Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Rifdia Arisandi, dan Ir. Hera Widiyastuti, MT., Ph.D. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya hera@ce.its.ac.id Abstrak Apron merupakan salah satu komponen utama dalam sistem bandar udara. Kinerja apron ini perlu dievaluasi secara berkala seiring dengan pertambahan jumlah masyarakat yang menggunakan pesawat terbang sebagai salah satu moda transportasi. Apron yang tersedia harus dapat melayani kebutuhan gate pesawat agar tidak terjadi kejenuhan yang mana dapat mengakibatkan keterlambatan pesawat. Kemampuan apron untuk melayani kebutuhan gate pesawat berkaitan pula dengan fasilitas sisi udara yang lain yaitu runway dan exit taxiway. Sehingga perlu dianalisis pula untuk pengembangan runway dan exit taxiway. Dengan data pergerakan pesawat yang didapat, dilakukan perhitungan forecasting peak hour rencana di Tahun Setelah itu dilakukan perhitungan desain, dimensi, dan perkerasan untuk apron, runway, dan exit taxiway. Seluruh perhitungan berdasarkan metode dari Federal Avioation Association (FAA). Dalam perhitungan perkerasannya, untuk apron digunakan metode Rigid Pavement sedangkan untuk runway dan taxiway digunakan metode Flexible Pavement. Dari hasil perhitungan, didapatkan peak hour rencana di Tahun 2022 sebesar 51 pergerakan. Pengembangan apron yang perlu dilakukan adalah penambahan jumlah gate position menjadi 39 buah, dengan luas apron rencana 1691,36 meter 124 meter. Perkerasan apron menggunakan tebal slab 43 cm dan tebal subbase 16 cm. Penulangan slab beton menggunakan tulangan 8D19-12, serta dowel dengan panjang 51 cm dan spasi arah longitudinal dan transversal 46 cm. Pengembangan fasilitas sisi udara meliputi pula pengembangan runway dan exit taxiway. Didapatkan dimensi rencana runway adalah 3925 meter 45 meter. Untuk perkerasannya, runway dan exit taxiway menggunakan tebal perkerasan total 115 cm. Sedangkan untuk exit taxiway direncanakan penambahan jumlah exit taxiway menjadi 6 buah. Terdapat empat exit taxiway 30⁰ dan dua exit taxiway 90⁰ di setiap ujung runway. Kata kunci: Bandar Udara Internasional Juanda, Forecasting, Peak-Hour rencana, Pesawat rencana. I. PENDAHULUAN aat ini masyarakat cenderung menginginkan sarana transportasi yang cepat dan aman. Apabila kita tinjau Sdari dua hal tersebut, transportasi udara adalah pilihan yang tepat. Ditinjau dari waktu tempuh perjalanan, transportasi udara jelas lebih unggul bila dibandingkan dengan jenis transportasi yang lain. Peningkatan kebutuhan akan angkutan udara akan mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan airside bandara. Hal ini mendorong penulis melakukan pengkajian penggunaan dan perencanaan pengembangan salah satu sistem dalam airside bandara yaitu apron sebagai lokasi parkir pesawat, dengan mengambil lokasi studi di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Sebelumnya telah dilakukan studi yang mengkaji tentang apron Bandar Udara Internasional Juanda dengan forecasting hingga Dari hasil forecasting yang dilakukan dalam studi yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan data untuk tahun 2013 sebesar penumpang, kg bagasi, kg kargo, dan kg pos [1]. Namun berdasarkan hasil rekap data dari pihak Angkasa Pura I sebagai operator Bandar Udara Internasional Juanda, didapatkan data penumpang, kg bagasi, kg kargo, dan kg pos [2]. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat ketidaksesuaian antara forecasting yang telah dilakukan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Perbedaan nilai dari dua data tersebut cukup jauh. Diperlukan perhitungan yang lebih bak lagi sehingga dapat menghasilkan hasil forecasting yang lebih akurat pula, yang mana hasil tersebut akan digunakan dalam melakukan desain pengembangan apron. Selain itu, peranan apron sebagai tempat parkir pesawat sangatlah penting. Kapasitas apron harus dapat melayani seluruh pesawat yang datang, apabila pesawat tidak dapat dilayani maka akan terjadi penumpukan. Hal ini akan mengakibatkan keterlambatan jadwal penerbangan dan menurunkan tingkat pelayanan bandara. Pada saat ini kapasitas apron Bandara Juanda adalah 27, namun di beberapa kondisi peak hour terjadi penumpukan pesawat di apron akibat kejenuhan kapasitas apron. Contohnya pada tanggal 12 dan 14 Oktober 2011, pesawat yang menggunakan apron sebanyak 29 buah [3]. Maka dapat kita simpulkan perlu dilakukan evaluasi mengenai kinerja penggunaan apron dan kemungkinan kinerjanya selama beberapa tahun mendatang agar bisa didapat suatu solusi yang tepat untuk mengatasi peningkatan kebutuhan pesawat. II. METODOLOGI A. Persiapan Memmpelajari latar belakang dan permasalahan yang ada di apron Bandar Udara Juanda. B. Studi Literatur Mempelajari dasar teori dan rumus yang akan dipakai dalam pengerjaan perencanaan pengembangan apron. C. Pengumpulan dan Analisis Data a. Data Primer Untuk mendapatkan data primer, dilakukan survey secara langsung di area apron bandara. Data yang perlu untuk disurvey adalah jumlah pemakaian gate position dan lama parkir pesawat.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) b. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan merupakan data yang didapatkan dari PT Angkasa Pura 1 dan Dinas Perhubungan Cabang Surabaya. D. Analisa Data dan Forecasting a. Peak hour penumpang dan pesawat rencana Dari data penumpang dan pergerakan pesawat selama 5 tahun yang telah didapat sebelumnya, dilakukan analisa dan forecasting dengan metode linier. b. Estimasi kapasitas runway rencana Estimasi dilakukan dengan metode dari FAA yaitu PHOCAP (Practically Hourly Capacity), dengan langkah kerja sebagai berikut : 1. Mencari harga kapasitas dasar runway/jam. 2. Presentase kedatangan pergerakan pesawat. 3. Faktor tak menentu 4. Faktor exit taxiway E. Perhitungan Perencanaan Apron Dalam perencanaan kebutuhan apron, dilakukan perhitungan perencanaan struktur atas dan perkerasan apron sebagai berikut : a. Perencanaan airside bandara Untuk memfasilitasi apron rencana, maka perlu dilakukan perhitungan rencana airside bandara. Yang perlu ditinjau adalah runway dan taxiway. b. Jumlah gate position Perhitungan gate position mempertimbangkan hasil estimasi kapasitas maksimum runway. Untuk jumlah gate position dihitung berdasarkan jumlah gerakan peak hour pesawat rencana dan lama waktu parkir pesawat. Lahan yang akan digunakan untuk pengembangan apron terdapat di sisi timur bandara. c. Konsep apron Dalam penetuan konsep apron, poin-poin yang harus diperhatikan adalah : 1. Konfigurasi terminal 2. Karakteristik fisik pesawat 3. Pemilihan cara parkir 4. Pengaruh jet blast, diving, 5. Manuver pesawat menuju tempat parkir, power in & power out/power in-push d. Dimensi apron Untuk melakukan perhitungan dimensi luas apron, poin-poin yang harus diperhatikan adalah : 1. Jumlah gate position 2. Sistem parkir pesawat 3. Pergerakan pesawat in/out 4. Batas kawasan ruang udara bebas rintangan e. Fasilitas apron f. Perkerasan apron Perkerasan apron menggunakan metode rigid pavement dari FAA. Berikut ada langkah pengerjaannya : 1. Tentukan roda pendaratan utama 2. Tentukan jenis pesawat rencana 3. Tentukan beban roda pendaratan utama pesawat 4. Tentukan nilai ekivalen keberangkatan tahunan pesawat rencana 5. Menentukan tebal perkerasan total. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data Ground Handling Untuk mendapatkan nilai rata-rata ground handling dan nilai standar deviasi menggunakan persamaan sebagai berikut: Tujuan dari perhitungan nilai rata-rata adalah untuk mengetahui durasi rata-rata yang diperlukan oleh sebuah pesawat untuk menjalankan setiap aktivitas. Sedangkan tujuan dari perhitungan nilai standar deviasi adalah untuk mengetahui homogenitas kelompok dari sebaran data yang ada. Rangkuman perhitungan standar deviasi durasi masingmasing dan total kegiatan ground handling dapat dilihat pada Tabel 1. Dari nilai standar deviasi yang didapat dapat membuktikan bahwa durasi aktifitas setiap pesawat cukup bervariasi (tidak sama) oleh karena itu digunakan nilai ratarata durasi ground handling pada Tabel 2. Tabel 1. Rangkuman Nilai Standar Deviasi Kegiatan Ground Handling No. Kegiatan Standar Deviasi 1 Block On 0,536 2 Menurunkan Bagasi 0,679 3 Menaikkan Bagasi 0,823 4 Pembersihan 0,545 5 Pengisian Bahan Bakar 0,544 6 Pengadaan Makanan 0,651 7 Boarding 0,638 Total 0,89 Tabel 2. Nilai Rata-Rata Durasi Ground Handling Lama Ground Handling (menit) Jumlah Pesawat x.y (menit) x y Total ,14 Dari Tabel 2. diketahui durasi ground handling pesawat selama menit dengan waktu ground handling rata-rata 42,14 menit. Berdasarkan nilai sebaran (standar deviasi) dan plotting aktifitas ground handling, digunakan batas sebagai durasi ground handling pesawat yaitu 45 menit. Durasi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pada perhitungan perencanaan jumlah gate position. B. Pengumpulan dan Pengolahan Data Forecasting Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Jadi nilai Y dipengaruhi dan ditentukan oleh nilai X, namun tidak berlaku sebaliknya. Metode regresi linier ini hanya memiliki satu variabel bebas. Bentuk umum persamaan regresi linier: Y i = a + b X i ; i = 1, 2,... N Dimana: Y = variabel terikat (dependent variable) X = variabel tidak terikat (independent variable)

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) a, b = parameter regresi i = pengamatan yang ke - i N = banyaknya pengamatan Berdasarkan perhitungan regresi linier didapatkan persamaan Y i = X i untuk pesawat Kelas III-C. Hasil forecasting didapatkan jumlah pergerakan pesawat Kelas III-C di tahun rencana (Tahun 2022) sebesar Dan untuk pesawat Kelas V-E, didapatkan persamaan Y i = ,96 X i. Hasil forecasting didapatkan jumlah pergerakan pesawat Kelas V-E di tahun rencana (Tahun 2022) sebesar C. Peak Hour Rencana Mencari Peak Month Movement Untuk mendapatkan peak month ratio adalah mencari nilai perbandingan antara volume pergerakan bulanan dengan volume tahunan tahun yang ditinjau. Dari rekapitulasi dari pergerakan peak month dan pergerakan tahunan dari Tahun didapatkan peak month ratio yang paling besar untuk pesawat Kelas III-C sebesar 0,097 dan pesawat Kelas V-E sebesar 0,98. Nilai inilah yang digunakan untuk menghitung peak month movement berdasarkan kelas pesawat sebagai berikut: Peak Month Movement Pesawat Kelas III-C = Pergerakan pesawat di Tahun 2022 * peak month ratio = * 0,097 = pergerakan Peak Month Movement Pesawat Kelas V-E = Pergerakan pesawat di Tahun 2022 * peak month ratio = * 0,098 = 607 pergerakan Mencari Peak Day Movement Seperti halnya perhitungan sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu peak day ratio. Untuk mendapatkan peak month ratio adalah mencari nilai perbandingan antara volume pergerakan harian tersibuk (peak day) dengan volume bulan tersibuk (peak month) dari Tahun Berdasarkan perhitungan peak month ratio diketahui bahwa Bulan Desember 2011 adalah peak month dengan volume pergerakan maksimum dalam satu hari untuk pesawat Kelas III-C adalah 188 pergerakan dan pesawat Kelas V-E adalah 8 pergerakan. Didapatkan peak month ratio pesawat Kelas III-C adalah 0,0187 dan pesawat Kelas V-E adalah 0,019. Nilai inilah yang digunakan untuk menghitung peak day movement berdasarkan kelas pesawat sebagai berikut: Peak Month Movement Pesawat Kelas III-C = peak month movement * peak day ratio = * 0,0187 = 235 pergerakan Peak Month Movement Pesawat Kelas V-E = peak month movement * peak day ratio = 607 * 0,019 = 11 pergerakan Nilai inilah yang digunakan untuk menghitung peak hour movement berdasarkan kelas pesawat sebagai berikut: Peak Hour Movement Pesawat Kelas III-C = peak day movement * peak hour ratio = 235 * 0,204 = 48 pergerakan Peak Hour Movement Pesawat Kelas V-E = peak day movement * peak hour ratio = 11 * 0,294 = 4 pergerakan Jadi, peak hour rencana di Tahun 2022 untuk pesawat Kelas III-C adalah 48 pergerakan dan pesawat Kelas V-E adalah 3 pergerakan. Total peak hour rencana di Tahun 2022 sebesar 51 pergerakan. D. Estimasi Kapasitas Runway Perencanaan kapasitas runway menurut FAA adalah berdasarkan perhitungan Practically Hourly Capacity atau PHOCAP [4]. Langkah-langkah perhitungan PHOCAP berdasarkan beberapa hal yang harus ditunjau, yaitu harga exit rating, runway rating dan rasio kedatangan/keberangkatan, Mix Index (MI), dan persentase kedatangan. Perhitungan Estimasi Kapasitas Runway ini berdasarkan kondisi kondisi VFR (Visual Flight Rules) dan kondisi IFR (Instrument Flight Rules). Dari hasil perhitungan didapatkan nilai pergerakan kondisi VFR sebesar 56 dan kondisi IFR sebesar 53. E. Perhitungan Airside Pengembangan Apron a. Jumlah Gate Position Jumlah gate position eksisting Bandar Udara Juanda adalah 27 buah. Berdasarkan data sekuder mengenai jumlah pemakaian apron di Tahun 2011, diketahui bahwa jumlah gate position maksimal yang dibutuhkan pada saat peak hour sebesar 29 buah, dengan rincian 27 gate position digunakan untuk pesawat Kelas III-C dan 2 gate position digunakan untuk pesawat Kelas V-E. Untuk mengetahui jumlah gate position di Tahun 2022 dilakukan dengan metode perbandingan jumlah pergerakan pesawat di tahun yang ditinjau dengan jumlah pergerakan pesawat dan jumlah gate position yang digunakan di tahun Dari Tabel 3. diketahui di Tahun 2022 dibutuhkan 36 gate untuk pesawat Kelas III-C. Dan dari Tabel 4. diketahui di Tahun 2022 dibutuhkan 3 gate untuk pesawat Kelas V-E. Berikut ini adalah langkah perhitungannya: Untuk pesawat Kelas III-C Data di Tahun 2011: Jumlah penggunaan gate position = 27 gate Jumlah pergerakan pesawat = pergerakan Contoh perhitungan : Y 2013 = = 28 gate Y 2014 = Y 2022 = = 29 gate = 36 gate Mencari Peak Hour Movement Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa nilai peak day untuk pesawat Kelas III-C adalah 188 pergerakan dan pesawat Kelas V-E adalah 8 pergerakan. Nilai peak hour Kelas III-C adalah 27 pergerakan dan pesawat Kelas V-E adalah 2 pergerakan. Didapatkan peak hour ratio pesawat Kelas III-C yaitu 0,204 dan pesawat Kelas V-E yaitu 0,25.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel 3. Jumlah Gate Position yang Dibutuhkan Untuk Pesawat III-C Tahun ke Tahu n Jumlah Pergerakan Tahunan Jumlah Gate yang Dibutuhkan Untuk pesawat Kelas V-E Data di Tahun 2011: Jumlah penggunaan gate position = 2 gate Jumlah pergerakan pesawat = pergerakan Contoh perhitungan : Y 2013 = = 2 gate Y 2014 = Y 2022 = = 2 gate = 3 gate Tabel 4. Jumlah Gate Position yang Dibutuhkan Untuk Pesawat V-E Tahu n ke Tahu n Jumlah Pergerakan Tahunan Jumlah Gate yang Dibutuhkan Selain menghitung dengan metode forecasting, perlu dilakukan perhitungan pembanding dengan beberapa metode seperti yang terlihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan gate position dengan empat metode, digunakan jumlah gate position berdasarkan hasil perhitungan Metode Forecasting dan Metode Horonjeff sebesar 39 gate. Kedua metode tersebut memiliki jumlah gate position terbesar dan memiliki hasil yang sama. Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah Gate Position Metode Rumus Jumlah Gate Keterangan Horonjeff Piper Six Frederick Snow & Partners G = (V T)/U n = m q t n = 1,1 m Kelas III-C 36 G =Jumlah gate V = Vol. pergerakan Kelas V-E 3 kedatangan T = Waktu parkir U = Faktor pemakaian gate Kelas III-C 28 n =Jumlah gate m = Vol. Pergerakan Kelas V-E 2 pesawat q = Proporsi kedatangan T = Waktu parkir Kelas III-C 32 n =Jumlah gate Kelas V-E 2 m = Vol. pergerakan kedatangan b. Perhitungan Dimensi Apron Dalam melakukan desain dimensi apron terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan karena hal-hal ini menjadi dasar acuan perhitungan dimensi apron [5] namun yang paling utama adalah karakteristik pesawat rencana. Digunakan pesawat B-738 sebagai pesawat rencana Kelas III-C dan pesawat B-747 sebagai pesawat rencana kelas V-E. Tabel 6. adalah ukuran karakteristik pesawat B- 738 dan B-747. Tabel 6. Ukuran Karakteristik Pesawat B-738 dan B-747 KLASIFIKASI PESAWAT TIPE PESAWAT BENTANG SAYAP (M) PANJANG BADAN (M) TOTAL GATE POSITION III-C B ,8 39,5 36 (32 linear menghadap gedung terminal, 4 linear berlawana gedung terminal) V-E B ,75 72,73 3 Perhitungan luas apron menggunakan rumus berdasarkan FAA sebagai berikut: Luas Apron = panjang apron (banyak gate lebar gate) = (L + Cb + Asv + P) (G (W + (0,1 W) + Cw)) Dimana: L = panjang badan pesawat W = bentang sayap pesawat Cb = area bebas antara ujung pesawat dengan gedung terminal Cw = area bebas antar ujung sayap pesawat Asv = area bebas untuk mobil service pesawat P = area traktor sebagai alat bantu push-out pesawat Untuk Pesawat Kelas III-C Luas Apron = (L + Cb + Asv + P) (G (W + (0,1 W) + Cw)) = (39,5 + 4,5 +3,7 + 9,2) (32 (35,8 + (0,1 35,8) + 4,5)) = ( ,16) meter Untuk Pesawat Kelas V-E Luas Apron

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) = (L + Cb + Asv + P) (G (W + (0,1 W) + Cw)) = (72, ,7 + 9,2) (3 (79,75 + (0,1 79,75) + 8)) = (93,63 287,2) meter Setelah itu dilakukan perhitungan panjang total. Panjang apron total adalah panjang apron yang dibutuhkan pesawat Kelas III-C dan pesawat Kelas V-E. Sedangkan untuk lebar apron, dipilih lebar apron yang memiliki nilai paling besar. Maka lebar apron digunakan lebar apron pesawat Kelas V-E. Luas apron eksisting Bandara Juanda adalah 124 meter 1036,5 meter. Sedangkan dari hasil perhitungan luas apron rencana di Tahun 2022 adalah 124 meter 1691,36 meter. Dapat disimpulkan bahwa untuk lebar apron eksisting masih dapat mencukupi lebar apron yang dibutuhkan sesusai pesawat rencana. Namun, perlu dilakukan penambahan panjang apron sebesar 654,86 meter. c. Perhitungan Tebal Perkerasan Untuk menentukan tebal perkerasan apron menggunakan metode rigid pavement [6]. Perkerasan ini terdiri dari lapisan surface berupa slab beton dan subbase. Berikut ini adalah perhitungan tebal perkerasan apron: Mencari nilai Equivalent Gear Departure (R 2 ) yang mana hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. Persamaan yang digunakan: R 2 = faktor pengali untuk keberangkatan average annual kedatangan = 1,7 897 = Mencari Load (W 2 ), digunakan persamaan: W 2 = MTOW W 2 = Mencari Load Rencana (W 1 ), digunakan nilai wheel load terbesar Equivalent Annual Departure, digunakan persamaan: Log R 1 = Log R 2 [W 2 /W 1 ] = Log [61750/98918,8] R 1 = 3.047,98 Tipe Pesawat ATR-72 A-320 A-330 A-332 A-333 B-732 B-733 B-734 B-735 B-738 B-739 B-747 F-100 MD-80 MD-82 MD-90 Tabel 7. Rekapitulasi Equivalent Gear Departure (R 2) Gear Type Double Av. Annual Depart ure MTOW (lbs) Equivalent Gear Departure (R2) Load (lbs) (W2) Load Design Aircraft (lbs) (W1) Eq. Ann. Departure Design Aircraft ,8 18, ,8 287, ,8 327, ,8 199, ,8 345, ,8 73, ,8 113, ,8 100, ,8 21, ,8 82, ,8 101, , , ,8 26, ,8 51, ,8 42, ,8 48,305 Total= 4.888,316 Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan besar nilai Equivalent Annual Departure (R 1 ) yaitu dengan pesawat rencana B-747. Maka, karakteristik pesawat B-747 yang nantinya digunakan sebagai dasar perhitungan tebal perkerasan. Data perencanaan rigid pavemet adalah sebagai berikut: Gross weight dual tandem aircraft (B-747) = lb Subgrade K (rencana) = 300 pci Subgrade Soil = ML Concrete Flexural Strength = psi (digunakan 600 psi) Tebal subbase (rencana) = 6 inchi (minimal 4 inchi) 1.) Mendapatkan nilai K On Top Of Subbase (lb/in 3 ) Memplotkan besar tebal lapisan subbase rencana (6 inchi) pada Gambar 5.4., ditarik garis vertikal ke atas hingga bertemu dengan nilai K=300. Titik pertemuannya ditarik garis horizontal ke kiri sehingga mendapatkan nilai K On Top Of Subbase 380 lb/in 3. Gambar 5.5. K On Top Of Subbase (Sumber: FAA, 2010) 2.) Mencari Tebal Slab Beton Dengan Gambar 1. memplotkan Concrete Flexural Strength (600 psi) dan ditarik garis horizontal ke kanan bertemu dengan nilai K=300, gross weight ( lb, dan nilai annual departures yang digunakan adalah pergerakan maka digunakan tebal slab beton dengan asumsi annual departures 6000 pergerakan, sehingga tebal slab beton adalah 16,9 inchi = 43 cm Gambar 1. Tebal Slab Beton (Sumber: FAA, 2010) Setelah mendapatkan tebal slab beton, dilakukan perhitungan penulangan perkerasan sebagai berikut: Direncanakan: Panjang slab beton (L) = 5 meter = 16,40 ft (berdasarkan Tabel 5.8)

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Jarak construction joint = 5 meter (berdasarkan Tabel 5.8) Tebal slab beton (t) = 43 cm = 16,93 in Tegangan tarik ijin (fs) = 3200 kg/cm 2 = lb/in 2 Tekanan ban = 185 psi Direncanakan tulangan diameter 19 mm Jumlah tulangan (n) = Digunakan 8D19 Maka dapat disimpulkan bahwa, perkerasan apron menggunakan tebal slab beton 16,9 inchi = 43 cm dengan tulangan 8D19-12 dan tebal subbase 6 inchi = 15,24 cm. Sebagai penyambung antara slab beton, berdasarkan Tabel 8 dibutuhkan dowel yang mana untuk tebal slab beton sebesar 17 inchi digunakan dowel dengan diameter 40 mm, panjang 510 mm, dan spasi ke arah longitudinal dan transversal sebesar 460 mm. Tabel 8. Ketentuan Dimensi dan Spasi Dowel Tebal Slab Beton Diameter Panjang Spasi 6-7 in ( mm) 3/4in (20mm) 8-12 in ( mm) 1 in (25mm) in ( mm) 1,25 in (30mm) in ( mm) 1,5 in (40mm) in ( mm) 2 in (50mm) 18 in (460mm) 19 in (480mm) 20 in (510mm) 20 in (510mm) 24 in (610mm) 12 in (305mm) 12 in (305mm) 15 in (380 mm) 18 in (460mm) 18 in (460mm) Pengembangan Runway Berdasarkan hasil perhitungan panjang runway rencana [7] didapatkan dimensi runway: 3925 meter 45 meter (single runway). Sedangkan untuk dari perhitungan perkerasan runway yang menggunakan metode Flexible Pavement [8], didapatkan tebal masing-masing lapisan sebagai berikut: Lapisan surface : 5 inchi = 13 cm Lapisan subbase : 24,5 inchi = 62 cm Lapisan base : 15,5 inchi = 40 cm Total tebal perkerasan (T) : 45 inchi = 115 cm Pengembangan Exit Taxiway Direncanakan exit taxiway dengan lebar 30 meter dan sudut 30⁰. Pemilihan besar sudut tersebut berdasarkan ketentuan FAA, yang mana besar sudut tersebut merupakan besar sudut terbaik yang dapat memfasilitasi pesawat dengan kecepatan hingga 60 mph. Berdasarkan hasil perhitungan exit taxiway rencana [9], didapatkan letak exit taxiway dari Threshold seperti pada Tabel 9. No. Tabel 9. Letak Exit Taxiway Rencana Jarak dari Threshold RW 10 RW 28 Sudut Exit Speed (mph) ⁰ ⁰ ⁰ ⁰ ⁰ ⁰ 15 Perkerasan exit taxiway dan taxiway paralel: Flexible Pavement, dengan tebal masing-masing lapisan sebagai berikut: Lapisan surface : 5 inchi = 13 cm Lapisan subbase : 24,5 inchi = 62 cm Lapisan base : 15,5 inchi = 40 cm Total tebal perkerasan (T) : 45 inchi = 115 cm IV. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan, didapatkan peak hour rencana di Tahun 2022 sebesar 51 pergerakan. Pengembangan apron yang perlu dilakukan adalah penambahan jumlah gate position menjadi 39 buah, dengan luas apron rencana 1691,36 meter 124 meter. Perkerasan apron menggunakan tebal slab 43 cm dan tebal subbase 16 cm. Penulangan slab beton menggunakan tulangan 8D19-12, serta dowel dengan panjang 51 cm dan spasi arah longitudinal dan transversal 46 cm. Pengembangan fasilitas sisi udara meliputi pula pengembangan runway dan exit taxiway. Didapatkan dimensi rencana runway adalah 3925 meter 45 meter. Untuk perkerasannya, runway dan exit taxiway menggunakan tebal perkerasan total 115 cm. Sedangkan untuk exit taxiway direncanakan penambahan jumlah exit taxiway menjadi 6 buah. Terdapat empat exit taxiway 30⁰ dan dua exit taxiway 90⁰ di setiap ujung runway. DAFTAR PUSTAKA [1] A. Kiswari Perencanaan Pengembangan Apron Dan Gedung Terminal Bandar Udara Juanda Surabaya Hingga Surabaya: Jurusan Teknik Sipil ITS [2] Angkasa Pura I Laporan Pergerakan Pesawat Tahunan, Surabaya: Angkasa Pura I. [3] Angkasa Pura I Laporan Pergerakan Pesawat Bulan September 2011, Surabaya: Angkasa Pura I. [4] N. Ashford Airport Engineering, United State: John Wiley and Sons. Inc [5] R. Horonjeff Planning and Design of Airport United States: McGraw Hill [6] R. Horonjeff Planning and Design of Airport United States: McGraw Hill [7] N. Ashford Airport Engineering, United State: John Wiley and Sons. Inc [8] N. Ashford Airport Engineering, United State: John Wiley and Sons. Inc

JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Rifdia Arisandi 3108100072 Dosen Pembimbing Ir. Hera Widiyastuti, MT., Ph.D JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-12 Evaluasi Kebutuhan Luasan Apron Pada Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Muhammad Nursalim,

Lebih terperinci

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya oleh : Yoanita Eka Rahayu 3112040611 LATAR BELAKANG Saat ini masyarakat cenderung menginginkan sarana transportasi yang cepat dan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda

Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda Redy Triwibowo, Ervina Ahyudanari dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC ) TUGAS AKHIR ( RC09 1380 ) Dosen Pembimbing Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD Mahasiswa Sheellfia Juni Permana 3110 106 036 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM Bandar Udara Eddi Wahyudi, ST,MM PENGERTIAN Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut :

BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut : BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS 4.1 Hasil Perencanaan Program COMFAA 3.0 Data sekunder yang merupakan hasil perhitungan tebal perkerasana kaku dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA Redy Tribowo Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN Yasruddin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ABSTRAK Bandar Udara

Lebih terperinci

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu

Lebih terperinci

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen* Abstrak Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu gerbang Sulawesi Utara yang terletak pada 07.32 LU / 124.55

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380) Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380) Rindu Twidi Bethary Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. ANALISA PERGERAKAN PESAWAT 4.1.1. Data pergerakan pesawat Data yang digunakan dalam menganalisa kebutuhan apron adalah data pergerakan pesawat dimana idealnya disesuaikan

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya E4 Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Hersanti Rahayu, Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1 EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA Riki Tri Alfian, Ir.Hera Widyastuti, M.T.Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Perencanaan Bandar Udara

Perencanaan Bandar Udara Perencanaan Bandar Udara Perkerasan Rigid Page 1 Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan yang dibuat dari campuran aspal

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI Huzeirien dan M. Eri Dahlan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batanghari Jambi Email : gharisa@yahoo.co.id Abstrak Fungsi Bandar Udara seperti sebuah terminal dimana dalam hal ini

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (207) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) E- Evaluasi Ketersediaan Di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta Andree Noviar Pradana, Ervina Ahyudanari,

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA Brian Charles S 1, Sri Djuniati 2, Ari Sandhyavitri 2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Disusun oleh : Nur Ayu Diana

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 171 KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU (Studi Kasus Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya) Oleh: Oktosuyono 1), Robby 2), dan Mohamad Amin 3) Bandar Udara

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA PROGRAM SARJANA LINTAS ( S-1 ) LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1 PERENCANAAN BANDAR UDARA Page 1 SISTEM PENERBANGAN Page 2 Sistem bandar udara terbagi menjadi dua yaitu land side dan air side. Sistem bandar udara dari sisi darat terdiri dari sistem jalan penghubung

Lebih terperinci

TUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION

TUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION TUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION (FAA) DAN LOAD CLASSIFICATION NUMBER (LCN) Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PEMBAHASAN 4.1. Perhitungan Dengan Cara Manual Data yang diperlukan dalam perencanaan tebal perkerasan metode FAA cara manual adalah sebagai berikut: 1. Nilai CBR Subbase : 20% 2. Nilai CBR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu PENDAHULUAN BAB I I.1 Latar Belakang Transportasi adalah usaha untuk memindahkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dalam aktivitas sehari hari dengan menggunakan alat trasportasi. Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Runway digunakan untuk kegiatan mendarat dan tinggal landas pesawat terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum take off weight terbesar

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN Sakti Adji Adisasmita 1, Syafruddin Rauf 1, Yodi Litha. 2 Abstract An increasing number of aircraft

Lebih terperinci

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT Pembimbing I Prof. Ir. Sakti Adji Adjisasmita, Msi, M.Eng.Sc,Ph.D Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya Devina Octavianti, dan Ir. Hera Widyastuti, MT., Ph.D.

Lebih terperinci

ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS

ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS Oleh:Dedi Sutrisna, Drs., M.Si. Abstrak Bandar Udara Nusawiru merupakan bandara kelas perintis yang terletak di pantai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan

Lebih terperinci

EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION

EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION Rahmat 1) H. Mustakim 2) Risfadiah 3) Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan Email : rhtrusli@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bandar Udara Bandar udara adalah area yang dipergunakan untuk kegiatan take-off dan landing pesawat udara dengan bangunan tempat penumpang menunggu (Horonjeff R, 1975). Menurut

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga JURNAL JURNAL TEKNIK TEKNIK ITS Vol. ITS 5, Vol. No. 4, 1, No. (2016) 1, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E17 Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1) Disusun Oleh :

Lebih terperinci

parameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan

parameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Metode Perancangan CBR (California Bearing Ratio) Metode CBR pertama kali dikembangkan oleh California Division of Highways, 1928. metode CBR kemudian dipakai oleh Corp of Engineers,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA E37 PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Tubagus Moch. Satria Erlangga dan Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil &

Lebih terperinci

Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang

Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-17 Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang Gumbiratno Widiatmoko, Ervina

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 57 BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 5.1. TINJAUAN UMUM Pada bab sebelumnya telah dibahas evaluasi dan analisis kondisi eksisting Bandara Babullah sesuai dengan tipe pesawat yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA. DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo ( )

TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA. DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo ( ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo (3104 100 019) DOSEN PEMBIMBING : Ir Hera Widyastuti, MT Istiar, ST., MT

Lebih terperinci

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA Anton Manontong Nababan, Eduardi Prahara, ST,. MT. 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang... Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 00 Tentang Kebandarudaraan Pasal Ayat, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S. PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.Pd, MT 3 ABSTRAK Kondisi topografi antar wilayah Riau dan luar wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar udara (Airport) merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bandar udara (Airport) berfungsi

Lebih terperinci

DAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI

DAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI DAFTAR lsi LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN INTISARI KATA PENGANTAR ii DAFTAR lsi iv DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii ISTILAH - ISTILAH ix NOTASI- NOTASI xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali, serta

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, sejalan dengan hal tersebut terjadi pula peningkatan pergerakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S1) OCTO AHMAD QOMARULLAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan pada Bandar Udara Husein Sastranegara terletak Jalan Pajajaran No.156 Bandung, Propinsi Jawa Barat. Bandara ini berada di

Lebih terperinci

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-53 Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport Deanty Putri Maritsa dan Ervina Ahyudanari

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA BANDAR UDARA KELAS I KHUSUS SENTANI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNK SIPIL

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Umum dan Spesifikasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandar udara yang terletal di Kota Tangerang, Provinsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR APRON Nama : Nur Kumala NIM : 0904105061 Jurusan : Teknik Sipil Mata Kuliah : Teknik Bandar Udara UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010 Apron Pengertian Apron Apron adalah bagian dari lapangan gerak darat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Analisis Kapasitas Runway 3 Mulai Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data 1. Data penumpang pesawat tahun 2005-2015 2. Data Pergerakan Pesawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara terbesar yang ada di Indonesia saat ini. Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat dalam daftar

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI Irvan Ramadhan, ST Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Muhammad Idham, ST, M.Sc Anton Budi Dharma,

Lebih terperinci

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN S.A.Adisasmita (1),A.F.Aboe (1),Tenrigau Patawari (2). ABSTRAK : Bandar udara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi

Lebih terperinci

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 E-75 Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya Devina Octavianti dan Hera Widyastuti Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai

BAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai BAB III METODE PERENCANAAN 3.1. Bagan Alir Perencanaan Langkah-langkah yang dilaksanakan pada studi ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini. Mulai Perumusan masalah Studi literatur Pengumpulan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG : STUDI KASUS BANDARA JUANDA

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG : STUDI KASUS BANDARA JUANDA PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG : STUDI KASUS BANDARA JUANDA Dosen Pembimbing : Ir. Ervina Ahyudanari, ME., PhD. Endah Wahyuni

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON UNTUK PESAWAT TIPE B 737-900 ER PADA BANDARA SULTAN BABULLAH TERNATE 1 Herckia Pratama Daniel 2 Jennie Kusumaningrum, ST., MT. Email : 1 herckia_pratama.d@studentsite.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pembangunan disegala bidang khususnya bidang ekonomi pada dewasa ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat penting didalam menunjang aktifitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA RENDANI DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA RENDANI DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA RENDANI DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT Hanna Tumbelaka Freddy Jansen, Lintong Elisabeth Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( ) Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT Ayu Aprilischa ( 3105 100 064 ) Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Batasan Masalah Lokasi Studi Manfaat Penelitian Adanya peningkatan permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang berkualitas, kualitas sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian

Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian BAB III PROGRAM DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Program Penelitian Program penelitian diawali dengan studi pustaka tentang teori dasar struktur perkerasan kaku berdasarkan metoda ICAO. Sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE

ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE Dwinanta Utama Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Bandar Udara Radin Inten II terletak di Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara Branti Raya, Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Tepatnya berada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR AHMAD SAIFULLAH. Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan. Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil.

TUGAS AKHIR AHMAD SAIFULLAH. Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan. Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil. TUGAS AKHIR ANALISIS KAPASITAS RUNWAY 3 BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA BERDASARKAN PERBANDINGAN METODE FAA DAN METODE PENGEMBANGAN PEMODELAN OPERASI PESAWAT Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), bandar udara adalah tempat pesawat terbang mendarat dan tinggal di landasan, dengan bangunan tempat penumpang menunggu.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE Lewi Anatasia Sinaga Freddy Jansen, Audie L. E. Rumayar, Lintong Elisabeth Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Peningkatan Fasilitas Landas Pacu Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu Untuk Meningkatkan Pelayanan Penerbangan The Improvement Of Runway Facility In

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS APRON: PERMSALAHAN DAN USULAN KONSEP DESAIN TERMINAL BARU PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN HASANUDDIN

ANALISIS KAPASITAS APRON: PERMSALAHAN DAN USULAN KONSEP DESAIN TERMINAL BARU PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN HASANUDDIN JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS KAPASITAS APRON: PERMSALAHAN DAN USULAN KONSEP DESAIN TERMINAL BARU PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN HASANUDDIN Oleh : BAYUREZEKY A.P.S D111 12 103 JURUSAN SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN APRON BANDAR UDARA ADI SUCIPTO YOGYAKARTA

EVALUASI PENGGUNAAN APRON BANDAR UDARA ADI SUCIPTO YOGYAKARTA EVALUASI PENGGUNAAN APRON BANDAR UDARA ADI SUCIPTO YOGYAKARTA Reddy Anugrahadi Mahasiswa Teknik Sipil UGM Jl. Kaliurang Km 5 Gg. Arumsari CT III/4A Sleman Yogyakarta e-mail: Reddy_anugrahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING

STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING 737-200 Andrew U. R. Samapaty 1 (andrewsamapaty@ymail.com) Tri M. W Sir 2 (trimwsir@yahoo.com) Ruslan Ramang 3

Lebih terperinci

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD Lisa Jasmine NRP: 1421008 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Bandara Soekarno-Hatta merupakan pintu

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Beban Ijin Total Pesawat (Pta) Dari Nilai PCN (Pavement Classification Number) Di Bandara Kuala Namu Medan Load Permit Total Aircraft (Pta) From PCN Value

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan penerbangan sebagai salah satu moda transportasi di Indonesia terus meningkat tajam. Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta memerankan peranan penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Lokasi Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin terletak di jalan Jenderal Sudirman Km 15,7 Desa Buluh Tumbang, Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA Dosen Pembimbing: Farida Rachmawati, ST., MT. Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. RINDA IKA LESTARI 3109 100 127 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Perencanaan landas pacu dan perkerasan fleksibel landas pacu sebuah bandar udara adalah salah satu perencanaan yang sangat unik karena belum tentu dapat diprediksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Bandara Udara Sistem bandar udara terdiri dari dua bagian yaitu sistem sisi udara (air side) dan sistem sisi darat (land side). Sistem air side suatu bandar udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bandar Udara Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), bandar udara adalah tempat pesawat terbang mendarat dan tinggal di landasan, dengan bangunan tempat penumpang menunggu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. 7 Yogyakarta, 24 November 2006 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR i ii iv v vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. xii DAFTAR GAMBAR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah

Lebih terperinci

KAPASITAS LANDASAN PACU BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA

KAPASITAS LANDASAN PACU BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA KAPASITAS LANDASAN PACU BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA Trudy Hasna Taftiana Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022) 545675 trudy.hasna@gmail.com Wimpy Santosa Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Jimmy Regel F. Jansen, M. R. E. Manoppo, L. J. Undap Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan. 3. SIMBOL DAN SINGKATAN 3.1 AC Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan. 3.2 ACN Singkatan dari Aircraft Classification

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang tersebar dari ujung Barat Sabang sampai ujung Timur Merauke. Kepulauan Papua yang letaknya di bagian ujung

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA

PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B 737-900 ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA (Studi Kasus Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Sulawesi Barat) Oleh: Badru kamal 1, Arif Mudianto 2, Puji Wiranto

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan transportasi darat dan laut jika dilihat dari waktu tempuh perjalanan, jadi apabila waktu tempuh dari

Lebih terperinci

ICAO (International Civil Aviation Organization)

ICAO (International Civil Aviation Organization) BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menganalisis daerah pendaratan pada bandar udara Adisucipto menggunakan peraturan yang telah ditetapkan oleh ICAO maupun FAA ICAO (International Civil Aviation Organization)

Lebih terperinci