BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
|
|
- Inge Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menyadari akan semakin berat dan luasnya permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut pada masa yang akan datang, maka Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut memandang perlu untuk menyusun Rencana Strategis guna Mewujudkan Visi dan Misi yang terarah, terpadu dan menyeluruh serta berkelanjutan untuk mengantisipasi dan menjawab tantangan-tantangan baru serta perubahan global. Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Garut yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7). Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka Pemerintah Daerah harus mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Daerah berupa kebijakan dan program pembangunan, arah kebijakan kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. 1
3 Organisasi Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang berfungsi melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah di bidang Sumberdaya Air, Mineral dan Air Tanah serta Energi dan Ketenagalistrikan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7) dan Peraturan Bupati Garut Nomor : 541 Tahun 2012 tentang : Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, mempertegas peran dan fungsi Dinas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Garut. Secara umum pelaksanaan pembangunan bidang Sumberdaya Air, Mineral dan Air Tanah serta Energi dan Ketenagalistrikan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya telah mencapai kemajuan, hal ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan indikator makro pembangunan bidang sumberdaya air, pertambangan dan energi sampai dengan tahun Potensi Sumber air, pertambangan dan energi yang dinamis yang sifat keberadaannya dipengaruhi waktu, ruang, jumlah dan mutu mempunyai sifat sosial dan fungsi ekonomi, pemanfaatannya memerlukan pengaturan yang alokasinya berdasarkan kepada asas kemanfaatan umum, keseimbangan, partsipatif dan kelestarian seperti keperluan irigasi, pengelolaan dan pembangunan di kawasan Sub. Daerah Aliran Sungai (DAS), pengembangan dan pembangunan embung, situ, danau dan bangunan penampung air lainnya, pengelolaan dan pembangunan kawasan muara dan pantai, drainase atau saluan pengaliran penggelontoran limbah domestik, industri, kawasan perkotaan, pembanguan canal banjir, pembangkit tenaga listrik, usaha pertambangan dan sebagainya. 2
4 Potensi sumberdaya air di kabupaten Garut yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Selain itu upaya peningkatan aparatur pemerintah dan kelembagaan di bidang energi dan sumberdaya mineral, difokuskan kepada pengelolaan sistem informasi pertambangan dalam upaya menciptakan informasi dan tata administrasi pertambangan yang lebih akurat. Pengelolaan potensi energi panas bumi dan bagi hasil panas bumi belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Garut, kegiatan pembangunan listrik perdesaan yang selama ini telah dilakukan, belum memberikan konstribusi langsung pada peningkatan cakupan pelayanan listrik, karena belum menyentuh sampai ke pelosok wilayah perkampungan. Dengan demikian masih banyak kampung-kampung yang belum mendapat layanan jaringan listrik Bidang Bina Teknik dan Manfaat Irigasi : Pada aspek infrastruktur jaringan irigasi, pembangunan difokuskan dalam upaya meningkatkan intensitas tanam padi sawah khususnya pada daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten seluas Ha. Adapun menunggu Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia telah diusulkan jamlah areal irigasi teknis seluas Ha terdiri dari 38 Daerah Irigasi. Jumlah bangunan bendung utama 22 buah, bangunan air pelengkap buah dan panjang saluran sekunder 147 Km. Kondisi saluran irigasi pemerintah dalam kondisi baik pada tahun 2013 mencapai 80 km dari 147 km (54,42%), meningkat 1,36% dari kondisi tahun 2012 yang hanya mencapai 78 km (53,06%). Tingkat kemantapan jaringan irigasi pemerintah meningkat 6,46% dari 50,68% pada tahun 2012 menjadi 57,14% pada tahun
5 Sementara itu, kondisi jaringan irigasi desa yang merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa dengan jumlah bangunan bendung desa buah, bangunan air pelengkap buah dan panjang saluran irigasi desa Km, mencapai kondisi baik pada tahun 2013 sepanjang 856 km (48,69%), atau mengalami penaikan 2,89% dari kondisi tahun 2012 mencapai 804 km (45,73%) saluran irigasi desa dalam kondisi rusak berat mengalami penurunan sebesar 1,13% dari sepanjang 695,35 km (39,67%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 677 km (38,51%) pada tahun Sementara itu saluran irigasi desa dalam kondisi rusak ringan mengalami penurunan sebesar 1,76% dari sepanjang 296,65 km (16,87%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 265 km (15,07%) pada tahun
6 Tebel 1 Data Teknis Sumberdaya Air dan Irigasi No Jenis Satuan Volume Sungai - Aliran Sungai Utama Bh 35 - Panjang Total Km 621,29 - Aliran anak sungai Bh 82 - Panjang Total Km 610,66 2 Situ Bh Aquifer Air Panas ( Cipanas dan Bh 2 Talaga Bodas) 4 Embung Bh Daerah Irigasi/Type Irigasi - Irigasi Teknis Unit 23 - Non Teknis/Irigasi Pedesaan Unit Eks. Penyerahan Irigasi Kecil (PIK) Unit 37 5
7 6 Jaringan Irigasi Saluran Induk/Sekunder : Panjang Saluran Irigasi Teknis Km 147 Panjang Saluran Irigasi Non Teknis/Pedesaan Km Bangunan Irigasi : Bangunan Utama Bendung Teknis Bh 22 Bangunan Utama Bendung Non Bh Teknis/Pedesaan Bangunan Air Pelengkap Teknis Bh Irigasi Pompa Air Tanah Unit 86 Air Baku Pompa Air Tanah Unit 5 Air Baku Pompa Air Tanpa Mesin (PATM) Unit 3 7 Areal Irigasi - Areal Sawah Teknis Potensial Ha ,00 - Areal Sawah Teknis Fungsional Ha ,00 - Areal Sawah Non Teknis Ha ,30 TOTAL AREAL PENGELOLAAN (Kewenangan Pengelolaan Daerah) Ha ,30 Areal Sawah Teknis Fungsional DI CIPALEBUH (Kewenangan Pengelolaan Provinsi) Ha 1.016,00 TOTAL AREAL Ha ,30 6
8 Tebel 2 Data Teknis Irigasi (Areal Irigasi Teknis Non Teknis per Kecamatan) Areal (Ha) Potensial Fungsional No Kecamatan Non Non Teknis Jumlah Teknis Jumlah Teknis Teknis Garut Kota , ,00 2 Cilawu , ,00 3 Karangpawitan , ,00 4 Wanaraja , ,00 5 Pangatikan , ,00 6 Sucinaraja , ,00 7 Sukawening , ,00 8 Cibatu , ,00 9 Karangtengah , ,00 10 Malangbong , ,00 11 Kersamanah , ,00 12 Bl. Limbangan , , , ,50 13 Selaawi , ,00 14 Leles , ,00 15 Kadungora , ,00 16 Leuwigoong , ,00 17 Cibiuk ,80 794, ,80 794,80 18 Banyuresmi , ,00 19 Tarogong kidul , ,00 20 Tarogong kaler , ,00 21 Samarang , ,00 22 Pasirwangi Bayongbong Cigedug Cisurupan Sukaresmi Cikajang , ,00 231, , ,00 510, , ,00 231, , ,00 183,00 7
9 Banjarwangi Singajaya Peundeuy Cihurip Cisompet Pameungpeuk Cibalong Cikelet Pamulihan Pakenjeng Bungbulang Mekarmukti Caringin Cisewu Talegong JUMLAH (Pengelolaan Daerah) DI Cipalebuh (Pengeloaan Provinsi) 2.951, , , , ,00 560, , , , , , , , , , , , ,00 942, ,00 425, , ,00 622, , ,00 914, , , , , , , , JUMLAH , , , ,3 0 8
10 Tabel 3. Kondisi jaringan irigasi pemerintah sampai dengan tahun 2013 Uraian 2009/ 2010 DAERAH IRIGASI PEMERINTAH % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) Areal (Ha.) Saluran (Km) : 147 KM - Baik 48 32, , , ,14 - Rusak Berat 43 29, , , ,89 - Rusak Ringan 56 38, , , ,97 Bangunan Bendung (buah) : 23 Buah - Baik 5 21, , , ,87 - Rusak Berat 10 43, , , ,04 - Rusak Ringan 8 34, , , ,09 Bangunan Air (buah) : Buah - Baik , , , ,86 - Rusak Berat , , , ,07 - Rusak Ringan , , , ,07 Pintu (buah) : 662 Buah - Baik , , , ,12 - Rusak Berat , , , ,99 - Rusak Ringan , , , ,89 Tabel 4. Kondisi jaringan irigasi desa sampai dengan tahun 2013 DAERAH IRIGASI DESA Uraian 2009/ 2010 % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) Areal (Ha) , Saluran (Km) : KM - Baik , , , ,41 - Rusak Berat , , , ,48 - Rusak Ringan , , , ,11 Bangunan Bendung (buah) : Buah - Baik , , , ,75 - Rusak Berat , , , ,71 - Rusak Ringan , , , ,54 BANGUNAN AIR (buah) : Buah - Baik , , , ,86 - Rusak Berat , , , ,25 - Rusak Ringan , , , ,88 PINTU (buah) : 39 Buah - Baik 2 5, , , ,77 - Rusak Berat 31 79, , , ,97 - Rusak Ringan 6 15, , , ,26 9
11 1.1.2 Bidang Konservasi dan Pengembangan Sumberdaya Air KONSERVASI SUMBERDAYA AIR : Upaya / Kegiatan : 1. Penetapan pengelolaan Kawasan Lindung SUMBER AIR 2. Perlindungan dan pelestarian SUMBER AIR : 1) Memelihara kelangsungan fungsi Sumber Air, daerah resapan air dan Daerah Tangkapan Air. 2) Mengendalikan pemanfaatan Sumber Air. 3) Mengisi air pada Sumber Air. 4) Mengatur prasarana dan sarana sanitasi. 5) Mengatur penggunaan sempadan Sumber Air. 6) Mengendalikan pengelolaan tanah di Daerah Aliran Sungai hulu. 7) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis. 8) Melestarikan hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. 3. Pengawetan air 4. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian kualitas air. Indikator Kinerja : Kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung dan fungsi Sumberdaya Air. PENDAYAGUNAAN/PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR : Upaya / Kegiatan : 1. Mengatur menetapkan, dan memberi izin penggunaan Sumber Air 2. Penatagunaan Sumberdaya Air : 1) Menetapkan zona pemanfaatan Sumber Air. 2) Menetapkan peruntukan air pada Sumber Air. 3) Penyediaan Sumberdaya Air. 4) Mengatur dan menetapkan alokasi air pada Sumber Air. 10
12 5) Memfasilitasi pengaduan masyarakat. 3. Penggunaan Sumberdaya Air agar tertib, hemat dan bersih. 4. Pengembangan Sumberdaya Air. 5. Pengusahaan Sumberdaya Air secara menyeluruh di Wilayah Sungai. Indikator Kinerja : Terjaminnya hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari. Terpenuhinya kebutuhan pokok kehidupan masyarakat akan air secara adil. Efesiensi penggunaan air. Meningkatnya kemanfaatan fungsi Sumberdaya Air guna memenuhi berbagai jenis kebutuhan air. PENGENDALIAN SUMBERDAYA AIR/DAYA RUSAK AIR : Upaya / Kegiatan : 1. Pencegahan : 1) Upaya fisik/struktur prasarana. 2) Upaya non struktur. 2. Penanggulangan : 1) Kesiagaan, forecasting & warning. 2) Pemeliharaan darurat. 3) Mitigasi dan evakuasi. 3. Evaluasi dampak banjir : 1) Pendataan dampak banjir. 2) Pemetaan kejadian banjir. 4. Pemulihan : 1) Usulan penanganan. 2) Rehabilitasi lingkungan. 3) Rehabilitasi prasarana. 11
13 Indikator Kinerja : Terkuranginya resiko yang timbul (jumlah korban jiwa dan harta benda) akibat daya rusak air. Akuntabilitas pengendalian daya rusak air. Program Konservasi dan Pengembangan Sumberdaya Air disusun berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan disaat sekarang, tanpa mengorbankan hak dan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Sisi lain yang dikedepan-kan adalah upaya-upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan air. Masyarakat yang berpengharapan adanya rekayasa pemenuhan atau pendekatan ke-arah air ada dan air tersedia, memiliki akses penting di dalam umur keawetan ketersediaan air, media pembawa air, media pembuangan, budidaya dan pengendalian daya rusak air. Sedangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku untuk kebutuhan masyarakat baik perkotaan dan pedesaan pada tahun 2013 telah dilakukan pembangunan saluran pembawa berupa pipanisasi 6 kegiatan untuk melayani 600 KK dan pembangunan Sumur Air Tanah pada 19 (sembilan belas) titik lokasi untuk melayani 400 KK yang lokasinya tersebar di kabupaten Garut. Pelaksanaan Pengelolaan kawasan lindung sumber air, termasuk penyediaan air baku, dan Pelaksanaan Rekayasa Sipil/Konstruksi pada kawasan ordo 1 & 2 pada tahun 2013 dilaksanakan pada 83 kegiatan Sub DAS, termasuk E&P Sungai Perkotaan dan Pengendalian banjir dengan 130 kegiatan Drainase perkotaan kecamatan, Desa/Kelurahan. 12
14 Selain hal tersebut telah dilakukan pembersihan pada 4 sub DAS yang sering atau berpotensi menimbulkan genangan akibat banjir terutama pada wilayah perkotaan kabupaten dan Kecamatan. 6 kegiatan pembuatan embung dan penurapan mata air 2 kegiatan. Tabel 5 Kondisi Perkembangan Sub Das Tahun 2013 DAS Nama Jum Panjang (Km) Cimanuk- Cisanggarung SUB DAS Kondisi (%) Nama Jum Panjang (Km) ,20 17, ,60 Cimaragas cs. Sungaisungai pada Sub. DAS bagian utara Garut Ciwulan-Cilaki ,69 Cijeruk cs Sungaisungai pada Sub. DAS bagian selatan Garut ,46 20,36 Tabel 6 Kondisi Perkembangan Embung Tahun 2013 Potensi Lokasi Terbangun Rencana Dibangun Belum Terbangun Kondisi (%) 288 Tersebar Di 191 Desa Pada 33 Kecamatan ,78 13
15 Tabel 7 Kondisi Perkembangan Situ Tahun 2013 Potensi Lokasi Terbangun Rencana Dibangun Belum Terbangun Kondisi (%) 87 Pada Wilayah DAS Cimanuk 25 Pada Wilayah DAS Ciwulan- Cilaki Tersebar di desa pada 17 kecamatan Tersebar di desa pada 7 kecamatan , Tabel 8 Kondisi perkembangan drainase/saluran pengaliran penggelontoran kota tahun 2013 Nama SUB DAS Ju m Panjan g (Km) Cigulampeng 1 5,98 Region : A2-A3, A3- B3, B2-B3, B3-C3. Ciwalen 1 6,28 Region : A2-A3, B2- B3, B3-C3,C2- C3 Cikendi 1 4,66 Region : A1-A2, A2- B2, B1-B2,B2- C2, Cimaragas /Cipeujeuh C1-C2 1 4,73 Region : A1-A2, A1- B1, B1-B2, B1- C1, C1-C2 REGION DRAINASE (Saluran Pengaliran Penggelontoran) Nama Jum Panjang (Km) Kondisi Drainase Penggelont oran Kota (%) 4 13,22 54, ,78 52, ,85 40, ,40 43,60 14
16 Cikamiri saluran Badama 1 1,88 Batas ruas jalan Pembangu nan, Guntur Kencana, Merdeka Ciojar 1 2,76 Batas ruas jalan Suherman, Proklamasi /Ciateul, Guntur Wangi, Merdeka, Sudirman 4 3,48 24,65 (Rencana dibangun Canal Banjir sebelah kiri DAS Cimanuk 4 3,67 24,65 (Rencana dibangun Canal Banjir sebelah kiri DAS Cimanuk Bidang Sumberdaya Mineral dan Air Tanah Berdasarkan pembagian zona fisiografis, kabupaten Garut temasuk kedalam zona pegunungan selatan Jawa Barat, dimana aktifitas vulakanis dan tektonik berkembang secara dinamis sehingga sangat dimungkinkan terdapatnya potensi endapan mineral logam maupun non logam, begitu pula dengan potensi panas bumi sebagai sumber energi banyak ditemukan di kabupaten Garut. Tabel 9 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Tambang Logam) No Jenis Bahan Galian Satuan Potensi Luas Jumlah yang sudah diupayakan Jumlah yang belum diupayakan 1 Emas dmp Ha Bijih Besi Ha Pasir Besi Ha Galena Ha Tembaga Ha Mangan Ha Jumlah Ha
17 Tabel 10 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Galian Non-Logam) No Jenis Bahan Galian Satuan Potensi Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan 1 Belerang Ha Batu Ha Gamping 3 Batu ½ Ha Permata 4 Obsidian Ha Perlit 5 Tanah Ha Diatomit 6 Kaolin Ha Granit Ha Granodiorit Ha Jumlah Ha Tabel 11 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Galian Batuan) No Jenis Bahan Galian Satuan Potensi Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan Pasir Kali Ha Pasir Beton Ha Batu Ha Templek 4 Batu Kali Ha Batu Andesit Ha Tanah Liat Ha Pasir Batu Ha Jumlah Ha
18 Tabel 12 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Galian Batu Bara) No Jenis Bahan Galian Satuan Potensi Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan 1 Batu Bara Ha Jumlah Ha Tabel 13 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Landrent dan Royalti Tahun 2013) No Realisasi Tahun 2013 Keterangan 1 Landrent (Rp) Royalti (Rp) Dari 13 Landrent Perusahaan dan Royalti 1 Perusahaan 2 Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum Sudah disalurkan oleh KEMENKEU ke Kas Daerah Tabel 14 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Target Landrent dan Royalti Tahun 2014) No Target Tahun 2014 Keterangan 1 Landrent (Rp) Royalti (Rp) Dari 13 Landrent Perusahaan dan Royalti 5 Perusahaan 2 Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum Disalurkan oleh KEMENKEU ke Kas Daerah 17
19 Tabel 15 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2013) No Jenis Bahan Galian Pasir (m3) Batu (m3) Jumlah Produksi (m3) Pasir (Rp) Pajak Batu (Rp) Jumlah (Rp) Keterangan : Perhitungan Produksi : Jumlah Produksi (m 3 ) x Harga Jual/m 3 x Pajak 20% Realisasi Tahun 2013 : Rp Tabel 16 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2014) No Jenis Bahan Galian Pasir Batu (m3) (m3) Jumlah Produksi (m3) Pasir (Rp) Pajak Batu (Rp) Jumlah (Rp) Keterangan : Perhitungan Produksi : Jumlah Produksi (m 3 ) x Harga Jual/m 3 x Pajak 20% Target Tahun 2014 : Rp Prediksi Hasil Produksi 2014 : Kubik Pajak daerah 20% Rp Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Perolehan Air (NPA) Perusahaan Pengguna Air Tanah di Kabupaten Garut Jumlah Perusahaan Jumlah Volume (m3) Jumlah Nilai Perolehan Air (NPA) (Rp) Dengan perolehan pajak air tanah pada tahun 2012 sebesar Rp , dan perolehan pada tahun 2013 sebesar Rp Untuk Target perolehan pada tahun 2014 direncanakan sebesar Rp
20 Perkembangan existing pertambangan kabupaten Garut sampai dengan tahun 2013 : 1. Dari 13 IUP mineral logam sebanyak 7 IUP operasi produksi dan 6 IUP eksplorasi 2. Dari 7 IUP operasi produksi belum malakukan kegiatan penambangan, masih dalam tahap konstruksi 3. Tiga belas IUP sudah dinyatakan Clean And Clear (CNC) oleh kementerian ESDM 4. Dengan terbitnya Permen nomor 11 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian, maka pemerintah menetapkan setiap perusahaan pertambangan wajib membangun smelter, tidak mengangkut hasil produksi dalam bentuk raw material melalui jalan darat, tetapi melalui pelabuhan yang dibangun oleh perusahaan Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi. Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional : Pasal 2 (1) Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi 19
21 Pasal 2 (2) Sasaran Kebijakan Energi Nasional adalah : a. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025 b. Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTMH) : Teknologi relatif mudah dapat dioperasikan oleh masyarakat sendiri Potensi air di Kabupaten Garut berlimpah Dari telah dibangun PLTMH sebanyak 17 Unit, Pikohidro 1 Unit Target ke depan : pembangunan Minihidro (investasi swasta) untuk dijual ke PLN. 20
22 BIOGAS : Selain untuk energi rumah tangga, pemanfaatan biogas juga mengurangi pencemaran limbah. Biogas dapat digunakan untuk memasak, untuk penerangan, generator dan bahan bakar kendaraan. Sejak 2007 telah diberikan bantuan alat biogas untuk 70 unit Biogas skala individual dan biogas skala komunal. Peningkatan Pendayagunaan Panas Bumi : Tabel 18. Nilai prosentase Kabupaten Garut untuk DBH Tahun No. Area ) s/d ) ) ) 1. Darajat 95,018% 94,53% 2. Kamojang 10,-% 13,91% 95,1 1% 24,4 6% 89,70 % 12,94 % Tabel 19. Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Panas Bumi yang telah diterima sampai dengan Tahun 2013 No Tahun Penerimaan (Rp) , , , , ,43, ,- TOTAL ,- 21
23 Dari telah dibangun PLTMH sebanyak 17 Unit, Pikohidro 1 Unit. Sejak telah diberikan bantuan alat biogas untuk 70 unit Biogas skala individual dan biogas skala komunal. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) : NO Tabel 20. Daftar Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah dibangun 2007 sampai dengan 2013 Tahun LOKASI KK KAPASI TAS KABUPATEN KECAMATAN DESA (Wp) Garut Cihurip Cisangkal 100 Terpusat(15 kw) Garut Cisompet sukamukti Garut Cisompet Margamulya 30 Terpusat(5k W) Garut Peundeuy Pangrumusan Garut Banjarwangi Talagajaya Garut Banjarwangi Mulyajaya Garut Pamulihan Panawa Garut Singajaya Sukamulya Garut Cihurip Cihurip Garut Pamulihan Linggarjati Garut Pamulihan Pakenjeng 30 Terpusat ( 5 KW) Garut Panyindangan Pakenjeng 250 BCHS Garut Cikajang Cikandang 60 Terpusat (15 Kw) 22
24 Kondisi Eksisting Energi Kelistrikan Di Kabupaten Garut : Jumlah penduduk : jiwa Jumlah Desa : 421 Desa, 21 Kelurahan Desa berlistrik : 421 Desa Rasio elektrifikasi : 62,16 % KK yang sudah mendapat jaringan listrik : 62,16 % KK yang belum mendapat jaringan listrik : 37,84 % Jumlah pelanggan PLN : pelanggan (2013) Daya tersambung PLN : 326,50 mva Konsumsi energi listrik : 593,8 gwh Upaya - Upaya Pemerintah Daerah melalui program Lisdes sejak tahun 2008 sampai 2013 telah membangun JTR, IR dan SR secara hibah pada masyarakat pra-ks dan KS sebanyak KK dari APBD Kabupaten Garut, dan KK dari APBD Provinsi Jawa Barat. Tabel 21. Potensi Panas Bumi di Kabupaten Garut Energy Potensial (MWe) No Lokasi Install PLTP (MWe) Resources (Sumber Daya) Specul ative Hypoth etic Reserve (Cadangan) Possible (T duga) Proba ble (Mng kin) Pro ven (Tb ukti ) Total 1 Cilayu Ciarinem G. Papandayan G. Guntur Masigit
25 5 Darajat G. Talaga Bodas TOTAL Tabel 22 Status Potensi Panas Bumi di kabupaten Garut No Lokas Kecamatan Potensi MWe Tereksploitasi 1 Darajat Pasirwangi 350 Tereksploitasi 271 MWe oleh Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. 2 Talaga Bodas Wanaraja dan 275 Eksploitasi/Proses Karagtengah Pembangunan PLTP (bergabung dg Gn. Karaha di Kab. Tasikmalaya) 30 MWe oleh PT. Pertamina Geothermal Energy 3 Cilayu Cisewu 100 Survey Pendahuluan 2011 (Rencana) 4 Ciarinem Pakenjeng 25 Survey Pendahuluan 2011 (Rencana) 5 Gunung Masigit Tarogong Kaler 75 Survey Pendahuluan 2011 (Rencana) 6 Gunung Papandayan 7 Kamojang Saarrang dan Pasirwangi Cisurupan 225 Telah dilelangkan pada tahun 2010 oleh Provinsi Jawa Barat 300 Berada di Kab. Garut dan Kab. Bandung, tereksploitasi 200 MWe oleh PT. Pertamina Geothermal Energy dan direncanakan Pengembangan proyek Unit-5 (30 Mwe) Total project, mulai pemboran sumur tahun 2011 dan COD pada
26 Tabel 23. Potensi dan lokasi PLTMH di kabupaten Garut NAMA PLTMH PEMB. SUNGAI KK DEBIT (l/s) HEAD (m) DAYA (kw) Gunung Jampang T.A Cirompang ,4 40 Cihikeu Gede T.A Cihikeu Gede ,5 18 Leuwi Mobil T.A Cirompang ,65 Kombongan T.A Cibatarua Linggarjati T.A Irigasi Alam Cipasarangan T.A Cipasarangan ,26 Cikidang T.A ,26 Karihkil T.A Cirompang ,57 Cimulu T.A Cimulu Ciwarega T.A Cipasarangan 62 0,22 5,5 7,2 Cikubang T.A ,8 Neglasari T.A ,6 Leuwileksa T.A Cirompang ,7 Cilopang T.A Cipasarangan ,4 - T.A Jati T.A Cipasarangan 90 0,4 7 16,6 Nangewer T.A
27 Tabel 24. Investasi PLTMH di kabupaten Garut No Nama Perusahaan Lokasi Daya (MW) Keterangan PT. CITA KEMALA MANDIRI Direktur, Pribodi Priatama, BA. MA 2 PT. TIRTA GEMAH RIPAH Direktur, Ir. Iman Riwanto 3 PT. INTI CIPTA ENERGI Direktur, Harsya Nurhastomo Krisnu Wardono 4 PT. CISANGIRI HYDRO Direktur, Achmad Kalla 5 PT. SINERGI SOLUSI UTAMA Direktur, Makarsi Soenaryo 6 PT. BAHTERA BAYU PERSADA Direktur, Hani Syarip 7 PT. CIKAENGAN TIRTA ENERGI Direktur, Ir. H. Hendro Supriyanto 8 PT. CHIRON ENERGI Direktur, Edi H. Sidharta Sungai Cikandang/ Curug Sanghiang Taraje Desa Pakenjeng Kec. Pamulihan Kabupaten Garut Sungai Cirompang Desa Gunamekar Kec. Bungbulang Kabupaten Garut Sungai Cilaki Desa Sukamaju Kec. Talegong dan Desa Nyalindung Kec. Cisewu Kabupaten Garut Sungai Cisangiri Desa Mekarwangi Kec. Cihurip Kabupaten Garut Sungai Cilaki dan Cikahuripan Desa Cisewu Kec. Cisewu Kabupaten Garut Sungai Cibatarua Desa Girimukti Kec. Pamulihan Kabupaten Garut Sungai Cikaengan Kp. Cimudungdung dan Garung Desa Toblong Kec. Peundeuy Kabupaten Garut Curug Cikawung Dusun Curug Punduk Desa Giri Mukti Kec. Cisewu Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman No : 570/89/KPM/III/10 30 Maret Persetujuan Penanaman No : 570/234/KPM 23 Juni Persetujuan Penanaman No : 570/1697/KPM 20 Juli Persetujuan Penanaman No : 570/1600/KPM 28 Juli Persetujuan Penanaman No : 570/2340/KPM/X/ Oktober Persetujuan Penanaman No : 570/2405/KPM/XI/ November Persetujuan Penanaman No : 570/2466/KPM/XI/ November Persetujuan Penanaman No : 570/2827/KPM/ Desember
28 PT. ARKORA HYDRO Direktur, Aldo Henry Artoko 10 PT. REPUBLIKA MANDIRI ENERGI Direktur, Achmad Kalla 11 PT. TIRTA ENERGINDO Direktur, Agus Rusyadi 12 PT. CHIRON ENERGI Direktur, Edi H. Sidharta 13 PT. SAKSAMA CIPTA DAYA Direktur, Ir. Sri Taryanto 14 PT. ALSERA ENERGI Direktur, Ahmad Zaky 15 PT. SARANA JASA ENERGI Direktur, Anwar Saebe 16 PT. ARKORA HYDRO Direktur, Aldo Henry Artoko Sungai Cibatarua Dusun Cikopo Desa Panawa Kec. Pamulihan Kabupaten Garut Sungai Cikandang Desa Jatiwangi Kp. Sindangratu Kec. Pakenjeng Kabupaten Garut Sungai Cibatarua Desa Pakenjeng Kec. Pamulihan Kabupaten Garut Desa Najaten Kec. Cibalong Kabupaten Garut Sungai Cibatarua / Sungai Cikandang Dusun Legog Desa Pasirgaru Kec. Pamulihan Kabupaten Garut Sungai Cikaengan Desa Peundeuy Kec. Peundeuy Sungai Cikandang Desa Depok dan Pasirlangu Kec. Pakenjeng Kabupaten Garut Sungai Cibatarua Dusun Cikopo Desa Panawa Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 6 Persetujuan Penanaman No : 570/2838/KPM/XII/ Desember Persetujuan Penanaman No : 570/324/KPM 17 Pebruari Persetujuan Penanaman No : 570/775/KPM 19 April Belum di proses 4 Persetujuan Penanaman No : 570/929/KPM 9 Mei Persetujuan Penanaman No : 570/1246/KPM 20 Juni Persetujuan Penanaman No : 570/1012/KPM 19 Mei Persetujuan Penanaman No : 570/1366/KPM/2011 Tgl. 4 Juli
29 PT. GEMA ENERGY Direntur Fikri Sungai Cilayu, Samudra Jaya Desa Caringin Kecamatan Caringin 18 PT. PUTRA KARYA CAHAYA Sungai Ciarinem Desa TERANG Talagawangi Kec. Direktur Bangbang Pakenjeng 19 PT. NALURI ENERGI UTAMA Sungai Cisanggiri Desa Mekarwangi, Desa Jayamukti Kec. Cihurip Desa Jatisari Kec. Cisompet 20 PT. TOBLONG HYDRO Sungai Cikaengan Desa POWER Toblong Kec. Peundeuy 6 Persetujuan Penanaman No : 570/280/KPM/2012 Tgl. 3 Pebruari Persetujuan Penanaman No : 570/280/KPM/2012 Tgl.27 Pebruari Persetujuan Penanaman No : 570/280/KPM/2012 Tgl.29 Pebruari Persetujuan Penanaman No.570/848/KPM 30 Maret Landasan Hukum Dalam melaksanakan program, kegiatan dan pekerjaan Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan merunut kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk dijadikan landasan, terdiri dari : 1. Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air 2. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009, tentang Mineral dan Batubara 3. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 4. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi 5. Undang Undang RI No. 30 Tahun 2007 tentang Energi 6. Undang Undang RI No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 28
30 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi 8. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010, Tentang Wilayah Pertambangan 10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Pertambangan 11. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca tambang 12. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil 13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai 15. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 16. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2012 tentang Jasa Penunjang Ketenagalistrikan 17. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional 18. Permen ESDM Nomor 12 tahun 2011, tentang penetapan Wilayah Usaha Pertambangan 19. Permen ESDM Nomor 11 Tentang Perubahan atas Permen nomor 7 tahun 2012, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian 20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 12 tahun 2008 tentang Irigasi 21. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 26 tahun 2011 tentang Mineral dan Batubara 29
31 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut Tahun , adalah sebagai langkah dan upaya mengarahkan seluruh dimensi dan potensi serta kekuatan Dinas melalui pendekatan pembangunan infrastruktur sektor sumberdaya air dan pertambangan, melalui pelayanan umum yang prima dan partisipatif. Pendekatan dimaksud adalah menciptakan dan meningkatkan pelayanan umum berdasarkan potensi dan kekuatan sumberdaya internal dan peluang yang dimiliki untuk merangsang tumbuhnya minat dan partisipasi dari faktor eksternal melalui keseimbangan tersedianya sumber dan terwujudnya daya untuk pemenuhan kebutuhan. Guna memudahkan dalam penelaahan RENCANA STRATEGIS, berikut disampaikan pendekatan pemahaman mengenai : VISI : Adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. MISI : Adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah sesuai VISI yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan MISI tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Instansi Pemerintah dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang. 30
32 TUJUAN : Merupakan penjabaran dari pernyataan MISI. Tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 (satu) s/d 5 (lima) tahun. SASARAN : Merupakan penjabaran dari tujuan secara teratur dan terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. 1.4 Sistematika Penulisan Renstra Adapun sistematika penulisan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Rencana Kerja Perangkat Dinas adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, pengertian dan ruang lingkup pembahasan. BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Menggambarkan masing-masing tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumberdaya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD. 31
33 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Memuat rumusan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, telaahan VISI dan MISI serta program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaahan rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, dan penentuan isu-isu strategis serta berbagai pemikiran secara konseptual, analisis dan holistik tentang langkah-langkah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP Berisi mengenai saripati dari seluruh uraian dalam babbab sebelumnya, disertai dengan harapan-harapan dalam mengimplementasikan Rencana Stategis DINAS SUMBERDAYA AIR DAN PERTAMBANGAN Kabupaten Garut Tahun
34 BAB VII P E N U T U P Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut merupakan bentuk atau gambaran dari serangkaian perencanaan, pengukuran dan analisis serta target pencapaian untuk beberapa tahun yang akan datang sebagai gambaran Visi dan Misi selama lima tahun kedepan Visi dan Misi, selama berlangsungnya periode pemerintahan daerah secara regenerasi harus disosialisasikan disertai evaluatif kepada semua aparatur yang ada didalamnya, karena persamaan persepsi dan kesamaan pola pikir akan menjadikan terinternalisasinya nilai nilai yang disepakati bersama dan mengikat setiap subyek stakholders. Demikian Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, yang dapat disusun berlandaskan ketetapan dan peraturan yang diberlakukan, disamping tanggungjawab moral yang merupakan indikator utama dalam melaksanakan amanah yang dapat dimanifestasikan dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian program untuk 5 (lima) tahun kedepan. Garut, April 2014 Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut Kepala Drs. H. UU Saepudin.,ST.M.Si NIP Renstra SDAP
35 Renstra SDAP
Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)
Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2009 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.151 2.877 17.955 62,41 011. Caringin 1.562 1.503 9.345 62,18 020. Talegong
Lebih terperinciTambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha)
Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.087 3.359 19.790 58.92 011. Caringin 1.308 1.110 6.524 58.77 020. Talegong
Lebih terperinciTAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006
TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 2.925 3.669 19.642 53,54 011. Caringin 795
Lebih terperinciTAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007
TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI Kecamatan Tambah Tanam (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.861 2.568 14.265 55,55 011. Caringin 1.611 1.383 7.673 55,48 020. Talegong
Lebih terperinciJUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan
SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2004 Kecamatan Sekolah Jml Rombel Guru R. Kelas Murid Lulusan Mengulang Putus Sekolah Cisewu 27 168 154 167 3.647 598 35 - Caringin 20 145 91 107 3.844 556 24 11 Talegong 23
Lebih terperinciJumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki
Tabel 4.1.02 : Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Sekolah Guru Murid laki-laki Murid Perempuan Total Murid (1) (2) (3) (4) (5) (6) 010. Cisewu 6 81 9 97 106 011.
Lebih terperinciTABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)
TABEL 3.19. PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH Laki-laki pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekolsekolah 010. Cisewu
Lebih terperinciJumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009
Tabel 4.2.19 : Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 PLKB DOKTER BIDAN JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3-3 6 011. Caringin 3-2 5 020. Talegong 3-3
Lebih terperinciJumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda
Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 33 629 12,676 2,424-011. Caringin - 701 632 6,921
Lebih terperinci2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini teknologi sudah menjadi bagian dari hidup manusia sehingga
Lebih terperinciSapi Potong. Kerbau Kuda Domba
5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab, Garut, 2010 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambin g (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 500 452-15.559 2.291 011.
Lebih terperinciJumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009
Tabel 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambi ng (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 60 549-11.099 2.415 011. Caringin
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN I : PERATURAN NOMOR TANGGAL : : 18 Tahun 2013 31 Desember 2013 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2014 Rekening Hal 1 dari 2 1 2 3 4. PENDAPATAN
Lebih terperinci: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012
4.1.01 : Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 Ijasah/STTB yang Dimiliki Laki-laki Male Perempuan Female Jumlah Total (1) (2) (3) (4) Tdk punya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciPeternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.
5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012 Kecamatan District Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menyediakan berbagai potensi sumber daya yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia dengan alam berada dalam konteks keruangan
Lebih terperinciJADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013
JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013 TPK KEC TANGGAL SDN LEUWIGOONG I LEUWIGOONG SDN BANYURESMI II BANYURESMI SDN KERESEK I CIBATU 1 SDN LIMBANGAN TIMUR II LIMBANGAN 2 s.d 6 SDN SELAAWI
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 446 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN NAMA-NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI,
Lebih terperinciGambar 1. Hasil Pengamatan Lapang
Lampiran 86 Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang Gambar Gambar Longsor Sukalaksana, Kec.Sucinaraja X : 830452,Y : 9199898, Zona 48S Longsor Girimukti, Kec.Cisewu X : 77650,Y : 9188436, Zona 48S Longsor Pekenjeng,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 93 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR)
Lebih terperinciGeografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Fisik Daerah Geografi Kabupaten Garut secara geografis terletak di antara 6 0 56 49-7 0 45 00 Lintang Selatan dan 107 o 25 8-1088 o 7 30 Bujur Timur dengan batas wilayah
Lebih terperinciDAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012
DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD ALAMAT : BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT : Jl. OTTISTA NO. 278 TAROGONG KIDUL NO Nama Kegiatan/Nama Paket Volume & Satuan Lokasi
Lebih terperinciCATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT
Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Lampiran 2 MODEL DB1 - PWP REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM TINGKAT KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA PROVINSI : GARUT : JAWA BARAT A. SUARA SAH Garut Kota Karang pawitan Wanaraja PEROLEHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinci*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciPENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE
PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE Perubahan iklim global yang berimbas terhadap pola hujan dan menjadi kendala bagi Program Peningkatan Produksi Sayuran terutama cabai dan bawang
Lebih terperinciCATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT
Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan Cilawu Selaawi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2032 DISEBARLUASKAN OLEH : SEKRETARIAT DEWAN SUMBER
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.
Lebih terperinciTABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
TABEL 4. KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Visi Pengelolaan energi dan mineral yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciRKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
RKPD RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 205 Peningkatan Infrastruktur Dasar, Kinerja Aparatur Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Pemerintahan Yang Bermartabat.
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
Lebih terperinciDaya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT
37 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai konsep pengembangan wilayah berbasis pada sektor pertanian. Sektor pertanian dianggap penting dilihat
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN ENERGI, SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN PURWOREJO DENGAN
Lebih terperinciK E M E N T R I A N P E K E R J A A N U M U M DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK - CISANGGARUNG Jl.
K E M E N T R I A N P E K E R J A A N U M U M DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK - CISANGGARUNG Jl. Pemuda No. 40 Cirebon - 45132 K E M E N T R I A N P
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS KEHUTANAN RUT 2011 Jl. Patriot No. O5 Tlp. (0262) 235785 Garut 44151 RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN TAHUN 2014-2019 G a r u t, 2 0 1 4 KATA PENGANTAR Dinas Kehutanan
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk Pelaksanaan Tahun Anggaran 2013, seperti tersebut dibawah ini : WAKTU PELAKSANAAN (BULAN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.03.01.02.22. Pemel. Rutin / Berkala
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI 4.1.1. VISI Di masa sekarang ini, pertumbuhan penduduk yang pesat mendorong untuk meningkatnya kebutuhan, baik kebutuhan
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA,
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah manusia yang menghuni permukaan bumi kian hari kian meningkat, tetapi kondisi tersebut berlaku sebaliknya dengan habitat hidup manusia, yaitu lahan.
Lebih terperinciDAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012
DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD : DINAS KEHUTANAN ALAMAT : JL. PATRIOT NO. 5 TAROGONG KIDUL GARUT TLP. (0262) 235785 Perkiraan Pagu Anggaran Pada Jenis Pengadaan (Rp)
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA SUMBER DAYA AIR, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Kabupaten Ciamis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang terbagi menjadi beberapa golongan antara lain berdasarkan fungsinya yaitu hutan lindung untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciBUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang : a. bahwa air tanah merupakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 32 TAHUN 2011
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciSITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009
SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 I. Jumlah kasus seluruhnya SUSPEK DBD - Laki - laki - Perempuan DBD - Laki laki - Perempuan 488 orang 132 orang 147 orang 103 orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur, sampai dengan saat ini masih belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.4, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Pengadilan Negeri Kelas IIB Garut secara geografis terletak di Kota Garut yang beralamat di Jalan Merdeka No. 123 Kabupaten Garut Jawa Barat. Wilayah hukum pada prinsipnya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciNo NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET
1 Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1 Kegiatan Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 548.144.000 548.144.000 1)
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GARUT TAHUN
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014
LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 204 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut Tahun 205 RINGKASAN EKSEKUTIF Tujuan dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat kaya, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
Lebih terperinciMATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014
MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KAB. SIJUNJUNG NO. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN TARGET SUMBER DANA (APDB, APBD I, APBN) (Rp.) 1 2 3 4 5 6 7 I. PROGRAM PELAYANAN
Lebih terperinciOleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah
Pelaksanaan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Tata Kelola Kegiatan Usaha Pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR
PROGRAM KERJA TAHUN 2014 2019 DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN MISI 1 : Mengembangkan diversifikasi energi pedesaan berbasis sumber
Lebih terperinciPenetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.
- 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
30 Juni 30 Juni 2008 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa pengaturan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH
- 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciDinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral
Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Bidang Energi & Ketenagalistrikan UPTD : 1. UPTD Wilayah Ciamis
Lebih terperinciTerwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera
Ringkasan Eksekutif Executive Summary Pemahaman tentang sistem akuntabilitas kinerja telah meluas di seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut. Hal itu merupakan hasil dari berbagai upaya untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami
Lebih terperinciREGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT
REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Jawa Barat 44,28 juta jiwa (2012) dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,7% per tahun dan diprediksi akan mencapai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal
Lebih terperinci