Modul Pelatihan MODUL MI-8 I. DESKRIPSI SINGKAT
|
|
- Ridwan Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul Pelatihan MODUL MI-8 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI DAERAH TANGGAP DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Pemberdayaan masyarakat di daerah tanggap darurat pada prinsipnya sama dengan pemberdayaan masyarakat konvensional, yang membedakan adalah secara psikologis mereka merasa trauma dan kurang nyaman dengan segala keterbatasan di pengungsian. Tetapi jika petugas dapat memanfaatkan moment ini untuk menggalang kebersamaan, maka tidak menutup kemungkinan pemberdayaan masyarakat di bidang kesling akan berhasil, karena memang mereka sangat membutuhkan lingkungan yang nyaman. Pada modul ini akan dibahas tentang dasar-dasar pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan lingkungan yang perlu diterapkan di daerah tanggap
2 darurat sehingga pembelajar dapat mengetahui perbedaan yang antara pemberdayaan masyarakat konvensional (tidak dalam keadaan darurat) dengan pemberdayaan masyarakat pada daerah tanggap darurat. Pada pokok bahasan 2 akan dipaparkan bagaimana langkah-langkah proses pemberdayaan masyarakat di daerah tanggap darurat dan pokok bahasan 3 membahas tentang penerapan teknik berkomunikasi secara efektif dalam rangka pemberdayaan masyarakat. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah proses pembelajaran materi ini, pembelajar mampu melakukan pemberdayaan masyarakat bidang kesling di daerah tanggap darurat yang terjadi di wilayah kerjanya B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah proses pembelajaran materi ini pembelajar dapat: 1. Menjelaskan dasar-dasar pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat 2. Menerapkan langkah-langkah proses pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat 3. Menerapkan teknik komunikasi efektif dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 2
3 III. POKOK BAHASAN A. Dasar-dasar pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat : 1. Pengertian dan Tujuan 2. Sasaran B. Langkah-langkah proses pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat C. Teknik Komunikasi efektif dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat IV. PROSES PEMBELAJARAN Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1: Peyiapan Proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator Kegiatan bina suasana dikelas a. Memperkenalkan diri b. Menggali pendapat pembelajar (curah pendapat) tentang apa yang dimaksud dengan pengelolaan sarana pembuang kotoran manusia di daerah tanggap darurat Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 3
4 c. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang pengelolaan sarana pembuanga kotoran manusia di daerah tanggap darurat 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting Langkah 2: Review pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan 1 sampai dengan 4 secara garis besar dalam waktu yang singkat b. Memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan yang diberikan c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator Langkah 3: Pendalaman pokok bahasan di kaitkan dengan situasi tanggap darurat 1. Kegiatan Fasilitator Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 4
5 a. Meminta kelas dibagi menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan pokok bahasan sbagai berikut : Kelompok 1 : Identifikasi jenis-jenis jamban yang sesui denga situasi kondisi di daerah tanggap daurat, Kelompok 2 : Penyediaan jamban yag sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat Kelompok 3 : Pemeliharaan jamban di daerah tanggap darurat b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji. c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk disajikan. d. Memberikan bimbingan pada proses diskusi. 2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal yang kurang jelas pada fasilitator. c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan/ sub pokok bahasan yang ditugaskan dan menuliskan hasil dikusi untuk disajikan. Langkah 4: Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan dikaitkan dengan situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil duskusi b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab) Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 5
6 c. Memberikan masukan khususnya dikaitkan dalam situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat d. Merangkum hasil diskusi 2. Kegiatan Peserta a. Mengikuti proses penyajian kelas b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator c. Bersama fasilitator merangkum hasil presentasi masing masing pokok bahasan yang dikaitka dalam situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat yang telah dibuat oleh tiap kelompok Langkah 5: Simulasi pada situasi taggap darurat (buatan) 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta kelas dibagi menjadi 3 kelompok untuk mensimulasikan pokok bahasan : (1) Identifikasi jenis jamban yang sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat, (2) Penyediaan jamban yang sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah yanggap darurat Catatan : setiap kelompok mensimulasikan dalam situasi dan kondisi di daerah yanggap darurat yang berbeda b. Meminta masing-masing kelompok yang sedang tidak bersimulasi menjadi observer c. Memberikan bimbingan pada proses simulasi. 2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok simulasi Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 6
7 b. Melakukan simulasi secara bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat yang berbeda c. Kelompok yang sedang tidak bersimulasi menjadi observer untuk mengobservasi kelompok yang sedang melakukan simulasi dan mencatat hal-hal yang sudah baik dan yang masih memerlukan perbaikan d. Mengemukakan hasil observasi untuk perbaikan dan pengkayaan Langkah 6: Rangkuman dan evaluasi hasil belajar 1. Kegiatan Fasilitator a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 5 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing masing pertanyaan c. Bersama peserta merangkum hasil proses hasil pembelajaran pegelolaan sarana pembuangan kotoran (jamban) di daerah tanggap darurat 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator. d. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran pegelolaan sarana pembuangan kotoran (jamban) di daerah tanggap darurat Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 7
8 V. URAIAN MATERI POKOK BAHASAN I DASAR-DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI DAERAH TANGGAP DARURAT A. Pengertian dan tujuan pemberdayaan masyarakat bidang kesling di daerah tanggap darurat Kumpulan masyarakat di suatu pengungsian pada daerah tanggap darurat harus dipandang sebagai suatu komunitas yang perlu dilayani oleh tenaga kesehatan dan sekaligus sebagai komunitas yang memiliki potensi untuk dapat saling melayani dalam upaya menciptakan kemandirian khususnya dibidang kesehatan lingkungan. Hal ini perlu dilakukan karena tidak jarang lama tinggal mereka ditempat pengungsian dalam jangka panjang yang tidak mungkin secara terus-menerus bergantung pada tenaga kesehatan dengan segala keterbatasannya. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat di daerah tanggap darurat perlu dilakukan menuju kemandirian bidang kesehatan lingkungan untuk mengurangi faktor risiko terjadinya masalah kesehatan sebatas kemampuannya. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di daerah tanggap darurat adalah segala upaya yang bersifat non instruktif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang terjadi Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 8
9 disekitar pengungsian sebagai tempat tinggalnya sementara dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yg dimiliki secara mandiri maupun dengan bantuan petugas kesehatan lingkungan sebagai simultan. Dengan demikian bantuan yang diberikan oleh petugas kesling dalam jangka panjang tidak akan menjadi semacam bahan adiksi yang menimbulkan ketergantungan, dalam artian prinsip kerja petugas lebih banyak berperan sebagai pendamping atau katalist. B. Sasaran pemberdayaan masyarakat bidang kesling di daerah tanggap darurat Sasaran umum adalah seluruh warga pengungsi yang berpotensi terkena dampak risiko kesehatan lingkungan. Sasaran khusus adalah mereka yang diperkirakan mempunyai kelebihan tertentu baik dibidang keahlian, sumber daya ataupun kepemimpinan, biasanya para tokoh masyarakat dan pamong desa setempat yang lebih dikenal dengan istilah local genius Sasaran lain yang dapat digolongkan dalam kelompok provider, biasanya LSM atau organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap penanggulangan bencana. Kedua sasaran terakhir inilah pemberdayaan bidang digantungkan menuju upaya penyehatan lingkungan agar dapat mengurangi risiko masalah kesehatan di daerah tanggap darurat pasca bencana. Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 9
10 POKOK BAHASAN 1 POKOK BAHASAN II LANGKAH-LANGKAH PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI DAERAH TANGGAP DARURAT Prinsip-prinsip dalam pemberadayaan masyarakat Dalam memberdayakan masyarakat terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan, yakni: 1. Menumbuh-kembangkan kemampuan individu, keluarga, kelompok peduli dan masyarakat umum disekitar 2. Menumbuh kembangkan peran serta dan tanggung jawab individu, keluarga, kelompok peduli dan masyarakat umum 3. Mengembangkan semangat gotong royong dan saling berbagi dalam berbagai kesempatan 4. Bekerja bersama masyarakat dari titik nol 5. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait dan yang peduli 6. Menyerahkan pengambilan keputusan kepada masyarakat melalui musyawarah dan mufakat apaapa yang dianggap terbaik baginya Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 10
11 Proses pemberdayaan masyarakat bidang kesling di daerah tanggap darurat 1. Mengenali jenis dan karakteristik bencana yang telah menimpa, sehingga mereka harus tinggal dipengungsian Hal ini perlu dilakukan karena jenis dan karakteristik bencana yang telah terjadi akan dapat mempengaruhi prediksi faktor risiko yang mengancam kesehatan warga pengungsi. Demikian juga bentuk upaya sanitasi darurat yang akan dilakukanpun sedikit banyak juga ditentukan oleh jenis dan karakteristik bencan yang telah terjadi. 2. Mengumpulkan informasi mengenai dampak/ kerugian yang telah diderita oleh masyarakat, baik dari segi materiil maupun moril. Informasi tentang kerugian masyarakat sebagai dampak bencana yang barusan menimpanya akan berguna bagi strategi pemberdayaan masyarakat. Jika dampak dan kerugian akibat bencana yang dirasakan oleh terlalu besar apa lagi sampai menimbulkan trauma, maka kemungkinan besar upaya pemberdayaan masyarakat akan berjalan lamban. Jika hal ini yang terjadi, maka pemberdayaan yang akan dilakukan perlu diawali dengan upaya pemulihan sekaligus memotivasinya untuk menumbuhkan semangat bangkit kembali. Perlu segera disadarkan adanya ancaman kesehatan lingkungan di sekitar pengungsian jika tidak dikelola dengan upaya sanitasi yang baik akan memperburuk status kesehatan penghuninya. Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 11
12 3. Melakukan identifikasi local genius dan sumbersumber lokal sebagai potensi Melalui berbagai pendekatan petugas kesehatan melakukan identifikasi tentang tokoh masyarakat dan pamong desa serta organisasi masyarakat/ LSM untuk mengorganisir menjadi sebuah tim yang saling bersinergi. Pada tahap berikutnya hendaknya secara persuasif dikenalkan adanya risiko masalah yang bersumber pada lingkungan fisik disekitar pengungsian yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit. 4. Membangun Tim kerja untuk membangun kesadaran bersama dan membangun tekad untuk mencegah masalah jangan sampai terjadi Proses ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena biasanya mereka menyadari tetapi sikap yang ditunjukkan adalah lebih mengembalikan permasalahan itu kepada petugas kesehatan yang tugas pokoknya melayani masyarakat. Sedangkan mereka sendiri dihinggapi rasa frustasi dan biasanya merasa tidak mampu berbuat banyak. Untuk itu perlu diyakinkan bahwa kemampuan petugas kesehatan setempat sangat terbatas baik dari segi jumlah personil maupun sumber daya yang dimilikinya. Pada saat yang bersamaan lakukan upaya-upaya yang mengarah pada membangun rasa percaya diri bahwa kalau mereka bersatu dalam sebuah tim akan mampu mengatasinya dan mereka memang membutuhkan hidup dengan lingkungan yang sehat walaupun di tempat pengungsian Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 12
13 5. Membagi tim menjadi sub tim dengan tugas dan tanggung jawab yang spesifik Tim yang telah dibentuk segera diresmikan dan jika tim sudah mulai menyadari akan kebutuhan kesehatan yang perlu segera dilakukan, maka mulailah dengan memotivasi untuk membuat rencana aksi secara sederhana versi mereka. Mulailah dengan analisis situasi untuk mengenal potensial problem melalui diskusi diantara mereka dan kunjungan ke lokasi. Pengenalan potensial problem sepenuhnya dilakukan oleh tim, sedangkan petugas hanya memberikan stimultan tentang prediksi yang akan terjadi jika potensial problem itu tidak segera ditangani. Potensial problem itu hendaknya mengarah pada upaya sanitasi darurat pada : a. Pengelolaan air bersih b. Pengelolaan sarana pembuangan kotoran (jamban) c. Pengelolaan sampah d. Pengelolaan pembuangan limbah e. Pengendalian vektor f. Pengelolaan sanitasi makanan - minuman Dengan demikian tim yang besar ini dapat dibagi menjadi beberapa sub tim dan tiap sub tim bertanggung jawab pada 2-3 obyek pengelolaan. Jika mereka telah sepakat, maka langkah selanjutnya pengadaan fasilitas-fasilitas tersebut dengan pendekatan sharing sumber daya dan tenaga. Sudah barang tentu jika menyangkut masalah disain teknis, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab petugas kesehatan, sedangkan tim dilibatkan dalam pembuatan/ pengadaan dan perawatan selanjutnya. Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 13
14 6. Menyusun panduan perawatan sarana yang telah berhasil di bangun Langkah berikutnya berikan bimbingan untuk menyusun panduan bagaimana cara perawatan sarana yng telah berhasil dibangun. Hal ini perlu dilakukan karena untuk menjaga kontinyuitas keberadaan dan kelayakan sarana tersebut. Jika memungkinkan dibuat semacam jadual kerja lengkap dengan nama personel yang bertugas dengan melibatkan warga pengungsi selain yang telah tergabung dalam tim. Pada panduan perawatan tersebut sebaiknya juga dicantumkan indikator-indikator keberhasilan dan indikator yang menunjukan bahwa sarana tersebut sudah saatnya dilakukan perbaikan. Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 14
15 POKOK BAHASAN 3 TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI DAERAH TANGGAP DARURAT Komunikasi Efektif Salah satu kunci keberhasilan dalam proses pemberdayaan masyarakat adlah menggunakan teknik komunikasi efektif, yakni berkomunikasi yang sarat dengan manfaat dengan menggunakan berbagai media yang sesuai dengan tujuan, karakteristik pesan yang akan disampaikan dan karakteristik penerima pesan. Khusus dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di pengungsian komunikasi yang dibangun harus memiliki prinsipprinsip sebagai berikut : Proses komunikasi menjadi menarik Terjadi peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Psikomotor bidang penyehatan lingkungan disekitar pengungsian Fokus pada upaya mencegah faktor risiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat Mengangkat martabat /nilai kehidupan sosial budaya selama berada di pengungsian Saling menguntungkan pihak-pihak yang berkepentingan Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 15
16 Komunikasi efektif dalam pemberdayaan masyarakat di daerah tanggap darurat ini selain dilakukan secara langsung (face to face) juga dapat melalui media KIE yang sederhana. Pengembangan Media KIE Media KIE yang dirancang secara adekwat (sesuai segmen) akan menghasilkan perubahan seperti yang dikehendaki. Hal ini dikarenakan media KIE mempunyai ciri-ciri : Mempermudah pengertian pesan Informasi lebih mudah diingat Memperjelas informasi, data dan fakta tidak hanya berupa tulisan (narasi) Membangkitkan minat dan perhatian, karena disainnya (bentuk, warna dll) yang menarik Mencapai sasaran yang lebih banyak Menghindari kesalahan persepsi Merangsang sasaran meneruskan pesan pada orang lain Untuk itu agar tercapai tujuan di atas maka terdapat 7 prinsip yang perlu diingat jiga akan memproduksi media KIE, yaitu : 1. Mengembangkan satu ide/pesan pokok Pesan tidak terlalu banyak ide, dapat membingungkan sasaran, harus simple sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diingat Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 16
17 2. Buatlah pesan yang mudah, sederhana tetapi jelas Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru untuk sasaran. Bila tidak maka pesan akan diremehkan oleh sasaran dan dapat dikatakan gagal. 3. Pesan harus dapat dipercaya, nyata adanya Pesan yang disampaikan hendaknya sesuatu yang realistis dan masuk diakal, bukan membual sesuatu yang sulit diwujudkan 4. Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan bagi penerima pesan Sasaran termotivasi oleh pesan yang disampaikan dengan harapan akan memperoleh keuntungan jika menuruti/ menyetujui pesan tersebut 5. Pesan harus konsisten Menyampaikan suatu pesan utama di media apa saja secara berulang kali hendaknya tetap intinya satu makna (sama) 6. Pesan dapat menyentuh akal dan rasa Pesan yang disampaikan tidak hanya memberikan alasan teknis dan dapat diterima oleh akal pikiran tetapi juga harus dapat menyentuh nilai - nilai emosional. Hal ini dapat didisain pesan yang penyampaianya digambarkan oleh tokoh terkenal atau public figure 7. Mendorong untuk bertindak atau berbuat sesuatu Pemakaian ungkapan atau kata - kata ajakan yang dapat menimbulkan motivasi ke arah tindakan contoh : Ayo kita berhemat air bersih, karena di pengungsian ini banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan.... Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 17
18 Pendekatan penekanan efek media yang diinginkan Ditinjau dari efek yang diinginkan/ ditimbulkan, maka beberapa pendekatan Media KIE dapat dikelompokkan menjadi : Pendekatan rasa takut Pendekatan rasa bersalah Pendekatan emosional Pendekatan rasional Pendekatan humor Pendekatan moral Pendekatan dengan menggunakan Warna Pemilihan Media KIE yang akan produksi Memilih media apa yang akan digunakan untuk memuat konten/ pesan yang akan disampaikan sangat tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut yangperlu dipertimbangkan Tujuan yang hendak dicapai Karakteristik sasaran Karakteristik pesan yang akan disampaikan Jumlah dan sebaran/ lokasi sasaran Ketersediaan sumber daya : biaya, sarana, teknologi, kemampuan pembuat VI. REFERENSI Anonymous, (2002) Pelatihan Kader, Yayasan Obor Masyarakat, Jakarta. Departemen Kesehatan RI (2010), Modul Teknik Komunikasi Efektif Pelatihan Tenaga DTPK, Pusdiklat, Jakarta Pelatihan Sanitasi Taggap Darurat 18
Modul Pelatihan MODUL MP-2 I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Pelatihan MODUL MP-2 RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN TANGGAP DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT R encana Tindak Lanjut (RTL) yang dilaksanakan menjelang akhir pelatihan dimaksudkan untuk memandu
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN
MODUL: ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS METODOLOGI
BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur
Lebih terperinciUNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM
UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan
Lebih terperinciKODE UNIT O JUDUL UNIT
KODE UNIT : O.842340.042.01 JUDUL UNIT : MengoordinasiPelayananAir Bersih dan Sanitasi DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk mengoordinasi
Lebih terperinci2.1 Intervensi sanitasi dilakukan sesuai dengan disain. 2.2 Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat disediakan.
KODE UNIT : O.842340.043.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Pelayanan Sanitasi Pada Saat Darurat Bencana. DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasar pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan
Lebih terperinciModul Pelatihan MODUL MI-4 I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Pelatihan MODUL MI-4 PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH TANGGAP DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT P engelolaan sampah di daerah tanggap darurat adalah suatu kegiatan penanganan sampah mulai dari identifikasi,
Lebih terperinci1. Memahami pengertian dan ruang lingkup hunian / shelter
KODE UNIT : O.842340.044.01 JUDUL UNIT : MenyediakanPelayananHunian (Shelter) DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dipersyaratkan untuk Petugas Pelayanan
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciPELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
306.874 3 Ind p Departemen Kesehatan Republik Indonesia PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita Untuk Petugas Kesehatan BUKU PANDUAN PESERTA DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN
Lebih terperinciprinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN BENCANA DAN PENGEMBALIAN HAK-HAK MASYARAKAT ATAS ASET TANAH DI WILAYAH BENCANA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciKODE UNIT : O JUDUL UNIT
KODE UNIT : O.842340.046.01 JUDUL UNIT : Mengelolapelayanan shelter DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk Manajer Hunian / shelter.
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan
PEMBAHASAN Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan pemimpin kelompok sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam memotivasi
Lebih terperinciBab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?
Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dapat memengaruhi peserta
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciUNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS
UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
29 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan
Lebih terperinciCara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang
Lebih terperinciLOKAKARYA KESLING DESA
MODUL: LOKAKARYA KESLING DESA I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Identifikasi permasalahan pada BPBD Kabupaten Lamandau berdasarkan tugas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciPENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap
Lebih terperinciBAB III Tahapan Pendampingan KTH
BAB III Tahapan Pendampingan KTH Teknik Pendampingan KTH 15 Pelaksanaan kegiatan pendampingan KTH sangat tergantung pada kondisi KTH, kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi oleh KTH dalam melaksanakan
Lebih terperinciModul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang
Lebih terperinciFORMAT OBSERVASI AKTIVITAS PENELITI SIKLUS 1
FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS PENELITI SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Fiqih Materi : Infak dan Sedekah Hari/Tanggal : Sabtu, 18 April 2015 Petunjuk A. Isilah Kolom Skor Sesuai Pedoman Penskoran Berikut! Pedoman
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I
Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinciMODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK
MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciPB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa
PB 7 BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa SPB 7.1. Potensi dan Aset Ekonomi Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan keterkaitan partisipasi warga pada perencanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi
Lebih terperinciPanduan Dasar Menulis Esai. latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.
Panduan Dasar Menulis Esai Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai. Struktur Sebuah
Lebih terperinciPencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri
Kurikulum Pelatihan Pencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri I. Dasar Pemikiran Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia
Lebih terperinciWritten by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32
Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciVII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM
VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM 107 7.1 Latar Belakang Rancangan Program Guna menjawab permasalahan pokok kajian ini yaitu bagaimana strategi yang dapat menguatkan
Lebih terperinci1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan
KODE UNIT : O.842340.003.01 JUDUL UNIT : Menjalin Hubungan yang Positif dengan Pemangku Kepentingan DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan Sikap kerja yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak TK,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara
Lebih terperinciTEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI
TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas
Lebih terperinciSurveilans Berbasis Masyarakat Surveilans berbasis masyarakat merupakan upaya kesehatan untuk melakakun penemuan kasus/masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian diupayakan pemecahan
Lebih terperinciPENGENALAN DIRI. Materi Pelatihan. Waktu : menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instuksional Khusus : Metoda :
PENGENALAN DIRI 16 Waktu : 1.5 sesi @ 90 menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Mampu mengembangkan kepribadian diri secara optimal, sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas/pekerjaan. Tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Manjilala
PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Umur
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciOleh: Guru Besar Universita Riau
Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)
7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
Lebih terperinciKurikulum Pelatihan I. PENDAHULUAN. A. Dasar Pemikiran
Kurikulum Pelatihan I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran B encana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS
BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS A. Potensi Sumber Daya Pengembangan Wisata di Desa Kampung Baru Kecamatan
Lebih terperincic. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming
Jenis-jenis Metode Pembelajaran a) Metode Ceramah Suatu cara menyajikan informasi atau bahan ajar/materi melalui penuturan. Keunggulannya, metode ini efektif untuk menyampaikan informasi bersifat penjelasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2014 BNPB.Bantuan. Duka. Cita.Besaran. Pemberian Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan
309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,
Lebih terperinciContoh Iklan dengan himbauan rasional
Contoh Iklan dengan himbauan rasional Himbauan Emosional, yaitu pesan yang berisi informasi yang diharapkan dapat mempengaruhi/membujuk konsumen dengan membangkitkan gejolak perasaan/emosi konsumen untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN
Lebih terperinciSOCIAL FORECASTING. Agus Dharma
SOCIAL FORECASTING Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/ staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA OLEH: TIM JURUSAN PLS
STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA OLEH: TIM JURUSAN PLS Pengertian : Strategi Pembelajaran Orang Dewasa Andragogi adalah ilmu untuk membantu bagaimana agar orang dewasa mau belajar. Paedagogi adalah ilmu
Lebih terperinciPedoman Pengembangan Materi e- Pembelajaran
Pedoman Pengembangan Materi e- Pembelajaran Membudayakan Berbagi Pengetahuan dan Mengubah Perilaku Pembelajaran dari Pengajaran ke Pembelajaran DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir individu. Masih banyak diantara kita yang belum peduli dengan permasalahan lingkungan
Lebih terperinciSetelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik
UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.
PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KANTOR PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KANTOR PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh Kasubbag Umum Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang
Lebih terperinciKomunikasi risiko 1 LAMPIRAN 2. Definisi dan tujuan
218 Penyakit bawaan makanan: fokus pendidikan kesehatan LAMPIRAN 2 Komunikasi risiko 1 Definisi dan tujuan Komunikasi risiko merupakan pertukaran informasi dan pandangan mengenai risiko serta faktor-faktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Bengkulu Tengah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian 1. Prosedur Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Bengkulu Tengah. Subyek dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan
Lebih terperinciKESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM
KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM Bencana alam adalah keadaan yang mengganggu kehidupan sosial
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * ABSTRAK Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan
Lebih terperinciPENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3
UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING A. Pengertian dari model pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara
Lebih terperinciBeberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan terhadap Saksi dan Korban
Beberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban (diambil dari draft buku Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban) SISTEM PERLINDUNGAN DAN DUKUNGAN TERHADAP SAKSI DAN KORBAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat
Lebih terperinciMengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?
1 P age Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan? SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana
Lebih terperinciModel Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di dalam sebuah keluarga maupun di lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang terlihat oleh
Lebih terperinci