BAB 3 GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 GAMBARAN UMUM ORGANISASI"

Transkripsi

1 BAB 3 GAMBARAN UMUM ORGANISASI 3.1 Profil Perusahaan Berdiri tahun 1979, PT X Tbk. merupakan salah satu perusahaan pelopor pengembang perumahan di Indonesia. Proyek pertama dan yang sampai saat ini merupakan usaha pengembangan terbesar adalah pembangunan Kota Satelit Bintaro Jaya. Luas arealnya lebih dari hektar di selatan Jakarta, Bintaro Jaya kini telah berkembang menjadi kawasan terpadu dengan sejumlah fasilitas modern. Di antaranya adalah sekolah unggulan, rumah sakit berskala internasional, pusat perbelanjaan dan rekreasi tetap konsisten menerapkan manajemen ramah lingkungan. Dalam mengembangkan usahanya, PT X Tbk. terus memperluas wilayah pengembangan, yaitu Graha Raya yang berdampingan dengan Bintaro Jaya, serta Puri Jaya, proyek perumahan seluas ha di Pasar Kemis, Tangerang. Pusat-pusat property komersial yang berada di lokasi-lokasi strategis kota semakin melengkapi portfolio perusahaan. Semua pembangunan perumahan maupun tempat usaha dilayani oleh jaringan transportasi yang terpadu sehingga meningkatkan nilai jualnya sebagai tempat tinggal dan usaha. Pengalaman dan reputasi dalam mengantisipasi perubahanperubahan kebutuhan dan selera konsumen serta tetap terfokus pada kualitas produk dan kualitas pelayanan yang baik merupakan alasan mengapa PT X Tbk. mampu menjaga reputasinya sampai saat ini. Dengan mendayagunakan teknologi terkini, baik itu dalam hal desain, material, maupun teknologi yang berhubungan dengan transportasi dan lingkungan, perusahaan secara konsisten berusaha untuk memberikan nilai tambah dalam

2 72 berbagai aspek operasionalnya sambil tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders. Tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak 1994, PT X Tbk. berusaha untuk tetap menjaga komitmen terhadap konsumen, masyarakat dan pemegang saham serta tetap menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. 3.2 Bentuk Badan Hukum Perusahaan Sesuai peraturan perusahaan, selain nama perusahaan, nomer harus anonim dan nomor akta berdiri juga tidak boleh dicantumkan. Namun demikian, berikut ini adalah sekilas informasi mengenai PT X Tbk. Didirikan di Jakarta, 25 Mei 1979, dengan akta yang dikeluarkan oleh notaris Hobropoerwanto, S.H. Akta pendirian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir 28 Juni 2000 dari Vita Buena, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta. 3.3 Bentuk Usaha dan Kegiatan Perusahaan Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini pihak perusahaan terutama dalam pembangunan perumahan di daerah Jakarta Selatan, pengelolaan properti dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya. PT X Tbk. secara umum beroperasi pada proyek Bintaro yang berupa pengembangan hunian dan pengelolaannya. PT X Tbk. menggembangkan kawasan Bintaro dengan memperluas hunian pembangunan perumahan di sektor-sektor baru dan melengkapinya dengan fasilitas penunjang seperti rumah sakit, shuttle bus, dan

3 73 pusat niaga. Selain kawasan Bintaro PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan hunian di daerah Senen Jaya, Puri Jaya, Graha Jaya. PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan niaga terutama di kawasan Bintaro yaitu Bintaro Trade Centre dan Bintaro Plaza. Selain kedua lokasi diatas PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan niaga di Senen IV dan V. Khusus kawasan niaga yang berupa mall atau plaza PT X Tbk. juga melaksanakan pengelolaan seperti pada Bintaro Trade Centre, Bintaro Plaza, Slipi Plaza, dan Proyek Senen IV dan V. Secara umum kawasan niaga yang berupa mall dan plaza tidak dijual oleh perusahaan melainkan disewakan sehingga menjamin masuknya pendapatan rutin setiap tahun. Selain menjual dan menyewakan kawasan niaga dan hunian, PT X Tbk. juga menjual kavling kosong untuk dibangun kepada pihak yang memerlukan lahan kosong di dekat dengan area hunian atau niaga. Lahan juga ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa akses ke jalan utama, telepon, listrik dan fasilitas lainnya. 3.4 Bentuk Struktur Organisasi Perusahaan Sebuah organisasi memiliki tujuan dan untuk mencapainya, dilakukan pengaturan dan pengelompokan berbagai macam aktivitas sehingga dibentuklah berbagai divisi yang saling berkerja sama demi mencapai tujuan utama. Dengan terbentuknya divisi-divisi dalam organisasi maka akan muncul perbedaan di dalam hal tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Namun walaupun demikian setiap divisi diharapkan berfungsi dengan selayaknya dan saling berkerja sama sebagai satu tim (organisasi). Struktur organisasi bisa memperlihatkan wewenang dan tanggung jawab dari fungsi yang ada dalam organisasi. Setiap struktur organisasi memiliki perbedaan unik

4 74 sehingga suatu struktur organisasi tertentu belum tentu cocok untuk diterapkan pada yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaaan jenis perusahaan, bentuk usaha dan sebagainya. Strukur organisasi PT X Tbk. merupakan gabungan pembagian dari fungsi, wilayah dan tahap operasi perusahaan sehingga berbentuk suatu campuran (hybrid). Struktur organisasi PT X Tbk. dibagi berdasarkan divisi yang dikepalai oleh seorang manajer, masing-masing membawahi beberapa sampai puluhan staf tergantung ukuran tanggung jawab dan volume kerjanya. Setiap manajer divisi melapor pada seorang kordinator wilayah atau fungsi perusahaan yang membawahi beberapa manajer divisi. Di atas masing-masing kordinator adalah seorang direktur yang bertanggung jawab kepada direktur utama. Setelah itu terdapat direksi dan Komisaris pada puncak perusahaan. Berikut adalah gambar struktur organisasi PT X Tbk.

5 75 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT X Tbk. Sumber: PT X Tbk. 3.5 Petugas, Wewenang dan Pola Hubungan Kcpcngurusan Perusahaan Dewan Komisaris Dewan komisaris sebagai organ perusahaan secara kolektif bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat pada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Gorporate Gorvenance (GCG). Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Tugas dan wewenang dari dewan komisaris adalah: 1. Mengawasi jalannya perusahaan secara keseluruhan.

6 76 Tugas dan wewenang dari dewan komisaris adalah: 1. Mengawasi jalannya perusahaan secara keseluruhan. 2. Menunjuk dan memberhentikan direksi perusahaan. 3. Memberikan nasehat dan pengarahan kepada direksi, baik yang bersifat pencegahan maupun mendidik. 4. Mempertanggung jawabkan perusahaan kepada pemegang saham Direksi Direksi bertugas mengelola perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha (sustainability) serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya pada RUPS. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi kepentingan perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya, serta memperhatikan kepentingan dari pihak-pihak terkait. Tugas pokok dan wewenang dari direksi adalah: 1. Menyusun visi, misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan serta. Program jangka panjang dan pendek untuk dibicarakan dan memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. 2. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Memberikan kuasa pada komite yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan tugasnya atau pada pegawai perusahaan, namun tanggung jawab tetap berada pada direksi.

7 77 4. Membuat tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga pelaksanaan tugasnya terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja. 5. Menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian perusahaan dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan serta memenuhi peraturan perundang-undangan. Untuk itu perusahaan harus memiliki sistem pengawasan termasuk auditor internal dan eksternal. 6. Memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan terhadap pihak-pihak terkait yang tercermin pada terlaksananya fungsi sekretaris perusahaan sebagai penghubung dengan pihak-pihak terkait. 7. Menjamin berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari pengcndalian internal perusahaan. Bagi perusahaan yang sahamnya tcrcatat di bursa atau memiliki pcran besar di masyarakat harus memiliki satuan kerja pcngawasan internal. 8. Menjamin tersedianya informasi yang dapat diakses oleh pihakpihak terkait sesuai kebutuhan setiap pihak-pihak terkait. 9. Menjaga hubungan perusahaan dengan pihak luar (masyarakat) yang mencakup pula hubungan terhadap investor (investor relalions). 10. Memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). 11. Menyusun pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan untuk bersama-sama dengan dewan komisaris dimintakan pengesahan

8 78 dari RUPS. Laporan pertanggung jawaban harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian Direktur Utama Direktur utama bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pada PT X Tbk. (beserta anak usahanya) guna mencapai tujuan dari perusahaan. Tugas pokok dan wewenang dari direktur utama adalah: 1. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas pengurusan maupun kepemilikan guna mencapai maksud dan tujuannya. 2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan. 3. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan PT X Tbk. (beserta anak usahanya). 4. Mewakili perseroan bersama satu anggota direksi lainnya di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain (dan pihak lain perseroan), serta menjalankan segala tindakan dalam rangka kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain:

9 79 a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan). b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun juga melebihi jumlah dan jangka waktu ditetapkan oleh rapat komisaris. c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau mengikat perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris. d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan perseroan atau badan badan lain. e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan perjanjian manajemen. 5. Dalam hal direktur utama tidak ada atau berhalangan karena apapun juga, tidak perlu dibuktikan pada pihak ketiga, maka direktur utama dapat menunjuk secara tertulis salah seorang direktur untuk mewakilinya Direktur Direktorat I Direktur direktorat I bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari unit kerja yang berada dibawah koordinasinya yaitu: Unit Pengelola Retail, Unit Pengelola Proyek Senen I-II/IV-V, Unit Pengelola Kemang Jaya Apartemen

10 80 Taman, Unit Pengelola Gedung Perkantoran WBI, Unit Pengelola Gedung Bank Permata, Unit Pengelola Gedung Perkantoran Jaya, dan Unit Jaya City Development. Tugas pokok dan wewenang dari direktorat satu adalah: 1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan. 3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, pada unit yang berada di bawah koordinasinya yaitu: Unit Pengelola Retail, Unit Pengelola Proyek Senen I- II/IV-V, Unit Pengelola Kemang Jaya Apartemen Taman, Unit Pengelola Gedung Perkantoran WBI, Unit Pengelola Gedung Bank Permata, Unit Pengelola Gedung Perkantoran Jaya, dan Unit Jaya City Development. 4. Mewakili perseroan bersama direktur utama di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan guna kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain:

11 81 a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan). b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun juga melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris. c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau mengikat perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris. d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan perseroan atau badan badan lain. e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan perjanjian manajemen yang bukan perjanjian jual/beli/sewa atas barang dagangan atau sewa perusahaan Direktur Direktorat II Direktur direktorat II bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari unit kerja yang berada di bawah koordinasinya, yaitu: Unit Pemasaran Bintaro, Unit Proyek Bintaro, Unit Pengelolaan Kawasan Bintaro, Unit Graha Raya dan Unit SDM. Tugas pokok dan wewenang dari direktorat dua adalah:

12 82 1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan. 3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, pada unit yang berada dibawah koordinasinya yaitu: Unit Pemasaran Bintaro, Unit Proyek Bintaro, Unit Pengelolaan Kawasan Bintaro, Unit Perumahan Graha Raya, Unit SDM dan Umum, Unit Keuangan, dan Unit Manajemen Sistem Informasi. 4. Mewakili perseroan di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain: a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan). b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun juga melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris. c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau mengikat perseroan sebagai penjamin kepentingan pihak lain

13 83 untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris. d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan perseroan atau badan badan lain. e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan perjanjian manajemen Direktur Direktorat III Direktur direktorat III bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari Unit Kerja yang berada di bawah koordinasinya, yaitu: Unit Pertanahan Bintaro dan Graha Raya, Unit Perencanaan dan Pengembangan, Unit Hukum, Unit Perumahan Puri Jaya Pasar Kemis, Unit Perumahan Puri Jaya Sidoarjo, dan Unit Perumahan Semarang. Tugas pokok dan wewenang dari direktorat tiga adalah: 1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan untuk mencapai maksud dan tujuannya. 2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundangan yang berlaku dan anggaran dasar perseroan. 3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, pada unit yang berada dibawah koordinasinya, yaitu: Unit Pertanahan Bintaro dan Graha Raya, Unit Perencanaan dan Pengembangan, Unit Hukum, Unit Perumahan Puri Jaya Pasar Kemis, Unit Perumahan Puri Jaya Sidoarjo, dan Unit Perumahan Semarang.

14 84 4. Mewakili perseroan di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain, dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya yaitu antara lain: a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan). b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun juga melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris. c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau mengikat perseroan sebagai penjamin kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya ditetapkan oleh rapat komisaris. d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan perseroan atau badan badan lain. e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan perjanjian manajemen Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya bertugas merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengontrol strategi serta program kerja Unit Kerja Pemasaran, Proyek, Pengelolaan Kawasan Bintaro, dan Unit Usaha Graha

15 85 Raya untuk mencapai target Usaha Bintaro Jaya dan Graha Raya yang telah ditentukan serta peningkatan nilai kawasan Bintaro Jaya dan Graha Raya. Tugas pokok dan wewenang dari bertugas Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya adalah: 1. Menetapkan target kerja dan usaha dari masing-masing unit. 2. Menetapkan strategi dan program kerja dari masing-masing unit untuk mencapai target yang telah ditentukan. 3. Melakukan koordinasi dengan masing-masing unit kerja untuk mendukung tercapainya target yang telah ditentukan. 4. Bertanggung jawab terhadap kinerja unit dan karyawan yang berada di dalam wewenangnya 5. Menyusun konsep-konsep pemasaran dan pengembangan kawasan untuk meningkatkan value Bintaro Jaya dan Graha Raya. 6. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan lembaga pemerintah/swasta untuk mendukung tercapainya target perusahaan. 7. Mengontrol budget untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kerja diseluruh unit. 8. Menentukan dan menyetujui discount, biaya pembatalan transaksi, program promosi di Bintaro Jaya dan Graha Raya sesuai ketentuan berlaku. 9. Menandatangani SK discount, SK Klub Jaya, SK piket, dan lain-lain di Bintaro Jaya dan Graha Raya sesuai ketentuan berlaku. 10. Menandatangani SPK BP, TDP, dan penyelesaian TDP sesuai ketentuan berlaku.

16 Menandatangani perjanjian kerjasama dengan lembaga pemerintah/swasta sesuai ketentuan berlaku. 12. Menandatangani pembayaran (cek/bilyet giro/surat transfer Bank) sesuai ketentuan berlaku. 13. Memotivasi, mengevaluasi, dan menentukan penilaian terhadap prestasi kerja dan pemberian sanksi pada karyawan yang berada dibawah tanggungjawabnya. 3.6 Sistem Berjalan Saat ini Pada saat ini PT X Tbk. tidak memiliki suatu sistem (piranti lunak) apa pun yang membantu aktivitas modal kerja. Semua aktivitas untuk mengetahui modal kerja perusahaan, berapa yang dibutuhkan dan dari mana sumbernya dilakukan secara manual. Walaupun demikian, PT X Tbk. memiliki langkah kerja dan peraturan yang pasti dalam menjalankan modal kerja. Selain itu PT X Tbk. memiliki kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam menentukan dari mana modal kerja perusahaan sebaiknya berasal. Secara umum tanggung jawab mengenai masalah modal kerja berada ditangan manajer keuangan. Mengenai modal kerja yang ada pada perusahaan anak diperlakukan terpisah Status Modal Kerja PT X Tbk. Perhitungan modal kerja PT X Tbk. untuk tahun 2007 dapat dihitung dari neraca yang sudah penulis persingkat sesuai kebutuhan modal kerja. Hal

17 87 yang sama juga dilakukan pada perhitungan rugi dan laba PT X Tbk. untuk periode Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2. Keadaaan modal kerja PT X Tbk. per 31 Des 2007 sebagai berikut: Tabel 3.1 Neraca Keuangan PT X Tbk. PT X Tbk. Neraca Per 31 Des 2007 (Dalam ribuan Rupiah) Aktiva 2007 Aktiva Lancar : - Kas dan Setara Kas Piutang Persediaan Total Aktiva Lancar: Aktiva Tetap: Aktiva Lainnya: Jumlah Aktiva : Kewajiban Kewajiban Lancar: - Utang Usaha Utang Lain-lain Total Kewajiban Lancar:

18 88 Utang Jangka Panjang: Jumlah Kewajiban: Hak Minoritas Hak Minoritas: Ekuitas - Modal Saldo Laba Jumlah Ekuitas: Jumlah Kewajiban, Hak Minoritas dan Ekuitas: Sumber : PT X Tbk. Penjelasan: - Kas dan Setara Kas terdiri dari Kas dan Bank, Investasi saham dan Uang Muka Investasi. - Piutang terdiri dari Piutang Usaha Hubungan Istimewa, Piutang Usaha Pihak Ketiga, Piutang Lain-lain, Piutang Hubungan Istimewa, Pajak dan biaya Dibayar Dimuka, Aktiva Pajak Tangguhan. - Persediaan terdiri dari Persediaan dan Tanah untuk pengembangan. - Aktiva Tetap telah dikurangi penyusutan sebesar Rp ,-. - Utang Lain-lain terdiri dari Utang Lain-lain, Utang Pajak, Beban yang Harus Dibayar, Uang Muka Penjualan, Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Utang Lainnya, Utang Hubungan Istimewa,

19 89 Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja dan Pinjaman Jangka Pendek. - Utang Jangka Panjang terdiri dari Pinjaman jangka Panjang. - Modal Terdiri dari Modal Saham dan Tambahan Modal Disetor. - Saldo Laba Terdiri Dari Saldo Laba, Selisih Penilaian Kembali aktiva Tetap dan Selisih nilai Aktiva Tetap Dari neraca dapat dilihat bahwa PT X Tbk. mempunyai jumlah aktiva lancar jauh lebih besar melebihi jumlah aktiva tetap. Hal ini disebabkan oleh karena jenis perusahaan PT X Tbk. yang berupa perusahaan developer. Di mana aset lancar pada perusahaan developer adalah berupa tanah luas dan rumah yang akan dijual memiliki nilai tinggi dan berjumlah banyak. Hal ini dapat terlihat pada neraca pada perkiraan tanah untuk pengembangan dan persediaan yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan aset lainnya. Sementara itu utang lancar PT X Tbk. yang terbesar adalah perkiraan uang muka penjualan. Hal ini disebabkan sifat perdagangan property yang umumnya mensyaratkan pemberiaan uang muka kepada PT X Tbk. sebagai developer dan bentuk transaksi penjualannya berupa angsuran. Jumlah Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar Utang Lancar Modal Kerja Bersih 2007 = Rp Rp = Rp ,- Jumlah Modal Kerja tahun 2007 sebesar Rp ,-, jumlah ini cukup besar bila dibandingkan dengan pemasukan developer. Modal kerja untuk setiap hari dengan hari kerja efektif 300 hari pertahun dapat dihitung :

20 90 Modal Kerja Bersih Harian = Rp ,- / 300 = Rp ,- Sumber modal kerja tahun 2007 ini diperoleh dari laba perusahaan untuk tahun yang sama yaitu sebesar Rp ,- seperti yang terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Laporan Laba rugi PT X Tbk. PT X Tbk. Laporan Laba Rugi Per 31 Des 2007 (Dalam ribuan Rupiah) Deskripsi Rupiah Pendapatan Usaha Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung ( ) Laba Kotor Beban Usaha ( ) Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lain-lain ( ) Bagian Laba Bersih perusahaan Asosiasi Laba Sebelum Pajak Penghasilan Manfaat (Beban) Pajak penghasilan ( )

21 91 Laba Sebelum Hak Minoritas Hak Minoritas ( ) Laba Bersih Sumber: PT X Tbk. Penjelasan: Beban Usaha terdiri dari Beban Penjualan, Beban umum dan Administrasi. Penghasilan (Beban Lain-lain) terdiri dari Penghasilan Bunga, Beban Keuangan, Laba (Rugi) Selisih Kurs Bersih, Laba Penjualan Aktiva Tetap dan Lain-lain Bersih (termasuk di dalamnya penyusutan). Manfaat (beban) Pajak Penghasilan terdiri dari Pajak Kini, Pajak Tangguhan dan Taksiran Beban Pajak Penghasilan Bersih Pengunaan Modal Kerja PT X Tbk. Dalam penggunaan modal kerjanya perusahaan X menerapkan sistem budgeting. Setiap proyek dan kegiatan operasional perusahaan harus direncanakan terlebih dahulu jumlah pembiayaannya secara rinci, kapan pembayaran terjadi dan pembiayaan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Hal ini telah disiapkan dalam anggaran pengeluaran perusahaan. Setiap proses pembiayaan harus diajukan ke departemen keuangan untuk disetujui. Jika permintaan pembiayaan tidak disetujui maka pemohon dapat mengajukan kembali setelah perincian biaya diperbaiki.

22 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan X Perhitung kebutuhan modal kerja PT X Tbk. dicari dengan mencari terlebih dahulu perputaran modal kerjanya. Perhitungannya sebagai berikut: Perputaran kas dan setara kas = Sales / Kas dan Setara Kas = Rp / Rp = 9,3566 kali Perputaran piutang = Sales / piutang = Rp / Rp = 17,1200 kali Perputaran persediaan = HPP / persediaan = Rp / Rp = 0,1747 kali Keterikatan modal kerja : o Perputaran kas dan setara kas = 300 / 9,3566 = 32 hari o Perputaran piutang = 300 / 17,1200 = 18 hari o Perputaran persediaan = 300 / 0,1747 = 1717 hari + o Perputaran modal kerja = 1767 hari Perputaran modal kerja = 300 / 1767 = 0,1698 Perkiraan Sales 2008 : Rata-Rata Sales adalah = (Rp ,- + Rp ,-) / 2 = Rp ,- Umumnya rata-rata dari sales adalah perkiraaan sales tahun depan. Namun mengingat kondisi ekonomi terbaru yang tidak stabil akibat

23 93 kenaikan harga bahan bakar minyak dan lesunya pasar property di tahun 2008, maka perusaahaan memutuskan untuk menurunkan tingkat operasi dan melakukan penghematan. Sehingga diperkirakan sales tahun 2008 hanya setengah dari rata-rata sales diatas yaitu sebesar = Rp ,- / 2 = Rp ,- Yang dibulatkan menjadi Rp ,- Kebutuhan modal kerja tahun 2008 = Sales / perputaran modal kerja = Rp / 0,1698 = Rp ,- Kebutuhan modal kerja harian = Rp ,- / 300 = Rp ,- Jika dibandingkan dengan modal kerja tahun 2007, kebutuhan modal kerja 2008 terlihat adanya peningkatan peningkatan sebesar: Peningkatan modal kerja = Rp Rp = Rp ,- Peningkatan modal kerja harian = Rp ,- / 300 = Rp ,- Sekalipun perusahaan menurunkan tingkat operasionalnya dan melakukan tindak penghematan, bertambahnya kebutuhan modal kerja dapat dipahami. Sebab biaya aktivitas perusahaan juga bertambah mahal akibat kondisi ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga material dan berbagai jasa lainnya. Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa PT. X Tbk. menggunakan kebijakan modal kerja longgar, karena terdapat kelebihan

24 94 modal kerja yang signifikan. Sehingga terdapat modal kerja yang menganggur (idle money) Sumber Modal Kerja PT X Tbk. Terdapat tiga sumber utama modal kerja bagi PT X Tbk., yaitu: 1. Laba Bersih dari periode sebelumnya. 2. Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan. 3. Penjualan Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi. Sumber modal kerja lainnya yaitu penerbitan saham baru tidak berada di tangan manajer keuangan untuk menentukan. Cara tersebut umumnya diambil hanya pada saat perusahaan memerlukan modal kerja dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu diperlukan persetujuan pemegang saham sehingga harus diadakan RUPS. Dalam hal ini manajer keuangan cukup mencari besar modal kerja yang diperlukan dan menyampaikannya pada pemegang saham dalam RUPS. Tercatat pada tahun 2007 tidak dilakukan. Hanya pada saat peminjaman dari bank, bagian keuangan aktif dalam menentukan sumber modal kerja. Tercatat ada lima bank yang telah mempercayai PT X Tbk. untuk membuka rekening pinjaman: 1. PT Bank Development Bank of Singapore Indonesia. 2. PT Bank Niaga Tbk. 3. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. 4. PT bank Permata Tbk. 5. PT Bank Tabungan Negara Tbk.

25 95 Dalam menentukan dari mana pinjaman dilakukan, maka PT X Tbk. akan memperhatikan beberapa peraturan/syarat yang ditetapkan oleh bank yaitu: Bunga pinjaman yang dibebankan adalah terendah dan tidak lebih tinggi dari empat persen (4%) Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) yang berlaku. Lama pinjaman yang diizinkan oleh bank sesuai dengan kemampuan perusahaan. Besar jaminan yang diminta oleh bank. Hak penggunaan aset yang dijaminkan pada bank. Besar pembayaran pinjaman dan penjadwalannya. Peraturan dan prasyarat lainnya. Proses penentuan sumber peminjaman dari bank hingga penarikan pinjaman sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data tentang ketentuan syarat peminjaman dari beberapa bank. 2. Menentukan bank mana yang memiliki ketentuan dan syarat terbaik. 3. Mengajukan peminjaman pada bank yang terpilih. 4. Jika disetujui oleh bank maka akan dikirim draft perjanjian dari masing-masing pihak. 5. Memeriksa setiap butir pasal agar tidak ada yang merugikan perusahaan. 6. Jika semuanya diterima maka dipersiapkan surat pernyataan akta perusahaan, persetujuan komisaris, surat pernyataan sebagian aset yang dijaminkan.

26 96 7. Menyerahkan surat tersebut ke tangan komisaris untuk ditanda tangani. 8. Setelah itu mengadakan perjanjian kesepakatan di depan notaris. Dalam prosesnya juga dilakukan APHT (Akta Pengikatan Hak Tanggungan) yaitu atas jaminan yang diserahkan harus diikat secara notariil (perjanjian tertulis yang disahkan notaris). 9. Menyiapkan surat penerimaan sebagai dasar administrasi di bank atas besarnya dana yang akan dipinjam. 10. Menarik pinjaman Permasalahan yang Dihadapi Setelah menganalisis dokumen peraturan/petunjuk operasional dan mewawancarai pihak yang terlibat dalam menentukan, menyediakan, menggunakan dan mencatat modal kerja perusahaan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: Proses pengerjaan modal kerja secara umum masih dilakukan secara manual. Hal ini meningkatkan risiko kesalahan dan pengambilan keputusan yang salah. Selain itu proses manual lebih menguras tenaga dan waktu. Tidak adanya standarisasi dalam pembuatan laporan modal kerja. Hal ini menyebabkan setiap laporan yang dihasilkan dapat berbeda dalam hal kelengkapan, ketepatan dan format. Dikarenakan pemilihan peminjaman bank dilakukan secara manual, maka terdapat kemungkinan pilihan dilakukan atas dasar tidak profesional, seperti pendapat pribadi yang merugikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti dan real estate. Perusahaan ini terletak dan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan. Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan. Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Alam Sutera Realty Tbk adalah anak perusahaan dari grup Argo Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia Laporan Tahunan 2012 DAFTAR ISI

PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia Laporan Tahunan 2012 DAFTAR ISI PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia Laporan Tahunan 2012 DAFTAR ISI Pengantar Direksi... Hal. 2 Profil Perusahaan... Hal. 3 Visi... Hal. 4 Misi... Hal. 4 Layanan... Hal. 4 Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH CILEGON MANDIRI

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT

LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT RENCANA PEMBELIAN TANAH DAN BANGUNAN DAN PENYERTAAN MODAL DALAM PT I. PT Pemilik Tanah dan Bangunan A. Akta Pendirian/Anggaran Dasar dan Pengesahannya 1. Akta Notaris,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi.

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. I. Umum KRITERIA 1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris. 2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas PENJELASAN 3. Mencantumkan

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-101/MBU/2002 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, Direksi dan Dewan Komisaris PT Nusantara Pelabuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA 2008 2009 2010 2011 2012 AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas 162,869,889,775.00 214,879,968,612.00 383,120,307,358.00 242,776,108,938.00 535,889,526,748.00 Investasi

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 19 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 19 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 19 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PT. BALAIRUNG CITRA JAYA SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANGUN BANUA KALIMANTAN SELATAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS BANGUN BANUA KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED)

PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED) LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED) DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN UNTUK TAHUN

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Acset Indonusa Tbk

Pedoman Direksi. PT Acset Indonusa Tbk PT Acset Indonusa Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pendahuluan Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT ACSET Indonusa Tbk ( Perseroan atau ACSET ) memiliki 3 (tiga)

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.04/2014 Sebelum/ Before Pasal 11 Ayat 5 Pasal 11 Ayat 5 5. (a) Seorang

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM YAYASAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA MENJADI PERSEROAN TERBATAS RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA DAN

Lebih terperinci

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengantisipasi perkembangan ekonomi global

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Bentuk badan usaha 1. Perseorangan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7 Daftar Isi Halaman Pernyataan Direktur Eksekutif Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 3 Laporan Arus Kas

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015 UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 23528000 faksimili : +62 (21) 3444012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci