BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam di sekolah merupakan amanat dari Undang- Undang Dasar tahun 1945 agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta meningkatkan akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun demikian, kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi antara lain: masih banyak penyimpangan prilaku siswa pada sekolah yang tidak sesuai dengan norma agama. Beberapa prilaku menyimpang para siswa di sekolah antara lain prilaku seks bebas serta penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di sekolah masih mewarnai media cetak dan elektronik. Indikasi penyimpangan prilaku siswa sekolah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat adalah tawuran antar sekolah yang sering menelan korban yang tidak sedikit. Fenomena di atas menunjukan rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam di sekolah sebagai mata pelajaran yang mengedepankan pendidikan di bidang akhlak dan prilaku. Walaupun rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam di sekolah bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya penyimpangan prilaku siswa sebagaimana dijelaskan di atas, namun peran PAI harus menjadi agen perubahan (agent of change) dalam merubah prilaku siswa ke arah yang lebih baik, karena dalam PAI terdapat pesan pesan moral yang didasarkan pada ajaran luhur Ilahiah. 1

2 Menyadari betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak mulia generasi muda khususnya siswa-siswi sekolah, pemerintah melalui Departemen Agama sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan PAI mengeluarkan kebijakan dalam pembenahan struktur organisasi melalui PMA Nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama. Karena struktur organisasi merupakan fasilitas yang tepat dalam rangka pembinaan PAI di sekolah. Oleh karena itu, maka lahirlah Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (Dit. PAIS), yang di dalamnya ada Subdit Kesiswaan. Dalam buku panduan ini akan digambarkan secara khusus tugas dan fungsi Subdit Kesiswaan pada Dit. PAIS. Isi panduan akan dimulai dari Visi dan Misi Departemen Agama, Ditjen Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, serta Subdit Kesiswaan. Kemudian akan dijelaskan pula Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah dan Subdit Kesiwaan, serta uraian tugas kepala seksi dan pelaksana di lingkungan Subdit Kesiswaan. Panduan ini juga akan menjabarkan program kerja Subdit Kesiswaan. B. Landasan 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 4. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun Pemerintah Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan 6. KMA No. 373 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen Agama 7. Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama 2

3 C. Tujuan Tujuan buku panduan ini adalah : 1. Untuk memberikan gambaran umum tentang profil organisasi Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah; 2. Untuk memberikan acuan kepada para pegawai Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah dalam menjalankan tugasnya; 3. Untuk meningkatkan kinerja Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. 3

4 BAB II VISI, MISI, TUGAS DAN FUNGSI A. Departemen Agama 1. Visi Visi Departemen Agama menggunakan visi yang tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 8 tahun 2006 yakni Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Departemen Agama ini mengandung nilai-nilai dinamisme dan peka perubahan. Dengan visi tersebut, Departemen Agama berusaha menempatkan agama sebagai rambu-rambu, basis, dan legitimasi perubahan masyarakat. Ketika agama menjadi landasan moral spiritual dalam kehidupan bermasyarakat, agama akan menjadi seperangkat nilai yang selalu peka terhadap kebutuhan dan tantangan sosial. Ini berarti agama menjadi sistem yang terbuka, yang berusaha melihat kehidupan masyarakat dari perspektif yang modern, inklusif, dan toleran. 2. Misi Sedangkan Misi Departemen Agama RI adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengamalan, dan pelayanan kehidupan beragama; 2. Meningkatkan penghayatan moral dan etika keagamaan; 3. Meningkatkan kualitas pendidikan umat beragama 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji; 5. Memberdayakan umat beragama dan lembaga keagamaan; 6. Memperkokoh kerukunan umat beragama; 7. Mengembangkan keselarasan pemahaman keagamaan dengan wawasan kebangsaan Indonesia. 4

5 B. Ditjen Pendidikan Islam 1. Visi Sebagai bagian dari Departemen Agama, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berusaha menerjemahkan visi besar Departemen Agama ke dalam satuan pendidikan dalam bentuk visi dan misi Direktorat Jenderal yaitu: Mewujudkan sistem pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Islam menjadi sistem pendidikan tafaqquh fiddien dan pendidikan tafaqquh fiddunya terpadu dan fungsional untuk pencerdasan, pembudayaan, dan pemberadaban bangsa. Pendidikan tafaqquh fiddien adalah pendidikan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt yang menekankan pada tumbuhkembangnya potensi peserta didik dalam aspek hatinurani (qolbu) sebagai ilmu dasar untuk memahami makna dan tujuan hidup serta keberadaan dunia sesuai kehendak Al-Khaliq kehidupan dan alam semesta. Pendidikan tafaqquh fiddunya adalah pendidikan umum yang menekankan pada penumbuh-kembangan potensi jasmani dan rohani peserta didik untuk menguasai berbagai cabang ilmu dan teknologi sebagai ilmu alat yang diperlukan untuk membangun kehidupan sesuai kaedah agama Islam. Pendidikan tafaqquh fiddien dan tafaqquh fiddunya dilaksanakan secara terpadu melalui pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Islam di sekolah, madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi Islam bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar mampu membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama yang diridhoi oleh Allah swt, yang diwujudkan dalam bentuk aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah. 2. Misi Sedangkan untuk mewujudkan visi Ditjen Pendidikan Islam di atas, dirumuskan misi Pendidikan Islam sebagai berikut: 5

6 a. Meningkatkan kualitas pendidikan Islam melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama dan pendidikan keagamaan sebagai pranata sistem pendidikan nasional yang didukung oleh sarana dan prasarana sesuai standar nasional pendidikan; b. Mengupayakan terwujudnya madrasah, diniyah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi agama Islam yang berkualitas, mandiri, dan berdaya saing sebagai pusat-pusat pendidikan tafaqquh fiddien dan taffaquh fiddunya; c. Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan lembaga pendidikan Islam, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, untuk memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan akses dan mutu pendidikan sesuai tuntutan perubahan zaman dan globalisasi; d. Meningkatkan fungsi pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta peran dan fungsi lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup beragama, berbangsa, dan bernegara; 3. Tugas dan Fungsi Ditjen Pendidikan Islam mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan Islam berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Rencana Strategis yang berlaku untuk periode Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melaksanakan 3 (tiga) fungsi Ditjen Pendidikan Islam, yaitu Fungsi Pendidikan, Fungsi Agama, dan Fungsi Pelayanan. Ditjen Pendidikan Islam memiliki fungsi pendidikan karena Ditjen Pendidikan Islam bertanggung jawab langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan agama Islam sebagai bagian dari program pendidikan nasional. Dalam melaksanakan fungsi pendidikan, Ditjen Pendidikan Islam memiliki 9 (sembilan) program di mana 8 (delapan) program di antaranya mengacu pada 8 (delapan) program pokok pembangunan pendidikan dalam RPJM , yaitu: Pertama, Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Kedua, Program Wajib Belajar 6

7 Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun; Ketiga, Program Pendidikan Menengah; Keempat, Program Pendidikan Tinggi; Kelima, Program Pendidikan Non-formal; Keenam, Program Peningkatan Mutu Pendidik; Ketujuh, Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan; Kedelapan, Program Manajamen Pelayanan Pendidikan. Sedangkan 1 (satu) program lainya merupakan program khas Departemen Agama dalam bidang pendidikan yaitu Program Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Terkait dengan fungsi agama dan fungsi pelayanan, Ditjen Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) program yang termasuk dalam fungsi agama dan 3 (tiga) program dalam fungsi pelayanan. Adapun 3 (tiga) program dalam fungsi agama adalah: Pertama, Program pengembangan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembagalembaga pendidikan keagamaan; Kedua, Program peningkatan pelayanan kehidupan beragama dan keagamaan; Ketiga, Program peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai keagamaan. Sedangkan program yang terkait dengan fungsi pelayanan adalah Program penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan. C. Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah 1. Visi Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah melaksanakan sebagian kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Untuk mensukseskan tugas tersebut Direktorat mempunyai visi dan misi. Visi Direktorat Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah adalah Terwujudnya lulusan sekolah yang beriman dan bertaqwa, taat beragama, inklusif, cerdas, berpikiran maju, dan berakhlak mulia. 2. Misi Sedangkan Misi Direktorat Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah adalah: 7

8 Mengoptimalkan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah; Mengembangkan pembelajaran pendidikan agama Islam yang berkualitas; Menciptakan nuansa religius dalam tatanan kehidupan sekolah; Menumbuhkan sikap terbuka, toleran, dan menghormati keyakinan agama orang lain; Meningkatkan kualitas pembinaan terhadap siswa. 3. Tugas dan Fungsi Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah memiliki tugas menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan di bidang pendidikan agama Islam pada sekolah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah mempunyai fungsi menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan di bidang pendidikan agama Islam di sekolah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Beberapa tugas dan fungsi Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah antara lain: a. Menyiapkan bahan perumusan visi, misi dan kebijakan di bidang pendidikan agama Islam pda sekolah; b. Merumuskan standar nasional dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan agama Islam pada sekolah yang meliputi kurikulum dan evaluasi, ketenagaan, bantuan dan beasiswa, kelembagaan dan kerjasama, kesiswaan dan tata usaha; c. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pendidikan Agama Islam pada sekolah; d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi Pendidikan Agama Islam pada sekolah; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. D. Subdit Kesiswaan 1. Visi Salah satu misi Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah sebagaimana dijelaskan di atas adalah meningkatkan kualitas pembinaan terhadap siswa. Ini menjadi tugas subdit kesiswaan 8

9 sebagai salah satu subdit pada Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Subdit kesiswaan melaksanakan tugas dimaksud melalui visi dan misi yang sudah dirumuskan. Adapun Visi Subdit Kesiswaan adalah : Terbinanya siswa yang berkualitas, beriman dan berakhalak mulia, cerdas dan terampil dalam bidang Pendidikan Agama Islam. 2. Misi Sedangkan untuk menjalankan visi dimaksud ditempuh melalui beberapa misi subdit sebagai berikut: Mengoptimalkan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam melalui pengembangan kegiatan ekstrakurikuler; Mengembangkan keterampilan siswa dalam bidang PAI; Mengembangkan seni bernuansa Islam; Menciptakan nuansa religius dalam tatanan kehidupan sekolah melalui pembiasaan; 3. Tugas dan Fungsi a. Uraian Tugas dan Fungsi Subdit Kesiswaan melaksanakan tugas bimbingan dan pelayanan di bidang perumusan bahan standar nasional dan kesiswaan serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah berdasarkan sasaran, program, dan kegiatan yang ditetapkan oleh Direktur. Subdit kesiswaan menyelenggarakan fungsi antara lain: 1. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di bidang kesiswaan; 2. Penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD, SDLB; 9

10 3. Penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 4. Penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan PAI pada SMA, SMK, SMALB b. Uraian Jabatan Kepala Subdit Kesiswaan Melaksanakan bimbingan dan pelayanan di bidang perumusan bahan standar nasional dan kesiswaan serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah berdasarkan sasaran, program, dan kegiatan yang ditetapkan oleh Direktur. Rincian tugas kepala subdit kesiswaan dapat dijabarkan sebagaimana dalam bagan berikut: No Rincian Tugas 1 Memimpin pelaksanaan tugas Subdit; 2 Menyusun rencana kegiatan Subdit; 3 Menetapkan sasaran kerja setiap tahun; 4 Membagi tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan; 5 Membina, menggerakan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan Subdit meliputi : a. penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada Pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-Kanak dan SD, SDLB; b. penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada SMP, SMPLB; c. penyusunan standar nasional dan bimbingan kesiswaan, serta peningkatan kemampuan, 10

11 ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada SMA, SMALB, SMK. 6 Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; 7 Mengembangkan potensi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas dan penegakan disiplin; 8 Menanggapi dan menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Subdit; 9 Memantau dan mengendalikan pelaksanaan tugas Subdit; 10 Melaksanakan konsultasi dengan atasan setiap waktu diperlukan; 11 Memeriksa hasil kerja bawahan; 12 Membuat penilaian hasil prestasi kerja bawahan; 13 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdit Kesiswaan; 14 Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan; 15 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. c. Uraian Tugas Kepala Seksi PAUD/TK dan SD, SDLB Melakukan penyiapan bahan dan data pelaksanaan bimbingan dan pelayanan di bidang penyusunan standar nasional dan kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada Pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-Kanak dan SD, SDLB. Rincian tugas kepala Seksi PAUD/TK dan SD, SDLB dapat dijabarkan sebagaimana dalam bagan berikut: No Rincian Tugas 1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi; 2. Menyusun rencana kerja Seksi; 3. Menetapkan sasaran kerja setiap tahun; 4. Membagi tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan; 5. Membimbing, membina, menggerakkan, mengarahkan dan mengembangkan bawahan dalam pelaksanaan tugas, serta menegakkan disiplin pegawai; 11

12 6. Menyusun rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB ; 7. Menyusun rencana bimbingan dan peningkatan kualitas Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 9. Menyusun, mengadakan/menggandakan dan mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 10. Merencanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB yang meliputi: 11. a. Pengembangan serta pengamanan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; b. Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; c. Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; d. Menyiapkan data tentang kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB yang refresentatif; e. Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; f. Pemantauan tentang efisiensi dan efektifitas peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB serta penyebaran pedoman, Juklak/Juknis di bidang kesiswaan; 12. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait; 13. Menanggapi dan menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Seksi; 14. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan tugas seksi; 15. Melakukan konsultasi dengan atasan setiap waktu diperlukan; 16. Memeriksa hasil kerja bawahan; 17. Membuat penilaian hasil prestasi kerja bawahan; 18. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi; 19. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh 12

13 atasan; 20. Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. Kepala Seksi PAUD/TK dan SD, SDLB memiliki Jabatan bawahan Langsung sebagai berikut: 1. Pengadministrasi Umum pada Seksi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB; 2. Pengadministrasi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB pada Seksi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB; 3. Penyiap Bahan Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB pada Seksi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB. Pengadministrasi Umum Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menerima, mencatat dan mendistribusikan suratsurat; 3 Menyiapkan kebutuhan bahan dan peralatan kerja dilingkungan Subdit; 4 Menyimpan dan menata arsip berdasarkan klasifikasi surat sesuai dengan jenis dan permasa-lahannya; 5 Menyiapkan dan menangani blanko daftar hadir pegawai; 6 Mencatat jadwal kegiatan Kepala Subdit; 7 Menata dan menemukan kembali arsip surat/naskah dan dokumen; 8 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 9 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan; Pengadministrasi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menerima, mencatat, mempelajari dan memproses surat-surat yang berkaitan dengan Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB; 3 Menyimpan dan menata arsip berdasarkan klasifikasi surat, jenis dan permasalahannya; 13

14 4 Menyimpan data/bahan Seksi Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 5 Menyiapkan konsep surat dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 6 Mengetik surat, juknis dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 7 Menyiapkan bahan dan membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan; 8 Menjadi notulis setiap rapat dan pertemuan Seksi; 9 10 Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; Mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 11 Menyiapkan bahan laporan kegiatan mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan; 12 Menyampaikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut; 13 Membantu Pemegang Uang Muka Kegiatan Subdit; 14 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 15 Menyampaikan tugas laporan dan saran kepada atasan; Penyiap Bahan Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menghimpun dan mengklasifikasi bahan data/informasi di bidang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 3 Mempelajari Juklak dan Juknis yang terkait dengan Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 4 Menyiapkan format, bahan dan data tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 5 Menyajikan dan menggandakan data/bahan Seksi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB; 6 Menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB ; 7 Menyusun, mengadakan/menggandakan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 14

15 8 Menyiapkan bahan penyusunan rencana bimbingan dan peningkatan kualitas kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 9 10 Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada PAUD/TK dan SD, SDLB; 11 Menyiapkan bahan-bahan kegiatan Seksi Kesiswaan PAUD/TK dan SD, SDLB; 12 Menyiapkan bahan perencanaan kegiatan; 13 Membantu menyiapkan bahan dan membuat pertanggunjawaban kegiatan; 14 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; d. Uraian Tugas Kepala Seksi SMP, SMPLB Melakukan penyiapan bahan dan data pelaksanaan bimbingan dan pelayanan di bidang penyusunan standar nasional dan kelembagaan serta kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada SMP, SMPLB. Rincian tugas Kepala Seksi SMP, SMPLB dapat dijabarkan sebagaimana dalam bagan berikut: No Rincian Tugas 1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi; 2. Menyusun rencana kerja Seksi; 3. Menetapkan sasaran kerja setiap tahun; 4. Membagi tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada bawahan; 5. Membimbing, membina, menggerakkan, mengarahkan dan mengembangkan bawahan dalam pelaksanaan tugas, serta menegakkan disiplin pegawai; 6. Menyusun rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB ; 7. Menyusun rencana bimbingan dan peningkatan kualitas Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 15

16 8. Menyusun, mengadakan/menggandakan dan mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 9. Merencanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB yang meliputi: 10. a. Pengembangan serta pengamanan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; b. Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; c. Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; d. Menyiapkan data tentang kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB yang refresentatif; e. Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; f. Pemantauan tentang efisiensi dan efektifitas peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB serta penyebaran pedoman, Juklak/Juknis di bidang kesiswaan; 11. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait; 12. Menanggapi dan memecahkan masalah yang timbul di lingkungan Seksi; 13. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan tugas Seksi; 14. Melakukan konsultasi dengan atasan setiap waktu diperlukan; 15. Memeriksa hasil kerja bawahan; 16. Membuat penilaian hasil prestasi kerja bawahan; 17. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi; 18. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan; 19. Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. 16

17 Kepala Seksi SMP, SMPLB Langsung sebagai berikut: memiliki Jabatan bawahan 1. Pengadministrasi pada Seksi Kesiswaan SMP, SMPLB; 2. Penyiap Bahan Kesiswaan SMP, SMPLB pada Seksi Kesiswaan SMP, SMPLB. Uraian Jabatan Pengadministrasi Kesiswaan SMP, SMPLB No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menerima, mencatat, mempelajari dan memproses surat-surat yang berkaitan dengan Kesiswaan SMP, SMPLB; 3 Menyimpan dan menata arsip berdasarkan klasifikasi surat, jenis dan permasalahannya; 4 Menyimpan data/bahan Seksi; 5 Menyiapkan konsep surat dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 6 Mengetik surat, juknis dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 7 Menyiapkan bahan dan membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan; 8 Menjadi notulis setiap rapat dan pertemuan Seksi; 9 10 Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; Mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 11 Menyiapkan bahan laporan kegiatan mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan; 12 Menyampaikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut; 13 Membantu Pemegang Uang Muka Kegiatan Subdit; 14 Menyampaikan saran/usul kepada atasan; 15 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 16 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan; 17

18 Uraian Jabatan Penyiap Bahan Kesiswaan SMP, SMPLB No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menghimpun dan mengklasifikasi bahan data/informasi di bidang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 3 Mempelajari Juklak dan Juknis yang terkait dengan Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 4 Menyiapkan format, bahan dan data tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 5 Menyajikan dan menggandakan data/bahan Seksi; 6 Menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB ; 7 Menyusun, mengadakan/menggandakan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 8 Menyiapkan bahan penyusunan rencana bimbingan dan peningkatan kualitas kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 9 Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada 10 SMP, SMPLB; Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada SMP, SMPLB; 11 Menyiapkan bahan-bahan kegiatan Seksi; 12 Menyiapkan bahan perencanaan kegiatan; 13 Membantu menyiapkan bahan dan membuat pertanggungjawaban kegiatan; 14 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 15 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. e. Uraian Tugas Kepala Seksi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK Melakukan penyiapan bahan dan data pelaksanaan bimbingan dan pelayanan di bidang pelaksanaan penyusunan standar nasional dan kelembagaan serta kesiswaan pendidikan agama Islam (PAI) pada SMA, SMALB, SMK. 18

19 Rincian tugas Kepala Seksi SMA, SMALB, SMK.dapat dijabarkan sebagaimana dalam bagan berikut: No Rincian Tugas 1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi; 2. Menyusun rencana kerja Seksi; 3. Menetapkan sasaran kerja setiap tahun; 4. Membagi tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan; 5. Membimbing, membina, menggerakkan, mengarahkan dan mengembangkan bawahan dalam pelaksanaan tugas, serta menegakkan disiplin pegawai; 6. Menyusun rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK ; 7. Menyusun rencana bimbingan dan peningkatan kualitas Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 9. Menyusun, mengadakan/menggandakan dan mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 10. Merencanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK yang meliputi: 11. a. Pengembangan serta pengamanan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; b. Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; c. Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; d. Menyiapkan data tentang kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK yang refresentatif; e. Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; f. Pemantauan tentang efisiensi dan efektifitas peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK serta penyebaran pedoman, Juklak/Juknis di bidang kesiswaan; 19

20 12. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait; 13. Menanggapi dan menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Seksi; 14. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan tugas seksi; 15. Mengadakan kosultasi dengan atasan setiap waktu diperlukan; 16. Memeriksa hasil kerja bawahan; 17. Membuat penilaian hasil prestasi kerja bawahan; 18. Mengevaluasi pelaksanan kegiatan seksi; 19. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan; 20. Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. Kepala Seksi SMA, SMALB, SMK memiliki Jabatan bawahan Langsung sebagai berikut: 1. Pengadministrasi Kesiswaan SMP, SMPLB pada Seksi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK; 2. Penyiap Bahan Kesiswaan SMA, SMALB, SMK pada Seksi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK. Uraian Jabatan Pengadministrasi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK sebagai berikut: No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menerima, mencatat, mempelajari dan memproses surat-surat yang berkaitan dengan Kesiswaan SMA, SMALB, SMK; 3 Menyimpan dan menata arsip berdasarkan klasifikasi surat, jenis dan permasalahannya; 4 Menyimpan data/bahan Seksi Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 5 Menyiapkan konsep surat dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 6 Mengetik surat, juknis dan SK yang terkait dengan tugas Seksi; 7 Menyiapkan bahan dan membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan; 20

21 8 Menjadi notulis setiap rapat dan pertemuan Seksi; Mengiventarisir permasalahan kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; Mendistribusikan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; Menyiapkan bahan laporan kegiatan mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan; 12 Menyampaikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut; 13 Membantu Pemegang Uang Muka Kegiatan Subdit; 14 Menyampaikan saran/usul kepada atasan; 15 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 16 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan; Uraian Jabatan Penyiap Bahan Kesiswaan SMA, SMALB, SMK sebagai berikut No Rincian Tugas 1 Menyiapkan bahan dan peralatan kerja; 2 Menghimpun dan mengklasifikasi bahan data/informasi di bidang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 3 Mempelajari Juklak dan Juknis yang terkait dengan Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 4 Menyiapkan format, bahan dan data tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 5 Menyajikan dan menggandakan data/bahan Seksi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK; 6 Menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK ; 7 Menyusun, mengadakan/menggandakan pedoman, Juklak dan Juknis tentang Kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 8 Menyiapkan bahan penyusunan rencana bimbingan dan peningkatan kualitas kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 9 Menyiapkan bahan penyusunan standar nasional di bidang bimbingan dan pelayanan kesiswaan PAI pada 10 SMA, SMALB, SMK; Menyiapkan bahan guna peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumber daya 21

22 kesiswaan PAI pada SMA, SMALB, SMK; 11 Menyiapkan bahan-bahan kegiatan Seksi Kesiswaan SMA, SMALB, SMK; 12 Menyiapkan bahan perencanaan kegiatan; 13 Membantu menyiapkan bahan dan membuat pertanggungjawaban kegiatan; 14 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; 15 Menyampaikan laporan dan saran kepada atasan. 22

23 BAB III PROGRAM KESISWAAN A. Program Umum Subdit Kesiswaan Program umum subdit kesiswaan Dit. PAIS adalah program pengembangan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa alokasi waktu untuk pembelajaran PAI dalam bentuk program intrakurikuler sangat sedikit jumlahnya sehingga program pengembangan ekstrakurikuler menjadi sangat strategis. Lebih dari itu, penegasan terhadap pentingnya peran program ekstrakurikuler dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI juga dirumuskan dalam struktur kurikulum yang terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah: (a) Mata Pelajaran, (b) Muatan lokal, dan (c) Pengembangan diri. Ketiga kompenen tersebut diberikan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurukuler PAI adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka (tutorial) di kelas, dan dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas pengetahuan, wawasan, penghayatan dan pengamalan PAI dalam bidang Aqidah, Akhlak, al-qur an dan Hadits, Fiqih serta Sejarah Kebudayaan Islam. Luasnya bidang sasaran ekstrakurikuler PAI dapat melahirkan berbagai program/kegiatan yang dapat dikembangkan. Dalam buku panduan ini kegiatan ekstrakurikuler sebagai garapan pokok subdit kesiswaan kemudian dijabarkan ke dalam 8 (delapan) program/kegiatan sebagai berikut: 1. Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis); 2. Program/kegiatan Pekan Ketrampilan dan Seni (Pentas) PAI; 3. Program/kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat); 4. Program/kegiatan Tuntas Baca Tulis al_qur an (TBTQ); 5. Program/kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia; 6. Program/kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI); 7. Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (Irama); 8. Program/kegiatan Wisata Rohani (Wisroh); 23

24 8 (delapan) program/kegiatan di atas dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis/kategori : (a) Program/kegiatan Unggulan; (b) Program/kegiatan Prioritas; dan (c) Program/kegiatan Pendukung. Program/kegiatan unggulan kesiswaan adalah program/kegiatan yang dilaksanakan oleh subdit kesiswaan sebagai ciri khas dalam rangka pencitraan lembaga subdit kesiswaan yang dapat dibedakan dari subdit lainya. Program/kegiatan Prioritas kesiswaan adalah program/kegiatan kesiswaan yang mendesak untuk dilaksnakan karena dari sifatnya yang menjadi kebutuhan mendesak untuk dilaksanakan. Sedangkan Program/kegiatan pendukung kesiswaan adalah program/kegiatan yang menjadi tugas subdit kesiswaan namun sifatnya dapat dikategorikan pendukung. B. Program Unggulan Subdit Kesiswaan Program/kegiatan unggulan kesiswaan sebagaimana dijelaskan di atas adalah program/kegiatan yang dilaksanakan oleh subdit kesiswaan sebagai ciri khas dalam rangka pencitraan lembaga subdit kesiswaan yang dapat dibedakan dari subdit lainya. Dalam buku panduan ini subdit kesiswaan memiliki 1 (satu) program unggulan sebagai program yang dapat membedakan dari program subdit lainya yakni program Pekan Ketrampilan dan Seni (Pentas) PAI. Program Pekan Ketrampilan dan Seni (Pentas) PAI adalah wahana kompetisi yang objektif dalam bentuk perlombaan PAI sebagai upaya mengukur prestasi dan memotivasi peserta didik agar lebih mencintai dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan Pentas PAI adalah: (1) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT; (2) Meningkatkan pemahaman dan penghayatan peserta didik terhadap ajaran Islam sehingga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Memberikan motivasi terhadap peserta didik agar lebih bergairah dalam mempelajari dan mencintai PAI; (4) Menanamkan dan menumbuhkan rasa ukhuwah Islamiyah peserta didik; 24

25 (5) Menjadikan Pentas PAI sebagai tolak ukur keberhasilan pembinaan PAI di sekolah; (6) Meningkatkan keberanian dan kemandirian peserta didik dalam menumbuhkan bakat dan minatnya. Adapun cabang Pentas PAI yang dilombakan antara lain: (1) Musabaqah Tilawatil Qur an dan Saritilawah; (2) Pidato/Ceramah Keagamaan; (3) Seni Musik Islami (a.l.: Nasyid, Marawis, dan Qasidah); (4) Cerita Remaja Islami (Novel); (5) Cerdas Cermat; (6) Kaligrafi; (7) Peragaan Busan Muslim; (8) Binashussholah; (9) Hafalan Do a (10) Lomba Adzan (11) Dll. C. Program Prioritas Subdit Kesiswaan Sebagaimana dijabarkan di atas bahwa program/kegiatan prioritas kesiswaan adalah program/kegiatan kesiswaan yang mendesak untuk dilaksanakan karena dari sifatnya yang menjadi kebutuhan mendesak untuk dilaksanakan. Dalam buku panduan ini subdit kesiswaan memiliki 4 (empat) program prioritas antara lain: 1. Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis); 2. Program/kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat); 3. Program/kegiatan Tuntas Baca Tulis al_qur an (TBTQ); 4. Program/kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia; 1. Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis) Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis) adalah program/kegiatan ekstrakurikuler PAI berupa pendidikan, pelatihan, pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik di bidang Pendidikan Agama Islam agar menjadi insan yang beriman, bertakwa serta berakhlak mulia. 25

26 Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis) bertujuan untuk : (1) Memberikan sarana pembinaan, pelatihan dan pendalaman PAI bagi para peserta didik; (2) Mengembangkan kaderisasi da wah Islamiyah sehingga syiar agama Islam terus berkembang baik di lingkungan sekolah maupaun luar sekolah; (3) Memperkokoh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT peserta didik di sekolah; Program/kegiatan Rohis merupakan wadah dari berbagai kegiatan keagamaan di sekolah yang meliputi antara lain: (a) Tes Baca Tulis al Qur an bagi siswa baru; (b) Baca Tulis al Qur an; (c) Latihan Da wah / Muhadlarah; (d) Pesantren Kilat (sanlat); (e) Tadabbur dan Tafakkur Alam; (f) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI); (g) Majalah/Buletin Keagamaan; (h) Menerima dan mendistribusikan zakat serta hewan qurban; dll. 2. Program/kegiatan pesantren kilat Program/kegiatan pesantren kilat adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler PAI dan rohani Islam dalam rangka pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan metode pesantren yang dilakukan dalam lingkungan sekolah atau di luar sekolah dalam waktu yang singkat, disesuaikan dengan jadwal serta kebutuhan sekolah. Adapun tujuan dari kegiatan Sanlat adalah: (1) Memperdalam, memantapkan dan meningkatkan pemahaman dan penghayatan ajaran agama Islam bagi peserta didik; (2) Menerapkan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka membentuk mental spiritual peserta didik yang tangguh, mandiri dan memiliki kepribadian muslim yang kokoh agar mampu menghadapi tantangan negatif dari pengaruh luar diri peserta didik. 26

27 3. Program/kegiatan Tuntas Baca Tulis al-qur an (TBTQ); Program/kegiatan Tuntas Baca Tulis al_qur an (TBTQ) adalah salah satu program/kegiatan ekstrakurikuler PAI yang wajib diselenggarakan dalam rangka memberikan kemampuan membaca dan menulis al Qur an dengan baik dan benar. Pelaksanaan TBTQ bisa ditempuh antara lain melalui: (1) Orang tua peserta didik mewajibkan anaknya mengikuti pengajian di rumah, baik secara privat ataupun ditempat khusus seperti majlis ta lim dan Madrasah Diniyah; (2) Guru PAI mengadakan program khusus belajar baca tulis al Qur an di lingkungan sekolah, di luar jam pelajaran; 4. Program/kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia Program/kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia adalah salah satu program/kegiatan ekstrakurikuler untuk pengembangan karakter (character building) dan internalisasi nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Melalui kegiatan pembiasaan ini diharapkan peserta didik memiliki karakter dan prilaku keseharian di sekolah, di rumah dan masyarakat senantiasa merefleksikan nilai-nilai dan norma agama Islam dalam bentuk akhlak mulia. Beberapa kegiatan pembiasaan akhlak terpuji yang dilakukan di sekolah, di rumah dan masyarakat antara lain: Shalat berjama ah, tadarrus, baca do a pada awal dan akhir pelajaran, mengucapkan salam ketika bertemu seseorang, menjaga kebersihan, kesehatan, kejujuran, keadilan, saling tolong menolong dan bekerjasama dalam kebaikan, serta akhlakul karimah lainnya. Adapun sasaran dari pembiasaan ini bermuara pada terwujudnya kultur sekolah yang Islami atau agamis (Religious Culture). D. Program Pendukung Subdit Kesiswaan Sebagaimana dijabarkan di atas bahwa program/kegiatan pendukung kesiswaan adalah program/kegiatan yang menjadi tugas subdit kesiswaan namun sifatnya dapat dikategorikan pendukung. 27

28 Sesungguhnya masih banyak jenis program/kegiatan subdit kesiswaan dalam kategori ini, namun dalam buku panduan ini hanya dijelaskan 3 (tiga) program pendukung antara lain: 1. Program/kegiatan Wisata Rohani 2. Program/kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI); dan 3. Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (IRAMA) 1. Program/kegiatan Wisata Rohani Program/kegiatan Wisata Rohani adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler PAI dalam bentuk Out Bond yang ditujukan sebagai wahana hiburan yang menyenangkan sekaligus memperoleh pengetahuan dan wawasan dan pengalaman relijius yang bermanfaat. Wisata Rohani dilaksanakan di tempat tempat yang dapat mendukung atau kondusif terhadap penciptaan suasana Islami atau relijius. Karena melalui wisroh diharapkan dapat menambah keimana dan ketakwaan kepada Allah SWT. 2. Program/kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Program/kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) adalah kegiatan memperingati hari hari besar Islam seperti Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, Isro Mi raj, Nuzulul Qur an, Tahun Baru Islam, Iedul Fitri dan Iedul Adlha. Agar kegiatan PHBI memiliki makna pembelajaran bagi peserta didik melalui proses ibroh atau mengambil contoh dari makna yang terkandung dalam hari besar tersebut. PHBI juga dimaksudkan untuk syi ar Islam dan dakwah Islamiyah. 3. Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (IRAMA) Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (IRAMA) adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilakukan sepanjang bulan suci Ramadhan, mulai rentang waktu mulai malam pertama shalat tarawih sampai halal bil halal (saling maaf memaafkan) pada hari raya Iedul Fitri di bulan syawal. Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (IRAMA) dilakukan melalui pemantauan dan penugasan kepada peserta didik untuk terus 28

29 mengikuti seluruh kegiatan amaliah Ramadhan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dalam program/kegiatan Ibadah Ramadhan (IRAMA) peserta didik ditugaskan mengikuti amaliah Ramadhan sebagai berikut: shalat wajib, shalat tarawih, shalat sunnat lainnya, tadarrus, buka puasa bersama, zakat fitrah, santunan anak yatim, mendengarkan ceramah Ramadhan baik di masjid, musholla, majlis ta lim, televisi dan lain sebagainya. Melalui kegiatan IRAMA diharapkan peserta didik lebih memahami, mengahayati dan makin banyak mengamalkan dan mempraktekan ajaran Islam baik berupa ibadah mahdloh maupun ghoer mahdlah. Kegiatan ini juga menjadi wahana bagi penanaman nilai dan pembinaan watak, moral peserta didik untuk mencapai tujuan PAI. 29

30 BAB IV PENUTUP Buku panduan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Subdit Kesiswaan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (Dit.PAIS) diharapkan bisa memberikan gambaran yang utuh tentang profil subdit kesiswaan. Karena di dalamnya telah memuat berbagai hal pokok tentang subdit keiswaan mulai dari dasar pemikiran, landasan, visi dan misi serta program/ kegiatan yang telah dan akan dikembangkan oleh subdit kesiswaan. Buku ini juga memberikan informasi yang penting tentang tugas yang diemban oleh subdit kesiswaan dalam pembinaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah yang sampai saat ini belum mendapat pembinaan yang optimal. Oleh karena itu, maka diharapkan ada perhatian yang lebih baik terhadap program kesiswaan sebagaimana dijabarkan dalam buku panduan ini. Hal ini juga tidak luput dari pentingnya sumber pembiayaan yang masih sangat rendah dibandingkan dengan volume program. Akhirnya, semoga buku panduan ini dapat berguna bagi semua pihak terutama para stakeholder yang terkait dengan pengembangan Pendidikan Agama Islam pada sekolah. 30

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Telp./Faks. 021-3811772, Email :subditpai.smp@gmail.com J A K A R T A Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Yth : 1. Sdr. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014 A. Latar Belakang Pengelolaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah merupakan bentuk penjabaran amanat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga menjadi manusia yang utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PAI SD UNGGULAN NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/674/2014.I.II/2/HM.01/1271A/2013 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PAI SD UNGGULAN NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/674/2014.I.II/2/HM.01/1271A/2013 BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PAI SD UNGGULAN NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/674/2014.I.II/2/HM.01/1271A/2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik yang formal maupun yang nonformal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa Pendidikan Nasional di samping

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 16 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH DI KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Manusia tentunya diberi akal oleh Allah SWT. untuk berpikir, yakni tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun BAB I PENDAHUHUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, apalagi memasuki dunia globalisasi abad 21, berbagai permasalahan di bidang pendidikan haruslah segera dicarikan solusinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013 PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013 A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam pada sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam sistem pendidikan nasional, terutama

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang berlangsung pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku peserta didik. Perubahan yang sangat cepat dirasakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) UNGGULAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) UNGGULAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) UNGGULAN TAHUN ANGGARAN 2013 SUBDIT PAI PADA SMP DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV,

BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV, 211 BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV, banyak temuan-temuan, untuk selanjutnya pada bab V ini penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas Latar Belakang 1. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan, bahwa pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia seutuhnya yang di idealisasikan menjadi titik puncak pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga). Dengan potensi

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Sebagai dampak berkembangnya suatu organisasi dan teknologi, menyebabkan pekerjaan manajemen pendidikan semakin kompleks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Ada banyak sekali mata pelajaran yang diajarkan disekolah, salah satu yang sangat penting untuk diajarkan adalah materi Pendidikan Agama Islam. Pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Agama memiliki peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas merumuskan tujuan pada Bab II, Pasal

Lebih terperinci

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA C H A R A C T E R B U I L D I N G PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 ABSTRAK Bahan Ajar Character

Lebih terperinci

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON m mm] NOMOR 47 TAHUN 2016 SERI E20 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2016 T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitan Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia. Kerap kali pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 722 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN PENYELENGGARAAN WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH DI KABUPATEN SERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu kurikulum 2013 sangat mengutamakan pembentukan karakter. Hal ini ditegaskan oleh Marlina (2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelitian akan dibahas mengacu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Tetapi, pendidikan itu kurang lengkap apabila hanya mencetak lulusan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci