ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI
|
|
- Sudomo Hadi Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI KARYA ILMIAH OLEH UTARY MARSITTA A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI 2014
2 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI Utary Marsitta Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi utarymarsitta@yahoo.com Abstrak Kesulitan belajar dalam satu materi pelajaran dapat diidentifikasi berdasarkan indikator-indikator pembelajaran, dimana masing-masing indikator tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitankesulitan yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Jambi dalam mempelajari materi reaksi redoks untuk tiap-tiap indikator pembelajaran. Penelitian termasuk penelitian deskriptif. Data penelitian diperoleh dari hasil tes essay siswa yang dianalisis kesulitannya perindikator pembelajaran berdasarkan persentase dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi reaksi redoks di kelas X SMA Negeri 8 Kota Jambi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan tertinggi materi reaksi redoks yaitu pada indikator menentukan nama senyawa menurut IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. Kata kunci : Analisis, Kesulitan Belajar, Reaksi Redoks. PENDAHULUAN Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjono (2013) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal, salah satu bentuk kegiatannya adalah melalui pengajaran. Ada berbagai hal yang melatarbelakangi mengapa pengajaran di sekolah tidak dapat tercapai secara optimal, salah satunya yaitu masalah yang berkaitan dengan belajar siswa. Menurut Abin Syamsudin (2009) kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dapat bersifat fisiologis maupun psikologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Wiseman mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak sehingga siswa kesulitan dalam memahami konsep kimia, sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal namun juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain. Dari hasil observasi di kelas X SMA Negeri 8 Kota jambi, diketahui bahwa nilai
3 ulangan harian mata pelajaran kimia khususnya pada materi reaksi redoks masih di bawah standar ketuntasan minimal yaitu 75. Menurut Suwarto (2010), kesulitan yang hendak dipantau adalah kesulitan yang terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes. Indikator yang dirumuskan secara baik dapat digunakan untuk mendeteksi sejauh mana hasil belajar dapat dicapai. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Redoks di Kelas X SMA Negeri 8 Kota Jambi. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010), penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa pada materi reaksi redoks untuk masing-masing indikator pembelajaran. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling (acak), yang mana setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel. Pengambilan sampel acak dilakukan secara undian dengan menggunakan kertas yang ditulis berdasarkan kelas populasi. Kelas yang menjadi sampel yaitu kelas X A dengan jumlah siswa 37 orang. Untuk mengungkap hasil belajar kimia siswa maka digunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa berupa tes essay. Dalam penelitian ini, soal yang diuji cobakan sebanyak 16 soal yang ditinjau dari ranah kognitifnya dan berada pada aspek C 1 -C 3. Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memberikan soal tes hasil belajar setelah siswa belajar reaksi redoks. Setelah mengumpulkan hasil tes siswa dan memeriksa lembar jawaban siswa untuk setiap langkah-langkah penyelesaian per butir soal berdasarkan kunci jawaban, dilakukan analisis perolehan siswa untuk masing-masing butir soal dan indikator pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa, dalam hal ini dilakukan persentase diperoleh siswa. Hasilnya dibandingkan dengan kriteria kesulitan (Sudijono, 2011) sebagai berikut: Tabel. Kriteria Angka Penafsiran Persentase Persentase Kriteria (%) Sangat tinggi Tinggi Sedang 0-39 Rendah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut merupakan data kesulitan siswa pada materi reaksi redoks berdasarkan indikator pembelajaran yang digunakan untuk menyusun instrumen penelitian, tertera pada tabel berikut
4 Tabel. Data kesulitan belajar perindikator pembelajaran Indikator 1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion 3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks 4. Menentukan nama senyawa menurut IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi Nomor soal Jumlah siswa yang mengalami kesulitan Persentase Rata-Rata ,567% 72,072% ,65% % ,378% 90,990% ,297% ,297% ,892% 93,241% ,59% ,297% 98,648% % Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas X SMA Negeri 8 Kota Jambi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesulitan pada materi reaksi redoks yang telah dilaksanakan dengan pemberian tes berupa soal essay kepada siswa. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, siswa SMA termasuk dalam periode operasional formal, dimana karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Karakteristik tersebut memang diperlukan dalam mempelajari materi reaksi redoks. Namun pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi tersebut. Dari 37 siswa yang mengikuti tes, hanya 1 orang siswa yang dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 36 siswa lainnya belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menurut Abin Syamsuddin (2009), jika mayoritas siswa nilai prestasinya tidak dapat mencapai batas lulus (minimum acceptable performance), kita dapat menyimpulkan bahwa kelas yang bersangkutan patut diduga sebagai kasus yang mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan pada soal-soal yang diujikan dengan persentase terbesar (100%) dimana
5 semua siswa mengalami kesulitan pada soal nomor 3 dan 10. Sedangkan untuk persentase terendah (67,567%) dengan kriteria kesulitan tergolong sedang yaitu pada soal nomor 2. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan (Syah, 2007). Berdasarkan indikator pembelajaran yang digunakan untuk menyusun intrumen tes, kesulitan yang paling tinggi (98,648%) pada indikator keempat yaitu menentukan nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi. Namun pada tiga indikator lainnya kategorinya juga masih tergolong sangat tinggi. Untuk indikator pertama, yaitu soal nomor 1, 2 dan 3. Pada soal nomor 1, hanya 12 siswa yang dapat menjawab soal dengan benar, sedangkan 25 siswa lainnya masih mengalami kesulitan, berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 25 siswa yang mengalami kesulitan tersebut, konsep oksidasi reduksi berdasarkan bilangan oksidasi memiliki persentase kesulitan yang paling tinggi yaitu 92%. Pada soal nomor 1 ini bersifat teori, hanya menguji pengetahuan siswa mengenai konsep oksidasi reduksi berdasarkan oksigen, elektron, serta bilangan oksidasi. Dari jawaban siswa, terlihat bahwa siswa masih banyak yang salah dalam memahami dengan tepat reduksi oksidasi berdasarkan bilangan oksidasi, bahkan tidak menjawab sama sekali. Pada soal nomor 2 kriteria kesulitan tergolong sedang yaitu dengan persentase siswa yang mengalami kesulitan hanya 48, 65%, sedangkan yang lainnya sudah dapat menjawab soal dengan benar. Hal ini dikarenakan siswa masih kurang memahami arti dari soal dan kurang mengerti mengenai reduksi oksidasi berdasarkan oksigen jika diterapkan dalam persamaan reaksi. Soal nomor 3 yaitu menentukan perubahan bilangan oksidasi untuk mengidentifikasi reaksi redoks. Semua siswa mengalami kesulitan, dimana 21 siswa tidak dapat menjawab dengan benar, sedangkan 16 siswa tidak menjawab soal. Pada soal ini persentase kesulitan menentukan bilangan oksidasi tiap unsur, kesulitan menentukan reduksi oksidasi dan menyelesaikan soal reduksi oksidasi masing-masing persentasenya 100% yaitu kategori kesulitan tergolong sangat tinggi. Dari jawaban siswa, hanya 3 orang siswa yang memahami aturan bilangan oksidasi, namun masih salah dalam menentukan bilangan oksidasi tiap unsur. Untuk indikator kedua pada soal nomor 4, 5 dan 6 yaitu menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion (persentase kesulitan 90,99%). Pada soal nomor 4, siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami jumlah atom dan menentukan bilangan oksidasi unsur yang diketahui, namun kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan untuk menentukan bilngan oksidasi 89,65% tergolong tinggi. Dari jawaban siswa, terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam menyelesaikan perhitungan. Soal nomor 5 dan 6 memiliki persentase kesulitan masing-masing 97,297%. Pada soal nomor 5 berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa siswa tidak memahami tentang aturan bilangan oksidasi, sehingga tidak dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dengan tepat. Begitu pula pada soal nomor 6, karena tidak memahami aturan bilangan oksidasi, siswa tersebut tidak dapat menentukan
6 bilangan oksidasi masing-masing unsur dengan tepat, sehingga tidak dapat menentukan perubahan biloks unsur yang ditanyakan. Selain itu, juga terdapat siswa yang salah menganggap lambang unsur klorin adalah K, yang seharusnya adalah kalium. Untuk indikator ketiga pada soal 7 dan 8 yaitu menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks (persentase kesulitan 93,241%). Pada soal nomor 7 berdasarkan tabel 4.7 memiliki persentase kesulitan terbesar dalam menentukan unsur yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi. Pada soal nomor 8 berdasarkan tabel 4.8 kesulitan dalam menentukan bilangan oksidasi, kesulitan menentukan reaksi oksidasi dan reduksi, serta kesulitan menentukan unsur yang merupakan oksidator dan reduktor masing-masing tergolong sangat tinggi yaitu 100%. Hal ini juga dikarenakan siswa yang tidak memahami aturan bilangan oksidasi yang merupakan prasyarat dalam mengerjakan soal. Untuk indikator keempat pada soal 9 dan 10 dengan persentase kesulitan paling tinggi yaitu 98,648% yaitu menentukan nama senyawa berdasarkan bilangaan oksidasi. Untuk soal nomor 9, yaitu siswa menentukan nama senyawa berdasarkan rumus senyawa, berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa kesulitan memahami aturan tata nama senyawa poliatomik tergolong sangat tinggi (88,89%). Sama halnya pada soal nomor 3, pada soal ini siswa kurang memahami aturan bilangan oksidasi dari senyawa, sehingga tidak dapat menentukan nama senyawa dengan benar. Sebagian besar siswa sudah dapat menentukan nama unsur dari lambang unsurnya, namun masih terdapat kesalahan, seperti lambang unsur P yang seharusnya adalah fosfor, dianggap sebagai timbal. Sedangkan untuk soal nomor 10 yaitu menentukan rumus senyawa dari nama senyawa, dengan persentase kesulitan sangat tinggi yaitu 100%. Semua siswa yang diujikan mengalami kesulitan dalam menjawab soal ini. Sama seperti pada soal sebelumnya,berdasarkan tabel 4.10 kesulitan siswa paling tinggi yaitu dalam menentukan rumus senyawa poliatomik (92,29%). Siswa kurang memahami aturan bilangan oksidasi sehingga tidak dapat menuliskan rumus senyawa dengan benar. Dari hal ini dapat disimpulkan pula bahwa siswa kurang mengetahui tentang nama-nama senyawa poliatomik serta bilangan oksidasinya. Menurut Suwarto (2010), kesulitan karena mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar tidak diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan untuk memahami konsep yang berikutnya. Berdasarkan pendapat ini, kesulitan belajar adalah kekurangmampuan siswa dalam menguasai materi. Persentase kesulitan tertinggi yaitu pada indikator menentukan nama senyawa menurut IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. Dalam memahami konsep tatanama senyawa kimia, siswa sebelumnya harus mengetahui tentang nama unsur, lambang unsur, bilangan oksidasi, dan aturan penamaan senyawa serta penulisan rumus kimianya. Prasarat tersebut perlu diketahui dan dipahami siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam indikator ini. Sebelum melakukan pembelajaran, sebaiknya dilakukan
7 pendalaman atau review pada materi prasarat yang harus dikuasai siswa. Melihat karakter materi materi tata nama banyak menghafal, maka diperlukan banyak latihan dan variasi penggunaan unsur dalam contoh maupun soal, sehingga siswa akan lebih banyak mengenal nama-nama unsur dan lambangnya. Dalam proses belajar mengajar, siswa yang harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pengetahuan yang baru (Dimyati, 2013). Dalam proses pembelajaran materi reaksi redoks ini guru menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction). Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitankesulitan yang mungkin dihadapi siswa, namun jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran direct instruction mungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan karena model pembelajaran ini masih berpusat pada guru. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan tertinggi yaitu pada indikator menentukan nama senyawa menurut IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi,Abu Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto,S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto,S Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Baharudin dan Wahyuni Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Dahar, Ratna Wilis Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Daryanto Belajar dan Mengajar. Jakarta: Yrama Widya. Djaali & Puji Mujiono Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Hadis, Abdul Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hakim, Thursan Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan. Harsanto, Ratno Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Mudjiono dan Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Mulyono Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara Riduwan Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
8 Safrizal, Rino. Diakses tanggal 14 Februari Karakteristik Ilmu Kimia. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salim, Peter dan Yenny Salim Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Slameto Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Suriawan, Edi. Diakses tanggal 14 Februari Hasil Belajar. ot.com/2012/01/hasilbelajar.html. Suwarto Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran (Penduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Darwin Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press. Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Syamsudin, Abin Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem Pembelajaran Modul). Bandung: Remaja Rosdakarya. WD, Sri Esti Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH OLEH RIKA YULLIYANI R A1C110028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG
STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG Binti Solikhatul Jannah, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri
Lebih terperinciKARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERMODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR REAKSI REDOKS PADA SISWA KELAS X SMAN 1 MERANGIN KARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046 FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI REAKSI REDOKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 10 KOTA JAMBI KARYA ILMIAH OLEH LISA ANWAR FARNANDA NIM
Lebih terperinciSTUDI PEMAHAMAN KONSEP TATA NAMA IUPAC SENYAWA ANORGANIK SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 MALANG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013
STUDI PEMAHAMAN KONSEP TATA NAMA IUPAC SENYAWA ANORGANIK SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 MALANG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013 Laily Sa idatul Faizah, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas Negeri
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x
DAFTAR ISI ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah...
Lebih terperinciOLEH ELLA CHINTYA PIARUCCI A1C110009
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI REDOKS TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X MAN MODEL KOTA JAMBI KARYA ILMIAH OLEH ELLA CHINTYA
Lebih terperinciA. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar...
Lebih terperinciAlumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)
ISSN:2777935 Penerapan RPP berbasis...(dina) hal:712 PENERAPAN RPP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR KELAS
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar berupa pembinaan (pengajaran) pikiran dan jasmani anak didik berlangsung sepanjang hayat untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN ALAM TERHADAP PEMAHAMAN MATAPELAJARAN KIMIA
323 PENGARUH PENGETAHUAN ALAM TERHADAP PEMAHAMAN MATAPELAJARAN KIMIA Siti Istijabatun SMA 1 Pegandon Kendal Jl. Raya Pegandon-Kendal KM 6 Kendal ABSTRAK Belajar kimia tidak lepas dari fakta, konsep, dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA. Iis Intan Widiyowati 14
HUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA Iis Intan Widiyowati 14 Abstrak. Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 101774 SAMPALI DAITIN TARIGAN * DAN SYAFRIYANI YUNINGSIH ** *Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan (action research)
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Efin Nur Widiastuti
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik
Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik Yohanes Sularso (07140099) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang
Lebih terperinciKata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP SISWA KELAS VIII E TAHUN AJARAN 2015/ 2016 DI SMP N 1 NANGGULAN Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN PESERTA REMIDI DALAM MEMAHAMI KONSEP REAKSI REDOKS
Jurnal Pembelajaran Kimia Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 14-20 OJS Universitas Negeri Malang ANALISIS KESULITAN PESERTA REMIDI DALAM MEMAHAMI KONSEP REAKSI REDOKS Wardha Anis Sulalah a, Ida Bagus Suryadharma
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching di SMA Swasta se
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan penulis pada analisis data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching
Lebih terperinciJurnal Pendidikan MIPA Pancasakti
JPMP 1 (1) (2017) 11-18 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat
Lebih terperinciMoh. Masnun, Fatkhurrohmah
Perbandingan hasil belajar matematika siswa antara yang menggunakan pre test dengan yang menggunakan post test pada subpokok bahasan persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat kelas X di SMAN 1 Astanajapura
Lebih terperinciOmega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)
ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Sutini ), Gardjito 1), Retni S. Budiarti 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Oleh: ANA HIDAYAH NIM: 58451057 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT
Lebih terperinciTHE APPLICATION OF LOTTERY CARD MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF REDUCTION AND OXIDATION CLASS X SMAN 5 PEKANBARU
1 THE APPLICATION OF LOTTERY CARD MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF REDUCTION AND OXIDATION CLASS X SMAN 5 PEKANBARU Noni Iswarti *, Maria Erna **, Elva Yasmi Amran *** Email :*iswarti90@gmail.com
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kreativitas siswa kelas V SD Se-Gugus I Kecamatan Bantul tahun. pelajaran 2011/2012 rata-rata pada kategori sedang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kreativitas
Lebih terperinciVOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,
P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016, 108-114 KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk
Lebih terperinciHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irwitadia Hasibuan Universitas Syiah Kuala irwitadiahasibuanmedan@gmail.com ABSTRAK Aljabar
Lebih terperinciKETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA
KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA (Integrasi dengan IPA Terpadu) Siraj, M.Pd 1) 1 Dosen STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ainul Mardhiyah 1), Susanto
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini meliputi data hasil belajar siswa pada masingmasing kelas, yaitu kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran PBL
Lebih terperinciEndah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BELAJAR EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS XI IIS 1 SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran sejarah melalui penerapan Metode Think Pair Share langkah-langkahnya:
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) Nurul Setiani, Susilaningsih, Ngadiman Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR SISWA MEMAHAMI MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT (Studi Kasus di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kota Cirebon)
KESULITAN BELAJAR SISWA MEMAHAMI MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT (Studi Kasus di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kota Cirebon) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, cet. x, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, cet. x, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, cet ke 9, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Arsyad, Azhar,
Lebih terperinciMahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MULTIPLE REPRESENTASI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al-Quran Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), Jakarta: Menara Kudus, 2006
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), Jakarta: Menara Kudus, 2006 Arsyad,Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Gravindo, 2003 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2
BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikumpulkan melalui penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap data yang dikumpulkan melalui penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika berpengaruh signifikan
Lebih terperinciLampiran 3 RPP Redoks Kelas Tutor Sebaya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : MA Ali Maksum 2. Mata Pelajaran : Kimia 3. Kelas/Semester : X/ II 4. Pertemuan : 6 pertemuan 5. Alokasi waktu : 10 jam pelajaran (12 x 45 ) Standar Kompetensi,
Lebih terperinciMufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL INVESTIGATION SISWA KELAS V SD SD NEGERI 032 SEI GARO KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Mufarizuddin,M.Pd. 1 1 STKIP Tuanku Tambusai, Bangkinang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah
29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : MA Ali Maksum 2. Mata Pelajaran : Kimia 3. Kelas/Semester : X/ II 4. Pertemuan : 5 pertemuan 5. Alokasi waktu : 5 jam pelajaran ( x 45 ) Standar Kompetensi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Rahmawati 1), Gardjito 2), Upik Yelianti 2) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA Epi Desmita¹, Nurharmi 2, Edrizon
Lebih terperinciPENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG Amin Musofa Abdurohman 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTER SISWA, KEDISIPLINAN SISWA, DAN KELENGKAPAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA
HUBUNGAN ANTARA KARAKTER SISWA, KEDISIPLINAN SISWA, DAN KELENGKAPAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Ardianti Ratna Sari 1)* Widodo Budhi 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DI KELAS IX SMP NEGERI 36 BATAM
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DI KELAS IX SMP NEGERI 36 BATAM Destaria Sudirman Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Abstrak Miskonsepsi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika dalam suatu sekolah
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdillah, Asep Priyatna. (1990). Bimbingan Karir. Bandung : Arrmico.
DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Asep Priyatna. (1990). Bimbingan Karir. Bandung : Arrmico. Abdul Wahid. (1998). Menumbuhkan Bakat dan Minat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Akdon. (2006). Strategic Management
Lebih terperinciOleh : Drs. Udiyono, M.Pd.
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA, KONDISI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh
Lebih terperinciHubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALITAS GURU EKONOMI DAN KEBERADAAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG Ana Setyowati Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Hisyam Zaini menjelaskan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
Lebih terperinciIlham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, DAN REVIEW (SQ3R) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PASAMAN Ilham Ilahi 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri I Tapa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media kartu dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Abstrak.Yulianita Diah Utami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ABSTRAK Yenni Hartati. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Elaborasi Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 7 Kisaran Tahun Pembelajaran 2012/2013. Skripsi. Prodi Pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Oleh Ellisa Putriyani RRA1C112009
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI ASAM DAN BASAKELAS XI IPA SMA N 7 KOTA JAMBI Oleh Ellisa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Agus Umaeza 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DAN PENGARUHNYA TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI MIA SMAN 9 KOTA JAMBI OLEH : Luluk Lativa Sari A1C113023
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan
1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada
Lebih terperinciOleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni Email:
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT)
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN
Jurnal Psikologi September 2015, Vol. III, No. 1, hal 20-27 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Andika Setyo Budi
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciPENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 11 November 2017 PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IV SD se Gugus
90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara intensitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan media permainan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
DAFTAR PUSTAKA A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa kelas
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa Mesra damayanti Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar, Makassar email: mesra_damayanti@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR RUJUKAN Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Alma, Buchari dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung: ALFABETA. Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berbasis kelas tentang implementasi pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran kimia siswa kelas
Lebih terperinciPENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU 1 Siti Nazhifah 1, Jimmi Copriady, Herdini fhazhivnue@gmail.com 081372751632 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci