PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp G R E S I K RENSTRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp G R E S I K RENSTRA"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp G R E S I K RENSTRA

2 pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun sebagai sebuah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gresik Tahun Dokumen Renstra ini dihasilkan melalui suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2021 secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses tersebut telah menghasilkan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun Dokumen Renstra ini merupakan rencana pembangunan jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik yang dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dan menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum yang akan disusun setiap tahun sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya ditetapkan sebagai Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik. Berkaitan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra ini merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat yang diemban Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana ketentuan Peraturan Bupati Gresik Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, dan sekaligus langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah sebagaimana ketentuan. 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun adalah : I 1

3 pendahuluan 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13.1/PRT/M/2015 Rencana Strategis kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 10. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik ; 11. Peraturan Bupati Gresik Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum ; 12. Peraturan Bupati Gresik Nomor Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah; 1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun dimaksudkan agar Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten I 2

4 pendahuluan Gresik mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, regional, nasional dan global sehingga disamping tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga mampu eksis dan berkembang dalam rangka meningkatkan kinerja profesionalnya. Adapun tujuan disusunnya Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun adalah untuk : 1) Menjabarkan arahan RPJMD Kabupaten Gresik Tahun ke dalam rencana instansional ; 2) Menjabarkan visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik ke dalam tujuan, sasaran dan program kerja operasional ; 3) Menyediakan dokumen rencana pembangunan jangka menengah sebagai acuan penyusunan rencana kerja atau rencana kinerja tahunan ; 4) Menentukan strategi untuk : pengelolaan keberhasilan, penguatan komitmen yang berorientasi pada masa depan, adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis, peningkatan komunikasi vertikal dan horisontal, peningkatan produktivitas dan menjamin efektivitas penggunaan sumber daya organisasi. 1.4 Sistematika Penulisan Dokumen Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun disusun dengan tata urut sebagai berikut : 1. Pada bab I berisi uraian pendahuluan, yang secara rinci berisi uraian penjelasan umum latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan disusunnya Renstra, dan tata urut penyusunan Renstra. 2. Pada bab II berisi uraian tinjauan terhadap keberadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yakni Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, yang terdiri atas uraian tugas, fungsi dan struktur organisasi, Sumber daya SKPD, kinerja pelayanan SKPD dan tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD. 3. Pada bab III berisi uraian isu-isu strategis berdasarkanh hasil analisis gambaran pelayanan SKPD (potensi dan permasalahan pelayanan SKPD); Hasil review Renstra SKPD provinsi; Hasil penelaahan RTRW; I 3

5 pendahuluan Hasil analisis dokumen KLHS; dan Penentuan isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD 4. Pada bab IV berisi uraian tentang unsur-unsur Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun yang terdiri atas visi dan misi, tujuan dan sasaran Jangka menegah, strategi dan kebijakan yang akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun renstra yakni tahun Pada bab V berisi uraian tentang rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun renstra yakni tahun Pada bab VI berisi uraian Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. 7. Bab VII adalah merupakan bab penutup yang berisi uraian tentang kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun , khususnya arahan agar Renstra dijadikan pedoman penyusunan RKT dan sebagai dasar untuk evaluasi kinerja SKPD. I 4

6 gambaran pelayanan skpd A. Tugas, Fungsi dan struktur organisasi SKPD 1. Kepala Dinas Mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan, bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; b. Pengkoordinasian penyusunan program dan kegiatan bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman d. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan, perawatan, pemeliharaan, perbaikan bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; e. Pemantauan dan analisa kelayakan sarana prasarana infrastruktur bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan danpermukiman; f. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; g. Penyelenggaraan pelayanan perizinan dan/atau rekomendasi perizinan, verifikasi bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman sesuai ketentuan peraturan perundangan; h. Pengelolaan manajemen bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; II I 1

7 gambaran pelayanan skpd i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengelolaan bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; j. Pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pekerjaan Umum; k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Sekretariat 1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga kantor serta pengkoordinasian penyusunan rencana program, evaluasi dan pelaporan. 2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas Sekretaris menyelenggarakan fungsi: a. Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan; b. Pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, kearsipan dan dokumentasi dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas; c. Pengelolaan administrasi keuangan dan urusan kepegawaian; d. Pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan inventaris kantor; e. Pelayanan administrasi perjalanan dinas; f. Pengkoordinasian bidang-bidang dilingkup Dinas Pekerjaan Umum; g. Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan; h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Sekretariat terdiri dari: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; mempunyai tugas : a. Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketata usahaan; b. Mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan; II I 2

8 gambaran pelayanan skpd c. Menyusun agenda kegiatan pimpinan dan keprotokolan; d. Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan mempersiapkan sarana prasarana kantor; e. Melakukan pengelolaan uang perjalanan dinas pimpinan;\ Melaksanakan pengadaan, perawatan inventaris kantor; f. Melaksanakan pelayanan dan pemrosesan administrasi kepegawaian; g. Menyiapkan proses administrasi bagi penempatan dan pendistribusian Pegawai di lingkungan Dinas; h. Menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai; i. Menyiapkan dan memproses usulan pendidikan dan pelatihan Pegawai; j. Mempersiapkan penyelenggaraan bimbingan teknis tertentu dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai; k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Subbagian Program dan Pelaporan; mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyusunan rencana strategis di Bidang Pekerjaan Umum; b. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan tahunan Dinas Pekerjaan Umum; c. Melaksanakan Verifikasi internal usulan perencanaan program dan kegiatan; d. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum; e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum; f. Mengumpulkan dan menganalisa data hasil pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum; g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Subbagian Keuangan; mempunyai tugas : II I 3

9 gambaran pelayanan skpd a. Menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan; b. Mempersiapkan dan menyusun kelengkapan administrasi keuangan; c. Mengelola pembukuan dan perbendaharaan; d. Melaksanakan verifikasi kelengkapan bukti-bukti administrasi keuangan; e. Menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan; f. Melaksanakan pengelolaan tertib administrasi keuangan dinas; g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 3. Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan (1) Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum dibidang pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan (2) Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kinerja program dan kinerja kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatandan bina manfaat jalan dan jembatan; b. Perumusan kebijakan teknis pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan; c. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan; d. Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi pelaksanaan, program dan kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan; II I 4

10 gambaran pelayanan skpd e. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan; f. Pelaksanaan kebijakan penentuan klas jalan dan kelayakan penggunaan jalan dan jembatan sesuai kualifikasinya; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan; h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan terdiri dari : 1. Seksi Pemeliharaan jalan dan jembatan, mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan; b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; c. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan jalan dan jembatan; d. Melakasanakan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; e. Melaksanakan pendataan dan klasifikasi jalan dan jembatan milik pemerintah kabupaten; f. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pemanfaatan jalan dan jembatan sesuai klasifikasinya; g. Melaksanakan tugas pembantuan pemeliharaan jalan dan jembatan sesuai ketentuan Peraturan Perundang undangan; h. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seksi Bina Manfaat Jalan dan Jembatan; mempunyai tugas : II I 5

11 gambaran pelayanan skpd a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan sarana dan prasarana jalan dan bina manfaat jalan dan jembatan; b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan sarana dan prasarana jalan bina manfaat jalan dan jembatan; c. Menyusun kebijakan saran dan prasarana jalan dan pemanfaatan jalan dan jembatan; d. Melaksanakan pendataan dan menyusun kualifikasi klas jalan, nama jalan, kelayakan jalan dan jembatan; e. Melaksanakan kebijakan pembinaan, pemantauan pemanfaatan saran dan prasarana jalan dan jembatan; f. Melaksanakan pelayanan pemanfaatan sarana dan prasarana jalan dan jembatan; g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan. 4. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan (1) Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pekerjaan umum dibidang pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan dan pengendalian mutu. (2) Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi : II I 6

12 gambaran pelayanan skpd a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan; b. Pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan teknis pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; c. Pelaksanaan koordinasi pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan d. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan e. Penyelenggaraan pelayanan standar mutu dan rekomendasi teknis kualitas pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan f. Pelaksanaan tugas pembantuan dibidang pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan; h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan terdiri dari : 1. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan, mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan; b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan; c. Melakukan penyusunan perencanaan pembangunan dan peningkatan jalan; d. Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan dan peningkatan jalan; e. Melaksanakan pembinaan teknis pembangunan dan peningkatan jalan; f. Melaksanakan pelayanan administrasi teknis pembangunan dan peningkatan jalan; g. Melaksanakan tugas pembantuan pembangunan dan peningkatan jalan; II I 7

13 gambaran pelayanan skpd h. Melaukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan dan peningkatan jalan; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya. 2.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan; mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jembatan; b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; c. Melakukan penyusunan perencanaan pembangunan dan peningkatan kualitas jembatan; d. Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan dan peningkatan jembatan; e. Melaksanakan pembinaan kepada pelaksana pembangunan dan peningkatan kualitas jembatan; f. Melaksanakan pelayanan administrasi teknis pembangunan dan peningkatan jembatan; g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan jalan dan jembatan; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Pengendalian Mutu mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian standar mutu jalan dan jembatan; b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian standar mutu jalan dan jembatan; c. Melaksanakan kebijakan pengendalian standar mutu jalan dan jembatan; II I 8

14 gambaran pelayanan skpd d. Melakukan pengawasan dan menentukan standart mutu kualitas rencana dan hasil pelaksanaan pembangunan dan pengembangan jalan dan jembatan; e. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian jalan dan jembatan; f. Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian standar mutu pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan; g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian mutu; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan. 1. Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan (1) Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Dinas Pekerjaan Umum pada bidang urusan Tata Bangunan yang meliputi pembangunan gedung Negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinan dan pengawasan bangunan. (2) Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan gedung Negara, renovasi dan rehab gedung Negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; b. Pelaksanaan koordinasi dalam perumusan kebijakan teknis pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; II I 9

15 gambaran pelayanan skpd c. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; d. Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; e. Perkoordinasian pendataan dan pengawasan pemanfaatan gedung negara; f. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; g. Pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan teknis perizinan dan/ atau rekomendasi izin pengelolaan gedung negara dan gedung yang dilindungi negara; h. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan; i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan terdiri dari : 1. Seksi Pembangunan Gedung Negara; mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan gedung negara; b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan gedung negara; c. Melaksanakan kebijakan pembangunan gedung negara; d. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi teknis pembangunan gedung negara; II I 10

16 gambaran pelayanan skpd e. Menyusun rumusan kebijakan dalam pengaturan pemanfaatan kawasan strategis, Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) penataan investasi di f. kawasan kabupaten dan kawasan lintas kabupaten bekerjasama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha; g. Menyelenggarakan pelayanan verifikasi dan rekomendasi di bidang pekerjaan umum, urusan penataan ruang; h. Merumuskan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten; i. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten; j. Menyelenggarakan sosiaisasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata rauang; k. Memfasilitasi pembentukan lembaga yang bertugas melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan penataan ruang dan pemanfaatan ruang tingkat kabupaten. l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seksi Renovasi dan Rehab Gedung Negara; mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan renovasi dan rehab gedung negara; b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan renovasi dan rehab gedung negara; c. Melakukan penyusunan perencanaan renovasi dan rehab gedung negara; d. Melaksanakan kebijakan pembangunan renovasi dan rehab gedung negara; e. Melakukan pembinaan dan fasilitasi teknis renovasi dan rehab gedung negara; II I 11

17 gambaran pelayanan skpd f. Melakukan pelayanan perizinan dan/atau rekomendasi teknis pelaksanaan renovasi dan rehab gedung negara; g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan gedung negara; h. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembinaan dan pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung negara; b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung; c. Melaksanakan pendataan dan pengawasan kondisi gedung negara dalam kondisi kurang baik dan rusak; d. Melaksanakan tugas teknis pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung; e. Melakukan pembinaan dan fasilitasi jasa konstruksi; f. Membuat rekomendasi hasil pelaksanaan pengawsan pembangunan, renovasi dan rehab gedung; g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya; Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya. 2. Bidang Pengairan 1. Bidang Pengairan mempunyai tugas melaksanakan urusan pekerjaan umum bidang pengairan meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan/rehabilitasi, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian. 2. Bidang Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. II I 12

18 gambaran pelayanan skpd Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengairan, menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air kabupaten; b. Penetapan rencana dan pola pengelolaan sumber daya air, serta pengelolaan wilayah sungai dalam satu kabupaten; c. Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; d. Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air dan pembentukan komisi irigasi kabupaten di tingkat kabupaten dan/atau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; e. Pelaksanaan penjagaan efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten; f. Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada dalam kabupaten; g. Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air dan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air tingkat kabupaten; h. Pendayagunaan, konservasi dan pengendalian sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; i. Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air dan pembangunan dan peningkatan tingkat kabupaten; i. Penyelenggaraan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam kabupaten yang luasnya kurang dari ha; j. Penyelenggaraan pengawasan, pengelolaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. II I 13

19 gambaran pelayanan skpd Bidang Pengairan, terdiri dari: 1. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi; mempunyai tugas: a. Menyusun perencanaan program dan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sumber daya air dan wilayah sungai dalam satu kabupaten; b. Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten; c. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten; d. Melaksanakan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; e. Mengendalikan daya rusak air yang berdampak skala kabupaten; f. Menyusun dan mengelola sistem informasi sumber daya air tingkat kabupaten; g. Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi terhadap sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam kabupaten; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang pengairan sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan; mempunyai tugas: a. Melaksanakan penyusunan program dan kegiatan operasinal dan pemeliharaan sarana pengarian; b. Melaksanakan operasional pemeliharaan pada sungai, danau dan waduk pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; c. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam kabupaten yang luasnya kurang dari ha; d. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan pada sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; e. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten; f. Mendayagunakan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; II I 14

20 gambaran pelayanan skpd g. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang pengairan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Bina Manfaat Pengairan; mempunyai tugas : a. Menyusun rencana program dan kegiatan bina manfaat pengairan; b. Memfasilitasi pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan/atau pada wilayah sungai dalam kabupaten; c. Memfasilitasi pembentukan komisi irigasi kabupaten; d. Menyelenggarakan pelayanan penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air dan saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi pada wilayah sungai dalam kabupaten; e. Melaksanakan penetapan rencana dan pola pengelolaan sumber daya air, dalam kabupaten; f. Memberdayakan dan memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air tingkat kabupaten; g. Memberdayakan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengairan sesuai dengan bidang tugasnya. Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengairan. 3. Bidang Tata Ruang 1. Kepala Bidang Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan tata ruang yang meliputi perencanaan tata ruang, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang serta utilitas. 2. Bidang Tata Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas Bidang Tata Ruang menyelenggarakan fungsi : II I 15

21 gambaran pelayanan skpd a.) Penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; b). Perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; c). Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; d). Pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; e). Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan perencanaan tata ruang; f). Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi perencanaan tata ruang, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; g). Penyelenggaraan pelayanan verifikasi dan rekomendasi izin bidang urusan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; h). Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; i). Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Tata Ruang terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan Tata Ruang; mempunyai tugas : a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan perencanaan tata ruang; b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan perencanaan tata ruang; c). Melaksanakan kebijakan teknis perencanaan tata ruang; d). Melakukan penyusunan perencanaan tata ruang; e). Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan perencanaan tata ruang; f). Membuat rekomendasi dalam rangka pemanfaatan hasil perencanaan tata ruang; II I 16

22 gambaran pelayanan skpd g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perencanaan tata ruang; h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seksi Bina manfaat Tata Ruang, mempunyai tugas: a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; c). Melaksanakan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; d). Melakukan teknis pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; e). Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; f). Melaksanakan pelayanan izin dan/ atau rekomendasi pemanfaatan tata ruang; g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Utilitas, mempunyai tugas : a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian dan pemanfaatan utilitas; b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pemafaatan utilitas; c). Melaksanakan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan utilitas; d). Melakukan teknis pengendalian dan pemanfaatan utilitas; e). Melakukan pembinaan dan fasilitas pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan utilitas; f). Menyusun rekomendasi izin pemanfaatan sarana dan parasarana utilitas untuk kepentingan umum; II I 17

23 gambaran pelayanan skpd g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian dan pemafaatan utilitas; h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya. 4. Bidang Perumahan dan Permukiman 1. Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pekerjaan umum yang meliputi pengembangan kawasan perumahan, permukiman dan air bersih, pemadam kebakaran serta pengelolaan fasilitas umum dan pemakaman. 2. Bidang Perumahan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Perumahan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rumusan kebijakan, program kegiatan di bidang pengelolaan dan pengembangan kawasan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman; b. Pelaksanaan kebijakan pembangunan dan pengembangan sistem kawasan, panataan kawasan perumahan dan permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman; c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah,badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman; d. Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perumahan, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman dalam rangka mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum; e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kabupaten tentang pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan; II I 18

24 gambaran pelayanan skpd f. Pelaksanaan pembangunan rumah untuk korban bencana dan khusus lainnya serta pengelolaan depo dan pendistribusian logistik penyediaan lahan, dan pengaturan bantuan; g. Pelaksanaan pembinaan perumahan formal, permukiman, dan swadaya pembangunan baru, perbaikan, pemugaran, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatan, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman; h. Pelaksanaan fasilitasi penerapan kebijakan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat ; i. Pengkoordinasian Pengawasan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan kabupaten tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, social ekonomi budaya, serta prasarana sosial umum pendukung perumahan; j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari : 1. Seksi Permukiman dan Pemakaman; mempunyai tugas: a. Menyusunan rumusan kebijakan, program kegiatan di bidang pengelolaan dan pengembangan kawasan perumahan, permukiman dan pemakaman; b. Melaksanakan pembangunan pengembangan sistem kawasan penataan kawasan perumahan, permukiman dan pemakaman; c. Mengkoordinasikan, pengawasan dan pengendalian kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman; d. Melaksanakan kebijakan teknis bidang perumahan, permukiman dan pemakaman; e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman; II I 19

25 gambaran pelayanan skpd f. Melaksanakan pembinaan perumahan formal, permukiman dan swadaya pembangunan baru, perbaikan, pemugaran, perluasan pemeliharaan; g. Melaksanaan fasilitasi pelaksanaan kebijakan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman; h. Melaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan permukiman dan pemakaman; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Air bersih sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seksi Penyehatan Lingkungan; mempunyai tugas: a. Menyusun rumusan kebijakan pelaksanaan program kegiatan penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman; b. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman dengan melaksanakan kerja sama antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat; c. Mengkoordinasikan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman; d. Melaksanakan fasilitasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan penyehatan lingkungan permukiman antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman; e. Melaksanakan pengawasan dan pengelolaan sarana prasarana penyehatan lingkungan permukiman dengan membangun kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman; f. Melaksanakan pembinaan dan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman; II I 20

26 gambaran pelayanan skpd g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan perumahan dan perumahan; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain diberikan oleh kepala bidang permukiman dan air bersih sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Air Bersih; mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan penyediaan air bersih skala kabupaten; b. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tata cara pengadaan pemeliharaan air bersih; c. Melaksanakan kebijakan penyediaan, pengadaan dan pengelolaan air bersih; d. Melaksanakan pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang ketersediaan air bersih; e. Melakukan pembinaan pengelolaan sumber-sumber air bersih dan pendistribusian air bersih dengan bekerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat; f. Melakukan evaluasi, studi kelayakan dan pengkajian terhadap pengelolaan sumber-sumber air bersih dan pendistribusian air bersih dengan bekerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat; g. Melakukan monitoring evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang ketersediaan air bersih; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Permukiman dan Air Bersih sesuai dengan bidang tugasnya. Masing-masing seksi dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman. II I 21

27 gambaran pelayanan skpd 5. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Tugas Jabatan Fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik, adalah terdiri atas : b. Sumber Daya SKPD Sumber daya Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari: II I 22

28 gambaran pelayanan skpd 1. Dinas Pekerjaan Umum dipimpin seorang Kepala Dinas; 2. Sekretariat, dipimpin seorang sekretaris terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 7 orang staf b. Subbagian Program dan Pelaporan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf c. Subbagian Keuangan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 10 orang staf 3. Bidang Pemeliharaan Dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 17 orang staf b. Seksi Bina Manfaat, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf 4. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 8 orang staf b. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf c. Seksi Pengendalian Mutu, terdiri 1 orang kepala seksi dan 4 orang staf 5. Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Pembangunan Gedung Negara, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 5 orang staf b. Seksi Renovasi dan Rehabilitasi Gedung Negara, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf c. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf 6. Bidang Tata Ruang, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Tata Ruang, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf II I 23

29 gambaran pelayanan skpd b. Seksi Bina Manfaat Tata Ruang, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf c. Seksi Utilitas, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf 7. Bidang Pengairan, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 9 orang staf b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 7 orang staf c. Seksi Bina Manfaat Pengairan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 6 orang staf 8. Bidang Permukiman dan air bersih, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Seksi Pemukiman dan Air Bersih, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf b. Seksi Pemukiman dan Makam, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 6 orang staf c. Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 5 orang staf d. Seksi Air Bersih, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Unit Pelaksana Teknis Gresik Selatan, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 16 orang staf b. Unit Pelaksana Teknis Gresik Utara, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 11 orang staf c. Unit Pelaksana Teknis Gresik Bawean, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 5 orang staf d. Unit Pelaksana Teknis Peralatan, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 11 orang staf e. Unit Pelaksana Teknis Rusunawa, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 4 orang staf II I 24

30 gambaran pelayanan skpd f. Unit Pelaksana Teknis Pembina Jasa Konstruksi, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 3 orang staf g. Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Limbah Cair Domestik, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 1 orang staf h. Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 14 orang staf Tenaga honorer, terdiri dari sebanyak 3 orang No. Uraian Pendidikan Pangkat/ Golongan SD SMP SMA D3 S1 S2 Jumlah 1. Juru Muda (Ia) 0 Juru Muda Tingkat I (Ib) 1 1 Juru (Ic) Juru Tingkat I (Id) Pengatur Muda (IIa) Pengatur Muda Tingkat I (IIb) Pengatur (IIc) Pengatur Tingkat I (IId) Penata Muda (IIIa) Penata Muda Tingkat I (IIIb) Penata (IIIc) Penata Tingkat I (IIId) Pembina (IVa) Pembina Tingkat I (IVb) 1 1 Pembina Utama Muda (IVc) 1 1 Pembina Utama Madya (IVd) 0 Pembina Utama (IVe) 0 JUMLAH Tabel : Rekapitulasi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan pendidikan c. Kinerja Pelayanan SKPD Hasil capaian kinerja pada dasarnya merupakan perwujudan dari akuntabilitas instansi pemerintah dalam mengemban visi dan misinya, sebab melalui penetapan hasil capaian kinerja akan dapat diketahui tingkat II I 25

31 gambaran pelayanan skpd keberhasilan, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan program dan kegiatan operasional organisasi. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja maka tingkat hasil capaian kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik dapat disampaikan sebagai berikut : 1) Peningkatan koordinasi teknis dengan instasi terkait dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. 2) Perlu dilaksanakan penanganan program secara terpadu, sehingga prioritas dan kontinyuitas kegiatan dapat terlaksanan dengan baik. 3) Sebagai Dinas Teknis juga mempunyai tugas sebagai pelayanan masyarakat dalam hal perijinan, penanggulangan dan penanganan (Force Majure) dalam keadaan terpaksa seperti bencana alam, banjir, kebakaran. d. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Analisis lingkungan strategis adalah deskripsi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap rencana strategis. Secara terstruktur, lingkungan strategis Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, yang masingmasing dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal Lingkungan internal terdiri atas dua faktor strategis yang secara keseluruhan dapat dikelola oleh manajemen Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas faktor kekuatan organisasi dan kelemahan organisasi. 1.1 Faktor Kekuatan Organisasi : 1) Tersedianya anggaran yang cukup 2) Tersedianya SDM yang berpengalaman 3) Tersedianya Tupoksi pada Dinas Pekerjaan Umum 4) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai 5) Jumlah tenaga yang ada 1.2 Faktor Kelemahan Organisasi : 1) Belum mantapnya koordinasi antar bidang 2) Jumlah tenaga teknik belum memenuhi kebutuhan II I 26

32 gambaran pelayanan skpd 3) Kurangnya displin aparat 4) Banyaknya jenis kegiatan yang ditangani 5) Banyak alat-alat /sarana yang umumnya tidak layak pakai 2. Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategis yang karena berada pada lingkungan eksternal organisasi maka tidak dapat dikelola secara langsung oleh manajemen Dinas, namun dapat mempengaruhi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dua faktor strategis dari lingkungan eksternal organisasi adalah faktor peluang organisasi dan ancaman atau tantangan organisasi. 2.1 Faktor Peluang Organisasi : 1) Adanya hubungan informasi dan komunikasi antar dinas/ instansi terkait baik horizontal maupun vertikal 2) Adanya bantuan pihak ketiga / para tenaga ahli dan teknik untuk pelaksanaan perencanaan 3) Adanya dukungan Perda, Juklak dan Juknis tugas pekerjaan umum 2.2 Faktor Tantangan Organisasi : 1) Mengatasi dan mensinkronkan program baik horizontal maupun vertikal. 2) Menyatukan persepsi antara dinas dengan pihak ketiga 3) Mampu menjembatani pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah Faktor Kunci Keberhasilan Faktor-faktor kunci keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan misi organisasi secara efektif dan efisien. Faktor-faktor kunci keberhasilan (critical success factors) merupakan faktor-faktor yang sangat berperan dalam pencapaian keberhasilan organisasi yang mencakup bidang atau aspek dari misi di mana di dalamnya sangat tergantung pada keberhasilan kinerja instansi pemerintah. Faktor-faktor kunci keberhasilan ini ditetapkan dengan terlebih dahulu menganalisis lingkungan internal dan eksternal. Selanjutnya dilakukan analisis dalam rangka menentukan tingkat urgensi dan dampak potensialnya dan kemudian dilanjutkan II I 27

33 gambaran pelayanan skpd dengan penentuan skala prioritas. Dengan menggunakan faktor-faktor inilah diharapkan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik akan dapat diupayakan secara maksimal guna mewujuedkan visi dan misi yang telah ditetapkan untuk dicapai pada akhir tahun 2021 yang akan datang. Dengan mempergunakan pendekatan analisis SWOT, faktor-faktor kunci keberhasilan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang kurang optimal 2. Mendayagunakan pihak ketiga /para tenaga ahli untuk menghindari hal-hal yang tidak diiginkan 3. Mendayagunakan Peraturan yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas 4. Mengoptimalkan koordinasi dan memanfaatkan peraturan yang ada guna meningkatkan produktifitas kerja 5. Meningkatkan hubungan kerja antar dinas dengan stakeholder 6. Mengoptimalkan pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan yang ada II I 28

34 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Pekerjaan umum dan tata ruang 1. Sumber Daya Air (SDA) Luas irigasi keseluruhan di Kabupaten Gresik pada tahun 2014 sebesar m2. dari luas tersebut sebesar 8.799,36 m2 atau sebesar 53,96% berada dalam kondisi baik. Jumlah ini meningkat daripada tahun 2013 yang luas irigasi dalam kondisi baik sebesar 8.678,24 m2 atau sebesar 54%. Luas irigasi dalam kondisi baik ini meningkat 1,40% dari tahun sebelumnya. Peningkatan irigasi kondis baik ini tentunya sangat kecil sekali dibandingkan dengan upaya pemerintah pusat yang dalam beberapa tahun terakhir sangat berupaya untuk meningkatkan kondisi infrastruktur dengan menggenjot proyek-proyek infrastruktur. Namun demikian, dalam capaian indikator kinerja RPJMD Tahun 2011 sampai dengan 2014 mempunyai kriteria penilaian sangat tinggi. Hal ini dikarenakan realisasi kinerja yang mencapai 100,06%. Setelah dicermati lebih mendalam ternyata penentuan target capaian indikator yang memang terlampau kecil, yaitu hanya 1 persen dari kondisi tahun sebelumnya. Sehubungan pelimpahan wewenang Pelaksanaan pengelolaan DAS lintas Daerah kabupaten/kota dan dalam Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi merupakan kewenang Balai Besar, potensi pemanfaatan Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air baku menjadi kurang optimal, sedangkan kebutuhan air baku di Kabupaten Gresik masih belum terpenuhi secara menyeluruh. Berdasarkan profil PDAM, sumber baku yang digunakan oleh PDAM berasal dari: 1. Kali Surabaya 2. IPA Krikilan 3. IPA Legundi 4. IPA Perumnas III I 1

35 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 5. Sumur Dalam Suci 6. Sumur Dalam Randuagung 7. Sumur GKB III 8. Air Curah, Segoromadu 9. Air Curah Gadung 10. Air Curah PT. Dewata 11. Air Curah Pt. Drupadi Kondisi geografis Kabupaten Gresik merupakan daerah hilir aliran sungai. Sehubungan pelimpahan wewenang Pelaksanaan pengelolaan DAS lintas Daerah kabupaten/kota dan dalam Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi merupakan kewenang Balai Besar, dalam rangka pemenuhan kualitas air baku mengalami kendala karena keterbatasan kewenangan. Sedangkan, sebagai daerah hilir memerlukan upaya pengolahan dan pengelolaan kualitas air lebih dibandingkan daerah hulu sungai. Terdapat alih fungsi waduk/embung/bozem menjadi kegiatan perikanan. Hal ini pada akhirnya menimbulkan masalah karena fungsi waduk/embung/bozem yang seharusnya menjadi hak sumber air secara umum, namun karena dibudidayakan menjadikan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan air disekitarnya. 2. Air Minum Jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Gresik pada tahun 2014 sebanyak rumah tangga, dari jumlah ini jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebanyak atau sebesar 75%. Kondisi ini meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya yaitu rumah tangga. Sistem SPAM yang terdapat di Kabupaten Gresik meliputi SPAM jaringan perpipaan PDAM, SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM, dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Jumlah pelanggan PDAM Gresik tahun 2013 adalah sebanyak SR. jumlah penduduk yang terlayani sebanyak atau 33% dari jumlah III I 2

36 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi penduduk. Sedangkan penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak jiwa atau 54% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak jiwa. Ketersediaan air bersih perpipaan PDAM masih mencakup 9 Kecamatan dari 18 Kecamatan Wilayah Administrasi Kabupaten Gresik. Berdasarkan Profil PDAM Kabupaten Gresik Tahun 2010 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik sebesar 42% dari jumlah penduduk di Sembilan wilayah kecamatan yang dilayani, 25 % terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik. Data terupdate dari RISPAM Kabupaten Gresik Tahun 2014 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik meningkat menjadi 33%. Hal ini mengindikasikan belum tercapainya Standart Pelayanan Air Minum MDG s pada tahun 2015 sebesar 80 % masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat perdesaan; Berdasarkan dara dari Profil Kesehatan Kab. Gresik 2014, PDAM Kab Gresik dan Dinas PU Kab Gresik yang termuat dalam RAD AMPL , persentase rumah tanga yang terlanyani akses air minum baik dariperpipaan PDAM maupun non perpipaan PDAM sekitar 49,58%. Capaian akses air minum ini dapat dikatakan cukup jauh dari target Pemerintah Pusat tahun %air bersih; Sistem jaringan perpipaan non PDAM di Kabupaten Gresik yaitu terdapat HIPPAM yang tersebar diseluruh kecamatan. Kondisi HIPPAM tidak semuanya bagus, ada beberapa yang tidak berjalan sesuai fungsinya lagi. Hippam yang kondisinya mati yaitu HIPPAM di Desa Baron dan Madumulyorejo di Kecamatan Dukun, Desa Racikulon di Kecamatan Sidayu, dan Desa Kesambenkulon di Kecamatan Wringinanom. Di Kabupaten Gresik terdapat beberapa desa yang termasuk dalam kategori daerah kritis kekeringan atau rawan air. Alah satu upaya mengatasinya adalah dengan pembuatan sumur bor dalam yang merupakan sistem SPAM Jaringan bukan perpipaan (BPJ). Pembuatan III I 3

37 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi sumur bor dalam didahului dengan tes geolistrik untuk mengetahui potensi air terdapat pada kedalaman berapa. Permasalahan SPAM yang ada pada kondisi eksisting dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu permasalahan pada SPAM jaringan perpipaan PDAM, SPAM jaringan perpipaan Non PDAM dan SPAM bukan Jaringan perpipaan. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap sistem dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu, permasalhan aspek teknis, permasalahan aspek manajemen dan permasalahan aspek keuangan. Permasalahan SPAM Sistem SPAM Aspek Teknis Aspek Manajemen SPAM Kapasitas jaringan distribusi Penyusunan Jaringan yang ada masih terbatas pedoman kerja Perpipaan disbanding kebutuhan untuk seluruh PDAM masyarakat karyawan Ketergantungan yang sangat belum ada tinggi terhadap energi listrik Pengaturan Pengawasan kulaitas air dan minum belum dilakukan penempatan dengan tertib karyawan sesuai dengan kemampuan SPAM Perawatan dan pemeliharaan Pelatihan Jaringan yang tidak dilakukan secara tentang Perpipaan berkala manajemen Non PDAM Sistem pengaliran pada HIPPAM masih daerah pelayanan masih ada kurang Aspek Keuangan PDAM Kabupaten Gresik belum menyelesaikan utang kepada pemerintah pusat Penyesuaian tariff baru dilakukan pada awal tahun 2014 Penyertaan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya Pengelolaan yang belum baik menjadikan beberapa pelanggan tidak III I 4

38 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Sistem SPAM Aspek Teknis Aspek Manajemen yang tidak dapat terlayani 24 Pelatihan untuk jam pemeliharaan Terdapat daerah pelayanan jaringan masih yang sudah tidak dapat kurang dijangkau oleh sistem pengaliran yang ada, sehingga terdapat pelanggan yang tidak tidak dilayani SPAM Bukan Perawatan dan pemeliharaan Tidak adanya Jaringan yang tidak dilakukan secara pelatihan Perpipaan berkala kepada (BJP) Beberapa sumber yang masyarakat digunakan belum teruji yang kualitasnya mengelola Belum dapat menjangkau Pengelolaan masyarakat yang lebih belum banyak terorganisir dengan baik Aspek Keuangan membayar Manajemen keuangan yang tidak baik Masalah pembayaran belum ada pengaturan yang terencana Lebih besar biaya perawatan daripada para pelanggan yang membayar Kebutuhan air bersih di Pulau Bawean diperoleh dari sumur dan mata air. Banyak terdapat sumber mata air di Pulau Bawean, saat ini pemanfaatan air dari sumber mata air tersebut belum dikelola secara baik. Penggunaan air dari masing-masing desa menggunakan saluran sendiri-sendiri menggunakan pipa paralon dengan berbagai ukuran, hanya beberapa saja yang mengunakan bak penampungan sebagai pembagi ke masingmasing desa. Disamping rawan gangguan, kondisi ini juga tidak menjamin kualitas air, kotoran atau material tumbuhan berupa daun dan ranting juga III I 5

39 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi ikut masuk ke dalam saluran yan akhirnya menyumbat aliran air dalam pipa paralon, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pemeliharaan. Masih tingginya tingkat Kebocoran atau kehilangan air yang perpipaan PDAM hingga tahun 2013 sekitar 30,61%; Ketersediaan sumber air baku di wilayah pelayanan; Tingginya biaya operasioanal khususnya terkait ketergantungan kebutuhan sumber listrik dari PLN dan rehabilitasi jaringan perpipan; Penyelenggara SPAM yang belum memiliki Surat Izin Pemanfaatan Air Baku (SIPA). Harga jual air lebih lebih rendah dari harga pokok air, hal ini disebabkan karena kenaikan beban listrik dan pembelian air curah dari pihak swasta. Akibatnya tariff rata-rata belum full cost recovery. Tariff yang berlaku belum ada penyesuaian selama ± 10 tahun terakhir. Proporsi rumah tangga yang mempunyai akses berkelanjutan terhadap air minum layak belum mencapai 100%; Ketersediaan infrastruktur dasar adalah salah satu ukuran dalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan derajat kesehatan. Proporsi Rumah Tangga dengan Air Minum Layak merupakan salah satu indikator pencapaian dari Goal ke-7 MDGs, yaitu Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup. Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk terhadap sumber air berkualitas. Sumber air berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi masyarakat, sehingga meminimalkan terjangkitnya berbagai macam penyakit. Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Minum Layak menunjukkan prosisi relatif Kabupaten Gresik terhadap Kabupaten / Kota se Provinsi Jawa Timur. Pengukuran yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah rumus baru yang digunakan sejak Tahun III I 6

40 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Proporsi RT Air minum layak Sumber Data: BPS, diolah Dari grafik diatas, nampak dua permasalahan. Yang pertama adalah nilai capaian Tahun 2013 lebih rendah daripada Tahun Yang kedua adalah nilai capaian Tahun 2015 belum mencapai 100% sebagaimana target RPJMN Proporsi rumah tangga yang mempunyai akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak belum mencapai 100%; Fasilitas sanitasi yang layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Capaian Kabupaten Gresik untuk Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak cukup bagus, bahkan jauh lebih bagus daripada provinsi dan nasional. Pada Tahun 2009, capaian Kabupaten Gresik 68,36% sementara capaian Provinsi 51,19% dan capaian Nasional sebesar 51.07%. Di Tahun 2013, capaian Kabupaten Gresik meningkat hingga %. Namun demikian, diperlukan kerja keras untuk mencapai target RPJMN , yaitu 100%. 3. Air Limbah Limbah cair grey water di Kabupaten Gresik sesuai data keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar SPAL menunjukkan jumlah keluarga memiliki SPAL 60,99%, sehingga masih ada 39,01% yang belum III I 7

41 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi memiliki SPAL. SPAL yang dimaksud adalah saluran drainase kedap air, dan sisanya dibuang di saluran tidak kedap air (halaman rumah). Produksi limbah cair rumah tangga secara keseluruhan mencapai 70% - 80% dari pemakaian air bersih di mana rata-rata penggunaan air 100 l/orang/hari. Berdasarkan data PDAM tahun 2012 kemampuan produksi total 646 l/dt. Tingkat kebocorang 28% sehingga kebutuhan yang dipergunakan oleh masyarakat Kabupaten Gresik sebesar 465,52 l/dt. Maka dengan kondisi tersebut asumsi banyaknya limbah cair rumah tangga yang diproduksi masyarakat Kabupaten Gresik sebesar 82,861 m3/hr. Kabupaten Gresik sebagai kota industri sangat rentan dengan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri yang tidak dikelola dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan industri-industri besar yang berada di daerah pesisir, sehingga apabila tidak terdapat pengolahan limbah yang baik dapat merusak lingkungan pesisir dan ekosistemnya. Kurangnya prasarana-sarana terkait pengolahan air limbah. Berdasarkan data dari Pemutakhiran SSK 2015, 1. Hanya ada 1 truk penyedot tinja milik pemda, pembuangan tinja ke IPLT, sungai atau ke tanah 2. Sudah ada IPLT tapi belum beroperasi 3. Pemanfaatan IPAL Komunal di wilayah perdesaan yang kurang optimal. Belum adanya regulasi atau peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah (baru Raperda). 4. Drainase Kondisi sistem drainase permukiman di wilayah-wilayah kecamatan atau desa di Kabupaten Gresik, selain di wilayah kota, pada umumnya belum menunjukkan masalah yang berarti. Hal ini disebabkan masih banyaknya daerah terbuka yang mampu berfungsi sebagai daerah III I 8

42 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi resapan air sehingga potensi banjir dan genangan kecil. Wilayah ibukota kecamatan kebanyakan sudah dilengkapi dengan sistem drainase permukiman walaupun kebanyakan dengan dimensi drainase yang kecil. Selain itu, kondisi drainase di wilayah tersebut seringkali dalam kondis yang tidak atau belum terawatt, seperti dinding saluran yang tidak diplengseng, ditumbuhi rumput, badan saluran tertimbun tanah dan buntu atau ujungnya tidak menuju badan air penerima (sungai). Di wilayah perkotaan Gresik, khusunya di wilayah Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Manyar walaupun telah memiliki sistem drainase yang terbangun cukup lengkap dan merata di seluruh wilayah kota, tetap saja banjir dan genangan masih sering terjadi di beberapa lokasi terutama apabila terjadi hujan yang cukup lebat. Keadaan ini disebabkan oleh saluran-saluran tersier dan sekunder yang dimensinya terlalu kecil, tersumbat sampah, dan bozem-bozem yang tidak lagi berfungsi akibat pendangkalan dan pengurukan menjadi kawasan permukiman. Di Pulau Bawean telah terdapat sistem drainase permukiman, terutama permukiman-permukiman yang terdapat di tepi jalan raya. Namun kondisinya memprihatinkan, selain karena dimensi saluran yang kecil dan terbuka juga diperparah dengan sering tertimbunnya longsoran tanah dari lereng-lereng bukit atau kebun disekitarnya sehingga sistem drainase menjadi terputus. Selain itu karena tidak terdapatnya pengelolaan sampah, drainase di Pulau bawean yang berupa drainase tertutup sering terdapat timbunan sampah yang bahkan dengan sengaja dibuang masuarakat di drainase tersebut. Permasalahan umum drainase di Kabupaten Gresik yang ada sekarang adalah berupa banjir dan genangan yang disebabkan oleh faktor faktor berikut ini : 1. Pertambahan debit limpasan akibat perubahan tataguna lahan di daerah tangkapan saluran yang bersangkutan. III I 9

43 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 2. Dimensi saluran dan atau dimensi gorong-gorong yang ada sudah tidak lagi memadai dibanding dengan besarnya debit air yang harus dialirkan. 3. Hambatan aliran pada saluran : akibat sampah, pendangkalan saluran (sedimentasi), pertumbuhan vegetasi yang tidak terkendali, dan adanya jaringan pipa, kabel, dan benda lain yang melintang saluran. 4. Saluran mengalami penyempitan yang disebabkan saluran melewati sebelah lahan milik warga dan tidak bisa dinormalisasi. 5. Sistem drainase yang belum tertata dengan baik : hierarki jaringan drainase tersier, sekunder, primerhingga saluran alami yang belum tertata secara sistematis, juga ditemukan saluran drainase yang tidak menerus (terputus). Ada saluran yang outletnya tidak bermuara ke laut atau ke saluran yang lebih tinggi tingkatannya namun menghilang di persawahan, tambak dan tegalan 6. Kurang memadainya pelaksanaaan operasi dan pemeliharaan jaringan saluran drainase. 5. Permukiman Dalam pembangunan perumahan formal, ketentuan penyedianan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) telah diatur komposisipenyediaan lahannya dalam Peremnpera Nomor 11 Tahun tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman. Di mana untuk luasan lahan perumahan < 25 Ha maka perlu membagi pola lahan menjadi 70% lahan efektif dan 305 lahan PSU; Lahan untuk luasan lahan perumahan Ha polanya 60%:40%; luasan lahan perumahan polanya 55%:45%. Kewajiban penyediaan PSU, terutama untuk area RTH bukan hanya menjadi kewajiban bagi pengembang perumahan formal. Begitupun dengan rencana pembangunan rumah swadaya, dalam pengajuan IMBnya harus memenuhi persyaratan seperti : 10% RTH privat/pekarangan, KDB dan KLB). III I 10

44 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Yang menjadi permasalahan adalah kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan aturan tersebut. Seringkali sebelum pembangunan baik perumahan ataupun rumah atau bangunan pribadi dalam proses perijinannya sudah sesuai dengan IMB. Namun dalam pelaksanaan pembangunan maupun dengan berjalannya waktu ternyata bangunan tidak sesuai atau terjadi perubahan dengan yang tercantum dalam IMB. Untuk permasalahan pada sarana dan prasarana dasar perumahan diantaranya adalah : 1. buruknya kondisi jalan berupa jalan lingkungan sebagai aksesibilitas penduduk menuju kawasan perumahan dan permukiman, 2. Belum semua perumahan dan kawasan permukiman dilayani oleh PDAM; 3. Ketersediaan makam yang sering kali tidak disediakan oleh pengembang perumahan sehingga sering terjadi konflik dengan warga sekitar. Berdasarkan hasil Analisis dan Kajian RP3KP Kabupaten Gresik, diproyeksikan dalam dua puluh tahun kedepan (tahun 2035), Kabupaten Gresik mengalami backlog perumahan sebesar 1,700,708 unit rumah dengan asumsi ketersediaan rumah dengan type landed housing (rumah horisontal). III I 11

45 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2020 Hasil Analisi RP3KP Kabupaten Gresik Penanganan permukiman kumuh yang kurang optimal dikarenakan belum adanya perencanaan secara makro sehingga penanangan permukiman kumuh dapat terukur terhadap target Pemerintah Pusat untuk mencapai 0% Kumuh; 6. Bangunan Gedung Kesulitan memproses izin mendirikan bangunan karena terdapat disharmoni antara dokumen pertanahan dengan rencana bangunan sesuai dengan Permen Agraria Nomor 6 Tahun 1998 tentang pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Tinggal. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam mengurus Izin Mendirikan Bangunan dan menta ati ketentuan-ketentuan di dalamnya. Hal ini menjadikan masalah ketika bangunan yang belum berizin tersebut akan mengajukan izin, tidak sesuai atau menyalahi ketentuan pemanfaatan ruang dan tata bangunannya. III I 12

46 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Permasalahan terkait perubahan fungsi bangunan rumah menjadi toko / ruko di peramahan. Potensi pendapatan daerah dari IMB Permasalahan perubahan bangunan cagar budaya. Kurangnya perhatian terhadap pengembangan kawasan perumahan dan permukiman tradisional atau bersejarah khususnya di kawasan kota gresik lama 7. Penataan Bangunan dan Lingkungannya Kurangnya perhatian terhadap pengembangan kawasan perumahan dan permukiman tradisional atau bersejarah khususnya di kawasan Kota Gresik Lama. Belum adanya regulasi terkait upaya konservasi bangunan cagar budaya dan lingkungan kawasan cagar budaya. Belum adanya Tim Ahli Bangunan Gedung (masih ranperbub) 8. Jalan Panjang jalan kabupaten di Kabupaten Gresik sepanjang 512,16 km didominasi jenis perkerasan aspal yaitu sepanjang 329,29 km. Jalan Kabupaten dengan kondisi baik sepanjang 261,28 km (51,01%); kondisi sedang 140,18 km (27,37%); kondisi sedang/rusak sepanjang 36,57 km (7,14%); kondisi rusak sepanjang 19,30 km (3,77%); dan rusak berat sepanjang 54,83 km (10,71%). Dengan demikian jalan yang yang memenuhi kriteria mantap yaitu jalan dengan kondisi baik dan sedang sepanjang 401,46 km atau sebesar 78,39% sedangkan sisanya adalah tidak mantap. III I 13

47 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Rekapitulasi Kondisi Jalan Tahun 2014 Kondisi (Km) Jenis Panjang No Rusak Permukaan (Km) Sedang Sedang/Rusak Rusak Baik (B) Berat (S) (Sr) (R) (Rb) 1 ASPAL BETON PAVING BATU TANAH SIRTU JUMLAH Sumber : Dinas PU Bidang Binamarga Berdasarkan hasil proyeksi Dokumen Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Gresik Tahun 2014, hingga Tahun 2034, beberapa ruas jalan utama akan mempunyai LOS kritis antara lain Jl. Dr. Wahidin sebesar 1,08 (F), Jl. Jaksa Agung sebesar 0,86 (E), Jl. Raya Maduran sebesar 0,85 (E), dan Jl Raya Manyar sebesar 0,86 (E). Sebagian besar ruas jalan tersebut dilalui oleh kendaraan berat menuju kawasan industri-pergudangangan di Kabupaten Gresik. Belum adanya Jembatan Timbang pada wilayah Gresik Selatan, dengan adanya rencana peningkatan kelas jalan Legundi-Bunder menjadi jalas strategis nasional maka akan terjadi peningkatan volume lalu lintas khususnya oleh kendaraan angkutan barang yang berdampak pada kondisi fisik jalan kedepannnya Pembangunan Jalan tol Surabaya Gresik Lamongan sesuai yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik belum terlaksana. Permasalahan bottle neck pada ruas Duduksampeyan Lamongan yang sering menjadi kemacetan panjang. III I 14

48 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 9. Jasa Kontruksi 1. Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi 2. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan Daerah kabupaten/kota 3. Penerbitan izin usaha jasa konstruksi nasional (nonkecil dan kecil) 4. Pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi 10. Penataan Ruang Terjadi deviasi/simpangan antara rencana tata ruang yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Gresik dengan kondisi eksisting saat ini. Beberapa deviasi yang terjadi antara lain : 1 1. Struktur hierarkhi kota yang meliputi perkotaan sedang dan perkotaan kecil kurang sesuai. IKK Cerme dan IKK Bungah jumlah penduduknya dibawah Jiwa seharusnya masuk pada IKK Perkotaan Kecil, namun dalam RTRW termasuk dalam IKK Perkotaan Sedang. 2. Belum terlaksananya pembangunan jalan tol Gresik-Lamongan 3. Terjadinya deviasi rencana kawasan pertanian antara RTRW dengan LP2B. Dalam RTRW total luas kawasan pertanian adalah , 56 Ha sedangkan dalam LP2B luas kawasan pertanian adalah Ha dan luas cadangan sebesar Ha 4. Belum terlaksananya pemindahan terminal kelas B yaitu Terminal Bunder dari Kecamatan kebomas ke Kecamatan Duduksampeyan 5. Direncanakan 208 titik zona tower bersama namun pada kondisi eksisting sudah terdapat 320 titik zona tower bersama Belum optimalnya pengendalian dan evaluasi perencanaan tata ruang Kabupaten Gresik. Rencana tata ruang yang telah menjadi dasar hukum di Kabupaten Gresik hanyalah RTRW Kabupaten Gresik yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Gresik Tahun III I 15

49 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 2030 dan Rencana Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Tahun Tingginya investasi yang masuk di Kabupaten Gresik baik untuk kegiatan industri maupun perumahan menyebabkan tingginya perubahan alih fungsi lahan. Untuk itulah diperlukan aturan tata ruang yang jelas, detil dan implementatif. Produk tata ruang yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut adalah Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). RTDR perlu disusun di kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Dalam RDTR telah dijelaskan dengan pasti mengenai Ketentuan Pemanfaatan Ruang dan Peraturan Zonasi yg meliputi: Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan; Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang; Ketentuan Tata Bangunan; Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal; Ketentuan Pelaksanaan; Ketentuan Tambahan; Ketentuan Khusus; Standar Teknis; Ketentuan Peraturan Zonasi. Di Kabupaten Gresik sendiri, setelah penetapan RTRW Tahun telah disusun dokumen RDTR antara lain: RDTR Kecamatan Ujungpangkah RDTR Kecamatan Panceng RDTR kecamatan Sidayu, RDTR Kecamatan Sangkapura, RDTR Kecamatan Duduksampeyan dan Cerme, RDTR Perkotaan (Kecamatan Gresik dan Kebomas) RDTR BWP Gresik Selatan (Kecamatan Driyorejo, Kedamean, dan Menganti) Tahun 2013, RDTR BWP Kawasan Manyar Bungah Tahun Proses perizinan sering berhubungan dengan penataan ruangnya sehingga adanya peraturan mengenai tata ruang sangat dibutuhkan dalam penerbitan beberapa izin. Misal sebagai contoh penerbitan izin penyelenggaraan reklame, sering berhubungan dengan penempatan titik pole yang yang boleh dipasang reklame terkait aturan detail tata ruangnya. permasalahan yang terjadi untuk koridor jalan-jalan utama yang ada di pusat kota belum diterbitkan aturan kaitannya berhubungan terhadap RTBL. RTBL dimaksud sangat membantu dan mengatur lokasi mana yang bisa ditempati titik pole reklame, garis simpadan dan tata letak potongan detail lainnya. III I 16

50 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Arahan wilayah pesisir Kabupaten Gresik untuk Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Andalan Nasional sebagai kawasan industri sektor unggulan utama dan didukung dengan lokasi yang strategis menyebabkan timbulnya pengembangan kawasan yang berpotensi merusak lingkungan. Hal ini juga meningkatkan aktifitas wilayah pesisir khususnya aktifitas perkapalan dan pelabuhan sehingga menyebabkan terjadinya konflik pemanfaatan wilayah perairan untuk parkir kapal-kapal besar dengan kapal-kapal nelayan kecil. Permasalahan bioekoregion di wilayah hilir DAS Bengawan Solo Hilir sebagai akibat degradasi lingkungan. Sedimentasi yang sangat luas di muara sungai menyebabkan konflik pemenfaatan dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk budidaya perikanan tangkap dan tambak. Di sisi lain, permasalahan di Hulu DAS Bengawan Solo yang rentan akan erosi menyebabkan transport sedimen di hulu ke hilir semakin tinggi. Selain itu, tingginya sedimentasi di hilir sungai di pantai utara Kabupaten Gresik, khususnya pantai-pantai di Kecamatan Ujungpangkah dan Panceng dimanfaatkan oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab dengan mengkavling-kavling tanah hasil oloran alami, bahkan kemudian diurug untuk mempercepat pembentukan daratan untuk kemudian disertifikatkan sebagai tanah milik pribadi. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman; a. Perumahan 1. Sub Urusan Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana kabupaten (data belum ada. Bencana yang terjadi di Kabupaten Gresik Yang menimbulkan baik secara fisik maupun non fisik adalah bencana banjir, mungkin perlu adanya pendataan lebih detail daerah rawan banjir yang tidak hanya bebabis wilayah administrasi desa, tapi sudah terdelineasi kawasannya secara jelas, terkodukmentasi kondisi lingkungan dan bangunan terdampak sehingga mempermudah penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana banjir tersebut). III I 17

51 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 2. Sub Urusan Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/kota. 3. Sub Urusan Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan. 4. Sub Urusan Penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG). 5. Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah Dalam rangka percepatan pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencanangkan program sejuta rumah, Melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang Bantuan Uang Muka (BUM) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, pemerintah pusat menganggarkan Rp220 miliar untuk unit rumah. BUM bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas MBR terhadap KPR bersubsidi untuk perolehan rumah tapak. BUM diberikan kepada penerima BUM sebesar Rp ,00 (empat juta rupiah). Hal ini merupakan potensi yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Berdasarkan data kemiskinan mikro Kabupaten Gresik, tercatat jiwa penduduk yang berpenghasilan rendah, jiwa sudah memiliki hunian sendiri, jiwa belum memiliki hunian sendiri. a. Backlog kebutuhan rumah Backlog rumah selalu menjadi isu utama di setiap daerah di seluruh Indonesia, akan tetapi belum ada definisi yang baku tentang cara menghitung backlog rumah.jadi perlu dijadikan catatan bahwa angka backlogrumah bukan angka mutlak yang menunjukkan kondisi riil perumahan di suatu daerah. Dimana dalam melakukan perhitungan kebutuhan rumah, dasarnya adalah proyeksi jumlah penduduk yang secara administrasi tercatat sebagai penduduk wilayah setempat atau ber-ktp setempat. Sedangkan pembandingnya adalah ketersediaan semua bangunan rumah, dimana rumah-rumah tersebut tidak mutlak ditempati oleh penduduk ber-ktp setempat. Kondisi di lapangan (terutama di kawasan perkotaan) menunjukkan bahwa sebagian rumah ditempati III I 18

52 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi oleh warga pendatang yang tidak masuk dalam pendataaan ketersediaan rumah yang menempati rumah-rumah di kota tersebut baik dengan status hak milik, kontrak, sewa maupun indekost. Berdasarkan hasil Analisis dan Kajian RP3KP Kabupaten Gresik, diproyeksikan dalam dua puluh tahun kedepan (tahun 2035), Kabupaten Gresik mengalami backlog perumahan sebesar 1,700,708 unit rumah dengan asumsi ketersediaan rumah dengan type landed housing (rumah horisontal). Berdasarkan hasil analisis dan proyeksi, dalam dua puluh tahun kedepan (tahun 2035), Kabupaten Gresik mengalami backlog perumahan sebesar 1,700,708 unit rumah. Meskipun begitu, masih terdapat 2 wilayah kecamatan yang justru masih surplus rumah, yaitu Kecamatan Driyorejo yang surplus rumah sebesar 514 unit sampai tahun Setelah itu, tahun 2017 baru backlog sebesar 1,530 unit. Kecamatan lainnya adalah Menganti yang pada tahun 2017 diproyeksikan masih backlog sebesar unit. Setelah itu, tahun 2018 mulai backlog sebesar unit. Backlog Rumah Kabupaten Gresik (Sumber: Hasil Survey dan Analisis, 2015) III I 19

53 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Wilayah kecamatan dengan jumlah backlog tertinggi secara berturut-turut adalah Kecamatan Cerme sebesar 292,189 unit rumah, Kecamatan Kebomas sebesar 155,775 unit rumah, Kecamatan Wringinanom sebesar 123,569 unit rumah dan Kecamatan Menganti sebesar unit rumah. Yang perlu digarisbawahi aadalah hasil analisis backlog rumah di atas baru berdasarkan ketersediaan rumah dengan tipe landed housing (rumah horisontal) yang ada di Kabupaten Gresik. Jadi belum diperhitungkan ketersediaan unit rumah susun sederhana sewa dan perumahan formal di seluruh Kabupaten Gresik, mengingat hambatan ketersediaan data. Pembangunan perumahan dengan tipe vertical housing merupakan sebuah potensi mengingat keterbasan lahan sehingga penyediaan fasilitas, prasarana dan sarana bias lebih efisien 2. Kawasan Permukiman Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman Kawasan Siap Bangun (Kasiba) Dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) Pengaruh yang cukup kuat dari wilayah Surabaya Metropolitan Area yang menjadikan kawasan hinterland di Kabupaten Gresik untuk pemenuhan demand kebutuhan hunian. Kondisi tersebut dipertegas lagi dengan keberadaan Kasiba Driorejo dan rencana pengembangan kota baru mandiri pada empat kecamatan Driorejo, Kedamean, Menganti dan Cerme. Berdasarkan Dokumen Masterplan Rencana Pengembangan Kota Baru Gresik Selatan, di Kecamatan Driyorejo terdapat 25 developer/ pengembang perumahan dalam bentuk real estate. Perumahan-perumahan yang terdapat di Kecamatan Driyorejo antara lain Kota Baru Driyorejo, Sumput Asri, Griya Kencana, Bukit Bambe Indah, Tanjung Asri Estate. Di Kecamatan Driyorejo juga terdapat pengembangan kasiba dan lisiba yaitu pada kawasan Perum Perumnas Kota Baru Driyorejo, dengan kelengkapan fasilitas sarpras berupa jalan berkondisi baik, drainase, jaringan PDAM, TPS. Beberapa permasalahan yang masih sering dijumpai pada kawasan permukiman informal pada Kecamatan Driyorejo yaitu jalan lingkungan berkondisi buruk (sumput asri), debit PDAM rendah, tidak tersedia TPS pada III I 20

54 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi perumahan massal horisontal. Sedangkan permasalahan pada kasiba & lisiba yaitu saluran drainase yang bercampur dengan saluran pembuangan rumah tangga (menimbulkan bau tidak sedap). Sebagian wilayah sudah terlayani namun penyediaannya masih terbatas dan bahkan dibeberapa desa masih menggunakan sumur/pompa. 3. Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Penetapan kawasan kumuh di Kabupaten Gresik didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 050/970/HK/437.12/2014 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik. Dalam SK Bupati tersebut terdapat 50 (lima puluh) lokasi kawasan kumuh yang tersebar di seluruh Kabupaten Gresik, namun rencana penanganan permukiman kumuh yang tertuang dalam dokumen Penyusunan Rencana Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan lebih difokuskan pada kawasan perkotaan saja yaitu pada 23 lokasi yang tersebar pada Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas dan Kecamatan Manyar. Kedepannya, perencanaan penanganan permukiman lebih difokuskan pada wilayah pedesaan yang notabene keterjangkauan terhadap pelayanan dasar prasarana-sarana serta fasilitas pelayanan publik yang rendah. Secara keseluruhan, kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Gresik berdasarkan SK Bupati adalah sebagai berikut: Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik III I 21

55 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik No Lokasi Luas Kawasan Kecamatan Desa/Kelurahan (Ha) 1 Gresik Kroman 1,64 2 Gresik Sukodono 4,28 3 Gresik Trate 0,08 4 Gresik Pekauman 0,04 5 Gresik Karangpoh 0,79 6 Gresik Tlogobendung 0,06 7 Gresik Pekelingan 2,65 8 Gresik Kebungson 6,11 9 Gresik Pulopancikan 2,30 10 Gresik Bedilan 0,49 11 Gresik Gapurosukolilo 0,12 12 Gresik Lumpur 2,74 13 Gresik Tlogopojok 0,78 14 Kebomas Giri 0,18 15 Gresik Kramatinggil 2,57 16 Kebomas Indro 5,28 17 Kebomas Karangkiring 1,80 18 Gresik Kemuteran 1,80 19 Gresik Sidorukun 4,24 20 Kebomas Tenggulunan 3,28 21 Manyar Manyarsidorukun 0,42 22 Manyar Leran 1,50 23 Manyar Sukomulyo 1,50 24 Ujungpangkah Pangkahkulon 21,80 25 Ujungpangkah Pangkahwetan 31,86 26 Ujungpangkah Banyuurip 5,35 III I 22

56 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi No Lokasi Luas Kawasan Kecamatan Desa/Kelurahan (Ha) 27 Panceng Campurejo 4,38 28 Wringinanom Sembung 4,80 29 Wringinanom Kesambenkulon 5,14 30 Wringinanom Seumbergede 4,30 31 Driyorejo Banjaran 2,44 32 Driyorejo Mojosarirejo 3,71 33 Driyorejo Tanjungan 2,24 34 Driyorejo Karangdong 3,75 35 Driyorejo Kesambenwetan 3,06 36 Driyorejo Krikilan 2,96 37 Driyorejo Karangdong 3,75 38 Driyorejo Wedoroanom 5,34 39 Driyorejo Petiken 3,00 40 Driyorejo Sumput 4,44 41 Kedamean Manunggal 3,77 42 Benjeng Jogodalu 7,99 43 Menganti Menganti 4,24 44 Menganti Sidowongu 3,18 45 Menganti Domas 2,88 46 Menganti Kepatihan 3,71 47 Menganti Mojotengah 2,39 48 Menganti Sidojangkung 2,00 49 Menganti Bringkang 3,43 50 Menganti Hendrosari 1,62 Sumber: SK Bupati Gresik No 050/970/HK/437.12/2014 : Kawasan Pekotaan III I 23

57 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Berdasarkan undangan rencana survey lokasi oleh Satker didampingi SKPD terkait Kab. Gresik dari 8 lokasi usulan penanganan kumuh disampaikan 6 lokasi yang akan disurvey, diantaranya: 1) Kelurahan Terate. 2) Kelurahan Pekauman. 3) Desa Tlogobendung. 4) Kelurahan Karangpoh. 5) Kelurahan Kebungson. 6) Kelurahan Kroman. 7) Kelurahan Sukodono (tidak masuk rencana survey) 8) Kelurahan Lumpur (tidak masuk rencana survey) Dari 50 lokasi penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik, baru 8 lokasi yang masuk rencana penanganan. Bila ditinjau secara luasan, dari 8 lokasi yang baru ditangani sekitar ± 15,74 ha dari total luasan ± 192,18 ha atau baru 8,19% Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh yang baru ditangani. Dibutuhkan upaya lebih untuk dapat mencapai target yang telah diamanatkan RPJMN 2019 yaitu 0% kumuh. Dalam RJMN , dijelaskan bahwa arahan kebijakan terkait pembangunan infrastruktur dan prasarana dasar, terkait perumahan, air minum dan sanitasi, pemerintah pusat mentarget penyediaan hunian layak untuk 18,6 juta rumah tangga berpenghasilan rendah yakni pembangunan baru untuk 9 juta rumah tangga melalui bantuan stimulan perumahan swadaya untuk 5,5 juta rumah tangga dan pembangunan rusunawa untuk rumah tangga, serta peningkatan kualitas hunian sebanyak 9,6 juta rumah tangga dalam pencapaian pengentasan kumuh 0 persen. Gresik merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/ kota yang penanganan dalam perencanaan maupun pelaksanaan permukiman kumuhnya di ambil alih oleh pemerintah pusat dari pemerintah provinsi, sehingga masukan data permukiman kmuh pusat Bangkim merupakan rekomendasi data permukiman kumuh dari pemerintah daerah. Dalam III I 24

58 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 4. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) Dalam rangka mernberikan jaminan ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman, perlu dilakukan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah, pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman dilakukan dengan cara penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas dari pengembang kepada pemerintah daerah. Pada kondisi yang terjadi di lapangan, penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman seringkali tidak sesuai antara yang akan diserahkan dengan ketentuan yang dipersyaratkan baik dari persyaratan umum, persyaratan teknis maupun persyaratan administrasi, sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Hal tersebut menjadi kendala bagi pemerintah daerah yang dalam hal ini diwakili oleh Tim Verifikasi dalam melakukan penilaian kesesuaian dan penyimpangan terhadap ketentuan yang telah dipersyaratkan dalam penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang akan diserahkan. Dengan adanya regulasi pada tingkat daerah (Peraturan Daerah) yang mengacu pada peraturan diatasnya terkait penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman, akan pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Sehingga prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dalam penyerahannya tidak sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan tidak menjadi beban pengelolaan pemerintah daerah. Perlu diinventarisasi data prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah serta dipetakan sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam pemeliharaan, pengelolaan dan pembiayaannya. III I 25

59 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi B. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih VISI Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Kabupaten Gresik harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan bertitik tolak dari fakta sejarah, potensi dan kondisi faktual yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholder s yang ada di Kabupaten Gresik, maka pada masa bhakti pemerintah Kabupaten Gresik mencetuskan visi dalam menghadapi pelbagai permasalahan dan tantangan pembangunan dengan mengoptimalkan seluruh potensi daerah serta mengedepankan nilai-nilai luhur demi kesejahteraan masyarakat Gresik sebesar-besarnya yaitu; TERWUJUDNYA GRESIK YANG AGAMIS, ADIL, SEJAHTERA DAN BERKEHIDUPAN YANG BERKUALITAS Secara filosofis, visi Kabupaten Gresik tersebut mengandung makna untuk menghadirkan Gresik yang harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagama an guna merajut kebersamaan dalam keberagaman, meletakkan keadilan dalam pembangunan untuk pemerataan kemakmuran rakyat, merangkul komitmen seluruh stakeholder dalam kemuliaan integritas guna mewujudkan Gresik yang sejahtera, dan menciptakan kehidupan yang berkualitas di segala aspek. Adapun makna yang terkandung dalam setiap frase dijelaskan sebagai berikut; Terwujudnya Menjamin terlaksananya semua Program Pembangunan untuk kepentingan rakyat Gresik. Gresik Satu kesatuan masyarakat dengan segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan Kabupaten Gresik. Agamis Kondisi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebera agama an dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan meletakkan kaidah keimanan III I 26

60 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi kepada Tuhan yang Maha Esa dalam menjalin hubungan antar manusia dan lingkungannya. Adil Perwujudan kesetaraan hak dan kewajiban secara proporsional dalam segala aspek kehidupan tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Sejahtera Kehidupan individu dan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial; memliki pendapatan yang memadai; serta sadar terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku. Berkehidupan yang Berkualitas Kemandirian dalam segala aspek kehidupan yang dinikmati oleh segenap komponen masyarakat secara berkeadilan dan bermartabat. Misi Sebagai upaya dalam mewujudkan visi Kabupaten Gresik maka dirumuskan misi pembangunan untuk mengintegrasikan segenap pemikiran, kekuatan komitmen, dan kemuliaan integritas seluruh komponen penyelenggara pemerintahan dalam 4 (empat) rencana strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Gresik periode sebagaimana berikut; Misi ke-1 Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat untuk menumbuhkan prilaku masyarakat yang berakhlak mulia sesuai dengan simbol Gresik sebagai kota Wali dan Kota Santri; Misi ke-2 Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata kepada masyarakat dan pengusaha melalui tata kelola kepemerintahan yang baik; Misi ke-3 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya menambah peluang kerja dan peluang usaha melalui pengembangan ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kemiskinan; III I 27

61 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Misi ke-4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan layanan kesehatan, mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan,dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Adapun Motto yang diusung dalam pembangunan Gresik Periode adalah Dengan Kejujuran, Kebersamaan, Kerja Keras, Kesabaran, Keikhlasan mewujudkan Gresik yang Lebih Baik Program Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. Pada MISI 3 RPJMD Program pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik untuk mewujudkan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai lima tahun kedepan sebagai berikut: III I 28

62 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi N o 1 Misi Ketiga Tujuan 4 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Upaya Menambah Peluang Kerja Dan Peluang Usaha Melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dan Menekan Angka Kemiskinan Menghadirkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan didukung kemantapan infrastruktur dan konektivitas daerah Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Menciptakan pembangunan infrastruktur daerah yang berkelanjutan, dan berdaya saing serta mewujudkan harmonisasi pembangunanberlandask an tata ruang. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan harmonis berlandaskan Rencana Tata Ruang guna mendukung daya saing daerah, menguatkan karakter Gresik sebagai kota Santri dan Kota Wali didukung keselarasan dan pemerataan pembangunan. Peningkatan kualitas pembangunan infrastuktur diiringi maintenance yang berkelanjutan. Penguatan basis data pembangunan infrastruktur Pembangunan infrastruktur pendukung dalam pengembangan kawasan strategis meliputi Gelora Joko Samudro, WEP, dan infrastuktur lain serta penguatan karakter Gresik sebagai kota Santri dan Kota Wali dengan penataan kawasan religi, Islamic Centre, pusat kegiatan dan budaya Islam. Persentase Kemantapan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Persentase Kemantapan Infrastruktur Perdesaan/Kelura han Jumlah Pembangunan Infstruktur Strategis dalam Pengembangan Wilayah Kondisi Awal 419 km Jalan (81,81%) dan 278 Jembatan (94,88%) Jalan Poros Desa Km dalam kondisi baik dari Km (70%) Capaian Kinerja Kondisi Akhir 89,51% Jalan dan 97,88% Jembatan 100% 15 Lokasi 105 lokasi Program Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemelihara an Jalan dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan/Kelurahan Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Urusan III I

63 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Peningkatan kualitas layanan dasar infrastruktur melalui perbaikan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan, sarana prasarana penunjang, dan peningkatan keberdayaan masyarakat. Penguatan institusional dan kerjasama antar sektor dalam pelayanan air minum, air baku, dan sanitasi untuk meningkatkan atribusi pelayanan kepada masyarakat. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui penurunan Non-Revenue Water dan pemanfaatan idle capacity; Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK); Persentase Kondisi Baik Saluran Drainase Perkotaan Presentase Ketersediaan Lampu PJU Persentase Kemantapan Jaringan Irigasi Kapasitas tampungan air waduk Pengamanan Aset Pengairan Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir m' kondisi baik dari m' (63,49%) 6000 titik dari kebutuhan (55%) 7.699,49 kondisi baik dari (5,23%) m3 dari kondisi ideal m3 150 lokasi yang telah diamankan dari 400 lokasi (115 DI, 156 Waduk, dan 129 Jumlah saluran pembuang) 72.49% 75,00% 65% 64% 200 Program Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong Program Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Urusan III I

64 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Urusan Penguatan peran lintas sektor dalam meletakkan pembangunan sesuai dengan tata ruang ditunjang komprehensifitas regulasi dan validitas data. Optimalisasi Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya; Peningkatan peran lintas sektor dalam rangka pengendalian Banjir akibat Bengawan Solo, Luapan Kali Lamong, Luapan Kali Surabaya, Banjir Perkotaan, dan Banjir Pulau Bawean Pemenuhan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif, spesifik, dan harmonis; Peningkatan peran lintas sektor melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah dalam rangka intervensi secara spesifik dan responsif guna menghadirkan keselarasan pembangunan. Persentase Akses Air Bersih/Minum Rumah Tangga Pengakses Fasilitas air limbah komunal Persentase Kemantapan Saluran Pembuang Jumlah Tenaga Terampil Konstruksi yang dilatih Jumlah sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diterbitkan Jumlah Komulatif RTBL yang disusun 70 km kondisi baik dari 350 km (20%) N/A N/A 55,95% 100% Rumah Tangga 92% orang 80 sertifikat 15 dokumen 32 Dokumen Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Penanggulangan Banjir Program Pengaturan Jasa Konstruksi Program Pembinaan dan Pengawasan Bangunan Gedung Negara Program Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang III I

65 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 4 Mewujudkan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Secara Inklusif Melalui Penanggulangan Kemiskinan Secara Terpadu No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Urusan 2 Mendorong percepatan pengentasan linkungan kumuh didukung kemudahan akses terhadap perumahan dan peningkatan kualitas rumah layak huni Penguatan pembangunan kawasan permukinan melalui percepatan pengentasan lingkungan kumuh, peningkatan kualitas rumah tidak layak huni, dan kemudahan aksesibilitas perumahan bagi masyarakat miskin. Mewujudkan kawasan permukinan yang kondusif, inklusif, berkelanjutan dan berwawasan linkungan.. Presentasi Rumah Layak Huni Luas penanganan kawasan permukiman kumuh Persentase Pengelolaan Areal Pemakaman 85.53% ( rumah layak huni dari rumah) 86.19% 181,92 ha 38,92 ha 100% 100% Program Pengembangan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pengelolaan Areal Pemakaman III I

66 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi C. Telaahan Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan nasional tersebut ke dalam visi. misi, tujuan dan sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun , potensi dan permasalahan, tantanganutama pembangunan yang dihadapi lima tahun kedepan serta sasaran utama dan arah kebijakan pembangunan nasional dalam RPJMN tahun Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun adalah: TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upayaupaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja,amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut : 1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan III I 1

67 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi; 2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim; 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua ; 4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI; 5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat. Goals Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (dampak/impact pada level stakeholders) yang dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran strategis (outcome/impact pada level customer yang dilayani) yaitu meningkatnya kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat III I 2

68 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Sementara sasaran strategis (outcome/impact pada level customers) dalam hal ini merupakan kondisi yang hendak dicapai secara nyata oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai penjabaran dari tujuan yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) satu atau beberapa program. Sasaran-sasaran strategis tersebut digambarkan dalam sebuah peta strategi sebagai petunjuk jalan untuk mencapai visi. Kemudian agar kebutuhan customers dapat terpenuhi maka diperlukan upayaupaya dalam internal proses yang harus dilakukan dengan baik, yaitu: 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran 2. Meningkatnya ketahanan air. 3. Meningkatnya kemantapan jalan nasional. 4. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman 5. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan. 6. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional. 7. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan Untuk menjamin terlaksananya proses internal yang efektif dan efisien guna memenuhi harapan stakeholders dan customers tersebut diatas maka diperlukan upaya-upaya pengelolaan sumber daya organisasi melalui proses learning and growth, yang meliputi : 1. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. 2. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas. 3. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat 4. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, sertasarana dan prasarana. Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai berikut: III I 3

69 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 1: Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untukkeseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan. Tujuan 1 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran. c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi. Tujuan 2 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi; dan b. Meningkatnya ketahanan air. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Tujuan 3 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing; dan b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional III I 4

70 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua, akan dicapai melalui sasaran strategis: a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan. b. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel. Tujuan 5 ini akan dicapai melalui sasaran srategis, yaitu: a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan. b. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana f. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Nasional adalah mengacu kepada RPJMN dan berbasiskan pada keterpaduan infrastruktur wilayah, sesuai dengan rumusan tujuan yaitu : III I 5

71 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi A. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan yaitu: 1. Keterpaduan Infrastruktur Wilayah. 2. Pembinaan Konstruksi Nasional dan Fasilitasi Pengusahaan Infrastruktur. B. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan ketahanan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi yaitu : Pengelolaan Sumber Daya Air C. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim yaitu : Penyelenggaraan Jalan D. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua. Yaitu : 1. Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman 2. Penyediaan Perumahan 3. Pembiayaan Perumahan E. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, III I 6

72 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi transparan dan akuntabel, untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yaitu : 1. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur 2. Peningkatan Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana 3. Pengembangan Sumber Daya Manusia 4. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan D. Penentuan Isu-isu Strategis Isu strategis yang dibahas dalam Kabupaten Gresik merupakan intisari dari kompilasi permasalahan pembangunan berkaitan dengan sinkronisasi terhadap isu strategis berskala internasional, nasional, hingga regional provinsi. Adapun isu strategis yang ditelaah meliputi a. Ketersedian Air Minum Layak, Pengentasan Kawasan Kumuh, dan Pelayanan Sanitasi Dasar Ketersedian Air Minum Layak Berdasarkan data RISPAM Kabupaten Gresik Tahun 2014 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik meningkat menjadi 33%. Hal ini mengindikasikan belum tercapainya Standart Pelayanan Air Minum MDG s pada tahun 2015 sebesar 80 % masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat perdesaan; Sedangkan secara jangkauan kewilayahan, ketersediaan air bersih perpipaan PDAM masih mencakup 9 Kecamatan dari 18 Kecamatan Wilayah Administrasi Kabupaten Gresik. Berdasarkan dara dari Profil Kesehatan Kab. Gresik 2014, PDAM Kab Gresik dan Dinas PU Kab Gresik yang termuat dalam RAD AMPL , persentase rumah tanga yang terlayani akses air minum baik dari perpipaan PDAM maupun non perpipaan III I 7

73 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi PDAM sekitar 49,58%. Capaian akses air minum ini dapat dikatakan cukup jauh dari target Pemerintah Pusat tahun 2019 yaitu mencapai 100% air bersih; Pengentasan Kawasan Kumuh Pengentasan kawasan kumuh masih belum optimal disebabkan perencanaan makro yang masih belum komprehensif sehingga upaya pengentasan berdasarkan data parsial dengan metodologi penetapan kawasan kumuh tertentu. Penetapan kawasan kumuh di Kabupaten Gresik didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 050/970/HK/437.12/2014 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik. Dalam SK Bupati tersebut terdapat 50 (lima puluh) lokasi kawasan kumuh yang tersebar di seluruh Kabupaten Gresik, namun rencana penanganan permukiman kumuh yang tertuang dalam dokumen Penyusunan Rencana Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan lebih difokuskan pada kawasan perkotaan saja yaitu pada 23 lokasi yang tersebar pada Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas dan Kecamatan Manyar. Kedepannya, perencanaan penanganan permukiman lebih difokuskan pada wilayah pedesaan yang notabene keterjangkauan terhadap pelayanan dasar prasarana-sarana serta fasilitas pelayanan publik yang rendah. Dari 50 lokasi penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Gresik, baru 8 lokasi yang masuk rencana penanganan dengan luasan sekitar ± 15,74 ha atau 8,19% dari total luasan ± 192,18 ha Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh yang baru ditangani. Dibutuhkan upaya lebih untuk dapat mencapai target yang telah diamanatkan RPJMN 2019 yaitu 0% kumuh. Pelayanan Sanitasi Dasar Fasilitas sanitasi yang layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher III I 8

74 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi angsa, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Capaian Kabupaten Gresik pada Tahun 2013, capaian Kabupaten Gresik meningkat hingga %. Adapun di sektor pengolahan persampahan tingkat layanan sampah masih sangat kecil hanya berkisar %, paling besar masyarakat mengelola sampah rumahtangga dengan cara dibakar hingga mencapai %, dibuang ke lahan kosong 18.21%, dan masih ada 8,7 % yang dibuang ke sungai, sedangkan pengolahan limbah cair grey water di Kabupaten Gresik sesuai data keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar SPAL menunjukkan jumlah keluarga memiliki SPAL 60,99%, sehingga masih ada 39,01% yang belum memiliki SPAL. SPAL yang dimaksud adalah saluran drainase kedap air, dan sisanya dibuang di saluran tidak kedap air (halaman rumah). Produksi limbah cair rumah tangga secara keseluruhan mencapai 70% - 80% dari pemakaian air bersih di mana rata-rata penggunaan air 100 l/orang/hari. Berdasarkan data PDAM tahun 2012 kemampuan produksi total 646 l/dt. Tingkat kebocorang 28% sehingga kebutuhan yang dipergunakan oleh masyarakat Kabupaten Gresik sebesar 465,52 l/dt. b. Konektivitas Daerah Ditinjau dari segi infraktutur jalan jalan kabupaten di Kabupaten Gresik yang mencapai 512,16 km didominasi jenis perkerasan aspal yaitu sepanjang 329,29 km. Jalan Kabupaten dengan kondisi baik sepanjang 261,28 km (51,01%); kondisi sedang 140,18 km (27,37%); kondisi sedang/rusak sepanjang 36,57 km (7,14%); kondisi rusak sepanjang 19,30 km (3,77%); dan rusak berat sepanjang 54,83 km (10,71%). Dengan demikian jalan yang yang memenuhi kriteria mantap yaitu jalan dengan kondisi baik dan sedang sepanjang 401,46 km atau sebesar 78,39% sedangkan sisanya adalah tidak mantap. III I 9

75 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Adapun ditelaah secara kondisi geografis, kabupaten Gresik merupakan wilayah penyangga Surabaya dengan dominasi beban dalam sektor industri, permukiman, perdagangan dan jasa. Aksesibilitas merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang seluruh aktivitas kegiatan ekonomi dan sosial. Pergantian dan integrasi antar moda merupakan hal sangat penting dalam lingkup perhubungan, untuk itu perlu adanya Integrasi transportasi melalui terminal kargo dan pemfungsian kembali jalur kereta api di Gresik, untuk menunjang sektor angkutan barang ke pelabuhan (internasional kalimireng, kali lamong, perak) dan kawasan-kawasan industri, serta integrasi terminal orang (bunder) dengan stasiun kereta api di Duduksampean. Selain itu, dperlukan evaluasi dan penataan ulang jalur (trayek) anggkutan umum pedesaaan dan perkotaan dilihat dari karakteristik skala pelayanan serta pergerakan diseluruh wilayah perbatasan hingga perkotaaan. Serta peningkatan infrastruktur Jalan (Jalan Kabupaten, Jalan Nasional, Jalan Tol dan Kebutuhan Flyover), lapangan terbang (bandara) dan pelabuhan harus diikuti dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang. Untuk itu perlu Pusat Informasi dan Pengendalian Lalu Lintas yang dikelola secara online, agar permasalahan lalu-lintas yang terjadi bisa diatasi lebih sangat cepat saat itu juga. Di sektor perhubungan laut, peningkatan sarana dan pelayanan moda angkutan perhubungan laut, seperti penambahan armada transportasi kapal laut dari Gresik ke Pulau Bawean yang mampu berlayar ketika ombak/gelombang besar. Sedangkan untuk sektor perhubungan udara dalam hal ini adalah lapangan terbang bawean adalah melalui pengembangan dan peningkatan fasilitas serta tata kelola di Lapter Bawean, agar segera beroperasi dengan baik. c. Permukiman Inklusif Selain upaya pengentasan kawasan kumuh yang mencakup permukiman kumuh, ketersediaan permukiman yang layak bagi seluruh masyarakat secara inklusif adalah isu strategis utama yang membutuhkan III I 10

76 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi penguatan lintas sektor. Dalam hal infrastruktur drainase, Kondisi sistem drainase permukiman di wilayah-wilayah kecamatan atau desa di Kabupaten Gresik, selain di wilayah kota masih banyak terdapat daerah terbuka yang mampu berfungsi sebagai daerah resapan air sehingga potensi banjir dan genangan kecil. Sedangkan di wilayah perkotaan Gresik, khusunya di wilayah Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Manyar walaupun telah memiliki sistem drainase yang terbangun cukup lengkap dan merata di seluruh wilayah kota, tetap saja banjir dan genangan masih sering terjadi di beberapa lokasi terutama apabila terjadi hujan yang cukup lebat. Keadaan ini disebabkan oleh saluran-saluran tersier dan sekunder yang dimensinya terlalu kecil, tersumbat sampah, dan bozem-bozem yang tidak lagi berfungsi akibat pendangkalan dan pengurukan menjadi kawasan permukiman. Dalam hal ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH), masih belum optimalnya pengawasan terutama dalam implementasi ketentuan penyedianan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) telah diatur komposisipenyediaan lahannya dalam Peremnpera Nomor 11 Tahun tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman sehingga pembangunan baik perumahan ataupun rumah atau bangunan pribadi dalam proses perijinannya sudah sesuai dengan IMB namun dalam pelaksanaan pembangunan maupun dengan berjalannya waktu ternyata bangunan tidak sesuai atau terjadi perubahan dengan yang tercantum dalam IMB. Sedangkan dalam rangka mernberikan jaminan ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman, perlu dilakukan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah, pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman dilakukan dengan cara penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas dari pengembang kepada pemerintah daerah. Namun, kondisi di lapangan, penyerahan III I 11

77 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman seringkali tidak sesuai antara yang akan diserahkan dengan ketentuan yang dipersyaratkan baik dari persyaratan umum, persyaratan teknis maupun persyaratan administrasi, sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Adapun estimasi kebutuhan rumah, berdasarkan hasil Analisis dan Kajian RP3KP Kabupaten Gresik, diproyeksikan dalam dua puluh tahun kedepan (tahun 2035), Kabupaten Gresik mengalami backlog perumahan sebesar 1,700,708 unit rumah dengan asumsi ketersediaan rumah dengan type landed housing (rumah horisontal). d. Pengendalian Banjir Bencana Banjir di Kabupaten Gresik yang disebabkan oleh Bengawan Solo terdapat 5 (Lima) Kecamatan terdampak banjir meliputi Kecamatan Dukun, Bungan, Sidayu, ujungpangkah dan Manyar. Pengendalian Bencana banjir akibat Bengawan Solo telah diminimalisir dengan ketersediaan tanggul dan didukung dengan terbangunnya Bandung Gerak Sembayat. Bencana banjir akibat luapan Kali Lamong berpengaruh terhadap 5 (Lima) kecamatan terdampak meliputi Benjeng, Cerme, Balongpanggang, Menganti, dan sebagian kecil Kecamatan Kebomas.. Pengendalian banjir akibat luapan kali lamong teruatama pada Kecamatan Benjeng, Cerme, dan Balongpanggang menjadi prioritas dalam pembangunan pertanian dalm rangka mendukung ketahanan dan kerawanan pangan. Adapun pengendalian banjir masih belum optimal karena belum tersedianya tanggul. Pembangunan tanggul terhambat akibat masih belum selesainya pembebasan lahan terhadap Daerah Aliran Sungai. Bencana banjir selanjurnya adalah akibat luapan Kali Surabaya pada Daerah Driyorejo. Pengendalian banjir pada segmen ini masih belum optimal disebabkan tanggul yang belum tersedia. Wilayah terdampak banjir adalah daerah perkotaan yang menjadi salah satu aglomerasi III I 12

78 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi industry sehingga diperlukan penguatan lintas sektor dalam pengendaliannya. Sednagkan Bbanjir Perkotaan pada Kecamatan Kebomas dan Gresik telah dikendalikan dengan fasilitas Rumah Pompa didukung sistem drainase melalui Bozem. Hal ini ditunjang dengan dirumuskannya masterplan drainase yang telah mencakup wilayah perkotaan.. Adapun Di Pulau Bawean telah terdapat sistem drainase permukiman, terutama permukiman-permukiman yang terdapat di tepi jalan raya. Kondisi system drainase masih belum optimal dan cenderung berpotensi tertimbun longsoran tanah dari lereng-lereng bukit atau kebun disekitarnya. e. Agenda Pembangunan Tata Ruang Wilayah Gresik Agenda pembangunan wilayah Gresik sebagaimana tertuang dalam rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten yang terbagi atas; a. RDTR BWP Duduksampeyan dan Cerme b. RDTR BWP Gresik Perkotaan (Kecamatan Gresik dan Kebomas) c. RDTR BWP Gresik Selatan (Kecamatan Driyorejo, Menganti, dan Kedamean) d. RDTR BWP Gresik Utara (Kecamatan Panceng, Sidayu, dan Ujungpangkah) e. RDTR BWP Manyar dan Bungah Sedangkan Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan terbagi menjadi Kawasan Agropolitan dan Kawasan Minapolitan.Adapun agenda pokok pembangunan tata ruang wilayah Kabupaten Gresik sebagaimana berikut; 1. Pembangunan Pelabuhan Kali Mireng II yang berskala internasional di Kecamatan Manyar seluas kurang lebih ha. Yang diperkirakan akan mempengaruhi struktur ruang yang signifikan di Kabupaten Gresik. III I 13

79 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 2. Implementasi undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengamanatkan bahwa pengelolaan ruang laut, peisir dan pulau-pulau kecil di kelola oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Pengelolaan ruang laut sampai 12 mil dikelola oleh pemerintah provinsi sedangkan pengelolaan ruang laut di atas 12 mil dikelola oleh pemerintah pusat. Sedangkan, pesisir kabupaten Gresik banyak demand terhadap pelabuhan terutama pada pesisir di ujungpangkah Bunga.h 3. Perencanaan Jalan Tol Krian Legundi - Bunder. 4. Inisiasipembangunan 320 titik menara telekomukasi (tower) di Kabupaten Gresik hingga tahun Sedangkan, terdapat beberapa menara yang penempatannya berada di luar rencana 208 titik zona tower yang direncanakan dalam RTRW Kabupaten Gresik. 5. Rencana PLU di Ujungpangkah yang dapat mendukung kegiatan di Pelabuhan Kalimireng II. 6. Pembebasan lahan di Kecamatan Wringinanom untuk pembangunan TPA Regional belum terlaksana karena tanah yang akan digunakan merupakan tanah warga, sedangkan warga menolak untuk pembangunan TPA Regional. Rencana penempatan TPA Regional tersebut dialihkan ke Desa Banyu Tengah Kecamatan Panceng. 7. Pemangunan dan pemanfaatan Bendung Gerak Sembayat sebagai salah satu sumber air baku. 8. Intensitas perkembangan jumlah perumahan dan industri yang pesat di Kabupaten Gresik. 9. Pemetaan jenis rawan bencana lain di Kabupaten Gresik yaitu rawan bencana kekeringan dan rawan bencana teknologi industri. 10. Alih fungsi perubahan lahan pertanian dan tambak produktif menjadi kawasan terbangun seperti industri dan permukiman yang III I 14

80 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik. 11. Inisiasi Mou Bupati dan Walikota seluruh Jawa Timur terkait pengelolaan aliran DAS Brantas dari Mojokerto Surabaya. 12. Rencana pembangunan Central Business District yang berada di Gresik Kota Baru. 13. Terdapat asset-aset Tanah Negara terkait Pertahanan dan Keamanan Negara di Desa Kepuhklagen Kecamatan Wringinanom dan Desa Wedoroanom Kecamatan Driyorejo. 14. Rencana Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan nasional. 15. Penurunan status Kawasan Cagar Alam di wilayah Bawean menjadi Taman Wisata Alam. 16. Perwujudan keterpaduan moda kendaraan umum (Angkutan Umum, Kendaraan Pribadi, dll) menuju ke angkutan massal (Kereta Api) dengan menggunakan sistem Transit Oriented Development (TOD) di Kecamatan Duduksampeyan, melalui pemindahan terminal Bunder yaitu terminal kelas B dari Kecamatan Kebomas ke Kecamatan Duduksampeyan yang lokasinya berdekatan dengan statsiun Kereta Api. 17. Perwujudan sistem prasarana pada jaringan transportasi darat berupa pengembangan Jalan Lingkar Barat Gresik. 18. Jaringan gas ke arah utara menjangkau Kecamatan Bungah dan Pulau Bawean di Kabupaten Gresik. III I 15

81 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi N o 1 Misi Ketiga Tujuan 4 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Upaya Menambah Peluang Kerja Dan Peluang Usaha Melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dan Menekan Angka Kemiskinan Menghadirkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan didukung kemantapan infrastruktur dan konektivitas daerah Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Menciptakan pembangunan infrastruktur daerah yang berkelanjutan, dan berdaya saing serta mewujudkan harmonisasi pembangunanberlandask an tata ruang. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan harmonis berlandaskan Rencana Tata Ruang guna mendukung daya saing daerah, menguatkan karakter Gresik sebagai kota Santri dan Kota Wali didukung keselarasan dan pemerataan pembangunan. Peningkatan kualitas pembangunan infrastuktur diiringi maintenance yang berkelanjutan. Penguatan basis data pembangunan infrastruktur Pembangunan infrastruktur pendukung dalam pengembangan kawasan strategis meliputi Gelora Joko Samudro, WEP, dan infrastuktur lain serta penguatan karakter Gresik sebagai kota Santri dan Kota Wali dengan penataan kawasan religi, Islamic Centre, pusat kegiatan dan budaya Islam. Persentase Kemantapan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Persentase Kemantapan Infrastruktur Perdesaan/Kelura han Jumlah Pembangunan Infstruktur Strategis dalam Pengembangan Wilayah Kondisi Awal 419 km Jalan (81,81%) dan 278 Jembatan (94,88%) Jalan Poros Desa Km dalam kondisi baik dari Km (70%) Capaian Kinerja Kondisi Akhir 89,51% Jalan dan 97,88% Jembatan 100% 15 Lokasi 105 lokasi Program Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemelihara an Jalan dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan/Kelurahan Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Urusan III I

82 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Peningkatan kualitas layanan dasar infrastruktur melalui perbaikan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan, sarana prasarana penunjang, dan peningkatan keberdayaan masyarakat. Penguatan institusional dan kerjasama antar sektor dalam pelayanan air minum, air baku, dan sanitasi untuk meningkatkan atribusi pelayanan kepada masyarakat. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui penurunan Non-Revenue Water dan pemanfaatan idle capacity; Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK); Persentase Kondisi Baik Saluran Drainase Perkotaan Presentase Ketersediaan Lampu PJU Persentase Kemantapan Jaringan Irigasi Kapasitas tampungan air waduk Pengamanan Aset Pengairan Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir m' kondisi baik dari m' (63,49%) 6000 titik dari kebutuhan (55%) 7.699,49 kondisi baik dari (5,23%) m3 dari kondisi ideal m3 150 lokasi yang telah diamankan dari 400 lokasi (115 DI, 156 Waduk, dan 129 Jumlah saluran pembuang) 72.49% 75,00% 65% 64% 200 Program Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong Program Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Urusan III I

83 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Urusan Penguatan peran lintas sektor dalam meletakkan pembangunan sesuai dengan tata ruang ditunjang komprehensifitas regulasi dan validitas data. Optimalisasi Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya; Peningkatan peran lintas sektor dalam rangka pengendalian Banjir akibat Bengawan Solo, Luapan Kali Lamong, Luapan Kali Surabaya, Banjir Perkotaan, dan Banjir Pulau Bawean Pemenuhan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif, spesifik, dan harmonis; Peningkatan peran lintas sektor melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah dalam rangka intervensi secara spesifik dan responsif guna menghadirkan keselarasan pembangunan. Persentase Akses Air Bersih/Minum Rumah Tangga Pengakses Fasilitas air limbah komunal Persentase Kemantapan Saluran Pembuang Jumlah Tenaga Terampil Konstruksi yang dilatih Jumlah sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diterbitkan Jumlah Komulatif RTBL yang disusun 70 km kondisi baik dari 350 km (20%) N/A N/A 55,95% 100% Rumah Tangga 92% orang 80 sertifikat 15 dokumen 32 Dokumen Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Penanggulangan Banjir Program Pengaturan Jasa Konstruksi Program Pembinaan dan Pengawasan Bangunan Gedung Negara Program Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang III I

84 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 4 Mewujudkan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Secara Inklusif Melalui Penanggulangan Kemiskinan Secara Terpadu No Sasaran Arah Kebijakan Strategi Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir Program Urusan 2 Mendorong percepatan pengentasan linkungan kumuh didukung kemudahan akses terhadap perumahan dan peningkatan kualitas rumah layak huni Penguatan pembangunan kawasan permukinan melalui percepatan pengentasan lingkungan kumuh, peningkatan kualitas rumah tidak layak huni, dan kemudahan aksesibilitas perumahan bagi masyarakat miskin. Mewujudkan kawasan permukinan yang kondusif, inklusif, berkelanjutan dan berwawasan linkungan.. Presentasi Rumah Layak Huni Luas penanganan kawasan permukiman kumuh Persentase Pengelolaan Areal Pemakaman 85.53% ( rumah layak huni dari rumah) 86.19% 181,92 ha 38,92 ha 100% 100% Program Pengembangan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pengelolaan Areal Pemakaman III I

85 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi III I 1

86 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi A. Telaahan Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan nasional tersebut ke dalam visi. misi, tujuan dan sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun , potensi dan permasalahan, tantanganutama pembangunan yang dihadapi lima tahun kedepan serta sasaran utama dan arah kebijakan pembangunan nasional dalam RPJMN tahun Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun adalah: TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upayaupaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja,amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut : 1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan III I 33

87 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi; 2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim; 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua ; 4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI; 5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat. Goals Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (dampak/impact pada level stakeholders) yang dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran strategis (outcome/impact pada level customer yang dilayani) yaitu meningkatnya kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat III I 34

88 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Sementara sasaran strategis (outcome/impact pada level customers) dalam hal ini merupakan kondisi yang hendak dicapai secara nyata oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai penjabaran dari tujuan yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) satu atau beberapa program. Sasaran-sasaran strategis tersebut digambarkan dalam sebuah peta strategi sebagai petunjuk jalan untuk mencapai visi. Kemudian agar kebutuhan customers dapat terpenuhi maka diperlukan upayaupaya dalam internal proses yang harus dilakukan dengan baik, yaitu: 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran 2. Meningkatnya ketahanan air. 3. Meningkatnya kemantapan jalan nasional. 4. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman 5. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan. 6. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional. 7. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan Untuk menjamin terlaksananya proses internal yang efektif dan efisien guna memenuhi harapan stakeholders dan customers tersebut diatas maka diperlukan upaya-upaya pengelolaan sumber daya organisasi melalui proses learning and growth, yang meliputi : 1. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. 2. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas. 3. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat 4. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, sertasarana dan prasarana. Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai berikut: III I 35

89 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 1: Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untukkeseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan. Tujuan 1 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran. c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi. Tujuan 2 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi; dan b. Meningkatnya ketahanan air. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Tujuan 3 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing; dan b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional III I 36

90 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua, akan dicapai melalui sasaran strategis: a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan. b. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel. Tujuan 5 ini akan dicapai melalui sasaran srategis, yaitu: a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan. b. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana f. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Nasional adalah mengacu kepada RPJMN dan berbasiskan pada keterpaduan infrastruktur wilayah, sesuai dengan rumusan tujuan yaitu : III I 37

91 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi A. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan yaitu: 1. Keterpaduan Infrastruktur Wilayah. 2. Pembinaan Konstruksi Nasional dan Fasilitasi Pengusahaan Infrastruktur. B. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan ketahanan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi yaitu : Pengelolaan Sumber Daya Air C. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim yaitu : Penyelenggaraan Jalan D. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua. Yaitu : 1. Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman 2. Penyediaan Perumahan 3. Pembiayaan Perumahan E. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, III I 38

92 isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi transparan dan akuntabel, untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yaitu : 1. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur 2. Peningkatan Dukungan Manajemen, Sarana dan Prasarana 3. Pengembangan Sumber Daya Manusia 4. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan B. Penentuan Isu-isu Strategis Isu strategis yang dibahas dalam Kabupaten Gresik merupakan intisari dari kompilasi permasalahan pembangunan berkaitan dengan sinkronisasi terhadap isu strategis berskala internasional, nasional, hingga regional provinsi. Adapun isu strategis yang ditelaah meliputi a. Ketersedian Air Minum Layak, Pengentasan Kawasan Kumuh, dan Pelayanan Sanitasi Dasar Ketersedian Air Minum Layak Berdasarkan data RISPAM Kabupaten Gresik Tahun 2014 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik meningkat menjadi 33%. Hal ini mengindikasikan belum tercapainya Standart Pelayanan Air Minum MDG s pada tahun 2015 sebesar 80 % masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat perdesaan; Sedangkan secara jangkauan kewilayahan, ketersediaan air bersih perpipaan PDAM masih mencakup 9 Kecamatan dari 18 Kecamatan Wilayah Administrasi Kabupaten Gresik. III I 39

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN GRESIK

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan perangkat daerah yang melaksanakan tugas penyelenggaraan urusan teknis di bidang Bina Marga

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat : a. bahwa uraian tugas Dinas Pekerjaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GRESIK : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas : 172 LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Pekerjaan Umum 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN GRESIK

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN KUNINGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MATARAM

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang sebagai pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya Bidang Keciptakaryaan merupakan Bidang yang mempunyai peran

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUMM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1220 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015 Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015 DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG Mangupura, 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS CIPTA KARYA PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA MANDALA JALAN RAYA

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GRESIK

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIW ISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Semanggi No. 19 Telepon (0370) 633095 - Mataram RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM 2011-2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN, DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL DAN PEMUKIMAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL DAN PEMUKIMAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL DAN PEMUKIMAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tugas: melaksanakan fasilitasi dan stimulasi pembiayaan, pembinaan, pengembangan dan pembangunan perumahan. (pasal 11 )

Tugas: melaksanakan fasilitasi dan stimulasi pembiayaan, pembinaan, pengembangan dan pembangunan perumahan. (pasal 11 ) SEKRETARIAT Tugas Menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja Dinas. (pasal 5) 1. Penyusunan program Sekretariat 2. Penyusunan

Lebih terperinci