BAB III DATA KOMPUTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA KOMPUTASI"

Transkripsi

1 1 BAB III DATA KOMPUTASI 3.1. Tipe Data Dua permasalahan penting dalam data komputasi adalah tipe data dan penyimpanannya dalam memori komputer. Setiap bahasa pemrograman mempunyai cara yang berbeda-beda dalam hal penggolongan tipe data dan penggunaan memori untuk masing-masing tipe data. Beberapa tipe data dasar yang digunakan dalam sistem komputer adalah integer, real, karakter, dan logika (boolean). Dalam memori komputer, setiap data akan disimpan dalam bentuk kode biner Data Integer Data tipe integer merupakan data untuk angka bulat atau data angka yang tidak mempunyai titik desimal. Data integer akan disimpan dengan ukuran 2 byte dalam memori atau 16 bit (1 byte = 8 bit). Untuk bilangan integer bertanda (signed integer) maka cacah data yang dapat disimpan sebanyak 2 15 macam. Dan salah satu bit, yaitu bit paling awal pada 16 bit tersebut digunakan untuk menyimpan tanda (positif atau negatif). Sedangkan untuk bilangan integer tak bertanda (unsigned integer) cacah data yang dapat disimpan sebanyak 2 16 macam. Contoh : Bilangan 10 dalam sistem bilangan desimal, jika disimpan dalam memori komputer harus dikonversi ke dalam bentuk biner, yaitu Bilangan 5 dalam sistem bilangan desimal disimpan sebagai Sedangkan bilangan 15 akan disimpan dengan kode Data Real Data tipe real merupakan data angka pecahan atau mempunyai titik desimal. Dalam sistem komputer, bilangan real akan disimpan dalam ruang memori sebesar 4 byte atau 32 bit. Data real disimpan dalam format scientific number, yaitu: M x b E Keterangan, M : mantisa bulat b : basis bilangan E : eksponen Basis sistem komputer adalah biner (karena mesin komputer hanya mengenal kondisi biner), sehingga basis bilangan biner tersebut tidak perlu disimpan secara khusus. Format penyimpanan bilangan real dikenal sebagai format titik mengambang (floating point). Contoh : Bilangan desimal 12.5 dalam format scientific number dapat dituliskan sebagai 0.125x10 2. Di dalam memori komputer, bilangan tersebut akan disimpan dengan kode biner sebagai berikut :

2 2 Byte pertama menunjukkan eksponen dan 3 byte berikutnya menunjukkan mantisa Data karakter Data tipe karakter merupakan data berupa huruf atau kosong (null). Dalam memori komputer data karakter disimpan dalam 1 byte atau 8 bit. Dengan demikian macam data yang dapat disimpan adalah sebanyak 2 8 = 256 macam. Dengan cacah macam data sebanyak itu, maka semua macam karakter yang kita kenal selama ini (A.. Z, a.. z) termasuk karakter simbol khusus ($, *, &, ^, (, ), [, ], {, %, dll) akan dapat dikodekan dan disimpan menggunakan kombinasi 8 bit 0 dan 1, hingga seluruhnya berjumlah 256 karakter Data logika (boolean) Tipe data logika dikenal pula sebagai data tipe boolean. Tipe data logik hanya memiliki 2 macam data yaitu benar (true) dan salah (false). Data logik disimpan dalam 1 byte, yaitu jika bernilai salah dan jika bernilai benar Data Larik (Array) Larik merupakan salah satu tipe data terstruktur (structured data) yang mampu menampung sekumpulan data tipe sejenis dalam suatu variabel. Larik dapat tersusun atas sekumpulan rinci data integer, real, atau karakter. Masing-masing komponen penyusun larik / rinci data dalam larik disebut sebagai data elemen. Data tipe larik banyak dimanfaatkan dalam program aplikasi yang memanipulasi sekumpulan data. Dalam tipe data ini, dimungkinkan untuk melakukan operasi sebagaimana pada data tipe lainnya. Untuk melakukan operasi tersebut, setiap elemen larik harus diidentifikasi berdasarkan suatu indeks. Terdapat banyak kemungkinan variasi cacah indeks yang dapat digunakan pada larik. Banyaknya indeks tersebut tak pernah dibatasi. Satu-satunya batasan yang ada adalah kapasitas memori utama komputer yang digunakan. Pada dasarnya, data bertipe larik dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu larik dimensi satu dan larik dimensi banyak. Cara penamaan data tipe larik disesuaikan dengan cacah indeks dan sering dikenal sebagai vector. Berikut adalah suatu contoh larik data berdimensi satu yang tersusun atas 6 elemen data yang dinotasikan dengan simbol berupa karakter "A", yaitu : A 1, A 2, A 3, A 4, A 5, A 6 Larik dimensi banyak mempunyai cacah indeks minimal 2. Yang termasuk larik dimensi banyak antara lain adalah larik dimensi dua, larik dimensi tiga, larik dimensi empat dan lainnya. Cacah indeks dalam larik tidak pernah dibatasi kecuali oleh kapasitas / kemampuan memori utama. Khusus untuk larik dimensi dua, dalam matematika lebih dikenal dengan sebutan matrik. Berikut adalah suatu contoh larik data yang tersusun atas 10 elemen data yang dinotasikan dengan simbol berupa karakter "B", yaitu : BB1.1, B 1.2, B 1.3, B 1.4, B 1.5, B 2.1, B 2.2, B 2.3, B 2.4, B 2.5

3 3 Sebagaimana tipe data yang lainnya, data bertipe larik harus dideklarasikan terlebih dahulu pada awal program aplikasi. Dengan deklarasi tersebut, berarti kita memberikan sejumlah informasi penting kepada compiler tentang tipe data elemenelemen larik, batas bawah dan batas atas indeks elemen-elemen larik, dan cacah maksimal elemen dalam larik. Hal ini diperlukan dalam perhitungan dan operasioperasi manipulasi data pada langkah-langkah berikutnya dalam program aplikasi yang ditulis Sistem Bilangan Sistem bilangan digunakan untuk mewakili data angka/numeric dalam sistem komputer, baik integer maupun real. Sistem bilangan yang digunakan dalam sistem komputer meliputi sistem bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal. Sistem bilangan biner digunakan oleh bahasa mesin, sedangkan sistem bilangan oktal, desimal, dan heksadesimal digunakan dalam bahasa rakitan (Assembler) dan dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi Sistem Bilangan Biner Sistem bilangan biner menggunakan basis 2, yaitu menggunakan dua macam simbol bilangan, yaitu 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai setiap digit bilangan biner dapat dihitung dengan urutan nilai posisi 2 0, 2 1, 2 2, 2 3,, dst yang dihitung mulai dari digit paling kanan. Diketahui bilangan biner : Nilai bilangan biner tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: *2 0 = 0 1*2 1 = 2 0*2 2 = 0 1*2 3 = 8 0*2 4 = = 10 desimal Jadi bilangan biner mempunyai nilai 10 (dalam sistem bilangan desimal). Tabel 3.1 merupakan beberapa contoh bilangan desimal dan nilai binernya. Tabel 3.1: Contoh bilangan desimal dan nilai binernya Desimal Biner Keterangan 0 0 0=0* =1* =1*2 1 +0* =1*2 1 +1* =1*2 2 +0*2 1 +0*2 0

4 =1*2 2 +0*2 1 +1* =1*2 2 +1*2 1 +0* =1*2 2 +1*2 1 +1* =1*2 3 +0*2 2 +0*2 1 +0* =1*2 4 +1*2 3 +0*2 2 +0*2 1 +1*2 0 Pada dasarnya, untuk melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, serta pembagian dalam sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal, dilakukan dengan cara yang sama dengan operasi pada bilangan desimal. Perbedaaanya adalah hanya terletak pada basis bilangan yang digunakan. Dasar penjumlahan dalam sistem biner adalah: = = = = 0, dengan menyimpan 1, untuk digit sebelah kirinya Dasar pengurangan dalam sistem biner adalah: 0-0 = = = 1, dengan meminjam 1, dari digit sebelah kirinya 1-1 = 0 Dasar perkalian dalam sistem biner adalah: 0 * 0 = 0 1 * 0 = 0 0 * 1 = 0 1 * 1 = 1 Dasar pembagian dalam sistem biner adalah: 0 : 0 = 0 1 : 1 = 1 Penjumlahan bilangan biner 1100 dan 1010, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 1100 => 1*2 3 +1*2 2 +0*2 1 +0*2 0 = 8+4 = 12 (desimal) => 1*2 3 +0*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = 8+2 = 10 (desimal) => 1*2 4 +0*2 3 +1*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = = 22 (desimal) Jadi hasil penjumlahan bilangan biner 1100 dan 1010 adalah Secara manual, operasi pengurangan bilangan biner 1100 dan 1010, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 1100 => 1*2 3 +1*2 2 +0*2 1 +0*2 0 = 8+4 = 12 (desimal) => 1*2 3 +0*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = 8+2 = 10 (desimal) 0010 => 0*2 3 +0*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = 2 (desimal) Tetapi di dalam mesin komputer, operasi pengurangan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan metode komplemen 1(1s complement/nines complement) dan

5 5 komplemen 2 (2s complement twoes complement). Penggunaan metode komplemen pada dasarnya adalah mengubah operasi pengurangan menjadi operasi penjumlahan dengan bilangan negatif. Operasi pengurangan dengan metode komplemen 1 dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Tetapkan sebuah bilangan biner yang keseluruhannya memiliki bit 1 dengan cacah digit yang sama dengan bilangan biner yang akan digunakan untuk mengurangi 2. Kurangkan hasil langkah pertama dengan bilangan biner yang digunakan untuk mengurangi 3. Kurangkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah kedua 4. Jumlahkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah ketiga 5. Pindahkan bit 1 paling kiri untuk ditambahkan pada bit paling kanan Operasi pengurangan bilangan biner 1100 dikurangi 1010, dengan metode komplemen 1 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Langkah 1: 1111 Langkah 2: Langkah 3: Langkah 4: Langkah 5: => 0*2 3 +0*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = 2 (desimal) Operasi pengurangan dengan metode komplemen 2 dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Tetapkan sebuah bilangan biner yang keseluruhannya memiliki bit 1 dengan cacah digit yang sama dengan bilangan biner yang akan digunakan untuk mengurangi 2. Kurangkan hasil langkah pertama dengan bilangan biner yang digunakan untuk mengurangi 3. Jumlahkan hasil langkah kedua dengan bit 1 pada bit paling kanan 4. Jumlahkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah ketiga 5. Hapus bit 1 paling kiri Operasi pengurangan bilangan biner 1100 dikurangi 1010, dengan metode komplemen 2 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Langkah 1: 1111 Langkah 2: 1010

6 Langkah 3: Langkah 4: Langkah 5: 0010 => 0*2 3 +0*2 2 +1*2 1 +0*2 0 = 2 Secara manual, perkalian bilangan biner 1100 dan 0010, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: * 0000 => hasil perkalian 1100*0 = => hasil perkalian 1100*1 = => 1*2 4 +1*2 3 +0*2 2 +0*2 1 +0*2 0 = 24 (desimal) Jadi hasil perkalian bilangan biner 1100 dan 0010 adalah Tetapi di dalam mesin komputer, operasi perkalian tersebut akan dilaksanakan dengan cara pengulangan penjumlahan sebanyak nilai pengalinya. Perkalian bilangan biner 1100 dengan 0010, akan dilakukan dengan cara menjumlahkan bilangan 1100 sebanyak 2 kali (=0010) atau menjumlahkan bilangan 1100 dengan 1100, yaitu sebagai berikut: Jadi hasil perkalian bilangan biner 1100 dan 0010 adalah Operasi pembagian bilangan biner 100 dibagi 10, dengan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Jadi hasil pembagian bilangan biner 100 dibagi 10 adalah 10 (=2 desimal) Sistem Bilangan Oktal Sistem bilangan biner menggunakan basis 8, yaitu menggunakan delapan macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai setiap digit bilangan oktal dapat

7 7 dihitung dengan urutan nilai posisi 8 0, 8 1, 8 2, 8 3,, dst yang dihitung mulai dari digit paling kanan. Diketahui bilangan oktal : 20 Nilai bilangan oktal tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 2 0 0*2 0 = 0 2*8 1 = = 10 desimal 8 Jadi bilangan oktal 20 mempunyai nilai 16 (dalam sistem bilangan desimal). Tabel 3.2 merupakan beberapa contoh bilangan desimal dan nilai oktalnya. Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam sistem bilangan oktal dilakukan dengan cara yang sama dengan sistem bilangan desimal. Perbedaannya adalah basis yang digunakan 8. Sistem bilangan oktal banyak digunakan dalam bahasa rakitan. Tabel 3.2: Contoh bilangan desimal dan nilai oktalnya Desimal Oktal Keterangan 0 0 0=0* =1* =2* =3* =4* =5* =6* =7* =1*8 1 +0* =1*8 1 +1* =3*8 1 +1* Sistem Bilangan Desimal Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10, yaitu menggunakan sepuluh macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem bilangan desimal merupakan sistem bilangan yang telah kita gunakan dalam perhitungan sehari-hari Sistem Bilangan Heksadesimal Sistem bilangan heksadesimal menggunakan basis 16, yaitu menggunakan enam macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, A, B, C, D, E, dan F. Nilai setiap digit bilangan heksadesimal dapat dihitung dengan urutan nilai posisi 16 0, 16 1, 16 2, 16 3,, dst yang dihitung mulai dari digit paling kanan.

8 8 Diketahui bilangan heksadesimal : 20 Nilai bilangan heksadesimal tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 2 0 0*16 0 = 0 2*16 1 = = 32 desimal 16 Jadi bilangan heksadesimal 20 mempunyai nilai 32 (dalam sistem bilangan desimal). Tabel 3.3 merupakan contoh bilangan desimal dan nilai heksadesimalnya. Tabel 3.3: Contoh bilangan desimal dan nilai heksadesimalnya Desimal Heksadesimal Keterangan 0 0 0=0* =1* =2* =3* =4* =5* =6* =7* =8* =9* A 10=A* B 11=B* C 12=C* D 13=D* E 14=E* F 15=F* =1* * =1* * =1* * =1* * =1* *16 0 Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam sistem bilangan heksadesimal dilakukan dengan cara yang sama dengan sistem bilangan desimal. Perbedaannya adalah basis yang digunakan Character Set Dalam memori komputer, data karakter juga harus disimpan dalam kode biner. Kode biner yang digunakan untuk data karakter disebut character set. Character set yang digunakan meliputi kode BCD, SBCDIC, EBCDIC, ASCII-7 bit, dan ASCII-8 bit.

9 Kode BCD BCD adalah kependekan dari Binary Coded Decimal. Kode BCD digunakan pada mesin komputer generasi pertama dimana 1 byte dikodekan sebagai 4 bit. Kode BCD hanya digunakan untuk mengkodekan 10 kode digit desimal mulai 0 hingga 9. Kombinasi tersebut, sebenarnya memungkinkan digunakan untuk mengkodekan sebanyak 2 4 kode, tetapi hanya digunakan 10 macam saja. Tabel 3.4 menunjukkan kode BCD 4 bit dan nilai yang dikodekannya. Tabel 3.4: Kode BCD 4 bit dan nilai yang dikodekannya Kode BCD Nilai Desimal Kode SBCDIC SBCDIC adalah kependekan dari Standard Binary Coded Decimal Interchange Code. Kode SBCDIC digunakan pada mesin komputer generasi kedua dimana 1 byte dikodekan sebagai 6 bit. Kode yang bisa disimpan dalam kode SBCDIC sebanyak 2 6 atau 64 macam, yaitu: 1. Kode 10 digit desimal mulai 0 hingga 9 2. Kode 26 karakter A hingga Z 3. Kode 28 karakter khusus terpilih Posisi bit dalam kode SBCDIC dari kiri ke kanan dikelompokkan sebagai berikut: 1. Dua bit pertama (bit 1 dan 2) disebut alpha bit position, terdiri: a. Satu bit pertama diberi nama bit A b. Satu bit kedua diberi nama bit B 2. Empat bit berikutnya (bit ke-3, 4, 5, 6) disebut numeric bit position, terdiri: a. Satu bit (bit ke-3) disebut bit 8 b. Satu bit (bit ke-4) disebut bit 4 c. Satu bit (bit ke-5) disebut bit 2 d. Satu bit (bit ke-6) disebut bit 1 Tabel 3.5 menunjukkan kode SBCDIC dan nilai yang dikodekannya. Tabel 3.5: Kode SBCDIC 6 bit dan nilai yang dikodekannya Kode SBCDIC Karakter yang Kode SBCDIC Karakter yang Alpha bit position dikodekan Numeric bit position AB8421 AB8421 dikodekan J K L

10 M N O P Q R S A T B U C V D W E X F Y G Z H I Kode EBCDIC EBCDIC (dibaca: eb-si-dik) adalah kependekan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code. Kode SBCDIC digunakan pada mesin komputer generasi ketiga yang menggunakan kode 1 byte sebagai 8 bit, misal IBM S/360. Kode EBCDIC memungkinkan digunakan untuk menyimpan hingga sebanyak 2 8 atau 256 macam karakter, namun tidak seluruhnya digunakan. Karakter yang dikodekan dalam kode EBCDIC meliputi: 1. Kode 10 digit desimal mulai 0 hingga 9 2. Kode 26 karakter kapital (upper case) A hingga Z 3. Kode 18 karakter kecil (lower case) a hingga r 4. Kode 25 karakter khusus Posisi bit dalam kode EBCDIC dari kiri ke kanan dikelompokkan sebagai berikut: 1. Empat bit pertama (bit ke-1, 2, 3, 4) disebut zone bits atau high order bits 2. Empat bit berikutnya (bit ke-4, 5, 6, 7, 8) disebut numeric bit position atau low order bits Tabel 3.6 menunjukkan kode EBCDIC dan nilai yang dikodekannya. Posisi bit 5678 Tabel 3.6: Kode EBCDIC 8 bit dan nilai yang dikodekannya Posisi bit Spasi / a j A J b k B K S c l C L T d m D M U e n E N V f o F O W g p G P X h q H Q Y 8

11 i r I R Z C! : $, # 1100 < * 1101 ( ) ; > = ? Kode ASCII-7 Bit ASCII (dibaca: as-ki) adalah kependekan dari American Standard Code for Information Interchange atau American Standard Comittee on Information Interchange. Kode ASCII-7 bit digunakan pada mesin komputer generasi sekarang termasuk komputer mikro yang menggunakan kode 1 byte sebagai 7 bit. Kode ASCII standard 7 bit dikembangkan oleh ANSI (American National Standards Institute) memungkinkan digunakan untuk menyimpan hingga sebanyak 2 7 atau 128 macam karakter, digunakan 127 kode. Karakter yang dikodekan dalam kode ASCII 7 bit meliputi: 1. Kode 10 digit desimal mulai 0 hingga 9 2. Kode 26 karakter kapital (upper case) A hingga Z 3. Kode 26 karakter kecil (lower case) a hingga z 4. Kode 34 karakter kontrol 5. Kode 32 karakter khusus Kode ASCII 7 bit dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Control characters, merupakan karakter untuk kendali transmisi data, terdiri: a. Transmission control SOH : Start Of Heading STX : Start Of Text EOT : End Of Text ENQ : EnQuiry ACK : ACKnowledge DLE : Data Link Escape NAK : Negative AcKnowledge SYN : SYNchronous idle ETB : End of Transmission Block b. Format error BS : BackSpace HT : Horizontal Tabulation LF : Line Feed VT : Vertical Tabulation FF : Form Feed CR : Carriage Return c. Device control DC1 : Device Control 1 DC2 : Device Control 2 DC3 : Device Control 3 DC4 : Device Control 4 d. Information separator US : Unit Separator

12 12 RS : Record Separator GS : Group Separator FS : File Separator 2. Information characters, merupakan karakter yang mewakili data Tabel 3.7 menunjukkan kodeascii 7 bit dan nilai yang dikodekannya. Tabel 3.7: Kode ASCII 7 bit, nilai biner, dan nilai yang dikodekan Biner Desimal Karakter Tampak di layar Keterangan NULL Null SOH Start of heading STX Start of text ETX End of text EOT End of text ENQ Enquiry ACK Acknowledge BEL Bell BS Backspace HT Horizontal tabulation LF Line feed VT Vertical tabulation FF Form feed CR Carriage return SO Shift out SI Shift in DLE Data link escape DC1 Device control DC2 Device control DC3 Device control DC4 Device control NAK Negative acknowledge SYN Synchronous idle ETB End of transmission block CAN Cancel EM End of medium SUB Substitute ESC Escape FS File separator GS Group separator RS Record separator US Unit separator SP Spasi Space !! Exlamation point Quotation mark # # Number sign $ $ Dollar sign % % Percent sign & & Ampersand apostrophe ( ( Opening parenthesis

13 ) ) Closing parenthesis * * Asterik Plus ,, Comma Hypen (minus) Period (decimal) / / Slant Nol Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan : : Colon ; ; Semicolon < < Less than = = Equal > > Greater than ?? Question mark Commercial at A A Uper case A B B Uper case B C C Uper case C D D Uper case D E E Uper case E F F Uper case F G G Uper case G H H Uper case H I I Uper case I J J Uper case J K K Uper case K L L Uper case L M M Uper case M N N Uper case N O O Uper case O P P Uper case P Q Q Uper case Q R R Uper case R S S Uper case S T T Uper case T U U Uper case U V V Uper case V W W Uper case W X X Uper case X 13

14 Y Y Uper case Y Z Z Uper case Z [ [ Openning bracket \ \ Reverse slant ] ] Closing bracket ^ ^ Circumflex, up arrow UND _ Underscore GRA Grave accent LCA a Lower case a LCB b Lower case b LCC c Lower case c LCD d Lower case d LCE e Lower case e LCF f Lower case f LCG g Lower case g LCH h Lower case h LCI i Lower case I LCJ j Lower case j LCK k Lower case k LCL l Lower case l LCM m Lower case m LCN n Lower case n LCO o Lower case o LCP p Lower case p LCQ q Lower case q LCR r Lower case r LCR s Lower case s LCT t Lower case t LCU u Lower case u LCV v Lower case v LCW w Lower case w LCX x Lower case x LCY y Lower case y LCZ z Lower case z LBR { Left brace VLN Vertical line RBR } Right brace TIL ~ Tilde DEL Delete (rubout) Kode ASCII-8 Bit ASCII 8 bit digunakan pada mesin komputer generasi sekarang yang menggunakan kode 1 byte sebagai 8 bit, misal IBM PC. Kode ASCII 8 bit memungkinkan untuk menyimpan karakter khusus yang belum terwakili dalam kode ASCII 7 bit, seperti,,,, dan lain-lain. Karakter yang dikodekan dalam kode ASCII 8 bit meliputi: 1. Kode 10 digit desimal mulai 0 hingga 9 2. Kode 26 karakter kapital (upper case) A hingga Z 3. Kode 26 karakter kecil (lower case) a hingga z

15 15 4. Kode 34 karakter kontrol 5. Kode 32 karakter khusus Tabel 3.8 menunjukkan kode ASCII 8 bit dan nilai yang dikodekannya. Tabel 3.8: Kode ASCII 8 bit, nilai biner, dan nilai yang dikodekannya Biner Desimal Karakter Tampak di layar Keterangan NULL Null SOH Start of heading STX Start of text ETX End of text EOT End of text ENQ Enquiry ACK Acknowledge BEL Bell BS Backspace HT Horizontal tabulation LF Line feed VT Vertical tabulation FF Form feed CR Carriage return SO Shift out SI Shift in DLE Data link escape DC1 Device control DC2 Device control DC3!! Device control DC4 Device control NAK Negative acknowledge SYN - Synchronous idle ETB End of transmission block CAN Cancel EM End of medium SUB Substitute ESC Escape FS File separator GS Group separator RS Record separator US Unit separator SP Spasi Space !! Exlamation point Quotation mark # # Number sign $ $ Dollar sign % % Percent sign & & Ampersand apostrophe ( ( Opening parenthesis ) ) Closing parenthesis * * Asterik

16 Plus ,, Comma Hypen (minus) Period (decimal) / / Slant Nol Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan : : Colon ; ; Semicolon < < Less than = = Equal > > Greater than ?? Question mark Commercial at A A Uper case A B B Uper case B C C Uper case C D D Uper case D E E Uper case E F F Uper case F G G Uper case G H H Uper case H I I Uper case I J J Uper case J K K Uper case K L L Uper case L M M Uper case M N N Uper case N O O Uper case O P P Uper case P Q Q Uper case Q R R Uper case R S S Uper case S T T Uper case T U U Uper case U V V Uper case V W W Uper case W X X Uper case X Y Y Uper case Y Z Z Uper case Z 16

17 [ [ Openning bracket \ \ Reverse slant ] ] Closing bracket ^ ^ Circumflex, up arrow UND _ Underscore GRA Grave accent LCA a Lower case a LCB b Lower case b LCC c Lower case c LCD d Lower case d LCE e Lower case e LCF f Lower case f LCG g Lower case g LCH h Lower case h LCI i Lower case I LCJ j Lower case j LCK k Lower case k LCL l Lower case l LCM m Lower case m LCN n Lower case n LCO o Lower case o LCP p Lower case p LCQ q Lower case q LCR r Lower case r LCR s Lower case s LCT t Lower case t LCU u Lower case u LCV v Lower case v LCW w Lower case w LCX x Lower case x LCY y Lower case y LCZ z Lower case z LBR { Left brace VLN Vertical line RBR } Right brace TIL ~ Tilde DEL Delete (rubout) 17

SISTEM BILANGAN DAN SANDI

SISTEM BILANGAN DAN SANDI SISTEM BILANGAN DAN SANDI. Pendahuluan Sistem bilangan yang biasa kita pakai sehari-hari disebut bilangan berbasis posisi. Bilangan desimal disebut sistem basis (base system), karena sistem ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM BILANGAN

BAB VI SISTEM BILANGAN BAB VI SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan adalah kumpulan simbol khusus yang digunakan dalam membangun sebua bilangan. Sistem bilangan yang umum dipakai manusia adalah Desimal yang terdiri dari sepuluh simbol

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

RANGKAIAN ARITMETIKA 2 RANGKAIAN ARITMETIKA 2 Pokok Bahasan : 1. Sistim Coding 2. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian 3. Implementasi fungsi Aritmetika pada sistim Bilangan yang lain

Lebih terperinci

ASCII (American Standart Code for Information Intercharge)

ASCII (American Standart Code for Information Intercharge) CODING CODING Suatu cara penggambaran himpunan simbol yang digunakan dalam komunikasi data agar data yang dikirimkan oleh peralatan pengirim dapat diterima dan dimengerti oleh peralatan penerima Jenis

Lebih terperinci

CODING. Komunikasi Data

CODING. Komunikasi Data CODING Komunikasi Data CODING Suatu cara penggambaran himpunan simbol yang digunakan dalam komunikasi data agar data yang dikirimkan oleh peralatan pengirim dapat diterima dan dimengerti oleh peralatan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SANDI (CODING)

BAB IV SISTEM SANDI (CODING) BAB IV SISTEM SANDI (CODING) Dalam meyalurkan data baik antar komputer yang sama pembuatnya maupun dengan komputer yang lain pembuatnya, data tersebut harus dimengerti oleh pihak pengirim maupun penerima.

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SANDI (CODING)

BAB IV SISTEM SANDI (CODING) BAB IV SISTEM SANDI (CODING) Dalam meyalurkan data baik antar komputer yang sama pembuatnya maupun dengan komputer yang lain pembuatnya, data tersebut harus dimengerti oleh pihak pengirim maupun penerima.

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal Tujuan : Setelah mempelajari diharapkan dapat,. Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang digunakan pada teknik mikroprosessor. Memahami konversi

Lebih terperinci

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN Data Komputasi: TIPE DATA Basis sistem komputer adalah BINER. Mesin komputer hanya mengenal kondisi BINER yang hanya terdiri 0 (NOL) atau 1 (SATU). Data Integer Data untuk

Lebih terperinci

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI Chapter 1 Prinsip-Prinsip Sistem Digital Ferry Wahyu Wibowo Outlines Sistem digital Persamaan dan perbedaan elektronika analog dan elektronika digital Sistem

Lebih terperinci

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3-

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Sistem Digital Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Missa Lamsani Hal 1 Penggunaan Bilangan Biner Bilangan biner digunakan dalam komputer yang biasa tidak terlihat oleh pengguna Namun kemampuan

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

RANGKAIAN ARITMETIKA 2 RANGKAIAN ARITMETIKA 2 Pokok Bahasan : 1. Sistim Coding 2. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian 3. Implementasi fungsi Aritmetika pada sistim Bilangan yang lain

Lebih terperinci

II. REPRESENTASI DATA

II. REPRESENTASI DATA II. REPRESENTASI DATA 1. Representasi External Representasi ini yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dilingkungannya untuk memperoleh suatu informasi. Penyampaian informasi dari satu tempat (asal)

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA

RANGKAIAN ARITMETIKA RANGKAIAN ARITMETIKA Materi :. Sistim Bilangan : Desimal, Biner, Oktal, Hexadesimal 2. Konversi Sistim Bilangan 3. Sistim Coding 4. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian,

Lebih terperinci

Data Link Layer BAB 3

Data Link Layer BAB 3 Data Link Layer BAB 3 Fungsi Data Link Layer Menyediakan antarmuka layanan untuk Network Layer Berurusan dengan kesalahan transmisi Pengaturan aliran data Lambat penerima tidak dibanjiri oleh pengirim

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pertemuan 3 Sistem Bilangan Dan Pengkodean Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal,

Lebih terperinci

2.0 PERWAKILAN DATA PROGRAM LATIHAN GURU ASAS SAINS KOMPUTER TINGKATAN 1 BAHAGIAN PENDIDIKAN GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA.

2.0 PERWAKILAN DATA PROGRAM LATIHAN GURU ASAS SAINS KOMPUTER TINGKATAN 1 BAHAGIAN PENDIDIKAN GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA. PROGRAM LATIHAN GURU ASAS SAINS KOMPUTER TINGKATAN 1 BAHAGIAN PENDIDIKAN GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA Tajuk Topik 2.0 PERWAKILAN DATA 2.1 SISTEM NOMBOR PERDUAAN A. Objektif Pada akhir sesi ini,

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan 1 SISTEM BILANGAN Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada

Lebih terperinci

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Struktur Data Struktur dan Data Struktur suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan Data suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode

Lebih terperinci

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 2015 Floating Point

Lebih terperinci

PRAKTEK KOMUNIKASI DATA PENGKODEAN KARAKTER

PRAKTEK KOMUNIKASI DATA PENGKODEAN KARAKTER PRAKTEK KOMUNIKASI DATA SEMESTER V TH 2008 / 2009 PENGKODEAN KARAKTER Disusun Oleh : FADLAN FAOZI (3306130171) NURINA PUTRI (3306130353) RETI ARI MURNI (3306130613) TANAGO (3306130505) PROGRAM STUDI JURUSAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data KOMPETENSI DASAR : 3.1. Memahami sistem bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) 4.1. Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi MATERI POKOK

Lebih terperinci

PENGKODEAN DATA. Komunikasi Data

PENGKODEAN DATA. Komunikasi Data PENGKODEAN DATA Komunikasi Data Pendahuluan Karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik lain tidak dapat dikirimkan secara langsung. Perlu proses pengkodean pada setiap titik. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA REPRESENTASI DATA Unit Informasi Dasar dalam sistem komputer- 1 byte atau 8 bit. Word size (ukuran word) merupakan ukuran register operasionalnya. Contoh : 1. Komputer

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 9/2/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String Struktur dapat diartikan sebagai suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan. Data dapat diartikan sebagai suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode atau lambang-lambang

Lebih terperinci

MENGENAL DAN MEMPELAJARI BARCODE (Bagian I)

MENGENAL DAN MEMPELAJARI BARCODE (Bagian I) MENGENAL DAN MEMPELAJARI BARCODE (Bagian I) 1. Berkenalan dengan Barcode. Mungkin tanpa disadari setiap hari kita akan menemui barcode, misalnya p ada produk makanan, obat, barang konsumer yang kita miliki,

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

Topik. Pengodean Data Teknik Pengodean

Topik. Pengodean Data Teknik Pengodean Konsep Pengodean Topik Pengodean Data Teknik Pengodean Introduction Ilustrasi : A B C Karakter Data Karakter Data Karakter Data Why mas bray????????? Jawaban Mas Bray Dikodekan dulu dong (dicoding) Coding

Lebih terperinci

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN 2.1 Pendahuluan Komputer dan sistem digital lainnya mempunyai fungsi utama mengolah informasi. Sehingga diperlukan metode-metode dan sistem-sistem untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,

Lebih terperinci

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi berkode biner yang dioperasikan untuk mencapai beberapa

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

KODE ASCII 7 BIT. American Standard Code for Information Iinterchange

KODE ASCII 7 BIT. American Standard Code for Information Iinterchange KODE ASCII 7 BIT Dony Ariyus, Rum Muhamad Andri, Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta - Indonesia ASCII dikenal dengan International

Lebih terperinci

Representasi Bilangan Digital (Bagian 2)

Representasi Bilangan Digital (Bagian 2) (Bagian 2) Kuliah#10 TKC-205 Sistem Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Preview Kuliah Rangkaian

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN

PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai pengenalan sistem Bilangan pada komputer dan bahasa assembly serta fungsi-fungsi yang dalam pengaksesan ke port

Lebih terperinci

Sistem Digital (410206)

Sistem Digital (410206) Sistem Digital (410206) Materi Kuliah ke-2 SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan 1. Bilangan Desimal 2. Bilangan Biner 3. Desimal ke Biner 4. Aritmatika Biner 5. Komplemen 1 dan 2 6. Sign Bit 7. Operasi aritmatik

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN STMIK STIKOM BALIKPAPAN 1 MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Pengkodean Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER I.1 Lingkungan Komputasi Perkembangan dan penggunaan komputer sering digambarkan sebagai suatu revolusi teknologi yang membawa perubahan yang sangat mendasar pada sebagian

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1. Definisi Sistem Bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 STRUKTUR DATA

Struktur dan Organisasi Data 2 STRUKTUR DATA STRUKTUR DATA PENDAHULUAN Struktur data adalah suatu koleksi atau kelompok data yang dapat dikarakterisasikan oleh organisasi serta operasi yang didefinisikan terhadapnya. Algorithma : barisan langkah-langkah

Lebih terperinci

Pokok Pokok Bahasan :

Pokok Pokok Bahasan : Sistem Bilangan Arsitektur Komputer I Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Site s : agus E-mail : agus agus-aan.web.ugm.ac.id agus-aan@mail.ugm.ac.id 1 studywithaan@gmail.com 2 Pokok Pokok Bahasan : Bilangan

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BILANGAN BINER DAN SANDI (KODE) ELEKTRONIKA DIGITAL. (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Digital)

MAKALAH SISTEM BILANGAN BINER DAN SANDI (KODE) ELEKTRONIKA DIGITAL. (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Digital) MAKALAH SISTEM BILANGAN BINER DAN SANDI (KODE) ELEKTRONIKA DIGITAL (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Digital) Dosen Pengampu: Agus Krisbiantoro, M.T OLEH Nur Khamidah 11640030 Mochamad Aji

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A REPRESENTASI DATA ALUR PEMROSESAN DATA SISTEM BILANGAN TEORI BILANGAN KOVERSI BILANGAN OPERASI ARITMATIKA Representasi Data Data adalah sesuatu yang belum

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA Overview Sistem Bilangan Konversi Bilangan Aritmatika Representasi Fixed Point Representasi Floating Point Representasi Data Lain Sistem Bilangan Angka : Lambang dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 TIPE DATA. Selain itu terdapat operasi MOD (Modulo) adalah sisa dari pembagian Contoh : 27 MOD 4 = 3

BAB 1 TIPE DATA. Selain itu terdapat operasi MOD (Modulo) adalah sisa dari pembagian Contoh : 27 MOD 4 = 3 BAB 1 TIPE DATA Struktur data adalah suatu koleksi atau kelompok data yang dapat dikarakterisasikan oleh organisasi serta operasi yang didefinisikan terhadapnya. Data secara umum dapat dikategorikan :

Lebih terperinci

BAB 1 TIPE DATA. Struktur Data 1. Sederhana : Array dan Record 2. Majemuk terdiri atas Linier Non Linier

BAB 1 TIPE DATA. Struktur Data 1. Sederhana : Array dan Record 2. Majemuk terdiri atas Linier Non Linier TIPE DATA Struktur data adalah suatu koleksi atau kelompok data yang dapat dikarakterisasikan oleh organisasi serta operasi yang didefinisikan terhadapnya. Data secara umum dapat dikategorikan : Tipe data

Lebih terperinci

BAB 4 PENGENALAN BAHASA C

BAB 4 PENGENALAN BAHASA C Bab 4 Pengenalan Bahasa C 35 BAB 4 PENGENALAN BAHASA C TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui sejarah perkembangan bahasa C. 2. Mengerti struktur program bahasa C. 3. Mengerti konsep tipe data, variabel, & operator

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu

Lebih terperinci

Dr. novrina

Dr. novrina Dr. novrina novrina@staff.gunadarma.ac.id Sistem Bilangan Konversi Sistem Bilangan Operasi Aritmatik pada Sistem Bilangan Bilangan Biner Bertanda Pengkodean Biner ( 0 dan 1) Desimal ( 0 9) Oktal ( 0 7)

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

Representasi Data Digital (Bagian 1)

Representasi Data Digital (Bagian 1) Bilangan Data (Bagian 1) Kuliah#9 TKC-205 Sistem Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Preview

Lebih terperinci

LAYER FISIK TERKAIT LAYER FISIK: 1. SINKRONISASI 2. PHYSICAL ENCODING : NRZI, NRZ, MANCHESTER, AMI 3. GANGGUAN LAYER FISIK

LAYER FISIK TERKAIT LAYER FISIK: 1. SINKRONISASI 2. PHYSICAL ENCODING : NRZI, NRZ, MANCHESTER, AMI 3. GANGGUAN LAYER FISIK LAYER FISIK LAYER FISIK TERKAIT LAYER FISIK: 1. SINKRONISASI 2. PHYSICAL ENCODING : NRZI, NRZ, MANCHESTER, AMI 3. GANGGUAN LAYER FISIK MODE TRANSMISI Mode Transmisi merupakan cara suatu data dikirimkan:

Lebih terperinci

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi).

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi). SISTEM SANDI (KODE) Pada mesin digital, baik instruksi (perintah) maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner. Karena mesin digital hanya dapat memahami data dalam bentuk biner. Suatu rangkaian pengubah

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE 4.. Konsep dasar sistem bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses enkripsi dimulai dengan mengubah file input gambar RGB menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses enkripsi dimulai dengan mengubah file input gambar RGB menjadi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil enkripsi dan deskripsi Proses enkripsi dimulai dengan mengubah file input gambar RGB menjadi susunan bit, Kemudian masukkan kunci Stegano dengan metode vigenere cipher,

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu

Lebih terperinci

REPRESENTASI dan ALUR PEMROSESAN DATA

REPRESENTASI dan ALUR PEMROSESAN DATA REPRESENTASI dan ALUR PEMROSESAN DATA 1 Representasi Data Unit Informasi Dasar dalam sistem komputersatu byte atau 8 bit. Word size (ukuran word) merupakan ukuran register operasionalnya. Contoh: 1. Komputer

Lebih terperinci

Representasi Data. M. Subchan M

Representasi Data. M. Subchan M Representasi Data M. Subchan M DATA Fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, suara yang mepresentasikan keadaan sebenarnya yg selanjutnya dijadikan sbg masukan suatu sistem informasi Segala sesuatu

Lebih terperinci

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis SISTEM BILANGAN PENDAHULUAN Sistem bilangan adl cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik Sistem bilangan yg banyak digunakan manusia : sistem bilangan desimal Logika di komputer diwakili oleh

Lebih terperinci

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Komputer menyimpan semua data dan instruksi program dalam bentuk biner tidak ada ketentuan khusus yang dibuat untuk penyimpanan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Sistem Digital Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Missa Lamsani Hal 1 Sistem Bilangan Bilangan Decimal Bilangan Biner Decimal -> biner Aritmatika Binar Komplemen 1 dan 2 Sign Bit Operasi aritmatik dengan

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

Quis. 2. Sistem bilangan yang menggunakan basis 8 adalah: A. Biner D. Hexadesimal B. Oktal E. Sexagesimal C. Desimal

Quis. 2. Sistem bilangan yang menggunakan basis 8 adalah: A. Biner D. Hexadesimal B. Oktal E. Sexagesimal C. Desimal Pertemuan 7 QUIS 1. Bagian yang terkait erat dengan unit-unit operasional dan interkoneksi antar komponen penyusun sistem komputer dalam merealisasikan aspek arsitekturalnya, merupakan pengertian dari:

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI 3 LNDSN TEORI 3.1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Penelitian ini membahas tentang pembangunan sistem informasi toko buku. Sistem merupakan sebuah objek yang dikaji/ dipelajari, dimana

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN INPUT-OUTPUT

BAB V PERALATAN INPUT-OUTPUT Pengenalan perangkat keras Iwan Syarif - 75 - BAB V PERALATAN INPUT-OUTPUT Pada bab ini akan dibahas sejumlah peralatan input dan output, tujuan dan prinsip dari peralatan input output serta cara pengoperasiannya.

Lebih terperinci

PERTEMUAN II Tipe Data, Variabel, Konstanta, Operator

PERTEMUAN II Tipe Data, Variabel, Konstanta, Operator PERTEMUAN II Tipe Data, Variabel, Konstanta, Operator 1. Tipe Data Dasar 2. Pengertian Variabel 3. Pengertian Konstanta 4. Operator Penugasan 5. Operator Operasi Bit 6. Operator Logika Pertemuan II ELEMEN

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI 03 Refnal From Bit to Informatios Satuan Data Satuan Waktu Dan Frekuensi Sistem Pengkodean Karakter Format Bilangan Konversi Bilangan Rianto.Skom FROM BIT TO INFOMATIONS Hai

Lebih terperinci

Arsitektur dan Organisasi Komputer

Arsitektur dan Organisasi Komputer Arsitektur dan Organisasi Komputer Modul ke: Aritmatika Komputer Fakultas Ilmu Komputer Dian Wirawan, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika http://www.mercubuana.ac.id Aritmatika Komputer Arsitektur

Lebih terperinci

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN Review Kuliah Sebelumnya Pengertian Aritmatika Biner Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan cara hampir sama dengan operasi aritmatika untuk bilangan desimal.

Lebih terperinci

TI [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI. disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari. Jurusan Teknik Industri 1

TI [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI. disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari. Jurusan Teknik Industri 1 TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-4 LOGIKA OTOMASI disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Bilangan biner dan bilangan heksadesimal

Lebih terperinci

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL NURLITA nurlita.icha@gmail.com Abstrak Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN,S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Analog vs Digital Ada dua cara dasar untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2008 MODUL I SISTEM BILANGAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : Teknik Digital : I

Lebih terperinci

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti KONSTANTA Menghitung besaran-besaran fisis dalam bidang fisika memerlukan suatu konstantakonstanta. Bahasa C dan C++ menyediakan tipe data tambahan sehingga variabel yang kita gunakan merupakan konstanta

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA. Arsitektur Komputer

REPRESENTASI DATA. Arsitektur Komputer REPRESENTASI DATA Arsitektur Komputer Abstraksi Data Raw data kehidupan manusia - Personal data input [lewat 5 indra] - Mass media [audio/visual] data input [populer, ilmiah, fiksi, riset, dll.] Pengertian

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018 ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 12-13 Maret 2018 Materi 6: Aritmatika Komputer Arithmetic and Logic Unit (ALU) ALU merupakan bagian komputer yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan sistem

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 8/30/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DIGITAL

SISTEM BILANGAN DIGITAL SISTEM BILANGAN DIGITAL Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia 1 ferrywahyu@gmail.com 1. Sistem bilangan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA PERTEMUAN 1

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA PERTEMUAN 1 MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA PERTEMUAN 1 Disusun oleh : Tim Asisten JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011 0 A. Pengantar

Lebih terperinci

ELEMEN DASAR C++ C++ mempunyai cara untuk menyatakan karakter-karakter yang tidak mempunyai kode tombol (seperti karakter tombol) misalnya \n.

ELEMEN DASAR C++ C++ mempunyai cara untuk menyatakan karakter-karakter yang tidak mempunyai kode tombol (seperti karakter tombol) misalnya \n. 1 ELEMEN DASAR C++ HIMPUNAN KARAKTER Himpunan karakter pada C++ terdiri huruf, digit maupun simbol-simbol lainnya (termasuk spasi dan karakter kontrol). Huruf, contoh : A s/d Z dan a s/d z Digit, contoh

Lebih terperinci

Bahasa C-M6 By Jamilah, Skom 1

Bahasa C-M6 By Jamilah, Skom 1 BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA C 1.1 SEJARAH DAN STANDAR C Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini memberkan ide kepada ken thompson yang kemudian

Lebih terperinci

Dasar Komputer & Pemrograman 2A

Dasar Komputer & Pemrograman 2A Dasar Komputer & Pemrograman 2A Materi 2 Reza Aditya Firdaus JENIS-JENIS DATA Jenis jenis data Jenis jenis data yang dikenal dalam bahasa pascal antara lain yaitu: 1. Jenis data sederhana a. Jenis data

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

Sistem Bilangan. Rudi Susanto Sistem Bilangan Rudi Susanto 1 Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal Sistem bilangan

Lebih terperinci

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR 1 PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR Siti Mukaromah, S.Kom TEKNIK PENYAJIAN ALGORITMA Teknik Tulisan Structure English Pseudocode Teknik Gambar Structure Chart HIPO Flowchart 2 PSEUDOCODE Kode

Lebih terperinci

Basis Bilangan. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Basis Bilangan. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Basis Bilangan Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Agustus 2015 Representasi Informasi (1) Converter External

Lebih terperinci

PENGERTIAN VARIABEL, KONSTANTA DAN TIPE DATA

PENGERTIAN VARIABEL, KONSTANTA DAN TIPE DATA PENGERTIAN VARIABEL, KONSTANTA DAN TIPE DATA Haida Dafitri, ST, M.Kom Ta. 2016 2017 T. Informatika STT Harapan Medan TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan : Mengenal dan Mengetahui

Lebih terperinci

3. Elemen Dasar C++ S. Indriani S. L., M.T L.,

3. Elemen Dasar C++ S. Indriani S. L., M.T L., 3. Elemen Dasar C++ S. Indrianii L., M.T Himpunan karakter Suatu pengenal berupa satu atau beberapa karakter Huruf A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h i j k l m n o p q

Lebih terperinci

MAKALAH. Mata Kuliah. Arsitektur dan Organisasi Komputer

MAKALAH. Mata Kuliah. Arsitektur dan Organisasi Komputer MAKALAH Mata Kuliah Arsitektur dan Organisasi Komputer Kelompok 1 1. M. Dwi setiyo (14670015) 2. Bima Setya N. (14670018) 3. Yan Ari Firmansyah (14670021) 4. Lia Ayu K. (14670024) Program Studi Informatika

Lebih terperinci

Catatan Kuliah PAM 282 STRUKTUR DATA

Catatan Kuliah PAM 282 STRUKTUR DATA Narwen, M.Si / Jurusan Matematika FMIPA Unand 1 PAM 282 Oleh Narwen, M.Si Jurusan Matematika FMIPA Unand Narwen, M.Si / Jurusan Matematika FMIPA Unand 2 BAB I PENDAHULUAN PENGERTIAN. Struktur data adalah

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA N. Tri Suswanto Saptadi Informatics Engineering Faculty of Information Technology Pokok Bahasan Sistem Bilangan Perhitungan Aritmatika Konversi Antar Bilangan Format Data

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman #3

Algoritma & Pemrograman #3 Algoritma & Pemrograman #3 by antonius rachmat c, s.kom, m.cs Tentukan nama variabel yang benar : 1. 9kepala 2. _nilaimax 3. data nilai 4. _4445 5. a_b Review: Deklarasi Identifier Variabel Bentuk umum:

Lebih terperinci

DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL

DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL DISUSUN OLEH NARDI, ST BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2 Daftar isi BAB I. SISTEM BILANGAN (Numbering System)..............

Lebih terperinci

MODUL PEMOGRAMAN WEB II STMIK IM BANDUNG MODUL PEMOGRAMAN WEB II. Oleh: CHALIFA CHAZAR. Chalifa Chazar edu.script.id

MODUL PEMOGRAMAN WEB II STMIK IM BANDUNG MODUL PEMOGRAMAN WEB II. Oleh: CHALIFA CHAZAR. Chalifa Chazar edu.script.id 1 MODUL PEMOGRAMAN WEB II Oleh: CHALIFA CHAZAR 2 MODUL 3 Tipe Data, Variable, dan Konstanta Tujuan: Mahasiswa mengenal tipe data dan mendeklarasikan variable di dalam pemrograman PHP sebagai pondasi dalam

Lebih terperinci