BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011

Transkripsi

1 BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa guna kelancaran tugas dan fungsi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sukamara dipandang perlu mengatur ketentuan-ketentuan pokok mengenai Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sukamara; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180) 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaaan Daerah Air Minum; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dan Badan Pengawas PDAM Daerah; 5. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun 1984 dan Nomor 27/KPTS/1984 Tentang Pembinaan PDAM Daerah Air Minum; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah; 7. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM Daerah Air Minum; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 14 Tahun 2006 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);

2 M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN SUKAMARA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan ; 1. Daerah adalah Kabupaten Sukamara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4. Bupati adalah Bupati Sukamara. 5. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan Usaha milik Pemerintah Kabupaten Sukamara yang bergerak dalam bidang Pelayanan Air Minum. 6. Direktur adalah Direktur PDAM Kabupaten Sukamara. 7. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas PDAM Kabupaten Sukamara. 8. Pegawai adalah Pegawai yang bekerja di lingkungan PDAM Kabupaten Sukamara. 9. Calon Pegawai PDAM adalah Pegawai yang diangkat oleh Direktur PDAM dalam masa percobaan. 10. Penghasilan Pegawai adalah Gaji Pokok ditambah tunjangan-tunjangan dan penghasilan lainnya. Organ PDAM adalah: a. Bupati selaku pemilik modal; b. Badan Pengawas; dan c. Direktur. BAB II ORGAN PDAM Pasal 2 BAB III BADAN PENGAWAS Pasal 3 (1). Badan Pengawas adalah suatu Badan yang terdiri dari pejabat Daerah, Perorangan dan Profesional dan/atau Masyarakat Konsumen. (2). Badan Pengawas bertanggung jawab kepada Bupati. (3). Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dengan Keputusan Bupati. Pasal 4 Badan Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang dan seorang diantaranya diangkat sebagai ketua merangkap anggota, seorang diangkat sebagai sekretaris merangkap anggota serta seorang anggota.

3 Pasal 5 (1) Masa jabatan Badan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan apabila masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan dengan Keputusan Bupati. (2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud ayat (1) apabila Badan Pengawas terbukti mampu melakukan pengawasan terhadap kegiatan Direktur dan memberikan pendapat dan saran kepada Bupati sehingga perusahaan mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat. Pasal 6 (1).Badan Pengawas mempunyai tugas membantu Bupati dalam : a. merumuskan kebijakan di bidang pengelolaan PDAM; b. melakukan pengawasan atas jalannya PDAM; c. membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan PDAM berupa: 1. memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupati untuk perbaikan dan perkembangan PDAM; 2. memberikan petunjuk dan pengarahan berdasarkan kebijakan Bupati kepada Direktur; 3. meneliti rancangan anggaran PDAM dan menyiapkan persetujuan Bupati sebelum tahun buku mulai berlaku; 4. meneliti Neraca PDAM pada akhir tahun buku dan memberikan saran tindak lanjut; 5. memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan) dan rencana bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direktur kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan 6. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupati diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direktur, program kerja yang diajukan oleh Direktur, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan/atau menandatangani laporan triwulanan dan laporan tahunan. (2). Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan Direktur berakhir, Badan Pengawas wajib meneliti dan menilai hasil pekerjaan dan pertanggung jawaban Direktur untuk disampaikan kepada Bupati. Pasal 7 (1). Badan Pengawas wajib menyelenggarakan pertemuan/rapat secara berkala 6 (enam) bulan sekali untuk membahas dan menilai pelaksanaan tugas Direktur. (2) Ketua Badan Pengawas wajib menyelenggarakan pertemuan baik dalam lingkungan Badan Pengawas maupun dalam hubungannya dengan Direktur, termasuk dalam hal apabila Badan Pengawas memandang perlu untuk mengadakan perubahan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Bupati untuk mendapatkan keputusan. Pasal 8 (1). Untuk membantu kelancaran tugas Badan Pengawas dibentuk Sekretariat Badan Pengawas dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas. (2). Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beranggotakan maksimum 2 (dua) orang yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, yang mana 1 (satu) orang diantaranya menjadi Kepala Sekretariat dan Anggota. Pasal 9 (1). Badan Pengawas dan Sekretariat setiap bulan diberikan uang jasa honorarium yang dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sukamara.

4 (2). Besarnya uang jasa honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Ketua Badan Pengawas merangkap anggota 30 % dari Gaji Direktur; b. Sekretaris Badan Pengawas merangkap anggota 25 % dari Gaji Direktur; c. Anggota Badan Pengawas 20 % dari Gaji Diretur;dan d. Sekretariat Badan Pengawas sebesar 20% dari Gaji Direktur; (3). Selain uang jasa honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Pengawas diberikan uang jasa produksi 10% dari laba bersih tahun bersangkutan setelah di audit, dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan PDAM. BAB IV DIREKTUR Pasal 10 (1). Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Badan Pengawas dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2). Direktur berjumlah 1 (satu) orang yang disebut Direktur. (3). Direktur bertanggung jawab kepada Bupati melalui Badan Pengawas. Pasal 11 Direktur membawahi Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan serta Kepala Bagian Teknis. Pasal 12 (1) Masa jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (2) Pengecualian terhadap ayat (1), dapat dilakukan apabila seorang Kepala Bagian diangkat sebagai Direktur. (3) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila Direktur terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusahaan dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahunnya. Pasal 13 Dalam melaksanakan pengurusan dan pengelolaan PDAM, Direktur mempunyai tugas dan wewenang seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 14 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun Pasal 14 Direktur menerima gaji dan tunjangan yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : a. Gaji Direktur maksimal 2,5 kali penghasilan tertinggi pegawai PDAM perbulan dengan mempertimbangkan kemampuan PDAM; b. Direktur mendapat perumahan dinas yang standard atau pengganti uang sewa rumah yang besarnya ditentukan oleh PDAM dengan penyesuaian kondisi keuangan PDAM; c. Direktur berhak menerima tunjangan kesehatan dengan penyesuaian kondisi keuangan PDAM; d. Direktur berhak menerima tunjangan transport dengan penyesuaian kondisi keuangan PDAM; e. Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud huruf b, c dan d diatur melalui Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Pasal 15 Besarnya jasa produksi untuk Direktur ditetapkan maksimum 20% dari laba bersih tahun bersangkutan setelah diaudit dan mendapat persetujuan Badan pengawas dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan PDAM.

5 Pasal 16 (1). Dana Representasi disediakan dari anggaran PDAM yang besarnya maksimal 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah penghasilan Direktur dalam satu tahun yang diterima pada bulan terakhir. (2). Dana Representasi tersebut digunakan untuk keperluan biaya tamu, biaya rapat, sumbangan kepada pegawai serta keperluan lainnya. (3). Besarnya Dana Representasi tersebut dikelola Direktur setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. BAB V KEPEGAWAIAN Bagian Pertama Pengangkatan dan Syarat Pegawai Pasal 17 (1). Pegawai PDAM diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (2). Dalam mengangkat dan memberhentikan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur harus memperhatikan beban pekerjaan dan kondisi keuangan serta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Badan Pengawas. Pasal 18 Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi pegawai PDAM adalah : a. Warga Negara Indonesia; b. Berusia serendah-rendahnya 20 tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun; c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan; d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah; e. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai suatu instansi baik sebagai instansi pemerintah maupun institusi non pemerintah; f. Mempunyai kesesuaian pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan; g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kepolisian setempat; h. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter;dan i. Tidak boleh merangkap menjadi pegawai dari instansi lainnya, baik instansi pemerintah maupun institusi non pemerintah; Bagian Kedua Calon Pegawai Pasal 19 (1). Calon pegawai dapat diangkat menjadi pegawai setelah melalui masa percobaan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dengan ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja dan setiap unsur bernilai baik. (2). Selama masa percobaan terhadap calon pegawai dilakukan penilaian meliputi : a. loyalitas; b. kecakapan; c. kesehatan; d. kerjasama; e. kerajinan; f. prestasi kerja; dan g. kejujuran; (3). Calon pegawai yang memenuhi persyaratan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat diangkat menjadi pegawai PDAM. (4). Calon pegawai yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan penilaian sebagaimana ayat (2) diberhentikan tanpa mendapat uang pesangon. (5). Selama menjalani masa percobaan, calon pegawai tidak diperkenankan menduduki sebuah jabatan.

6 Bagian Ketiga Tenaga Honorer dan Tenaga Kontrak Pasal 20 (1) Direktur dapat mengangkat tenaga honorer atau tenaga kontrak sesuai dengan beban pekerjaan dan kondisi keuangan PDAM dengan persetujuan secara tertulis dari Badan Pengawas. (2) Tenaga honorer atau kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan honorarium perbulan yang besarnya ditetapkan oleh Direktur dengan berpedoman pada Upah Minimum Kabupaten (UMK). (3) Tenaga Honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak diperkenankan menduduki jabatan. Bagian Keempat Jenjang Kepangkatan Pasal 21 (1) Pegawai diangkat dalam pangkat tertentu sesuai Peraturan PDAM. (2) Pengangkatan pegawai dalam pangkat dilaksanakan dengan memperhatikan jenjang dan persyaratan lainnya yang ditetapkan. Pasal 22 (1)Pemberian kenaikan pangkat oleh Direktur berdasarkan sistem kenaikan pangkat regular, pangkat penyesuaian, pangkat istimewa, pangkat pengabdian, dan pangkat anumerta. (2)Pegawai yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas kenaikan pangkat reguler. (3)Pemberian kenaikan pangkat pegawai yang bersangkutan. istimewa merupakan penghargaan atas prestasi kerja Pasal 23 Pangkat dan golongan pegawai ditentukan sebagai berikut : a. Pegawai Dasar Muda : Golongan A ruang 1 b. Pegawai Dasar Muda I : Golongan A ruang 2 c. Pegawai Dasar : Golongan A ruang 3 d. Pegawai Dasar I : Golongan A ruang 4 e. Pelaksana Muda : Golongan B ruang 1 f. Pelaksana Muda I : Golongan B ruang 2 g. Pelaksana : Golongan B ruang 3 h. Pelaksana I : Golongan B ruang 4 i. Staf Muda : Golongan C ruang 1 j. Staf Muda I : Golongan C ruang 2 k. Staf : Golongan C ruang 3 l. Staf I : Golongan C ruang 4 m. Staf Madya : Golongan D ruang 1 n. Staf Madya I : Golongan D ruang 2 o. Staf Utama Madya : Golongan D ruang 3 p. Staf Umum : Golongan D ruang 4 Pasal 24 Calon Pegawai yang diangkat sebagai pegawai diberikan pangkat dan golongan ruang permulaan sebagai berikut : a. berijazah Sekolah Dasar diberikan pangkat Pegawai Dasar Muda Golongan ruang A/1; b. berijazah Sekolah Lanjutan Pertama diberikan pangkat Pegawai Dasar Muda 1 Golongan ruang A/2;

7 c. berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas diberikan pangkat Pelaksana Muda Golongan ruang B/1; d. berijazah Sarjana Muda/Diploma III diberikan pangkat Pelaksana Muda 1 Golongan ruang B/2.; dan e. berijazah Sarjana (S1) diberikan pangkat Staf Muda Golongan ruang C/1. Pasal 25 (1)Kenaikan pangkat pegawai ditetapkan setiap kali pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. (2)Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : a. Kenaikan pangkat reguler; b. Kenaikan pangkat penyesuaian; c. Kenaikan pangkat istimewa; d. Kenaikan pangkat pengabdian;dan e. Kenaikan pangkat anumerta; (3) Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan PDAM yang sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Pasal 26 (1) Kenaikan pangkat regular diberikan kepada pegawai tanpa memperhatikan jabatan yang dipangkunya dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. (2) Kenaikan pangkat regular dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila pegawai dimaksud memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut : a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir ; b. Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dengan setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai cukup dalam satu tahun berakhir ; (3) Maksimal kenaikan pangkat biasa yang dapat dicapai oleh seorang pegawai PDAM setinggi-tingginya adalah sebagai berikut : a. Berijazah Sekolah Dasar sampai dengan Golongan ruang B/1; b. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sampai dengan ruang B/2; c. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai dengan Golongan ruang C/1; d. Berijazah D/3 sampai dengan Golongan ruang C/2;dan e. Berijazah Sarjana (S1) sampai dengan Golongan ruang D/1; Pasal 27 Kenaikan pangkat penyesuaian diberikan kepada pegawai karena memperoleh ijazah lebih tinggi yang mendapat ijin belajar dari Direktur dan atas persetujuan Badan Pengawas. Pasal 28 (1) Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada pegawai yang menunjukan prestasi kerja luar biasa atau adanya penemuan baru yang bermanfaat dan/atau berguna bagi PDAM. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terkait dengan jabatan. Pasal 29 Kenaikan pangkat pengabdian diberikan kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan ketentuan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir. Pasal 30 Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugas setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhirnya.

8 Bagian Kelima Pengangkatan Dalam Jabatan Pasal 31 Tata cara pengangkatan dalam jabatan ditetapkan melalui peraturan PDAM setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Pasal 32 (1) Pegawai yang memangku jabatan dengan pangkat lebih rendah setingkat dari pangkat dasar pada jenjang pangkat jabatan tersebut, dapat diberikan kenaikan pangkat istimewa setingkat lebih tinggi, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan dan telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian kerja bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; b. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan dan telah 3 (tiga) tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian kerja rata-rata bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali selama menjadi pegawai yang diatur dengan Peraturan PDAM. Bagian Keenam Pembinaan Karier Pegawai Pasal 33 (1) Untuk pembinaan karier pegawai dapat diadakan mutasi pegawai PDAM. (2) Untuk meningkatan pengetahuan pegawai, dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan atau sejenisnya. (3) Tata cara mutasi pegawai PDAM berpedoman pada Peraturan PDAM. Pasal 34 Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-sebesarnya dilaksanakan sistem karier pegawai melalui penjenjangan yang dilakukan secara terarah sesuai dengan klasifikasi kebutuhan. Bagian Ketujuh Penghasilan dan Penghargaan Pasal 35 Kepada pegawai PDAM diberikan gaji pokok menurut golongan/ruang gaji sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal 36 Calon Pegawai PDAM diberikan gaji pokok sebesar 80% dari gaji pokok Pegawai PDAM. Pasal 37 Selain gaji pokok, Pegawai PDAM dan calon pegawai PDAM dapat diberikan tunjangan sebagai berikut : a. Tunjangan isteri/suami; b. Tunjangan anak; c. Tunjangan pangan; d. Tunjangan jabatan; e. Tunjangan kesehatan;dan f. Tunjangan transport.

9 Pasal 38 (1) Tunjangan istri/suami diberikan hanya kepada istri/suami Pegawai PDAM dan Calon Pegawai PDAM, yang bukan Pegawai Negeri Sipil/TNI dan POLRI. (2) Tunjangan Istri/suami pegawai diberikan hanya untuk 1 (satu) orang. (3) Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari gaji pokok istri/suami. Pasal 39 (1) Tunjangan anak diberikan kepada pegawai PDAM dan calon pegawai PDAM. (2) Tunjangan anak diberikan hanya untuk 2 (dua) orang anak. (3) Tunjangan anak sebagaimana yang disebut pada ayat (1) diberikan sampai dengan umur 21 (dua puluh satu) tahun belum mempunyai penghasilan sendiri dan belum atau tidak menikah dan dapat diperpanjang sampai dengan umur 25 (dua puluh lima) tahun apabila anak tersebut masih sekolah/kuliah, dan dibuktikan dengan surat keterangan dari Sekolah atau Perguruan Tinggi terkait. (4) Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 5% (lima per seratus) dari gaji pokok pegawai untuk setiap anak. Pasal 40 (1) Tunjangan pangan diberikan kepada pegawai PDAM dan calon pegawai PDAM, serta keluarganya. (2) Besarnya tunjangan pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direktur PDAM dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan atas persetujuan Badan Pengawas. Pasal 41 (1) Tunjangan jabatan hanya diberikan kepada pegawai yang mempunyai jabatan. (2) Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direktur PDAM dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan atas persetujuan Badan Pengawas. Pasal 42 (1) Tunjangan kesehatan diberikan kepada Pegawai PDAM, Calon Pegawai PDAM, serta keluarganya. (2) Besarnya tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur oleh Direktur PDAM dan menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan atas persetujuan Badan Pengawas. Pasal 43 (1) Tunjangan transport diberikan kepada Pegawai PDAM, Calon Pegawai PDAM dan Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan. (2) Besarnya tunjangan transport sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur oleh Direktur PDAM dan menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan atas persetujuan Badan Pengawas. Pasal 44 (1) Apabila kondisi keuangan tidak memungkinkan maka Direktur PDAM berhak tidak memberlakukan salah satu tunjangan pada pasal 38 tersebut di atas, terutama pada poin c dan f. (2) Apabila tunjangan dimaksud telah dilaksanakan seperti ayat (1) diatas, menurunkan dan/atau menghilangkannya dengan melihat dan menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan serta telah mendapat persetujuan Badan Pengawas.

10 Pasal 45 Pajak penghasilan dibebankan pada masing-masing pegawai, calon pegawai PDAM serta Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan dan dikelola oleh PDAM. Pasal 46 Pegawai yang memenuhi syarat-syarat kecakapan, kerajinan dan pengabdian serta ketaatan dalam melaksanakan kewajibannya diberikan kenaikan gaji berkala. Pasal 47 (1) Kenaikan gaji berkala diberikan 2 (dua) tahun sekali jika memenuhi syarat-syarat : a. Hasil penilaian prestasi kerja, rata-rata baik tanpa nilai kurang dalam tahun terakhir. b. Masih dalam batas masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala. (2) Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a maka kenaikan gaji berkala ditunda paling lama 1 (satu) tahun. (3) Apabila sampai dengan batas waktu penundaan, pegawai yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi paling lama untuk 1 (satu) tahun. Pasal 48 Pegawai yang daftar penilaian prestasi kerja menunjukkan hasil yang sangat baik, sehingga patut dijadikan pegawai teladan, dapat diberikan kenaikan gaji berkala istimewa yang besarnya ditetapkan dengan peraturan PDAM yang mendapat persetujuan Badan Pengawas. Direktur memberikan penghargaan kepada : Pasal 49 a. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 15 tahun dan hasil penilaian prestasi kerjanya dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan minimal 3 kali penghasilan; b. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 25 tahun dan hasil penilaian prestasi kerjanya dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan maksimal 4 kali penghasilan; c. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 30 (tiga puluh) tahun dan hasil penilaian prestasi kerjanya dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan maksimal 4 kali penghasilan; d. Pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja dan atau berjasa dalam pembangunan dan/atau pengelolaan PDAM sehingga dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya, diberikan penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan Keputusan Direktur melalui persetujuan Badan Pengawas;dan e. Pegawai yang akan memasuki masa pensiun normal diberikan penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan dengan peraturan PDAM; Pasal 50 Penilaian pegawai yang berprestasi dan pemberian penghargaan seperti pada pasal 49 dan 50 ditentukan oleh tim penilai yang dibentuk oleh Direktur setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Pasal 51 (1) Pegawai PDAM berhak atas pesangon yang besarnya ditentukan sebagai berikut; a. bila berhenti karena mencapai usia pensiun mendapat pesangon maksimal 5 (lima) kali penghasilan bersih bulan terahir dengan memperhatikan kondisi keuangan; b. bila diberhentikan dengan hormat sebelum masa pensiun dapat diberikan pesangon maksimal 3 (tiga) kali penghasilan bersih bulan terahir dengan memperhatikan kondisi keuangan;

11 c. apabila meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan santunan maksimal 5 (lima) kali penghasilan bersih bulan terahir dengan memperhatikan kondisi keuangan;dan d. apabila meninggal dunia karena melaksanakan tugas dapat diberikan santunan maksimal 6 (enam) kali penghasilan bersih bulan terahir dengan memperhatikan kondisi keuangan; (2) Pegawai PDAM yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak berhak menerima pesangon. Pasal 52 (1) Setiap tahun setelah tutup buku kepada pegawai dapat diberikan jasa produksi dari laba bersih tahun bersangkutan setelah diaudit yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan PDAM. (2) Apabila kondisi keuangan tidak memungkinkan maka PDAM dapat untuk tidak memberlakukan salah satu pesangon atau menurunkan besarnya pesangon untuk pegawai PDAM dan calon pegawai PDAM setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Bagian Kedelapan CUTI Pasal 53 (1) Direktur dan Pegawai PDAM serta PNS yang diperbantukan, berhak mendapat cuti tahunan, cuti kawin, cuti sakit, cuti melahirkan dan cuti karena alasan penting, cuti nikah, atau cuti untuk menunaikan ibadah haji, serta cuti diluar tanggungan PDAM. (2) Direktur dan pegawai PDAM serta PNS yang diberbantukan, yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepadanya akan diberikan gaji penuh, kecuali cuti diluar tanggungan PDAM (3) Pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk Direktur adalah Bupati melalui persetujuan Badan Pengawas, sedangkan untuk pegawai PDAM yang berwenang memberikan cuti adalah Direktur. (4) Jika diperlukan oleh PDAM sehingga pegawai yang seharusnya mendapat cuti, tetapi demi kepentingan PDAM cutinya tidak diambil, maka kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan pengganti uang cuti yang besarnya diatur oleh Surat Keputusan Direktur. Bagian Kesembilan Honorarium Pasal 54 (1) Honorarium diberikan kepada pegawai honorer, yang diangkat oleh Direktur dalam rangka kepentingan dan beban pekerjaan PDAM. (2) Besarnya honorarium sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Direktur dengan berpedoman kepada Upah Minimum Kabupaten (UMK). Bagian Kesepuluh Pekerjaan Lembur dan Uang Lembur Pasal 55 (1) Pekerjaan lembur adalah pekerjaan yang dilakukan pada waktu diluar jam dinas atau waktu hari libur. (2) Pekerjaan lembur pada ayat (1) dapat diakui apabila dilaksanakan lebih dari 2 (dua) jam. (3) Pekerjaan lembur hanya dilakukan pada pekerjaan yang sifatnya sangat penting dan mendesak dan/atau penyelesaiannya tidak dapat ditangguhkan. (4) Besarnya uang lembur ditentukan oleh Direktur PDAM dengan memperhatikan kondisi keuangan PDAM. (5) Pegawai yang melakukan kerja lembur lebih dari 4 (empat) jam dapat diberikan uang makan yang besarnya ditetapkan oleh Direktur dengan memperhatikan kondisi keuangan PDAM.

12 Bagian Kesebelas Perjalanan Dinas Pasal 56 (1) Perjalanan dinas hanya diberikan untuk kepentingan PDAM, dengan ketentuan : a. Perjalanan Dinas dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari; b. Perjalanan Dinas Penataran, Pendidikan dan/atau Pelatihan disesuaikan dengan lamanya kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan kondisi keuangan PDAM;dan c. Dalam melakukan Perjalanan Dinas agar melibatkan pegawai yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. (2)Besarnya biaya perjalanan dinas dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur PDAM setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas dengan memperhatikan kondisi keuangan PDAM Bagian Kedua belas Kewajiban dan Larangan Pasal 57 Setiap pegawai wajib : a. Mendukung dan membela serta mengamalkan ideologi Negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta amandemennya; b. Mendahulukan kepentingan PDAM di atas kepentingan pribadi atau golongan; c. Mematuhi/mentaati segala peraturan dan menjauhi semua larangan PDAM; d. Memegang rahasia PDAM dan rahasia jabatan; e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku; f. Memikirkan, merencanakan dan melaksanakan aktifitas untuk kemajuan serta pengembangan PDAM;dan g. Mematuhi dan/atau mentaati semua peraturan perundang-undangan kepegawaian; Pasal 58 Larangan Pegawai : a. Melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan PDAM dan/atau Negara; b. Menggunakan kedudukannya dalam PDAM untuk memberikan keuntungan diri sendiri atau orang lain langsung atau tidak langsung yang merugikan PDAM; c. Melakukan hal-hal yang mencemarkan nama baik PDAM;dan d. Memberikan keterangan tertulis maupun lisan tentang PDAM kepada pihak lain diluar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari Direktur; Bagian Ketiga Belas Hukuman Disiplin Pasal 59 (1) Seorang pegawai dapat dikenakan hukuman disiplin karena melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 58 dan 59. (2) Jenis hukuman yang dapat dikenakan kepada pegawai terdiri dari : a. Teguran Lisan; b. Teguran Tertulis; c. Penundaan Kenaikan gaji berkala; d. Penundaan kenaikan pangkat; e. Penurunan pangkat; f. Penurunan jabatan; g. Pembebasan jabatan; h. Pemberhentian sementara; i. Pemberhentian dengan hormat;dan j. Pemberhentian tidak dengan hormat;

13 (3) Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan pertimbangan Badan Pengawas. Pasal 60 (1) Pegawai PDAM diberhentikan sementara apabila diduga telah melakukan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dan/atau tindak pidana. (2) Pemberhentian Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas dugaan tindak pidana yang dilakukan. Bagian Keempat Belas Pemberhentian Pasal 61 Direktur berwenang memberhentikan sementara pegawai karena : a. Terbukti dan disangka sesuai dengan keputusan yang berlaku telah melakukan tindakan merugikan PDAM; b. Ditahan oleh yang berwajib karena cukup bukti telah melakukan perbuatan pidana; Pasal 62 Pegawai yang diberhentikan sementara mulai bulan berikutnya diberi 50% (lima puluh per seratus) dari gaji yang diterima. Pasal 63 (1) Selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan, Direktur wajib mengadakan sidang yang dihadiri oleh pegawai yang diberhentikan sementara untuk menetapkan apakah yang bersangkutan terbukti merugikan PDAM setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan tidak terbukti melakukan tindakan yang merugikan PDAM maka yang bersangkutan harus dipekerjakan kembali dalam jabatan yang sama dan berhak menerima sisa penghasilan yang belum diterima. (3) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan terbukti melakukan perbuatan yang merugikan PDAM sesuai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan diberhentikan secara tidak hormat, tidak berhak mendapat surat keterangan dari PDAM, dan tidak berhak menerima sisa penghasilan yang belum diterima. Pasal 64 Direktur berwenang memberhentikan pegawai tidak dengan hormat karena : a. Melanggar sumpah janji dan atau sumpah/janji jabatan; b. Berdasarkan hasil pemeriksaan serta berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, terbukti telah menyalahgunakan jabatannya dengan menggunakan kedudukannya dalam PDAM untuk memberikan keuntungan diri sendiri atau orang lain baik langsung maupun tidak langsung yang merugikan PDAM;dan c. Dihukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 65 Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal diundangkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

14 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukamara. Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 12 Desember 2011 BUPATI SUKAMARA ttd AHMAD DIRMAN Diundangkan di Sukamara pada tanggal 12 Desember 2011 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA ttd Drs. MURYADI HARMAN, M. Si Pembina Utama Muda (IVc) NIP BERITA DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2011 NOMOR 30