BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009"

Transkripsi

1 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR Gambaran Umum Kabupaten Polewali Mandar Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.22,3 km 2 yang meliputi 16 kecamatan. Pemerintahan Kab. Polewali Mandar menaungi 16 kecamatan dengan 167 desa/kelurahan. Diantara 16 kecamatan di Kab. Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tutar yaitu 72 km dan ibukota kecamatan yang terdekat dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Anreapi yang berjarak 5 km dari Polewali. Berdasarkan BPS pada tahun 29 penduduk usia kerja di Kab. Polewali Mandar yang aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut dengan angkatan kerja sebanyak 63,68%. Dari seluruh angkatan kerja tersebut tercatat 8.5% dalam status pencari kerja. Di lihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kab. Polewali Mandar bekerja di sektor pertanian yakni orang (61,1% dari jumlah penduduk yang bekerja) setelah sektor pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar (12,14%) dan (9,34%). Penduduk Usia Kerja (PUK) di definisikan sebagai penduduk yang berusia 1 tahun keatas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah mencanangkan program Wajib Belajar 9 tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kab. Polewali Mandar yang berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 4

2 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar pada tahun 29 ada 32 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi, 1 orang dokter ahli dan 11 orang bidan. Selama Tahun 29 di Kab. Polewali Mandar tercatat peserta Keluarga Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4.96 akseptor. Peningkatan jumlah akseptor terjadi pada peserta KB laki-laki yang peningkatannya cukup drastis, dari 2,12% pada tahun 28 menjadi 96,58% tahun 29. Sedangkan tahun 28 peserta KB perempuan terjadi penurunan dari 97,88 menjadi 3,42% pada tahun 29. Peserta KB yang baru tahun 27 ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Dari target sebesar orang ternyata yang dicapai adalah 4.96 orang peserta KB baru (hanya tercapai 61% dari target yang diinginkan). Pada tahun 29 di Kab. Polewali Mandar terdapat 3 rumah sakit, yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum dan 1 Rumah Sakit ABRI dan 1 Rumah Sakit Swasta. Sedangkan jumlah puskesmas pada tahun 29 adalah 2 unit, poskes 17, pustu Kependudukan Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan salah satu unsur penting yang ikut berperan dalam proses pembangunan. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan itu sendiri. Dengan demikian pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan pembangunan. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 5

3 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel 2.2 Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar Tahun Keadaan Jumlah Penduduk Total Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga 5 5 Pertumbuhan Penduduk (%),5,5 Kepadatan Penduduk/km² Sumber: Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar tahun 28 sebesar jiwa tersebar di enam belas kecamatan dengan perkiraan laju pertumbuhan penduduk sebesar,5%. Penduduk ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sementara itu dengan laju pertumbuhan penduduk yang sama yaitu,5%, diperkiraan jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar tahun 29 sebesar jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin relatif tetap baik pada tahun 28 maupun 29 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 1 perempuan terdapat 95 laki-laki. Sejalan dengan adanya pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar meningkat dari 184 jiwa/km pada tahun 28 menjadi 185 jiwa/km pada tahun 29. Jumlah rumah tangga di Kab. Polewali Mandar pada tahun 28 sebesar rumah tangga dan pada tahun 29 diperkirakan meningkat menjadi sebesar rumah tangga. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga baik pada tahun 28 maupun 29 diperkirakan sama yaitu sebesar 5 jiwa per rumah tangga. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 6

4 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Grafik 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik, 29 Struktur penduduk Kab. Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak dari pada penduduk umur tua. Hal ini dapat di lihat dari bentuk piramida penduduk pada Grafik Pendidikan Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 215 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini menggunakan beberapa indikator. Data yang digunakan untuk memenuhi perhitungan beberapa indikator tersebut diambil dari Laporan Individu Sekolah tahun 27 dan 28 yang dirangkum di Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kabupaten. Rangkuman Laporan individu sekolah ini disebut RC/RK-TK/RA, RC/RK-SD/MI, RC/RK-SMP/MTs dan RC/RK-SM. Untuk data penduduk digunakan data dari BPS Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah (4-6 Tahun) Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 7

5 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral taman kanak-kanak (TK)/Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain, taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya. Angka partisipasi murni prasekolah adalah perbandingan antara jumlah siswa prasekolah (TK, RA, BA) usia 4-6 tahun dengan jumlah penduduk usia 4-6 tahun dan dinyatakan dalam persentase. Tabel APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Jumlah Siswa Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun Jumlah Penduduk Usia 4-6 Tahun APM (Persen) Grafik Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 27 dan 28, Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah di Kab. Polewali Mandar masih sangat rendah walaupun terdapat kenaikan dari 11.33% tahun 27 menjadi 22.35% di tahun 28 dan pada tahun 29 menjadi 22.8% hal ini menunjukkan bahwa data ini menunjukkan penurunan walau hanya sedikit dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 8

6 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar adalah perbandingan antara siswa SD, usia 7-12 tahun termasuk MI setara SD dan Ula dengan jumlah penduduk usia 7 12 tahun dinyatakan dalam Persentase. Uraian Data Siswa SD/MI Sederajat Usia 7-12 Th Tabel Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun L P Total L P Total L P Total 25,223 23,76 48,983 26,967 25,45 52, Penduduk Usia 7-12 Th 27,54 25,197 52,737 27,68 25,334 53, APM (Persen) 91,59 94,3 92,9 97,4 1,28 98, Grafik Persentase partisipasi Sekolah Dasar usia 7-12 tahun di Kab. Polewali Mandar adalah 92.9% tahun 27 dan 98.79% di tahun 28. Berdasarkan tabel di atas, APM SD 7-12 tahun sudah melampaui target nasional sebesar 95%, ini menunjukkan bahwa penduduk usia 7-12 tahun hampir semuanya sudah bersekolah di jenjang Sekolah Dasar tapi pada tahun 29 sebesar 94,63% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tapi tidak mengalami perbedaan yang sangat menjolok hanya sedikit mengalami penurunan. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 9

7 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Angka Partisipasi Murni di Sekolah Lanjutan Pertama Nilai APM SMP yang tinggi menunjukkan partisipasi siswa SMP dan sederajat terhadap pendidikan usia resmi SMP. Nilai maksimum APM SMP adalah 1%. Pencapaian APM SMP tahun %, hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekitar 4.6% anak usia tahun yang tidak bersekolah di tingkat SMP dan sederajat. Tabel APM SMP Usia Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa SMP/MTs Sederajat 5,95 6,352 12,32 7,779 8,31 15, Usia Th Penduduk Usia Th 12,545 12,1 24,555 12,67 12,78 24, APM (Persentase) 47,43 52,89 5,1 61,7 66,49 64, Grafik Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa APM SMP Usia Tahun % dan 64.5% pada tahun 28. Sampai akhir tahun 28 masih terdapat 35.95% anak usia tahun yang tidak bersekolah di jenjang SMP sederajat, hal ini antara lain disebabkan adanya anak lulus SD/MI sederajat tetapi tidak melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs sederajat. Dan tahun % mengalami penurunan dari tahun sebelumnya Angka Partisipasi Murni Anak Cacat Angka partisipasi murni anak tuna adalah perbandingan antara jumlah siswa SLB usia 7-15 tahun dengan jumlah penduduk tuna usia 7-15 tahun, dinyatakan Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 1

8 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral dalam persentase. Indikator ini untuk memantau partisipasi anak cacat atau yang memiliki kebutuhan khusus dan sedang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Data sektor tahun 27 dan 28 dapat mengumpulkan jumlah siswa di Jenjang SLB sebagai berikut : Tabel Jumlah Anak Cacat usia 7-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa Anak Cacat Usia 7-15 Th yang bersekolah di SLB Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Mencapai Kelas V Proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V adalah proporsi murid pada cohort murid kelas I sekolah dasar yang memasuki jenjang sekolah dasar pada tahun ajaran tertentu dan berhasil mencapai kelas V dan dinyatakan dalam Persentase, digunakan untuk mengetahui berapa lama sistem pendidikan dapat mempertahankan siswa di sekolah baik dengan atau tanpa mengulang dan putus sekolah. Juga digunakan untuk mengukur hasil mengulang dan putus sekolah pada efisiensi internal. Untuk melihat gambaran persentase murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V di Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral tahun dapat dilihat sebagai berikut : Tabel Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa Kelas V SD/MI Sederajat 4,282 4,18 8,462 4,468 4,499 8, Siswa Kelas 1 SD/MI Sederajat (Th 4) 5,122 4,659 9,781 4,852 4,528 9, Persentase 83,6 89,72 86,51 92,9 99,36 95, Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 11

9 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Grafik Persentase siswa kelas I yang bertahan sampai kelas V sampai 86.51% tahun 27 dan 95.6% di akhir tahun 28. Sebanyak 4.4% dan pada tahun 29 sebesar 81.87% anak tidak bertahan sampai dengan kelas V yang antara lain disebabkan adanya mutasi dan siswa yang putus sekolah Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar Indikator ini didapatkan dari perbandingan jumlah siswa yang berhasil meluluskan pendidikan pada jenjang SD/MI sederajat dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Nilai proporsi siswa tingkat I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar yang tinggi menunjukkan makin sesuai antara siswa bersekolah dengan usia resmi. Seperti diketahui bahwa usia resmi masuk SD adalah 7 tahun sehingga lulus SD seharusnya usia 12 tahun. Dari data sektor tahun 27 dan 29 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat 3,47 3,731 7,138 3,789 3,864 7, Penduduk Usia 12 Tahun 4,566 4,326 8,892 4,587 4,353 8, Persentase 74,62 86,25 8,27 82,6 88,77 85, Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 12

10 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Grafik Berdasarkan tabel di atas, Proporsi Murid Kelas I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 27 sebesar 8.27% dan pada tahun 28 sebesar 85.6% sampai dengan akhir tahun 28 terdapat 14.4% dan pada tahun 29 sebesar 84.27% penduduk usia 12 tahun yang tidak mengenyam pendidikan dasar atau tidak menyelesaikan pendidikan di SD/MI sederajat Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Proporsi siswa tingkat I yang berhasil menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Jenjang SD dan SMP) adalah banyaknya siswa tingkat 1 SD yang berhasil menyelesaikan Pendidikan 9 tahun (tamat SMP termasuk MTs, Wustha/ setara SMP) pada tahun tertentu terhadap jumlah penduduk berusia 15 tahun. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral di Kabupaten Polewali Mandar tahun 27 dan 29 Proporsi Murid kelas I yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar sembilan tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 13

11 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun Uraian Data Lulusan SMP/MTs Sederajat Penduduk Usia 15 Tahun L P Total L P Total L P Total 1,851 2,118 3,969 2,96 2,228 4, ,946 3,793 7,739 3,965 3,813 7, Persentase Grafik Dari Persentase 51.29% tahun 27, 55.59% tahun 28 dan 57.66% pada tahun 29, diambil kesimpulan bahwa terdapat 44.41% penduduk usia 15 tahun yang tidak menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 tahun atau tamat SMP/MTs sederajat Angka Kelulusan SD Angka kelulusan dianggap perlu untuk memonitor kemajuan pencapaian target 3 MDGs guna memantau kemajuan siswa dalam menamatkan pendidikannya di SD/MI sederajat. Angka kelulusan adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama dinyatakan dalam Persentase. Capaian pada tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 14

12 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat 3,47 3,731 7,138 3,789 3,864 7, Siswa Tk.6 SD/MI Sederajat 3,553 3,754 7,37 3,855 3,918 7, Persentase Grafik Capaian Tahun 27 sebesar 97.69%, tahun 28 sebesar 98.46%, tahun 29 sebesar 91.7% dan siswa tk.6 SD/MI sederajat yang tidak lulus mengikuti ujian akhir pada jenjang SD/MI sederajat sebesar 1.54% Angka Kelulusan SMP Angka kelulusan SMP adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama. Indikator ini juga untuk memantau tingkat keberhasilan siswa menamatkan pendidikannya di jenjang SMP/MTs sederajat. Capaian dari data sektor yang dikumpulkan pada tahun adalah sebagai berikut: Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 15

13 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Uraian Data Lulusan SMP/MTs Sederajat Siswa Tk.3 SMP/MTs Sederajat Tabel Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun L P Total L P Total L P Total 1,851 2,118 3,969 2,96 2,228 4, ,489 2,799 5,288 2,836 2,93 5, Persentase , Grafik Pada tahun 27 sebanyak 75.6, 74.99% di tahun 28 dan 76.86% tahun 29 anak lulus di SMP/MTs sederajat. Terdapat penurunan sebesar.7% siswa SMP/MTs sederajat yang lulus dari tahun tapi tahun 29 mengalami kenaikan Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah memberikan gambaran mengenai efisiensi proses belajarmengajar dan merupakan indikator proses dalam pendidikan. Dengan mengetahui Angka Putus Sekolah, dapat dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus sekolah. Angka putus sekolah di Kab. Polewali Mandar tahun sebagai berikut: Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 16

14 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Siswa Putus Sekolah SD/MI Sederajat L P Total L P Total L P Total Siswa Seluruhnya 28,738 27,73 55,811 3,42 28,686 59, SD/MI Sederajat Persentase ,58,46,52 Grafik Tabel di atas menunjukkan capaian bahwa tidak sampai 1% dari total siswa yang putus sekolah, dilihat dari Persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga memprihatinkan. Proses belajar mengajar di sekolah serta faktor lingkungan sangatlah mendukung agar siswa dapat terus bersekolah Angka Melanjutkan ke SMP Angka melanjutkan ke SMP adalah perbandingan antara lulusan jenjang SD/MI sederajat terhadap siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMP/MTs sederajat yang dinyatakan dalam persentase. Indicator ini untuk menggambarkan kemajuan siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs sederajat setelah lulus dari jenjang pendidikan SD/MI Sederajat. Angka melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 17

15 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Uraian Data Siswa Baru SMP/MTs Sederajat Tabel Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun L P Total L P Total L P Total 2,772 3,14 5,876 3,623 3,794 7, Jumlah Lulusan SD/MI Sederajat 3,47 3,731 7,138 3,789 3,864 7, Persentase Grafik Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya lulusan SD/MI sederajat yang melanjutkan ke tingkat SMP/MTs sederajat. Capaian kurang dari 1% menunjukkan bahwa masih ada lulusan SD/MI sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs sederajat Angka Melanjutkan ke SM Indikator ini juga untuk memantau siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan melanjutkan ke pendidikan menengah. Angka melanjutkan ke SM adalah perbandingan Siswa Baru di tingkat SMA/MA sederajat dengan banyaknya lulusan SMP/MTs sederajat. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 18

16 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Capaian di bawah 1% menunjukkan bahwa adanya siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar tidak melanjutkan ke pendidikan menengah. Capaian tahun dari data sektoral dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa Baru SMA/MA Sederajat 1,151 1,376 2,527 2,494 2,631 5, Lulusan SMP/MTs Sederajat 1,851 2,118 3,969 2,96 2,228 4, Persentase Grafik Capaian Pada tahun 27 sebesar 63.67%, namun pada tahun 28 sebesar % dan tahun %. Hal ini disebabkan pencatatan yang kurang bagus pada tingkat kecamatan, selain itu terdapat siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMA/MA sederajat yang bukan lulusan SMP/MTs sederajat dari Kab. Polewali Mandar. Adanya Subsidi Sekolah Menengah yang tidak berlaku di kabupaten sekitar menjadi salah satu faktor adanya siswa dari kabupaten luar yang bersekolah di Kab. Polewali Mandar. Selain itu juga di tahun 29 pencatatan data siswa di tiap sekolah untuk menghitung capaian indikator ini hanya akan digunakan yang berbasis kecamatan di Kab. Polewali Mandar, siswa dari kabupaten lain tidak akan di ikutkan dalam penghitungan capaian. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 19

17 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Kesehatan Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per 1. kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 1.. Di tahun 27 ada sekitar kelahiran hidup dan pada tahun 28 ada kelahiran hidup. Dan pada tahun 29 sebanyak kelahiran hidup. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Angka Kematian Ibu (AKI) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Ibu Tinambung Balanipa 2 1 Limboro Tubbi Taramanu 1 1 Allu 4 Campalagian Luyo Wonomulyo 2 Mapilli Tapango 2 1 Matakali 1 2 Bulo Polewali Binuang Anreapi 1 2 Matangnga Kab. Polewali Mandar Berdasarkan tabel di atas, jumlah kematian ibu di Kab. Polewali Mandar tahun 27 sebanyak 15 kematian dan pada tahun 28 mengalami kenaikan menjadi 17 kematian, dan turun lagi pada tahun 29 menjadi 12 kematian. Bila dibandingkan dengan standar Nasional (MDGs) yaitu 25 per 1. kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup tahun 27 di Kab. Polewali Mandar sebesar maka diperoleh jumlah batasan sebesar 17, Namun demikian target ini harus diturunkan sampai 3/4nya ditahun 215, jadi posisi normalnya adalah hanya sekiatr 5 kematian ibu Posisi kematian di Kab. Polewali Mandar sebanyak yang hanya 15 kematian Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 2

18 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral masih terlalu tinggi, demikian juga kematian ditahun 28 dan 29 masih terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan batasan Target MDGs Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian bayi per 1. kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun 27 dan per kelahiran hidup di tahun 28 serta kelahiran hidup ditahun 29. berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Bayi Tinambung 1 9 Balanipa Limboro 1 Tubbi Taramanu 2 2 Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 1 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian di Kab. Polewali Mandar ditahun 27 sebanyak 46 dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di kali 1 ribu maka diperoleh 7 kematian, masih berada dibawah standar MDGs, demikian juga ditahun 28 dan tahun 29. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 21

19 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah Angka Kematian anak balita per 1. kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian anak balita di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Anak Balita Tinambung Balanipa 1 Limboro Tubbi Taramanu 1 1 Allu 1 3 Campalagian Luyo 2 Wonomulyo Mapilli Tapango 1 Matakali Bulo - - Polewali 1 Binuang 1 Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS. Persentase balita dengan BGM di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 22

20 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Polewali Mandar Tahun KECAMATAN % BALITA BGM Tinambung Balanipa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bulo - - 6,4 Polewali Biruang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Persentase balita BGM di Kab. Polewali Mandar tahun 27 adalah 3,2%, dan naik menjadi 3,6% ditahun 28 dan pada tahun 29 naik lagi menajdi 3.8%. Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten untuk BGM yakni kurang dari 15%. Berkaitan dengan hal tersebut, Kabupaten Polewali Mandar pada tahun masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dari Tabel diatas Persentase BGM di masing masing kecamatan sudah dibawah target SPM. Namun jika dilihat Persentase tertinggi balita BGM di 2 Kecamatan yang persentasenya di atas 15% yaitu Kec. Campalagian 63,1%, Kec. Tinambung 18,8%, sedangkan kecamatan lainnya dibawah 8%. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program perbaikan gizi, Penyuluhan pentingnya Pemenuhan kebutuhan gizi dengan proiritas Wilayah yang cakupannya masih tinggi seperti di Kec. Campalagian dan Kec. Tinambung serta Kecamatan lainnya yang mempunyai kecendrungan peningkatan jumlah BGM. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 23

21 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun Imunisasi Campak memberikan kekebalan Aktif terhadap penyakit campak, imunisasi ini diberikan sebayak 2 kali yakni pada usia 9 bulan (sebelum usia 1 tahun dan campak 2 pada usia 5-7 Tahun. Persentase yang diimunisasi campak di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi Campak di Kab. Polewali Mandar adalah 85% diatas target SPM yaitu 8%. Pencapaian tersebut dapat juga menunjukkan pencapaian target imunisasi lengkap. Untuk melihat persentase Cakupan Imunisasi campak di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Imunisasi Campak Tinambung 73,7 74, Balanipa 79,6 89, Limboro 94,8 31, Tubbi Taramanu 36,6 86,1 Allu 1, 99, Campalagian 1, 6, Luyo 62,2 83, Wonomulyo 1, 1, 79.1 Mapilli 43, 1, 81.4 Tapango 79,6 1, 87.3 Matakali 1, 1, 82.6 Bulo Polewali 1, 99, Binuang 84,2 84,31 1 Anreapi 1, 54, Matangnga 22,7 85, Kab. Polewali Mandar 73,5 85, Dari tabel di atas Pemberian Imunisasi campak di 4 kecamatan yaitu Mapilli, Tapango, Matakali dan Polewali, pencapaiannya melebihi 1% yang menunjukkan bahwa capaian tersebut melampaui jumlah sasaran yang disebabkan diantaranya karena adanya pemberian Imunisasi pada anak sasaran wilayah yang lain. Oleh karena itu perlu perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 24

22 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan Kurang dari 2,5 Kg. Hal ini disebabkan karena Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan akan mempunyai resiko tinggi terhadap kematian pada umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung mengalami pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal. Berbagai studi mengungkapkan bahwa anak yang dilahirkan dengan BBLR mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan inteletual pada masa usia sekolah sehingga mengalami kesulitan belajar. Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya. Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Persentase balita menurut berat badan sewaktu lahir di kab. Polewali Mandar adalah 2% BBLR dan 98% lahir dengan Berat Normal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap 1 Kelahiran terdapat 2 Balita BBLR, jadi di Kab. Polewali Mandar pada tahun 29 dari Bayi Lahir Hidup terdapat 151 Balita BBLR oleh karena itu harus ditangani seluruhnya sesuai dengan target SPM. Untuk melihat persentase BBLR pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 25

23 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kab. Polewali Mandar Tahun KECAMATAN % Tinambung Balanipa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bolo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Dari Tabel diatas di Kec. Tubi Taramanu 4,5 % dan Kec. Wonomulyo 4,3 % menunjukkan capaian bayi BBLR Lebih Tinggi dari Kecamatan lainnya. Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu Hamil tentang pentingnya Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang BBLR seluruhnya sesuai target SPM Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan Data SKDN Data SKDN: (S) adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja, (K) adalah jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA, (D) adalah jumlah Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 26

24 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral seluruh balita yang ditimbang, (N) adalah balita yang naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan. Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan program. Persentase balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari seluruh balita yang ditimbang di Kab. Polewali Mandar adalah 68% dan 32% tidak naik sesuai garis pertumbuhan. Untuk melihat gambaran pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan Persentase N/D di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Naik Sesuai Garis Pertumbuhan Tinambung 56,96 85, Balanipa 88,67 77,66 5. Limboro 49,53 56, Tubbi Taramanu 59,9 77, Allu 58,55 58, Campalagian 48,94 54, Luyo 86,72 87, Wonomulyo 67,17 66, Mapilli 5,98 62,8 3.9 Tapango 82,95 8, Matakali 65,91 72,8 45. Bulo Polewali 75,77 74, Binuang 66,29 65, Anreapi 88,63 71, Matangnga 59,84 73, Kab. Polewali Mandar 68,17 71, Dari Tabel di atas pencapaian N/D di Kab. Polewali Mandar 7,59%, capaian tersebut belum mencapai target SPM yaitu 8%. Dan bila dilihat pada masing-masing Kecamatan terdapat 4 Kecamatan sudah mencapai Target yakni: Kec. Tinambung 85,84%, Kec. Balanipa 83,81%, Kec.Luyo 87,65% dan Tapango 8,1%. Sedangkan untuk kecamatan lainnya masih dibawah 8%, dan yang paling rendah di Kec. Campalagian 52,71% dan Kec. Alu 54,44%. Oleh Karena itu Program Upaya Kesehatan yakni : Penyuluhan Pemberian Gizi pada Balita, dan pemberian makanan tambahan perlu ditingkatkan serta program lainnya yang dapat menekan jumlah balita yang berat badannya tidak sesuai dengan garis pertumbuhan, dengan Prioritas wilayah yang cakupannya Rendah. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 27

25 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 1-12 Bulan termasuk neonatus umur 1 28 hari untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (Neonatus) di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Persentase cakupan kunjungan bayi di Kab. Polewali Mandar adalah 94% yang mendapat kunjungan dan 6% yang tidak mendapatkan kunjungan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap 1 Bayi terdapat 6 bayi yang belum mendapatkan kunjungan untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar. Cakupan tersebut sudah mencapai Target SPM yakni 9%. Untuk melihat cakupan kunjungan pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Kunjungan Bayi Tinambung 1, 97, Balanipa 1, 93, Limboro 1, 94, Tubbi Taramanu 85,7 62, Allu 84,2 88, Campalagian 1, 98, Luyo 8,6 92, Wonomulyo 1, 98, Mapilli 1, 93, Tapango 1, 97, Matakali 98,5 81,3 8.3 Bulo Polewali 95,4 93, Binuang 1, 99, Anreapi 1, 95,2 79. Matangnga 1, 95, 52.3 Kab. Polewali Mandar 96,6 93, Dari Tabel diatas Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Polewali Mandar di masing-masing kecamatan sudah menunjukkan hasil cakupan diatas Target SPM yakni 9%, Kecuali di 2 Kecamatan yaitu : Kec. Tubi Taramanu 62,14% dan Kec. Allu 88,79%. Hal ini disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan khususnya bidan belum merata di wilayah tersebut. Oleh Karena itu Program Upaya Kesehatan Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 28

26 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral yakni pemerataan penempatan tenaga khususnya tenaga kesehatan Bidan dengan prioritas wilayah yang cakupan kunjungan bayi masih rendah Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Pemberian Vitamin A pada Balita dapat mencegah terjadinya kelainan/penyakit pada mata (Xeroftalmia). Kata Xeroftalmia berarti mata kering karena terjadi kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata dan apabila tidak segera diobati dapat menimbulkan kebutaan. Persentase Balita yang diberi Vitamin A Dosis tinggi di kabupaten Polewali Mandar adalah sebanyak 93% Dari target 8%. Untuk melihat Persentase Balita yang diberi Vitamin A dosis tinggi menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun Kecamatan % Pemberian Vitamin A Tinambung 97,1 91, Balanipa 95,7 95, Limboro 1, 97, Tubbi Taramanu 95,7 88, Allu 99,2 98, Campalagian 81,6 87, Luyo 97,1 95, Wonomulyo 96,9 98, Mapilli 83,3 81, Tapango 99,3 97, Matakali 1, 93,2 1. Bulo Polewali 1, 97, Binuang 95,5 92, Anreapi 1, 9, Matangnga 9, 88, Kab. Polewali Mandar 93, 92, Tabel di atas memberikan gambaran persentase pemberian Vitamin A pada tiap kecamatan, dari 15 Kecamatan sudah mencapai target 8%. Dari Hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas menunjukkan bahwa pemberian Vitamin A dosis tinggi telah mencapai target dalam pelaksanaan Program pemerintah yakni pemberian kapsul vitamin A secara periodik pada bulan februari dan agustus di Kab. Polewali Mandar Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 29

27 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulanbulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/sids - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pemberian ASI ekslusif adalah pemberian hanya Air susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar pada tahun 29 adalah sebanyak 32%, masih jauh dari target SPM yakni 8%. Dari Hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya Ibu yang melakukan pemberian ASI Ekslusif pada bayinya selama 6 Bulan. Untuk melihat Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pemberian ASI Ekslusif Tinambung, 38, Balanipa, 17, Limboro 43,2 15, Tubbi Taramanu 29,1 31, Allu 39,1 38, Campalagian 8,8 28, Luyo, 26, Wonomulyo 5,3 59, Mapilli 42,2, 26.5 Tapango 19,6 23,6 18. Matakali 71,8 3, Bulo Polewali 46,2 56, Binuang 57,3 44, Anreapi 1,9 23, 4. Matangnga 58,9 53, Kab. Polewali Mandar 41, 32, Dari Tabel di atas Persentase pemberian Asi Ekslusif menunjukkan capaian yang bervariasi cakupan tertinggi di Kec. Wonomulyo 59,68% dan Kec. Polewali Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 3

28 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral ,6%. Hal ini menunjukkah bahwa masih rendahnya kesadaran Ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Faktor yang menyebabkan rendahnya sakupan tersebut terlihat dari adanya Kecamatan yang tidak melaporkan, serta pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan tidak mencakup seluruh wilayah kerja atau pencatatan tidak merata. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan Upaya pelayanan kesehatan dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu tentang pentingnya Pemberian ASI Ekslusif pada bayi serta perbaikan sistem Pencatatan dan Pelaporan di setiap Tingkatan Desa UCI Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/ Kelurahan dimana 8% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kab. Polewali Mandar adalah 51%, cakupan tersebut masih sangat jauh dari target SPM yakni 1%. Hal ini menunjukkan bahwa Dari 132 Desa di Kab. Polewali Mandar hanya 67 Desa/Kelurahan lebih atau sama dengan 8% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Untuk Melihat cakupan di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 31

29 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Persentase Desa UCI di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Desa UCI % Desa UCI Jumlah Desa Tinambung 6,, Balanipa 4 4, 4, Limboro 6 8, 6, Tubbi Taramanu,, 13 Allu ,3 83, Campalagian 8 6, 57, Luyo 3,, Wonomulyo ,6 42, Mapilli ,1 1, Tapango 6 9, 6, Matakali ,7 66, Bulo Polewali ,2 66,7 1 9 Binuang 5 7, 71, Anreapi 2 3, 4, 6. 5 Matangnga 1, 25, 6 Kab. Polewali Mandar ,2 5, Dari tabel di atas Desa/Kelurahan UCI pada masing masing kecamatan menunjukkan capaian yang masih jauh dari target SPM yaitu 1 %, hanya 2 Kecamatan yaitu : Kec. Allu 5 Desa UCI dari 6 Desa (83 %) dan Kec. Mapilli 14 Desa UCI dari 14 Desa (1 %). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya : Ketersediaan Vaksin dan tempat penyimpanan vaksin, Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta, Penyebaran tenaga yang belum merata. Oleh karena itu Program Pelayanan Kesehatan dengan Pengadaan Vaksin yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi dan daerah yang sesuai dengan kebutuhan cakupan yang ada di wilayah menjadi prioritas agar cakupan desa UCI di tahun yang akan datang dapat mencapai target 1% Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Persentase Pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 32

30 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Tabel Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pertolongan Persalinan oleh Nakes Tinambung 91,3 79, Balanipa 64,5 67, Limboro 87,3 86,18 1 Tubbi Taramanu 44,8 38, Allu 6,4 97, 67.6 Campalagian 5,5 62, Luyo 54,4 57, Wonomulyo 9,4 94, Mapilli 57,7 5, Tapango 57,8 54, Matakali 82, 8, Bulo Polewali 74,2 85, Binuang 77, 74,5 8.5 Anreapi 78,4 76, Matangnga 43,6 44, Kab. Polewali Mandar 68,7 71, Persentase Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar adalah 72% dari Target 9%, dan masih ada 28% masih ditolong oleh selain Bidan atau tenaga kesehatan misalnya dukun. untuk melihat Persentase Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan dapat dilihat pada Grafik berikut : Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan yang cakupannya rendah yakni dibawah 6% pada tahun 29 terdapat di 6 Kecamatan yakni : Matangnga 44,7%, Tapango 54,84%, Mapilli 5,84 dan Tutallu 38,92%. hal ini disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan pada tiap daerah atau wilayah tidak merata disamping masih kurangnya tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk serta adanya kecendrungan tenaga kesehatan lebih banyak ditempatkan atau berdomisili di daerah perkotaan. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 33

31 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Cakupan Kunjungan K4 Kunjungan K4 adalah Kunjungan pemeriksaaan kehamilan yang memenuhi standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada Triwulan I dan II, Dua kali pada Triwulan III. Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada Ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau Antenatal Care (ANC) yang meliputi: Pemeriksaan kehamilan, Penimbangan Berat Badan, Pemberian Tablet Besi, pemberian Imunisasi TT. Persentase balita yang ibunya melakukan pemerikasaan kehamilan yang memenuhi K4 di Kab. Polewali Mandar adalah sebesar 73 % dari target 95% dan yang tidak memenuhi sebanyak 28%. Atau dengan kata lain belum semua Ibu Hamil memeriksakan kehamilannya secara lengkap. Untuk melihat persentase cakupan kunjungan K4 pada tiap kecamatan di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Cakupan Kunjungan K4 di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Kunjungan K Tinambung 9,5 76, Balanipa 61, 83, Limboro 91,2 92, Tubbi Taramanu 49,5 52, Allu 78,3 79, Campalagian 57,8 65, Luyo 67,6 63, Wonomulyo 83,9 84, Mapilli 51,6 54, Tapango 89,7 75,6 84. Matakali 69,6 7, Bulo Polewali 77, 78, Binuang 7,1 77, Anreapi 83,4 89,55 1 Matangnga 75,6 51, Kab. Polewali Mandar 71,5 73, Persentase Kunjungan K4 menurut kecamatan pada umumya sudah menunjukkan diatas 7%, kecuali di 5 Kecamatan yakni : Kec. Matannga 51,69%, Kec. Mapilli 54,45%, Kec. Luyo 63,79%, Kec. Campalagian 65,1% dan Kec. Tutallu 52,32%. Adanya perbedaan pada daerah tersebut dapat disebabkan oleh Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 34

32 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya tingkat pengetahuan Ibu hamil yang masih rendah, Penyebaran tenaga Kesehatan belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau Cakupan Pelayanan Nifas Ibu Nifas adalah ibu Nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar. Persentase Cakupan Pelayanan Nifas di Kab. Polewali Mandar Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs adalah sebagai berikut : Persentase Cakupan Pelayanan Nifas Kab. Polewali Mandar adalah 71% dari target 9%. Untuk melihat persentase cakupan pelayanan Nifas pada kecamatan dilihat pada grafik berikut: Tabel Cakupan Pelayanan Nifas di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pelayanan Nifas Tinambung 64,6 75, Balanipa 32,2 64, Limboro 92,2 84, Tubbi Taramanu 51,8 4, Allu 54, 6, Campalagian 49,5 63, Luyo 78,7 77, Wonomulyo 85, 89, Mapilli 52,5 63, Tapango 61,1 57, Matakali 78,8 69, Bulo Polewali 68,7 72, Binuang 81,9 79, Anreapi 86,7 81, Matangnga 56,4 62, Kab. Polewali Mandar 65,8 7, Persentase Cakupan Pelayanan Nifas menurut kecamatan yang menunjukkan dibawah 6% terdapat di 2 Kecamatan yakni : Kec. Tapango 57,59% dan Kec. Tutallu 4,97%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya Penyebaran tenaga Kesehatan belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau. Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 35

33 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di Tangani Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu hamil dengan komplikasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Komprehensif). Persentase Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Di Kab. Polewali Mandar adalah 72% dari Target 8% dan yang belum sebanyak 28%. Untuk melihat gambaran pada tiap kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut : Tabel Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani di Kab. Polewali Mandar tahun Kecamatan % Komplikasi Kebidanan yang ditangani Tinambung 74, 81, Balanipa 43,6 82, Limboro 19,1 48, Tubbi Taramanu 17,3 5, Allu 63,9 66, Campalagian 35,3 47, Luyo 47,2 73, Wonomulyo 32,6 81, Mapilli 21,1 6, Tapango 23,3 41, Matakali 38, 81, Bulo Polewali 25,2 1, Binuang 67,1 94, Anreapi 54,6 93, Matangnga 2,3 58, Kab. Polewali Mandar 37,5 72, Dari Tabel di atas di 3 kecamatan sudah mencapai target 8% yakni : Kec. Anrepi 93%, Kec.Binuang 94,66% dan Kec. Polewali 141%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya Kurangnya Sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan sesuai dengan standar dan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK sertta Penyebaran tenaga Kesehatan belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau. Khusus Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 36

34 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral untuk kec. Polewali Cakupannya melebihi 1% hal ini dapat disebabkan karena adanya rujukan dari berbagai kecamatan Prevalensi Malaria dan Angka Kematiannya Prevalensi Malaria atau angka kesakitan Malaria adalah banyaknya kasus malaria per-1. penduduk. Untuk Melihat Prevalensi malaria di Kab. Polewali Mandar di masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada Tabel Berikut: Tabel Prevalensi Malaria di Kab. Polewali Mandar tahun Kecamatan Jumlah Prevalensi Malaria Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu 3 3 Allu Campalagian 21 8 Luyo 2 22 Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang 72 2 Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Dari tabel di atas menunjukkan bahwa di kabupaten Polewali mandar Prevalensi Malaria terdapat 123 Kasus malaria per- 1. penduduk Penderita Malaria yang Mendapat Pengobatan Efektif Penderita Malaria yang mendapat pengobatan efektif adalah Penderita Malaria yang diobati dengan Artemisinin Combination Therapy (ACT). Untuk melihat Persentase pengobatan Malaria dengan ACT di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel berikut : Kerjasama Pemkab. Polewali Mandar UNICEF Page 37

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH B A B 2 G a m b a r a n U m u m D a e r a h BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2. Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 ini adalah sebagai berikut: 1. Bidang Kesehatan a. Angka Kematian

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 berdasarkan data dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH TAHUN BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH. Wilayah Kabupaten Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Oleh Arsad Rahim Ali (Fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli Dinkes Polman) Abstrak Tulisan dengan judul Akses dan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ LAMPIRAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009 PETA POLEWALI MANDAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 Tim Editor Penanggung Jawab Ketua

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 TIM PENYUSUN BUKU ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK TAHUN 2009 No Nama Jabatan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011-2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2011 1 DAFTAR ISI BAB i PENDAHULUAN 1 - LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

PELAYANAN KESEHATAN DASAR Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut untuk bekerja sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali

Lebih terperinci

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup. 1. 2. 3. SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat 94,26 81,30 26,98 94,28 81,35 27,42 94,60 80,15 32,75 95,35 82,86 35,64 95,40 83,63 35,80 95,42 83,64 38,99 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung 2013 Selama

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46 212 213 214 215 216 217 218 218 Persentase Pendidik SMA/MA yang memiliki sertifikat pendidik % 44.79 44.89 44.99 45.9 45.19 45.29 45.39 45.39 Dinas Pendidikan Jumlah pendidik SMA/MA yang memiliki sertifikat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup. Selama enam tahun terakhir APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/Sederajat dan yang terendah di tingkat SMA/Sederajat. Hal ini menunjukkan partisipasi penduduk untuk menempuh pendidikan paling tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan kesehatan menyeluruh. Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Kesehatan Ibu Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian tablet

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015 PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN Jakarta, 3 Desember 2015 MATERI IMUNISASI Latar Belakang Permenkes Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi,

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman Oleh: Dewiyana* Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program- PETA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 0 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH CAPAIAN MDGs provinsi KALIMANTAN TENGAH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, 16 Desember 2015 CAPAIAN INDIKATOR MDGS 2 JUMLAH INDIKATOR 23% 20% 1 Menanggulangi kemiskinan dan Kelaparan 2 Mencapai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir.

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009 telah selesai dengan baik. Laporan Tahunan tahun 2009 ini disusun dengan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

KABUPATEN POLEWALI MANDAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 Realisasi Kinerja Rencana dan penetapan Kinerja Indikator Kinerja Utama DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR Judul : LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini adalah salah satu amanat dari UUD

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH KECAMATAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci