FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MODEL FLUIDA BINGHAM DAN POWER LAW DALAM OPTIMASI FLOW RATE POMPA DAN PENGANGKATAN CUTTING Ganjar Hrmadi ST. MT *) ABSTRAK Oprasi pmboran pada suatu sumur tidak akan lpas dari pranan fluida atau lumpur pmboran sbagai bagian pnting dari sistm sirkulasi. Fungsi lumpur pmboran sangat luas dan salah satunya adalah mmbrsihkan srpih pmboran (cutting) hasil pnggrusan dari pahat bor (bit). Cutting yang tidak trangkat k prmukaan dngan baik akan mngganggu oprasi pmboran dan akan mnybabkan masalah pmboran, sprti pnurunan laju pnmbusan dan trjpitnya rangkaian pipa pmboran. Slain sifat-sifat dari lumpur pmboran yang harus dissuaikan dngan kondisi formasi pada sumur yang dibor, pnntuan laju alir (flow rat) dari lumpur pmboran yang dipompakan pun akan sangat brpngaruh dalam pngangkatan cutting dari dasar lubang sumur k prmukaan. Smakin bsar flow rat pompa yang digunakan maka kcpatan lumpur pmboran akan smakin bsar juga dalam mngangkat cutting k prmukaan. Dikarnakan cutting mmpunyai brat trtntu, maka cutting mmpunyai kcndrungan untuk jatuh k dasar lubang sumur mlawan kcpatan aliran lumpur pmboran yang disirkulasikan k prmukaan, yang disbut dngan kcpatan slip (slip vlocity) dari cutting trsbut. Kcpatan yang mngimbangi kcndrungan jatuhnya cutting k dasar lubang sumur adalah kcpatan angkat (lifting vlocity) dari lumpur pmboran. Dalam tulisan ini pnulis mlakukan analisis flow rat pompa yang ssuai untuk sumur pmboran trhadap kmampuan mngangkat cutting k prmukaan dngan mmprhitungkan paramtr-paramtr hidolika pada oprasi pmboran trsbut. Dari hasil prhitungan dan analisis akan ditntukan tip pompa dan flow rat yang ssuai untuk pngangkatan cutting pada sumur Z. Kata kunci: flow rat pompa, pmbrsihan cutting I. PENDAHULUAN Salah satu fungsi pnting dari fluida pmboran adalah mngangkat cutting pmboran k prmukaan. Slain dari sifat viskositas lumpur yang mnybabkan cutting trsbut trangkat, paramtr kcpatan angkat (lifting vlocity) dari lumpur juga sangat pnting, di mana kcpatan angkat trsbut tidak akan lpas kaitannya dngan flow rat yang optimum dari pompa lumpur. Shingga dngan flow rat optimum dari pompa dan pmilihan fluida pmboran yang tpat 10 akan mnghasilkan oprasi pmboran yang baik. Pmilihan fluida pmboran bisa dimodlkan dngan modl fluida yang mngalir dalam pipa, yang prtama kali ditliti olh Rynold. Fluida pmboran trmasuk kdalam fluida non-nwtonian di mana nilai viskositasnya tidak dapat diwakili olh nilai viskositas tunggal sprti pada fluida Nwtonian. Modl Bingham dan Powr law mrupakan fluida non-nwtonian yang dapat

2 mwakili karaktristik dari fluida pmboran. Analisis prbandingan dari kdua modl fluida trsbut, Bingham dan Powr law akan dilakukan dngan mlibatkan optimasi dari flow rat pompa yang dihitung dngan mmasukan paramtr khilangan tkanan pada sumur dan akan dilihat fktifitasnya dalam pngangkatan cutting di anulus. Snsitivitas dari kdua modl fluida trsbut akan mlibatkan pngaruh diamtr dan dnsitas cutting yang mlwati annulus. Prhitungan akan dilakukan dngan mnggunakan data sumur Z yang mrupakan sumur vrtikal dngan kdalaman mncapai 350 m atau ft. Pmodlan dnsitas cutting akan dissuaikan dngan dnsitas lapisan batuan yang ada pada data gologi sumur Z. II. HIDROLIKA PEMBORAN.1 Fungsi fluida pmboran Fluida pmboran disirkulasikan atau dipompa dari prmukaan, turun mlalui drill string, mlwati bit, dan kmbali k prmukaan mlwati anulus. Brikut adalah fungsi dari fluida pmboran pada oprasi pmboran : Mnyimbangkan tkanan formasi sbagai Wll Control (kndali sumur) Mmbawa cutting yang trbntuk dari sumur bor dan srpihan lainnya k prmukaan Mmbrsihkan srpihan batuan (cutting) dibawah bit Mnjaga cutting pmboran tidak turun kmbali kdasar sumur ktika sirkulasi pmboran dihntikan Mntranmisi tnaga hidrolik pada bit Mnjaga kstabilan formasi (lubang sumur) Mndinginkan dan mlumasi bit dan drillstring 11 Mmfasilitasi logging data Fungsi-fungsi fluida pmboran diatas dikndalikan olh lbih dari satu sifat lumpur pmboran, sprti dnsitas, viskositas, filtration loss, kandungan solid dan lainnya... Sistm hidrolika pngboran Tnaga hidrolik yang dikluarkan ktika mnsirkulasikan fluida pmboran adalah fungsi langsung dari khilangan tkanan dan laju aliran mlalui sistm. Karna laju aliran mlalui smua bagian dari sistm sama, prhatian umumnya trfokus pada khilangan tkanan pada stiap bagian dari sistm. Pnymburan fluida pmboran mlalui nozzl pada bit juga mngakibatkan hilangnya tkanan yang signifikan namun tidak mlakukan fungsi yang brguna, karna hanya mmbantu untuk mmbrsihkan cutting pmboran dari prmukaan bit saja. Olh karna itu prlu untuk mngoptimalkan khilangan tkanan mlalui nozzl (untuk pmbrsihan cutting pada prmukaan bit) dan mminimalkan khilangan tkanan di drillstring dan anulus. Khilangan tkanan pada drillstring yang umum, untuk laju alir trtntu, ditunjukkan pada Gambar.1. Gambar.1 Khilangan tkanan pada drillstring, nozzl bit dan annulus (Rabia, Hussain; 1989)

3 Khilangan tkanan akibat sirkulasi dan laju aliran fluida pmboran mlalui sistm adalah sama dngan tnaga hidrolik (hydraulic powr) dari pompa lumpur yang harus dihasilkan. Satuan daya yang sring digunakan dalam oprasi pmboran adalah horspowr, olh karna itu tnaga hidrolik yang dihasilkan olh pompa lumpur umumnya disbut sbagai hydraulic horspowr (HHP). Hydraulic horspowr (HHP) yang dibrikan olh pompa dapat ditulis kdalam prsamaan sbagai brikut: Pt Q HHPt.. (1) 1714 dimana: P t = Tkanan total (psi) Q = laju alir lumpur (gpm) Mngoptimalkan pnggunaan hydraulic horspowr yang dihasilkan olh pompa lumpur mmbutuhkan kmampuan untuk mnghitung khilangan tkanan di drillstring, di bit nozl dan di anulus antara drillstring dan lubang sumur. Faktor utama yang mmpngaruhi bsarnya khilangan tkanan dalam sistm trsbut adalah: Gomtri sistm sirkulasi (misalnya ID drillpip, panjang drillpip) Laju alir yang mlwati sistm Rgim aliran lumpur (laminar / turbuln) Sifat rologi dari fluida sirkulasi.3 Modl dan pola aliran Pnlitian prtama tntang pola aliran fluida dalam pipa dan tabung dilakukan olh Osborn Rynolds. Dapat diidntifikasi dua jnis pola aliran utama (Gambar.) Aliran Laminar: Pada jnis aliran ini, lapisan fluida brgrak dalam arus stramlin atau lamina. Tidak ada campuran mikroskopik atau makroskopik dari lapisan aliran. Sistm aliran laminar 1 umumnya scara grafis diwakili olh arus lurus. Aliran Turbuln: Dalam aliran turbuln ada grakan acak yang tidak tratur dari fluida dalam arah mlintang dngan aliran utama. Grakan ini, fluktuasi yang tidak tratur dapat dianggap sbagai tumpang tindih pada grakan rata-rata fluida. Gambar. Pola aliaran dalam pipa: (a) laminar; (b) transisi; (c) turbuln (Bourgoyn Jr., Adam T., dkk, 1991) Batasan laminar dan turbulnt Rynolds mnunjukkan bahwa ktika mnsirkulasikan fluida Nwtonian mlalui pipa, timbulnya turbulnsi trgantung pada variabl-variabl brikut: Diamtr pipa, d Dnsitas fluida, Viskositas fluida, μ Kcpatan aliran rata-rata, v Ia juga mnmukan bahwa trjadinya turbulnsi trjadi bila kombinasi variablvariabl trsbut mlbihi nilai 100. Pnltian Rynold ini sangat pnting karna brarti trjadinya turbulnsi dapat diprdiksi untuk pipa brbagai ukuran, dan dnsitas atau viskositas fluida, mngalir dngan laju alir trtntu mlalui pipa. Prsamaan tidak brdimnsi dan diknal sbagai bilangan Rynolds adalah: v d N 98 R () di mana: dnsitas fluida, ppg v = kcpatan rata-rata fluida, ft/s d = diamtr pipa, in

4 viskositas fluida, cp Tip Fluida Ada dua tip dasar fluida, yaitu Nwtonian dan non-nwtonian. Fluida Nwtonian dicirikan olh viskositas konstan pada suhu dan tkanan trtntu. Fluida Nwtonian umumnya mliputi: air, disl, glisrin dan clar brin Fluida non-nwtonian mmiliki viskositas yang brgantung pada laju gsr yang diukur pada suhu dan tkanan trtntu. Contoh cairan non-nwtonian mliputi: fluida pngboran pada umumnya dan slurry smn Modl rologi dari yang biasanya digunakan olh industri prminyakan uantuk mnjlaskan fluida pmboran adalah: Modl fluida Nwtonian Modl fluida non-nwtonian Bingham plastic Powr law adanya gaya gskan yang bkrja pada fluida trsbut. Gaya gskan pada fluida: Gskan intrnal karna viskositas fluida Gskan kstrnal karna kkasaran pipa Hilangnya nrgi ini disbut sbagai khilangan tkanan (prssur drop atau loss), dan dihitung brdasarkan prbdaan tkanan fluida trsbut diantara dua titik di pipa. Sprti yang tlah ditunjukan pada Gambar.1 bahwa khilangan tkanan trjadi di spanjang sistm sirkulasi. Khilangan tkanan trjadi pada : 1. Sambungan pralatan prmukaan. Di dalam pipa trmasuk drillpip dan drill collar 3. Annulus antara lubang sumur dan drillstring 4. Drill bit Prsamaan khilangan tkanan dipngaruhi olh faktor-faktor sbagai brikut : 1. Rologi fluida. Tip aliran (laminar atau turbuln) 3. Gomtri lubang sumur dan pipa Gambar.3 Modl rhologi dari brbagai tip fluida (Darly, H. C. H. dan Gray, Gorg R., 1988).4 Khilangan tkanan (prssur loss) Stiap fluida yang mngalir dalam pipa akan khilangan sbagian nrginya, yang trsrap akibat hilang karna 13 Khilangan tkanan di surfac connction Khilangan tkanan pada sambungan pralatan prmukaan trjadi di standpip, rotary hos, swivl dan klly. Prsamaan umum brikut dapat digunakan untuk mngvaluasi khilangan tkanan pada sambungan prmukaan: P sc E Q PV (3) di mana ρ = lumpur brat (ppg) Q = Volum rat (gpm) PV = plastik viskositas (cp) E = konstanta yang trgantung pada jnis pralatan yang digunakan di prmukaan

5 Dalam praktknya, hanya ada mpat jnis pralatan prmukaan, masing-masing jnis ini ditandai dngan dimnsi standpip, klly, rotary hos dan swivl. Tabl II.1 mrangkum kmpat tip pralatan prmukaan trsbut. Tabl II.1 Nilai konstanta E untuk tiap tip pralatan prmukaan (Rabia, Hussain, 1989) Surfac Valu E quipmnt typ Imprial units Mtric units x x x x x x x x 10-6 Khilangan tkanan dalam pipa dan annulus Mnghitung khilangan tkanan di dalam drillstring dan di annulus, sbaiknya mmprtimbangkan apakah aliran didalam pipa dan annulus trsbut laminar atau turbuln, dan mmprhatikan juga modl rologi yang dipilih, apakah Nwtonian atau non- Nwtonian. Pnntuan batasan laminar/turbuln Sbuah kritria turbulnsi, dngan kata lain titik di mana prubahan aliran dari laminar mnjadi turbuln, dibutuhkan untuk fluida non-nwtonian. Pnntuan apakah fluida laminar atau turbuln dapat mnggunakan prsamaan kcpatan rata-rata (avrag vlocity) dan kcpatan kritis (critical vlocity) dari fluida pmboran. Sprti yang tlah disbutkan diatas, karna karna tidak adanya nilai viskositas tunggal maka yang brpran dalam prsamaan pnntuan batasan laminar/turbuln ini adalah Plastic Viscosity (PV) dan Yild Point (YP) dari fluida. Prsamaan kcpatan rata-rata fluida didalam pipa : 4.5Q V ' (4) D V = kcpatan rata-rata (ft/min) Q = flow rat lumpur (gpm) D = diamtr dalam pipa (in) Untuk kcpatan rata-rata fluida di annulus : 4.5Q V ' D OD (5) h dimana D h dan OD adalah diamtr dalam casing/opn hol dan OD adalah diamtr luar pipa Prsamaan kcpatan kritis fluida didalam pipa untuk fluida Bingham plastic : 97PV 97 PV 8. D YP V c (6) D V c = kcpatan kritis fluida (ft/min) PV = plastic viscosity (cp) = brat jnis lumpur (ppg) D = diamtr dalam pipa (in) YP = yild point (lb/100 ft ) Prsamaan kcpatan kritis di annulus untuk fluida Bingham plastic : 97PV 97 PV YP Vc (7) D 6. D V c = kcpatan kritis fluida (ft/min) PV = plastic viscosity (cp) YP = yild point (lb/100 ft ) = brat jnis lumpur (ppg) D = D h OD Untuk fluida Powr law, prhitungan kcpatan rata-rata (V ) sama dngan fluida Bingham, prbdaannya pada prsamaan kcpatan kritisnya yang 14

6 mlibatkan indks Powr law (n) dan indks konsistnsi (K). Prsamaan kcpatan kritis fluida didalam pipa untuk fluida Powr law : V c K 1 n 1.6 (3n 1) D 4n V c = kcpatan kritis fluida (ft/min) = brat jnis lumpur (ppg) D = diamtr dalam pipa (in) n = indks Powr law K = indks konsistnsi n 1n (8) Prsamaan kcpatan kritis di annulus untuk fluida Powr law : V c K 1 n.4 (n 1) D 3n V c = kcpatan kritis fluida (ft/min) D = D h OD n 1n Untuk mnntukan apakah fluida laminar/turbuln adalah dngan mngikuti syarat brikut : Jika V < V c, maka aliran adalah laminar Jika V > V c, maka aliran adalah turbuln Aliran laminar fluida Powr law di pipa dan anulus Prsamaan untuk khilangan tkanan di dalam pipa dngan fluida Powr law dan aliran laminar dituliskan sbagai: (9) D = diamtr pipa (in) n = indks Powr law K = indks konsistnsi Prsamaan khilangan tkanan di annulus dngan fluida sirkulasi fluida Powr law dan aliran laminar adalah: P a K L 300 D.4V ' (n 1) D n 3 n (11) Pa= khilangan tkanan di anulus (psi) D = D h OD Aliran turbuln fluida Bingham Plastic di pipa dan annulus Hilangnya tkanan yang trkait dngan aliran turbuln suatu fluida Bingham plastic dipngaruhi trutama olh dnsitas dan viskositas plastik. Prsamaan untuk khilangan tkanan didalam pipa dngan fluida Bingham Plastic dan aliran turbuln dituliskan sbagai: Q ( PV ) L P p (1) 4.8 D P p = khilangan tkanan didalam pipa (psi) L = panjang pipa (ft) Q = flow rat pompa (gpm) D = diamtr pipa (in) = brat jnis lumpur (ppg) PV = viscositas plastik (cp) Prbandingan yang srupa dari prsamaan aliran turbuln untuk fluida Bingham plastic di annulus mnghasilkan: P p K L 300 D V n 1.6 ' (3 1) D 4n n (10) P p = khilangan tkanan didalam pipa (psi) L = panjang pipa (ft) V = kcpatan rata-rata (ft/min) 15 P a Q ( PV ) ( ID OD) ( ID OD) 0. L Pa= khilangan tkanan di anulus (psi) ID = diamtr dalam casing/opn hol (in) OD = diamtr luar pipa (in) (13)

7 Aliran turbuln fluida Powr law di pipa dan annulus Dodg dan Mtznr tlah mnrbitkan hubungan aliran turbuln untuk fluida yang mngikuti modl Powr law. Prsamaan untuk khilangan tkanan di dalam pipa dngan fluida Powr law dan aliran turbuln sama dngan Prsamaan 1 untuk Bingham. Prsamaan khilangan tkanan di annulus dngan fluida sirkulasi fluida Powr law dan aliran laminar sama dngan Prsamaan 13 untuk Bingham. Khilangan tkanan di bit Khilangan tkanan di nozl dibrikan olh: v P P 1 10 n (14) Dalam satuan lapangan psi, ppg, fps dan ft dan dngan mnsubstitusikan P b untuk khilangan tkanan (P1 P) dan mnylsaikan prsamaan ini untuk kcpatan nozzl v n mnghasilkan: Pb v n (15) P b = khilangan tkanan di nozzl bit (psi) = dnsitas fluida (ppg) Vn = kcpatan aliran (ft pr scond) Diamtr nozzl Bit juga sring dinyatakan 3nds dalam satu inci. Misalnya, jika nozl bit digambarkan sbagai ini mnunjukkan bahwa bit mmiliki satu nosl dngan diamtr 1/3 in dan dua nozl mmiliki diamtr 13/3 in..5 Cutting transport Untuk pmboran yang fktif, cutting yang dihasilkan olh bit harus sgra diangkat dari dasar lubang sumur. Kmampuan angkat (lifting capacity) dari lumpur sangat trgantung kpada bbrapa paramtr. Hal-hal pnting yang brhubungan dngan kmampuan lumpur dalam mngangkat cutting adalah : 1. Aliran turbuln sangat diharapkan agar pngangkatan cutting lbih fisin.. Viskositas dan gl strngth yang rndah, adalah sifat lumpur yang diharapkan dalam pngangkatan cutting. 3. Dnsitas lumpur yang tinggi mmbantu fisinsi pngangkatan cutting. 4. Putaran pipa pmboran mmbantu pngangkatan cutting. Pada dasarnya pngangkatan cutting brhubungan rat dngan kcpatan slip (slip vlocity) dari cutting dan kcpatan anular (anular vlocity) dari lumpur pmboran. Kcpatan slip dari cutting didfinisikan sbagai kcndrungan partikl batuan (cutting) untuk jatuh dan mngndap pada kcpatan yang konstan dan dapat ditulis dalam prsamaan sbagai brikut : Untuk aliran transisi : d p ( ) Vs (16) p f f Untuk aliran turbuln : 0.5 (( p f ) d p ) Vs 9.6 (17) p = dnsitas partikl (ppg) f = dnsitas lumpur pmboran (ppg) = viskositas fktif fluida (cp) p = kivaln diamtr partikl (in) f 16

8 Nilai viskositas fktif untuk fluida Bingham plastic dapat dihitung mnggunakan prsamaan brikut : gc YP D PV (18) 360v v = V a = kcpatan anular (ft/min), bisa mnggunakan prsamaan : 4.5Q V a ID OD D = diamtr pipa (in) PV = viskositas plastik (cp) YP = yild point (lb/100 ft ) g c = 3, Sdangkan untuk fluida Powr law, viskositas fktif adalah : n.4v ' (n 1) 00K ( ID OD) (19) ( ID OD)3n V ' 4.5Q V = V a ID OD n = indks Powr law K = indks konsistnsi Stlah mmprolh nilai V s dan V a, maka kcpatan transport (lifting vlocity), Vt dapat dihitung dngan mnggunakan prsamaan brikut : V V V (0) t a s Dari prsamaan 0 sangat jlas trlihat bahwa untuk fisinsi pmbrsihan lubang, kcpatan anular harus lbih bsar dari kcpatan slip. III. PERHITUNGAN OPTIMASI KAPA- SITAS POMPA DAN PENG- ANGKATAN CUTTING 3.1 Data sumur Z Data sumur yang digunakan dalam prhitungan khilangan tkanan dan horspowr dalam tsis ini adalah sumur Z, yaitu sumur minyak vrtikal dngan kdalaman total 350 m MD atau ft. Oprasi pmboran pada sumur Z ini adalah pmboran ksplorasi yang brtujuan untuk mmbuktikan cadangan migas yang tlah diprkirakan sblumnya, di mana diprkirakan formasi produktif brada pada kdalaman 350 m di batuan dasar (basmnt). Ilustrasi pnampang sumur Z dan konfigurasi casing yang dipakai dapat dilihat slnkapnya pada Gambar 3.1. Data gologi Brdasarkan data gologi, scara stratigrafi lapisan prospk yang akan ditmbus olh sumur Z ini trsusun atas formasi Gumai spanjang ± 631 m, formasi BRF spanjang ± 41 m, formasi Talang Akar (TRM) spanjang ± 619 m, formasi Talang Akar (GRM) spanjang ± 6 m, formasi Lmat spanjang ± 45 m dan trakhir adalah basmnt. Jnis rsrvoir pada formasi produkif di sumur Z ini adalah brlapis-lapis (multi layr) yang pada bbrapa formasi diatas. Tatanan stratigrafi formasi produktif dari sumur Z dari lapisan batuan atas k bawah (umur muda tua) dapat dilihat slngkapnya pada Tabl III.1. 17

9 Gambar 3.1 Skma pnampang sumur Z tanpa skala Tabl III.1 Stratigrafi formasi dan lapisan batuan pada zona produktif di sumur Z (dari umur muda tua) Formasi Lapisan batuan Ktrangan Trdapat sisipan Batu lmpung Air Bnakat batupasir Glauconit Gumai Batu lmpung globigrina Trdapat sisipan batu Batu lmpung pasir gampingan Baturaja (BRF) Batu lmpung Marly Batu Pasir Saling trjadi sisipan Talang Akar (TAF) diantara kdua lapisan Shal batuan ini dan sdikit sisipan batubara Tuff Agglomrat Lmat Batu lmpung Andsit Shal Ada sisipan batu pasir, tuff, silt dan batubara Basmnt Gnissic granit Quarzt diorit 18

10 Tabl III. Data pndukung sumur Z Hol in Flow rat gpm Mud Wight SG PV cp YP lb/100 ft TFA sq. in * PV = plastic viscosity, YP = yild point, TFA = Total Flow Ara 3. Prhitungan khilangan tkanan dan optimasi kapasitas pompa Contoh prhitungan khilangan tkanan dan optimasi kapasitas pompa hanya akan dilakukan pada sumur trdalam (lubang 8.5 ) dimana nilai flow rat optimum yang didadapat akan digunakan pada prhitungan slanjutnya yaitu mnntukan kcpatan transport dan kapasitas (konsntrasi) cutting pmboran. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam prhitungan khilangan tkanan ini adalah sbagai brikut: a. Dikarnakan kurangnya data tntang konfigurasi drillstring (jumlah joint drillpip dan drill collar), shingga pnntuan panjang drill pip dan drill collar mngacu pada kbiasaan bahwa untuk sumur dngan kdalaman kurang lbih ft, panjang drill collar yang digunakan adalah skitar 600 ft (Hriot-Watt Univrsity). b. Mnggunakan prsamaan dngan asumsi fluida adalah modl Bingham plastic dan Powr law. c. Tip kombinasi pralatan diprmukaan mggunakan tip 4 dngan konstanta E = 4. x 10-5 (Rabia, Hussain, 1989). d. Efisinsi mkanik (Em), Efisinsi volumtric (Ev) dan Efisinsi transmisi (Et) dipilih 0,9. Notasi khilangan tkanan (P) pada tiap sction dalam prsamaan yang akan digunakan adalah sbagai brikut: a. P sc khilangan tkanan pada surfac connction b. P dp khilangan tkanan didalam drillpip c. P dc khilangan tkanan didalam drill collar d. P b khilangan tkanan di bit. P dp-cs khilangan tkanan di annulus antara drillpip dan casing f. P dp-oh khilangan tkanan di annulus antara drillpip dan opn hol g. P dc-oh khilangan tkanan di annulus antara drill collar dan opn hol Brikut ini akan dibahas tahap-tahap prhitungan untuk mnghitung khilangan tkanan dan Horspowr pada sumur Z dngan data-data yang tlah dijlaskan diatas. Contoh prhitungan khilangan tkanan dibawah ini adalah untuk diamtr 8.5 inci saja dan unruk aliran fluida Bingham plastic, sdangkan untuk diamtr yang lainnya akan ditampilkan pada tabl hasil akhir prhitungannya. Contoh Prhitungan Tahap-tahap prhitungan khilangan tkanan dan horspowr di sumur Z adalah sbagai brikut: 1. Mnyiapkan data sumur Z dan data pndukungnya. Brikut adalah data pmboran sumur Z, dimana oprasi pmboran tlah mmasuki tahap pmboran lubang sumur dngan diamtr 8.5 inci: 19

11 Data Pmboran: Diamtr opnhol 8.5 in TVD ft Q pump 585 gpm Plastic Viscosity 0 cp Yild Point 3 lb/100 ft Mud wigth 11.5 ppg Drillpip ID 4.76 in OD 5 in Lngth dp ft Drill collar ID.815 in OD 6.5 in Lngth dc 600 ft TFA (Total Flow Ara) 0.59 sq. in Casing ID 9.65 in Casing st 738 ft. Mnghitung khilangan tkanan di pralatan prmukaan (P sc ) dngan asumsi kombinasi yang dipakai tip 4 dngan konstata E = 4. x 10-5 Khilangan tkanan dipralatan prmukaan bisa dihitung sbagai brikut: P sc E Q ( psi 1.8 PV )(11.5) (585) 1.8 (0) 3. Mnghitung khilangan tkanan didalam drillpip (P dp ) Mnntukan kcpatan rata dan kcpatan kritis (V dan V c ) untuk modl fluida Bingham plastic didalam drillstring : 4.5Q V ' D 4.5(585) (4.76) ft / min 0. V c 97PV 97 D 97(0) 97 (0) 8.(11.5)(4.76) (3) (11.5)(4.76) ft / min PV 8.D YP Dikarnakan V > Vc maka aliran fluida adalah turbuln, shingga prhitungan khilangan tkanan didalam pipa drillpip : P dp psi Q ( PV ) L 4.8 D (11.5) (585) (0) (10063) 4.8 (4.76) 4. Mnghitung khilangan tkanan di dalam drill collar (P dc ) Prosdur prhitungan khilangan tkanan di dalam drill collar sama dngan poin 3 diatas. Hasil prhitungannya sbagai brikut: 4.5Q V ' D 4.5(585) (.815) V c P dc ft 97PV 97 97(0) 97 D ft / min psi / min PV 8.D YP (0) 8.(11.5)(.815) (3) (11.5)(.815) Q ( PV ) L 4.8 D (11.5) (585) (0) (600) 4.8 (.815) 5. Mnghitung khilangan tkanan di annulus antara drill pip dan casing (P dp-cs ) Mnntukan kcpatan rata dan kcpatan kritis (V dan V c ) untuk modl fluida Bingham plastic di anulus : 0

12 4.5Q V ' ID OD 4.5(585) (9.65) (5) ft 97PV 97 V c 97(0) 97 PV ft / min / min D 6.D YP (0) 6.(11.5)(4.65) (3) (11.5)(4.65) dimana D = ID - OD = = 4.65 in Dikarnakan V < Vc maka aliran fluida adalah laminar, shingga prhitungan khilangan tkanan di anulus : LPV V ' LYP Pdp cs 60000D 5D (738)( 0)(11.89) 60000(4.65) psi (738)(3) 5(4.65) 6. Mnghitung khilangan tkanan di annulus antara drill pip dan opn hol (P dp-oh ) Prosdur prhitungan khilangan tkanan di annulus antara drill pip dan opn hol sama dngan poin 5 diatas, dngan nilai D = 3.5 in dan L = L dp - L cs = 681 ft. Hasil prhitungannya sbagai brikut: 4.5Q V ' ID OD 4.5(585) (8.5) (5) ft / min 97PV 97 V c P 97(0) 97 PV ft / min dpoh D psi 6.D (0) 6.(11.5)(3.5) (3) (11.5)(3.5) L PV V ' LYP D 5 D YP (681)( 0)( ) (681)(3) 60000(3.5) 5(3.5) 7. Mnghitung khilangan tkanan di annulus antara drill collar dan opn hol (P dc-oh ) Prosdur prhitungan khilangan tkanan di annulus antara drill pip dan opn hol sama dngan poin 5 diatas, dngan nilai D =.5 in. Hasil prhitungannya sbagai brikut: 4.5Q V ' ID OD P 4.5(585) (8.5) (6.5) ft 97PV 97 V c 97(0) ft / min / min PV D 6.D (0) 6.(11.5)(1.5) (3) (11.5)(1.5) YP Dikarnakan V > Vc maka aliran fluida adalah turbuln, shingga prhitungan khilangan tkanan di anulus : dc oh Q ( PV ) ( IDOD) ( IDOD) psi 0. L (11.5) (585) (0) ( ) ( ) 0. (600) 8. Mnghitung khilangan tkanan di bit (P b ) 1

13 Mnghitung khilangan tkanan yang mlalui bit mnggunakan prsamaan 7 dngan C d = 0.95 (Hriot-Watt univrsity) dan A t = TFA (Total Flow Ara) = 0.59 sq in Q Pb C A d t (11.5)(580) (0.95) (0.59) psi psi 9. Mnghitung khilangan tkanan total dari sistm (P t ) Mnghitung khilangan tkanan total (P t ) dngan mnjumlahkan smua khilangan tkanan tiap sction : P P P P P P P P t sc dp dc dpcs dpoh dcoh 10. Mnghitung Hydraulic Horspowr (HHP) Mnghitung HHP : Pt Q HHPt 1714 ( )(580) HP 11. Mnghitung Input Horspowr (IHP) Mnghitung IHP dngan mmakai asumsi nilai E m dan E v sbsar 0,9 : HHP IHP E E m HP v (0.9)(0.9) b Optimasi kapasitas pompa Dasar optimasi dari kapasitas pompa ini adalah dngan mmakai asumsi yang biasa dipakai dilapangan bahwa untuk dsain hidrolika yang optimum pada suatu oprasi pmboran, maka flow rat dari pompa yang harus digunakan ada dalam rntang gpm/in diamtr lubang (Drilling Formula, GlobalSantaF). Dari data pmboran untuk lubang 8.5 dan prhitungan khilangan tkanan dianulus akan dibuat tabl rntang kapasitas pompa trhadap khilangan tkanannya yang akan mnunjukan flow rat optimum dari pompa yang pada sction lubang trsbut. Dngan mnggunakan pr-samaan khilangan tkanan pada annulus yang tlah dicontohkan diatas, prhitungan optimasi kapasitas pompa mnghasilkan tabl hasil prhitungan sprti pada Tabl III.3. Trlihat bahwa pada annulus antara drill collar dan opn hol ada saat dimana aliran mnjadi turbuln (ditandai dngan angka yang dictak tbal). Dngan mmbagi lagi nilai kapasitas pompa pada rntang gpm, maka dapat diktahui nilai optimum flow rat pompa pada saat aliran brubah dari laminar mnjadi turbuln, kmudian dapat dibuat grafik antara flow rat trhadap khilangan tkanan di annulus pada sction drill collar, sprti ditunjukan dngan Tabl III.4 dan Gambar 3..

14 P (psi) FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3 GPM/ in Tabl III.3 Hasil prhitungan optimasi pompa pada annulus sumur Z dngan fluida Bingham plastic Q anulus dp - cs anulus dp - oh anulus dc - oh V' P dp-cs V' P dp-oh V' P dc-oh 8.5" (ft/min) (psi) (ft/min) (psi) (ft/min) (psi) (gpm) lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam turb V c = ft/min V c = ft/min V c = ft/min Tabl III.4 Flow rat vs Khilangan tkanan di P dc-oh (fluida Bingham plastic) Q (gpm) P dc-oh (psi) lam lam lam turb turb Kurva Q vs P dc-oh (fluida Bingham plastic) y = 0.138x R² = 1 y = 0.09x R² = aliran laminar Q (gpm) aliran turbuln Gambar 3. Kurva prpotongan aliran laminar dan turbuln untuk fluida Bingham plastic Dngan mnghitung prpotongan dari kdua prsamaan garis lurus pada kurva diatas maka akan didapat nilai flow rat optimum dari pompa. Sbagai pmbuktiannya, nilai flow rat yang diprolh dapat dimasukan kmbali kdalam prsamaan khilangan tkanan 3

15 untuk mngtahui apakah aliran laminar atau turbuln. Dngan mnsubstitusi kdua prsamaan di atas, maka didapat : 0.09 x = x x = gpm Maka nilai optimum dari flow rat pompa lumpur untuk modl fluida Bingham plastic adalah 58 gpm. Dngan cara yang sama dngan di atas, dapat ditntukan nilai flow rat pompa lumpur yang optimum untuk modl fluida Powr law. Tabl hasil prhitungannya sbagai brikut : Tabl III.5 Hasil prhitungan optimasi pompa pada annulus sumur Z dngan fluida Powr law Q anulus dp - cs anulus dp - oh anulus dc - oh GPM /in 8.5" (gpm) V' (ft/min) P dp-cs (psi) V' (ft/min) P dp-oh (psi) V' (ft/min) P dc-oh (psi) lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam lam turb turb lam V c = ft/min V c = 9.39 ft/min V c = ft/min Tabl III.6 Flow rat vs Khilangan tkanan di P dp-oh dan P dp-cs (fluida Powr law) Q (gpm) P dp-cs (psi) P dp-oh (psi) lam lam lam lam lam lam lam turb turb turb turb turb 4

16 P (psi) FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No Kurva Q vs P a dp (fluida Powr law) laminar dp-cs laminar dp-oh Q (gpm) turbuln dp-cs laminar dp-oh Gambar 3.3 Kurva Q vs P anulus untuk fluida Powr law Dari tabl hasil prhitungan dan kurva, trnyata mnunjukan grafik yang sangat brbda dngan modl fluida Bingham plastic. Olh karna itu, untuk mnntukan nilai optimum dari flow rat pompa lumpur dngan mlihat pada tabl hasil prhitungan. Nilai flow rat pompa optimum yang diambil adalah nilai trtinggi dari pompa sblum trjadinya aliran turbuln baik itu di anulus antara drillpip dan casing maupun antara drrillpip dan opn hol. Olh karna itu, nilai flow rat optimum untuk fluida Powr law dapat ditntukan di angka 560 gpm. Prhitungan cutting transport Sblum mlakukam prhitungan ada bbrapa batasan paramtr yang ditntukan agar bisa diprolh suatu trn yang mmuaskan. Prtama adalah batasan rntang diamtr partikl (cutting), disini akan ditntukan diamtr cutting dngan ukuran 0.1, 0.3, 0.5 dan 1 in. Paramtr yang kdua adalah dnsitas cutting, di mana ditntukan dari formasi sumur Z yang tlah ditunjukkan pada Tabl III.1, yaitu batuan dngan Spsifik Gravity., dan 3 yang mrupakan nilai rata-rata dari dnsitas lapisan batuan pada formasi produktif di sumur Z (Tabl III.7). Tahap-tahap prhitungan cutting transport dan konsntrasi cutting adalah untuk fluida Bingham plastic. Contoh prhitungan brikut ini adalah brdasarkan data-data sbagai brikut : Fluida Bingham plastic d p 0.1 in. (18.33 ppg) p f 11.5 ppg Q 58 gpm ID casing 9.65 in OD drillpip 5 in PV 0 cp YP 3 lb/100 ft Tabl III.7 Spcific Gravity lapisan produktif sumur Z 5

17 Formasi Lapisan batuan Spcific Gravity Air Bnakat Gumai Baturaja (BRF) Talang Akar (TAF) Lmat Basmnt Batu lmpung..9 Glauconit.6 Batu lmpung globigrina..9 Batu lmpung gampingan..6 Batu lmpung..9 Marly. Batu Pasir..8 Shal..8 Tuff.4.6 Agglomrat.75 Batu lmpung..9 Andsit.5.8 Shal.4.8 Gnissic granit.6.9 Quarzt diorit Hitung kcpatan anular : 4.5Q V ' ID OD 4.5(58) (9.65) (5) ft / min. Mnghitung viskositas fktif : gc YP D PV 360v (3.)(3)(4.65) 0 360(10.81) 0.05 cp 3. Mnghitung kcpatan slip cutting : d p ( p f ) Vs (0.1)( ) (11.5) (0.05) 10.6 ft / min f Mnghitung cutting transport : V V V t a s 00. ft / min Hasil prhitungan slngkapnya untuk pngangkatan cutting untuk fluida Bingham dapat dilihat pada Tabl III.8 sampai dngan III.10 d p (in) Tabl III.8 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drillpip dan casing (Bingham) anulus dp - cs V t (ft/min) p =

18 Tabl III.9 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drillpip dan opn hol (Bingham) d p (in) anulus dp - oh V t (ft/min) p = d p (in) Tabl III.10 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drill collar dan opn hol (Bingham) anulus dc - oh V t (ft/min) p = Hasil prhitungan pngangkatan cutting untuk fluida Powr law dngan Q optimum 560 gpm dapat dilihat Tabl III.11 sampai III.13 d p (in) Tabl III.11 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drillpip dan casing (Powr law) anulus dp - cs V t (ft/min) p = Tabl III.1 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drillpip dan opn hol (Powr law) anulus dp - oh d p V t (ft/min) (in) p = d p (in) Tabl III.13 Hasil prhitungan cutting transport pada annulus drill collar dan opn hol (Powr law) anulus dc - oh V t (ft/min) p = IV. Ksimpulan Ksimpulan yang dapat diambil dari studi kasus pada pnulisan tsis ini adalah sbagai brikut : 1. Kapasitas flow rat pompa pada modl fluida Powr law lbih kcil dibandingkan modl Bingham, ttapi mnunjukan fktifitas yang lbih baik untuk sistm sirkulasi pmboran.. Lumpur pmboran KCl-Polymr yang didsain pada sumur Z untuk kdalaman 350 m dan lubang 8.5 sudah tpat dngan dari kondisi formasi batuan dan kfktifan dari hasil prhitungan. 3. Mnunjukan bahwa modl yang tpat untuk fluida pmboran adalah modl Powr law 4. Cutting dngan variasi dnsitas dan diamtr dari formasi produktif sumur Z bisa ditangani olh pmodlan kdua modl fluida Bingham dan Powr law. 7

19 5. Modl fluida Powr law mnunjukan fktifitas yang lbih baik dalam hal pngangkatan cutting, karna mmpunyai rntang vlocity transport yang lbih luas. DAFTAR PUSTAKA (-) : Drilling Enginring, Hriot-Watt Univrsity. (1994) : Drilling Fluid Manual, Amoco Production Company. (00) : Drilling Formula, GlobalSantaF. (009) : Drilling Fluids and Halth Risk Managmnt, IPIECA/OGP Annis, Max R., dan Smith, Martin V. (1974) : Drilling Fluids Tchnology, Exxon Company, USA. Bourgoyn Jr., Adam T., Millhim, Kith K., Chnvrt, Martin E., dan Young Jr., F. S. (1991) : Applid Drilling Enginring, Socity of Ptrolum Enginrs. Darly, H. C. H. dan Gray, Gorg R. (1988) : Composition and Proprtis of Drilling and Compltion Fluids, Gulf Profssional Publishing. Gabold, G., dan Nguyn, J.-P. (1999) : Drilling Data Handbook, Editions Tchnip, Paris. Gatlin, Carl (1960) : Ptrolum Enginring; Drilling and Wll Compltion, Prntic-Hall, Inc. Mitchll, Bill, Dr. (1995) : Advancd Oil Wll Drilling Enginring, USA Library of Congrss. Moor, Prston L (1986) : Drilling Practic Manual, PnWll Publishing Company. Rabia, Hussain (1989) : Rig Hydraulics, Txtbook, Entra. : Bulk Matrial Dnsity Tabl : Avrag Spcific Gravity of Various Rock Typs *) Pnulis adalah Pjabat Fungsional Widyaiswara Pusdiklat Migas. 8

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT. ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT. PERTAMINA UTC Kevin Editha Jodi, Mulia Ginting, Widya Petroleum Dept. Trisakti University Abstrak Pada operasi pemboran sumur K lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2 Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas

Lebih terperinci

Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y

Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y Ryan Raharja, Faisal E.Yazid, Abdul Hamid Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Pada operasi pemboran

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : 693-75X PERENCANAAN PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP EFEKTIVITAS PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK 5 KV SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN TENGAH - SUMATERA

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG Horizontal and Vrtical Dformation at Soft Land Ground blow Trial Embankmnt in Kndal, Kaliwungu,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area) KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Charactristic and Accidnt Probability on Privat Car in Urban Ara) Lasmini Ambarwati, Harnn Sulistio, Gama Hndika Ngara, Zanuar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI Olh: INDA SAFITRI NIM. 065009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2 ISSN 0125-9849, -ISSN 2354-6638 Ris.Go.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Pnlitian Gotknologi Lmbaga Ilmu Pngtahuan Indonsia ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RMR,,

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5) PENGARUH EGEN BOTTLENECK ITEATIK TERHAAP KARAKTERITIK LALU LINTA (TUI KAU: JL. JAIN GINTING K 14.5) Kristian Napitupulu ahasiswa Program arjana Tknik ipil Fakultas Tknik Univrsitas umatra Utara Jln. Prpustakaan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas Pngaruh Posisi Pipa Sgi Empat dalam Aliran Fluida Trhadap Prpindahan Panas Kaprawi Jurusan Tknik Msin, Fakultas Tknik UNSRI, Palmbang E-mail: kaprawis@yahoo.com ABSTRAK Sbuah pipa brpnampang sgi mpat dipasang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL J-Statistika Vol 4 No PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL Prmadina Kanah Ariska -mail : blaar_statistika@yahoo.com ABSTRAK Rgrsi logistik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERENCANAAN PROGRAM HIDROLIKA PADA SUMUR EKSPLORASI F DI LAPANGAN M

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERENCANAAN PROGRAM HIDROLIKA PADA SUMUR EKSPLORASI F DI LAPANGAN M PERENCANAAN PROGRAM HIDROLIKA PADA SUMUR EKSPLORASI F DI LAPANGAN M Firman Nashir Ahmad, Abdul Hamid, Samsol Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Salah satu tantangan dalam pemboran

Lebih terperinci

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT BAB V DISTRIBUSI ROBABILITAS DISKRIT 5.. Distribusi Uniform Disrit Bila variabl aca X mmilii nilai,,... dngan probabilitas yang sama, maa distribusi uniform disrit dinyataan sbagai: f (, ) ;,,... paramtr

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci