Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh"

Transkripsi

1 Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh

2 Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan nla harapannya ) E [Y x ] E [Y x] = y = b0 + b Ssaan untuk suatu amatan ke-: Ssaan baku r ) = Kurang tepat sebab ragam (e ) = s (-h ) ( y yˆ ) s e ( y yˆ ) s r = ) e = y x ) y Bsa dgunakan untuk memerksa kebenaran ε menyebar N(0,) e + =, h = n n s ( h ) σ ( x x) ( xk x) k =

3 Contoh: menghtung ssaan Berkut adalah set (5 pengamatan) data berpasangan x dan y yang ddapat dar sebuah percobaan. Dar data n ngn dketahu model matematka hubungan antara x dan Y Y X Y X

4 Contoh: menghtung ssaan (lanjutan) 3 Scatterplot of Y vs X Dar tebaran x terhadap Y dgunakan persamaan gars regres lner sederhana ordo satu : Y = β0 + β x + ε Y Dengan Mntab ddapatkan dugaan persamaannya : = X Ŷ X Untuk setap amatan dhtung nla dugaannya, kemudan htung ssaannya

5 Contoh: menghtung ssaan (lanjutan) Y duga = X ssaan ke = amatan ke- dugaan pd ttk x ke y y_duga ssaan y y_duga ssaan

6 Informas-nformas yang Ddapat Melalu Ssaan Bsa melhat pola sebaran peubah acak Y Melalu ssaan, kta dapat mengetahu apakah asums-asums yang dsyaratkan pada pendugaan dengan MKT dpenuh atau tdak Melalu ssaan, kta juga dapat menguj parameter regres, sehngga kta perlu mengetahu sebaran ssaan Melalu ssaan, kta juga bsa melhat apakah model yang kta plh pas atau tdak Melalu ssaan, kta juga bsa melhat apakah sebuah pengamatan merupakan penclan atau bukan Melalu ssaan, kta juga bsa melhat apakah sebuah pengamatan merupakan pengamatan berpengaruh atau bukan

7 Pemerksaan Pola Sebaran Peubah Respon Y MODEL REGRESI Y = β 0 + β x + ε ε Acaknya Y dsebabkan karena acaknya eror Bentuk sebaran Y = bentuk sebaran eror E [ Y x ] Acak Fx Acak Memerksa bentuk sebaran Y = memerksa bentuk sebaran eror

8 Plot Ssaan untuk: Pemerksaan Bentuk Sebaran 4 Hstogram Ssaan Norm al Tebaran ssaan dan hstogram d sampng untuk melhat : BENTUK SEBARAN SISAAN, smetr atau tdak 3 Frekuens Ssaan 3 HASIL DIAGNOSA : Sebaran ssaan agak menjulur ke kanan

9 Plot Ssaan untuk: Pemerksaan Sebaran Normal Peluang normal Probablty Plot of Ssaan Normal - 95% CI Plot ssaan terhadap peluang Normal untuk : Mencocokkan apakah sebaran ssaan merupakan sebaran Normal atau tdak. Ya jka pola tebaran membentuk gars lurus Hasl Dagnosa : bsa danggap lurus menyebar Normal Ssaan 3 4 5

10 Plot Ssaan untuk: Melhat Ketdakpasan Model Plot SISAAN vs Y duga ssaan Plot ssaan vs y_duga Plot ssaan terhadap y_duga mash berpola (kuadratk) Ssaan mash mengandung komponen kuadratk y_duga Model belum pas model harus dtambah dg komponen kuadratk

11 Plot Ssaan untuk : Pemerksaan Asums MKT Plot SISAAN vs Y duga ssaan Plot Ssaan vs y_duga y_duga Pada tebaran ssaan terhadap nla dugaan Y dapat dlhat : - Ssaan d sektar nla nol / tdak nla harapan - Lebar pta ssaan sama atau tdak untuk semua nla dugaan kehomogenan ragam - Tebaran berpola atau tdak ketdakpasan model ssaan bebas atau tdak Konds Gauss-Markov.. 3. E[ ε ] = 0 E[ ε ] = σ E[ ε ε ] = 0, j terpenuh tdak terpenuh j terpenuh

12 Pola Tebaran Ssaan terhadap Ŷ Pola tebaran ssaan yang tdak memenuh asums MKT: Pola tebaran ssaan memenuh asums MKT: berpusat d NOL, lebar pta sama, tdak berpola Ragam tdak homogen (perlu analss kuadrat terkecl terbobot; atau transformas thdp Y) Penympangan terhadap persamaan regres bersfat sstemats; atau karena tdk dsertakannya kedalam model β 0 Model tdak pas (perlu suku-suku lan dalam model atau transformas thdp Y)

13 Transformas untuk : Menghomogenkan Ragam Transformas terhadap peubah respon Y Anggap : jka σ b = aμ b = 4 Y* = Y b = 3 Y* = Y b = Y* = ln Y b = Y* = Y Setelah respon Y dtransformas, lakukan analss regres sepert basa, ssaan harus dperksa lag, jka mash belum memenuh asums, model dubah, kemungknan ada suku nonlner yg belum masuk model, atau lakukan pendugaan dg MKT terbobot.

14 Contoh Transformas untuk Menghomogenkan Ragam Plot Ssaan vs Y duga data asl Plot Ssaan vs Yˆ data transformas Y*= Y Resduals Versus the Ftted Values (response s Y) Resduals Versus the Ftted Values (response s akar Y) 0,0 5 0,5 Resdual 0 Resdual 0,0-0,5-5 -, Ftted Value 0 5 -,5,5 3,0 3,5 4,0 Ftted Value 4,5 5,0

15 Plot Ssaan untuk: Pemerksaan Kebebasan Ssaan Scatterplot of RESI vs urutan Plot ssaan terhadap urutan untuk : RESI 0 Memerksa apakah ssaan bebas satu dengan lannya atau tdak. Bebas jka tdk membentuk pola urutan 8 0 Hasl Dagnosa : Tebaran tdak membentuk pola Ssaan salng bebas

16 Pola Tebaran Ssaan terhadap Urutan Waktu Pengaruh waktu jangka panjang tdak mempengaruh data. Pola tebaran ssaan yang mengnformaskan bahwa pengaruh waktu belum dperhtungkan Ragam tdak homogen (perlu analss kuadrat terkecl terbobot) Suatu suku lner dalam waktu harus dtambahkan ke dalam model Suku lner dan kuadratk dalam waktu perlu dtambahkan ke dalam model

17 Plot Ssaan untuk: Pemerksaan Pengaruh Waktu Scatterplot of RESI vs urutan Plot ssaan terhadap urutan waktu yg jaraknya sama. RESI 0 Perhatkan : lebar pta sama/tdak berpola/tdak urutan 8 0 Hasl Dagnosa : Lebar pta sama homogen Tebaran tdak membentuk pola tdak perlu dtambahkan pengaruh waktu ke dalam model

18 Ssaan Terstandardkan (Ssaan Terbakukan) SISAAN TERBAKUKAN : r = ( y yˆ ) s e ( y yˆ ) s = Bsa dgunakan untuk memerksa kebenaran ε menyebar N(0,) σ Ssaan akan memlk ragam yg relatf besar jka x d sektar x Pd sebaran Normal Baku peluang nla r terletak antara -,96 s.d,96 adalah 95%. r > patut dcurga ragam(e )= s, kurang tepat ragam(e ) = s (- h ) r ( x x ) ( x ) e + =, h = n s ( h ) x k e = ssaan amatan ke- n = banyaknya pengamatan s = dugaan bag ragam Y KT ssaan h = unsur dagonal ke- matrks H = X(X X) - X

19 Ssaan Terstandarkan (Ssaan Baku) (lanjutan) Plot Ssaan e vs Dugaan Y Plot Ssaan Baku r vs Dugaan Y Resduals Versus the Ftted Values (response s ln(y)) Scatterplot of SRES vs FITS,0 0,5 0 Resdual 0,0 SRES - -0,5 - -,0-3,0,,4,6,8,0 Ftted Value,,4,6,8-4,0,,4,6,8 FITS,0,,4,6,8 Pola tebaran plot ssaan e dan r tdak berbeda. pemerksaan ssaan thdp pola tebaran, keduanya dapat dgunakan

20 Nla PRESS PRESS = Predcton Sum of Squares, adalah prosedur yang merupakan kombnas dar: semua kemungknan regres, analss ssaan, dan teknk valdas. Dgunakan untuk mengukur valdtas model. PRESS y yˆ, = ( y ) yˆ, ( e ),- = : nla respon pada x=x (data lengkap) : nla ramalan y pd x=x yg dramal melalu dugaan persamaan regres dar data tanpa amatan ke- Model vald jka memlk PRESS yg kecl = n = e h PRESS R PRED= y ( y) R pred adalah statstk lannya yg berhub dg PRESS. Model vald jka R pred besar.

21 PROSEDUR PRESS Nla PRESS (lanjutan) Ms. k adalah banyaknya peubah dalam suatu persamaan regres, n adalah banyaknya amatan Langkah-langkahnya:. Sshkan amatan ke-, amatan ke- tdak dgunakan, data tnggal n-.. Dugalah semua kemungknan model regres thdp n- data tersebut. (jka k= banyaknya kemungknan model hanya ) 3. Ramal y dengan model yang ddapat pd no.. (lakukan untuk semua kemungknan model hanya jka k=) 4. Htung perbedaan y yg dsshkan tad dengan hasl no Ulang langkah -4 dengan menyshkan amatan ke-, ke-3,..., ke-n. Ddapat y yˆ k y yˆ, 3 3k,..., yn 6. Untuk setap model regres yang mungkn htung : PRESS= yˆ nk n = y yˆ k ( ) ˆ y y k 7. Plh model yang relatf memlk nla PRESS terkecl, dan melbatkan peubah penjelas sedkt.

22 Nla PRESS (lanjutan) Y X Contoh Proses PRESS, untuk n= dan k= Dugaan Gars Regres dg Data tanpa amatan ke- ramalan Y tnp amatan ke- e,- e,- kuadrat 7,46 0 Y tnp = 3,0 + 0,505 X tnp 8,06-0,6 0,36 6,77 8 Y tnp = 3,05 + 0,497 X tnp 7,06-0,56 0,06553,74 3 Y tnp 3 = 4,0 + 0,345 X tnp 3 8,495 4,45 8,0003 7, 9 Y tnp 4 = 3,04 + 0,500 X tnp 4 7,54-0,43 0,8490 7,8 Y tnp 5 =,95 + 0,54 X tnp 5 8,604-0,794 0, ,84 4 Y tnp 6 =,46 + 0,577 X tnp 6 0,538 -,698,8830 6,08 6 Y tnp 7 =,97 + 0,50 X tnp 7 5,98 0,098 0, ,39 4 Y tnp 8 =,7 + 0,56 X tnp 8 4,84 0,566 0,3035 8,5 Y tnp 9 =,84 + 0,58 X tnp 9 9,76 -,06,0567 6,4 7 Y tnp 0 = 3,03 + 0,498 X tnp0 6,56-0,096 0,009 5,73 5 Y tnp =,88 + 0,5 X tnp 5,435 0,95 0,08703 Total = PRESS = 3,69

23 Nla PRESS (lanjutan) Output Mntab untuk data contoh tsb The regresson equaton s Y = 3,00 + 0,500 X Predctor Coef SE Coef T P Constant 3,00,4,67 0,06 X 0,4997 0,79 4,4 0,00 S =,363 R-Sq = 66,6% R-Sq(adj) = 6,9% PRESS = 3,60 R-Sq(pred) = 4,70% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 7,470 7,470 7,97 0,00 Resdual Error 9 3,756,58 Total 0 4,6 Hasl PRESS melalu proses = hasl Mntab Untuk k= hanya ada model Amatan ke-3 memberkan smpangan ramalan terbesar Amatan ke-3 dapat dpandang sebaga amatan berpengaruh Dugaan parameter regres tanpa amatan ke-3 sangat berbeda dg lannya dugaan yg n relatf yg benar/bak Keluarkan amatan ke-3 dar analss. Cek nla PRESS-nya. Cek nla R nya

24 Nla PRESS (lanjutan) Output Mntab data lengkap The regresson equaton s Y = 3,00 + 0,500 X Predctor Coef SE Coef T P Constant 3,00,4,67 0,06 X 0,4997 0,79 4,4 0,00 S =,363 R-Sq = 66,6% PRESS = 3,60 R-Sq(pred) = 4,70% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 7,470 7,470 7,97 0,00 Resdual Error 9 3,756,58 Total 0 4,6 Output Mntab data tanpa amatan ke-3 The regresson equaton s Y tnp 3 = 4,0 + 0,345 X tnp 3 Predctor Coef SE Coef T P Constant 4,0069 0,00 8,78 0,000 X tnp 3 0, , ,74 0,000 S = 0, R-Sq = 00,0 PRESS = 0, R-Sq(pred) = 00,00% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 0,6 0,6 664,34 0,000 Resdual Error 5 0,000 0,000 Total 6 0,6 Menyshkan amatan ke-3 mempengaruh dugaan parameter, menurunkan nla PRESS Dar ss model, persamaan tanpa amatan ke-3 yg terbak. R-Sq(pred)=00,00% model sangat vald PELUANG salah mempredks = 0

25 Nla PRESS (lanjutan) Dugaan gars regres dg data lengkap PRESS = 3,60 R-Sq(pred) = 4,70% Dugaan gars regres tanpa amatan ke-3 PRESS = 0, R-Sq(pred) = 00,0% Ftted Lne Plot Y = 3,00 + 0,4997 X Ftted Lne Plot Y tnp 3 = 4, ,3453 X tnp Y 9 8 Y tnp ,0 7,5 X 0,0,5 5,0 5 5,0 7,5 0,0 X tnp 3,5 5,0 Semakn kecl nla PRESS-nya model semakn vald semakn bak untuk mempredks. Setap model regres thdp set data memlk nla PRESS

26 Penclan Penclan adalah pengamatan yang nla mutlak ssaannya jauh lebh besar darpada ssaan-ssaan lannya Bsa jad terletak pada tga atau empat smpangan baku atau lebh jauh lag dar rata-rata ssaannya. Keberadaan penclan harus dperksa dengan seksama, apakah penclan tu merupakan kesalahan dalam pencatatan amatan atau penclan tersebut muncul dar kombnas keadaan yang tdak basa yang mungkn saja sangat pentng dan perlu dseldk lebh jauh.

27 Penclan (lanjutan) Plot antara Ssaan e vs dugaan Y Plot antara Ssaan r vs dugaan Y 3 Scatterplot of Ssaan baku- vs dugaan-y 3 Scatterplot of ssaan vs dugaan-y Ssaan baku- ssaan dugaan-y dugaan-y 9 0 Dugaan persamaan regres Y = X dgn R-Sq = 66.6% Pola tebaran ssaan thdp e dan r sama Ada ssaan yang nlanya sangat besar potens sebaga penclan

28 Penclan (lanjutan) MENDETEKSI PENCILAN Htung nla dengan h r = = n s + e ( h ) n ( x x ) ( x k x ) = Jka nla r >, amatan tsb dapat dkatakan sebaga penclan Y X r

29 Penclan (lanjutan) DATA LENGKAP DATA TANPA PENCILAN Scatterplot of Y-3 vs X-3 Scatterplot of Y tnp pclan vs X tnp pclan 3 3 Y Y tnp pclan ,0 7,5 0,0 X-3,5 5,0 5 5,0 7,5 0,0 X tnp pclan,5 5,0 Y = X Predctor Coef SE Coef T P Constant X S =.363 R-Sq = 66.6% Y = X Predctor Coef SE Coef P Constant X S = R-Sq = 00.0%

30 Penclan (lanjutan) Plot ssaan baku (r ) vs dugaan Y Data Lengkap Data Tanpa Penclan Scatterplot of ssaan vs dugaan-y Scatterplot of s baku tnp pcl vs dugaan tnppcl ssaan s baku tnp pcl dugaan-y dugaan tnppcl 8 9 Tebaran berpola, karena () ada penclan, atau () model tdak pas Tebaran tdak berpola, menyebar d sektar nla nol, lebar pta relatf sama Mengeluarkan data penclan dar analss: mampu memperbak pola tebaran ssaan yang tadnya berpola (gars lurus) harus dlakukan dengan kehat-hatan yang tngg.

31 Amatan Berpengaruh AMATAN BERPENGARUH : berkatan dengan besarnya perubahan yang terjad pada dugaan parameter regres jka pengamatan tersebut dsshkan X,,,,3,3,3,4,4,4,5,5,5,6,6,6 4,0 Y,,39 0,78,0,46 3,67,56,74,88 5,5,4,00 3,56 3,09 0,78 4,9 3,33 3,0 5,00 6 Scatterplot of Y vs X Unusual Observatons Y Obs X Y Ft SE Ft Resdual St Resd 0,40 5,47,895 0,44,5,9 R 5,50 0,776 3,345 0,43 -,569 -,50 R 9 4,00 5,000 4,576,009 0,44,34 X 4 0,0,5,0,5 X 3,0 3,5 4,0 R denotes an observaton wth a large standardzed resdual. X denotes an observaton whose X value gves t large nfluence.

32 OUTPUT MINITAB The regresson equaton s Y = - 3,39 + 4,49 X S =,05749 R-Sq = 88,8% R-Sq(adj) = 88,% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 50,0 50,0 34, 0,000 Resdual Error 7 9,0, Total 8 69, Unusual Observatons Obs X Y Ft SE Ft Resdual St Resd 0,40 5,47,895 0,44,5,9 R 5,50 0,776 3,345 0,43 -,569 -,50 R 9 4,00 5,000 4,576,009 0,44,34 X R denotes an observaton wth a large standardzed resdual. X denotes an observaton whose X value gves t large nfluence. Amatan Berpengaruh (lanjutan) Hasl analss regres dar data tersebut menunjukkan bahwa ada 3 amatan yg aneh, yatu amatan ke 0,5, dan 9. Amatan 0 dan 5 berpotens sebaga penclan. Amatan 9 berpotens sebaga amatan berpengaruh Bandngkan dg data tanpa amatan 9. Apakah perubahan dugaan parameter regres cukup nyata?

33 Amatan Berpengaruh (lanjutan) Penyshan pengamatan berpengaruh mengubah secara berart dugaan persamaan regres Analss Regres thdp Data Lengkap An Regres thdp Data Tanpa Amatan 9 The regresson equaton s Y = - 3,39 + 4,49 X S =,05749 R-Sq = 88,8% R-Sq(adj) = 88,% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 50,0 50,0 34, 0,000 Resdual Error 7 9,0, Total 8 69, Unusual Observatons Obs X Y Ft SE Ft Resd St Resd 0,40 5,47,895 0,44,5,9 R 5,50 0,776 3,345 0,43 -,569 -,50 R 9 4,00 5,000 4,576,009 0,44,34 X The regresson equaton s Y = -,6 +,88 X S =,03065 R-Sq = 5,4% R-Sq(adj) = 0,8% Analyss of Varance Source DF SS MS F P Regresson 5,797 5,797 5,46 0,033 Resdual Error 6 6,996,06 Total 7,793 Unusual Observatons Obs X Y Ft SE Ft Resd St Resd 0,40 5,47,764 0,56,383,39 R 5,50 0,776 3,05 0,38 -,76 -,3 R

34 Amatan Berpengaruh (lanjutan) Dugaan Gars Regres Data Lengkap Dugaan Grs Regres Data Tnp Amatan 9 6 Ftted Lne Plot Y = - 3, ,493 X 6 Ftted Lne Plot Y tnp amatan 9 = -,65 +,878 X tnp amatan Y ,0,5,0,5 X 3,0 3,5 4,0 Y tnp amatan ,0,5,0,5 X tnp amatan 9 3,0 3,5 4,0 Penyshan AMATAN BERPENGARUH menyebabkan perubahan dugaan kemrngan gars. BERBAHAYA, apabla pemanfaatan hasl analss regres bertumpu pada pemaknaan parameter

35 Pengaruh ttk data ke- dukur dengan jarak : D = s Keterangan: e h ( h ) h p Amatan Berpengaruh s = dugaan bag ragam Y =KT ssaan h = unsur dagonal ke- matrks H = X(X X) - X Nla D dbandngkan dengan F (p,n-p; -α). Dengan n = banyaknya pengamatan dan p = banyaknya parameter D > F (p,n-p;-α). menandakan bahwa amatan ke- berpengaruh. (lanjutan) Statstk Uj untuk Mendeteks Amatan Berpengaruh

36 X () Y () e () r () D (),,0,00 0,30,39 0,30 0,9 0,09 0,78-0,3-0,3-0,09,,0 0,0 0,0 0,0,,46 0,46 0,45 0,, 3,67,68,64 0,45,3,56 0, 0, 0,03,3,74-0,7-0,69-0,7,3,88-0,56-0,55-0,3,4 5,5,5,9 0,59,4,4-0,49-0,47-0,,4,00-0,90-0,87-0,,5 3,56 0, 0, 0,05,5 3,09-0,6-0,5-0,06,5 0,78 -,57 -,50-0,7,6 4,9 0,50 0,49 0,,6 3,33-0,47-0,45-0,,6 3,0-0,70-0,68-0,6 4 5,00 0,4,34 4,40 Amatan Berpengaruh CONTOH PENGGUNAAN D (lanjutan) Dugaan persamaan regres DATA LENGKAP : Y = - 3,39 + 4,49 X Banyaknya parameter = p = Banyaknya pengamatan = 9 n = 9 Pengamatan ke -9 memlk nla D 9 = 4,40 Dengan α = 5% Nla tabel F (p,n-p; -α) = F (,7; 0,95) = 3,59 D 9 > F (,7; 0,95) Dengan α = 5%, amatan ke 9 (terakhr) merupakan amatan berpengaruh.

37 Amatan Berpengaruh (lanjutan)

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh Analss Regres 1 Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan nla harapannya E[Y x] E[Y x] y b

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Mendeteksi pencilan dan penanganannya

Analisis Regresi 2. Mendeteksi pencilan dan penanganannya Analss Regres Pokok Bahasan : Mendeteks penclan dan penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasswa dapat mendeteks adanya penclan pada regres lner berganda Penclan Penclan adalah pengamatan yang

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Pencilan Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Bisa jadi terletak pada tiga atau empat simpangan baku atau lebih jauh lagi dari rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA ANALISIS REGRESI 1 Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA Deskrps Model Macam-macam Model Regres Model Regres 1 peubah penjelas > 1 peubah penjelas Sederhana Berganda Lner Non Lner Lner Non Lner Polnom

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP (Incomplete Block Design) Dr.Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Departemen Statistika-FMIPA IPB 2007

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP (Incomplete Block Design) Dr.Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Departemen Statistika-FMIPA IPB 2007 RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP (Incomplete Block Desgn) Dr.Ir. I Made Sumertajaya, M.S Departemen Statstka-FMIPA IPB 007 Revew Rancangan Acak Kelompok Kta ngn membandngkan t perlakuan Pengelompokan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

MODEL PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI DENGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARED

MODEL PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI DENGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARED MODEL PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI DENGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARED Harm Sugart 1 1 FMIPA Unverstas Terbuka. Tangerang Selatan Emal korespondens : arm@ut.ac.d Abstrak Eksplotas sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 8 ANOVA (2)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 8 ANOVA (2) STK5 Analss Statstka Pertemuan 8 ANOVA () 8. ANOVA () Dagnoss Model Hpotess Klasfkas satu arah : Y atau Y j j j j Klasfkas dua arah : Yj j j??? Pengaruh perlakuan: H 0 : = 0 H : palng sedkt ada satu dmana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda Model Regres Berganda Huungan lnear (dlm parameter) antara peuah tak eas & atau leh peuah eas Intersep-Y Populas Slope Populas Random Error Y 0 p p Ŷ 0 p p e Peuah tak eas (Respons) utk sampel Peuah eas

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi-asumsi yang melandasi analisis regresi linier sederhana dan berganda,

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda Analisis Regresi Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda Tuuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menelaskan regresi linier sederhana dan berganda dan asumsi-asumsi yang mendasarinya

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR

METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR oleh KUSUMA M4 SKRIPSI dtuls dan daukan untuk memenuh sebagan persyaratan memperoleh gelar Sarana Sans Matematka FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA

ANALISIS REGRESI 1. Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA ANALISIS REGRESI Pokok Bahasan : REGRESI LINIER SEDERHANA Deskripsi Model Macam-macam Model Regresi Model Regresi peubah penjelas > peubah penjelas Sederhana Berganda Linier Non Linier Linier Non Linier

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI.1 Regres Lner Analss regres dgunakan untuk mengetahu hubungan antara varabel terkat (Y) dengan satu atau lebh varabel bebas (X). Menurut Har et al (009) regres lnear sederhana dapat

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Regresi. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB)

Regresi. Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I. Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) Regres Bahan Kulah IF4058 Topk Khusus Informatka I Oleh; Rnald Munr(IF-STEI ITB) 1 Pendahuluan Regresadalahteknkpencocokankurvauntukdata ang berketeltanrendah. Contohdata ang berketeltanrendahdata haslpengamatan,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline. METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA Hazmra Yozza Izzat Rahm HG Jurusan Matenatka FMIPA Unand LOGO Kompetens Khusus Menghtung ukuran pemusatan data Menghtung ukuran keragaman data 3 4 Menghtung ukuran poss data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci