5 HASIL PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga di depan, uji validitas, reliabilitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5 HASIL PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga di depan, uji validitas, reliabilitas"

Transkripsi

1 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Keabsahan Data Sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga di depan, uji validitas, reliabilitas dan normalitas dibutuhkan untuk memastikan bahwa data dapat diuji menggunakan model SEM. Apabila data tidak memenuhi salah satu dari syarat tersebut maka uji SEM tidak dapat dilakukan. Sehingga analisis keabsahan data harus dilakukan dengan proses untuk mendapatkan kepastian validitas, reliabilitas dan normalitas data Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan mencari korelasi antara skor dari setiap item pertanyaan dengan jumlah skor keseluruhan dari variabel tersebut. Hasilnya disajikan dalam bentuk nilai corrected item total correlation. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan r tabel pada N=60. Apabila nilai corrected item-total correlation maka konstruk item pertanyaan dinyatakan valid. Secara keseluruhan disajikan pada Tabel 6 berikut. 39

2 Tabel 6. Hasil uji validitas konstruk item pertanyaan. No Variabel Item pertanyaan Corrected itemtotal R tabel Keterangan correlation 1 Home industry Home industry 1 0,489 0,254 Valid 2 Home industry 2 0,489 0,254 Valid 3 Kebijakan Kebijakan 1 0,518 0,254 Valid 4 Kebijakan 2 0,518 0,254 Valid 5 Lingkungan Lingkungan 1 0,504 0,254 Valid 6 Lingkungan 2 0,504 0,254 Valid 7 Kualitas Kualitas 1 0,611 0,254 Valid 8 Kualitas 2 0,611 0,254 Valid 9 Tenaga Kerja Tenaga Kerja 1 0,519 0,254 Valid 10 Tenaga Kerja 2 0,519 0,254 Valid 11 Perilaku Perilaku 1 0,572 0,254 Valid 12 Perilaku 2 0,572 0,254 Valid 13 Pemasaran Pemasaran 1 0,461 0,254 Valid 14 Pemasaran 2 0,461 0,254 Valid Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa semua nilai corrected item-total correlation lebih besar daripada r tabel. Dengan demikian maka semua konstruk item pertanyaan sudah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya Uji Reliabilitas Kemudian setelah diperoleh kevalidan konstruk item pertanyaan kuesioner, maka dilakukan uji reliabilitas variabelnya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan nilai alpha cronbach yang diolah dengan menggunakan Software SPSS Apabila nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel (Santoso, 2002). Hasil selengkapnya ditampilkan pada Tabel 7. 40

3 Tabel 7. Hasil uji reliabilitas variabel penelitian No Variabel Alpha cronbach Keterangan 1 Home industry 0,657 > 0,6 Reliabel 2 Kebijakan 0,675 > 0,6 Reliabel 3 Lingkungan 0,649 > 0,6 Reliabel 4 Kualitas 0,620 > 0,6 Reliabel 5 Tenaga Kerja 0,679 > 0,6 Reliabel 6 Perilaku 0,701 > 0,6 Reliabel 7 Pemasaran 0,63 > 0,6 Reliabel Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa semua nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel pada penelitian ini sudah reliabel dan dapat dipergunakan pada penelitian selanjutnya Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap data setiap variabel. Proses uji dilakukan dengan mencari plot probabilitas nilai dan diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Hasilnya adalah sebagai berikut. 1) Home Industry Data variabel home industry memiliki rata-rata=6,233 dan simpangan baku=1,031. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,038 dengan p- value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel home industry berdistribusi normal. 2) Kebijakan Data variabel kebijakan memiliki rata-rata=5,2 dan simpangan baku=0,7546. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,047 dengan p-value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) 41

4 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel kebijakan berdistribusi normal. 3) Lingkungan Data variabel lingkungan memiliki rata-rata=6,283 dan simpangan baku=0,7152. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,067 dengan p- value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel lingkungan berdistribusi normal. 4) Kualitas Data variabel kualitas memiliki rata-rata=7,033 dan simpangan baku=0,8823. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,047 dengan p-value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel kualitas berdistribusi normal. 5) Tenaga Kerja Data variabel tenaga kerja memiliki rata-rata=5,933 dan simpangan baku=0,7561. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,058 dengan p- value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel tenaga kerja berdistribusi normal. 6) Perilaku Data variabel perilaku memiliki rata-rata=5,75 dan simpangan baku=0,7278. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,065 dengan p-value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel perilaku berdistribusi normal. 42

5 7) Pemasaran Data variabel pemasaran me miliki rata-rata=6,117 dan simpangan baku=0,8253. Nilai KS (Kolmogorov Smirnov) adalah 0,049 dengan p- value>0,150. Dengan demikian p-value nya lebih besar dari 0,05 (level of significant) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel pemasaran berdistribusi normal. 5.2 Analisis Model Structural Equation Modelling (SEM) Verifikasi Model Berdasarkan data yang sudah diperoleh serta permasalahan yang telah diuraikan di atas, kemudian disesuaikan dengan model hipotesa (Gambar 3 Diagram Hubungan Awal Antar Variabel) yang kemudian diverifikasikan dengan metode SEM menggunakan Lisrel 8.54, sehingga model yang dihasilkan terlihat seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Model struktural hasil pengolahan data dengan Lisrel

6 5.2.2 Pembuktian Hipotesis. Model sesuai rancangan konseptual/theoritis hasilnya cukup baik, karena memiliki nilai RMSEA = 0,067 (< 0,1). Hal itu juga diperkuat oleh nilai minimum fit function chi square = 7,51 dengan p-value = 0,27 pada derajat kebebasan (degree of freedom) = 6. Hal ini sesuai dengan pendapat Ghozali dan Fuad (2005) yang menyatakan bahwa model dengan nilai RMSEA sekitar 0,08 merupakan model dengan tingkat kesalahan yang reasonable. Dengan demikian maka model tersebut dapat digunakan untuk proses analisis lebih lanjut terhadap permasalahan yang ditemukan. Selanjutnya ditemukan estimasi persamaan struktural dengan metode maximum likelihood sebagai berikut. lingkungan = 0.28*alat *kebijakan, Errorvar.= 0.40, R² = 0.22 (0.083) (0.11) (0.074) kualitas = 0.77*alat *kebijaka, Errorvar.= 0.16, R² = 0.79 (0.053) (0.073) (0.031) t_kerja = 0.064*alat *kebijaka, Errorvar.= 0.21, R² = 0.64 (0.060) (0.082) (0.038) perilaku = 0.10*alat *kebijaka, Errorvar.= 0.36, R² = 0.33 (0.079) (0.11) (0.067) Gambar 5. Output program SEM dari model penelitian pemasara=-0.053*lingkung+0.017*kualitas+0.058*t_kerja+0.10*perilaku+0.70*alat-0.14*kebijakan, (0.079) (0.12) (0.11) (0.083) (0.11) (0.12) Errorvar.= 0.14, R² = 0.79 (0.026) 5 Gambar 8. Estimasi persamaan struktural. Pada Gambar 8 tersebut di atas dengan rujukan jumlah sempel 60 memiliki t tabel sebesar 2.00, terlihat bahwa home industry berpengaruh positif terhadap 44

7 kondisi lingkungan dengan pengaruh sebesar 0,28 dengan t skor = 3,31 (lebih besar dari t tabel). Sedangkan kebijakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lingkungan karena memiliki t skor = 1,52 (lebih kecil dari t tabel). Home industry berpengaruh positif terhadap kualitas produksi dengan pengaruh sebesar 0,77 dengan t skor = 14,55 (lebih besar dari t tabel). Sedangkan kebijakan tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas produksi karena memiliki nilai t skor = - 1,35 (lebih kecil dari t tabel). Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap tenaga kerja dengan kontribusi sebesar 0,78 dengan t skor = 9,54 (lebih besar dari t tabel). Sedangkan home industry tidak berpengaruh secara nyata terhadap tenaga kerja, karena memiliki t skor = 1,07 ( lebih kecil dari pada t tabel). Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap perilaku tenaga kerja dengan kontribusi sebesar 0,5 yang ditandai dengan nilai t skor = 4,7 (lebih besar dari pada t tabel). Sedangkan home industry tidak berpengaruh terhadap perilaku yang ditandai dengan nilai t skor = 1,07. Pemasaran produk kerupuk ikan dipengaruhi secara positif oleh home industry dengan kontribusi sebesar 0,7 dengan nilai t skor sebesar = 6,37. Sedangkan variabel lain yaitu lingkungan, kualitas, tenaga kerja, perilaku dan kebijakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap pemasaran yang masing-masing ditandai dengan t skor sebesar -0,68; 0,14; 0,53; 1,25; dan -1,16 yang semuanya memiliki skor lebih kecil dari t tabel. 45

8 Covariance Matrix of Independent Variables alat kebijaka alat 1.06 (0.20) 5.34 kebijakan (0.11) (0.11) Gambar 9. Hasil covariance matrix variabel independen Sedangkan dari hasil covariance matrix home industry dengan kebijakan pemerintah tampak bahwa nilai kovarians = 0,17 dengan t = 1,64, tampak bahwa nilai tersebut sangat jauh di bawah t tabel pada jumlah sampel 60 yaitu 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel home industry dengan kebijakan pemerintah tidak memenuhi syarat nyata. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf nyata sebesar 10%. 1) Hipotesis pertama: Terdapat hubungan timbal balik antara home industry dengan kebijakan pemerintah. Hasil covariance matrix home industry dengan kebijakan pemerintah tampak bahwa nilai kovarians = 0,17 dengan t = 1,64, nilai tersebut sama dengan t tabel pada jumlah sampel 60 dengan taraf nyata 10% yaitu Berarti ada hubungan nyata antara variabel home industry dengan kebijakan pemerintah. Dengan demikian cukup bukti untuk mendukung hipotesis pertama. 2) Hipotesis kedua: Ada pengaruh home industry terhadap lingkungan, perilaku sosial, produksi dan tenaga kerja. Hasil persamaan struktural menunjukkan 46

9 home industry tidak berpengaruh secara nyata terhadap tenaga kerja, karena memiliki t skor = 1,07 (lebih kecil dari pada t tabel). Home industry tidak berpengaruh terhadap perilaku sosial yang ditandai dengan nilai t skor = 1,07. Home industry berpengaruh positif terhadap lingkungan dengan t skor 3,31 dan kualitas dengan t skor 14,55 lebih besar dari nilai tabel. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti untuk variabel lingkungan dan kualitas, tetapi tidak terbukti untuk variabel tenaga kerja dan perilaku sosial. 3) Hipotesis ketiga. Ada pengaruh kebijakan Pemerintah terhadap lingkungan, perilaku sosial, produksi dan tenaga kerja. Hasil persamaan struktural menunjukkan kebijakan pemerintah tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas produksi karena memiliki nilai t skor = -1,35 (lebih kecil dari t tabel). Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap tenaga kerja dengan kontribusi sebesar 0,78 dengan t skor = 9,54 (lebih besar dari t tabel). Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap perilaku sosial tenaga kerja dengan kontribusi sebesar 0,5 yang ditandai dengan nilai t skor = 4,7 (lebih besar dari pada t tabel). Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap lingkungan dengan kontribusi 0,28 sebesar dengan nilai t skor 3,31 (lebih besar da.ri pada t tabel). Dengan demikian hipotesis ketiga terbukti untuk variabel tenaga kerja, perilaku sosial, lingkungan dan tidak cukup bukti untuk variabel produksi. 4) Hipotesis keempat. Ada hubungan timbal balik masing-masing antara lingkungan, perilaku sosial, produksi dan tenaga kerja. Hasil persamaan struktural menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel tersebut (hasil SEM tidak ada). Dengan demikian hipotesis keempat tidak terbukti. 47

10 5) Hipotesis kelima. Ada pengaruh langsung dari lingkungan, perilaku sosial, produksi dan tenaga kerja terhadap pemasaran. Hasil persamaan struktural menunjukkan bahwa variabel lingkungan, kualitas, tenaga kerja, perilaku sosial, alat dan kebijakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap pemasaran yang masing-masing ditandai dengan t skor sebesar -0,68; 0,14; 0,53; 1,25; dan -1,16 yang semuanya memiliki skor lebih kecil dari t tabel. Dengan demikian tidak cukup bukti untuk membuktikan hipotesis ke lima Model hasil analisis SEM Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa tidak semua hubungan seperti dalam model hipotesa dapat diverifikasi dengan baik oleh SEM, oleh karenanya perlu disusun model baru sesuai dengan hasil perhitungan di atas sehingga dapat terlihat hubungan antar variabel seperti pada Gambar 10. Peralatan Home Industri 0.17 Kebijakan pemerinta Lingkungan 0.68 Kualitas Produksi Pemasaran Tenaga Kerja Perilaku Gambar 10. Model SEM hasil verifikasi 48

11 5.2.4 Analisis Sebab Akibat Dari pembahasan tersebut di atas, pada dasarnya telah ditemukan hasil secara kuantitatif melalui analisis dengan menggunakan model SEM, namun diperlukan penilaian kualitatif, yaitu dengan menggunakan diagram sebab akibat tulang ikan untuk mengurai berbagai masalah agar diperoleh suatu bahasan yang lebih komprehensif. Hal ini diperlukan karena hasil akhir dari pembahasan merupakan pedoman bagi rekomendasi kebijakan yang akan dilakukan. Untuk mendapatkan hasil rekomendasi kebijakan perlu dilakukan brainstorming juga dengan para pemiliki sentra industri. Pedoman brainstorming untuk mendapatkan diagram tulang ikan mengacu kepada Forman (2005), yaitu bahwa untuk memperoleh gambaran tentang sebab sebab suatu masalah harus ditinjau dari manpower, methods, machine dan matter. Dari hasil brainstorming akan ditemukan permasalahan utama yaitu bahwa mengapa home industry kerupuk ikan belum berkembang. Untuk itu perlu diuraikan sebab-sebab yang muncul sebagaimana digambarkan pada Gambar

12 Peralatan home industri Pengaduk sederhana Perebus Sumber daya manusia sederhana Pemotong sederhana Pengering sederhana SDM seadanya Pekerjaan sambilan Kemampuan warisan Ethos kerja kurang baik Peralatan tidak dpt menghasilkan produk berkualitas Kemampuan SDM rendah Bahan Baku Tidak ada Biaya untuk Pengadaan Bahan baku Tidak ada Ketersediaan bahan baku sepanjang musim Pemasaran Belum ada terobosan pemasaran secara langsung Menunggu datangnya tengkulak Tidak ada persediaan bahan baku Proses pemasaran masih tradisional Home industri kerupuk ikan belum berkembang Gambar 11. Diagram tulang ikan belum berkembangnya industri kerupuk ikan di Kabupaten Tuban. Dari diagram tulang ikan di atas, dapat diuraikan bahwa kebijakan publik berkaitan dengan home industry kerupuk ikan di Tuban haruslah diuraikan berdasarkan sebab-sebab kurang majunya home industry tersebut. Secara rinci sebab-sebab tersebut adalah sebagai berikut. 1) Sumber daya manusia Dari hasil brainstorming tampak jelas yang tergambar pada diagram tulang ikan bahwa kualitas sumber daya manusia pada home industry kerupuk ikan masih sangat tradisional dan merupakan keahlian turun temurun yang sampai 50

13 saat ini belum ada upaya perbaikan dan peningkatan sama sekali. Disamping itu pekerjaan mereka dalam mengelola industri kerupuk ikan itu ternyata hanya bersifat sementara untuk mengisi waktu kosong sebagai nelayan dan bukan merupakan pekerjaan utama. Hal itu lebih diperparah lagi dengan tidak adanya inisiatif dari pemilik sentra atau tenaga kerjanya untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya yang disebabkan tidak adanya metode pengendalian kualitas. 2) Peralatan home industry Berdasarkan brainstorming yang disajikan pada diagram tulang ikan di atas tergambar bahwa semua peralatan home industry ternyata masih sangat sederhana, sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitasnya. Dari hasil penelitian di lapangan mulai dari alat pengaduk/pencampur yang masih sangat sederhana, termasuk alat perebus yang juga masih sangat sederhana yaitu panci besar yang seringkali tidak dapat menghasilkan tingkat kematangan yang sama pada saat perebusan. Sedangkan alat potong manual yang digunakan terbuat dari pisau yang dimodifikasi secara sederhana, sehingga akurasi pemotongan untuk menghasilkan kerupuk dengan ketebalan yang hanya 1 mm tidak tercapai, dan bahkan ketebalan yang dihasilkan juga tidak pernah sama ukurannya. Selanjutnya alat pengepakan yang digunakan sebagian besar masih dilakukan dengan cara membungkus dalam plastik biasa, kemudian dimasuki label pada secarik kertas yang kurang memenuhi aspek estetika sehingga kurang menarik bagi para pembeli. Berbeda sekali dengan penampilan produk dari industri menengah yang ada di Kota Tuban yang rata-rata telah memiliki pangsa pasar cukup besar di kawasan Jawa 51

14 Timur dan Indonesia, bahkan sebagian sudah memiliki pasar yang mencapai mancanegara. 3) Bahan baku. Tidak tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup menjadi penyebab sentra home industry tidak dapat melaksanakan pembuatan kerupuk ikan, terutama pada saat tidak ada pesanan. Mereka tidak mampu membuat kerupuk ikan secara kontinyu dengan kemampuan sendiri untuk kemudian langsung dipasarkan. Hal ini terjadi karena mereka tidak mampu menyediakan dana sebelum dagangannya habis terjual. Ternyata ketidaktersediaan bahan baku itu bukan karena mereka tidak mampu melakukan reproduksi tetapi karena memang tidak ada modal untuk membeli bahan baku atau mungkin disebabkan oleh tidak ada investor yang terjun ke ranah home industry ini. 4) Pemasaran Kondisi itu diperparah lagi oleh penguasaan pangsa pasar yang sangat kurang. Fauzi (2005) menjelaskan, bahwa pengolah ikan tradisional dan derivatifnya secara umum biasanya tidak mempunyai akses pasar yang bagus. Oleh karena itu, mereka sangat tergantung kepada pedagang perantara yang memang lebih menguasai akses pasar. Tidak jarang harga hasil olahan dipermainkan para pedagang perantara, sehingga marjin keuntungan pengusaha pengolahan kerupuk ikan semakin sedikit. Kalau permasalahan tersebut diperbaiki, maka hasil olahan kerupuk ikan dari Kabupaten Tuban tersebut sebenarnya akan mudah menembus pasar nasional dan bahkan mampu untuk di ekspor. 52

15 Berdasarkan analisis sebab akibat dengan diagram tulang ikan di atas,, diperlukan brainstorming lanjutan untuk menemukan cara untuk mengembangkan home industry kerupuk ikan, dengan metode diagram tulang ikan. Hasilnya sebagaimana diuraikan pada Gambar 12. Peralatan home industri Pengaduk Lebih modern Perebus lebih modern Pemotong Lebih modern Pengering lebih modern Sumber daya manusia SDM terlatih Pekerjaan pokok Kemampuan meningkat Ethos kerja baik Peralatan dpt menghasilkan produk berkualitas Kemampuan SDM baik Bahan Baku Tersedia Biaya untuk Pengadaan Bahan baku Tersedia bahan baku sepanjang musim Aktif memasarkan produk Pemasaran Lakukan terobosan pemasaran secara langsung persediaan bahan baku cukup Proses pemasaran modern Home industry kerupuk ikan berkembang Gambar 12. Diagram tulang ikan berkembangnya industri kerupuk ikan di Kabupaten Tuban. 53

16 Secara rinci, hasil analisis pengembangan home industry dengan diagram tulang ikan disajikan sebagai berikut. 1) Sumber daya manusia Dari hasil brainstorming tampak jelas bahwa kualitas sumber daya manusia yang baik pada home industry kerupuk ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan SDM yang baik dan ditunjang dengan etos kerja yang baik. Hal itu hanya dapat tercapai jika adanya upaya peningkatan kualitas SDM dengan derbagai pelatihan, serta menjadikan pekerjaan home industry kerupuk ikan sebagai pekerjaan utama. 2) Peralatan home industry Berdasarkan brainstorming yang disajikan pada diagram tulang ikan di atas tergambar bahwa untuk mengembangkan home industy kerupuk ikan diperlukan peralatan yang lebih modern. Dari hasil penelitian di lapangan diperlukan alat pengaduk/pencampur yang dapat menghasilkan adukan yang lebih sempurna dengan waktu adukan yang lebih singkat, alat perebus yang dapat merebus dengan volume besar dan tingkat kematangan yang merata. Sedangkan alat potong manual perlu diganti dengan alat potong yang lebih modern sehingga akurasi pemotongan untuk menghasilkan kerupuk dengan ketebalan yang hanya 1 mm tercapai dengan ketebalan yang sama. Selanjutnya diperlukan alat pengepakan yang lebih memenuhi aspek estetika sehingga lebih menarik bagi para pembeli. 3) Bahan baku. Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup. Hal ini dapat dicapai jika ditopang dengan modal yang cukup. Ketiadaan modal yang cukup dapat teratasi apabila ada bantuan dari pemerintah dengan suku bunga yang rendah 54

17 dan mekanisme penjaminan yang disusun secara khusus. Cara memenuhi bahan baku dengan membuat cold storage dengan mendirikan koperasi untuk mengatasi musim ombak, dimana ikan sedikit. Ikan dapat dibeli dari pelabuhan ikan Brondong Lamongan yang jaraknya cukup depat, atau pembelian langsung ke Brondong dengan melibatkan koperasi nelayan dan dibina oleh pemerintah. 4) Pemasaran Semua hal di atas, akan sempurna jika pemasaran dapat dilakukan lebih moden. Pelatihan manajemen pemasaran dapat dilakukan dengan bantuan LSM dan pemerintah daerah agar dapat diperoleh ide, gagasan dan aplikasi terobosan pemasaran ke berbagai daerah di kawasan Tuban dan sekitarnya maupun deerah lain yang selama ini belum terjangkau. Kerjasama dengan industri pemasaran, mengikuti pameran hasil industri ikan di Pemda Tuban atau Jatim ekspo, atau upaya lanjutan lainnya dalam rangka memperluas cakupan pemasaran produk kerupuk ikan. 55

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai dengan akhir Agustus 2006. Lokasi penelitian di Desa Pabean Kecamatan Tambak

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN PEMASARAN KERUPUK IKAN HASIL HOME INDUSTRY PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN TUBAN

HUBUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN PEMASARAN KERUPUK IKAN HASIL HOME INDUSTRY PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN TUBAN HUBUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN PEMASARAN KERUPUK IKAN HASIL HOME INDUSTRY PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN TUBAN NONO SAMPONO SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum responden Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Kampus Meruya Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru, Sukoharjo.Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hal yang diukur dalam disiplin belajar mahasiswa ketika berada di kampus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hal yang diukur dalam disiplin belajar mahasiswa ketika berada di kampus 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Analisa Deskripsi Variabel Disiplin Belajar (X 1 ) 4.1.1.1 Disiplin Belajar di kampus (X 1.1 ) Hal yang diukur dalam disiplin belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau BAB IV ANALISA DATA IV.1. Uji Validitas Validitas dan reliabilitas merupakan poin penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui hipotesapenelitian sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas beberapa metode dalam penelitian, seperti objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel,

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Penempatan lokasi dan pengambilan data tersebut berdasarkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN A. Analisis Data tentang Nilai BTQ SD Kandang Panjang 01 Pekalongan Setelah dikumpulkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Jumlah pegawai di KPP Pratama Salatiga sebanyak 75

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Negeri 96 Jakarta sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Literatur Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini harus sesuai dengan Metode penelitian, langkah awal yaitu melakukan studi literatur dan jurnal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto Km 6, Yogyakarta 55281. sedangkan subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, profesionalisme, dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Demografi Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Analisis Karakteristik Responden Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna PT. Mega Auto Finance cabang Kedoya. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah anggota dari populasi. Subyek dalam penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Penulis telah menyebarluaskan kuesioner guna mendapatkan data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu: 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di Waroeng Spesial Sambal (SS) kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu: 1. Waroeng SS Kusumanegara. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh 43 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini ada sebanyak 72 mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen yang sedang belanja di Outline store. Sedangkan metode pengambilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen yang sedang belanja di Outline store. Sedangkan metode pengambilan 67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Outline store di kota Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 84 4.1. Analisis Kuantitatif BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM HOME INDUSTRY KERUPUK IKAN. Penelitian dilakukan pada daerah sentra home industry pengolahan kerupuk

4 KEADAAN UMUM HOME INDUSTRY KERUPUK IKAN. Penelitian dilakukan pada daerah sentra home industry pengolahan kerupuk 4 KEADAAN UMUM HOME INDUSTRY KERUPUK IKAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Penelitian dilakukan pada daerah sentra home industry pengolahan kerupuk ikan di Desa Pabean Kecamatan Tambak Boyo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguji validitas dengan menggunakan software program komputer yaitu SPSS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguji validitas dengan menggunakan software program komputer yaitu SPSS 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Instrumen 4.1.1. Hasil Uji itas itas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti

Lebih terperinci

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap penerapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Validitas Variabel Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam Ghozali (2005:45) dinyatakan suatu kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa terbagi dalam delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan subjek yaitu mahasiswa Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan melakukan

Lebih terperinci

1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Agar penelitian ini lebih terarah serta sesuai dengan tujuan yang diinginkan, penulis menggunakan metode kuantitatif untuk mengolah data yang diperoleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan

Lebih terperinci