RAHASIA PENGGUNAAN PNS BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHASIA PENGGUNAAN PNS BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Kep Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGGUNAAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Keberhasilan organisasi TNI dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI akan dipengaruhi oleh kemampuan pelaksanaan tugas setiap PNS TNI di samping setiap Prajurit TNI. Kemampuan tersebut hanya dapat dicapai melalui pembinaan personel dan pembinaan karier secara obyektif dan tepat, baik pengembangan maupun penempatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dari penggunaan setiap individu. b. Penggunaan PNS AD merupakan salah satu fungsi utama yang sangat penting dalam pembinaan PNS AD karena merupakan periode yang cukup panjang. Dengan demikian pendayagunaannya harus melalui perencanaan yang mendalam agar diperoleh pengembangan dan peningkatan individu secara optimal selama pengabdiannya dalam organisasi TNI. c. Penggunaan PNS AD dapat dicapai dengan baik apabila didukung normanorma yang mengatur tentang penempatan dalam jabatan yang tepat, kesempatan mengikuti pendidikan dan kenaikan pangkat. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan sebagai salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. b. Tujuan. Agar Pasis pendidikan dasar kecabangan Ajen mengerti tentang penggunaan PNS sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas disatuan. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan naskah departemen ini membahas tentang rangkaian kegiatan pendahuluan, jenis dan bidang jabatan PNS TNI AD, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan, kepangkatan, pola karier PNS, ujian dinas, daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan (DP-3), daftar urut kepangkatan, badan pertimbangan, pemindahan/ diperbantukan unit organisasi TNI. b. Tata Urut. Naskah departemen ini disusun dengan tata urut sebagai berikut : 1) Pendahuluan. 2) Jenis dan bidang jabatan PNS TNI AD. 3) Pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan. 4) Kepangkatan. 5) Pola Karier PNS. RAHASIA

2 2 6) Ujian Dinas. 7) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3). 8) Daftar Urut Kepangkatan. 9) Badan Pertimbangan. 10) Pemindahan/diperbantukan Unit TNI 11) Evaluasi. 12) Penutup. 4. Pengertian-pengertian. a. Calon Pegawai Negeri Sipil adalah WNI yang melamar, lulus seleksi dan untuk dipersiapkan menjadi PNS sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dari seorang PNS dalam rangkaian susunan organisasi. c. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi TNI AD yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Jabatan fungsional adalah jabatan tidak secara tegas digambarkan dalam struktur organisasi AD tetapi jabatan itu harus ada karena fungsinya yang memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugas organisasi TNI AD. e. Kompetensi adalah kemampuan dan karasteristik yang dimiliki oleh seorang PNS, berupa pengetahuan, keterampilandan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. f. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS terhadap negara, kenaikan pangkat juga merupakan dorongan kepada PNS untuk meningkatkan pengabdiannya. g. Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundangundangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. h. Penggunaan adalah proses kegiatan pengangkatan PNS AD dalam jabatan yang tepat agar diperoleh hasil guna dan daya guna serta memberikan kemungkinan pengembangan PNS. i. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seorang PNS dalam rangkaian susunan kepegawaian dan dipergunakan sebagai dasar penggajian. j. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik dan atau melatih PNS pada lembaga Diklat Pemerintah.

3 3 BAB II JENIS DAN BIDANG JABATAN PNS TNI AD 5. Umum. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dalam hal ini seorang PNS dalam rangkaian susunan organisasi sehingga dalam menempatkan jabatan berdasarkan Perpang TNI Nomor Perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 telah ditetapkan jabatan yang dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. 6. Jenis Jabatan PNS TNI AD. Jenis jabatan dalam organisasi TNI yang dapat diduduki oleh PNS AD adalah : a. Kepala. b. Pembantu Pimpinan. c. Pengawas. d. Perencana. e. Penasihat. f. Guru. g. Pelaksana. h. Peneliti. 7. Bidang Jabatan PNS AD. Bidang jabatan dalam organisasi TNI yang dapat diduduki oleh PNS AD adalah : a. Bidang administrasi antara lain : 1) Personel. 2) Keuangan. 3) Material. 4) Umum. b. Bidang teknik, antara lain : 1) Mesin/otomotif. 2) Listrik. 3) Bangunan. 4) Elektronik. 5) Perkapalan. 6) Senjata. 7) Pesawat terbang. c. Bidang pelayanan kesehatan, antara lain : 1) Medis. 2) Para Medis. 3) Pembantu Para Medis.

4 4 d. Bidang Khusus, antara lain : 1) Agama. 2) Topografi. 3) Sejarah. 4) Hukum. 5) Intelijen. 6) Perpustakaan. 7) Optik. 8) Nuklir. 9) Komputer. 10) Pendidikan. 11) Sandi. 12) Angkutan. 13) Daktiloskopi. 14) Psikologi. 15) Kimia. 16) Laboratorium. 17) Kearsipan. 18) Meteorologi dan Geofisika. 19) Fhotografi. 8. Evaluasi. a. Sebutkan macam jenis dan bidang jabatan PNS AD! b. Sebutkan jabatan PNS dibidang khusus! BAB III PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN 9. Umum. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang seorang PNS dalam rangka susunan suatu organisasi, sehingga dalam penempatan jabatan harus berdasarkan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan. 10. Pengangkatan Dalam Jabatan. a. PNS AD untuk diangkat dalam jabatan struktural harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Memiliki kemampuan manajerial, kemampuan teknis fungsional, dan kecakapan, serta pengalaman yang diperlukan. 2) Memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi.

5 5 3) Telah memiliki tingkat dan jenis pendidikan formal dan telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan dalam jabatan yang dipersyaratkan untuk golongan jabatan struktural yang akan diduduki. 4) Memiliki pangkat sekurang-kurangnya satu tingkat di bawah pangkat terendah yang ditentukan untuk golongan jabatan yang bersangkutan. 5) Masih dapat dikembangkan kemampuannya. 6) Sehat jasmani dan rohani. 7) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP-3 ) rata-rata bernilai baik. 8) Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan. b. PNS AD yang menduduki jabatan struktural tidak dapat merangkap jabatan struktural lain atau jabatan fungsional. 11. Pemberhentian Dari Jabatan. PNS AD diberhentikan dari jabatan karena : a Telah mencapai batas usia pensiun dalam jabatan yang diduduki. b. Dipindahkan atau diangkat dalam jabatan lain termasuk diangkat menjadi pejabat negara. c. Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Menjalankan cuti diluar tanggungan negara kecuali cuti di luar tanggungan negara karena bersalin. e. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan. f. Atas permintaan sendiri. g. Tidak memenuhi syarat lagi untk menduduki jabatan, antara lain : 1) Tidak cakap dalam melaksanakan tugas. 2) Tidak sehat jasmani dan rohani. h. Meninggal dunia. i. Mengikuti pendidikan lebih dari enam bulan. j. Melaksanakan bebas tugas.

6 6 12. Kesetaraan golongan dan eselon jabatan. NO. GOLONGAN JABATAN ESELON JABATAN PERSYARATAN PANGKAT PNS (Terendah Tertiggi ) I IA IV/e IV/e 2 II I B IV/d IV/e 3 III II A IV/c IV/d 4 IV II B IV/b IV/c 5 V III A IV/a IV/b 6 VI III B III/d IV/a 7 VII IV A III/c III/d 8 VII IV B III/b III/c 9 IX V III/a III/b 13. Wewenang. Wewenang pengangkatan dalam dan pemberhentian dari jabatan PNS AD, telah diatur dalam Keputusan Kasad Nomor Kep/23/V/2005 tangghal 16 Mei 2005 tentang Pendelegasian Wewenang dalam Penyelenggaraan Pembinaan Administrasi Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut : a. Goljab II dan III wewenang Presiden didelegasikan kepada Panglima TNI, penandatanganan oleh Panglima TNI. b. Gol Jab IV wewenang Panglima TNI. c. Goljab V dan VI wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada Kasad dikuasakan kepada Aspers Kasad penanda tanganan oleh Aspers Kasad A.n. Kasad. d. Goljab VII dan VIII wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada Kasad dikuasakan kepada Dirajenad penandatanganan Dirajenad A.n. Kasad. e. Non Gol Jab wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada Kasad dikuasakan kepada Pangkotama/Kabalakpus/Dandenma Mabesad, penandatangan oleh Pangkotama/Kabalakpus/Dandenma Mabesad A.n. Kasad. 14. Prosedur Penyelesaian Administrasi. a. Bahan Administrasi. 1) Surat usul Dansat. 2) Daftar uraian tugas tentang jabatan yang diusulkan. 3) Salinan Keputusan Jabatan terakhir. 4) Salinan/foto kopi DP-3. 5) Foto kopi struktur organisasi/daf satuan.

7 7 b. Penyelesaian. 1) Satminkal, pengusul jabatan semua golongan. 2) Ka Ajen/Sekbalakpus, memproses dan menanda tangani Keputusan Jabatan Non eselon, meneruskan untuk jabatan golongan jabatan IX ke atas ke Dirajenad, sesuai hasil sidang jabatan. 3) Dirajenad A.n. Kasad, menanda tangani Keputusan Jabatan golongan jabatan IX,VIII,VII Meneruskan usul jabatan golongan jabatan II,III,IV dan V ke Aspers Kasad. 4) Aspers Kasad A.n. Panglima TNI, Menanda tangani Keputusan Jabatan Golongan jabatan V dan VI meneruskan usul jabatan golongan jabatan IV ke Panglima TNI. 5) Kasum A.n. Panglima TNI menanda tangani Keputusan Jabatan golongan jabatan IV, Panglima TNI menanda tangani Keputusan Jabatan golongan jabatan II dan III. 15. Evaluasi a. Sebutkan ketentuan-ketentuan pengangkatan dalam jabatan PNS AD! b. Sebutkan sebab-sebab pemberhentian PNS AD dari jabatan struktural! BAB IV KEPANGKATAN 16. Umum. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Apabila seorang calon PNS telah memenuhi syarat yang ditentukan kemudian diangkat menjadi PNS barulah kepadanya diberikan pangkat yang sesuai dengan golongan pengangkatan Capegnya berdasarkan pendidikan umum yang dimiliki sesuai dengan PP No.99 tahun 2000 dan perubahannya PP.12 tahun 2002 telah diatur baik sistem, masa dan jenis kenaikan pangkat yang berlaku bagi PNS. 17. Nama dan Susunan Pangkat PNS. Nama dan susunan pangkat serta golongan ruang PNS dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi sebagai berikut :

8 8 NO PANGKAT DIGAJI MENURUT GOLONGAN RUANG Juru Muda I a 2 Juru Muda Tingkat I I b 3 Juru I c 4 Juru Tingkat I I d 5 Pengatur muda II a 6 Pengatur Muda Tingkat I II b 7 Pengatur II c 8 Pengatur Tingkat I II d 9 Penata Muda III a 10 Penata Muda Tingkat I III b 11 Penata III c 12 Penata Tingkat I III d 13 Pembina IV a 14 Pembina Tingkat I IV b 15 Pembina Utama Muda IV c 16 Pembina Utama Madya IV d 17 Pembina Utama IV e 18. Pengangkatan. Pengangkatan dalam pangkat pertama sebagai berikut : NO MEMILIKI SURAT TANDA TAMATBELAJAR/IJAZAH/AKTA/ DIPLOMA PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PANGKAT PERTAMA GOL. RUANG PANGKAT TERTINGG I GOL. RUANG STTB/Ijazah Sekolah Juru I/a Pengatur II/a Dasar/Setingkat Muda Muda 2 STTB/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Singkat Juru I/c Pengatur II/c 3 Sekolah Lanjutan Kejuruan Juru I/c Pengatur II/d Tingkat Pertama Tk. I 4 Sekolah Lanjutan Tingkat Juru I/c Pengatur II/d Pertama 4 Tahun Tk.I 5 Sekolah Menengah Umum Pengatur II/a Penata III/b Tingkat Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas 3 tahun/ Muda Muda tk.i Sekolah Menengah Atas Kejuruan Tingkat Atas 4 tahun, Ijazah Diploma I 6 Diploma II Pengda II/b Penda III/b Tk I Tk.I 7 Sekolah guru Pendidikan Luar Biasa Pengda Tk I II/b Penata III/c 8 Diploma III/Sarjana Pengatur II/c Penata III/c Muda/Akademi atau Bakaloreat

9 Sarjana, Diploma IV Penata III/a Penata III/d Muda Tk. I 10 Dokter/Apoteker/S2 atau Ijazah Penata III/b Pembina IV/a lain yang setara Muda Tk.I 11 Dokter ( S 3 ) Penata III/c Pembina Tk. I 19. Kenaikan Pangkat. Kenaikan Pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian PNS yang bersangkutan terhadap negara dan dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan pengabdianya. Masa Kenaikan Pangkat PNS ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun, kecuali kenaikan pangkat anumerta dan kenaikan pangkat pengabdian. Jenis-jenis kenaikan pangkat yang diberikan kepada PNS sebagai berikut : NO a. Kenaikan Pangkat Reguler. 1) Kenaikan Pangkat reguler diberikan kepada PNS yang tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional termasuk PNS AD yang : a) Melaksanakan Tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu. b) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu. 2) Kenaikan pangkat Reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsung. 3) Kenaikan pangkat Reguler dapat diberikan setingkat lebih tinggi : a) Sekurang-kurangnya empat tahun dalam pangkat terakhir. b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir. 4) Kenaikan Pangkat Reguler PNS AD diatur sebagai berikut : MEMILIKI SURAT TANDA TAMAT BELAJAR/ IJAZAH/AKTA/DIPLOMA PANGKAT PERTAMA PENGANGKATAN DALAM PANGKAT GOL. RUANG PANGKAT TERTINGGI GOL. RUANG STTB/Ijazah Sekolah Juru Muda I/a Pengatur II/a Dasar/setingkat Muda 2. STTB/Ijazah sekolah Lanjutan Juru I/c Pengatur II/c Tingkat Pertama/setingkat 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Juru I/c Pengatur Tk.I II/d

10 Sekolah Lanjutan Tingkat Juru I/c Pengatur Tk.I II/d Pertama 4 Tahun 5 Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas 3 Tahun/Sekolah Menengah Atas kejuruan Tingkat Atas 4 Tahun, Ijazah Diploma Tingkat I. Pengatur Muda II/a Penata Muda Tk. I III/b 6 Diploma I Pengda Tk. I 7 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa Pengda Tk. I II/b Penda Tk. I III/b II/b Penata III/c 8 Diploma III/Sarjana Pengatur II/c Penata III/c Muda/Akademi atau Bakaloreat 9 Sarjana, Diploma IV Penata III/a Penata Tk.I III/d Muda 10 Dokter/Apoteker/S-2 atau Penata III/b Pembina IV/a ijasah lain yang setara Muda Tk.I 11 Dokter Penata III/c Pembina Tk.I IV/b 5) Kenaikan Pangkat Reguler PNS AD diberikan sampai dengan : a) Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar. b) Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. c) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang, memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah lanjutan kejuruan Tingkat Pertama. d) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas tiga tahun, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas empat tahun, Ijazah Diploma I, atau Ijazah Diploima II. e) Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Ijazah Diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Bakaloreat. f) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana ( S 1 ) atau Ijazah Diploma IV. g) Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister ( S 2 ) atau Ijazah lain yang setara.

11 11 h) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Dokter ( S 3 ). b. Kenaikan Pangkat Pilihan. 1) Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan kepada PNS AD yang : a) Menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu. b) Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatanya ditetapkan dengan keputusan Presiden. c) Menunjukan prestasi kerja luar biasa baiknya. d) Menemukan hal hal baru yang bermanfaat bagi negara. e) Diangkat menjadi Pejabat Negara. f) Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. g) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu. h) Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar. i) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu. 2) Kenaikan pangkat Pilihan bagi PNS AD yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, atau jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Peraturan Presiden diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. 3) PNS AD yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila : a) Telah satu tahun dalam pangkat yang dimilikinya. b) Sekurang kurangnya telah satu tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya. c) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terahir. 4) PNS AD yang menduduki jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi apabila : a) Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir. b) Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan.

12 12 c) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir. 5) PNS AD yang menunjukan prestasi kerja luar biasa sebaiknya selama satu tahun terakhir, dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi terikat pada jenjang pangkat apabila : a) Sekurang kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terahir. b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai amat baik dalam satu tahun terahir. 6) PNS AD yang menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi negara, dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a) Diberikan pada saat yang bersangkutan telah satu tahun dalam pangkat terakhir dan penilaian prestasi kerja dalam satu tahun terakhir rata-rata bernilai baik. b) Ketentuan mengenai penemuan baru sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan Peraturan Presiden. 7) PNS AD yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa terikat pada jenjang pangkat apabila : a) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir. b) Setiap penilaian prestasi kerja dalam satu tahun terakhir sekurang kurangnya bernilai baik. c) PNS AD yang diangkat menjadi Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari jabatan organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan jabatan organiknya. 8) PNS AD yang memperoleh : a) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat I, golongan ruang I/b dapat dinaikan pangkatnya menjadi juru golongan ruang I/c. b) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I atau yang setingkat dan berpangkat serendah-rendahnya Juru, golongan ruang I/c dan sekurang-kurangnya dua tahun dalam pangkat terahir dapat dinaikkan pangkatnya menjadi pengatur Muda, golongan ruan II/a.

13 13 c) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a dapat dinaikan pangkatnya menjadi pengatur Muda Tingkat I, golongan Ruang II/b. d) Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c. e) Ijazah Sarjana ( S 1 ) atau Ijazah Diploma IV dan berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tk.I, golongan ruang II/b dan sekurang-kurangnya telah naik pangkat sekali dan dua tahun dalam pangkat terakhir dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a. f) Ijazah Sarjana (S 1) atau Ijazah Diploma IV Paling rendah telah naik pangkat satu kali dan Pengatur Muda Tk.I, golongan ruang II/b dan sekurang-kurangnya telah naik pangkat sekali dan dua tahun dalam pangkat terakhir dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a. g) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S-2) atau Ijazah lain yang setara dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. h) Ijazah Dokter (S-3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, Golongan ruang III/c. 9) Yang dimaksud memperoleh Ijazah adalah Ijazah yang diperoleh PNS AD baik sebelum maupun sesudah diangkat sebagai PNS. 10) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam sub pasal h diberikan apabila : a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan Ijazah yang diperoleh. b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terahir. c) Memahami jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu. d) Lulus ujian penyesusian kenaikan pangkat. 11) PNS AD yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, dapat dinaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi apabila :

14 14 a) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir. b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir. c) Diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu didudukinya. 12) PNS AD yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh : a) Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Ijazah Diploma II, dan masih berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, golongan Ruang II/b. b) Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III yang masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c. c) Ijazah Sarjana (S-1) atau ijazah Diploma IV dan serendahrendahnya berpangkat Pengatur Muda Tk.I, golongan ruang II/b, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda II/b, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a. d) Ijazah Dokter, ijazah lain yang setara, ijazah Magister (S-2) dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tk.I golongan ruang III/b. e) Ijazah Doktor (S-3) dan masih berpangkat Penata Muda Tk.I, golongan ruang III/b, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c. 13) Kenaikan pangkat tersebut diberikan apabila : a) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir. b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir. 14) PNS AD yang dipekerjakan atau diperbantukan diluar instansi induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi sebanyak-banyaknya tiga kali kecuali bagi yang dipekerjakan pada lembaga pendidikan, sosial, kesehatan dan perusahaan jawatan apabila : a) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir. b) Setiap penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir.

15 15 15) PNS AD yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi berdasarkan ketentuan yang berlaku. c. Kenaikan Pangkat Anumerta. 1) PNS AD yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi 2) Kenaikan pangkat anumerta berlaku mulai tanggal PNS AD terhitung mulai awal bulan yang bersangkutan tewas. 3) Calon PNS AD yang tewas, diangkat menjadi PNS terhitung mulai awal bulan yang bersangkutan tewas. 4) Keputusan kenaikan pangkat anumerta diberikan sebelum PNS AD yang tewas tersebut dimakamkan. 5) Apabila tempat kedudukan Pejabat Pembina Kepegawaian jauh sehingga tidak memungkinkan pemberian kenaikkan pangkat anumerta tepat pada waktunya, maka kepala satuan kerja PNS yang bersangkutan dapat menetapkan keputusan sementara. 6) Keputusan sementara sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan menjadi keputusan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila memenuhi syarat yang ditentukan. 7) Akibat keuangan dari kenaikan pangkat anumerta baru timbul, setelah keputusan sementara ditetapkan menjadi keputusan pejabat yang berwenang. d. Kenaikan pangkat pengabdian. PNS AD yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi apabila : 1) Memiliki masa kerja secara terus-menerus dihitung sejak diangkat menjadi CPNS/PNS TNI selama : a) Sekurang-kurangnya tiga puluh tahun dan sekurang-kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir. b) Sekurang-kurangnya dua puluh tahun dan sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir. c) Sekurang-kurangnya sepuluh tahun dan sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir. 2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir. 3) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam satu tahun terakhir.

16 16 4) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam angka d mulai berlaku a) Tanggal PNS AD yang bersangkutan meninggal dunia. b) Tanggal satu pada bulan PNS AD yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun. 5) PNS AD yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi. 6) Calon PNS AD yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diangkat menjadi PNS dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian. 20. Penyesuaian Pangkat. Bagi personel CPNS dan PNS yang pada saat atau sebelum berlakunya PP No.98 Th.2000 dan PP.99 Th.2000 TMT memiliki : a. STTB/Ijazah SLTP/setingkat dan memiliki pangkat Juru Muda Tk.I I/b disesuaikan menjadi Juru I/c. b. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi/D-III dan masih memiliki pangkat Pengatur Muda Tk.I II/b disesuaikan menjadi Pengatur II/c. c. Ijazah Dokter/Apoteker dan ijazah lain yang setara, Ijazah Magister (S-2), Ijazah Spesialis I dibidang Kedokteran dan masih memiliki pangkat Penata Muda III/a disesuaikan menjadi Penata Muda Tk.I III/b. d. Ijazah Doktor (S-3)/Ijazah Spesialis II dibidang kedokteran dan masih memiliki pangkat Penata Muda Tk.I III/b disesuaikan menjadi Penata III/c. 21. Prosedur dan Wewenang. a. Prosedur : 1) Satminkal. Pengusulan semua golongan pangkat. 2) Kaajen Kotama/Ka Balakpus. a) Menyiapkan daftar nominatif pengusulan kenaikan pangkat reguler dan pengisian formulir Usul Mutasi Kenaikan Pangkat s.d Gol II/d ke bawah A.n. Kasad. b) Menerbitkan Keputusan Kenaikan Pangkat Reguler Gol.II/d ke bawah A.n. Kasad.

17 17 3) Dirajenad. a) Menerima, meneliti dan memproses usul KP reguler ke gol III ke atas. b) Menyiapkan daftar nominatif pengusulan KP reguler Gol.III ke atas dan KP Pilihan dan pengisian formulir Usul Mutasi KP ke Ka BKN. c) Menandatangani Keputusan KP untuk reguler ke Gol. III ke atas dan Kenaikan Pangkat Pilihan setelah mendapat pertimbangan teknis Ka BKN. 4) Meneruskan usul KP ke Gol IV/b keatas ke Presiden. b. Wewenang. 1) Keputusan KP Reg/Pilihan ke Gol III/a s.d. III/d ditandatangani oleh Dirajenad A.n. Panglima TNI. 2) Keputusan KP Pilihan Ke Gol I/b s.d. II/d ditanda tangani oleh Dirajenad A.n. Kasad. 3) Keputusan KP Reg Gol I/b s.d. II/d ditanda tangani oleh Kaajen Kotama/Dirbinlem/Sekbalakpus/Dandenma Mabesad A.n. Kasad. 4) Khusus KP Penyesuaian Keputusan Kenaikan Pangkat ditandatangani oleh pejabat berwenang sesuai dengan tingkat golongannya. 22. Evaluasi a. Sebutkan jenis-jenis kenaikan pangkat untuk PNS! b. Sebutkan ketentuan untuk mendapatkan kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS! c. Jelaskan prosedur dan wewenang kenaikan pangkat bagi PNS! BAB V POLA KARIER PNS 23. Umum. Untuk menjamin kepastian alur pembinaan PNS AD, khususnya dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural, ditetapkan pola dasar karier PNS AD yang menunjukkan keterkaitan antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan serta masa jabatan sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.

18 Pola Karier PNS. Pola karier PNS yang didasarkan pada pendidikan terendah sampai dengan tertinggi terdiri dari : a. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum SD/setingkat. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan pembantu. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari I/a ke I/b. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk.I. (2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil. (3) Pendidikan Tekhnis. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun). a) Penugasan pada jabatan pembantu pelaksana. b) Kepangkatan berupa kenaikan pengkat reguler dari golongan I/b ke I/c dan dari I/c ke I/d. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. 3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia tahun). a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pelaksana / Pelaksana Kepala b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler dari I/d ke II/a merupakan kenaikan pangkat reguler maksimal. (2) Kenaikan pangkat pilihan bagi personel yang menonjol prestasinya dan menduduki jabatan. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. 4) Periode Dharma Bakti ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana Pengawas. b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat pengabdian bagi personel yang tidak pernah mendapat hukuman sedang maupun berat pada tahun terakhir.

19 19 c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. b. Pola karier PNS TNI yang berpendidikan umum SLTP/setingkat. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pelaksana. b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat reguler dari I/c ke I/d. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab TK.I. (2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil. (3) Pendidikan Kejuruan. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun) a) Penugasan pada jabatan Pelaksana/Pelaksana Kepala. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari golongan I/d ke II/a. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. 3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia tahun). a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana Pengawas. b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler dari II/a ke II/b dan dari II/b ke II/c merupakan kenaikan pangkat reguler maksimal. (2) Kanaikan pangkat pilihan bagi personel yang menonjol prestasinya dan menduduki jabatan. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. 4) Periode Dharma Bakti ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana Pengawas / Pengawas. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat pengabdian bagi personel yang tidak pernah mendapat hukuman sedang maupun berat pada tahun terakhir.

20 20 c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. c. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum SLTA / D-I / Setingkat. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan Pelaksana/Palaksana Kepala/ Pembantu Pengawas. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat ke II/b. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk.II. (2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil. (3) Pendidikan kejuruan. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun) a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pembantu Pengawas/Pengawas. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari II/b ke II/c. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan. 3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia tahun). a) Penugasan pada jabatan Pengawas/Golongan jabatan IX dan VIII. b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler ke II/d. (2) Kenaikan pangkat reguler ke III/a bagi personel yang lulus ujian dinas Tk.I. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan kejuruan. (2) Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tk.IV. 4) Periode Dharma Bakti ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan golongan jabatan VIII dan VII VI. b) Kepangkatan berupa :

21 21 (1) Kenaikan pangkat pilihan sampai dengan III/d bagi personel yang menjabat pada golongan jabatan VII VI. (2) Kenaikan pangkat pengabdian. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan fungsional. d. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum, D-II. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan magang Pelaksana/Pelaksana Kepala/ Pembantu Pengawas. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke II/c. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk.II. (2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil. (3) Pendidikan Kejuruan. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun). a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pembantu Pengawas/Pengawas. b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat reguler ke II/d. c) Pendidikan yang disediakan yaitu pendidikan kejuruan. 3) Periode pengembangan dan pematangan dalam penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada pengawas dan jabatan golongan jabatan IX dan VIII. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke III/a dan ke III/b. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan fungsional. (2) Diklatpim Tk.IV. 4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 tahun 56 tahun ). a) Penugasan pada golongan jabatan VIII dan VII. b) Kepangakatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler ke III/c.

22 22 (2) Kenaikan pangkat pilihan ke II/d bagi personel yang menjabat pada golongan jabatan VI. (3) Kenaikan pangkat pengabdian. e. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana Muda, Akademi, D-III. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ). a) Penugasan pada jabatan magang Pelaksana Kepala / Pembantu Pengawas. b) Kepangakatan berupa Kenaikan pangkat Reguler ke II/d. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk. II. (2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil. (3) Pendidikan kejuruan. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun) a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pengawas/Pengawas. b) Kepangkatan berupa kenaikan pengkat reguler ke III/a. c) Pendidikan yang disediakan yaitu pendidikan fungsional. 3) periode pengembangan dan pematangan dalam penugasan (Usia tahun). a) Penugasan pada Golongan jabatan IX dan VIII bagi yang lulus Diklatpim Tk.IV. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke Golongan III/b. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan fungsional. (2) Diklatpim Tk. IV. 4) Periode Darma Bakti (Usia tahun) a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI. b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler ke III/c.

23 23 (2) Kenaikan pangkat pilihan ke III/d dan ke IV/a bagi personel yang menjabat pada golongan jabatan VI. (3) Kenaikan pangkat Pengabdian. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan fungsional. (2) Diklatpim Tk. IV. f. Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana (S-1) / D-IV. 1) Periode Pengenalan Penugasan (Usia tahun). a) Penugasan magang pada Golongan jabatan IX. b) Kepangkatan belum diberikan karena masih berstatus CPNS golongan ruang III/a. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk. III. (2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil. 2) Periode Penguasaan dan Pemantapan dalam penugasan (Usia tahun). a) Penugasan Pada Golongan jabatan VIII dan VII. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke III/b dan ke III/c. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan dan Pelatihan Teknis. (2) Diklatpim Tk. IV. 3) Periode Pengembangan dan Pematangan Kemampuan (Usia tahun ) a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI. b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat reguler ke III/d. (2) Kenaikan pangkat pilihan ke IV/a. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan dan Pelatihan fungsional. (2) Diklatpim Tk. III.

24 24 4) Periode Darma Bakti (Usia tahun). a) Penugasan pada golongan jabatan VI dan V. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat pilihan sampai dengan IV/e. c) Pendidikan yang disediakan. (1) Pendidikan dan Pelatihan fungsional. (2) Diklatpim Tk.II. g. Pola Karier PNS AD yang berpendidikan pasca Sarjana (S-2), Dokter, Apoteker. 1) Periode pengenalan penugasan ( usia tahun ) a) Penugasan pada jabatan magang golongan jabatan VII. b) Kepangkatan belum diberikan karena masih berstatus CPNS golongan ruang III/b. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan Latprajab Tk.III. (2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil. 2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia tahun) a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat ke III/d. c) Pendidikan yang disediakan : (1) Pendidikan fungsional. (2) Diklatpim Tk. III. 3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia tahun). a) Penugasan pada golongan jabatan VI. b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke gol. IV/a. c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan fungsional. 4) Periode Dharma Bakti ( usia tahun ). a) Penugasan bisa sampai dengan golongan jabatan III. b) Kepangkatan berupa : (1) Kenaikan pangkat pilihan sampai dengan IV/e. (2) Kenaikan pangkat pengabdian.

25 25 c) Pendidikan yang disediakan berupa : (1) Pendidikan fungsional. (2) Diklatpim Tk. II / Diklatpim Tk. I. 25. Sarana Pengendalian Karier PNS AD. Untuk memperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal dalam penugasan PNS AD, perlu adanya sarana pengendalian karier yang meliputi struktur kekuatan PNS AD, data personel mutakhir, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Ujian Dinas dan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) PNS AD. 26. Struktur Kekuatan dan Komposisi PNS AD. a. Struktur kekuatan PNS AD ditentukan oleh Panglima TNI namun dibatasi oleh alokasi dari instansi yang berwenang di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara. b. Komposisi PNS AD antara golongan IV, III, II dan I disusun dalam setiap renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 27. Data Personel Mutakhir. Data pokok personel untuk pengendalian karier adalah : a. Nama. b. Pangkat / golongan ruang PNS. c. NIP. d. Tmt pengangkatan sebagai PNS. e. Tempat tanggal lahir. f. Jenis Kelamin. g. Agama. h. Riwayat pendidikan umum. i. Riwayat pendidikan dan pelatihan prajabatan/dalam jabatan. j. Pendidikan lain lain. k. Riwayat kepangkatan. l. Riwayat jabatan/penugasan. m. Tanda penghargaan. 28. Evaluasi. a. Sebutkan Pola karier PNS yang berpendidikan SLTA/sederajat periode pengenalan penugasan! b. Sebutkan Pola karier PNS yang berpendidikan Sarjana Muda, Akademi, D-3 Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan!

26 26 BAB VI UJIAN DINAS 29. Umum. a. PNS yang berpangkat Pengatur Tk. I golongan ruang II/d dan Penata Tk. I golongan ruang III/d, untuk dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, disamping harus memenuhi syarat yang ditentukan harus pula lulus ujian dinas, kecuali ditentukan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Ujian Dinas dibagi dalam dua tingkat yaitu : 1) Ujian Dinas Tk.I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tk.I golongan ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a. 2) Ujian Dinas Tk. II untuk kenaikan pangkat Pembina golongan ruang IV/a. 30. Persyaratan mengikuti Ujian Dinas. a. Telah menduduki pangkat Pangatur Tk.I golongan ruang II/d dan Penata Tingkat I golongan ruang III/d. b. Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP) sekurang-kurangnya 2 tahun. c. Tidak sedang dalam keadaan : 1) Diberhentikan sementara (Skorsing). 2) Menerima uang tunggu. 3) Cuti diluar tanggungan negara. 31. PNS yang dikecualikan Ujian Dinas. a. Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya. b. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi negara. c. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena : 1) Meninggal dunia. 2) Mencapai batas usia pensiun. 3) Dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri oleh Tim Penguji Kesehatan.

27 27 d. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan dalam jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara. e. Telah memperoleh : 1) Ijazah Sarjana (S-1) atau Diploma IV untuk ujian dinas Tk.I. 2) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S-2) dan Ijazah lain yang setara atau Doktor (S-3)untuk ujian dinas Tk.I ujian dinas Tk.II. 32. Wewenang. a. Wewenang penyelenggaraan ujian dinas Tk. I oleh Kas Angkatan dan penandatanganan STLUD oleh Aspers A.n. Kasad. b. Wewenang penyelenggaraan ujian dinas Tk. II diatur oleh Panglima TNI. 33. Evaluasi. a. Sebutkan macam ujian dinas! b. Materi apa saja yang diujikan dalam ujian dinas! BAB VII DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ( DP- 3 ) 34. Umum. a. Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS merupakan sarana untuk mengikuti pengembangan profesi PNS AD dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS AD. b. Setiap PNS AD harus dibuatkan DP-3 minimal sekali dalam satu tahun. 35. Unsur-unsur yang dinilai. a. Kesetiaan. Adalah ketaatan dan pengabdian terhadap Pancasila, UUD 45, Negara dan Pancasila. 1) Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan pengalaman sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

28 28 2) Pengabdian adalah penyumbangan pikiran-pikiran dan secara ikhlas dengan mengutamakan kepentingan pribadi maupun golongan. 3) Umumnya kesetiaan timbul dari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam sehingga setiap PNS wajib mempelajari, mengerti, melaksanakan dan mengamalkan Pancasila, UUD 1945 dan Politik, kebijaksanaan dan rencana-rencana pemerintah. b. Prestasi Kerja. Yang dimaksud adalah hasil kerja yang dialami oleh seorang PNS dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan PNS yang bersangkutan. c. Tanggung jawab. Adalah kesanggupan seorang PNS menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya serta tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambil atas tindakan yang dilakukan. d. Ketaatan. Adalah kesanggupan seorang PNS yang mentaati segala peraturan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang berlaku dan atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. e. Kejujuran. Adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas, kemampuan untuk tidak menyalahi wewenang yang diberikan kepadanya. f. Kerjasama. Adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersamasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya dan berhasil guna sebesar-besarnya. g. Prakarsa. Adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan. h. Kepemimpinan. 1) Kepemimpinan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat diarahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. 2) Penilaian unsur kepemimpinan hanya berlaku bagi PNS berpangkat pengatur muda II/a ke atas memangku jabatan. 36. Sumber Pembuatan DP-3. a. Buku catatan penilaian PNS AD : 1) Setiap pejabat penilai berkewajiban mengisi dan memelihara buku catatan penilaian. 2) Data yang tercantum dalam buku catatan penilaian adalah salah satu bahan obyektif untuk membuat DP-3.

29 29 b. Daftar absensi. c. Informasi lain. 37. Waktu Penilaian DP-3. a. Penilaian dibuat pada setiap akhir tahun/takwim. b. Jangka waktu penilaian adalah mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan. c. Khusus bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah sekurang-kurangnya satu tahun menjadi PNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan tugasnya. 38. Sifat DP-3. DP-3 bersifat rahasia, oleh sebab itu hanya dapat diketahui oleh : a. PNS AD yang bersangkutan. b. Pejabat penilai. c. Atasan pejabat penilai. d. Atasan dari atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi. e. Pejabat lain yang ada hubungan tugasnya dengan penilaian tersebut 39. Penggunaan DP-3. DP-3 dipergunakan menjadi salah satu bahan objektif dalam melaksanakan pembinaan PNS AD antara lain untuk : a. Mempertimbangkan usul pengangkatan menjadi PNS. b. Mempertimbangkan kenaikan pangkat. c. Mempertimbangkan penempatan dalam jabatan. d. Mempertimbangkan mengikuti pendidikan. e. Mempertimbangkan pemindahan. f. Mempertimbangkan kenaikan gaji berkala. g. Dan lain-lain. 40. Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai PNS Yang Dinilai dan Tatacara Penilaian. a. Pejabat penilai : 1) Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai dan serendah-rendahnya menduduki golongan jabatan IX. 2) Pejabat penilai berkewajiban membuat DP-3 apabila PNS yang bersangkutan telah manjadi bawahannya minimum enam bulan. 3) Pejabat penilai yang belum membawahi PNS selama enam bulan, dapat membuat DP-3 dengan mempergunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai yang lama.

30 30 4) Pejabat penilai harus mengisi DP-3 PNS yang langsung menjadi bawahannya. b. Atasan pejabat penilai : 1) Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP-3 yang disampaikan kepadanya. 2) Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa keberatan PNS apabila ada tanggapan pejabat penilai yang tercantum dalam DP-3 yang disampaikan kepadanya. 3) Apabila ada alasan yang cukup, atasan pejabat penilai dapat mengubah nilai yang dibuat pejabat dan perubahan tersebut tidak dapat digangu gugat. 4) DP-3 berlaku setelah disahkan oleh atasan pejabat penilai. c. Tata Cara Penilaian. 1) Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan angka sebagai berikut : (a) Amat baik angka (b) Baik angka (c) Cukup angka (d) Sedang angka (e) Kurang angka 50 kebawah. 2) Pedoman pemberian nilai DP-3 harus berpedoman pada lampiran Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun Evaluasi. a. Jelaskan Kepanjangan DP-3! b. Jelaskan Pedoman penilaian DP-3! c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Atasan pejabat penilai! BAB VIII DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK) 42. Umum. Daftar Urut Kepangkatan merupakan salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier PNS. Apabila ada lowongan maka PNS yang menduduki nomor urut yang lebih tinggi haruslah dipertimbangkan terlebih dahulu, dengan tetap memperhatikan syarat-syarat lainnya untuk mengisi lowongan tersebut.

31 Pembuatan DUK. a. Setiap pemangku delegasi wewenang (PDW) diwajibkan membuat dan memelihara DUK PNS dilingkungan masing-masing. b. Komandan satuan organisasi TNI serendah-rendahnya yang memangku jabatan Dan Satker atau jabatan lain yang dipersamakan dengan itu, harus membuat DUK di lingkungan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. c. DUK PNS dibuat setiap tahun dan harus sudah selesai pada setiap akhir bulan Desember. d. DUK dibuat hanya untuk yang telah berstatus PNS. 44. Penyusunan DUK. a. Aspers Kasum TNI menyusun dan memelihara secara terpusat DUK seluruh PNS golongan III/d sampai dengan golongan IV/e dan golongan I/a sampai dengan IV/e khusus dilingkungan Mabes TNI. b. PDW dilingkungan Mabes TNI dan Kas Angkatan menyusun DUK PNS secara terpusat diatur sebagai berikut : 1) DUK PNS golongan III/d sampai dengan golongan IV/e dari tiap-tiap Kas Angkatan serta PDW dilingkungan Mabes TNI yang telah disusun dalam bulan Desember, harus sudah disampaikan kepada Panglima TNI U.p. Aspers selambat-lambatnya pada akhir bulan Januari. Selanjutnya akan diteruskan kepada Menhan pada akhir bulan Pebruari. 2) Untuk menyusun DUK yang dimaksud diatas, maka setiap Satker TNI membuat DUK PNS di lingkungan masing-masing dari golongan tertinggi sampai dengan golongan yang terendah. c. Penetapan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan. 1) Pangkat. 2) Jabatan. 3) Masa Kerja. 4) Latihan Jabatan. 5) Pendidikan. 6) Usia. d. DUK sebagai PNS yang berada diluar jabatan organisasi. PNS yang diangkat menjadi pejabat negara, sedang menjalankan tugas balajar, dipekerjakan atau diperbantukan pada instansi lain, sedang menjalankan cuti di luar tanggungan negara, diberhentikan dari jabatan negeri dengan mendapat uang tunggu, tetap dicantumkan namanya dalam Daftar Urut Kepangkatan instansi yang bersangkutan.

32 Pengumuman dan keberatan atas nomor urut dalam DUK. a. Pengumuman. DUK yang telah ditetapkan, diumumkan dengan cara sedemikian rupa sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah membacanya. b. Keberatan. Apabila ada PNS yang berkeberatan atas nomor urutnya dalam DUK, maka PNS yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan secara tertulis. c. Perubahan dan penghapusan nomor urut dalam DUK. 1) Perubahan. a) Setiap mutasi kepegawaian yang mengakibatkan perubahan nomor urut dalam DUK, umpamanya kenaikan pangkat, pengangkatan dalan jabatan, pengangkatan CPNS menjadi PNS, pemindahan, pemberhentian, meninggal dunia dan lain-lain dicatat dalam DUK yang bersangkutan. b) Untuk memudahkan pemeliharaan DUK, maka perubahanperubahan karena mutasi kepegawaian, pencatatan cukup dengan menuliskan jenis mutasi kepegawaian, pencatatan cukup dengan menuliskan jenis mutasi pada kolom mutasi. 2) Penghapusan. a) Nama PNS dihapuskan dari DUK oleh karena : (1) Diberhentikan sebagai PNS. (2) Meninggal Dunia. (3) Pindah Instansi. b) Penghapusan nama tersebut dilakukan pada waktu penyusunan DUK untuk tahun berikutnya. 46. Penggunaan DUK. a. DUK adalah salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier PNS. b. Dengan adanya DUK, maka pembinaan karier PNS dapat dilakukan dengan lebih obyektif. Pembinaan karier yang dimaksud, antara lain meliputi kepangkatan, penempatan dalam jabatan, pengiriman untuk mengikuti latihan jabatan dan lain-lain. c. Apabila ada lowongan, maka PNS yang menduduki DUK yang lebih tinggi, wajib dipertimbangkan lebih dahulu, tetapi apabila ia tidak mungkin diangkat untuk mengisi lowongan itu karena tidak memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti syaratsyarat kecakapan, kepemimpinan, pengalaman dan lain-lain haruslah diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha untuk mengisi kekurangan itu untuk masa mendatang.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kepegawaian. Kenaikan Pangkat. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa Kenaikan Pangkat PNS Pangkat adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KENAIKAN PANGKAT. Kenaikan pangkat bagi PNS secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :

KENAIKAN PANGKAT. Kenaikan pangkat bagi PNS secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu : KENAIKAN PANGKAT Kenaikan pangkat bagi PNS secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu : 1. Kenaikan Pangkat Pilihan 2. Kenaikan Pangkat Reguler 3. Kenaikan Pangkat Anumerta 4. Kenaikan Pangkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka usaha melaksanakan pembinaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman. No.164, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-66.KP.04.04

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 196, 2000 KEPEGAWAIAN.PANGKAT.Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003 JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MODUL MATERI UJIAN DINAS TK. I DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN 2014 Peraturan di Bidang Kepegawaian 2014 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS INDONESIA 06 Kata Pengantar Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi berbadan hukum (PTN

Lebih terperinci

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MODUL 4 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN Reviewer: Hania Aminah, M.M. MATERI UJIAN DINAS TK. I DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) BADAN POM RI 2015 Peraturan di Bidang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. No.726, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

Kenaikan Pangkat PNS. No,Pangkat,Golongan Ruang :

Kenaikan Pangkat PNS. No,Pangkat,Golongan Ruang : Kenaikan Pangkat PNS Pangkat adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasark No,Pangkat,Golongan Ruang : 1. Juru Muda, Ia 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib 3. Juru, Ic 4.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. UMUM a. Dalam rangka usaha untuk lebih menjamin obyektifitas dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja,

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-1363/K/SU/2012 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN

Lebih terperinci

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN 2012, No.576 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP.03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Kementerian Riset dan Teknologi sebagai instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi utama Merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset berusaha

Lebih terperinci

Salinan hal 1 dari 20

Salinan hal 1 dari 20 Salinan hal 1 dari 20 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 32 Undang-undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat 1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS 1.1.1 DATA UTAMA PNS 1.1.1.1 Data Pribadi 1.1.1.1.1 NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat Lahir Tanggal Lahir Usia Tingkat Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.998, 2015 KEMENDAGRI. Mutasi. Pegawai Negeri Sipil. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN MUTASI PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN PENCANTUMAN GELAR/PENINGKATAN PENDIDIKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH YOGYAKARTA NOMOR: 1A/PPA/I/BPH-STIKES/SK/II/07

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH YOGYAKARTA NOMOR: 1A/PPA/I/BPH-STIKES/SK/II/07 SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH YOGYAKARTA NOMOR: 1A/PPA/I/BPH-STIKES/SK/II/07 Tentang PENGANGKATAN, KEPANGKATAN, DAN JABATAN PEGAWAI SEKOLAH

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA MENGIKUTI UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG YANG MEMPEROLEH SURAT TANDA TAMAT BELAJAR/ IJAZAH

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

Magister (S-2), Dokter, Apoteker

Magister (S-2), Dokter, Apoteker PEMERINTAH KABUPATEN BLORA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Reksodiputro No. 24 Telp./Fax. (0296) 531284 Website http://bkd.blorakab.go.id B L O R A 58215 Blora, 10 November 2016 Mei 2016 Nomor : 823/1152

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KETENAGAAN Pengadaan Pegawai Jenjang Kepangkatan/Jabatan

KETENAGAAN Pengadaan Pegawai Jenjang Kepangkatan/Jabatan KETENAGAAN UM memiliki Pegawai yang dibedakan: (1) pegawai tetap atau Pegawai Negeri Sipil (PNS); (2) pegawai tidak tetap atau pegawai honorer dan pegawai kontrak pekerjaan. Ketentuan yang mengatur pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 16 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, berkualitas

Lebih terperinci

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT 1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT Kenaikan Pangkat adalah salah satu layanan Kantor Regional XII BKN Pekanbaru yang telah memenuhi standar ISO 9001:2008. Layanan ini merupakan layanan Bidang Mutasi

Lebih terperinci

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 4 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 25 Pebruari 2010 Nomor : 4 Tahun 2010 Tentang : TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH

Lebih terperinci

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG Menimbang : Mengingat : PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NO PANGKAT GOLONGAN RUANG

NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NO PANGKAT GOLONGAN RUANG 19 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara

Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara - 700-5. Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT SALINAN BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN

Lebih terperinci

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, IZIN PENGGUNAAN GELAR

Lebih terperinci

III. PENGAWAS BENIH IKAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA

Lebih terperinci

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH WALIKOTA BANDA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGURUSAN BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR, PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123 PEMERINTAH KOTA TEGAL SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) 355137 Faks. (0283) 353673 Kode Pos 52123 Tegal, 25 Januari 2011 Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. Mengingat

Lebih terperinci

Bagian Pertama : KENAIKAN PANGKAT

Bagian Pertama : KENAIKAN PANGKAT Bagian Pertama : KENAIKAN PANGKAT A. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999 JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999 TENTANG POLA JENJANG KARIR PEGAWAI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

XV. PRANATA KOMPUTER

XV. PRANATA KOMPUTER XV. PRANATA KOMPUTER K. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2013 TENTANG KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.606, 2017 KEMENKUMHAM. INPASSING. Jabatan Fungsional Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Sekretaris Desa 1. Pengertian Sekretaris Desa Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 bagian kelima Perangkat Desa, Pasal 48 dan Pasal

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI Maret 2012 1 DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI 1. UU Nomor 8 Th 1974 ttg Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH

Lebih terperinci