BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI
|
|
- Bambang Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dengan huruf awal kapital dalam peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut: Afiliasi American Style Option Anggaran Dasar Anggota Bursa Berjangka Anggota Kliring (a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai dengan derajat kedua, baik horizontal maupun vertikal; (b) Hubungan antara Pihak dengan karyawan, Dewan Direksi atau Dewan Komisaris, dari Pihak tersebut; (c) Hubungan antara dua perusahaan yang mempunyai satu atau lebih anggota Dewan Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang sama; (d) Hubungan antara perusahaan dan Pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; (e) Hubungan antara dua perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; (f) Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utamanya. Tipe dari Kontrak Opsi, dimana Pembeli dari Kontrak Opsi tersebut memiliki hak untuk menggunakan Kontrak Opsi tersebut kapan pun atau sebelum Tanggal Kadaluarsa dari Kontrak Opsi tersebut. Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Lembaga Kliring termasuk setiap perubahannya. Pihak yang mempunyai hak untuk menggunakan sistem dan/atau sarana Bursa Berjangka dan hak untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya, sesuai dengan Peraturan dan Tata Tertib Bursa Berjangka. Anggota Bursa Berjangka yang mendapat hak dari Lembaga Kliring untuk melakukan kliring dan mendapatkan penjaminan dalam rangka penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka. ISI PTT
2 Anggota Kliring Pembeli Anggota Kliring Penjual Auditor Automated Trading System (ATS) Bank Penyimpan Bappebti Batas Posisi Anggota Kliring yang menerima tanggung jawab untuk mengkliringkan dan menyelesaikan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang dibeli oleh Nasabahnya, atau Anggota Kliring yang membeli Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas nama sendiri. Anggota Kliring yang menerima tanggung jawab untuk mengkliringkan dan menyelesaikan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang dijual oleh Nasabahnya, atau Anggota Kliring yang menjual Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas nama sendiri. Auditor eksternal yang ditunjuk oleh Anggota Kliring sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. yang selanjutnya disebut ATS adalah sistem komputerisasi yang disediakan oleh Bursa Berjangka untuk perdagangan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Akses ke ATS tersedia bagi Anggota Bursa Berjangka untuk mengakses kontrak yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. ATS memfasilitasi perdagangan kontrak dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan perdagangan, volume transaksi dan pemberitahuan lainnya sebagaimana ditetapkan oleh Bursa Berjangka. Bank Devisa Umum yang disetujui oleh Bappepti dan memiliki kerjasama dengan Lembaga Kliring untuk menyimpan dana Nasabah, Margin, Dana Jaminan Kliring (Security Deposit), dan Dana Kliring (Clearing Fund). Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, selaku instansi pemerintah yang berwenang dalam membina, mengatur, mengembangkan, dan mengawasi kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia. Jumlah maksimum posisi jual atau beli terbuka bersih Kontrak Berjangka yang diperkenankan untuk dikuasai oleh setiap Pihak baik langsung atau tidak langsung untuk 1 (satu) Bulan Kontrak atau untuk seluruh Bulan Kontrak. ISI PTT
3 Block Trade (Bonafide) Bulan Kontrak Bulan Penyerahan Bursa Berjangka Dana Jaminan Kliring (Security Deposit) Dana Kliring (Clearing Fund) Dewan Direksi Perdagangan dalam skala besar yang dilaksanakan berdasarkan volume minimum yang disyaratkan sebagaimana ditetapkan oleh Bursa Berjangka. Bulan dimana kewajiban kontraktual atas Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang jatuh tempo diselesaikan baik secara tunai, penyerahan fisik ataupun dengan cara penyelesaian lain yang ditentukan dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Bulan penyerahan yang ditetapkan dalam setiap Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Jaminan tambahan di luar Margin berupa uang tunai dan/atau surat berharga yang disetujui oleh dan diterima Lembaga Kliring guna menjamin transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Dana yang disisihkan dari pendapatan Lembaga Kliring, yang dikelola untuk tujuan melindungi Lembaga Kliring dari kondisi dan situasi yang mengancam integritas keuangan dan operasional Lembaga Kliring. Dewan Direksi Lembaga Kliring yang memiliki kewenangan untuk bertindak mewakili kepentingan Lembaga Kliring. Ekuitas European Style Option Suatu tipe dari Opsi Kontrak Berjangka, dimana pembeli Opsi Kontrak Berjangka memilliki hak untuk menggunakan Opsi Kontrak Berjangka pada Tanggal Kadaluarsa Kontrak Berjangka tersebut. Hari Kerja Hari Perdagangan Hari dimana Lembaga Kliring melakukan kegiatan usahanya. Hari yang ditentukan oleh Bursa Berjangka sebagai hari untuk melaksanakan perdagangan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. ISI PTT
4 Hari Perdagangan Terakhir Hari pada tanggal jatuh tempo suatu Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya sesuai dengan Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Harga Penyelesaian Akhir Harga Penyelesaian Harian Hari Penyerahan Harga Penyelesaian Harian pada Hari Perdagangan Terakhir. Harga penyelesaian kontrak setiap akhir Hari Perdagangan berdasarkan sistem atau formula yang ditetapkan oleh Bursa Berjangka bersama dengan Lembaga Kliring. Hari dimana penyerahan fisik dilaksanakan guna memenuhi persyaratan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang tertuang dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Jam Perdagangan Keadaan Kahar (Force Majeure) Komite Kliring Komoditi Kontrak Berjangka Keadaan memaksa (kahar) sebagaimana dimaksud dalam Bab 2 Peraturan Lembaga Kliring ini. Sekelompok individu yang ditunjuk dan dibentuk oleh Lembaga Kliring untuk membantu Dewan Direksi dalam memberikan pertimbangan dan/atau saran terhadap pelaksanaan dan pemberlakuan tugas khusus. Semua barang, jasa, hak, dan kepentingan lainnya, dan setiap derivatif dari Komoditi, yang dapat diperdagangkan dan menjadi subjek Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dengan penyelesaian kemudian sebagaimana ditetapkan di dalam kontrak yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Kontrak Derivatif Kontrak Dengan Penyelesaian Tunai (Cash Settled Contract) Kontrak yang nilai dan harganya bergantung pada subjek Komoditi. Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diselesaikan secara tunai sesuai dengan syarat dan kondisi yang ditetapkan dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak ISI PTT
5 Derivatif lainnya. Kontrak Dengan Penyerahan Fisik (Deliverable Contract) Kontrak Opsi Lembaga Kliring Margin Margin Awal (Initial Margin) Margin Khusus (Special Margin) Margin Penyerahan (Spot Margin) Margin Variasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diselesaikan melalui mekanisme penyerahan Komoditi sesuai dengan persyaratan dan kondisi yang ditetapkan dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Suatu kontrak yang memberikan hak kepada Pembeli untuk membeli atau menjual Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas Komoditi tertentu pada tingkat harga, jumlah, dan jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan membayar sejumlah Premi. PT. Identrust Security International, merupakan badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka. Sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan oleh Nasabah pada Pialang Berjangka, Pialang Berjangka pada Anggota Kliring, atau Anggota Kliring pada Lembaga Kliring untuk menjamin pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Margin yang dipersyaratkan oleh Lembaga Kliring dan/atau Bursa Berjangka untuk setiap posisi terbuka yang wajib dibayarkan sebelum membuka posisi. Margin yang ditetapkan oleh Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring selain Margin Awal (Initial Margin), Margin Variasi, dan Margin Penyerahan (Spot Margin) pada kondisi tertentu. Margin yang dipersyaratkan oleh Lembaga Kliring dan/atau Bursa Berjangka untuk setiap posisi terbuka Kontrak Berjangka pada Bulan Terdekat. Margin selisih hasil perhitungan antara harga posisi terbuka Anggota Kliring baik jual atau beli dengan Harga Penyelesaian Harian, yang akan menjadi hak atau kewajiban Anggota Kliring. ISI PTT
6 Margin Call Nasabah Nilai Penyelesaian Harian Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya melalui rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka. Nilai yang diperoleh dengan memperhitungkan saldo Margin milik Anggota Kliring dengan hak atau kewajiban keuangan yang diperolehnya, setelah penutupan Hari Perdagangan (mark-to-market). Nilai Penyelesaian Akhir Novasi Offset Pedagang Berjangka Pedagang Berjangka Remote Pembeli Penjual Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif Tindakan Lembaga Kliring dalam menjalankan fungsi substitusi, yaitu bertindak selaku Pembeli bagi Penjual dan Penjual bagi Pembeli untuk semua posisi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang sudah sepadan. Penutupan posisi terbuka dengan cara mengambil posisi berlawanan dalam jumlah dan kontrak yang sama. yang selanjutnya disebut Pedagang adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri dan/atau kelompok usahanya. Pedagang Berjangka Anggota Bursa Berjangka yang berkedudukan hukum di luar Indonesia dan hanya dapat melakukan transaksi di dalam Bursa Berjangka. Pihak yang membeli Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Pihak yang menjual Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Pedagang Berjangka yang merupakan Anggota Bursa Berjangka dan Anggota Kliring yang melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka, untuk dan atas nama sendiri dalam Sistem Perdagangan Alternatif. ISI PTT
7 Peserta Sistem Perdagangan Alternatif Peraturan Bursa Berjangka Peraturan Lembaga Kliring Peraturan Perundangundangan di bidang Perdagangan Berjangka Perdagangan Berjangka Periode Penyerahan Petunjuk Pelaksanaan Pialang Berjangka Pihak Posisi Atas Nama Anggota Kliring (Proprietary Position) Pialang Berjangka yang merupakan Anggota Bursa Berjangka dan Anggota Kliring yang melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dalam Sistem Perdagangan Alternatif. Peraturan dan Tata Tertib Bursa Berjangka berikut perubahan atau penambahannya yang diberlakukan dari waktu ke waktu dengan persetujuan Bappebti. Peraturan dan Tata Tertib Lembaga Kliring berikut perubahan atau penambahannya yang diberlakukan dari waktu ke waktu dengan persetujuan Bappebti. Undang-undang Perdagangan Berjangka Komoditi beserta perubahannya dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Periode saat Komoditi dialokasikan untuk proses penyerahan fisik dan diserahkan sebagaimana ditetapkan dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Prosedur standar yang berisikan petunjuk teknis detail dalam rangka mendukung pelaksanaan Peraturan Lembaga Kliring. yang selanjutnya disebut Pialang adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin transaksi tersebut. Orang perseorangan, koperasi, badan usaha lain, badan usaha bersama, asosiasi, atau kelompok orang perseorangan, dan/atau perusahaan yang terorganisasi. Posisi dari Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang tercatat di rekening Anggota Kliring itu sendiri atau Nasabah terkait, baik posisi terbuka atau telah dilikuidasi. ISI PTT
8 Posisi Terbuka Posisi Nasabah Premi Atas Kontrak Opsi Rekening Atas Nama Sendiri (Proprietary Account) Rekening Nasabah Rekening Omnibus (Omnibus Account) Rekening Terpisah (Segregated Account) Sistem Perdagangan Alternatif Spesifikasi Kontrak Berjangka Posisi Kontrak Berjangka dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang belum dilikuidasi dengan Offset, penyerahan fisik, penyelesaian secara tunai (cash settlement), atau cara lain yang diatur dalam Spesifikasi Kontrak Berjangka. Posisi yang timbul dari rekening Nasabah dari setiap kontrak baik posisi terbuka atau yang telah dilikuidasi. yang selanjutnya disebut Premi adalah nilai yang dibayarkan untuk mendapatkan hak atas Kontrak Opsi. Rekening yang dikelola Anggota Kliring yang digunakan untuk mencatat Proprietary Position atau Posisi Atas Nama Sendiri. Rekening dalam pembukuan milik Anggota Kliring yang dipergunakan untuk membuka Posisi Nasabah. Rekening yang dicatat atas nama badan hukum yang dapat digunakan dalam melakukan transaksi di Bursa Berjangka dan pelaksanaan kliring untuk kepentingan seorang Nasabah atau lebih yang identitasnya dirahasiakan. HAPUS- Rekening pada Bank Penyimpan yang telah disetujui Bappebti untuk menyimpan : 1. dana Nasabah dan dipisahkan dari kekayaan Pialang Berjangka; 2. dana kompensasi yang dipisahkan dari kekayaan Bursa Berjangka; atau 3. dana Anggota Kliring yang dipisahkan dari kekayaan Lembaga Kliring. yang selanjutnya disebut SPA adalah sistem perdagangan yang berkaitan dengan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka yang dilakukan di luar Bursa Berjangka secara bilateral dengan penarikan Margin yang didaftarkan ke Lembaga Kliring. Kontrak yang telah memenuhi persyaratan standar yang diumumkan/dipublikasikan dalam website Bursa Berjangka termasuk, tetapi tidak terbatas pada: mutu, Satuan Kontrak, Bulan Kontrak, jam perdagangan, dasar Kontrak Berjangka (underlying), klasifikasi ISI PTT
9 penyerahan atau penyelesaian, fluktuasi harga minimal, Hari Perdagangan Terakhir, dan/atau basis penyelesaian sebagaimana ditentukan oleh Bursa Berjangka. Bursa Berjangka dapat mengubah (bila diperlukan) setiap Spesifikasi Kontrak kapan pun sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka. Surat Edaran Surat Edaran Bersama (SEB) Surat Keputusan (SK) Surat Keputusan Bersama (SKB) Surat Pemberitahuan Strike Price (Striking Price) Tanggal Kadaluarsa Transferee Clearing Member Transferor Clearing Member Pemberitahuan tertulis kepada seluruh Anggota Kliring mengenai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Kliring. Pemberitahuan tertulis kepada seluruh Anggota Kliring mengenai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Kliring dan Bursa Berjangka. Produk hukum yang diterbitkan oleh Lembaga Kliring sesuai kewenangan yang dimilikinya dan berisikan kebijakan yang mengikat secara hukum. Produk hukum yang diterbitkan oleh Lembaga Kliring dan Bursa Berjangka sesuai kewenangan bersama dan berisikan kebijakan yang mengikat secara hukum. Pemberitahuan tertulis yang bersifat mengikat kepada Anggota Kliring mengenai hal tertentu. Harga dimana suatu Kontrak Opsi dapat direalisasikan. Hari terakhir dimana Pembeli Kontrak Opsi menggunakan hak atas Kontrak Opsi. Merupakan Anggota Bursa Berjangka yang bukan merupakan Anggota Kliring yang menerima pengalihan keanggotaan dengan segala hak dan kewajiban yang menyertai pengalihan tersebut dengan memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring untuk dapat diterima sebagai Anggota Kliring. Merupakan Anggota Kliring yang berhak untuk mengalihkan keanggotaaannya beserta dengan segala hak dan kewajiban yang menyertainya kepada sebuah perusahaan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Bursa Berjangka dan Lembaga ISI PTT
10 Kliring untuk dapat diterima sebagai Anggota Kliring. Tukar Fisik dengan Berjangka (Exchange for Physical/EFP) Tukar Fisik dengan Swap (Exchange for Swap) Suatu transaksi dimana Kontrak Berjangka, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya ditukar dengan transaksi bilateral yang dilaksanakan di luar Bursa Berjangka, atau turunan dari jenis Komoditi yang sama atau variannya. Sebuah transaksi yang dinegosiasikan antara dua Pihak dimana posisi dalam Kontrak Berjangka dengan penyerahan fisik ditukarkan dengan posisi penyelesaian secara tunai (cash settled) SWAP atas Komoditi terkait sesuai dengan Peraturan Bursa Berjangka PENAFSIRAN 1. Judul atau sub judul dari Peraturan Lembaga Kliring dibuat hanya untuk tujuan memudahkan dalam penyajian, dan tidak akan mempengaruhi penafsiran isi dan makna yang terkandung dalam Peraturan Lembaga Kliring ini; 2. Dalam menafsirkan isi ketentuan Peraturan Lembaga Kliring ini, keputusan yang dikeluarkan oleh Lembaga Kliring adalah bersifat final dan mengikat; 3. Dalam Peraturan Lembaga Kliring ini yang dimaksud Anggota Kliring adalah termasuk seluruh pejabat, karyawan, perwakilan atau cabang dari Anggota Kliring; 4. Dalam Peraturan Lembaga Kliring ini, jika ada 2 (dua) interpretasi yang berbeda, maka interpretasi yang digunakan adalah interpretasi yang lebih jelas. ISI PTT
BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI
BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN
BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN 500. UMUM 1. Kecuali dinyatakan berbeda dalam Peraturan Lembaga Kliring ini, Anggota Kliring akan menerima dan mengkliringkan semua Kontrak Berjangka atas namanya sendiri
Lebih terperinciBAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF
BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF 1400. KETENTUAN UMUM Tanpa mengesampingkan pengertian yang tercantum dalam Bab 1 Peraturan dan Tata Tertib Lembaga Kliring, maka setiap istilah yang tercantum dalam
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
Lebih terperinciBursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.
BAB III BURSA BERJANGKA DAN LEMBAGA KLIRING BERJANGKA Bagian Kesatu Bursa Berjangka Paragraf I Tujuan Pasal 10 Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang
Lebih terperinciBAB 6 PROSEDUR KLIRING
BAB 6 PROSEDUR KLIRING 600. PENYERAHAN KONTRAK UNTUK PENDAFTARAN Melalui jaringan sistem ATP, seluruh volume dan spesifikasi Kontrak Berjangka yang terjadi akan disampaikan kepada Lembaga Kliring oleh
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciNOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI EKONOMI. Perdagangan. Berjangka. Komoditi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 143) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinci109 Jasa Kliring dan Penjaminan serta Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka. 110 Wewenang Lembaga Kliring Dalam Penyelesaian Kontrak Berjangka
BAB 1 KETENTUAN UMUM 100 Kepatuhan Terhadap Undang-Undang 101 Perubahan Peraturan 102 Kewajiban Anggota Kliring 103 Batasan Tanggung Jawab 104 Larangan terhadap Pejabat atau Pegawai 105 Larangan Penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING
BAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING 300. STRUKTUR ORGANISASI 301. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 1. RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Lembaga Kliring yang memiliki wewenang berdasarkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.143, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Perdagangan. Berjangka. Komoditi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5548) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB 2 KETENTUAN UMUM
BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )
DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX ) DEFINISI BAB 1 KEANGGOTAAN DAN KEPESERTAAN BURSA A KEANGGOTAAN BURSA A100.
Lebih terperinciPP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA
Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciBAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87
BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN Pasal 87 1. Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola Sentra Dana Berjangka wajib membuat, menyimpan, dan memelihara
Lebih terperinciBAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING
BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING 300. STRUKTUR ORGANISASI Secara umum tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi adalah sebagaimana yang ditetapkan Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Direksi mewakili Lembaga Kliring
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,
Lebih terperinciPERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA
PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA KETENTUAN UMUM Margin In Adalah dana yang disetorkan Nasabah kepada pialang yang
Lebih terperinciBAB II KETENTUAN UMUM
BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan
Lebih terperinciM E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60/M Tahun 2008 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Perdagangan; 7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UMUM Untuk mewujudkan terlaksananya kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 71 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan Perdagangan
Lebih terperinciFormulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)
Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen
Lebih terperinciPERATURANDANTATATERTI
PERATURANDANTATATERTI B PT. BURSAKOMODI TIDANDERI VATI FI NDONESI A 300709 DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720); 7. Peraturan
Lebih terperinci402. PERSYARATAN KEANGGOTAAN BURSA BERDASARKAN KATEGORI
BAB IV KEANGGOTAAN BURSA 400. UMUM 1. Setiap Pihak dapat mengajukan permohonan keanggotaan Bursa dengan mengisi formulir pendaftaran, dan memenuhi persyaratan keanggotaan, persyaratan keuangan, serta persyaratan
Lebih terperinciBAB 4 KETENTUAN KEANGGOTAAN LEMBAGA KLIRING
BAB 4 KETENTUAN KEANGGOTAAN LEMBAGA KLIRING 400. KETENTUAN UMUM 1. Anggota Bursa Berjangka yang bermaksud menjadi Anggota Kliring dapat mengajukan permohonan sesuai dengan kategori keanggotaan Lembaga
Lebih terperinciBAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49
BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pasal 49 1. Setiap Pihak dilarang melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka, kecuali kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciMekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka
Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka DAFTAR ISI Deskripsi... 2 Manfaat Perdagangan Berjangka Komoditi.. 3 Mekanisme Transaksi Multilateral... 4 Produk Multilateral... 5 Perbedaan Multilateral dan
Lebih terperinciAfiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.
Peraturan Kepala Badan Pengawas MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Pasal
Lebih terperinciKamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia
Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/10/2012;
Lebih terperinciPERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA
*update 15 May 2014 PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA Gedung Graha Arda Lt.2 Suite B Jl.H.R.Rasuna Said Kav.B-6 Kuningan Jakarta Selatan Phone: 021-5277707 Fax:
Lebih terperinciBAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102
BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka Pasal 102 Pialang Berjangka wajib mempertahankan Modal Bersih Disesuaikan sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti.
Lebih terperinciBAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR
BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR 2300. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2300 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang
Lebih terperinciKamus Istilah Pasar Modal
Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan
Lebih terperinciBAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :
BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN 200. Keanggotaan dan Persyaratan (1) Keanggotaan Penjaminan terdiri dari : (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari : (i) Perorangan adalah setiap orang perseorangan
Lebih terperinciBUKU PERJANJIAN. PT. Kontakperkasa Futures
BUKU PERJANJIAN PT. Kontakperkasa Futures Member of Jakarta Futures Exchange Member of Indonesian Derivatives Clearing House Member of Indonesia Commodity & Derivatives Exchange Member of Identrust Security
Lebih terperinciM E M U T U S K A N :
7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Lebih terperinciBAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU
BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciPERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT
Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau
Lebih terperinciSPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING
SPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING 1. Definisi dan Interpretasi 2 1.1 Definisi 2 1.2 Interpretasi 2 2. Ketentuan Kontrak..3 2.1 Waktu Perdagangan dan Satuan Kontrak.3 2.1.1 Waktu Perdagangan 3 2.1.2 Satuan
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013
8. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 63/BAPPEBTI/Per/9/2008 tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Lebih terperinci1. Contract For Difference Indeks Saham. 2. Contract For Difference Mata Uang Asing. 3. Contract For Difference Komoditi
Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas DAFTAR JENIS KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF DENGAN VOLUME MINIMUM 0,1 (NOL KOMA SATU) LOT DALAM RANGKA PENERIMAAN NASABAH SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciPT. MAHADANA ASTA BERJANGKA
PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA Member of Jakarta Futures Exchange Member of Indonesian Derivatives Clearing House PERJANJIAN NASABAH ONLINE TRADING Century Tower 12th Floor Jl.H.R. Rasuna Said Kav X-2 Jakarta
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN
-1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING TRANSAKSI
No. Rek : PERATURAN TRANSAKSI KONTRAK FOREIGN EXCHANGE (FOREX) DI PT. JALATAMA ARTHA BERJANGKA 在 PT JALATAMA ARTHA BERJANGKA 进 行 外 汇 合 同 交 易 条 例 KETENTUAN UMUM 一 般 规 定 Nasabah dapat melakukan transaksi
Lebih terperinciUU No. 8/1995 : Pasar Modal
UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAB I KEANGGOTAAN DAN KEPESERTAAN BURSA BAGIAN A KEANGGOTAAN BURSA
BAB I KEANGGOTAAN DAN KEPESERTAAN BURSA BAGIAN A KEANGGOTAAN BURSA A100. UMUM 1. Yang dapat menjadi Anggota Bursa adalah setiap Pihak yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan, persyaratan keuangan,
Lebih terperinciMengetahui tujuan dan sumber finansial Anda. Siapa saja yang melakukan perdagangan berjangka dan mengapa?
Bagi para investor, kegiatan perdagangan berjangka komoditi, yang selanjutnya disebut perdagangan berjangka, dapat dijadikan pilihan investasi yang cukup menarik, karena adanya faktor leverage. Leverage
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan
(dibuat diatas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.24.A Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Kepada Yth, sebagai Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Kepala Badan Pengawas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang Nomor
Lebih terperinciBAB II PERDAGANGAN BERJANGKA
BAB II PERDAGANGAN BERJANGKA 2.1. PENGERTIAN KONTRAK BERJANGKA Bagi masyarakat Indonesia, kontrak berjangka dan kegiatan perdagangan berjangka, masih merupakan sesuatu yang baru. Berbeda dengan pengertian
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 119/BAPPEBTI/PER/03/2015
Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 119/BAPPEBTI/PER/03/2015 5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan
Lebih terperinci(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA
Formulir Nomor: IV.PRO.10. (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko ini disampaikan kepada Anda sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk.
PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk. 1. Definisi a. Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu pelaksanaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERDAGANGAN GULA KRISTAL RAFINASI MELALUI PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)
BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) 1401. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian
Lebih terperinciBAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN
BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN 300. Ketentuan Umum (1) Sebelum melakukan transaksi, setiap Anggota wajib menyetor Jaminan Risiko Transaksi ke Rekening Kliring yang besaran dan tata caranya akan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN
-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA
Lebih terperinci2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2016 KEUANGAN OJK. Asuransi. Reasuransi. Penyelenggaraan Usaha. Kelembagaan. Perusahaan Pialang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinci2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo
No.132, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Kontrak. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6079)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 99/BAPPEBTI/PER/11/2012
Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan; 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
Lebih terperinciBAB II PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF. A. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Penyimpanan Dana pada Perusahaan
BAB II PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF A. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Penyimpanan Dana pada Perusahaan Derivatif Pihak-pihak yang dikategorikan sebagai orang-orang
Lebih terperinciBAB VI KELEMBAGAAN. Bagian Kesatu Umum. Pasal 34
BAB VI KELEMBAGAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 34 (1) Kebijakan umum di bidang Sistem Resi Gudang ditetapkan oleh Menteri. (2) Kelembagaan dalam Sistem Resi Gudang terdiri atas: 1. Badan Pengawas; 2. Pengelola
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci