. Herry Limbong, ST; Ajiz Hayli Bidang Geologi dan Sumberdaya Mineral Dinas Pertambangan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN Analisis Lansekap Terpadu 21/03/2011 Klasifikasi Bentuklahan KLASIFIKASI BENTUKLAHAN PENDAHULUAN Dalam membahas klasifikasi bentuklahan ada beberapa istilah yang kadang-kadang membingungkan: - Fisiografi

Lebih terperinci

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA .1 PETA TOPOGRAFI..2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA . Peta Topografi.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 1. Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah.... bahan mineral, air, dan udara bahan mineral dan bahan organik

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN RESERVOAR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA

PEMBENTUKAN RESERVOAR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA PEMBENTUKAN RESERVOAR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA Salatun Said Jurusan Teknik Geologi, FTM, UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT: In general, Karst topography of the Java Southern

Lebih terperinci

A. Pembentukan Batu Gamping

A. Pembentukan Batu Gamping A. Pembentukan Batu Gamping Batu kapur (Gamping) merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Pola Umum Morfologi Daerah Penelitian Bentuk bentang alam daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal tekstur berupa perbedaan tinggi dan relief yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN PENAMBANGAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN PENAMBANGAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN PENAMBANGAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi Kasus Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong dan Desa Girisekar Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul) Tesis Untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST DI KARST PIDIE, ACEH. Karst Research Group Fak. Geografi UGM

PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST DI KARST PIDIE, ACEH. Karst Research Group Fak. Geografi UGM PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST DI KARST PIDIE, ACEH Karst Research Group Fak. Geografi UGM PERTANYAAN?? Apakah karst di daerah penelitian telah berkembang secara hidrologi dan mempunyai simpanan air

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MORFOMETRI ORNAMEN GUA (SPELEOTHEM) DI KAWASAN KARS BUNIAYU, SUKABUMI, JAWA BARAT SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA MORFOMETRI ORNAMEN GUA (SPELEOTHEM) DI KAWASAN KARS BUNIAYU, SUKABUMI, JAWA BARAT SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA MORFOMETRI ORNAMEN GUA (SPELEOTHEM) DI KAWASAN KARS BUNIAYU, SUKABUMI, JAWA BARAT SKRIPSI PUTRI ISTIKA WARDANI 0304060622 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM GEOGRAFI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KAWASAN KARST DAN PERANANNYA DALAM SIKLUS KARBON DI INDONESIA

PENGELOLAAN KAWASAN KARST DAN PERANANNYA DALAM SIKLUS KARBON DI INDONESIA 1 PENGELOLAAN KAWASAN KARST DAN PERANANNYA DALAM SIKLUS KARBON DI INDONESIA Ahmad Cahyadi Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada ahmadcahyadi@geo.ugm.ac.id INTISARI Karst

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Berdasarkan bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian maka diperlukan analisa geomorfologi sehingga dapat diketahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Analisis Kondisi Geomorfologi Analisis Kondisi Geomorfologi yang dilakukan adalah berupa analisis pada peta topografi maupun pengamatan

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 GEOMORFOLOGI III.1.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi yang ada pada daerah penelitian dipengaruhi oleh proses endogen dan proses eksogen. Proses endogen merupakan

Lebih terperinci

SEBARAN BUKIT KARST DI WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG

SEBARAN BUKIT KARST DI WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG SEBARAN BUKIT KARST DI WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG Nofirman Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Unihaz Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 1 Kota Bengkulu Email: fir.semarak@gmail.com ABSTRACT Phenomenon of

Lebih terperinci

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya 5. Peta Topografi 5.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini, disamping tinggi rendahnya permukaan dari pandangan

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi. Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap

Lebih terperinci

KONDISI GEOLOGI DAN SPELEOLOGI KARST AKETAJAWE Resort Binagara dan Sekitarnya, Kecamatan Wasile Selatan Halmahera Timur

KONDISI GEOLOGI DAN SPELEOLOGI KARST AKETAJAWE Resort Binagara dan Sekitarnya, Kecamatan Wasile Selatan Halmahera Timur KONDISI GEOLOGI DAN SPELEOLOGI KARST AKETAJAWE Resort Binagara dan Sekitarnya, Kecamatan Wasile Selatan Halmahera Timur Oleh: Andy Setiabudi Wibowo Acintyacunyata Speleological Club (asc_jogja@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Pengamatan geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi awal, dengan menganalisis bentang alam dan bentukan-bentukan alam yang memberikan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

INVENTARISASI POTENSI KAWASAN KARST PAMEKASAN, MADURA UTARA

INVENTARISASI POTENSI KAWASAN KARST PAMEKASAN, MADURA UTARA Inventarisasi Potensi Kawasan INVENTARISASI POTENSI KAWASAN KARST PAMEKASAN, MADURA UTARA Widya Utama, Krishna Wijaya, Raden Aldi, Hasibatul Farida R, Budi, Suto Jurusan Teknik Geofisika, FTSP Institut

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Geomorfologi Daerah Penelitian III.1.1 Morfologi dan Kondisi Umum Daerah Penelitian Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang mempunyai keindahan alam yang pantas untuk diperhitungkan.

Lebih terperinci

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba. e. Danau Dolina adalah danau yang terdapat di daerah icorst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang merupakan bahan yang tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali daerah yang,mengalami longsoran tanah yang tersebar di daerah-daerah pegunngan di Indonesia. Gerakan tanah atau biasa di sebut tanah longsor

Lebih terperinci

KARAKTERISASI JENIS MINERAL ORNAMEN GUA SALUKANG KALLANG DENGAN METODE X-RAY DIFFRACTION

KARAKTERISASI JENIS MINERAL ORNAMEN GUA SALUKANG KALLANG DENGAN METODE X-RAY DIFFRACTION JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA (JSPF) Jilid 11 Nomor 3, Desember 2015 ISSN 1858-330X KARAKTERISASI JENIS MINERAL ORNAMEN GUA SALUKANG KALLANG DENGAN METODE X-RAY DIFFRACTION Sukmawati, Pariabti Palloan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam

BAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sulawesi Selatan menyimpan sejumlah ragam potensi wisata. Potensi itu tak hanya wisata pantai, air terjun maupun kulinernya. Salah satu kabupaten yang memiliki

Lebih terperinci

Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM Serial Powerpoint Presentasi: KOMPONEN- KOMPONEN ALIRAN KARST Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM SISTEM HIDROLOGI KARST A. Pendahuluan Karst Gunung Sewu dikenal sebagai kawasan

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 03 Perubahan Bentangalam Bentangalam Struktural Bentangalam Struktural Bentangalam a Gunungapiu 3 Bentangalam intrusi Bentangalam Intrusi (Intrusive landforms) adalah

Lebih terperinci

Ciri Litologi

Ciri Litologi Kedudukan perlapisan umum satuan ini berarah barat laut-tenggara dengan kemiringan berkisar antara 60 o hingga 84 o (Lampiran F. Peta Lintasan). Satuan batuan ini diperkirakan mengalami proses deformasi

Lebih terperinci

Oleh: I Gede Tawan Made Suryadi, I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi ABSTRAK

Oleh: I Gede Tawan Made Suryadi, I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi   ABSTRAK KARAKTERISTIK KAWASAN KARST DI PULAU NUSA PENIDA KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG (KAJIAN GEOMORFOLOGI) Oleh: I Gede Tawan Made Suryadi, I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi e-mail: gede_taone@yahoo.com

Lebih terperinci

ACARA IV POLA PENGALIRAN

ACARA IV POLA PENGALIRAN ACARA IV POLA PENGALIRAN 4.1 Maksud dan Tujuan Maksud acara pola pengaliran adalah: 1. Mengenalkan macam-macam jenis pola pengaliran dasar dan ubahannya. 2. Mengenalkan cara analisis pola pengaliran pada

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Geomorfologi daerah penelitian ditentukan berdasarkan intepretasi peta topografi, yang kemudian dilakukan pengamatan secara langsung di

Lebih terperinci

BAB IV FASIES BATUGAMPING GUNUNG SEKERAT

BAB IV FASIES BATUGAMPING GUNUNG SEKERAT BAB IV FASIES BATUGAMPING GUNUNG SEKERAT Satuan batugamping Gunung Sekerat tersingkap dengan baik, dengan penyebaran kurang lebih 10% dari luas daerah penelitian, dalam Peta Geologi (Lampiran G-3) satuan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN RESERVOIR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA. Oleh : Salatun Said Hendaryono

PEMBENTUKAN RESERVOIR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA. Oleh : Salatun Said Hendaryono PEMBENTUKAN RESERVOIR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA Oleh : Salatun Said Hendaryono PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI UPN VETERAN YOGYAKARTA 1 POKOK BAHASAN : PENDAHULUAN GEOLOGI DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA KERUSAKAN LAHAN PENAMBANGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL 2.1. TINJAUAN UMUM Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya dibagi menjadi tiga mendala (propinsi) geologi, yang secara orogen bagian timur berumur lebih tua sedangkan bagian

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Morfologi daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal dari peta topografi dan citra satelit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di permukaan bumi terutama bagi manusia. Dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju,

Lebih terperinci

GEOLOGI DAERAH KLABANG

GEOLOGI DAERAH KLABANG GEOLOGI DAERAH KLABANG Geologi daerah Klabang mencakup aspek-aspek geologi daerah penelitian yang berupa: geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologi Daerah Klabang (daerah penelitian). 3. 1. Geomorfologi

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia BAB V PENUTUP Manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam hal ini makanan, telah mengembangkan teknologi pembuatan alat batu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mereka untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN 4.1 Geomorfologi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara singkat mengenai geomorfologi umum daerah penelitian, dan pada bab ini akan dijelaskan secara lebih

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah

Lebih terperinci

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABSTRAK Daerah penelitian terletak di daerah Gunung Bahagia, Damai, Sumber Rejo, Kota Balikpapan,

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Di Kawasan Karst Air di kawasan Karst ialah hasil drainase di bawah tanah di dalam batu-batuan yang mengalami proses Karstifikasi. Air Hujan merembes melewati zona air

Lebih terperinci

BAB IV DISTRIBUSI FASIES BATUGAMPING

BAB IV DISTRIBUSI FASIES BATUGAMPING BAB IV DISTRIBUSI FASIES BATUGAMPING IV.1 Pendahuluan Batuan Karbonat Klastik Terrigenous Sedimen yang global dan tak terbatas dengan iklim. Suplai sedimen berasal dari kontinen dan laut. Ukuran dari butiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

Karst dan Proses Pelarutan. (Verstappen, 1983). Secara genesis bentuklahan dibagi menjadi sembilan dan bentuklahan

Karst dan Proses Pelarutan. (Verstappen, 1983). Secara genesis bentuklahan dibagi menjadi sembilan dan bentuklahan Karst dan Proses Pelarutan Bentuklahan adalah bentukkan dari permukaan bumi sebagai hasil dari perubahan bentuk bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di permukaan bumi (Verstappen, 1983).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Daerah Rembang secara fisiografi termasuk ke dalam Zona Rembang (van Bemmelen, 1949) yang terdiri dari endapan Neogen silisiklastik dan karbonat. Stratigrafi daerah

Lebih terperinci

Metode Tracer Test untuk Mencari Hubungan Antar Sistem Sungai Bawah Tanah Di Akuifer Karst

Metode Tracer Test untuk Mencari Hubungan Antar Sistem Sungai Bawah Tanah Di Akuifer Karst Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 6, Nomor 1, Januari 2014 Hal. 01-13 Metode Tracer Test untuk Mencari Hubungan Antar Sistem Sungai Bawah Tanah Di Akuifer Karst Harjito Laboratorium

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU - 1 - Desaign V. Santoso Edit Dewan Agustus 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN GEOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang :

Lebih terperinci

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA A. Pendahuluan Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka

Lebih terperinci

PERSPEKTIF HIDROLOGIS DAN STRUKTUR BAWAH TANAH DALAM MITIGASI BENCANA MATA AIR REKAHAN

PERSPEKTIF HIDROLOGIS DAN STRUKTUR BAWAH TANAH DALAM MITIGASI BENCANA MATA AIR REKAHAN PERSPEKTIF HIDROLOGIS DAN STRUKTUR BAWAH TANAH DALAM MITIGASI BENCANA MATA AIR REKAHAN Arhananta, Faishal Arkhanuddin, dan Muhammad Dzulfikar Faruqi UPN VETERAN YOGYAKARTA, Jalan SWK No. 104 (Lingkar Utara)

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya gravitasi. Tanah longsor sangat rawan terjadi di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat yang menempati daerah bentanglahan Karst

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat yang menempati daerah bentanglahan Karst BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat yang menempati daerah bentanglahan Karst tidak begitu menguntungkan bila untuk bercocok tanam, pilihan untuk mendapat sumber ekonomi yang

Lebih terperinci

bahwa Kawasan Bentang Alam Karst Langkat memiliki

bahwa Kawasan Bentang Alam Karst Langkat memiliki MENTER3 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: K/40/iyiEM/2017 TENTANG PENETAPAN KAWASAN BENTANG ALAM KARST LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARSTIFIKASI PADA KARAKTERISTIK DOLINA Studi Kasus: Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul

IDENTIFIKASI KARSTIFIKASI PADA KARAKTERISTIK DOLINA Studi Kasus: Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul Identifikasi Karstifikasi Pada Karakteristik Dolina... (Sari, dkk.) IDENTIFIKASI KARSTIFIKASI PADA KARAKTERISTIK DOLINA Studi Kasus: Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul (Identify

Lebih terperinci

DAMPAK PENAMBANGAN DI KAWASAN KARS MAROS TERHADAP LINGKUNGAN 1) Oleh: Totok Prawitosari 2) I. PENDAHULUAN

DAMPAK PENAMBANGAN DI KAWASAN KARS MAROS TERHADAP LINGKUNGAN 1) Oleh: Totok Prawitosari 2) I. PENDAHULUAN DAMPAK PENAMBANGAN DI KAWASAN KARS MAROS TERHADAP LINGKUNGAN 1) Oleh: Totok Prawitosari 2) 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kawasan Kars adalah suatu bentang alam yang menampakkan karakteristik relief

Lebih terperinci

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR BENTUK LAHAN MAYOR BENTUK LAHAN MINOR KETERANGAN STRUKTURAL Blok Sesar Gawir Sesar (Fault Scarp) Gawir Garis Sesar (Fault Line Scarp) Pegunungan Antiklinal Perbukitan

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan bentang alam yang ada di permukaan bumi dipengaruhi oleh proses geomorfik. Proses geomorfik merupakan semua perubahan baik fisik maupun

Lebih terperinci