LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2016

2 KATA PENGANTAR aporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2015 ini, disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan semua kegiatan dari seluruh unit kerja lingkup Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran Laporan ini memberikan gambaran atas pelaksanaan Pembangunan Peternakan dan Perikanan, masalah dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi serta pemanfaatan potensi sumberdaya yang dimiliki Dinas. Dasar penyusunan laporan ini adalah: 1. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun yang memuat Program Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung; 2. Laporan Kegiatan Tahunan yang berasal dari setiap Bidang, Sekretariat, UPTD yang ada di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung; 3. Renja dan Renja Perubahan Tahun 2015 serta DPA-DPPA Tahun Anggaran Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat dijadikan bahan untuk bahan evaluasi dan penentuan kebijaksanaan lebih lanjut bagi keberhasilan Pembangunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Soreang, Maret 2016 KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG Ir. H. Hermawan Pembina Utama Muda NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... vii BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum Penyusunan Laporan Sistematika Penyusunan BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Program dan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KESEKRETARIATAN Umum dan Kepegawaian Kekuatan Pegawai Mutasi Kepangkatan Kenaikan Gaji Berkala Cuti Pelayanan Surat menyurat Pencatatan Aset Pelayanan Rumah Tangga, Pemeliharaan dan Perawatan Aset Penyusunan Program Fungsi Perencanaan Kinerja Fungsi Monitoring dan evaluasi Kinerja Fungsi Pelaporan Kinerja Administrasi Keuangan Fungsi Perencanaan Anggaran Pengadministrasian Anggaran Pelaporan Anggaran Bidang Kesehatan Hewan Pengendalian Penyakit Hewan Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (kesmavet) BIDANG PETERNAKAN Fungsi Pembibitan Peternakan Fungsi Pengembangan Peternakan Fungsi Produksi Peternakan BIDANG BINA USAHA Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan ii

4 3.4.2 Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Pelayanan Peternakan dan Perikanan BIDANG PERIKANAN Fungsi Pembenihan Ikan Fungsi Budidaya Perikanan Fungsi Kesehatan lingkungan perikanan UPTD PERBIBITAN TERNAK UPTD RUMAH POTONG HEWAN UPTD PUSKESWAN UPTD PEMBENIHAN IKAN BAB IV LAPORAN KHUSUS Pelaksanaan APBN TP Urusan Pertanian Pelaksanaan Kegiatan APBN TP Urusan Kelautan dan Perikanan Pelaksanaan Kegiatan PUMM pada Urusan Kelautan dan Perikanan BAB V LAPORAN REALISASI PAD DAN ANGGARAN Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung BAB VI PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran LAMPIRAN iii

5 DAFTAR TABEL Nomor Uraian Hal Table 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Table 2 Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan yang naik pangkat/golongan pada tahun Table 3 Mutasi Jabatan Lingkup Dinas Peternakan danperikanan Pada Tahun Table 4 Jumlah Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Table 5 Jumlah PNS yang Memperoleh Cuti Selama Tahun Table 6 Uraian Aset pada Disnakan Akhir Desember Table 7 Sub kegiatan Pelayanan Rumah Tangga Kedinasan TA Table 8 Sub Kegiatan Perencanaan Kinerja pada Disnakan TA Table 9 Sub Kegiatan Evaluasi dan Monitoring Kegiatan pada Disnakan TA Table 10 Sub Kegiatan Penunjang Pelaporan Kinerja pada Disnakan TA Table 11 Sub Kegiatan Penunjang Fungsi Perencanaan Anggaran TA Table 12 Sub kegiatan Penunjang Fungsi Pelaporan Keuangan TA Table 13 Pelaksanaan Vaksinasi AI/ND Tahun Table 14 Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun Table 15 Pelaksanaan Vaksinasi Brucelossis Tahun Table 16 Jumlah SKKH yang dikeluarkan berdasarkan Jenis Ternak tahun Table 17 Pelaksanaan Monitoring Obat Ternak/Hewan Tahun Table 18 Rincian sub kegiatan pendukung fungsi pelayanan Kesmavet TA Table 19 Jumlah Realisasi Pemeriksaan Post Mortem Tahun Table 20 Hasil Uji laboratorium Kesmavet Tahun Table 21 Sub Kegiatan Penunjang Pelaksanaan Tupoksi Pembibitan Ternak Tahun Table 22 Uraian Fasilitasi Kegiatan Kontes Bibit Ternak Tahun Table 23 Daftar Kelompok Juara Pada Kegiatan Pentas Ternak Tahun Table 24 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Akseptor IB Tahun Table 25 Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Kabupaten Bandung Tahun Table 26 Daftar Sarana Prasarana Fasilitasi IB dan Rekording Tahun Table 27 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengembangan Peternakan TA Table 28 Daftar Pelaksanaan Bimtek Budidaya Peternakan Tahun Table 29 Stimulan Ternak dari Disnakan tahun Table 30 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Produksi Peternakan Tahun Table 31 Daftar Pelaksanaan Bimtek Teknologi Peternakan Tahun Table 32 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Besar Tahun Table 33 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Kecil Tahun iv

6 Table 34 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Unggas Tahun Table 35 Perbandingan target dan realisasi jumlah penyediaan produk ternak tahun Table 36 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tahun Table 37 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Peningkatan Produksi Olahan Ternak tahun Table 38 Produksi Olahan Kabupaten Bandung Tahun Table 39 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan TA Table 40 Hasil Uji Proksimat pada Produk Olahan Perikanan Tahun Table 41 Hasil Uji Formalin pada Produk Olahan Perikanan Tahun Table 42 Daftar Peserta Apresiasi Pengemasan Produk Hasil Perikanan Table 43 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pelayanan Peternakan dan Perikanan Tahun Table 44 Daftar kelompok Penerima Kegiatan Vertikal Perikanan TA Table 45 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Tahun Table 46 Uraian Pelaksanaan Restocking Tahun Table 47 Perbandingan target dan realisasi indikator produksi ikan konsumsi tahun Table 48 Target Dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi Pada Tahun Table 49 Stimulan Bantuan Perikanan Kepada Masyarakat Tahun Table 50 Perbandingan target dan realisasi indikator produksi benih ikan tahun Table 51 Jumlah Stimulan Induk Ikan Tahun Table 52 Perbandingan Target dan Realisasi PAD pada UPTD Perbibitan Ternak Tahun Table 53 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional UPTD Perbibitan Ternak Tahun Table 54 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional UPTD RPH Tahun Table 55 Uraian Pemotongan Ternak di RPH Tahun Table 56 Rincian Pelayanan Puskeswan Berdasarkan Jenis Hewan Tahun Table 57 Stock Induk Pada UPTD Pembenihan Ikan Tahun Table 58 Produksi Benih Ikan untuk PAD Tahun Table 59 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional pada UPTD Pembenihan Ikan Tahun Table 60 Target dan Realisasi Anggaran TP APBN di Kab.Bandung TA Table 61 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan pada Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak Table 62 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan pada Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak Table 63 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak v

7 Table 64 Jenis Stimulant yang Diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong Table 65 Jenis Stimulan yang Diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah Table 66 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok SMD Di Kab. Bandung Table 67 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah Table 68 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Kabupaten Bandung Table 69 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Lumbung Pakan (Ruminansia) Table 70 Jenis stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Perah Table 71 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Potong Persilangan Table 72 Pelaksanaan Workshop APBN Table 73 Target dan Realisasi Anggaran TP APBN Urusan Kelautan dan Perikanan TA Table 74 Kelompok Pengolah Penerima Bantuan pada Kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan tahun anggaran Table 76 Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Table 77 Ringkasan Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan TA Table 78 Realisasi anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan per program dan kegiatan TA vi

8 DAFTAR GRAFIK Nomor Uraian Hal Grafik 1 Jumlah Surat Masuk Tahun Grafik 2 Jumlah Surat Keluar Tahun Grafik 3 Perbandingan Target dan Realisasi PAD Perbulan TA Grafik 4 Perbandingan Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung TA Grafik 5 Perbadingan Target dan Realisasi Belanja Langsung TA Grafik 6 Jumlah SP2D yang di Keluarkan Disnakan TA Grafik 7 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 8 Hasil Vaksinasi Rabies Tahun Grafik 9 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis Tahun Grafik 10 Data Series Eliminasi HPR Tahun Grafik 11 Peningkatan Kualitas PAH (Produk Asal Hewan) yang HAUS Tahun Grafik 12 Perkembangan Kebuntingan pada Betina akseptor IB tahun Grafik 13 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 14 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 15 Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 16 Produksi Produk Olahan Peternakan Tahun Grafik 17 Jumlah Pembudidaya yang Mendapat Sertifikat CBIB Tahun Grafik 18 Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 19 Perbandingan Target dan RealisasiProduksi Benih ikan di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 20 Struktur Populasi Sapi Perah di UPTD Perbibitan Ternak (Desember 2015) Grafik 21 Perbandingan Target dan Realisasi PAD (hasil anak) pada UPTD Perbibitan Ternak Grafik 22 Perbandingan Target dan Realisasi PAD (Hasil Susu) pada UPTD Perbibitan Ternak Grafik 23 Persentase Pemotongan Ternak Perbulan di UPTD RPH Tahun Grafik 24 Jumlah Pelayanan Kesehatan Hewan Oleh Puskeswan Berdasarkan Jenis ternak tahun Grafik 25 Pencapaian PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun vii

9 BAB I PENDAHULUAN aporan Tahunan merupakan salah satu sarana penyampaian informasi dan bentuk pertangguang jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas peternakan dan perikanan yang telah dilaksanakan pada tahun Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung berkewajiban untuk menyampaikan bentuk laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu tahun 2015 sebagai bahan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah (LKPJ). Pelaksanaan kegiatan pembangunan pada Dinas peternakan dan Perikanan tahun 2015 didasarkan kepada Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun 2015 yang merupakan implementasi dari Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan tahun , yang bertujuan untuk menjadikan Dinas Peternakan dan Perikanan yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang berwawasan lingkungan Dasar Hukum Penyusunan Laporan a. Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. b. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). c. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. d. Peraturan Pemerintah No.108 Tahun 2001 tentang Pertanggungjawaban Kepala Daerah. e. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. f. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2008 tanggal 4 Pebruari 2008 tentang Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. g. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah. h. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 mengenai Perubahan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 32 Tahun 2011 tentang 8

10 Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. j. Instruksi Menteri dalam Negeri No.22 Tahun 1989 tentang Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan di Daerah. k. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 83 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Desa. l. Peraturan Daerah Kebupaten Bandung No. 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di Kabupaten Bandung. m. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung. n. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 3 tanggal 19 September 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007 sampai tahun o. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung Tahun p. Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah. q. Peraturan Daerah No. 2 tahun 2015 tentang APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran r. Peraturan Daerah No. 10 tahun 2015 tentang APBD Perubahan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran s. Peraturan Bupati Bandung No. 5 tanggal 26 Pebruari 2008 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas daerah Kabupaten Bandung hal t. Peraturan Bupati Bandung No. 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten Bandung. u. Peraturan Bupati No. 4 tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran v. Peraturan Bupati No. 20 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun w. Peraturan Bupati No. 45 tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Perubahan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran x. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun y. Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun

11 1.2. Sistematika Penyusunan Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015 ini, berisikan tentang laporan hasil pencapaian kinerja kegiatan sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan suatu organisasi. Sistematika penyajian Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015 ini, dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan laporan, menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2015 serta sistematika penyusunan laporan. BAB II. ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA DINAS Menjelaskan tentang arah kebijakan serta program kerja Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun 2015 dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan. BAB III. PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Menjelaskan tentang pelakszanaan tugas poko dan fungsi dari setiap sub unit pada Dinas Peternakan dan Perikanan, terutama kegiatan yang dilaksanakan pada tahun BAB IV. LAPORAN KHUSUS Berisikan mengenai pelaksanaan kegiatan yang tidak masuk dalam DPA atau DPPA Disnakan namun lokasi pelaksanaan kegiatan berada di Kabupaten Bandung. Kegiatan yang diuraikan yaitu APBN TP dan PUMM. BAB V. LAPORAN REALISASI PAD DAN ANGGARAN Menjelaskan tentang target dan capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta target dan realisasi anggaran yangt dilaksanakan oleh Dinskan dengan sumber anggaran dari APBD Kabupaten, Provinsi, dan APBN DAK pada tahun BAB VI. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA Menjelaskan permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan serta dilengkapi dengan upaya yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan yang ada. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan kesimpulan dan saran menyeluruh dari laporan pelaksanaan kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung tahun

12 11

13 BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA asaran pokok dan arah kebijakan RPJMN adalah makro, pembangunan manusia dan masyarakat, pembangunan sektor unggulan, dimensi pemerataan, pembangunan wilayah dan antarwilayah serta polhukhankam. Adapun arah kebijakan pembangunan peternakan dan perikanan dititikberatkan pada kedaulatan pangan dan energi melalui: (1) peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri, (2) peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, (3) meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat, (4) selain juga peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan RPJMN tersebut, dengan demikian pembangunan provinsi Jawa barat pada sektor peternakan dan perikanan diarahkan pada 3 hal, yaitu: (1) kemandirian pangan, (2) daya saing dan (3) kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Secara umum, dukungan morfologi dan suplai air yang tersedia hampir sepanjang tahun di wilayah Kabupaten Bandung mendorong berkembangnya usaha pertanian rakyat, termasuk budidaya peternakan dan perikanan. Pada sektor peternakan, di seluruh kecamatan terdapat populasi domba dan unggas. Wilayah-wilayah yang memiliki potensi peternakan yang menonjol, antara lain Kecamatan Pangalengan untuk pengembangan sapi perah dan Kecamatan Cikancung untuk pengembangan sapi potong. Pada sektor perikanan, Kecamatan Ciparay, Majalaya, dan Ibun merupakan sentra usaha pembenihan, sedangkan sentra pembesaran ikan hampir tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bandung. Selanjutnya, berkembangnya sektor budidaya peternakan dan perikanan juga menumbuhkan industri pengolahan skala rumah tangga (home industry) berbahan baku produk asal ternak dan ikan. Bermacam produk olahan susu berkembang di wilayah Kecamatan Pangalengan dan Pasirjambu, demikian halnya dengan olahan ikan pindang di wilayah Kecamatan Bojongsoang Visi dan Misi Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung untuk periode Tahun 2010 s/d 2015 sangat erat kaitannya dengan visi Pemerintah Kabupaten Bandung maupun dengan visi Jawa Barat. Berdasarkan potensi, permasalahan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Bandung juga memperhatikan nilai-nilai visi daerah, aspirasi dan dinamika pembangunan daerah, maka Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan adalah : VISI 12

14 Menjadikan Dinas Peternakan Dan Perikanan sebagai institusi yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan memanfaatkan Sumber Daya Lokal yang berwawasan lingkungan. Visi tersebut merupakan gambaran rencana pembangunan peternakan dan perikanan untuk masa lima tahun mendatang. Dihadapkan dengan tantangan dan keterbatasan sumberdaya serta kekurangan sarana prasarana, Dinas Peternakan dan Perikanan berupaya meningkatkan pelayanan publik sehingga pada akhirnya dapat menciptakan masyarakat peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan melestarikan mengembangkan potensi lokal dengan memperhatikan keseimbangan alam pada proses pembangunannya. M I S I Untuk mewujudkan Visi Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut, maka ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai Misi yaitu : 1. Meningkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan profesionalisme aparatur dalam rangka pelayanan prima. 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas peternakan dan perikanan berbasis teknologi dan sumberdaya lokal yang unggul. 3. Menciptakan keseimbangan ekosistem Sumber Daya Alam yang mendukung keberlanjutan pembangunan Peternakan dan Perikanan. 4. Mengembangkan usaha Peternakan dan Perikanan sebagai usaha ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing Tujuan dan Sasaran Tujuan 1. Mendorong Peningkatan kualitas SDM aparatur yang dapat mewujudkan pelayanan prima, serta pemberdayaan masyarakat peternakan dan perikanan yang kreatif dan inovatif dalam pengembangan usaha 2. Terpenuhinya penyediaan produk peternakan dan perikanan untuk konsumsi didalam daerah dengan ketersediaan infrastuktur peternakan dan perikanan yang mampu mendukung peningkatan produksi ternak dan ikan yang unngul Sasaran 1. Peningkatan kualitas SDM aparatur peternakan dan Perikanan 2. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan 3. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha perikanan 1. Mendorong peningkatan produksi peternakan 2. Peningkatan konsumsi ternak dan ikan perkapita 3. Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan 4. Peningkatan pelayanan perizinan usaha perikanan 13

15 Tujuan 3. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk peningkatan kualitas produk peternakan dan Ikan 4. Terkendalinya dampak pembangunan peternakan dan perikanan dengan memperhatikan sarana prasarana dan daya dukung serta serta daya tampung lingkungan 5. Meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal Sasaran 5. Pembangunan sentra pasar ikan 6. Peningkatan sarana pemasaran hewan dan pelayanan perizinan usaha peternakan 1. Peningkatan kesehatan hewan ternak dan ikan 2. Peningkatan kesmavet untuk mendukung jaminan keamanan pangan 1. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan dan perikanan 2. Mendorong peningkatan populasi peternakan 3. Pengendalian mutu lingkungan di perairan umum 4. Peningkatan pengelolaan limbah peternakan 1. Memfasilitas bantuan permodalan untuk usaha Peternakan dan Perikanan melalui perbankan atau Bantuan Sosial 2. Melakukan promosi produk hasil peternakan dan perikanan 3. Membuat produk olahan yang berdaya saing dengan memperbaiki kemasan, sertifikasi dan berlabel halal 2.3. Program dan Kegiatan Sejalan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran, berdasarkan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 pelaksanaan pembangunan diklasifikasikan ke dalam Urusan. Pembangunan peternakan dan perikanan pada tahun 2015 yang dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan ini meliputi 3 urusan : 1. Urusan Program Wajib yang dilaksanakan pada setiap SKPD, 2. Urusan Program Pilihan Pertanian, dan 3. Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan. Urusan Program Wajib yang dilaksanakan pada setiap SKPD terdapat 3 Program dan 21 Kegiatan. Urusan Program Wajib ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai penunjang kegiatan dinas/operasional kedinasan untuk kurun waktu satu tahun dengan rincian sebagai berikut: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang difasilitasi dalam kegiatan: a) Penyediaan Jasa Komunikasi. Sumberdaya Air dan Listrik b) Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor c) Penyediaan Alat Tulis Kantor d) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan e) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 14

16 f) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor g) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan h) Penyediaan Makanan dan Minuman i) Rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Daerah j) Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah k) Penunjang Peringatan Hari-Hari Bersekarah (PHHB) 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, yang difasilitasi dalam kegiatan: a) Pengadaan Mebelair b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas /Operasional d) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 3. Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, yang difasilitasi dalam kegiatan : a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi SKPD b) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran Sedangkan berdasarkan Urusan Program Pilihan Pertanian dan Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan yang akan dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan ditetapkan 7 (Tujuh) program yaitu : A. Urusan Program Pilihan Pertanian 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan, mendorong peningkatan jaminan kesehatan hewan, penanggulangan PHMS, serta mendorong peningkatan produk peternakan yang Halal, Aman, Utuh, dan Sehat. Sebagai implementasi dari program maka dijabarkan dalam kegiatan prioritas yaitu: a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak b) Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemic c) Pelayanan kesehatan hewan dan laboratorium d) Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan e) Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan (DAK) 2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 15

17 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyediaan bibit ternak yang berkualitas, peningkatan penyediaan bahan pangan asal ternak, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan. Melalui pelaksanaan program ini diupayakan dapat mendorong peningkatan populasi ternak dan produksi daging, susu serta telur. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan prioritas sebagai berikut: a) Pembangunan Sarana dan Prasarana pembibitan ternak b) Pembibitan dan Perawatan Ternak c) Pengembangan Agribisnis Peternakan d) Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau melalui Bantuan Peternakan 3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program ini bertujuan untuk menggali potensi sumber daya peternakan di sektor pengelolaan pasca panen, diversifikasi usaha dan meningkatkan mutu produk olahan yang berdaya saing serta meningkatkan kinerja sumber daya dalam mengolah dan memasarkan produk olahannya. Adapun sasaran dari pelaksanaan program ini adalah dapat meningkatkan produksi produk olahan yang mempunyai nilai tambah dan pendapatan pengolah produk peternakan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: a) Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah b) Pengembangan pemasaran dan pengolahan hasil produksi peternakan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Program ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan teknologi peternakan sekaligus menggali potensi sumber daya peternakan sehingga dapat memberikan nilai tambah pada produk peternakan yang berwawasan lingkungan serta menjamin penyediaan produk peternakan terutama daging yang berkualitas. Adapun sasaran dari peningkatan penerapan teknologi dalam usaha budidaya peternakan dan produk ikutan hasil peternakan yang kurang dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Selain itu peningkatan pelayanan dalam penyediaan produk peternakan yang berkualitas. 16

18 Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna b) Peningkatan sarana dan prasarana teknologi RPH c) Peningkatan sarana dan prasarana teknologi RPH (DAK) B. Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan 1. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia melalui ketersediaan bahan pangan asal ikan, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam usaha perikanan. Melalui pelaksanaan program ini diupayakan dapat mendorong peningkatan produksi ikan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: a) Pengembangan Bibit Ikan Unggul b) Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan c) Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 2. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program ini bertujuan untuk menggali potensi sumber daya perikanan di sektor pengelolaan pasca panen, diversifikasi usaha dan meningkatkan mutu produk olahan yang berdaya saing serta meningkatkan kinerja sumber daya dalam mengolah dan memasarkan produk olahannya. Adapun sasaran dari pelaksanaan program ini adalah dapat meningkatkan produksi produk olahan dan pendapatan pengolah produk perikanan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas Pengembangan Pengolahan Pemasaran dan Pelayanan Usaha Perikanan. 3. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Program ini bertujuan untuk menggali potensi kawasan perikanan serta pengendalian daya dukung lingkungan budidaya perikanan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas usaha budidaya perikanan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas Peningkatan Pengendalian Penyakit Ikan dan Lingkungan Kawasan Perikanan. 17

19 Selain program-program Peternakan dan Perikanan yang dibiayai dari APBD Kabupaten, Provinsi dan DAK, pada tahun 2015 juga dilaksanakan dua program Tugas Pembantuan (TP), sebagai berikut: 1. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, dengan 3 jabaran kegiatan: Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak (kode 1782) Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak (kode 1783) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen Peternakan (kode 1787) 2. Program Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan, dengan 2 jabaran kegiatan: Kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan (Kode 2358) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis di Bidang Pasca Panen dan pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan (Kode 2361) 18

20 BAB III PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI erdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Peternakan dan Perikanan memiliki beberapa bagian seperti Kesekretariatan, Bidang, dan UPTD. Dimana setiap bagian tersebut memiliki tugas yang khusus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 3.1 KESEKRETARIATAN Umum dan Kepegawaian Atas dasar aturan yang ada pula Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan dan pengembangan peternakan dan perikanan yang meliputi peternakan, perikanan, kesehatan hewan dan pembinaan usaha peternakan dan perikanan serta melaksanakan ketatausahaan dinas. Dalam pelaksanaan Tupoksi tersebut ditunjang oleh struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung yang terdiri dari 4 (empat) bidang teknis terkait, serta dibentuk 4 (empat) Unit Pelayanan Teknis Dinas yang masing-masing memiliki kekhususan tersendiri dan dapat secara langsung melayani kebutuhan masyarakat. Bandung Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten 19

21 Kekuatan Pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung pada tahun 2015 berjumlah 87 orang yang terdiri dari Golongan I, II, III, dan IV. Adapun rincian jumlah pegawai tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Table 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 Unit Kerja Jumlah Pegawai (Orang) dan Golongan Tahun 2014 Tahun 2015 IV III II I IV III II I Kepala Dinas dan Sekretaris 2 2 Umum dan kepegawaian Keuangan Penyusunan program 4 3 Bidang Peternakan Bidang Perikanan Bidang Kesehatan Hewan Bidang Bina Usaha UPTD Pembibitan Ternak UPTD Pembenihan Ikan UPTD RPH UPTD Puskeswan dan Laboratorium Jumlah Berdasarkan tabel di atas, jumlah PNS pada Tahun 2015 bertambah 3 orang, yang pada tahun 2014 masih sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Selama periode tahun terdapat PNS yang sedang menjalani tugas belajar, yakni 2 orang yang berasal dari Bidang peternakan dan 1 orang berasal dari Bidang Kesehatan Hewan Mutasi Kepangkatan Pada tahun 2015 telah dilaksanakan proses kenaikan pangkat, diberikan langsung kepada 15 orang. Selain juga terdapat mutasi jabatan sebanyak 1 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 berikut ini. Table 2 Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan yang naik pangkat/golongan pada tahun 2015 No Nama Golongan TMT 1 Ir.Ishak Effendi, MM IV a 01 April Drh. Suranto III c 01 April Sudiawan, ST III c 01 April Eviani Vanita,S.Pt III b 01 April Ajat Sudrajat, S.Pt III b 01 April

22 No Nama Golongan TMT 6 Epen Rohendi II c 01 April Yayat Suryatman II c 01 April Deni Awaludin,A.Md II c 01 April Nandang Koswara II c 01 April Tarwala II c 01 April Seni Susyati II c 01 April Yunaida Sadiah II c 01 April Saepudin, A.Md II c 01 April Uhad II a 01 April Ayi Bayanudin II a 01 April 2015 Table 3 Mutasi Jabatan Lingkup Dinas Peternakan danperikanan Pada Tahun 2015 No Nama/NIP Jabatan TMT Lama Baru 1 Soni Sopiana, S.Pi, MIL JFU Kasubag Penyusunan / Program Kenaikan Gaji Berkala Pada tahun 2015 telah diberikan kenaikan gaji berkala kepada PNS sebanyak 41 orang, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: Table 4 Jumlah Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 No Golongan Jumlah (orang) 1 IV/d 2 IV/c 3 IV/b 4 IV/a 2 5 III/d 9 6 III/c 8 7 III/b 9 8 III/a 2 9 II/d 1 10 II/c 1 11 II/b 7 12 II/a 13 I/d 2 14 I/c 15 I/b 16 I/a Jumlah Cuti Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang cuti Pegawai Negeri Sipil. Pada tahun 2015 telah diberikan cuti tahunan untuk 5 orang PNS sesuai dengan haknya atas dasar permohonan masing-masing, seperti tertera pada tabel berikut ini: 21

23 Tabel Table 5 Jumlah PNS yang Memperoleh Cuti Selama Tahun 2015 No Golongan Jenis Cuti Tahunan MPP/ Ibadah Haji Bersalin 1 IV 2 2 III 3 3 II 4 I Jumlah Pelayanan Surat menyurat Pelayanan surat menyurat merupakan salah satu tugas pada Sub Bagian Umum dan kepegawaian. Tugas ini cukup penting mengingat informasi dan koordinasi kegiatan akan berjalan dengan lancar dan tepat waktu jika lalu lintas surat menyurat dapat dilaksanakan dengan baik. Proses surat menyurat terbagi menjadi 2 yaitu surat masuk dan surat keluar. Pada tahun 2015 terdapat 2340 surat yang masuk ke Dinas Peternakan dan Perikanan dari berbagai level pemerintahan seperti dari intansi pusat, provinsi, Kabupaten/Kota, OPD dan masyarakat yang ada di Kabupaten Bandung. Adapun uraian surat masuk yang diterima pada dinas peternakan dan perikanan seperti terdapat pada Grafik dibawah ini: Grafik 1 Jumlah Surat Masuk Tahun

24 Berdasarkan tabel jumlah surat masuk yang paling banyak terdapat pada bulan Maret dan juni yaitu sebanyak 256 surat. Adapun jumlah surat yang paling rendah jumlahnya diterima pada bulan Agustus dengan jumlah surat mencapai 163 buah. Pelayanan surat keluar menggambarkan jumlah surat yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan baik yang bersifat untuk internal pegawai dinas seperti surat tugas, surat perencanaan, surat mengenai anggaran maupun surat yang bersifat pelayanan kepada masyarakat seperti surat jalan ternak, surat izin usaha praktek, surat rekomendasi pemasukan ternak dan lainnya. Pada tahun 2015 ini jumlah surat keluar yang diterbitkan Oleh Disnakan mencapai 4649 surat. Adapun jumlah surat yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 terurai pada Grafik dibawah ini: 23

25 Grafik 2 Jumlah Surat Keluar Tahun Berdasarkan grafik jumlah surat yang dikeluarkan paling tinggi pada bulan April sebanyak 547 buah surat dan terendah pada bulan Februari sebanyak 228 buah surat Pencatatan Aset Aset yang terdapat pada Dinas Peternakan dan Perikanan sampai dengan tahun 2015 ini mencapai Rp ,- yang terdiri dari aset tanah, bangunan, jalan, dan aset tetap lainnya. Adapun uraian aset pada Dinas Peternakan dan Perikanan sampai dengan tahun 2015 terurai pada tabel dibawah ini: Table 6 Uraian Aset pada Disnakan Akhir Desember 2015 No JENIS ASET SALDO AWAL 2015 LRA 2015 MUTASI 2015 TAMBAH KURANG SALDO AKHIR Tanah 6,775,775,971-99,200,000 97,920,000 6,777,055,971 Peralatan dan 7,778,015,714 2 Mesin 1,123,494,473 51,761, ,406,874 8,672,864,313 Gedung dan 3 Bangunan 28,716,308,205 2,346,709, ,855,000 1,333,808,500 29,848,064,205 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 2,171,365, ,134,600-19,156,500 3,054,343,100 5 Aset Tetap Lainnya 465,945, ,855, ,855, ,945,000 Konstruksi Dalam 6 Pengerjaan - - 1,399,355,500-1,399,355,500 Total Aset Tetap 45,907,409,890 4,491,193,573 1,669,171,500 1,850,146,874 50,217,628,089 7 Aset Tak Berwujud 578,193, ,193,000 Aset Lain- 8 Lain/Rusak Berat 39,635, ,209, ,844,250 Total Aset Lainnya 617,828, ,209, ,037,250 Total Aset Tetap + Aset Lainnya 46,525,237,890 4,491,193,573 1,907,380,750 1,850,146,874 51,073,665,339 Berdasarkan tabel maka dapat disimpulkan bahwa nilai aset tertinggi pada Dinas Peternakan dan Perikanan ialah pada bangunan yang mencapai Rp

26 sedangkan yang terendah pada aset tetap lainnya yang mencapai Rp ,-. Pada tahun 2015 ini terjadi penambahan aset sebesar Rp ,- yang paling besar berasal dari bangunan Pelayanan Rumah Tangga, Pemeliharaan dan Perawatan Aset Pada tahun 2015 ini Sub Bagian Umum dan Kepegawaian melakukan pemenuhan kebutuhan rumah tangga dinas, pemeliharaan aset, dan perawatan pada bangunan atau pun pada kendaraan. Uraian sub kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas tersebut tersaji pada tabel dibawah ini : Table 7 Sub kegiatan Pelayanan Rumah Tangga Kedinasan TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Pembayaran Listrik, telepon, internet dan air 12 bulan Untuk Kantor Dinas dan UPTD 2 Penyediaan ATK, cetakan, Penggandaan 12 bulan Untuk Kantor Dinas dan UPTD 3 Penyediaan perlengkapan kantor, mebelair, perlengkapan listrik 3 paket Untuk Kantor Dinas dan UPTD 4 Pemeliharaan gedung dan kendaraan 12 bulan Untuk kendaraan dinas dan operasional Penyusunan Program Fungsi Perencanaan Kinerja Salah satu fungsi sub bagian penyusunan program yaitu sebagai leading sector pada proses perencanaan dinas dimana terdapat beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan pada proses perencanaan pembangunan peternakan dan perikanan pada tahun 2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 8 Sub Kegiatan Perencanaan Kinerja pada Disnakan TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Penyusunan Rencana Kerja Dinas Tahun dokumen 2 Pendampingan Kegiatan Musrenbang Kegiatan 3 Pelaksanaan Forum SKPD TA Kegiatan 4 Penyusunan RKA tahun Dokumen 5 Penyusunan DPA Tahun Dokumen 6 Penyusunan dokumen satuan harga tertinggi Bupati 1 dokumen Pada proses perencanaan pembangunan peternakan dan perikanan Sub-bagian Penyusunan program juga menjadi bagian dari proses pembangunan pada level tingkat Kabupaten dengan terlibat pada proses penyusunan RKPD tahun 2016, proses musrenbang pada tingkat Kabupaten serta proses lainnya. Pada level perencanaan provinsi sub-bagian perencanaan terlibat dalam proses pengajuan usulan melalui RKPD online, penyediaan 25

27 data teknis kedinasan, serta asistensi sampai tingkat provinsi Jawa barat. Selanjutnya, pada level Nasional sub-bagian penyusunan program terlibat dalam meng-entry ajuan pembangunan peternakan dan perikanan ke tingkat pusat melalui e-proposal dan lainnya Fungsi Monitoring dan evaluasi Kinerja Proses monitoring dan evaluasi merupakan langkah penting dan harus dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu, evaluasi juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang terjadi ketika sedang pelaksanaan kegiatan. Adapun beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan sebagai bentuk evaluasi dan monitoring kegiatan pembangunan Disnakan TA 2015 ialah sebagai berikut: Table 9 Sub Kegiatan Evaluasi dan Monitoring Kegiatan pada Disnakan TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Pelaksanaan rapat dan pengumpulan bahan evaluasi kegiatan 2 Monitoring pelaksanaan kegiatan Peternakan dan Perikanan dilapangan 3 Melakukan survey kepuasan publik tentang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Disnakan 4 kali 4 kali 2 urusan Dilakukan di RPH dan UPTD pembenihan Ikan Pelaksanaan evaluasi dilakukan setiap triwulanan sebagai bahan untuk pelaporan 3 bulanan ke Bappeda, bagian pembangunan, provinsi dan ke pusat untuk kegiatan APBN. Pada saat ini juga dilakukan evaluasi secara pencapaian target anggaran maupun fisik apakah sesuai target yang ditetapkan atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan serta mengintervensi permasalahan yang ada selama pelaksanaan kegiatan. Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sebagai upaya untuk melihat output kegiatan dan hasil dilapangan yang dirasakan oleh penerima/ stakeholders peternakan dan perikanan. Selanjutnya, survey kepuasan publik atas pelayanan yang dilaksanakan oleh Disnakan pada tahun Adapun hasil perhitungan dari kepuasan tersebut diperoleh nilai sebesar 80,97 point dan termasuk kategori B (baik) Fungsi Pelaporan Kinerja Pelaporan merupakan fungsi penting karena pelaporan merupakan suatu bentuk tanggungjawab dari pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun Adapun fungsi pelaporan yang dilaksanakan oleh Sub- Bagian Penyusunan Program seperti terurai pada tabel dibawah ini: Table 10 Sub Kegiatan Penunjang Pelaporan Kinerja pada Disnakan TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Penyusunan Laporan Triwulanan 4 dokumen 26

28 2 Penyusunan Laporan Tahunan dokumen 3 Penyusunan LAKIP dokumen 4 Penyusunan IKK LPPD 2014 untuk tingkat Kabupaten 1 dokumen Diserahkan ke Bagian Pemerintahan Umum Setda 5 Penyusunan Lakip 2014 tingkat Kabupaten 1 dokumen Diserahkan ke Bagian Organisasi Setda Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran kegiatan perencanaan tersebut, anggaran yang dialokasikan bersumber dari dana APBD sebesar Rp ,00 dan terealisasi 100%. Anggaran tersebut dipergunakan untuk menyediakan sarana perencanaan, monev dan pelaporan untuk tahun Administrasi Keuangan Fungsi Perencanaan Anggaran Penganggaran dalam suatu proses pembangunan dalam upaya pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan hal tersebut maka proses perencanaan penganggaran memegang peran penting dalam tercapai atau tidaknya suatu sasaran/ kinerja yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2015 ini terdapat beberapa proses perencanaan anggaran yang dilakukan oleh Sub-Bagian Keuangan diantaranya: Table 11 Sub Kegiatan Penunjang Fungsi Perencanaan Anggaran TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Penyusunan Target Pendapatan tahun 2015 pada Dinas Peternakan dan Perikanan 2 Penyusunan Rencana Belanja langsung Tahun Penyusunan Rencana Belanja Tidak langsung tahun Pengadministrasian Anggaran 1 eksemplar Bekerjasama dengan tim PAD dan Sunprog 1 eksemplar Bekerjasama dengan unit lain dan Sunprog Disnakan 1 eksemplar Bekerjasama dengan Umpeg dan Sunprog Disnakan Fungsi pengadministrasian anggaran merupakan proses yang sangat penting pada suatu dinas mengingat output dari fungsi ini menjadi bukti pertanggungjawaban dinas. Adapun beberapa sub kegiatan yang dilakukan oleh sub bagian keuangan menyangkut pengadministrasian ini ialah sebagai berikut : - Pengadministrasian Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dibebankan pada dinas peternakan dan perikanan untuk tahun 2015 ini sebesar Rp ,- dan dapat terealisasi sebesar Rp (119.31%). Secara Rinci Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 tertuang dalam grafik dibawah ini: 27

29 Rp. Grafik 3 Perbandingan Target dan Realisasi PAD Perbulan TA ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Janu ari Febr uari Mare t April Mei Juni Juli Agust us Septe mber Okto ber Nove mber Dese mber Target PAD (Rp.) 35,750 71, ,25 143,00 178,75 239,50 275,25 311,00 346,75 382,50 418,25 504,00 Realisasi PAD (Rp.) 46,748 90, ,26 176,09 215,50 276,31 328,07 359,76 423,72 464,99 522,63 601,33 Berdasarkan grafik realisasi PAD selalu berada diatas target yang ditetapkan bahkan semakin akhir tahun deviasi yang terjadi antara target dan realisasi PAD cukup tinggi. Hal tersebut menunjukan realisasi PAD yang cukup jauh dari target yang sudah ditetapkan. Hal ini juga dapat di jadikan indikator kinerja dinas yang cukup baik dalam pemenuhan target PAD yang telah direncanakan. - Pengadministrasian Belanja pada Dinas Sub Bagian keuangan secara tugas pokok mengelola administrasi seluruh anggaran dinas baik yang bersidat belanja tidak langsung maupun belanja langsung. Dimana hasil pengadminstrasian tersebut menjadi bentuk pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan Perikanan mengenai anggaran pada tahun yang bersangkutan. Belanja pada Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun 2015 mencapai Rp ,- yang terdiri dari Belanja Langsung sebesar Rp ,- dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp Adapun target dan realisasi belanja dengan sumber anggaran APBD Kabupaten pada Dinas Peternakan dan Perikanan dapat diringkas sebagai berikut: 28

30 Belanja Daerah Pagu: Realisasi: (87,27%) Belanja Tidak Langsung Pagu: Realisasi: (94,72%) Belanja Langsung Pagu: Realisasi: (83,95%) Gaji dan Tunjangan Pagu: Realisasi: (94,96%) Belanja Urusan Wajib SKPD Pagu: Realisasi: (94,27%) Belanja Urusan Pilihan Pagu: Realisasi: (82,99%) Tambahan Penghasilan Pagu: Realisasi: (96%) Urusan Pertanian Pagu: Realisasi: (82,93%) Urusan Kelautan dan Perikanan Pagu: Realisasi: (83,27%) Insetif Pemungutan Retribusi Daerah Pagu: Realisasi: - (0%) Gambar 2. Alur Perbandingan Target dan Realisasi Anggaran Disnakan 2015 Berdasarkan alur dapat terlihat bahwa realisasi anggaran keseluruhan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 ialah sebesar Rp (87,27% dari target). Dimana didalamnya terbagi menjadi 2 jenis belanja yaitu Belanja Langsung yang dapat terealisasi sebesar Rp (83,95% dari target) dan belanja tidak langsung realisasinya sebesar Rp (94,72% dari target). Perbandingan target dan realisasi belanja tidak langsung pada Dinas Peternakan dan Perikanan dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini: 29

31 Grafik 4 Perbandingan Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung TA ,000,000,000 7,000,000,000 6,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 0 Target Belanja (Rp.) Realisasi Belanja (Rp.) Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa realisasi anggaran belanja tidak langsung selalu berada dibawah target yang telah ditetapkan. Namun jika dilihat deviasi antara target dan realisasi tidak terlalu tinggi. Adapun Jumlah Anggaran belanja Langsung yang di administrasikan pada tiap bulannya dapat digambarkan pada grafik dibawah ini : Grafik 5 Perbadingan Target dan Realisasi Belanja Langsung TA ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, Target Belanja (Rp.) Realisasi Belanja (Rp.) Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa realisasi anggaran belanja langsung selalu ada dibawah dari target yang telah ditetapkan. Selain itu jika dilihat standar deviasi antara nilai target dan nilai realisasi cukup tinggi dimana deviasi tertinggi terjadi pada bulan 30

32 November dan deviasi terendah pada bulan Desember. Hal ini sejalan dengan proses pengeluaran SP2D dimana sebagian SP2D dikeluarkan pada akhir tahun (Bulan Desember). - Pengelolaan SP2D pada Dinas Pengeluaran SP2D merupakan salah satu tugas sub bagian keuangan dalam pengelolaan keuangan untuk belanja langsung maupun tidak langsung. Jumlah SP2D yang dikeluarkan oleh sub-bagian keuangan pada tiap bulannya seperti tergambar pada grafik dibawah ini : Grafik 6 Jumlah SP2D yang di Keluarkan Disnakan TA Pada tahun 2015 jumlah SP2D yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan melalui sub-bagian keuangan mencapai 137 buah. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa jumlah tertinggi pengeluaran SP2D terjadi pada bulan Desember 2015 sebanyak 40 SP2D (29.20%) sedangkan yang terendah pada bulan Januari dan Februari 2015 sebanyak masing-masing 1 SP2D Pelaporan Anggaran Fungsi pelaporan terutama mengenai anggaran ialah salah satu hal yang sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban mengenai transparansi anggaran yang dikelola oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan oleh Disnakan sehubungan dengan fungsi pelaporan anggaran ialah sebagai berikut: Table 12 Sub kegiatan Penunjang Fungsi Pelaporan Keuangan TA 2015 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Penyusunan Laporan Bulanan 12 bulan Ke bagian 31

33 No Jenis Kegiatan Volume Keterangan pembangunan 2 Penyusunan laporan Triwulanan 1 eksemplar Ke pembangunan dan bagian Akuntansi DPPK 3 CALK dan LRA 1 Dokumen Bagian akuntansi DPPK, Inspektorat, Dewan dan lainnya 4 Laporan Monev Online 12 bulan Bidang Kesehatan Hewan Berdasarkan peraturan yang ada maka Bidang Keswan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan kesehatan hewan yang meliputi pengendalian penyakit hewan, sarana dan pelayanan kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) Pengendalian Penyakit Hewan Upaya pengendalian penyakit hewan dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan dan pencegahan penyakit menular, pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit serta pelayanan kesehatan hewan dan laboratorium dengan output, antara lain: 1) Jumlah sarana pencegahan yang dilakukan (vaksinasi dan survailens) 2) Jumlah fasilitasi pengawasan pelayanan kesehatan hewan, obat hewan dan peralatan pelayanan tersedia 3) Jumlah fasilitasi peningkatan kapasitas petugas 4) Jumlah sarana kontrol populasi yang dilaksanakan (pemusnahan dan eliminasi HPR, demplot pengendalian serta pemeriksaan sampel) 5) Jumlah sarana prasarana operasional pelayanan kesehatan hewan tersedia (obatobatan, dan alat laboratorium) 32

34 Wilayah Kabupaten Bandung belum dinyatakan bebas AI/ND, rabies dan brucellosis. Pemberian vaksinasi dan kegiatan surveilens dilakukan untuk 8 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yaitu: Avian Influenza (AI), ND, Anthrax, Rabies, Brucelossis, IBR, Helminthiasis, dan parasit darah. Penentuan 8 jenis PHMS tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4026/kpts/OT.140/4/2013 tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis. Metode pelaksanaan vaksinasi untuk jenis penyakit Avian Influenza (AI) dan ND dilaksanakan bersamaan, dengan target populasi sebanyak ekor. Total jumlah unggas yang divaksinasi sebanyak ekor menurun 35% dari total jumlah unggas yang divaksinasi tahun 2014 ( ekor). Pada tahun 2015 telah dilaksanakan vaksinasi AI dan ND di 18 Kecamatan, 34 Desa dengan pengulangan 1 bulan dan 3 bulan kemudian (tabel 16). Jumlah pemberian vaksinasi tertinggi dilaksanakan di Kecamatan Solokanjeruk untuk ekor, dan terendah dilaksanakan di Kecamatan Pameungpeuk yakni hanya 130 ekor. Desa Cipedes Kecamatan Paseh merupakan lokasi dengan jumlah unggas terbanyak yang divaksinasi, yaitu mencapai ekor. Adapun jenis unggas yang menerima vaksinasi terbanyak adalah itik (47,75%). 33

35 Grafik 7 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun ,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Ayam Itik Entog Angsa Burung Table 13 Pelaksanaan Vaksinasi AI/ND Tahun 2015 No Jenis Unggas Jumlah Vaksinasi (ekor) Keterangan 1 Ayam Itik Entog Angsa Burung 88 Jumlah Kegiatan vaksinasi rabies dilakukan dalam kurun waktu 8 bulan, dengan target populasi sebanyak ekor. Total jumlah Hewan Pembawa Rabies (anjing, kucing dan hewan lainnya) yang divaksinasi sebanyak ekor, menurun 31,53% dari total jumlah HPR 34

36 yang divaksinasi tahun 2014 (6.692 ekor). Pada tahun 2015 telah dilaksanakan vaksinasi rabies di 25 Kecamatan, 86 Desa (tabel 17). Jenis HPR yang menerima vaksinasi terbanyak adalah anjing, sebanyak ekor (73%). Tidak ada pemusnahan terhadap ternak unggas di sekitar lokasi kasus AI, namun dilakukan pemusnahan ternak sapi yang positif brucelossis sebanyak 2 ekor. Grafik 8 Hasil Vaksinasi Rabies Tahun Anjing Kucing Lain-lain Kera, rubah, dll Table 14 Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2015 Kecamatan Desa Jenis Hewan yang Divaksin rubah dll) Lain-Lain Total Anjing Kucing (Monyet, (ekor) Majalaya Majasetra Banjaran Tarajusari Banjaran Banjaran Wetan Pameungpeuk Bojongkunci Banjaran Banjaran Wetan Pameungpeuk Rancatungku Pameungpeuk Sukasari Banjaran Kiangroke Banjaran Kiangroke Cangkuang Cangkuang Cangkuang Bandasari Cangkuang Tanjungsari Cangkuang Nagrak Cangkuang Ciluncat Cangkuang Pananjung Rancabali Cipelah Pameungpeuk Langonsari

37 Kecamatan Desa Jenis Hewan yang Divaksin rubah dll) Lain-Lain Total Anjing Kucing (Monyet, (ekor) Pameungpeuk Rancamulya Kertasari Cibeureum Ciparay Ciparay Ciparay Sumbersari Pangalengan Margaluyu Pangalengan Sukamanah Pangalengan Pulosari Pangalengan Wanasari Pangalengan Margamulya Ciparay Serangmekar Ciparay Pakutandang Ciparay Mekarlaksana Ciparay Babakan Ciparay Sagaracipta Cikancung Cikasungka Cikancung Mekarlaksana Nagreg Citaman Nagreg Bojong Nagreg Nagreg Kendan Nagreg Nagreg Pasir Jambu Sugihmukti Ciwidey Ciwidey Ciwidey Rawabogo Cimenyan Cimenyan Cimenyan Mandala Mekar Cimenyan Padasuka Kutawaringin Padasuka Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Sukamulya Cicalengka Panenjoan Nagreg Mandalawangi Rancaekek Rancaekek Wetan Rancaekek Rancaekek Kencana Rancaekek Jelegong Rancaekek Bojongloa Kutawaringin Kopo Arjasari Wargaluyu Arjasari Patrolsari Cimaung Campaka Mulya Cimaung Pasirhuni Ciparay Gunung Leutik Ciparay Bumiwangi Ciparay Mekarsari Pacet Sukarame Paseh Karang Tunggal Paseh Loa Cikancung Mandalasari Cikancung Srirahayu Majalaya Majalaya Majalaya Neglasari Solokanjeruk Rancakasumba

38 Kecamatan Desa Jenis Hewan yang Divaksin rubah dll) Lain-Lain Total Anjing Kucing (Monyet, (ekor) Ibun Laksana Soreang Kramat Mulya Soreang Panyirapan Katapang Cilampeni Katapang Banyusari Baleendah Manggahang Baleendah Malakasari Baleendah Wargamekar Baleendah Bojong Malaka Pasir Jambu Cisondari Ciwidey Sukawening Pasir Jambu Margamulya Pasir Jambu Tenjolaya Pasir Jambu Mekarsari Pasir Jambu Cukanggenteng Ciwidey Panundaan Rancabali Cipelah Ibun Mekarwangi TOTAL Kegiatan vaksinasi brucelossis dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan, dengan target populasi sebanyak ekor. Total jumlah hewan ruminansia (sapi) yang divaksinasi sebanyak 946 ekor, menurun signifikan sebesar 71,05% dari total jumlah hewan sapi yang divaksinasi pada tahun 2014 (3.268 ekor). Pada tahun 2015 telah dilaksanakan vaksinasi brucelossis di 4 Kecamatan, 12 Desa (tabel 18). Jumlah pemberian vaksinasi tertinggi dilaksanakan di Kecamatan Pasirjambu sebanyak 672 ekor. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah pemberian vaksinasi tertinggi adalah pada tahun 2014 dan terendah pada tahun Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah pemberian vaksinasi tertinggi adalah pada tahun 2014 dan terendah pada tahun Grafik 9 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis Tahun

39 Jumlah Vaksinasi (ekor sapi) Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun Table 15 Pelaksanaan Vaksinasi Brucelossis Tahun 2015 No Kecamatan Desa Vaksin Awal (ekor) Jumlah Hewan yang Divaksin Dewasa Dara Pedet Vaksin Ulanga n (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulangan (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulangan (ekor) Total (ekor) 1 Pasir Cibodas Jambu 2 Pasir Cisondari Jambu 3 Pasir Mekarmaju Jambu 4 Pasir Cukang Jambu genteng 5 Pasir Mekarsari Jambu 6 Pasir Cukanggenten Jambu g 7 Pasir Cibodas Jambu 8 Pasir Cisondari Jambu 9 Pasir Cikoneng Jambu 10 Pasir Tenjolaya Jambu 11 Pasir Sugih Mukti Jambu 12 Ciwidey Lebakmuncan g Ciwidey/ Panundaan/ Rancabali Alamendah Cilengkran g Cilengkrang Cilengkran g Ciporeat Pasir Cibodas

40 No Kecamatan Desa Jambu 17 Pasir Jambu 18 Pasir Jambu Vaksin Awal (ekor) Jumlah Hewan yang Divaksin Dewasa Dara Pedet Vaksin Ulanga n (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulangan (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulangan (ekor) Total (ekor) Tenjolaya Mekarsari Jumlah Kabupaten Bandung merupakan daerah bebas anthraks. Tindakan pencegahan yang dilaksanakan berupa kegiatan surveilans pada ternak yang masuk wilayah Kabupaten Bandung dengan memeriksa kondisi fisik dan titer antibody yang dimilikinya. Pada tanggal 21 September 2015 menjelang Idul Qurban dimana lalu lintas ternak dari luar daerah meningkat. Sebanyak 60 sampel darah diambil dari sapi dan diuji dengan metode elisa. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa 59 sampel titernya dibawah 60 yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh bakteri anthraks sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun diperdagangkan sedangkan 1 sampel menunjukkan hasil positif yang kemungkinan hewan tersebut pernah divaksin sebelumnya dan hewan tidak menunjukkan gejala klinis sehingga secara umum, ternak yang ada di wilayah Kabupaten Bandung aman dari penyakit anthraks Begitu pula dengan pengendalian penyakit IBR dimana Kabupaten Bandung berdasarkan hasil surveilans laboratorium menunjukkan serologi positif, akan tetap dari laporan dan peneguhan diagnosa kasus IBR belum pernah terdata di Kabupaten Bandung sejak tahun Kegiatan surveilans dilakukan pada 12 ternak yang beresiko terkena penyakit, yaitu ternak- ternak yang berada di wilayah ternak impor. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa 10 ternak positif IBR dan 2 diantaranya negatif. Dari 12 ekor ternak yang positif tersebut tidak ada yang menunjukkan gejala klinis terserang IBR, penyebabnya kemungkinan oleh kekebalan dari tindakan vaksinasi sebelumnya karena ternak tersebut merupakan ternak impor. Selain di wilayah ternak impor, dilakukan juga pengambilan 60 sampel dari lokasi ternak bukan impor yang hasilnya menunjukkan negatif. Penyakit hewan menular strategis lainnya yang dikendalikan adalah helminthiasis. Hasil surveilans dilakukan pada ternak yang dilayani oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium. Tindakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan pengobatan yang telah dilakukan telah berhasil mengeliminasi cacing yang ada dalam tubuh ternak. 100 sampel diambil untuk dilakukan pengujian yang sebelumnya telah 39

41 mendapatkan pengobatan. 74 % diantaranya sehat, dan 77% dari 303 sampel lainya yang diperiksa juga menunjukkan tidak terinfeksi oleh cacing. Adapun hasil uji 100 sampel dari hewan yang dilakukan pengobatan kembali menunjukkan tingkat kesembuhan sebesar 43,1 % sehingga dibutuhkan kembali pengobatan lanjutan serta kontrol cara pemberian pakan terhadap ternak tersebut. Berdasarkan hasil surveilans identifikasi parasite darah di Kecamatan Pangalengan pada tahun 2014 ditemukan positif Theileriosis. Namun, hasil negatif ditunjukkan pada tahun yang sama untuk lokasi yang sama. Pada bulan Mei 2015, kembali dilakukan pengambilan sampel darah di Kecamatan Arjasari dan hasilnya kembali positif theileriosis pada sapi-sapi perah. Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengobatan dan pengendalian caplak melalui penyemprotan. Surveilans juga dilakukan pada ternak sapi potong yang datang dari wilayah timur Indonesia, dari 20 sampel yang diuji ternyata tidak ditemukan parasit darah. Untuk hasil demikian maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan surveilens lanjutan di lokasi positif untuk melihat keberhasilan pengendalian yang dilakukan dan juga pada lokasi penampungan ternak yang dilalulintaskan dari daerah Indonesia Timur (NTT, NTB maupun Madura) mengingat prevalensinya yang cukup tinggi terhadap penyakit parasit darah (tripanosoma, babesiosis) Grafik 10 Data Series Eliminasi HPR Tahun Anjing Kucing Jumlah Anjing Kucing Jumlah Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2015 (diolah) Fungsi Pelayanan sarana dan Kesehatan Hewan Fungsi utama dari pelayanan sarana dan kesehatan hewan ialah merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas 40

42 pelayanan sarana pelayanan kesehatan hewan. Adapun beberapa sub kegiatan pada tahun 2015 telah dilaksanakan untuk mendukung fungsi ini yaitu: Pengawasan lalulintas ternak sebanyak 314 HOK dengan realisasi 314 HOK (100%) Monitoring obat hewan sebanyak 18 HOK dan dapat terealisasi sebanyak 18 HOK (100%). Output yang diperoleh dari pelaksanaan beberapa sub kegiatan tersebut merupakan bukti pelayanan dan penjaminan dari pemerintah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan pada keamanan sarana dan pelayanan kesehatan hewan pada masyarakat. Pengawasan lalu lintas ternak sendiri dibuktikan oleh jumlah Surak Keterangan Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh dinas. Pada tahun 2015 ini sebanyak 2037 SKKH telah dikeluarkan. Uraian SKKH yang diterbitkan tersebut seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 16 Jumlah SKKH yang dikeluarkan berdasarkan Jenis Ternak tahun 2015 No Jenis Hewan Jumlah SKKH Jumlah Ternak yang Dikeluarkan Berdasarkan SKKH 1 Sapi 2,840 29,815 2 Puyuh 1-3 Ayam 7 20,012 4 Burung Anjing Kucing 1-7 Tikus Kuda Cacing 1-10 Marmut kontes ternak Domba Rusa 2 5 Jumlah 2,976 50,932 Berdasarkan tabel maka dapat terlihat bahwa jumlah SKKH dikeluarkan paling banyak untuk ternak sapi sebanyak SKKH atau setara dengan 95,43 % dari SKKH yang dibuat. Jumlah SKKH yang paling sedikit dibuat untuk komoditas cacing, kucing, dan puyuh masing-masing sebanyak 1 SKKH (0,033%). Sedangkan untuk pengawasan obat dilakukan pada 10 Kecamatan. Pengawasan ini dilakukan sebagai tanggungjawab pemerintah akan peredaran 41

43 obat hewan dilapangan agar sesuai dengan standar yang ada. Uraian pelaksanaan pengawasan obat yang dilakukan ialah sebagai berikut: Table 17 Pelaksanaan Monitoring Obat Ternak/Hewan Tahun 2015 No Tanggal Tempat Monitoring Obat Petugas 1 24 April 2015 Kecamatan Majalaya, Cilengkrang, dan Rancaekek 2 24 April 2015 Kecamatan Soreang, Margahayu, dan Cimaung Drh. Lia Rosliana Drh. Suranto 3 25 Juni 2015 Kecamatan Margaasih Drh. Kennedy 4 25 juni 2015 Kecamatan Cileunyi Drh. Lia Rosliana 5 25 Juni 2015 Kecamatan Majalaya Drh. Maria Dewi SS 6 21 Agustus 2015 Kecamatan Majalaya Drh. Lia Rosliana 7 9 Oktober 2015 Puskeswan Pangalengan Drh. Maria Dewi SS 8 29 Oktober 2015 Kecamatan Margahayu Drh. Kennedy Hasil dari pengawasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara umum obat yang beredar di lapangan sesuai dengan standar yang ada. Namun memang terdapat beberapa jenis obat yang tidak teregister dan telah kadaluarsa. Khusus untuk beberapa kasus tersebut maka dinas memberikan rekomendasi dan berkoordinasi dengan pihak ASOHI agar diberikan pembinaan kepada para distributor obat hewan dilapangan Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (kesmavet) Selain pengendalian PHMS tersebut, dalam Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit ternak juga dilakukan upaya penjaminan tersedianya Pangan Asal Hewan (PAH) yang Halal Aman Utuh dan Sehat (HAUS). Lebih lanjut fungsi pengawasan yang dilakukan juga diharapkan dapat menjamin kesejahteraan hewan ternak yang dipelihara. Beberapa sub-kegiatan yang dilaksanakan dan bersifat mendukung fungsi tersebut ialah seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 18 Rincian sub kegiatan pendukung fungsi pelayanan Kesmavet TA 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Sosialisasi seleksi hewan kurban 75 orang 75 orang 2. Sertifikasi RPH Ruminansia 1 paket 1 paket 3. Bimtek juru sembelih unggas dan 40 orang 40 orang ruminansia 4. Pemeriksaan post mortem hewan kurban 100 lokasi 100 lokasi 5. Pelatihan petugas pemotong hewan kurban 150 orang 150 orang 6. Pemeriksaan PAH 610 pengujian 610 pengujian Sosialisasi seleksi hewan Kurban 42

44 Tujuan utama dari pelaksanaan sub kegiatan ini ialah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para petugas penyuluh agama Islam di tingkat Kecamatan mengenai teknis pemilihan hewan kurban yang secara peraturan kesehatan memenuhi syarat dan secara agama sesuai aturan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 75 orang dengan asal peserta dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Agustus Materi yang disampaikan ialah mengenai kriteria hewan kurban, kesehatan hewan kurban, tatacara pemotongan serta informasi lainnya. Sertifikasi RPH Ruminansia Sub kegiatan sertifikasi RPH ruminansia merupakan fasilitasi dari pemerintah untuk menjamin pelayanan pemotongan yang sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. Sub kegiatan ini merupakan fasilitasi kegiatan audit yang dilakukan oleh MUI provinsi Jawa Barat di RPH pemerintah yang dalam hal ini RPH MBC di Baleendah. Audit dilakukan pada bulan November 2015, dengan waktu audit dilakukan selama 1 hari. Bimbingan teknis juru sembelih unggas dan ruminansia Bimbingan teknis juru sembelih unggas dilaksanakan di kantor Puskeswan Majalaya. Jumlah peserta sebanyak 20 orang yang berasal dari beberapa kecamatan yaitu kecamatan Majalaya, Ibun, Paseh, Solokajeruk, Rancaekek, dan Cikancung. Materi yang disampaikan ialah mengenai tatacara penyembelihan ternak unggas yang sesuai syariat dan aturan yang telah ditentukan. Pemateri yang mengisi pada kegiatan ini berasal dari MUI Kabupaten Bandung, Petugas RPU CV Windu Solokan Jeruk, dan Petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan. Bimbingan teknis untuk juru sembelih ternak ruminansia dilaksanakan di RPH MBC Baleendah. Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan para jagal RPH Baleendah, Pangalengan, Cangkuang dan Ciwidey dengan jumlah peserta mencapai 20 orang. Materi yang disampaikan ialah mengenai tatacara penyembelihan ternak ruminansia yang sesuai syariat dan aturan yang telah ditentukan. Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini ialah meningkatnya jaminan penyediaan produk peternakan terutama daging yang HAUS. Pemeriksaan postmortem hewan kurban Pemeriksaan postmortem pada hewan kurban merupakan sub kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memastikan kualitas daging yang 43

45 dikonsumsi oleh masyarakat. Pada tahun 2015 dilakukan pemeriksaan di sebanyak 25 kecamatan dengan jumlah sampel yang diambil 473 ekor dengan 4 jenis ternak yaitu sapi, domba, kambing, dan kerbau. Uraian pemeriksaan postmortem hewan kurban di Kabupaten Bandung seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 19 Jumlah Realisasi Pemeriksaan Post Mortem Tahun 2015 No Kecamatan Desa Nama DKM Jumlah Hewan Qurban yang Diperiksa Post Mortem (ekor) Sapi Domba Kambing Kerbau 1 Pasirjambu Pasir Jambu Nurul Huda Pasirjambu Pasir Jambu Al Ikhlas Ciwidey Panyocokan Al Ittihad (RW 02) Ciwidey Sukawening Al Hikmah Rancabali Alamendah Al Ittihad (RW 16) Katapang Pangauban Al Jihad Katapang Sangkanhurip Al HUda Katapang Gandasari Al Ikhlas (RW03) Katapang Cilampeni Al Muhajirin Katapang Sukamukti 6 DKM Soreang Sekarwangi Al Fatwa Soreang Cingcin Attaqwa Soreang Soreang Baitu Rahman Soreang Soreang Baitul Muhaimin Soreang Pamekaran Al Fathu Soreang Pamekaran Salamul Muhajirin Cangkuang Pananjung Ar - Rohman Cangkuang Tanjung sari Al Huda Kutawaringin Cilame Al Ikhlas Cimenyan Ciburial Al Jihad (RT 01/06) Cimenyan Ciburial Al Firdaus (RT 04/05) Cimenyan Cimenyan At Taqwa Cimenyan Cimenyan Al Hidayah Cilengkrang Melatiwangi Al Muhajirin Cilengkrang Jatiendah Baiturohman Rancaekek Rancaekek Wetan Al Ikhlas Solokanjeruk Rancakasumba Al Falah Solokanjeruk Rancakasumba Al Falah Majalaya Padaulun Al Fatah Ibun Sudi Masjid Agung Majalaya Paseh Sindangsari Al Hikmah Nagreg Nagreg Al Mukhlis Cikancung Hegar Manah Nurul Yaqin Cikancung Cikasungka Riyadu Jannah (RT 02/07) Cikancung Sri Rahayu Al Hidayah Pangalengan Lamajang Miftahul Huda (RW 20) Pangalengan Pangalengan Al Hidayah Pangalengan Sukamanah Al Barokah

46 No Kecamatan Desa Nama DKM Jumlah Hewan Qurban yang Diperiksa Post Mortem (ekor) Sapi Domba Kambing Kerbau 39 Pangalengan Pangalengan At Taqwa Pangalengan Margamulya Al Hikmah Banjaran Kamasan Misbahul Huda Banjaran Banjaran Mesjid Besar Banjaran Banjaran Banjaran Pc. Persatuan Islam Banjaran Mekarjaya Al Ikhlas Banjaran Sindang panon Nurul Hikmah Banjaran Banjaran Wetan Miftahussolihin Banjaran Kiangroke Al Muwahidin Arjasari Wargaluyu Al Hidayah (RW 04) Arjasari Batukarut At Taqwa Pameungpeuk Langonsari Langonsari Indah Bojongsoang Lengkong Al Fath Bojongsoang Bojongsoang Baitul Muhyidin Bojongsoang - Al Ukhuwwah Baleendah Mekarsari Nurussalam Baleendah Manggahang Al Huda Baleendah Bojongmalaka Al Fitroh Margahayu Sukamenak Al Muhajirin Margaasih Lagadar Al Mukhlisin (RW 04) Margaasih Lagadar Darussurur (RW 02) Margaasih Mekarrahayu Al Haqq Pacet Maruyung Baitul Abror Pacet Nagrak An Nur (RW 10) TOTAL Hasil yang diperoleh secara umum kondisi ternak yang dipotong pada waktu iedul kurban dalam keadaan baik. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sampel paling banyak yang diperiksa ialah ternak domba yaitu sebanyak 51% (242 ekor) dan paling sedikit ialah ternak kerbau 1 ekor (0,21%). Selain diperiksa daging diperiksa jeroan dari ternak yang dipotong sehingga dapat dipastikan kondisinya secara umum baik. Pelatihan petugas pemotong hewan kurban Pelatihan petugas pemotong hewan kurban ini mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan para pemotong pada tingkat DKM atau desa. Pada tahun 2015 dilaksanakan 5 kali pelatihan dengan jumlah peserta keseluruhan mencapai 150 orang. Uraian pserta yang mengikuti kegiatan tersebut ialah sebagai berikut Kecamatan Pacet 30 orang, Kertasari 30 orang, Ibun 30 orang, Pasirjambu 30 orang dan Ciwidey 30 orang. Hasil dari kegiatan ini ialah meningkatnya efisiensi dan efektivitas 45

47 pemotongan hewan kurban sehingga kualitas dan kesejahteraan hewan yang dipotong dapat terjamin. Pemeriksaan Produk Asal Hewan (PAH) PAH merupakan komoditas yang sangat rentan sebagai media untuk penyebaran penyakit baik dari hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu pengawasan yang ketat dan rutin sehingga kesehatan masyarakat dapat terjaga. Pada tahun 2015 Dinas peternakan dan Perikanan melakukan pengawasan PAH sebagai bentuk pelayanan dan jaminan pada masyarakat. Dimana komoditas produk peternakan yang diukur terdiri ndari daging ayam, telur ayam, daging olahan, dan daging sapi. Adapaun jenis uji laboratorium yang dilakukan ialah uji cemaran mikroba (slamonella, E. coli, Coliform, Stahylococus dan TPC), Uji Boraks (pengawet), Elisa daging sapi, uji fisik dan kimia produk. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 ialah sebesar 75% produk asal hewan yang dipasaran sesuai dengan standar. Realisasi produk yang sesuai standar sebesar 82,60%, dari 57 sampel. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka hasil ini menunjukan peningkatan sebesar 10%. Capain yang cukup tinggi ini didukung oleh beberapa hal diantaranya: - Adanya peran aktif dari para penjual dengan mengikuti mekanisme pemasaran yang sesuai standar. - Stimulan, Pengawasan dan pelatihan dari pemerintah melalui Disnakan. - Semakin tingginya pengawasan dan kontrol dari masyarakat, media membuat penjualan produk peternakan perikanan semakin terawasi Uraian hasil uji sampel pada produk asal hewan seperti tertera pada table dibawah ini: Table 20 Hasil Uji laboratorium Kesmavet Tahun 2015 Jenis sampel Jumlah Salmo nella E. Coli Uji Mikroba Coliform Staphylo cocus TPC Bor aks Elisa daging Babi Uji Fisik dan Kimia Bau, warna, PH, Konsisten si Daging ,7 33,3 66, sapi Daging ,8 10,8 8,1 42, ayam Telur , Ayam Daging Olahan ,5 62, Rata-rata 0 23,5 11,0 22,5 30,2 0 0 Sumber: Laporan Bidang Keswan

48 Persen Namun jika melihat hasil produk yang tidak sesuai standar sebanyak 17,4% maka tugas pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas peternakan dan perikanan masih cukup berat untuk mengurangi produk tersebut. Selain itu yang paling utama ialah peran aktif dan kesadaran penjual produk peternakan untuk menjaga kualitas produk mereka agar sesuai dengan standar. Berdasarkan hal tersebut maka keamanan produk dan konsumen dapat terjaga. Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka trend kualitas produk ini nampaknya meningkat walaupun secara perlahan. Adapun gambaran peningkatan kualitas PAH yang HAUS seperti tersaji pada Grafik dibawah ini: Grafik 11 Peningkatan Kualitas PAH (Produk Asal Hewan) yang HAUS Tahun Persen Kualitas PAH yang HAUS Sumber Data: laporan Bidang Keswan Tahun diolah Berdasarkan Grafik maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata tiap tahun mencapai 3,8%. Peningkatan tertinggi terjadi pada rentang tahun 2012 ke tahun 2013 dimana peningkatannya mencapai 7,5%. 3.3 BIDANG PETERNAKAN Sesuai dengan uraian Peraturan Daerah No 20 Tahun 2007 Bidang Peternakan pada Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok dalam pengelolaan peternakan yang meliputi perbibitan, produksi dan pengembangan. Berdasarkan hal tersebut maka tugas pokok tersebut diuraikan kepada 3 pelaksanaan kebijakan kedinasan yaitu: 47

49 Fungsi Pembibitan Peternakan Fungsi pembibitan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam suatu proses budidaya ternak. Pembibitan ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan serta peningkatan hasil produksi peternakan. Tujuan utama dari fungsi ini ialah untuk menjamin penyediaan bibit yang baik dan berkualitas sehingga dapat melindungi masyarakat peternakan. Pada fungsi ini terdapat beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Bidang Peternakan Dinas peternakan dan Perikanan pada tahun 2015 yaitu: Table 21 Sub Kegiatan Penunjang Pelaksanaan Tupoksi Pembibitan Ternak Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Fasilitasi kontes ternak bibit tingkat 1 kali 1 kali provinsi 2. Pertemuan peternak pembibitan sapi 2 kali 2 kali potong dan petugas IB 3. Pelayanan akseptor IB sapi potong 1100 akseptor 1100 akseptor 4. Pengawasan mutu semen beku 4 lokasi 4 lokasi 5. Pertemuan inseminator 1 kali 1 kali 6. Fasilitasi pembibitan ternak domba 80 ekor 80 ekor 7. Bimbingan Teknis pembibitan ternak 25 orang 25 orang domba 8. Tersedianya bahan IB dan recording sapi 2 paket 2 paket - Fasilitasi Kontes/ Pentas Ternak Kontes ternak bertujuan untuk memotivasi peternak untuk menyediakan replacement stock (bibit pengganti) memberikan penghargaan kepada peternak untuk menghasilkan bibit yang unggul. Pelaksanaan pentas (kontes) ternak pada tahun 2015 berlokasi di Kabupaten Bandung Barat. Adapun dukungan dari pemerintah Kabupaten Bandung untuk tersebut seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 22 Uraian Fasilitasi Kegiatan Kontes Bibit Ternak Tahun 2015 dan kegiatan No Kegiatan Volume 48

50 No Kegiatan Volume 1. Transport peserta kontes ternak bibit 35 Orang 2. Transport Pendamping Peternak peserta kontes 5 Orang ternak bibit 3. Penggandaan blangko kuesioner kontes ternak 30 exp bibit 4. Bantuan transportasi ternak peserta kontes (5 10 hari unit x 2 hari) 5. Belanja makan (50 orgx4 kali) 200 Dus 6. Belanja kaos seragam dan topi 55 buah 7. Biaya Perjalanan Dinas a. Seleksi Ternak Peserta Kontes Ternak Bibit Tingkat Provinsi Gol IV Gol III 2 8 HOK HOK b. Kegiatan Kontes Ternak Bibit Tingkat Provinsi Uang Harian (5 org x 2 hari) Biaya Akomodasi 10 1 HOK Atcost Hasil dari kontes ternak ini Kabupaten Bandung menjadi Juara umum. Peserta dari Kabupaten Bandung mendapatkan 6 juara I, 3 juara II dan 1 juara III total mendapatkan 10 piala dari kejuaraan kontes ternak serta 3 penghargaan kelompok dan 1 petugas inseminator. Adapaun Hasil lengkap dari hasil Kontes ternak tersebut seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 23 Daftar Kelompok Juara Pada Kegiatan Pentas Ternak Tahun 2015 No Jenis Kontes Kategori 1 Kontes Kambing PE (Peranakan Etawah) Raja Pejantan 2 Ratu Bibit 3 Kontes Domba Garut Ratu Bibit 4 Ratu Bibit 5 Raja Pedagin g 6 Raja Kasep Calon Pejantan 7 Petet Jantan 8 Penghargaan Ayam Kelompok Lokal Peringkat/ Nama Nama Juara Ternak Peternak Alamat II (dua) Cakra Asep Sopian Kp. Pangupukan Buana Desa Mekar Laksana Kec. Ciparay II (dua) Mutiara Asep Sopian Kp. Pangupukan Hitam Desa Mekar Laksana Kec. Ciparay I (satu) Mayang Undang Desa Mekarwangi Sokim Kec. Ibun II (dua) Si Asih Cucu Desa Laksana Sumpena Kec. Ibun I (satu) Rino Osid Desa Lampegan Kec. Ibun III (tiga) Kandidat Cepi Ramdani I (satu) Mustika Cepi Ramdani I (satu) Mekar Desa Harapan Cangkuang Desa Batu Karut Kec. Arjasari Desa Batu Karut Kec. Arjasari Ayam Lokal 49

51 No Jenis Kontes Kategori 9 10 Ternak dan Inseminator Itik 11 Insemina tor Sapi Perah Peringkat/ Juara III (tiga) Nama Ternak Mitra Barokah Domba III (tiga) Mitra I (satu) Dadang Permana Nama Peternak Kec. Rancaekek Desa Sangiang Kec. rancaekek Kel. Citeureup Kec. Dayeuhkolo t KPBS Pangalenga n Alamat Itik Domba Inseminator Perah Sapi - Pertemuan peternak pembibitan sapi potong dan dan petugas IB Tujuan utama dari pelaksanaan sub-kegiatan ini ialah sebagai sarana berkoordinasi diantara Inseminator se Kabupaten Bandung sehingga inseminator dapat lebih meningkat kinerja dan kemampuan teknisnya. Khusus untuk peternak pembibit sapi potong tujuan dari pertemuan ini ialah untuk meningkatkan koordinasi, keahlian dan tukar pengalaman antar pembibit sehingga dapat mengatasi permsalahan pembibitan sapi potong yang ada. Jumlah peserta dari dua sub kegiatan ini sebanyak 50 orang (25 orang peserta rapat IB dan 25 pertemuan pembibit sapi potong). Peserta dari kelompok sapi potong Kecamatan Pacet, Cimaung, Cikancung, Cimenyan, Cicalengka, Nagreg dan Ciparay. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini ialah terlaporkannya populasi sapi potong yang mendapat pelayanan IB dan bibit sapi potong yang ada di kabupaten Bandung. - Pelayanan akseptor IB sapi potong Pelayanan IB yang dilaksanakan di Kabupaten Bandung dikhususkan untuk ternak sapi potong karena untuk sapi perah sudah menjadi bentuk layanan dari koperasi sapi perah yang ada di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 ini ditargetkan sebanyak 1100 akseptor dan dapat teralisasi sebanyak 1100 akseptor (100%). Namun capaian ini belum dapat menggambarkan hasil yang diperoleh, berdasarkan hal tersebut maka selanjutnya digunakan indikator yang lebih mendalam yaitu persentase kebuntingan sapi betina akseptor yang mendapat pelayanan IB. Persentase betina akseptor IB sapi potong yang bunting merupakan indikator yang penting dalam mendorong pencapaian sasaran peningkatan populasi ternak, 50

52 karena keberhasilan suatu perkawinan buatan akan berbanding lurus dengan jumlah anak yang dihasilkan. Atas dasar pertimbangan tersebut khusus indikator ini dimasukan sebagai indikator yang dibahas. Pada tahun 2015 target dan realisasi dari indikator ini seperti tercantum pada tabel dibawah ini: Table 24 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Akseptor IB Tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun 2014 Persen akseptor Inseminasi Buatan (IB) sapi potong yang bunting (%) Sumber: Data Bidang Peternakan 2015 diolah 55,00 61,00 110,91 53,71 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa realisasi capaian akseptor IB yang bunting cukup tinggi mencapai 110,91% dari target yang ditetapkan capaian yang cukup tinggi ini dimungkinkan oleh beberapa hal diantaranya: Peran aktif dari masyarakat yang melaporkan secara langsung jika ada akseptor yang berahi ke petugas. Adanya Fasilitasi untuk melaksanakan kegiatan IB antaralain: peralatan, bahan baku, dan sarana penunjang lainnya. Fasilitasi sub-kegiatan pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung indikator sasaran ini ialah: - Pengadaan semen beku 300 straw - Pengadaan N2 cair 550 liter - Plastik sheet dan plastik glove 14 pak - Pengadaan hormon FGf2 5 vial - Fasilitasi pertemuan peternak pembibitan sapi potong dan petugas IB 1 kali Jumlah pelayanan IB pada tahun 2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 25 Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Kabupaten Bandung Tahun 2015 Jumlah dosis Jumlah PKB Jumlah Jumlah (Dosis) (ekor) Kebuntingan (ekor) Kelahiran Sumber: laporan Bidang Peternakan 2015 Adapun perkembangan laporan kebuntingan dari tahun tersaji pada grafik dibawah ini: 51

53 Persentase Kebuntingan (%) Grafik 12 Perkembangan Kebuntingan pada Betina akseptor IB tahun Sumber: Laporan Bidang Peternakan Berdasarkan grafik dapat terlihat persentase kebuntingan akseptor IB yang dilayani berada pada tahun 2015 yang mencapai 61%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada tahun 2011 yang hanya 29,5%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kualitas semen beku, keahlian petugas IB, kelengkapan sarana dan prasarana IB serta lainnya. - Fasilitasi Penyebaran Bibit Unggul (Ternak Domba) Fasilitasi penyebaran bibit ternak mempunyai tujuan pengembangan/budidaya domba bibit di Kabupaten Bandung sehingga selanjutnya dapat menghasilkan bibit yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan daging asal ruminansia. Pada tahun 2015 ini dilaksanakan pengadaan bibit ternak domba sebanyak 16 ekor jantan dan 64 ekor betina untuk 9 kelompok. Nama kelompok penerima bantuan domba bibit seperti tersaji pada lampiran Persentase Adapun spesifikasi ternak domba yang diadakan pada kegiatan ini ialah seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Kualitatif Kepala : Profil cembung, lubang hidung besar Leher : Kuat dan kokoh Badan : Pinggang harus mendatar tidak melekuk kebawah, dada cukup lebar. Ekor : Pangkal ekor lebar bentuk segitiga ke bawah Kaki : Kokoh dan tegak dengan kuku terawat baik. Libido sexual : Harus baik Bulu : Hitam, putih belang hitam, coklat campur putih, halus, Kondisi : Sehat dan tidak cacat Telinga : Rumpung dan ngadaun hiris 52

54 Buah zakar : Cukup besar dan simetris. Kuantitatif Umur : Bulan Berat Badan : Minimal 31 kg Tinggi Badan : Minimal 65 cm Bibit Domba Betina (Jenis Domba Garut): Kualitatif Kepala : Profil cembung, lubang hidung besar Leher : Kuat dan kokoh Badan : Pinggang harus mendatar tidak melekuk kebawah, dada cukup lebar. Pinggul : Kokoh dan lebar. Ambing : Simetris Ekor : Pangkal ekor lebar bentuk segitiga kebawah Kaki : Kokoh dan tegak dengan kuku terawat baik Libido sexual : Harus baik Bulu : Hitam, putih belang hitam, coklat campur putih, halus Kondisi : Sehat dan tidak cacat Telinga : Rumpung dan ngadaun hiris Kuantitatif Umur : bulan Berat badan : Minimal 29 kg Tinggi badan : Minimal 60 cm - Bimbingan Teknis pembibitan ternak domba Tujuan utama dari sub kegiatan ini ialah meningkatkan pengetahuna teknis peternak domba, meningkatkan koordinasi dan menginventarisasi masalah sistem pembibitan ternak domba yang ada di Kabupaten Bandung. Bimtek ini diikuti oleh 25 orang peserta. Adapun asal peserta ialah dari Kecamatan Cicalengka 1 kelompok, Kecamatan Cileunyi 1 kelompok, Kecamatan Solokan Jeruk 1 kelompok, Kecamatan Ibun 6 Kelompok. Hasil dari bimtek ini peserta diharapkan dapat mengerti mengenai tatacara budidaya ternak domba, jenis penyakit domba, dan tatacara recording ternak domba. - Pengawasan mutu semen beku Tujuan dari pengawasan mutu semen beku ialah untuk pengawasan mutu semen beku di KUD dan Unit Lokasi Inseminasi Buatan yang bertujuan untuk mengawasi peredaran semen beku yang akan diinseminasi supaya kualitasnya tetap baik dan layak IB. Lokasi yang menjadi target ialah Kecamatan katapang karena terdapat ternak bibit sapi potong dan Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu dan Cilengkrang sebagai wilayah pengembangan sapi perah. Hasil yang diperoleh dari pengawasan terhadap sampel semen beku relatif cukup baik walau ada beberapa yang kurang baik. 53

55 - Tersedianya bahan IB dan rekording sapi Tujuan dari sub kegiatan ini ialah memberikan stimulan kepada peternak sapi potong bibit dan beberapa koperasi sapi perah sehingga pemenuhan kebutuhan inseminasi dapat terpenuhi dan tidak membebani peternak. Khusus untuk pengadaan sarana rekording hal ini penting dilakukan agar peternak dapat mencatat proses yang terjadi sehingga dapat diketahui jika ada permasalahan. Pada tahun 2015 terdapat beberapa stimulan alat dan bahan IB serta rekording yang diberikan seperti terurai pada tabel dibawah ini: Table 26 Daftar Sarana Prasarana Fasilitasi IB dan Rekording Tahun 2015 No Jenis Volume 1. Semen beku sapi potong 300 straw 2. Plastik Sheet 7 pak 3. Plastik Glove 7 pak 4. Hormon PGF 2 α 5 vial 5. Nitrogen cair 525 liter 6. Kontainer IB 3 unit 7. Aplikator 10 unit 8. Eartag 1126 buah Fungsi Pengembangan Peternakan Fungsi ini merupakan langkah lanjutan dari fungsi perbibitan ternak. Tujuan utama dari fungsi pengembangan ini ialah memberikan pelayanan mengenai pengembangan ternak berupa penetapan wilayah peternakan, penentuan SDM peternakan, ketersediaan mesin dan alat peternakan serta kajian teknologi inovasi pada sektor peternakan. Beberapa kegiatan utama yang merupakan pelaksanaan fungsi pengembangan pada tahun 2015 ialah : Table 27 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengembangan Peternakan TA 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Bimbingan teknis budidaya ternak 180 orang 180 orang 2 Fasilitasi Penyebaran/ pengembangan ternak - Ternak Kelinci 877 ekor 762 ekor - Ternak Domba 336 ekor 287 ekor - Ternak sapi potong betina 14 ekor 14 ekor - Ternak sapi perah 14 ekor 10 ekor - Ternak Kambing Perah 42 ekor 12 ekor - Ternak ayam pelung 45 ekor 45 ekor - Ternak itik pedaging 5600 ekor 4000 ekor - Ternak itik petelur 400 ekor 400 ekor - Ternak ayam buras 210 ekor 210 ekor - Ternak Kambing lokal 10 ekor 10 ekor - Ternak Puyuh 1000 ekor 1000 ekor 3 Fasilitasi Kandang ayam pelung dan 2 paket 2 paket kandang etalase ternak 4 Fasilitasi lomba Kelompok 1 kali 1 kali 54

56 - Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Tujuan utama dari sub kegiatan ini ialah sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM peternak pembudidaya ternak sehingga proses budidaya dapat berjalan dengan baik. Pada tahun 2015 ini terdapat beberapa bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan, dimana uraiannya seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 28 Daftar Pelaksanaan Bimtek Budidaya Peternakan Tahun 2015 No Jenis Bimtek Jumlah Peserta Asal Peserta 1. Bimbingan Teknis Budidaya Ayam Buras 2. Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Sapi Perah 3. Bimbingan Teknis Budidaya itik 4. Pelatihan Budidaya Kelinci 5. Bimbingan Teknis Budidaya Domba 15 orang Kecamatan Paseh, Mergaasih, Rancaekek, Arjasari 20 orang Kecamatan Arjasari, Pasirjambu, Cangkuang, Pangalengan 40 orang Kecamatan Pacet, Paseh, Pameungpeuk, Soreang, Rancaekek,Ciparay, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cikancung, Solokanjeruk, Pangalengan, Baleendah 40 orang wilayah Kecamatan Pangalengan, Banjaran, Cimaung, Pacet, Cangkuang, Katapang, Pasirjambu, Soreang, Ciwidey 65 orang Kecamatan Arjasari, Pangalengan, Arjasari, Rancabali, Pangalengan, Banjaran, Cimaung, Pacet, Kertasari, Margaasih, Cikancung, Nagreg, Cicalengka, Kutawaringin, Pasirjambu, Ciwidey, Rancaekek, Solokanjeruk, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, Banjaran, Ciparay Waktu pelaksanaan 10 Juni Nopember Agustus Maret Mei Fasilitasi penyebaran ternak 55

57 Sub kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk nyata pemerintah dalam upaya memberikan motivasi berupa stimulan bantuan ternak yang diberikan kepada peternak. Selain diberikan ternak, peternak juga diberikan sarana kesehatan ternak. Beberapa sub komoditas dan informasi penerima dari stimulan ini terurai pada lampiran 3. Rekapitulasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung peningkatan populasi ternak. Dari tahun 2010 sampai dengan 2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 29 Stimulan Ternak dari Disnakan tahun Jenis ternak Jumlah Sapi potong (ekor) Sapi perah (ekor) Domba (ekor) Kambing (ekor) Kelinci (ekor) ayam buras (ekor) Itik (ekor) ayam pelung (ekor) Sumber: DPA bidang Peternakan TA diolah. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi paling banyak dimana sampai 2015 mencapai sebanyak ekor. Komoditas lainnya yang mendapat alokasi anggaran yang cukup tinggi yaitu ternak sapi potong dan ternak domba. - Fasilitasi Sarana Prasarana Budidaya ternak (Kandang ayam pelung dan kandang etalase ternak) Tujuan utama dari sub kegiatan ini ialah memberikan contoh bentuk sistem perkandangan yang sesuai standar yang telah ditentukan sehingga masyarakat peternak dapat melihat dan meniru contoh perkandangan tersebut. Pada tahun 2015 terdapat 3 jenis perkandangan yang dibangun yaitu kandang ayam pelung, kandang ayam buras, dan kandang kelinci Fungsi Produksi Peternakan Fungsi produksi merupakan proses dukungan pada fungsi perbibitan dan pengembangan peternakan. Adapun fungsi ini mempunyai tujuan utama untuk menjamin ketersediaan pakan, air, teknologi serta lahan sehingga keberlanjutan proses perbibitan dan pengembangan peternakan dapat dipertahankan. Pada 56

58 tahun 2015 ini terdapat beberapa sub-kegiatan utama yang dilaksanakan seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 30 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Produksi Peternakan Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Bimbingan Teknis Teknologi Peternakan 70 orang 70 orang 2. Fasilitasi teknologi pengolahan Limbah - Biogas 10 unit 6 unit - Kompos 12 unit 7 unit - Mesin Appo 1 unit 1 unit 3. Fasilitasi Teknologi dan Sarana Parasarana Pakan ternak - Penanaman HMT 5 Ha 5 Ha - Pengawetan Pakan (Silase) 4 paket 2 paket - Pemeriksaan Pakan Ternak 8 sampel 8 sampel - Pengadaan Chopper 4 unit 4 unit - Pengadaan Hammermill 1 unit 1 unit 4. Fasilitasi Sarana Penetasan 6 unit 6 unit 5. Fasilitasi Kontes Ternak 4 kali 4 kali 6. Fasilitasi Organisasi Profesi 1 paket 0 paket - Bimbingan Teknis Teknologi Peternakan Sub kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peternak dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk budidaya ternak sehingga proses yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien. Pada tahun 2015 ini terdapat beberapa jenis Bimtek yang dilakukan seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 31 Daftar Pelaksanaan Bimtek Teknologi Peternakan Tahun 2015 No Jenis Bimtek 1 Pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas 2. Tatacara Penanaman HMT 3. Pembuatan pakan ternak Jumlah Jumlah Alamat Peserta Peserta 30 orang Kec. Ciwidey Kec. Tarumajaya Kec. Kertasari Kec. Pasirjambu Kec. Arjasari 15 orang Kec. Arjasari Kec. Cilengkrang Kec. Kertasari Kec. Pangalengan 25 orang Kec. Pacet Kec.SolokanJeruk Kec. Arjasari Kec.Kutawaringin Kec. Pangalengan 70 orang Waktu Pelaksanaan TW. III (9 Sept 2015) TW. IV (15 Oktober 2015) TW. I (16 Maret 2015) - Fasilitasi Teknologi dan Sarana Parasarana Pakan ternak 57

59 Pada tahun 2015 beberapa sarana prasarana teknologi peternakan yang didistribusikan kepada kelompok sebagai stimulan uraiannya seperti tersaji pada pada Lampiran 3. Hasil yang diperoleh dari pemberian stimulan teknologi pakan ini ialah sebagai berikut: a. Penanaman HMT Berdasarkan luasan lahan HMT yang dilakukan penanaman pada tahun 2015 seluas 5 Ha. Jenis rumput yang di tanam ialah rumput gajah dimana produktivitas rumput jenis ini ialah 375 Ton/Ha/Tahun (siregar,1998). Berdasarkan kondisi tersebut maka diperkirakan jumlah produksi HMT untuk 5 Hektar lahan penanaman mencapai Ton/tahun. b. Pengawetan pakan dengan silase Pengawetan pakan dengan cara silase ialah bertujuan untuk menyimpan rumput sebagai cadangan untuk musim kemarau. Selain itu dengan metode silase maka kualitas rumput dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak. Berdasarkan jumlah bahan dan alat yang diberikan pada tahun 2015 ini maka diharapkan dapat menghasilkan rumput hasil silase sebanyak 5000 Kg sehingga dapat dipergunakan sebagai cadangan pakan ketika musim kemarau. c. Pemeriksaan Kualitas Pakan Pemeriksaan kualitas pakan ini dilakukan untuk jenis konsentrat sapi perah. Adapaun tujuan utama dari pemeriksaan kualitas pakan ini untuk mengontrol kualitas pakan yang beredar dilapangan. Adapun dari hasil uji pada 8 sampel yang diambil dari KUD Pasirjambu, KUD Ciwidey dan KPBS secara umum menunjukan bahwa kualitas pakan sapi perah yang beredar dilapangan ternyata 12%, berdasarkan kondisi tersebut maka Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pembinaan agar kualitas pakan lebih ditingkatkan agar terjadi peningkatan produksi susu d. Pengadaan Chopper Tujuan utama pengadaan alat Chopper ini ialah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan terutama hijauan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pakan dengan dilakukan pencacahan akan mengurangi jumlah pakan hijauan ternak yang terbuang. Jumlah chopper yang didistribusikan pada tahun 2015 ini mencapai 4 unit, dimana 1 unit alat ini bisa mengolah sebanyak 1000 Kg perjam. 58

60 e. Pengadaan Hammermill Pakan dalam budidaya ternak merupakan salah satu faktor produksi yang memegang biaya paling tinggi sehingga untuk mengurangi faktor biaya tersebut maka diperlukan alat yang dapat mengolah pakan sumberdaya lokal. Stimulan hummermill yang dilakukan oleh Disnakan pada tahun anggaran 2015 ini dipergunakan untuk membuat pakan ayam petelur. Kapasitas dari hammermill tersebut mencapai 5000 Kg/jam sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dari pakan sebesar 50%. - Fasilitasi Teknologi perbibitan dan pengembangan peternakan (penetasan) Alat penetasan merupakan salah satu alat yang dapat membantu efektivitas budidaya ternak mengingat dengan alat ini dapat dilakukan pengembang biakan telur asal unggas dalam jumlah yang banyak. Stimulan mesin tetas pada tahun 2015 ini mencapai 6 unit dengan kapasitas mencapai 200 butir telur. Adapun uraian kelompok penerima stimulan alat tersebut seperti terurai pada lampiran 5. - Fasilitasi penjaringan bibit dan kontes peternakan Fasilitasi kontes ternak dilakukan sebagai salah satu cara untuk menjaring bibit unggulan serta meningkatkan motivasi peternak dalam membudidayakan ternak. Kegiatan kontes ternak pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 4 kali dimana event diadakan untuk memperingati hari jadi Kabupaten Bandung. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut diatas maka outcomes yang di targetkan oleh bidang peternakan ialah untuk meningkatkan populasi ternak, dan produksi produk peternakan. Indikator outcome yang ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan peternakan yang bersifat pengadaan ternak ruminansia secara langsung, maupun kegiatan penunjang lain seperti penyediaan sarana manajemen, penanggulangan penyakit serta kegiatan lainnya. a. Jumlah Populasi Ruminansia Kecil Jenis populasi ruminansia yang dijadikan sebagai indicator dalam hal ini ialah sapi perah dan sapi potong. Adapun indikator untuk sasaran ini terurai seperti pada tabel dibawah ini: Table 32 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Besar Tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun

61 - Mendorong Populasi , Peternakan (Ruminansia Besar) 1. Sapi perah (ekor) , Sapi potong (ekor) , Sumber Data: laporan Bidang Peternakan 2015 Realisasi populasi ternak ruminansia besar masih berada dibawah angka target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya: - Terhambatnya dukungan pemerintah terutama pada akhir tahun 2015 dikarenakan adanya UU 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang mengharuskan penerima bantuan berbentuk badan hukum sehingga beberapa bantuan serta pengadaan ternak tidak dapat dilaksanakan. - Pertumbuhan populasi ternak dipengaruhi pula oleh harga daging yang melonjak tinggi sedangkan harga susu tidak meningkat sehingga banyak peternak sapi perah menjual ternaknya untuk menjadi daging. - Tingginya harga bakalan ternak yang berpengaruh pada jumlah ternak yang dipelihara oleh peternak pada budidaya sapi perah, tingginya harga bakalan juga dapat mendorong peternak untuk menjual pedet keluar wilayah Kabupaten Bandung. - Khusus untuk sapi potong, pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh kebijakan adanya pemerintah pusat untuk mengurangi sementara impor sapi bakalan yang berpengaruh kepada stock populasi ternak di beberapa feed Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan populasi sapi perah dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 0,5 %. Pertumbuhan populasi untuk ternak sapi potong juga menunjukan tren yang positif yaitu mencapai 0,3%. b. Jumlah Populasi Ruminansia Kecil lot. 60

62 Ruminansia kecil yang diperhitungkan dalam indikator ini ialah ternak domba dan kambing dimana didalamnya termasuk kambing perah. Perbandingan target dan realisasi ternak ruminansia kecil untuk tahun 2015, tersaji pada tabel dibawah ini: Table 33 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Kecil Tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun 2014 Mendorong Populasi , Peternakan (Ruminansia Kecil) 1. Domba (ekor) , Kambing (ekor) , Sumber Data: laporan Bidang Peternakan 2015 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pencapaian target untuk ternak domba belum dapat memenuhi apa yang telah ditetapkan atau hanya mencapai 105,38% dari target. Capain ini yang melebihi target ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: - Beralihnya beberapa peternak ternak ruminansia besar khususnya ternak sapi perah ke tani dan memelihara domba sebagai pekerjaan sampingan seperti diwilayah Kertasari, Pangalengan, Cilengkrang dan Arjasari. - Peran aktif peternak dalam mencoba jenis usaha yang dianggap menguntungkan serta adanya stimulan, pembinaan serta pendampingan dari pemerintah. usaha Khusus ternak kambing dapat memenuhi target yang ditetapkan hal ini lebih dikarenakan oleh semakin tingginya populasi ternak kambing perah yang memang tujuan utama pemeliharaanya untuk menghasilkan susu kambing. Peningkatan tersebut didukung oleh peran aktif peternak dalam membudidayakan kambing serta stimulant dari pemerintah terutama dengan sumber anggaran APBN. c. Jumlah Populasi Ternak Unggas 61

63 Ternak unggas yang dihitung menjadi indikator dalam hal ini ialah khusus untuk jenis unggas yang secara umum biasa dipelihara oleh peternak serta memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi (ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging). Jenis unggas lain seperti itik manila (entog), puyuh, dan unggas lainnya tidak dimasukan dalam indikator selian karena populasinya yang masih sedikit juga secara pemeliharaan oleh peternak di Kabupaten Bandung masih sangat terbatas. Uraian target dan realisasi perjenis unggas pada tahun 2015 seperti tersaji pada tabel 14 dibawah ini: Table 34 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Unggas Tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi Tahun 2014 Mendorong Populasi , Peternakan Unggas (ekor) a. Ayam Buras 2,000, , b. Ayam Ras Petelur 492, , c. Ayam Pedaging 3,251, , d. Itik 414, , Data bidang peternakan 2015 Pada tabel terlihat bahwa pencapaian target populasi unggas untuk beberapa jenis unggas seperti ayam buras dan ayam petelur belum dapat mencapai angka yang ditargetkan. Capain yang belum sesuai dengan rencana ini lebih dikarenakan oleh: - Masih tingginya harga pakan ternak terutama untuk pakan ayam petelur, yang berakibat kepada biaya produksi tinggi sehingga para peternak menahan untuk menambah populasi ternak yang dipelihara. Pada jenis unggas lain seperti ayam pedaging dan itik capain pada tahun 2015 melebihi angka yang direncanakan yaitu 100,27% untuk ternak ayam pedaging dan 105,40% untuk ternak itik. Salah satu pendukungnya terjadinya yaitu peningkatan 62

64 Populasi ternak ruminansia (ekor) dukungan teknologi penetasan dan ternak itik yang di distribusikan ke masyarakat. Selain itu, adanya beberapa skema metode kerjasama antara perusahaan dengan peternak yang dapat dianggap menguntungkan peternak karena metode kredit dalam proses pembayarannya. Hal tersebut meningkatkan minat peternak untuk membudidayakan ayam pedaging lebih banyak. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Grafik dibawah ini: Grafik 13 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun , , , , ,000 50,000 - Sapi Perah Sapi Potong Domba Kambing ,702 16, ,437 20, ,045 36, ,107 26, ,937 28, ,795 24, ,358 28, ,910 25, ,643 28, ,099 26, ,824 28, ,219 26,311 Sumber: Laporan Tahunan dan Data Bidang Peternakan 2015 diolah. Berdasarkan grafik 3 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan untuk ternak ruminansia tertinggi dicapai oleh ternak sapi potong yang mencapai 69,84% sedangkan pertumbuhan terendah dicapai oleh ternak sapi perah sebesar 13,88%. Adapun ratarata pertumbuhan untuk ternak ruminansia selama 5 tahun mencapai 31,61%. Populasi ternak unggas, secara umum mengalami penurunan populasi sebesar - 0,70% pertahun. penurunan tersebut terutama disumbang dari penurunan populasi ayam broiler dan ayam petelur sebesar -0,57% dan -3,27% pertahunnya. Populasi ternak unggas lainnya yaitu ternak ayam buras mengalami pertumbuhan sebesar 9.07% pertahun. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 63

65 Populasi Unggas (ekor) Grafik 14 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun ,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik ,373, ,917 4,383, , ,644, ,951 4,420, , ,863, ,129 2,443, , ,881, ,663 2,584, , ,990, ,832 3,484, , ,996, ,508 3,665, ,217 Sumber: Data Bidang Peternakan diolah. Table 35 Perbandingan target dan realisasi jumlah penyediaan produk ternak tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun 2014 a. Jumlah Penyediaan , Daging (Ton) b. Jumlah Penyediaan , Telur (Ton) c. Jumlah Penyediaan , Susu (Ton) Sumber Laporan Kegiatan Bidang Peternakan 2015 Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa pencapaian penyediaan susu dan telur pada tahun 2015 dapat melebihi angka yang ditetapkan yaitu sebesar 118 ton untuk produk telur dan penyediaan susu realisasinya lebih sebesar ton dari target yang sudah ditetapkan. Khusus untuk penyediaan daging pencapaian target sebesar hanya sebesar 85,85%. Capaian penyediaan telur dan susu yang dapat melebihi target yang ditetapkan ditunjang oleh beberapa hal yaitu: - Semakin meningkatnya teknologi pakan sapi perah yang bias meningkatkan produktivitas - Peran aktif peternak dalam peningkatan keahlian serta adanya stimulant pakan dari berkualitas dari pemerintah 64

66 Produksi (ton) - Terjadinya peningkatan populasi ternak unggas terutama ayam buras dan ternak itik sebagai penyumbang produksi telur utama di wilayah Kabupaten Bandung. Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung dari tahun 2010 sampai 2015 dapat dilihat dibawah ini: Grafik 15 Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun ,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Daging Telur Susu ,183 8,323 62, ,356 7,823 67, ,839 7,297 59, ,799 7,639 59, ,095 7,795 61, ,761 8,819 71,602 Sumber: Data Bidang Peternakan Tahun Khusus untuk produksi daging pencapaiannya tidak sesuai dengan target yang ditetapkan hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya: - Belum terdapatnya sentra pembibitan sapi potong di Kabupaten Bandung - Adanya kebijakan pusat yang menggangu perkembangan dan pertumbuhan ternak penghasil daging khususnya sapi Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang terutama untuk mengoreksi produksi pada masa yang akan datang diantaranya sebagai berikut: - Merubah system pemeliharaan ternak penghasil daging dari system penggemukan ke system penyediaan bibit dan bakalan dengan cara memprioritaskan pengadaan ternak sapi potong bakalan ke sapi potong betina. - Meningkatkan penggemukan sapi perah jantan - Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. - Peningkatan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan 65

67 - Peningkatan kualitas pakan ternak dengan introduksi jenis HMT baru atau sumber pakan lainnya 3.4 BIDANG BINA USAHA Bidang Bina Usaha merupakan salah satu sub unit pada Dinas Peternakan dan Perikanan yang bergerak di sektor hilir dari alur pembangunan peternakan dan perikanan. Tugas pokok dari Bidang Bina Usaha ini ialah memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pembinaan usaha peternakan dan perikanan yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pelayanan peternakan dan perikanan. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat beberapa fungsi utama yang dilaksanakan oleh bidang Bina Usaha yaitu: Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas peternakan dan perikanan menjalankan salah satu fungsi mengenai pengembangan pengolahan produk peternakan terutama mengenai peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produk olahan peternakan. Selanjutnya pada pemasaran dinas memfasilitasi mengenai promosi, distribusi, alur dan sarana prasarana pemasaran produk olahan peternakan. Adapun beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai upaya untuk mengejar target kegiatan dan pelaksanaan fungsi yang ada ialah seperti terdapat pada tabel dibawah ini: Table 36 Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Temu usaha pengolahan, temu usaha pelaku 20 orang 30 orang usaha peternakan dan pemasaran hasil ternak. 2. Fasilitasi PIRT 3 kelompok 3 kelompok 2. Sosialisasi manajemen pasca panen (susu) 20 orang 30 orang 3. Fasilitasi kegiatan rutin kabupaten (P2WKSS) 20 orang 4. Pelatihan pengolahan produk hasil ternak (susu) 20 orang 20 orang 5. Pelatihan pengolahan hasil ternak (telur asin) 35 orang 15 orang 6. Pelatihan pengolahan dan pemasaran hasil 20 orang 20 orang ternak 7. Stimulan alat pengolahan, pembinaan kualitas 6 paket 6 paket susu, dan pemasaran hasil ternak 8. Pembangunan pasar hewan 1 paket 1 paket 9. Perencanaan pasar hewan tahun paket 1 paket - Temu usaha pengolahan, temu usaha pelaku usaha peternakan dan pemasaran hasil ternak 66

68 Sub kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membangun kerjasama/kemitraan diantara para pelaku usaha peternakan serta peningkatan pengetahuan pemasaran hasil ternak. Sub kegiatan ini dilaksanakan di Soreang (Dinas Peternakan dan Perikanan) pada tanggal 29 Oktober Jumlah peserta sebanyak 30 orang dengan narasumber ketua Asosiasi Pedagang Retail Indonesia. Peserta yang hadir berasal dari beberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Solokanjeruk, Baleendah, Ciparay, Pangalengan, Katapang, Pasirjambu, Soreang, Cilengkrang, margahayu dan Rancabali. - Sosialisasi Manajemen Pasca Panen (Susu) Sub kegiatan ini dilaksanakan di Soreang (Dinas Peternakan dan Perikanan) pada tanggal 21 Mei Jumlah peserta sebanyak 30 orang dari beberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Pasirjambu dan Cilengkrang. - Fasilitasi Kegiatan Rutin Kabupaten (P2WKSS) Sub kegiatan ini merupakan program rutin kabupaten berupa pemberian pelatihan pengolahan produk daging (baso dan nugget) dilaksanakan di Desa Rancakole Kecamatan Arjasari pada tanggal 30 Juli 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang. - Pelatihan Pengolahan Hasil Ternak (Susu) Sub kegiatan ini dilaksanakan di Soreang (Dinas Peternakan dan Perikanan) pada tanggal 24 Maret Jumlah peserta sebanyak 20 orang dari kecamatan Rancabali (Kelompok Cibodas I). - Pelatihan Pengolahan Hasil Ternak (Telur Asin) Sub kegiatan ini dilaksanakan di Soreang (Dinas Peternakan dan Perikanan) pada tanggal 17 Maret Jumlah peserta sebanyak 15 orang dari kecamatan Cimaung. - Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ternak Sub kegiatan ini dilaksanakan di Soreang (Dinas Peternakan dan Perikanan) pada tanggal 26 Mei Jumlah peserta sebanyak 20 orang dari beberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Ciparay, Margahayu, dan Baleendah. - Stimulan alat pengolahan, pembinaan kualitas susu, dan pemasaran hasil ternak Sebagai upaya untuk peningkatan kualitas dan kapasitas produksi pengolah produk peternakan makan pada tahun 2015 ini diberikan stimulant alat seperti terurai pada lampiran 2. - Pembangunan pasar hewan 67

69 Pembangunan sarana pasar hewan merupakan salah satu sub kegiatan utama pada kegiatan. Pada tahun 2015 dilakukan beberapa sub kegiatan sebagai upaya untuk menyelesaikan proses pembangunan pasar hewan. Beberapa sub kegiatan tersebut ialah: Pembangunan gerbang pasar hewan Pembangunan kantor pasar hewan (APBN-TP Provinsi) Adapun kondisi akhir sampai dengan akhir tahun 2015 ini ialah sebesar 63% sarana prasarana sudah terbangun. Adapun kekurangan sarana prasarana yang belum terbangun ialah: Sarana kandang inap dan karantina Sarana loading dan unloading Sarana jalan dalam kawasan Sarana ibadah Sarana kantin Gudang Pengolahan limbah - Perencanaan pasar hewan tahun 2016 Pada thun 2015 juga dilakukan perencanaan sarana prasarana untuk pelaksanaan pembangunan pada tahun Perencanaan tersebut dapat tergambarkan mengenai kebutuhan proses pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun Hasil dari perencanaan tersebut ialah sebagai berikut: Sarana loading dan unloading Prasarana jalan Gudang pakan 68

70 Sarana listrik dan air Semua sub kegiatan yang dilakukan pada akhirnya untuk mendukung peningkatan produksi olahan ternak asal hewan/ ternak yang bernilai tambah dan berdaya saing. Adapun capaian peningkatanproduksi olahan seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 37 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Peningkatan Produksi Olahan Ternak tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisa si Capaian (%) Realisa si 2014 Persentase peningkatan 9,67 11,89 122,64 21,52 produksi olahan ternak (%) Sumber: Laporan tahunan Bina Usaha 2015 Diolah. Berdasarkan tabel realisasi berada diatas target yang sudah ditetapkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka persentase peningkatan produk lebih rendah sekitar 10%, Akan tetapi jika dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan maka capaiannya cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: - Berkembangnya usaha pengolahan produk peternakan yang diiringi oleh peningkatan pelaku pengolah produk peternakan - Peningkatan kapasitas produksi pengolah produk peternakan Adapun nilai efektivitas dari indikator ini ialah sebesar 1,29 angka tersebut diperoleh dengan membandingkan persentase capaian kinerja yang dihabiskan, dibandingkan dengan persentase anggaran yang dihabiskan untuk menunjang indicator ini. Adapun uraian produksi produk peternakan tahun sebagaimana tersaji pada grafik dibawah ini: Grafik 16 Produksi Produk Olahan Peternakan Tahun

71 Produksi Olahan ternak Produksi olahan susu (Ton) Produksi olahan daging (Ton) Produksi olahan telur (ribu butir) Sumber laporan tahunan Binus diolah Berdasarkan pada grafik, selama 5 tahun 3 jenis produk olahan peternakan terus mengalami peningkatan. Dimana untuk produk susu selama 5 tahun mengalami peningkatan produksi daging sebesar 128% (25,6% pertahun), produk susu 78% (15,7% pertahun) dan produk telur 81,98% (16,39% pertahun). Peningkatan yang cukup signifikan ini dikarenakan oleh dukungan beberapa hal diantaranya: - Berkembangnya pelaku usaha pengolahan produk peternakan. - Adanya diversifikasi usaha pengolah produk peternakan, dimana munculnya varian beberapa olahan baru. Adapun uraian produksi olahan susu perbandingan antara tahun 2015 dengan 2014 ialah seperti tersaji pada tabel berikut: Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan menjalankan salah satu fungsi mengenai pegembangan pengolahan produk perikanan terutama mengenai peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produk olahan perikanan. Selanjutnya pada pemasaran dinas memfasilitasi mengenai distribusi, alur dan sarana prasarana pemasaran produk olahan perikanan. Sasaran utama yang dicapai dari beberapa fungsi yang dilakukan adalah peningkatan kuantitas dan kualitas produksi hasil perikanan. Secara kuantitatif produksi olahan ikan di Kabupaten Bandung mengalami peningkatan. Hal ini didukung oleh data produksi olahan ikan seperti pada Tabel dibawah ini. Table 38 Produksi Olahan Kabupaten Bandung Tahun No Jenis Olahan 2011 (ton) 2012 (ton) 2013 (ton) 2014 (ton) 2015 (ton) 1 Pindang , , , , ,28 2 Bakso 1.024, , , , ,73 70

72 3 Olahan lain 42,57 94,18 53,69 56,18 61,45 Jumlah , , , ,46 Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015 produk olahan ikan meningkat sebesar 11,5% dengan peningkatan terbesar terdapat pada olahan pindang sebesar 12,0%. Peningkatan produksi pindang yang cukup besar ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas olahan ikan pindang yang tersebar di hampir seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Disamping itu untuk produksi ikan bermilai tambah terutama produk abon ikan produksinya meningkat relatif besar (9%) dikarenakan mengalami peningkatkan permintaan dengan meluasnya segmen pasar yang sudah mulai masuk ke pasar modern seperti carefour dan lainnya. Selain dari sisi produksi jumlah pelaku pengolahan hasil perikanan Tahun 2015 juga meningkat menjadi 964 RTP dari 952 RTP pada Tahun 2014 atau bertambah pelaku usaha pengolahan hasil perikanan yang baru sebanyak 12 RTP. Menngkatkan produksi olahan hasill perikanan juga tentunya berpengaruh pada peningkatan konsumsi ikan yang pada tahun 2015 mencapai 27,98 kg/kapita meningkat % dari Tahun 2014 sebesar 26,43 kg/kapita. Peran Dinas Peternakan dan Perikanan dalam capaian produksi tersebut selain dengan pembinaan dan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan sumberdaya pelaku usaha pengolahan ikan, menstimulasi peningkatan sarana pengolahan pada beberapa kelompok binaan dan melaksanakan promosi baik melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) maupun dengan fasilitasi pelaku pengolah hasil perikanan mengakses pameran pameran baik di Kabupaten Bandung maupun di luar Kabupaten Bandung, yang pada akhiryna mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk maupun diversifikasi olahan hasil perikanan. Beberapa capaian positif dan apresiasi pada pelaku usaha olahan ikan adalah dengan memfasilitasi mendapatkan sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan sebagai indikator peningkatan kualitas produk olahan hasil perikanan. Tahun 2015 lebih dari 20 produk hasil olahan hasil perikanan yang baru mendapatkan sertifikat PIRT. Selain itu di Tahun 2015 Pelaku Olahan Hasil Perikanan mendapatkan Juara III pada lomba Inovator Pengolahan Hasil Perikanan tingkat Nasional. Dari sisi pemasaran ikan Tahn 2015 UKM Ikan Hias juga mendapatkan Juara II tingkat Provinsi Jawa Barat. Tujuan dan sasaran program seperti yang telah ditetapkan tersebut diatas dilaksanakan melalui Kegiatan Pengembangan Pengolahan, Pemasaran dan Pelayanan Usaha Perikanan. Beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung target sasaran yang dudah ditetapkan pada tahun 2015 ini seperti tersaji pada tabel dibawah ini: 71

73 Table 39 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan TA 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan Usaha 40 orang 40 orang Pindang 2. Pelatihan Pengolahan Ikan Bernilai Tambah 30 orang 30 orang 3. Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan 500 orang 500 orang (Gemarikan) 4. Kursus Pengolahan ikan di tempat P2WKSS 30 orang 30 orang 5. Pengujian Mutu Hasil Perikanan 35 sampel 35 sampel 6. Apresiasi Pengemasan Produk Hasil Perikanan 1 kali 1 kali 7. Fasilitasi Lomba Masak 1 kali 1 kali - Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan Usaha Pindang Tujuan utama dari sub kegiatan ini ialah untuk meningkatkan keahlian para pengolah produk pindang ikan di Kabupaten Bandung. Pelatihan dilaksnakan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung pada hari Rabu 18 Maret Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 40 orang dan peserta berasal dari Kecamatan Majalaya, Pacet, Bojongsoang, Banjaran, Rancaekek, Ciparay, Pasirjambu dan Soreang. - Pelatihan Pengolahan Ikan Bernilai Tambah Tujuan utama dari sub kegiatan ini ialah untuk meningkatkan keahlian para pengolah terutama dalam penerapan cara pengolahan ikan yang baik dan prosedur operasional standar sanitasi sehingga meningkatkan nilai produk yang di produksi. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 orang. Peserta berasal dari Kecamatan Nagreg, Rancaekek, Ciamung, Pameungpeuk, Ciwidey, Cicalengka dan Majalaya. - Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) Tujuan utama dari kegiatan ini ialah mensosialisasikan mengenai manfaat dari memakan ikan terutama untuk anak sekolah serta masyarakat. Kegiatan Gemarikan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April Jumlah peserta pada kegiatan ini ialah sebanyak 1000 orang (500 orang anak seolahan dan 500 orang masyarakat) yang berada di Kecamatan 72

74 Ciparay. - Kursus Pengolahan ikan di tempat P2WKSS Tujuan utama dari kegiatan ini ialah Meningkatkan pegetahuan, sikap, dan keterampilan di bidang pengolahan hasil perikanan di lokasi Program P2WKSS (Desa Rancakole Kecamatan Arjasari). Kegiatan dilaksanakan pada Hari Kamis 30 Juli 2105 dengan lokasi kegiatan di Balai Desa Rancakole Kecamatan Arjasari. Jumlah peserta pada kegiatan ini ialah sebanyak 30 orang. - Pengujian Mutu Hasil Perikanan Pengujian mutu hasil produk peternakan dilaksanakan sebagai upaya pemerintah dalam mengawasi produk olahan perikanan yang beredar di masyarakat sehingga keamanan pangan dapat terjamin. Pada tahun 2015 dilakukan 35 pengujian sampel produk perikanan yang terdiri dari 5 sampel uji proksimat dan 30 sampel uji formalin. Adapun hasil dari uji tersebut seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 40 Hasil Uji Proksimat pada Produk Olahan Perikanan Tahun 2015 No Jenis Produk Hasil Uji Protein Lemak Karbohidrat 1 Abon Ikan Nugget Ikan Abon lele Filet Catfish Bakso Goreng Berdasarkan hasil uji proksimat ini diharapkan para pengolah dapat mencantumkan kandungan gizi produk pada masing-masing kemasan. Selain itu, dengan hasil uji proksimat tersebut diharapkan dapat menambah kemasan menjadi sumber informasi mengenai kandungan produk untuk para konsumen. Adapun hasil uji formalin pada produk perikanan semuanya menunjukan hasil yang baik, dimana semua produk yang di uji negative atau tidak memakai formalin. Uraian hasil uji tersebut seperti terurai pada tabel dibawah ini: Table 41 Hasil Uji Formalin pada Produk Olahan Perikanan Tahun 2015 No Nama Sampel Asal Pengolahan Hasil Uji 1 Pindang deles Sariksa Bojong soang Negatif 2 Pindang salem Sariksa Bojong soang Negatif 3 Pindang Bandeng Sariksa Bojong soang Negatif 4 Pindang Deles Sero laut Bojongsoang Negatif 5 Pindang bandeng Sero laut Bojongsoang Negatif 6 Pindang salem Sero laut Bojongsoang Negatif 7 Pindang Cakalang Sero laut Bojongsoang Negatif 73

75 No Nama Sampel Asal Pengolahan Hasil Uji 8 Pindang Tongkol Karya sejahtera Rancaekek Negatif 9 Pindang salem Karya sejahtera Rancaekek Negatif 10 Pindang Bandeng Karya sejahtera Rancaekek Negatif 11 Pindang Salem Bina Usaha Rancaekek Negatif 12 Pindang Bandeng Bina Usaha Rancaekek Negatif 13 Pindang Deles Bina Usaha Rancaekek Negatif 14 Pindang Layang Bina Usaha Rancaekek Negatif 15 Pindang Bandeng Nusa Indah Baleendah Negatif 16 Pindang deles Nusa Indah Baleendah Negatif 17 Pindang Bandeng Nusa Indah Baleendah Negatif 18 Pindang Layang Sawargi Banjaran Negatif 19 Pindang Bandeng Sawargi Banjaran Negatif 20 Pindang deles Sawargi Banjaran Negatif 21 Pindang Tongkol Sawargi Banjaran Negatif 22 Pindang Mojang Sawargi Banjaran Negatif 23 Pindang layang Pamily Ciparay Negatif 24 Pindang Deles Pamily Ciparay Negatif 25 Pindang Cakalang Pamily Ciparay Negatif 26 Pindang bandeng Pamily Ciparay Negatif 27 Baso Jasa Bahari Negatif 28 Baso goreng Bah Dukun Cileunyi Negatif 29 Pindang deles Wargi saluyu Soreang Negatif 30 Pindang Tongkol Wargi saluyu Soreang Negatif - Apresiasi Pengemasan Produk Hasil Perikanan Sub kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produk melalui perbaikan pengemasan. Kegiatan ini dilaksanakan padat tanggal 31 Agustus 2015 dengan tempat di CV DAB Subur Kp. Ciaul RT.01/20 desa Cisondari Kec. Pasirjambu. Jumlah peserta pada sub kegiatan ini ialah sebanyak 40 orang yang berasal dar 14 kelompok. Uraian peserta yang mengikuti kegiatan ini secara lengkap terurai pada tabel dibawah ini: Table 42 Daftar Peserta Apresiasi Pengemasan Produk Hasil Perikanan 2015 No Kecamatan Jumlah Peserta 1 Kelompok pengolah ikan Kec. Pacet 5 orang 2 Kelompok pengolah ikan Kec. Bojongsoang 7 orang 3 Kelompok pengolah ikan Kec. Soreang 3 orang 4 Kelompok pengolah ikan Kec. Banjaran 4 orang 5 Kelompok pengolah ikan Kec. Nagreg 2 orang 6 Kelompok pengolah ikan Kec. Arjasari 2 orang 7 Kelompok pengolah ikan Kec. Ciparay 2 orang 8 Kelompok pengolah ikan Kec. Cileunyi 2 orang 9 Kelompok pengolah ikan Kec. Cicalengka 2 orang 10 Kelompok pengolah ikan Kec. Margahayu 2 orang 11 Kelompok pengolah ikan Kec. Baleendah 2 orang 12 Kelompok pengolah ikan Kec. Rancaekek 3 orang 74

76 No Kecamatan Jumlah Peserta 13 Kelompok pengolah ikan Kec. Pasirjambu 2 orang 14 Kelompok pengolah ikan Kec. Majalaya 2 orang Jumlah 40 Orang - Fasilitasi Lomba Masak Sub kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi lomba memasak pada tingkat provinsi. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat bagi para pengolah untuk meningkatkan produksi olahannya. Tempat pelaksanaan kegiatan bertempat di Gedung Sate pada Bulan Agustus Tahun Peserta yang mengikuti dari Kabupaten Bandung berasal dari SMK Wirakarya Kecamatan Ciparay dan PKK Kabupaten Bandung. Hasil dari kegiatan tersebut peserta dari Kabupaten Bandung meraih penghargaan sebagai Juara harapan 2 pada kegiatan tersebut Pelayanan Peternakan dan Perikanan Melalui fungsi ini dinas Peternakan dan Perikanan dapat menjalankan salah satu fungsi mengenai pengembangan usaha peternakan dan perikanan terutama mengenai peningkatan investasi, pemanfaatan pembiayaan usaha peternakan dan perikanan, perizinan usaha, serta informasi usaha peternakan dan perikanan. Sebagai upaya untuk mendukung target yang sudah ditetapkan pada tahun 2015 maka dialokasikan beberapa sub kegiatan. Adapun uraian sub kegiatan tersebut seperti terurai pada tabel dibawah ini: Table 43 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Fungsi Pelayanan Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi 1. Promosi/pameran tingkat kabupaten 1 kali 1 kali 2. Promosi/pameran tingkat provinsi 1 kali 1 kali 3. Promosi/pameran tingkat nasional 1 kali 1 kali 4. Promosi/pameran pada Hari Krida Pertanian 1 kali 1 kali 5. Partisipasi pada pentas ternak dan pesta patok 1 kali 1 kali tingkat provinsi 6. Gerakan minum susu 500 siswa 500 siswa 7. Pembangunan pakalangan arena kontes ternak 1 paket 0 paket - Promosi/pameran tingkat kabupaten 75

77 Promosi tingkat Kabupaten dilaksanakan sebagai rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Bandung. Promosi tingkat kabupaten ini dilaksanakan tanggal pada bulan April dengan tempat di di alunalun Kecamatan Ciwidey. Adapun target promosi yang dilaksanakan ini ialah para konsumen local khususnya konsumen yang berada disekitar tempat pameran. Pada acara ini ditampilkan beberapa produk Peternakan unggulan seperti komoditas peternakan dan perikanan, olahan produk peternakan dan perikanan. - Promosi/pameran tingkat provinsi Promosi tingkat kabupaten ini dilaksanakan pada 30 Agustus-2 September 2015 dengan tempat di Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat. Adapun target promosi yang dilaksanakan ini ialah para konsumen sekitar Kabupaten Bandung dan Bandung Barat khususnya konsumen yang berada disekitar tempat pameran. Pada acara ini ditampilkan beberapa produk Peternakan unggulan seperti produk perikanan seperti abon, nugget, caramel susu, youghurt dan produk lainnya. - Promosi/pameran tingkat nasional Promosi tingkat kabupaten ini dilaksanakan pada Mei yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Adapun target promosi yang dilaksanakan ini ialah para konsumen tingkat nasional maupun internasional dan khususnya konsumen yang berada disekitar tempat pameran. Pada acara ini ditampilkan beberapa produk Peternakan unggulan berupa produk olahan perikanan seperti abon, coklat ikan, youghurt, margarine dan produk lainnya. - Promosi/pameran pada Hari Krida Pertanian Promosi tingkat kabupaten ini dilaksanakan pada Juni dengan tempat di gedung sabilulungan Kecamatan Soreang. Adapun target 76

78 promosi yang dilaksanakan ini ialah para konsumen yang berada di Kecamatan Soreang dan sekitarnya, khususnya konsumen yang berada disekitar tempat pameran. Pada acara ini ditampilkan beberapa produk Peternakan unggulan seperti abon, nugget, Youghurt, Karamel, kerupuk suusu, ikan hias dan produk lainnya. - Gerakan minum susu Gerakan minum susu (Gerimis) merupakan sub kegiatan pada bidang Bina Usaha yang bertujuan untuk memasyarakatkan dan meningkatkan minat/ keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi produk peternakan terutama susu. Gerimis ini dilaksanakan pada bulan maret dengan bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 500 orang yang merupakan siswa dari Sekolah Dasar yang berasal dari sekitar UPTD Pembenihan Ikan - Pembangunan pakalangan arena kontes ternak Pada tahun 2015 ini pada arena kontes direncanakan membangun pakalangan dan tribun untuk penonton. Namun karena beberapa hal maka pelaksanaan pembangunan arena kontes tersebut tertunda. Adapun permasalahan yang menyebabkan tertundanya kegiatan tersebut ialah: Permasalahan penetapan lokasi pembangunan yang memerlukan koordinasi dengan pihak terkait seperti bagian Aset, Hukum, dan Dispopar Kabupaten Bandung, sehingga waktu pelaksanaan pembangunan kontes ternak tidak memadai pada tahun Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada tahun yang akan datang ialah : Penganggaran anggaran untuk membangun arena kontes ternak Melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kimrung provinsi Jawa Barat mengenai kelayakan lokasi yang ada 3.5 BIDANG PERIKANAN Berdasarkan Perda Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Bidang Perikanan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung mempunyai peran dalam upaya pembangunan Perikanan di Kabupaten Bandung. Dalam proses pelaksanaan secara teknis Bidang Perikanan memiliki beberapa fungsi teknis yang paling utama yaitu Fungsi Pembenihan, Budidaya dan Pengawasan lingkungan perikanan. 77

79 3.5.1 Fungsi Pembenihan Ikan Fungsi utama yang dilaksanakan pada sub bagian ini ialah merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pembenihan perikanan mempertimbangkan potensi perikanan di Kabupaten Bandung sesungguhnya terletak di sektor perbenihan, dimana kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR) sebagai kuncinya. Jumlah kelompok UPR mencapai 252 kelompok yang terbagi untuk komoditas benih ikan mas, nila dan lele. Berdasarkan hal tersebut, dukungan Dinas bagi para pelaku usaha pembenihan dijabarkan dalam sub kegiatan yang telah dilaksanakan berikut ini: 1. Pelatihan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) untuk Penyuluh Swadaya. Pelatihan CPIB untuk penyuluh swadaya dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 30 penyuluh swadaya Kecamatan (Ibun, Pacet, Banjaran, Margahayu, Cileunyi, Kertasari, Rancaekek, Majalaya, Paseh, Ciparay dan Nagreg yang tergabung ke dalam program P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang dibentuk oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat. Materi yang disampaikan adalah penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Adapun hasil pelatihan tersebut yaitu peningkatan pengetahuan dan kesepahaman bagi penyuluh swadaya perikanan mengenai CPIB, penyusunan SOP pembenihan ikan dan tahapan sertifikasi CPIB sehingga dapat menyampaikannya pada pembenih ikan saat pelaksanaan penyuluhan mandiri. 2. Pelatihan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) untuk Pelaku Usaha Pelatihan CPIB untuk pelaku usaha dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 30 pelaku usaha pembenihan ikan dari 11 Kecamatan (Ibun, Pacet, Banjaran, Margahayu, Cileunyi, Kertasari, Rancaekek, Majalaya, Paseh, Ciparay dan Nagreg Kecamatan (Ibun, Pacet, Banjaran, Margahayu, Cileunyi, Kertasari, Rancaekek, Majalaya, Paseh, Ciparay dan Nagreg dengan narasumber penyuluh swadaya sekaligus praktisi pembenihan Kabupaten Bandung. Materi yang disampaikan adalah penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Adapun Hasil pelatihan tersebut yaitu peningkatan pengetahuan dan kesepahaman bagi pembenih ikan mengenai CPIB, penyusunan SOP pembenihan ikan dan tahapan sertifikasi CPIB sebagai bentuk pemberian kesempatan bagi pelaku usaha pembenihan untuk sertifikasi CPIB pada 6 (enam) usaha pembenihan/ kelompok/ UPR. Tindak lanjutnya, Tim Sertifikasi dari Direktorat Perbenihan DJPB KKP RI melakukan audit sertifikasi CPIB pada bulan Juli 2015 ke 6 Kelompok pembenih 78

80 ikan/unit Pembenihan tersebar di 6 Kecamatan Cicalengka, Majalaya, Banjaran, Bojongsoang, Cileunyi dan Ciparay yaitu: a. UPR Mina Sumber Mas dengan predikat Sangat Baik b. UPR Medal Laksana dengan predikat Sangat Baik c. UPR Family dengan predikat Baik d. UPR Baru Jaya dengan predikat Baik e. UPR Mitra Sejahtera Sadaya dengan predikat Baik f. Asep Sukarsa Farm (UPR Mina Perkasa) dengan predikat Baik 3. Forum Pembenihan Ikan Lele Forum pembenihan ikan lele dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 April 2015 di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 pembenih yang berasal dari 8 Kecamatan Ciparay, Majalaya, Paseh, Rancaekek, Cileunyi, Pacet, Banjaran dan Bojongsoang. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan dan praktisi pembenih ikan. Materi yang disampaikan yaitu kebijakan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, penyampaian SNI Pembenihan Ikan Lele dan pemaparan kegiatan dan pengalaman pembenihan Ikan Lele oleh praktisi. Adapun hasil Forum Pembenihan Ikan Lele yaitu: a. Meningkatnya pengetahuan teknik pembenihan ikan lele yang sesuai dengan SNI. b. Dari forum diskusi diperoleh data produksi benih ikan lele yang dihasilkan oleh kelompok ekor, sedangkan menurut SNI benih ikan lele ekor. 4. Forum Perbenihan Ikan Mas dan Nila Forum perbenihan Ikan Mas dan Nila dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta 30 orang yang berasal dari Kecamatan Ciparay, Majalaya, Pacet, Kertasari, Ibun, Cicalengka, 79

81 Rancaekek, Cikancung, dan Soreang. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan dan Manajer Pengendali Mutu (MPM) UPTD Pembenihan Ikan. Materi yang disampaikan yaitu kebijakan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, penyampaian SNI Pembenihan Ikan Mas dan Nila serta pemaparan kegiatan dan pengalaman pembenihan Ikan Nila. Adapun hasil Forum Pembenihan Ikan Nila dan Mas yaitu: a. Meningkatnya pengetahuan teknik pembenihan Ikan Mas dan Nila yang sesuai dengan SNI. b. Dari forum diskusi diperoleh data produksi benih ikan mas yang dihasilkan kelompok ekor, menurut SNI ekor dan produksi benih ikan Nila yang dihasilkan kelompok ekor, menurut SNI ekor 5. Forum Budidaya Ikan Hias Forum budidaya ikan hias dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Agustus 2015 di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 pembenih yang berasal dari 8 Kecamatan Kecamatan Cileunyi, Pacet, Rancaekek, Cikancung, Ciwidey, Baleendah, Banjaran, Pangalengan, Ciparay, Ibun dan Majalaya. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan dan praktisi budidaya ikan hias. Materi yang disampaikan yaitu kebijakan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, penyampaian teknik budidaya ikan hias serts pemaparan kegiatan dan pengalaman budidaya Ikan hias oleh praktisi. Adapun hasil forum budidaya ikan hias yaitu: a. Meningkatnya pengetahuan budidaya ikan hias. b. Terbentuknya Forum Komunikasi Buddaya Ikan Hias Kabupaten Bandung dengan susunan pengurus: Ketua Ana Djuhana, Sekretaris Ari Solahudin dan Bendahara Ayep Saprudin c. Terjalinnya kerjasama untuk pemasaran antar kelompok pembudidaya ikan hias. d. Tercatat rencana produksi benih ikan hias di Kabupaten Bandung Tahun 2015 sebanyak ekor dari berbagai jenis ikan seperti Koi, koki. Komet, cheraxs, gafi, cupang, dan lain-lain 6. Forum UPP Forum UPP dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 50 (lima puluh) anggota UPP Perikanan Sabilulungan dari Kecamatan Banjaran, Ciparay, Cimaung, Baleendah, Majalaya, Soreang, Pacet, Cicalengka, Cangkuang, Bojongsoang 80

82 dan Cikancung. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan dan ketua UPP Perikanan Sabilulungan Kabupaten Bandung. Hasil forum adalah sebagai berikut: a. Penyampaian program kerja UPP Perikanan Sabilulungan untuk tahun 2016 b. UPP Perikanan Sabilulungan akan mendaftar ke Notaris untuk menjadi lembaga berbadan hukum yang terdaftar di Kemenkumham RI. c. UPP Perikanan Sabilulungan akan membantu Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung dalam hal memverifikasi kelompok pembudidaya ikan Se- Kabupaten Bandung. 7. Pelatihan Udang Galah di Sawah (UGADI) Pelatihan Udang Galah di sawah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Desember 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Tujuan diadakannya pelatihan ini karena Kabupaten bandung memilik potensi untuk pengembangan budidaya udang galah di sawah. Peserta pelatihan sebanyak 30 (tiga puluh) pembudidaya dari Kecamatan Pacet, Ciparay, Banjaran dan Majalaya. Narasumber pelatihan adalah Hary Krettiawan, peneliti Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi Balitbang KP yang menyampaikan materi mengenai teknik budidaya udang galah di sawah. Adapun Hasil pelatihan tersebut yaitu peningkatan pengetahuan dan kesepahaman bagi pembudidaya ikan mengenai cara budidaya udang galah yang baik. 8. Forum Minapadi Forum Minapadi dilaksanakan pada hari hari Rabu tanggal 4 Desember 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 pembudidaya minapadi dari Kecamatan Banjaran dan Bojongsoang. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan dan praktisi budidaya minapadi. Hasil forum adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya pengetahuan mengenai budidaya minapadi. b. Dari hasil forum diskusi diperoleh data produksi benih ikan yang dihasil oleh kelompok dari 1 (satu) gelas ikan mas menghasilkan 2-4 kg selama 1 bulan pemeliharaan 9. Fasilitasi Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang Kegiatan fasilitasi pembenihan Ikan Lele Sangkuriang telah dilaksanakan pada Bulan September Kegiatan tersebut berupa pengadaan stimulan bantuan induk Ikan Lele Sangkuriang 60 paket, pakan ikan (kandungan 33% protein) kg, kakaban 195 buah, waring.208 m2 dan timbangan 2 buah yang diberikan pada 12 (dua belas) kelompok pembenih lele di Kecamatan Rancaekek, Cileunyi, Nagreg, Paseh, Pacet, Ibun, Bojongsoang, Ciparay, Margahayu, Kutawaringin, Banjaran dan Cangkuang. Rincian 81

83 kelompok penerima kegiatan Fasilitasi pembenihan Ikan Lele Sangkuriang adalah sebagaimana pada lampiran 6. Spesifikasi induk ikan lele Sangkuriang 1. Kualitatif - Badan Lele membentuk memanjang dengan kepala pipih di bawah - Mulut berada di ujung atau terminal dengan sepasang sungut, nasal rahang atas, rahang bawah dan mental - Sirip ekor membundar tidak bergabung dengan sirip anal sirip perut juga membundar induk ikan lele sangkuriang merupakan kelas induk pondok (PS) yang di produksi oleh anggota jejaring. - Harus di lengkapi dengan Surat Ketenangan Asal Induk (SKA-I) dari balai/instansi milik pemerintah yang berwenang. - Satu paket terdiri dari 7 ekor jantan 8 ekor betina 2. Kuantitatif a. Ciri-ciri induk jantan - Perutnya langsing - Sehat, tidak cacat dan tidak dalam keadaan luka serta lemah - Bobot badan gram/ekor - Panjang total telah mencapai 25 cm-30 cm atau lebih - Induk telah mencapai umur minimal 9 bulan atau lebih b. Ciri-ciri induk betina - Perut mengembang dan terasa lembek bila di raba - Sehat, tidak cacat dan tidak dalam keadaan luka serta lemah - Bobot badan gram/ekor - Panjang total mencapai 25 cm-30 cm atau lebih - Induk telah mencapai umur minimal 9 bulan atau lebih Hasil kegiatan ini yaitu untuk dapat mendorong peningkatan produksi benih ikan lele di Kabupaten Bandung. Sementara produksi benih dari kegiatan tersebut belum dapat dilaporkan, sehubungan stimulan yang diberikan kepada kelompok adalah calon induk ikan yang diberikan belum matang gonad atau belum siap pijah, sehingga belum dapat berproduksi. Diperkirakan induk ikan mas, nila dan lele akan berproduksi pada bulan Januari Fasilitasi Pembenihan Ikan Mas Strain Majalaya Kegiatan pengadaan calon induk Ikan Mas Strain Majalaya telah dilaksanakan pada Bulan September Bantuan yang diberikan berupa calon induk Ikan Mas Majalaya 200 kg, pakan 400 kg, kakaban 60 buah, waring 48 m2, ayakan 3 buah dan timbangan 3 buah. Stimulan bantuan tersebut diberikan pada 3 kelompok di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Ibun, Kutawaringin, dan Pasirjambu. Rincian kelompok penerima kegiatan Fasilitasi Pembenihan Ikan Mas Strain Majalaya sebagaimana terurai pada lampiran 6. Spesifikasi calon induk ikan Mas Betina Majalaya 82

84 - Ikan dalam keadaan sehat, tidak cacat, tidak luka, dan tidak menderita penyakit - Sisik tersebar dan berukuran agak besar, warna sisik hijau keabuan dengan tepi sisik berwarna lebih gelap - Kepala relatif lebih kecill dan moncong lancip, terutama pada induk betina nya - Bentuk fan ukuran tubuh seimbang, relatif pendek dengan punggung lebih tinggi dan lancip dibandingkan dengan ras ikan lainnya. - Umur 8 bulan- 1,5 kg. - Harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal Induk (SKA-I) dari balai/instansi milik pemerintah yang berwenang. 11. Fasilitasi Pembenihan Ikan Nila Nirwana Kegiatan Fasilitasi Pembenihan Ikan Nila Nirwana dilaksanakan pada Bulan September Bantuan yang diberikan berupa pemberian stimulan bantuan calon induk Ikan Nila Nirwana sebanyak 14 paket, waring 128 m2, pakan 450 kg, kaptan kg dan timbangan 7 buah untuk 7 kelompok di Kecamatan Pangalengan Cimaung, Banjaran, Rancaekek, Cileunyi, Majalaya dan Kertasari. Berikut adalah rincian jumlah bantuan dan kelompok penerimanya, seperti terurai pada lampiran 6. Spesifikasi Calon Induk Ikan Nila Nirwana 1. Kualitatif - Bentuk tubuh memanjang dan ramping tubuh di tutupi sisik berukuran besar dan kasar dengan gurat sisik terputus dibagian tengah - Badan, tubuh tidak cacat atau luka bebas dari penyakit - Bagian luar sirip punggung berwarna abu atau hitam induk ikan nila merupakan kelas induk pokok (PS) yang diproduksi oleh anggota jejaring - Pemuliaan ikan sesuai dengan SK Menteri Kelautan Dan Perikanan RI Nomor 9/KEPMEN-KP/ Harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal Induk (SKA-I) dari balai/instansi milik pemerintah yang berwenang. - Satu paket terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina 2. Kuantitatif a. Ciri-ciri induk jantan - Umur minimal 4 bulan - Bobot badan minimal gr/ekor 83

85 b. Ciri-ciri induk betina - Umur minimal 4 bulan - Bobot badan minimal gr/ekor 12. Fasilitasi Budidaya Udang Galah di Sawah (UGADI) Fasilitasi Budidaya Udang Galah di Sawah (UGADI) dilaksanakan pada Bulan Desember Bantuan yang diberikan berupa pemberian stimulan bantuan benih udang galah ukuran tokolan II sebanyak ekor dan pakan 240 kg untuk 2 (dua) kelompok di Kecamatan Majalaya dan Ciparay. Berikut adalah rincian jumlah bantuan dan kelompok penerimanya sebagaimana terurai pada lampiran Fasilitasi Kegiatan Minapadi Fasilitasi Kegiatan Minapadi dilaksanakan pada Bulan Desember Bantuan yang diberikan berupa pemberian stimulan bantuan benih ikan mas ukuran 1-3 cm sebanyak 1000 ekor, waring 160 m2 dan ayakan sebanyak 20 buah untuk 2 (dua) kelompok di Kecamatan Bojongsoang dan Banjaran. Berikut adalah rincian jumlah bantuan dan kelompok penerimanya. 14. Peningkatan sarana produksi benih Kegiatan peningkatan sarana produksi benih dilaksanakan pada Bulan Desember Bantuan yang diberikan berupa timbangan kapasitas 50 kg sebanyak 4 (empat) buah untuk Kecamatan Ciparay, Majalaya dan Bojongsoang. Berikut adalah rincian jumlah bantuan dan kelompok penerimanya sebagai tersaji pada lampiran Fungsi Budidaya Perikanan 1. Forum Pembesaran Ikan Lele Forum pembesaran ikan lele dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 40 pembudidaya Ikan Lele yang berasal dari 16 Kecamatan yaitu: Majalaya, Ibun, Rancaekek, Nagreg, Cileunyi, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Cimaung, Ciparay, Pacet, Ciwidey, Dayeuhkolot, Cikancung, Arjasari dan Solokanjeruk. Narasumber forum adalah Kepala Bidang Perikanan. Materi yang disampaikan yaitu kebijakan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, evaluasi program dan produksi kegiatan kewirausahaan bantuan 2013/2014 serta permasalahan dan hambatan yang ada di lapangan. Adapun hasil forum pembesaran ikan lele yaitu dari 40 petani yang mendapatkan bantuan kewirausahaan tahun 2013/2014 hanya 25 % petani yang produksinya yang 84

86 termasuk berhasil yaitu kg /unit, dari 1000 ekor benih yang ditebar rata-rata produksi per unit sekitar kg. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kematian dan penguasaan teknologi yang masih rendah. Pada forum ini juga dihasilkan kesepakatan mengenai rencana tindak lanjut atau langkah kebijakan dalam penyelesaian masalah sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi di tahun mendatang. 2. Pelatihan Budidaya Ikan Mas Pelatihan budidaya Ikan Mas dilaksanakan pada Bulan April 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 30 pembudidaya Ikan Mas di Kabupaten Bandung dengan narasumber praktisi budidaya ikan. Materi yang disampaikan adalah teknik budidaya Ikan Mas. Adapun hasil pelatihan tersebut yaitu peningkatan pengetahuan dan kesepahaman bagi pembudidaya ikan mengenai teknik budidaya Ikan Mas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Budidaya Ikan Mas. 3. Pelatihan CBIB Pelatihan CBIB dilaksanakan pada Bulan September 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 30 pembudidaya Ikan Mas di Kabupaten Bandung dengan narasumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat. Materi yang disampaikan adalah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Adapun hasil pelatihan tersebut yaitu peningkatan pengetahuan dan kesepahaman bagi pembudidaya ikan mengenai CBIB dan 24 peserta pelatihan diusulkan untuk disertifikasi untuk mendapatkan sertifikat CBIB. 4. Pelatihan budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal Pelatihan budidaya Ikan Lele di kolam terpal dilaksanakan seebanyak 2 kali pada Bulan Mei dan Agustus 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 60 pembudidaya Ikan Lele dari 14 Kecamatan yaitu: Rancaekek, Cimaung, Cangkuang, Cileunyi, Banjaran, Pameunpeuk, Bojonsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Margahayu dan Rancaekek.dengan narasumber praktisi budidaya ikan dan penyuluh swadaya Kabupaten Bandung. Materi yang disampaikan adalah teknik budidaya ikan lele di kolam terpal. Hasil dari pelatihan ini peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik budidaya Ikan lele untuk mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi. 5. Pelatihan Ikan Hias 85

87 Pelatihan ikan hias dilaksanakan pada Bulan November 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 30 pembudidaya ikan hias dari dari 6 Kecamatan yaitu: Cileunyi, Majalaya, Pacet, Rancaekek, Baleendah dan Banjaran.dengan narasumber praktisi budidaya ikan hias Kabupaten Bandung. Materi yang disampaikan adalah teknik budidaya ikan hias. Hasil dari pelatihan ini peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik budidaya Ikan hias untuk mendorong pengembangan budidaya ikan hias di Kabupaten Bandung. 6. Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Pelatihan pembuatan pakan ikan dilaksanakan pada Bulan Oktober 2015 bertempat di UPTD Pembenihan Ikan Ciparay. Peserta pelatihan adalah 25 (dua puluh lima) pembudidaya ikan dari Kecamatan Cileunyi, Majalaya, Pacet, Rancaekek, Baleendah, Banjaran, Cicalengka, Cimaung dan Dayeuhkolot.dengan narasumber BBPAT Sukabumi. Materi yang disampaikan adalah formulasi pakan ikan. Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis pembudidaya dalam menyusun formulasi dan membuat pakan buatan. 7. Fasilitasi Program Rutin Kabupaten Bandung Kegiatan yang dilaksanakan untuk memfasilitasi program rutin adalah pemberian stimulan bantuan benih ikan nila untuk 8 (delapan) program rutin Kabupaten Bandung yaitu Peningkatan Pemberdayaan Wanita dan Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) di Kecamatan Arjasari, Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) di Kecamatan Arjasari, Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) di Kecamatan Pangalengan, program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kecamatan Rancaekek, Desa Mandiri Pangan (Demapan) di Kecamatan Ciparay dan Bakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) yang dilaksanakan pada bulan Mei, Juli, Agustus dan September. Ada dua program yang tidak dilaksanakan yaitu yaitu KRPL dan lansia. Berikut rincian kegiatan fasilitasi program rutin: Table 44 Daftar kelompok Penerima Kegiatan Vertikal Perikanan TA 2015 No. Uraian Alamat Stimulan Bantuan Desa Kecamatan 1. P2WKSS Rancakole Arjasari Benih Ikan Nila 3-5 cm 2. PKK Cibiru Cileunyi, Benih Ikan Nila Wetan,Sukamanah Rancaekek 3-5 cm 3. TMMD Tribakti mulya Pangalengan Benih Ikan Nila 3-5 cm 4 BBGRM Lebak Wangi Arjasari Benih Ikan Nila 3-5 cm 5 Desa Ciparay Ciparay Benih Ikan Nila Mandiri 3-5 cm Jumlah Bantuan 100 liter 150 liter 100 liter 100 liter 100 liter 86

88 Pangan 6 BSMSS Alam endah Rancabali Benih Ikan Nila 3-5 cm 100 liter 8. Fasilitasi Pembesaran Ikan Nila Kegiatan fasilitasi pembesaran Ikan Nila Nirwana dilaksanakan pada Bulan Juni Sasaran fasilitasi ada dua kategori yaitu: Usulan musrenbang: bantuan berupa benih nila 700 liter pada 8 lokasi di 5 Kecamatan Pangalengan, Pacet, Cangkuang, Ciwidey dan kertasari Usulan non musrenbang: bantuan berupa benih nila 700 liter pada 7 lokasi di 7 Kecamatan yaitu: Baleendah, Rancaekek, Cimaung, Cikancung, Arjasari, Banjaran dan Katapang. Berikut adalah rincian jumlah bantuan dan kelompok penerimanya, seperti pada lampiran Fasilitasi Pembesaran Budidaya Ikan Mas Kegiatan fasilitasi pembesaran budidaya Ikan Mas merupakan usulan musrenbang dan telah dilaksanakan pada Bulan Agustus Bantuan yang diberikan berupa benih Ikan Mas ukuran 3-5 cm sebanyak 450 liter dan pakan sebanyak 450 kg. Stimulan bantuan tersebut diberikan pada 9 kelompok di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Pameungpeuk, Pasirjambu, Rancaekek, Bojongsoang, Solokanjeruk, Dayeuhkolot dan Soreang. Rincian kelompok penerima kegiatan Fasilitasi pembesaran budidaya Ikan Mas adalah sebagaimana tersaji pada lampiran Fasilitasi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Kegiatan fasilitasi pembesaran Ikan Lele Sangkuriang merupakan kegiatan pemberian stimulan bantuan untuk kelompok pembudidaya Ikan Lele Sangkuriang yang dilaksanakan pada Bulan Juni Sasaran fasilitasi ada 3 kategori: Usulan musrenbang kewirausahaan untuk 6 kelompok pada 5 kecamatan yaitu: Kecamatan Pameungpeuk, Bojongsoang, Cimaung, Banjaran dan Margahayu. Bantuan yang diberikan berupa: Terpal 30 unit Benih ekor Pakan 900 kg 87

89 Usulan non musrenbang kewirausahaan untuk 5 kelompok pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Rancaekek, Cimaung, Cangkuang dan Cileunyi. Bantuan yang diberikan berupa: Terpal 50 unit Benih ekor Pakan kg. Grading 15 buah. Usulan musrenbang untuk 29 kelompok di 16 kecamatan yaitu: Kecamatan Pangalengan, Banjaran, Arjasari, Paseh, Cimeuyan, Margahayu, Nagreg, Cicalengka, Pameunpeuk, Pasirjambu, Pangalengan, Soreang, Rancaekek, Solokanjeruk, Cileunyi, Dayeuhkolot dan Baleendah. Bantuan yang diberikan berupa: Benih ekor Pakan kg. Rincian kelompok penerima kegiatan Fasilitasi pembesaran budidaya Ikan Lele Sangkuriang sebagaimana terurai pada lampiran Fasilitasi Budidaya Ikan Hias Kegiatan fasilitasi budidaya ikan hias merupakan kegiatan pemberian stimulan bantuan untuk kelompok pembudidaya ikan hias yang dilaksanakan pada Bulan Agustus Sasaran fasilitasi ada 2 kategori: Usulan musrenbang untuk kelompok Karang Taruna Desa Jelegong Kecamatan Rancaekek. Bantuan yang diberikan berupa: Calon induk Koki betinal 10 ekor Calon induk Koki jantan 10 ekor Pakan 40 kg Usulan non musrenbang untuk 2 kelompok pada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Katapang dan Banjaran. Bantuan yang diberikan berupa: Calon induk lobster 20 paket Pakan 100 kg Rincian kelompok penerima kegiatan Fasilitasi budidaya ikan hias non musrenbang adalah sebagai berikut: 12. Fasilitasi Budidaya Ikan Gurame Kegiatan fasilitasi budidaya Ikan Gurame merupakan kegiatan pemberian stimulan bantuan untuk kelompok pembudidaya Ikan Gurame yang dilaksanakan pada Bulan 88

90 Agustus Sasaran fasilitasi adalah Kelompok Mindang Wae Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung. Bantuan yang diberikan berupa: Benih ikan gurame ukuran 8-12 cm sebanyak 2000 ekor Pakan 100 kg 13. Cetak Leaflet dan Poster Kegiatan cetak leaflet dan poster berupa penyusunan dan pencetakan 2 (dua) jenis leaflet yaituteknik Budidaya Ikan Hias dan Teknik Budidaya Ikan Koki serta 3 jenis poster yaitu Poster Pembesaran Ikan Mas, Nila dan Lele. Kegiatan penyusunan dan pencetakan leaflet dilaksanakn pada Bulan April dan Desember 2015 sedangkan penyusunan dan pencetakan poster pada Bulan Desember Pengadaan Pompa Air Berupa kegiatan pemberian bantuan mesin pompa air sebanyak 2 set yang dilaksanakan pada Bulan November 2015 untuk kelompok Putra Melati Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi dan Kelompok Tani Bakti Desa Ciapus Kecamatan Banjaran. 15. Fasilitasi Lomba Kelompok Kegiatan fasilitasi lomba kelompok berupa pengadaan 25 buah kaos seragam untuk Kelompok Mekar Melati Kecamatan Rancaekek. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Bulan November Tahun Kelompok Mekar Melati mendapat predikat Juara 4 lomba kelompok tingkat Provinsi Jawa Barat untuk kategori kelompok pembesaran Ikan Lele. 16. Percontohan Budidaya Perikanan Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembangunan 3 unit kolam percontohan budidaya perikanan dan sarana berupa benih ikan nila, pakan serta paranet. Kolam percontohan dibangun di rumah dinas Bupati Bandung dan dilaksanakan dalam dua tahap pada bulan Juni 2015 (pembuatan kolam) dan Desember 2015 (penyempurnaan kolam). Rincian kegiatan tersebut adalah adalah: Pembangunan kolam percontohan ukuran 3 x 4 m2 sebanyak 3 buah. Pengadaan benih Ikan Nila 20 liter. Pengadaan pakan Ikan Nila 100 kg. Pengadaan paranet 50 m. 17. Fasilitasi Agrowisata Sabilulungan Kegiatan ini berupa pengadaan benih Ikan Nila ukuan 3-5 cm sebanyak 100 liter sebagai sarana penerapan teknik pengembangan budidaya ikan di kolam lahan Gedung 89

91 Sabilulungan Kabupaten Bandung. November Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Bulan Fungsi Kesehatan lingkungan perikanan Menurut aturan yang telah ditetapkan berupa Perda No 20 tahun 2007 tugas utama yang dibebankan pada Dinas Peternakan dan Perikanan untuk fungsi ini ialah merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan ikan dan lingkungan. Adapun beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk mendukung fungsi tersebut ialah sebagai berikut: 1. Manajemen Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan a) Pemeriksaan Kualitas Air Pemantauan kualitas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air kolam meliputi faktor kimia, fisika, dan biologi. Faktor fisika diantaranya adalah suhu, kecerahan, dan kedalaman. Hal tersebut sangat penting mengingat Kualitas air sebagai media budidaya menentukan kelangsungan usaha budidaya ikan kualitas air harus dalam kondisi yang stabil dan tidak terjadi perubahan yang mendadak yang dikhawatirkan akan mengakibatkan kultivan stres, sakit bahkan mati jika tidak mampu bertoleransi terhadap perubahan lingkungan. Lokasi pelaksanaan pemeriksaan kualitas air berada di kecamatan Ciparay, pacet, Banjaran, Baleendah dan Bojongsoang. Hasil uji kualitas air adalah sebagai berikut: Table 45 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Tahun 2015 Lokasi Ciparay, Pacet, Banjaran, Baleendah, Bojongsoang Waktu Pelaksanaan Triwulan I-IV Parameter yang diuji DO Suhu PH Rata-rata Hasil Uji 2,2 8,5 24,2 29,3 6,5 8,5 NH3 0,07 1,36 PO4 0,05 2,8 Pemantauan kualitas air dilaksanakan satu bulan sekali untuk masing-masing lokasi budidaya perikanan. Titik lokasi yang diambil sampel air dan kemudian diuji adalah saluran pemasukan air (inlet) dan saluran pengeluaran air (outlet) kolam budidaya. Pengukuran menggunakan alat kualitas air metode spektrofotometri (untuk mengukur oksigen terlarut, ph, kadar ammonia dan fosfat) dan alat termometer air (untuk mengukur suhu air). b) Bimbingan Teknis Diagnosa Penyakit Ikan 90

92 Serangan penyakit ikan merupakan keadaan yang tidak diinginkan dari proses produksi budidaya ikan. Serangan penyakit ikan seringkali dirasakan oleh para pembudidaya, sehingga secara alamiah petani pembudidaya ikan sudah banyak mengenal gejala klinis bahkan upaya pencegahannya. Namun seringkali pengenalan gejala klinis dan upaya pencegahan yang dilakukan tidak prosedural bahkan dosis yang diberikan terkesan seadanya. Oleh karena itu pada tahun 2015 Dinas Peternakan dan Perikanan melalui kegiatan Peningkatan Pengendalian Penyakit Ikan dan Lingkungan Kawasan Perikanan melakukan kegiatan Bimbingan Teknis Diagnosa Penyakit Ikan. Bimbingan teknis diagnosa penyakit ikan untuk 40 orang peserta yang merupakan anggota kelompok pembudidaya ikan bendungan sungai Radug (Bendrad) yang terletak di Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya.. Bimbingan teknis diagnosa penyakit ikan dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada Tanggal 25 Agustus 2015 bertempat di Sekretariat Kelompok Bendrad Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya. Materi disampaikan oleh narasumber dari BBPBAT Sukabumi. Materi terdiri dari pengenalan jenis-jenis penyakit ikan, gejala serta pengobatan penyakit pada ikan. Sebagai upaya untuk mengetahui efektivitas sosialisasi, terhadap para peserta dilaksanakan pra test sebelum pelaksanaan bimbingan teknis dan post test setelah pelaksanaan. Bentuk soal yang diberikan berupa multiple choice. Hasil pre test-post test menunjukan bahwa dari 7 soal yang diberikan kepada peserta, pada pre test ratarata nilai yang diperoleh adalah 56 poin dan pada post test meningkat sebesar 12 poin menjadi 68 poin. (peningkatan sebesar 17,65%) c) Pengadaan Obat-obatan/Bahan Kimia/ Bahan Biologi Ikan (OIKB) Jenis bahan bahan yang dibeli adalah: Probiotik sebanyak 5 kg Vitamin C sebanyak 10 kg Pengadaan Vitamin C dan probiotik dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 dengan metode swakelola, kemudian diberikan kepada pembudidaya ikan Kabupaten Bandung baik langsung maupun melalui petugas penyuluh lapang serta para peserta bimbingan teknis diagnosa penyakit ikan. Spesifikasi Vitamin C dan Probiotik: Sediaan serbuk. Kemasan 100 gram. Merk dagang Sanbe (terdaftar di KKP) Expire date Tahun

93 Obatan-obatan yang tersedia disimpan dikantor kemudian didistribusikan kepada para pembudidaya atau petugas lapang yang sedang mengalami serangan penyakit ikan. Pendistribusian secara kolektif dilaksanakan pada saat pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis penyakit ikan. d) Pengadaan Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan Sejalan dengan kegiatan bimbingan teknis diagnosa penyakit ikan, pengadaan buku saku pengendalian penyakit ikan dilaksanakan sebagai pendukung dan panduan pelaku usaha dalam mendiagnosa jenis serangan penyakit ikan dan bagaimana cara pengendaliannya. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya buku saku pengendalian penyakit ikan untuk pelaku usaha budidaya perikanan baik pembenih maupun pembesar di Kabupaten Bandung. Pengadaan buku saku pengendalian penyakit ikan yang disediakan sebanyak 100 buku pada bulan Juli Tahun Buku tersebut berisi jenis dan ciri penyakit ikan, penyebab penyakit ikan serta cara pencegahan maupun pengendalian penyakit ikan. Buku saku disusun berwarna disertai gambar organisme penyebab penyakit (bakteri, parasit dan virus) serta ciri ciri serangan penyakit pada tubuh ikan. Buku saku diperuntukan bagi para petani dan petugas kantor dinas serta petugas lapang sebagai panduan untuk memudahkan pelaksanaan tugas di lapangan. Pemberian buku saku secara kolektif diberikanan pada pembudidaya ikan pada saat pelaksanaan Bimbingan Teknis Diagnosa Penyakit Ikan dan pembudidaya ikan lainnya di Kabupaten Bandung. 2. Manajemen Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Perairan Umum, meliputi: a) Restocking ikan Tujuan restocking ikan di perairan umum adalah: Menjaga dan meningkatkan ketersediaan dan keseimbangan populasi sumber daya ikan akibat dari aktivitas penangkapan Upaya pelestarian lingkungan agar berkesinambungan Mengurangi penurunan daya dukung perairan Menunjang ketersediaan protein hewani asal ikan Meningkatkan pendapatan masyarakat. Target kegiatan ini adalah terciptanya peningkatan produksi ikan melalui kegiatan penebaran benih ikan sebanyak 1 (satu) paket di 7 (tujuh) perairan umum yang berada di wilayah kecamatan Rancaekek, Pangalengan, Baleendah, Kutawaringin, Arjasari dan Rancabali. Sasarannya adalah terlaksananya upaya pelestarian peraian umum untuk menjaga dan meningkatkan ketersediaan/populasi ikan sehingga terwujud keseimbangan alam yang stabil di perairan umum tersebut 92

94 Kegiatan Restocking dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada Bulan April 2015 Dan Bulan Desember 2015 (anggaran perubahan). Jenis ikan yang ditebar di perairan umum adalah aneka benih ikan yaitu benih nila, tawes, nilem dan grasscarp. Penebaran didampingi oleh penyuluh perikanan setempat dan Pokmaswas. Uraian pelaksanaan restocking tahun 2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 46 Uraian Pelaksanaan Restocking Tahun 2015 Kegiatan Volume Metode Restocking I Waktu Pelaksana an Lokasi dan Jumlah Ikan Metode Pengadaan Restocking Ikan di perairan umum Benih ikan: - Nila - Tawes - Nilem - Grasscarp liter ekor ekor ekor Pengadaan benih ikan nila, tawes, nilem dan grasscarp Bulan April 1. Situ Geni Kecamatan Pangalengan sebanyak ekor 2. Situ Cangkuang Kec. Rancabali, sebanyak ekor 3. Situ Nyonya Kec. Rancabali, sebanyak ekor 4. Situ euleul Desa Indragiri Kec. Rancabali, sebanyak ekor 5. Sodetan Citarum Kec.Kutawaringi n, sebanyak ekor 6. Situ Jombang Kec.Baleendah, sebanyak ekor 7. Situ Rahong Desa Mekarjaya Kec.Arjasari, sebanyak ekor Penunjukkan langsung Restocking II Benih ikan: Nilem Nila Jaring ekor 200 liter 32 m Pengadaan benih ikan nila, nilem dan jaring Bulan Desember Situ Sipatahunan Kecamatan Baleendah Swakelola b) Sosialisasi Pokmaswas 93

95 Sumber daya ikan merupakan bagian dari kekayaan alam yang jika dikelola dengan baik merupakan sumber ekonomi yang potensial. Oleh karenanya dalam pengelolaan dan pemanfaatannya perlu sistem pengaturan dan pengawasan yang diwujudkan dalam tindakan preventive dan persuasive serta berkelanjutan, salah satunya melalui kegiatan sosialisasi Pokmaswas. Sosialisasi merupakan upaya untuk menyebarluaskan informasi program yang akan diluncurkan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan. Sosialisasi juga dimaksudkan untuk menilai animo masyarakat terhadap program yang akan digulirkan, apabila respon masyarakat cukup baik, maka daya serap pun tinggi dan petani akan segera melaksanakan kegiatan, indikasi tersebut menunjukan bahwa masyarakat antusias terhadap program yang akan digulirkan. Sosialisasi Pokmaswas dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan pelaku usaha dan masyarakat yang akan membentuk Pokmaswas agar tercapai kesepahaman mengenai fungsi dan tugas Pokmawas di perairan umum. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ialah sebanyak 30 orang pelaku usaha perikanan dan masyarakat yang akan membentuk Pokmaswas di sekitar kampung Warung Lahang, Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka. Kegiatan sosialisasi Pokmaswas dilaksanakan selama satu hari pada Tanggal 27 April 2015 bertempat di di Kantor Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka. Materi sosialisasi disusun dan disampaikan oleh narasumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat. Sebagai bentuk evaluasi dari efektivitas sosialisasi, terhadap para peserta dilaksanakan pra tes sebelum pelaksanaan sosialisasi dan post tes setelah pelaksanaan sosialisasi, bentuk soal yang diberikan berupa multiple choice. Hasil pre test-post test menunjukan bahwa dari 7 soal yang diberikan kepada peserta, pada pre test rata-rata nilai yang diperoleh adalah 50 poin dan pada post test meningkat sebesar 15 poin menjadi 65 poin. (peningkatan sebesar 23,07%) c) Forum Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Forum Pokmaswas dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota Pokmaswas yang telah dibentuk serta sebagai sarana untuk bertukar informasi agar tercapai kesepahaman mengenai fungsi dan tugas Pokmawas di perairan umum juga untuk melaksanakan pengesahan SK pokmaswas dan evaluasi kegiatan pokmaswas yang telah berjalan. Kabupaten Bandung memiliki target jumlah Pokmaswas sebanyak 9 kelompok sampai dengan Tahun Target tersebut telah tercapai dengan realisasi sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 9 (sembilan) kelompok 94

96 yaitu di Kecamatan Pangalengan 3 (tiga) kelompok, Kecamatan Cicalengka 1 kelompok, Rancabali 1 kelompok, Majalaya 1 kelompok, Pacet 1 kelompo, Banjaran 1 kelompok dan Baleendah 1 (satu) kelompok. Kegiatan forum Pokmaswas dilaksanakan selama satu hari pada Tanggal 25 November 2015 bertempat di Ruang Rapat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Materi forum disusun dan disampaikan oleh narasumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersosialisasikannya tugas dan fungsi Pokmaswas serta terwujudnya forum untuk 9 (sembilan) Kelompok Masyarakat Pengawas di Kabupaten Bandung. Hasil evaluasi dari kegiatan Pokmaswas, pada umumnya kelompok telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan cukup baik, seperti Pokmaswas Rancabali yang telah mengembangkann pengawasannya ke perairan umum di beberapa desa (tidak hanya di satu desa). Pengukuhan Pokmaswas sendiri bertujuan sebagai legalitas atau kekuatan pokmaswas untuk melaksanakan kegiatannya d) Fasilitasi Program Cultured Based Fisheries (CBF) Fasilitasi CBF adalah pemberian stimulan pada masyarakat/pembudidaya ikan sehingga diharapkan akan mampu mengelola perairan umum secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan tujuan terselenggaranya program CBF yaitu menunjang peningkatan produksi ikan di perairan umum. Program Cultur Based Fisheries atau Program Perikanan Tangkap Berbasis Budidaya (Kandaya) merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai bentuk pengelolaan perikanan tangkap di Perairan Umum (< 100 ha) oleh kelompok masyarakat setempat dengan dukungan kegiatan pembenihan dari kegiatan budidaya. Sasaran pelaksanaan fasilitasi CBF adalah meningkatnya jumlah dan jenis ikan di perairan umum serta terdorongnya partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian ikan di perairan umum. Fasilitasi program CBF ini berupa pengadaan induk Ikan Nila sebanyak 2 (dua) paket pada Bulan Oktober 2015 untuk dipelihara, dipijahkan dan dikembangkan di kolam Kelompok Alam Endah Kecamatan Baleendah sampai benih yang dihasilkan berukuran diatas 5 (lima) cm atau berumur kurang dari 1 (satu) bulan untuk kemudian ditebarkan ke perairan umum. Secara teoritis sampai dengan Bulan November 2015 sekitar 50% induk tersebut telah mulai berpijah dan menghasilkan benih ukuran 1-3 cm sebanyak ekor, dan berdasarkan hasil pemantauan hingga saat ini jumlah induk yang sudah menghasilkan benih sudah lebih dari 80%. e) Monitoring Kandungan Logam Berat 95

97 Pemeriksaan sampel cemaran mikroba dan logam berat dilaksanakan dengan tujuan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan logam berat dan cemaran mikroba pada air dan ikan. Sub kegiatan ini penting dilaksanakan dalam rangka penerapan higienitas dan sanitasi lingkungan usaha budidaya ikan serta untuk mendukung program sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Monitoring dilaksanakan dengan metode pengujian kandungan logam berat dengan parameter Merkuri (Hg), timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) dan bakteri Eschericia coli khusus pada air kolam pembenihan ikan. Sasaran Kegiatan adalah tersedianya hasil uji laboratorium untuk kandungan logam berat pada ikan dan air kolam pembenihan ikan. Pengambilan sampel untuk pemantauan air dilaksanakan di 15 (lima belas) kolam pembenih ikan yang telah dan akan disertifikasi CPIB yaitu dari Kecamatan Banjaran, Bojongsoang, Ciparay, Pacet, Kertasari, Cileunyi, Cicalengka, Majalaya dan Rancaekek. Sedangkan untuk monitoring logam berat pada ikan dilaksanakan sebanyak 20 (dua puluh) sampel dari lokasi budidaya yang berada pada kawasan industri seperti Kecamatan Rancaekek, Baleendah, Pameungpeuk, Majalaya, Dayeuhkolot, Solokan Jeruk dan Cicalengka, serta dari pemukiman padat penduduk yang terdapat industri rumah tangga (Bojongsoang dan Margahayu). Pelaksanaan kegiatan pengambilan dan pengiriman sampel air kolam adalah pada Bulan Desember Tahun Laboratorium uji yang dituju adalah Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan PDAM Kota Bandung yang bertempat di Jalan Atlas Bandung. Hasil uji logam berat dan bakteri akan disampaikan oleh laboratorium uji pada Bulan Januari Tahun Pelaksanaan kegiatan pengambilan dan pengiriman sampel daging ikan adalah pada Bulan Desember Tahun Laboratorium uji yang dituju adalah Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan PDAM yang bertempat di Jalan Atlas Bandung. Hasil uji logam berat akan disampaikan oleh laboratorium uji pada Bulan Januari Tahun Seluruh fungsi yang dilaksanakan pada sektor perikanan pada tahun 2015 dapat Cukup berjalan dengan yang telah direncanakan. Berdasarkan hal tersebut maka beberapa outcomes yang diharapkan. Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja proses pembangunan Dinas Peternakan dan Perikanan dalam penyediaan produk asal ikan. Adapun indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut: 96

98 Table 47 Perbandingan target dan realisasi indikator produksi ikan konsumsi tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi 2014 Peningkatan produksi Ikan konsumsi (%) Sumber: Data Bidang Perikanan ,98 99,73 8,92 Berdasarkan tabel diatas pencapaian peningkatan produksi ikan konsumsi untuk tahun 2015 mencapai 99,73% dan dibawah target peningkatan yang sudah ditetapkan sebesar 7%. Target produksi ikan konsumsi pada tahun 2015 sebesar ton atau meningkat 7% dari realisasi produksi pada tahun Namun demikian, realisasi peningkatan produksi hanya bertambah 846 ton dari realisasi tahun sebelumnya atau sebesar 6,98. Realisasi produksi ikan konsumsi yang tidak memenuhi target tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: - Musim kemarau yang cukup lama membuat produksi ikan konsumsi dari sektor minapadi dibawah target. - Sistem pemeliharaan yang masih bersifat individual dan tidak tersentra pada satu wilayah membuat pembudidaya kesulitan dalam menanggulangi permasalahan mengenai penyakit ikan dan kekurangan air. Namun jika dibandingkan antara target produksi ikan konsumsi dengan realisasi tahun 2015 maka secara total target yang ditetapkan dapat tercapai yaitu sebesar 101,79%. Target yang dapat terlampaui realisasinya yaitu produksi ikan konsumsi di air tenang (KAT) dan Perairan Umum (PU), namun untuk produksi ikan yang berasal dari minapadi hanya terealisasi sebesar 85,54%. Uraian produksi ikan konsumsi berdasarkan jenis usaha perikanan seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 48 Target Dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi Pada Tahun 2015 No Jenis Usaha Target (Ton) Realisasi (Ton) Capaian (%) Realisasi 2014 (Ton) 1 Kolam Air Tenang 9.537, , , ,300 (KAT) 2 Mina Padi 3.063, ,220 85, ,839 4 Perairan Umum 142, , ,08 134,800 Jumlah , , , ,943 Sumber: Data Bidang Perikanan

99 Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan ialah memberikan beberapa stimulan kepada pembudidaya dengan uraian sebagai berikut: Table 49 Stimulan Bantuan Perikanan Kepada Masyarakat Tahun No Jenis Bantuan Tahun Kolam balistik 8 terpal 70 unit 118 unit 195 unit 80 unit 2. Ikan lele 1 paket Benih Lele 48ribu ekor ekor ekor ekor 3. Pakan ikan lele 100 Kg 5600 Kg Kg Kg 6240 Kg 4 Ikan Nila: 2250 liter a. Ukuran 3-5 cm 200 liter 700 liter 250 liter 1780 liter b. Ukuran kg Kg - - cm 5 Pakan ikan nila kg Kg 700 Kg 2650 Kg 1850 Kg 6 Benih udang ekor ekor - - galah 7 Pakan udang kg 250 Kg - - galah 8 Ikan Hias: a. Ikan Koki ekor 60 ekor 30 ekor b. Induk paket 30 ekor 20 paket Lobster c. Induk Koi ekor 200 ekor - 9 Benih ikan Mas Kg 700 Kg 5-8 cm dan 100 liter 3-5 cm 450 liter Sumber: DPA Bidang PerikananTahun diolah Selain memberikan fasilitasi pengembagan kapasitas usaha budidaya, pembinaan juga dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan baik secara administrasi maupun teknis. Tujuan akhir dari pembinaan ini adalah kelompok pembudidaya ikan dapat mengajukan sertifikasi CBIB. Pada tahun tahun 2015 ini terdapat 42 Pembudidaya/kelompok yang mendapatkan sertifikasi CBIB. Adapun daftar kelompok penerima seperti tersaji pada lampiran 1. 98

100 Produksi Ikan Konsumsi (Ton) Grafik 17 Jumlah Pembudidaya yang Mendapat Sertifikat CBIB Tahun Jumlah Pembudidaya Bersetifikat CBIB (orang akumulasi) Adapun data produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung untuk tahun Grafik 18 Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi di Kabupaten Bandung Tahun , ,695 10, , , , Target (Ton) Realisasi (Ton) Sumber: Data Bidang Perikanan Tahun Berdasarkan grafik di atas, realisasi ikan konsumsi konsisten meningkat setiap tahun dari target jumlah yang telah ditetapkan. Dalam kurun 5 tahun ini terjadi peningkatan sebesar 59% (rata-rata 11,97% pertahun) jika dibandingkan dengan target renstra yakni pertumbuhan mencapai 35%. Dengan demikian, angka realisasi tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 171%. Indikator persentase peningkatan produksi benih ikan dipergunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam memproduksi dan menjamin ketersediaan 99

101 benih ikan. Wilayah Kabupaten Bandung merupakan wilayah pembenihan untuk Kabupaten lain seperti Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat dan lainnya. Table 50 Perbandingan target dan realisasi indikator produksi benih ikan tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi 2014 Peningkatan produksi 7 5,95 85,00 10,93 Benih ikan (%) Sumber: Data Bidang Perikanan dan UPTD BBI 2015 diolah Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain peningkatan produksi benih ikan sebesar 5,95% dari target yang ditetapkan 7%. Capaian produksi benih yang dibawah target ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: - Musim kemarau yang cukup lama membuat produksi benih ikan tidak optimal - Permintaan pasar akan benih mengalami penurunan karena hampir semua wilayah pembesaran mengalami kekeringan yang membuat lama waktu budidaya berkurang Namun walaupun secara peningkatan tidak tercapai namun jika melihat target jumlah benih yang dihasilkan maka jumlahnya melebihi target sebanyak ribek. Pada tahun 2015 ini produksi benih ikan ditargetkan sebanyak ribek dan dapat terealisasi sebesar (100,13%). Perkembangan produksi benih ikan pertahunnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 19 Perbandingan Target dan RealisasiProduksi Benih ikan di Kabupaten Bandung Tahun

102 PRODUKSI BENIH IKAN (RIBEK) 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, ,000 1,636,820 1,544,833 1,518,140 1,410,650 1,418,822 1,317,721 1,326,002 1,239,254 1,158,181 1,188,641 1,088,942 1,033,010 Target (Ribek) Realisasi (Ribek) 600, , , Sumber: Data Bidang Perikanan Tahun Berdasarkan tabel diatas maka perkembangan produksi benih ikan di Kabupaten Bandung menunjukan trend positif. Selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan sebesar 55,56% pada produksi benih ikan di Kabupaten Bandung atau rata-rata peningkatan produksi benih ikan pertahunnya mencapai 11,11% atau lebih tinggi 4,11% dari target rata-rata peningkatan produksi benih ikan pertahun yang telah ditetapkan (7%). Pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh peran serta para pembenih ikan serta dukungan pemerintah dalam pemberian fasilitasi sebagai stimulan untuk meningkatkan pencapain produksi benih. Pemberian stimulan bantuan yang telah dilakukan berupa: induk ikan, pakan, dan sarana budidaya untuk pembenih ikan di Kabupaten Bandung. Jumlah induk, benih, pakan dan sarana budidaya yang diberikan dari tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Table 51 Jumlah Stimulan Induk Ikan Tahun Tahun No Jenis Bantuan a. Calon Induk 80 Kg Kg kg 350 Kg 200 Kg 101

103 Tahun No Jenis Bantuan ikan mas b. Calon induk Nila 5 paket paket 33 paket 14 paket c. Calon 5 paket 35 paket 16 paket 136 paket 129 paket 60 paket induk Lele 2. Pakan 700 Kg 1700 Kg 6820 Kg kg 8850 Kg 2340 Kg 3. Kakaban buah 450 buah 800 buah 255 buah 4. Pupuk kg Waring buah 93 buah 544 m2 6. Lambit buah Benih ikan mas gelas 5100 gelas 1000 gelas 8. Benih ikan nila liter Udang Galah ekor 10 Timbangan buah 16 buah Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun UPTD PERBIBITAN TERNAK UPTD Perbibitan Ternak dibentuk berdasarkan PP no. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pusat, provinsi dan Kabupaten Kota dan perda nomor 7 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dinas daerah di Kabupaten Bandung, maka pembentukan UPTD pada beberapa dinas lingkup PEMDA Kabupaten Bandung merupakan bagian dari upaya pengembangan dan pemantapan otonomi daerah tersebut. UPTD Perbibitan ternak adalah sebagai unit kerja dari struktur organisasi tata kerja Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung yang diharapkan dapat menjadi unit pelaksana teknik daerah yang dapat menunjang keberhasilan visi dan misi serta tugas-tugas kedinasan yang diemban oleh Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung. Secara garis besar UPTD perbibitan ternak melaksanakan beberapa tugas pokok yaitu penyediaan bibit sapi perah yang berkualitas, Disseminasi teknologi perbibitan ternak kepada masyarakat, produksi susu sapi, serta pemenuhan PAD yang dibebankan sesuai Perda yang ada. 102

104 3.6.1 Pelayanan penyediaan bibit sapi perah terseleksi Pada tahun 2015 dari jumlah keseluruhan populasi ternak sapi perah yang ada di UPTD perbibitan ternak yaitu sebanyak 80 ekor. Adapun struktur populasi yang ada seperti tergambar pada grafik dibawah ini: Grafik 20 Struktur Populasi Sapi Perah di UPTD Perbibitan Ternak (Desember 2015) 4 ekor 34 ekor 42 ekor Induk Dara Pedet Berdasarkan grafik jumlah indukan yang berproduksi dan dapat menghasilkan anak ialah sebanyak 34 ekor sehingga pada tahun 2015 ini jumlah anak yang dihasilkan ialah sebanyak 20 ekor. Dimana 20 ekor sapi anakan ini sebagian dijual sebagai PAD. Bibit yang dihasilkan ini biasanya di beli oleh masyarakat untuk dipelihara. Uraian target dan realisasi PAD hasil dari Penjualan anak ialah sebagai berikut: Grafik 21 Perbandingan Target dan Realisasi PAD (hasil anak) pada UPTD Perbibitan Ternak 103

105 Target Realisasi Diseminasi dan penyebaran informasi perbibitan ke masyarakat Selain menghasilkan bibit ternak UPTD perbibitan ternak juga melakukan pembinaan atau penyebaran informasi teknologi dan teknik budidaya ternak sapi perah kepada masyarakat, terutama masayarakat sekitar UPTD. Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti diiseminasi pengolahan pakan, penanaman hijauan, pemeliharaan ternak, dan lainnya. Pada tahun 2015 sendiri UPTD melakukan pembinaan kepada peternak disekitar area UPTD. Hal ini penting dilakukan agar terjadi penyebaran kemampuan cara budidaya ternak yang baik kepada masyarakat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produksi dan kualitas produk susu sapi perah di Kabupaten Bandung Produksi susu sapi perah di UPTD Pada tahun 2015 ini target produksi susu yang dibebankan kepada UPTD perbibitan ternak ialah sebanyak liter. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah PAD yang ditetapkan oleh Dinas Peternakan dan perikanan dengan sumber produksi susu sapi perah yang mencapai Rp Adapun realisasi dari PAD sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai Rp atau 103,94 % dari target yang ditetapkan. Produksi susu yang dihasilkan pada tahun 2015 di UPTD perbibitan ternak pada tiap bulannya seperti tersaji pada grafik dibawah ini: Grafik 22 Perbandingan Target dan Realisasi PAD (Hasil Susu) pada UPTD Perbibitan Ternak 104

106 Rp Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septembe r Oktober Novembe r Desember Target Realisasi Berdasarkan grafik dapat terlihat bahwa produksi tertinggi terjadi pada bulan Juli dan terendah terjadi pada bulan Januari. Berdasarkan grafik juga target PAD yang ditetapkan sebesar Rp , - dapat teralisasi sebesar Rp , Pemenuhan Pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Khusus untuk PAD pada tahun 2015 UPTD perbibitan ternak dibebankan pemenuhan PAD sebesar Rp yang terdiri dari dari penjualan bibit ternak dan sebesar Rp , - dari penjualan susu sapi. Realisasi PAD yang ditetapkan tersebut sampai dengan akhir tahun dapat tercapai sebesar 102,26% atau Rp Secara rinci perbandingan target dan realisasi PAD tersaji pada grafik dibawah ini: Table 52 Perbandingan Target dan Realisasi PAD pada UPTD Perbibitan Ternak Tahun 2015 No Jenis Pendapatan Target Realisasi Persentase(%) Retribusi Penjualan bibit 1 ternak Retribusi Penjualan hasil peternakan JUMLAH ,26 Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran dan pencapain target yang sudah ditetapkan maka pada tahun 2015 UPTD perbibitan ternak melaksanakan beberapa sub kegiatan seperti terurai pada tabel dibawah ini: 105

107 Table 53 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional UPTD Perbibitan Ternak Tahun 2015 No Sub kegiatan Target Realisasi Ket. 1 Penyediaan jasa pemelihara 18 orang 18 orang ternak dan kandang Penyediaan obat-obatan ternak 4 jenis 4 jenis Pengadaan sarana perawatan 3 jenis 3 jenis ternak Pengelolaan kebun rumput 1 paket 1 paket Pengadaan Alat Pengolahan 5 jenis 5 jenis kompos ternak Pengadaan pakan ternak Kg Kg Pengadaan sarana air bersih 1 paket 1 paket Pengadaan karpet sapi perah 40 buah 40 buah 3.7 UPTD RUMAH POTONG HEWAN UPTD Rumah Potong Hewan merupakan salah satu unit kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung yang mengelola tempat pemotongan hewan milik pemerintah yang berada di beberapa kecamatan. RPH yang ada dan aktif antara lain tempat pemotongan hewan Ciwidey, Pangalengan, Cangkuang, dan Baleendah/ MBC. Selain pemotongan RPH juga melayani pemeriksaan hewan ternak sebelum dipotong dan sesudah dipotong sehingga menghasilkan produk daging yang halal, aman, utuh, dan sehat (HAUS). Sebagai bentuk peningkatan pelayanan pada tahun 2015 ini terdapat beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 54 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional UPTD RPH Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi Keterangan Sumber dana APBD Kabupaten 1 Pengawasan Daging masuk 40 HOK 40 HOK 2 Pengadaan sarana peralatan RPH 17 jenis 17 jenis 3 Perkerasan kirmir jalan dalam 1 paket 1 paket RPH Baleendah komplek RPH 4 Penambahan Jaringan listrik 1 paket 1 paket RPH Baleendah 5 Pemasangan Bronjong penahan tanah di area RPH 1 paket 1 paket RPH Pangalengan 6 Penyediaan Jasa pelayana orang pemotongan di RPH orang Sumber dana DAK 1 Penyediaan alat rail system, 1 paket 1 paket RPH Baleendah restraining box dan pengulitan 2 Pembangunan Gangway dan 1 paket 1 paket RPH Baleendah loadingchart 3 Pembangunan kandang istirahat 1 unit 1 unit RPH Cangkuang 4 Rehabilitasi Benteng Keliling 1 paket 1 paket RPH Baleendah 5 Pembetonan jalan dan tempat parkir dalam komplek RPH 1 paket 1 paket RPH Baleendah 106

108 No Uraian Target Realisasi Keterangan 6 Perbaikan Tempat Pemotongan 1 paket 1 paket RPH Baleendah 7 Sarana alat pemotongan 4 jenis 4 jenis RPH Baleendah Pada tahun 2015 ditargetkan dapat melakukan pemotongan ternak besar sebanyak ekor dan sampai dengan akhir tahun dapat tercapai sebanyak ekor atau 133% ternak. Tingginya capaian pemotongan ternak tersebut berasal dari besarnya jumlah pemotongan ternak import oleh perusahaan-perusahaan importir sapi potong di RPH MBC. Rekapitulasi pemotongan di RPH pada tahun 2015 ini seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Table 55 Uraian Pemotongan Ternak di RPH Tahun 2015 No. RPH Jumlah Pemotongan 2015 (Ekor) 1 Ciwidey Cangkuang Pangalengan MBC Baleendah Baleendah ( swasta ) 0 6 Pameungpeuk (swasta ) Cilengkrang 0 8 Soreang ( swasta ) 75 9 Kadila ( swasta ) 2449 Jumlah Sumber : Laporan Tahunan UPTD RPH 2015 Adapun uraian pemotongan ternak di RPH pada tahun 2015 setiap bulannya seperti tergambarkan pada Grafik dibawah ini: Grafik 23 Persentase Pemotongan Ternak Perbulan di UPTD RPH Tahun

109 8% 8% 7% 6% 10% 8% 9% 9% 8% 9% 8% 10% Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Berdasarkan tabel diatas pemotongan ternak realtif merata pada setiap bulannya, dimana persentase pemotongan ternak yang tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli yang mencapai 10% (± ekor). Adapun pemotongan terendah terdapat pada bulan Agustus yang hanya sekitar 6% (± ekor) dari keseluruhan jumlah pemotongan 2015 sebanyak ekor. Tahun 2015 tercatat ada 7 perusahaan importir sapi potong yang melakukan pemotongan di RPH Baleendah, yaitu: 1. PT. Andini Perkasa Sejahtera (APS) 2. PT. Agrisatwa Jaya Kencana 3. PT. Agro Giri Perkasa 4. PT. Bina Mentari Tunggal (BMT) 5. PT. Berdikari (BUMN) 6. PT. Kadila Lestari Jaya 7. PT. Widodo Makmur Perkasa Dengan tingginya volume pemotongan ternak di RPH tersebut perlu ditunjang dengan peningkatan penyediaan sarana prasarana yang sesuai standar teknis pelayanan, terutama dalam pemotongan sapi import dilakukan pengawasan dan pemeriksaan (audit) kelayakan oleh institusi terkait PT. Sucofindo yang menjadi rekomendasi pomotongan sapi import (Brahman Xross). Selain itu kelengkapan sarana prasarana dan pelayanan yang baik di RPH pemerintah juga menjadi salah satu pendorong perusahaan importir untuk melakukan pemotongan, sekaligus 108

110 meningkatkan pendapatan daerah melalui Retribusi pemotongan ternak di RPH sebagaimana diatur dalam Perda nomor 20 tahun UPTD PUSKESWAN Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan merupakan salah satu faktor keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas ternak serta sebagai upaya pencegahan penularan penyakit berbahaya yang bersifat zoonosis baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan Pusat Kesehatan Hewan sebagai ujung tombak pelayanan di bidang kesehatan hewan, diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyakit dan status kesehatan ternak. Berdasarkan PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 64/Permentan/OT.140/9/2007 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PUSAT KESEHATAN HEWAN bahwa pembangunan puskeswan dan kriteria penetapan lokasi Puskeswan dibentuk dengan mempertimbangkan wilayah padat penduduk dengan budaya memelihara hewan yang tinggi,wilayah padat ternak paling kurang 2000 satuan ternak/satuan hewan dan/atau wilayah usaha perdagangan hewan dan produk hewan, meliputi 1 ( satu ) sampai 3 ( tiga ) wilayah kecamatan atau sesuai dengan jangkauan efektifitas pelayanan dan tingkat efisiensi. Berdasarkan perda No 20 tahun 2007 Kelembagaan Puskeswan telah diakui Di Kabupaten Bandung dengan dibentuknya UPTD Puskeswan Dan Laboratorium. Kantor pusat UPTD Puskeswan dan Laboratorium berkedudukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Komplek Pemda Kabupaten Bandung, dan sampai saat ini membawahi Puskeswan Pasirjambu, Katapang, Pangalengan, Kertasari dan Majalaya. Adapun wilayah kerja dari Puskeswan tersebut ialah sebagai berikut: - Wilayah Kerja Puskeswan Pasirjambu meliputi Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Pasirjambu,termasuk wilayah pelayanan tambahan Kecamatan Soreang, Kecamatan Margaasih, Kecamatan Cangkuang, Kecamatan - Margahayu. Wilayah Kerja Puskeswan Katapang meliputi Kecamatan Katapang, Kecamatan pameungpeuk, Kecamatan Bojongsoang dan termasuk wilayah pelayanan yaitu: Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cilengkrang, Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Cicalengka, Kecamatan nagreg, Kecamatan Cikancung. - Wilayah Kerja Puskeswan Kertasari Meliputi : Kecamatan, Kertasari, Kecamatan Pacet, Kecamatan Ciparay, dan termasuk wilayah pelayanan yaitu 109

111 : Kecamatan Paseh, Kecamatan Ibun, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Solokanjeruk. - Wilayah Kerja Puskeswan Pangalengan Meliputi : Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Cimaung dan Kecamatan Banjaran, dan termasuk wilayah kerja di Kecamatan Arjasari, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot Guna menunjang optimalisasi pelayanan dan upaya pengendalian penyakit hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan melalui 4 unit kerja UPTD Puskeswan dan Laboratorium di Kecamatan Katapang, Pasirjambu, Kertasari dan Pangalengan melaksanakan pelayanan keswan sebanyak ekor atau mencapai 101,49 % dari target sebesar ekor. Pelayanan kesehatan hewan tersebut terdiri dari pelayanan pasif (948 ekor) dan aktif ( ekor). Pelayanan aktif berupa kunjungan ke lokasi ternak yang sakit meningkat 16,79% dari tahun 2014 (8.732 ekor). Pelayanan aktif dilakukan di 28 kecamatan dalam kurun waktu 12 bulan. Bentuk pelayanan umumnya adalah pemberian obat cacing dan multivitamin. Adapun pelayanan pasif di unit kantor UPTD Puskeswan menurun 34,39% dari tahun sebelumnya (1.445 ekor). Pada tahun 2015, kasus penyakit banyak ditemukan pada ternak unggas (35,2%), domba (26,9%) dan sapi (23,6%). Kasus penyakit yang banyak menyerang ternak unggas adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan parasite, penyakit parasite juga banyak ditemukan pada ternak domba penyakit parasit, dan pada ternak sapi umumnya kasus saluran reproduksi. Uraian per jenis hewan/ternak diuraikan dalam tabel berikut. Pelayanan kesehatan hewan tersebut pada umumnya merupakan pelayanan pengobatan penyakit pada 8 jenis hewan/ternak baik secara pasif maupun aktif. Pelayanan aktif yang dilakukan melalui metode kunjungan/pelayanan ke lokasi pasien sebanyak ekor dan pelayanan pasif di kantor UPTD Puskeswan wilayah sebanyak 948 ekor. Uraian per jenis hewan/ternak diuraikan dalam tabel berikut. Table 56 Rincian Pelayanan Puskeswan Berdasarkan Jenis Hewan Tahun 2015 Jenis Hewan (ekor) Jumlah sapi domba kambing unggas kerbau kuda anjing kucing Rusa Grafik 24 Jumlah Pelayanan Kesehatan Hewan Oleh Puskeswan Berdasarkan Jenis ternak tahun

112 sapi domba kambing unggas kerbau kuda anjing kucing Rusa Dari grafik dapat terlihat bahwa terdapat 3 jenis ternak yang mendominasi pelayanan keswan, yaitu sapi, domba dan Unggas. Pada pelayanan ternak domba umumnya pelayanan pengobatan/pencegahan penyakit pencernaan dan parasiter, pada unggas berupa penyakit bakteri dan parasit sedangkan sapi umumnya pengobatan penyakit Pencernaan dan parasit. Pelaksanaan pelayanan keswan tersebut ditunjang dengan sumber daya manusia (tenaga fungsional paramedik dan paramedik veteriner) yang ditugaskan di UPTD Puskeswan dan Laboratorium maupun bantuan dari THL Kementerian Pertanian yang ditugaskan di Kabupaten Bandung. Selain itu ditunjang dengan penyediaan sarana prasarana termasuk di dalamnya ketersediaan obat-obatan, peralatan keswan dan bahan lainnya serta upaya penyebaran informasi kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan UPTD Puskeswan dan Laboratorium. 3.9 UPTD PEMBENIHAN IKAN Gambaran Umum UPTD Pembenihan Ikan Keberadaan UPTD Pembenihan Ikan Kabupaten Bandung terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut yang berlokasi di Jalan Raya Ciparay Pacet KM.3 Desa Sagaracipta dengan luasan 3,24 Ha, Desa cikoneng luasannya 1,25 Ha yang berada di Kecamatan Ciparay dan di Desa Laksana 3,4 ha kec.ibun Kabupaten Bandung, adalah sebagai sarana pembinaan dan bimbingan teknologi pembenihan ikan air tawar, terutama untuk disosialisasikan kepada para pembudidaya ikan khususnya pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan kelompok tani ikan, diantaranya dalam hal 111

113 penyediaan dan distribusi induk - induk ikan unggul, penerapan teknik perbenihan dan distribusi benih, penerapan teknik pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan dan teknik pengendalian hama dan penyakit serta pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem mutu benih. Keberadaan UPTD diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perluasan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat pedesaan khususnya di bidang perikanan. Indikator perkembangan tersebut terbukti dengan semakin maraknya usaha pembenihan ikan khususnya disekitar UPTD dan umumnya di wilayah Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut didukung pula dengan dibangunnya sarana pedukung utama sebagai tempat kaji terap teknologi dan memasarkan produk-produk perikanan yaitu dengan tersedianya fasilitas area perkolaman yang terintegrasi, aula/wisma UPTD dan pasar benih ikan yang berada di lokasi UPTD Pembenihan Ikan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi UPTD Pembenihan, mempunyai tugas pokok yakni merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan teknis serta operasional di bidang perikanan, khususnya pembenihan ikan dalam jumlah dan mutu, dengan fungsi utama: 1. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang perikanan yang meliputi produksi, sumberdaya, binausaha, pengembangan dan penyebaran inpormasi pembenihan ikan. 2. Pelaksana pelayanan teknis administrasi dan ketatausahaan. Sebagai konsekuensi logis dan fungsi tersebut, maka UPTD Pembenihan Ikan Dinas Peternakan dan Perikanan dalam proses produksinya akan sangat tergantung dari input serta asset yang dimiliki oleh UPTD. Di samping kedua fungsi tersebut, UPTD Pembenihan Ikan juga merupakan salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor Peternakan dan Perikanan. Kegiatan yang dilaksanakan dan asset yang dimiliki oleh UPTD pembenihan ikan adalah: - Sumber Air Sumber air yang ada menggunakan saluran tersier dari arus Desa Cikoneng dengan debit air sekitar liter/detik dan ditreatment di 3 unit bak reservoir untuk kemudian dibagi kepada masing-masing areal perkolaman. 112

114 Gambar 1. Bak Reservoir dan Saluran Pemasukan Air - Keadaan Kolam Jumlah total perkolaman di UPTD Pembenihan ikan yaitu sebanyak 60-unit yang ada di UPTD dan yang ada di Intalasi UPTD 18 kolam yang di peruntukan untuk pembenihan dan Budidaya ikan yang tidak bersisik. Infrastruktur perkolaman di UPTD Pembenihan ikan terbagi menjadi 4 kawasan yaitu meliputi: a. Infrastruktur Pembenihan Ikan Mas Terdiri dari 1 unit kolam pemijahan/penetasan telur dan 12 unit kolam pendederan 1. Gambar 2. Kolam Penetasan dan Pendederan Ikan Mas b. Infrastruktur Pembenihan Ikan Nila Terdiri dari 1 unit kolam pemijahan Induk Nila Nirwana Kelas GPS (Grand Parent Stock), 4 unit kolam Induk Nila Nirwana Resting Kelas PS (Parent Stock), 4 unit kolam Induk Nila Nirwana Pemijahan Kelas PS (Parent Stock), 8 unit kolam Pendederan 1 dan 10 unit kolam Pendederan

115 Gambar 3. Kolam Pemijahan dan Pendederan 1 Ikan Nila Nirwana c. Infrastruktur Pembenihan Ikan Lele Terdiri dari 4 unit Kolam Induk Lele Sangkuriang Kelas PS (Parent Stock), 4 unit kolam pemijahan dan 10 unit kolam pendederan 1-2 yang di Desa Sagaracipta dan yang berada di desa Cikoneng untuk pembenihan 5 kolam, untuk pendederan 16 kolam. Gambar 4. Kolam Pemijahan, Penetasan dan Pendederan Ikan Lele d. Infrastruktur Pembenihan Ikan Hias dan Langka Terdiri dari 1 unit Hatchery yang ada di desa Sagaracipta dan 6 Hatchery yang ada di Desa Cikoneng, 7 unit kolam induk ikan hias, 4 unit kolam induk ikan langka, 10 unit kolam pemijahan dan penetasan ikan hias/langka. Gambar 5. Instalasi Pemijahan dan Kolam Induk Ikan Hias e. Infrastruktur Instalasi UPTD Pembenihan Ikan di Desa Cikoneng 114

116 Gambar 6. Kolam Pendederan Ikan Lele dah Kolam Induk Ikan Lele - Stok Induk di UPTD Pembenihan Ikan Adapun stok induk ikan yang ada pada saat ini adalah sebagai berikut : Table 57 Stock Induk Pada UPTD Pembenihan Ikan Tahun 2015 No. Komoditas/Jenis Ikan Jenis Kelamin Volume Keterangan Kg ekor 1 Induk Ikan Mas Strain Jantan & Betina Matang Gonad Majalaya 2 Induk Ikan Nila Strain Nirwana PS Jantan & Betina 3 Pkt Matang Gonad 3 Induk Ikan Lele Jantan & Betina 10 Pkt 150 Matang Gonad Sangkuriang 4 Induk Ikan Koi Jantan & Betina - 6 Matang Gonad 5 Induk Nila GPS Nirwana - Sumberdaya Manusia Jantan&Betina 2 Pkt 1600 Matang Gonad Secara administrasi jumlah pegawai di UPTD Pembenihan Ikan minim, dibandingkan dengan luas lahan yang harus dikelola dan diawasi setiap saat, jumlah tenaga kerja di UPTD saat ini yaitu: PNS sebanyak : 3 orang Tenaga Honorer : 11 orang Sementara luas lahan UPTD Pembenihan Ikan adalah 3,2 Hadi Desa Sagaracipta,1,25 yang berada di desa Cikoneng dan di kec. Ibun luas 3,4 ha, dengan lahan produktif seluas 4,5 Ha. Untuk efektifitas dalam pengelolaan lahan idealnya untuk lahan seluas itu diperlukan 25 orang pekerja Produksi Benih di UPTD Pembenihan Ikan 115

117 Dalam pelaksanaannya fungsi UPTD Pembenihan Ikan, terutama dalam memproduksi benih ikan air tawar pada tahun 2014 telah mempunyai target produksi benih sebagai berikut : 1. Produksi Benih Ikan Mas Ukuran 1-3 cm = Gelas 2. Produksi Benih Ikan Nila Ukuran 5-8 cm = 705 kg 3. Produksi Benih Ikan Lele Ukuran 1-3 cm = 2415 Gelas 4. Produksi Ikan Hias Ukuran 5-8 cm = ekor Pencapaian produksi pada tahun 2015 dibanding dengan target pada tahun yang sama adalah sebagai berikut : Table 58 Produksi Benih Ikan untuk PAD Tahun 2015 No Jenis Ikan Ukuran (cm) Target Produksi Gls/Ltr/Ekor Nilai (Rp) Target Realisasi Target Realisasi 1 Mas Nila Lele Ikan Hias Jumlah Dari tabel tersebut dapat di gambarkan Nilai Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2015 dapat mencapai 100,22 % Dukungan Kegiatan sumber APBD dan Non APBD Uraian dukungan kegiatan dari APBD Kabupaten Bandung dalam mencapai target yang ditetapkan ialah seperti terurai pada tabel dibawah ini: Table 59 Uraian Sub Kegiatan Pendukung Operasional pada UPTD Pembenihan Ikan Tahun 2015 No Uraian Target Realisasi 1 Pengadaan obat-obatan untuk pemeliharaan 4 jenis 4 jenis ikan 2 Pengadaan sarana penunjang pembenihan 7 jenis 7 jenis 3 Pengadaan pakan ikan 12 bulan 12 bulan 4 Jasa pemelihara kolam 3300 HOK 3300 HOK Sub kegiatan tersebut ditekankan ke kegiatan rutin yang bersifat untuk pemenuhan keperluan harian yang dilaksanakan oleh UPTD Pembenihan Ikan. Sehingga untuk keperluan inovasi dan kegiatan diluar keperluan rutin diperlukan dukungan kegiatan dengan sumber anggaran selain dari APBD Kabupaten Bandung. Adapun dukungan kegiatan dengan sumber non APBD Kabupaten Bandung terdiri dari beberapa sub kegiatan diantaranya: a) Sebagai upaya meningkatkan produksi dan produktifitas sesuai dengan strategi dari visi dan misi dinas peternakan dan perikanan, Pada awal tahun 2012 UPTD 116

118 telah melakukan kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dalam melakukan Uji Multilokasi calon induk mas strain majalaya dengan perlakuan calin ikan mas yang ditreatmen vaksin dan non vaksin, dengan saat ini sudah mencapai ukuran 2,000 gram per ekornya sebanyak 120 ekor. b) UPTD Kabupaten Bandung telah menjadi anggota Broodstock center pada komoditas ikan mas dan kerjasama dalam memberikan umpan balik terhadap perkembangan produksi dan produktifitas ikan mas di wilayah Kab.Bandung, tahun 2014 menjadi 2 komoditas yaitu Ikan mas dan lele. Broodstock center (jejaring pemuliaan ikan) diselenggarakan oleh Dirjen perbenihan KKP untuk membahas mengenai jaringan pemuliaan ikan meliputi pengembangan dan distribusi induk dan benih unggul hasil pemuliaan (ikan mas strain majalaya, ikan nila nirwana dan ikan lele sangkuriang). c) Kerjasama dengan Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Wanayasa Purwakarta yang merupakan instansi milik pemerintah propinsi yang saat ini mengembangkan jenis ikan nila strain NIRWANA. Kerjasama yang dilakukan adalah Pengadaan Induk Nila Nirwana Kelas Induk pokok dan Pengadaan Induk Dasar (Grand Parent Stock / GPS) Ikan Nila Strain NIRWANA sebanyak 2 paket ( 800 jantan dan 800 betina) yang bisa menghasilkan minimal 60 paket induk Nila NIRWANA kelas Induk Pokok (Parent Stock / PS) yang akan menjadi acuan dalam pengembangan kemitraan antara pembudidaya ikan dan UPTD pembenihan ikan,dan sampai saat ini sudah menghasilkan calon induk dengan ukuran 150 gram per ekornya sebanyak ekor jantan dan betina belum di seleksi menurut petunjuk dari Wanayasa Betinya kurang lebih %.. d) Kerjasama dengan Balai Pengembangan Ikan Air Tawar (BPBIAT) Cijengkol instansi milik pemerintah propinsi dalam pengadaan induk Lele Sangkuriang untuk menunjang aspek kualitas dalam perbanyakan benih lele unggul. e) Pada awal tahun 2015, UPTD Pembenihan Ikan Kabupaten Bandung mengajukan permohonan Perpanjangan sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) pada 3 (tiga) komoditas yaitu Ikan Mas, Ikan Nila dan Ikan Lele kepada Subdit Standarisasi dan Sertifikasi Dirjen Perbenihan KKP dan akan berakhirnya sartifikat itu pada bulan Desember f) UPTD Pembenihan Ikan Kabupaten Bandung sudah menerapkan standarisasi mengenai teknis budidaya sesuai dengan SNI Perbenihan dan telah membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk tahapan produksi pembenihan dan 117

119 melakukan pencatatan administrasi sesuai dengan Prosedur CPIB. Data-data yang diperoleh diajukan acuan untuk analisa dan evaluasi terhadap peningkatan produktifitas dan produksi sesuai dengan strategi dan kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung dan sebagai data primer kepada Broodstock Center Kementerian Kelautan dan Perikanan. g) Sesuai dengan tupoksi, UPTD melaksanakan diseminasi teknologi kepada pembudidaya melalui kegiatan aplikasi teknologi dalam budidaya ikan air tawar, pembuatan pakan alternatif dan sosialisasi penerapan standarisasi untuk sertifikasi CPIB dan CBIB. h) Tahun 2014 banyak kajian pelatihan Bintek di sosialisasikan yang dilaksanakan oleh Bidang Perikanan,Bidang Binausaha dan masyarakat dengan menggunakan fasilitas gedung wisma. Adapun selama kurun waktu 1 tahun tercatat sebanyak 30 kali pertemuan dengan peserta sebanyak 1600 orang baik pembudidaya ikan maupun petani pengolah yang berada di Kabupaten Bandung. i) Tahun 2014 yang magang dari UNIVERSITAS KELAUATAN DAN PERIKANAN UNPAD sebanyak 10 orang,smk Agribisnis Perikanan Karawang sebanyak 8 orang dan dari Pertamina sebanyak 60 orang. 118

120 BAB IV LAPORAN KHUSUS ada tahun 2015 ini Dinas Peternakan dan Perikanan selain melaksanakan beberapa program dan kegiatan yang mendukung tugas pokok dan fungsi dengan sietem pengelolaan anggaran dimasukan dalam naraca belanja daerah. Dilaksanakan juga beberapa kegiatan dengan sistem penganggaran langsung dari APBN berupa APBN TP dan PUMM dimana anggaran tidak masuk ke neraca daerah melainkan lokasi kegiatan berada di Kabupaten Bandung Pelaksanaan APBN TP Urusan Pertanian I. Pelaksanaan anggaran Secara realisasi anggaran pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan di Kabupaten Bandung terhitung baik karena dari anggaran (hasil revisi ke-4) total yang dialokasikan sebesar Rp , - dapat terealisasi sebesar Rp , - atau sebesar 87,49%. Adapun sisa anggaran kebanyakan berasal dari efisiensi dari pelaksanaan lelang dan negosiasi pada pengadaan barang dan jasa, serta sub kegiatan yang memang tidak dapat dilaksanakan. Adapun uraian pelaksanaan anggaran perkegiatan seperti pada tabel berikut: Table 60 Target dan Realisasi Anggaran TP APBN di Kab.Bandung TA Kode Program/ Kegiatan/ Output Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Jumlah Anggaran (Rp.) 12,848,220,000 Realisasi Realisasi Anggaran (%) Realisasi Fisik (%) (Rp.) 11,240,760, Peningkatan Produksi Ternak 8,481,680, Pengembangan Budidaya Sapi Potong 310,000, Pengembangan Budidaya Sapi Potong 310,000, Pengembangan Budidaya Sapi Potong (Penambahan 5,420,000 Target) Pengembangan Budidaya Sapi Potong (APBNP-SMD) 5,420, Pengembangan Budidaya Sapi Perah 412,500, Pengembangan Sapi Perah (Base line) 412,500, Pengembangan Budidaya Sapi Perah(Penambahan 6,161,710,000 Anggaran) Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok 6,161,710,000 SMD Di Kab. Bandung Pengembangan Budidaya Kambing Perah 412,500,000 7,690,074, ,463, ,463, ,754, ,754, ,510, ,510, ,667,483, ,667,483, ,845,

121 Kode Program/ Kegiatan/ Output Jumlah Anggaran (Rp.) Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Pedesaan 1,179,550,000 (Penambahan Target- Penambahan Anggaran) Pengembangan Budidaya Ayam Lokal Di Kabupaten 1,179,550,000 Bandung 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak 4,316,540, Pengembangan Lumbung Pakan (LP) 200,000,000 Ruminansia Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia 200,000, Penguatan Pakan Sapi Perah. 3,125,000, Penguatan Pakan Sapi Perah 3,125,000, Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan (Base 991,540,000 Line) Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan (Sapi 3,180,000 PO) Di Kab. Bandung Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan (Sapi 988,360,000 Persilangan) Di Kab. Bandung 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 50,000,000 Ditjen Peternakan Perumusan kebijakan Perencanaan Pembangunan 50,000,000 Peternakan dan Kesehatan Hewan(Penambahan Target- Penambahan Anggaran) Realisasi Realisasi Anggaran (%) Realisasi Fisik (%) (Rp.) 1,078,018, ,078,018, ,504,888, ,333, ,333, ,462,250, ,462,250, ,304, ,180, ,124, ,797, ,797, Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat penyerapan tertinggi dapat dilaksanakan oleh sub-kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia (LP) yang mencapai 97,17% serta Pengembangan Indukan Sapi Perah Perah di Kelompok SMD Kab. Bandung sebesar 91.98%. Sub kegiatan Dukungan Pakan dalam Pengembangan Kawasan sapi perah realisasinya mencapai 94,01%. Terakhir sub kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia walaupun secara anggaran realisasinya 100% namun secara fisik hanya persiapan awal saja yang bisa dilaksanakan untuk pembangunan lumbung pakan tidak dapat dilaksanakan karena adanya efisiensi dari pusat. II. Pelaksanaan fisik Kegiatan Kegiatan TP di Kabupaten Bandung TA.2015 Pelaksanaan fisik dari setiap kegiatan untuk kegiatan tugas pembantuan tahun 2015 diuraikan kedalam beberapa kegiatan diantaranya: 1. Tahapan Penetapan Kelompok Penerima Sasaran Kegiatan ini dituangkan di dalam pedoman atau petunjuk pelaksanaan, dan Petunjuk Teknis (Juknis) untuk tingkat Kabupaten Bandung. Sosialisasi Kegiatan 120

122 Pengembangan Budidaya Sapi Potong dilakukan oleh pelaksana pusat dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bandung. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, perlu dibentuk tim teknis (tim pelaksana CP/CL dan Verifikasi) oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. SK tim teknis nomor 524/247/Disnakan tanggal 30 Januari Tim teknis terdiri dari unsur Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Tim teknis bertugas dan bertanggungjawab terhadap kegiatan, mulai dari proses identifikasi dan seleksi (CP/CL), melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil CP/CL yang telah dilakukan, mengusulkan lokasi dan kelompok penerima berdasarkan hasil verifikasi kepada pejabat yang berwenang dan melakukan pendampingan dan pemantauan. Untuk penentuan kelompok ditujukan kepada kelompok yang berada pada kawasan pengembangan sapi potong yang ada di Kabupaten Bandung. Adapun secara umum tujuan dari penetapan calon penerima dan calon lokasi adalah untuk: - mendapatkan kelompok atau pun peternak yang sudah berpengalaman dan dinyatakan layak sebagai calon penerima dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. - Mendapatkan Kelompok Peternak yang menjadi penggerak perkembangan usaha peternakan tetapi kesulitan dalam mengakses sumber permodalan komersil Beberapa persyaratan atau kriteria yang menjadi penentu pemilihan calon lokasi dan calon peternak penerima kegiatan tugas pembantuan ini, yang disesuaikan dengan Pedoman Umum serta Petunjuk Teknisa dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan, adalah sebagai berikut: a. Kriteria Lokasi Calon lokasi pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung harus dapat memenuhi kriteria sebagai berikut: - Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan usaha atau budidaya komoditi ternak yang menjadi sasaran pengembangan - Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) daerah yang bersangkutan; - Merupakan lokasi yang diarahkan untuk pengembangan sentra produksi ternak tertentu, sesuai dengan jenis komoditi masing-masing kegiatan - Mempunyai potensi daya dukung pakan lokal; - Mempunyai potensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek teknis, sosial dan ekonomi masyarakat setempat. 121

123 b. Kriteria Kelompok Sasaran kegiatan adalah kelompok peternak yang merupakan gabungan peternakpeternak indvidu yang mengelola atau membudidayakan ternak yang sejenis, sesuai dengan jenis komoditi masing-masing kegiatan dengan persyaratan kelompok sebagai berikut: - Mempunyai struktur organisasi yang jelas (identitas kelompok, pengurus dan anggota) yang dikukuhkan minimal oleh Kepala Desa; - Pengurus dan anggota kelompok berprofesi sebagai petani peternak; - Kelompok telah mengajukan proposal dan direkomendasikan oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan di tingkat Kabupaten; - Tidak mendapatkan penguatan modal atau fasilitas lain dari pemerintah pada tahun yang sama kecuali kegiatan yang diprogramkan secara terpadu dan diprioritaskan kepada kelompok yang dinilai baik pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya. - Kelompok telah mengembangkan usaha budidaya ternak potong yang memiliki sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) untuk pengembangan ternak. - Mempunyai lahan/sarana untuk pengembangan usaha budidaya ternak potong sesuai dengan kriteria lokasi; - Kandang yang digunakan untuk usaha budidaya ternak potong dalam bentuk koloni atau individu. Setelah menentukan kriteria calon lokasi dan calon kelompok, maka tahapan seleksi atau pemilihan calon penerima atau calon lokasi adalah melalui mekanisme sebagai berikut: - Penilaian terhadap usulan/proposal/rencana usaha kelompok calon peserta usaha budidaya ternak perah. - Penilaian kelengkapan persyaratan administrasi kelompok, terhadap kelompok yang lulus seleksi tahap pertama. - Mengusulkan calon kelompok penerima kegiatan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung untuk ditetapkan sebagai penerima. - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung menetapkan kelompok penerima melalui surat keputusan. 2. Hasil Identifikasi dan Verifikasi CP/CL Berikut ini kami sampaikan rangkuman kelompok peternak yang terpilih menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan Dana Tugas Pembantuan pada Dinas Peternakan dan 122

124 Perikanan Kabupaten Bandung tahun anggaran 2015, berdasarkan jenis kegiatan dan Sub Kegiatan, yang disampaikan pada tabel dibawah ini: Table 61 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan pada Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak No Kegiatan/Sub Kegiatan 1 Pengembangan Budidaya Sapi Potong 2 Pengembangan Budidaya Sapi Perah 3 Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok SMD Di Kab. Bandung Nama Kelompok Peternak Kelompok Jaya Kelompok Mandiri Cikaso Cilengkrang Alamat Desa Tanjung Wangi Kecamatan Cicalengka Desa Cilengkrang Kec. Cilengkrang Kelompok Cigap Desa Sukamanah Kec. Pangalengan Kelompok Sejahtera Kelompok Sinapeul Mutia Susu Kelompok Cibodas 2 Desa Margamukti Kec. Pangalengan Desa Alamendah Kec. Rancabali Desa Alamendah Kec. Rancabali 4 Pengembangan Budidaya Kambing Perah 5 Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Pedesaan Kelompok Satria Bandung Berdikari Kelompok Bersama Kelompok Maju Tani Mandiri Kelompok Sangkan Hurip Kelompok Al Barokah Desa Sindang Panon Kec. Banjaran Desa Panundaan Kec. Ciwidey Desa Tenjolaya Kec. Pasirjambu Desa Cibodas Kec. Pasirjambu Desa Sukanagara Kec. Soreang Kelompok Usaha Mandiri Desa Lamajang Kec. Pangalengan Kelompok Harapan Mekar Desa Cangkuang Kec. Rancaekek Kelompok Sinar Abadi Desa Haurpugur Kec. Rancaekek Kelompok Karya Bakti Kelompok Bina Lestari Desa Rancaekek Kulon Kec. Rancaekek Desa Mekarsari Kec. Cimaung Table 62 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan pada Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak (Sub Kegiatan Lumbung Pakan dan Penguatan Pakan Sapi Potong Persilangan) No Kegiatan/Sub Kegiatan 1 Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia 2 Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan (Sapi Persilangan) Di Kab. Bandung Nama Kelompok Peternak Kelompok Ciwaru Kelompok Karya Tunggal Alamat Desa Cisondari Kec. Pasirjambu Desa Sri Rahayu Kec.Cikancung 123

125 Kelompok Bukit Manglayang Kelompok Agra Mandiri KelompokTop Tani Kelompok Hanjuang Mekar Desa Cilengkrang Kec.Cilengkrang Desa Pananjung Kec. Cangkuang Desa Gandasari Kec.Katapang Desa Padaulun Kec. Majalaya Table 63 Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak NO (Sub. Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Perah) NAMA KELOMPOK PETERNAK ALAMAT 1 Baru Ibun Desa Sukamanah Kec. Pangalengan 2 Bina Sejahtera Desa Warnasari Kec. Pangalengan 3 Bojongwaru 03 Desa Marga Mulya Kec. Pangalengan 4 Chip Saluyu Desa Warnasari Kec. Pangalengan 5 Citra Mandiri Desa Tribakti Mulya Kec. Pangalengan 6 Dua Empat Sebelas Desa Warnasari Kec. Pangalengan 7 Pulosari 3 Desa Pulosari Kec. Pangalengan 8 Saluyu Abadi Desa Margamukti Kec. Pangalengan 9 Siwa Desa Margamukti Kec. Pangalengan 10 Sugih Mukti Desa Pangalengan Kec. Pangalengan 11 Usaha Tani Desa Margaluyu Kec. Pangalengan 12 Makmur Desa Tarumajaya Kec. Kertasari 13 Pajar Arum Desa Tarumajaya Kec. Kertasari 14 Makmur Warga Desa Pinggirsari Kec. Arjasari 15 Mekar Laksana Desa Pinggirsari Kec. Arjasari 16 Mitra Nagara Desa Pinggirsari Kec. Arjasari 17 Balong Desa Cisondari Kec. Pasirjambu 18 Barokah Desa Cibodas Kec. Pasirjambu 19 Mitra Kahuripan Desa Cisondari Kec. Pasirjambu 20 Pangais Bungsu Desa Mekarsari Kec. Pasirjambu 21 Gambung Family Desa Mekarsari Kec. Pasirjambu 22 Sinar Jaya Mandiri Desa Cisondari Kec. Pasirjambu 23 Ciseupan Desa Cibodas Kec. Pasirjambu 24 Cibodas 1 Desa Alamendah Kec. Rancabali 25 Cibadak 2 Desa Lebakmuncang Kec. Ciwidey 3. Jenis bantuan atau stimulant yang diberikan kepada kelompok peternak 124

126 Setiap jenis sub kegiatan mempunyai berbagai macam atau jenis stimulant yang diberikan kepada kelompok sasaran penerima, berikut ini kami sampaikan jenis-jenis bantuan diberikan kepada kelompok peternak berdasarkan jenis sub kegiatan. a. Sub. Kegiatan Pengembagan Budidaya Sapi Potong Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong, seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 64 Jenis Stimulant yang Diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong No Jenis Bantuan yang Diberikan 1 Pengadan obat-obatan, vitamin dan mineral Vol Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan 1 paket 5,000,000 2 Pengadaan konsentrat 1 paket 19,000,000 3 Pengadaan Ternak Sapi 23 ekor 276,000,000 Realisasi Fisik 5,000, % 18,963, % 241,500, % b. Sub. Kegiatan Pengembagan Budidaya Sapi Perah Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 65 Jenis Stimulan yang Diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah No Jenis Bantuan yang Diberikan 1 Pengadaan Pakan Konsentrat 2 Pengadaan pengambangan HMT Vol 1 paket Jumlah Anggaran 1 paket 13,000,000 3 Pengadaan Obat-obatan 1 paket 8,000,000 4 Pengadaan Recording 1 paket 1,000,000 5 Ternak Sapi 18 Ekor Nilai Realisasi Keuangan 18,000,000 17,940, % 13,000, % 8,000, % 1,000, % 360,000, ,060, % Realisasi Fisik c. Sub. Kegiatan Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok SMD Di Kab. Bandung Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok SMD di 125

127 Kab. Bandung, untuk 4 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 66 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Indukan Sapi Perah Di Kelompok SMD Di Kab. Bandung No Jenis Bantuan yang Diberikan Volume 1 Pengadaan bibit HPT untuk Pengembangan HPT (4 KLP x STEK) 2 Pengadaan Pupuk Kimia untuk Pengembangan HPT (4 KLP x 2000 KG) 3 Pengadaan Herbisida untuk Pengembangan HPT (4 KLP x 25 LITER) 4 Pengadaan Pupuk Kandang untuk Pengembangan HPT (4 KLP x25000 Kg) Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 400,000 Stek 200,000, ,275, % 8,000 Kg 32,000,000 32,000, % 100 Liter 10,000,000 10,000, % 100,000 Kg 148,000, ,888, % 5 Pakan tambahan Konsentrat 4 paket 80,000,000 79,724, % 6 Obat-obatan 4 paket 24,000,000 24,000, % 7 Chopper 4 paket 120,000, ,528, % 8 Peralatan kandang 4 paket 40,000,000 39,820, % 9 Mesin Perah Susu 4 paket 120,000, ,460, % 10 Pembangunan Kandang Koloni 4 paket 504,000, ,489, % 11 Perencanaan 1 paket 26,000,000 25,629, % 12 Pengawasan 1 paket 22,000,000 22,000, % 13 Pengadaan Indukan sapi perah lokal (PFH) (2 KLPK x 50 ekor) 14 Pengadaan Indukan sapi perah lokal (PFH) (2 KLPK x 50 ekor) 100 ekor 2,400,000,000 2,176,425, % 100 ekor 2,400,000,000 2,154,075, % d. Sub. Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah, untuk 4 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 67 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah No Jenis Bantuan yang Diberikan 1 Pengadaan Pakan Konsentrat 2 Pengadaan pengembangan HMT Volume Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 4 Paket 27,000,000 26,319, % 4 Paket 16,000,000 16,000, % 126

128 No Jenis Bantuan yang Diberikan 3 Pengadaan Obatobatan Volume Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 4 Paket 9,000,000 9,000, % 4 Pengadaan Recording 4 Paket 4,000,000 4,000, % 5 Pengadaan kambing perah betina 6 Pengadaan kambing perah jantan 60 ekor 270,000,000 95,000, % 12 ekor 72,000,000 42,840, % e. Sub. Kegiatan Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Kabupaten Bandung Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Kabupaten Bandung, untuk 6 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 68 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Kabupaten Bandung No Jenis Bantuan yang Volume Jumlah Nilai Realisasi Realisasi Diberikan Anggaran Keuangan Fisik 1 Obat dan Vaksin 12,000 ekor 60,000,000 59,500, % 2 Bahan dan Alat 6 ekor 52,500,000 51,975, % Biosecurity 3 Pengadaan Pakan 63,000 kg 472,500, ,808, % 4 Peralatan Kandang 6 paket 45,000,000 44,884, % 5 Bantuan Bahan material Kandang 6 Pengadaan DOC (2000 ekor x 6 Klp) 7 Operasional/Administrasi Kelompok 6 paket 360,000, ,965, % 12,000 ekor 120,000, ,940, % 6 paket 6,000,000 6,000, % f. Sub. Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan (Ruminansia) Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan (Ruminansia), untuk1 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 69 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Lumbung Pakan (Ruminansia) No Jenis Bantuan yang Diberikan 1 Pengadaan Bahan Pakan dan HPT Vol 21,600 Kg Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 54,000,000 53,473, % 2 Chopper 1 Unit 29,000,000 28,632, % 3 Penepung (Disk Mill) 1 Unit 8,000,000 6,650, % 4 Timbangan 1 Unit 5,000,000 4,500, % 5 Sarana Pengangkut Pakan (roda 3) 1 Unit 32,000,000 31,560, % 127

129 No Jenis Bantuan yang Diberikan 6 Pembangunan Rehab Penyimpanan Pakan Vol Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 50 M2 50,000,000 49,547, % 7 Biaya Perencanaan 1 paket 4,000,000 3,500, % 8 Biaya Pengawasan 1 paket 3,000,000 2,500, % g. Sub. Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Perah Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Penguatan Pakan Sapi Perah, untuk 25 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 70 Jenis stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Perah No Jenis Bantuan yang Diberikan Volume Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisasi Fisik 1 Pakan Sapi Perah 550,000 Kg 2,824,800,000 2,186,350, % 2 Operasional Kelompok 25 KLPK 75,000,000 75,000, % h. Sub. Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Potong Persilangan Berikut ini kami sampaikan daftar jenis bantuan atau stimulant yang diterima oleh kelompok pada sub kegiatan Penguatan Pakan Sapi Potong Persilangan, untuk 5 kelompok penerima seperti yang tercantum dalam table di bawah ini. Table 71 Jenis Stimulan yang diberikan pada Sub Kegiatan Penguatan Pakan Sapi Potong Persilangan No Jenis Bantuan yang Diberikan Vol Jumlah Anggaran Nilai Realisasi Keuangan Realisas i Fisik 1 Penyediaan Pakan 112,500 Kg 562,500, ,375, % Konsentrat 2 Penyediaan Bibit Hijauan 100,000 Stek 50,000,000 49,000, % Pakan ternak 3 Penyediaan Herbisida untuk 50 Lliter 5,000,000 5,000, % Pengembangan HPT 4 Penyediaan Pupuk Organik 50,000 Kg 76,500,000 66,724, % Untuk Penanaman HPT 5 Penyediaan Pupuk Kimia 4,000 Kg 16,000,000 16,000, % Untuk Penanaman HPT 6 Operasional Kelompok 5 Klpk % 7 Operasional Kelompok 5 Paket % untuk pengolahan lahan HPT 8 Operasional Kelompok 5 Paket ,500, % untuk Penanaman HPT 9 Timbangan Digital 5 Unit 125,000, ,465, % 10 Mesin Chopper 5 Unit 90,000,000 87,560, % d. Workshop kegiatan 128

130 Workshop ini dilakukan sebagai upaya untuk peningkatan pemahaman peternak penerima bantuan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, workshop dilakukan sebagai upaya untuk: 1. Meningkatkan pemahaman kelompok sasaran penerima kegiatan sehingga pelaksanaan program dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. 2. Memberikan pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman-pedoman teknis yang telah ditetapkan oleh pihak Dirjen PKH Kementerian Pertanian RI dan tingkat kabupaten. 3. Meningkatan pengetahuan teknis mengenai manajemen pemeliharaan, pemberian pakan kepada peternak. Selama pelaksanaan APBN TP tahun 2015, dilaksanakan 3 (tiga) kali melaksanakan workshop seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini. Table 72 Pelaksanaan Workshop APBN 2015 No Jenis Workshop 1 Workshop Penguatan Pakan Sapi Perah 2 Workshop Pengembangan Ternak Ayam Lokal di Kabupaten Bandung 3 Workshop Pengembangan Indukan Sapi Perah di Kelompok SMD Kabupaten Bandung Tanggal Pelaksanaan Materi 28 Mei Kebijakan Program Penguatan Pakan Sapi Perah di Indonesia tahun Tata cara pelaksanan penguatan pakan sapi perah di Kab. Bandung - Teknis Pelaporan Hasil Pelaksanaan Penguatan Pakan di tingkat kelompok - Pemanfaatan sumber daya lokal dalam upaya peningkatan produktivitas peternak sapi perah di Kab. Bandung Teknik Budidaya Ayam Lokal Agustus 2015 melalui Pemanfaatan Potensi Daerah - Kebijakan dan Program Pemerintah Pusat dalam Pengembangan Ayam Lokal di Indonesia - Success Story Pengembangan Budidaya Ayam Lokal pada Kelompok Peternak - Rencana Strategis dan Program Kerja Pengembangan Ayam Lokal di Kabupaten Bandung 18 Desember Kebijakan Pembangunan Peternakan Sapi Perah dalam Menghadapi Persaingan Global - Pemeliharaan Kesehatan Repoduksi Sapi Perah - Pemeliharanan Kebutingan dan Persiapan Kelahiran pada Sapi Perah 4.2. Pelaksanaan Kegiatan APBN TP Urusan Kelautan dan Perikanan Pada tahun 2015, Dinas Peternakan dan Perikanan juga mendapatkan dana APBN TP dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil 129

131 Perikanan (P2HP). Alokasi anggaran untuk kegiatan TP tersebut sebesar Rp ,00 dan terrealisasi sebesar Rp ,00 atau mencapai 94,72 persen. Sisa anggaran adalah berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa, serta sub kegiatan yang memang tidak dapat dilaksanakan. Adapun uraian pelaksanaan anggaran per mata anggaran seperti pada tabel dibawah ini: Table 73 Target dan Realisasi Anggaran TP APBN Urusan Kelautan dan Perikanan TA Kode Program/ Kegiatan/ Output Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautna dan Perikanan 2358 Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan Jumlah Anggaran Realisasi Realisasi Anggaran (%) Realisasi (Rp.) (Rp.) Fisik (%) , , Honor output kegiatan Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota Belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda 2361 Dukungan Manajemen , dan Pelaksanaan Tugas Teknis di Bidang Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan Belanja pengiriman surat dinas pos pusat Honor operasional satuan kerja Belanja Bahan Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas dalam kota Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota Berdasarkan tabel di atas, alokasi tertinggi terdapat dalam mata anggaran untuk belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda berupa sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan yaitu sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00. Berikut ini adalah kelompok pengolah yang terpilih menjadi 130

132 sasaran kegiatan Dana TP Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan tahun anggaran 2015: Table 74 Kelompok Pengolah Penerima Bantuan pada Kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan tahun anggaran 2015 No Nama Kelompok Alamat Uraian Barang 1 Sauyunan (Ujang Yusuf) 2 Sero Laut II (Encar) 3 Family (Tedi Khoerudin) Kp. Butrak Rt. 05/01 Ds. Cikitu Kec. Pacet Kp. Ciganitri Rt. 04/06 Ds. Cipagalo Kec. Bojongsoang Kp. Palawija Rt. 02/10 Ds. Mekarsari Kec. Ciparay 4 Sawargi (Pace) Kp. Rancajigung Rt. 03/11 Ds. Padamulya Kec. Majalaya 5 Mandiri Sariksa (Ikin) Kp. Ciganitri Rt. 03/09 Ds. Lengkong Kec. Bojongsoang Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 6 Nusa Indah Kp. Jembatan Rw. 09 Freezer 2 unit 131

133 No Nama Kelompok Alamat Uraian Barang (Ateng) 7 Sawargi (Ayi Syarief H.) 8 Maju Sejahtera (Engkus Kusmana) 9 Wargi saluyu (Abas) 10 Bina Usaha (Dedi Sujana) Kelurahan Andir Kec. Baleendah Kp. Dangdeur Rt. 03/08 Ds. Kiangroke Kec. Banjaran Kp. Cibodas Rt. 03/04 Ds. Cibodas Kec. Pasirjambu Kp. Tegal Caang Rt. 03/11 Ds. Parungserab Kec. Soreang Kp. Pojok Rt. 04/06 Ds. Rancaekek Kulon Kec. Rancaekek Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku Freezer Meja pencucian Badeng ukuran 20 kg Badeng ukuran 10 kg Kompor gas Tabung gas 3 kg Slang+regulator Timbangan gantung Pisau Keranjang bahan baku 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah 2 unit 2 buah 30 buah 30 buah 10 unit 10 buah 10 set 10 buah 2 buah 10 buah Penentuan pemilihan calon lokasi dan calon kelompok penerima disesuaikan berdasarkan Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan. Sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan tersebut diserahkan ke kelompok pada tanggal 20 Oktober

134 4.3. Pelaksanaan Kegiatan PUMM pada Urusan Kelautan dan Perikanan Sejalan dengan misi Kelautan dan Perikanan yakni mensejahterakan masyarakatnya khususnya pembudidaya ikan, maka pada tahun 2015 dicanangkan kegiatan Pengembangan Usaha Mina Mandiri Perikanan Budidaya (PUMM-PB). Kegiatan ini dilaksanakan karena dilatarbelakangi bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat pembudidaya ikan masih tergolong miskin. Tujuan kegiatan PUMM-PB yaitu mendorong peningkatan produksi, menumbuhkan wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya di pedesaan. Kegiatan PUMM-PB didanai oleh anggaran ABPN melalui Satker Direktorat Usaha Perikanan Budidaya untuk BLM kepada kelompok pembudidaya ikan di kabupaten/kota 33 propinsi. Selanjutnya dinas yang membidangi perikanan di Kabupaten/Kota membuat perencanaan jadwal kegiatan, jumlah serta alokasi anggaran untuk pokdakan penerima. Indikator keberhasilan kegiatan PUMM-PB adalah terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kelembagaan Pokdakan melalui sosialisasi, pelatihan dan pendampingan serta termanfaatkannya BLM untuk mengembangkan usaha budidaya ikan di pedesaan. Kabupaten Bandung mendapat alokasi anggaran PUMP sebesar Rp ,00 (satu milyar sembilan ratus dua puluh juta rupiah). Pada pelaksaaan kegiatan PUMM PB tahun 2015, pelaksanaan penyaluran paket Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), berupa natura (seperti sarana atau input produksi) yang disediakan pokdakan penerima melalui mekanisme swakelola. Mekanisme pekerjaan secara swakelola merupakan hal baru bagi pokdakan penerima. Mekanisme swakelola menuntut pokdakan selaku kelompok masyarakat penyelenggara pekerjaan untuk lebih mampu dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan melaporkan pekerjaannya sesuai Pedoman Teknis dan kontrak dengan PPK. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan, maka kegiatan pendampingan dan pembinaan dari dinas dan tenaga pendamping maupun penyuluh perikanan dituntut lebih intensif dan berkelanjutan, sehingga tujuan PUMM PB dapat dicapai dan memberikan dampak seperti yang diinginkan. Kelompok penerima PUMM-PB TA 2015 sebanyak 32 (tiga puluh dua) kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan BLM modal usaha sebesar Rp ,00 (enam puluh juta rupiah) yang kemudian dibelikan sarana budidaya ikan seperti induk, benih, akan, probiotik dan atau pupuk. Untuk pencairan anggaran dibagi ke dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama sebesar 40%, kedua 30% dan ketiga 30%. Rincian nama kelompok penerima PUMM-PB dapat dilihat pada lampiran

135 19,572,500 19,608, ,027, ,200,000 75,000,000 78,000, ,400, ,530,000 BAB V LAPORAN REALISASI PAD DAN ANGGARAN 5.1. Pendapatan Asli Daerah Penerimaan PAD dari Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2015 target sebesar Rp dapat tercapai pada akhir bulan Desember 2015 sebesar Rp (119.31%). Secara Rinci Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 tertuang dalam Tabel Table 75 Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 No Jenis Pendapatan Target Realisasi (Rp) (Rp) (%) 1 Retribusi Rumah Potong Hewan 2 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah , Retribusi Izin Usaha Perikanan ,1 4 Penjualan Hasil Peternakan ,0 JUMLAH ,31 Sumber: Laporan Pertanggung jawaban Penerimaan SKPD tahun 2015 Grafik 25 Pencapaian PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2015 Target Realisasi 450,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000,000 - Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Retribusi Izin Usaha Perikanan Penjualan Hasil Peternakan Sumber Data : Subag Keuangan 2015 diolah 5.2. Belanja Tidak Langsung 134

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2015 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan x Belanja Rutin x xx Belanja Rutin x xx 1

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Lampiran. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 0 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN MISI : Mewujudkan Peningkatan Produksi dan Konsumsi Hasil Peternakan PROGRAM. Pengembangan data/ informasi/ statistik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015 Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian 2016- Kabupaten Bandung TUJUAN SASARAN INDIKATOR AWAL PROGRAM/KEGIATAN 2.01 1 1 Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan APBD Perubahan Tahun 2017 ini dapat disusun tepat waktu, sehingga dokumen

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50 Kota Prabumulih 50 III.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Rutin, Pembangunan dan Penerimaan Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Instansi Visi : Dinas, : Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat dan Produktif Melalui Pembangunan, Kelautan dan yang Berwawasan agribisnis dan Berbasis Sumberdaya lokal Misi 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

DINAS PERTANIAN KOTA MADIUN

DINAS PERTANIAN KOTA MADIUN DINAS PERTANIAN KOTA MADIUN A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan alamat lengkap VIEW Dinas Pertanian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di Bidang

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KECAMATAN LAMANDAU TAHUN 2014 I. Dasar Hukum A. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi, atas perkenannya kita telah dapat melewati tahun anggaran 2014 dengan berbagai dinamika permasalahan yang harus dihadapi secara terpadu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Uraian I. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran Sasaran Indikator Rencana Tingkat Capaian (Target) Program Uraian Indikator

Lebih terperinci

(Rp.) , ,04

(Rp.) , ,04 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT BELANJA LANGSUNG URUSAN : PILIHAN ( PERTANIAN ) KEADAAN S/D AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Nama SKPD : Dinas Pertanian Lembar... Dari... Kode Urusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcame)/Kegiatan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, penaan indikatif.

Lebih terperinci

II. PENGUKURAN KINERJA

II. PENGUKURAN KINERJA Kota Prabumulih 2 II. PENGUKURAN KINERJA Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merumuskan 3 misi utama dalam mencapai visi organisasi, setiap misi mempunyai 3 sasaran yang mengacu

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN 2018-2021 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA No Tujuan OPD Indikator Tujuan Sasaran OPD Indikator Sasaran (impact) Program/ Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35 Kota 35 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA III.1. EVALUASI KINERJA Pengukuran Kinerja memberikan informasi terhadap hasil realisasi dari petetapan kinerja yang sudah melalui proses anggaran (budgeting process).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8 III. AKUNTABILITAS KEUANGAN Total alokasi dana Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang tercantum dalam Perubahan Anggaran Tahun 205 adalah.44.987.2 dengan realisasi 4.33.59.7,00..

Lebih terperinci

RENCANA KERJA Tahun 2014

RENCANA KERJA Tahun 2014 RENCANA KERJA Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN ( KP2KP ) Jalan Sutan Syahrir No 47 Telp.(0532) 21430 / Fax. (0532) 21399 Pangkalan Bun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 4 C. Maksud dan Tujuan... 5 D. Sistematika Penulisan. 6 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 28 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 29 KABUPATEN BLORA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode urusan bidang Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan APBN 28 APBD Kab 28 Tolok Ukur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan APBD. Hal tersebut memiliki konsekuensi terhadap semua unit kerja yang ada di Kabupaten

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 205 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2. 05 Urusan Pilihan dan Perikanan Organisasi : 2. 05. 0,

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA 214-218) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 1.1.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR Jl. Pangeran Hidayatullah, No. 1 Martapura Telp. (0511) 4721358 Fax. (0511) 4721027 Kalimantan Selatan 70611 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM FORMULASI INDIKATOR

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM FORMULASI INDIKATOR Indikator Kinerja Individu Sekretaris Kecamatan Turi Jabatan : Sekretaris Kecamatan Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi serta memberikan dukungan pelayanan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 13 30 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA (FISIK) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015

PENGUKURAN KINERJA (FISIK) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015 PENGUKURAN KINERJA (FISIK) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 01 NO 1 3 6 I Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Dokumen 93.00 Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) Tahun Anggaran 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung 40911 Jl. Raya

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 06 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 07 PEMERINTAH KOTA DEPOK Nama OPD :.0.0. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Halaman dari 6 Indikator Rencana Tahun 06 (Tahun Rencana)

Lebih terperinci

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN RPJMD Meningkatnya produktivitas PDRB ADHB usaha masyarakat, koperasi, UMKM berbasis pertanian dan

Lebih terperinci

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor URUSAN : Pertanian SKPD : Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan KODE 2 01 Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan 4.945.000.000 RUTIN 760.377.300 2 2.01.05 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya yang selanjutnya disingkat RENJA, adalah dokumen perencanaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya untuk

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 201 4.01. - PERENCANAAN 4.01.01. - BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 REVISI KE II BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Nanggalo Tahun 2015 merupakan gambaran program pembangunan di Kecamatan Nanggalo yang direncanakan mengacu pada Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Tabel 3.2 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Perkiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Tulungagung

Tabel 3.2 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Perkiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Tulungagung Rencana Kerja Bappeda Tahun 204 III - Nama SKPD : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tabel 3.2 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 204 dan Perkiraan Maju Kode Indikator Program Rencana Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 J l. A h m a d Y a n i N o. 2 0 2 S u r a b a y a T e l p ( 0 3 1 ) 8 2 9 2 5 4 5 F a x ( 0 3 1 ) 8 2 9 1 8 5 3 e m a i l : d i s n a k @

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci