PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER"

Transkripsi

1 MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 2015

2 A. Standar Kompetensi Mata Kuliah Semester MODUL I PENGKABELAN : Praktikum Jaringan Komputer : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 100 menit Mampu membuat kabel UTP straight dan cross yang digunakan dalam jaringan komputer B. Kompetensi Dasar 1. Teori mengenai kabel UTP 2. Standar TIA/EIA 368 A dan TIA/EIA 368 B 3. Tipe penyambungan kabel UTP C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum siswa diharapkan dapat: 1. Membuat susunan kabel UTP 2. Memasang kabel UTP pada konektor RJ Membuat kabel UTP Straight-through dan Cross-over D. Dasar Teori Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis media kabel yang digunakan dalam jaringan komputer (LAN). Kabel UTP berisi 4 pilinan kabel yang berpasangan (twisted pair). Kabel UTP digunakan untuk menghubungkan PC dengan PC atau PC dengan perangkat hub/switch. Kabel ini disebut unshielded karena tidak memiliki pelindung seperti halnya kabel STP (Shielded Twisted Pair). Dalam implementasi kabel UTP diperlukan RJ-45 yang berfungsi menghubungkan kabel UTP dengan perangkat. Gambar 1. Kabel UTP

3 Kabel UTP memiliki beberapa kategori, kategori kabel UTP yang sering digunakan dalam jaringan komputer adalah: Standar pengurutan kabel UTP ada 2 yaitu: T568A T568B Gambar 2. Kategori Kabel UTP[1] Gambar 3. Standar Pengurutan Warna Kabel UTP

4 I. Perangkat II. 1. Kabel UTP Cat 5 2. Konektor RJ-45 Prosedur Praktikum LEMBAR KERJA MODUL I Nama :... NIM :... Praktikum Membuat Susunan Kabel UTP Straight dan Cross 3. Crimp Tool 4. Cable Tester 1. Kupas salah satu ujung kabel UTP menggunakan pemotong pada crimp tool 2. Buka lilitan kabel dan luruskan 3. Susun urutan kabel sesuai standar T568B 4. Luruskan kabel, jepit menggunakan ibu jari dan telunjuk agar susunan kabel tetap lurus, ratakan ujung kabel dengan pemotong pada crimp tool 5. Tetap jepit kabel dengan ibu jari dan telunjuk kemudian masukkan kabel ke dalam RJ-45, dengan pin nomor 1 di sebelah kiri anda

5 III. 6. Pastikan ujung-ujung tembaga dari kabel menempel pada Rj Gunakan crimp tool untuk menekan ujung Rj-45 sehingga kabel tidak terlepas 8. Lakukan hal yang sama pada ujung kabel yang lain, dengan ketentuan: a) Untuk kabel straight ujung yang lain menggunakan standar urutan yang sama yaitu T568B b) Untuk kabel cross ujung yang lain menggunakan standar urutan yang berbeda yatu T568A Hasil dan Evaluasi Setelah dua ujung terpasang, gunakan cable tester untuk melakkan cek apakah kabel dapat bekerja (Kolom bekerja akan ditandai oleh asisten) Jenis kabel YA Bekerja TIDAK Straight Cross Daftar Pustaka [1] Madcoms Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. Penerbit Andi. Yogyakarta

6 A. Standar Kompetensi Mata Kuliah Semester MODUL II Konfigurasi TCP/IP : Praktikum Jaringan Komputer : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 100 menit Menguasai konfigurasi TCP/IP pada sistem operasi Windows B. Kompetensi Dasar 1. Teori bilangan biner 2. Teori TCP/IP C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum siswa diharapkan dapat: 1. Memahami jenis-jenis IP 2. Mampu mempraktekkan konfigurasi IP di Windows D. Dasar Teori Internet Protocol (IP) IP adalah protokol dalam TCP/IP yang bertugas mengirimkan pesan ke tujuan dalam jaringan komputer. Setiap host atau perangkat dalam jaringan komputer memiliki alamat IP. Alamat IP berfungsi seperti alamat rumah dalam dunia nyata. Format alamat IP v4 adalah berupa bilangan biner 32 bit yang dipisahkan dengan tanda titik (.) di setiap 8 bit-nya. xxxx.xxxx.xxxx.xxxx Contoh dalam bentuk biner: Contoh dalam bentuk desimal: bit ini terbagi menjadi dua field yaitu field yang menunjukkan alamat jaringan atau network (net id) dan field yang menunjukkan alamat host. Jumlah bit dari network id dan host id tergantung pada class IP. Jumlah alamat IP v 4 adalah : 255x255x255x255. Dengan semakin berkembangnya pengguna internet maka jumlah ipv4 sudah tidak mencukupi sehingga dikembangkan IPv6. Organisasi yang bertugas mengatur penomoran IP adalah internic dan IANA. Berikut ini pembagian class IP:

7 Gambar 1. Pembagian Class IP[1] Selain pembagian IP berdasarkan class juga terdapat pembagian klasifikasi IP private dan IP publik. Private IP digunakan dalam sebuah LAN sedangkan IP publik digunakan dalam internet. di dalam internet tidak mengenali privat IP sehingga diperlukan mekanisme NAT (Network Address

8 Translation) agar host dengan private IP dapat melakukan koneksi via internet. pembagian private IP berdasarkan class IP adalah sebagai berikut: Gambar 2. Pembagian Private IP

9 I. Perangkat II. 1. PC dengan sistem operasi Windows 2. Kabel UTP cross Prosedur Praktikum LEMBAR KERJA MODUL II Nama :... NIM :... Konfigurasi IP di Windows Di dalam sistem operasi Windows, IP dapat dikonfigurasi secara otomatis dan manual. Konfigurasi otomatis 1. Klik kanan My Network Places > Klik Properties sehingga muncul jendela Network Connection 2. Klik kanan pada Local Area Connection > klik Properties 3. Pilih tab General > klik TCP/IP > klik Properties 4. Klik pada pilihan Obtain IP Address Automatically Konfigurasi Manual (Studi Kasus: Kabel Cross) 1. Siapkan 2 buah host, dapat berupa PC atau laptop 2. Siapkan sebuah kabel cross 3. Hubungkan kedua buah host menggunakan kabel cross 4. Lakukan penyetingan alamat IP pada kedua buah host, sebagai contoh gunakan ketentuan IP berikut ini: a) Komputer A IP address = dan subnet mask = b) Komputer B IP address = dan subnet mask = Langkah penyetingan: a) Klik kanan My Network Places > Klik Properties b) Klik Ganda pada Internet Protocol TCP/IP c) Klik Use the Following IP Address d) Masukkan IP > OK

10 III. Hasil dan Evaluasi 1. Untuk memastikan bahwa kedua host terhubung, buka Command Prompt 2. Pada komputer A ketikkan C:\> ping kemudian tekan Enter dan lakukan hal yang sama pada komputer 2 dengan alamat IP komputer 1. Apakah koneksi berhasil? Ya/Tidak (Diisi oleh asisten)

11 A. Standar Kompetensi Mata Kuliah Semester MODUL III Subneting VLSM : Praktikum Jaringan Komputer : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 100 menit Mampu melakukan subnetting dengan metode VLSM B. Kompetensi Dasar Teori dasar-dasar pengalamatan IP Teori subnetting dengan metode VLSM C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum siswa diharapkan dapat: 1. Melakukan alokasi IP menggunakan metode VLSM 2. Mensimulasikan jaringan komputer menggunakan packet tracer D. Dasar Teori Subnetting Subnet atau sub jaringan adalah segmen fisik di lingkungan TCP/IP yang menggunakan IP address yang diturunkan dari network ID tunggal[1]. Subnetting adalah kegiatan memecah network ID menjadi beberapa network ID yang lebih kecil. Gambar 1. Hasil Subnetting Metode subnetting ada 2 macam yaitu CIDR dan VLSM. Untuk CIDR, subnet mask yang digunakan hanya 1 yaitu mengikuti subnet mask dari subjaringan dengan jumlah host terbesar. Sedangkan dalam VLSM dapat menggunakan lebih dari 1 subnet mask.

12 LEMBAR KERJA MODUL III Nama :... NIM :... Subnetting I. Perangkat 1. PC dengan sistem operasi Windows 2. Software Packet Tracer II. Prosedur Praktikum 1. Diketahui jaringan komputer dalam sebuah instansi dibagi menjadi 3 subnet name yaitu: subnet pimpinan dengan jumlah host=4, subnet administrasi dengan jumlah host=10 dan subnet guru dengan jumlah host=25. IP yang diberikan adalah /24 2. Lakukan subnetting dengan metode VLSM untuk jaringan tersebut dimulai dengan subnet yang memiliki jumlah host terbanyak. Langkah-langkah subnetting VLSM: a. Pilih host terbanyak yaitu host guru = 25 host Useable IP <= 2 n <= <= <= 30 Sehingga didapatkan jumlah useable IP untuk host adalah sebanyak 30 IP b = bit untuk alamat host akan menempati 4 bit terakhir, sehingga network prefix adalah 28 bit Sehingga subnet mask= Subnet ID Host ID c. IP yang dihasilkan adalah s.d (32 IP dengan 30 IP untuk hist) d. Hasil Alokasi IP: Subnet ID untuk Subnet Guru : tidak dapat digunakan sebagai subnet ID karena berdasarkan aturan protokol RIPv1, subnet ID tidak boleh 0 atau 255 Sehingga subnet ID untuk subnet guru adalah Rentang IP useable untuk host : sd IP broadcast : e. Pilih subnet dengan jumlah host terbanyak kedua yaitu subnet Administrasi dengan jumlah host sebanyak 10. Lakukan langkah-langkah subnetting seperti dalam poin a kemudian isikan hasilnya pada tabel dibawah ini: Subnet ID untuk Subnet Administrasi... Rentang IP useable untuk host...

13 IP broadcast... f. Lakukan subnetting untuk subnet guru dan isikan hasilnya pada tabel dibawah ini: Subnet ID untuk Subnet Pimpinan... Rentang IP useable untuk host... IP broadcast Pembuatan simulasi jaringan dengan packet tracer 1. Jalankan aplikasi packet tracer 2. Susun PC dan 2 buah switch seperti pada Gambar dibawah ini 3. Klik pada text PC0, PC1, PC2 dan seterusnya untuk mengganti nama PC menjadi seperti pada tabel di bawah ini: PC0 Administrasi1 PC2 Administrasi2 PC1 Guru1 PC3 Guru2 PC4 Pimpinan1 PC5 Pimpinan2 4. Lakukan pengaturan IP untuk masing-masing PC sesuai dengan hasil subnetting yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mengisikan IP pada masing-masing PC, klik pada PC yang dimaksud > klik Desktop > Klik IP Configuration 5. Pilih pilihan Static pada IP Configuration, kemudian isikan alamat IP dan subnet mask

14 Konfigurasi IP untuk PC Guru1 Konfigurasi IP untuk PC Guru2 Konfigurasi IP untuk PC Administrasi1

15 Konfigurasi IP untuk PC Administrasi2 Konfigurasi IP untuk PC Pimpinan1 Konfigurasi IP untuk PC Pimpinan2

16 III. 6. Pilih ikon Automatically Choose Connection Type yang berada di bagian panel bawah Packet Tracer 7. Klik pada salah satu PC kemudian tarik ke arah switch untuk menghubungkannya. Lakukan pada setiap PC dan antara switch sehingga terbentuk koneksi seperti pada Gambar dibawah ini: 8. Apabila setting berhasil maka warna dot/titik yang sebelumnya berwarna merah akan berubah menjadi warna hijau. Hasil dan Evaluasi Apakah setting dalam simulasi jaringan berhasil? Ya/Tidak (Diisi oleh asisten)

17 A. Standar Kompetensi Mata Kuliah Semester MODUL IV Routing Statis : Praktikum Jaringan Komputer : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 100 menit Mampu melakukan konfigurasi static routing B. Kompetensi Dasar 1. Teori subnetting dengan metode VLSM 2. Teori dasar-dasar routing 3. Teori routing statis C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum siswa diharapkan dapat: 1. Memahami konfigurasi routing static 2. Mampu melakukan konfigurasi routing static D. Dasar Teori Dasar- Dasar Routing Routing adalah istilah untuk pengambilan sebuah paket dari sebuah perangkat dan mengirimkannya melalui jaringan ke perangkat lain yang berada di jaringan yang berbeda. Alat yang digunakan dalam proses routing disebut sebagai router. Hal-hal yang harus diketahui oleh sebuah router agar dapat melaksanakan tugasnya antara lain: 1. Alamat tujuan 2. Router-router tetangga 3. Route yang mungkin ke semua network remote 4. Route terbaik untuk setiap network remote 5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing Secara garis besar cara kerja router adalah: 1. Jika router terhubung langsung ke sebuah jaringan, maka router sudah otomatis mengetahui bagaimana cara menguhubungi jaringan tersebut.

18 2. Jika router tidak terhubung langsung dengan sebuah jaringan maka router harus mempelajari bagaimana cara menghubungi jaringan tersebut dengan cara menggunakan routing statis atau melalui routing dinamis. Routing protocol Routing protocol digunakan oleh router untuk menemukan semua jaringan di dalam internetwork secara dinamis dan memastikan bahwa semua router memiliki routing table yang sama. Contoh routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP dan OSPF. Routed protocol Setelah semua router mengetahui semua jaringan, routed protocol akan digunakan untuk mengirimkan data user melalui jaringan yang sudah ada. Contoh routed protocol adalah IP dan IPX. Routing statis Pada routing statis, route pada routing table dari setiap router ditambahkan secara manual. Keunggulan routing statis: 1. CPU router tidak mengalami overhead 2. Tidak memerlukan bandwidth di antara router 3. Dari sisi keamanan, administrator dapat memilih untuk mengizinkan akses routing ke jaringan tertentu saja. Kerugian routing statis: 1. Administrator harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan agar dapat mengkonfigurasi router dengan benar 2. Jika ada sebuah jaringan baru yang dihubungkan maka administrator harus menambahkan sebuah route ke semua router secara manual 3. Tidak cocok digunakan untuk jaringan berskala besar Syntax perintah yang digunakan untuk menambahkan sebuah route statis ke salam routing table: ip route [destination_network] [mask] [next-hop_address or exitinterface] [administrative_distance] [permanent] Penjelasan dari perintah diatas: ip route : perintah untuk menciptakan route statis destination_network: jaringan yang akan ditempatkan di routing table mask: subnet mask yang digunakan di network next-hop_address: alamat router di hop berikutnya

19 exitinterface: dapat digunakan untuk menggantikan next-hop_address (pada point to point) administrative_distance: secara default router statis memiliki sebuah administrative distance 1 atau 0. Permanent: opsi ini digunakan apabila menginginkan entri route ini tetap berada pada routing table meskipun interface dimatikan.

20 LEMBAR KERJA MODUL IV Nama :... NIM :... Routing Statis I. Perangkat 1. PC dengan sistem operasi Windows 2. Software Packet Tracer II. Prosedur Praktikum 1. Jalankan aplikasi packet tracer 2. Susun 2 buah router, 2 buah PC seperti pada Gambar dibawah ini! Gunakan router Generic-PT dan switch-pt. Untuk koneksi antar router gunakan serial DCE di interface serial 2/0. 3. Masuk ke CLI (Command Line Interface) pada Router sebelah kiri (Router2 pada gambar) Konfigurasi router sebelah kiri dengan perintah berikut ini: a. Jika ada pertanyaan awal ketik no aja b. Kemudian Enter dan Enter sampai muncul seperti ini c. Router>enable --> mengaktifkan router d. Router#configure terminal --> configurasi router e. Router(config)#interface fa 0/0 --> mengaktifkan ethernet 0/0 sesuaikan dengan pengaturan awal 0/0 atau 0/1 f. Router(config-if)#ip address > memberikan ip address dan subnet mask g. Router(config-if)#no shutdown --> router tidak boleh mati h. Router(config-if)#exit --> keluar dari Ethernet 0/0 i. Router(config)#interface s2/0 --> mengaktifkan Serial 2/0 j. Router(config-if)#ip address > memberikan ip address dan subnet mask k. Router(config-if)#no shutdown --> router tidak boleh mati l. Router(config-if)#exit --> keluar dari Serial 2/0 m. Router(config)#exit --> keluar dari konfigurasi router n. Router#write --> menyimpan perintah-perintah sebelumnya agar router dapat berjalan normal

21 4. Konfigurasi router sebelah kanan dengan perintah berikut ini: a. Jika ada pertanyaan awal ketik no aja b. Kemudian Enter dan Enter sampai muncul seperti ini c. Router>enable d. Router#configure terminal e. Router(config)#interface fa 0/0 f. Router(config-if)#ip address g. Router(config-if)#no shutdown h. Router(config-if)#exit i. Router(config)#interface S2/0 j. Router(config-if)#ip address k. Router(config-if)#no shutdown l. Router(config-if)#exit m. Router(config)#exit n. Router#write 5. Lakukan konfigurasi IP untuk PC, Atur IP address PC0 menjadi dengan subnet mask gateway Atur ip address PC1 menjadi dengan subnet mask gateway Lakukan test menggunakan perintah ping pada PC sebelah kiri, maka hasilnya akan menjadi seperti gambar dibawah ini: 8. Hal tersebut terjadi karena routing tabel belum diatur. Lakukan pengaturan routing tabel menggunakan perintah ip route: Pada router sebelah kiri a. Press RETURN to get started. --> langsung aja enter b. Router>enable --> mengaktifkan router kembali c. Router#configure terminal --> masuk pada konfigurasi router d. Router(config)#ip route e. Router(config)#exit --> keluar dari konfigurasi router f. Router#write --> lakukan penyimpanan Pada router sebelah kanan g. Press RETURN to get started. --> langsung aja enter h. Router>enable --> mengaktifkan router kembali i. Router#configure terminal --> masuk pada konfigurasi router

22 III. j. Router(config)#ip route k. Router(config)#exit --> keluar dari konfigurasi router l. Router#write --> lakukan penyimpanan 9. Lakukan tes menggunakan perintah ping pada masing-masing PC Hasil dan Evaluasi Apakah setting dalam simulasi jaringan berhasil? Ya/Tidak (Diisi oleh asisten)

23 A. Standar Kompetensi Mata Kuliah Semester MODUL V Routing Dinamis : Praktikum Jaringan Komputer : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 100 menit Mampu melakukan konfigurasi dynamic routing B. Kompetensi Dasar 1. Teori pengalamatan IP 2. Teori dasar-dasar routing 3. Teori routing dinamis C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum siswa diharapkan dapat: 1. Memahami konfigurasi routing dynamic 2. Mampu melakukan konfigurasi routing dynamic D. Dasar Teori Dasar- Dasar Routing Dynamic Routing dynamic menggunakan routing protocl. Routing protocol digunakan oleh router untuk menemukan semua jaringan di dalam internetwork secara dinamis dan memastikan bahwa semua router memiliki routing table yang sama. Contoh routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP dan OSPF. Keuntungan routing dinamis diantaranya : Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan router. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada. Bila terjadi penambahan suatu network baru hanya router-router yang berkaitan yang melakukan konfigurasi.. Kerugian routing dinamis diantaranya: Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table cukup lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.

24 RIP (Routing Information Protocol) adalah routing protocol yang paling sederhana yang termasuk jenis distance vektor. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop-count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error?destination is unreachable? (tujuan tidak tercapai). Daftar tabel route RIP ini akan di-update setiap 30 detik dan administrative distance untuk RIP adalah 120. Untuk menerapkan RIP ke suatu router. Router(config)#router rip Router(config-router)#network <network ID IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100. Router(config)#router igrp 101 Router(config-router)#network <net ID> EIGRP ( Enhanched Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco. EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. 2. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. 3. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link -state. 4. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

25 LEMBAR KERJA MODUL V Nama :... NIM :... Routing Dinamis I. Perangkat 1. PC dengan sistem operasi Windows 2. Software Packet Tracer II. Prosedur Praktikum 1. Jalankan packet tracer 2. Buat susunan router dan PC seperti pada Gambar dibawah ini: 3. Atur ip address PC01 menjadi dengan subnet mask gateway Atur ip address PC02 menjadi dengan subnet mask gateway Klik 2x router dan atur setiap interfacenya dengan masuk pada tab CLI 6. Lakukan konfigurasi pada router 0 : a. Router>enable --> mengaktifkan router b. Router#configure terminal --> configurasi router c. Router(config)#interface fa 0/0 --> mengaktifkan ethernet 0/0 sesuaikan dengan pengaturan awal 0/0 atau 0/1 d. Router(config-if)#ip address > memberikan ip address dan subnet mask e. Router(config-if)#no shutdown --> router tidak boleh mati f. Router(config-if)#exit --> keluar dari Ethernet 0/0 g. Router(config)#interface fa 0/1 --> mengaktifkan Ethernet 0/1 h. Router(config-if)#ip address > memberikan ip address dan subnet mask i. Router(config-if)#no shutdown --> router tidak boleh mati j. Router(config-if)#exit --> keluar dari Ethernet 0/1 k. Router(config)#exit --> keluar dari konfigurasi router

26 l. Router#write --> menyimpan perintah-perintah sebelumnya agar router dapat berjalan normal 7. Lakukan hal yang sama pada router 1 : a. Router>enable b. Router#configure terminal c. Router(config)#interface fa 0/0 d. Router(config-if)#ip address e. Router(config-if)#no shutdown f. Router(config-if)#exit g. Router(config)#interface fa 0/1 h. Router(config-if)#ip address i. Router(config-if)#no shutdown j. Router(config-if)#exit k. Router(config)#exit l. Router#write 8. Selanjutnya adalah setting EIGRP 9. Pada router 0 a. Router>enable --> mengaktifkan router kembali b. Router#configure terminal --> masuk pada konfigurasi router c. Router(config)#router eigrp 10 --> masuk pada pengaturan router eigrp 10 d. Router(config-router)#network > atur network gateway atau fa 0/0 e. Router(config-router)#network > atur network fa 0/1 f. Router(config-router)#exit --> keluar dari konfigurasi router eigrp g. Router(config)#exit --> keluar dari konfigurasi router h. Router#write --> lakukan penyimpanan 10. Lanjut pada router 1 a. Router>enable b. Router#configure terminal c. Router(config)#router eigrp 10 d. Router(config-router)#network e. Router(config-router)#network f. Router(config-router)#exit g. Router(config)#exit h. Router#write 11. Tes koneksi menggunakan perintah ping

27 III. Hasil dan Evaluasi Apakah setting dalam simulasi jaringan berhasil? Ya/Tidak (Diisi oleh asisten)

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

Static Routing & Dynamic Routing

Static Routing & Dynamic Routing Modul 20: Overview Routing tak lain adalah untuk menentukan arah paket data dari satu jaringan ke jaringan lain. Penentuan arah ini disebut juga sebagai route, routing dapat diberikan secara dinamis (dynamic

Lebih terperinci

menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain

menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain Modul 6 Routed dan Routing Protocol Routing IP Routing IP adalah subjek yang penting untuk dimengerti, karena ia menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

MODUL 03 PRAKTIKUM TIM ASISTEN SISTEM OPERASI 2014

MODUL 03 PRAKTIKUM TIM ASISTEN SISTEM OPERASI 2014 MOD 03 DUL PRAKTIKUM TIM ASISTEN SISTEM OPERASI 2014 Manajemen Jaringan pada Sistem Operasi 1. Tujuan a. Mahasiswa mampu memahami konsep jaringan pada sistem operasi b. Mahasiswa mampu melakukan setting

Lebih terperinci

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Routing dengan Cisco NCC Teknik Informatika ITS

Modul Pelatihan Routing dengan Cisco NCC Teknik Informatika ITS Modul Pelatihan Routing dengan Cisco Router @Laboratorium NCC Teknik Informatika ITS Oleh: Baskoro Adi Pratomo 5109201005 Hudan Studiawan 5109201038 Dosen: Prof. Ir. Supeno Djanali, M.Sc, Ph.D Ir. Muchammad

Lebih terperinci

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) 1. Tujuan - Praktikan dapat memahami konsep routing RIP. - Praktikan mampu membuat konfigurasi dengan menggunakan Packet Tracer dengan protokol routing

Lebih terperinci

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A Jaringan Router Wah guys, ini ne yang sedikit sulit tapi asyik sekarang kita akan mencoba menghubungkan sebuah jaringan computer dengan subnet / gang yang berbeda dan studi kasusnya akan kita coba untuk

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami

Lebih terperinci

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC WORKSHOP INTERNET PROTOCOL (IP) 1. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1. Switch 1 buah 2. Kabel cross-over (2 meter) 1 buah 3. Kabel straight-through @ 2 meter 3 buah 4. Komputer

Lebih terperinci

Percobaan 4 Jaringan Hybrid: Kabel dan Nirkabel

Percobaan 4 Jaringan Hybrid: Kabel dan Nirkabel Modul 12 Percobaan 4 Jaringan Hybrid: Kabel dan Nirkabel 12.1 Tujuan - Mengetahui cara membangun wired network - Mengetahui cara membangun wireless network - Mengetahui cara interkoneksi antara jaringan

Lebih terperinci

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2007 MODUL 5 DYNAMIC ROUTING Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : Sistem Jaringan

Lebih terperinci

BAB IV CISCO PACKET TRACER

BAB IV CISCO PACKET TRACER BAB IV CISCO PACKET TRACER 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Cisco Packet Tracer Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk alat alat jaringan Cisco. Cisco Packet Tracer biasanya

Lebih terperinci

Modul Cisco Packet Tracer

Modul Cisco Packet Tracer Modul Cisco Packet Tracer A. Tujuan Percobaan 1. Praktikan dapat mengetahui fitur-fitur yang ada di Packet Tracer. 2. Praktikan dapat mengetahui macam-macam perangkat jaringan. 3. Praktikan dapat mengetahui

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Pendahuluan Testing jaringan dan troubleshooting adalah pekerjaan admin jaringan yang paling banyak memakan waktu. Karena itu harus dilakukan secara efisien, misalnya

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Review 1. Memori 2. Tabel routing 3. running

Lebih terperinci

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 4 JARINGAN HYBRID

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 4 JARINGAN HYBRID MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 4 JARINGAN HYBRID YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2007 MODUL 4 PRAKTIKUM JARINGAN HYBRID Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu

Lebih terperinci

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF Modul 4 Praktikkum Routing Tujuan Praktikkum : 1 ) Memahami konsep Routing dan Router 2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya 3 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Statis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Teknik Pengkabelan Twisted Pair Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah konektor Registered Jack (RJ). Adapun konektor RJ untuk kabel UTP CAT5/5 enchanced adalah RJ-45. Hal-hal

Lebih terperinci

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Protokol Routing 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati

Lebih terperinci

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) 1. Tujuan Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mendesain sebuah topologi jaringan 2. Melakukan proses routing dengan protokol

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

MODUL CISCO STATIC ROUTING

MODUL CISCO STATIC ROUTING MODUL CISCO STATIC ROUTING I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa memahami penggunaan perintah di Cisco. II. Peralatan

Lebih terperinci

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si STATIC & DYNAMIC ROUTING Rijal Fadilah, S.Si Dasar Teori Static route : suatu mekanisme routing yg tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yg terdiri dari 2 atau 3 router,

Lebih terperinci

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T PROTOKOL ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Protokol Routing secara umum diartikan sebagai suatu aturan untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga

Lebih terperinci

Distance Vector Routing Protocols

Distance Vector Routing Protocols Distance Vector Routing Protocols Artikel ini fokus pada Interior Gateway Protokol (IGPs). IGPs diklasifikasikan sebagai distance vector atau link-state routing protokol. artikel ini menjelaskan karakteristik,

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

Modul 6 Routing dan protokol routing

Modul 6 Routing dan protokol routing Modul 6 Routing dan protokol routing Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

Pengalamatan IP (IP Addressing) dan Konfigurasi TCP/IP

Pengalamatan IP (IP Addressing) dan Konfigurasi TCP/IP 2 Pengalamatan IP (IP Addressing) dan Konfigurasi TCP/IP A. TUJUAN Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat: 1. Mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) alamat IP. 2. Mempraktekkan cara setting dan

Lebih terperinci

IP Address dan Pengkabelan

IP Address dan Pengkabelan LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP Address dan Pengkabelan Disusun untuk memenuhi laporan Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer Disusun Oleh : Baiq Syafira Noor Z 11520249004 Aditya Jantra Madana

Lebih terperinci

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. BAB 6 KONSEP ROUTING Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. 1.1. Pengertian Routing Routing adalah

Lebih terperinci

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan

Lebih terperinci

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING STATIK dan DINAMIK Definition ROUTING : Routing is process offorwarding packets from one network to another, this is sometimes

Lebih terperinci

RANGKUMAN CARA MEMBANGUN JARINGAN ANTARA A 2 KOMPUTER

RANGKUMAN CARA MEMBANGUN JARINGAN ANTARA A 2 KOMPUTER RANGKUMAN CARA MEMBANGUN JARINGAN ANTARA A 2 KOMPUTER Jaringan komputer merupakan kumpulan dari beberapa komputer yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi.

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam

Lebih terperinci

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router PRAKTIKUM 9 JARINGAN NIRKABEL SIMULASI SETTING DAN KONFIGURASI ROUTER CISCO DENGAN CISCO PAKET TRACER 9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router Untuk menghubungkan dua jaringan yang

Lebih terperinci

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) SEMESTER GENAP 2011/2012 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Routing Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan fungsi yang bertanggung

Lebih terperinci

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom IP ADDRESSING & SUBNETTING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom PENGALAMATAN IP Setiap perangkat memiliki 2 pengalamatan: MAC address phisik IP Address logika o IP address pengalamatan

Lebih terperinci

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 I. Pengantar Cisco Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Cisco Company, bertujuan untuk melakukan simulasi jaringan komputer dan untuk melakukan monitoring

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTING PROTOCOL RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) MELALUI SIMULASI DENGAN PACKET TRACER 5.

KONFIGURASI ROUTING PROTOCOL RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) MELALUI SIMULASI DENGAN PACKET TRACER 5. KONFIGURASI ROUTING PROTOCOL RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) MELALUI SIMULASI DENGAN PACKET TRACER 5.0 O L E H ERISA MIRANDA SINAGA NIM : 050402050 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern. Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern. Introduction to Dynamic Routing Protocol Mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan

Lebih terperinci

32 bit. Gambar 1. Panjang bit IP Address

32 bit. Gambar 1. Panjang bit IP Address No. Revisi : 00 Tgl : 23 Feb 2012 Hal 1 dari 15 1. Kompetensi a. Mampu memasang konektor RJ-45 pada kabel UTP dan menguji kualitas kabel UTP straigh through dan crossover. b. Mampu membangun LAN. c. Mampu

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E

PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Komunikasi Data dan Jaringan Komputer OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM. 209533424878 Offering E UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53110 / Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing)

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing) Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing) I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami cara mengkonfigurasi

Lebih terperinci

Troubleshooting Router

Troubleshooting Router Modul 22: Overview Troubleshooting digunakan untuk memeriksa atau menguji konfigurasi router yang telah dimasukkan apakah benar atau tidak. Ada berbagai troubleshooting pada router ini. 2 Perintah show

Lebih terperinci

Cisco Packet Tracer 5.3.2

Cisco Packet Tracer 5.3.2 MATERI JARINGAN KOMPUTER (JARKOM) Cisco Packet Tracer 5.3.2 Disusun oleh : Aririk Japik, S.Kom Untuk Jurusan : Informatika Komputer Materi Networking With Packet Tracer (Aririk Japik, S.Kom) 1 Praktikum

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ROUTING IP PADA JARINGAN

DASAR-DASAR ROUTING IP PADA JARINGAN DASAR-DASAR PADA JARINGAN OLEH : SYAIFUL AHDAN. S.KOM PENDAHULUAN Routing IP adalah Proses pemindahan paket dari satu netwok ke network lain dengan menggunakan router-router. Pada dasarnya sebuah routing

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Pendahuluan Dinamic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing MODUL PRAKTIKUM (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST Singkawang, Pebruari 2014 0 P a g e A. Peralatan yang digunakan : 1. 1 Unit PC/Laptop dan system

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pertemuan 2 & 3 Revisi : 01 Tgl : 5 Maret 2012 Hal 1 dari 12 1. Tujuan a. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. b. Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014 SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KINERJA ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK) MENGGUNAKAN CISCO PACKET

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router RIP

Modul 8 Cisco Router RIP Modul 8 Cisco Router RIP I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol routing RIP.

Lebih terperinci

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Routing Politeknik ik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Pendahuluan Dengan menggunakan pengalamatan IP, memungkinkan kita membangun beberapa jaringan pada suatu

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka Mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

Materi Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static

Materi Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static Materi Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static Pengantar M. Agung Nugroho Jurusan Sistem Informasi, STMIK AMIKOM YOGYAKARTA m.agung@amikom.ac.id Subnetting adalah termasuk materi

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP Jaringan Komputer Konfigurasi Dynamic Routing RIP Kelompok 3 : Taufik (2110165011) Galang Bafia Rachman (2110165008) Dyah Ayu Latifahsari (2110165005) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER LABORATORIUM TELEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment I. Pendahuluan IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal

Lebih terperinci

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di

Lebih terperinci

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 MODUL PRAKTIKUM INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 Pendahuluan Routing adalah cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) (NETWORKING WITH CISCO PACKET TRACER) Disusun Oleh : Alex C. Andaria, ST

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) (NETWORKING WITH CISCO PACKET TRACER) Disusun Oleh : Alex C. Andaria, ST MODUL PRAKTIKUM TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) (NETWORKING WITH CISCO PACKET TRACER) Disusun Oleh : Alex C. Andaria, ST YAYASAN PRISMA SULAWESI UTARA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TRINITA MANADO SMK TRINITA

Lebih terperinci

Fungsi jembatan adalah menghubungkan dan mengintegrasikan 2 tempat yang terpisah.

Fungsi jembatan adalah menghubungkan dan mengintegrasikan 2 tempat yang terpisah. JARINGAN Fungsi jembatan adalah menghubungkan dan mengintegrasikan 2 tempat yang terpisah. Apa itu jaringan Jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai

Lebih terperinci

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh DWI ARYANTA, ARSYAD RAMADHAN DARLIS,

Lebih terperinci

Nugroho Agus H., M.Si.

Nugroho Agus H., M.Si. Jarkom 2 - Nugroho Agus H., M.Si. MSi Nugroho Agus H., M.Si. Routing menjadi inti kerja jaringan Router merupakan piranti yang menghubungkan antar network Router belajar tentang network di luar dirinyai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER LABORATORIUM TELEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK

MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya. 2. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN

Lebih terperinci

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router Networking BAB 5 ROUTER 5.1 Router Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya.

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika OSPF (Open Shortest Path First) OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing

Lebih terperinci

1 of 5 11/1/2013 7:51 AM You are logged in as Muhamad Wahyu Hidayat (Logout) 2 of 5 11/1/2013 7:51 AM a. Periksa apakah CDP diaktifkan pada semua router b. Periksa apakah interface dari router diaktifkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

SETTING JARINGAN KOMPUTER

SETTING JARINGAN KOMPUTER SETTING JARINGAN KOMPUTER Definisi Jaringan : Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan berbagi sumber daya (seperti file dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan akan pemanfaatan teknologi jaringan komputer merupakan hal yang telah umum dan sangat penting. Meningkatnya kebutuhan jaringan komputer

Lebih terperinci

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI NETWORK LAYER Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut : Pengalamatan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PEMASANGAN DATA INTERNET

BAB IV PELAKSANAAN PEMASANGAN DATA INTERNET 34 BAB IV PELAKSANAAN PEMASANGAN DATA INTERNET 4.1 Perancangan 4.1.1 Diagram Diagram merupakan ringkasan dengan menggunakan sedikit garis-garis, symbolsymbol atau lambang-lambang yang menggambarkan struktur

Lebih terperinci

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Komunikasi serial adalah salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu

Lebih terperinci

IP Subnetting dan Routing (1)

IP Subnetting dan Routing (1) IP Subnetting dan Routing (1) 1. Tujuan - Memahami prinsip subnetting - Memahami prinsip routing statis 2. Alat Percobaan PC Router dengan 2 NIC 6 unit PC Workstation 6 unit PC Server 1 unit Hub / Switch

Lebih terperinci