I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
|
|
- Suryadi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menjadikan kebutuhan akan makanan juga besar. Sumber dari pemenuhan akan pangan ini berasal dari sektor pertanian, baik dari perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Bahan baku yang diambil dari berbagai sumber tersebut sebagian besar membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Proses pengolahan tersebut akan melewati berbagai macam proses, ada yang prosesnya pendek, dan ada yang melalui proses yang panjang. Dalam setiap tahapan proses itu, bahan baku mendapatkan perlakuan tertentu yang tidak diketahui secara detilnya. Sebagai konsumen, tentunya ingin setiap proses yang dilewati oleh bahan baku sampai dengan tersaji untuk dikonsumsi terjaga dengan baik. Baik itu bahan-bahannya maupun cara-caranya. Tidak mudah atau bahkan tidak mungkin bagi konsumen untuk mengikuti dan memeriksa dengan detil setiap proses yang dilewati oleh setiap makanan yang diolah oleh produsen karena hal tersebut berkaitan dengan uji kimia, pengamatan proses, pemeriksaan kandungan produk, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan pelabelan halal yang dilakukan oleh lembaga tertentu akan sangat membantu konsumen mengidentifikasi suatu produk makanan baik atau tidak untuk dikonsumsi. Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu berpengaruh terhadap perkembangan industri makanan, dan salah satunya adalah industri kemasan makanan itu sendiri. Dengan adanya industri kemasan ini, produk-produk makanan yang ada di pasar yang telah siap untuk dikonsumsi masyarakat telah dikemas dalam berbagai macam kemasan yang menarik. Desain kemasan yang menarik adalah salah satu daya tarik yang pertama kali ditangkap oleh indera penglihatan calon konsumen. Semua produk makanan dan minuman yang ditawarkan tersebut ada yang memiliki kualitas dan kuantitas yang sama, namun konsumen lebih memilih merk tertentu dibanding merk yang lain, padahal produk tidak dapat dicoba atau dilihat secara langsung isinya. Hal ini karena mereka dapat melihat kemasannya. Dari sekian banyak atribut yang melekat pada kemasan, label halal adalah salah satu atribut yang dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen yang kemudian mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. 1
2 Labelisasi halal sebagai nilai profit oriented dipandang cukup beralasan bagi produsen untuk meraup kuntungan, mengingat segmen pasar di Indonesia sebagian besar adalah konsumen muslim. Namun konsep halal pada hakikatnya mengandung makna yang universal tidak terbatas hanya pada konsumen muslim, namun juga lebih bertujuan menjaga kemaslahatan umat manusia dari kemudharatan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang diharamkan Tuhan. (Muhammad dan Pelu, 2009 : 117). Tingginya harapan konsumen terhadap produk industri agar mencantumkan label halal, alamat industri, komposisi bahan atau ingredients, dan masa kadaluarsa pada kemasan produk karena hal tersebut sangat diperlukan sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk mengetahui dan menghindari produk-produk yang mengandung unsur-unsur yang merugikan secara fisik maupun psikis. Sebagaimana jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, otomatis konsumen makanan dan minuman juga sebagian besar adalah umat Islam. Umat Islam sebagai konsumen dari produk-produk tersebut menghendaki agar produk-produk yang akan dikonsumsi tersebut terjamin kehalalannya. Walaupun tidak semua konsumen muslim menyadari penuh akan hal ini. Dan begitu pula dengan konsumen yang bukan muslim juga tidak sedikit yang menghendaki agar produk makanan dan minuman yang akan mereka konsumsi juga berlabel halal pada kemasannya. Hal ini karena label halal yang tercantum pada kemasan produk tidak hanya menjelaskan tentang zat yang dikandung, melainkan juga detil proses yang dilalui oleh suatu produk, baik itu makanan maupun minuman. Kesadaran dan pemahaman konsumen terhadap konsep Halal telah meningkatkan total penjualan tahunan produk-produk makanan di negara Moskow, Rusia dari 45 USD pada tahun 2004 menjadi 64 USD pada tahun 2006 (Muhammad R, 2007). Menurut Laporan Agri-Food Trade Service, Kanada tahun 2008, ada permintaan yang tinggi atas produk-produk halal di sejumlah negaranegara yang berpenduduk mayoritas non-muslim. Kondisi penduduk non-muslim di Filipina lebih memilih produk makanan yang berlabel halal demi alasan-alasan kesehatan. Sekarang mereka mencari produk-produk halal, yang mereka yakini bahwa produk-produk halal tersebut aman, sehat, dan baik untuk dikonsumsi (Muhammad R, 2007). 2
3 Proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi produk makanan dan atau minuman dalam kemasan yang berlabel halal tergantung pada pengetahuan mereka terkait apa itu halal yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran. Semakin berkembangnya arus informasi dan teknologi kemasan produk telah memengaruhi perilaku itu sendiri. Ketika seseorang sudah teredukasi tentang konsep yang terkandung dari label halal itu, diharapkan mereka lebih menyadari untuk memilih dan mengonsumsi produk-produk makanan dan minuman yang terdapat label halal pada kemasannya. Perilaku dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam kemasan berlabel halal dapat dilihat dari seberapa sering mereka mengonsumsi produk yang telah berlabel halal, seberapa sering mereka mengonsumsi produk yang diragukan kehalalannya serta seberapa sering mereka mengajak orang lain untuk mengonsumsi produk halal dan mencegah orang lain mengonsumsi produk tidak halal. Selain faktor pembelajaran atas produk berlabel halal, harga produk yang bersangkutan serta persepsi masyarakat mengenai pentingnya kehalalan itu sendiri juga berpengaruh terhadap perilaku. Persepsi dapat berupa keyakinan yang tinggi atas pentingnya mengonsumsi produk berlabel halal, tingkat harapan konsumen untuk memperoleh produk halal serta persepsi tentang pentingnya labelisasi halal. Sementara harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen atas suatu produk, tentunya juga akan mempengaruhi proses pembelian konsumen. Produk makanan kecil dalam kemasan yang berlabel halal biasanya lebih mahal daripada yang tidak berlabel halal, khususnya yang berlabel halal resmi dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Label halal tersebut merupakan hasil audit MUI yang kemudian diterbitkan sertifikat halal MUI atas produk tersebut sebagai dasar bagi lembaga terkait untuk memberikan izin mencantumkan label halal MUI pada produk makanan kecil yang telah lulus audit tersebut. Penelitian ini dilandaskan pada beberapa teori, salah satunya adalah teori dari Icek Ajzen, yaitu Theory of Planned Behavior (TPB). Melalui teori ini akan diketahui bagaimana sikap, norma subjektif, dan pengendalian persepsi memengaruhi proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi sebuah produk makanan, khususnya makanan kecil (snack). Selain variabel-variabel yang berasal dari teori TPB tersebut yaitu proses pembelian konsumen, sikap, norma subjektif, dan pengendalian persepsi, penulis menambah dua variabel lagi, yaitu variabel pembelajaran (learning) yang menurut Prasetijo dan Lhalauw (2005) juga sangat 3
4 penting dalam mempengaruhi proses pembelian konsumen yang merupakan akibat dari pengolahan informasi secara sadar maupun tidak sadar, dan yang selanjutnya adalah variabel harga. Untuk dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta bukti ilmiah mengenai proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil berlabel halal di Yogyakarta, penulis akan melakukan penelitian tentang Analisis Proses pembelian konsumen Makanan Kecil Dalam Kemasan Berlabel Halal di Yogyakarta 2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Berapa besar tingkat pembelajaran konsumen terhadap konsep makanan kecil berlabel halal? 2. Bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 3. Bagaimana pengaruh sikap terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 4. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 5. Bagaimana pengaruh pengendalian persepsi terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 6. Bagaimana pengaruh harga terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat pembelajaran konsumen terhadap konsep makanan kecil berlabel halal. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh sikap terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4. Mengetahui bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4
5 5. Mengetahui bagaimana pengaruh pengendalian persepsi terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 6. Mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Agribisnis khususnya : 1. Sebagai penambah perbendaharaan kepustakaan tentang analisis proses pembelian konsumen makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 2. Sebagai referensi penelitian lanjutan tentang kemasan berlabel halal. 3. Sebagai masukan bagi produsen makanan kecil dalam memutuskan untuk memperoleh sertifikasi halal dari instansi terkait. 4. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan produk dan label halal. 5. Sebagai referensi bagi instansi terkait sebagai bahan kajian lebih lanjut 6. Sebagai pembuka wawasan tentang konsep halal di Indonesia. 5. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang proses pembelian konsumen atas makanan berlabel halal telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Agama Republik Indonesia dengan judul Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan dalam Mengonsumsi Produk Halal variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan aktivitas keagamaan. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dan analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sangat tinggi, persepsi tinggi, dan aktivitas keagamaan secara signifikan meningkatkan tingkat pengetahuan dan persepsi atas produk halal. Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah responden yang dituju, pada penelitian ini responden yang dituju adalah komunitas muslim, sedangkan responden yang dituju pada penelitian penulis adalah seluruh responden dengan agama yang tidak dibatasi untuk Islam saja. Metode analisis yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian ini digunakan metode analisis jalur, sementara penulis menggunakan metode analisis regeresi. Untuk variabel ada 5
6 kesamaan dua variabe yang diteliti, yaitu tingkat pengetahuan dan perspsi. Namun untuk tingkat pengetahuan, penulis menggunakan kata pembelajaran sebagai ganti dari kata pengetahuan. Untuk penelitian-penelitian lainnya, dirangkum dalam tabel penelitian terdahulu, yaitu tabel 1.1. di bawah ini: Tabel 1.1. Penelitian terdahulu tentang proses pembelian konsumen terhadap makanan berlabel halal Peneliti, Tahun Badan Litbang Kementrian Agama RI, 2013 Judul Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi Produk Halal Variabel Perilaku Tingkat Pengetahuan, Persepsi, Aktivitas Keagamaan Metode dan Analisis Purposive sampling Analisis Jalur Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan sangat tinggi, Persepsi tinggi, aktivitas keagamaan secara positif dan signifikan meningkatkan tingkat pengetahuan dan persepsi atas produk halal Eri Agustian H, Sujana, 2013 Golnaz, R., Zainalabidin, M., Mad Nasir, S., Eddie Chiew, F.C., 2010 Mohani Abdul, Hashanah Ismail, Haslina Hashim, Juliana Johari, 2009 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian: Studi Kasus Pada Produk Wall's Conello. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Non-Muslim Awareness of Halal Principles and Related Food Products in Malaysia Consumer Decision Making in Shopping for Halal Food in Malaysia Labelisasi Halal, Keputusan Pembelian Sikap, Norma Subjektif, Pengendalian Persepsi, Keputusan Pembelian Persepsi, Agama, Logo Halal, Ingredients b. Slovin c. Analisis regresi dan korelasi d. Random e. Analisis Regresi Logit f. Random g. Analisis Regresi Labelisasi halal berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen Kesadaran Non- Muslim atas makanan halal dan prinsip halal adalah signifikan Ada hubungan yang signifikan antara agama dan persepsi responden terhadap logo halal dan ingredients 6
7 Wan Marhaini Wan Omar, Mohd Zainuri Muhammad, Prof. Madya, Dr.Azman Che Omar, 2008 An Analysis of The Muslim Consumer Attitudes towards Halal Food Products in Kelantan Ingredients, Proses, Logo Halal, Kepemilikan, Pemasaran, Perilaku Konsumen Sumber: Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional h. Non Probabilitas i. Analisis Regresi Ingredients, Logo Halal, Kepemilikan, dan Pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap konsumen terhadap produk makanan halal di Kelantan 7
BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari 237.641.326 penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, dan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila
Lebih terperincipopulasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar dengan menempati peringkat ke 1 di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu agama, ras, pengetahuan, persepsi, dan lain-lain. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia usaha atau bisnis, informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada konsumen. Konsumen semakin
Lebih terperinciPELABELAN DAN IKLAN PANGAN
PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan perdagangan bebas, dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan masuknya barang dan jasa melintasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan mereka gunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baru-baru ini, keaslian halal merupakan masalah yang menjadi perhatian utama dalam industri makanan. Dalam beberapa tahun terakhir, kabar yang terkait dengan daging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk homo economicus, tidak akan lepas dari pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi pada tiap individu. Tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau
1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk halal khususnya dalam bidang olahan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka pangan harus tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi, dan beragam jenisnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17
18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN A. Pengertian Label Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 Menurut Tjiptono label merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Islam umat muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah daging dalam tubuh dan menjadi sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM
SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan
BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, BAB I LATAR BELAKANG rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL
BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL A. UMKM Makanan dan Minuman di Surabaya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan akan kebutuhannya merupakan hak asasi setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada sensus penduduk 2010
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan
Lebih terperinciII. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam BAB XA mengenai Hak Asasi Manusia pada pasal
Lebih terperinciBAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya
Lebih terperinciAdvertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Advertisement of Nutrition Message in Food Product Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tren penggunaan pesan terkait kesehatan oleh produsen semakin meningkat, sehingga memberikan konsekuensi penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang
Lebih terperinciVI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)
VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung
69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung yang mempunyai sertifikasi halal dan mencantumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir ini kesadaran beragama umat Islam semakin kuat. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya artis-artis
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk teknologi pengolahan daging dengan
Lebih terperincisyarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan (makanan dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin berkembang ini banyak kita jumpai adanya bermacam-macam jenis kosmetik dari yang belum bersertifikat halal sampai yang sudah bersertifikat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil dan memiliki kontribusi ekonomi yang penting bagi perekonomian negara maupun daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat. Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah
IV. SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah lembaga yang berfungsi membantu Majelis Ulama Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN HASIL BAHAN ASAL HEWAN KONSUMSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKeputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL
Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPENGARUH LABELISASI HALAL PRODUK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
1 PENGARUH LABELISASI HALAL PRODUK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI Abstrak Hj. Iranita, SE.,MSi NIDN 1027087003 Email: Iranita27@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari produk lokal
Lebih terperinciNo. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.
No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI
Lebih terperinciTEMA SEMINAR Ketersediaan Kuliner Halal dalam menyukseskan Visit Indonesia 2011 dan tahun selanjutnya.
TERM OF REFERENCE (TOR) KETERSEDIAAN KULINER HALAL DALAM MENYUKSESKAN VISIT INDONESIA Rabu, 6 April 2011, Pk. 08.00 16.00 WIB Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta LATAR BELAKANG Visi Indonesian
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN PANGAN IRADIASI
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN PANGAN IRADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciKuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat. Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan.
Lampiran 1 Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan. Petunjuk pengisian a. Saudara/i diharapkan menjawab pertanyaan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MEMBELI MAKANAN KEMASAN BERLABEL HALAL LPPOM-MUI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MEMBELI MAKANAN KEMASAN BERLABEL HALAL LPPOM-MUI Maghfiroh Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: maghfirohalhabsy@gmail.com Abstrak: Faktor-faktor yang Memengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...xiv DAFTAR SINGKATAN...xvi DAFTAR FATWA...xvii INTISARI...xix ABSTRACT...xx
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN
PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN UMUM Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui:
674 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab-Bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa: A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam hukum Islam dan sertifikasi
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Di samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Halal Lifestyle Makin Mendunia
Mam MAKALAH ISLAM Halal Lifestyle Makin Mendunia 9 Januari2015 Makalah Islam Halal Lifestyle Makin Mendunia Lady Yulia (Pelaksana Subdit Halal Diturais dan Binsyar, Mahasiswa Magister Universitas Andalas,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller (2009:5) bahwa Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses
Lebih terperinciMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA
Konferensi Tingkat Tinggi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-9 tahun 2003 menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai vision 2020 yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus IPB Dramaga. Waktu penelitian pada bulan September-Oktober 2009. Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH
86 SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSISTEM JAMINAN HALAL (S J H)
SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan muncul akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan pengaruh kandungan
Lebih terperinciSertifikasi dan Sistem Jaminan Halal
Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Apa itu Perbuatan Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. (Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram) Hukum Halal/Haram Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi
Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,
Lebih terperinciMAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR
MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi
Lebih terperinciBAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA
44 BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA Sistem jaminan Pproduk Halal dari berbagai negara dievaluasi dengan mengikuti kerangka infrastruktur sistem jaminan keamanan pangan ditambah beberapa hal yang
Lebih terperinciALAMAT RUMAH: Jalan Taman Kini Balu 3 No. 12 RT 07 RW 02 Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang
ALAMAT RUMAH: Jalan Taman Kini Balu 3 No. 12 RT 07 RW 02 Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang RUKO MEDOHO PERMAI Jalan medoho permai no 9 semarang Alamat Kios 2: Pasar Johar Jalan Mpu Tantular, D-42
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produk Pangan 1. Pengertian Pangan Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan yang selanjutnya disingkat UUP, Pangan adalah segala sesuatu
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : ISBN :
Hal : 278 286 ISBN : 978-602-8853-29-3 ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN PRODUSEN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN SISTEM JAMINAN HALAL PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BIDANG PANGAN DI KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas dari pangan. Oleh karena
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID BIDANG KEGIATAN: PKM-KC Disusun oleh: Prawito Hudoro H54100010 2010
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang
29 4.1 Gambaran Umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang menyediakan pendidikan mulai dari
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENCANTUMAN INFORMASI TANPA BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 295) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciPengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall s Conello
Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall s Conello Eri Agustian H. Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia Sujana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang cukup padat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di Indonesia tumbuh cukup
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pembahasan tentang Studi Analisis Terhadap Produk Makanan dan Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di Kota Semarang), telah diuraikan di atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik belakangan ini memang menjadi magnet yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan bisnis industri kosmetik menuntut
Lebih terperinci