KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET STASIUN PENGAMAT GEOMAGNET BIAK
|
|
- Ridwan Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 211 KARAKERISIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNE SASIUN PENGAMA GEOMAGNE BIAK Habirun Peneliti Pusat Peanfaatan Sains Antariksa, LAPAN Abstrak Pada akalah ini dibahas karakteristik variasi harian koponen H geoagnet pada saat aktivitas atahari enurun, dari aktivitas atahari aksiu tahun 1991 sapai dengan aktivitas atahari sekitar iniu tahun Menggunakan data variasi harian koponen H stasiun pengaat geoagnet Biak tahun 1991 hingga Analisis variasi harian koponen H enggunakan etode analisis Haronik dikaitkan terhadap efek periode variasi harian. Periode variasi harian koponen H geoagnet ditentukan enggunakan FF (Fart Fourier ransfor). Berdasarkan hasil analisis galat odel yang diperoleh sehingga fluktuasi karakteristik variasi harian koponen H akibat efek aktivitas atahari aksiu hingga iniu diketahui. Hasil analisis galat odel variasi harian koponen H dibandingkan terhadap bilangan sunspot ratarata dan hasilnya enunjukan bahwa galat odel pada aktivitas atahari aksiu lebih kecil dari pada aktivitas atahari disekitar iniu. Kata kunci: Karakteristi koponen geoagnet, FF, analisis Haronik PENDAHULUAN Karakteristik variasi harian koponen H geoagnet sangat kopleks dan berfluktuasi akibat dipengaruhi berbagai aktivitas gangguan jangka pendek, terutaa dapak angin atahari (solar wind) akibat aktivitas flare dan CME (Coronal Mass Ejection). Pada saat terjadi flare sehingga arus partikel-partikel dari energetik yang tibul selaa flare, dapat eecahkan edan agnetik bui secara kuat pada selang waktu sangat singkat. Sehingga tibul gangguan yang dikenal sebagai badai agnet (Magnetic Stors) dan eicu tibulnya badai ionosfer (Ionoshperic Stors) elalui siste kopling egnetosfer-ionosfer-atosfer (surutai et al., 199). Gangguan tersebut terjadi karena adanya transfer energi dan eontu elalui ekanise rekoneksi antara solar wind terhadap agnetosfer seakin intens bersaaan dengan edan agnet arah selatan Bz. Gangguan tersebut engakibatkan penurunan ataupun kenaikan variasi harian koponen H dari kondisi noralnya. Pada saat terjadi rekoneksi, energi dan oentu ditransfer kedala agnetosfer bui sehingga engakibatkan perubahan siste arus. Perubahan siste arus tersebut enibulkan depresi pada variasi harian koponen H diseluruh perukaan bui yang tegak lurus terhadap gangguan, Perlu diketahui bahwa efek variasi harian akibat radiasi atahari aupun solar wind epengaruhi variasi harian koponen geoagnet uunya digolongkan dala dua golongan yakni efek gangguan yang sifatntanya jangka panjang dan jangka pendek. Gangguan jangka panjang terutaa akibat efek aktivitas atahari sesuai suklis bilangan sunspot berperiode sekitar 11 tahun. Deikian pula gangguan aktivitas atahari jangka pendek yang bersifat periodik dan teporal. Gangguan jangka pendek berperiodik seperti peristiwa gangguan CME epengaruhi variasi geoagnet enunjukkan gangguan berulang (recurrent event). Peristiwa seperti deikian uunya terjadi pada fase siklus atahari enurun dan atahari iniu (Zhou X. Y and Wei F. S., 1998). Berkaitan efek berbagai aktivitas gangguan yang diungkapkan di atas sehingga odel variasi harian koponen geoagnet ditentukan sesuai kondisi aktivitas gangguan saat tertentu. Oleh karena itu odel variasi harian koponen geoagnet jangka pendek ditentukan berdasarkan sifat gangguan yang berperiodik. Berdasarkan gangguan yang berperiode tersebut sehingga odel M-359
2 Habirun / Karakteristik Variasi Harian variasi harian koponen geoagnet ditentukan enggunakan analisis Haronik yang dikaitkan efek berperiode radiasi atahari, bulan dan efek planetari (Habirun., 29). Sedangkan akibat efekefek gangguan lain yang epengaruhi variasi harian koponen geoagnet diabaikan. Sehubungan uraian yang diungkapkan di atas aka pada akalah ini dibahas karakteristik variasi harian koponen H pada aktivitas atahari aksiu sapai dengan aktivitas atahari disekitar iniu. Dengan difokuskan pada efek variasi harian epengaruhi variasi harian koponen H geoagnet jangka pendek. variasi harian koponen H geoagnet ditentukan berdasarkan etode analisis Haronik dengan dikaitkan terhadap efek akibat periode radiasi atahari, bulan dan planetari yang disebut di atas. Sedangkan penentuan periode-periode variasi harian koponen H enggunakan FF (Fasrt Fourier ransfor). Data variasi harian koponen H geoagnet yang digunakan dari stasiun pengaat geoagnet Biak tahun 1991 sapai dengan tahun 1997 dan data sunspot dari WDC (word data center) geoagnet. Berdasarkan hasil analisis galat odel yang diperoleh sehingga fluktuasi karakteristik variasi harian koponen H akibat efek aktivitas atahari aksiu hingga iniu dapat diketahui. Hasil analisis galat odel variasi harian koponen H dibandingkan terhadap julah bilangan sunspot enunjukan bahwa galat odel pada aktivitas atahari aksiu lebih kecil dari pada aktivitas atahari disekitar iniu. MEODE PENENUAN MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNE Penentuan periode variasi harian koponen H Sebelu diuraikan etode penentuan odel variasi harian koponen H geoagnet terlebih dahulu ditentukan periode-periode gangguan yang berpengaruh pada variasi harian koponen H. Penentuan periode gangguan yang sangat berpengaruh pada variasi harian koponen H ditentukan enggunakan FF. Data variasi harian yang digunakan adalah data bulan Mei dan Deseber 1996, Spektru FF Variasi Harian Koponen H Geoagnet Biak Mei Periode Gabar 2.1 Periodesitas efek variasi harian epengaruhi variasi harian koponen H geoagnet bulan Mei dan Deseber tahun 1996 pada aktivitas atahari enurun abel 2.1 PERIODESIAS AKIVIAS GANGGUAN VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNE DAA DARI SASIUN PENGAMA GEOMAGNE LAPAN BIAK BULAN MEI DAN DESEMBER 1997 No Efek Mei Deseber eoritis 1 Matahari Bulan Planetari karena pada tahun itu aktivitas atahari iniu berarti bintik atahari (sunspot) lebih sedikit dibandingkan pada aktivitas atahari aksiu. Dengan hal yang diungkapkan di atas sehingga aktivitas gangguan yang berpengaruh dari luar bui, terutaa dari atahari seakin kecil. Artinya periode gangguan yang berpengaruh pada variasi harian koponen H hanya arus cincin yang S p e k tr u M-36 FFVariasi Harian Koponen H Geoagnet Biak Deseber Periode
3 Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 211 disebabkan efek dinao akibat perputaran bui pada subunya. Hasil analisis periodesitas yang diperoleh secara kualitatif dapat dilihat pada gabar 2.1 dan secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel 2.1. Perlu diketahui bahwa gabar 2.1 enyatakan subu Y skala biasa sedangkan pada subu X skala logaritik. Deikian pula hasil analisis yang dinyatakan secara kuantitatif pada tabel 2.1 periodesitas epiris yang diperoleh dari perhitungan dan dibandingkan terhadap periodesitas sebenarnya atau teoritis. Pada tabel 2.1 enunjukan hasil perhitungan periode variasi harian yang epengaruhi variasi harian koponen H geoagnet dengan enggunakan FF. Efek gangguan yang terlihat pada tabel 2.1 adalah periode radiasi atahari yang lebih stabil dari pada efek bulan dan planetari. Pada tahun 1996 periode variasi harian koponen H akibat efek atahari dari 24 ja sapai dengan 21 ja, sedangkan akibat efek bulan dari 13 ja hingga 1 ja dan planetari dari 7 ja sapai dengan 5 ja kadang-kadang tidak uncul. Hal itulah yang enyebabkan rendahnya akurasi odel variasi harian koponen H. Pengolahan Data elah diuraikan sebelunya bahwa perubahan variasi harian koponen H akibat dipengaruhi berbagai aktivitas gangguan. Dengan deikian pola karakteristik variasi harian koponen H geoagnet erupakan bentuk superposisi efek gangguan. Sehingga analisis karakteristik variasi harian koponen H diolah uunya elalui pengurangan antara data pengaatan terhadap odel variasi harian koponen H hari tenang (S q ). Berarti variasi harian koponen H geoagnet dari pengaatan erupakan penjulahan pola variasi hari tenang terhadap fluktuasi akibat efek gangguan. Dengan kondisi itu aka analisis pengolahan data variasi harian koponen H elalui identifikasi analisis Haronik dipengaruhi berbagai aktivitas gangguan dengan periodesitanya tercantu pada tabel 2.1. Sedangkan ruusan odel analisis perubahan variasi harian koponen H geoagnet tersebut secara rinci akan diuraikan pada bagian titik 2.3. Analisis Variasi Harian Koponen H Perubahan variasi harian koponen H geoagnet dipengaruhi berbagai aktivitas gangguan seperti telah diuraikan sebelunya. Karena karakteristik variasi harian koponen H dibentuk pola superposisi dengan terodulasi oleh aktivitas gangguan aka bentuk odel analisis yang digunakan sesuai ruusan ateatik Kutiev (21), dengan dinyatakan sebagai berikut ; 2 2 π ( t, L ) K ( t ) g + g Cos { ( L LF )} (2.1) χ = h o = 1 dengan L adalah waktu lokal, λ adalah periode gangguan dan LF adalah sudut fasa yang ke-. Ekspresi dala tanda kurung yang representatif berdiri dua gelobang sinusoidal yang dibentuk priode efek atahari, bulan dan planetari dan kondisi itu sesuai dengan rotasi atahari berputar pada subunya. Aplitudo g 1 dan g 2, sudut fasa LF 1 dan LF 2 yang dihitung elalui persaaan (2.3). Untuk penyederhanaan persaaan (2.1) dala penurun analisis koefisien-koefisien gelobang akibat efek atahari, bulan dan planetari tidak ditunjukan dan yang ditunjukan hanya rata-rata, aplitudo dan sudut fasa yang cukup representatif untuk ewakili konstanta-konstanta odel. Distribusi geloang akibat efek variasi harian koponen H dari persaaan (2.1) dala waktu lokal terodulasi oleh fungsi K h (t), keudian dala definisi enyatakan bahwa τ adalah waktu salah satu cara untuk enundah reaksi χ kelanjutan perubahan-perubahan gangguan dinyatakan dala ruusan 1 τ t K h ( t ) = (exp 1 ) θ exp( ) d τ t α Kuantitas θ (analog dengan χ) ditulis penurunan relatif dari perubahan gangguan terhadap S q dan waktu konstan yang representatif setiap kali kelabatan rata-rata antara perubahan gangguan dan χ. Menurut Kutiev dan Muhtarov (21) dala persaaan (2.3) konstan diset dala pencuplikan M-361 λ (2.2)
4 Habirun / Karakteristik Variasi Harian setiap 16 ja. Setelah itu rata-rata, konstanta-konstanta odel analisis, aplitudo dan sudut fasa persaaan (2.1) dihitung elalui persaaan (2.3) aplitudo g g = A + B o = H t t = 1 sudut fasa B 2 LF = arctan( ), A > (2.3) A = ( H t g o ) Cos ω t A t = 1 2 B = ( H t g o ) Sin ω t t = 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perubahan karakteristik variasi harian koponen H pada aktivitas atahari enurun, dianalisis enggunakan data variasi harian koponen H dari tahun 1991 hingga Hasil analisis karakteristik variasi harian koponen H geoagnet dari data pengaatan dibandingkan terhadap odel analisis yang dihitung elalui persaaan (2.1) dan hasilnya (lihat gabar 3.1). Perlu diketahui bahwa hasil analisis variasi harian koponen H hari tenang pada gabar 3.1 enunjukan perubahan data dan odel analisis variasi harian koponen H bulan Mei dan Deseber dari tahun 1991 hingga Sedangkan galat odel variasi harian koponen H geoagnet yang dianalisis pada kondisi aktivitas atahari enurun dapat dilihat pada tabel 3.1. Pada tabel 3.1 kolo 7 terdapat hasil analisis galat odel terkecil.34 n yang dinyatakan galat odel bulan Deseber Sedangkan galat odel terbesar sekitar n terlihat pada bulan Januari 1996 dan dinyatakan dala tabel yang saa pada kolo Koponen H Mei 1991 ei.1991 Koponen H Mei 1993 ei.1993 Koponen H Mei 1995 ei.1995 H ( n ) Koponen H Mei 1992 ei.1992 Koponen H Mei 1994 Koponen H Mei 1996 ei.1994 Mei.1996 M-362
5 Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei Koponen H Mei ei.1997 H(n) Gabar 3.1a. Karakteristik variasi harian koponen H geoagnet hari tenang antara data pengaatan dibandingkan terhadap odel analisis bulan Mei data dari 1991 sapai dengan 1997 stasiun pengaat geoagnet Biak Selanjutnya, telah diketahui bahwa aktivitas geoagnet yang dinyatakan variasi harian koponen H dala satu bulan terdiri dari dua kondisi yakni hari tenang dan hari terganggu. Keudian dihitung galat odel variasi harian koponen H dari asing-asing hari, sehingga diperoleh galat odel pada saat aktivitas geoagnet hari tenang dan galat odel pada saat aktivitas geoagnet hari terganggu. Dengan tentunya aktivitas geoagnet dari kedua hari yang berbeda itu juga enunjukan galat odel analisis yang berbeda pula. Untuk lebih jelasnya hasil analisis galat odel dari kedua hari aktivitas geoagnet itu dibandingkan dan hasilnya dapat dilihat pada gabar 3.2. Pada gabar 3.2 terlihat dengan jelas bahwa fluktuasi galat odel pada aktivitas geoagnet hari tenang lebih rendah dari pada aktivitas geoagnet hari terganggu. H ( n ) H (n) Koponen H Deseber 1991 Koponen H Deseber 1993 Koponen H Deseber 1995 Des.1991 Des.1993 Des.1995 M H ( n ) Koponen H Deseber 1992 Koponen H Deseber 1994 Koponen H Deseber 1996 Des.1994 Des.1996 Des.1992
6 Habirun / Karakteristik Variasi Harian H(n ) Koponen H Deseber 1997 Des Gabar 3.1b. Karakteristik variasi harian koponen H geoagnet hari tenang antara data pengaatan dibandingkan terhadap odel analisis bulan Deseber data dari 1991 sapai dengan 1997 stasiun pengaat geoagnet Biak H(n) Galat odel variasi harian koponen H hari tenang dan terganggu stasiun pengaat geoagnet LAPAN Biak 5 45 Galat.erganggu 4 Galat.tenang Waktu Gabar 3.2. Galat odel variasi harian koponen H geoagnet pada aktivitas geoagnet hari tenang dan hari terganggu ditinjau pada saat aktivitas atahari enurun dari tahun 1991 sapai dengan tahun 1997 data dari stasiun pengaat geoagnet Biak Sunspot Bilangan sunspot Waktu/tahun Sunspot rataan Rata-rata Gabar 3.3. Data julah bilangan sunspot rataan dibandingkan terhadap rata-rata dan dari data rataan (word data center) geoagnet M-364
7 Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 211 Berkaitan dengan aktivitas atahari epengaruhi variasi harian koponen H pada saat aktivitas geoagnet hari tenang aupun aktivitas geoagnet hari terganggu. Hal itu jelas pengaruh aktivitas atahari sangat besar epengaruhi perubahan pola variasi harian koponen geoagnet. etapi dala hasil analisis galat odel variasi harian koponen H dari kedua kondisi itu ditinjau terhadap perubahan aktivitas atahari jangka panjang yang dinyatakan bilangan sunspot terjadi keunikan. Keunikan yang uncul terjadi pada aktivitas atahari aksiu hasil analisis galat odel variasi harian koponen H uunya lebih kecil. Sedangkan pada aktivitas atahari iniu hasil analisis galat odel variasi harian koponen H geoagnet secara uu ebesar (lihat gabar 3.2 dan 3.3). Kondisi yang deikian seharusnya terjadi pada aktivitas atahari aksiu hasil analisis galat odel ebesar dan pada aktivitas atahari iniu hasil analisis galat odel engecil. Berdasarkan uraian yang diungkapkan di atas, sehubungan analisis perhitungan galat odel variasi harian koponen H dihitung berdasarkan variasi-variasi akibat efek gangguan teporal yang cukup kecil terhadap pola noral atau pola hari tenang. Berarti efek gangguan teporal yang cukup kecil itu pada efek aktivitas atahari cukup besar akan tereda. Sedangkan pada efek aktivitas atahari cukup kecil sehingga efek gangguan teporal yang cukup kecil itu tidak tereda oleh aktivitas atahari. Dengan hal itu dapat disipulkan bahwa pada aktivitas atahari ebesar atau aksiu galat odel variasi harian koponen H geoagnet engecil karena tereda efek aktivitas atahari. Sebaliknya aktivitas atahari engecil atau iniu galat odel variasi harian koponen H ebesar karena variasi harian koponen H tidak tereda oleh aktivitas atahari. abel 3.1 GALA MODEL ANALISIS KARAKERISIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNE DARI SASIUN PENGAMA GEOMAGNE LAPAN BIAK DARI AHUN 1991 SAMPAI DENGAN AHUN 1997 ahun Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septeber Oktober Nopeber Deseber KESIMPULAN Sesuai data variasi harian koponen H geoagnet stasiun pengaat geoagnet LAPAN Biak dari tahun 1991 sapai dengan tahun 1997 sehingga diperoleh karakteristik variasi harian koponen H. Menggunakan etode analisis Harnonik sehingga diperoleh galat odel variasi harian koponen H geoagnet. Hasil analisis galat odel pada aktivitas atahari enurun, galat odel terkecil.34 n yang dinyatakan galat odel pada bulan Deseber 1997, sedangkan galat odel terbesar sekitar n terlihat pada bulan Januari Dala hasil analisis galat odel pada aktivitas geoagnet tenang dan terganggu ditinjau terhadap perubahan aktivitas atahari M-365
8 Habirun / Karakteristik Variasi Harian jangka panjang terjadi keunikan. Keunikan yang uncul terjadi pada aktivitas atahari aksiu hasil analisis galat odel variasi harian koponen H uunya justru lebih kecil. Sedangkan pada aktivitas atahari iniu hasil analisis galat odel variasi harian koponen H geoagnet secara uu ebesar. DAFAR PUSAKA Habirun., 29. Prediksi variasi harian koponen H regional enggunakan analisis Haronik, Buku Iliah ISBN diterbitkan LAPAN Jakarta baulan Januari. Kutiev, I., and Muhtarov., 21. ing of Mid Latitude E-Region Response to Geoagnetic Activity, J. Geophys. Res : A8 (ORSI COSPAR IRI, 8 : 4, Kanagawa Japan) surutai, B.., B.E. Glodstein, E. J. Sith, W. D. Gonzalez, F. ang, S-1. Akasofu, and R. R. Anderson, 199. he interplanetary and solar causes of geoagnetic activity, Planet. Space Sci. 38(1), Zhou X. Y and Wei F. S., Prediction of recurrent geoagnetic distrurbance by using adaptive filtering. Earth Planets Space 5, Japan. M-366
KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET REGIONAL INDONESIA
KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET REGIONAL INDONESIA Habirun Pusat Sains Antariksa-LAPAN Bidang Geomagnet dan Magnet Antariksa Email : e_habirun@yahoo.com PENDAHULUAN Karakteristik variasi
Lebih terperinciMODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN H JANGKA PENDEK BERDASARKAN DAMPAK GANGGUAN REGULER
MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN H JANGKA PENDEK BERDASARKAN DAMPAK GANGGUAN REGULER Habirun Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) email: h a b i r u n @ b d
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN VARIASI HARIAN KOMPONEN H PADA SAAT TERJADI BADAI MAGNET
ANALISIS PERUBAHAN VARIASI HARIAN KOMPONEN H PADA SAAT TERJADI BADAI MAGNET Habirun, Sity Rachyany Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN email: e_habirun@yahoo.com ABSTRACT Changes in the daily
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciPENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG
PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG Hablrun, Sity Rachyany, Anwar Santoso, Visca Wellyanita Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT Geomagnetic
Lebih terperinciModel Empiris Variasi Harian Komponen H Pola Hari Tenang. Habirun. Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN Jl. Dr. Junjunan No.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 29 Model Empiris Variasi Harian Komponen H Pola Hari Tenang Habirun Pusat Pemanfaatan
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN DEVIASI ANTARA KOMPONEN H STASIUN BIAK SAAT BADAI GEOMAGNET
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 29 ANALISIS PERBANDINGAN DEVIASI ANTARA KOMPONEN H STASIUN BIAK SAAT BADAI GEOMAGNET Oleh : Anwar Santoso Staf Peneliti Bidang
Lebih terperinciAnalisis Variasi Komponen H Geomagnet Pada Saat Badai Magnet
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 29 Analisis Variasi Komponen H Geomagnet Pada Saat Badai Magnet Habirun Peneliti
Lebih terperinciANALISIS MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERDASARKAN POSISI MATAHARI
ANALISIS MOEL VARIASI ARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERASARKAN POSISI MATAARI T-15 abirun Bidang Aplikasi Geomagnet an Magnet Antariksa Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN Jl. r. Junjunan No. 133 Bandung
Lebih terperinci= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama:
1.79. Sebuah bola baja berassa = 50 g jatuh dari ketinggian h = 1,0 pada perukaan horisontal sebuah papan tebal. Tentukan oentu total yang diberikan bola pada papan setelah terpental beberapa kali, bila
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciGANGGUAN GEOMAGNET PADA FASE MINIMUM AKTIVITAS MATAHARI DAN MEDAN MAGNET ANTARPLANET YANG TERKAIT
GANGGUAN GEOMAGNET PADA FASE MINIMUM AKTIVITAS MATAHARI DAN MEDAN MAGNET ANTARPLANET YANG TERKAIT Mamat Ruhimat Peneliti Pusat Sains Antariksa, LAPAN email: mruhimat@yahoo.com ABSTRACT Geomagnetic disturbances
Lebih terperinci12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.
PEMBAHASAN PROBEM SET FISIKA SUPERINTENSIF 07 D 4 E keepatan perpindaha n s AB = 5 k v salan = 54 k/ja v uar = 36 k/ja Jika keepatan - sebuah benda saa dengan nol, aka perpindahan benda saa dengan nol.
Lebih terperinciGerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan
Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.
Lebih terperinciPENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT
PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan
Lebih terperinci6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER
6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER Dala intererensi, diraksi, terjadi superposisi dua buah gelobang bahkan lebih. Seringkali superposisi terjadi antara gelobang yang eiliki aplitudo, panjang gelobang
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN STRUKTUR
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut
Lebih terperinciGETARAN PEGAS SERI-PARALEL
1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI
SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciFISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC
FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciPERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES
PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi didalamnya. Beragam aktivitas di permukaannya telah dipelajari secara mendalam dan
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciSolusi Treefy Tryout OSK 2018
Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id
Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id KOREKSI HARIAN DALAM SURVEI GEOMAGNET DI PARE-PARE, SULAWESI (DAILY CORRECTION IN GEOMAGNETICS SURVEY AT PARE-PARE, SULAWESI)
Lebih terperinciSOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam
Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL POLA HARI TENANG STASIUN GEOMAGNET TANGERANG MENGGUNAKAN DERET FOURIER
PENENTUAN MODEL POLA HARI TENANG STASIUN GEOMAGNET TANGERANG MENGGUNAKAN DERET FOURIER Habirun Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT Quiet day pattern depict geomagnetic variation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciLaporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun
Lebih terperinciGetaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciSistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut
Sisti Kounikasi 1 Perteuan 4 Modulasi Sudut Mudrik Alaydrus Teknik Elektro Fakultas Teknik, UMB udrikalaydrus@yahoo.o 1 Bentuk uu dari sinyal terodulasi sudut: x ( ϑ ( ( t = A os t ϑ (t ( t 1 d ϑ ( t =
Lebih terperinciDinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus
Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.
Lebih terperinciTEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan
Lebih terperinciCOMPONENT VARIANTION PREDICTION)
Pengujian Mdel Variasi Harian Kmpnen... (Habirun PENGUJIAN MODEL PREDIKSI VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET (THE EXAMINATION OF THE DAILY GEOMAGNETIC COMPONENT VARIANTION PREDICTION Habirun Peneliti Pusat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK
ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co
Lebih terperinciMETHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016
TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal
Lebih terperinciSELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015
SEEKSI OIMPIDE TINGKT KBUPTEN/KOT 14 TIM OIMPIDE FISIK INDONESI 15 Bidang Fisika Waktu : 18 enit KEMENTRIN PENDIDIKN DN KEBUDYN DIREKTORT JENDER PENDIDIKN DSR DN MENENGH DIREKTORT PEMBINN SEKOH MENENGH
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di Antariksa bukan berupa hujan air atau salju es seperti di Bumi, melainkan cuaca di Antariksa terjadi
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciPREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK John Maspupu Pussainsa
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu
6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciDAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA
DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN email: clara@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Perubahan cuaca antariksa dapat menimbulkan dampak
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciPEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA
EEKTONKA ANAOG Perteuan PEMOTONGAN PADA DUA HAGA TEGANGAN BEBEDA Disebut juga rangkaian pengiris atau slicer. angkaian utk peotongan pada dua harga tegangan yg berbeda ditunjukkan pd gabar (a) berikut.
Lebih terperinciSTUDI TENTANG BADAI MAGNET MENGGUNAKAN DATA MAGNETOMETER DI INDONESIA
284 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 284-288 STUDI TENTANG BADAI MAGNET MENGGUNAKAN DATA MAGNETOMETER DI INDONESIA Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Pemanfaatan
Lebih terperinciSOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan yang iring (dengan sudut θ terhadap bidang horizontal)
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN Dari gabar orang bersepeda di atas jelas terlihat bahwa jalan yang dilalui sepeda selalu enyinggung roda sepeda, baik depan aupun belakang asing-asing di titik A dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI INDEKS K GEOMAGNET
PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI INDEKS K GEOMAGNET Hablrun, TItiek Setiawatl, Yaya Karyanto Penelltl Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT Prediction model of daily K geomagnetic index was reconstructed
Lebih terperinciDISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK
0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang
Lebih terperinciSoal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)
Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal
Lebih terperinciPENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR
MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN
IDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT The geomagnetic disturbance level called geomagnetic index.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang landas bumi maupun ruang angkasa dan membahayakan kehidupan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuaca antariksa adalah kondisi di matahari, magnetosfer, ionosfer dan termosfer yang dapat mempengaruhi kondisi dan kemampuan sistem teknologi baik yang landas bumi
Lebih terperinciMENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI
KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPrediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis
JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis
Lebih terperinciPENGARUH DISTRIBUSI PEMBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SUM BEAMFORMING
INDEPT, Vol., No., Juni 0 ISSN 087 945 PENGARUH DISTRIBUSI PEBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SU BEAFORING Ananto E. Prasetiadi Dosen Tetap Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation
Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciANTIREMED KELAS 11 FISIKA
ANTIREED KELAS 11 FISIKA UTS Fisika Latihan Doc. Nae: AR11FIS01UTS Version : 014-10 halaan 1 01. erak sebuah benda eiliki persaaan posisi r = (-6-3t)i + (8 + 4t) Seua besaran enggunakan satuan dasar SI.
Lebih terperinciBidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.
idan isika y epelajari tentan erak tanpa enindahkan penyebab unculnya erak dinaakan Kineatika. idan isika y epelajari tentan erak beserta penyebab unculnya erak dinaakan Dinaika. Huku Newton tentan Gerak
Lebih terperinciSTUDI KORELASI STATISTIK INDEKS K GEOMAGNET REGIONAL MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GAUSS BERSYARAT
STUDI KORELASI STATISTIK INDEKS K GEOMAGNET REGIONAL MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GAUSS BERSYARAT Habirun dan Sity Rachyany Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT Statistical study on correlation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan
Lebih terperinciBAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB. INDUKSI EEKTROMAGNETIK.... Huku Faraday dan enz.... Generator istrik...6.3 Transforator...7.4 Indukstansi...9.5 Energi dala Medan Magnet....6 Rangkaian istrik AC...4.7 Osilator....8
Lebih terperinciLampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04
50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor
Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciB C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC
1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik
Lebih terperinciPENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)
Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,
Lebih terperinciANALISIS PENURUNAN INTENSITAS SINAR KOSMIK
Berita Dirgantara Vol. 11 No. 2 Juni 2010:36-41 ANALISIS PENURUNAN INTENSITAS SINAR KOSMIK Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN email: clara@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Penyebab
Lebih terperinciPerbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb
Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK
Lebih terperinciPersamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis
Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat
Lebih terperinciDINAMIKA LINEAR Teori Singkat Hukum-hukum Newton tentang Gerak Gaya-gaya yang sering dijumpai dalam persoalan mekanika: maksimum
DINAIKA LINEAR Teori Singkat Huku-huku Newton tentang Gerak. Huku Newton Benda yang dia atau berada dala gerak dengan keceatan konstan akan terus berada dala keadaan geraknya kecuali ada gaya yang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI
FAKUTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDAI JOBSHEET/ABSHEET JUUSAN : TEKNIK EEKTO NOMO : II POGAM STUDI : DI WAKTU : x 5 MENIT MATA KUIAH /KODE : EEKTONIKA DAYA / TEI5 TOPIK : PENYEAAH SATU FASA
Lebih terperinciANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG
ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG 1. Burchardus Vilarius Pape Man (PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun
Lebih terperinci