Doorstop Presiden - Dialog Bersama Budayawan, Galeri Nasional Jakarta, 22 Agustus 2016 Senin, 22 Agustus 2016

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Doorstop Presiden - Dialog Bersama Budayawan, Galeri Nasional Jakarta, 22 Agustus 2016 Senin, 22 Agustus 2016"

Fanny Muljana
7 tahun lalu
Tontonan:

1 Doorstop Presiden - Dialog Bersama Budayawan, Galeri Nasional Jakarta, 22 Agustus 2016 Senin, 22 Agustus 2016 TRANSKRIP DOORSTOP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DIALOG BERSAMA PARA BUDAYAWAN GALERI NASIONAL, JAKARTA 22 AGUSTUS 2016 Tadi di dalam, apa aja yang dibahas, Pak?

2 Ya saya kan berkumpul dengan beliau-beliau dalam rangka mendapatkan masukan-masukan, input-input mengenai proses pembudayaan manusia-manusia Indonesia. Kita kan terlalu sering berbicara masalah infrastruktur yang keras: mengenai jalan, mengenai jembatan, mengenai pelabuhan. Tidak pernah kita berbicara mengenai infrastruktur lunak, yaitu kebudayaan. Apa pun, harus ada keseimbangan. (Audio tidak jelas) Ya keseimbangan antara

3 infrastruktur yang keras dan infrastruktur yang tidak keras. Inilah yang tadi kita berbicara dengan beliau-beliau, para budayawan. Dan kita berharap nanti akan ada sebuah tahapan-tahapan menuju ke proses-proses kebijakan makro kebudayaan Indonesia. Akan seperti apa? Saya tadi sudah minta tolong, minta masukan agar arahnya itu betul. Kita harus memulai itu. Jangan kita terus berbicara masalah ekonomi, masalah politik. Kita lupa bahwa ada sisi budaya, sisi kebudayaan yang juga harus kita perhatikan sehingga, sekali lagi, ada sebuah kebijakan makro kebudayaan Indonesia. Ini tahapan, ini, ini, ini. Ini yang akan kita rumuskan bersama-sama.

4 Salah satu masukannya, Pak, yang disampaikan untuk menyeimbangkan kebudayaan yang di dalam apa? Banyak sekali. Ini coret-coretannya sampai seperti ini. Salah satunya, Pak?

5 Ya misalnya masalah menumbuhkan kembali kesusastraan kita. Kemudian juga menguatkan kembali diplomasi budaya kita. Kemudian juga membangun pusat kebudayaan tapi tidak di wilayah urban, tetapi juga di desa sehingga muncul pusat-pusat kebudayaan tidak hanya di kota tetapi juga di daerah, tetapi juga di desa. Saya kira banyak sekali nanti kebijakan makro kebudayaan kita dalam rangka proses pembudayaan manusia.

6 Pak, tadi di dalam Bapak sempat bilang ada, Bapak mengakui bahwa di beberapa tempat yang Bapak lihat tidak mungkin untuk berekspresi budaya dengan baik. Contohnya seperti apa, Pak? Ya karena tidak ada infrastruktur budaya di sana. Misalnya, tidak ada taman budaya. Misalnya, tidak ada pusat kebudayaannya. Mau di mana? Mau di mana? Tidak ada ruang budaya. Mau di mana? Inilah yang segera kita rumuskan, dan segera nantinya bisa dilaksanakan. Tadi banyak dagelan-dagelan, banyak ketawa tadi di dalam?

7 Ya banyak tertawanya karena memang santai. Ada yang menyampaikan. Tadi paling banyak tertawa karena ada salah seorang budayawan yang mengatakan bahwa saya, katanya, Presiden yang perilakunya paling ndeso dan wajahnya paling ndeso. Pak, usulan dari para budayawan yang paling menarik apa, Pak? Salah satu usulan dari para budayawan kepada Bapak? Saya kira banyak sekali tapi nanti terutama yang berkaitan dengan pusat-pusat kebudayaan yang di daerah, di desa. Saya kira perlu. Ruang-ruang seperti itu

8 memang diperlukan. Jadi, orang tidak hanya berpikiran masalah ekonomi, masalah politik, masalah politik massa, masalah ekonomi massa. Artinya selalu kita itu berbicara yang dua itu terus. Padahal ada sisi yang lain, yang sangat juga diperlukan untuk menyeimbangkan hidup. Saya kira itu. Terima kasih, Pak.

9 ***** Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

dokumen-dokumen yang mirip

Doorstop Presiden RI - Peninjauan ke Pos Lintas Batas Negara, Entikong, 23 Maret 2016 Rabu, 23 Maret 2016

Doorstop Presiden RI - Peninjauan ke Pos Lintas Batas Negara, Entikong, 23 Maret 2016 Rabu, 23 Maret 2016 DOORSTOP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENINJAUAN KE POS LINTAS BATAS NEGARA ENTIKONG, KALIMANTAN