BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Menurut Sanjaya (2013), k ajian pustaka ( literature review) adalah proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Menurut Sanjaya (2013), k ajian pustaka ( literature review) adalah proses"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Menurut Sanjaya (2013), k ajian pustaka ( literature review) adalah proses kegiatan menelaah dan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-buku dan dokumen-dokumen, mempelajari dan menilai prosedur dan hasil penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan orang lain, serta mempelajari laporan-laporan hasil observasi dan hasil survei tentang masalah yang terkait dengan topik permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian lain yang berhubungan dengan topik masalah yang diteliti, antara lain: (1) Darmayanti (2013 ) dalam tulisan yang berjudul Analisis Kontrastif Pelafalan Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Jepang pada Mahasiswa Computer Secretary dan Public Relations New Media, (2) Suherman (2 009) dalam makalahnya yang berjudul Sebuah Paradigma Kajian Bahasa Kedua, (3) Suprato, Djuria (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kontrastif Kalimat Pasif Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. Darmayanti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kontrastif Pelafalan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia serta implikasinya terhadap Pembelajaran bahasa Jepang pada Mahasiswa Computer Secretary dan Public 7

2 8 Relations New Media memiliki ruang lingkup pembahasan tesis yang bertujuan untuk menemukan dan memeriksa sistem pelafalan dalam bahasa Jepang yang sulit diidentifikasikan oleh pembelajar bahasa Indonesia dan menganalisa kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran, serta mengetahui implikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran sekaligus menganalisis strategi yang tepat untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari bahasa asing. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data melalui pretest dan post test. Pretest dilakukan untuk mengetahui problem di dalam pelafalan bunyi. Data dianalisis menggunakan teori analisis kontrastif untuk menemukan pelafalan bunyi yang sulit pada bahasa Jepang. Setelah memberikan pengajaran dengan metode drill kepada siswa, tes lain dilakukan dan hasil dari kedua pretest dan post test kemudian dibandingkan dan dianalisis untuk melihat apakah ada atau tidak ada peningkatan keterampilan pelafalan siswa sebelum dan sesudah dilakukan proses pengajaran. Berdasarkan topik bahasan, penelitian ini membahas topik yang berkaitan dengan analisis kontrastif sistem kala (tense) bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia yang hanya dikhususkan menganalisis kontrastif bentuk past tense bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Suherman (2009), dalam makalahnya yang berjudul Sebuah Paradigma Kajian Bahasa Kedua mengatakan bahwa manusia memiliki dua cara mengembangkan kompetensi berbahasa, yaitu Pemerolehan Bahasa (PB) dan Pembelajaran Bahasa (PmB). PmB merupakan proses bawah sadar seperti bagaimana cara anak-anak belajar bahasa, sedangkan PB adalah proses yang tidak secara sadar memperhatikan aturan-aturan tatabahasa sebuah bahasa, tetapi lebih sekedar mengembangkan

3 9 perasaan untuk melakukan koreksi. Dalam istilah nonteknisnya pemerolehan adalah mengambil (picking-up) bahasa. Pembelajaran bahasa merujuk pada Pengetahuan sadar terhadap L2 (bahasa kedua) dengan mengetahui aturan-aturan kebahasaannya dan sadar akan keberadaannya, sadar dapat berbicara tentang bahasa. Oleh karena itu, PmB dapat dibedakan dengan belajar tentang bahasa. Pembedaan hipotesis PB dan PmB mengklaim bahwa orang dewasa tidak kehilangan kemampuan (ability) memperoleh bahasa dibandingkan dengan cara anak kecil memeroleh bahasa. Penelitian tersebut hanya menunjukkan koreksi kesalahan yang memiliki efek yang kecil terhadap PB. Masalah yang diteliti oleh Suherman (2008 ) berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian Suherman dibahas tentang paradigma proses pemerolehan bahasa kedua bagi pengguna bahasa yang dituntut menguasai kaidah-kaidah penggunaan bahasa ( speech of code) dan mampu menggunakan bahasa itu dalam praktik penggunaannya ( speech of act), sedangkan penelitian ini membahas tentang analisis kontrastif, khususnya sistem kala untuk membantu pembelajar bahasa target dalam penguasaan dan dalam praktik penggunaannya. Dengan demikian, kemampuan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa, tetapi menuntut pula untuk memiliki kemampuan atau keterampilan di dalam penggunaanya. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat komponen, yaitu keterampilan mendengar, membaca, berbicara dan menulis. Keterampilan mendengar dan membaca merupakan keterampilan yang

4 10 bersifat reseptif ( receptive skills), yaitu keterampilan menerima bahasa, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan produktif ( productive skills), yaitu keterampilan menghasilkan bahasa tersebut. Hal ini menegaskan bahwa dalam mempelajari bahasa yang berbeda diperlukan sebuah kajian analisis kontrastif untuk mendukung hasil analisis penelitian ini. Suprato (2012), dalam artikelnya yang berjudul Analisis Kontrastif Kalimat Pasif Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. mendeskripsikan tingkat perbandingan kalimat pasif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai acuan dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan acuan pustaka dari sumber bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kalimat pasif dalam bahasa Indonesia jika dilihat dari strukturnya menggunakan di-, ter- ataupun ke-. Sementara, dalam bahasa Inggris hanya mengenal to be+ past participle yang tergantung pada waktu kejadiannya (sesuai tenses). Konteks kalimat harus diperhatikan sehingga makna yang terkandung di dalamnya benar-benar dapat dimengerti. Setelah dianalisis dan dicari padanan dan perbandingannya dalam kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, penulis menemukan persamaan dan perbedaan yang ada, baik persamaan maupun perbedaannya dapat dilihat, secara struktural maupun secara pragmatis. Penelitian ini sama dengan penelitian Suprato (2012), yaitu analisis kontrastif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, Hanya saja keduanya memiliki fokus kajian yang berbeda yakni penelitian ini mengkaji sistem

5 11 kala (past tense) bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, sedangkan penelitian Suprato mengkaji tentang pengkontrasan bentuk pasif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Berdasarkan ulasan di atas, di ketahui bahwa penelitian analisis kontrastif yang berkaitan dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia masih bisa dilaksanakan. Khususnya mengkontraskan sistem kala ( past tense). Hasil penelitian ini akan digunakan untuk membantu para guru dalam membuat materi pelajaran yang membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan dan kesalahan yang diperbuat dalam penggunaan sistem kala (past tense). 2.2 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut (Kridalaksana, 2001:117). Ada beberapa konsep yang dijabarkan dalam penelitian ini, yaitu analisis kontrastif, sistem kala, keterampilan menulis, dan karangan narasi Analisis Kontrastif Pengertian analisis kontrastif banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah Carl James. Carl James (1986) mengatakan bahwa: CA is a linguistic enterprise aimed at producing inverted (contrastive, not comparative) two valued typologies (a CA is always concerned with a pair of languages), and founded on the assumption that languages can be compared

6 12 Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa analisis kontrastif merupakan suatu usaha ilmu bahasa yang bertujuan menghasilkan kebalikan (perbedaan bukan perbandingan) dua tipologi ( Analisis kontrastif selalu berfokus terhadap sepasang bahasa), dan menemukan asumsi bahwa bahasa bisa dibandingkan Sistem Kala Di dalam bahasa Inggris penanda memiliki sistem kala. Sistem kala dalam bahasa Inggris dikenal sebagai tense. Leech (2009) menyebutkan bahwa: Since tense relates the meaning of the verb to a time scale, we must first give some attention to the different kinds of meaning a verb may have. Maksudnya adalah tenses berhubungan dengan arti verba dari skala waktu. Tenses adalah kata berasal dari bahasa Latin, tempus yang berarti waktu yang dalam bahasa Inggris adalah bentuk verba yang digunakan untuk mengindikasikan waktu atau menyelesaikan bentuk kegiatan pada saat pembicaraan. Jadi, tenses adalah metode yang digunakan dalam bahasa Inggris yang menggambarkan waktu past atau present. 2.3 Landasan Teori Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas teori analisis kontrastif, teori surface strategy taxonomy, teori sistem kala (tenses) bahasa Inggris,

7 13 teori analisis kontrastif past tense bahasa Inggris dan pengungkapannya dalam bahasa Indonesia, teori metode terjemahan tata bahasa, yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini Analisis Kontrastif Analisis kontrastif adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa sasaran dan struktur bahasa target untuk mengidentifikasikan perbedaan kedua bahasa tersebut (Tar igan, 2009). Analisis kontrastif dalam linguistik terapan merupakan perbedaan struktural antara dua bahasa, yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber potensial kesulitan orang-orang dalam mempelajari bahasa asing (Weinreich, 1950). Pada dasar nya penganut ide behaviorisme mengatakan bahwa kebiasaan lama dapat berpengaruh pada saat mempelajari kebiasaan baru, penganut ide behaviorisme menyarankan bahwa pengetahuan bahasa pertama mungkin dapat memengaruhi pembelajaran bahasa kedua. Pengaruh tersebut dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan untuk pembelajar bahasa target dengan mengurangi produksi kesalahannya dan pengaruh-pengaruh tersebut meningkatkan level perbedaan antara dua bahasa Metodologi analisis kontrastif Analisis kontrastif memiliki dua aspek, yakni aspek linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini, tersirat dua hal penting, yaitu apa yang akan diperbandingkan dan bagaimana cara memperbandingkannya. Aspek psikologis analisis kontrastif

8 14 menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran dan cara menyampaikan bahan pelajaran Implikasi pedagogis analisis kontrastif Salah satu ahli yang mendukung bahwa analisis kontrastif memberikan sumbangan yang berarti bagi pengajaran bahasa target adalah Waldemar Marton (1985). Marton (1985 ) berpendapat bahwa analisis kontrastif mempunyai nilai pedagogis yang tinggi bagi pengajaran bahasa di kelas, sebagai teknik penyajian materi bahasa dan sebagai ciri utama pengajaran bahasa. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah penyempurnaan teori atau landasan yang digunakan oleh analisis kontrastif. Implikasi analisis kontrastif dalam kelas pengajaran bahasa sasaran terlihat pada segi-segi seperti berikut: 1. Penyusunan materi pengajaran yang didasarkan kepada butir-butir yang berbeda antara bahasa sumber peserta didik dan bahasa sasaran yang sedang dipelajari. 2. Penyusunan tata bahasa pedagogis yang didasarkan pada teori linguistik yang digunakan. 3. Penataan kelas secara terpadu dengan bahasa sumber sebagai pembantu dalam pengajaran bahasa sasaran. 4. Penyajian materi pengajaran secara langsung: a) menunjukkan persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut; b) menunjukkan butir-butir bahasa sumber yang mungkin mendatangkan kesalahan dalam bahasa sasaran; c) menganjurkan cara-cara mengatasi interfensi;

9 15 d) memberikan latihan intensif pada butir-butir yang berbeda Langkah-langkah analisis kontrastif Analisis kontrastif lahir dalam situasi pengajaran bahasa sasaran yang kurang mengembirakan. Analisis kontrastif diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah pengajaran bahasa sasaran, contohnya dalam penyusunan bahan pengajaran, perencanaan pengajaran bahasa, penyusunan tata bahasa pedagogis, metodologi pengajaran dan penataan kelas bahasa sasaran. Harapan itu tidaklah berlebihan dan masih relevan dengan langkah-langkah anakon seperti berikut. 1. membandingkan bahasa sumber siswa dengan bahasa sasaran yang dipelajarinya; 2. memprediksi butir-butir bahasa penyebab kesulitan dan kesalahan siswa; 3. member perhatian khusus dalam pengajaran bahasa terhadap kesulitan dan kesalahan siswa; 4. menyampaikan bahan pengajaran dengan teknik yang tepat dan intensif (misalnya pengulangan, latihan runtun, penekanan) kepada peserta didik agar mereka dapat mengalahkan kebiasaan dalam berbahasa ibu atau berbahasa sumber. (Littlewood 1986: 18) Analisis gramatikal kontrastif Gramatikal analisis kontrastif diambil dari perbandingan dari dua bahasa yang diteliti. Terdapat beberapa langkah algoritme (Levelt, 1970). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut

10 16 1) mengumpulkan data dan menampilkan sistem-sistem yang berhubungan pada setiap bahasa; 2) menentukan realisasi dari setiap kategori gramatikal analisis kontrasif pada masing-masing bahasa; 3) menambahkan data; 4) memformulasikan perbedaan yang telah diidentifikasikan pada analisis langkah 2 dan 3. Nemser (1985) berpendapat bahwa analisis kontrastif dapat menjelaskan kesalahn berbahasa inggris siswa yang terjadi secara actual, terutama kesalahan yang timbul karena interferensi bahasa sumber siswa. Oleh karena itu, prediksi dan penjelasan mengenai kesalahan berbahasa menjadi tujuan analisis kontrastif. Howard Jakson (1985) mencoba membuktikan pernyataan tersebut dengan mengetengahkan kasus pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Punjabi, India. Menurut Howard terdapat paling sedikit empat sistem bahasa Punjabi yang menginterferensi pemakaian bahasa Inggris pada siswa, yaitu sistem posesif, bentuk kalimat tanya, sistem kala (tense), kata ganti. Hal serupa juga terjadi dalam pengajaran bahasainggris sebagai bahasa sasaran di Indonesia. Berikut merupakan contoh yang diberikan. a. Fonem /g/ dan /x/ diakhir kata Pada umumnya, siswa di Indonesia melafalkan bunyi [g] dan [ks] di akhir kata, sedangkan dalam bahasa Inggris bunyi tersebut sangat sangat produktif di akhir kata. Hal tersebut menyebabkan banyak siswa membuat kesalahan seperti: [bik] [taeek] yang seharusnya [big] untuk kata big dan [taeeks] untuk kata tax.

11 17 b. Susunan kata Susunan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti hukum DM, sedangkan bahasa Inggris mengikuti MD. Oleh sebab itu banyak siswa di Indonesia membuat kesalahan sepert: house big yang seharusnya big house. c. Predikat kalimat Predikat dalam kalimat bahasa Indonesia dapat berupa nomina, verba, adjective, sedangkan predikat bahasa Inggris biasanya berupa verba atau ditambahkan kata kerja bantu to be. Siswa di Indonesia sering membuat kesalahn seperti: He rich yang seharusnya He is rich. Perbedaan lain yaitu kata kerja berfungsi sebagai predikat dalam bahasa Inggris untuk orang ketiga tunggal selalu dibubuhi s, sedangkan dalam bahasa Indonesiakata kerja tersebut sama saja untuk setiap kata ganti. Akibat perbedaan tersebut, contoh kesalahan yang sering dibuat oleh siswa seperti: He read Kompas every morning yang seharusnya He reads Kompas every morning. d. Sistem kala atau tense Bahasa Indonesia tidak mengenal tense seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris. Perbedaan ini sering menyulitkan para siswa Indonesia yang belajar bahasa Inggris. Kesalahan yang sering dibuat, antara lain seperti: Amin watch tv last night yang seharusnya Amin watched tv last night. e. Kalimat Tanya Kalimat tanya dalam bahasa Indonesia memiliki banyak perbedaan dengan kalimat tanya dalam bahasa Inggris. Hal tersebut menyebabkan sering terjadinya kesalahan

12 18 yang dibuat oleh siswa, seperti: When she come? yang seharusnya When did she come?. Dengan kelima jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa Indonesia pada contoh diatas menunjukkan bahwa analisis kontrastif dapat memprediksi kesalahan berbahasa dan menunjukkan butir-butir perbedaan bahasa yang potensial mendatangkan interferensi bahasa sumber dengan bahasa sasaran. analisis kontrastif juga mampu menjelaskan hal yang membuat kesalahn tersebut terjadi serta dapat mengoreksi atau meremedinya secara efektif dan efisien. (Tarigan, 1988) Penelitian ini membahas salah satu jenis kesalahan yang sering dialami siswa Indonesia yang belajar bahasa Inggris karena pengaruh interferensi bahasa sumbernya yaitu tentang tense khususnya tense jenis past tense Surface Strategy Taxonomy Salah satu cara untuk mendapatkan penjelasan mengenai analisis kesalahan ialah dengan menggunakan surface strategy taxonomy. Dulay et al. (1981:150) menjelaskan bahwa A surface strategy taxonomy highlights the ways surface structures are altered: learners may omit necessary items or add unnecesary ones, they may misform items or misorder them. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa surface strategy taxonomy dapat memberikan gambaran tentang kesalahan gramatikal yang dibuat oleh seseorang. Kesalahan gramatkal dapat berupa seseorang yang menghilangkan atau

13 19 menambahkan elemen yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan gramatikal, atau terjadi kesalahan dalam penempatan elemen serta salah dalam penyusunan elemen yang berdasarkan aturan gramatikal. Dengan adanya penjelasan kesalahan yang diperoleh melalui surface strategy taxonomy, akan dengan mudah diketahui sejauh mana kemampuan seorang siswa dalam memahami gramatikal bahasa yang sedang dipelajari. Selain itu, dengan adanya deskripsi penjelasan kesalahan yang didapat dari surface strategy taxonomy, para pengajar akan dengan sendirinya mengetahui solusi atas kesalahan yang dibuat siswa yaitu dengan cara memberikan latihan tambahan yang ditekankan pada penguasaan pemahaman. Jadi, surface strategy taxonomy dibutuhkan oleh pengajar bahasa kedua untuk mengetahui letak kesalahan siswa. Berdasarkan letak kesalahannya, surface strategy taxonomy menganalisis omission, addition, selection, dan misordering. 1. Omission (penghilangan) Salah satu analisis Surface Strategy Taxonomy adalah bentuk omission. Dulay, Burt, et al (1981:154) berpendapat bahwa Omission is a type of errors which are characterized by the absence of an item that must appear in a well-formed utterance Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan error of omission adalah penghilangan elemen yang seharusnya muncul dalam sebuah tuturan. Siswa sering kali melakukan kesalahan tersebut. Berikut adalah kesalahankesalahan yang sering kali terjadi pada karangan narasi siswa.

14 20 a. Penghilangan to be /copular verb Kesalahan penghilangan to be sangat sering terjadi bahkan hampir setiap siswa yang belajar bahasa Inggris pasti melakukan kesalahan ini. Hal ini sangat wajar terjadi pada pembelajar bahasa Inggris, yang merupakan penutur bahasa Indonesia. Kesalahan ini disebabkan oleh tidak adanya to be / copular verb dalam pola kalimat bahasa Indonesia. Misalnya: I a student last year. (Kalimat ini salah seharusnya I was a student last year.) b. Penghilangan artikel Pada kasus penghilangan artikel, para pembelajar biasanya tidak mengenal bentuk singular pada sebuah nomina. Kesalahan ini biasanya dipengaruhi oleh struktur bahasa Indonesia yang tidak terlalu mempermasalahkan bentuk singular atau plural pada sebuah nomina dalam sebuah kalimat. Kesalahan bentuk ini terjadi biasanya siswa menghilangkan article a/an sebagai pemarkah singular pada sebuah kalimat yang memiliki bentuk nomina singular. Misalnya: I read book. (seharusnya I read a book) c. Penghilangan - s sebagai plural marker Pada kasus penghilangan - s biasanya, para siswa belum memahami apabila plural countable noun setelahnya harus diletakkan fonem s yang berfungsi sebagai plural marker. Misalnya: There were many car. ( seharusnya There were many cars) d. Penghilangan -s sebagai possessive

15 21 Para siswa menghilangkan morfem -s sebagai penanda possessive (kepemilikan). Ini sangat wajar terjadi terutama di kalangan siswa yang memiliki bahasa pertama yaitu Bahasa Indonesia. Dalam struktur gramatikal bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya morfem tertentu untuk menyatakan possessive (kepemilikan). Dengan kata lain, dalam sintaksis bahasa Indonesia tidak dikenal adanya morfem - s sebagai penanda possessive (kepemilikan). Misalnya: Andy house was very big. (Seharusnya Andy s house was very big) 2. Addition (penambahan) Bentuk error of addition merupakan kesalahan yang menambahkan suatu item yang seharusnya tidak ada pada sebuah ujaran. Dulay et al. (1981:156) menjelaskan bahwa Addition is a type of errors which are characterized by the presence of item which must not appear in a well-formed utterance. Kesalahan penambahan merupakan tahapan yang lebih tinggi levelnya dibandingkan dengan kesalahan penghilangan dalam pemerolehan bahasa kedua. Pada tataran level ini, para pembelajar telah mendapatkan aturan gramatikal bahasa kedua, tetapi mereka seringkali salah memahaminya sehingga mereka melakukan kesalahan tersebut. Terdapat tiga jenis kesalhan penambahan: pemarkahan ganda, regularisasi, dan penambahan sederhana. a. Pemarkahan Ganda

16 22 Pemarkahan ganda sering terjadi karena kesalahan dalam menghapus item tertentu yang sebenarnya dibutuhkan dalam konstruksi linguistic, tetapi tidak untuk kasus yang lain. Misalnya dalam kalimat, They didn t went here. Pada kalimat tujuan sudah benar tetapi kurang tepat. Pada kalimat tersebut kata bantu untuk menegasikan kata kerja past adalah sudah benar dengan menambahkan didn t. Namun kesalahannya terletak pada went yang merupakan penanda kata kerja past, seharusnya go saja karena sudah terwakili oleh didn t. Kesalahan dari contoh kalimat seperti di atas disebut pemarkahan ganda. b. Regularisasi Dulay et al (1981:157) menjelaskan regularization yaitu A type of errors in which a marker that is typically added to a linguistic item is erroneously added to exceptional items of given class that do not take a marker. Kesalahan dari regularisasi adalah perubahan suatu item dengan cara menyamakan aturan yang irregular ke dalam yang regular. Misalnya bentuk jamak dari nomina mouse menjadi mouses padahal sharusnya mice dan pada bentuk irregular verb write menjadi writed dalam past tense padahal seharusnya wrote. Selinker menyatakan regularisasi dengan istilah overgeneralisasi. c. Simple addition Simple addition ditandai dengan kesalahan penambahan yang berbeda dengan pemarkahan ganda dan regularisasi. Misalnya pada kalimat The fishes didn t live in

17 23 the water. Letak kesalahan kalimat tersebut adalah dengan menambahkan fonem es pada fish. 3. Misformation (Formasi Yang Keliru) Dulay et al. (1981:157) menjelaskan misformation seperti dibawah ini: Misformation errors are those characterized by the use of the wrong form of the morpheme or structure. Dengan demikian, formasi yang keliru adalah kesalahan penggunaan bentuk yang salah pada morfem atau struktur. Formasi yang keliru terbagi ke dalam tiga bentuk: regularisasi, archi-forms, dan bentuk alternatif. a. Regularisasi Regularisasi merupakan penanda yang menyatakan regular yang ditempatkan pada bentuk irregular, seperti dalam goed untuk went, mousses untuk mice, childs untuk children. b. Archi-forms Dulay et al. (1982:160) menyatakan bahwa Archi-forms errors are those of selection of one member of a class of forms to represent others in the class. Hal tersebut menyatakan bahwa archi-forms errors merupakan kesalahan dalam pemilihan sebuah bentuk untuk menyatakan sesuatu yang lainnya. Misalnya kesalahan pemilihan determiners ( this, that, these, those) dalam sebuah kalimat. Contohnya That dogs were barking yang seharusnya Those dogs were barking. c. Alternating forms (Bentuk Alternatif)

18 24 Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata yang tepat. Kesalahan ini terjadi pada saat pembelajar bahasa kedua berada pada level vocabulary and grammar grow (tahap pemula). Misalnya meletakkan subjek I pada posisi objek yang seharusnya diganti dengan me. 4. Misordering (Kesalahan Penyusunan) Dulay et al. (1982:162) menjelaskan bahwa Misordering is characterized by the incorrect placement of a morpheme or group of morpheme in an utterance. Misordering merupakan kesalahan dalam penyusunan morfem atau kelompok morfem dalam kalimat. Misalnya kesalahan dalam embedded questions seperti dalam I didn t know who was she seharusnya I didn t know who she was Tense dalam Bahasa Inggris Menurut Huddlestone (1991), terdapat dua tipe tense yaitu present tense dan past tense. The present dan past tense dianggap memiliki hubungan ke dalam aspek progressive dan perfective. Kisarannya dapat dilihat dalam kerangka kalimat berikut: I with a special pen, isi dari bagian yang kosong dengan sebuah frasa yang memiliki verba dasar write:

19 25 SIMPLE COMPLEX progressive Present write am writing present was writing past perfective have written (present) perfect past wrote had written past (or plu-)perfect perfect progressive have been writing (present) perfect had been writing past (or plu-) perfect (Quirk et al, 1986) 1. Present Menurut Quirk (1986), terdapat tiga tipe dasar dari present tense: 1. Timeless, diekspresikan dengan bentuk the simple present: I (always) write with a special pen (when I sign my name) Sama seperti mengekspresikan kegiatan rutin di atas, the timeless present juga digunakan untuk pernyatan-pernyatan umum seperti berikut. The sun sets in the west Spiders have eight legs 2. Limited, diekspresikan dengan the present progressive I am writing (pada kesempatan ini) with a special pen. Normally he lives in London but at present he is living in Boston. Dalam mengidentifikasinya tindakan dilihat sebagai proses dan berdurasi terbatas, the progressive dapat mengekpresikan ketidaklengkapan. Bahkan, pada kata seperti stop yang tindakannya dalam realitas tidak memiliki durasi. Jadi, the

20 26 bus is stopping itu menandakan bahwa bus tersebut melaju pelan, tetapi belum berhenti. The progressive (biasanya dengan adverb yang berfrekuensi tinggi) juga dapat digunakan untuk kegiatan rutinitas, menyampaikan suatu warna emosional seperti kejengkelan. He s always writing with a special pen- just because he likes to be different. 3. Instantaneous, diekspresikan dengan the simple (khususnya dalam seri) atau dengan bentuk progressive: Watch carefully now: first, I write with my ordinary pen; now, I write with a special pen. As you see, I am dropping the stone into the water. The simple present juga biasanya digunakan pada komentar-komentar di radio seperti tentang olahraga (Moore passes to Charlton), dan pada deklarasi performatif tertentu.( I name this ship Snaefell ) hal ini bersifat wajib. (Quirk et al, 1976) Dalam simple present tense, kata kerja atau verba mengalami penambahan -s, - ies, -es ketika bersubjek tunggal, sedangkan kata kerja belajar dalam bahasa Indonesia tidak mengalami penambahan. Kata benda jamak ditambahkan -s, -ies dan kata benda jamak dalam bahasa Indonesia dengan mengulang kata itu sendiri. Kalimat negatif simple present tense dalam bahasa Inggris ditambahkan auxiliaries do dan not yang melekat pada Subjek Jamak dan does dan not pada subjek tunggal. Dalam bahasa Indonesia hanya dengan menambahkan kata tidak pada subjek jamak maupun tunggal. Kalimat tanya simple present tense dalam bahasa

21 27 Inggris meletakkan auxiliaries do dan does di depan subjek. Dalam bahasa Indonesia hanya menambahkan kata apakah di awal kalimat. Pronomina atau kata ganti orang ketiga tunggal sangat jelas disebutkan dalam bahasa Inggris yaitu she untuk perempuan dan he untuk laki-laki, dalam bahasa Indonesia hanya disebutkan dia untuk laki-laki dan perempuan. 2. Past Suatu tindakan pada waktu lampau dapat dikatakan 1) terjadi pada titik waktu tertentu; atau 2) selama satu periode; jika kemudian, dianggap sebagai a) berlangsung sampai sekarang, atau b) berhubungan dengan waktu lampau, jika yang terakhir telah i. selesai, atau ii. belum selesai. Past present Future 1) x v 2a) v 2bi) 2bii) v v (Quirk et al, 1986) Berikut contoh-contoh yang memiliki aspek perfektif dan progresif dalam kalimat simple past yang sederhana:

22 28 (1) I wrote my letter of 16 June 1972 with a special pen (2a) I have written with a special pen since 1972 (2bi) I wrote with a special pen from 1969 to 1972 (2bii) I was writing poetry with a special pen Kegiatan rutin juga dapat dinyatakan dengan simple past ( He always wrote with a special pen ), tetapi karena tidak seperti simple present, hal ini tidak tersirat tanpa adverb yang sesuai. Sehingga used to atau kata would (kurang umum) mungkin diperlukan untuk menunjukkan arti dibawah ini. He used to write with a special pen Would The past dan the perfective Dalam kaitannya dengan (2a), ini bukanlah waktu yang ditentukan dalam kalimat tetapi periode yang relevan dengan waktu yang ditentukan yang harus diperpanjang hingga saat ini. Coba dibedakan antara kalimat 1) Jhon lived in Paris for ten years 2) John has lived in Paris for ten years Kedua kalimat tersebut tampak sama, akan tetapi jika diamati kalimat pertama merupakan kalimat yang mensyaratkan bahwa periode dari waktu tinggal telah berakhir dan kemungkinan bahwa John sudah meninggal sedangkan kalimat kedua menjelaskan bahwa John masih hidup tapi mungkin tinggal di Paris sampai saat ini (interpretasi biasa) atau beberapa waktu yang tidak ditentukan pada masa lampau. Kita bandingkan juga kalimat 3 dan 4 berikut.

23 29 3) For generation, Nepal has produced brilliant mountaineers 4) For generation, Sparta produced fearless warriors was producing Klaim kalimat 3 bahwa Nepal masih dalam posisi menghasilkan lebih banyak pendaki gunung, bahkan jika pada waktu yang lama yang mungkin telah berlalu sejak terakhir dihasilkan. Kalimat keempat, di sisi lain, adalah tidak terikat apakah prajurit selanjutnya dapat diproduksi lagi oleh Sparta. Pilihan aspek perfektif dikaitkan dengan orientasi waktu dan akibatnya juga dengan berbagai indikator waktu (lately, since, so far, etc). Berikut adalah beberapa contoh: ADVERBIALS WITH SIMPLE PAST (refer to a period now past) ADVERBIALS WITH PRESENT PERFECT (refer to a period beginning in the past and stretching up to the present) yesterday (evening) since last January I worked throughout January I have worked up to now On Tuesday lately already ADVERBIAL WITH EITHER SIMPLE PAST OR PRESENT PERFECT worked today I have worked this month for an hour Past Perfect Berlaku untuk past perfect, dengan komplikasi yang titik relevansi saat ini yang membentang pada masa lalu merupakan titik di masa lalu:

24 30 Past Present Future Vrelevant point V Jadi: (I say now [sekarang] that) When I met him [titik relevansi pada waktu lampau] John had lived in Paris for ten years Dalam beberapa konteks, the simple past dan the past perfect dapat ditukar;contoh: I ate my lunch after my wife came home from her shopping had come dari contoh di atas, kata sambung after menjadi syarat yang cukup untuk mengidentifikasi bahwa kedatangan dari kegiatan berbelanja telah terjadi sebelum makan sehingga indikator waktu tambahan dengan cara the past perfect menjadi berlebihan. Past Tense dan Progressive Tense Sama seperti present tense, progressive tense saat digunakan dengan past tense, menentukan batasan durasi suatu kegiatan. I was writing with a special pen for a period last night but my hand grew tired konsekuensinya, progressive tense merupakan perangkat yang mudah digunakan untuk menunjukkan rentang waktu dengan peristiwa lain (diindikasi oleh simple past tense) dapat di lihat sebagai peristiwa yang sedang berlangsung pada waktu lampau. While I was writing, the phone rang

25 31 Kemampuan untuk mengekspresikan kegiataan tidak lengkap dengan progressive tense diilustrasikan melalui contrasting pair: He read a book that evening (mengimplikasikan bahwa he telah menyelesaikannya) He was reading a book that evening (mengimplikasikan bahwa he belum menyelesaikannya) dan yang lebih mencolok: The girl was drowning in the lake (akan diperbolehkan tetapi seseorang menyelam dan menyelamatkannya ) The girl drowned in the lake Kegiatan rutin akan diekspresikan oleh progressive tense yang menyatakan jelas bahwa kegiatan tersebut hanya bersifat sementara seperti kalimat At that time, we were bathing every day dan tidak hanya sporadic seperti kalimat *We were sometimes walking to the office. Perfect Progressive Tense Perfect progressive tense mengekspresikan suatu tindakan berdurasi terbatas (atau ketidaklengkapan) bersaman dengan relevansi Bandingkan: He has eaten my chocolates He was eating my chocolates He has been eating my chocolates (semua coklat telah habis) (tapi saya menghentikkannya) (tapi masih ada yang tersisa) Perfect progressive tense sering kali menunjukkan suatu kegiatan yang baru saja terjadi, efeknya jelas dan biasanya adverb just menyertai penggunaannya. Hal itu dapat dilihat pada contoh berikut:

26 32 It has rained a great deal since you were here Oh look! It has just been raining Future Tense Menurut Quirk (1986), tidak ada future tense yang jelas dalam bahasa Inggris yang berkoresponden dengan waktu atau hubungan tense untuk present dan past. Sebaliknya terdapat beberapa kemungkinan yang menunjukkan waktu di masa depan. Futurity, modality, dan aspect berkaitan erat, waktu yang akan datang ( future) diterjemahkan melalui modal auxiliaries atau semi-auxiliaries, atau bentuk simple present maupun progressive Pengungkapan Sistem Kala dalam Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia tidak mengenal sistem kala ( tenses) seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris. Sneddon (2000), berpendapat The temporals and modals convey concepts such as tense and aspect, which are in part marked on the verb in English. Pemarkah Temporal Menurut Sneddon (2000), pemarkah temporal mengindikasi bahwa suatu kegiatan atau peristiwa telah berlangsung, sedang berlangsung atau belum berlangsung. Jenis pemarkah temporal dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1. sudah kata sudah mengindikasi bahwa suatu kegiatan telah berlangsung atau telah terjadi. Contoh: Saya sudah makan. (I've eaten)

27 33 Dia sudah duduk. (She has sat down) Kata telah memiliki makna yang sama dengan kata sudah tapi memiliki sifat yang lebih formal. 2. sedang Kata sedang mengindikasi bahwa suatu kegiatan sedang berlangsung ( in progress). 3. pernah Kata pernah mengindikasi bahwa suatu kegiatan sudah berlangsung atau pernah terjadi diwaktu lampau. 4. akan Kata akan mengindikasi bahwa suatu kegiatan akan berlangsung atau terjadi di waktu yang akan datang. 5. masih Kata masih mengindikasi bahwa suatu kegiatan masih berlangsung ( still occuring). Modalitas Modal mengacu pada beberapa konsep seperti kemungkinan ( possibility), kemampuan ( ability), keperluan ( necessity). Jenis modal yang sering digunakan adalah dapat, bisa, boleh, harus. Semua kata tersebut di terjemahkan berbeda menurut sistem kala pada bahasa Inggris (past, present atau future). Contohnya:

28 34 Saya harus pergi. Kemarin saya harus pergi. Besok saya harus pergi. I have to go. Yesterday I had to go. Tomorrow I ll have to go (Sneddon, 2000) Analisis Kontrastif Past Tense Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Simple Past Tense Hartanto (2003) berpendapat bahwa Simple past tense (waktu lampau sederhana) menerangkan peristiwa yang terjadi, atau tindakan kegiatan, perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan pada waktu lampau dalam bentuk sederhana dan diketahui pula waktu terjadinya peristiwa atau kegiatan tersebut. RUMUS I/we/you/they He/she/it +PAST TENSE Perbedaan contoh kalimat simple past tense bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia Bahasa Inggris I saw a good film last week I did not see a good film last week Did I see a good film last week? Bahasa Indonesia Saya menonton film yang baik minggu lalu Saya tidak menonton film yang baik minggu lalu Apakah saya menonton film yang baik minggu lalu?

29 35 Past Continuous tense Past Continuous tense (waktu berlangsung lampau) menyatakan peristiwa atau perbuatan yang sedang berlangsung pada waktu lampau pada saat peristiwa lain terjadi atau kegiatan yang lain dilakukan. RUMUS I/ he/she/it WAS+PRESENT PARTICIPLE We/you/they WERE+PRESENT PARTICIPLE a. Menyatakan perbuatan yang sudah dimulai dan masih berlangsung ketika perbuatan lain menyusul pada waktu lampau Bahasa Inggris While I was bathing in the river I heard a fearful cry Bahasa Indonesia Ketika saya sedang mandi di sungai itu, saya mendengar jeritan yang menakutkan b. Menyatakan perbuatan yang sedang terjadi pada waktu lampau. Bahasa Inggris He was watching television all afternoon yesterday Bahasa Indonesia Dia sedang menonton televisi sepanjang sore kemarin Past perfect tense Past perfect tense (Waktu selesai lampau) menerangkan suatu perbuatan yang sudah selesai dilakukan pada waktu lampau, atau menjelaskan dua peristiwa yang telah terjadi, tetapi menegaskan peristiwa mana yang terlebih dulu terjadi.

30 36 RUMUS HAD +PAST PARTICIPLE Bahasa Inggris The train had left before I arrived Bahasa Indonesia Kereta api telah berangkat sebelum saya tiba Past perfect continuous tense Past perfect continuous tense (waktu sedang berlangsung selesai lampau) menyatakan perbuatan yang sudah dimulai dan masih berlangsung pada waktu lampau. RUMUS HAD + BEEN + PRESENT PARTICIPLE Bahasa Inggris When I came to Surabaya in 1980, he had already been living there about five years Bahasa Indonesia Saat saya datang ke Surabaya pada tahun 1980, ia telah tinggal disana kira-kira lima tahun. (Hartanto, 2003) Metode Terjemahan Tatabahasa Metode terjemahan tata bahasa ini bertujuan untuk melatih siswa dalam hal penguasaan tatabahasa dengan mengembangkan kosakata melalui hafalan. Pengajaran terjemahan tatabahasa ini terdiri atas serangkaian proses pembelajaran dan pelatihan dengan penekanan pada kaidah-kaidah dan fakta-fakta kebahasaan sehingga peserta didik dapat dengan cepat melakukan analisa kebahasaan.

31 37 Menurut Tarigan (1988), metode terjemahan tata bahasa pada hakekatnya mencakup dua komponen, yaitu: a). telaah eksplisit kaidah-kaidah tata bahasa dan kosakata, dan b). penggunaan terjemahan Lebih lanjut Tarigan (1988) mengemukakan bahwa ada beberapa ciri-ciri utama TTB adalah sebagi berikut: a) pertama siswa mempelajari kaidah-kaidah tata bahasa dan daftar kosakata yang diarahkan pada bacaan pelajaran yang bersangkutan; b) berikutnya, siswa diberikan penjelasan tentang aturan-aturan dalam latihan penerjemahan yang merupakan kelanjutan penjelasan tata bahasa; c) pemahaman terhadap kaidah-kaidah dan bacaan-bacaan diuji melalui terjemahan dari bahasa sasaran ke bahasa asli dan sebaliknya; d) bahasa asli (bahasa ibu) dan bahasa sasaran terus menerus dibandingkan; e) sangat sedikit kesempatan bagi kegiatan praktek atau latihan menyimak dan berbicara; (Tarigan, 1986) 2.4 Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, seperti pada gambar berikut.

32 38 Penerapan Analisis Kontrastif dalam Pengajaran Past Tense pada Siswa Kelas X IPA 3 SMAN 2 DENPASAR Metode Penelitian Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Landasan Teori Teori Tata Bahasa Inggris (Past Tense) dan Bahasa Indonesia Teori Analisis Kontrastif Teori Surface Strategy Taxonomy Teori Pengajaran Bahasa Mendeskripsi kan tata bahasa Inggris khususnya past tense dan penggunaanny a dalam bahasa Indonesia Mengkontras kan tata bahasa Inggris khususnya past tense dan penggunaan nya dalam bahasa Indonesia Memprediksi kesalahan gramatikal yang dilakukan siswa dalam penggunaan past tense Mendeskripsik an tentang langkahlangkah dalam penyusunan rencana pembelajaran yang akan diberikan. Analisis Data: hasil kerja siswa dalam penulisan karangan Narasi Hasil Penelitian

33 39 Model penelitian diatas merupakan langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas teori analisis kontrastif, teori tata bahasa Inggris ( past tense) dan teori pengajaran bahasa. Teori tata bahasa Inggris digunakan untuk mendeskripsikan tata bahasa Inggris khususnya dalam penelitian ini adalah penggunaan past tense. Teori analisis kontrastif digunakan untuk mengkontraskan teori past tense dalam bahasa Inggris dan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Hasil kerja siswa pada tes awal berfungsi sebagai data penelitian yang dianalisis untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami menggunakan teori surface strategi taxonomy untuk memprediksi kesalahan gramatikal yang dilakukan siswa dalam penggunaan past tense yang diharapkan mampu membantu dalam penyusunan rencana pembelajaran. Teori pengajaran bahasa digunakan untuk memberikan deskripsi tentang langkah-langkah dalam penyusunan rencana pembelajaran yang akan diberikan. Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data dengan tampilan kalimat deskriptif. Hasil dari analisis data yang berupa angka atau diagram akan dipresentasikan dengan metode kuantitatif. Akhir penelitian akan menghasilkan suatu penemuan yang dapat menjawab masalah dari penelitian ini.

34

KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM POLA KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP PLUS AL-AQSHA (Kajian Sintaktis)

KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM POLA KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP PLUS AL-AQSHA (Kajian Sintaktis) KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM POLA KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP PLUS AL-AQSHA (Kajian Sintaktis) RINGKASAN SKRIPSI diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa tersebut masih menggunakan pengetahuan

Lebih terperinci

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple Lesson 72: Present Perfect Simple Pelajaran 72: Present Perfect Simple Reading (Membaca) I have been to that cinema before. (Saya sudah ke bioskop itu sebelumnya.) He has studied English. (Dia sudah belajar

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP Conditional Sentence Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP.19780710 200801 1 012 Pengertian CONDITIONAL SENTENCES adalah: Kalimat pengandaian Atau Kalimat bersyarat Rumus: If (clause 1 ), (clause 2) Type 1 [

Lebih terperinci

Simple Present Tense

Simple Present Tense Simple Present Tense Penggunaan 1. Untuk menunjukkan fakta permanen Kalimat-kalimat yang menyatakan fakta yang selalu berlaku benar, contoh: Fish lives in water. The sun rises from the east. 2. Untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA Ebook Gratis Boleh dibagikan kepada kawan tapi tidak boleh merubah bentuk dan isi Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA klik www.pendidikaninggris.com 1 RINGKASAN TENSES Perubahan Bentuk Waktu Kalimat Present

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Lis Supiatman, Putri Lidiana Permata Sari, Yen Aryni Prodi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Lesson 24: Prepositions of Time (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Cara menggunakan preposisi waktu Reading (Membaca) I was born in 2000. ( Saya lahir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan aspek gramatika. 2.1 Kalimat A sentence

Lebih terperinci

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Lesson 57 : all, both, each Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Reading (Membaca) All the birds flew away. (Semua burung-burung terbang) Did you eat all of the cakes? (Apakah kamu memakan semua kuenya?)

Lebih terperinci

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns 54 CHAPTER III RESULT OF THE STUDY A. The Result of Test 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns Analyzing was used as the basic

Lebih terperinci

ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESIS

ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESIS ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESISS BY MAULIDA CAHYANING YUWANTI NIM. 0911110057 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

J.C. Sutoto Pradjarto

J.C. Sutoto Pradjarto INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAMPUAN PRODUKTIF PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS TINGKAT PEMULA J.C. Sutoto Pradjarto Program Studi Bahasa Inggris,

Lebih terperinci

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Entry Grammar Lesson 52 Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Pelajaran 53 : Bentuk Pasif Interogatif dari Bunyi Pasif Reading (Membaca) Is that letter written by him? (Apakah surat itu

Lebih terperinci

COMPLEX TENSES. Oleh: Yoga Guntur Sampurno

COMPLEX TENSES. Oleh: Yoga Guntur Sampurno COMPLEX TENSES Oleh: Yoga Guntur Sampurno yoga_gs@uny.ac.id Definisi Complex Tenses Selain simple tenses, dalam bahasa Inggris terdapat tenses lain. Karena tenses tersebut berupa gabungan DUA VERB atau

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to Lesson 32: Future tense expressed by be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing

Lebih terperinci

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI Pelajaran VII ini adalah tahapan penting ketiga, yang akan membawa kita bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Jika kita dapat melewatkan pelajaran VII atau tahapan penting ketiga ini dengan betul-betul

Lebih terperinci

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS 1 akhir pekan ini this weekend 2 akhir-akhir ini lately 3 akhir-akhir ini nowadays 4 asalkan provided (that) 5 bahkan even 6 banyak a lot 7 banyak much 8 banyak many 9 barangkali probably 10 baru saja

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Putri Lidiana Permata Sari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNA, Kisaran Sumatera Utara permatasari474@yahoo.com

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

BAB 6 PAST CONTINOUS

BAB 6 PAST CONTINOUS BAB 6 PAST CONTINOUS They were playing football yesterday when their uncle came from village Langsung saja ya kita akan mempelajari lebih dalam tentang Past Continous Tense. Perhatikan contoh di atas.

Lebih terperinci

TENSES. PRESENT TENSES Rumus : 1. Positif (+) = S + V1 (es/s) + O 2. Negatif (-) = S + Do/does + Not + V1 + O 3. Introgatif (?) = Do/does + S + V1 + O

TENSES. PRESENT TENSES Rumus : 1. Positif (+) = S + V1 (es/s) + O 2. Negatif (-) = S + Do/does + Not + V1 + O 3. Introgatif (?) = Do/does + S + V1 + O TENSES Tenses adalah bentuk waktu yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.karena dengan Tenses kita bisa menggunakan kalimat yang sesuai dengan keadaan. Misalnya, keadaan yang biasa kita lakukan,

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

KESALAHAN SINTAKSIS PADA SURAT LAMARAN KERJA BERBAHASA INGGRIS

KESALAHAN SINTAKSIS PADA SURAT LAMARAN KERJA BERBAHASA INGGRIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA SURAT LAMARAN KERJA BERBAHASA INGGRIS Didik Hariyadi Raharjo, S.Pd, M.Pd E-mail: didik.hariyadiraharjo@budiluhur.ac.id Akademi Sekretari Budi Luhur Abstract The aim of this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

LESSON PLAN MEETING 1-3

LESSON PLAN MEETING 1-3 Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 85080 Website: 1 September 22 MEETING 1-3 Subject Code : B20040 Credit : 2 STANDARD OF COMPETENCE Acquiring basic grammatical structures of English

Lebih terperinci

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan Lesson 20: Where, When Pelajaran 20: Dimana, Kapan Reading (Membaca) Where is the City Hall? (Dimana City Hall?) Where are you now? (Dimana kamu sekarang?) Where is he working? (Dimana dia bekerja?) Where

Lebih terperinci

MAKALAH TENSES. BAHASA INGGRIS TENSES Untuk memenuhi salah satu tugas perbaikan nilai mata kuliah Bahasa Inggris

MAKALAH TENSES. BAHASA INGGRIS TENSES Untuk memenuhi salah satu tugas perbaikan nilai mata kuliah Bahasa Inggris MAKALAH TENSES BAHASA INGGRIS TENSES Untuk memenuhi salah satu tugas perbaikan nilai mata kuliah Bahasa Inggris Disusun oleh: Nama : Ignasius Fandy Jayanto NPM : 11310006 PENDIDIKAN MATEMATIKA (A) FAKULTAS

Lebih terperinci

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population?

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population? 45 Lampiran 3. Siklus 1 1 Pendahuluan 1. Good morning/ Good afternoon 2. How are you? 3.- Do you remember about population? about population? 4.- Do you know the meaning of population? - What is the definition

Lebih terperinci

SIMPLE PRESENT TENSE. Keterangan waktu yang dapat digunakan dalam Simple Present Tense adalah: No Keterangan Waktu Arti

SIMPLE PRESENT TENSE. Keterangan waktu yang dapat digunakan dalam Simple Present Tense adalah: No Keterangan Waktu Arti SIMPLE PRESENT TENSE Simple Present Tense adalah bentuk waktu yang digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung atau terjadi pada waktu sekarang dalam bentuk sederhana, atau

Lebih terperinci

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan.

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Aspek Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menganalisis struktur teks, dan unsur kebahasaan dari

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 STANDARD AMERICAN ENGLISH AND AFRICAN AMERICAN VERNACULAR ENGLISH (AAVE) IN THE HELP (2011) BY

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran I. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. KELAS VII Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Lebih terperinci

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa Lesson 22: Why Pelajaran 22: Mengapa Reading (Membaca) Why are you tired? (Mengapa kamu lelah?) Why is your boss angry? (Mengapa bosmu marah?) Why was he late? (Kenapa dia terlambat?) Why did she go there?

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

Lesson 40: must, must not, should not. Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh

Lesson 40: must, must not, should not. Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh Lesson 40: must, must not, should not Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh Reading (Membaca) You must answer all the questions. ( Anda harus menjawab semua pertanyaan ) We must obey the law. (

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 1. A Smart Parrot Where does the story happen? London Puerto Rico Jakarta Buenos Aires Dijelaskan dalam kalimat pertama paragraf 1: A man in

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kata kerja bantu modal atau modal memiliki fungsi sebagai pengungkap sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana pembicara menyatakan sikapnya

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII SILABUS KLS VII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI DASAR,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI Alamat: Karangmalang, Yogyakarta 55281 (0274) 550843, 548207 Fax. (0274) 548207 http:

Lebih terperinci

Lesson 69: Articles. Pelajaran 69: Penggunaan Artikel

Lesson 69: Articles. Pelajaran 69: Penggunaan Artikel Lesson 69: Articles Pelajaran 69: Penggunaan Artikel Reading (Membaca) Could you open the window? (Bisakah kamu membuka pintunya?) The Sun is shining. (Matahari sedang bersinar.) I go out only twice a

Lebih terperinci

KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA

KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA 1 Nuryansyah Adijaya 1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Lesson 41: may, might, might not Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Reading (Membaca) You may have a seat. ( Anda boleh duduk ) May I borrow your book? ( Bolehkah saya meminjam bukumu?) The taxi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 1. Grandpas Birthday What is the topic of the text? Birthday party Birthday cake Happy birthday Grandpas birthday Kunci Jawaban : D Bacaan tersebut

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN D ASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN N ASIONAL T AHUN

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN D ASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN N ASIONAL T AHUN B.2/04 DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2004 TALKING ABOUT PAST EVENTS Oleh: I Made Wijana Mangasa Aritonang

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Reading (Membaca) He can cook almost any dish. (Dia bisa memasak hamper semua masakan.) You must solve your problems. (Kamu harus menyelesaikan masalahmu.)

Lebih terperinci

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?"

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + ? Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?" Reading (Membaca) I do not run. (Saya tidak berlari.) We do not go to the park. (Kami tidak pergi ke taman.) You do not

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF KOPULA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS. Dyah Kusumastuti. Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ANALISIS KONTRASTIF KOPULA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS. Dyah Kusumastuti. Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto ANALISIS KONTRASTIF KOPULA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS Dyah Kusumastuti Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstract Indonesia has its national language which is used

Lebih terperinci

SEKOLAH TOEFL STRUCTURE. Week 4 (30 Nov 06 Des 2015) Jangan biarkan keterbatasan membuatmu tidak mampu berbuat lebih dari yang orang lain pikirkan..

SEKOLAH TOEFL STRUCTURE. Week 4 (30 Nov 06 Des 2015) Jangan biarkan keterbatasan membuatmu tidak mampu berbuat lebih dari yang orang lain pikirkan.. 1 SEKOLAH TOEFL HANDBOOK Jangan biarkan keterbatasan membuatmu tidak mampu berbuat lebih dari yang orang lain pikirkan.. STRUCTURE Week 4 (30 Nov 06 Des 2015) * Diadopsi dari buku Deborah Phillips 2 Ingat

Lebih terperinci

Lesson 52 : Passive Voice and its negative form

Lesson 52 : Passive Voice and its negative form Entry Grammar Lesson 52 Lesson 52 : Passive Voice and its negative form Pelajaran 52 : Suara Pasif dan Bentuk Negatif Reading (Membaca) Reporters write news reports. (Wartawan menulis laporan berita) News

Lebih terperinci

Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik?

Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik? Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik? I Latar Belakang Lembar kerja/tugas merupakan salah satu alat guru mengajar; LK/LT lebih bersifat sebagai pelengkap penjelasan guru tentang suatu konsep

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

THE MAP OF MUKO-MUKO DISTRICT

THE MAP OF MUKO-MUKO DISTRICT THE MAP OF MUKO-MUKO DISTRICT APPENDICES A. Questionnaires Form : Name (Nama) : Age (Usia) : Address (Alamat) : Job (Pekerjaan) : Tolong terjemahkan ke dalam Bahasa Muko-Muko! (Please translate to Muko-Muko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarnegara, sehingga wajib dikuasai oleh pembelajar bahasa. Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. antarnegara, sehingga wajib dikuasai oleh pembelajar bahasa. Bahasa Inggris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini manusia dituntut untuk menguasai ketrampilan berbahasa terutama berbahasa asing. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang

Lebih terperinci

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns).

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns). KISI-KISI PTS GASAL BAHASA INGGRIS KELAS 7 1. SIMPLE PRESENT TENSE be Use: am with the personal pronoun II is with the personal pronouns he, she or it (or with the singular form of nouns) are with the

Lebih terperinci

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam ilmu bahasa kita mengenal empat keterampilan berbahasa (language skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

Video A. Introduction

Video A. Introduction A. Introduction T (teacher): Good morning 1B! Ss (students): Good morning Ms. T: How are you today? Ss: I m fine thank you. T: 1B masih ingat tidak? One two eyes on me! Ss: One two eyes one you! T: Do

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai alat utama berkomunikasi. Seorang pemakai bahasa dalam penyampaian suatu hal, menginginkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Aplikasi Berjalan Aplikasi yang berjalan saat ini merupakan prototipe yang membahas tentang menghasilkan kalimat-kalimat Bahasa Inggris dalam konteks Article,

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak adalah masa paling tepat dan ideal untuk memperoleh bahasa asing karena pada

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 10Latihan Soal water. watered. are watering. are watered

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 10Latihan Soal water. watered. are watering. are watered 1. Dina : The flowers are dying. Do you often water them? Bety : Yeah, they every morning. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 10Latihan Soal 10.3 water watered are watering are watered have

Lebih terperinci

ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN SIMPLE PAST TENSE PADA ENGLISH NARRATIVE COMPOSITION SMPN 1 BOJONG GEDE

ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN SIMPLE PAST TENSE PADA ENGLISH NARRATIVE COMPOSITION SMPN 1 BOJONG GEDE ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN SIMPLE PAST TENSE PADA ENGLISH NARRATIVE COMPOSITION SMPN 1 BOJONG GEDE Mu thia Mubasyira, S.Hum., M.Pd Universitas Indraprasta PGRI muthia.mubasyira@yahoo.com Abstract The

Lebih terperinci

Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I. Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak

Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I. Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak Reading (Membaca) I often watch movies at the movie theater, and my cousin does too. (Saya sering

Lebih terperinci

I am an Learn, Love, Life GRAMMAR. S + Verb base + Object/Complement. S = Subjek, Verb base = kata kerja dasar

I am an Learn, Love, Life GRAMMAR. S + Verb base + Object/Complement. S = Subjek, Verb base = kata kerja dasar 1. PRESENT TENSES GRAMMAR A. SIMPLE PRESENT TENSE Simple Present Tense adalah bentuk waktu yang digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung atau terjadi pada waktu sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenses yang tepat. Kesulitan ini mungkin disebabkan adanya fakta bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. tenses yang tepat. Kesulitan ini mungkin disebabkan adanya fakta bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit ketika mempelajari suatu bahasa, dalam konteks ini bahasa Inggris. Kita pun sering kesulitan dalam memilih

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM TULISAN NARATIF SISWA SMAN 1 LANGOWAN. ( Tinjauan Linguistik Terapan ) JURNAL SKRIPSI. Oleh: D E W I S A R T I K A B A L O

ANALISIS KESALAHAN DALAM TULISAN NARATIF SISWA SMAN 1 LANGOWAN. ( Tinjauan Linguistik Terapan ) JURNAL SKRIPSI. Oleh: D E W I S A R T I K A B A L O ANALISIS KESALAHAN DALAM TULISAN NARATIF SISWA SMAN 1 LANGOWAN ( Tinjauan Linguistik Terapan ) JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Sastra Oleh: D E W I S A R T I K A

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: BAHASA INGGRIS UNTUK MANAJEMEN I (*) PROGRAM STUDI: S1/ MANAJEMEN 2015 (*)MKK 3021- Bahasa Inggris untuk Manajemen I (Bahasa Inggris untuk Ekonomi)-Program

Lebih terperinci

Soal CPNS Bahasa Inggris + PEMBAHASAN

Soal CPNS Bahasa Inggris + PEMBAHASAN LATIHAN SOAL TES CPNS Soal CPNS Bahasa Inggris + PEMBAHASAN 1. I have the homework a. doing b. done c. does d. did e. do b. done I have the homework. Kalimat di atas menggunakan causative verb, yaitu sebuah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Foundation of English Grammar IG100 Disusun oleh Riesky, S.Pd.,M.Ed. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil

Lebih terperinci

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Reading (Membaca) Let him go to the concert. (Biarkan dia perdi ke konser.) Make him tell the truth. (Buat

Lebih terperinci

Callista Sulaiman

Callista Sulaiman Callista Sulaiman 2011-031-070 T : Ok, Good afternoon, guys. So, today I will teach you and today we will do a listening again. So, as usual, there will be a song, first. I ll give you the lyric. (distributing)

Lebih terperinci