Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot Patrol Indramayu

Transkripsi

1 engaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot atrol Indramayu Influence of Healthy StatusiIn regnant Mother With Asfiksia Neonatrum of Baby Birth in M.A Sentot atrol Indramayu Hospital Riyanto Martomijoyo, Budy Supriyadi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Abstrak Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat ini adalah masih tingginya angka kematian bayi. Asfiksia, terutama terjadi di negara-negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian kelahiran bayi asfiksia di RSUD M.A.Sentot atrol Indramayu, tahun Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder dengan menggunakan metode peneltian case control. opulasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan di RSUD M.A.Sentot atrol yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok kasus, yaitu ibu yang melahirkan bayi dengan asfiksia dan kelompok control, adalah ibu yang melahirkan bayi tidak mengalami asfiksia. Tekhnik pengambilan sampel secara acak, sehingga didapatkan sampel kasus sebanyak ibu bayi dan sampel control sebanyak ibu bayi, sehingga didapat jumlah sampel sebanyak ibu yang melahirkan. Hasil penelitian ini berdasarkan uji statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan bahwa untuk variabel usia ibu diperoleh nilai - 0,007, OR (odds ratio) : 2,945 dan SC (spearman correlation) : 0,220. Untuk variabel paritas ibu yang melahirkan didapat - : 0,002, OR : 3,199, dan SC : 0,253, sedangkan untuk variabel Tekanan darah ibu, p. 0,000, OR : 8,048 dan SC : 0,433, jadi ada pengaruh dengan keeratan yang lemah sampai sedang antara usia, paritas dan tekanan darah ibu yang melahirkan dengan kejadian bayi Daerah antura M.A Sentot atrol. Untuk mencegah kejadian asfiksia dapat di lakukan beberapa intervensi dengan pendekatan risiko yang menjadi faktor penentu terjadinya asfiksia. Kata Kunci: Status kesehatan ibu hamil, Asfiksia Neonatorum Abstract One of public healthy problems in Indonesia until now is still more numbers in baby death. Mainly, Afiksia happens in development countries. This study aims to know relationship of healthy status to pregnant mother with asfiksia event of baby birth in M.A Sentot atrol Indramayu hospital, 2014 year. This type of research which is used about secondary data analysis using control case of research method. The population of this study are pregnant mother who gave birth in MASentot atrol hospital. Those are divided two groups in case groups such as the mothers give birth the baby that don t undergo asfiksia and the control groups are the mother who give birth the babay, don t undergo asfiksia. Random sampling techniques, are gotten case sample mothers of infants and control samples are mothers of infants, so those are gotten a sample total of mothers who give birth. Results of this research based on statistical test using chi square showing that mother ages obtained for the variable of - of 0.007, OR (odds ratio) : and SC ( Spearman correlation ) : For mothers who give birth paritas variables obtained - : 0.002, OR : 3.199, and SC : 0,253, while the mother's blood pressure variables, p. of 0.000, OR : and SC : 0.433, so there is the influence from weak relationship until ordinary relationship between age, paritas, and blood pressure of mothers who give birth with the baby incidence of asfiksia in the General Hospital of antura MA Sentot atrol. Occurence reventing of asfiksia neontorum can be done some interventions with risk approach becoming factor which determines asfiksia. Key Word : The healthty status of pregnant mother, Asfiksia Neonatorum endahuluan Di Indonesia, setiap tahun ada bayi lahir hidup dan sebanyak 21,80 per 1000 meninggal sebelum berusia sebulan (neonatal). Artinya ada 275 neonatal meninggal setiap hari atau atau setiap satu jam ada 8 bayi neonatal meninggal. Meskipun telah terjadi penurunan kematian bayi dan anak yang signifikan, namun kematian bayi baru lahir masih tinggi, hal ini mungkin erat kaitanya dengan komplikasi obstetrik dan status kesehatan ibu yang rendah selama kehamilan dan persalinan. Sebagai penyebab 1

2 utama kematian neonatal adalah asfiksia. 1 Sasaran Rencana embangunan Jangka Menengah (RJMN) Departemen Kesehatan yang dibuat pada tahun 2009, antara lain adalah menurunkan angka kematian bayi dari 35 per 1000 menjadi 26 per Sebagai penyebab kematian bayi tertinggi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebesar 29% dan penyebab kedua adalah asfikisa sebesar 27%. Dari kedua penyebab terbesar tersebut diharapkan terjadinya penurunan kematian sebesar %. 2 Menurut data di RSUD antura M.A Sentot atrol kabupaten Indramayu, diketahui bahwa pada bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2014, tercatat dari 199 jumlah bayi baru lahir, sebanyak 91 (45,7%) bayi lahir dengan asfiksia, lahir normal 62 (31,2%), febris 37 (18,6%), kejang demam 9 (4,5%), dimana dari data tersebut diatas kasus asfiksia merupakan masalah kesehatan bayi baru lahir yang terbanyak. Berbagai faktor diperkirakan berkaitan dengan kondisi tersebut, dari mulai status kesehatan ibu yang rendah selama kehamilan dan persalinan (usia hamil muda/tua, paritas tinggi, tekanan darah tinggi, dsbnya) sampai pada komplikasi obstetrik lainnya. 3 Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain case control, meneliti ibu yang melahirkan bayi dengan dengan asfiksia (kasus) dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi yang tidak mengalami asfiksia sebagai control, kemudian secara retrospektif diteliti faktor-faktor resikonya (usia ibu, paritas, tekanan darah). 5,6 enelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah antura M.A Sentot atrol. opulasi dalam penelitian ini adalah. semua ibu yang melahirkan bayi dan dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah antura M.A Sentot atrol, yaitu sebanyak 199 orang, dimana sebanyak 91 ibu melahirkan bayi dengan asfiksia dan sebanyak 108 ibu melahirkan dengan bayi tidak mengalami asfiksia. engambilan sampel untuk kasus ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu sebanyak : ibu bayi dengan asfiksia, sedangkan untuk sampel kontrol sebanyak jumlah yang sama dengan kasusnya, diambil secara acak dari 108 ibu yang melahirkan bayi tidak mengalami asfiksia, sehingga jumlah responden dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD M.A. Sentot-atrol Indramayu Instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan format tabulasi untuk mencatat data yang diperlukan yaitu : usia ibu, paritas dan tekanan darah ibu yang melahirkan, yang bersumber dari rekam medik (data sekunder). Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistic Chi-square dengan menggunakan program SSS versi 16.0 Hasil penelitian ada tabel 1 dapat diketahui bahwa pada responden kelompok kasus sebagian besar (59,1%) berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar (63,3%) ibu yang melahirkan berusia antara 20 sampai 35 tahun Berdasarkan tabel 2, bahwa responden dengan paritas 1 atau 4 terdapat 105 ibu hamil, dengan rincian pada kelompok kasus sebanyak 61 ibu hamil (58,1%), sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 44 ibu hamil (41,9%). Untuk paritas 2-3, terdapat 13 ibu hamil (30,2%) pada kelompok kasus dan 30 ibu hamil (69,8%) pada kelompok control. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah menunjukkan bahwa, sebanyak 100 ibu hamil menderita tekanan darah tinggi (hypertensi), dengan perincian 65 (87,8%) responden pada kelompok kasus dan 35 responden (43,3%) pada kelompok control, sedangkan responden yang tidak memiliki tekanan darah tinggi, diketahui 9 ibu hamil (12,2 %) kelompok kasus dan 39 ibu hamil (52,7%) pada kelompok control ( tabel 3). Berdasarkan tabel 4 dari hasil penelitian didapatkan uji statistik chi-square diperoleh nilai nilai adalah 0,007 < 0,05 (α), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, sehingga hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah antura M.A Sentot atrol tahun Untuk mengetahui perbandingan seberapa besar terpapar atau tidak terpapar pada kasus dan kontrol, diketahui bahwa nilai OR (odds ratio) > 1 2

3 (2,945) dan nilai CI 95% (1,270-4,903) sehingga OR bermakna. Dengan demikian Ini berarti bahwa usia ibu hamil kurang dari 20 tahun dan yang lebih dari 35 tahun akan terkena resiko asfiksia : 2,945 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berusia 20 sampai 35 tahun. Sedangkan tingkat keeratan hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian bayi asfiksia, dapat dilihat dari hasil uji statistik spearman correlation (sc) yaitu diperoleh r = 0,220 yang artinya secara kualitatif memiliki keeratan hubungan yang lemah. Berdasarkan tabel 5, yaitu hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian asfiksia, diperoleh hasil nilai adalah 0,002, oleh karena < α (0,05) maka Ho ditolak, menunjukkan ada hubungan antara paritas dengan kejadian bayi Daerah antura M.A Sentot atrol tahun Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterpaparan pada kelompok kasus dan kontrol, maka digunakan odds ratio (OR) dan diketahui nilai OR > 1 (3,199) dan nilai CI 95% (1,500-6,824) sehingga OR bermakna. Ini berarti bahwa ibu hamil dengan paritas 1 dan lebih dari 4 akan mempunyai resiko sebesar 3,199 kali bayi yang dilahirkan mengalami asfiksia, dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan paritas 2 sampai 3, Sedangkan tingkat keeratan hubungan antara paritas dengan kejadian bayi Daerah antura M.A Sentot atrol berdasarkan uji statistik spearman correlation diperoleh r = 0,253 yang artinya terdapat hubungan yang sedang. Berdasarkan tabel 6, dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai adalah 0,000 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak, menunjukkan ada hubungan antara Tekanan darah ibu hamil dengan kejadian melahirkan bayi asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah antura M.A Sentot atrol tahun Untuk mengetahui perbandingan seberapa besar keterpaparan pada kelompok kasus dan kontrol, digunakan odds ratio (OR) dengan nilai OR > 1 (8,048) dan nilai CI 95% (3,498-18,514) sehingga OR bermakna. Ini berarti bahwa ibu yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) pada saat hamil akan beresiko 8,048 kali lebih tinggi untuk terjadinya asfiksia pada bayi yang dilahirkan, bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi). Sedangkan tingkat keeratan dari variabel tekanan darah dengan kejadian bayi Daerah antura M.A Sentot atrol berdasarkan uji statistik spearman correlation diperoleh r = 0,433 yang artinya terdapat hubungan yang sedang. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Usia Ibu yang Melahirkan di RSUD antura M.A Sentot Kabupaten Indramayu Tahun 2014 Usia Ibu Kasus Kontrol <20 th/ > 35 th 20 th - 35 th 52 (70,3 %) 22 (29,7%) () 36 (48,7 %) 38 (51,3%) () 88 (59,5%) 60 (40,5 %) () Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut aritas Ibu yang Melahirkan di RSUD antura M.A Sentot Kabupaten Indramayu Tahun 2014 aritas Kasus Kontrol <1 & ,1 % 13 30,2 % 50 % 44 41,9 % 30 69,8 % 50 %

4 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Tekanan Darah Ibu yang Melahirkan di RSUD antura M.A Sentot atrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014 Tekanan darah Kasus Kontrol Σ Hipertensi 65 87,8 % 35 43,3 % ,6% Tidak Hipertensi ,2 % 52,7 % 32,4% Tabel 4. Hubungan Usia Ibu Melahirkan dengan Kejadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD antura M.A Sentot atrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014 Usia Ibu Kasus Kontrol Σ < 20 th >35 th 20 th - 35 th 52 70,2 % % 36 48,6 % 38 51,4 % 88 59,4 % 60 40,6 % 0,007 0,220 2, Tabel 5. Hubungan aritas Ibu Melahirkan dengan Kejadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD antura M.A Sentot- atrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014 aritas Ibu Kasus Kontrol Σ ,4 % 44 59,5 % ,9% ,6 % 40,5 % 29,1% 0,002 0,253 3, Tabel 6. Hubungan Tekanan Darah Ibu dengan Kajadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD antura M.A Sentot Kabupaten Indramayu Tahun 2014 Tekanan darah Kasus Kontrol Σ Hipertensi 65 87,8% Tidak Hipertensi 9 12,2% 35 47,3% 39 52,7% ,6% 48 32,4% 0,000 0,433 8, embahasan Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan. 7,8 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada keeratan hubungan yang lemah antara usia ibu 4

5 hamil yang melahirkan dengan bayi yang mengalami asfiksia, dimana semakin ibu hamil berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun akan semakin beresiko. Umur yang di anggap optimal untuk kehamilan adalah antara 20 Sampai 30 tahun, sedangkan dibawah atau diatas usia tersebut akan dapat meningkatkan resiko kehamilan maupun persalinan. 9,10 Disamping faktor usia ibu ketika melahirkan, ternyata jumlah anak yang pernah dilahirkan (paritas) oleh seorang ibu juga mempunyai hubungan dengan terjadinya kelahiran bayi asfiksia. Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hypertensi) atau tekanan darahnya meningkat yang berlangsung selama kehamilan harus diwaspadai. enyakit hypertensi pada kehamilan juga merupakan penyebab utama mortalitas pada ibu. 11,12,13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah antura M.A Sentot atrol tahun 2014, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan yang lemah antara usia ibu dengan kejadian bayi asfiksia 2) Terdapat hubungan sedang antara paritas ibu dengan kejadian bayi asfiksia 3) Terdapat hubungan sedang antara tekanan darah dengan kejadian bayi asfiksia Saran Untuk mengurangi faktor resiko usia dan paritas pada ibu hamil terhadap kejadian bayi dengan asfiksia, maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memperhatikan dalam perencanaan keluarga, yaitu kapan usia yang tepat untuk kehamilan dan jumlah anak yang akan dilahirkan. Kepada petugas kesehatan yang bekerja di garis depan, terutama bidan di desa untuk terus meningkatkan kualitas dalam pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya Daftar ustaka 1. Depkes, Undang-undang tentang Rumah sakit No 44 tahun Jumiarni. Mulyati,S., ipih., 1993,. Asuhan Kesehatan anak Dalam Konteks Keluarga usdikanakes Depkes Ri Jakarta. 3. RSUD antura M.A Sentot atrol Kabupaten Indramayu. profil RSUD antura M.A Sentot atrol tahun RSUD antura M.A Sentot atrol Kabupaten Indramayu. Medical record:.data keadaan Morbiditas rawat inap Surveilans bayi baru lahir tahun Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi enelitian Kesehatan. T Rineka Cipta. Jakarta 6. Basuki, B., Aplikasi Metode Kasuskontrol. FK-UI Jakarta 7. Jumarni dkk, 1995 Buku : Asfiksia Neonatorum 1995 Toweil (1966) 8. Suharsimi Arikunto rosedur enelitian Suatu endekatan raktek. Jakarta: T Rineka Cipta. 9. Aminullah, A., 2005 Ilmu Kebidanan, YBSB, Jakarta 10. Manuaba, IBG.,1998. Ilmu Kebidanan,penyakit kandungan, & Keluarga Berencana untuk endidikan Bidan, enerbit Buku Kedokteran EGC. 11. Saifuddin, A.B., 2001, Buku Acuan Nasional elayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1, Cetakan 2, JNKKR-OGI bekerjasama dengan Yayasan Bina ustaka Sarwono rawirohardjo, Jakarta. 12. Martaadisoebrata,D., Obstetri Sosial Bagian dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas adjadjaran, Bandung. 13. Wiknjosastro,H., Ilmu Kandungan, YBSB, Jakarta. 5