Hatane Semuel FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hatane Semuel FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA"

Transkripsi

1 Hatane Semuel FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

2 TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI, DAN STATISTIKA Teori Ekonomi mengungkapkan hubungan antar variabel ekononomi secara kualitatif Misalnya, jika harga naik/turun kuantitas permintaan berkurang/naik Teori Ekonomi tidak memberikan ukuran kekuatan hubungan secara tegas antara variabel ekonomi tersebut. Matematika Ekonomi dapat membantu menyederhanakan hubungan tersebut dalam model matematika, misal Q = f(p), dengan Q adalah kuantitas permintaan dan P harga yang kemudian dapat diperjelas dengan model linear Q = a + bp Sehingga model teori ekonomi yang kualitatif dapat didekati dengan model kuantitatif matematika.

3 TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI DAN STATISTIKA Menemukan nilai parameter a dan b dalam persamaan matematika Q = a + bp di atas dapat didekati dengan konsep matematika maupun statistika Untuk itu dalam matematika ekonomi perlu dipelajari konsep-konsep persamaan, pertidaksamaan, dan konsep lainnya yang dibutuhkan.

4 PERSAMAAN DERAJAT SATU DENGAN SATU VARIABEL SEBUAH PERNYATAAN PERSAMAAN ADALAH KESAMAAN DARI DUA EKSPRESI ALJABAR, DAPAT DINYATAKAN DALAM SATU ATAU LEBIH VARIABEL sebagai contoh : 3x 10 = 22 5x (satu variabel derajat satu) 2r 5s + 3 8t = 100 (tiga variabel derajat satu) w 2 5w = -16 (satu variabel derajat 2)

5 JAWABAN PERSAMAAN JAWABAN DARI SEBUAH PERSAMAAN TERDIRI ATAS ANGKA ATAU BILANGAN, KETIKA DISUBSTITUSI UNTUK VARIABEL DALAM PERSAMAAN AKAN MENJADI BENAR BILANGAN ATAU NILAI DARI VARIABEL YANG MEMBUAT PERSAMAAN ITU MENJADI BENAR DISEBUT DENGAN AKAR PERSAMAAN

6 IDENTIFIKASI JENIS PERSAMAAN PERSAMAAN YANG BENAR UNTUK SETIAP NILAI UNTUK VARIABEL DALAM PERSAMAAN 5(X+Y) = 5X + 5Y PERSAMAAN YANG HANYA MEMPUNYAI NILAI TUNGGAL UNTUK VARIABEL X + 3 = 5 PERSAMAAN YANG MERUPAKAN PERNYATAAN YANG SALAH, TIDAK TERDAPAT SATU NILAIPUN YANG MEMENUHI X = X + 5

7 ATURAN MANIPULASI PERSAMAAN NILAI JAWABAN PERSAMAAN TIDAK BERUBAH JIKA KEDUA SISI PERSAMAAN DITAMBAH DENGAN BILANGAN YANG SAMA NILAI JAWABAN PERSAMAAN TIDAK BERUBAH JIKA KEDUA SISI PERSAMAAN DIKALIKAN ATAU DIBAGI DENGAN BILANGAN KONSTAN YANG SAMA ( 0) KEDUA SISI PERSAMAAN DIKUADRATKAN ATAU DIAKARKAN ATAU DILAKUKAN OPERASI YANG SAMA (LOGARITMA) KEDUA SISI PERSAMAAN DAPAT DIBAGI DENGAN VARIABEL YANG SAMA, DENGAN SYARAT NILAINYA 0

8 PERSAMAAN LINEAR

9 BEBERAPA ALASAN PERLUNYA PERSAMAAN LINEAR KEBANYAKAN FENOMENA NYATA DAPAT DIREPRESENTASIKAN SECARA MATEMATIK, SALAH SATUNYA ADALAH HUBUNGAN LINEAR, ATAU PALING TIDAK DAPAT DIDEKATI SECARA LINEAR APLIKASI KONSEP LINEAR CUKUP LUAS PENERAPANNYA LEBIH MUDAH MENGINTERPRETASI HUBUNGAN LINEAR DIBANDING NON LINEAR

10 KARAKTERISTIK PERSAMAAN LINEAR BENTUK UMUM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL ax + by = c; x,y adalah variabel a,b dan c konstante LINEAR KARENA PANGKAT VARIABEL DALAM PERSAMAAN ADALAH PANGKAT SATU (1) DAN TIDAK TERDAPAT BENTUK PERKALIAN ANTAR VARIABEL

11 REPRESENTASE MENGGUNAKAN PERSAMAAN LINEAR SUATU PERSAMAAN LINEAR ax+by=c MEMPUNYAI HIMPUNAN JAWABAN PASANGAN TERURUT (x,y) YANG MEMENUHI PERSAMAAN TERSEBUT JIKA S ADALAH HIMPUNAN JAWABAN DAPAT DITULIS; S = {(x,y)/ax + by = c}

12 PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR UNTUK MENDAPATKAN NILAI PASANGAN TERURUT (x,y) ASUMSIKAN SALAH SATU NILAI DAN SUBSTITUSIKAN KE PERSAMAAN UNTUK MENDAPATKAN PASANGAN NILAINYA contoh: persamaan 2x + 4y = 16; untuk x = -2; y = 5 untuk y = 0; x = 8

13 APLIKASI PADA BIDANG PRODUKSI SEBUAH PERUSAHAAN MEMPUNYAI DUA JENIS PRODUK; YAITU A DAN B, MINGGU DEPAN PERUSAHAAN ALOKASIKAN 120 JAM KERJA UNTUK MENGHASILKAN DUA PRODUK TERSEBUT. DALAM MENGEJAR TARGET, PERUSAHAAN MENGALOKASIKAN WAKTU 3 JAM UNTUK PRODUK A DAN 2.5 JAM UNTUK PRODUK B. BAGAIMANA MODEL PERSAMAANNYA?

14 Jawaban : Jika didefinisikan variabel: y = banyak unit produk A yang diproduksi x = banyak unit produk B yang diproduksi Maka alokasi jam produksi untuk dua jenis produk tersebut adalah : 2.5 x + 3 y = 120 Jika produksi produk B, x = 30 unit, maka produk A diproduksi, y = 15 unit

15 PERSAMAAN LINEAR DENGAN n VARIABEL Persamaan linear dengan n variabel meliputi x 1, x 2, x 3,.., x n, mempunyai bentuk umum : a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x a n x n = b, dengan a 1, a 2, a 3,, a n dan b adalah bilangan konstan dan a 1, a 2, a 3,, a n tidak semuanya nol. Sebagai contoh: (1).3x 1-2x 2 + 5x 3 = 0; (2). 2x 1 + 5x 3 + 2x 4 + 4x 5 = 10

16 JAWABAN PERSAMAAN LINEAR Jawaban Persamaan linear dengan n variabel adalah mentukan himpunan S = {(x 1, x 2, x 3,.., x n ) a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x a n x n = b} Contoh: diberikan persamaan linear 2x 1 + 3x 2 -x 3 + x 4 = 16, a. Berapakah derajat bebas persamaan? b. Tentukan himpunan jawaban untuk setiap kombinasi nilai tiga variabel yang sama dengan nol.

17 KARAKTERISTIK GRAFIK PERSAMAAN LINEAR Suatu persamaan linear yang mengandung dua variabel digambarkan sebagai grafik garis lurus dalam dua dimensi. Garis lurus dapat digambarkan melalui dua pasangan titik (x,y) yang memenuhi persamaan linear Pasangan titik (x,y) yang terletak pada garis akan merupakan kombinasi x dan y yang memenuhi persamaan, artinya tidak ada jawaban tunggal.

18 CONTOH GRAFIK PERSAMAAN LINEAR Buat grafik dari persamaan 2x + 4y = 16 y (0,4) (8.0) x

19 Gambarkan grafik 4x-7y = 0 y 4 4x-7y = 0 (7,4) 7 x

20 PERSAMAAN KONSTAN PERSAMAAN x = k y x = k (k,0) x

21 PERSAMAAN KONSTAN PERSAMAAN y = k (0,k) y y = k x

22 SLOPE GARIS LURUS Sebuah garis lurus kecuali garis vertikal, dapat dikarakterisasi berdasarkan slope garisnya. Dengan slope garis dapat diketahui garis bergerak naik atau turun dari kiri ke kanan sepanjang sumbu x Slope garis lurus dapat positip, nol, negatip, atau tidak terdefenisikan.

23 SLOPE GARIS LURUS y (+) y x (-) x y (tidak didefinisikan) x y (0) x

24 PERSAMAAN KUADRAT

25 PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT SATU VARIABEL BENTUK UMUM DARI PERSAMAAN KUADRAT DENGAN SATU VARIABEL X SEBAGAI BERIKUT: ax 2 + bx + c = 0, a 0 Identifikasi nilai a, b, dan c dari persamaan berikut: 6x 2-2x + 1 = 0; 3x 2-12= 0; 2x 2-1= 5x+9 SEBUAH PERSAMAAN KUADRAT DAPAT MEMPUNYAI KONDISI JAWABAN (AKAR PERSAMAAN): 1. TIDAK MEMPUNYAI JAWABAN NYATA 2. MEMPUNYAI SATU JAWABAN NYATA 3. MEMPUNYAI DUA JAWABAN NYATA

26 PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT SATU VARIABEL TERDAPAT BEBERAPA PROSEDUR YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN AKAR PERSAMAAN KUADRAT. PROSEDUR YANG SANGAT UMUM DIGUNAKAN ADALAH METODE FAKTORISASI DAN PENGGUNAAN RUMUS abc. METODE FAKTORISASI MENCOBA MEMBUAT PERSAMAAN KUADRAT MENJADI PERKALIAN DARI DUA FAKTOR SAMA DENGAN NOL, SEHINGGA HASIL PERKALIAN TERSEBUT DAPAT TERJADI KARENA PALING SEDIKIT SALAHSATU FAKTOR SAMA DENGAN N0L

27 PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT SATU VARIABEL CONTOH: AKAR PERSAMAAN X 2 4X = 0, DIFAKTOR X(X-4) = 0; SEHINGGA X = 0 ATAU X-4=0, ATAU X=4. UNTUK MEMBEDAKAN KEDUA AKAR PERSAMAAN DISEBUT X 1 = 0, DAN X 2 = 4 AKAR PERSAMAAN X 2 10X + 24 = 0, DIFAKTORKAN (X-4)(X-6)=0; SEHINGGA, (X-4)=0 ; X 1 = 4; ATAU (X-6)=0 ; X 2 =6.

28 PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT SATU VARIABEL PENGGUNAAN RUMUS abc Akar-akar persamaan kuadrat: ax 2 + bx + c = 0, adalah: x 1,2 = b ± b 2 2a 4ac b 2 4ac disebut Diskriminan atau D

29 INTERPRETASI DISKRIMINAN D Jika D > 0, terdapat dua akar nyata Jika D = 0, terdapat satu akar nyata Jika D < 0, tidak ada akar nyata Tentukan akar-akar persamaan: 1. x 2 + 3x + 1 = x 2-2x + 5 = 0 3. x x + 25 = 0

30 KETIDAKSAMAAN Ketidaksamaan adalah ekspresi dua kuantitas yang tidak sama. Satu cara untuk menyatakan hubungan ketidaksamaan adalah < (lebih kecil) atau > (lebih besar) Ketidaksamaan Interpretasi 3 < 5 3 kurang dari 5 x > 100 0<y<10 Nilai x lebih besar dari 100 Nilai y lebih besar dari 0 dan kurang dari 10

31 INTERVAL TERBUKA DAN TERTUTUP Notasi interval terbuka; (a,b) = {x/a<x<b} Notasi interval tertutup kiri; [a,b) = {x/a x<b} Notasi interval tertutup kanan; (a,b] = {x/a<x b} Notasi interval tertutup; [a,b] = {x/a x b}

32 PENYELESAIAN KETIDAKSAMAAN 2X + 3-5, JAWAB [-4,~) -3 < x-2 < 2, JAWAB (-1,4) 3X x, JAWAB [7, ~) 2x 5 3x + 2, JAWAB (-~,-7] (x-2)(x-3) 0, JAWAB [2,3] X 2 + x 12 0 x x ( x 2) 0 ( x 3)( x + 1)

33 NILAI ABSOLUT NILAI ABSOLUT ADALAH SEBUAH BILANGAN SEBAGAI JARAK, YANG HARUS LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN NOL, ATAU DARI NOL KE SEBUAH BILANGAN NYATA PADA GARIS BILANGAN NILAI ABSOLUT DARI a DITULIS a DEFINISI DARI NILAI ABSOLUT a ADALAH: a jika a>0 a = 0 jika a=0 -a jika a<0

34 SIFAT NILAI ABSOLUT a 0 -a = a X-Y = Y-X ab = a b a b = a b

35 HIMPUNAN

36 Ruang Lingkup Pengertian Himpunan Penyajian Himpunan Himpunan Universal dan Himpunan Kosong Operasi Himpunan Kaidah Matematika dalam Operasi Himpunan

37 HIMPUNAN Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang didefinisikan dengan jelas. Benda atau obyek yang dimuat suatu himpunan disebut anggota himpunan atau elemen.

38 Notasi Himpunan Himpunan : Suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek. Secara umum himpunan dilambangkan A, B, C,... Z Obyek dilambangkan a, b, c,... z Notasi : - p A p anggota A - A B A himpunan bagian dari B -A = B himpunan A sama dengan B - = ingkaran

39 Penyajian Himpunan Penyajian Himpunan a. cara deskripsi (kata-kata) A= {himpunan bilangan prima kurang dari 10} b. cara daftar (roster) A = {1,2,3,4,5} berarti himpunan A beranggotakan bilanganbilangan bulat positif 1,2,3,4, dan 5. c. cara kaidah (rule) A={x /0 < x < 6; x bil bulat} berarti himpunan A beranggotakan obyek x, dimana x adalah bilangan-bilangan bulat positif yang lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari enam.

40 Himpunan Universal dan Himpunan Kosong U adalah himpunan universal atau himpunan besar dan dapat terdiri dari beberapa himpunan bagian { } atau Ø adalah himpunan kosong (tidak punya satu anggota), selain itu himpunan kosong juga merupakan himpunan bagian dari setiap hipunan apapun. U = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 } A = {0,1,2,3,4} B = {5,6,7,8,9 } C = {0,1,2,3,4 }

41 Contoh Soal Soal : 1. Dari kumpulan hewan dibawah ini, manakah yang merupakan himpunan yang memiliki anggota atau himpunan kosong. a. Kumpulan hewan melata b. Kumpulan hewan herbivora c. Kumpulan hewan langka d. Kumpulan hewan yang hidup di air e. Kumpulan hewan berkaki tiga f. Kumpulan hewan bermata satu

42 Pembahasan : Yang merupakan himpunan yang memilki anggota : a. Kumpulan hewan melata b. Kumpulan hewan herbivora c. Kumpulan hewan yang hidup di air d. Kumpulan hewan langka Yang merupakan himpunan kosong: a. Kumpulan hewan berkaki tiga b. Kumpulan hewan bermata satu

43 2. Nyatakan himpunan dibawah ini dengan : metode deskripsi, metode rule, metode Roster a. A adalah himp bilangan genap positip kurang dari 12 b. B adalah himp bilangan prima kurang dari 8 c. C adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 8 d. D adalah himpunan huruf vokal

44 Pembahasan : A adalah himp bilangan genap kurang dari 12 A = { himpunan bilangan genap kurang dari 12 } A = { x x himp bilangan genap kurang dari 12 } A = { 2, 4, 6, 8, 10 }

45 Pembahasan : B adalah himp bil. prima kurang dari 8 B = { himpunan bil. prima kurang dari 8} B = { x x himp bil. prima kurang dari 8} B = { 2, 3, 5, 7 }

46 Pembahasan : C adalah himp bilangan cacah kurang dari 8 C = { himpunan bilangan cacah kurang dari 8 } B = { x x himp bilangan cacah kurang dari 8} C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 }

47 Pembahasan : D adalah himpunan huruf vokal D = { himpunan huruf vokal } D = { x x himpunan huruf vokal } D = { a, e, i, o, u }

48 LATIHAN - 1 P = { faktor dari 30 yang habis dibagi 3 }. Pernyataan yang benar dibawah ini adalah a. 6 P b. 9 P c. 12 P d. 15 P

49 Pembahasan Faktor 30 yang habis dibagi 3 adalah bilangan kelipatan 3 yang habis membagi 30 yaitu : 3, 6, 12, 15, 30. Jadi : P = { 3,6, 15, 30 }, maka : 6 P ( salah ) 9 P ( salah ) 12 P ( salah ) 15 P ( benar ).

50 LATIHAN - 2 Q = { huruf pembentuk kalimat SAHABAT SAYA BAIK SEKALI }. Nilai n(q) =... a. 10 b. 12 c. 15 d. 21

51 Pembahasan Kalimat : SAHABAT SAYA BAIK SEKALI, Huruf penyusunnya : S, A, H, B, T, Y, I, K, E, L P = { s, a, h, b, t, y, i, k, e, l } n ( Q ) = 10 Jadi jawabannya adalah A

52 LATIHAN - 3 Diketahui K = { bilangan asli kuadrat kurang dari 60 }. Himpunan K dinyatakan dengan Roster adalah... a. { 0, 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64 } b. { 0, 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 } c. { 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 } d. { 4, 9, 16, 25, 36, 49 }

53 Pembahasan K = { bilangan asli kuadrat kurang dari 60 } K = { 1 2, 2 2, 3 2, 4 2, 5 2, 6 2, 7 2 }. K = { 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 } Jadi jawaban yang benar adalah C

54 Operasi Himpunan Gabungan (Union) A U B = {x; x Є A atau x Є B} Irisan (Intersection) A B = {x; x Є A dan x Є B} Selisih A - B = A B = {x; x Є A tetapi x B} Pelengkap (Complement) Ā = {x; x Є U tetapi x A} = U A

55 Diagram Venn Gabungan ( A U B ) Irisan

56 Lanjutan... Selisih ( A B = A B ) Pelengkap / complement ( Ā )

57 Kaidah-kaidah Matematika dalam Pengoperasian Himpunan Kaidah Idempoten a. A U A = A b. A A = A Kaidah Asosiatif a. ( A U B ) U C = A U ( B U C ) b. ( A B ) C = A ( B C ) Kaidah Komutatif a. A U B = B U A b. A B = B A Kaidah Distributif a. A U ( B C ) = ( A U B ) ( A U C ) b. A ( B U C ) = ( A B ) U ( A C )

58 Lanjutan... Kaidah Identitas a. A U Ø = A b. A Ø = Ø c. A U U = U d. A U = A Kaidah Kelengkapan a. A U Ā = U b. A Ā= Ø c. ( Ā ) = A d. U = Ø Ø= U Kaidah De Morgan a. (A U B)= Ā B b. (A B) = Ā U B

59 Soal 1. Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal U dan himpunan-himpunan bagian A serta B jika : U = {1,2,3,4,5,6,7,8 } A = {2,3,5,7} B = {1,3,4,7,8 } Kemudian selesaikan : (a) A B (c) A B (e) A B (b) B A (d) A U B (f) B A

60 Soal 2. Dari 200 mahasiswa fakultas ekonomi ada yang mengikuti semester pendek, paling banyak mengambil 3 mata kuliah, yaitu A, B, dan C. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Mengikuti mata kuliah A sebanyak 45 mahasiswa Mengikuti mata kuliah B sebanyak 50 mahasiswa Mengikuti mata kuliah C sebanyak 75 mahasiswa Mengikuti mata kuliah A dan B sebanyak 20 mahasiswa Mengikuti mata kuliah A dan C sebanyak 15 mahasiswa Mengikuti mata kuliah C dan B sebanyak 20 mahasiswa Mengikuti mata kuliah A,B, dan C sebanyak 10 mahasiswa Tentukan : a) Jumlah mahasiswa yang tidak kuliah semester pendek b) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 1 mata kuliah c) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 2 mata kuliah

61 GAMBARAN DIAGRAM VENN S 75 A B 50 C n(aubuc) = 125 n(aubuc) = n(s) n(aubuc) = = 75

62 CARTESIAN PRODUCT (PERKALIAN KARTESIAN) Notasi: A B = {(a, b) a A dan b B } (i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) } (ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A B = himpunan semua titik di bidang datar

63 CARTESIAN PRODUCT (PERKALIAN KARTESIAN) Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: A B = A. B. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) (b, a). Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A B B A dengan syarat A atau B tidak kosong. Jika A = atau B =, maka A B = B A =

64 CARTESIAN PRODUCT (PERKALIAN KARTESIAN) Contoh : Misalkan A = himpunan makanan = { s = soto, g = gadogado, n = nasi goreng, m = mie rebus } B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet } Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas? Jawab: 4 x 3 = 12 yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.

65 CARTESIAN PRODUCT (PERKALIAN KARTESIAN) Contoh : Daftarkan semua anggota himpunan berikut: (a) P( ) (b) P( ) (c) { } P( ) (d) P(P({3})) Penyelesaian: (a) P( ) = { } (b) P( ) = (ket: jika A = atau B = maka A B = ) (c) { } P( ) = { } { } = {(, )) (d) P(P({3})) = P({, {3} }) = {, { }, {{3}}, {, {3}} }

66 CARTESIAN PRODUCT (PERKALIAN KARTESIAN) Perkalian Cartesian himpunan A dan B ditulis A x B = {(a,b)/ a є A dan b є B} 1.Jika A = { a1,a2,a3} dan B = { b1,b2 } Tentukan himpunan AxB AxB = {(a1,b1), (a1,b2), (a2,b1), (a2,b2), (a3,b1), (a3,b2)} 2. Jika A = {x/x bilangan ganjil 2 < x < 10} B = { y/y bilangan kelipatan 3 dengan 0 < y < 10} tentukan himpunan A x B A = {3,5,7,9}; B = {3,6,9} AxB = {(3,3), (3,6),., (9,9)}

67 FUNGSI Dalam model matematika, relasi khusus dapat direpresentasikan dengan fungsi matematika atau fungsi. Definisi Fungsi Suatu fungsi dapat ditunjukan sebagai suatu proses input menjadi output. input fungsi output

68 Defenisi fungsi Jika y = x 2 + 2x + 1, maka akan ditemukan sebagai berikut : Input Hubungan Output Jika x =1 y = (1) 2 + 2(1) + 1 = 4 Jika x = -1 y = (-1) 2 + 2(-1) + 1 = 0 Jika x = 2 y = (2) 2 + 2(2) + 1 = 9 Persamaan di atas menunjukan suatu aturan yang mentransformasikan satu nilai dari x kepada satu nilai y Jadi defenisi fungsi adalah : merupakan suatu aturan yang menghubungkan setiap nilai input kepada satu dan hanya satu nilai output Defenisi Domain/Range Domain dari sebuah fungsi adalah suatu himpunan yang terdiri dari seluruh nilai input yang dimungkinkan. Range dari sebuah fungsi adalah suatu himpunan yang terdiri dari seluruh nilai output yang dimungkinkan.

69 PENGERTIAN FUNGSI Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. ATURAN : setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B. tidak boleh membentuk cabang seperti ini. A B

70 ILUSTRASI FUNGSI A f B Input Kotak hitam Output Ditulis f : A B, dibaca f adalah fungsi dari A ke B. A disebut domain, B disebut kodomain (range). Elemen a A disebut argumen dan f(a) B disebut bayangan(image) dari a. Himpunan R f := { y B : y = f(x) untuk suatu x A } disebut daerah jelajah (range) fungsi f dalam B. Bila S A maka himpunan f(s) := { f(s) : s S } disebut bayangan (image) himp S oleh fungsi f.

71 ILUSTRASI FUNGSI (LANJ) A B Fungsi Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang mempunyai 2 kawan. Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang tidak mempunyai kawan.

72 GRAFIK FUNGSI Misalkan f: A B. Grafik fungsi f adalah himpunan pasangan terurut {(a,f(a))/a A} Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2}, fungsi f didef sbg f(1)=1, f(2)=2, f(3)=1. Maka grafik fungsi f dapat digambarkan sbb: B A

73 CONTOH FUNGSI 1. Fungsi kuadrat f : R R, dimana f(x) := x 2 +x+1. x jika x 0 2. Fungsi nilai mutlak f : R R +, dimana f ( x) : = fungsi ini ditulis juga f(x) := x. x jika x < 0 3. Misalkan A = himpunan semua negara di dunia dan B = himpunan semua kota di dunia, f : A B dimana f(x) := ibukota negara x. Bila x = Malaysia maka f(x) = Kuala Lumpur, f(inggris) = London. 4. Misalkan A = himpunan semua buku di perpustakaan dan diberikan perintah diberikan buku b dan hitung banyak tanda koma pada buku b tsb. Ini mendef. fungsi f : A Z + dimana f(x) = banyak koma yang ada pada buku x. 5. Misalkan A = himpunan semua string bit dan B = himpunan bil bulat positif Fungsi f : A B dimana f(s) = banyaknya bit 1 pada string S. Bila S = ( ) maka f(s) = Bila f(s) = posisi bit 1 pada string S, apakah f merupakan fungsi?

74 FUNGSI FLOORING dan CEILING 1. Fungsi flooring f : R Z, dimana f(x):= bil bulat terbesar yang kurang dari atau sama dengan x. Ditulis juga f(x) = x. 2. Fungsi ceiling f : R Z, dimana f(x):= bil bulat terkecil yang lebih dari atau sama dengan x. Ditulis juga f(x) = x. CONTOH : Beberapa nilai fungsi flooring dan fungsi ceiling: 0.5 = 0, 0.5 = 1, -0.5 = -1, -0.5 = = 3, 3.1 = 4, 6 = 6, 6 = 6. Grafik flooring Grafik ceiling

75 SIFAT-SIFAT FUNGSI FLOORING DAN FUNGSI CEILING 1. x = n bila n x < n+1 2. x = n bila n-1< x n 3. x = n bila x-1 < n x 4. x = n bila x n < x+1 5. x-1 < x x x < x x = - x 7. -x = - x 8. x+n = x +n 9. x+n = x + n

76 CONTOH: Data yang disimpan pada komputer biasanya dinyatakan dalam suatu string byte. Tiap byte tersusun atas 8 bit. Berapa byte yang dibutuhkan untuk menyimpan data dengan 100 bit. PENYELESIAN: Karena satuan byte bilangan bulat maka harus dibulatkan ke atas, yaitu dibuthkan 100/8 = 12.5 = 13 byte. CONTOH: Pada protokol komunikasi menggunakan backbone network, data disusun dalam sel ATM yang terdiri dari 53 byte. Berapa sel ATM data yang dapat ditransmisikan dalam waktu 1 menit jika dengan kecepatan rata-rata 500 kilobyte per detik. PENYELESAIAN: Dalam 1 menit dapat ditransmisikan data sebesar 500,000 * 60*8 = 240,000,000 bit. Padahal tiap ATM memuat 53 byte, masing-masing ATM memuat 53 * 8 = 424 bit. Jadi banyak ATM yang dapat ditransmisikan harus dibulatkan ke bawah, yaitu 240,000,000/424 = 70,754 ATM.

77 OPERASI ALJABAR FUNGSI Misalkan f, g : A B maka fungsi f + g, cf dan f g didefinisikan oleh : (f+g)(x):= f(x)+g(x), (cf)(x):=cf(x), (fg)(x):=f(x) g(x). Contoh: misalkan f, g : R R dimana f(x) = x 2 dan g(x) := x x 2. Diperoleh (f+g)(x) = x, (fg)(x) = x 3 -x 4. Fungsi f dan g dikatakan sama jika domain dan kodomainnya sama dan f(x) = g(x) untuk setiap x dalam domainnya. Apakah fungsi f(x):=x-2 dan g(x):=(x 2-4)/(x+2) sama?

78 FUNGSI SATU-SATU (INJEKTIF) Fungsi f dikatakan satu-satu atau injektif bila hanya bila [f(x) = f(y) x = y ], atau [x y f(x) f(y)]. Bila kita dapat menunjukkan bahwa kuantor berikut TRUE: x y [f(x) = f(y) x = y] atau x y [x y f(x) f(y)] maka fungsi f disimpulkan satu-satu. Namun, bila ada x dan y dengan x y tetapi f(x) = f(y) maka f tidak satu-satu. A B A B satu-satu tidak satu-satu

79 CONTOH: Diberikan fungsi f dari {a, b, c, d} ke {1, 2, 3, 4, 5} dengan f(a)=4, f(b)=5, f(c)=1 dan f(d) = 3 merupakan fungsi injektif? PENYELESAIAN: karena tidak ada anggota B yang mempunyai pasangan ganda pada A mk fungsi ini injektif. CONTOH: Apakah fungsi f: R R dengan f(x) = x 2 satu-satu? PENYELESAIAN: Ambil x = 1 dan y = -1, diperoleh f(x) = f(y) = 1. Jadi ada x, y dengan x y tetapi f(x) = f(y). Disimpulkan fungsi ini tidak satu-satu. CONTOH: Apakah fungsi dari R ke R ini g(x) = x+5 injektif? PENYELESAIAN: ambil sebarang x, y dengan x y, diperoleh x + 5 y + 5 g(x) g(y). Jadi g injektif.

80 FUNGSI KEPADA (SURJEKTIF) Fungsi f : A B dikatakan kepada atau surjektif jika setiap y B terdapat x A sehingga y = f(x), yaitu semua anggota B habis terpasang dengan anggota A. Jadi bila kita dapat membuktikan kebenaran kuantor berikut: y B x A sehingga y = f(x) maka f surjektif. Namun, bila ada y B sehingga setiap xa, f(x) y maka f tidak surjektif. A B A B kepada tidak kepada

81 CONTOH: Apakah fungsi f(x) = x 2 dari R ke R surjektif? PENYELESAIAN: Ambil y = -1 suatu bilangan real. Maka untuk setiap bilangan real x, berlaku x 2 = f(x) y. Jadi, f tidak surjektif. CONTOH: Apakah fungsi linier h(x)= x-3 dari R ke R surjektif? PENYELESAIAN: Ambil seb bil real y, maka y = x-3 x = y+3 memenuhi h(x) = y. Jadi h surjektif.

82 INVERS FUNGSI Misalkan f : A B fungsi bijektif. Invers fungsi f adalah fungsi yang mengawankan setiap elemen pada B dengan tepat satu elemen pada A. Invers fungsi f dinyatakan dengan f -1 dimana f -1 : B A. DKL, y = f(x) x = f -1 (y) f -1 (b)=a f(a) b=f(a) A f -1 (b) B Fungsi yang mempunyai invers disebut invertibel.

83 FUNGSI BIJEKTIF Fungsi f : A B dikatakan bijektif bila ia injektif dan surjektif. Pada fungsi bijektif, setiap anggota B mempuyai tepat satu prabayangan di A. A B fungsi bijektif CONTOH: Apakah fungsi f:{a,b,c,d} {1,2,3,4} dengan f(a)=4, f(b)=2, f(c)=1 dan f(d)=3 bijektif. PENYELESAIAN: karena semua nilainya berbeda mk fungsi ini satusatu. Karena semua anggota B habis terpasang maka ia surjektif. Jadi fungsi ini bijektif.

84 CONTOH: Misalkan f fungsi dari {a, b, c} ke {1, 2, 3} dengan aturan f(a)=2, f(b)=3 dan f(c)=1. Apakah f invertibel. Jika ya, tentukan inversnya. PENYELESAIAN: fungsi f bijeksi sehingga ia invertibel dengan f -1 (1)=c, f -1 (3)=b dan f -1 (2)=a. CONTOH: Misalkan f fungsi dari Z ke Z dengan f(x) = x 2. Apakah f invertibel. PENYELESAIAN: Karena fungsi tidak injektif maupun bijektif maka ia tidak invertibel. Jadi invresnya tidak ada.

85 KOMPOSISI FUNGSI Misalkan g: A B dan f: B C. Komposisi fungsi f dan g, dinotasikan f g adalah fungsi f g: A C dengan (f g)(x):= f(g(x)). g f Bila f: A B dan g: D E maka fungsi komposisi A B C f g terdefinisi hanya bila f(a) D. f g

86 FUNGSI MERUPAKAN HUBUNGAN MATEMATIS ANTARA SUATU VARIABEL DENGAN VARIABEL LAINNYA. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK FUNGSI ADALAH; VARIABEL, KOEFISIEN, DAN KONSTANTE ATAU PARAMETER. VARIABEL MERUPAKAN UNSUR YANG SIFATNYA BERUBAH- UBAH DARI SATU KEADAAN KE KEADAAN LAINNYA, DAN DALAM SUATU RUMUSAN FUNGSI DAPAT DIBEDAKAN MENJADI VARIABEL BEBAS DAN TIDAK BEBAS. VARIABEL BEBAS YAITU VARIABEL YANG DAPAT MENERANGKAN VARIABEL LAINNYA (MEMPENGARUHI) VARIABEL TIDAK BEBAS YAITU VARIABEL YANG DITERANGKAN OLEH VARIABEL BEBAS (DIPENGARUHI)

87 KOEFISIEN IALAH BILANGAN ATAU ANGKA YANG DILETAKKAN TEPAT DIDEPAN SUATU VARIABEL, DAN TERKAIT DENGAN VARIABEL YANG BERSANGKUTAN. KONSTANTA ADALAH SUATU BESARAN BILANGAN ATAU ANGKA YANG SIFATNYA TETAP DAN TIDAK TERKAIT DENGAN SUATU VARIABEL KONSTANTA DAN KOEFISIEN YANG SIFATNYA UMUM DISEBUT SEBAGAI PARAMETER, ARTINYA BESARANNYA TETAP UNTUK SUATU KASUS, TETAPI BERUBAH PADA KASUS LAINNYA

88 FUNGSI FUNGSI ALJABAR FUNGSI NON ALJABAR ATAU TRANSENDEN FUNGSI IRRASIONAL FUNGSI POLINOM FUNGSI LINEAR FUNGSI KUADRAT FUNGSI KUBIK FUNGSI RASIONAL FUNGSI PANGKAT FUNGSI EKSPONEN FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI FUNGSI HIPERBOLA

89 PENGGAMBARAN FUNGSI LINEAR Y KONSTANTA (0,4) VARIABLE Tdk bebas Y = X bebas (-2,0) 0 Y Tdk bebas X bebas KOEFISIEN (0,4) Y = 4 2 X 0 (2,0) X

90 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR MODEL UMUM FUNGSI LINEAR : Y = a + b X ; a, b, konstanta (parameter) X, Y variabel UNTUK MENEMUKAN NILAI a DAN b PADA PERSAMAAN LINEAR DI ATAS DAPAT DILAKUKAN DENGAN 1. ELIMINASI DAN SUBSTITUSI CARA INI MEMBUTUHKAN DUA PERSAMAAN YANG MENGANDUNG DUA NILAI YANG TIDAK DIKETAHUI, YAITU a DAN b, UNTUK ITU DIBUTUHKAN DUA PASANGAN NILAI (X,Y)

91 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR MISAL TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA X DAN Y DENGAN KONDISI X = 4, Y = 12, DAN X = 8, Y = 20, JIKA HUBUNGAN ANTARA X DAN Y LINEAR, TENTUKAN PERSAMAAN ; Y = a + b X PENYELESAIAN X = 4 ; Y = 12; JADI 12 = a + 4b (1) X = 8 ; Y = 20; JADI 20 = a + 8b - (2) -8 = -4b b = 2 SUBSTITUSI b = 2 PADA PERSAMAAN (1) DIPEROLEH ; a = 12 8 = 4 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Y = 4 + 2X

92 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR 2. Geometri garis lurus Perhatikan gambar garis di bawah ini: Terlihat bahwa garis lurus melalui pasangan titik (x1,y1) dan (x2,y2), jika perubahan y ditulis y = y2-y1, dan perubahan x adalah x = x2 x1, maka terlihat bahwa tg(β) = y/ x. Y x-x1 y2 y y1 y= y2 y1 β x =x2-x1 y-y1 x1 x x2 y = a + bx y tgβ = x juga tgβ = X y x y2 y1 =...(1) x2 x1 y1...(2) x1

93 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Persamaan (1) dan persamaan (2) di atas mempunyai nilai yang sama, sehingga dapat ditemukan : atau x x x x y y y y = x x y y x x y y =

94 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (4,12) dan (8,20). y y y y = x x1 x x 2 1 y = x Y = 2x + 4

95 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Jika tgβ atau slope garis lurus y = a + bx diketahui, maka tgβ = b, dan persamaan garis lurus melalui (x1,y1) di atas dapat ditulis sebagai berikut : y y 1 = b(x x 1 )

96 PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Misal Y = a + bx, mempunyai sifat apabila x berubah satu satuan x maka y berubah 1/2 satuan y, dan untuk x = 2, y = 5. tentukan persamaan linear tersebut. x = 1, y = ½, jadi b = y/ x = ½, sehingga persamaanya menjadi: y-5 = ½(x-2) y = ½ x y = ½ x + 4

97 HUBUNGAN ANTARA DUA GARIS LURUS Jika terdapat dua garis lurus: y 1 = a 1 + b 1 X dan y 2 = a 2 + b 2 X maka dapat terjadi : y 1 sejajar y 2 pada saat b 1 = b 2 y 1 berpotongan y 2 jika b 1 b 2, dan khusus berpotongan tegak lurus b 1 = -1/b 2

98 Gambar Grafik Garis Sejajar Y Y 2 = a 2 + b 2 X a2 a1 α1 α2 Y1 // Y2 Y 1 = a 1 + b 1 X b 1 = b 2 atau tg α1 = tg α2 X

99 Gambar Grafik Garis Berpotongan tegak lurus Y Y 2 = a 2 + b 2 X a1 a2 Y1 Y2 b 1 = -1/ b 2 Y 1 = a 1 + b 1 X X

100 Gambar Grafik Garis Berpotongan Y Y 2 = a 2 + b 2 X Y 1 = a 1 + b 1 X a1 a2 Y1 X Y2 b 1 b 2 X

101 Menentukan Titik Potong Untuk menentukan titik potong dua garis lurus y1 dan y2 pada gambar di atas, tidak lain adalah mencari pasangan titik (x,y) yang memenuhi persamaan y1 = y2. Misal, tentukan titik potong antara garis lurus y = x - 10, dan y = 5 x

102 Gambar Grafik Y = x 10, titik potong sb-x; y = 0 x 10 = 0, x=10, atau (10,0) Titik potong sb-y; x=0, y = -10 atau (0,-10) Y = 5 x, titik potong sb-x; y = 0 5 x = 0, x=5, atau (5,0) Titik potong sb-y; x=0, y = 5 atau (0,5)

103 Gambar Grafik Titik potong garis lurus, x-10=5-x; 2x = 15, x = 15/2. Substitusi nilai x=15/2 pada salah satu persamaan garis lurus; misal untuk y = x- 10, diperoleh y = 15/2-10 = -5/2 Jadi titik potong antara dua garis lurus tersebut adalah (15/2,-5/2)

104 Gambar Grafik Y 5 Y = x /2 10 X -5/2 Y = 5 - x -10

105 Fungsi Kuadrat Fungsi Kuadrat, adalah fungsi yang variabel bebasnya berpangkat tertinggi dua (kuadrat). Bentuk umumnya untuk y = f(x) adalah : Y = ax 2 + bx + c ; a 0 Grafik dari fungsi kuadrat adalah parabola, dengan sumbu simetri sejajar sumbu-y

106 Parabola Dengan Sumbu Simetri Sejajar Sumbu Y Y Y = ax 2 + bx + c a < 0 X Sumbu simetri

107 Parabola Dengan Sumbu Simetri Sejajar Sumbu Y Y Sumbu simetri Y = ax 2 + bx + c a > 0 X

108 Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Fungsi Kuadrat mempunyai nilai ekstrem tunggal (mutlak), atau hanya satu-satunya Jenis Ekstrem fungsi Kuadrat akan sangat bergantung pada nilai koefisien X 2, yaitu (a) jika a > 0, maka ekstrem Minimum jika a < 0, maka ekstrem Maksimum

109 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat dapat didekati dengan dua pendekatan, yaitu 1. Pendekatan Model Kuadrat Sempurna 2. Pendekatan Penggunaan Rumus Diskriminan (D) 1. Pendekatan Model Kuadrat Sempurna Perhatikan model fungsi kuadrat: Y = ax 2 + bx + c, a 0 jika b = 0, maka persamaan kuadrat di atas menjadi : Y = ax 2 + c, a 0 dan disebut sebagai persamaan kuadrat sempurna.

110 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Nilai X 2 >0, untuk setiap nilai X Jika a > 0, maka ax 2 > 0, sehingga untuk : c > 0, ax 2 + c > c c < 0, ax 2 + c > c dan pada saat x = 0, Y = ax 2 + c Y = 0 + c Y = c, merupakan nilai terkecil Jadi Y(minimum) = c untuk x = 0.

111 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Nilai X 2 >0, untuk setiap nilai X Jika a < 0, maka ax 2 < 0, sehingga untuk : c > 0, ax 2 + c < c c < 0, ax 2 + c < c dan pada saat x = 0, Y = ax 2 + c Y = 0 + c Y = c, merupakan nilai terbesar Jadi Y(maksimum) = c untuk x = 0.

112 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Analogi dengan bentuk kuadrat sempurna di atas, maka: Jika Y = au 2 +c, akan memberikan kesimpulan yang sama, yaitu, jika a>0, maka y(minimum) = c untuk U = 0, dan jika a<0, maka y(maksimum) = c untuk U = 0. Apabila U=X+b, maka, bentuk di atas menjadi Y = a(x+b) 2 + c Bagaimana Nilai Y (minimum atau maksimum)?

113 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Jika a>0; Y(minimum) = c untuk U = 0, atau X+b=0, atau X = -b. Jika a<0; Y(maksimum) = c untuk U = 0, atau X+b=0, atau X = -b. Andaikan a = 1; b = 2, dan c = 4 bagaimana penerapannya? Andaikan a = -2, dan b = 3, dan c=10 bagaimana penerapannya

114 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat a D a b a ac b a b a b a b a b a b a b X a Y maka ac b D X a Y c X a Y c X a Y c X X a Y ) ( :, 4 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( = = + = + = + + = + + = 2. Pendekatan Penggunaan Rumus Diskriminan (D) Perhatikan model fungsi kuadrat: Y = ax 2 + bx + c, a 0; Model ini dapat dimanipulasi menjasi :

115 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Jadi untuk model fungsi kuadrat: Y = ax 2 +bx+c, a 0; atau D Y = a ( X + b ) 2 2 a 4a nilai ekstremnya adalah: y = -D/4a Dengan D = b 2-4ac, disebut Diskriminan D 4 a D 4 a Jika a > 0, Y(minimum)= untuk X=-b/2a Jika a < 0, Y(maksimum)= untuk X=-b/2a

116 Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat Tentukan Ekstrem fungsi: 1. Y = 4 2x + x 2 2. Y = x -3x 2 3. Y = ½ x 2 + x + 2 Gambar grafiknya Peny. 1. Y = x 2-2x + 4 Y = (x-1) 2 +3 Y(min) = 3 untuk x = 1 Titik potong sumbu-y (0,4)

117 GAMBAR GRAFIK PARABOLA 4 Y Y = x 2-2x + 4 Y = (x-1) X

118 GAMBAR GRAFIK PARABOLA Y Y = ½ x 2 + x + 2 Y = ½ (x 2 + 2x) + 2 Y = ½ (x + 1) 2 + 3/2 2 3/2-1 X

119 GAMBAR GRAFIK PARABOLA Y Y = x -3x 2 Y = -3(x 2 2x) + 10 Y = -3(x -1) X

120 Perpotongan Parabola Dengan Garis Lurus Jika parobola y 1 =ax 2 + bx +c, a>0, dan garis lurus y 2 = px + q, p<0, yang saling berpotongan, maka dapat terjadi seperti gambar berikut : Y Y = ax 2 + bx + c Y 1 = Y 1 2 a > 0 Y 2 = px + q; p<0 X

121 Perpotongan Parabola Dengan Garis Lurus Jika parabola y 1 =ax 2 +bx+c, a<0 dan garis lurus, y 2 = px + q, p>0, yang saling berpotongan, maka dapat terjadi seperti gambar berikut: Y Y2 = px + q Y1=Y2 Y1 = ax 2 + bx + c a < 0 X

122 Perpotongan Parabola Dengan Parabola Jika parabola y1=ax 2 +bx+c, a>0 dan parabola y2 = px 2 + qx + r, p<0, yang saling berpotongan, maka dapat terjadi seperti gambar berikut: Y Y1 = ax 2 + bx + c a > 0 Y1 = y2 Y2 = px 2 + qx + r p < 0 X

123 HUBUNGAN FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG ERAT DENGAN FUNGSI LOGARITMA, KARENA MERUPAKAN KEBALIKAN SATU SAMA LAINNYA FUNGSI EKSPONEN BERBEDA DENGAN FUNGSI PANGKAT FUNGSI PANGKAT ADALAH FUNGSI YANG VARIABELNYA DIPANGKATKAN DENGAN BILANGAN KONSTAN FUNGSI EKSPONEN ADALAH KONSTANNYA YANG DIPANGKATKAN DENGAN VARIABEL Y = x 1/2 ADALAH FUNGSI PANGKAT Y = 2 X ADALAH FUNGSI EKSPONEN

124 BASIS EKSPONEN Fungsi eksponen mempunyai dua basis eksponen, yaitu (1) basis konstante a dengan 0<a<1, dan a>1 (bilangan biasa), dan (2) basis konstante e = Y = a x dengan a>1, akan mempunyai perilaku sebagai berikut : Nilai Y akan mendekati tak berhingga jika x menuju tak berhingga positip, akan mendekati nol apabila x menuju tak berhingga negatip Nilai Y = 1 untuk x = 0 untuk setiap a

125 GRAFIK FUNGSI EKSPONEN Grafik dari fungsi Y = 2 x Y Y = 2 x X

126 Grafik fungsi eksponen Y = 2 -x Y = 2 -x Y X

127 KARAKTERISTIK FUNGSI EKSPONENSIAL Jika terdapat a>0 dan b> 0 dan m dan n bilangan nyata, maka berlaku : 1. b m b n = b m+n 2. b m /b n = b m-n 3. (b m ) n = b mn 4. a m b m = (ab) m 5. b m/n = (b m ) 1/n 6. a m = a n, maka m = n

128 FUNGSI LOGARITMA Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari sebuah bilangan pokok untuk menghasilkan bilangan tertentu yang diinginkan. Bilangan dasar atau basis dari logaritma adalah bilangan bulat positip kecuali bilangan 1 Dalam kasusus umum bilangan pokok yang digunakan adalah 10 atau e Bilangan pokok atau basis 10 biasanya tidak ditulis, sehingga log 10 = 1, karena 10 1 = 10 Bilangan pokok e juga tidak ditulis, tetapi penulisan ln e = 1, artinya e log e = 1

129 GRAFIK FUNGSI LOGARITMA Grafik fungsi logaritma merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial, namun grafik fungsi logaritma Y = log X hanya berada pada nilai Domain: x > 0, dan nilai Range -~<Y<~; sedangkan grafik fungsi eksponen mempunyai Domain: 0<x<~ dan Range : -~<Y<~

130 GRAFIK FUNGSI LOGARITMA Grafik y = log x y y = logx 1 x

131 SIFAT-SIFAT LOGARITMA Untuk a dan b bilangan positip log ab = log a + log b log a/b = log a log b log a b = b log a log 1 = 0 ; log 10 = 1 log a = log b maka a = b Sifat yang sama berlaku untuk logaritma dengan basis e atau (ln), misal ln e = 1, dst

132 APLIKASI FUNGSI LINEAR DAN KUADRATIK

133 APLIKASI FUNGSI LINEAR PADA FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERIKUT INI DATA TENTANG HARGA, KUANTITAS PERMINTAAN, DAN KUANTITAS PENAWARAN SEBUAH KOMODITI TENTUKAN : A. PERSAMAAN FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARANNYA B. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS C. GAMBAR GRAFIKNYA D. ARSIR DAERAH SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN

134 Harga P Permintaan Qd Penawaran Qs P Keseimbangan harga E Qs = P 20. Qd = 100-3P.... Q Keseimbangan kuantitas

135 KESEIMBANGAN KUANTITAS DAN HARGA Qd = Qs 100-3P = P 5.5 P = 140 Pe = 25.4 Qe = 100 3(25.4) = 23.8

136 Fungsi Biaya, Penerimaan, Keuntungan Suatu perusahaan mempunyai biaya tetap produksi 2000 dan biaya variabel per unit Q adalah 25. Harga jual produknya 50 per unit Q. Tentukan : - Fungsi Biaya Total C - Fungsi Penerimaan R - Fungsi Keuntungan Π - Titik Pulang Pokok (BEP) - Gambar Grafiknya

137 Fungsi Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan Fungsi Biaya Total TC = FC + VC; FC = biaya tetap VC = total biaya variabel Jadi TC = Q Fungsi Penerimaan TR = p Q ; p = harga jual per unit Q TR = 50 Q Fungsi Keuntungan Π = TR TC = 50Q ( Q) = 25Q 2000 BEP dicapai pada Π = 0, jadi Q = 80

138 GRAFIK FUNGSI TC,Π,TR TR = 50 Q TC = Q 4000 BEP 2000 Π = 25Q Q

139 Fungsi Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan KUANTITAS Q TOTAL BIAYA C HARGA JUAL P Tentukan, fungsi Biaya C, Penerimaan R, Keuntungan π, BEP, dan Gambar grafiknya

140 jawab GRAFIK FUNGSI TC,Π,TR TR = 25 Q TC = Q 5000 BEP 3000 Π = 15Q Q

141 FUNGSI PENDAPATAN, CONSUMSI DAN TABUNGAN BERIKUT INI DATA PENDAPATAN, CONSUMSI DAN TABUNGAN SUATU NEGARA DENGAN SATUAN MATA UANG TERTENTU. TENTUKAN: A. FUNGSI CONSUMSI C = c o + cy B. FUNGSI TABUNGAN S = s o + sy C. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL Y E DAN GAMBAR GRAFIK

142 HUBUNGAN c DAN s, SERTA c 0 DAN s 0 Y = C + S 1 = c + s, sehingga s = 1-c c = C/ Y disebut marginal propencity to consum (MPC) dan s = S/ Y, disebut marginal propencity to save C = perubahan konsumsi C akibat perubahan pendapatan Y S = perubahan Tabungan S akibat perubahan pendapatan Y c 0 adalah consumsi pada saat Y = 0, s 0 adalah tabungan pada saat Y = 0, jadi s 0 = - c 0 Contoh: Jika Consumsi C = Y, maka Tabugan S = Y

143 Pendapatan Y Consumsi C Tabungan S C, Y, S Y=Y C = Y E 120 S = 0.6Y Ye = Y -120

144 P P2 P 2 = a(q+1) 2 + 1, P = 2 untuk Q = 0 P 2 = Q 2 + 2Q Pe 2 1 Qe 12 GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN P1 DAN FUNGSI PENAWARAN P2 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : a. FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN b. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS P1 Q P1 = 12 - Q P1 = P2 Q 2 + 2Q + 2 = 12-Q Q 2 +3Q-10 = 0 (Q+5)(Q-2) = 0 Qe = 2, Pe = 10

145 Perpotongan Parabola Dengan Pe -1/2 P /4 P2 Qe P1 Parabola GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN P1 DAN FUNGSI PENAWARAN P2 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : a. FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN b. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS P1 = a(q+1) ; Q = 0, P = 13 P2 = a(q+1/2) 2 + 3/4; Q = 0, P = 1 Q

146 Q Q1=a(P+1)2-2 Q1=P 2 +2P-1 9 Qe GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN Q2 DAN FUNGSI PENAWARAN Q1 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : a. FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN b. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS Pe Q2 = 9 P 2 P Q1 = Q2 P 2 + 2P -1 = 9 P 2 2P 2 + 2P -10 = 0 P 2 + P 5 = 0

147 PAJAK DAN SUBSIDI PAJAK DAN SUBSIDI MERUPAKAN KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH PAJAK DAN SUBSIDI AKAN MENGUBAH FUNGSI PENAWARAN JIKA FUNGSI PENAWARAN SEBELUM PAJAK DAN SUBSIDI Qs = F(P), MAKA: a. setelah pajak t per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Qst = F(P-t) b. setelah subsidi s per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Qss = F(P+s) JIKA FUNGSI PENAWARAN Ps = G(Q), MAKA: a. setelah pajak t per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Pst = G(Q) + t b. setelah subsidi s per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Pss = G(Q)-s

148 Qs = 2P 10, JADI Q = F(P) t = 2, Qst = 2(P-2) -10 = 2P 14 s = 1, Qss = 2(P+1) 10 = 2P 8 Ps = 5 + 3Q, P = G(Q) t = 2, Pst = 5+3Q+2 = 7 + 3Q s = 1, Pss = 5 +3Q-1 = 4 + 3Q

149 GAMBAR PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP FUNGSI PENAWARAN Qst = F(P-t) P Qs = F(P) Pet Pe Pes t s Qss = F(P+s) Qet Qe Qes Qd = G(P) Q

150 PAJAK TANGGUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN Pajak ditanggung Konsumen Qst = F(P-t) Pajak ditanggung Produsen Pet Pe P Qs = F(P) t = Pet-Po P 0 Qet Qe Qd = G(P) Q

151 SUBSIDI KONSUMEN DAN PRODUSEN SUBSIDI KONSUMEN P P1 Pe Pes SUBSIDI PRODUSEN s = P1-Pes Qs = F(P) Qss = F(P+s) Qe Qes Qd = G(P) Q

152 SOAL Diketahui fungsi permintaan suatu barang Qd=8-0.5P, dan fungsi penawaran Qs=-2+P, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila pajak t = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum pajak b. Titik keseimbangan setelah pajak c. Gambar grafik, dan tentukan pajak yang ditanggung produsen dan konsumen

153 Keseimbangan Harga Pe dan Kuantitas Qe sebelum pajak (Qe,Pe) Qd = Qs P = -2 + P 1.5 P = 10 Pe = 10/1.5 = 20/3 Qe = 14/3

154 Fungsi penawaran setelah pajak t = 2 Q st = -2 + (P 2) = -4 + P Keseimbangan harga setelah pajak P st dan kuantitas setelah pajak Q st adalah: (Q et,p et ) Q st = Q d -4 + P = 8 0.5P P et = 8, Q et = 4

155 PAJAK TANGGUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN Pkon= 4 (8-20/3) = 16/3 Pajak ditanggung Konsumen Qst = -4 + P Pajak ditanggung Produsen 8 20/3 P Qs = -2 + P t = 8-6 = /3 Qd = 8-0.5P Q Pprod = 4(20/3 6) = 8/3

156 LATIHAN SOAL Diketahui fungsi permintaan suatu barang P=20-0.5Q, dan fungsi penawaran P= Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila subsidi s = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum subsidi b. Titik keseimbangan setelah subsidi c. Gambar grafik, dan tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan konsumen

157 Keseimbangan Harga Pe dan Kuantitas Qe sebelum subsidi (Qe,Pe) Pd = Ps Q = Q 3Q = 16 Qe = 16/3 Pe = 52/3

158 Fungsi penawaran setelah subsidi s = 2 P ss = Q - 2 = Q Keseimbangan harga setelah subsidi P ss dan kuantitas setelah subsidi Q ss adalah: (Q es,p es ) P ss = P d Q = Q Q es = 18/3=6, P es = 17

159 SUBSIDI KONSUMEN DAN PRODUSEN SUBSIDI KONSUMEN P 19 52/3 17 SUBSIDI PRODUSEN Ps =4+2.5Q Pss = 2+2.5Q Sprod. = 6(19-52/3) 16/3 6 Pd = Q Q Skon. = 6(52/3-17)

160 SOAL 1. Sebuah komoditi mempunyai perilaku permintaan dan penawaran sebagai berikut; jika harganya Rp.5.000,- perusahaan akan menawarkan 300 unit, dan permintaan barangnya 500 unit, sedangkan jika harganya naik menjadi Rp.6.000,- perusahaan menawarkan sebanyak 600 unit dan permintaannya menjadi 350 unit. Buatlah persamaan permintaan & penawarannya. Tentukan Keseimbangan harga dan kuantitasnya Jika pajak yang ditarik pemerintah Rp. 300,- per unit tentukan pajak yang ditanggung produsen dan ditanggung konsumen Gambar grafiknya Jika pada kasus di atas pemerintah memberikan susidi Rp 200,- per unit yang terjual tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan juga konsumen Gambar grafiknya 2. Sebuah negara mempunyai komponen pendapatan nasional sebagai berikut; apabila pendapatan negara tersebut tidak ada maka konsumsi 700, sedangkan untuk setiap kenaikan satu satuan pendapatan, maka 90 % digunakan untuk konsumsi, Tentukan fungsi konsumsi dan tabungannya Gambarkan fungsi konsumsi dan tabungan tersebut Tentukan keseimbangan pendapatan nasional

161 soal 3. Fungsi permintaan Qd = 26 P 2 dan fungsi penawaran Qs = P 2 + 2P 14 Tentukan keseimbangan harga dan kuantitas (Qe;Pe) dan gambar grafiknya 4. Diketahui fungsi permintaan suatu barang Pd=12-2Q, dan fungsi penawaran Ps=3+Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila pajak t = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum pajak b. Titik keseimbangan setelah pajak c. Gambar grafik, dan tentukan pajak yang ditanggung produsen dan konsumen

162 5. Diketahui fungsi permintaan suatu barang P=10-0.5Q, dan fungsi penawaran P=4 + 2Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila subsidi s = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum subsidi b. Titik keseimbangan setelah subsidi c. Gambar grafik, dan tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan konsumen

163 6. Cari titik keseimbangan fungsi permintaan berikut : 2P=34-3Q dan fungsi penawaran Q = 2P-2 dalam (Q ; P), dan gambar grafik 7. Jika fungsi permintaan 3P + 2Q = 27 cari jumlah penerimaan R maksimum, jika R = PQ, Gambar fungsi permintaan Qd dan R

164 BARISAN DAN DERET

165 PENDAHULUAN Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan dan aturan tertentu. Bilanganbilangan yang tersusun tersebut dikatakan suku dari barisan. Perubahan teratur dari suku-suku secara berurutan tersebut ditentukan oleh suatu ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu.

166 BARISAN ARITHMATIKA DAN GEOMETRI Apabila barisan bilangan mempunyai tambahan bilangan yang besarannya tetap untuk dua suku berurutan, maka disebut barisan arithmatika, sedangkan untuk barisan yang mempunyai kelipatan bilangan tetap antara dua suku berurutan disebut barisan geometri.

167 FINITE DAN INFINITE Berdasarkan banyaknya suku dari barisan, maka barisan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu; barisan tertentu (finite) adalah barisan yang sukusukunya terbatas, dan barisan tak tentu (infinite) adalah barisan yang sukusukunya tak terbatas.

168 DERET Deret (series) adalah jumlahan suku-suku dalam barisan, sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu deret arithmatika (deret hitung) dan deret geometri (deret ukur). Dari banyak suku, deret geometri juga digolongkan manjadi deret geometri hingga (finite geometric series) dan deret geometri tak-hingga (infinite geometric series).

169 BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA Barisan arithmatika adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu, misalnya : 2, 4, 6, 8, 10,.. Tiap suku pada barisan di atas mempunyai beda yang sama dengan suku sebelumnya, yaitu sebesar 2. Hubungan bilangan pada suku barisan dengan suku pertama dapat dijelaskan sebagai berikut : U1 = 2 U2 = = U =4 U3 = U2 + 2 = U = U1 + 2(2) = 6 U4 = U3+2=U1+3(2)=8 U5 = U4+2=U1+4(2)=10

170 BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA Seterusnya dapat ditentukan suku ke i+1 adalah suku ke i ditambah 2, yaitu U i+1 = Ui + 2. Terlihat bahwa beda antara dua suku berurutan adalah sama (konstan). Barisan seperti ini disebut barisan arithmatika. Secara umum apabila setiap suku barisan arithmetika dapat ditulis sebagai berikut : U1, U2, U3, U4, U5,..,Un maka hubungan yang dapat dijelaskan adalah; U2 = U1 + b U3 = U1 + 2b U4 = U1 + 3b.. Un = U1 + (n-1)b, merupakan suku ke-n dengan b adalah beda antara dua suku berurutan.

171 BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA Contoh 1. Tentukan suku ke-15 dari barisan arithmatika; 7, 10, 13, 16,.. Penyelesaian; Suku pertama U1 = 7 dan beda b = 10-7 = 3. Dengan menggunakan rumus Un = U1 + (n-1)b, maka; U15 = 7 + (15-1)3 = = 49.

172 Contoh 2. Tentukan suku ke-20 dari barisan arithmatika jika diketahui suku ke-5 = 17 dan suku ke-8= 26. Penyelesaian ; Suku ke-5 = 17 ditulis U5 = 17 artinya 17 = U1 + 4b Suku ke-8 = 26 ditulis U8 = 26 artinya 26 = U1 + 7b Jika kedua persamaan di atas diselesaikan diperoleh beda b = 3 dan suku pertama U1 = 5, sehingga suku ke-20 dari barisan ini adalah; U20 = U b = (3) = = 62

173 DERET ARITHMETIKA Deret arithmetika adalah jumlah dari suku-suku dalam suatu barisan arithmatika, bentuk umumnya adalah; S n = U 1 + U 2 + U 3 + U 4 + U U n, atau jika digunakan beda b dan suku pertama U 1, Maka Sn dapat ditulis ; S n = U 1 + (U 1 +b)+ (U 1 +2b) +(U 1 +3b) +(U 1 +4b) + +(U 1 +(n-1)b) Jika U 1 diganti dengan simbol a (sering digunakan), maka deret tersebut dapat ditulis ; S n = a + (a+b)+ (a+2b) +(a+3b) +(a+4b) + +(a+(n-1)b) Nilai dari S n dapat ditentukan sebagai berikut ; S n = a +(a+b) + +(a+(n-3)b)+ (a+(n-2)b)+ (a+(n- 1)b) S n =(a+(n-1)b)+(a+(n-2)b)+...+ (a+2b) + (a+b) + a

174 S n = a +(a+b) +...+(a+(n-3)b)+ (a+(n-2b)+ (a+(n-1)b) S n =(a+(n-1)b)+(a+(n-2)b)+...+ (a+2b) + (a+b) + a + 2Sn = (2a + (n-1)b)+ (2a+(n-1)b) (2a+(n-1)b) 2Sn = n (2a + (n-1)b) Sn = n/2(2a + (n-1)b) atau Sn = n/2 (U1 + Un)

175 BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA Contoh 1 ; Carilah jumlah 15 suku pertama dari barisan arithmatika ; 13, 18, 23, 28,. Penyelesaian; Pada kasus ini dapat diidentifikasi ; a = 13 b = 5 dan n = 15, jadi S 15 = 15/2(26 + (15-1)5) = 720

176 BARISAN DAN DERET GEOMETRI Barisan geometri adalah barisan dengan rasio antara dua suku berurutan (r) sama Bentuk umum : a, ar, ar 2, ar 3, ar 4,..., ar n-1 Deret geometri adalah jumlah dari suku-suku dalam suatu barisan geometri, yaitu; S n = a + ar +ar 2 + ar 3 + ar 4 + +ar n-1 r = ar/a = U2/U1 disebut rasio antara dua suku berurutan, dan a = suku pertama Nilai dari S n diperoleh sebagai berikut ;

177 Sn = a + ar +ar 2 + ar 3 + ar ar n-1 rsn = ar +ar 2 + ar 3 + ar 4 + +ar n-1 + ar n - Sn- rsn = a - ar n (1-r)Sn = a ar n = a(1 - r n ) Sn = a (1 r n )/(1-r), untuk r < 1; dan ditulis : Sn = a (r n - 1)/(r 1), untuk r > 1

178 BARISAN DAN DERET GEOMETRI Contoh 3. Dengan adanya undang-undang tentang dampak lingkungan, maka perusahaan Hatsam menyisihkan dananya untuk mengawasi polusi udara disekitar pabriknya pada tahun pertama (2003) sebesar Rp ,- dan meningkat 15% setiap tahun berikutnya. Apabila komitmen ini tidak berubah berapakah dana yang harus disiapkan pada awal tahun 2008? Jawaban : Dalam kasus ini diketahui ; a = , r = = 1.15, dan n = 6 Jadi suku ke-6 U6 = (1.15) 5, = ; sehingga dana yang harus disediakan pada tahun 2008 sebesar Rp ,-

179 DERET DALAM HITUNGAN KEUANGAN

180 Hitung Keuangan Bunga Tunggal Bunga Majemuk Anuitas

181 1. Bunga Tunggal Bunga adalah Selisih jumlah nominal uang yang dipinjam dan jumlah yang dikembalikan. Bunga pinjaman merupakan beban ganti rugi bagi peminjam. Hal ini disebabkan peminjam menggunakan uang pinjaman tersebut untuk usaha. Besarnya bunga dipengaruhi oleh besar uang yang dipinjam, jangka waktu peminjaman, dan tingkat suku bunga (persentase). Bunga tunggal adalah besarnya bunga sebagai jasa peminjaman yang dibayarkan tetap untuk setiap periode

182 Misalkan uang sebesar Rp ,00 dibungakan atas dasar bunga tunggal dengan tingkat suku bunga 10% per bulan. Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan pertama: Rp , % Rp ,00 = Rp ,00 (1 +10%) Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan kedua: Rp , % Rp , % Rp ,00 = Rp ,00 ( %) Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ketiga: Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,00 = Rp , 00 ( %) Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ke-t: Rp , % Rp , % Rp ,00 = Rp ,00 ( 1+ t 10%)

183 Secara umum, dapat kita katakan sebagai berikut. B = M t i o M t = M o(1 + t i) Keterangan : M = modal t B o Mt = periode waktu dengan tingkat suku bunga i = bunga = besar modal akhir periode t

184 Contoh 1: Koperasi Jatra Lestari memberikan pinjaman kepada anggotanya atas dasar bunga tunggal sebesar 2% per bulan. Jika seorang anggota meminjam modal sebesar Rp ,00 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun, tentukan a. besar bunga setiap bulannya; b. besar uang yang harus dikembalikan sesuai jangka waktu yang ditentukan. Jawab: Besar bunga dihitung setiap bulan. Diketahui r = 2%, M o = Rp ,00, dan t = 12 bulan. a. Besar bunga setiap bulan adalah B = M o 1 r = Rp ,00 1 2% = Rp60.000,00

185 b. Besar uang yang harus dikembalikan sesuai jangka 12 bulan adalah M = M (1 + t r) t o M 12 = Rp ,00( %) = Rp ,00(1,24) = Rp ,00

PENGERTIAN FUNGSI. ATURAN : setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B. tidak boleh membentuk cabang seperti ini.

PENGERTIAN FUNGSI. ATURAN : setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B. tidak boleh membentuk cabang seperti ini. FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. ATURAN : setiap anggota A harus

Lebih terperinci

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Definisi : Fungsi f : A B adalah suatu aturan yang mengaitkan (memadankan) setiap dengan tepat satu A y B Notasi

Lebih terperinci

6/28/2016 al muiz

6/28/2016 al muiz 6/28/2016 al muiz 2013 1 Unsur-unsur dalam model matematis Varia bel Kons tanta Para meter Unsur model matematis 6/28/2016 al muiz 2013 2 Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, misalnya sesuatu

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3.1 Pengertian Relasi Misalkan A dan B suatu himpunan. anggota A dikaitkan dengan anggota B berdasarkan suatu hubungan tertentu maka diperoleh suatu relasi dari A ke B. : A = {1,

Lebih terperinci

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. BAB 1 HIMPUNAN 1 DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 FUNGSI

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 FUNGSI MATEMATIKA INFORMATIKA 2 FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan tak kosong. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. ATURAN

Lebih terperinci

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier MINGGU 4 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Umum : Hubungan dan : 1. Hubungan 2. a. Pengertian fungsi b. Jenis-jenis fungsi c. Diagram fungsi d. Pengertian fungsi linier e. Penggambaran

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers Komposisi fungsi dan invers fungsi mempelajari Fungsi komposisi menentukan Fungsi invers terdiri dari Syarat dan aturan fungsi yang dapat dikomposisikan Nilai fungsi komposisi dan pembentuknya Syarat agar

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Mendeskripsikan Himpunan

Mendeskripsikan Himpunan BASIC STRUCTURE 2.1 SETS Himpunan Himpunan adalah koleksi tak terurut dari obyek, yang disebut anggota himpunan Notasi. a A : a adalah anggota himpunan A a A : a bukan anggota himpunan A Contoh 1. Himpunan

Lebih terperinci

Mendeskripsikan Himpunan

Mendeskripsikan Himpunan BASIC STRUCTURE 2.1 SETS Himpunan Himpunan adalah koleksi tak terurut dari obyek, yang disebut anggota himpunan Notasi. a A : a adalah anggota himpunan A a A : a bukan anggota himpunan A Contoh 1. Himpunan

Lebih terperinci

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma HIMPUNAN MATEMATIKA Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma Ruang Lingkup Pengertian Himpunan Notasi Himpunan Cara menyatakan Himpunan Macam Himpunan Diagram Venn Operasi Himpunan dan Sifat-sifatnya

Lebih terperinci

atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1

atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1 i. Fungsi kuadrat - Penyelesaian fungsi kuadrat dengan pemfaktoran Fungsi kuadrat adalah fungsi polinomial yang mempunyai derajad dua dan mempunyai bentuk umum : y= f(x) = a 2 x 2 + a 1 x + a 0 atau y=

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan HIMPUNAN A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (185-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang diperhatikan,

Lebih terperinci

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning Modul ke: 01 Pusat Matematika Ekonomi Himpunan dan Bilangan Bahan Ajar dan E-learning MAFIZATUN NURHAYATI, SE.MM. 08159122650 mafiz_69@yahoo.com Selamat Datang di Perkuliahan MATEMATIKA EKONOMI 2 BUKU

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi. BAB PENDAHULUAN Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi Himpunan Real Ada beberapa notasi himpunan yang sering digunakan dalam Analisis () merupakan

Lebih terperinci

Teori Dasar Fungsi. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Teori Dasar Fungsi. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo 1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo December 27, 2012 PENGERTIAN DASAR Denition Misalkan A dan B himpunan. Sebuah fungsi f dari A ke B ditulis f : A B adalah aturan

Lebih terperinci

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI / Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 08125218506 / 082334051234 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Frank Ayres J. R., Calculus, Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company.

Lebih terperinci

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 0/0. Akar-akar persamaan kuadrat x +ax - 40 adalah p dan q. Jika p - pq + q 8a, maka nilai a... A. -8 B. -4 C. 4 D. 6 E. 8 BAB III Persamaan

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Teori Himpunan 2011 Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. -

Lebih terperinci

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, fungsi f dari A ke B; f : A B atau A f B adalah cara pengawanan anggota A dengan anggota B yang memenuhi aturan setiap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

PENDAHULUAN. 1. Himpunan PENDAHULUAN 1. Himpunan Definisi 1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Suatu himpunan biasanya

Lebih terperinci

Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta 1 RELASI Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. 2 RELASI Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana MATEMATIKA BISNIS I M Riza Radyanto, S.T, M.T Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana 2013 BAB I FUNGSI Pengetahuan dan pemahaman akan konsep fungsi baik berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan dalam

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

BAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A

BAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A BAB 3 FUNGSI 1. Pengertian Fungsi Fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap objek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan kedua.

Lebih terperinci

FUNGSI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

FUNGSI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 FUNGSI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 PENGERTIAN FUNGSI A disebut daerah asal (domain) dari f dan B disebut daerah hasil (Kodomain) dari f. Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi. A Fungsi

Lebih terperinci

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. Markaban, M.Si. Widyaiswara PPPG

Lebih terperinci

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint

Lebih terperinci

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi 5 F U N G S I Pemahaman tentang konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari ilmu ekonomi, mengingat kajian ekonomi banyak bekerja dengan fungsi. Fungsi dalam matematika menyatakan suatu hubungan formal

Lebih terperinci

1 P E N D A H U L U A N

1 P E N D A H U L U A N 1 P E N D A H U L U A N 1.1.Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdefenisi dengan baik (well defined). Artinya bahwa untuk sebarang objek x yang diberikan, maka kita selalu akan dapat

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIKNYA KULIAH-4. Hadi Hermansyah,S.Si., M.Si. Politeknik Negeri Balikpapan PERTIDAKSAMAAN

FUNGSI DAN GRAFIKNYA KULIAH-4. Hadi Hermansyah,S.Si., M.Si. Politeknik Negeri Balikpapan PERTIDAKSAMAAN KULIAH-4 Modul Pembelajaran Matematika Kelas X semester 1 Modul Pembelajaran Matematika Kelas X semester 1 FUNGSI DAN GRAFIKNYA PERTIDAKSAMAAN Hadi Hermansyah,S.Si., M.Si. Politeknik Negeri Balikpapan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan Enumerasi Simbol-simbol Baku Notasi

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline

Lebih terperinci

Silabus. Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL

Silabus. Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL Silabus Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL Sandar Kompetensi:. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma Kompetensi

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

Matematika

Matematika dan D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Definisi Suatu fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap objek x dalam satu himpunan, yang disebut domain, dengan sebuah

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H MATEMATIKA EKONOMI 1 Oleh : Muhammad Imron H UNIVERSITAS GUNADARMA 015 Universitas Gunadarma Halaman BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur,

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716 MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716 N0 TOPIK FUNGSI 2.1 DEFINISI FUNGSI 2.2 DAERAH DEFINISI DAN DAERAH HASIL 2.3 JENIS-JENIS FUNGSI 2.4 OPERASI ALJABAR FUNGSI 2.5 FUNGSI GENAP, GANJIL,

Lebih terperinci

Pengertian Himpunan. a. kumpulan makanan lezat b. kumpulan batu-batu besar c. kumpulan lukisan indah. 1. Kumpulan yang bukan merupakan himpunan

Pengertian Himpunan. a. kumpulan makanan lezat b. kumpulan batu-batu besar c. kumpulan lukisan indah. 1. Kumpulan yang bukan merupakan himpunan Pengertian Himpunan Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya

Lebih terperinci

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Himpunan I PENDAHULUAN Himpunan merupakan suatu konsep mendasar dalam semua cabang ilmu matematika. Mengapa himpunan adalah hal yang sangat penting dalam matematika?, untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

Aljabar 1. Modul 1 PENDAHULUAN

Aljabar 1. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Aljabar 1 Drs. H. Karso, M.Pd. PENDAHULUAN M odul yang sekarang Anda pelajari adalah modul yang pertama dari mata kuliah Materi Kurikuler Matematika SMA. Materi-materi yang disajikan dalam modul

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 0 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : XII KELOMPOK : TEKNOLOGI, PERTANIAN DAN KESEHATAN BENTUK & JMl : PILIHAN GANDA = 35 DAN URAIAN = 5 WAKTU :

Lebih terperinci

FUNGSI. Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B.

FUNGSI. Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B. FUNGSI Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B. FUNGSI KOMPOSISI Daerah asal alami f : A B adalah semua unsur

Lebih terperinci

SRI REDJEKI KALKULUS I

SRI REDJEKI KALKULUS I SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012 MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS KELAS / SEMESTER : X / 1 STANDAR : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil KODE : D.9 : 44 x 45 menit 1. Menerapkan operasi pada bilangan riil Dua atau lebih bilangan bulat

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan

Lebih terperinci

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 HIMPUNAN DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMK adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA BAHAN AJAR FUNGSI LINIER & KUADRAT SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB FUNGSI A. FUNGSI DAN RELASI Topik penting yang

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 120 menit Kelas : XII IPA Penyusun Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi No Soal Menggunakan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1 GAMBARAN UMUM Pada ujian nasional tahun pelajaran 006/007, bentuk tes Matematika tingkat berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, sebanyak 0 soal dengan alokasi waktu 0 menit. Acuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 FUNGSI. f : x y

BAB 3 FUNGSI. f : x y . Hubungan Relasi dengan Fungsi FUNGSI Relasi dari himpunan P ke himpunan Q disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur pada himpunan P berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur pada

Lebih terperinci

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351) I. Aljabar Himpunan Aljabar Himpunan Dalam bab ini kita akan menyajikan latar belakang yang diperlukan untuk mempelajari analisis riil. Dua alat utama analisis riil, yakni aljabar himpunan dan fungsi,

Lebih terperinci

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan HIMPUNAN A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (185-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang diperhatikan,

Lebih terperinci

Matematika

Matematika Fungsi dan D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Fungsi Definisi Suatu fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap objek x dalam satu himpunan, yang disebut domain,

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,

Lebih terperinci

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB Matematika Komputasional Himpunan Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa.

Lebih terperinci

BILANGAN MODUL PERKULIAHAN

BILANGAN MODUL PERKULIAHAN MODUL PERKULIAHAN BILANGAN Sistem bilangan real Operasi pada bilangan bulat Operasi pada bilangan pecahan Sifat-sifat bilangan berpangkat Operasi bilangan berpangkat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS Sesi 1 ini akan membahas manfaat dari mempelajari Matematika Bisnis dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perekonomian

MATEMATIKA BISNIS Sesi 1 ini akan membahas manfaat dari mempelajari Matematika Bisnis dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perekonomian Modul ke: MATEMATIKA BISNIS Sesi 1 ini akan membahas manfaat dari mempelajari Matematika Bisnis dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perekonomian Fakultas EKONOMI BISNIS Sri Purwaningsih,SE.,M.Ak

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : Matematika TUJUAN : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : MATEMATIKA TUJUAN : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1. I. HIMPUNAN 1.1 Pengertian Himpunan 1.2 Macam-macam Himpunan 1.3 Relasi Antar Himpunan 1.4 Diagram Himpunan 1.5 Operasi pada Himpunan 1.6 Aljabar Himpunan Pengertian Himpunan 1. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2011 0 KATA PENGANTAR Aljabar abstrak

Lebih terperinci

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II MAT 60 DASAR MATEMATIKA II Disusun Oleh: Dr. St. Budi Waluya, M. Sc Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes 1 HIMPUNAN 1. Notasi Himpunan. Relasi Himpunan 3. Operasi Himpunan A B : A B

Lebih terperinci

Pengantar Analisis Real

Pengantar Analisis Real Modul Pengantar Analisis Real Dr Endang Cahya, MA, MSi P PENDAHULUAN ada Modul ini disajikan beberapa topik pengantar mata kuliah Analisis Real, yang terbagi dalam beberapa kegiatan belajar yang harus

Lebih terperinci

Cermat : Modul dan LKS Mat. Teknik Tk. 2 Sm. 3 0

Cermat : Modul dan LKS Mat. Teknik Tk. 2 Sm. 3 0 XI Cermat : Modul dan LKS Mat. Teknik Tk. Sm. 0 CERMAT Cerdas Matematika MODUL DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI TINGKAT XI SEMESTER GASAL Disusun oleh : Dirwanto

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 006/007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA M A T E M A T I K A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI

PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan setiap X anggota A dengan tepat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 014/015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI BAB I Barisan dan Deret... BAB II Fungsi... 10 BAB III

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN File asli diunduh di 8-Spensasi.blogspot.com BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol

Lebih terperinci

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Standar Kompetensi BAB 5 TEOREMA SISA Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013 Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 013 LOGIKA MATEMATIKA p siswa rajin belajar ; q mendapat nilai yang baik r siswa tidak mengikuti kegiatan remedial ~ r siswa mengikut kegiatan remedial Premis

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB Penyusun : Team MGMP Matematika JENJANG : SMA SMA DKI Jakarta KURIKULUM : Kurikulum 2013 No Urut Kompetensi Dasar Bahan Kls/Smt Materi

Lebih terperinci