Disusun Oleh : Billy Santoso Dewanda ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun Oleh : Billy Santoso Dewanda ( )"

Transkripsi

1 Identifikasi Model Mesin secara Eksperimental dengan Masukan SudutPengapian dan Durasi Injeksi Bahan Bakar pada Mesin Mitsubishi 4g63 Disusun Oleh : Billy Santoso Dewanda ( ) Pembimbing : Ir. Rushdianto Effendi, MT Ir. Ali Fatoni, MT

2 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN SISTEM PEMODELAN DAN PENGUJIAN KESIMPULAN

3 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Batasan Permasalahan Tujuan

4 LATAR BELAKANG Permasalahan Batasan Masalah Tujuan

5 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab ini dibahas mengenai perancangan sistem secara detail meliputi plant yang digunakan, perancangan hardware antara lain rangkaian elektronik, konfigurasi sensor, dan penggabungan elemen-elemen pembangun sistem. Perancangan software pada software Code Vision untuk pembacaan data sensor, pemrograman pada software LABVIEW 7.5 untuk komunikasi data mesin dengan komputer serta perancangan proses identifikasi pada plant dengan menggunakan Simulink dan Matlab Mitsubishi 4g63 DOHC Plant yang digunakan dalam penelitian ini adalah spark ignition engine mitsubishi 4g63 seperti yang ditunjukan Gambar 3.1 dengan spesifikasi sebagai berikut. Nomor Mesin : 4G63 Tipe Mesin : In-line OHV, DOHC Jumlah silinder : 4 Jenis Bahan Bakar : Premium Produk PT.Pertamina(Persero) Displacement :1,997 liter Cylinder Bore (mm) : 85 Piston stroke (mm) : 88 Perbandingan Kompresi : 7,8 atau 9 Gambar 3.1 Mesin Mitsubishi Eterna 4G63 21

6 Plant digunakan sistem injeksi secara simultan yaitu sistem injeksi yang secara serentak memberikan bahan bakar bersama-sama pada waktu yang sama pada semua silinder. Bahan bakar biasa disemprotkan menggunakan injektor, yang dikendalikan oleh suatu mikrokontroler (sebagai kontroler) dan driver injektor (sebagai aktuator). Sedangkan untuk pengapiannya menggunakan sistem pengapian distributorless dimana sinyal kontrol pengapian dipicu langsung dari suatu mikrokontroler tanpa melalui komponen penditribusi sinyal (distributor). Untuk pembacaan dari sensorsensor, misalnya sensor kecepatan yang merupakan bagian penting dalam spark ignition engine, menggunakan satu sensor induktif yang terpasang pada cakram putaran mesin. Untuk pengolahan sinyal yang dihasilkan sensor induktif tersebut digunakan mikrokontroler dan sebuah rangkain f to v. Sedangkan untuk pembacaan sudut pengapian digunakan bantuan sensor CAS (Crank Angle Sensor) dan TDC (Top Dead Centre) yang hasil bacaannya dihitung dalam mikrokontroler. Pada saat identifiikasi plant dilakukan secara open loop dan sebelumnya dilakukan dilakukan pengkalibrasian untuk masingmasing sensor yang terpasang pada plant. Dengan memasangkan sensor-sensor dapat diketahui variabel-variabel terukur yang diperlukan dalam identifikasi plant. Data yang diambil dari plant antara lain: a) Kecepatan Mesin b) Tekanan intake manifold c) Bukaan celah idle speed valve 3.2. Perancangan Electronic Fuel Injection Sistem Electronic Fuel Injection (EFI) adalah sistem penyemprotan injeksi (bahan bakar) dengan menggunakan injektor yang dikontrol secara elektronik. Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bahan bakar adalah: bahan bakar yang ada pada tangki injeksi ditekan dengan menggunakan pompa bahan bakar agar dapat disemprotkan oleh injektor menuju ruang bakar, diagram sistem EFI dapat dilihat pada Gambar

7 Gambar 3.2. Komponen Penyusun Sistem Injeksi[3] Tangki Bahan bakar Tangki bahan bakar digunakan sebagai wadah penampung bahan bakar serta terdapat pompa dan filter didalamnya. Bentuk fisik tangki ditunjukan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Konstruksi Tangki Bahan Bakar[3] Pompa Bahan Bakar Listrik Pompa bahan bakar listrik digunakan untuk mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tinggi sehingga bisa diinjeksikan ke saluran masuk. rangkaian listrik pompa dihubungkan dengan sebuah relay 23

8 sehingga dapat aktif begitu mesin mesin dihidupkan. Model dari pompa bahan bakar ditunjukan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Pompa Bahan Bakar[3] Saringan/Filter Bahan bakar Filter berfungsi untuk menyaring kotoran yang ada pada bahan bakar, bila pemasangan saringan terbalik, secara fungsi pengaliran bahan bakar tidak mengganggu tapi fungsi saringan menjadi salah, karena kotoran kotoran yang disebabkan elemen saringan akan ikut ke dalam aliran bahan bakar. Gambar 3.5. Filter Bahan Bakar[3] Regulator Tekanan Regulator tekanan berungsi untuk menentukan tekanan dalam sistem aliran dan menyesuaikan tekanan injeksi dengan tekanan saluran masuk. Bila tekaan bahan bakar dari pompa bahan bakar listrik lebih besar dari tekanan pegas membran tertekan, saluran 24

9 pengembali terbuka dengan demikian tekanan bahan bakar pada pipa pembagi jadi konstan. Gambar 3.6. Regulator Tekanan[3] Elektromagnet Injektor Elektromagnet injektor terdiri dari belitan jangkar untuk menggerakkan dan memindahkan valve utama dari badan valve sehingga bahan bakar dapat mengalir menuju saluran intake. Gambar 3.7. Konstruksi Injektor[3]. Ketika tidak ada sinyal pada belitan jangkar, pegas pada valve akan menekan valve sehingga tidak ada bahan bakar yang mengalir melalui orifice injektor melalui saluran intake. Jika diberikan sinyal kontrol pada ujung-ujung selenoid akan mengalir arus pada belitan selenoid. Akibat arus yang mengalir pada belitan jangkar, pada injektor terjadi proses kenaikan valve, hal ini menyebabkan bahan bakar megalir melalui orifice menuju saluran intake. Sistem injeksi pada mesin dikendalikan oleh ECU dimana 25

10 waktu on dari injektor merepresentasikan banyaknya bahan bakar yang dialirkan menuju ruang bakar mesin. Selain itu saat penginjeksian ditentukan oleh sinyal dari sensor CAS (Crank Angle Sensor). Dengan mengatur lebar pulsa yang diberikan pada mesin kita dapat mengatur banykanya bahan bakar yang mengalir menuju ruang bakar. Pada mesin Mitsubishi 4g63 digunakan sistem injeksi yang simultan dimana bendun disemprotkan secara bersamaan. Waktu kapan bahan bakar disemprotkan tergantung dari sinyal CAS dan TDC dan bahan bakar disemprotkan bersamaan 4 kali dalam saty kali putaran. Siklus injeksi bahan bakar simultan ditunjukan pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Siklus Injeksi Bahan Bakar[10] Perancangan Distributorless Ignition System Sistem pengapian yang diadopsi oleh mesin mitsubishi 4g63 adalah sistem pengapian tanpa distributor atau Distributorless Ignition System (DIS). Sistem pengapian ini terdiri dari beberapa komponen penting yaitu, busi untuk memercikan bunga api, koil sebagai pengubah tegangan, dan power transistor yang merupakan rangkaian switching dan dikontrol langsung oleh ECU. Diagram sistem pengapian DIS, ditunjukan seperti Gambar

11 Gambar 3.9. Diagram Switching DIS[10] Koil Pengapian Fungsi dari koil pengapian seperti pada Gambar 3.10 adalah merubah arus listrik 12v yang di terima dari aki, menjadi tegangan tinggi (10 kilovolt atau lebih ) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi[11]. Pada koil pengapian,kumparan dan sekunder di gulung pada inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi electromagnet/induksi magnet listrik ( induksi sendiri dan induksi bersama). Gambar Koil Pengapian[11]. 27

12 Busi Busi Terhubung ke tegangan yang besarnya sekitar 10 kilo Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian. Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik dari gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi [11]. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir sehingga suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai K[11]. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Bentuk busi seperti ditunjukan pada Gambar Gambar Busi[11] PTU (Power Transistor Unit ) PTU atau biasa disebut igniter memiliki 2 fungsi dasar yaitu yang pertama untuk melakukan switching. Proses switching ini dikontrol oleh ECU sehingga dapat mensuplai dan memutuskan arus listrik yang menuju ke koil pengapian. Fungsi yang kedua untuk menghasilkan sinyal tacho setiap kali busi memercikan api atau setiap 120 º derajat poros engkol[11]. Berikut gambar yang menunjukan model dari PTU ditunjukan pada Gambar

13 Gambar PTU (Power Transistor Unit)[11]. 3.4 Kebutuhan Hardware Sistem Arsitektur pada spark ignition engine yang dibangun memiliki beberapa komponen yaitu plant berupa spark ignition engine, hardware untuk mengontrol mesin, dan software untuk monitoring dan pengambilan data mesin Perancangan ECU Engine Control Unit yang dibangun memiliki empat komponen penting antara lain mikrokontroler sebagai central processing unit, driver sistem pengapaian yang bekerja mengatur pengapian tiap silinder secara grouping dan driver sistem injeksi yang bekerja mengatur waktu injeksi pada keseluruhan silinder secara simultan, Rangkaian debounching yang berfungsi sebagai perangkat penghalus pembacaan sensor TDC dan CAS, dan driver motor stepper yang berfungsi sebagai pengatur pergerakan motor stepper yang digunakan sebagai pembuka dan penutup valve udara untuk kecepatan stasioner. a) Mikrokontroler Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega 8535 buatan Atmel beserta sistem minimum buatan Innovative Electronic. Modul mikrokontroler ini memiliki spesifikasi antara lain sebagai berikut: - Mikrokontroler ATMega 8535 yang memiliki flash memory sebesar 8KB dan 8 Channel ADC dengan resolusi 10 bit. - Mendukung varian mikrokontroler AVR 40 pin 29

14 - Memiliki jalur masukan keluaran hingga 35 pin - Terdapat External Brown Out Detector sebagai rangkaian reset. - Konfigurasi jumper untuk melakukan pemilihan beberapa model pengambilan tegangan referensi untuk tipe mikrokontroler AVR dengan internal ADC. - LED programming indicator - Frekuensi oscillator sebesar 4MHz - Tersedia jalur komunikasi serial UART RS-232 dengan konektor RJ Tersedia port untuk pemrograman secara In System Programming (ISP). - Tegangan masukan power supply 9-12 VDC dan keluaran tegangan sebesar 5 VDC. Model minimum system yang beredar di pasaran seperti Gambar Gambar 3.13 DT-AVR Low Cost Micro System beserta Mikrokontroler AVR ATMega 8535[12]. b) Driver Pengapian dan Injeksi Driver pengapian dan injeksi tergabung menjadi satu kesatuan modul yang kontrol oleh IC darlington array ULN2003. IC ini memiliki penguatan sebesar 1000 dan masukan serta keluaran sebanyak 7 buah. Driver ini mendapatkan masukan dari mikrokontroler berupa sinyal aksi kontrol injeksi dan pengapian. Keluaran dari IC ini digunakan untuk men-switch transistor IRF 740 yang berguna sebagai aksi switch on-off injector dan digunakan seb agai aksi switch on- 30

15 off power transistor unit yang selanjutnya untuk men-charge dan discharge koil. c) Debounching Rangkaian debounching ini berfungsi sebagai penghalus sinyal sensor TDC dan CAS akibat munculnya efek bounching (semacam ripple kecil pada bagian keadaan high). Efek bounching ini berakibat pada kesalahan pemberian keputusan waktu pengapian karena algoritma waktu pengapian yang menerapkan fasilitas interrupt sehingga sedikit bounch akan menimbulkan aksi pengapian. Efek bounching ini terjadi akibat interferensi tegangan tinggi dari koil menuju busi. Rangkaian ini bekerja dengan prinsip diode sebagai gerbang yang melewatkan sinyal high dan kapasitor sebagai penyimpan tegangan saat kondisi sinyal high serta IC Schmitt trigger yang berfungsi sebagai pembatas sinyal aktif dan tidak aktif. Dari perlakuan tersebut dapat diperoleh sinyal yang merepresentasikan sinyal sensor TDC dan CAS dengan keadaan sinyal lebih halus daripada sebelum memakai rangkaian debounching. d) Driver Motor Stepper Kecepatan Stasioner Driver motor stepper ini menggunakan IC ULN 2803 dengan karakteristik penguatan sebesar Terdapat empat buah masukan dan empat buah keluaran yang merepresentasikan langkah motor stepper Sensor Induktif Sensor induktif merupakan sensor yang bekerja sesuai dengan prinsip induksi, yaitu setiap perubahan flux magnet akan menginduksi EMF (Electromotive Force) dalam kumparan. Tegangan keluaran sensor ini berbentuk seperti gelombang sinus, sedangkan besar amplitudonya sesuai dengan besarnya perubahan flux yang terjadi. Banyaknya gelombang sinus yang keluar sesuai dengan banyaknya jumlah gigi pada gearbox mesin yaitu 106 gigi. Pada Gambar 3.14 menunjukkan prinsip kerja sensor induktif, sedangkan pada Gambar 3.15 menunjukkan sensor induktif yang telah banyak beredar di pasaran. 31

16 Gambar 3.14 Prinsip Kerja Sensor Induktif[13]. Untuk pengolahan secara digital, sensor ini tidak bisa digunakan secara langsung pada mikrokontroler, akan tetapi terlebih dahulu diubah besarannya yaitu dari frekuensi menjadi tegangan dengan menggunakan rangkaian Frequency to Voltage (F to V) menggunakan IC LM Spesifikasi rangkaian F to V: - Linieritas ± 0,3%. - Pembacaan 0,47 V mewakili 777 RPM. Gambar Sensor Induktif[13] Sensor TDC (Top Dead Center) dan CAS (Crank Angle Sensor ) Sensor ini merupakan sensor yang bekerja berdasarkan prinsip kerja optocoupler. Sensor TDC dan sensor CAS ini terletak pada satu hardware seperti pada Gambar Sensor TDC berfungsi sebagai penentu posisi piston 1 dan 4 atau 2 dan 3 ketika berada di puncak ruang bakar. Sensor CAS berfungsi sebagai penentu sudut crank. Komponen hardware ini terdiri dari dua hal yaitu bagian piringan dan bagian sensor. Pada Gambar 3.17 menunjukkan bagian dalam modul hardware sensor TDC dan CAS. Pada lubang bagian terluar digunakan sebagai sensor posisi sudut crank yaitu sepanjang sudut crank 75-5 derajat, sedangkan pada bagian dalam digunakan sebagai 32

17 sensor posisi TDC dimana terdiri dari dua macam lubang dengan panjang yang berbeda yaitu derajat (untuk lubang panjang Sebelum Titik Mati Atas (STMA) dan derajat (untuk lubang pendek) STMA. Gambar 3.16 Sensor TDC dan CAS[10]. Gambar 3.17 Bagian Pringan Dan Bagian Sensor[10] Sensor TPS (Throttle Position Sensor) Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pembagian tegangan dengan menggunakan perubahan resistansi. Sensor ini memiliki keluaran tegangan berkisar antara 0,04-4,87 Volt dengan perubahan sudut bukaan throttle antara 0-90 derajat. Pada Gambar 3.18 menunjukkan prinsip kerja sensor TPS, sedangkan pada 33

18 Gambar 3.19 menunjukkan produk sensor TPS yang ada di pasaran. Gambar 3.18 Prinsip Kerja Sensor TPS[14]. Gambar 3.19 Sensor TPS[14] Sensor MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor MAP merupakan sensor yang berguna untuk menghitung besarnya tekanan di dalam intake manifold. Sensor ini terdiri dari dua ruangan yang dipisahkan oleh membran tipis dengan elemen semikonduktor yang terintegrasi di dalam membran. Pada Gambar 3.20 terlihat bahwa ketika terjadi perubahan tekanan pada saluran vakum sensor maka membran akan terangkat, hal ini menjadikan perubahan karakteristik dari elemen semikonduktor yang telah diintegrasikan pada membran. Sensor ini dipasang pada saluran masuk antara ujung manifold dan throttle. Agar dapat diperoleh data tekanan dalam manifold maka sensor terlebih dahulu diberi tegangan referensi sebesar 5 Volt. Untuk tekanan udara pada intake manifold sama dengan tekanan atmosfer maka tegangan keluaran bernilai 3.6 Volt. Pada Gambar 3.21 merupakan contoh sensor MAP yang beredar dipasaran. 34

19 Gambar 3.20 Prinsip Kerja Sensor MAP[15]. Gambar 3.21 Sensor MAP[15] Perancangan Pengambilan Data Pengambilan data respon pada plant membutuhkan beberapa komponen hardware dan software, komponen-komponen hardware tersebut antara lain computer dan Advantech PCI card, sedangkan komponen software-nya menggunakan LABVIEW 7.5, Code Vision AVR, Simulink, dan Matlab. Arsitektur pengambilan data ditunjukan pada Gambar

20 Gambar 3.22 Arsitektur Pengambilan Data Mesin Komputer Komputer merupakan komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dalam membangun sistem pengaturan kecepatan stasioner pada mesin pengapian busi. Komputer dalam hal ini digunakan sebagai media pemrograman pada mikrokontroler serta sebagai media monitoring dan pengambilan data pada mesin. Komputer yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut. - Jenis : Personal Computer (PC) - Processor : Intel Celeron TM 2,80 GHz - RAM : DDR 512 MB - VGA : 64 MB, on board - Monitor : BenQ T52WA, 15 LCD Monitor Advantech PCI DAQ 1711 Card Agar proses monitoring antara komputer dengan plant dapat terjadi maka diperlukan peralatan antar muka sebagai akuisisi data pada plant. Peralatan antar muka tersebut adalah DAQ (Data Acquisition) PCI Card merek dagang Advantech dengan tipe 1711 seperti ditunjukan pada Gambar PCI Card ini berfungsi sebagai 36

21 pengubah sinyal analog ke sinyal digital dalam satuan Volt serta dapat berfungsi sebaliknya. Data yang telah diperoleh dari plant selanjutnya diproses oleh software yang ada dalam komputer. Gambar 3.23 Advantech 1711 DAQ PCI Card[14]. PCI Card ini menyediakan lima fasilitas pengukuran dan fungsi kontrol seperti konverter A/D 12 bit, konverter D/A, masukan digital, keluaran digital dan counter/timer yang dapat dihubungkan dengan komputer (PC). Kemampuan yang dimiliki oleh card PCI 1711[13]: - 16 masukan analog single ended atau 8 masukan analog differensial atau kombinasi bit konverter A/D dengan sampling rate sampai 100 KHz. - Programmable gain pada tiap saluran masukan - Automatic channel/gain scanning - On-board 4K samples FIFO buffer - 2 keluaran analog 12-bit - 16 masukan digital dan 16 keluaran digital - Pacer/counter yang dapat deprogram - Waktu konversi dari analog ke digital 8 us - Mendukung software Matlab dan Simulink Dalam penelitian ini diperlukan beberapa software sebagai penghubung antara data keluaran plant dengan pemroses data yaitu komputer. Software ini digunakan sebagai sistem monitoring dan pemberi setpoin pada plant serta digunakan sebagai media pemrograman mikrokontroler sebagai pengatur jalannya mesin. Software tersebut adalah LABVIEW 7.5 yang merupakan produk dari National Instrumens dan Code vision AVR 2.03 yang merupakan produk dari HP InfoTech. 37

22 3.5.3 LABVIEW 7.5 [16] LABVIEW kependekan dari Laboratory Virtual Instrumentation Engineering Workbench merupakan lingkungan platform dan pengembangan untuk suatu bahasa pemrograman visual dari National Instruments. Tujuan dari program tersebut adalah mengotomatisasi pengolahan dan penggunaan alat ukur dalam setiap percobaan laboratorium. LABVIEW 7.5 umumnya digunakan untuk akuisisi data, kontrol instrumen, dan otomasi industri pada berbagai platform termasuk Microsoft Windows, berbagai versi UNIX, Linux, dan Mac OS X. Dalam penelitian ini LABVIEW 7.5 digunakan bersama dengan PCI Card 1711 sebagai data akuisisi. Dalam penggunaannya terlebih dahulu ditambahkan fasilitas tambahan yang berasal dari Advantech berupa software tambahan untuk data akuisisi sehingga LabView dapat menerima data dari PCI Card 1711 Advantech. Dalam pemrograman pada LabView terdapat diagram blok dan panel depan. Panel depan berfungsi sebagai tampilan grafis sedangkan diagram blok berfungsi sebagai konfigurasi pengkabelan antar komponen LABVIEW 7.5. Pada panel depan diberikan empat buah tampilan grafik yang merepresentasikan tegangan sensor MAP, TPS, induktif, dan tegangan masukan bukaan motor stepper serta terdapat masukan dalam bentuk virtual knob yang berfungsi sebagai pemberi masukan pada motor stepper. Gambar 3.24 merupakan tampilan panel depan LABVIEW 7.5 sedangkan pada Gambar 3.25 merupakan tampilan diagram blok konfigurasi pengkabelan pada LABVIEW

23 Gambar Tampilan Panel Depan LABVIEW 7.5 Gambar Tampilan Diagram Blok Konfigurasi Pengkabelan Pada LABVIEW

24 3.5.4 Code Vision AVR Code Vision AVR merupakan Compiler bahasa C yang didesain untuk pemrograman mikrokontroler keluarga Atmel AVR. Code Vision AVR yang digunakan adalah versi Code Vision AVR memiliki fitur Automatic Program Generator yang dapat menyediakan kode inisialisasi fungsi yang akan digunakan seperti inisialisasi ADC, inisialisasi Timer, inisialisasi Port I/O, dan inisialisasi UART. Sehingga dengan adanya Automatic Program Generator ini pengguna cukup mengisikan program pada tempat yang telah disediakan diantara kode program yang telah dihasilkan. Selain itu Code Vision AVR juga menyediakan terminal yang digunakan untuk komunikasi data serial layaknya hyperterminal. Proses penanaman program ke mikrokontroler dapat dilakukan melalui kabel ISP (In-System Programmer) yang terhubung dengan Port Parallel komputer atau juga bisa melalui Port USB melalui bantuan program AVR Dude. Gambar 3.26 merupakan tampilan software Code Vision AVR versi Gambar Tampilan Code Vision AVR Simulink Simulink merupakan paket software yang terintegrasi dengan software Matlab yang digunaakn unutk modelling dan mensimulasikan identifikasi sistem. Dalam tugs akhir ini, Simulink 40

25 digunakan sebagai software dalam proses pemodelan data dan simulasi hasil pemodelan Perancangan Identifikasi MISO (Multiple Input Single Output) Kecepatan Mesin Mitsubishi 4g63 Proses identifikasi dilakukan dengan pemberian dua buah masukan yaitu sudut pengapian dan durasi injeksi bahan bakar pada plant mitsubishi, kemudian diamati kecepatan mesin yang dihasilkan dengan pemberian masukan tersebut.. Penggambaran proses identifikasi sistem ditunjukan pada Gambar 3.27 Sudut Pengapian (θ) Durasi injeksi bahan bakar PLANT Mitsubishi Kecepatan mesin (RPM) Gambar Diagram Blok Sistem MISO Variabel Masukan Seperti yang telah ditunjukan pada diagram blok identifikasi sistem, terdapat 2 masukan yang diberikan pada plant yaitu sudut pengapian (θ) dengan satuan derajat sebelum titik mati atas( deg STMA), dan durasi injeksi (σ) dengan satuan milisecond (ms). Masukan-masukan ini divariasikan melalui software LABVIEW 7.5 dalam bentuk tegangan, dari nilai tegangan ini kemudian dikonversi oleh mikrokontroler ke dalam satuan derajat dan ms Data Konversi Sudut Pengapian Masukan tegangan yang diberikan melalui software LABVIEW 7.5 dikonversikan kedalam bentuk sudut pengapian melalui mapping atau pemetaan yang diberikan di dalam mikrokontroler melalui software Code Vision AVR. Hasil pemetaan tegangan ke sudut pengapian ditunjukan pada Tabel

26 Tabel 3.1. Konversi Sudut Pengapian Volt Deg STMA 0,03 5 0, , , , ,5 30 1, , , , , , , ,82 70 Masukan sudut pengapian dibatasi minimal 5 dan maksimal 70, hal ini sesuai dengan batas kemampuan dari mesin yang digunakan Data Konversi Durasi Injeksi Bahan bakar Nilai durasi injeksi bahan bakar dimasukan melalui software LABVIEW 7.5, dalam bentuk tegangan dan diknversikan oleh mikrokontroler dalam bentuk waktu durasi. Konversi ini dihitung melalui Persamaan (3.1).... (3.1) Dimana y adalah nilai durasi injeksi dalam milidetiik dan x adalah nilai injeksi dalam tegangan. Nilai pemetaan konversi nilai durasi injeksi tegangan dan dalam ms ditunjukan pada Tabel 3.2. Data pada masukan durasi injeksi juga dibatasi pada batas maskimal dan minimal yang dapat digunakan pada mesin. 42

27 Tabel 3.2. Konversi Durasi Injeksi Volt milidetik 0,65 3,315 0,7 3,57 0,75 3,825 0,8 4,08 0,85 4,335 0,9 4,59 0,95 4, ,1 1,05 5,355 1,1 5,61 1,15 5,865 1,2 6,12 1,25 6,375 1,3 6, Variabel Keluaran Sedangkan keluaran yang diamati pada sistem ini adalah kecepatan putaran mesin. Nilai kecepatan mesin ini dibaca melalui sensor induktif dalam bentuk tegangan. kemudian akan dibandingkan dengan masukannya untuk mendapatkan model. 3.7 Pemodelan Gabungan Dalam pemodelan MISO, agar didapatkan hasil yang baik maka harus dicari terlebih dahulu hubungan SISO masing-masing masukan terhadap keluaran. Sehingga hasil akhir dari pemodelan MISO adalah penggabungan dari model SISO-nya. Seperti ditunjukan pada Gambar Durasi a. injeksi(volt) G i (s) Kecepatan mesin(volt) Sudut pengapian(volt) G p (s) Gambar Diagram Blok Model Gabungan 43

28 G i dan G p masing-masing menyatakan hubungan kecepatan putaran mesin dengan masukan durasi injeksi dan sudut pengapian. Masing masing model ini kemudian dicari berdasarkan prosedurprosedur tertentu untuk menjamin kevalidan dari proses identifikasi. Berikut prosedur dan tahap yang diperlukan untuk mendapatkan model SISO: Mendapatkan model SISO kecepatan mesin terhadap durasi injeksi (G i ) dibutuhkan langkah-langkah berikut: a). Masukan sudut pengapian dibuat tetap atau konstan pada nilai yang paling optimal, sedangkan masukan durasi injeksi dibuat bervariasi dalam rentang nilai minimal dan maksimalnya,. b).dilakukan identifikasi secara statis dengan masukan step injeksi untuk mendapatkan waktu respon (T r ) respon kecepatan. c). Melalui persamaan T s = T r / N, dengan N=6, didapatkan waktu sampling (T s ) untuk input PRBS injeksi. d). Dilakukan identifkasi dinamis denganmemberikan input PRBS injeksi dengan software LABVIEW 7.5 pada komponen injeksi. e). Data direkam sampai 1000 iterasi, data yang didapatkan adalah data input PRBS dan respon kecepatan yang keduanya diberikan dalam bentuk tegangan. f). Data di-import ke workspace Matlab dan dicari fungsi alih kontinyunya menggunakan ARX, dengan orde na=1, nb=1, nk=1 g).memvalidasi hasil pemodelan dengan memberikan masukan PRBS pada model, respon model dan riil dibandingkan dan dicari RMSE (Root Mean Square Error) h).dicari model kontinyu dengan kesalahan terkecil, maka model itu yang menjadi model SISO sistem masukan durasi injeksi. Mendapatkan model SISO kecepatan mesin terhadap sudut pengapian (G p ). Dilakukan prosedur yang sama dengan injeksi, tetapi dengan membuat nilai injeksi konstan pada nilai optimalnya, dan nilai dari sudut pengapian divariasikan kemudan diamati respon kecepatan mesin. 44

29 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah TUJUAN

30 TINJAUAN PUSTAKA Definisi SI engine Cara kerja SI engine EFI Sistem pengapian Distributorless ignition Engine Control Unit Injeksi simultan

31 DEFINISI SI ENGINE Cara Kerja SI Engine EFI Injeksi simultan Sistem Pengapian Distributorless ignition Engine control Unit

32 Definisi SI Engine CARA KERJA SI ENGINE EFI Injeksi simultan Sistem Pengapian Distributorless ignition Engine control Unit

33 Definisi SI Engine Cara Kerja SI Engine EFI Injeksi simultan Sistem Pengapian Distributorless ignition Engine control Unit

34 Definisi SI Engine Cara Kerja SI Engine EFI Injeksi simultan Sistem Pengapian Engine control Unit Distributorless ignition

35 Definisi SI Engine Cara Kerja SI Engine EFI Injeksi simultan Sistem pengapian Distributorless ignition Engine control Unit

36 Definisi SI Engine Cara Kerja SI Engine EFI Injeksi simultan Sistem Pengapian Distributorless Ignition Engine control Unit

37 Definisi SI Engine Cara Kerja SI Engine EFI Logika Fuzzy Kontroler Fuzzy Distributorless ignition Engine Control Unit

38 PERANCANGAN SISTEM Spesifikasi Mesin Sensor utama mesin Integrasi ECU ECU Aktuator Hardware Elektronik

39 SPESIFIKASI MESIN Sensor utama mesin Aktuator Hardware elektronik Integrasi ECU ECU

40 Spesifikasi mesin SENSOR UTAMA MESIN Aktuator Hardware elektronik Sensor induktif Digunakan untuk mengukur putaran mesin. Sinyal yang dihasilkan sesnor ini berbentuk sinus. TPS (Throttle Position Sensor) Digunakan untuk mengetahui posisi sudut bukaan throttle MAP (Manifold Absolute Pressure) Digunakan untuk mengukur tekanan udara absolut pada manifold TDC(Top Dead Center) dan CAS (Crank Angle Sensor) Digunakan untuk mengetahui posisi piston dan posisi sudut dari poros engkol Integrasi ECU ECU

41 Spesifikasi mesin Sensor utama mesin AKTUATOR Hardware elektronik Idle Speed Motor Control Digunakan untuk mengatur udara yang masuk ke manifold pada kondisi kecepatan idle (kondisi saat throttle valve menutup penuh) Coil dan Busi Digunakan untuk mengatur terjadinya pengapian Injektor Digunakan untuk mengatur banyak bahan bakar yang dikonsumsi dan waktu injeksinya Integrasi ECU ECU

42 Spesifikasi mesin Sensor Utama Mesin Aktuator HARDWARE ELEKTRONIK 1. Driver Injektor dan pengapian 2. Debouncing Integrasi ECU ECU

43 Spesifikasi mesin Sensor Utama Mesin Aktuator Hardware Elektronik TDC&C AS MAP Filter Analog/debou ncing Filter Analog A/D Converter Mikrokontroler (ATMega 8535) Driver Injektor Injektor Komunikasi Serial Tx/Rx Driver Pengapian Koil dan busi Komputer (monitoring) INTEGRASI ECU ECU

44 Spesifikasi mesin Sensor Utama Mesin Aktuator Hardware Elektronik Rangkaian Filter Signal Conditioning Rangkaian Mikro u. injeksi Rangkaian Mikro u. pengapian Integrasi ECU ECU

45 PEMODELAN DAN PENGUJIAN Diagram blok model MISO Titik operasi injeksi dan pengapian Identifikasi Statis Identifikasi Dinamis

46 DIAGRAM LOOP TERBUKA SISTEM MISO Delay injeksi(volt) Sudut pengapian(volt) G i (s) G p (s) Kecepatan mesin(volt)

47 TITIK OPERASI Sudut Pengapian (deg BTDC) Bukaan idle speed valve (%) Injeksi Minimal Efektif Maksimal ms rpm ms rpm ms rpm Injeksi (ms) Bukaan idle speed valve (%) Sudut Pengapian Minimal Efektif Maksimal deg rpm deg rpm deg rpm

48 IDENTIFIKASI STATIS

49 PEMILIHAN TIME RISE Sudut Pengapian Bukaan idle speed valve Rise Time Masukan Step (deg BTDC) (%) (s) Minimal (ms) Maksimal (ms) Injeksi Bukaan idle speed valve Rise ime Masukan Step (ms) (%) (s) Minimum (deg) Efektif (deg)

50 IDENTIFIKASI DINAMIS Karakteristik rise time untuk respon kecepatan terhadap waktu injeksi yang berkisar antara 0.97 detik hingga 1.82 detik. Diambil nilai rise time terbesar yaitu 1.82 detik. Diperoleh waktu sampling untuk masukan PRBS sebesar Ts = 0.3 detik Karakteristik rise time untuk respon kecepatan terhadap sudut pengapian yang berkisar antara 0.35 detik hingga 0.5 detik. Diambil nilai rise time terbesar yaitu 0.5 detik. Diperoleh waktu sampling untuk masukan PRBS sebesar Ts = 0.08 detik

51 IDENTIFIKASI DINAMIS INJEKSI

52 IDENTIFIKASI DINAMIS PENGAPIAN

53 FUNGSI ALIH DENGAN KESALAHAN TERKECIL No Idle speed valve Transfer Function INJEKSI RMSE No Idle speed valve Transfer Function PENGAPIAN RMSE 1 0% % % % % %

54 PERBANDINGAN MODEL ARX DAN RESPON RIIL Perubahan pengapian saat bukaan idle speed valve 0% Perubahan injeksi Saat bukaan idle speed valve 0%

55 KETIDAK PASTIAN PARAMETER Bentuk umum fungsi alih Y ( s) U ( s) A S B Sistem Injeksi Sistem Pengapian

56 PERSAMAAN PARAMETER FUNGSI ALIH Sistem Injeksi Parameter A 2 y x x Parameter B 2 y x x Sistem Pengapian Parameter A 2 y x x Parameter B 2 y x x

57 PENGGABUNGAN MODEL PENGAPIAN DAN INJEKSI

58 SIMULASI PENGUJIAN MODEL INJEKSI DAN PENGAPIAN TERHADAP RESPON GABUNGAN Pengujian dengan input: Injeksi= 0.77 volt/ ms Sudut pengapian= 0.32 v/ 10 BTDC Bukaan idlle speed valve 0%

59 KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Didapatkan hasil pemodelan respon putaran terhadap masukan injeksi dan pengapian berorde 1. Dibutuhkan fungsi pembalik untuk mengkompensasi masukan injeksi sehingga pemodelan dapat mengikuti respon riilnya. Model yang didapatkan dapat diuji dengan mensimulasikan kontrol PI, dan dapat memenuhi kriteria respon yang diinginkan. Saran Terdapat kelemahan dalam memodelkan kerja mesin dengan regresi linier didapatkan hasil pemodelan belum sepenuhnya mengikuti ke-non linieritasan dari mesin. Dalam mendesain kontroler perlu dilakukan penambahan offset kontroler untuk mengkompensasi offset plant akibat fungsi pembalik

60

Perancangan dan Implementasi Kontroler PID untuk Pengaturan Waktu Injeksi dan Waktu Pengapian Saat Kecepatan Stasioner pada Spark Ignition Engine

Perancangan dan Implementasi Kontroler PID untuk Pengaturan Waktu Injeksi dan Waktu Pengapian Saat Kecepatan Stasioner pada Spark Ignition Engine Perancangan dan Implementasi Kontroler PID untuk Pengaturan Waktu dan Waktu Pengapian Saat Kecepatan Stasioner pada Spark Ignition Engine M. Luqman Hakim 1) Ari Santoso 2) Joko Susila 3) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID. Primadani Kurniawan

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID. Primadani Kurniawan Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID Primadani Kurniawan 2207100041 Macet Berhenti sejenak Stasioner Sebagian besar kendaraan menggunakan mesin bensin

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4g63 Menggunakan Metode Fuzzy

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4g63 Menggunakan Metode Fuzzy Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4g63 Menggunakan Metode Fuzzy Indra Permana Putra, Ali Fatoni, Joko Susila Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63 menggunakan Metode Fuzzy Adaptif

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63 menggunakan Metode Fuzzy Adaptif Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63 menggunakan Metode Fuzzy Adaptif Agoeng Ramadhan, Joko Susila, Imam Arifin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Identifikasi Model Putaran Mesin Secara Eksperimental Dengan Masukan Sudut Pengapian Dan Besar Injeksi Bahan Bakar Pada Mesin Mitsubishi 4g63

Identifikasi Model Putaran Mesin Secara Eksperimental Dengan Masukan Sudut Pengapian Dan Besar Injeksi Bahan Bakar Pada Mesin Mitsubishi 4g63 Identifikasi Model Putaran Mesin Secara Eksperimental Dengan Masukan Sudut Pengapian Dan Besar Injeksi Bahan Bakar Pada Mesin Mitsubishi 4g63 Billy Santoso, Rushdianto Effendi, Ali fatoni Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Sistem Pengaturan Fuzzy untuk Waktu Pengapian pada Mesin Pengapian Busi

Desain dan Implementasi Sistem Pengaturan Fuzzy untuk Waktu Pengapian pada Mesin Pengapian Busi Desain dan Implementasi Sistem Pengaturan Fuzzy untuk Waktu Pengapian pada Mesin Pengapian Busi Mohamad Abdul Hady, Ari Santoso, Imam Arifin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Insitut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID Primadani Kurniawan, 2207100041 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, kampus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID Oleh : 1.Eka Agung Renata S 6907040019 2.Nurul Mahabbah 6907040023 LATAR BELAKANG Penggunaan motor AC 3 fasa saat ini banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Presentasi Tugas Akhir 5 Juli 2011 PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Pembimbing: Dr.Ir. Moch. Rameli Ir. Ali Fatoni, MT Dwitama Aryana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi Data Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data yang sedang berjalan, kemudian data tersebut diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Deskripsi dan Spesifikasi Alat Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan Tegangan Pada Sistem Tenaga Listrik 3 fasa berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Masalah Rotating Display adalah alat untuk menampilkan informasi berupa tulisan bergerak dengan menggunakan motor DC. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. ALAT DAN BAHAN Dalam perencanaan dan pembuatan mesin penetas telur yang dikendalikan oleh microcontroler ATmega8535 dengan penampil LCD ini dalam pengerjaanya melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

MODUL 2 PEMODELAN SISTEM dan ANALISIS

MODUL 2 PEMODELAN SISTEM dan ANALISIS Kerja Lab Sistem Pengat uran Digital MODUL 2 PEMODELAN SISTEM dan ANALISIS 1 TUJUAN PERCOBAAN Praktikan mampu melakukan identifikasi dan pemodelan sistem untuk mendapatkan model diskrit Praktikan mampu

Lebih terperinci

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1. JUDUL PROYEK AKHIR Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Kecepatan Motor DC Secara Nirkabel Untuk Jarak Jauh. 2. ABSTRAK Untuk menunjang teori yang telah dipelajari, praktikum menjadi suatu bagian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716 DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716 1. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk : Melakukan identifikasi plant motor DC dengan

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051 DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051 Oleh : Roli Ananda Putra Rusli Dosen Pembimbing : Dr. Ir Feri Yusivar, M.Eng Teknik Elektro Fakutas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Persaingan

Lebih terperinci

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine ANALISA SISTEM KERJA EMS (ENGINE MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN BEBAN KERJA PADA KONDISI STASIONER (ISC) KENDARAAN DAIHATSU XENIA Waluyo Abstrak EMS adalah sistem pengaturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

Pengendalian Motor Arus Searah Berbasis Komputer

Pengendalian Motor Arus Searah Berbasis Komputer ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 190 Pengendalian Motor Arus Searah Berbasis Komputer Abdul Haris Dosen Teknik Elektro, Universitas Lampung aharis@unila.ac.id Abstrak Penelitian ini merancang

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat diperlikan adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Perancangan Alat 3.1.1. Blok Diagram Blok kontrol sistem penjejak matahari 4 arah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Perancangan Sistem Kontrol Sistem

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV Fajrin Aryuanda 1, Budi Aswoyo 2, Akuwan Saleh 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Laboratorium Digital Signal

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Dilution 2. Timed Gravimetric 3. Weir atau flume 4. Area velocity

BAB II DASAR TEORI. 1. Dilution 2. Timed Gravimetric 3. Weir atau flume 4. Area velocity BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Debit Debit aliran merupakan jumlah volume air yang mengalir dalam waktu tertentu melalui suatu penampang air, sungai, saluran, pipa atau kran. Aliran air dikatakan memiliki

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome Rizqi Rahmawan Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik - Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia email : rizqirahm@gmail.com Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING Oleh Fitri Adi Iskandarianto, ST, MT Andi Rahmadiansah, ST. MT Lab ab.. Workshop Instrumentasi D3-Teknik Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN Hasan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. Perancangan, pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung. 30 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51 Perkembangan industri saat ini menuntut pemrosesan pada sistem kontrol yang semakin dinamis dalam setiap tahapan perancangan, pengoperasian, maupun perawatan. Peralatan yang kompak, fleksibel namun handal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci