Metakognisi. Lihat beberapa cara dimana lakukan untuk memulai. guru menggabungkan Saya dapat membuat sebuah daftar hal yang harus saya lakukan.
|
|
- Veronika Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Metakognisi Berpikir Mengenai Pemikiran Jason diberi tugas proyek ilmiah, tetapi ia tidak memiliki ide bagaimana memulainya. Ia duduk dan menatap keluar jendela sejenak lalu mengangkat tangannya, dan berkata pada guru Saya tidak mengerti, katanya. Mengajarkan Metakognisi Baiklah, kata guru, mari pikirkan beberapa hal yang mungkin kau Lihat beberapa cara dimana lakukan untuk memulai. guru menggabungkan Saya dapat membuat sebuah daftar hal yang harus saya lakukan. metakognisi ke dalam kelas Apalagi yang dapat kau lakukan? berbasis proyek. Saya dapat berpikir tentang apa yang saya lakukan pada proyek saya yang lalu. Pelajari lebih lanjut > Ide yang bagus. Terakhir kali saya pergi ke perpustakaan dan mencari di komputer. Saya membuang banyak waktu tanpa menemukan apapun. Apa hal berbeda yang dapat kau lakukan kali ini? Mungkin kali ini saya dapat meminta Holly untuk membantu saya mencari kata-kata. Ia sangat mahir dalam hal itu. Hal itu terdengar seperti awal rencana yang bagus. Jason anak yang cerdas dan tertarik pada ilmu pengetahuan alam, tetapi ia memiliki kekurangan dalam kemampuan yang dapat membantunya melakukan proyek yang kompleks. Dalam dialog bersamanya, guru membantunya berpikir secara metakognitif sehingga ia dapat mengembangkan kewaspadaam mengenai proses berpikirnya, merencanakan strategi untuk menyelesaikan proyek, dan memantau kesuksesan strategi tersebut. Metakognisi, atau berpikir tentang pemikiran ditujukan untuk proses mental yang mengendalikan dan memberikan perintah bagaimana orang berpikir. Metakognisi terutama sangat penting dalam proyek karena siswa harus membuat keputusan tentang strategi apa yang mereka gunakan dan bagaimana menggunakan mereka, Penelitian Marzano (1998) mengenai 4000 intervensi pengarahan berbeda menemukan bahwa hal yang paling efektif dalam mengembangkan pembelajaran siswa adalah yang berfokus pada bagaimana siswa berpikir tentang proses pemikiran mereka dan apa yang siswa rasakan mengenai diri mereka sendiri sebagai pelajar. Komponen Metakognisi Komponen yang paling dasar dari metakognisi adalah kewaspadaan dari proses berpikir. Kewaspadaan ini termasuk dua cara apakah siswa biasanya melakukan pendekatan pada tugas dan cara alternatif yang mungkin mereka lakukan. Pelajar yang baik waspada akan bagaimana mereka berpikir dan dapat membuat pilihan yang cerdas megenai strategi yang efektif. Komponen rencana dari metakognisi adalah bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengaktifkan kemampuan, taktik, dan proses tertentu yang akan digunakan dalam mencapai cita-cita (Marzano, 1998, h. 60). Siswa pada tahap
2 ini memiliki dialog dalam dirinya mengenai apa yang dapat ia lakukan dan apa yang paling efektif dalam situasi ini. Jika tugasnya sederhana, orang mungkin tidak waspada akan pilihan apa yang ia buat. Dengan tugas yang kompleks, bagaimana pun, proses metakognitif lebih terbuka saat siswa memilih pilihan yang lain di dalam pikirannya. Komponen akhir dari metakognisi adalah pemantauan. Fungsi ini bekerja pada keefektifan rencana dan strategi yang digunakan. Sebagai contoh, siswa kelas biologi tahun kedua memutuskan untuk membuat peta dalam komputer untuk meninjau bab untuk sebuah tes. Setelah beberapa menit, ia menyadari bahwa ia menghabiskan waktu yang lebih mencari tahu tentang software daripada berpikir mengenai konten dan memutuskan untuk menggambar peta di atas kertas. Seorang siswa kelas lima yang mengumpulkan data mengenai temperatur dan kelembaban mulai menambahkan daftar angka yang panjang lalu menyadari bahwa pekerjaan akan menjadi lebih cepat dan akurat jika ia menggunkan program lembar kerja. Pemantauan proses pemikiran yang konsisten dan membuat perubahan yang diperlukan adalah komponenyang penting dari metakognisi. Referensi Marzano, R. J. (1998). A theory-based meta-analysis of research on instruction. Aurora, CO: McREL. (PDF; 172 halaman)
3 Desain Proyek Efektif: Metakognisi Mengajarkan Metakognisi Mengajarkan Siswa untuk Berpikir tentang Pemikirannya Kemampuan metakognitif siswa bertumbuh dan sukses dalam sebuah lingkungan di mana proses pemikiran yang sebenarnya adalah bagian penting dari pengajaran dan percakapan selama sehari. Untuk membuat lingkungan ini guru dan siswa harus mengembangkan sebuah bahasa pemikiran yang mereka semua gunakan secara konsisten. Saat guru menggunakan kata seperti strategi, proses, dan metakognisi secara teratur, mereka mengomunikasikan kepentingan mereka untuk siswa dan menekankan proses yang penting untuk pembelajaran yang efektif. Tishman, Jay, dan Perkins (1992) menyarankan menempelkan poster di sekeliling ruangan untuk mengingatkan siswa untuk berpikir mengenai pemikirannya. Anjuran seperti Apakah ini strategi terbaik bagi tugas? atau Apakah rencana Anda bekerja sebaik perkiraan? membantu siswa mengingat untuk menjadi metakognitif. Memberikan siswa waktu dan alat untuk membantu mereka menjadi lebih metakognitif dalam pembelajaran mereka adalah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan prestasi siswa (1998). Jurnal dan catatan pelajaran dapat membantu siswa mengidentifikasi strategi yang mereka gunakan atau mungkin akan mereka gunakan dan mengevaluasi keefektifannya. Memberikan pijakan dalam bentuk sinyal atau anjuran seperti Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Sebagaimana baik strategi Anda bekerja? dapat memberikan struktur pada siswa yang membutuhkan mereka untuk menjadi metakognitif. Banyak siswa, khususnya siswa dengan kebutuhan tersendiri dapat mengambil keuntungan dari instruksi terbuka dan berulang-ulang dalam strategi metakognitif. Sebagai contoh, guru dapat memulai dengan berpikir-kritis untuk mengartikulasikan pemikiran metakognitif: Baik. Apa yang akan saya lakukan selanjutnya pada proyek ini? Saya harus memasukkan semua informasi yang telah saya kumpulkan ke dalam laporan. Saya dapat meletakkan tiap informasi pada kartu catatan dan mengatur mereka dalam sebuah sketsa, tapi hal itu akan membuang banyak waktu dalam membuat kartu catatan. Saya dapat melihat semua catatan saya dan memberi tanda kategori pada setiap catatan, lalu memberi tanda silang pada semua catatan yang tidak akan saya pakai. Saya akan lihat bagaimana hal itu bekerja. Walaupun menyebutkan proses kognitif yang sesungguhnya adalah bagian dari proses pembuatan metakognitif, penting sekali untuk melakukan proses berpikir untuk mengikutsertakan kemampuan adaptasi diri siswa. Membuat strategi belajar, seperti metode untuk mengerti teks (seperti menanyakan pertanyaan) atau memecahkan permasalahan kata (seperti mengidentifikasi variabel) adalah metode yang efektif untuk mengajarkan siswa strategi belajar, tetapi kecuali kesadaran, perencanaan, dan memonitor pemikiran terbuka, pembuatan strategi tidak akan memiliki efek pada metakognisi siswa. Sumber lain untuk pengajaran metakognisi, terutama dengan siswa yang lebih senior, dapat berbentuk biografi, jurnal, surat, dan tulisan pribadi lainnya daru ahli yang terkenal dalam bidang yang mereka pelajari. Pengenalan pada strategi pemecahan masalah dari pemikir terkenal dapat menjadi sangat inspirasional dan informatif bagi siswa. Setelah pembuatan model metakognisi, langkah selanjutnya adalah memberikan siswa kesempatan untuk berlatih menggunakan kemampuan metakognitif dengan dukungan guru. Siswa dapat melakukan sendiri berpikir-kritis dengan
4 pasangan atau dalam kelompok kecil. Mendengarkan bagaimana teman mereka melakukan pendekatan dengan permasalahan kompleks dapat membantu seluruh siswa memperluas cakupan mereka akan strategi yang memungkinkan. Pada akhirnya, gunakan anjuran seperti, Apa yang dapat Anda lakukan selanjutnya? Apa lagi yang dapat Anda coba? dan Sebarapa baik strategi Anda bekerja? mengingatkan siswa untuk memikirkan pemikiran mereka saat mereka bekerja. Pertanyaan untuk Mendukung Metakognisi Kesadaran Bagaimana pendekatan saya pada tugas ini? Apa yang saya lakukan saat saya mengerjakan proyek ini? Apa yang saya lakukan saat saya tidak mengerti apa yang saya baca? Saat saya mengatasi masalah, apa yang saya lakukan? Apa yang saya pikirkan saat saya membaca? Perencanaan Tugas macam apakah ini? Apakah cita-cita saya? Informasi apakah yang saya butuhkan? Masalah apakah yang mungkin akan datang saat saya bekerja dan bagaimana saya akan mengatasinya? Strategi apakah yang akan membantu saya? Sumber apakah yang saya punya? Sebarapa lama tugas akan memakan waktu? Apakah tugas yang lebih kecil yang ada dalam proyek? Apakah yang harus saya lakukan dalam urutan khusus dan apa yang dapat saya lakukan kapan saja? Masyarakat dan acara apakah yang harus saya koordinasi? Siapa yang dapat membantu saya? Apa yang ingin saya pelajari dari proyek ini? Pemantauan Apakah yang saya lakukan berhasil? Apa yang tidak saya mengerti tentang tugas ini? Bagaimana saya melakukan hal ini secara berbeda? Apakah saya harus mengulang dari awal kembali? Dapatkah saya merubah sedikit cara saya bekerja agar menjadi lebih efektif? Apa yang dapat saya kendalikan mengenai lingkungan kerja saya? Bagaimana saya merespon tantangan tidak terduga? Apa yang saya pelajari? Apa yang dapat saya lakukan untuk belajar lebih dan lebih baik? Apakah ini cara terbaik untuk melakukan tugas ini? Referensi Marzano, R. J. (1998). A theory-based meta-analysis of research on instruction. Aurora, CO: McREL.
5 Tishman, J, E. Jay & D. N. Perkins. (1992). Teaching thinking dispositions: From transmission to enculturation. Cambridge, MA: ALPS.
Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Lingkungan yang Mendorong Pemikiran
Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Lingkungan yang Mendorong Pemikiran Menciptakan Kelas Berpikir Para siswa belajar untuk berpikir di dalam kelas penuh pemikiran, tempat dimana para siswa secara
Lebih terperinciPencarian Bilangan Pecahan
Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan
Lebih terperinciDesain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Mengajarkan Berbagai Keyakinan dan Sikap
Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Mengajarkan Berbagai Keyakinan dan Sikap Berbagai Keyakinan dan Sikap di dalam Kelas Meskipun beberapa guru akan berdebat dengan dasar pemikiran bahwa ada berbagai
Lebih terperinciIntel Teach Program Assessing Projects
Kiasan dalam Kelas Senior Bahasa Inggris Senior sekolah menengah atas dalam kelas Bahasa Inggris Cleo Barnes akan memulai unit 3-minggu pada kiasan, menjawab Pertanyaan Penting, Mengapa orang tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan kepada hasil belajar berupa kognitifnya saja. Hal ini terlihat dari
Lebih terperinciKuisioner Kompetensi Kepribadian. Skor Diskripsi Selalu Seringkali Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
Kuisioner Kompetensi Kepribadian Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbasis kompetensi di Jurusan Biologi-UB, maka kami mohon kesediaan saudara unuk mengisi kuisioner ini. Petunjuk:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif.
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Metakognisi Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Huit dalam Kuntjojo (2009: 1) mengatakan bahwa: metakognisi meliputi
Lebih terperinciLAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciTEORI METAKOGNISI. Oleh : Yulia Ayriza
TEORI METAKOGNISI Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Metakognisi menggambarkan proses mental yang terlibat dalam pentransformasian, pengkodean, dan pelacakan kembali suatu informasi. Jawaban tentang proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah
Lebih terperinciDesain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Kebiasaan Berpikir
Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Kebiasaan Berpikir Karakteristik Orang dengan Kebiasaan Berpikir Di luar pernyataan dari banyak program komersial mengenai memajukan pemikiran, banyak ahli di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan demi meningkatnya kualitas pendidikan. Objek yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu negara. Begitu pentingnya, hingga inovasi dalam pendidikan terus menerus dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hella Jusra, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah merupakan suatu gambaran keadaan dengan hubungan dua atau lebih informasi yang diketahui dan informasi lainnya yang dibutuhkan yang dapat menimbulkan
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciSATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR Topik Bimbingan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Kompetensi Sasaran Layanan : Mengatasi Penyakit Malas : Bimbingan Belajar : Bimbingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL KERJA PRAKTIK
BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK 4.1 Peranan Praktikan Dalam proses kerja praktik yang berlangsung, posisi yang dipercayakan terhadap praktikan meliputi beberapa bagian divisi pekerjaan yang meliputi divisi
Lebih terperinciDesain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Menilai Pemikiran
Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Menilai Pemikiran Metode-Metode Penilaian Nah, anda telah merencanakan dengan hati-hati berbagai proyek yang meminta para siswa untuk melatih berbagai macam kecakapan
Lebih terperinciIntel Teach Program Assessing Projects
Pelajaran tentang Katak di Kelas Dua Siswa kelas dua Mr. Grant sedang memulai sebuah unit dalam siklus kehidupan katak. Ia menginginkan siswanya untuk memahami siklus alam dan habitat hewan. Ia juga menginginkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Keterampilan Metakognisi Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli psikologi sebagai hasil dari perenungan mereka terhadap kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat siswa untuk mendapatkan ilmu mencetak sumber daya manusia yang handal, memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis,
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam konteks pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil proses interaksi individu dengan individu lain maupun individu dengan lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan mental untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan
Lebih terperinciBAB 5 NEGOSIASI DAN KONTRAK
BAB 5 NEGOSIASI DAN KONTRAK 5.1. NEGOSIASI Mengapa bila orang pergi ke tempat perdagangan di Mexico, mereka akan melakukan negosiasi walaupun hanya untuk beberapa dolar saja, tetapi bila mereka melakukan
Lebih terperinciPermainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang
Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang Disusun oleh: Woro Esthi Hartiwi, S.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : woroharyanto@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. penyampaian mudah di terima dan di mengerti siswa (Slameto,2010).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)
148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan kemampuan intelektual yang sangat penting karena dengan kreativitas manusia mampu memecahkan berbagai masalah dan menciptakan berbagai
Lebih terperinciMENULIS BERTUJUAN TERJEMAHAN RINGKAS. dari Buku Writing With a Purpose James M. McCrimmon Boston: Houghton Mifflin Company
MENULIS BERTUJUAN TERJEMAHAN RINGKAS dari Buku Writing With a Purpose James M. McCrimmon 1983. Boston: Houghton Mifflin Company oleh Dra. Nunuy Nurjanah, M.Pd. NIP 131932641 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH
Lebih terperinciPerencanaan Diringkas oleh: Puji Arya Yanti
Perencanaan Diringkas oleh: Puji Arya Yanti Untuk penyerahan tugas dan tanggung jawab yang efektif, Anda harus merencanakannya dengan tepat. Anda tidak boleh hanya meletakkan semuanya di nampan dan membaginya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind Djaali (2008) mengemukakan bahwa melakukan kebiasaan sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas individu. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sains terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan alam, yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Dalam dunia pendidikan, fisika telah diperkenalkan kepada
Lebih terperinciUmpan Balik. Memberi Umpan Balik kepada Siswa
Umpan Balik Memberi Umpan Balik kepada Siswa Umpan Balik meningkatkan pencapaian siswa dengan mengutamakan perkembangan lebih daripada kekurangan. Dengan umpan balik perkembangan siswa diberikan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
Lebih terperinciMelakukan Praktik Perwajahan Co-Card / Stefanus Y. A. D / 2013
1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana merancang perwajahan Co-Card. Pembahasan bahan ajar ini diawali dengan tujuan pembuatan Co- Card, ukuran, jenis, macam macam Co-Card, unsur
Lebih terperinciGASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)
2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian
Lebih terperinciMENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:
MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Bangun datar merupakan
Lebih terperinciUNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI (UKBM)
UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI (UKBM) Kelas X MIPA SMAN 5 MATARAM Hal. 0 dari 8 halaman 1. IDENTITAS a. Nama Mata Pelajaran : Matematika Umum b. Semester : 1 (Satu) c. Kompetensi Dasar : 3.1 Mengintepretasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktivitas siswa dan memperoleh prestasi yang lebih baik bila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya belajar merupakan serangakaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan siswa sehingga menjadi kebiasaan. Belajar akan mengalami peningkatan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa
Lebih terperinciDewasa ini komputer telah dan akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
SOFTWARE DERIVE SEBAGAI MINDTOOLS DALAM BELAJAR MATEMATIKA DI PERGURUAN TINGGI F a h i n u Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo Kendari ABSTRAK Artikel ini membahas
Lebih terperinciASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM. Oleh Helmy Firmansyah
ASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM Oleh Helmy Firmansyah ISU-ISU PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA SENAM ISU-ISU PSIKOLOGIS UMUM DALAM SENAM 1. KECEMASAN (ANXIETY) 2. KONSENTRASI (FOKUS) 3. KEYAKINAN/KEPERCAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar penelitian, hipotesis dan
Lebih terperinciTeori Motivasi Maslow
. Sesi Pertama Teori Motivasi Maslow Memahami Proses Belajar Handout Abraham Maslow dianggap sebagai bapak Psikologi Humanistik, yang juga dikenal sebagai Kekuatan Ketiga. Psikologi Humanistik menggabungkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,
Lebih terperinciMYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR
MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,
Lebih terperinciBiografi. Jadwal Penilaian
Biografi Ringkasan Unit Setelah mendengarkan dan membaca beberapa biografi, keduanya dalam bentuk buku-buku dan majalah, para murid sekolah dasar mengungkapkan pendapat tentang apa yang menyebabkan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara. Karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang penulis lakukan merupakan study literarur untuk mengindentivikasi suatu sarat dalam pengambilan keputusan adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai peranan penting dalam menentukan masa depan. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus
Lebih terperinciSELEKSI TINGKAT PROPINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2015
KUNCI JAWABAN BIDANG STUDI : BIOLOGI TINGKAT : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROPINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2015 Page 1 Petunjuk Umum 1. Sebelum mengerjakan soal, peserta berdoa terlebih dahulu.
Lebih terperinciDESKRIPSI TES TOEP DI PLTI
DESKRIPSI TES TOEP DI PLTI Test of English Proficiency, yang disingkat TOEP, adalah tes kemahiran berbahasa Inggris, yang diselenggarakan dengan sistem online. Tes ini mengukur tingkat kemampuan berbahasa
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN - 2. Menentukan Hal yang Harus Disiapkan Saat Memulai Bisnis. Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak. Modul ke: Fakultas.
KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: Menentukan Hal yang Harus Disiapkan Saat Memulai Bisnis Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 Menentukan Hal yang Harus Disiapkan Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat
Lebih terperinciBAB IV A. HASIL KERJA PRAKTIK 1. Peranan Praktikan Dalam proses kerja praktik yang berlangsung, posisi yang dipercayakan terhadap praktikan meliputi beberapa bagian divisi pekerjaan yang meliputi divisi
Lebih terperinciLingkungan 51. Bab 5. Lingkungan
Lingkungan 51 Bab 5 Lingkungan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan pendapat dari cerita yang didengar; 2) menjelaskan petunjuk penggunaan obat nyamuk semprot;
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), menjelaskan hasil belajar merupakan hal yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBELAJAR MANAJEMEN DARI KONTEKS DUNIA NYATA/M. Taufiq
Daftar Isi i i i Belajar Manajemen dari Konteks Dunia Nyata Daftar Isi iii BELAJAR MANAJEMEN DARI KONTEKS DUNIA NYATA Oleh : M. Taufiq Amir Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta Ó 2006 pada penulis,
Lebih terperinciMemulai saluran dengan cepat
Memulai saluran dengan cepat dalam kursus: Memulai Selamat datang di YouTube dan pusat pendidikan pembuat konten - Akademi Pembuat Konten! Pelajaran dan kursus yang akan kami sampaikan dibuat untuk membantu
Lebih terperinciModel Konseptual. Monterico Adrian, M.T. MI3482 Desain Interaksi Pengguna.
MI3482 Desain Interaksi Pengguna Model Konseptual Monterico Adrian, M.T. monte@bionus.co.id Semester Ganjil 2013/2014 Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom Indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciMelakukan Praktik Perwajahan Kartu Nama / Stefanus Y. A. D / 2013
1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana merancang perwajahan kartu nama. Merancang perwajahan kartu nama merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh para peserta didik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Udin (2004:2.3), Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang." Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciTips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist
Tips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist page 1 / 5 page 2 / 5 Sejak diadakan di Institut Pertanian Bogor sejak dua tahun lalu, peluang lulus dari sertifikasi Microsoft Office Specialist
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menuntut peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cahyana (2005) Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat, dan perubahan materi serta perubahan energi yang menyertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kameliah Mushonev, 2014 Pengembangan gambar konsep sebagai alat evaluasi pada konsep ekosistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembelajaran ada empat langkah utama yang menjadi tugas guru, yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat, dan evaluasi pembelajaran (Rustaman, dkk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pondasi dari kemampuan sains dan teknologi. Pemahaman terhadap matematika, kemampuan yang bersifat keahlian sampai kepada pemahaman
Lebih terperinciV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, penelitian ini dapat ditarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah berbasis kelas, kegiatan belajar membelajarkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah berbasis kelas, kegiatan belajar membelajarkan merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan
Lebih terperinciKurikulum Circuit. Minggu 4
Kurikulum Circuit Minggu 4 Pendahuluan (5 menit) Gunakan sesi ini untuk mengulang kembali materi yang dibawakan minggu sebelumnya yaitu cara membuat rangkaian dengan switch dan rangkaian paralel. Berikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP, 2006: 388), dijelaskan bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia mengandung empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ketrampilan mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui investigasi yang bersifat eksperimen dan eksplanasi teoritis atas fenomen-fenomena yang terjadi di alam sekitar.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga bila guru kurang kreatif dalam mengolah materi subjek ini
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PELAKSANAAN
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1. Teori Pendukung Perancangan Proyek Dalam merancang kartu nama, kalender dan cap stamp, diperlukan beberapa unsur desain yang terkandung di dalamnya. Dalam perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciKelemah lembutan. Pendalaman Alkitab untuk KTB CM UKSW : Minggu 4 Bulan Desember
Kelemah lembutan Pendalaman Alkitab untuk KTB CM UKSW : Minggu 4 Bulan Desember 2014 http://thefruitsofspirit.blogspot.com/p/kelemah-lembutan.html 1 Kelemahlembutan adalah salah satu karakter yang harus
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI ABSTRAKSI STAH Gde Puja Mataram Oleh karena itu guru dituntut
Lebih terperinciNAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah.
Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN NAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah. A. Petunjuk umum Angket di susun dan diedarkan dengan maksud
Lebih terperinciPENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013
1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah. nak-anak usia 3-4 tahun memiliki berbagai potensi dasar yang perlu
xiii Tinjauan Mata Kuliah nak- memiliki berbagai potensi dasar yang perlu A dikembangkan. Potensi dasar tersebut secara umum terbagi menjadi dua, yaitu. Pengembangan potensi dasar ini merupakan pondasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat di abad ke 21 tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif. bersama melalui teknik teknik tertentu. 1
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif Cooperative berarti bekerja sama dan learning yang berakti belajar, jadi belajar
Lebih terperinci