PEDOMAN PENILAIAN IMPLEMENTASI SIADPA PLUS PENGADILAN AGAMA / MAHKAMAH SYAR IYAH TAHUN 2012

Transkripsi

1 PEDOMAN PENILAIAN IMPLEMENTASI SIADPA PLUS PENGADILAN AGAMA / MAHKAMAH SYAR IYAH TAHUN 2012 A. Latar Belakang Dalam pemanfaatan Teknologi Informasi pada proses administrasi peradilan di pengadilan agama, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI telah membuat suatu aplikasi yang diberi nama aplikasi SIADPA kependekan dari Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Agama dan SIADPTA kependekan dari Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Tinggi Agama. Aplikasi SIADPA mempunyai peran penting dalam mengoptimalkan penerapan Pola Bindalmin di lingkungan Peradilan Agama. Aplikasi SIADPA telah dirasakan manfaatnya dalam rangka penyelarasan antara Pola Bindalmin dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang tugas pokok. Keberadaan aplikasi SIADPA di lingkungan peradilan agama telah mendapatkan payung hukum yang kuat dengan dikeluarnya Pedoman pelaksanaan Tugas Administrasi Peradilan Agama Buku II Edisi Revisi Tahun 2010 yang menegaskan bahwa aplikasi SIADPA menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelaksanaan tugas administrasi peradilan. Sebelumnya, telah dikeluarkan juga instruksi tentang pemanfaatan aplikasi SIADPA sebagai pendamping Pola Bindalmin pada peradilan agama di seluruh Indonesia sebagaimana termuat dalam Surat Nomor 12/TUADA/AG/2007 tertanggal 27 September Yang kemudian juga dikuatkan kembali dengan suratnya nomor 07/TUADA- AG/IX/2011 tertanggal 19 September 2011 tentang Optimalisasi Penggunaan Aplikasi SIADPA Plus. Sebagaimana surat pengantar dari Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI nomor 2797/DJA.3/OT.00/IX/2011 tanggal 27 September Aplikasi SIADPA sebagai sebuah sistem manajemen perkara (case management system) telah dirasakan manfaatnya di bidang administrasi peradilan. Proses pengolahan dokumen perkara dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan efisien sehingga pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan bisa lebih ditingkatkan. 1

2 Kebijakan pengembangan aplikasi SIADPA diarahkan pada terciptanya tata kerja di bidang keperkaraan yang lebih modern sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalam rangka memberikan pelayanan prima dan tersedianya keadilan bagi seluruh masyarakat (Justice for All). Oleh karena itu Ditjen Badilag MA RI memasukkan kebijakan ini ke dalam Program Prioritas Pembaruan di lingkungan peradilan agama. Adapun yang dimaksud dengan Program Prioritas Pembaruan di lingkungan peradilan agama meliputi:(1) Penyelesaian perkara; (2) Manajemen SDM; (3) Pengawasan/Pengaduan; (4) Pengelolaan website; (5) Pelayanan Meja informasi; (6) Pelayanan publik; (7) Implementasi SIADPA Plus dan SIADPTA Plus; dan (8) Justice for All yang terdiri dari perkara prodeo, sidang keliling dan Pos Bantuan Hukum (Posbakum). Terhadap masing-masing program prioritas, Ditjen Badilag MA RI tidak hanya melakukan pemantauan, tetapi juga melakukan penilaian dan memberikan penghargaan melalui Religious Courts Reform Awards. Penilaian terhadap Implementasi Siadpa Plus memerlukan adanya sebuah pedoman untuk dijadikan acuan, tidak hanya untuk Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI, tetapi juga untuk Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syar iyah Aceh yang akan melakukan penilaian terhadap Implementasi Siadpa Plus di Pengadilan Agama/Mahkamah Syar iyah di wilayah hukumnya masing-masing. B. Tujuan Secara umum Penilaian Implementasi Siadpa Plus bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat implementasi di setiap Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah dan sebagai bahan guna menyusun program pembinaan selanjutnya. Secara khusus Penilaian Implementasi Siadpa Plus Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah untuk menetapkan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah yang memiliki tingkat implementasi terbaik di Seluruh Indonesia. C. Komponen Penilaian Penilaian Implementasi SIADPA Plus Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah dilakukan terhadap 5 (lima) komponen sebagai berikut : 1. Implementasi Siadpa Plus, yang terdiri dari 10 tingkat implementasi 2. Kebijakan Pimpinan 2

3 3. Validasi Data Online 4. SDM/Kreatifitas D. Sistim Penilaian 1. Tahapan Penilaian Sistim penilaian Implementasi SIADPA Plus Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap : a. Penilaian Tahap Pertama 1. Penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama berdasarkan pedoman ini. Sasaran penilaian adalah Pengadilan Agama yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama yang bersangkutan. 2. Seluruh Ketua Pengadilan Tinggi Agama menyerahkan hasil penilaian implementasi SIADPA Plus terhadap Pengadilan Agama di wilayahnya yang disertai dengan berkas penilaian kepada Panitia Pusat. b. Penilaian Tahap Kedua 1. Penilaian dilakukan oleh Tim Pusat dari Ditjen Badilag MA RI terhadap Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah yang memiliki nilai tinggi di setiap Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar iyah Aceh. 2. Setelah melakukan penilaian. Tim Pusat akan menetapkan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah yang berhak mendapatkan predikat terbaik secara nasional di bidang Implementasi SIADPA PLUS. 2. Bobot dan Nilai a. Keseluruhan Bobot penilaian sebesar 100 yang dibagi dalam 4 (empat) komponen sebagai berikut : 1). Implementasi Siadpa Plus : 60 2). Kebijakan Pimpinan : 20 3). Validasi Data Online : 14 4). SDM / Kreatifitas : 6 b. Masing-masing komponen dibagi beberapa kriteria penilaian dengan diberikan nilai masing-masing kriteria sebagai berikut : 3

4 1). Data ada dan valid/lengkap : 2 2). Data ada tetapi tidak valid/tidak lengkap : 1 3). Data tidak ada / kosong : 0 Untuk penilaian kriteria validasi data online diberikan nilai : 1). Data Valid : 1 2). Data Tidak Valid : 0 c. Penandatanganan hasil penilaian Hasil penilaian terhadap Implementasi SIADPA Plus di Pengadilan Tinggi Agama harus ditanda tangani oleh Koordinator dan seluruh Anggota Tim Penilai. E. Pelaksanaan Penilaian 1. Tingkat Pengadilan Tinggi Agama / a. Penilaian dilaksanakan oleh sebuah Tim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar iyah Aceh. b. Tim yang ditunjuk terdiri dari seorang Koordinator merangkap Anggota dan minimal 2 (dua) orang anggota 2. Tingkat Nasional a. Penilaian dilaksanakan oleh sebuah Tim yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. b. Tim yang ditunjuk terdiri dari seorang Koordinator merangkap Anggota dan minimal 4 (empat) orang anggota. F. Penentuan dan Pengumuman 1. Penentuan Implementasi Siadpa Plus terbaik akan dilaksanakan dalam rapat Tim Penilai Tingkat Pusat di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. 2. Pengumuman Implementasi Siadpa Plus tingkat Pengadilan Tinggi Agama / dan Tingkat Nasional akan diumumkan berbarengan dengan acara peringatan 130 tahun Peradilan Agama. 4

5 G. Waktu Penilaian 1. Penilaian tingkat Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar iyah Aceh dilaksanakan pada bulan Juli Pengiriman hasil penilaian tingkat Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar iyah Aceh dengan dilampiri oleh Berita Acara Penilaian ke Tingkat Pusat paling lambat tanggal 1 Agustus 2012 melalui ditbinadpa@badilag.net dan atau ditbina@gmail.com 3. Penilaian tingkat Nasional dilaksanakan pada bulan Agustus H. Pembiayaan Seluruh pembiayaan untuk penilaian Implementasi Siadpa Plus Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah tingkat Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar iyah Aceh dibebankan pada DIPA masing-masing. Sedangkan pada Tingkat Pusat dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. I. Penutup Demikian Pedoman Penilaian Implementasi Siadpa Plus Pengadilan Agama / Mahkamah Syar iyah ini disusun. Hal-hal yang belum dimuat dalam pedoman ini akan dibuat dalam peraturan tersendiri dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pedoman ini. Jakarta, 28 Juni Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Wahyu Widiana 5