P. JWIJDENES / ' U N T U K K U R S U S BI DAN BII ILMU PASTI. 'D IS A D U R D a r i v l a k k e m e e t k u n d e V O O R VOORTGEZETTE STUDIE O LEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P. JWIJDENES / ' U N T U K K U R S U S BI DAN BII ILMU PASTI. 'D IS A D U R D a r i v l a k k e m e e t k u n d e V O O R VOORTGEZETTE STUDIE O LEH"

Transkripsi

1 P. JWIJDENES PL A NI MET RI / ' U N T U K K U R S U S BI DAN BII ILMU PASTI. 'D IS A D U R D a r i v l a k k e m e e t k u n d e V O O R VOORTGEZETTE STUDIE O LEH Prof. Dr. L. KUIPERS D A N WIRASTO N O O R D HOF F K O L F F N. V. D J A K A R T A

2 P. WIJDENES P LAN I M E T RI UNTUK KURSUS BI DAN B II ILM U PASTI. DISADUR DARI VLAKKE MEETKUNDE VOOR VOORTGEZETTE STUDIE OLEH Prof. Dr. L. K U I P E R S DAN W I R A S T O Cl / r 4 TJETAKAN KE - 3 ''N O O R D H O F F - K O L F F N: Vi '-D J A K A R T A 1959

3 PE N D A H U LU A N. Untuk mendidik tjalon guru ilmu pasti di Sekolah Menengah, hingga kini pada um um nja dipergunakan buku2 : P. Molenbroek, Leerboek der Vlakke Meetkunde dan P. Wijdenes, Vlakke Meetkunde voor Voortgezette Studie. Buku karangan P. Molenbroek itu pada a^asnja diuntukkan bagi mereka jang hendak menempuh udjian akte M.O. K I. dinegeri Belanda. Karena itu maka isinja sangat mendalam. Untuk mereka jang hendak menempuh udjian L.O. wiskunde, buku karangan P. Wijdenes itu sudah lebih daripada m entjukupi. Oleh karena rentjana peladjaran Kursus B I ilmu pasti lebih mendekati rentjana untuk L.O. wiskunde, maka buku P. Wijdenes itulah jang kami pilih untuk disadur dan diterdjemahkan kepada bahasa Indonesia. Dengan menerbitkan saduran ini sudah kami langkahkanlah djedjak jang pertama kearah melengkapi kursus BI ilmu pasti dengan buku2 peladjaran dalam bahasa Indonesia. Sementara ini buku Aldjabar Rendah, jakni saduran P. Wijdenes : Lagere Algebra I dan II jang kami gabungkan dan sederhanakan sesuai dengan rentjana BI, telah dimulai pentjetakannja. Kemudian dari pada itu buku2 jang lain, berturut-turut akan menjusul. Pengarang. T JE T A K A N K E 2 Pada tjctakan ke-2 ini kiranja sudah sepatutnjalah kami mengutjapkan terima kasih banjak2 kepada Tuan Salijo dari seksi anggaran di Kementerian P.P. dan K. jang telah inenundjukkan kami akan kesalahan2 jang terdapat pada tjetakan pertama, dan kepada Broeder Goswin, Pemimpin Kursus B.I. Bernardus di Solo, jang sudi memperbaiki kesalahan2 tersebut dan kesalahan2 lain lagi. Dengan demikian maka besarlah harapan, bahwa tjetakan ke-2 ini djauh lebih memuaskan lagi. Meskipun begitu tiap2 tegur sapa para pemakai jang dapat memperbaiki m utu b u k u jn i, akan kami perhatikan sungguh-sungguh. Djakarta, Penerbit.

4 TANDA DAN NOTASI. J_ berarti : tcgaklurus pada. // : sedjadjar dengan. : sudut. A : segitiga. co ; sebangun. ^ : sama dan sebangun atau kongruen. A B melambangkan sebuah garislurus. A B melambangkan sebuah seginentgaris. A B melambangkan pandjang sebuah seginentgaris A B. [A B melambangkan sebuah garissetengah jang berpangkal pada A. A B melambangkan sebuah segmentgaris jang berarah. (A B P) melambangkan perbandingan - bagi P A : P B. (A, B; C, D) melambangkan perbandingan - rangkap (A B C) : (A B D); djadi C A C B D A D B T(A, B; C, D) melambangkan perbandingan-rangkap sinar-empat T (A, B, C, D). n(p, C) melambangkan kuasa P terhadap lingkaran C. A B D JA D JU N A N I a A alpha a V N nu n 0 B béta b Ç H xi X Y r gamma g 0 0 omikron 0 S A delta d 71 n Pi P E epsilon e Q p rho r Z zêta z CT of c s sigma s 'n H éta e T T tau & of 0 thêta th U Y upsilon u 1 / I iota i 9 O phi ph X K kappa k X X chi ch X A lam bda l T psi ps M- M m u m co a oméga 00

5 A X IO M A 2 DAN D A L IL 2 Ax. I. Melalui dua titik dapat dibuat tepat s a tu 1) garis. l a. Djika dua sudut sama, tentu sudut-bersisian mereka djuga sama. l b. D jika a > p, tentu sudut jang bersisian dengan a lebih ketjil dari sudut jang bersisian dengan p. 2. Semua sudut siku-siku sama besarnja. 3. Dua sudut jang bertolak belakang sama besarnja. 4. Melalui suatu titik T pada garis g dapat dibuat tepat satu garis tegaklurus pada g. Ax. II. Melalui sebuah titik T diluar garis g dapat dibuat tepat satu garis h II g. u 5. D jika g I/ k dan h // k, tentu g // h. 6. D jika sebuah garis memotong salah satu dari dua ea onrr cohioh tar fp n fn i s nrr I oim 4-^---X 6 d *IS jang sedjadjar, tentu jang lain terpotong djuga olehnja Ax. III. Pada suatu perpindahan, sebuah titik mendjad'i sebuah t v u lagi, sebuah garis mendjadi sebuah garis lagi, dst. Ax. IV. g dan gg ( = tergeser) tentu sedjadjar atau berim pit. berlawanan arahnja, tentu kedua sudut tadi hprrfin l ) tetap satu berarti tidak kurang dan tidak j, * >» i sedikit dan paling banjak satu. lebih dari satu, atau,, paling

6 13. Sudutluar suatu segitiga sama dengan djumlah kedua sudut dalam jang tidak bersisian. 14. D jum lah ketiga sudut suatu segitiga saina dengan D jika dalam A ABC terdapat b c, maka p - y. 16. D jika dalam A A BC terdapat p = y, maka b == c. 17. Djika a av p = plf dan y = y1( maka A ABC ^ A Aj B, Cj. 18. D jika a = olt p = pj dan a = alt maka A ABC ^ A Aj Bt Ci. 19. D jika a alt b = bt dan y = yp maka A ABC ^ A A, Bj C,. 20. D jika a av b bx dan c cl, maka A ABC ^ A Aj Bj Cj. 21. D jika tentang dua segitiga ABC dan Aj BjCj diketahui : a av b bxdan a = alf tentu terdapat salah satu dari kedua kemungkinan dibawah i n i : 1. kedua segitiga sama dan sebangun, sehingga p = p, 2. kedua segitiga tidak sama dan sebangun ; p + pt = 180 ; djadi salah satu lantjip dan jang lain tum pul. 22. D jika dua sisi sebuah segitiga tidak sama pandjangnja, maka sudut didepan sisi jang besar djuga lebih besar daripada sudut didepan sisi jang ketjil. 23. Djika dua sudut sebuah segitiga tidak sama besarnja, maka sisi didepan sudut jang besar djuga lebih besar daripada sisi didepan sudut jang ketjil. 24. Djum lah dua sisi sebuah segitiga lebih besar daripada sisi jang ketiga ; selisih dua sisi lebih ketjil daripada sisi jc i u g Ketiga. 25. Djum lah dua sisi sebuah segitiga Jcb'h besar dari djumlah kedua segmentgaris, jang menghubungka..- c^harang titik dalam segitiga itu dengan kedua udjung sisi jang ketiga. 26. Djika dua sisi.sebuah segitiga sama dengan dua sisi sebuah segitiga jang lain, tetapi sudutapitnja dalam segitiga jang pertama lebih besar dari sudutapit dalam segitiga jang kedua, tentu sisi jang ketiga dalam segitiga jang pertama djuga lebih besar daripada sisi jang ketiga dalam segitiga jang kedua. 27. Djika dua sisi sebuah segitiga sama dengan dua sisi sebuah segitiga jang lain, tetapi sisi ketiga dalam segitiga jang pertama lebih besar dari sisi ketiga dalam segitiga jang kedua, tentu sudut didepan sisi ketiga dalam segitiga 7

7 jang pertama lebih besar dari sudut didepan sisi ketiga dalam segitiga jang- kedua. 28a. Garis berat zc dari titiksudut C sudut siku-siku suatu segitiga siku-siku, sama dengan setengah sisi-miring c. b. D jika dalam sebuah segitiga, garisberat dari sebuah titiksudut sama dengan setengah sisi dihadapannja, maka sudut segitiga jang terletak pada titiksudut tadi siku-siku. 29a. Djika sebuah segitiga siku-siku mempunjai sudut sebesar 30, tentu sisi-siku jang berhadapan dengan sudut itu sama dengan setengah sisi miring, b. Djika pada sebuah segitiga siku-siku salah satu sisi-siku sama dengan setengah sisi miring, tentu sudut didepan sisi-siku ini 30 besarnja. 30. Dalam segitiga samakaki berimpitlah garisbagi, garisberat beserta garistinggi dari puntjak dan sumbu alas 31. Djika dari titiksudut A sesuatu segitiga dibuat garis-garis rfa (garisbagi), za (garisberat) dan /a (garistinggi), dan dita diantara garis-garis itu berimpit, tentu b = c. 32. Djika P titik sebarang, dan A dan B dua titik pada suatu garis g, sedangkan PA > PB, tentu djuga projeksi PA pada g lebih besar dari projeksi. PB pada g. 33a. Tiap-tiap titik pada sumbu seginentgaris AB te rlp t^ sama djauh dari A dan dari B. b. Tiap-tiap titik jang terletak sama djauh dari dua titik A dan B, terletak pada sumbu AB. 34. Sumbu-sumbu ketiga sisi a ABC melalui satu titik 35. Ketiga garistinggi setiap segitiga melalui satu titik 36a. D jik a g dan *«<»* 's jang p 0;ons. t, n o t a «'ten,.. s P '!tfk P ^ a «?rl!baei suatu sudut antara»dana terletak sama djauh dari g dan h. b. Setiap titik ja n g terletak sama djauh dari dua garis. dan h jang potong mem otong, tentu terletak padf garisbag" salah satu sudut antara g dan h ^ n s n a g i 3?. Ketiga garisbagi-dalam pada setiap segitiga m elalui satu i m gum bagi-rnm, sudut jang ketiga Dua me/aiui satu titik. j b & 38. Djumlah sudut-sudut sebuah segiempat sama dengan, a. Dalam setiap djadjarangendjang setiap dua sudut jang berhadapan sama besarnja. 40a. Dalam setiap djadjarangendjang setiap dua sisi jang berhadapan sama besarnja.

8 41a. Dalam setiap djadjarangendjang kedua diagonalnja saling membagi dua sama. 42a. Setiap djadjarangendjang berpusat. 39b, 40b, 41 b dan 42b adalah berturut-turut kebalikan dari dalil-dalil 39g, 40a, 41 a dan 42a. 43. Djika dua sisi jang berhadapan sama besarnja dan sedjadjar, maka 'segiempat itu adalah djadjaran gendjang. 44. Segmentgaris jang menghubungkan titikpertengahan dua sisi sebuah segitiga, tentu sedjadjar dengan sisi jang ketiga dan sama dengan setengah sisi jang ketiga. 45. a. Dalam sebuah belaliketupat kedua diagonal tegaklurus sesamanja dan membagi dua sama sudut-sudut belahketupat itu. b. D jika dalam sebuah djadjaran gendjang kedua diagonal tegaklurus sesamanja atau salah satu diagonal membagi dua sama salah satu sudut, ientu djadjaran gendjang tadi adalah sebuah belaliketupat. 46. a. Dalam setiap persegipandjang kedua diagonalnja sama pandjangnja. b. Kebalikan dalil 46a. 47. a. Dalam setiap trapesium samakaki sudut-sudut jang terletak pada udjung setiap sisi sedjadjar, sama, b. Trapesium jang sudutalasnja sama, tentu samakaki. 48. a. Trapesium samakaki m em punjai sumbu symmetrie. b. D jika salah satu bimedian sebuah segiempat mendjadi sumbu symmetrie, tentu segiempat itu adalah sebuah trapesium samakaki. 49. a. Dalam trapesium samakaki kedua diagonal sama pandjangnja. b. Kebalikan dalil 49a. 50. Dari satu titiksudut sebuah segi-/z dapat dibuat n 3 diagonal, dari semua titiksudut \n(n 3) diagonal. 51. a. Diagonal2 jang dibuat dari suatu titiksudut sebuah segi-/?, membentuk n 2 buah segitiga. Djum lah semua sudut sebuah segi-zz sama dengan (n 2) x 180. b. Djum lah semua sudutluar setiap segi-«sama dengan Pada sebuah segi-/2 setiap sisi lebih ketjil dari djumlah semua sisi Iainnja. 53. Dua segibanjak sama dan sebangun, djika mereka dapat disusun dari segitiga-segitiga, jang sepasang-sepasang 9

9 sama dan sebangun, dan tersusun dengan tjara jang sama. 54. D jika n 1 sisi beserta sudut-sudut antara mereka, atau n 2 sisi jang berturut-turut beserta semua sudut pada sebuah segi-n sama dengan unsur-unsur jang bersesuaian pada segi-n jang lain tentu kedua segi-n itu sama dan sebangun. 55. Lingkaran jang sama tentu djuga sama dan sebangun. Busur-busur jang sama dan terletak pada satu lingkaran atau pada lingkaran-lingkaran jang sama, tentu sama dan sebangun, dan talibusur-talibusur mereka sama pan- djangnja. 56. Garis pemuat apothema sebuah talibusur membagi dua sama talibusur itu dan djuga kedua busurnja. 57. a. D jik a djarak dari pusat sebuah lingkaran kesuatu garis lebih besar dari djari-djari garis itu, tentu lingkaran dan garis tadi tidak bersekutu setitikpun. b. D jika djarak dari pusat sebuah lingkaran kesuatu garis sama dengan djari-djari lingkaran itu, tentu lingkaran dan garis tadi bersekutu tepat satu titik. c. D jika djarak dari pusat sebuah lingkaran kesuatu garis lebih ketjil daripada djari-djari lingkaran tadi, tentu lingkaran dan garis tadi bersekutu dua titik. 58. a. Garissinggung pada sebuah lingkaran tentu tegaklurus pada djari-djari titiksinggungnja. b. Garis jang melalui sebuah titik pada suatu lin gkaran dan tegaklurus pada djari-djari ketitik itu, tentu menjinggung lingkaran tadi pada titik tadi. 59. Garissinggung dititik A pada suatu lingkaran, ialah letaklim it suatu garispotong jang berputar pada A, djika titik-potong jang kedua bergerak mendekati A. 60. Djarak terketjil dari sebuah titik T jang terletak sedjauh d dari pusat lingkaran (P,r) kelingkaran itu ialah d - r [ djarak terbesar ialah d + r. A da satu titik pada lingkaran itu ja n g d ja ra k n ja ke T paling ketjil, ada djuga satu titik ja n g d ja ra k n ja p aling besar ; ada tepat dua titik pada lingkaran itu jang mem- punjai djarak sebarang (djarak ini harus terletak antara djarak jang -terketjil dan jang terbesar). 61. a. D jika djarak antara pusat dua lingkaran lebih besar dari djumlah kedua djari-djari, tentu lingkaran jang satu terletak seluruhnja diluar lingkaran jan g lain.

10 b. Djika djarak antara pusat dua lingkaran sama dengan djumlah kedua djari-djari, tentu kedua lingkaran bersekutu satu titik dan selain dari itu, lingkaran jang satu terletak seluruhnja diluar lingkaran jang lain. c. Djika djarak antara pusat dua lingkaran lebih ketjil dari djumlah kedua djari-djari, tetapi lebih besar dari selisih kedua djari-djari, tentu kedua lingkaran itu bersekutu dua titik. d. Kalau djarak antara pusat dua lingkaran jang tidak sama, sama dengan selisih kedua djari-djari, tentu kedua lingkaran itu bersekutu satu titik dan selain dari itu lingkaran jang besar terletak seluruhnja diluar lingkaran jang ketjil, dan lingkaran jang ketjil terletak seluruhnja didalam lingkaran jang besar. e. Djika djarak antara pusat dua lingkaran lebih ketjil daripada selisih kedua djari-djari, tentu lingkaran jang besar terletak seluruhnja diluar lingkaran jang ketjil dan lingkaran jang ketjil terletak seluruhnja didalam lingkaran jang besar. 62. Sentral dua lingkaran jang potong-memotong tentu mendjadi sumbu talibusur persekutuan. 63. a. D jika dua lingkaran hanja bersekutu satu titik A sadja, (singgung-menjinggung di A), tentu sentral mereka melalui titik ini ; di A mereka mempunjai garissinggung persekutuan jang tegaklurus pada sentral. b. D jika sentral dua lingkaran melalui sebuah titik persekutuan, tentu kedua lingkaran-singgung itu menjing- gung dititik ini. c. D jika dua lingkaran bersekutu satu titik dan garissinggung dititik itu, tentu kedua lingkaran tadi singgung-menjinggung dititik itu. 64. Melalui sebuah titik diluar sebuah lingkaran dapat dibuat dua garissinggung pada lingkaran itu. Titik tadi terletak sama djauh dari kedua titiksinggung. Garis jang menghubungkan titik tadi dengan pusat lingkaran tadi, membagi dua sama sudut antara kedua garissinggung. 65. a. Dalam segiempat talibusur setiap pasang sudut jang berhadapan berdjumlah 180. b. D jika dalam sebuah segiempat dua sudut jang berhadapan berdjumlah 180, tentu segiempat itu sebuah segiempat talibusur. 11

11 66. a. Setiap segiempat garissinggung adàlah convex; djum lah kedua pasang sisi jang berhadapan adalah sama, b. D jika pada sebuah segiempat jang convex djumlah kedua pasang sisi jang berhadapan sama, tentu dalam segiempat itu dapat dibuat sebuah lingkaran. 67. Sudut antara dua lingkaran jang potong memotong atau singgung menjinggung tentu sama dengan sudut antara kedua djari-djari jang bertemu pada suatu titikpotong atau pada titiksinggung.

12 B A B I. Lukisan. 1. Melukis ialah membuat atau menjelesaikan suatu gambar, jang harus memenuhi sjarat-sjarat, jang diterangkan dengan pengertianpengertian ilmu ukur. Biasanja lukisan hanja boleh dikerdjakan dengan menggunakan mistar, segitiga-gambar dan djangka ; alat-alat lain tidak diperkenankan. Djika suatu gambar, karena sulitnja, tidak dapat dengan langsung dilukis dari apa jang telah diketahui, maka terlebih dulu diselidiki sifat-sifatnja jang memungkinkan lukisan itu. Penjelidikan ini disebut analysa atau persiapan. Untuk keperluan ini dibuat gambar-sementara (jang tidak perlu tepat sama dengan gambar jang dim aksud); dalam gambar-sementara ini bagian-bagian jang diketahui diberi tanda, untuk mempermudah mentjarinja sifat-sifat jang berguna. Sesudah sifat-sifat ini terdapat, maka dikatakan djalannja untuk menjusun gambar jang ditanjakan dari hal-hal jang telah diketahui ; kemudian harus dibuktikan, bahwa gambar jang terdapat memenuhi segala sjarat jang telah ditetapkan. Achirnja perlu diselidiki, apakah hal-hal jang diketahui masih harus memenuhi beberapa sjarat, supaja lukisan itu 'mungkin dilakukan. Perlu diselidiki djuga, berapa banjaknja gambar jang d a p a f dilukis. Dalam penjelidikan terachir ini harus dipandang segala kemungkinan mengenai hal-hal jang diketahui. Djadi lukisan lengkap terdiri dari empat bagian jang selandjutnja disebut persiapan, lukisan, bukti dan diskussi (pembitjaraan). Dalam pembitjaraan biasanja telah dianggap tjukup, djika disebutkan banjaknja gambar jang didapat pada umumnja, ja ni djika antara hal-hal jang diketahui tidak terdapat hubungan-hubungan jang mempengaruhi banjaknja gambar jang dapat dilukis. Ada beberapa lukisan jang sangat mudah, sehingga tidak perlulah membuat lukisan lengkap jang terdiri dari keempat bagian, seperti jang telah diuraikan diatas. Misalnja lukisan-lukisan jang tersebut dibawah i n i ; lukisan-lukisan hanja kita sebut sadja : I. Melukis sebuah segitiga, jang ketiga sisinja diketahui. II. Melukis sebuah sudut, jang sama dengan suatu sudut «, dan jang salah satu kakinja telah diketahui. III. Melukis sebuah segitiga, djika diketahui : dua sisi dan sudut didepan salah satu sisi itu. 13

13 IV. Melukis sebuah garis h, jang harus sedjadjar dengan sebuah garis g dan melalui sebuah titik T diluar garis g. V. Membelah (membagi dua sama) tegaklurus sebuah segmentgaris. V I. Melukis sebuah lingkaran melalui tiga titik jang diketahui. V II. Membuat garis tegaklurus pada garis g, melalui titik T pada g. V III. Membuat garis tegaklurus pada garis g.melalui titik T diluar g; IX. Membagi dua sama sebuah sudut. X. Membuat kedua garissinggung pada lingkaran (P, r) dari sebuah titik T diluar lingkaran tadi. X I. X II. Membuat garissinggung2 persekutuan pada dua lingkaran. Membuat lingkaran jang menjinggung tiga garis jang diketahui. 2. Salah satu tjara, jang banjak dipakai untuk menemukan suatu lukisan, ialah menggunakan gambar pertolongan. Ditjari terlebih dulu satu atau beberapa bagian dari bangun jang harus dilukis, jang karena mudah dapat dilukis begitu sadja. Dari bangun pertolongan ini, maka bangun jang harus dilukis dapat disusun. Umumnja diperlukan satu atau beberapa garis pertolongan kesukarannja ialah mengetahui garispertolongan jang m ana akan m em beri hasil. Kerap kali dipergunakan pergeseran sedjadjar, sehingga segmentgaris-segmentgaris atau sudut-sudut jang diketahui terkumpul kedalam satu segitiga atau segiempat. Suatu tjontoh ; Gb. 1: Garis2 pertolongan pada B Untuk melukis sebuah trapezium (lihatlah gambar 1) kerap kali penje- lesaian diketemukan dengan menggeser salah satu sisitegak atau salah satu diagonal (lihatlah C E # D A dan DF#CA). Djika dari trapezium tsb. diketahui kedua sisi-sedjadjar dan kedua diagonalnja, m aka dapat sebuah trapesium. dilukis A BDF, dst. D jika jang diketahui itu keempat, sisinja, maka dari A BCE ketiga sisinja terdapat Tjara ini djuga seringkali dapat dipergunakan untuk menjusun sebuah segiempat biasa. Djika, untuk melukis segiempat ABCD (lihatlah gb. 2) antara lain diketahui AB, DC' beserta sudut antara mereka, maka dibuat D E # A B, sehingga A C DE dapat dilukis. Djika diketahui kedua diagonal beserta sudut antara mereka, maka ditarik CF # B D (lihatlah gb. 3). dan a BCD dapat dilukis. A Gb. 2: Garis* pertolongan pada sebuah segi-empat. 14

14 Boleh djuga kita menggeser seluruh A BCD (lihatlah gb. 4 ; D H #.CA # BG), sehingga terdjadi A G A H ; djadjarangendjang B D H G dapat dilukis. F c B Gb. 3: Garis2 pertolongan pada segiempat. Gb. 4: Garis2 pertolongan pada segiempat. Kadang-kadang berguna djuga djadjarangendjang jang bertitiksudutkan titikpertengahan keempat sisi, atau titik pertengahan 'dua sisi jang berhadapan dan kedua diagonal. Kadang-kadang penjelesaian tertjapai dengan melipat suatu titik atau suatu bangun sepandjang suatu garis. Suatu tjara jang sangat penting, ja ni dengan menggunakan tempat kedudukan, akan dibitjarakan dalam bab kedua. 3. Sebagai tjontoh kita berikan penjelesaian lengkap dari beberapa soal lukisan. T JON TOH 1. Melukis sebuah segitiga djika diketahui alasnja, sudut puntjaknja dan djumlah kedua sisitegak. D Gb. 5: Persiapan. Gb. 6: Pelaksanaan. 15

15 P ersiapan (lihatlah gb. 5). Dari A ABC diketahui : Alas AB c, y dan a + b. 'U n tu k mewudjudkan djumlah ini sebagai satu segmentgaris, m aka AC diperpandjang dengan CD = a ; karena CD = CB, m aka /_ D = y (dalil 15 dan dalil 13). Sekarang dari A ABD telah diketahui : A B, AD dan /_ D, sehingga A ABD tsb. dapat dilukis menurut lukisan III,. sehabis itu dapat dilukis _ Bx = D, sehingga terdapatlah BC. L ukisan (lihatlah gb. 6). Gambarlah AD = a + b, dan lukislah pada D sudut sebesar y ; buatlah lingkaran (A, AB); dengan demikian terdapatlah titik B pada DF. Lukislah pada B sudut DBC = /_ D (atau buatlah sumbu BD) ; A ABC ialah segitiga jang harus dilukis. B uk ti. A ABC memuat ketiga hal jang diketahui ; sebab AB telah dilingkarkan, Bx = /_ D = sehingga dalam A ABCy = 2 D = sudut jang diketahui. Seterusnja A DBC m enurut dalil 16 atau 33 ad a lah samakaki ; karena itu AC -f CB = AC + CD = AD == djum lah jang diketahui. P e m b iija ra a n : D jika dibuat AF J_ BD, maka terdapat kemungkinan-kemungkinan sbb : 1) c < AF, ta terdapat segitiga sebuahpun ; 2) c AF, terdapat satu segitiga. 3) A F < c < AD, dua segitiga ; 4) c = AD = b + a, ta' sebuahpun. Sekarang masih akan diselidiki, apakah kedua segitiga jang terdapat pada kem ungkinan 3) tadi sama dan sebangun atau tidak. Untuk keperluan ini dalam gb. 7 telah terlukis kedua penjelesaian, ja ni A ABC dan Gb. 7: Kedua segitiga adalah kongruen. Z\ A B'C'. Kedua segitiga ini, menurut lukisan m em punjai sama alasnja (AB = AB ') dan sudutpuntjaknja! Z. A B 'B = L d j adi A B 'C ' = B2 /_ B / Bs D = a. Djadi A ABC ^ a B'AC' (perhatian: bukannja A A B 'C ') karena mereka mempunjai sama satu sisi dan dua sudut. T JO N T O H 2. Melukis sebuah budjursangkar dalam sebuah trapezium siku-siku (/_ A = 90, A B < DC) sehingga pada setiap sisi trapezium itu terletak sebuah titiksudut budjursangkar jang ditanjakan. 16

16 p e r s ia p a n. Seandainja X Y Z U adalah budjursangkar jang.ditanjakan, tentu X x + X 2 = 90, _ X 2 + Ux = 90 ; djadi _ X x = /_ V j. Demikian djuga Ux = /_ Zz ; begitu pula /_ X 2 /_ U2 = /_ Z, ; A A X U ^ A DUZ (dalil 17). Djika dibuat PQ melalui Y dan tegaklurus pada sisi-sisi jang sedjadjar, maka masih terdapat A P Y X dan A QZY, jang sama dan sebangun dengan kedua segitiga tersebut diatas. Maka AP =^- AD ; djadi P telah terdapat; selandjutnja djuga didapat Y dan Q, dst. L u k is a n (lihatlah gb. 9). Letakkanlah pada AB segmentgaris AP = AD, dan pada DC segmentgaris DQ = AD; tariklah PQ; PQ memotong BC di Y ; letakkanlah A X, DU dan QZ, masing-masing sama dengan P Y ; achirnja tariklah segmentgaris-segmentgaris X Y, YZ, ZU dan U X. B u k t i, (lihatlah gb. 9). Kedua segitiga siku-siku A X U dan DUZ mempunjai sama sisitegak-sisitegak mereka ; djadi mereka sama dan sebangun ; djadi X U = UZ dan Z. X 2 = /. U2. Maka : Ux + U2 = 90 sehingga _ X U Z = 90. Bukti serupa ini dapat diberikan djuga untuk ketiga titiksudut jang lain. Karena dalam segiempat X Y Z U keempat sisinja sama dan keempat sudutnja siku-siku, maka segiempat itu adalah sebuah budjursangkar. P e m b it ja r a a n : Pada kedua sisi sedjadjar dapat dipilih titik P dan titik Q, sehingga AP = DQ = AD ; djika PQ memotong sisimiring BC, m aka terdapat titik Y. Lihatlah gb. 10. c Q Gb. 10a: H al pertama. Gb. IOb: H al kedua. Gb. 10c: H al ketiga. Dalam keadaan a dan b tidak mungkin melukis budjursangkar dalam trapezium jang diketahui. Dalam keadaan c lukisan djuga tidak mung- 17 Planimetri 2.

17 kin, djika P Y = A X > AB ; djika P Y < AB, maka lukisan mendjadi mungkin. Diadi dapat diperoleh sebuah budjursangkar jang memenuhi sjarat, djika A B < AD < DC, lagi pula PY < AB. D jika ketiga sjarat ini dipenuhi, maka ada satu penjelesaian, oleh karena BC dan PQ hanja bersekutu satu titik sadja. T JON TOH 3. Melukis sebuah budjursangkar X Y Z U sehingga sisi-sisi X Y, Z Y, Z U dan U X berturut-turut melalui empat titik A, B, C dan D. P ersiapan. Djika kita berhasil menentukan satu titik lagi pada salah satu sisi budjursangkar jang ditanjakan, maka pekerdjaan selandjutnja m endjadi sangat mudah. D jika dibuat AC, kem udian ditarik dari D garis jang tegaklurus pada C AC, jang memotong garissisi Y Z di E, tentu DE = AC, sehingga terdapatlah titik E. Gb. 11: Persiapan. L ukisan (lihatlah gb. 12). Tariklah AC ; tariklah kemudian dari D sebuah garis tegaklurus pada AC, dan letakkanlah padanja D E = AC. Tariklah BE, dan buatlah dari A dan C garis-garis jang tegaklurus pada BE, dan memotong BE berturut-turut di Y dan Z. Achirnja tariklah melalui D sebuah garis jang se- B djadjar dengan BE, dan jang memotong garis-garis tegaklurus tsb. diatas berturutturut dititik X dan U. Maka X Y Z U adalah budjursangkar, jang memenuhi sjarat. B u k ti. Dari djalannja lukisan ternjata bahwa segiempat X Y Z U adalah sebuah persegipandjang, jang sisi-sisinja melalui keempat titik jang diketahui. Djadi hanja masih-perlu dibuktikan, bahwa dua sisi jang iwmw, Y/ltitt YZ, gama pandjangnja. Tariklah X F // D E dan YG // AC. Tentu segiempat-segiempat X F E D dan YGCA adalah djadjarangendjang, maka, oleh karena AC = DE, tentu djuga YG = X F. Djadi dari kedua segitiga siku-siku Y ZU dan X Y F sisimiringnja dan djuga sudut-sudutnja jang seletak, sama besarnja, sebab sisi-sisi jang seletak terletak tegaklurus sesamanja ; maka kedua segitiga ini sama dan sebangun. Akibatnja : X Y = YZ, dan inilah jang masih harus dibuktikan tadi. 18

18 P e m b it ja r a a n. Dalam meletakkan segmentgaris D E = AC, kita dapat memilih antara dua kemungkinan ; sebab dari titik D segment D E dapat diletakkan kesalah satu dari dua arah. Sesudah itu kebebasan untuk memilih sematjam itu, hingga lukisan selesai, tidak kita djumpai lagi. Djadi ada dua penjelesaian. Akan tetapi ada pula beberapa keadaan istimewa. Misalnja E mungkin berimpit dengan B. Ini terdjadi djika A C J_ BD dan AC = BD ; dalam keadaan ini terdapat penjelesaian jang ta' terbatas banjaknja. Mungkin djuga Y berimpit dengan Z, sehingga ta' terdapat budjursangkar sebuahpun ; ini terdjadi djika AC J_ BD, tetapi AC ^ BD (djuga dalam keadaan diatas djika D E'diletakkan disebelah jang lain terhadap D). Djika dalam soal diatas, urutan titik-titik jang harus dilalui sisisisi budjursangkar tidak ditetapkan, maka dengan tiga djalan keempat titik tadi dapat dibagi mendjadi dua pasang, ja'ni AB dan CD ; AC dan B D ; AD dan B C ; sepasang titik akan dilalui oleh dua garissisi jang berhadapan. Tiap-tiap perpasangan menghasilkan dua penjelesaian djadi (pada um um nja) terdapat enam penjelesaian. Penjelesaian-penjelesaian ini terdapat s b b.: Buatlah garis melalui C tegaklurus pada AB, dan letakkanlah A B pada garis itu disebelah-menjebelah C. Buatlah garis melalui B tegaklurus pada AC, dan letakkanlah AC pada garis itu disebelah-menjebelah B. 19

19 Buatlah garis melalui B tegaklurus pada AD dan letakkanlah AD pada garis itu disebelah-menjebelah. B. Dalam gb. 13 terlukislah ke-enam buah budjursangkar jang memenuhi sjarat. 4. Bab ini kita achiri dengan beberapa tindjauan umum. Pertamatam a kita selidiki lebih landjut, apakah sifat-sifat dari hal-hal jang diketahui (ketentuan). Ketentuan-ketentuan ini dapat dibagi mendjadi dua m atjam, ja ni : 1. Ketentuan jang mengenai bentuk dan besarnja suatu bangun ; artinja djika suatu bangun G memenuhi ketentuan-ketentuan itu, maka tiap-tiap bangun lainnja jang sama-dan-sebangun dengan G, memenuhi djuga ketentuan-ketentuan tadi.. M isalnja: besarnja segmentgaris-segmentgaris atau sudut-sudut jang terdapat dalam bangun jang harus dilukis; perbandingan antara besarnja dua segmentgaris atau dua sudut ; ketentuan, bahwa tiga titik harus terletak pada satu garis atau pada satu lingkaran; atau, bahwa. tiga garis harus melalui satu titik; bahwa dua garis harus sedjadjarbahwa suatu segmentgaris harus lebih besar dari sebuah segmentgaris jang lain, dst. 2. Ketentuan, jang djuga mengenai letaknja bangun jang harus dilukis A rtinja, djika suatu bangun G memenuhinja, maka dengan m em indah G tadi dapat diperoleh bangun jang lain, jang tidak lagi memenuhinja. Misalnja : suatu titik dari bangun jang akan dilukis harus terletak pada suatu garis #t,au padfi Slliltll lillgkaran ; suatu garis 8t3U SllSiU litlgkcirtltl pada bangun jang akan dilukis harus melalui sebuah titik ; salah satu titik-sudut suatu segitiga jang harus dilukis diketahui letaknja, dst. Maksudnja perkataan : dari suatu bangun diketahui sebuah segmentgaris atau sebuah sudut, ialah, bahwa besarnja segmentgaris atau sudut itu diketahui. Djika suatu segmentgaris atau suatu sudut jang sudah tergambar pada suatu tempat, harus mendjadi sebagian dari bangun jang harus dilukis, maka dikatakan, bahwa segmentgaris atau sudut tadi telah diketahui besar dan letaknja. Ketentuan jang pertama termasuk matjam 1, jang kedua termasuk m atjam 2. Sekarang kita bitjarakan banjaknja ketentuan, jang menetapkan sebuah bangun ; artinja : jang membatasi banjaknja bangun jang memenuhi hingga suatu djumlah jang terbatas, misalnja satu, dua, empat dsb. Djika ketentuan-ketentuannja hanja memungkinkan satu bangun sadja, m aka dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan tadi menetapkan 20

20 bangun tadi dengan setundjuk. Djika ketentuan-ketentuannja sedemikian sehingga, djika suatu bangun G memenuhi, diuga tiap-tiap bangun jang sama-dan-sebangun dengan G memenuhi (djadi hanja mengenai bentuk dan besarnja sadja), maka semua bangun jang sama-dan-sebangun dianggap hanja merupakan satu penjelesaian sadja. Kalau terdapat satu atau beberapa ketentuan jang mengenai letaknja bangun jang harus dilukis, maka bangun-bangun jang berlainan tetapi sama-dan-sebangun, djika memenuhi ketentuan-ketentuan harus dianggap penjelesaian-penjelesaian jang berlainan pula. Misalnja : djika harus dilukis sebuah segitiga, jang sisi-sisinja a, b dan c bertutut-turut sama dengan tiga segmentgaris p, q dan r, jang memenuhi p + q > r, P + f > q dan q + r > p, maka segitiga itu telah tertentu oleh keten- tuan-ketentuan itu. Tetapi djika ketentuan-ketentuan tadi ditambah dengan ketentuan, bahwa titiksudut A harus terletak pada suatu garis, maka terdapat penjelesaian jang tidak terbatas banjaknja : sebab segitiga-segitiga jang berlainan tetapi sama-dan-sebangun jang memenuhi, tidak lagi dianggap hanja merupakan satu penjelesaian sadja. Djadi meskipun banjaknja ketentuan telah ditambah dengan satu, tetapi bangun jang harus dilukis 'malahan tidak lagi tertentu. Sebabnja ialah : mengingat m atjam nja ketentuan-ketentuan pada lukisan jang semula (jang belum ditambah ketentuannja), maka pada lukisan jang semula hanja besar dan bentuknja segitiga sadjalah kita pandang; sebaliknja ketentuan jang kita tam bahkan tadi mengenai Ietaknja segitiga, tetapi tidak tjukup. untuk m enentukan letak segitiga itu. Telah diketahui bahwa sebuah segitiga dapat dilukis dari ketentuan-ketentuan sbb. : tiga sisi ; dua sisi beserta sudut-apit mereka ; dua sisi dan sudut didepan salah satu sisi itu ; satu sisi, satu sudut pada sisi itu dan sudut didepan sisi itu. D jika lukisan itu mungkin dilakukan, tentu terdapat satu bangun ; ketjuali pada lukisan jang k e tig a: disini terdapat satu atau dua penjelesaian. Kum pulan tiga unsur, jang tidak kita sebutkan diatas, ialah hanja ketiga sudut. D jika ketiga sudut diketahui, maka lukisan hanja dapat dilakukan djika djumlah ketiga sudut itu sama dengan 180 ; tetapi dalam keadaan ini penjelesaian tidak terbatas banjaknja. Djika suatu lukisan hanja m ungkin dilakukan, djika antara ketentuan-ketentuannja terdapat suatu hubungan kesamaan (disini a y = 180 ), m aka ketentuan-ketentuan tadi disebut berhubungan (ketentuan jang berhubungan), djika mereka memenuhi hubungan tadi ; mereka disebut bertentangan (ketentuan-ketentuan jang bertentangan) djika tidak memenuhi hubungan itu. Djadi pada ketentuan jang bertentangan tidak terdapat bangun sebuahpun, jang memenuhi sjarat. 21

21 D jika, untuk m em ungkinkan lukisan, ketentuan-ketentuannja harus memenuhi satu atau beberapa hubungan ketidak-samaan (misalnja a + b > c, a + c > b, b c > a untuk segitiga dengan sisi a, b dan c), m aka ketentuan-ketentuan tadi tidak disebut berhubungan djika hubungan ketidaksamaan tadi d ip e nu h i; tetapi mereka disebut bertentangan djika hubungan ketidaksamaan itu tidak dipenuhi. Ketentuan-ketentuan jang tidak berhubungan dan tidak bertentangan, disebut tidak berhubungan". Jang diuraikan diatas tentang melukis sebuah segitiga dari beberapa unsurnja, sekarang boleh dikatakan sbb.: sebuah segitiga tertentukan (dapat ditetapkan) bentuk dan besarnja oleh tiga unsurnja jang tidak berhubungan. Menentukan unsur-unsur jang menetapkan suatu bangun, dapat diganti dengan menuliskan sebuah bilangan, jang menjebutkan besatnja unsur itu dengan suatu satuan (misalnja «.m, deradjat). D jika pada lukisan sebuah segitiga dari dua sisi dan sudut didepan salah satu sisi itu, ditetapkan pula djenisnja (tumpul atau lantjip) sudut didepan sisi jang lain, maka penetapan djenis ini sama sadja artinja dengan suatu hubungan ketidaksamaan, jang mengakibatkan berkurangnja penjelesaian dari dua mendjadi satu ; djadi segitiga jang tadinja sudah tertentu, kem udian mendjadi tertentu dengan setundjuk. Djadi suatu hubungan ketidaksamaan ternjata tidak mempengaruhi tertentu atau tidaknja suatu segitiga, artinja: karena suatu hubungan ketidaksamaan, banjaknja penjelesaian tidak dapat berubah dari tidak terbatas mendjadi terbatas, atau sebaliknja. Djika suatu hubungan kesamaan dilepaskan dan diganti dengan hubungan ketidaksamaan, tentu penjelesaian mendjadi ta' terbatas banjaknja. Djika sebuah segitiga harus dilukis dari ketentuan-ketentuan ian» bukan unsur, maka berhubung dengan jang telah diuraikan di^tas* dengan mudah timbullah persangkaan, bahwa pada iimumnja diperlukan tiga buah ketentuan jang tidak berhubungan, untuk menetapkan bentuk dan besarnja sebuah segitiga. Jang dihitung disini, hanja ketentuan-ketentuan jang dapat diwudjudkan dengan hubungan kesamaan ; jang sesuai dengan hubungan ketidaksamaan tidak turut dihitung. D jika suatu ketentuan dapat diw udjudkan dengan dua hubungan kesamaan (m isalnja ketentuan, bahwa suatu segitiga harus samasisi), maka ketentuan ini disebut ketentuan rangkap dua, dan dianggap dua ketentuan tunggal. Dem ikian djuga ketentuan jang rangkap tiga dianggap tiga ketentuan tunggal. Uraian mengenai banjaknja ketentuan jang menetapkan sebuah segitiga ini, djanganlah hendaknja dipandang sebagai suatu dalil dengan arti jang tepat, jang dapat dibuktikan dengan saksama. Lebih baik uraian itu dipandang sebagai suatu petundjuk jang berguna djika kita harus melukis sebuah segitiga. Sebelum lukisan dim ulai, m aka dengan 22

22 petundjuk ini, kami dapat mengetahui untuk sementara, apakah djumlahnja ketentuan-ketentuan tidak terlalu banjak ; apakah (djika lukisan mungkin dilakukan) djum lahnja penjelesaian tidak mendjadi ta' terbatas banjaknja. Mudah dapat dimengerti, bahwa sebuah segi-n dapat dilukis dari (n 1 ) sisi dan ke-(/z 2 ) sudut jang diapit oleh sisi-sisi itu ; djuga dari (n 1 ) sudut dan (n 2) sisi jang berturut-turut; djadi pada kedua lukisan masing-masing diperlukan (2n 3) unsur. Ini adalah alasan untuk menjatakan, bahwa untuk menetapkan bentuk dan besarnja sebuah segi-n, urnumnja diperlukan (2n 3) ketentuan jang tidak berhubungan. Ini djuga dapat didjelaskan dengan djalan membuat semua diagonal dari salah satu titik-sudut sebuah segi-n, sehingga terdjadi (n 2) segitiga. Segitiga jang pertama dapat ditetapkan bentuk dan besarnja oleh tiga ketentuan. Karena itu salah satu sisi dari segitiga jang kedua dapat diketahui, sehingga masih diperlukan dua ketentuan lagi untuk menetapkan bentuk dan besarnja segitiga jang kedua ini. Diuga semua segitiga jang lain, masing-masing memerlukan dua ketentuan, djadi banjaknja ketentuan jang diperlukan adalah 3 -j- (n 3) x 2 2n 3. Untuk menetapkan bentuk, besar dan letaknja sebuah segitiga, misalnja dapat dipakai ketentuan-ketentuan s b b.: tiga ketentuan untuk menetapkan bentuk dan besarnja ; selandjutnja letaknja titiksudut A (ini berarti dua ketentuan, misalnja djarak berarah dari dua garis jang diketahui ke A ; bandingkanlah dengan sumbu-x dan sumbu-y pada salib sumbu s ku-siku ; dan garis jang harus memuat titiksudut B, (satu ketentuan, ja'n i djarak dari B kegaris itu harus,0). Untuk menetapkan bentuk, besar dan letaknja sebuah segitiga diperlukan enam buah ketentuan jang tidak berhubungan. Tjontoh jang mudah ialah : ketiga titik-sudutnja diketahui, djadi ditentukan djarak berarah dari (misalnja sumbu x dan sumbu y) ketitiksudut-titiksudut ini. Djelas pula, bahwa sebuah segi n dapat ditetapkan bentuk, besar dan letaknja oleh 2n ketentuan jang tidak berhubungan, misalnja djarak berarah dari dua garis jang potong memotong kesemua titiksudutnja. Ternjata, bahwa um um nja diperlukan tiga ketentuan jang tidak berhubungan, untuk menetapkan letaknja sebuah bangun, jang besar dan bentuknja sudah ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan jang tjukup banjaknja. Achirnja kita kemukakan hubungan jang terdapat antara jang telah diuraikan diatas dengan teori tentang bangun-bangun jang sama dan-sebangun. Karena sebuah segi-n dapat ditetapkan bentuk dan besarnja dengan (2n 3) ketentuan, dan sesudah ditam bah dengan beberapa hubungan ketidaksamaan mendjadi tertentu dengan setundjuk, maka dua segi-n jang mempunjai sama ke-(2 rc 3) ketentuan dan semua hubungan ketidaksamaan, tentu sama dan sebangun. 23

23 D jika sebaliknja dua bangun sama-dan-sebangun, kalau beberapa sudut dan segmentgaris dalam bangun jang satu sama dengan segmentgaris dan sudut dalam bangun jang lain, maka mungkin ini menim bulkan soal lukisan, ja'ni melukis bangun dari sudut-sudut dan segmentgarissegmentgaris tadi. 5. SOAL-SOAL. Soal jang harus dibuat dengan pembitjaraan jang lengkap, diberi tanda ( 1 ) dibelakangnja. 1. Lukislah sebuah segitiga samasisi, jang diketahui kelilingnja. 2. Lukislah segitiga samakaki, djika diketahui : a ' sebuah sudutalas dan garisbagi sudutalas itu. b. sudutpuntjaknja dan djum lah alas dan sebuah kaki c. garistinggi dari puntjak dan garisberat dari titiksudut jang lain 3. Lukislah sebuah segitiga siku-siku ABC (y = 90 ), djika diketahui a. garistinggi dan garisberat dari C ; b. sisimiring dan djum lah kedua sisisiku. c. garisberat dari B dan dari C. 4. Lukislah sebuah segitiga ABC, djika diketahui ; a. sisi a, sisi b dan garisberat mc. b. sisi a, garisberat mb dan garisberat mc. c. ketiga garisberat. ( 1 ). 5. Lukislah A ABC, djika d ik e tah u i: a. a, garistinggi ta dan garistinggi te ; ( 1 ); b. a, garisbagi da dan garistinggi ta ; c. a, garisbagi db dan garistinggi tb. 6. Lukislah A ABC, djika diketahui r a. a, p dan b + c b. a, y dan b c (b > c) c. a, a dan b c (b > c) 7. Lukislah A ABC dengan ketentuan-ketentuan s b b.: a. a, p dan a + b ; b. a, p dan b c (b > c); c. a, p dan a + b + c. 24

24 8. Lukislah sebuah persegipandjang, djika diketahui : a. sebuah diagonal dan kelilingnja; b. selisih antara sebuah diagonal dan sebuah sisi, dan sudut lantjip antara kedua diagonal. 9. Lukislah sebuah belahketupat, djika d ik e tah u i: a. sebuah sudutlantjip dan djumlah kedua diagonal ; b. diagonal jang terpandjang dan djarak antara dua sisi jang sedjadjar. 10. Lukislah sebuah djadjarangendjang, djika diketahui : o. sisi-sisinja dan djarak antara dua sisi jang sedjadjar: b. sebuah sisi, sudutlantjip antara kedua diagonal dan selisih antara kedua diagonal Lukislah sebuah trapezium, djika diketahui: a. keempat sisi ( 1 ) ; b. kedua sisi jang sedjadjar dan kedua sudut pada salah satu sisi itu ; c. sebuah sudut sebuah diagonal selisih antara kedua sisi sedjadjar dan djum lah kedua sisi jang lain Lukislah sebuah trapezium samakaki, djika d ik e tah u i: a. alas kaki dan tingginja ; b. sebuah kaki, sebuah diagonal dan djumlah kedua sisi jang sedjadjar. 13. Lukislah sebuah garis, sehingga dua lingkaran jang diketahui, C t dan C2, memotong dari garis itu talibusur-talibusur jang pandjang- nja k-l dan k Lukislah segitiga siku-siku, djika diketahui: djari-djari lingkaran- dalam nja dan garistinggi pada sisimiring ( 1 ). 15,. Diketahui dua garis sedjadjar g dan h, dan sebuah titik T jang tidak terletak antara g dan h. Lukislah sebuah garis melalui T, jang momotong g di G dan h di H, sehingga : a. G H sama dengan segmentgaris a ; b. TG + TH sama dengan segmentgaris b. D jika T terletak antara g dan h, tariklah GTH, sehingga : c. TG TH sama dengan segmentgaris c. 25

25 16. Lukislah dalam A ABC sebuah segmentgaris D E // A B (D pada AC, E pada BC), sehingga a. D E = AD + BE b. D E = AD BE (a < b) 17. Sebuah lingkaran C, sebuah garis g dan sebuah segmentgaris AB diketahui besar dan letaknja. Tetapkanlah pada C sebuah titik P dan pada g sebuah titik Q, sehingga PQ # AB. 18. Lukislah segiempat ABCD, djika dik e ta h u i: a. keempat sisinja dan sudut antara dua sisi jang berhadapan ; b. AB, AD, CD, /_ B dan C ; c. dua sisi jang berhadapan dan tiga s u d u t; d. dua sisi jang berhadapan, kedua diagonal dan salah satu sudut antara kedua diagonal. 19. Dalam segiempat ABCD, M adalah titikpertengahan AB dan N titikpertengahan CD. Lukislah segiempat ini, djika diketahui MN dan selandjutnja djuga : a. keempat sisi ; b. AB, AD, BC dan /_ A ; c. AB, BC, CD dan sudutlantjip antara D A dan BC. 20. Diketahui sebuah garis g dan dua titik A dan B. Tetapkanlah pada garis g sebuah titik T, sehingga: a. TA dan TB" membuat sudut jang sama dengan garis g. b. TA* + TB mendjadi sependek-pendeknja. c. TA TB mendjadi sepandjang-pandjangnia. 21. Didalam sebuah sudut lantjip (g,h) terdapat sebuah titik A. Tjarilah pada g sebuah titik G dan pada h sebuah titik H, sehingga keliling A A G H mendjadi seketjil-ketjilnja. 22. Diketahui titik A dan titik B, jang terletak disatu pihak terhadap garis g. Dari A dan B dibuat garis-garis jang tegaklurus pada g dan memotong g, berturut-turut di A ' dan B'. Pilihlah pada segmentgaris A' B' sebuah titik T, sehingga /_ ATA' 2 / BTB'. 23. Diketahui dua lingkaran C1 dan C2 jang terletak disebelah menjebelah sebuah garis g. Pilihlah titik P pada Cx dan titik Q pada C2, sehingga g mendjadi sumbu segmentgaris PQ. 26

26 24. Lukislah segiempat ABCD, djika keempat sisinja diketahui, sedangkan diagonal AC membagi dua sama sudut A. 25. a. Diketahui dua lingkaran C, dan C2, jang potong m em otong; salah satu titikpotong mereka disebut S ; a ialah sebuah segmentgaris.lukislah talibusurrangkap pada kedua lingkaran itu, jang melalui S dan pandjangnja sama dengan a. b. Lukislah talibusurrangkap jang paling pandjang melalui S. c. Lukis djuga talibusurrangkap melalui S, jang terbagi dua sama oleh S. 26. Dari suatu segitiga siku-siku ABC (/_ C = 90 ) diketahui garisberat /na dan garisberat tnb. Lukislah segitiga itu dan selidikilah, sjarat-sjarat mana harus dipenuhi supaja lukisan itu mungkiri dikerdjakan. 27. Selidikilah tertentu atau tidaknja A ABC oleh ketentuan-ketentuan sbb. ; 1). a, b, dan ta ; 2). c, p dan /a ; 3). besar dan letaknja c ; besarnja b dan ta. 28. a. Lukislah A segitiga A ^ A ^ djika letaknja titikpertengahan. Mt, M 2 dan M3 ketiga sisinja diketahui. b. Lukislah sebuah segilima A ^ A z A ^ A ^, djika letaknja titik pertengahan M M,, M3, M4 dan M5 kelima sisinja diketahui. c. D apatkah sebuah segiempat dilukis, djika letak titikpertengahan keempat sisinja diketahui? d. Lukislah sebuah segiempat, djika titikpertengahan tiga sisi dan titikpotong kedua diagonal diketahui letaknja. e. Lukislah sebuah segiempat, djika diketahui letaknja titikpertengahan tiga sisi dan pandjangnja dua sisi jang berdekatan. /. Lukislah sebuah segiempat, djika diketahui letaknja titikpertengahan tiga sisi dan pandjangnja dua sisi jang berhadapan. g. Lukislah sebuah trapezium, djika diketahui titikpertengahan tiga sisi dan pandjangnja salah satu sisi. 27

27 B A B II. 6. TEMPAT KEDUDUKAN. Untuk mendjelaskan pengertian tempat kedudukan, kita mulai dengan beberapa tjontoh, jang kemudian akan kita bitjarakan sekali lagi. Melalui sebuah titik T dalam sebuah lingkaran dengan pusat P, ditarik beberapa talibusur dan kemudian ditetapkan titikpertengahan talibusur-talibusur ini. Titik-titik pertengahan ini, dan djuga titikpertengahan semua talibusur lainnja jang melalui T, merupakan sebuah lingkaran. Dikatakan sekarang, bahwa lingkaran ini adalah tempat kedudukan dari titik-titik pertengahan ta d i,'g b. 14. Gb. 14: Titik2 pertengahan Kita ambil dua garis Z dan m jang tali busur. potong memotong, dan sebuah segmentgaris a ; kemudian kita tentukan titik-titik T, jang djumlah djaraknja ke / dan ke m sama dengan a. Ternjata bahwa kumpulan semua titik jang mempunjai sifat ini, terdiri dari 4 buah segmentgaris, jang mendjadi sisi-sisi sebuah persegi pandiang, termasuk pula ke-empat titik-sudutnja ; gb. 15. Persegi pandjang ini disebut lagi tempat kedudukan titik-titik T. Sampailah kami sekarang pada pertegasan i n i : Jang dimaksud dengan tempat kedudukan ialah kumpulan semua titik, jang mempunjai sifat jang sama. Dalam tjontoh jang kesatu misalnja, tiap-tiap titik dari tempat kedudukan adalah titikpertengahan suatu talibusur jang melalui T. Dalam tjontoh jang kedua, djumlah djarak tiap-tiap titik dari tempat kedudukan ke / dan ke m sama Gb. ]5:dx+ d2= a. dengan segmentgaris a. Suatu tempat kedudukan mungkin terdiri dari satu atau beberapa tit ik ; satu atau beberapa garis atau (dan) garislengkung atau (dan) bagian-bagiannja, atau terdiri dari sebagian dari bidangdatar. Djika misalnja diketahui sebuah lingkaran (P,r ),maka tempat kedudukan titik-titik T jang memenuhi T P < r, adalah bagian dari bidangdatar jang terletak didalam lingkaran (P,r). 28

28 D j adi perkataan bangun dan perkataan tem pat kedudukan m enundjukkan hal jang sama, jakni : kumpulan satu atau beberapa titik. Hanja perkataan tempat kedudukan kita pakai, djika kita hendak menjatakan bahwa bangun itu dapat ditegaskan dengan suatu sifattanda, jang dapat dipergunakan untuk menetapkan, apakah sebarang titik (jang mana sadja) pada bidang adalah sebagian dari bangun itu atau tidak. Dalam tjontoh jang pertama sifattanda ini berupa lukisan jang menghasilkan salah satu titik dari bangun. Semua titik jang terdapat dengan lukisan ini, bersama-sama merupakan tempat kedudukan. Pertegasan sematjam ini menimbulkan pada pikiran kita gambaran suatu talibusur, jang berputar pada titik T jang tetap, titikpertengahan talibusur ini dikatakan membentuk (menghasilkan) atau mendjalani {melalui) bangun termaksud. Untuk mendjelaskan ini lagi te>mpat kedudukan kadang-kadang djuga disebut djalan jang dilalui oleh titikpertengahan talibusur jang berputar pada T. Sekarang kita bitjarakan pertanjaan, bangun jang manakah mendjadi tempat kedudukan, djika sebuah titik harus memenuhi suatu atau beberapa sjarat. Pertanjaan ini dalam ilmu ukur datar hanja dapat didjawab, djika sjarat-sjarat itu tidak sulit. Jang fclibitjarakan dalam ilmu ukur datar biasa, ialah hanja tempat kedudukan jang berupa titik-titik tersendiri; garis-garis lurus atau bagian-bagiannja; lingkaran ; busur lingkaran ; atau bagian bidang jang dibatasi oleh lingkaran atau bagian lingkaran. Sjarat-sjarat jang sangat sederhana, jang harus dipenuhi oleh suatu titik, seringkali telah menghasilkan tem pat kedudukan jang sangat sulit bentuknja. Pembatja hendaklah menggambar tempat kedudukan titik-titik, jang djumlah djaraknja ketitik-titik A dan B sama dengan segmentgaris a ; tempat kedudukan ini ternjata sebuah garislengkung, jang disebut ellips. Tempat kedudukan titik-titik,- jang hasilperbanjakan djaraknja ke A dan ke B sama dengan J/4 A B2, ialah lemniscat Bernoulli. Tarik djuga dua garis l dan m jang tegaklurus sesamanja ; di dalam tiap-tiap kwadrant dibuat segmentgaris-segmentgaris d, jang udjungudjungnja terletak di / dan m ; titik-kaki garis-garis jang dibuat dari titikpotong / dan m, tegaklurus pada segmentgaris-segmentgaris d merupakan sebuah roset jang berdaun empat buah. Tentu sadja sebuah tempat kedudukan harus disebutkan dengan djelas ; tidak tjukup djika m isalnja hanja dikatakan: tem pat kedudukan titikpertengahan sekumpulan talibusur sedjadjar sesuatu lingkaran adalah sebuah garistengah ; perlu djuga disebutkan arahnja garistengah itu. Begitu djuga pada tjontoh gb. 14, tidak tjukup djika hanja dikatakan bahwa tempat kedudukannja adalah sebuah lingkaran ; perlu djuga disebutkan titik- pusat beserta djari-djarinja, atau tiga titik jang dilaluinja. 29

29 Sekarang kita uraikan tentang apa jang harus kita buktikan, djika kita menjatakan, bahwa bangun G adalah tempat kedudukan titik-titik jang mempunjai sifattanda k. 1. S ja ra t: sifattanda k\ dari penjelesaian ternjata bahwa tiap-tiap titik T\ jang mempunjai sifattanda k, adalah sebagian dari sebuah bangun G. 2. Ambillah sebarang titik T2 pada G ; buktikanlah, bahwa T2 mempunjai sifattanda k. 3. Buktikanlah, bahwa sebuah titik T3 jang tidak niempunjai sifattanda k, tentu terletak diluar G. Ambillah sebuah titik T4 diluar G dan buktikanlah, bahwa T4 tidak mempunjai sifattanda k. Suatu tjo n to h ; lihatlah gambar 16 disini zl, z2, z3 dan z4 adalah garissisi sebuah budjursangkar dengan sisi a. Sifattanda, bahwa djumlah djarak suatu titik A kegaris-garis z sama dengan 3 a, menghasilkan : A adalah titik dari sebuah segidelapan (buktinja diserahkan kepada pem batja); segidelapan ini adalah bangun G ; lihatlah d juga titik B. Sekarang keempat pernjataan mendjadi : 1. Untuk sebuah titik sifattandanja ialah: s = 3 a ; akibatnja: titik itu terletak di G ; lihatlah A nja B adalah sebuah titik dari segidelapan G ; harus dibuktikan : djumlah djarak B kegaris-garis z sama dengan 3 a. Untuk C berlaku : s # 3 a ; a k ib a t: C bukan titik dari G D tidak terletak pada segidelapan ; akibat s ^ 3 a. Pernjataan-pernjataan ini tidak perlu dibuktikan keempat-empat- ; kita mulai dengan 1, lalu kami buktikan 2. Kemudian lihatlah 3, kalimat terachir; salah satu sadja b e n a r: C adalah sebuah titik dari G atau bukan titik dari G ; jang tersebut dahulu tidak mungkin ; lihat sadja 2 ; menurut 2 tentu s = 3a, dan ini bertentangan dengan kalim at pertama dari 3. 4 pun tidak kita perlukan, sebab djuga dapat dibuktikan setjara tidak langsung. Djadi untuk bukti jang diperlukan, tjukuplah kita pakai dua pernjataan sadja, misalnja : 1 dan 2 ; 1 dan 3 ; 2 dan 4 atau 3 dan 4. 30

GEOMETRI BIDANG. Disampaikan dalam PEMBEKALAN OSN-2010 SMP N I KEBBUMEN Mata Pelajaran: Matematika

GEOMETRI BIDANG. Disampaikan dalam PEMBEKALAN OSN-2010 SMP N I KEBBUMEN Mata Pelajaran: Matematika GEMETRI ING isampaikan dalam EMEKLN SN-00 SM N I KEUMEN Mata elajaran: Matematika leh: Murdanu, M.d. Jurusan endidikan Matematika FMI Universitas Negeri Yogyakarta SEKLH MENENGH ERTM NEGERI KEUMEN 00 GEMETRI

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika: Rasio Rasio adalah perbandingan ukuran. Rasio digunakan untuk membandingkan besaran dengan pembagian. Misal dua segitiga memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Salah satu sisinya yang seletak

Lebih terperinci

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP 1 Geometri dasar Himpunan berbentuk beserta sistem aksioma yang melibatkan 5 aksioma disebut Struktur Geometri Euclid, dengan unsurunsur

Lebih terperinci

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian simetri lipat, simetri putar, setengah putaran,

Lebih terperinci

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA V HN LTIHN N SRN PMHNNY. ahan Latihan Kerjakanlah soal-soal berikut. Jangan mencoba melihat petunjuk atau kunci, sebelum benar-benar nda mengalami jalan buntu. 1. alam sebuah persegipanjang ditarik 40

Lebih terperinci

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA BB III MSLH GEOMETRI N PEMECHNNY Menurut Posamentier dan Stepelmen (1986), masalah dalam geometri mencakup: 1. Membuktikan teorema atau berbagai akibat situasi geometri secara sistematis a. menggunakan

Lebih terperinci

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus Modul 4 SEGIEMPAT A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian berbagai macam segiempat: jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium. Disamping

Lebih terperinci

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI Suatu titik menyatakan letak atau posisi dari sesuatu yang tidak mempunyai ukuran, maka titik tidak mempunyai ukuran. Dikatakan bahwa titik berdimensi nol (tak

Lebih terperinci

Geometri Dimensi Dua

Geometri Dimensi Dua Geometri Dimensi Dua Materi Pelatihan Guru SMK Model Seni/Pariwisata/Bisnis Manajemen Yogyakarta, 28 November 23 Desember 2010 Oleh Dr. Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR. Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS Materi : Konstruksi-konstruksi dasar. Garis-garis lengkung. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Proyeksi ortogonal (gambar pandangan majemuk). 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan Definisi 1.1 Garis m dikatakan memotong garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan bertemu satu bidang datar dan bertemu pada satu titik Definisi 1.2 Garis m dikatakan sejajar dengan

Lebih terperinci

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki SEGITIG DN SEGIEMPT. SEGITIG 1. Mengenal Segitiga Jika persegi panjang PQRS dipotong melalui diagonal PR, maka akan didapat dua bangun yang berbentuk segitiga yang sama dan sebangun atau kongruen. Semua

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KISI-KISI PENULISAN SAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga Kelas / semester : VII / 2 Standar Komptensi : Memahami konsep segi empat

Lebih terperinci

A. Menemukan Dalil Pythagoras

A. Menemukan Dalil Pythagoras A. Menemukan Dalil Pythagoras 1. Menemukan Dalil Pythagoras. Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi pada sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah luas daerah persegi pada sisi-sisi siku-sikunya

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Bangun Datar

Sifat-Sifat Bangun Datar Sifat-Sifat Bangun Datar Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI Oleh : Himmawati P.L Soal matematika yang diujikan di sekolah-sekolah maupun di Ujian Nasional pada umumnya dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Lebih terperinci

Pertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C

Pertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C Pertemuan ke Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C B Empat persegi panjang d D E a c C B b B = CD dan B // CD D = BC dan D //

Lebih terperinci

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Segitiga 1. Beberapa sifat yang berlaku pada segitiga adalah : Jumlah sudut-sudut sembarang segitiga adalah 180 0 Pada segitiga ABC berlaku AC = BC B = A

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama

Lebih terperinci

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar Bab 9 Segitiga Standar Kompetensi Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi susdutnya. 6.3 Menghitung

Lebih terperinci

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap 44

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap  44 Indikator : 1. Menentukan banyaknya cara persegi panjang dapat menempati bingkainya. 2. Menggunakan sifat-sifat persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dalam perhitungan. 3. Menentukan

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SEGITIGA DAN SEGIEMPAT A. Pengertian Segitiga Jika tiga buah titik A, B dan C yang tidak segaris saling di hubungkan,dimana titik A dihubungkan dengan B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2)

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 4 PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun datar yang dibagi menjadi dua kegiatan belajar,

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR SISWA

KEGIATAN BELAJAR SISWA KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003

Lebih terperinci

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti

Lebih terperinci

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC A. SEGI TIGA 1. Pengertian Segitiga Sisi-sisi yg membentuk segitiga ABC berturut-turut adalah AB, BC, dan AC. Sudut-sudut yg terdapat pada segitiga ABC sebagai berikut. a. < A atau < BAC atau < CAB. b.

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA SMP KELAS 8

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA SMP KELAS 8 KUMPULAN SOAL MATEMATIKA SMP KELAS 8 Dirangkum oleh Moch. Fatkoer Rohman Website: http://fatkoer.co.cc http://zonamatematika.co,cc Email: fatkoer@gmail.com 009 Evaluasi Bab 1 Untuk nomor 1 sampai 5 pilihlah

Lebih terperinci

Kumpulan Soal dan Pembahasan Segi Empat Oleh: Angga Yudhistira

Kumpulan Soal dan Pembahasan Segi Empat Oleh: Angga Yudhistira Kumpulan Soal dan Pembahasan Segi Empat Oleh: Angga Yudhistira http://matematika100.blogspot.com/ Kumpulan Soal dan Pembahasan Matematika SMP dan SMA, Media Pembelajaran,RPP, dan masih banyak lagi Catatan

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG 2.1 Menggambar Sudut Memindahkan sudut a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m b.

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001 1. Notasi pembentuk himpunan dari B = {1, 4, 9} adalah... A. B = {x x kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B. B = {x x bilangan tersusun yang kurang dari 10} C. B = {x x kelipatan bilangan 2 dan 3

Lebih terperinci

PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 2014

PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 2014 PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 014 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Di suatu daerah yang berada pada ketinggian.500 meter di atas permukaan laut suhunya

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

Shortlist Soal OSN Matematika 2014

Shortlist Soal OSN Matematika 2014 Shortlist Soal OSN Matematika 2014 Olimpiade Sains Nasional ke-13 Mataram, Nusa Tenggara Barat, 2014 ii p Kontributor Komite Pemilihan Soal OSN Matematika 2014 menyampaikan rasa terima kasihnya kepada

Lebih terperinci

Menemukan Dalil Pythagoras

Menemukan Dalil Pythagoras Dalil Pythagoras Menemukan Dalil Pythagoras 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Segitiga ABC adalah sebuah segitiga siku-siku di B dengan sisi miring AC. Jika setiap petak luasnya 1 satuan, tentukan luas

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA 018 OSK Matematika SMA (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Disusun oleh: Pak Anang Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS

Lebih terperinci

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti: Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes

Lebih terperinci

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Jajaran genjang dapat dibentuk dari gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan pusat titik tengah salah

Lebih terperinci

1. Diketahui fungsi : f mempunyai sifat f x 1 1 f x untuk setiap x. Jika f 2. 2, maka nilai fungsi f B. 2 C. 3 D E.

1. Diketahui fungsi : f mempunyai sifat f x 1 1 f x untuk setiap x. Jika f 2. 2, maka nilai fungsi f B. 2 C. 3 D E. f x f mempunyai sifat f x f x untuk setiap x. Jika f, maka nilai fungsi f 06. Diketahui fungsi : 06 06. Perhatikan gambar berikut ini! Berapakah ukuran luas daerah yang diarsir jika diketahui ukuran luas

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMER ELJR PENUNJNG PLPG 2016 MT PELJRN/PKET KEHLIN GURU KELS S III GEOMETRI ra.hj.rosdiah Salam, M.Pd. ra. Nurfaizah, M.Hum. rs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.r.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari chmad,

Lebih terperinci

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Geometri Ruang (Dimensi 3) Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP Lingkaran & Garis Singgung A. Unsur-Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran. Lambang lingkaran dengan

Lebih terperinci

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian segitiga, hubungan sisi-sisi segitiga, jenis-jenis segitiga ditinjau

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A MATEMATIKA Pertemuan 2 N.A smile.akbar@yahoo.co.id Awali setiap aktivitas dengan membaca Basmallah Soal 1 (Operasi Bentuk Aljabar) Bentuk Sederhana dari adalah a. b. c. d. Pembahasan ( A ) Soal 2 (Pola

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL MATEMATIKA - SMP SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 014

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 3 Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

1.3 Segitiga-segitiga yang Kongruen

1.3 Segitiga-segitiga yang Kongruen 1.3 Segitiga-segitiga yang Kongruen Apa yang akan kamu pelajari? B A Syarat Dua Bangun Datar Kongruen Mengenali dua bangun datar yang kongruen a- tau tak kongruen, dengan menyebut syaratnya. Menentukan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 015 CALON TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 016 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Disusun oleh : 1. 015 = 5 13 31 Banyaknya faktor

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL MATEMATIKA UN 2014 Jawaban : Pembahasan : (operasi bilangan pecahan) ( ) Jawaban : (A) Pembahasan : (perbandingan senilai) 36 buku 8 mm x x 3. 0 X buku 24 mm Jawaban : (C) Pembahasan :

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu

Lebih terperinci

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

BAB 7 GEOMETRI NETRAL BAB 7 GEOMETRI NETRAL Ilmuwan besar matematika ini lahir pada bulan April 1777, di Brunswick, Daerah duke Brunswick (sekarang Negara Jerman). Gauss tumbuh didalam keluarga yang agak sederhana, bukan kaya

Lebih terperinci

Tidak diperjualbelikan

Tidak diperjualbelikan MATEMATIKA KATA PENGANTAR Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/003, tanggal 14 Oktober 003, tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 003/004, antara lain menetapkan bahwa dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional contact person : ALJABAR

Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional  contact person : ALJABAR ALJABAR 1. Diberikan a 4 + a 3 + a 2 + a + 1 = 0. Tentukan a 2000 + a 2010 + 1. 2. Diberikan sistem persamaan 2010(x y) + 2011(y z) + 2012(z x) = 0 2010 2 (x y) + 2011 2 (y z) + 2012 2 (z x) = 2011 Tentukan

Lebih terperinci

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

1. Diketahui suatu polynomial 15. A B 3C D. Berapakah koefisien dari. A B C D Jawab :

1. Diketahui suatu polynomial 15. A B 3C D. Berapakah koefisien dari. A B C D Jawab : 3 2 1. Diketahui suatu polynomial 15 A B 3C D. Berapakah koefisien dari 5 15 6 2 2 A B C D Jawab :? 2. Diberikan polinomial f(x) = x n + a 1 x n-1 + a 2 x n-2 + + a n-1 x + a n dengan koefisien a 1, a

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung rusuk kubus = a volume = a³ panjang diagonal bidang = a 2 luas = 6a² panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume = π r² t luas = 2πrt Prisma

Lebih terperinci

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. Dengan menggunakan ruas garis yang sudah ada, tentukan banyak jajar genjang tanpa sudut siku-siku pada

Lebih terperinci

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian : 1. Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm C. 26 cm B. 52 cm D. 13 cm 2. Gambar disamping adalah persegi panjang. Salah satu sifat persegi panjang adalah

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Apa kabar Saudara? Semoga Anda dalam keadaan sehat dan semangat selalu. Selamat berjumpa pada inisiasi kedua pada mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika. Kali ini topik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9 tahun 1969 24 Pebruari 1969 No. 1/DPRDGR/67. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa No Parameter Satuan Baku mutu Metode analisis G43 67 44 53 51 G44 67 43 39 39 G45 68 37 45 52 G46 71 41 41 53 G47 61 33 45 52 G48 66 39 41 53 G49 67 44 40 42 G50 75

Lebih terperinci

Vektor dan Operasi Dasarnya

Vektor dan Operasi Dasarnya Modul 1 Vektor dan Operasi Dasarnya Drs. Sukirman, M.Pd. D PENDAHULUAN alam modul ini disajikan pengertian vektor, aljabar vektor dan aplikasinya dalam geometri. Aljabar vektor membicarakan penjumlahan

Lebih terperinci

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 C. 6 B. 5 D. 7 Kunci : B B = (bilangan prima kurang dan 13) Anggota himpunan B = (2, 3, 5, 7, 11) Sehingga banyaknya

Lebih terperinci

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat ang Sederhana Untuk melajutkan penelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai unsur-unsur kajian geometri, aksioma kekongruenan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 1 Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Melakukan Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian LAMPIRAN 5 Instrumen

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Kencana, No. 2 Hal. 6 Th I - 1958 Drs. Asrul Sani SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Tjatatan: Drs. Asrul Sani adalah terkenal sebagai seorang essays jang djuga termasuk salah seorang

Lebih terperinci

Segiempat. [Type the document subtitle]

Segiempat. [Type the document subtitle] Segiempat [Type the document subtitle] [Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract

Lebih terperinci

LINGKARAN SMP KELAS VIII

LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII Oleh, Deddy Suharja Januari 2013 A. Pengertian Dan Unsur Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan ( locus ) titik titik yang berjarak sama terhadap

Lebih terperinci

LINGKARAN SMP KELAS VIII

LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII Oleh, Deddy Suharja Januari 2013 A. Pengertian Dan Unsur Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan ( locus ) titik titik yang berjarak sama terhadap suatu titik. Gambar

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2014 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Waktu : 210 Menit

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2014 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Waktu : 210 Menit SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2014 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2015 Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT PERSEGIPANJANG. Oleh Nialismadya & Nurbaiti, S. Si

SIFAT-SIFAT PERSEGIPANJANG. Oleh Nialismadya & Nurbaiti, S. Si SIFAT-SIFAT PERSEGIPANJANG Oleh Nialismadya & Nurbaiti, S. Si Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat

Lebih terperinci

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW Nama Sekolah : SMP N Berbah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/Genap Alokasi Waktu : x 40 menit ( jam pelajaran) Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Titik, Garis, dan Bidang Pada geometri, tepatnya pada sistem aksioma, terdapat istilah tak terdefinisi. Istilah tak terdefinisi adalah istilah dasar yang digunakan dalam membangun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN LAMPIRAN Standar Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri Tempel Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ Materi Pokok : Segitiga Alokasi

Lebih terperinci

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara Sistem Koordinat Cartesius.. Geometri Analitik Geometri analitik adalah suatu cabang ilmu matematika yang merupakan kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan

Lebih terperinci

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 015 BIDANG MATEMATIKA BAGIAN A: SOAL ISIAN SINGKAT 1. Banyak faktor persekutuan dari 1515 dan 530 yang merupakan bilangan genap positip

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6 4 ). ( -1 4 ) E. ( 5 4 ) B. ( 6 4) D. ( 1 4 ) BAB

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

1 Bilangan. 2 A. MACAM-MACAM BILANGAN B. SIFAT OPERASI PADA BILANGAN BULAT. b dan b 0. Contoh: 1 à a = 1 dan b = 4.

1 Bilangan. 2 A. MACAM-MACAM BILANGAN B. SIFAT OPERASI PADA BILANGAN BULAT. b dan b 0. Contoh: 1 à a = 1 dan b = 4. Matematika 1 Bilangan A. MACAM-MACAM BILANGAN 1. Bilangan Asli 1, 2, 3, 4, 5, 6,, dan seterusnya. 2. Bilangan Cacah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya. 3. Bilangan Prima Bilangan prima yaitu bilangan

Lebih terperinci

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( ) BB 7 GRIS DN SUDUT. SUDUT 1. Pengertian Sudut Sudut dibentuk dari dua sinar yang titik pangkalnya berimpit. Sinar digambarkan berupa garis lurus yang di ujungnya tanda panah dan di pangkalnya tanda titik.

Lebih terperinci

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1 1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil

Lebih terperinci

SOAL URAIAN. 2. The triangle ABC has a right angle on B with BAC = 34. Point D lies on AC so that AD=AB. Find DBC. Jawab: 17

SOAL URAIAN. 2. The triangle ABC has a right angle on B with BAC = 34. Point D lies on AC so that AD=AB. Find DBC. Jawab: 17 SOAL URAIAN 1. Firly memotong tali pancing yang panjangnya 70 m menjadi tiga bagian. Jika panjang tali pancing kedua adalah dua kali panjang tali pertama, dan panjang tali ketiga dua kali panjang tali

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG MATEMATIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci