PELIBATAN KARYAWAN DALAM PROSES PENYUSUNAN DAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELIBATAN KARYAWAN DALAM PROSES PENYUSUNAN DAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN"

Transkripsi

1 PELIBATAN KARYAWAN DALAM PROSES PENYUSUNAN DAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Caecilia Dana Risa 1 Haryanto Fadholan Rosyid 2 1,2 Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio Humaniora No. 1, Yogyakarta 1 caecilia.risa@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelibatan karyawan dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja terhadap peningkatan kepuasan kerja pada karyawan sebuah penerbitan buku di Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari 12 orang, 6 subjek untuk kelompok eksperimen, dan 6 subjek untuk kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dilibatkan dalam proses penyusunan hingga penerapan sistem penilaian kinerja. Dengan melibatkan karyawan dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja maka karyawan akan memiliki kejelasan tujuan penilaian kinerja, mengetahui dengan pasti kinerja yang diharapkan, mengetahui sejauh mana kinerja dihasilkan, merasakan keadilan dalam penilaian kinerja, sehingga pada akhirnya kepuasan kerja karyawan dapat meningkat. Hasil analisis non parametrik Mann-Whitney U menunjukkan bahwa pelibatan karyawan dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan secara signifikan Kata Kunci: kepuasan kerja, sistem penilaian kinerja, karyawan EMPLOYEE INVOLVEMENT IN PERFORMANCE APPRAISAL SYSTEM S ARRANGEMENT AND IMPLEMENTATION PROCESS AND EMPLOYEE S JOB SATISFACTION Abstract This research was aimed to investigate the impact of employee involvement in performance appraisal system s arrangement and implementation process toward employees job satisfaction increase at a publisher in Yogyakarta. Subjects of the research consist of twelve employees, six subjects for experiment group and six subjects as control group. Experiment group was involved in the arrangement and implementation process of performance appraisal system. By involving the employees in a whole performance appraisal system process, the employees would have the clarity of performance appraisal objectives, understand the expected performance, find out the performance outcomes, perceive the justice of performance appraisal, in order to increase the employees job satisfaction. Mann-Whitney U non parametric analysis result indicated that involving the employees in an arrangement and implementation process of performance appraisal system increased the employees job satisfaction significantly. Key Words: job satisfaction, performance appraisal system, employee Risa, Rosyid, Pelibatan Karyawan 1

2 PENDAHULUAN Berbagai kajian teoritis maupun praktis telah dilakukan untuk memahami kepuasan kerja karyawan. Para ahli menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja, kinerja, komitmen terhadap organisasi, dan kepuasan hidup karyawan. Disamping itu kepuasan kerja juga akan menurunkan tingkat stres kerja, ketidakhadiran, dan perpindahan karyawan (Kreitner dan Kinicki, 2007; Mathis dan Jackson, 2006; Riggio, 2003). Memahami arti penting kepuasan kerja, maka suatu keharusan bagi perusahaan untuk memperhatikan kepuasan kerja karyawan agar perusahaan mampu mempertahankan dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas sekaligus loyal terhadap perusahaan sehingga dapat menjadi modal kuat bagi perusahaan untuk bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis. Riggio (2003) mengatakan bahwa kepuasan kerja menunjuk pada sejauh mana rasa senang yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu, Schultz dan Schultz (1994) menjelaskan bahwa pengalaman kerja dapat memengaruhi kepuasan kerja. Pekerja baru cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Hal ini dikarenakan pekerjaan tampak menarik karena merupakan sesuatu yang baru sehingga merasa terdorong dan tertantang untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan pada pekerjaan baru tersebut. Behery dan Paton (2008) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja akan meningkatkan komitmen organisasional dan kepuasan kerja. Hasil penelitian Pettijohn (2001) terhadap karyawan bidang penjualan menemukan bahwa penilaian kinerja yang memiliki kriteria yang jelas dan disetujui karyawan, dirasakan adil dan digunakan untuk menentukan penghargaan akan meningkatkan kepuasan kerja. Blau (1999) juga mengemukakan bahwa kepuasan karyawan terhadap penilaian kinerja akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan teori dari Milkovich dan Newman (2005) yaitu bahwa karyawan yang tidak mengetahui dan memahami penilaian kinerja serta merasa diperlakukan tidak adil, maka akan merasa tidak puas terhadap pekerjaan. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah karyawan sebuah perusahaan penerbitan buku, yang memiliki kriteria (1) level jabatan operasional, (2) karyawan tetap, (3) usia tahun, (4) masa kerja 2-4 tahun, dan (5) tingkat kepuasan kerja pada kategori rendah sampai sedang. Proses penelitian melibatkan atasan dan bawahan, sehingga setiap supervisor diikutsertakan dalam proses penelitian, tetapi tidak menjadi subjek penelitian. Setiap supervisor harus memiliki 2 bawahan yang akan menjadi subjek penelitian, 1 bawahan menjadi kelompok eksperimen dan 1 bawahan menjadi kelompok kontrol. Dari hasil pengukuran awal diketahui bahwa hanya 1 dari 4 editor buku referensi yang memiliki kepuasan kerja sedang, dan 3 editor lainnya memiliki kategori kepuasan kerja tinggi. Untuk tetap menjaga etika penelitian, yaitu agar subjek tidak merasa diperlakukan secara berbeda sehingga dapat menimbulkan rasa curiga, maka 4 editor buku referensi tetap disertakan dalam penelitian, hanya saja tidak dilakukan analisis data terhadap 4 editor tersebut. Pemilihan subjek penelitian dari setiap jabatan dilakukan dengan cara undian. Setelah terpilih subjek penelitian dari setiap jabatan, kemudian dilakukan pengundian lagi untuk menentukan subjek yang akan masuk kelompok eksperimen dan subjek yang masuk kelompok kontrol. Total subjek penelitian yang didapat sejumlah 12 orang yang 2 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 1, Desember 2009

3 terdiri dari empat (4) orang editor buku teks, dua (2) orang staff tata letak, dua (2) orang staff peraster, dua (2) orang staff ilustrator digital, dan dua (2) staff ilustrator manual. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen, yaitu eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi namun masih menggunakan kelompok kontrol sebagai kelompok komparatif untuk mengetahui efek manipulasi. Jenis kuasi eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok kontrol uji pendahuluan dan uji utama. Pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen dimulai 1 minggu uji pendahuluan, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Pengukuran kembali variabel terikat (uji utama) dilakukan 1 minggu setelah proses penerapan sistem penilaian kinerja selesai. Pengaruh perlakuan diukur dengan membandingkan perolehan skor uji pendahuluan dan utama kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kepuasan kerja diukur dengan skala kepuasan kerja adaptasi dari survei kepuasan kerja (Spector, 1985) yang memiliki koefisien reliabilitas r xx = 0.91 dan koefisien korelasi aitem total r ix > Skala kepuasan kerja terdiri dari 36 item, mengukur kepuasan kerja terhadap 9 aspek dalam pekerjaan yaitu gaji, promosi, supervisi, tunjangan, penghargaan kontingensi, kondisi operasional, rekan kerja, kondisi pekerjaan, komunikasi. Setiap aspek terdiri dari 4 item. Dari hasil uji coba, didapatkan koefisien reliabilitas skala r xx = dan koefisien korelasi aitem total r ix > 0.25 sehingga diperoleh 30 item yang dapat digunakan. Pengukuran tingkat kepuasan kerja diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 1 minggu sebelum perlakuan diberikan (uji pendahuluan) dan 1 minggu setelah umpan balik kinerja diberikan (uji utama). Skala pemahaman sistem penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta terhadap tujuan dan proses penilaian kinerja serta untuk mengetahui apakah sistem penilaian kinerja memenuhi tujuh (7) karakteristik sistem penilaian kinerja efektif. Perlakuan penelitian berbentuk magang penilaian kinerja. Tujuan utama magang adalah membentuk sistem penilaian kinerja yang mampu mendukung pencapaian sasaran kinerja perusahaan, dengan mengutamakan kesepakatan antara atasan dan bawahan dalam setiap prosesnya, sehingga penilaian kinerja benar-benar bermanfaat bagi semua pihak. Tahapan magang disusun berdasarkan konsep Milkovich dan Newman (2005) serta Riggio (2003). Tahapannya adalah (1) penjelasan teori penilaian kinerja, (2) penentuan sasaran, kriteria, dan standar kinerja, (3) penyusunan format penilaian tiap jabatan, (4) pelatihan pemberian umpan balik kinerja, (5) pelaksanaan penilaian kinerja, dan (6) umpan balik kinerja. Validasi panduan magang dilakukan melalui penilaian profesional yaitu oleh fasilitator magang yang memiliki latar belakang dan pengalaman di bidang psikologi industri, khususnya memiliki pengalaman dalam menyusun sistem penilaian kinerja, dan oleh dosen pembimbing tesis. Langkah ini digunakan untuk meningkatkan validitas panduan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis terhadap perolehan uji pendahuluan dan uji utama kepuasan kerja kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Artinya pelibatan kelompok eksperimen dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja dapat secara efektif meningkatkan kepuasan kerja. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kondisi awal setara, yaitu rerata skor kepuasan kerja kedua Risa, Rosyid, Pelibatan Karyawan 3

4 kelompok sama-sama berada pada kategori sedang (rerata skor kelompok eksperimen = , rerata skor kelompok kontrol = ). Pada saat uji utama, rerata skor kepuasan kerja kelompok eksperimen naik 11 poin tetapi tetap berada pada kategori sedang (rerata = ), sedangkan rerata skor kepuasan kerja kelompok kontrol turun 7 poin sehingga kategori kepuasan kerja turun menjadi kategori rendah (rerata = ). Meningkatnya rerata skor kepuasan kerja kelompok eksperimen pada saat uji utama memperkuat hasil penelitian bahwa peningkatan skor yang terjadi diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan. Analisis terhadap 9 aspek dalam pekerjaan dapat diketahui bahwa skor kepuasan kerja pada aspek promosi, supervisi, penghargaan, dan komunikasi mengalami peningkatan secara signifikan, tetapi skor kepuasan kerja pada aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, rekan kerja, dan kondisi pekerjaan tidak mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena subjek belum dapat merasakan secara nyata perubahan pada aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, rekan kerja, dan kondisi pekerjaan. Subjek hanya merasakan perubahan yang nyata pada aspek komunikasi, sikap atasan, dan penghargaan. Tidak adanya peningkatan skor kepuasan kerja yang signifikan pada aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, kondisi pekerjaan, dan rekan kerja dapat dijelaskan melalui teori dua faktor oleh Herzberg yaitu bahwa faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan kerja berbeda (Kreitner dan Kinicki, 2007). Menurut Herzberg, aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, kondisi pekerjaan, dan rekan kerja termasuk faktor higienis. Apabila faktor higienis tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan ketidakpuasan kerja, namun jika terpenuhi, maka hanya menimbulkan keadaan yang netral. Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor higiene tidak dapat menimbulkan kepuasan kerja, sehingga terlihat bahwa kepuasan kerja kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, kondisi pekerjaan, dan rekan kerja tidak berbeda secara signifikan setelah adanya pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen. Dipboye dkk. (1994) menjelaskan bahwa saat faktor higienis tidak terpenuhi karyawan akan merasakan ketidakpuasan, tetapi jika terpenuhi, tidak akan menimbulkan kepuasan kerja, tetapi keadaan netral. Contohnya, jika sampah dalam ruang kerja belum diambil maka akan menimbulkan ketidakpuasan, akan tetapi jika sampah-sampah tersebut diambil tidak akan menimbulkan rasa senang. Saat faktor motivator terpenuhi karyawan akan merasa puas, tetapi jika tidak terpenuhi karyawan tidak merasakan kepuasan. Contohnya, karyawan yang memperoleh prestasi akan merasa puas, tetapi jika tidak, maka karyawan tidak merasa puas (tetapi bukan merasakan ketidakpuasan kerja). Karyawan dapat secara bersamaan merasakan kepuasan sekaligus ketidakpuasan karena keduanya adalah keadaan yang terpisah. Skor kepuasan kerja subjek 4 kelompok ekperimen mengalami penurunan 12 poin, tetapi kategori skor kepuasan kerja tetap berada pada kategori sedang. Skor kepuasan kerja subjek 4 mengalami penurunan pada aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional, dan kondisi pekerjaan. Hasil wawancara setelah penelitian terhadap subjek 4 diketahui bahwa subjek 4 telah merasa dinilai objektif oleh atasan, merasa penilaian mampu membedakan kinerja tiap karyawan, merasa nyaman bekerja bersama atasan, mampu berkomunikasi dua arah dengan atasan, hanya saja subjek 4 merasa percuma jika penilaian tidak diikuti perubahan nyata dalam gaji yang diterima. Selama ini subjek 4 belum merasakan perbedaan gaji yang disebabkan adanya kinerja yang 4 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 1, Desember 2009

5 baik. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya subjek 4 merasa dinilai adil dan merasa nyaman dengan atasan, hanya saja subjek 4 menginginkan pengaruh nyata hasil penilaian terhadap gaji yang diterima. Perasaan yang dimiliki subjek 4 ini dapat menyebabkan skor kepuasan kerja pada aspek gaji, tunjangan, kondisi operasional dan kondisi pekerjaan mengalami penurunan. Skor kepuasan kerja pada subjek d kelompok kontrol mengalami peningkatan 4 poin, tetapi kategori skor kepuasan kerja tetap berada pada kategori sedang. Skor kepuasan kerja meningkat pada aspek komunikasi dan aspek kondisi operasional. Hal ini dapat disebabkan karena perubahan pola komunikasi atasan terhadap bawahan juga memberikan pengaruh positif pada subjek d. Perbaikan prosedur kerja yang dilakukan atasan juga memberikan pengaruh pada subjek d. Hal ini membuat subjek semakin mengerti bagaimana cara menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kebijakan dan aturan yang ada. Para ahli mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Newstrom (2007) mengemukakan bahwa ada 3 hal yang memengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang yaitu faktor usia, level jabatan, dan besarnya organisasi. Schultz dan Schultz (1994) mengatakan bahwa karakteristik personal dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Salah satu karakteristik personal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah pengalaman kerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tersebut telah dikontrol dalam penelitian ini. Faktor yang dikontrol dalam penelitian ini adalah usia, masa kerja, level jabatan, dan status karyawan. Kontrol terhadap faktor tersebut dilakukan ketika menentukan subjek penelitian. Subjek penelitian harus memiliki kriteria yang sama sesuai kriteria yang telah ditentukan, sehingga variasi subjek penelitian dapat diminimalisir. Subjek penelitian harus memiliki usia pada rentang tahun, masa kerja 2 4 tahun, level jabatan operasional, dan merupakan karyawan tetap. Kontrol ini dilakukan untuk meningkatkan validitas internal penelitian, sehingga dapat diyakini bahwa peningkatan pada aspek kepuasan kerja benar-benar disebabkan karena perlakuan yang diberikan, bukan karena faktor lain. Hasil analisis skor pemahaman sistem penilaian kinerja menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara skor perolehan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor awal menunjukkan bahwa pemahaman sistem penilaian kinerja pada kelompok eksperimen berada pada kategori sedang (rerata = 52.17) dan pada kelompok kontrol juga berada pada kategori sedang (rerata = 56.5). Setelah perlakuan diberikan, skor pemahaman sistem penilaian kinerja pada kelompok eksperimen meningkat menjadi berada pada kategori tinggi (rerata = 66.5) sedangkan pada kelompok kontrol tetap berada pada kategori sedang (rerata = 51.83). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam kelompok eksperimen benar-benar merasa jelas akan tujuan penilaian kinerja dan kriteria kinerja, merasakan keadilan dalam penilaian kinerja, merasa bahwa atasan bersikap objektif terhadap bawahan, merasakan adanya komunikasi dua arah dalam setiap proses, dan merasa dapat terlibat penuh dalam setiap tahapan. Pemahaman yang baik dan persepsi yang positif terhadap proses penilaian kinerja secara keseluruhan memampukan terjadinya peningkatan kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian oleh Pettijohn dkk. (2001), Kavanagh, Benson dan Brown (2007), serta Levy dan William (1998). Menurut Pettijohn dkk. (2001), penilaian kinerja yang memiliki kriteria yang jelas, kriteria Risa, Rosyid, Pelibatan Karyawan 5

6 disetujui oleh karyawan, penilaian dirasakan adil dan dapat digunakan untuk menentukan penghargaan akan meningkatkan kepuasan kerja. Hasil penelitian Kavanagh, Benson dan Brown (2007) menyimpulkan bahwa rasa adil terhadap penilaian kinerja akan muncul ketika terdapat komunikasi dua arah pada proses penilaian kinerja, terdapat keterlibatan karyawan dalam menentukan sasaran kinerja sekaligus penerimaan karyawan terhadap sasaran kinerja, terdapat kejelasan dan pemahaman akan sistem penilaian kinerja, sikap netral supervisor. Levy dan William (1998) juga menemukan bahwa pengetahuan akan sistem penilaian kinerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap persepsi keadilan. Dengan kata lain, apabila karyawan yakin bahwa mereka mengerti akan sistem penilaian kinerja, maka mereka akan menganggap sistem penilaian kinerja adil. Skor pemahaman sistem penilaian kinerja pada subjek 1 kelompok eksperimen meningkat sebanyak 34 poin. Kategori skor meningkat dari kategori rendah menjadi sangat tinggi. Hasil pelaporan sendiri menunjukkan bahwa subjek 1 menyatakan mengerti dan paham maksud dan tujuan penilaian kinerja, paham membuat formulir penilaian kinerja dan menerapkannya. Subjek 1 juga menyatakan tidak hanya merasa nyaman ketika berdiskusi dengan atasan, bahkan merasa sangat nyaman ketika berdiskusi dengan atasan. Subjek 1 menyatakan diskusi dengan atasan dapat berjalan dengan cair, dapat memberikan pendapat dengan bebas dan diterima oleh atasan. Subjek 1 juga menyatakan bahwa dalam diskusi dapat dikeluarkannya keluhan yang selama ini dirasakan sehingga bisa menjadi pertimbangan atasan dalam mengatur proses kerja. Kejelasan mengenai proses penilaian kinerja dan perasaan yang sangat nyaman yang dialami subjek 1 inilah yang membuat kategori skor pemahaman sistem penilaian kinerja subjek meningkat. Hasil evaluasi reaksi terhadap materi magang penilaian kinerja 1 dan 3 mendapatkan respon dari peserta dengan skor rata-rata 3.9 dan 4 (dari skala 5). Hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan dalam magang sesuai dengan tujuan diadakannya magang dan dirasakan memberi manfaat bagi peserta. Hasil evaluasi reaksi ini dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan perlakuan dalam meningkatkan kepuasan kerja. Pemahaman yang baik akan manfaat dan materi yang diberikan dalam magang, memungkinkan karyawan mudah memahami dan menerapkan tujuan dari magang penilaian kinerja. Hasil magang pelaporan sendiri penilaian kinerja 1 memperlihatkan bahwa setiap subjek memahami tujuan dan manfaat penilaian kinerja. Keyakinan subjek akan manfaat penilaian kinerja dapat diketahui dari pernyataan subjek yaitu diantaranya mengatakan bahwa penilaian kinerja dirasakan sangat bermanfaat karena dapat untuk mengetahui posisi kinerja dalam organisasi, dapat meningkatkan kualitas kerja yang berimbas kepada keuntungan kedua belah pihak, dan juga dapat memotivasi untuk selalu berprestasi. Keyakinan bahwa penilaian kinerja memiliki manfaat membuat subjek semakin termotivasi untuk mengikuti keseluruhan proses penilaian kinerja dan berusaha untuk membentuk sistem penilaian kinerja yang efektif. Hasil magang pelaporan sendiri penilaian kinerja 2 memperlihatkan bahwa subjek telah jelas akan tugasnya, mengetahui dan menyetujui aspek yang akan dinilai dari kinerjanya, mengetahui dengan pasti sasaran kinerjanya dan standar penilaiannya. Segala keputusan yang didasarkan atas keputusan bersama akan membuat sasaran, kriteria, dan standar kinerja yang digunakan dalam penelitian dapat benar-benar disepakati 6 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 1, Desember 2009

7 oleh setiap pihak, sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan realistis bagi karyawan. Dengan adanya kejelasan dan kesepakatan ini, maka tidak akan ditemukan lagi kesenjangan antara harapan atasan dan bawahan. Karyawan akan merasakan penilaian berjalan dengan adil, karena kriteria dan standar yang ada dapat objektif. Pernyataan lengkap subjek dapat dilihat pada lampiran H. Hasil magang pelaporan sendiri penilaian kinerja 1 dan penilaian kinerja 2 menunjukkan bahwa bawahan mendapatkan kesempatan untuk memberikan masukan dan dilibatkan dalam setiap tahapan penyusunan penilaian kinerja. Bawahan merasa atasan mendengarkan, menerima dan melibatkan bawahan dalam menentukan dan membuat keputusan. Pendapat dan saran bawahan digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan. Pendapat dapat diberikan dengan bebas dan diterima oleh atasan. Dengan keterlibatan ini, memungkinkan bawahan dapat lebih berinteraksi dan berkomunikasi dengan atasan, menyampaikan masalahnya dan menemukan solusi permasalahannya. Atasan dirasa mampu menciptakan suasana yang nyaman dalam setiap diskusi. Hal ini akan memudahkan untuk terciptanya keterbukaan antara atasan dan bawahan, terciptanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan. Dari hasil magang pelaporan sendiri penilaian kinerja 2 diketahui bahwa setiap bawahan merasa nyaman ketika berdiskusi dengan atasan. Karyawan yang merasa nyaman bekerja dengan atasan dan rekan kerja akan lebih merasa puas dengan pekerjaan mereka (Aamodt dan Raynes, 2004; Behery dan Paton, 2008). Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas penilaian kinerja menurut Milkovich dan Newman (2005) serta Riggio (2003) adalah memberikan pelatihan bagi atasan dalam menerapkan penilaian kinerja (mulai dari menyusun kriteria kinerja hingga pemberian umpan balik kinerja) sehingga atasan memiliki motivasi untuk memberikan penilaian secara akurat. Dalam penelitian ini, atasan dilatih menentukan kriteria dan standar kinerja, menilai kinerja karyawan secara objektif, dan memberikan umpan balik kinerja yang konstruktif. Berdasarkan hasil pelaporan sendiri pada pelatihan pemberian umpan balik kinerja diketahui bahwa para atasan telah memahami arti penting penilaian kinerja, mengetahui proses penyusunannya, merasa yakin dan percaya diri dalam membuat penilaian kinerja yang efektif dan objektif. Atasan juga mengerti membangun komunikasi dua arah dengan bawahan yang dinilai, yaitu dengan cara bersikap lebih terbuka, adil, bersedia mendengarkan pendapat bawahan, menciptakan suasana yang nyaman, dan menghilangkan sikap superioritas. Atasan juga menyatakan bahwa dalam memberikan umpan balik kinerja, perlu diseimbangkan antara memberikan umpan balik positif (pujian) dan umpan balik negatif (kritikan). Pujian dan kritikan harus disampaikan dengan bahasa yang baik, bersifat membangun dan berdasar fakta. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelibatan karyawan dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Adapun beberapa saran yang dapat dikedepankan adalah hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa pelibatan karyawan dalam proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara efektif bagi perusahaan yang belum memiliki Risa, Rosyid, Pelibatan Karyawan 7

8 sistem penilaian kinerja untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dalam setiap tahap proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja, pihak manajemen perlu untuk selalu memastikan adanya kejelasan dan kesepakatan karyawan terhadap setiap proses yang diikuti dan memastikan adanya komunikasi dua arah dalam setiap diskusi antara atasan dan bawahan. Hal ini penting agar karyawan merasa puas dan adil terhadap keseluruhan proses sistem penilaian kinerja sehingga kepuasan kerja karyawan dapat meningkat. Saran Terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini hanya bisa untuk membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam proses penyusunan hingga penerapan sistem penilaian kinerja akan meningkat kepuasan kerjanya. Hasil penelitian ini belum dapat untuk mengetahui apakah karyawan yang hanya terlibat dalam menerapkan sistem penilaian kinerja tanpa terlibat dalam proses penyusunan sistem penilaian kinerja dapat meningkat kepuasan kerjanya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini kurang praktis diterapkan, karena untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan harus melibatkan seluruh karyawannya mulai dari proses penyusunan dan penerapan sistem penilaian kinerja. Hasil penelitian ini hanya sesuai digunakan pada perusahaan yang belum memiliki sistem penilaian kinerja. Kelemahan lain dari penelitian ini adalah jarak 1 minggu antara pemberian pengukuran awal (uji pendahuluan) hingga perlakuan diberikan terlalu lama. Jarak ini seharusnya dipersempit, untuk menghindari terjadinya faktor historis dan maturasi pada subjek penelitian yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian. Pada lembar informed consent tidak perlu dicantumkan mengenai bab pengunduran diri disebabkan sudah adanya lembar kesediaan peserta mengikuti proses penelitian hingga selesai. Peserta yang sudah menyatakan kesediaannya maka harus mengikuti proses penelitian hingga selesai. Dengan dicantumkannya bab pengunduran diri dikhawatirkan akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk tidak mengikuti proses penelitian hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA Aamodt, M.G., and Raynes, B.L Human relations in business: Developing interpersonal and leadership skills Thomson Learning Inc California. Behery, M.H., and Paton, R.A Performance appraisal cultural fit organizational outcomes within the United Arab Emirats Journal of American Academy of Business vol 13 pp Blau, G Testing the longitudinal impact of work variables and performance appraisal satisfaction on subsequent overall job satisfaction Human Relations vol 52 pp Dipboye, R.L., Smith, C.S., and Howell, W.C Understanding industrial and organizational psychology: An integrated approach Harcourt Brace College Publishers Philadelphia. Kavanagh, P., Benson, J., and Brown, M Understanding performance appraisal fairness Asia Pacific Journal of Human Resources vol 45 pp Kreitner, R., and Kinicki, A Organizational Behavior The McGraw-Hill Companies Inc New York. Levy, P., and Williams, J The role of perceived system knowledge in predicting appraisal reactions, job satisfaction and organisational commitment Journal of 8 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 1, Desember 2009

9 Organizational Behavior vol 19 pp Mathis, R.L., dan Jackson, J.H Manajemen sumber daya manusia Alih bahasa: Diana Angelica Salemba Empat Jakarta. Milkovich, G.T., and Newman, J.M Compensation McGraw -Hill Companies Inc New York. Newstrom, J.W Organizational behavior: Human behavior at work McGraw Hill Companies Inc Singapore. Pettijohn, C.E., Pettijohn, L.S., and d Amico, M Characteristics of performance appraisals and their impact on sales force satisfaction Human Resource Development Quarterly vol 12 pp Riggio, R.E Introduction to industrial and organizational psychology Prentice-Hall New Jersey. Schultz, D.P., and Schultz, S.E Psychology and work today: An introduction to industrial and organizational psychology Macmillan Publishing Company New York. Risa, Rosyid, Pelibatan Karyawan 9

George, J.M. & Jones, G.R. (2005). Understanding And Managing organizational behavior (4th ed.). New Jersey: Upper Saddle River Whetten, D.A.

George, J.M. & Jones, G.R. (2005). Understanding And Managing organizational behavior (4th ed.). New Jersey: Upper Saddle River Whetten, D.A. DAFTAR PUSTAKA Alhusin, Syahri, Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows, Edisi Kedua, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003 Ambar Teguh Sulistiyani, & Rosidah (2003). Manajemen Sumber

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X Wahyudhi Sutrisno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Jalan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta

Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja (Wahyuni) 69 Vol. 4 (2): 69-78, 2010 Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis faktor diperoleh sebuah kesimpulan bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTAR DIVISI PADA PT. SBT

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTAR DIVISI PADA PT. SBT PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTAR DIVISI PADA PT. SBT Budiono, Erik Saut H Hutahaean, Diah Himawati Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Manajemen PT. SBT menganggap kasus turnover

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari keseluruhan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 sebelum ini, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelatihan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk Oleh: ADHY PURWANTO MIFTAHUN NI MAH SUSENO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA. Liche Seniati Chairy

EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA. Liche Seniati Chairy EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA Liche Seniati Chairy Disampaikan dalam: Workshop Evaluasi Kinerja Dosen oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 9 April 2005 1 EVALUASI DOSEN SEBAGAI

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) Hastuti Naibaho Jurusan Manajemen Universitas Pelita Harapan Surabaya Email: hastuti.naibaho@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US: DAFTAR PUSTAKA Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US: Wadsworth Cengage Learning. Arishanti, K. I. (2007). Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional, dan Kepuasan Kerja

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. karyawan PT. Asuransi Kesehatan (Persero) Cabang Utama Jakarta Pusat maka dapat. besar responden adalah wanita.

BAB V PENUTUP. karyawan PT. Asuransi Kesehatan (Persero) Cabang Utama Jakarta Pusat maka dapat. besar responden adalah wanita. 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan mengenai persepsi dimensi-dimensi penghargaan menurut karakteristik demografi pada karyawan PT. Asuransi Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi Kode MK :PSY 208 Rumpun MK :Mata Kuliah Wajib Semester :4 Dosen Pengampu : Yulius Fransisco Angkawijaya (sks)

Lebih terperinci

: Fitria Rahmi, M. Psi., Psikolog

: Fitria Rahmi, M. Psi., Psikolog DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PRODI PSIKOLOGI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Semester Fakultas Program Studi

Lebih terperinci

vi Universitas Kristen Maranatha

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study is titled "Descriptive Study of Employee Satisfaction on Company Secretariat and Human Resources Division at PT." X "London." The purpose of this study was to obtain a detailed picture

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA R. Yudhi Satria R.A. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract

Lebih terperinci

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG Deny Erna Astuti 1, Endah Mujiasih 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

karyawan yang bersangkutan dapat membuat karyawan semakin percaya diri dengan kinerja yang dihasilkan, selain itu seluruh karyawan dapat berkompetisi

karyawan yang bersangkutan dapat membuat karyawan semakin percaya diri dengan kinerja yang dihasilkan, selain itu seluruh karyawan dapat berkompetisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap perusahaan harus mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya dengan efektif

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Klara Innata Arishanti Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat klara_innata@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan 299 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Kesesuaian antara nilai nilai individu dosen tetap dengan organisasi (person-organization

Lebih terperinci

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin (Employees Burnout in Relation to Perception toward Psychological Work Environment and Sex) Imelda Novelina

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Happy Dayantia Wulan Nisa 07810093 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN Laksmi Sito Dwi Irvianti 1 ABSTRACT Regarding the importance of employee s work motivation and how it affects the productivity and the performance of

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Politik penilaian kinerja memiliki pengaruh positif secara signifikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp ISSN 2302-0199 10 Pages pp. 59-68 PENGARUH KONFLIK KELUARGA-PEKERJAAN, KEADILAN ORGANISASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Kasus

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M. Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru Ade Prastya Nugraha Prof. Dr. A.M. Heru Basuki, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain faktor lain seperti modal. Perusahaan perlu menaruh perhatian lebih agar karyawan dapat merasa

Lebih terperinci

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Jurnal Telematika, vol. 9 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Anggoro Prasetyo Utomo #1 Karinka Priskila Tehupeiory #2

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN DIRI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

PELATIHAN MANAJEMEN DIRI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Volume 2, Nomor 1, April 2013 http://doi.org/10.21009/jppp PELATIHAN MANAJEMEN DIRI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Mohamad Arif Purwanto* ** *Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada suatu organisasi atau perusahaan, kepuasan kerja adalah faktor penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan berdampak pada

Lebih terperinci

Bayu Wirawan D.S Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu ABSTRAK

Bayu Wirawan D.S Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN JOB SATISFACTION SURVEY (JSS) : STUDI KASUS DI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah TIU : Agar mahasiswa dapat memahami menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah industri organisasi melalui pendekatan psikologi. Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation ABSTRACT Development in technology and information era has impact on changing the way companies in doing business and change behavior, consumer preferences and demands. The key to success for the company

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o )

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA K A N T O R D I S T RIK NAVIGASI KELAS III CILACAP M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) E-mail: sarimutia09@yahoo.co.id Abstraksi Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, maka organisasi tersebut harus dapat mengembangkan potensi SDM dan memperketat budaya sehingga mampu menyesuaikan dengan perubahan. Adanya kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) KABUPATEN CIREBON

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) KABUPATEN CIREBON NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) KABUPATEN CIREBON Oleh : AUDHIA PUJARANA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja. Menurut Chow& Holden (1997), tidak adanya

Lebih terperinci

PERAN PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY MANAGEMENT

PERAN PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY MANAGEMENT PERAN PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY MANAGEMENT DI PT. X CIKARANG, BEKASI TESIS OLEH : Christian Helvin G, S. Farm., Apt.

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Kinerja, atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pemberdayaan, Kepuasan Kerja, Turnover Intention. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pemberdayaan, Kepuasan Kerja, Turnover Intention. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting untuk menghindari permasalahan turnover intention. Banyak faktor yang menyebabkan karyawan ingin keluar dari perusahaan antara lain pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lain. Keberhasilan suatu perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada manajemen

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu cara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 7 orang terapis dan 4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 7 orang terapis dan 4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 7 orang terapis dan 4 orang staff maka dapat diambil kesimpulan bahwa profil kompetensi yang muncul untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen dengan tujuan memperoleh keuntungan serta menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh motivasi kerja dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja perawat RSUD Bobong, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan dan Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Pelatihan dan (Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008) Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendek dalam pekerjaan (jabatan) tertentu yang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi CV X Bandung, dengan menggunakan metode studi deskriptif terhadap 42 orang karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Klara Innata Arishanti Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, klara_innata@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE?

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? PENILAIAN KINERJA APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha.

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha. 62 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 2002. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha. Baskoro, D. (2003). Hubungan antara persepsi terhadap pengawasan dan stress kerja dengan produktivitas kerja. Skripsi.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN SUPERVISOR

PERBEDAAN KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN SUPERVISOR PERBEDAAN KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN SUPERVISOR DISUSUN OLEH : SITI ZAHRENI, S.Psi NIP. 132 315 377 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 1 PERBEDAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA Rahadyan Sekar Gupita Negara, Harlina Nurtjahjanti Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment Novita Maya Sari ABSTRACT This research is a replication of part of the study Hunter and Thatcher (2007) which aims to test

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat penting, karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, dorongan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh: 1. Dr. Sampurno, MBA, Apt. 2. M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2 1. Jurusan : Manajemen SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2 5. Jumlah Tatap Muka : 2 kali 6. Standar Kompetensi : a. Kemampuan memahami teori-teori motivasi dan kepuasan kerja untuk menganalisa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO ARTIKEL OLEH PRADNYA DAHNIAR ARDINI NIM 409112420738 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak 17 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak negara yang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta manfaatnya sangatlah ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter (1998:27) oleh Zainuddin (2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI Analisa data dan interpretasi didasarkan pada hasil perhitungan skor-skor subyek pada skala adaptasi WLCS dan skala adaptasi JSS. Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang) PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang) Maulya Septiani Bambang Swasto Sunuharyo Arik Prasetya Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT

IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT Delon Y.N. Runtu 1 M.M. Nilam Widyarini 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 153 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BNI telah berhasil mencapai tujuan baik secara nasional dan internasional, hal ini dapat dibuktikan melalui salah satu poin penting dari keberhasilan organisasi

Lebih terperinci

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis) Jurnal Eksos, Jan. 2011, hlm. 96-105 Vol. 7. N0. 1 ISSN 1693-9093 Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan keunggulan dalam bersaing. Organisasi tersebut melakukan persaingan yang berdasarkan pada ide-ide

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Locus Of Control 2.1.1.1 Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja adalah isu global dan karena itu terus dieksplorasi baik di negara maju dan berkembang. Para peneliti menggunakan alat yang sama serta berbeda penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEADILAN DISTRIBUTIF TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DAN KINERJA PERAWAT RSUD KUDUNGGA KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEADILAN DISTRIBUTIF TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DAN KINERJA PERAWAT RSUD KUDUNGGA KABUPATEN KUTAI TIMUR PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEADILAN DISTRIBUTIF TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DAN KINERJA PERAWAT RSUD KUDUNGGA KABUPATEN KUTAI TIMUR Rizky Aulia Hidayah Syafranuddin Magister Manajemen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) APJ PURWOKERTO

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) APJ PURWOKERTO 60 ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) APJ PURWOKERTO OLEH : Kusmoro 1), Achmad Sudjadi 2) 1) Alumni Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini, populasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI-DIMENSI JOB DEMANDS DAN DIMENSI-DIMENSI JOB RESOURCES TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT DI LONSUM KANTOR CABANG MEDAN

PENGARUH DIMENSI-DIMENSI JOB DEMANDS DAN DIMENSI-DIMENSI JOB RESOURCES TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT DI LONSUM KANTOR CABANG MEDAN PENGARUH DIMENSI-DIMENSI JOB DEMANDS DAN DIMENSI-DIMENSI JOB RESOURCES TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT DI LONSUM KANTOR CABANG MEDAN (The Effect of Job Demands Dimensions and Job Resources Dimensions on Employee

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA SKRIPSI Oleh: Muhammad Ragin Daskaputra 201210515030 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi pada Jabatan Kepala Unit di Departemen Sales PT. X Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model kompetensi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter et al mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu keyakinan yang kuat dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan karyawan atas kompensasi finansial langsung terhadap intention to leave karyawan di Borma Toserba

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI & Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 MK61010 Abstract Mampu menjelaskan dan mengkomunikasikan hasil dari interaksi

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di Bank Syariah Bukopin, Bank BNI Syariah, dan Bank Jabar Banten Syariah, yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh person-organization

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp ISSN 2302-0199 10 Pages pp. 164-173 PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN DESAIN TUGAS TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP RETENSI KARYAWAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) PROVINSI ACEH Oktina

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 88 KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA ; DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN DAN STRES KERJA KARYAWAN PT.AEROFOOD INDONESIA UNIT AEROFOOD ACS DENPASAR (GARUDA INDONESIA GROUP) IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

Hubungan antara Kepuasan Kerja dan Persepsi Dukungan Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan PT XYZ

Hubungan antara Kepuasan Kerja dan Persepsi Dukungan Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan PT XYZ Hubungan antara Kepuasan Kerja dan Persepsi Dukungan Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan PT XYZ The Relationship Between Job Satisfaction And Percieved Organizational Support With Organizational

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA

ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA Dwi Putra Sugianto Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci